#ibracadabra
Explore tagged Tumblr posts
Text
Happy birthday, Z!
#42
#zlatan#ibrahimovic#ibra#psg#zlatan ibrahimović#sweden#ac milan#inter#juventus#ajax#malmo#ibracadabra
12 notes
·
View notes
Text
Back in Milanello
9 notes
·
View notes
Text
12 notes
·
View notes
Text
Sono troppo felice.
13 notes
·
View notes
Text
Ballon d'Or Nominees: Who's Got the Golden Touch?
Ballon d'Or Nominees: Who's Got the Golden Touch?
Football's highest honor, the Ballon d'Or, isn't easy to snatch. Only 26 players have ever held the golden ball, and even getting nominated is a huge deal.
Top 10 Most Nominated Players:
Cristiano Ronaldo (18): The unstoppable machine still holds the record for most nominations despite his 2023 move to Saudi Arabia.
Lionel Messi (16): Don't be fooled by second place! Messi still boasts the most wins with a whopping 7 golden balls.
Paolo Maldini (13): This defensive rock spent two decades dominating the field, earning 13 nominations along the way.
Johan Cruyff (12): Footballing pioneer and legend, Cruyff's influence goes beyond stats, as evidenced by his 12 nominations.
Franz Beckenbauer (12): Nicknamed "Der Kaiser," Beckenbauer is a Ballon d'Or double winner and World Cup champion in both player and manager roles.
Karim Benzema (12): Finally winning the 2021 Ballon d'Or proved Benzema was more than just Ronaldo's sidekick.
Zlatan Ibrahimovic (11): Ibra's incredible longevity and dominance across multiple countries earned him 11 nominations.
Gianluigi Buffon (11): The GOAT goalkeeper, Buffon holds the most nominations for any shot-stopper at 11.
Neymar (9): Despite not living up to expectations as Messi and Ronaldo's successor, Neymar snagged 9 nominations.
Thierry Henry (9): Premier League's king, Henry sadly never took home the Ballon d'Or, but his 9 nominations speak volumes.
#ballondornominees#goldenballdream#whogetsgoldnext#messivsronaldo#buffonwall#henrymagic#ibracadabra#neymardazzle#benzematime#cruyfflegacy#footballlegends#nextgeneration
0 notes
Text
Based on this request ;)
Happy Anniversary | Instagram AU
Pair : Zlatan Ibrahimović x fem!reader
Summary : For their parents Anniversary Maximilian and Vincent decide to show their love through their shared account. That leads to the couple itself to do the same thing.
Tw : There are none because this is pure fluff 😭
_______________________________________________________
@maximilianvincent
📍Milan
liked by @iamzlatanibrahimović @yourinstagram @acmilan and many others
@maximilianvincent Morther and Father , Mom and Dad , OUR PARENTS <3 Happy Anniversary ❤️
Comments :
@iamzlatanibrahimović We love you so much ❤️
@yourinstagram Love u MAX and Vinnie ❤️
@acmilan The best couple in the football world. Happy Anniversary to the Lion and the Lioness ❤️🔥
@ibrahimovićfan1 MOMMY AND DADDY
@ibracadabra I NEED what they have 🥺
@iamzlatanibrahimović
📍Milan
liked by @yourinstagram @maximilianvincent @acmilan and many others
Happy Anniversary my love ❤️
Comments :
@yourinstagram I love you so much ❤️
@maximilianvincent Momma has STYLE 😎
@acmilan Ms Ibrahimović slaying as always ✨️
@rarwfan2 WHERE DID YOU FOUND ABOUT THE SLAY THING?!😅😂🤣
@yourinstagram
📍Milan
liked by @iamzlatanibrahimović @maximilianvincent @acmilan and many others
Happy Anniversary my lion I will always love you ❤️
Comments :
@iamzlatanibrahimović Honey I love you but why these photos😭❤️
@maximilianvincent Screenshot ✔️
@acmilan Slayed again 😍 🙌 ✨️ 👏 👌 😩
@ynfan We need to see more ;)
__________________________________________________________
Tags : @unimportantbabymilksharkte
#football imagine#football fanfic#football instagram au#zlatan ibrahimovic imagines#zlatan ibrahimovic x reader#zlatan ibrahimovic x you
73 notes
·
View notes
Text
Saya Zlatan : Kisah Si Anak Pencuri Sepada dan Tukung Bersih yang Menjadi Bintang Sepak Bola
“Orang-orang bertanya kepada saya apa yang akan saya kerjakan kalau saya tidak menjadi pesebak bola. Saya tak tahu jawabannya. Mungkin saya akan menjadi penjahat” (hlm. 35)
Banyak orang yang menyayangkan bahkan berduka atas tidak lolos Timnas Italia ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia setalah bermain imbang melawan Timnas Swedia. Di samping itu, tak banyak orang bersorak-tepuk tangan dan bahagia atas lolosnya Swedia di Play Off Zona Eropa Ke Piala Dunia—yang ada, malah media dan para netizen meributkan sosok Zlatan Ibrahimoic yang kemungkinan akan bermain kembali untuk Timnas Swedia setelah dirinya memutuskan pensiun satu setengah tahun yag lalu. Mungkikah Si “Ibracadabra” kembali merumput memperkuat Timnas Swedia di Piala Dunia 2018 ? saya tak tahu jawabannya. Kita lihat saja nanti.
Zlatan Ibrahimovic merupakan sosok pesebakbola yang sungguh fenomenal sekaligus kontroversial. Tak ada yang meragukan kemampuannya dalam hal memasukkan bola ke jala gawang lawan. Ia kerap menciptakan gol-gol indah dan pernah mendapat penghargaan pencetak gol terbaik saat bermain di Klub Italia, Inter Milan, dan berbagai penghargaan lain yang dicapai oleh Zlatan.
Siapa sebenarnya Zlatan ? Mengapa iya masih diinginkan bermain untuk Timans Swedia ? di bawah ini saya akan mengulas biografi Zlatan Ibrahimovic.
***
Bagian pertama buku ini ditulis dengan bercerita perjalanan karir Ibrahimovic di Klub Raksasa asal Catalunya, Barcelona. Sebelumnya, Ibra bermain untuk Klub Italia, Inter Milan. Dia bermain dengan berilian. Bagian ini menceritakan bagaimana kehidupan Zlatan di Barca dan lebih khusus pandangannya terhadap sosok pelatih Pep Guardiola. Ia datang ke Barca setelah dibeli dari Inter Milan.
Zlatan mengatakan bahwa bermain di Klub raksasa Catalunya di bawah asuhan Pep Guardiola layaknya anak sekolahan yang harus nurut apa yang dinginkan oleh Sang Guru. Awal kedatangan Zlatan Ke Barca mendapat peringatan langsung dari Guardiola , “Di Barca, kita berpijak di tanah. Jangan bawa Ferrari atau Porsvhe ke sisi Latihan”. Zlatan mencoba memahami makna perkataan Pep, yang kurah lebih menurut Zlatan maknya adalah, bahwa jangan merasa istemewa di Barca. Menurut Zlatan Ibra mirip dengan sekolah. Semua harus nurut apa kata Sang Pelatih. Fakta memang begitu.
Di awal musim, Zlatan bermain bagus untuk Barca. Ia mencetak 16 gol di Liga dan empat gol di Liga Champion dan berhasil memenangkan gelar La Liga. Pencapaian prestisius itu berbanding terbalik dengan hubungan dengan sang Pelatih, Pep. Ia menjalangi hubungan yang tidak harmonis dengan Pep. Puncaknya setelah Pep menerima masukan dari Messi untuk merubah formasi Tim, agar messi bermain di tengah dan Zlatan menjadi ujung tombak di depan. Hal itu bermula dari kurang okenya atau seretnya Messi menghasilkan gol. Perubahan formasi dari 4-3-3 ke 4-5-1 yang menyebabkan posisi Zlatan di depan Messi dan akhirnya, Zlatan hanya menjadi bayangan Messi.
Zlatan lantas tidak terima dengan perubahan yang dilakukan oleh Pep. Ia berusaha meredam atas ketidaknyamanan dan perlakukan yang diperlakukan kepada hanya karena oleh satu pemain. Ia tak mau dijadikan tumbal. Tetapi, Pep tak mau memusingkan itu. Pep selalu menghindar yang membuat Zlatan tak tahan meluapkan emosinya. Kita tahu bahwa Zlatan adalah sosok pesepak bola yang hebat. Jika mendapat perlakuan sebagai seharusnya memperlakukan pemain hebat, apa reaksi yang akan dilakukannya ? kita pasti tahu. Zlatan masih mencoba bertahan dan menahan kegerahannya terhadap Pep.
Kesumat itu mencuat saat Barca bertandang melawan melawan Villareal. Ia didudukkan di bangku cadangan dan hanya dimainkan lima menit. Perasaannya terombang-ambing dan ia merasa sudah tak kuat menahan emosinya. Ia ingin mengamuk—dan memang Zlatan adalah pribadi yang suka mengamuk. Ia bukan sosok yang tidak mau dibenci dan diremehkan. Ia bahkan senang dan terbiasa diperlakuan seperti itu karena malah membuatnya tambah bersemangat dan akan membuktikan bahwa ia tidak pantas dibenci dan diremehkan—tentu ia akan buktikan di atas lapangan. Namun, perlakuan Pep lebih dari itu. Pep bukan hanya mematikan Zlatan sebagai pemain hebat, tetapi membangkitkan singa dari tidurnya untuk menerjang mangsanya yang siap disantap di depan mata.
Usia pertandingan, di ruang ganti, Zlatan teriak kepada Pep yang berada tetap di depannya sedang menggaruk-garuk kepala, “ Dasar pengecut!. Kamu mempermalukan diri di hapadan Mourinho. Minggat sana ke neraka !”
Sebelum pertandingan melwan Villareal, Barca bertandang melawan Inter Milan yang diasuh oleh Jose Mourinho. Ini merupakan laga penting untuk lolos ke final Liga Champions. Laga itu bukan hanya membawa misi agar Barca mendapat kemengan atas Inter. Lebih dari itu, sang Pelatih, Pep ingin menunjukkan bahwa ia mampu mengalahkan Mourinho. Namun, hasilnya barca kalah 3-1 dan menang 1-0 di leg kedua namun Barca tetap tidak lolos ke Final.
Menurut Zlatan, Pep memiliki ambisi untuk menunjukkan dirinya sebagai pelatih yang setara bahkan melebihi Jose Mourinho. Bagi Zlatan Mourinho adalah pelatih bintang besar. Pelatih yang pernah menjuarai Liga Champion bersama Porto. Bagi Zlatan, mantan pelatihnya di Inter itu orang yang menyenangkan. Perhatian dan tak sungkan-sungkan menanyakan kabar Zlatan. Zlatan menyukainya dan hal ini tentu berkebalikan dengan pandangannya terhadap pelatihnya di Barca, Pep Guardiola.
***
Sebelum Zlatan terkenal sebagai pemain persebak bola profesional dan termasuk pemain hebat. Ia adalah lelaki nakal dan sulit diatur. Ia nyaris menjadi seorang penjahat andai ia tak memilih sepak bola. Siapa yang meyangka bahwa Zlatan adalah anak kecil yang suka mencuri dan lahir dari seorang ibu tukang bersih-bersih sampah di jalanan.
Zlatan kecil memiliki tubuh mungil, memiliki hidung besar dan cadel sehingga ia harus berobat ke terapis bahasa. Selain itu, dia hiperkatif. Ia tidak bisa diam barang sedikitpun dan terus-menerus berlari.
Zlatan lahir dari keluarga imigran asal Balkan tinggal di Rosengard selatan Swedia. Kehidupan keluargannya tidak harmonis. Jangan bayangkan masia kecil Zlatan penuh bahagia atau penuh kasih dan pelukan hangat dari orang tua. Belum genap usia dua tahun, ibu dan bapaknya bercerai. Kehidupa seperti ini membuat dirinya tumbuh menjadi lelaki kurang diperhatikan.
Ibuknnya beprofesi sebagai petugas kebersihan yang bekerja selama 14 jam. Sedangkan bapaknya bekerja sebagai buruh bangunan giliran. Semenjak orang tuanya bercerai, Zlatan dan kakak perempuan seibu-sebapak, Salena serta Alexsandar dan saudara perempuan beda ayah hidup bersama Ibunya. Bisa dibayangkan betapa susahnya kehidupan yang dijalani Ibu Zlatan yang serba kekurangan dan rumahnya dipenuhi anak-anak.
Zlatan dan Salena akan membantu Ibunya diakhir pekan untuk meringankan beban keluarga dan mendapat uang jajan. Keadaan yang serba kurang itu, Zlatan tumbuh menjadi pemuda yang angkuh, sering buat onar dan percaya diri.Ia sering dipukuli oleh Ibunya. Tak tanggung-tanggung. Ia dipukul menggunakan spatula. Tak jarang kepalanya menjadi sasaran pukulan ibunya. Ibunya memang sangat keterlaluan.
Ia tumbuh menjadi lelaki yang liar. Meski tidak liar-liar amat—ia masih memiliki karakter dan prinsip, setidaknya seperti itu. Zlatan sangat membenci narkoba dan dalam hidupnya tak pernah merokok. Ia tidak suka mabuk-mabukan sehingga ia sangat membenci kebiasaan ayahnya yang mabuk-mabukan dan ia berani memperingatkan kebiasaanya buruk ayahnya itu. Namun, ia juga pernah sekali mabuk dan berakibat pingsan tak kala ia bermain di Juventus. Pada saat itu bersama temannya merayakan kemenangan Scudetto, yang dirayakan dengan mabuk-mabukan.
Ia juga punya prinsip yang mungkin semua orang jarang memilikinya, bahwa tindakan dan perkataannya harus sejalan. Itulah prinsip hidupnya. Selain itu, Ia pernah mencuri dan hampir kebablasan akan menjadi profesinya. Ada cerita menarik dari aktifitasnya mencuri sepeda. Ia pernah mencuri sepeda milik seorang militer yang membuatnya semakin tambah berani. Juga mencuri sepada asisten pelatih Klubnya meskipun akhirnya ia mengakui tapi tidak bilang bahwa ia yang mencuri. Ia tak berani. Akhirnya dia mancari alasan bahwa dia membawa sepada itu karena ada kondisi darurat. Selanjutnya, ia ingin mencuri sepada lagi untuk dipakai ke tempat latihan sepak bola. Semua itu ia lakukan adalah untuk meningkatkan adrenalinnya. Ingin membuktikan bahwa dia adalah lelaki pemberani. Kepribadiannya yang kemudian menyertai
***
Karir sepakbola dimulai dari Klub pertamanya, MBI, Asosiasi Sepak Bola dan Olahraga Malmo. Saat itu usianya baru enam tahun pertama kalinya bermain. IA berlatih di atas krikil, di
Zlatan kecil adalah pribadi yang selalu tidak puas. Ia memliki semangat tinggi dan selalu ingin belajar. Di luar Klubnya, ia tetap berlatih dengan sekulit bundar. Kadang-kadang bersama temannya di kompleks rumah susun, mereka bermain sampai larut malam. Sehingga ibunya harus memanggil untuk segera masuk namun ia adalah Zlatan. Pemuda yang tidak penurut. Ia tetap bermain sekalipun hujan turun. Ia memang gila bola, sampai-sampai sikulit bundar ia ajak tidur bersamanya.
Kemampuannya beramain bola semakin meningkat. Kalian tahu siapa yang diidolakan oleh Zlatan dan menjadi panutannya dalam meningkatkan taktik bermain sepakbola ? ialah Ronaldo dan Romario. Zlatan sangat menyukai permainan Brazil lebih khusunya kedua pemain yang saya sebutkan. Ia mempelajari permainan Ronaldo melalui internet. Di luar sesi latihan, ia akan mengunduh video-video Ronaldo. Ia sangat suka gerak tipu dan cara Ronaldo menggiring bola. Ia mengidolakan Ronaldo. Baginya, Ronaldo adalah panutan dan pahlawanya.
Menjadi pemain hebat tidak didapatkan dengan cara instans. Sebagaimana yang terjadi pada Zlatan. Ia harus melewati masa-masa sulit dan meningkatkan kemampuan. Kemampuannya bermain sepak bola banyak diragukan oleh teman-temanya di Klub dan bahkan orang tua temanya. Ah, siapa sih Zlatan itu? dia hanya suka menggiring bola. Dia pemain egois, pembuat keributan dan kalimat-klimat miring yang dialamatkan kepadanya. Orang-orang itu salah alamat. Kalimat miring itu jelas tak akan menyurut semangatnya. Benci dan kemarahan akan menaikkan adrenalinnya dan akan membuktikan kepada mereka bahwa dialah yang terbaik. Dengarkan/abaikan itu lah rumus sukses Zlatan. Seperti yang dikatakan oleh Zlatan sendiri,
“Saya bukan bocah yang berbakat berbakat yang dengan mudahnya melenggang ke Eropa. Saya tetap berjuang meski keadaan saya tidak memungkinkan. Para orangtua dan pelatih menantang saya sejak awal, dan saya terus belajar tanpa memedulikan perkataan orang. Zlatan hanya bisa menggiring bola, keluh mereka. Dia begini, dia begitu, dia salah. Saya hanya menjalani hidup saya: saya mendengarkan, sekaligus mengabaikan; dan saat berada di Ajax saya sungguh berusaha menyerap budaya di sana dan belajar bagaimana mereka berpikir dan bermain” (hlm. 143)
Ia memulai karir di Klub Malmo FF. Pada saat itu usianya masih 17 tahun. Ia dipromosikan ke tim utama saat klub itu dalam masa-masa sulitnya. Malmo FC pada tahun 1999 terdegragasi dari divisi satu, Allsvenskan ke divisi dua, Superettan. Meski bermain di divisi dua, tak mengurangi semangatnya bermian. Ia tetap membuktikan bahwa dia memang pantas bermain di tim utama Malmo FF. Ia berhasil mengantarkan Malmo FF ke liga teratas dengan mencetak 13 gol dan menjadi runnerp up. Bermain bagus di Malmo FF dan menjadi pembiraan di berbagai media. Ia telah dilirik oleh Klub-Klub besar Eropa. Ia telah jadi bintang di Malmo FF. Semua orang membicarakannya. Kini, tak ada lagi yang meragukan kemampuannya.
Tak banyak yang dapat Zlatan persembahkan untuk Malmo FF. Setelah sekian lama kemampuannya diragukan, setelah ia membayar keraguan itu, Ia telah dilirik oleh Klub raksasa asal Belanda yang pernah memiliki pemain hebat seperti Johan Cryuff dan Marco van Basten yaitu Ajax. Perpisahannya dengan Malmo FF pun begitu menyedihkan. Ia tidak dimainkan saat laga terakhirnya bersama timnya—yang itu artinya ia dilepas tidak dihadapan ribuan penonton. Ia bak habis manis sepah dibuang. Pihak Klub hanya memberikannya bola yang terbuat dari berlian, namun Zlatan tak mau menerimanya. Ia menyadari bahwa dia hanya dianggap pemain yang memberikan keuntangan besar buat Malmo FF sementara ia tidak mendapatkan apa-apa. Klasul sebesar 10 persen dari hasil penjualannya yang harus ia dapat, namun itu hanya sekedar omong kosong. Ia diperlakukan bak sapi perah. Barsee Horges, yang paling bertanggung jawab atas proses penjualannya ke Ajax merasa tak bersalah. Ia telah memakan omongannya sendiri bahwa agen itu penipu dan dia telah menipu Zlatan.
Zlatan memang pribadi yang sedikit berantakan—walaupun dia akan berkata bahwa dia lelaki yang disiplin. Semenjak kecil ia memang dilatih untuk mengurus dirinya, tapi dalam hal tertentu ia terlihat kacau. Di balik kenakalan dan keangkuhannya, ia adalah pribadi yang merasa kesepian dan kekosongan. Sangat mudah ditebak, hal itu disebabkan karena mulai sejak kecil ia tak mendapat perhatian dari kedua orangtua. Saat mendapat tekanan dan masalah dari Klubnya, ia kadang bingung mencari teman untuk diajaknya bicara. Ia mencoba menghubungi keluarganya, ibu dan bapaknya. Tapi, tetap saja merasa sepi dan kacau.
Bermain bersama Ajax juga tak mulus-mulus amat. Hampir sama dengan Klub sebelumnya. Mungkin yang memebedakan adalah, ia sekarang bermain di salah satu Klub papan atas di Eropa dan Belanda. Selebihnya, yang terjadi pada Zlatan adalah sama, tak betah di Klub dan bermasalah dengan sang pelatih, Ronald Koeman dan sang direktur, Lois Van Gal. Puncaknya, setelah laga persahabatan Swedia melawan Belanda. Meski laga itu hanya sebatas persahabatan, tapi Swedia membawa misi balas dendam atas Belanda, yang sebelumnya mengalahkan mereka di Piala EURO 2004. Tepatnya saat pemain setimnya di Ajax, Rafael van den Vaart, yang mempekuat Belanda, ditandu keluar karena ligamen di pergelangan kakinya sobek, dan Rafael berkata kepada wartawan bahw Zlatan sengaja mencidrai dirinya.
Zlatan memang mendapat sorotan di Ajax. Van Gaal memberikan kritik padanya agar dia tidak hanya fokus menyerang tetapi juga membantu pertahanan. Ia menampik masukan sang direktur. Emangnya kamu siapa ? ia malah memegang omongan dari mantan pemain Ajax yang panutannya, van Basten. “Jangan kau (Zlatan) buang energimu untuk bertahan. Kau harus pakai tenaganya untuk menyerang. Itulah solusi terbaik untuk kau dan tim, denga menyerang dan mencetak gol, bukan dengan memaksa kakimu bermain bertahan” (hlm. 171)
Zlatan memang tidak banyak menciptkan gol saat bermain untu Ajax. Dari 25 pertandingan ia hanya menciptkan 5 gol. Namun, gol terkahirnya, saat melawan Breda dan, disandingkan dengan gol Maradona ke gawang Inggris pada perempatan final Piala Dunia 1986. Pada jendala transfer akhir agustus 2004, Zlatan hengkang dari Ajax ke Klub raksasa Italia , yang sejak kecil menjadi impiannya yaitu Juventus.
Di Italia lah, ia mulai dipanggil Ibra. Fabio Capello, pelatih Juventus, memangilnya demikian. Kararkter pelatih seperti Capello sangat disukai oleh Ibra. Keras dan ia memang senang dengan di bawah asuhan seperti itu. Ibra bukan tipikal pemain yang disukai karena dekat atau akrab dengan sang pelatih. Ia lebih senang kalau dipercayai dan disukai karena kemampuannya.
Banyak pelajaran yang ia dapat dari Capello. Kepindahannya dari Ajax ke Juventus mengantarkannya menjadi pemain hebat di Eropa. Capello menaruh kepercayaan kepadanya, dan menjadikan dirinya sebagai kunci pemain di klub Juventus. Capello berujar kepadanya “Sesi latihan sama pentingnya dengan pertandingan. Kalian tidak bisa bermain lembut saat latihan dan baru keras saat bertanding. Kalian harus siap tempur setiap menit, kalau tidak saya yang bakal menghajar kalian” (hlm. 418)
Dua musim ia memenangkan scudetto bersama Juventus. Di musim keduanya hanya menciptakan 7 gol di Liga. Permainnya yang kadang naik turun, menjadi sasaran kritik para penggemar klub. Memang begitulah kalau orang menaruh ekspektasi setinggi langit, tetapi faktanya tak sesuai dengan ekspektasi. Demikian juga dengan sepak bola. Pemain yang dianggap hebat, harus siap menerima tekanan ditengah riuh tepuk tangan dan sanjungan. Hari ini semua orang akan bisa sangat jadi benci, namun hari berikutnya akan dipuja bak dewa—kulau bermain dan menyelamatkan tim dari kekalahan. Itulah yang terjadi pada Ibra.
Dua musim berlalu. Juventus mengalami kegaduhan. Klub tersebut dituduh terliat skandal, yang membuat Juventus terpuruk dan diusir ke Seri B. Hal ini juga berakibat pindahnya Ibra ke Inter Milan. Ia memilih pindah. Tak seperti Buffon, De Piero dan Trezeguet tetap bertahan dan setia di Juventus. Mungkin kita akan sepakat dengan para Juventini bahwa Ibra adalah penghianat. Namun, ia memiliki sudut pandang bahwa ia meniti karir sebagai pemain profesional. Ia bermain untuk itu bukan semata-mata untuk klub. Pada saat klub tidak memberi jalan terang untuk karirnya, tak ada pilihan lain kecuali mencari jalan itu.
Sesedarahana itu memang. Setiap pemain pasti memiliki cara pandangnya masing-masing. Tapi, inilah Zlatan—hanya satu Zlatan. Ketika ia menginginkan sesuatu, jangan coba-coba menghalanginya. Entah dia Presiden, direktur, pelatih. Emang siapa kau ? Persetan dengan kalian. Begitu raung Ibra.
Di Inter Milan ia menjadi pemain penting. Ia bahkan rela mencidrai dirinya agar ia dapat membuktikan bahwa dia memang pantas mendapatkan itu. Tak perduli kondisnya yang belum stabil, ia tetap bermain. Ia tak menyukai Roberto Mancini, pelatihnya di Inter. Karena menurutnya Mancini pelatih yang plin plan. Sebelum dipecat, mancini sendiri bilang dia akan pergi namun ia menarik omongannya dan tetap menjadi pelatih. Berkebalikan dengan prinsipnya yang konsinten antar ucapan dan perbuatan sejalan.
Kehadirannya di Inter berhasil mengluarkan Inter dari kutukan 17 tahun tidak memenangi Liga. Ia bertemu dengan pelatih yang mengaku dirinya ’’Spesial One” siapa lagi kalau bukan pelatih kontroversial, Jose Mourinho. Ia berhasil memenangi Scudetto tiga musim beruntun dan di musim terakhirnya, Ibra berhasil memengangi Copacannoriere sebagai pencetak gol terbanyak.
Ibra sangat menyukai Mourinho. Selain dia pelatih yang keras dan selalu bilang kepada Ibra, “kamu bermain jelek. Nilaimu nol. Jangan ulangi kesalahamu, dan kamu hari ini harus menunjukkan kemampuanmu” Cara seperti itu sangat disukai Ibra. Buatlah Ibra marah, dan cercahlah permainnya, dan kalain tunggu setelah itu, ia akan meledak.
Begitulah Ibra. Ia tak mau puas dan betah di sebuah klub. Secara pribadi ia memiliki target. Di Inter ia sebenarnya sudah sukses di Liga tapi tidak dengan di Liga Champions. Dia ingin memenangi Liga Champions. Itu yang membuat dia pindah ke Barcelona. Tak betah di Barca ia pun pindah klub lagi ke AC. Milan. Ia menceak banyak gol untuk Ac Milan. Klub kaya raya Paint Saint Germain tertarik padanya. Begitulah akhir karir yang ditulis di buku ini.
Kepindahannya ke AC Milan mengantarkan tim itu memenangkan scudetto setelah selama 7 tahun tak menjuarai Liga. Ibra bermain fantastis bersama AC Milan. Tetapi, amarahnya tetap saja tak terkendali. Ia terlibat saling pukul dengan teman setimnya. Ia memang tetap bocah dusun yang dididik keras dan
****
Kehadiran Helena di kehidupan Zlatan turut memberi perubahan pada kehidupan Zlatan. Helena sangat perhatian kepadanya—sebuah perhatian yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya di keluarganya. Ketika Zlatan terserang wabah flu, Helena lah yang merawatnya di kediaman Helena di sebuah desa. Padahal pada saat itu, Helena bukan pacar atau saudaranya tapi ia diperlakukan lebih dari hanya sekedar teman. Helena memang perempuan pilihan dan sangat cocok buat Zlatan. Ia itu tidak seperti kebanyakan cewek yang apabila bertemu dengan bintang sepakbola akan histeris dan meminta foto. Helena, umurnya lebih dari sebelas tahun Zlatan, tak sungkan-sungkan menyebut Zlatan adalah lekaki sinting berpakaian norak dan tidak bersikap dewasa. Menurut Helena, “Kau (Zlatan) bukan Elvis yang bisa menghipnotis semua orang” (hlm. 153)
Saat sepak bola sangat memuakkan—terutama saat menjadi pemain di Barca, ada keluarga kecilnya sebagai tempat ketenangan dan mencurahkan kegundahannya. Mereka dikarunia dua anak lelaki, Maxi dan Vincent Ibrahimovic.
Sumber :
Judul asli : Jag ar Zlatan
Judul terjemahan : Saya Zlatan
Penerjemah : Norman Erikson Pasaribu
Penulis : Zlatan Ibrahimovic dan Davic Lagercranatz
Tebal : 450 hlm
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun : 2017
0 notes
Video
IBRACADABRA GOOLLLLL !!! - ZLATAN IBRAHIMOVIC 🔥🔥🔥
0 notes
Photo
Zlatan Ibrahimovic 🔥❤️
#zlatan#ibrahimovic#zlatan ibrahimovic#ibracadabra#ibra#ac milan#milan#milanista#rossoneri#serie a#respect#calcio#football#futbol#futebol#soccer#bysport
16 notes
·
View notes
Photo
MILAN 2 - 0 Lazio 🔥🔥
Leao, Ibra-Dio ⚽⚽
+9 è la Capolista!!!
Dominio quasi totale dei nostro amato Milan, un primo tempo dove la pressione è stata esaustiva a nostro favore e dove giocatori come Leao, Brahim e Tonalli sono stati protagonisti, la partita è stata un po' più equilibrata nel secondo ma la vertiginosità del Milan è andata avanti ed è stata dimostrata dalla grande giocata di Rebic per il rete di Ibra, 3 partite giocate e 3 partite vinte per conquistare il primo posto!!!
ANDIAMOOOO!!!!
FORZA MILAN!!!!!!! ❤️🖤❤️🖤❤️🖤❤️
#AC Milan#Forza Milan#Rossoneri#Diavolo#WeAreACMilan#FinoAllaMorte#Milan#Sempre Milan#Rafael Leao#Leao#Zlatan Ibrahimovic#Ibra#Ibracadabra#Calcio#Serie A
12 notes
·
View notes
Text
9 notes
·
View notes
Text
@calciatoribrutti
#zlatan#ibrahimovic#ibra#psg#zlatan ibrahimović#zlatan ibrahimovic#sweden#ibracadabra#football#sweden nt#ac milan
15 notes
·
View notes
Text
Freedom
18 notes
·
View notes
Text
16 notes
·
View notes
Text
Sei la mia gioia. ❤️🖤
9 notes
·
View notes
Text
Ho preso Zlatan al Fanta e penso che sia l'unico highlight di tutto il mio 2020.
9 notes
·
View notes