#kemul
Explore tagged Tumblr posts
Text



'Cause all of the small things that you do Are what remind me why I fell for you.
#jwds#beyond evil#new west#those eyes#jushik#jusik#kemuri#kemul#kdrama#k-drama#shin hakyun#yeo jingoo#lee dongsik#han joowon#han juwon#made by me
28 notes
·
View notes
Text
My god... i can't believe this XD
I've been playing some obscure java games until i came across one called "Astro Boy and Bombs", The game is literally Bomberman in terms of gameplay and the ice stages plays a remix of Axel F .... (WTF moment) (Besides, the controls are terrible and very stiff...) But, it was a interesting find! There is a better java game for Astro Boy though... (Emulator used is Kemulator)
15 notes
·
View notes
Text
Salah sebut.
Harusnya gw ngomong tempe kemul, tapi gw malah ngomong tempe selimut. auto ketawa semua yang denger.
Malu, tapi seneng karena dah bikin mereka semua ketawa tanpa sengaja.
7 notes
·
View notes
Text
'it's gonna be okay.' || @kemuele
Typically, the angel tried his best to be a beacon of positivity. Or more, it was unavoidable for him. Even without a direct connection to heaven these days, Aziraphale wanted to do GOOD. Whether it was as simple as doing a good deed to a stranger, or letting Maggie run the record shop without paying rent. It was the little things, the humane miracles, that kept his positivity afloat.
However, situations like this hardly allowed for much positivity to seep through. There's a frown tugging at the corners of his mouth, a buzz running through his veins that leaves Aziraphale pointlessly organising one of his bookshelves.
It was funny. The angel could face armageddon, demons, heavens authority – all sorts of challenges, ranging from simply bizarre to considerably dangerous. Yet, Aziraphale is bothered by this. Of all things!
A heavy sigh escapes his lips. Aziraphale turns to face Kemule, book still in hand. "It's just.. I think I've upset him. But I simply have no idea what happened." There's bewilderment clear within his voice, his expression. Aziraphale didn't see how it could be okay, how he could FIX something, when he didn't know what had caused it!
"Apologies, I'm sure you don't need to hear about my silly problems. I suppose you're right... it'll be fine." The book is placed back onto the shelf with a small 'thud.' "Was there something you needed from me?"
1 note
·
View note
Text
Purpose Lyrics
Singer:Ajam KhanLyricist:Jagdeep Sangala Yeah proof! Tere peeche kinne purpose modteKinne tode dil red rose modte Tere peeche kinne purpose modteKinne tode dil red rose modteDass tu hi dass tu hi das bol keDass tu hi dass tu hi das bol keMul tere nakhre da paun nu phire Oh dil naal karle salah goriyeMunda tainu apni banaun nu phireDil naal karle salah goriyeMunda tainu apni banaun nu…
0 notes
Text
Menjelang Malam Rabu
Kampus UPI, genangan air diatas aspal, aroma tanah basah, langit yang mulai redup dan mungkin juga hantu yang masih malu-malu. Selamat malam rabu teruntuk jiwa-jiwa yang mendambakan semangkuk mie instan lengkap dengan telur mata sapi dan juga secangkir teh hangat. Selamat mendekam diatas kemul yang berhari-hari tidak pernah terlipat, karena akhir-akhir ini hangat bukan hanya kebutuhan pokok di…

View On WordPress
0 notes
Text
aku suka bagaimana malam menelan separuh sisi gelapmu saat kau terjaga sepanjang sisa hari sendiri dibalik tirai, kemul selimut dan apapun yang menutupi aku suka bagaimana malam mencuri dengar tangismu yang teredam teriakmu tanpa tujuan sampai sunyimu menjadi pemenang
0 notes
Text
I decided to give the 240×320px version a try in KEmulator, but the controls are completely incomprehensible. There seems to be no functional inputs to select Pause, or even No to repeat a minigame. So I got stuck at the vehemently impossible water-bubble level above.
✨Fairies Finds✨ Old Mobile Puzzle Game




Screenshots found here (x)
46 notes
·
View notes
Photo


(via Arti Paribasan Kandhang Langit, Bantal Ombak, Kemul Mega ~ Jangka Jawa)
0 notes
Text
Gladi Bersih Berumah Tangga

Setelah meletakkan tas di bangku tepi sungai, ia sudah ilang dari pandangan. Kusisir pandanganku sampai tepi lapangan dan sudut-sudut nylempit demi tau keberadaannya. Setiti dan hati-hati, teliti menyensor anak berbaju putih. Semua indera kuoptimalkan. Dan mataku menangkap objek putih bergerak menuju tengah sungai dengan senyum sumringah di wajahnya. Sesumringah air merambat naik lewat medium kain celananya, seperti minyak tanah yang merambati sumbu lampu teplok, hampir separuh basah.
Kupanggil ia untuk naik ke tepi sungai, sembari kusodorkan celana pendek. Hanya itu bekalnya, dan selembar kaos polo berwarna merah.
Ia lantas cekatan mengganti kostum untuk tampil di antara ikan-ikan cethol dan batu kali. Melenggang kangkung mencicipi tiap morfologi sungai. Memindahkan batu-batu dan menyusun bertingkat. Seperti ingin menyaingi menara Eifel, atau bendungan Kariba.
Anak itu gigih mengumpulkan batu-batu. O, tapi jangan pernah lupa, Ferguso: kita sedang di Indonesia yang proyek-proyek serupa kerap dibiarkan mangkrak dan paling banter dikorupsi. Sebab, terakhir kali nenek moyang mereka, Si Bandung Bondowoso, nggarap proyek seribu candi dalam semalam malah dikibuli bos-nya, Roro Jonggrang. Wkwkwkw.
Jadi kita warisi saja semangat memangkrak-kan susunan batu-batu dan berciblon ria. Sementara aku pacaran dengan Mbak Ira, kakak tertuamu, sembari senyam-senyum menerawang masa depan anak kami yang kelak berciblon ria pula di sungai kecil di Ledok Sambi. Seperti dirimu hari ini. Dan kalau dirimu ikut, akan dipanggil "om" oleh si Lantang atau Lintang atau keduanya.
Saat hujan mulai turun dan di atas sana awan terlihat mendung hebat, lekas-lekas kakakmu menyelamatkanmu dari banjir bandang, sekaligus menyelamatkan dari masuk angin. Apa yang lebih menyenangkan bebersih diri di bawah air keran dan menikmati teh hangat setelahnya (?) Iya, sayang seribu sayang, kentang goreng dan pisang kemul kita datang terlambat. Amat sangat. Atas nama "tadi sudah jalan dan nggak ketemu", pramusaji itu bersembunyi di baliknya. Padahal tak pernah diider orderan snack kita ke titik seperti teh poci diantarkan. Belakangan, pramusaji terakhir mengaku nota dan label nama pemesannya ketlingsut. :))
Tapi hujan tak kunjung mereda. Hari mulai gelap, lampu-lampu sudah dinyalakan, dan matahari berangsur tergelincir ke barat. Kita harus pulang sebelum benar-benar gelap. Jadilah kita membelah badai. Saling dekap di bawah selembar jas hujan kepunyaan kakakmu.
Kakakmu kuyup, pun wajahku seperti mendapat terapi akupuntur geratis. Nampani hujan deras yang turunnya keroyokan. Sementara kepalamu teklak-tekluk kesana kemari lunglai tak terkendali. Ya, enak bukan tertidur di tengah-tengah kami yang kehujanan (?) wkwkwkw. Demikian aku takzim, barangkali di luar sana banyak anak-anak seumuranmu yang jika kehujanan menerjang badai banyak mengeluh. Tapi Fazar tidur dong :)) sampai tak sekata keluh pun keluar terucap. Sebaik-baik bersyukur atas keadaan.
Semoga kelak jadi orang sukses multisektor ya, Le.
6 notes
·
View notes
Text
Bluestacks For Mac Os X
Bluestacks For Mac Os X 10.11.6
Download Bluestacks For Mac Os X
The latest version of BlueStacks is 4.270 on Mac Informer. It is a perfect match for Virtualization in the System Tools category. The app is developed by Bluestack Systems, Inc. And its user rating. Bluestacks is one of the leading Android emulators for Windows PC and Mac. This guide shows you how to install Bluestacks on Mac OS X Mavericks 10.9. How to install Bluestacks on Mac OS X El Capitan 1 has based on open source technologies, our tool is secure and safe to use. Download Bluestacks For Mac Os X El Capitan This tool is made with proxy and VPN support, it will not leak your IP address, 100% anonymity, We can't guarantee that.
426.2 k

Emulate all Android applications on your Mac
Older versions of BlueStacks App Player
It's not uncommon for the latest version of an app to cause problems when installed on older smartphones. Sometimes newer versions of apps may not work with your device due to system incompatibilities. Until the app developer has fixed the problem, try using an older version of the app. If you need a rollback of BlueStacks App Player, check out the app's version history on Uptodown. It includes all the file versions available to download off Uptodown for that app. Download rollbacks of BlueStacks App Player for Mac. Any version of BlueStacks App Player distributed on Uptodown is completely virus-free and free to download at no cost.
4.240.5 Jan 14th, 2021
4.230.10 Oct 1st, 2020
4.160.10 May 14th, 2020
Bluestacks For Mac Os X 10.11.6
2.0.0.12 Sep 6th, 2018
0.9.21.415611 Jul 1st, 2015
Download Bluestacks For Mac Os X
Alpha Jul 20th, 2012
1 note
·
View note
Text
My Familia 🏡

Kita satu keluarga ,tapi jarang foto bersama 🤭,sebenarnya lukisan ilustrasi ini diambil dari beberapa foto yang disatukan.Sengaja berlatar 2 backgroud ,hijaunya pemandangan sawah di kota dingin wonosobo ,dan indahnya pantai dan batu karang di pulau Bali.Lukisan ini menceritakan dimana diriku merantau di seberang pulau jawa,yang pulang setahun sekali ,bahkan bisa lebih dari setahun.Dan jarang berkumpul dengan keluarga ,iseng iseng bikin lukisan ini supaya kelihatan liburan keluarga .heheh
Aku selalu merindukan setiap kenangan tentang rumah dan segala obrolan bersama pae ,mae dan adikku siska.Walaupun saat pulang kerumah aku sering menolak untuk makan di meja makan bersama ,bukan karena sombong dan tidak mau berkumpul ,tapi aku lebih suka makan lesehan 😄.lebih ademm heheh
Kalau aku mau pulang k rumah pasti selalu ditanyain mau dimasakin apa ,dannn aku selalu minta di masakin gule atau tongseng kambing ,yahh itu salah makanan favorite aku dari dulu selain martabak telur.
Kalau dirumah ,setiap pagi pae selalu bangunin aku pagi pagi ,buat solat subuh ,berjamaah .Yahh kalau g dibangunin kadang jadi kelewat ,makhlum aku soalnya hobinya tidur 🤭😂.
Terus pas sarapan kita pasti makan megono sama tempe kemul bareng -bareng.huhuhu rindu rumah jadinya 😭.
Rindu pingin curhat-curhatan sama adekku ,ngebahas kenakalan dan moment moment lucu saat kecil ,yang membuat kami kadang g percaya ,kalau waktu kecil ngelakuin hal sekonyol itu ,sambil minum teh dan nyemil kue.
Udah lama g pulang kerumah ,kok jadi kangen ya ....,pingin pulang tapi nunggu waktu yang tepat dulu.Semoga covid 19 cepat selesai.Supaya bisa kumpul bersama keluarga lagi 😇.
2 notes
·
View notes
Text
KEMUL UNAS BLACK PANTHER KHALDUN NESU LLFEZ MOLDAVITE #TITUSONETWO 🕯🎗🕊
0 notes
Text
Tentang Wonosobo #Positivi-tea 20
Haai!
Setelah molor dan ngadat nulis karena satu dan lain hal (kebanyakan alesan sih), akhirnya aku melanjutkan nulis lagi. Karena sebenernya bingung mau ngomongin apa, kita ngobrolin soal wonosobo deh ya. Udah lama banget stay dirumah, jadi kalo mau ngomongin wonosobo keknya pas juga
Okay, jadii sebenernya apa hal-hal yang aku suka banget dari this small town yang ngga aku dapetin di tempat lain.
Yang pertama, ini bukan hal favorit tapi mungkin lebih kayak fun fact, jadi kecamatan aku, kecamatan kertek ini punya kebijakan untuk ngga menerima toko-toko selain dari orang lokal sendiri. Contoh langsung nya nih ngga nerima ind*maret dkk buat masuk. Ini sebuah usaha gitu, biar usaha UMKM tetep bisa jalan, pasar tetep laku dan pengusaha lokal bisa terlindungi.
Dan aku rasa itu keren aja gitu, gimana masyarakatnya bersatu kompak buat ngejaga kepentingan bareng-bareng. Jadi iya, ngga ada ind*maret atau sejenisnya di kecamatanku dan i’m pretty ok with that.
Yang kedua, i don’t know about the other town tapi disini kita punya kebiasaan gitu tiap sore, adalah gorengan time. Dan gorengannya adalah tempe kemul, ini kayak gorengan yang adanya di wonosobo aja. Warnanya kuning, ada kecai nya dan tempe nya enak banget huhuhu. Ini kayak makanan paling kukangenin kalau lagi ngga dirumah. Ini bener-bener konsumsi harian masyarakat kertek hahaha ngga sehat banget! Apalagi kalau hari biasa, bukan ramadan, sarapannya orang kertek adalah nasi megono dan tempe kemul ini. Pagi, siang, sore tempe kemul dimana-mana. Tapi serius, seenak itu!
Yang ketiga, aku suka banget cuacanya. Paling ngga bisa tahan sama cuaca panas soalnya rasanya bikin emosi meledak-ledak. Jadi suka banget sama hawa sejuknya Wonosobo. Sebenernya udah ga sedingin dulu-dulu, tapi tetep nyaman banget. Tapi kelemahannya adalah bikin mager, selimutan jadi nyaman banget sepanjang hari...
Yang keempat, mungkin karena wonosobo minim banget hiburan-hiburan mainstream let’s say mall and stuffs, jadi rasanya kalau ada hiburan tempat nongkrong dikit aja, tempat kumpul lucu dikit aja tuh rasanya seru banget. Hahaha, jadi hal-hal yang kayak biasa aja dikota lain jadi kerasa lebih menarik pas ada di wonosobo. And i like it
Well that’s it for now i guess. It’s acttually really fun to live in small town. Kayak rasanya satu kota saling terhubung gitu, tapi ngga buat sekolah yah, masih minim opsi dan masih banyak keterbatasan dibanding dikota besar tentu aja. Klasik sihh.
Tapi bersyukur banget tinggal di kota yang nyenengin banget buat tinggal kek gini, nyaman dan cukup aja gitu rasanya.
Well, semoga wonosobo bisa nyaman terus <3
5 notes
·
View notes
Text
Menyusuri Jalan Achmad Sobana

Jalan ini dahulu dikenal dengan nama Jalan Bangbarung, sebuah jalan yang cukup ramai dengan berbagai macam pilihan kuliner untuk dinikmati. Sempat mencapai kejayaannya saat Sop Duren Lodaya hadir dan agak meredup setelah tempat tersebut tutup, bahkan Nasi Goreng Mafia yang sebetulnya cukup istimewa juga harus tutup.
Rumah Makan Padang Piaman Laweh Posisinya ada diseberang Klinik Pelita Sehat. Mulai siap sekitar jam 11-an, dan punya menu Nasi Rendang yang nikmat, apalagi dtambahkan perkedel dan kerupuk.

Bikin Kopi Sebuah coffee shop yang hampir bersebelahan dengan Piaman Laweh, buka mulai siang sampai malam hari. Beberapa waktu lalu pernah tutup, namun saat ini sudah buka kembali. Tempatnya tidak terlalu ramai tetapi kopinya lumayan nikmat.
Sop Buntut Mang U’u Lokasinya tak jauh dari Klinik Pelita Sehat, buka mulai sekitar jam 10-an, biasanya lewat jam makan siang sudah habis. Sop Buntutnya cukup istimewa dengan daging buntutnya yang empuk dan rasa kuah yang gurih. Paling enak dimakan saat musim hujan.

Bakmi Kane Tempat makan mie ayam yang belum terlalu lama hadir di Bogor tetapi punya rasa yang istimewa, terutama rasa bumbu ayamnya. Berkembang tidak hanya menyajikan menu mie ayam, kita juga bisa menikmati menu nasi goreng, juga roti bakar.
Nasi Goreng Mas Slamet Nasi goreng tenda pinggir jalan yang lokasinya gak jauh dari Bakmi Kane, hadir mulai jam 16:30 sampai malam. Yang unik dari nasi goreng disini adalah hadirnya tusukan ati dan ampela seperti yang biasa kita temukan di penjual bubur ayam. Menu yang ditawarkan ada nasi goreng biasa (isi bakso dan ayam), nasi goreng ati ampela, nasi goreng pete, mie goreng & rebus juga kwetiaw goreng. Kadang ada juga yang pesan minta telurnya di dadar atau mata sapi.
Bakso Boboho Bakso yang satu ini cukup terkenal di Bogor dan biasanya ramai dikunjungi saat akhir minggu. Menu baksonya ada bakso campur, pakai mie dan bihun serta sayuran atau bisa juga bakso kuah.
Kedai Nasi Simpang Taluak Sesuai slogannya “tradisi Minang” tempat ini memang menawarkan makanan khas Padang yang sangat nikmat. Pertama kali mampir sang penjual bilang bisa ketagihan jika sudah pernah sekali mencoba makan disini; dan memang gak berlebihan karena rasa masakannya yang nikmat. Saya paling suka menikmati Nasi Rendang di tempat ini. Selain itu ada juga menu lain yang tak kalah nikmat seperti Dendeng Paru, Kikil sampai Telur Dadar. Lokasi tempat ini persis ada di dekat pertigaan, dekat jembatan di seberang Alfamart.
Ketupat Sayur Padang Pak Dayan Hadir pagi hari di tempat yang sama dengan Kedai Nasi Simpang Taluak. Yang satu ini memang enak untuk sarapan pagi, ketupatnya melimpah disertai dengan gurihnya kuah santan dan sayur nangka serta tak ketinggalan telur bulat.

Ayam Geprek Istimewa Ada dua tempat untuk menikmati ayam geprek yang memang istimewa ini. Tempat pertama kali buka ada di seberang Bakmi Kane, sementara tempat kedua tak jauh dari Soto Kaki Sapi Pak Jaja. Selain ayam, menu lain yang menarik adalah tempe kemul (mendoan) dan tahu susur (tahu isi).

Soto Kaki Sapi Pak Jaja Soto yang satu ini memang khas Bogor tetapi berbeda dengan soto yang selama ini kita kenal berkuah kuning. Awalnya Pak Jaja berjualan menggunakan gerobak dan sempat juga hadir di kios kecil sewaktu Pasar Bogor direnovasi. Selain disini satu cabangnya ada di Damri dekat Botani Square. Jika dahulu hanya menyajikan menu Soto Kaki Sapi saja, sekarang sudah berkembang dengan hadirnya babat, usus dan juga ayam. Di tempat lain soto yang sejenis dengan soto ini adalah Soto Pak Uci di Jalan Pengadilan dan Soto Abah U’us di Jalan Pengadilan dan Jalan Sudirman.
Bakso Seuseupan Salah satu tempat favorit banyak orang untuk menikmati semangkok bakso yang khas dengan gorengan lemak sapi yang ditaburkan. Selain bakso, ada juga menu mie ayam, sedangkan untuk minuman saya suka es kelapa mudanya yang segar dan khas menggunakan gula merah.

Restoran Gaya Tunggal Gaya Tunggal dikenal sebagai restoran dengan menu mie ayam yang spesial, mungkin boleh disebut salah satu favorit orang Bogor jaman dahulu. Selain mie ayam, kita bisa menikmati menu-menu Chinese Food, bahkan juga ada nasi tim ayam.
3 notes
·
View notes
Text
Kembali Mendaki Gunung

Masa-masa perkuliahan adalah masa yang tidak lengkap kalau tidak digunakan untuk menjajal banyak hal baru. Hal baru yang saya lakukan saat itu adalah Mendaki Gunung, kalau ditanya “apakah itu keinginan sendiri?” tentu jawabannya adalah “bukan (sambil senyum-senyum simpul)”. Karena pada kenyataan mendaki gunung saat itu adalah ajakan yang ceritanya sangat mengesankan tapi terlalu panjang jika dijabarkan pada tulisan ini.
“mendakilah, maka kamu akan tau rasanya lega setelah terengah dan lelah.”
Pertama kali mendapat ajakan otomatis setengah hati mengiyakan, dengan porsi badan yang tidak ideal dan sejak kecil memang tidak terlalu suka dengan lari cepat sungguh membutuhkan dorongan yang cukup kuat. Beruntungnya saat diajak pertama kali, dorongannya memang kuat dan hanya tersisa sedikit persen untuk menolak (saya menulisnya saja sambil senyum-senyum, jadi bisa dibayangkan sendiri betapa kuatnya dorongan yang saya punya saat itu :)). Persiapan tidak hanya daftar menu dan bawaan, tapi juga fisik, saat itu usaha dengan jogging hampir setiap sore selama satu minggu, tetapi terapi itu akan menghilang seiring berjalanannya waktu ketika naik gunung tak lagi punya banyak persiapan.
-----Jadi skip sajalah awal mulanya, mari kita langsung menulis cerita tentang Kembali Mendaki Gunung---------
Awalnya Bercanda tapi Diseriusin
Sabtu, 27 Mei 2019.
Kebiasaan libur, nongkrong di Kedai Kriwil (kedai punya temen nih, bisa dicek nih di instagramnya https://www.instagram.com/kedai_kriwil/ ) diskusi, cerita, curcol, supaya gak kaku-kaku banget dalam menjalani hidup setelah Senin sampai Jumat kita disibukkan dengan aktivitas kerjaan. Sambil bercanda ada yg membahas “ayo munggah..” lalu kalimat itu berlalu dan kembali lagi di gaungkan “kapan iki sidone munggah” setelah itu baru disusun rencana dan pilihan jatuh pada Gunung Prau. Alasan awal sih yang tidak terlalu tinggi dan rumit, karena sudah dekat waktu puasa, dan libur juga hanya waktu weekend saja. Setelah itu kesepakatan hari, antara berangkat Kamis atau Jumat, tapi pada akhirnya karena di Hari Jumat ada beberapa orang yang masih punya tanggungan kerja dijadwalkanlah berangkat mendaki pada Jumat 3 Mei 2019.
Hari demi hari dilalui dengan menanti hari-H mendaki, tentunya ditambah dengan pertanyaan dalam hati “siap nggak ya? atau yakin nggak ya?”. Ya, bagaimana tidak terjadi rasa ragu, sementara terakhir naik gunung itu sekitar pertengahan 2016, sekarang sudah 2019, hampir 3 tahun vakum mendaki, meski saya pendaki abal-abal karena bukan mahir tapi rasanya senang juga ternyata bisa mengoleksi daftar gunung yang sudah didaki. Gunung Prau juga sudah pernah saya daki sebelumnya, dengan cerita yang begitu romantis dan hangat, tetapi memang saat itu belum bertemu sunrise yang hangat.
Tidak ada waktu untuk melakukan pemanasan, seperti jogging karena kesibukan di kantor baru (ceila... hehehe). Eh, btw itu serius karena masih jadi pegawai baru jadi otomatis berangkat pagi pulang hampir petang (ditambah jarak rumah ke kantor yang juga lumayan, karena butuh waktu 30 menit kalau ngebut 45-60 menit kalau santai dan padat).
Hari-H Berangkat Mendaki
Jumat 3 Mei 2019. (tapi, sayangnya lupa mendokumentasikan nih hehehe)
Jam 15.00 WIB masih berada di kantor dan baru mau siap-siap pulang, lalu mampir ke pasaraya sebentar untuk belanja beberapa kebutuhan. Sampai rumah sudah menjelang magrib, dan belum packing sama sekali (hehehehe tenang wan-kawan, memang kebiasaan gitu, di kantor sebelumnya sudah terlatih packing simple dan kilat wkwkw, karena pernah packing cuma 30 menit sebelum jam berangkat ke stasiun untuk dinas, jangan tanya rasanya, yang jelas panik sekali). Kami janjian berkumpul di kedai jam 20.00 WIB, tapi karena fisik yang cukup lelah saya baru keluar rumah jam 20.30 WIB dan masih muter-muter mencari barang yang kurang, sampai kedai sudah pukul 21.15 WIB jika saya tidak salah ingat. Di kedai masih menunggu beberapa teman, selanjutnya kami sepakat berangkat pukul 23.00 WIB.
Sepanjang perjalanan lancar, tapi ketika setengah perjalanan ada salah satu motor kawan yang ban-nya bocor, lalu kami menepi dan menunggu, sekitar pukul 01.00 WIB Sabtu, 4 Mei 2019, kami kembali malanjutkan perjalanan. Ngantuk-Sepi-Dingin wah semua jadi satu datang, terutama untuk saya yang jarang bonceng, pokoknya berusaha melek-melekin mata dengan susah payah.
Sampai di Basecamp
Sabtu, 4 Mei 2019.
Untuk menghemat baterai ponsel, terpaksa tak berfoto, sepertinya ada tapi didokumentasikan oleh Khusnul. Jam 02.30 kami mulai mendaki, waktu berjalan sangat cepat, ini adalah 24 jam yang sangat-sangat dimanfaatkan untuk beraktivitas. WELCOME TO THE MOUNTAIN... :)))
Mendaki “Prau”
masih Sabtu, 4 Mei 2019
Perjalanan mendaki, usaha mengatur napas sangat susah payah, saya mendaki bersama kawan-kawan baik saya: Khusnul, Yogi, Ilham, Ilu, Agung, Aer dan teman baru-Pak Dedi. Beruntungnya mendaki bersama mereka, terasa spesial, ketika mereka melihat saya kesusahan, si Ilham langsung menawarkan menggendongkan tas punggung saya (terharulah, padahal tas yang saya gendong tidak lebih berat dari tas untuk naik Gunung Lawu). Perjalanan begitu penuh arti bagi saya, saya banyak terdiam, saya termenung, saya mengenang pertama kali kaki saya melangkah di tanah Gunung Prau, tawa-canda-cemas dan akhirnya rindu. Karena kesulitan mengatur napas saya lebih banyak diam, sambil menata ingatan yang datang. Pos 1, Pos 2, dan Pos 3, berhasil terlewati dengan sabarnya kawan-kawan semua menunggui saya, menasihati untuk terus semangat dan atur napas dengan baik. Semakin tinggi rasanya napas semakin sulit, semakin sesak, dan seperti akan berhenti saja :”).

Foto menjelang subuh, pemandangannya sudah menakjubkan sejak kami naik karena langit cerah bertabur bintang. (beruntungnya saya :)))
Di perjalanan yang sudah hampir sampai puncak, saya berkali-kali takjub, terharu, berkaca-kaca, melantukan doa baik pada semesta raya, matahari terbit mulai mengintip.

Warna merah orange sudah di depan mata, rasanya makin tak sabar sampai, tapi napas benar-benar terengah seperti hampir habis. Saat mengambil foto ini, rasanya luar biasa sekali, masyaallah.

Hello, sunrise!!!!

(Foto dari Kamera Khusnul)
Rasanya nangis di batin, nggak nyangka dikasih kesempatan sama semesta berkunjung lagi ke Gunung Prau dan dikasih kesempatan juga nonton sunrise secara hangat, terharu aku tuu sampai nggak lagi bisa berkata-kata.

selfie dulu gan.... muka apa adanya, dinginnya mantap... yeay.

Tim dibalik layar Anggik naik gunung, terimakasih...

Akhirnya sepatu gunungnya naik gunung lagi, sama tas gendong yang dibeli niatnya buat dinas-dinas, akhirnya dia beneran jadi tas gunung :))). Tidak perlu jaket tebal, cukup pakai Jaket Jurusan kesayangan yang sudah buluk :)).

Duo gondrong Agung dan Iluk....

Terimakasih tim yang akhirnya merelalisasikan akhirnya Kembali Mendaki Gunung :))) Tiada kesan tanpa kalian semua guys. Terimakasih sudah memaksa untuk ikut, meski perasaan campur aduk datang saat mau kembali naik. Terimakasih sudah sangat caring hingga sulit menyembunyikan -senangnya naik gunung sama kalian semua-. Pulangnya kita semua mampir makan mie ongklok, sayangnya mie ongklok langganan sedang libur berjualan, jadi makan mie ongklok opsi dua deh heehehe, gapapa yang penting tempe kemul tidak ketinggalan.
24 jam di 4 Mei 2019, sama seperti 24 jam di 4 Mei 2014 dimana hari itu dulu juga merupakan kali pertama saya naik gunung selama hidup, Gunung Lawu dengan begitu banyak cerita serta memori indahnya.
Semesta tidak pernah tidur untuk mengabulkan meski banyak harapan yang hanya sampai pada buku diary atau dalam hati ketika melamun panjang. Terimakasih semesta mendengar doaku, terimakasih telah mengizinkanku menyaksikan sunrise yang indah sekali. Akhirnya kali kedua naik Prau berhasil mengabadikan cahaya langit yang indah, dah bunga cantik yang dulu tidak sempat diabadikan karena kamera ponselnya belum sebaik hari ini hehe.

Akhir kalimat, See you in another mountain yaa guys.. hehehe
6 notes
·
View notes