#kantong kosong
Explore tagged Tumblr posts
Text
Meromantisasi Sendirian
Aku sendirian itu nggak cuma dalam bentuk aku masih single, tapi aku benaran tinggal sendiri. Semua aktivitas di luar pekerjaan sepenuhnya aku lakukan sendirian.
Ini memasuki bulan ke-enam, kalau sebelumnya aku masih punya teman berbagi banyak kegiatan bersama karena dulu tinggalnya bareng teman lain, sekarang semuanya sendiri. Mulai dari belanja, masak, beresin rumah dan sederet kegiatan lain.
Jujur, lima bulan belakangan aku kesepian. Kalau diingat-ingat ini momen paling panjang aku sendirian, meski udah merantau belasan tahun, aku selalu punya teman dan momen sendiriannya hanya sekali dua kali. Jadi bisa dibilang, ini ujian yang susah sekali dipetik hikmahnya.
Berulang kali aku mencoba bersikap bijaksana, tapi pada akhirnya runtuh lagi dan jadi sesenggukan. Kepala rasanya penuh tapi hidup kosong, konon lagi kantong, melompom. Dan barangkali ini usaha kesekian untuk selamat dari rasa kesepian, ya lagi-lagi meromantisasi sendirian.
Aku baca buku mana aja yang mau aku baca, terlepas isinya ngeselin, menyenangkan atau aku nggak paham. Aku baca buku puisi dengan suara nyaring, seolah-olah aku lagi di pentas musikalisasi puisi, nggak lupa pakai penghayatan dan maki-maki. Aku putar musik genre galau untuk ikutan nyanyi, bertingkah kayak yang punya panggungnya sendiri. Ganti ke musik beat atau rock dan kadang bollywood juga kpop, terus joget asik seolah lagi di dancefloor. Aku masak makanan paling mampu yang kubuat, buat minum segar, dan makan sambil videoin diri sendiri (ini parah sih) biar kayak mukbang ala-ala.
Aku melakukan banyak hal yang menciptakan suasana meningkatkan mood sendiri, meski masih sering ambruk dan tiba-tiba melow berkepanjangan. Siklus berulang yang kadang aku yakinkan, nggak masalah jatuh asalkan aku nggak berencana selamanya di sana. Bahkan kalau mau berenang di tempat yang buat tenggelam, nggak apa-apa. Anggap aja lagi syuting mermaid dan kau adalah antagonisnya (ingat ya antagonis itu juga peran utama).
Mungkin satu-satunya yang nggak kulakukan dalam rangka meromantisasi hidupku yang sendirian ini adalah, menuliskan puisi cinta yang manis. Soalnya urusan itu, cintaku selalu terasa pahit, bahkan mungkin lebih pahit dari empedu. Meski, kayaknya aku mulai ngehalu dengan kisah manis dari buku yang kubaca baru-baru ini.
Tapi meski sebanyak itu yang kulakukan untuk meromantisasi kesendirian, aku nggak mau menyebut itu sebagai self love. Karena konon yang aku dengar, perempuan kalau self love menyenangkan dirinya dengan membeli hal-hal yang dia mau, dan aku belum mampu melakukan itu, dan kalau nanti aku mampu aku mau belajar frugal living dan hidup minimalis. Sekarang kan masih kategori miskin, jadi santai dulu nggak si. Kan nggak akan membeli barang yang nggak berguna juga meski suka. Prioritas kebutuhan masih banyak soalnya.
51 notes
·
View notes
Text
أكبر معلمين في الحياة: ، القلب المنكسر، والجيب الفارغ، والفشل.
Tiga guru terbaik dalam kehidupan:
patah hati,
kantong kosong,
dan kegagalan
2 notes
·
View notes
Text
Kantong Kosong
Satu hari terlewati dengan sempurna. Meski aku menikmati hari sebelumnya dengan rasa yang tak biasa. Kendati pikiran tak henti-hentinya mencerna yang dirasa. Walau raga belum siap dengan perubahan yang akan aku terima. Namun setidaknya, rasa sakit itu tak lagi kurasa. Berganti dengan cemas dan bahagia yang datangnya berganti dengan tiba-tiba. Tak ingin aku berlama dalam tanda tanya. Kuputuskan menuju sang ahli hari ini juga.
Waktu terus berlalu. Hangatnya mentari kini berganti dengan sinar rembulan yang syahdu. Bersiap aku dan sang Tuan menuju sebuah klinik terpadu. Sang ahli terkemuka di kota tempat tinggalku. Pukul setengah tujuh kami mulai melaju.
Tibalah kami pada klinik terpadu ini. Tak kusangka sungguh ramai. Beberapa pasangan sibuk bercengkrama dengan santai. Sembari menanti panggilan untuk berjumpa dengan sang ahli. Hingga tanpa terasa tibalah namaku disebut, setelah nyaris dua jam menanti.
Debaran di dada tak henti-hentinya aku rasa. Berada pada ruangan dengan alat khusus yang sudah aku tahu sebelumnya. Segera aku menuju pembaringan di sudut ruangan tanpa perlu berlama-lama. Namun siapa sangka, rupanya belum ada tanda-tanda seperti yang aku duga. Hanya nampak kantong tanpa isi pada layar yang leluasa. Dimintanya kami kembali pada bulan berikutnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih saksama.
Jam di tangan menunjukkan pukul sembilan. Tepat ketika kami meninggalkan ruangan. Dengan perasaan yang kembali tak karuan. Meski begitu kami masih memiliki harapan. Semoga segala angan terjawab kelak pada bulan depan.
3 notes
·
View notes
Text
A little tips when you go for umrah #1
1. Bawa sandal
Penting banget menurutku buat bawa sandal. Usahakan sandalnya yang tipis dan nggak licin yaa. Sandal jepit juga boleh. Sandal jepit menurutku lebih recommended sih. Soalnya kita kan di sana bolak balik masuk masjid. Setiap kita masuk masjid, kita harus buka alas kaki. Akan lebih simple kalau kita pakai sandal, lepas pasangnya lebih mudah. Terlebih lagi, disana banyak banget orang kan, jadi simpler is better.
2. Bawa kantong sandal
Masih berhubungan dengan sandal. Lebih baik bawa kantong sandal sendiri. Di sana emangnya ga ada loker sandal? Ada kok, gaes. Tapiiii, better kalau bawa kantong sandal sendiri. Biar nggak ribet ngingetin dimana letak sandal pas mau keluar masjid, apalagi kalau keluar masjid lebih sering desak-desakannya daripada nggaknya. Terus meminimalisir sandal kita hilang, karena banyak banget orang, bisa jadi ada yang salah ambil sandal hehehe.
3. Bawa uang cash
Di sana emang gak ada mesin ATM? Ada gaes, ada banget. Cuman, better bawa cash dengan uang pecahan 100.000-an. Kenapa? Kalo pake ATM, beneran deh, kena chargenya lumayan. Daripada kena charge, mending bawa uang cash. Kenapa juga mesti 100.000an? Karena nilai tukarnya lebih tinggi daripada 50.000an. Terus di sana, kita juga bisa kok belanja pake rupiah. Mereka terima kalau uangnya 100.000an. Kalau di Jeddah, ada toko yang terima pecahan 10.000 atau 20.000 juga. Tapi khusus di Jeddah ya. Itu juga cuman di toko tertentu, nggak semua toko.
4. Bawa botol minum kosong, kayak tumblr.
Botol minum kosongnya better kalau dari plastik ya. Botol minum ini bisa kita pake buat isi air zamzam dari masjid. Di masjid disediain air zamzam, dan kita bisa isi di botol minum kita untuk dibawa ke penginapan. Kenapa ga pake botol bekas air mineral? Kadang bisa disuruh tinggal di depan pintu kalau diperiksa sama askarnya. Jadi, mending bawa botol minum kayak tumblr gitu, tapi dari plastik.
5. Jangan meninggalkan tas yang isinya uang atau barang berharga walaupun cuman pergi ke resto hotel pas waktu makan
Kenapa? Meminimalisir kehilangan barang berharga dan meminimalisir perasaan suuzon pas ada barang atau uang yang hilang.
Segitu dulu tips dari aku, gaes. Semoga yang punya niat untuk ibadah umroh atau haji bisa disegerakan dan dilancarkan oleh Allah Swt yaa
2 notes
·
View notes
Text
Pekara Ibuk-Ibuk yang Suka Ngintip di Jendela
Belakangan, ada banyak banget tulisan di TikTok atau di reels Instagram yang bahas tentang inner child. Pas browsing baru paham kalau inner child dalam makna sebenarnya adalah bagian dari masa kecil kita (bisa berupa pola pikir, spirit, atau mindset) yang bisa mempengaruhi respons kita terhadap suatu hal di masa dewasa. Inner child ini bisa disimbolkan dengan kejadian-kejadian atau momen traumatis, momen menyedihkan, bahkan juga momen membahagiakan, dan membanggakan yang kita alami di masa kecil. Gitu, deh, intinya. Nantinya kepanjangan sama intro sendiri wkwkwk. *** Nggak bahas tentang inner child yang gimana-gimana, siang ini, di saat Jakarta lagi terik-teriknya, dan lagi emosi-emosinya karena laper dan salah masukin saos bakso, tiba-tiba kepikiran, momen apa di masa kecil dulu yang rasanya, kalau bisa, mau coba aku "wujudkan" sebagai orang dewasa? Mikir kayak gini di tengah ngaduk bakso telor ternyata cukup nguras energi juga. Momen yang paling diingat adalah momen di tanggal 19 Juli 1999, di lokal 24. Iya, aku ingat betul tanggalnya. Itu adalah hari pertama masuk kelas persiapan Madrasah Ibtidaiyah. Waktu itu, aku diantar ayah ke sekolah, diantar ke kelas, dan langsung ditinggal. Waktu itu, rasanya biasa aja. Nggak ada rasa mau nangis atau gimana-gimana karena secara "naluriah" rada paham kalau di tahun itu, adikku sudah ada dua; umur 2 tahun dan 1 tahun.
"Huda kan kakak, Ummi harus jagain adiknya di rumah."
It felt so normal. Tapi ternyata, cuma berlaku di satu jam pertama aja. Betapa shock-nya aku pas tau kalau ternyata, semua ibu-ibu teman sekelasku pada nungguin anaknya dan nongol muka-mukanya di jendela. Sebagai anak yang juga nggak pernah TK, aku nggak familiar sama situasi ruang kelas yang ternyata ibu-ibu itu memang kebiasaannya nunggu anaknya di kelas sampai pulang. Deg. Rasanya kayak kosong dan bertanya-tanya,
"Loh, kok, Ummi-ku nggak ada, ya?"
Pas selesai kelas, malah tambah shock. Semua ibu-ibu menyambut anaknya. Lalu, tas anaknya diambil dan dibawain sama ibunya di bahu sebelah kiri dan menggandeng tangan anaknya di sebelah kanan. Aku bengong beberapa menit sambil dalem hati bilang. "Ih, pengen.." Tapi, cepat-cepat ditepis dan bilang ke diri sendiri, "Aku kan kakak, Ummiku nggak ada waktu kalo harus nungguin aku di sekolah" Lalu, aku langsung ke depan gerbang pintu sekolah, nunggu om ku yang sudah standby jemput dan pulanglah ke rumah. Momen-momen ini secara nggak sadar berlanjut ke banyak momen lainnya yang melibatkan orang tua di sekolah, khususnya di momen hujan deras di sekolah. Di momen ini, biasanya Ibu-ibu kompak jemput anaknya pakai payung warna-warni; payung yang ada bentuk kupingnya di ujung, lengkap dengan jas hujan gambar helo kiti, terus datang ke sekolah pakai sandal. Ibu-ibu itu akan nyamperin anak-anaknya ke kelas, satu-satu, lalu dipakaikan jas hujan, dan dituntun pulang jalan kaki sepanjang jalan. "Huda, udah dijemput belum? takut banjir itu di jalanan" "Iya nih lagi nunggu dijemput, nanti bareng kakak juga belum keluar dari kelas" "Yaudah duluan ya, hati-hati nanti pulangnya" 5 menit kemudian, Bang Lani, saudaraku yang memang diamanahi ayah untuk antar jemput kami datang. Dia bawa 2 packs jas hujan lengkap atas bawah, juga kantong plastik untuk membungkus sepatu kami. Sambil pakai jas hujan, ada bagian kecil di dalam hati yang bilang, "Gamau, nggak mau dijemput Bang Lani. Nggak mau dijemput naik motor. Maunya dijemput ayah atau ummi yang pakai payung warna-warni terus tasnya dibawain. Nggak mau naik motor, maunya jalan kaki sampai rumah. Nggak papa sedikit capek atau basah sekalian juga".
Tapi ya sudah, itu cuma sampai di pikiran aja yang aku rawat dan tepis selama puluhan tahun. Pun, aku nggak pernah menyalahkan ayah ummi ku juga untuk hal ini karena simply ya memang keadaannya harus seperti itu. Aku pun juga nggak ditelantarin gimana-gimana juga wkwk wong masih dianter jemput Bang Lani. Kalaupun Bang Lani ketiduran, ada privilej bisa nelpon rumah dari kantor guru. Sungguh sebuah contoh nyata nepotisme sekolah keluarga *sungkem* Long story short, kami pun pada akhirnya tetap seperti itu; naik motor bertiga, sampai lulus SD. Meski nggak dipungkiri kalau Bang Lani adalah orang yang paling berjasa buat keluarga kami karena harus siaga antar jemput semua anak anak ayah yang sekolah, ada bagian terkecil dalam hati yang masih ingin "being taken care of" karena default-nya ya mandiri sejak kecil (nggak, nggak, tapi jangan bayangin aku mandiri banget yang wow superwoman selalu terstruktur dan sat set, bahkan lebih sering leletnya dan mager).
Being taken care of di sini lebih ke... apa, ya? Pengen ada orang tua atau orang siapapun itu yang hadir di banyak momen-momen kecil nan berharga dalam hidup mungkin, ya? Kayak momen hujan-hujanan tadi, diintip di jendela sekolah, ditungguin di kelas dan pas ada acara-acara di sekolah, digandeng pas selesai kelas buat nyebrang jalan, dan lain-lain. Ih, kok mau nangis sih nulisnya WKWK
Tapi, anehnya, malah ada paradoks di sini, meski di hati kecil pengen ngerasain hal-hal itu, di masa dewasa ini malah yang berasa impact-nya.
Di beberapa momen, alih-alih merasa tersanjung dan senang, aku jadi ngerasa bersalah kalo ada orang yang (mau) nungguin aku atau bahkan peduli sama hal-hal kecil tentangku. Di dalam hati kecil, aku ngerasa membebani sekali kalau ada orang yang nungguin aku. Bahkan, kalau ada orang yang peduli dengan hal-hal kecil tentangku, aku jadi merasa tidak capable untuk mengerjakan itu sampai aku harus diperhatiin segitunya (?). Gatau ah ribet deh aku maaf.
Tapi, I'm working on it, aku juga sedang belajar untuk "receiving help, care, and love" dari banyak orang. Karena sejatinya, yang perlu dipelajari bukan hanya tentang cara "memberi" aja, tapi juga cara "menerima". Emang, ya, belajar hal-hal kayak gini dalam hidup adalah sebenar-benarnya belajar sepanjang hayat, nggak ada habisnya. Begitu saja ya tafakkur ala ala sore hari ini. Sekian dan terima gaji. Starbucks TIS Square Minggu, 1 Oktober 2023 17.26
2 notes
·
View notes
Text
I S T O R A
Kesiangan. Salah turun gate. Emang bakal ada yang kurang kalo ada momen penting nggak pake drama.
Masih inget jelas gimana ngantre buat body checking---nggak boleh bawa makanan dan minuman, kalo bawa minuman harus dihabiskan dulu atau parahnya dibuang. Boleh bawa tumblr, tapi kosongan, isinya harus dari area venue. Nahan haus dan laper nggak tuh? Masih inget jelas mau masuk venue ngantre lagi dan cek barang bawaan lagi. Berebut gate yang mana yang mau dimasuki (biar tepat milih pemain mana aja yang mau ditonton). Lumayan sambil niup balon buat instrumen teriak "Indonesia", backsong bang bang bang bang. Lanjut rebutan kursi dan menyamankan duduk. Alhamdulillah.
Asli pecah banget sih. Bersyukur banget bisa ngrasain aura Istora khas Indonesia Open yang gak cuma diapresiasi BWF tapi juga pemain dan BL dunia. Tiga lapangan dengan lighting yang bikin berdecak. Lautan penonton dan gemuruh venue yang menebarkan suasana berasa saudara. Piece, kali ini bar-bar on mode.
And the match begin. MC manggil official judge dan pemain, satu-satu masuk lapangan. Aku dalam hati, "MasyaAllah. Sedekat ini?". Yang biasanya cuma nonton di tipi, hari ini bisa lihat langsung di depan mata, kerasa nyatanya. Karena nonton di babak R16, jadi semua lapangan dipakai dan mulainya pagi. Alhasil, bingung mau nonton court berapa. Emang harus milih, mau fokus nonton siapa. Kalo disebutin, banyak sih.
Di sela pertandingan, sudah berencana mau makan siang kapan dan keliling Istora kapan. Iseng mau nengok pemain saat di-interview dan barangkali ada bonus pemain nyamperin penggemar di area bawah. Banyak komentar kalo pemain lebih cakep diliat secara langsung daripada di tv, haha. Dan bener ternyata. Sampai gagal fokus. Dari awal gak diniatkan ngejar pemain, murni pengen nonton badminton dan ngrasain vibes Istora yang banyak digaungkan sana-sini.
Di luar lapangan, sebenarnya banyak event sisipan juga, misalnya meet and great pemain. Ada spot foto yang harus dicoba juga. Ada food-court yang menolong lapar dan hausmu (harga sebenarnya relatif, tapi masih terasa mahal di kantong). Yang jelas, jangan stay di dalem venua aja. Perlu keluar keliling buat meregangkan otot, cuci mata, dan cari-cari pengalaman karena mumpung bisa kesini.
Dari segi pelayanan, appreciate buat tim. Dalam hal keamanan, disiplin. Toilet juga bersih. Antrean tiket sudah rapih.
Ngrasain beda nonton di tipi dengan di lapangan. Di tipi seolah tiap pertandingan tuh serius. Tapi kalo di lapangan, berasa kayak cuma game aja, main tanding ada yang menang kalah biasa. Berasa kayak nonton orang main badminton seperti pada umumnya. Hanya saja, ini kelasnya dunia. Pemain-pemain top (mengingat ini turnamen level 1000).
Dalam rangka memaksimalkan kesempatan, penting banget menjelajahi cat untuk dapet spot nonton yang pas. Masih inget banget, lari sana lari sini, gass aja (buat nonton Chen Yu Fei). Rasa malunya dikurangi dulu, lagian juga nggak pada kenal. Saat itu, jam 8 udah lumayan yang pulang. Jadi, bisa ambil kursi yang kosong. Boleh kok. Diizinkan petugas. Lumayan dapet Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.
Prime time-nya ternyata sore. Istora bener-bener nggak bisa dilupakan. Penuh, berisi teriakan-teriakan, support penonton buat pemain. Berasa dingertiin banget sama BWF. Haha
Selesai sekitar jam 10 malem. Semua match udah dipantengin. Terakhir match Daddies. Emang pinter banget sih yang buat jadwal. Biar penonton nggak pada pulang dan Istora tetep ramai, yang paling ditunggu dijadwalkan akhir. Pemain juga pada perhatian banget. Tau kalo penonton pengen lihat lama, sengaja pada main rubber game. Terima kasih loh sudah menghibur.
3 notes
·
View notes
Text
Kebanyakan dari kita menuntut kantong kebahagiaan kita diisi oleh orang terdekat kita bahkan dari orng lain, sehingga saat kantong kebahagiaan yang kita harapkan penuh terisi ternyata tidak terisi sama sekali bahkan sampai kantong kita selalu dihabiskan untuk mengisi kantong kebahagiaan orang lain, akhirnya kantong kita kosong dan hanya merasa hampa bahkan seolah-olah kita menjadi manusia yg haus akan kebahagiaan, akibatnya kita tidak pernah merasa bahagia dan tidak bisa bersyukur dan bersabar atas apa yg Allah takdirkan. Tugas kita adalah mengisi kebahagiaan kita masing-masing, sehingga tidak ada kecewa dengan orang lain, kalaupun ingin diisi oleh orang lain cari orng yg sama2 mau saling belajar mengisi kebahagiaan satu sama lain, jika tidak lebih baik jauhi dan bahagiakan diri sendiri krna jika kita yg belajar untuk orang lain energi kita yg akan habis.
2 notes
·
View notes
Text
Harapan (Hari) Kesembilanbelas
“Ustadzah tau gak, aku sudah menjalani tiga minggu ini dengan sisa uang 10.000 di kantong. Eh ini masuk ke pekan keempat deh. Dan di ATMku juga kosong, Hahaha!”
Ringan mahasantri dihadapanku tertawa. Kemudian ia menyantap nasi dan soto yang tersaji di hadapannya, sengaja kubawa untuk makan di luar agar bisa deeptalk dan banyak belajar dari sosok yang kutahu sebagai ‘orang yang berdiri di atas kakinya sendiri’.
Keluarganya jauh di Kalimantan Utara. Jarak kuliah dan asramanya pun jauh, dari Pondok Cina ke arah Parung. Seringkali bertabrakan pada pilihan, antara membeli makan atau digunakan sebagai ongkos menuju kampus.
Aku mengajaknya berbincang setelah menyadari ‘dosa besar’ karena menentang orang rumah yang menerapkan ‘pola hidup prihatin’ di Ramadhan kemarin. Sebenarnya tidak prihatin juga dalam artian sebenarnya, tapi di benakku, apa yang tersaji harusnya bisa lebih baik daripada apa yang ada saat itu.
Tetiba setelah episode ngambek, di instagram tertayang video dimana ibu dan anaknya yang lumpuh harus makan nasi basi agar bisa terus menyambung hidup. Tamparan itu telak mengenaiku yang jika makan menuntut harus banyak yang tersaji :”
“Kalo ada makan, ya makan Ustadzah. Kalo nggak ada makan, yaudah laper aja.”
“Aku pernah loh makan nasi basi waktu tahun tahun awal kuliah dan masih tinggal di asrama kampus! Waktu itu orang-orang sudah liburan, aku nggak pulang dan sendirian di asrama. Dulu yang terpikir adalah, aku laper dan kalaupun takdirnya aku mati gegara makan nasi basi ini yasudah mati saja. Eh Alhamdulillah masih sehat sampai sekarang, hahahaa!”
“Aku nggak marah laah sama orangtuaku dengan keadaan kita seperti ini. Orangtua sudah berjuang dengan taraf kemampuan mereka. Aku yakin, untuk anaknya mereka sudah berjuang maksimal. Tapi kalau hasilnya segitu saja yasudah.”
“Mamaku pernah pesan, kita dinilai dengan pendidikan tinggi yang kita tempuh, bukan dari nominal uang yang dimiliki. Karena jadi orang paling kaya di suatu daerah, jika diadu dengan daerah lain bisa jadi nggak ada apa-apanya kekayaan itu. Tapi dengan ilmu, kita bisa berkiprah di kancah mana saja.”
“Dulu aku juga pernah terancam disuruh putus sekolah karena beratnya biaya, tapi kata Mama harus terus sekolah. Apapun yang terjadi, sekolah itu utama.”
“Aku mandang orang kaya itu udah nggak ada feel, biasa aja. Karena aku punya pengalaman yang masih berbekas dengan orang-orang yang mengaku berduit itu. Jadi aku nggak merasa minder kalaupun nggak punya uang, dan kalaupun rumahku seadanya yasudah aku nggak merasa malu juga.”
Mendengar runtutan ceritanya, pecel lele kering dihadapanku seperti menertawai kelemahan dan culunnya diriku dalam menjalani hari hari kemarin.
Bisa jadi apa yang kita rutuki hari ini merupakan keberlimpahan bagi orang lain. Dan apa yang kita anggap biasa ialah kemewahan bagi satu dua.
Maka betapa bahagia orang-orang yang bisa menjalani hidup dengan sederhana dan keberlimpahan syukur.
Ia tak tertawan oleh tuntutan hawa nafsu dan rasa memperturuti dunia, dan sepenuhnya menjadi manusia merdeka yang fokus berkiprah tuk jadi hamba terbaik dihadapanNya :”
Harapan yang tertanam, atas apa apa yang Allah takdirkan semoga bisa merawatnya dengan syukur yang berlimpah dan tidak kalap lagi dalam memperturuti kebutuhan dunia :”
4 notes
·
View notes
Text
tulis
kalau ingin dibuat daftar lengkapnya, semua orang mungkin akan bingung sendiri melihat kita yang tidak memiliki kemiripan sama sekali.
aku yang tumbuh mendengarkan vierratale, kamu yang bahkan baru tau ada band bernama vierratale beberapa bulan lalu. aku yang terlampau buta kalau membicarakan kartun jepang, kamu yang bahkan mengigau saat tidur memanggil-manggil nama itoshi rin. aku si anak ipa yang percaya kalau bumi berputar selama 24 jam selama 365 hari (atau 366 hari saat tahun kabisat), dan kamu si anak ips yang sebenarnya tidak peduli bumi itu bentuknya bulat atau datar, yang kamu pedulikan hanya bagimana cara masuk isekai.
tapi anehnya, duniaku berhenti berputar 12 bulan lalu.
aku hampir tidak bisa mengingat ke arah mana aku berjalan saat itu.
sebenarnya, semua masih berjalan seperti biasanya, hampir tidak ada yang berubah selain jadwal tidurku yang berantakan. seluruh organ di dalam tubuhku memekik, “perhatikan jam biologis tubuhmu!” lantas, hari-hariku selanjutnya diwarnai dengan kantong mata yang menghitam.
sampai suatu malam, ada panggilan video masuk ke laptop yang kubiarkan menyala namun tidak ku sentuh sama sekali.
setelahnya, malam-malam panjang yang tadinya kulalui sendirian itu (ya, masih panjang dan sepi sebenarnya). namun, yang berbeda sekarang adalah aku ditemani oleh playlist lagu-lagu musisi jepang yang sebenarnya sangat asing bagiku, (eve, mosawo, vaundy, yorushika, one ok rock (oke, untuk yang satu ini aku cukup familiar). semua lagu itu sudah kamu urutkan berdasarkan moodnya dan kamu simpan di dalam playlist yang kamu namai lstr (sampai sekarang aku masih belum mengerti apa artinya).
singkatnya, kamu hadir.
perlahan, angin sepoi-sepoi yang sudah lama tidak melewati sela jariku, kini terasa kembali. apa duniaku sudah berotasi lagi?
aku rasa, daftar lengkap perbedaan yang kita miliki itu masih menyisakan jalan panjang yang menunggu untuk dihiasi. padahal, tadinya kukira sisa halaman yang kosong itu memang berperan sebagai penanda kalau kisahku tidak akan dilalui bersama kamu. ternyata, ceritanya hanya belum selesai dituliskan.
kita lengkapi yang rumpang bersama, ya?
1 note
·
View note
Text
25 Desember 2024. Itu yang terpampang di layar hp ku. "2024, ya? Sebentar, sebentar. Itu elo?! ", ucapku di 6 tahun lalu. Air mukanya penuh keterkejutan. Ia tak percaya dengan apa yang kutunjukkan pagi itu. " Terus, otakmu itu kamu pake dimana? Katanya anak ummi, tapi untuk sekedar beranjak dari males malesan aja gabisa. Lo bukan gua. Titik. Keluar dari tahun ku". Ia pergi. Menyimpan segudang pertanyaan dalam benakku. Jawaban jawaban konyol itu kembali terulang. Pembelaan penuh omong kosong. Hanya menjadi alasan untuk tahun depan kembali tidak melakukan apa apa. Hingga,
"Mas, gamau jualan donat, lagi? ", ucap seorang anak kecil. Wajahnya bersih. Tangannya memegang ketapel bulu yang biasa paman oteng oteng jualan sampai sore menjelang. Ia hanya tersenyum. Begitu saja hingga membuat ku hangat. Siapa dia? Kenapa tiba tiba ia muncul? Peran berganti. Anak kecil itu kini asik bermain di lapangan yang tak begitu besar. Kecil, malah, untuk seukuran orang dewasa. Perlahan, scene kembali berganti. Wajahnya kali ini penuh debu. Bajunya compang camping. Seakan wajahnya bahkan tak lebih baik dari pakaiannya. Tapi itu raut muka yang bahagia. Sama sekali tanpa penyesalan. Ide ide keluar dari tangannya. Mempersilahkan seluruh peluang optimis masuk kedalam kantong celananya. Yang dikatakannya hanya beberapa kata. "Ingetin, ya, semester depan kalo gua ga maju di Physics Award, gua traktir ayam geprek", ucapnya penuh. Tak ada keraguan di sela sela frasanya. Seakan dunia dalam genggaman nya. Itu cukup gila, pikirku. Tidak. Diriku yang dulu pasti akan berkata begitu. Ia kemudian berbalik dan menggandeng anak kecil tadi. Berdialog sebentar sebelum pergi meninggalkan ku sendiri. Itu aku, 10 tahun yang lalu dan beberapa tahun belakangan. Tahun penuh tawa, optimisme. Menjawab panggilan dari benakku yang terus bergemuruh. Sebentar kemudian ada anak kecil, lagi. Kali ini ia bertubuh cungkring. Cukup kurus dan memiliki rambut yang ikal. Matanya piawai melihat gunting ditangannya. Membuat kerajinan yang tidak sesuai untuk umurnya yang menginjak kelas 3 SD saat itu. Namanya Fai. Nama itu terus menjadi pertanyaan ku. Siapa dia? Kenapa dia menjadi satu satunya nama untuk dokumen masa kecilku? 5 tahun penuh pengembaraan dan jawabannya ada di tanah yang kubenci sekaligus kucintai sepenuhnya. Jogja. Rumah ketiga setelah rumahku dan Surabaya.
Tapi itu cerita untuk nanti. Karena dua wanita ini menjadi pokok bahasan utamanya. Adikku yang selalu mengeluhkan orang sekitarnya. Tapi ia terus melangkah. Membiarkan yang lain untuk berjalan sebagaimana mestinya. Ia rapuh, tapi ia tau itu dan menggenggamnya seakan ingin menuntunnya walau tertatih sekalipun. Namanya Arwa. Bahkan kakinya sudah melalang buana hingga tanah Turki di usia nya yang muda. Aku tertawa, mengingat ia selalu bercerita tentang ketidakbisaannya atas segala sesuatu. Padahal pada akhirnya ia bisa. Juga, seorang yang menemaniku 3 tahun. Bukan, aku tak berharap 3 tahun itu kembali dilanjutkan. Aku hanya ingin mengatakan bahwa dua wanita ini menjadi alasanku mencari harapan untuk menjadi lebih baik. Walau mereka selalu berkata sinis "Kok ada, sih, yang mau sama mas Thohari". Walau pada akhirnya mereka menyadari betapa bodohnya mereka bahwasanya ucapan itu justru untuk mereka sendiri.
Ummi, Abah, maaf ya belum bisa menjadi yang terbaik di 2024 ini. Aku sudah mengusahakan yang terbaik. Aku tau ketika aku tidak ingin menunjukkan nilai ku yang bobrok itu pasti jawabannya selalu sama. "Gapapa nilainya jelek. Abah dulu juga gitu, kok. Tapi besok besok jangan lagi, ya". Begitu terus. Ummi hanya mendengus pelan lalu berkata kepadaku. " Jadi mau pulang kapan? ". Ia tak pernah marah barang sekecil apapun. Jika saja aku boleh menangis, dan meminta maaf, " Ummi, Abah, maaf ya kuliah jauh di jogja. Gabisa pulang ke rumah setiap saat. Maaf ya kadang masih suka malu malu kasih liat nilai. Maaf ya masih belum bisa memberikan hasil yang memuaskan. Maaf belum bisa menjadi anak abah ummi yang terbaik walau pada akhirnya kalian hanya tertawa sembari meyakinkan ku untuk menjadi 'biasa' saja cukup. Terimakasih sudah melahirkan ku ke dunia ini. Terimakasih sudah membesarkan ku hingga aku cukup kuat untuk melangkahkan kaki di dunia ini. Terimakasih sudah mau percaya bahwa aku bisa. ".
-Yogyakarta, 25 Desember 2024
1 note
·
View note
Text
Buat Stand Depan Rumah Jual Cappuccino, Ide Usaha Minuman yang Brilian! Rumah di pinggir jalan strategis dan kosong? Jangan cuma jadi tempat tinggal doang, yuk manfaatin buat menghasilkan cuan! Usaha kecil-kecilan di rumah lagi hits banget nih, modalnya ramah di kantong waktunya tetap fleksibel. Salah satu ide usaha minuman brilian yang bisa kamu coba adalah buka stand minuman yang berbahan bubuk minuman cappuccino depan rumah. Modalnya kecil, operasionalnya gampang, dan pasarnya luas banget! Kopi dengan varian cappuccino, udah jadi bagian dari gaya hidup orang-orang zaman sekarang. Banyak yang butuh kopi buat ngecas energi di pagi hari atau sekadar nemenin waktu santai. Nah, dengan jual cappuccino di depan rumah, kamu bisa jadi penyelamat para pecinta kopi yang malas jauh-jauh ke kafe. Tenang, usaha ini nggak perlu modal gede. Cukup punya alat sederhana kayak mesin espresso atau pembuat kopi basic, bahan bubuk minuman cappuccino, susu, gula, plus perlengkapan kayak gelas dan sedotan, kamu udah siap jualan. Ini emang ide usaha minuman yang mantul sih. Bahkan dengan modal di bawah Rp5 juta aja, kamu udah bisa mulai, lho! Tambah lagi, kalau kamu manfaatin halaman depan rumah, kamu nggak perlu keluar biaya sewa. Tinggal hias sedikit, pasang papan nama yang catchy, atau kasih lampu-lampu gemes, stand kamu bakal langsung menarik perhatian orang yang lewat. Jam jualannya juga bisa disesuaikan, lho. Misalnya, buka pagi buat para pekerja yang butuh kopi sebelum kerja, atau buka sore-sore buat warga sekitar yang mau nyantai. Biar makin rame, tambahin menu lain kayak iced cappuccino, latte, atau minuman non-kopi kayak coklat panas dan teh. Jadi, semua kalangan bisa jadi pelanggan kamu, termasuk anak-anak atau orang yang bukan pecinta kopi. Nah, kalau butuh bahan-bahan premium buat mulai mengeksekusi ide usaha minuman ini, coba cek JBD aja. Kami jual bubuk minuman berkualitas, termasuk yang cappuccino premium. Dengan banyak pilihan rasa dari JBD, kamu bisa bikin menu yang beda dari yang lain. Hubungi JBD sekarang juga buat info lebih lengkap! So, tunggu apa lagi? Yuk mulai usaha cappuccino kamu dan bikin stand kamu jadi spot favorit di sekitar rumah!
0 notes
Text
Buat Stand Depan Rumah Jual Cappuccino, Ide Usaha Minuman yang Brilian! Rumah di pinggir jalan strategis dan kosong? Jangan cuma jadi tempat tinggal doang, yuk manfaatin buat menghasilkan cuan! Usaha kecil-kecilan di rumah lagi hits banget nih, modalnya ramah di kantong waktunya tetap fleksibel. Salah satu ide usaha minuman brilian yang bisa kamu coba adalah buka stand minuman yang berbahan bubuk minuman cappuccino depan rumah. Modalnya kecil, operasionalnya gampang, dan pasarnya luas banget! Kopi dengan varian cappuccino, udah jadi bagian dari gaya hidup orang-orang zaman sekarang. Banyak yang butuh kopi buat ngecas energi di pagi hari atau sekadar nemenin waktu santai. Nah, dengan jual cappuccino di depan rumah, kamu bisa jadi penyelamat para pecinta kopi yang malas jauh-jauh ke kafe. Tenang, usaha ini nggak perlu modal gede. Cukup punya alat sederhana kayak mesin espresso atau pembuat kopi basic, bahan bubuk minuman cappuccino, susu, gula, plus perlengkapan kayak gelas dan sedotan, kamu udah siap jualan. Ini emang ide usaha minuman yang mantul sih. Bahkan dengan modal di bawah Rp5 juta aja, kamu udah bisa mulai, lho! Tambah lagi, kalau kamu manfaatin halaman depan rumah, kamu nggak perlu keluar biaya sewa. Tinggal hias sedikit, pasang papan nama yang catchy, atau kasih lampu-lampu gemes, stand kamu bakal langsung menarik perhatian orang yang lewat. Jam jualannya juga bisa disesuaikan, lho. Misalnya, buka pagi buat para pekerja yang butuh kopi sebelum kerja, atau buka sore-sore buat warga sekitar yang mau nyantai. Biar makin rame, tambahin menu lain kayak iced cappuccino, latte, atau minuman non-kopi kayak coklat panas dan teh. Jadi, semua kalangan bisa jadi pelanggan kamu, termasuk anak-anak atau orang yang bukan pecinta kopi. Nah, kalau butuh bahan-bahan premium buat mulai mengeksekusi ide usaha minuman ini, coba cek JBD aja. Kami jual bubuk minuman berkualitas, termasuk yang cappuccino premium. Dengan banyak pilihan rasa dari JBD, kamu bisa bikin menu yang beda dari yang lain. Hubungi JBD sekarang juga buat info lebih lengkap! So, tunggu apa lagi? Yuk mulai usaha cappuccino kamu dan bikin stand kamu jadi spot favorit di sekitar rumah!
0 notes
Text
DISTRIBUTOR NASCO WHIRL PAK BAG - 0813-3535-3290
DISTRIBUTOR NASCO WHIRL PAK BAG - 0813-3535-3290
Distributor Nasco Whirl Pack, Dalam dunia bisnis dan industri, kemasan memainkan peran yang sangat penting dalam memastikan produk sampai ke konsumen dengan aman dan dalam kondisi yang baik. Kemasan tidak hanya berfungsi untuk melindungi produk, tetapi juga untuk mempermudah pengiriman, penyimpanan, dan bahkan pemasaran. Salah satu inovasi dalam bidang kemasan yang kini semakin populer adalah Nasco Whirl Pack.
Nasco Whirl Pack adalah jenis kantong kemasan yang dirancang dengan sistem penutupan rapat yang sangat efektif dan mudah digunakan. Berbeda dengan kemasan kantong biasa yang mengandalkan perekat atau segel, Nasco Whirl Pack menggunakan teknologi pelintiran (whirl) untuk menghasilkan penutupan yang kuat dan aman tanpa memerlukan alat tambahan. Produk ini dikenal karena kemampuannya dalam mengemas berbagai jenis barang dengan lebih efisien dan aman, baik untuk pengiriman maupun penyimpanan.
Isi
Apa Itu Nasco Whirl Pack?
Nasco Whirl Pack adalah kemasan jenis kantong plastik yang didesain untuk memberikan solusi praktis dalam pengemasan berbagai jenis produk. Kemasan ini terdiri dari bahan plastik yang cukup kuat dan dapat diandalkan untuk menjaga kualitas produk selama proses pengiriman dan penyimpanan. Keunggulannya terletak pada metode penutupan kemasan yang unik, yaitu dengan cara "whirl" atau memelintir bagian atas kantong untuk menghasilkan segel yang rapat.
Penutupan dengan cara pelintiran ini menghindari penggunaan perekat tambahan atau alat bantu lainnya, membuatnya lebih cepat dan efisien. Sistem ini juga memastikan bahwa produk yang dikemas tetap terlindungi dari debu, kotoran, atau bahkan kebocoran, terutama untuk produk cairan atau bahan yang mudah rusak.
Nasco Whirl Pack tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk, sesuai dengan kebutuhan pasar dan jenis produk yang akan dikemas. Produk ini banyak digunakan di berbagai sektor industri, termasuk makanan dan minuman, farmasi, elektronik, dan bahkan industri manufaktur.
Cara Kerja Nasco Whirl Pack
Prinsip kerja Nasco Whirl Pack sangat sederhana namun efektif. Begitu produk dimasukkan ke dalam kantong plastik, bagian atas kantong akan dipelintir (whirl) hingga rapat. Proses pelintiran ini menciptakan segel yang sangat kuat dan kedap udara, sehingga produk tetap terlindungi selama pengiriman atau penyimpanan.
Selain itu, sistem penutupan ini juga membuat Nasco Whirl Pack lebih fleksibel dan dapat digunakan untuk berbagai jenis produk. Bahkan, untuk produk yang memiliki bentuk atau ukuran yang tidak teratur, Nasco Whirl Pack tetap bisa memberikan perlindungan yang optimal.
Beberapa varian Nasco Whirl Pack juga dilengkapi dengan lapisan pelindung tambahan seperti lapisan anti air atau lapisan anti statis. Fitur ini sangat berguna untuk produk-produk yang sensitif terhadap kelembapan atau listrik statis, seperti komponen elektronik atau obat-obatan.
Keunggulan Nasco Whirl Pack
1. Efisiensi Pengemasan
Salah satu keunggulan utama Nasco Whirl Pack adalah efisiensi dalam pengemasan. Desain kemasan ini memungkinkan penggunaan ruang yang lebih optimal, mengurangi jumlah ruang kosong yang biasanya ditemukan pada kemasan tradisional. Dengan demikian, produk dapat dikemas dengan lebih padat, menghemat biaya pengiriman dan penyimpanan.
2. Keamanan Produk
Nasco Whirl Pack menawarkan perlindungan maksimal bagi produk yang dikemas. Dengan segel yang rapat dan kuat, produk terhindar dari kerusakan akibat benturan atau kontak dengan kotoran. Untuk produk cair, kemasan ini juga mencegah kebocoran yang bisa merusak barang lain dalam pengiriman.
3. Ramah Lingkungan
Mengingat pentingnya keberlanjutan, Nasco Whirl Pack terbuat dari bahan plastik yang dapat didaur ulang, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan kemasan sekali pakai lainnya. Selain itu, proses pengemasan yang sederhana dan minim penggunaan bahan tambahan juga mengurangi jejak karbon dalam proses produksi kemasan.
4. Praktis dan Mudah Digunakan
Pengemasan dengan Nasco Whirl Pack tidak memerlukan peralatan khusus. Cukup dengan memelintir bagian atas kantong, produk sudah siap untuk dikirim. Hal ini membuat proses pengemasan lebih cepat dan mengurangi biaya operasional.
5. Bisa Digunakan Kembali
Selain ramah lingkungan, Nasco Whirl Pack juga memiliki sifat yang dapat digunakan kembali jika dibersihkan dengan benar. Hal ini menambah nilai tambah bagi konsumen yang mengutamakan penggunaan kemasan yang lebih berkelanjutan.
6. Fleksibilitas Ukuran
Nasco Whirl Pack hadir dalam berbagai ukuran, yang dapat disesuaikan dengan jenis produk yang akan dikemas. Ukuran kantong bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik industri atau jenis produk tertentu, mulai dari kemasan kecil untuk produk pangan hingga kemasan besar untuk barang elektronik atau bahan baku industri.
Penggunaan Nasco Whirl Pack di Berbagai Industri
1. Industri Makanan dan Minuman
Di industri makanan dan minuman, menjaga kebersihan dan kualitas produk sangatlah penting. Nasco Whirl Pack digunakan untuk mengemas berbagai jenis makanan, baik bahan mentah maupun produk olahan, yang membutuhkan perlindungan dari debu, kotoran, atau kerusakan fisik. Kemasan ini juga membantu menjaga kesegaran produk dalam jangka panjang.
2. Industri Farmasi
Produk farmasi seperti obat-obatan dan alat medis sering kali memerlukan kemasan yang aman dan higienis. Nasco Whirl Pack memberikan perlindungan yang optimal terhadap produk-produk sensitif ini, mengurangi risiko kontaminasi dan memastikan kualitas produk tetap terjaga selama distribusi.
3. Industri Elektronik
Komponen elektronik dan gadget sering kali membutuhkan pengemasan yang dapat melindungi dari benturan, debu, dan kelembapan. Nasco Whirl Pack memberikan solusi kemasan yang aman dan efisien, melindungi produk elektronik selama pengiriman dan penyimpanan.
4. Industri Manufaktur
Bahan baku atau komponen dalam proses manufaktur juga membutuhkan kemasan yang dapat melindungi mereka dari kerusakan fisik. Nasco Whirl Pack dapat digunakan untuk mengemas berbagai jenis komponen industri, membantu meminimalkan kerugian akibat kerusakan selama transportasi.
Kesimpulan
Nasco Whirl Pack adalah solusi kemasan inovatif yang memberikan banyak manfaat bagi berbagai sektor industri. Dengan sistem penutupan whirl yang sederhana namun efektif, produk ini memberikan kemudahan dalam pengemasan, perlindungan produk, dan efisiensi ruang. Keunggulannya dalam hal keamanan, praktis, ramah lingkungan, dan fleksibilitas menjadikannya pilihan yang menarik bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan proses pengemasan mereka.
Selain itu, keberadaan distributor Nasco Whirl Pack yang andal juga sangat penting untuk memastikan produk ini tersedia di pasaran dan dapat diakses oleh berbagai industri. Distributor memainkan peran kunci dalam menjaga kelancaran distribusi, memberikan layanan purna jual, serta mengedukasi pasar tentang manfaat kemasan ini.
Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan efisiensi operasional, Nasco Whirl Pack diperkirakan akan terus berkembang menjadi pilihan utama dalam dunia kemasan. Produk ini memberikan solusi yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan aman untuk pengemasan berbagai jenis produk. Dengan berbagai keunggulannya, Nasco Whirl Pack dapat menjadi solusi ideal untuk memenuhi kebutuhan kemasan di masa depan.
Untuk Informasi lebih lengkap anda dapat menghubungi:
Kontak kami : http://wa.me/6281335353290
Lokasi : https://maps.app.goo.gl/3SUUipsh1JGvnnyPA
Marketplace :
nasco whirl pak, whirl pak, whirl pak bag, nasco whirl pak filter bag,nasco whirl pak bags, nasco whirl pak stand up bag, nasco whirl pak standard sample bags, nasco whirl pak sample bags, nasco whirl pak bag
#nascowhirlpak #whirlpak #whirlpakbag #nascowhirlpakfilterbag #nascowhirlpakbags #nascowhirlpakstandupbag #nascowhirlpakstandard samplebags #nascowhirlpaksamplebags #whirlpabag #whirlpaknasco
0 notes
Text
Leprechaun Riches
toto7788.work
Tema: Keberuntungan Irlandia, Leprechaun, Harta KarunFitur Utama:
Free Spins dengan pengganda yang meningkatkan hadiah.
Lucky Wilds yang menggantikan simbol lain.
Bonus Game yang memberi hadiah tambahan.
Ulasan: Leprechaun Riches adalah slot bertema keberuntungan Irlandia yang penuh dengan simbol-simbol khas seperti leprechaun dan pelangi. Dengan fitur wilds, free spins, dan bonus game, permainan ini menawarkan peluang besar untuk mendapatkan kemenangan besar di dunia keberuntungan Irlandia
Kantong Kosong di tanggal tua? Segera JOIN DI Website kami!" PG SOFT / TOTO7788
0 notes
Text
Tentang mereka yang tinggal dalam kehilangan.
Pagi tadi, ada pertemuan sunyi dengan surat duka yang tergeletak di meja. Manusia yang datang seolah diundang kembali ke kelas tentang kesedihan. Mengingatkan bahwa untuk semua luka karena ditinggalkan, manusia tidak pernah cukup ahli dalam menyambutnya dengan lapang. Mereka dipaksa belajar lagi. Belajar merasakan perihnya kehilangan; belajar mendaki ketinggian rasa pilu; belajar mengulang penjelasan tentang kepergian pada orang-orang yang hadir dengan gulungan membiru.
Begitu banyak air mata yang tumpah. Tangis manusia memecah, memancarkan rasa sakit yang selama ini disimpan rapat-rapat. Ketakutan terhadap kehilangan, yang dulunya tersembunyi, kini menjelma nyata di depan mata. Cemas merayap, mengambil tempat paling luas dalam hati. Bagaimana caranya melanjutkan hidup, sementara seseorang tak lagi menetap tinggal di bumi?
Manusia terluka; dan di dalam luka itu, ada rasa murka.
Beberapa yang datang membawa kantong bunga yang diikat penuh kehati-hatian. Beberapa memeluk, berbisik di sela tangisan, “Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja, kak.” Kalimat itu, adalah kalimat paling bohong yang ingin sekali kupercaya.
Tapi tidak ada yang benar-benar baik-baik saja setelah ditinggalkan. Dunia terus berputar, bahkan ketika aku berusaha menenangkan diri, memeluk lutut dalam keheningan. Waktu tetap berjalan, meski aku berteriak dalam diam, memohon waktu untuk memberi sedikit kelonggaran untuk berduka lebih lama. Namun, dunia tetap melaju tanpa mentolerir, mengabaikan jiwaku yang telah retak dan remuk.
Yang terluka; selalu dipaksa untuk sembuh. Yang tersungkur; dituntut untuk bangkit lagi. Luka kemarin sore; harus dikemas dan dilupakan, meski belum ada obat penawarnya.
Hidup terus berjalan, matahari tetap terbit dengan hangatnya di ufuk timur. Penjual di pasar tetap membuka lapak pagi-pagi sekali, kucing-kucing di jalan tetap mengais perhatian, lalu lalang kendaraan tetap memenuhi jalanan.
Sementara waktu milik orang lain berjalan seperti biasa, manusia yang ditinggalkan memilih untuk berhenti sejenak. Mereka terkurung dalam ruangan kecil untuk mengisi rasa sedihnya; untuk menangis di saat-saat tertentu ketika menyadari bahwa ada ruang kosong di hati mereka; untuk dipaksa bertahan, meski luka itu tetap terbuka.
Barangkali, yang ditinggalkan tidak pernah sembuh sepenuhnya. Mereka hanya memiliki jeda waktu untuk tak mengingat rasa sakitnya. Dan ketika rasa itu kembali, ia menampakkan dirinya sebagai luka yang tidak pernah benar-benar menutup.
0 notes