#hidupdikuwait
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mall terbesar kedua d Timur Tengah, The Avenues
Salah 1 bucket list yg terpenuhi adalah berkunjung k mall yg saat itu aku tidak pernah tahu sbg mall kedua terbesar d Timur Tengah setelah the Dubai mall. Aku yg terbiasa dgn musim tropikal Indonesia, suka area hijau, & tak begitu menyukai AC harus menyesuaikan diri bermain k mall. D tempat inikah kenyamanan terasa saat musim panas, & dingin. Tp tidak untuk orang yg mudah masuk angin haha.
Aku lupa kapan pertama kali datang k mall ini, tp aku sudah ancang2 untuk datang, penasaran sekali aku dgn mall ini. Seingatku, aku menghadiri acara d Kedutaan Besar RI bersama anak2 barista dari % arabica, lalu kami pergi k sana. Menggunakan taksi setelah menghadiri acara Indonesian day. Biaya yg kami keluarkan untuk taksi 3 hingga 5 kuwait dinar. 1 kd : Rp 46.000
Mall Avenues adalah mall terbesar kedua d Timur Tengah dgn luas 1,200,000 m2 berisi 800 toko, & tempat parkir cukup untuk 10.000 mobil. Ini cukup mengagetkan bagiku. Selama bbrp kali berkunjung k sana, aku tidak berpikir ttg ini sama sekali. Saking aku menyukai langit2nya yg tinggi, arsitekturnya yg memeberikan kesan outdoor padahal aku ada d dalam mall, & beberapa tempat dgn gang kecil yg agak gelap. Saat weekend, mall ini d buru2 orang untuk tidak hanya nongkrong tp jg berburu diskon d H & M, Zara, Bershka, dll.
Ada cerita lucu saat kami k sana, bbrp orang pergi duluan, & yg lain menyusul termasuk aku. Saat kami mau bertemu, & tidak tahu pasti lokasi masing2 ada d mana, kami menggunankan google map d dalam mall karna area yg sangat luas. Bahkan fase mall ini ada 4, belum lg aku lupa ada berapa lantai.
Toko2 apa saja yg aku temukan d sana? ada Gucci, Dior, Louis, Fendi, & restoran2, kemudian terdapat jg 8 starbuck. Ada jg toko kesukaanku yg harganya murah2 seperti Miniso (aku biasa membeli make up, headset, & skincare d sini), Pick (es krim yogurt yg membuatku tak kapok datang berkali-kali), & Yaki restaurant (sushi, my best mood booster).
D tambah toko2 mainan, permen, coffee shop, & masih banyak lagi. Tiap aku k sana, aku menyesuaikan budget krn kadang aku jg sekalian belanja k supermarket yg harganya lebih murah d banding aku beli d Bakala, toko kecil d d depan apartemen.
Prinsip hidup aku adalah aku tak perlu beli barang2 branded tp selama sebulan aku tak kekurangan makan sama sekali. Apalagi banyak produksi ayam frozen, sementara aku membeli ayam yg fresh karna aku ingin lebih sehat walaupun harganya lebih mahal.
Ada waktu d mana aku pergi k sana sendiri.
Aku ingat saat mendapat split shit, aku ada waktu istirahat 4 jam yg aku gunakan untuk pergi sini. Aku pergi k Miniso untuk membei bbrp item. Aku turun dari taksi d gerbang yg jauh dari Miniso. Aku lupa kl aku sedang memakai sepatu hak tinggi kurang dari 5 cm tapi tetap saja sakit, & aku harus berjalan jauh.
Kemudian ada waktu jg d mana aku mengajak teman asingku makan d resto d sana saat day off. Beberapa bulan kemudian aku Tamrin, & kakanya janjian untuk bertemu d Avenues. Kebetulan saat itu dia habis berbelanja, & aku jg membeli tas plastik d miniso.
Kami pergi k restoran Yaki. Aku tak pernah membeli makanan selain d Yaki. Makanan arab ataupun amerika aku tak begitu suka. Saat memesan makanan, & pelayan mengantarnya d meja kami, mrk terkaget. Mrk lebih menyukai makanan dgn porsi besar sementara aku suka makanan minimalis. Aku memesan 2 yaitu Salad, & shrimp roll yg mateng.
Setelah itu kami pergi The cheesecake Factory. Aku hanya memesan chocolate cheese cake mrk yg rasanya enak bgt. Ah mengingat ini smua saja aku menjadi lapar haha. Sampailah d ujung waktu kami harus pulang k arah berbeda, aku k Sabah Al-salem, & teman2ku k Salmiya.
Berikut foto2 yg aku ambil sewaktu aku d Avenues :
1. Lift tanpa atap yg unik, percaya atau tidak sesering apapun aku k sini aku belum pernah mencoba. Karna sibuk foto2.
2. Kalau suatu saat k sini, jangan takut tersesat ya tp aku suka masih suka bingung jg haha. Ini foto d ambil waktu weekend. Dari situ, aku tak pernah mau k sini saat weekend.
3. % Arabica, kopi paling hits d Kuwait. Konsep cafenya minimalis, & ga banyak menu tp orang ngantri.
4. Aku bersama temanku Tamrin. D sinilah dia mengelih kl porsi makanan jepang terlalu sedikit.
5. Makanan signaturenya yg cm ada 4 roll tp ngenyangin bgt.
6. Ice cream matcha green tea yg yummy bgt. Cocok untuk jadi penutup.
Aku menyesal, harusnya aku membeli gopro untuk merekam, lalu upload k Youtube. Next time, aku harus melakukan ini.
~~ KP
#kuwait#expatinkuwait#explorer#traveller#travel#greentea#icecream#foodie#foodlover#hidupdikuwait#lifeinkuwait#sushi#yakirestauarant#arab#middleeast#kerjadikuwait#kerjadiluarnegri#grandavenues#avenues#%arabica
0 notes
Text
Pengalaman menantang selama berpuasa d Kuwait
Menjalani puasa selama 2 tahun berturut-turut d negara orang adalah moment paling tak terlupakan. Aku yg terbiasa dgn iklan sirup marjan, nonton Para Pencari Tuhan, memasak d rumah sebelum buka puasa & sahur, harus mengalami perubahan drastis seperti :
Bekerja jam 5 sore.
Membawa bekal untuk buka puasa & sahur sekaligus.
Mencuri waktu untuk berbuka & meminta ijin untuk pergi k mushola. Untungnya atasanku sangat mengerti apa yg menjadi kewajibanku. Dengan lingkunganku yg rata2 orang beragama non-muslim mreka cukup bertoleransi.
Sahur d jalan mau pulang, kebayang kan sahur d mobil? malah yg ada susah masukin makanan k mulut atau bahkan aku tak sahur sama sekali.
Suasana mau, & ketika puasa seperti tidak ada apa2. Atau mungkin karna aku tak melihat lgsg suasana rumah orang2 arab? mungkin aku agak judgemental jika berkata seperti itu.
Harus berdiri berjam-jam depan resto untuk menunggu customer. Biasanya agak lebih ramai ketika mau sahur. D sinilah saat2 aku sibuk, sambil melihat jam apakah sudah jam 2 mlm atau blm. Karna inilah jam dimana para staff d perbolehkan untuk beres2, membersihkan lantai, menaruh garpu sendok, dll.
Puasa d bawah suhu 50 derajat celcius.
Saat H-1 puasa tahun 2019, aku berbicara pada supervisorku bahwa esok hari aku harus sahur, aku hanya menjelaskan “i have to eat before starting to fast”. Senangnya saat dia memberiku ijin untuk pulang k rumah. Aku, & temanku yg berpuasa pulang bersama. Aku cepat2 pergi k dapur untuk memasak, aku termenung d dapur tenggelam dalam pikiranku sendiri : begini rasanya jauh dari rumah, puasa sendiri, & tidak bisa menonton acara favoritku saat sahur. Terlebih mmg aku menyukai keheningan. Aku berpikir bahwa 4 jam lg Ibu akan sahur, & aku sudah terlelap dalam tidurku.
Terbiasa dengan imsak setengah 5 subuh, selama d Kuwait imsak jam 3an. Berpuasa selama 14 jam selama sebulan (libur bbrp hari ketika datang bulan). Tp karna aku bekerja jam 5 sore, aku punya waktu banyak untuk tidur, masak, & bersiap-siap untuk bekerja.
Keluh kesahku selama bulan puasa terbayar dengan 19 hari libur Public Holiday. Saat lebaran, & hari2 besar Islam lainnya tidak d perbolehkan libur, lalu akan d ganti d hari lain. Tentu saja libur selama itu tidak berturut-turut. Aku haru s membagi, seminggu 3 sampai 5 hari. Lebih dari cukup untuk k pantai, & sesekali buka puasa d restoran.
Aku lupa d mana aku berbuka saat itu, berhubung aku suka sekali masak d rumah. Tidak lupa ngabuburit k pantai, & mengejar matahari terbit setelah waktu subuh. Aku pergi bersama bbrp temanku. Tidak lupa juga untuk enjoying my time so much, sy bersama 3 teman sy berbuka d pinggir pantai bersama. What a memory !!!.
Memang panas cukup menyengat terlebih kami ada d pinggir pantai. Mendengar adzan, duduk d pasir, membawa bekal untuk botram membuat kami tak peduli apapun yg kami rasakan. Kami harus menyegerakan berbuka puasa. Hari ini saat aku menulis ini, aku bisa merasakan kenangan yg aku rasakan membuatku bersyukur dapat merasakan bulan Ramadhan d negara orang.
Ada beberapa kesamaan suasana bulan puasa d Indonesia, & Kuwait seperti pembagian makanan menjelang buka puasa. Teman kerjaku menarikku keluar resto untuk mengambil nasi bungkus. Makanan yg d sajikan adalah makanan khas arab yg hambar nasi biryani. Kecuali nasi biryani India, aku sangat menikmati. Aku, & temanku kadang makan d dapur resto atau depan warung filipina. Atau depan tukang jualan shawarma favoritku.
Suatu hari d tahun 2018, bulan puasa... aku memutuskan untuk menelusuri Mubarakiyah, d tempat ini banyak bisa d temukan dari mulai penjual abaya, penjual air tebu, cafe, dll. Aku pergi sendiri. Inilah alasan knapa aku jg menghabiskan waktu sendiri, aku sangat suka fokus hanya pada 1 hal. Saat sedang asyik jalan2, & mengamati ada sejadah panjang yg akan d gunakan untuk orang2 berbuka puasa
Dari sinilah aku mengenal salah satu komunitas d Kuwait : Greenhands Community. Tidak hanya bergerak d bidang lingkungan namun jg amal. Ternyata yg mengadakan buka puasa tersebut adalah komunitas ini, akhirnya sy berniat menghubungi Foundernya.
Waktu saat itu sudah menunjukan 30 menit untuk berbuka. Aku memutuskan untuk makan d restoran Iran sendiri yg ternyata d situ hanya aku wanita satu2nya. Dengan ukuran resto sekitar 3x4 meter kalau tidak salah, membuat orang dengan mudahnya melihatku. Tapi mereka sibuk menunggu buka puasa, tidak ada yg benar memperhatikanku. Apalagi aku jg tidak nyaman itu terjadi.
Saat makanan tiba d meja ada kuah kuning yg rasanya asam, aku lupa entah memesan daging sapi atau ayam nugget panggang yg membuatku tidak ingin datang 2 kali k sana. Aku rindu nasi padang, ayam penyet, atau bahkan kolek. Setelah buka puasa, aku pun melangkah keluar resto untuk pulang naik. Saat itu aku masih tinggal d Hawally sebelum akhirnya pindah k Sabah al-salem. Awal2 aku d Kuwait saat blm punya ktp pun aku suka mondar-mandir keluar padahal aku tidak boleh melakukan itu karna aku masih menggunakan kertas sbg tanda visaku. Tapi aku mmg nekat, tak bisa diam d rumah.
Salah satu foto yang ku ambil saat aku mengejar matahari terbit saat bulan puasa 2019.
Masih saat bulan puasa bersama teman non muslimku yg mengambl foto untukku tahun 2019.
Tepat saat matahari terbit d situlah cuaca sangat panas.
Perjalanan menuju pantai Messilah, yg terlihat jelas dari jendela kamar apartemenku. Aku berjalan selama 10 menit kurang lebih.
#beach#pantai#lamer#leciel#laplage#bleu#explore#naturelover#kuwait#bekerjadikuwait#hidupdikuwait#gulfcuntry#timurtengah#middleeast#Lavieaukoweit#anakbangsa#cestlavie
0 notes
Text
Salhiya Complex, Kuwait
Ada satu tempat spesial d Kuwait yg menjadi tempat favorite saya entah saat sedang break time atau day off. Ini salah satu toko mewah d mana kamu dapat menemukan brand ternama asli, seperti Channel, Rolex, & Louis Vuitton. Rata-rata orang Kuwait datang k sini untuk berbelanja, cuci mata, nongkrong d cafe atau makan d restoran. Aku datang kemari tentu saja bukan untuk berbelanja tapi sekedar killing the time saat istirahat. Beberapa tempat yg biasa aku kunjungi adalah Starbuck, Tiramixu, & Maki restaurant.
Sumber : google (ngga punya foto asli)
Lalu apa yg membuat tempat ini penuh kenangan bagiku?
Saat sedang bekerja d resto cabang Salhiya, aku mengalami long burn out yg cukup parah. Aku mudah menangis, & rasanya ingin pulang saja k Indonesia. Bahkan aku menelpon salah 1 temanku untuk menanyakan biaya untuk membayar garantor (orang yg gajinya akan d potong kalau aku emergency leave & tak kembali). Kalau tak bisa aku mau resign saja. Tapi ku urungkan niatku saat itu. Aku memilih untuk menjalani semuanya & alhamdulillah d tahun kedua aku menjadi pribadi berbeda. Ada beberapa hal yg aku lewati untuk mengurangi burn out atau bahkan stres. Selain pergi k mushola Salhiya Complex untuk solat, aku membawa buku & membaca d Starbuck.
Saat semua orang yg datang k sini adalah orang2an berjas dengan pekerjaan prestigious, aku dengan percaya dirinya masuk & menjadi autis pada buku atau apa yg aku baca secara online. Tak ada kelas sosial d kamusku. Setelah ku terima gaji, aku tak hanya k Starbuck tp jg mengunjungi temanku d Tiramixu yg bekerja sbg barista. Ku membeli tiramisu tanpa berharap gratis sama sekali. Mmg harusnya seperti itu, kalau uang tak cukup ya tak perlu datang k cafe.
Selang beberapa bulan kemudia atau mungkin setaun kemudian....
Aku lupa menyebutkan kalau aku jg suka nongkrong d cafe % Arabica. Cafe ini masih 1 perusahaan dgn resto tempatku bekerja. Tak jarang aku menjadi bahan ghibah tempat kerjaku mulai dari aku yg d anggap berpacaran dgn staf d sana, haha. Karna memang banyak orang indonesia & aku tak suka diam d tempat, aku lbh suka bergaul dgn orang berbeda. Ini salah 1 yg menjadi alasan aku mengalami burn out. Lebih detailnya akan ku ceritakan d tulisan selanjutnya.
Lalu aku tidak lupa tempat membeli snack bernama International Mill yg membuatku ketagihan abis dengan coffee bean coated with chocolate, corn cracker, & kismis berwarna oranye (aku dulu tak menyukai ini). Tiap day off, wajib banget beli ini. Ternyata kelakuanku yg tak bisa diam slalu menjadi alasan orang2 tak bisa melepaskan mata mereka untuk memantau. Atasanku pernah bilang lgsg plg k rumah, hindari isu. Ini kata2 yg aku camkan, tapi aku tak bisa membatasi gerakku untuk menghindari apa kata orang.23
Saat cemilan d sana enak, bagaimana bisa aku tak datang. Biasany aku membeli corn cracker 1 kd (46ribu) per 2 bungkus atau kismis seharga 0.500 fils (23ribu). Harga murah dgn lokasi strategis, & ada d area mewah. Inilah alasan kenapa akhirnya aku menjual bbrp produk mrk ketika aku plg k Indonesia.
Interupsi....................
Pernah saat aku duduk d Starbuck yg mana aku slalu sendiri. Aku hampir tak pernah mau k sini bersama teman kerja (kecuali hari libur). Aku benar2 butuh waktu sendiri. Lalu seorang pria berusia 31 tahun mendatangi utk bertanya apakah aku punya pacar & hal2 lain. Rasa malu & kagetku membuat dia akhirnya pergi. Ya aku sering lihat dia, dia adalah pelanggan setia % Arabica. Dia sering melihatku cm baru saat itu berani menyapa. Entah sudah berapa kali dia mencoba mengajakku ngobrol. Kenapa tak coba mengajakku ngopi bareng? lol.
0 notes