#islamicparenting
Explore tagged Tumblr posts
Photo
Syaikh Prof DR Abdul Aziz Dadu berkata : إني لأعجب كثيرا من أم تقول لطفلها : إذا كذبت أو إذا فعلت كذا فستدخل النار! هل تدركين أن هذا القول ربما يبعده عن الله بل قد يكون حاجزا بينه وبين محبته لله... وأنكِ أنتِ من يكذب في هذه الحالة لأن الطفل غير مكلفين أصلا ولا يحاسبون على أخطائهم Sungguh aku benar² sangat terheran² terhadap seorang ibu yang berkata kepada anaknya, "kalau kamu berbohong atau melakukan ini itu, kamu akan masuk neraka!" Tahukah Anda (wahai ibu) bahwa perkataan ini bisa jadi malah menjauhkannya dari Allâh, bahkan terkadang bisa menjadi penghalang antara dirinya dengan kecintaannya kepada Allâh. Dan Anda lah yang berdusta di saat ini karena anak² secara asal belum diberikan beban (taklif) dan mereka belum dihisab atas kesalahannya. #parentingislam #islamicparenting #parentingquote #doa #parenting #pengasuhan #pengasuhananak #pengasuhanislam #pendidikananak #pendidikanislam (at DGolden Cinere) https://www.instagram.com/p/Cp_b_pyPAD2/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#parentingislam#islamicparenting#parentingquote#doa#parenting#pengasuhan#pengasuhananak#pengasuhanislam#pendidikananak#pendidikanislam
7 notes
·
View notes
Text
Seorang pengajar Al-Quran di sebuah masjid mengisahkan:
📌 Seorang anak kecil mendatangiku. Dia ingin mendaftar di halaqah Al-Qur’an yang aku bina. Aku menanyainya: "apa kamu hafal beberapa ayat Al-Qur’an?" "iya" “coba sekarang bacakan aku beberapa surat di juz amma ya." dia pun membacanya.
“Apa kamu hafal surat tabarak (Al-Mulk-red)?” "iya." Aku pun kagum dgn hafalannya pada usia yg masih belia ini.
“apa kamu hafal An-Nahl?" "iya"
Bertambah kekagumanku padanya. kemudian aku ,tanyakan tentang surat-surat panjang. "apa kamu hafal Al-Baqarah?" "iya" dia membacanya dan tak salah sedikitpun. Meleleh hatiku semakin kagum.
"ananda, apa engkau hafal Al-Qur’an seluruhnya?" "iya”
سبحان الله masyaAllah Aku memintanya untuk datang besok bersama ayah sebagai walinya. aku berpikir bagaimana mungkin seorang ayah mampu menjadikan anaknya seperti ini?
Esoknga, ia datang bersama ayahnya. Kulihat penampilan sang ayah sepertinya tidak melazimi sunnah dan bukan penghafal.
Ayahnya menuturkan kepadaku: "apakah anda kagum? Aku akan menghentikan. kekagumanmu dan kuceritakan bahwa dibalik layar kesuksesan anak ini ada seorang wanita dengan kekuatan seribu lelaki. Dialah ibunya.
Aku ceritakan kabar gembira bahwa aku punya 3 anak dan semuanya adalah penghafal Al-Qur’an. Anakku yang terakhir berumur 4 thn namun sudah menghafal Juz Amma.
Dulu ibunya, ketika mendidik mereka berbicara, dia memulainya dengan mengajarkan alquran kepada mereka. mengajarkan mereka berbicara yaitu dengan Al-Qur’an.
Ibunya juga menumbuhkan kompetisi sehat. Siapa yang menghafal duluan, dia akan bebas memili makan malam di malam itu. Siapa yang duluan muraja'ah dialah yang akan memilih kemana kita akan rihlah saat libur mingguan.
Siapa yang mengkhatam duluan, dialah yang akan memilih kemana kita berpergian saat libur panjang. Inilah metode ibunya."
Ternyata beginilah wanita mulia, ketika ia sholehah maka sholeh lah pula sebuah rumah tangga.
Penulis oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Bagaimanakah seseorang bisa mendapatkan anak yang shalih? Ternyata semua itu berawal bukan sedari mendidik anak ketika telah lahir. Namun faktor utama adalah pada istri yang shalihah. Karena istri adalah madrasah awal di rumah.
Kalau suami salah memilih atau membina istri menjadi baik, maka keadaan anakmu ikut serba salah. Kalau suami menyerahkan pada istri yang shalihah, anaknya jelas ikut shalih. Karena yang sehari-hari bertemu dengan anak di rumah adalah ibunya.
Orang Arab mengatakan, الأُمُّ هِيَ المَدْرَسَةُ الأَوْلَى فِي حَيَاةِ كُلِّ إِنْسَانِ "Ibu adalah sekolah pertama bagi kehidupan setiap insan.” Sumber https://rumaysho.com/12520-berawal-dari-istri-shalihah.html
🔁 instagram.com/ummusza/
#Allah#islamicreminder#sunah#dakwah#selfreminder#nasehat#quotes#parenting#islamicparenting#parentingislam
4 notes
·
View notes
Text
Fitrah seksualitas: "Maryam ini perempuan loh, nak"
Hari ini ngobrol sama maryam tentang 'laki laki dan perempuan'. Ngobrol singkat setelah mandi 😂
"Ini namanya siapa? Aqila Maryam Naadhira yaa. Maryam ini perempuan loh nak, sama seperti bunda. Kalau ayah laki-laki. Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi, nak.
Kalau laki-laki lebih utama sholat di masjid. Perempuan lebih utama shalat di rumah. Makanya, maryam sholat di rumah sama bunda yaa
Perempuan dan laki-laki punya aurat yang berbeda loh, nak. Nanti kalau sudah besar, wajib menutup aurat yaa. Kenapa Allah mengatur itu semua? Karena Allah sayanggg sekali sama kita. Allah sayang sekali sama hamba-hambaNya"
Obrolan selesai karena maryam udh mau main dan siap-siap sarapan 😂
0 notes
Text
Rangkuman Ceramah Ust. Salim A Fillah: Parenting Ala Nabi Ibrahim.
youtube
Kalau kangen anak, baca doa Nabi Ibrahim di QS Ibrahim ayat 37
Biar anak merasakan lapar, sulit, nanti biar tahu solusinya gimana. Jangan dimanja. Harus tega.
Suasana sulit itu memunculkan karakter.
Allah selalu melihat, baik dan burukmu. Walaupun tersembunyi.
Tegakkan shalat.
Sifat asli manusia: berkeluh kesah kalau susah, kikir kalau lagi dapat nikmat. Kecuali orang yang shalat.
Anak nggak untuk dibangga-banggain waktu dia kecil, tapi untuk dibanggain waktu kita sudah meninggal.
Jangan jadikan hafal quran itu tujuan, tapi itu landasan.
Intinya, buatlah anak itu cinta islam cinta ibadah, biar dia mengerti semua yang dia lakukan itu karena Allah, bukan karena disuruh orang tua atau lainnya.
Jangan lupa perhatikan gizi anak.
--
YaAllah semoga Engkau memberi aku putra biar nantinya aku pondokkan di pondoknya Ust Adi Hidayat. Mampukan aku. Mampukan keturunanku. Aamiin yaRabbal alamin.
0 notes
Text
Wahai anakku
Hari ini ku melihat kalian berdiri tegak dengan gagah berani di depan ratusan orang, ayah ibu yang melahirkanmu
Suara lantangmu, sungguh menggetarkan hati
Kamu sudah banyak bertumbuh, nak
Aku melihat kepemimpinan bumi ini tidak lama lagi ada di tanganmu
Anak-anak yang shalih/shalihah
Anak-anak yang setiap hari lisannya tak lepas dari mengingat-Nya
yang setiap hari lisannya tak lepas dari membacakan ayat-ayat suci-Nya
Nak,
Campur aduk rasanya,
Namun satu hal yang pasti, syukur yang berlimpah ruah dari hati dan lisan ini kepada Allah, Rabb yang Maha Pengasih atas limpahan Rahmat-Nya kepada kalian semua
Nak, sungguh segala kebaikan yang hadir itu semata karena Cintanya Allah kepada kalian
Maka, berusahalah untuk terus menjaga cintaNya
dan kami titip doa, semoga Allah meridhoi kita semua untuk berkumpul lagi di surgaNya setelah kehidupan dunia ini
engkau, umi, abi, adik, kakak, ustad, ustadzah dan seluruh keluarga kita yang sangat kita cintai
Bandung, 6 Maret 2024
0 notes
Text
৭ম বর্ষপূর্তিতে সম্মানিত ম্যানেজিং ডিরেক্টরের শুভেচ্ছা বার্তা!
#islamicparenting#islamicreminder#bookreview#bukuislam#book#bukumurah#islamicposts#art#muslimauthors#islamiceducation#muslimmum#urduquotes#writer#bookdeals#readingisfundamental#muslimbookstagram#shia#bestnovel#islamicproducts#bookloversofinstagram#urdupoetrylovers#urduquoteslovers#selfhelping#bookstore#novelist#selfhelpingbooks#selfhelp#noveldeal#bumperoffer#ramadan
0 notes
Photo
To join our Whatsapp group 👇 https://chat.whatsapp.com/JqpqFwuMovfAipK5rc0fHW FIND US Instagram link https://instagram.com/deeninstitute?igshid=ZDdkNTZiNTM= Facebook id link https://www.facebook.com/Ebtesam007?mibextid=ZbWKwL Our ISLAMIC EDUCATIONAL institute link https://www.facebook.com/deeninstitute786?mibextid=ZbWKwL WhatsApp link https://wa.me/+923152174015 #islamic #islamicquotes #islamicreminder #islamicart #islamicreminders #islamicpost #islamicquote #islamicposts #islamic_republic_of_pakistan #islamiccalligraphy #islamicfashion #islamicarchitecture #islamic_art #islamicwedding #islamicclothing #islamicplanner #islamicknowledge #islamicgifts #islamicfashionistas #islamicstate #islamicparenting #dakwahislamic #islamicdesign #islamicpage #islamicbook #islamiccenter #islamicgift #islamicworld #islamiclife #islamicqoutes https://www.instagram.com/p/Cp09CoQKRlw/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#islamic#islamicquotes#islamicreminder#islamicart#islamicreminders#islamicpost#islamicquote#islamicposts#islamic_republic_of_pakistan#islamiccalligraphy#islamicfashion#islamicarchitecture#islamic_art#islamicwedding#islamicclothing#islamicplanner#islamicknowledge#islamicgifts#islamicfashionistas#islamicstate#islamicparenting#dakwahislamic#islamicdesign#islamicpage#islamicbook#islamiccenter#islamicgift#islamicworld#islamiclife#islamicqoutes
0 notes
Photo
﷽ 📝 DO'A AGAR DIBERIKAN KETURUNAN YANG SHALIH
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih” (QS. ash-Shaffat: 100)
https://daaralatsarindonesia.com/doa-agar-diberikan-keturunan-yang-shalih-2/
➡️ FOLLOW US Instagram.com/dai_school t.me/dai_school facebook.com/daischoolbandung -------------- ➡️ INFO PPDB bit.ly/PPDBDAI
#anakshalih #anakshalihah #parentingislami #pondokpesantren #parentingnabawiyah #islamicparenting #bukuanak #islamiparentingindonesia #pendidikananak #doa #anakcerdas #ayahhebat #pesantrensunnah #boardingschool #orangtuahebat #parentinganak #parenting #bukuislami #sekolahsd #anakpintar #parentingislam #PPDB #parentingmuslim #ilmuparenting #sekolahislam #tahfidz #mendidikanak #sekolahsunnah #dakwahsunnah #doaorangtua
0 notes
Text
Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Menjadi tugas orang tua untuk mendidik ruhiyah anak agar fitrah keimanannya tumbuh sejak dini.
Yuk, simak tahapan #pendidikan #ruhiyah pada anak.
.
.
.
#parentingbydesign#pendidikanruhiyahanak#islamicparenting#polaasuhanaj#ayahbunda#homeeducation#strongfromhome
211 notes
·
View notes
Photo
Kids prayer mat
39 notes
·
View notes
Photo
#parentingislam #parenting #islamicparenting #pendidikananak #pengasuhan #pengasuhanislam #pendidikanislam #anak #orangtua #belajar #belajarparenting #menjadiorangtua #orangtuatelada (at DGolden Cinere) https://www.instagram.com/p/CpXveqzP6zk/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#parentingislam#parenting#islamicparenting#pendidikananak#pengasuhan#pengasuhanislam#pendidikanislam#anak#orangtua#belajar#belajarparenting#menjadiorangtua#orangtuatelada
3 notes
·
View notes
Text
Dear Future Baba
Pernah denger kalimat ini?
Al-ummu madrasatul ulaa. (Ibu adalah guru pertama bagi setiap anaknya)
Mungkin, bagi sebagian orang yang sudah maupun sedang belajar Islamic parenting sering mendengar kata-kata tadi. Jadilah, para wanita atau akhwat saat ini berlomba-lomba mengikuti kelas-kelas pra-nikah ataupun sekolah calon ibu. Even dia masih singlelillah.
Tapi, ternyata kata-kata tadi masih ada kelanjutannya lhoo.
Wa Al-abu mudiiruha. (Dan ayahlah kepala sekolahnya)
Yap, baba yang dimaksud di judul tadi adalah AYAH.
Kalo wanita yang mempersiapkan diri, belajar ilmu parenting sejak dini sih, mungkin saat ini udah umum lah yaa. Karena juga, wanita lebih merasa bertanggungjawab untuk mendidik anak soalnya wanitalah yg mengandung.
Tapi, kalo pria yang belajar sejak dini ilmu parenting tuh, ADAAA. Tapi masih belum umum. Itu, hasil dari cerita-cerita yang sudah berkeluarga dan dari orang-orang dibalik kelas parenting yaa hehe. Tapi, kalo nggak setuju pun takpee. But, aku lebih appreciate sih kalo ada cowo yg sejak dini dah belajar ilmu parenting. Kalo ilmu pranikah, okelah itu juga penting. Dan juga dah lebih umum buat dipelajari sama kaum Adam.
Kenapa ilmu parenting penting buat calon ayah?
Menurut buku "Fitrah Based Education" karya Ust. Harry Santosa, ada 7 peran seorang ayah:
A man of mission and vision
Layaknya kapal yang mengarungi lautan luas, dibutuhkan nahkoda handal agar kapal dapat melalui gelombang untuk sampai pada tujuan. Begitupun peran ayah dalam menentukan visi misi keluarga.
Penyuplai ego bagi anak
Bila ibu adalah penyuplai followership, maka ayah adalah penyuplai leadership. Ayah yang hadir dengan memberikan keteladanan melalui sikap fitrah keayahannya. Tegas, juga berprinsip tapi tidak galak.
Pembangun struktur berpikir dan rasionalitas
Ayah dengan rasionalitas berpikirnya, berkontribusi membangun struktur berpikir dan inovasi dalam keluarga. Sedangkan ibu, memberikan kemampuan emosional bagi anak. Anak laki-laki belajar memecahkan masalah dengan kemampuan berpikir rasional. Anak perempuan belajar membedakan mana yang harus dipikir logis, mana yang harus dipikirkan dengan perasaan.
Penyuplai Maskulinitas
Anak laki-laki pada usia 7-10 tahun memerlukan lebih banyak kedekatan pada ayahnya untuk menguatkan konsep fitrah kelelakiannya sehingga menjadi laki-laki sejati. Sedangkan anak perempuan memerlukan sosok ayah yang dominan di usia aqil baligh agar ia memiliki sosok lelaki yang dijadikan panutannya.
Ayah Sang Raja Tega
Di usia 10 tahun ke atas, kemandirian dan keimanan anak perlu diuji dengan berbagai program. Nah, inilah peran sang raja tega untuk memberikan tugas berat untuk menguatkan potensi anak. Sedangkan ibu, berperan sebagai sang pembasuh luka, pemberi penawar dari rasa letih dan juga obat bagi luka dalam menjalani ujian.
Sang Penanggungjawab Pendidikan
Ayah sebagai kepala sekolah dalam keluarga. Ia terkadang tidak ada di sekolah karena memiliki sejumlah kepentingan lain. Terkadang ia tidak terjun langsung dalam proses belajar. Tetapi, ialah yang bertanggungjawab menentukan arah pendidikan keluarga. Ayah sang penentu rancangan pendidikan, sedangkan istri menjadi pelaksana harian.
Sang Konsultan Pendidikan
Melihat bahwa lelaki cenderung single-tasking dibanding wanita yang multi-tasking, para ayah tidak bisa terlalu banyak turun dalam hal detail. Bahkan, mereka perlu lebih banyak berada diluar agar bisa memberikan solusi yang jernih bagi istrinya yang dalam kesehariannya sudah dipenuhi banyak masalah dalam mendidik.
Teriring do'a dan harap buat aku, kamu, kita semua yang masih memiliki kesempatan buat belajar parenting. Pria, wanita, siapapun. Semoga kita bisa membangun peradaban yang lebih baik dengan sebaik-baiknya mempersiapkan didikan kita kelak. Aaamiin 🤲
97 notes
·
View notes
Text
"Tak Ada yang Salah Jika Seorang Perempuan Berpendidikan Tinggi.."
Maksudku, kelak, beruntung anaknya, karena miliki madrasah pertama yang mumpuni. Beruntung pula suaminya, separuh tanggung jawabnya memberi pemahaman akan ilmu dan pendidikan kepada keluarga, sudah terselesaikan.
Berada di bangku kuliah ataupun tidak, menuntut ilmu tetaplah sama: wajib dan mulia; bagi setiap muslim, laki-laki dan perempuan.
Jadi, teruntuk seluruh wanita yang hendak melanjukan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, jangan bimbang, ya. Pilihan yang sejalan dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, sudah selayaknya mendatangkan aneka berkah dan kemudahan.
Memang, beberapa perempuan punya kekhawatiran, tentang jodoh yang tak kunjung datang karena jenjang pendidikan yang dianggap tak sekufu. Merasa bahwa para laki-laki enggan mendekati wanita berpendidikan tinggi.
Namun, persepsi ini jelas keliru, kok. Sebab, "Menuntut Ilmu" dan "Menikah" adalah dua bab yang berbeda. Tak ada sangkut pautnya dengan perkara jodoh, yang bahkan sebelum bumi dicipta, sudah Allah tetapkan takdirnya pada masing-masing kita.
Ini sama seperti segelintir orang yang mengira bahwa good looking adalah modal utama dalam urusan jodoh. Padahal.. ah, tidak. Lihatlah di sekitar kita. Banyak, laki-laki dan perempuan, mereka good looking, tetapi sampai hari ini masih mempersoalkan jodoh yang tak kunjung datang. Sebaliknya, ada pula mereka yang.. tak pernah dianggap good looking, tetapi hari ini, mereka sudah bahagia dengan keluarga kecilnya.
Karena seperti yang kubilang tadi, perkara jodoh adalah urusan langit yang tak bisa diintervensi manusia. Semuanya, sudah Allah tetapkan.
So, jika ada perempuan berpendidikan tinggi tapi belum menemukan jodohnya, hati-hati, jangan salahkan ilmunya, ya. Bisa jadi, mungkin, karena ikhtiar menjemput jodohnya yang masih belum maksimal, atau, ada hikmah lain yang masih Allah rahasiakan untuknya.
Tetap semangat!
Dan, salam takzim untuk semua wanita yang menaruh prioritas tinggi terhadap ilmu :)
18 notes
·
View notes
Text
Inner Child: Mitos atau Fakta?
Di sela-sela meeting dengan mentor self-development saya (Februari 2020 lalu), saya membuka Instagram dan gak sengaja melihat postingan seorang ustadz di bidang parenting—yang juga saya miliki bukunya dan sudah saya khatamkan 2015 lalu—menyangkal konsep inner child, yang saya yakini itu adalah pendapat pribadi beliau tanpa mengkomparasi dan melihat dari perspektif lain.
Menurut beliau, adalah luar biasa aneh kalo orang mengaku meyakini fitrah sebagaimana dimaksud As-Sunnah, tapi masih mengimani inner child. Sama anehnya dengan orang yang mengatakan tidak dapat menerima psikoanalisis, tapi menganggap mitos inner child sebagai kebenaran yang pasti terjadi. Setelah itu beliau tidak memberikan penjelasan, alasan, atau caption yang berbobot dan mencerahkan selain hanya menyindir kaum yang mengimani inner child. Jelas saja kolom komentar postingan itu penuh dengan pertanyaan netizen, dan mereka berharap ada penjelasan lebih detail dan lebih lanjut. Dan banyak juga netizen di sana yang belum tahu apa itu inner child.
Saya dan mentor saya pun agak ‘berontak’, wqwq. Sebab kami termasuk kaum yang ‘mengimani’ inner child (karena beberapa faktor dan latar belakang yang gak bisa saya jelaskan di sini). Bahkan Maret 2019 lalu, kami sempat memprakarsai dan menunaikan sebuah event talkshow tentang inner child di sebuah mall di kota kami—yang pembicaranya adalah mentor saya sendiri, haha!
Karena mentor saya gemas, beliau langsung menghubungi temannya yang merupakan seorang psikolog sekaligus public speaker di bidang parenting Islami yang berdomisili di Malaysia. Kata temannya tersebut, memang ada muslim yang mutlak ‘mengharamkan’ inner child, ada juga yang tidak ‘mengharamkan’. Dan beliau adalah muslim yang mengambil jalan tengah, alias tidak mentah-mentah menolak inner child, karena menurutnya pengetahuan tentang inner child ini juga penting. Meski beliau mengirim penjelasan via voice note di WA mentor saya, saya gak puas dengan penjelasan beliau karena konsepnya belum bisa saya pahami hingga ke akarnya. Jelas ini menjadi PR bagi saya untuk belajar lagi dan mencari tahu.
Yang ingin saya highlight terkait inner child dan postingan ustadz tersebut ada 2:
1) Menurut para psikolog luar negeri dan berdasarkan sumber-sumber berbahasa Inggris lainnya, inner child itu bukan hanya tentang pengalaman dan peristiwa pengasuhan masa kecil yang buruk atau gak menyenangkan, tapi juga tentang pengalaman dan peristiwa pengasuhan masa kecil yang baik dan menyenangkan. And EVERYBODY HAS AN INNER CHILD.
Jadi tiap orang itu pasti punya inner child. Sayangnya, dalam dunia parenting Indonesia, inner child dipahami sebagai bawaan-bawaan negatif (gak sehat) dari pengasuhan masa kecil yang harus disembuhkan. Padahal, inner child itu ada yang HEALTHY (happy, playful, fun, etc.) dan ada yang UNHEALTHY (injured, traumatic, wound, emotional pain, etc.). Dan hal ini sudah saya ketahui sekitar 2 tahun lalu. Dan selama saya belajar ilmu parenting, saya baru menemukan 1 akun Instagram yang mengatakan bahwa inner child juga merupakan pengalaman dan peristiwa pengasuhan masa kecil yang MENYENANGKAN.
2) Di buku-buku parenting Islami yang saya punya, jelas gak ada pembahasan tentang inner child. Maka saya Googling. Setelah saya Googling, saya belum menemukan sisi mana dari konsep inner child yang bertentangan dengan Islam. Yang selalu saya dapatkan adalah cara penyembuhannya (self-healing) yang harus Islami, alias disesuaikan dengan tuntunan Islam, yakni dengan tazkiyatun nafs.
FYI, penyembuhan (healing) inner child itu beragam, tergantung kasusnya seperti apa. Sebagai seorang muslim, saya menolak praktik healing dengan cara meditasi.
Orang-orang yang memiliki UNHEALTHY inner child mungkin kurang setuju atau bahkan gak setuju bahwa healing (penyembuhan) dilakukan dengan tazkiyatun nafs. Karena bagi mereka—apalagi yang luka batinnya teramat parah dan mendalam—penyembuhan gak se-sederhana dengan tazkiyatun nafs.
Kalo healing yang dianjurkan adalah tazkiyatun nafs, menurut saya kurang tepat kalo dilabeli atau diistilahkan dengan “Islami”, karena itu sudah bagian dari way of life-nya seorang muslim, alias sudah seharusnya dilakukan oleh orang muslim dalam kesehariannya. Islam sendiri pun juga sudah mengatur bagaimana anak harus bersikap kepada orang tuanya, seburuk apapun orang tuanya.
Nah, kalo pakai tazkiyatun nafs, di event talkshow inner child yang saya dan mentor saya adakan, kami mengemasnya dengan perenungan dan penerimaan, bermaaf-maafan antara ibu dan anak (bagi yang membawa anak), dan dzikir asmaul husna. Semuanya itu dilakukan di akhir acara.
Tapi saya tetap husnudzon pada ustadz tersebut. Mungkin saya yang terlalu fakir ilmu ini belum bisa memahami apa sebenarnya yang dimaksud beliau. Ilmu saya “gak nyampe”.
Saya pribadi menyimpulkan bahwa issue ini sama seperti CHILD FREE yang selalu debatable—tergantung dari perspektif apa orang menilai (Dan saya bukan penganut child free, tapi juga gak sepenuhnya kontra terhadap child free. Ya iyalah, mana mungkin saya penganut child free, lha wong saya sampe sekarang masih doyan belajar ilmu parenting. Begimane tuh jaenab?)
Apakah inner child adalah mitos atau kebenaran yang pasti terjadi? Menurut para psikolog yang menyatakan “everybody has an inner child” dan berdasarkan pengamatan saya sejauh ini, kemungkinan besar inner child akan terjadi, entah itu HEALTHY inner child atau UNHEALHTY inner child. Sebab menurut ilmu psikologi, inner child adalah bagian dari diri kita di masa kecil yang tak pernah hilang dan selalu ada di dalam diri kita bahkan saat kita telah beranjak dewasa. Dan inner child merupakan salah satu bagian dari alam bawah sadar manusia. Menurut saya, frekuensi terjadinya yang pasti berbeda pada tiap orang, tergantung juga apa pemicunya. Dan untuk yang memiliki UNHEALTHY inner child, maka tergantung sejauh mana proses healing-nya.
Di bawah ini saya sertakan artikel/tulisan tentang inner child berdasarkan pengalaman beberapa orang. Harapannya, semoga kita gak asal judging ketika kita berbeda pendapat/pandangan dengan orang lain terkait inner child.
https://ayunafamily.com/aku-innerchild-part-1/
https://khoirunnikmah.com/inner-child/
Jember, 14 November 2021
4 notes
·
View notes
Text
গার্ডিয়ানের স্টলে পড়াশোনায় মগ্ন আমাদের মস্ত পাঠক 🥰
#islamicparenting#islamicreminder#bookreview#bukuislam#book#bukumurah#islamicposts#art#muslimauthors#islamiceducation#muslimmum#urduquotes#writer#bookdeals#readingisfundamental#muslimbookstagram#shia#bestnovel#islamicproducts#bookloversofinstagram#urdupoetrylovers#urduquoteslovers#selfhelping#bookstore#novelist#selfhelpingbooks#selfhelp#noveldeal#bumperoffer#ramadan
0 notes
Text
“Memahami Ego Anak melalui Fitrah Individunya”
-review dari sebuah Kulzoom Parenting
بسم الله الرحمن الرحيم
Pada saat usianya 2 tahun lebih, saya mengira fase egosentris Si penyejuk mata-hati berhasil kami lewati dengan gemilang. Megah hati saya menyaksikan ia secara sukarela sharing buku-buku pun mainannya dengan siswa-siswi yang saya undang belajar di rumah.
“Hmm, ternyata tidak sepelik yang telah dibaca-baca sebelumnya”, pikir saya waktu itu.
Hingga masuklah semester baru di tahun ajaran ini. Sang putri yang kini usianya 3 tahun 3 bulan sangat posesif dengan barang miliknya. Saat siswa saya datang, tak satupun buku boleh dipinjam. Mainan pun tak boleh dikeluarkan. Padahal sebelumnya, semua buku dan mainannya bebas dieksplor bersama, tidak hanya dengan siswa saya, namun juga murid-murid mengaji di rumah.
Akhirnya, saya insyafi, tentulah masa egosentris ini takkan semudah itu ya, Bund.
Alhamdulillaah, postingan undangan kulzoom dari @namil_edufitrah beberapa waktu lalu seperti menjanjikan washilah jawaban dari Allaah atas kebingungan saya menghadapi sikap si buah hati belakangan ini.
Dengan izin Allaah, pekan lalu saya mengikuti kulzoom dari @namil_edufitrah dengan cukup kondusif sebab si kecil asyik menikmati waktu berkualitasnya bersama bunda dan nenek yang sedang berkunjung.
Melalui kulzoom bertajuk “Memahami Ego anak melalui Fitrah Individunya”, wawasan saya terkait salah satu aspek fitrah serasa ter-refresh dan ter-upgrade! Maasyaa Allaah. Oleh pemateri yang luar biasa, saya diingatkan bahwa fase ini memang akan terus berlangsung hingga si buah hati berusia 6 tahun. Dan usia 3-6 tahun memang masanya konflik kepemilikan, fase negosiasi yang alot bagi anak cluster pertama (usia 0-6 thn).
Tidak memberi ruang bagi kantung ego yang isinya “it’s all about Me” pada anak, hanya akan mencetak pribadi dengan fitrah individu lemah, yang tidak selesai dengan ego sendiri di kemudian hari. Jadi jangan kaget saat ledakan-ledakan ego yang sangat besar muncul, sebab letupan-letupan kecilnya tidak diberi tempat.
Misalnya, memaksa anak cluster 1 untuk meminjamkan barang miliknya pada orang lain padahal ia sedang tak ingin, ternyata bisa berdampak pada cederanya fitrah individual yang efeknya bisa jangka panjang.
Maukah Ayah-Bunda, jika anak tumbuh menjadi Si penuruuut yang tak mampu berpendapat, bahkan senantiasa membutuhkan validasi dari kita atas apa yang harus dan tak harus dilakukannya, atau tak punya keberanian untuk bertanya ini-itu tentang keputusan yang menyangkut dirinya? (Tentu yg saya maksud hal-hal di luar perkara syari’at yang jelas tuntunannya dari Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wasallam, yaa.)
Berilah ruang yang fleksibel bagi anak untuk berkekspresi dan bereksplorasi. Tidaklah benar jika menganggap bahwa opsi-opsi dari kitalah yang selalu menjadi pilihan terbaik. Pahami ia dengan segala keunikannya.
Kita perlu memenuhi serta merawat fitrah ego dan individualitas anak agar tidak ada jiwa masa kecil yang terpenjara.
Pada 6 tahun pertama, Ayah-Bunda bisa melakukannya dengan memberi panggilan kesayangan untuk memvalidasi bahwa dirinya berharga, memberi sang buah hati pakaian yang sesuai dengan karakternya, menanamkan kesadaran tentang hak milik, membangun keterampilannya untuk tampil sendiri, memupuk keberaniannya untuk tampil beda, dan mengajarkan anak untuk menolak dan berkata “tidak”.
Semoga kita bisa menjalankan misinya, ya. “Kenyangkan” ego anada di usia dini, agar tiada “lubang” yang baru terdeteksi di kemudian hari pada aspek ini.
Mengutip secara makna, salah satu dari sekian banyak yang disampaikan oleh Bunda Sofi: Semakin dalam kita menyelami dan memaknai peran kita dalam mengasuh dan mendidik anak-anak, sesungguhnya sedalam itulah kita menyediakan ruang bagi diri kita untuk diasuh dan dididik.
Ya, diasuh dan dididik oleh “kurikulum” Allaah.
Semangat ya, para ayah dan bunda! Semoga Allaah Ta’ala memberkahi setiap proses yang kita lalui, memudahkan, mengilhamkan kita dengan kebaikan, dan menghadirkan pertolongan bagi kita dalam membersamai tumbuh-kembang Sang Buah Hati sesuai fitrahnya.
Jangan andalkan diri sendiri yak, berat!
Allaahul musta’aan, wallaahu waliyyut taufiiq, baarakallaahu fiikum 🌻
Jazaakumullaahu khayran,
@namil_edufitrah sebagai penyelenggara,
Bunda @sofiana_indraswari sebagai narasumber,
Serta para sponsor dan tim yang terlibat.
#reviewKulzoomNamil5
6 notes
·
View notes