#hargaiprosesdaripadahasil
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tantangan Game Level 2 hari ke 9
🔰Kemandirian kakak syifa: melayani dan mengurus rumah tangga↔️ mandiri memasak nasi sendiri di magic jar
⏩Proses memasak
Kakak syifa (menuju 11y 8 hari kedepan), bersemangat mengikuti langkah yang sudah pernah bunda ajarkan untuk mencuci beras dan memasak nasi ala bunda di magic jar. Bahkan piring dan gelas yang kotor, yang ada diwastafel sekalian kakak syifa cuci bersih setelah dia mencuci beras. Good job kakak👍👍👍😍
Alhamdulillah. Langkah mencuci lancar. Beras tidak berjatuhan. Wastafel bersih. Sekarang tinggal menuangkan air ke dalam beras yang mau dimasak. Sepertinya kakak syifa belum percaya diri untuk mengukur dengan jari tangannya sendiri dan lucunya dia sempat meminjam jari bunda untuk menjadi petunjuk batas takaran air sesuai jumlah berasnya. Hihi ada ada aja kak.
Jadi pingin bikin penggarisan manual untuk bantu kakak syifa dalam urusan perkiraan takaran tinggi air yang benar dalam masak memasak nasi ini. Coba deh nanti bunda diskusikan dengan Pak Indra. Mohon maklum gelas takaran air untuk masak nasi yang sepaket dari magic jar kami hilang entah kemana saat proses dapur berpindah tempat di waktu yang lalu. Kasihan juga bunda kalau jarinya dipinjem terus kalau kakak mau masak nasi kan..wkwkwk.
Selesai ukur-mengukur air, lanjut dengan pemberian 2-3 sendok jeruk lemon kedalam beras yang mau dimasak. Colokkan stiker magic jar ke colokan listrik, awas tangan jangan basah ya. Lalu posisikan tombol memasak di magic jar ke posisi on. Yes..selesai, beras siap dimasak.
▶️Komentar dan ekspresi anak
Syifa ekspresinya serius tapi santai, masih tampak antusias dengan keterampilan yang baru dipelajarinya beberapa kali saja, lebih santai, ga tegang kayak latihan masak nasi yang pertama. Oiya, syifa juga ga mau dibantu bawa tempat berasnya pas sudah diisi air..wah senengnya bunda.
Komennya juga mengejutkan: kakak syifa katanya seneng belajar masak beras bisa jadi nasi. Prosesnya juga tidak susah seperti yang pernah diceritakan bunda saat belum ada magic jar dimasa bunda kecil dulu jadi masaknya masih pake panci liwet dan langseng kalau mau masak nasi. Matangnya lama jaman dulu mah, tapi sisi positifnya nasinya lebih sehat, apalagi kalau pake beras merah. Hmmm..Senengnya nasinya bisa dimakan untuk seluruh keluarga dan sempet-sempetnya pesan ke bunda jangan sering makanin persediaan beras lagi. Ga higienis 🤣🤣
Hihi..bunda dari kecil emang doyan ngemilin beras..sekarang suka ga tahan lihat beras nganggur langsung diendus-endus hihi😁😁..uppps..kakak syifa bongkar aib aja nih.
#ngumpet dipojokan 🤣😝😝😄😄😄
#tantangan15hari#tantanganhari9#gamelevel2hari9#gamelevel2#melatihanakmandiri#melatihkemandirian#melatihkemandiriananak#kelasbunsayiip#kuliahbunsayiip#ibuprofesionaljakarta#iipjakarta#bunsay#yeninurjannahsiti#sitinurjanah#yenibundasykhaa#yenibundanyasyifadankhansaizza#ibupembelajar#iipjakartabatch3#bunsayiipjkt#hargaiprosesdaripadahasil#dengarkananak#hargaikeinginananak#janganmenuntutkesempurnaan#belajardenganbahagia#jadikanprosesmelatihanaksebagaisaranabersenang-senang#sabaryabunda#janganterburuburumenolonganak#storykakaksyifa#storykakakizza#janganmenyerah
0 notes
Text
Tantangan Game Level 2 hari ke 7
Hari ini bunda sudah lebih baik, meski kepala masih pusing dan badan inginnya rebahan saja. Bunda berusaha untuk tetap menunaikan pekerjaan rumah tangga yang bisa bunda lakukan seperti menyiapkan minuman hangat untuk ayah, bebenah, menyetrika dan melipat pakaian yang baru diangkat dari jemuran. Tak lupa menu bekal untuk kakak syifa di sekolah berupa cemilan/kue-kue.
🔰Kemandirian kakak Izza dan kakak Syifa: Menjaga kesehatan dan keselamatan↔️ belajar olahraga berenang, dan belajar menyiapkan sendiri perbekalan apa saja yang perlu dibawa ke kolam renang🔰
Alhamdulillah kakak izza hari ini jadwalnya belajar berenang nanti sore. Terapi berenang ini dilakukan satu kali seminggu. Setiap hari Rabu dengan instruktur renangnya bu Rina di salah satu kolam daerah jakarta barat. Bu Rina adalah salah satu sahabat seperjuangan saya di IIP, beliau juga seorang fasilitator IIP jakarta kelas offline bunda sayang dan mengerti pembelajaran metode montesori. Semoga Allah memberikan kesehatan pada beliau, hati yang lapang dan rezeki yang banyak dan barokah karena sudah jauh-jauh mengajar anak-anak kami dengan penuh kesabaran di kolam renang.
Dari pagi kakak izza sudah antusias sekali mau belajar berenang dengan bu Rina. Sepanjang pagi kakak izza beristirahat dan belajar di ruang tengah agar bisa punya tenaga maksi di sore nanti. Sedangkan kakak syifa sepulang sekolah sudah sibuk mau membantu bunda dengan mencoba belajar kembali untuk memasak nasi di magic jar dan juga memasak menu bawaan untuk dimakan setelah berenang.
Kakak syifa hari ini akan ikut ke kolam renang menemani adiknya terapi sekaligus belajar berenang. Oiya Menu hari ini yang ingin dimakan anak-anak adalah telur goreng dan nugget ayam. Mudah bukan? Semua disiapkan anak-anak dengan didampingi bunda. Yang penting anak-anak tahu pentingnya bawa menu makanan sendiri agar tidak kelaparan dan tetap sehat.
Mereka pun menyiapkan sendiri segala perbekalan untuk disana seperti tolak angin anak, alat mandi (sabun, handuk, sisir, dll), pakaian renang, pakaian ganti yang terdiri dari pakaian dalam, satu set pakaian luar dan jilbab, tak lupa payung, alat sholat dan cemilan juga makanan berat (nasi dan laukpauk yang tadi digoreng syifa) yang bisa mengenyangkan plus minuman air putih yang menyegarkan.
Yeay..semua sudah siap. Tinggal menunggu ayah datang menjemput kami untuk bersama-sama ke kolam renang. Happy berenang anak-anak😍😍
Alhamdulillah acara berenang hari ini berjalan lancar, walau ada sedikit keterlambatan karena ayah ada meeting dan tidak memberikan kabar tentang ini. Kami cukup lama menunggu ayah untuk ke kolam renang bersama. Kakak syifa mulai bete dan meminta kejelasan pada ayahnya saat ayahnya datang. Ayah pun meminta maaf karena lupa mengabarkan kepada bunda. Alhasil kami memutuskan ayah dimaafkan saja tapi dengan catatan tidak boleh mengulangnya kembali dimasa depan. Jika ayah meeting kan syifa, izza dan bunda bisa mandiri pergi ke kolam renang tanpa ayah. Meski tentu saja anak-anak akan lebih gembira jika formasi keluarga lengkap.
Sampai ke kolam renang, bu Rina sudah menanti. Pemanasan dimulai. Saat itulah bunda merasakan badan bunda tidak enak, nafas putus-putus, mengalir keringat dingin dan yang diliha bundat tampak berputar-putar. Tapi bunda segera duduk dan tidak jadi mendokumentasikan yang sedang belajar berenang. Bunda istirahat sejenak meredakan sakit kepala dengan minyak angin yang bunda bawa. Setelah itu minta izin ayah untuk membeli bakwan baso diluar pagar kolam agar kepala tidak terlalu pusing. Ternyata itu bukan ide yang baik. Karena dalam perjalanannya bunda malah mendapatkan pandangan berkunang-kunang, badan serasa melayang dan cahaya yang masuk kemata makin lama redup sampai menghitam. Bunda menggelengkan kepala, berhenti melangkah dan segera tahu ini gejala akan pingsan. Juga ada serangan vertigo. Perut bunda terasa mual sekali. Bunda segera duduk ditangga dengan memejamkan mata, menarik nafas panjang, sementara keringat dingin terasa mengalir deras di balik baju bunda yang mulai basah. Bunda masih sempoyongan mencari spot duduk paling pinggir di pojok tangga dengan mengesotkan pantat sedikit demi sedikit ditangga lalu segera merebahkan kepala dengan tangan posisi sebagai bantal. Kepala lebih rendah agar mual dan pusingnya menghilang, kedua kaki bunda menjuntai di anak tangga.. mata bunda terpejam dan bunda berposisi diam seperti itu lamaaa sekali.
Mungkin yang melihat mengira bunda tidur tapi bunda tidak tidur, bunda hanya menunggu gejala tersebut mereda dan bunda pun berusaha tenang selagi masih ada kesadaran. Bunda tidak ingin acara berenang anak-anak rusak karena kesehatan bunda memburuk. Bunda akan bertahan.
Alhamdulillah bunda membaik. Bisa bangun dan mengangkat kepala lalu mengenali seorang anak kecil yang tadi berenang dekat di kakak syifa dan izza. Bunda memintanya memanggilkan ayahnya anak-anak ke posisi bunda sekarang. Ayah datang dan tampak cemas melihat wajah bunda pucat. Bunda menceritakan kondisi bunda dan minta ayah mengantarkan bunda istirahat dimushola sejenak agar ayah bisa balik menjaga anak-anak tanpa membuat anak-anak curiga kenapa bunda lama sekali pergi.
Setelah minum teh manis hangat dan jagung rebus, bunda kembali kepada anak-anak yang riang. Terlihat semua hampir menyelesaikan sesi terakhirnya dikolam. Bunda tersenyum lega bisa melihat anak-anak bahagia. Setelah mandi dan makan bekalnya serta menunaikan shalat maghrib berjamah di mushola, kamipun pamit dan berpisah dengan bu Rina. Sampai ketemu sesi berenang berikutnya ya bu...semoga Allah memanjangkan usia kita. Aamiin.
#tantangan15hari#tantanganhari7#gamelevel2hari7#gamelevel2#melatihanakmandiri#melatihkemandiriananak#melatihkemandirian#kuliahbunsayiip#kelasbunsayiip#iipjakartabatch3#iipjakarta#iipjkt#ibuprofesionaljakarta#bundasayang#ibuprofesional#ibupembelajar#hargaikeinginananak#janganterburuburumenolonganak#hargaiprosesdaripadahasil#bunsayiipjkt#yeninurjannahsiti#sitinurjanah#yenibundasykhaa#prioritasanak#sabaryabunda#lifeskill#kakaksyifa#kakakizza#cukupmelihatmubahagiabundajugabahagia#sehatsehatyabunda
1 note
·
View note
Text
Tantangan Game Level 2 hari 3
Sekilas merenungi makna dan tujuan melatih kemandirian anak di Family Forum Keluarga Fithra👨👩👧👧
🔰Tantangan Game Level 2 Hari 3🔰
✔Kemandirian syifa: melayani dan mengurus rumah tangga ↔️ memasak nasi di magic jar
Hari ini kakak syifa ingin belajar masak nasi di magic jar. Boleeeh, siapa takut. Hihi. Ayo kita siapkan berasnya dan belajar terlebih dahulu bagaimana mencucinya.. Baiklah, mari kita masak yuk.😉😉
🔘Proses menakar dan mencuci beras:
Pertama bunda mencontohkan dan kakak syifa memperhatikannya dengan seksama. Setelah itu giliran kakak syifa mencobanya.
Syifa mulai menakar beras sebanyak satu setengah liter (ada lebih dari 5 orang dirumah, jadi nasinya dilebihkan ya agar bisa nambah hehe). Satu liter itu untuk 5 orang. Syifa mulai menakar satu liter dengan takaran standar beras dan berlangsung mulus. Saat setengah liternya kakak syifa mulai mengira-ngira, melihat beras di dalam takaran dan bertanya pada bunda sudah benar itu setengah liter atau belum. Pas bunda bilang oke, baru syifa lanjut ke tahap berikutnya.
Saatnya mencuci beras di wastafel. Beras di cuci, dikumbah/aduk dan dibilas 2 kali hingga batu ataupun gabah atau kotoran diberas hilang seluruhnya terbawa air. Posisi tangan harus benar saat meniriskan air dari beras. Stay focus dan kuatkan pegangan tangan yang menahan agar beras tidak berjatuhan ke bawah terbawa air. Alhamdulillah saat dilepas kakak syifa sudah bisa dan mengerti tips ini. Sayang kan katanya klu sampai jatuh. Pinteeer.
Nah, bilasan ketiga mulai menakar air sejumlah takaran beras yang mau dimasak. Disini bunda memakai alat manual ciptaan Allah yaitu buku jari tangan.😁😎. Jadilah akhirnya kami mengukur panjang buku/ruas jari tangan bunda dengan ruas jari kakak syifa.🤣🤣🤣
Ruas jari bunda ternyata masih lebih panjang dari ruas jari kakak syifa maka kami menyamakan ukuran ruas tangan dari ukuran tangan bunda. Jika memasak air satu liter sekian ruas/buku tangan maka jika satu setengah liter diperkirakan sekian ruas jari tinggi air yang dibutuhkan. Setelah dirasa sudah benar ukurannya, syifa pelan-pelan menyalakan air dari wastafel dan mengisi air ke beras sampai dengan batas yang sudah dikira dan diukur.
Tips berikutnya agar nasi tahan lama dan tidak berwarna kekuningan, bunda mengajarkan resep turun temurun dari nenek, yaitu memberikan perasan dari satu buah jeruk lemon. Atau sama dengan 2-3 sendok makan perasan jeruk. Syifa pun memasukkan resep tersebut di beras yang akan dimasak di magic jar. Selesai langkah menakar dan mencuci beras. Kita lanjutkan langkah terakhir yaitu memasukkan beras ke dalam tempat memasaknya yaitu magic jar.
🔘Proses memasak nasi di magic jar
Setelah beras masuk kedalam magic jar, pertama kali, pastikan magic jar terhubung dengan stop kontak. Yang berarti terhubung dengan arus listrik. Colokkan stiker magic jar di stop kontak dan naikkan posisi on untuk memasak nasi. Tunggu hingga nasi matang. Tahunya dari mana? Ya, dari mendidihnya air dan mengebulnya udara dari lubang udara yang ada di magic jar. Setelah itu beberapa saat posisi tombol akan berubah menjadi ke warm. Berarti beras sudah melalui prosesnya menjadi nasi. Tunggu hingga 5 menit, baru aduk nasi, hal ini untuk mengetahui nasi sudah matang atau belum atau matangnya sudah merata atau tidak. Setelah diaduk, tinggalkan sejenak. Biarkan nasi menjadi lebih tanak. Jika sudah, baru deh nasi bisa dinikmati hangat-hangat bersama keluarga. Hmmm..sedapnya harum nasi yang baru matang ya kak...😀😀
🔘Catatan komentar dan ekspresi anak
Alhamdulillah syifa antusias, meski masih sakit. Syifa tampak percaya diri saat menakar beras, saat di takaran 1/2 liter baru dia sedikit ragu. Lalu proses mencuci beras syifa bilang harus berhati-hati saat menuang air bilasan cucian beras agar tidak ada beras yang terikut di dalam air yang dibuang. Yang paling menantang menurut syifa adalah saat dia harus menakar air untuk beras yang mau dimasak. Syifa harus menghafal ukuran tradisional dengan menggunakan ruas/buku jari sesuai ajaran bunda..duh, maaf yaa syifaaa..takaran air untuk masak nasi dari magic jarnya ilang entah kemana 😝. Kecuali jika masak nasinya tidak berubah-rubah jumlah takaran berasnya itu lebih mudah. Untuk yang lain tidak ada lagi yang menantang. Hanya deg-degan saat menunggu berasnya jadi nasi, apakah nasinya matang dan enak, atau bisa ngga seenak yang biasa bunda masak. Hihi..senangnya pas matang kata syifa nasinya enak seperti nasi hokben..yeay. Alhamdulillah.
Bravo kakak syifa, tingkatkan terus skill memasakmu kak😉😍😍
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
🔰Sekilas Catatan Family Forum Keluarga Fithra Tentang Tujuan Kemandirian Anak🔰
Kemandirian merupakan salah satu hal yang diharapkan oleh para orang tua dari anak-anaknya, bukan? Meskipun banyak dari orangtua yang cenderung menjadi tidak bijak, dengan menuntut anak-anak bisa mandiri tanpa ada pembelajaran atau petunjuk sebelumnya sekaligus minus pelatihan dari orangtuanya sendiri sebagai orang terdekat anak.
Syukurlah, saya bisa ikut lagi dalam kuliah dikelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional, setelah sebelumnya di batch 2 mengambil cuti kuliah karena persalinan anak ketiga dengan diagnosa pra ekslamsia berat dan menghadapi perjuangan kembali setelah persalinan berupa sakit dan kehilangan putra ketiga (dihari ke 9 setelah kelahirannya). Butuh waktu bagi saya mengundurkan diri sejenak dari dunia luar untuk maju satu langkah kedepan setelah diterpa ujian demi ujian yang mendewasakan. Dan disinilah saya sekarang berusaha berdiri dan melanjutkan kehidupan.
Kembali ke laptop. Kemandirian anak sangat berarti bagi saya, terlebih saat saya dihadapkan dengan kondisi saya dulu yang saat hamil ke 3 harus bed rest benar-benar. Lalu saat bersalin beberapa waktu lamanya harus tinggal dirumah sakit karena kondisi kesehatan yang belum memungkinkan untuk pulang kerumah. Lalu siapa yang mengurus anak-anak dirumah? Kita tidak akan senantiasa berada disamping anak-anak kita selamanya. Maka kemandirian mutlak dilatih pada anak-anak. Agar mereka nantinya tidak tergantung dari orang lain.
Nah, Di sini, dikelas ini kita diajarkan agar menyiapkan anak-anak untuk berdiri diatas kakinya sendiri. Sudah sepantasnya orangtua sebagai orang terdekat anak memberikan pengajaran dan persiapan yang baik sebelum memandirikan anak-anak. Hingga anak pun tahu bahwa orangtua melakukan hal ini untuk dirinya. Anak pun bisa menerima pelatihan kemandirian dari orangtuanya sendiri dengan penuh semangat dan kerelaan.
Sebagai orang tua, kita diharapkan dapat membuat pelatihan kemandirian yang personalizes sesuai dengan kemampuan dan karakter masing-masing anak. Orangtualah yang menjadi disainer perancang yang bisa mengamati kebutuhan anak, kesiapan anak dan keterampilan apa saja serta kemandirian mana yang siap dan bisa dicapai dengan cara-cara menyenangkan. Sehingga melatih dan memandirikan anak-anak tak serta merta melupakan rasa suka dan rasa bahagia anak-anak dalam menjalankan proses kemandiriannya nanti. Kita bikin senang aja bunda, jangan terlalu serius kata bu Septi..hihi dianggap game aja kayak kuliah kita sekarang. Wah..saran yang menarik dari bu Septi. Orangtua kadang mikir terlalu serius, terlalu berhati-hati dan akhirnya bikin prosesnya terasa melelahkan, menekan dan bahkan menyebalkan karena salah satunya mungkin timbul dalam hati para orangtua yang merasa keberatan dengan tantangan-tantangan dikelas ini dan tidak enjoy menjalankannya. Jika orangtua tidak enjoy bagaimana dengan anak-anak yang sedang mereka latih kemandiriannya dan delegasikan tugas-tugasnya?#think
Di Kelas Bunda Sayang IIP ini, kita juga dibiasakan memantau sendiri kemajuan pelatihan kemandirian yang sudah kita rencanakan. Bila berhasil dan anak kemudian mandiri, kita bisa pindah ke skill kemandirian yang lainnya lagi. Boleh diskusikan dengan anak jika sudah bisa diajak berdiskusi, tentang kemandirian apa yang ingin dia capai terlebih dahulu.
Sekarang, karena saya mengurus dua orang anak, salah satu anak kebutuhan khusus, memang relatif membutuhkan kesabaran lebih dalam melatih suatu skill baru karena yang sedang dalam proses dan pendelegasian pun juga tengah terus dilatih dan dijaga konsistensinya sampai dengan saat ini. Meskipun demikian bersyukur anak saya yang pertama mau membantu karena pertumbuhannya yang normal, tingkat keterampilan yang dikuasai kakak tentu saja lebih banyak dibandingkan adiknya yang mengalami kesulitan motorik dan keterlambatan tumbuh kembang. Kakak Syifa sudah mencapai kemandirian untuk beberapa skil, seperti mengurus diri sendiri, menjaga kesehatan dan pertolongan luka sederhana dan menyiapkan beberapa jenis makanan untuk dikonsumsinya sendiri ataupun untuk keluarganya.
Di bawah inj adalah daftar tentang keterampilan dasar yang harus dimiliki. Tidak hanya oleh anak-anak kita, tetapi juga kita sebagai orang tua. yaitu :
1. Menjaga kesehatan dan keselamatan,
2. Literasi,
3. Mengurus diri sendiri,
4. Berkomunikasi
5. Melayani
6. Menghasilkan Makanan
7. Perjalanan Mandiri
8. Memakai Teknologi
9. Transaksi Keuangan
10. Bekerja
Hmmm… melihat daftar itu, saya menjadi sadar, ternyata bukan hanya anak saya saja yang butuh pelatihan kemandirian ini😁. Tetapi termasuk saya dan suami juga, harus mulai merencanakan tahapan pelatihan kemandirian untuk bisa benar-benar menguasai sepuluh keterampilan dasar tersebut. Tentu saja disesuaikan dengan type pembelajaran kami dan untuk jenis keterampilan yang belum kami kuasai. Bagaimana ayah, bersedia menjawab tantangan??#hehe..colek pak indra
Sebenarnya bukan tidak menguasai dalam arti harfiahnya, melainkan ada beberapa poin keterampilan dasar yang masih harus kami kembangkan..#ngeles.
Selain daftar di atas, di samping ini ada juga daftar keterampilan abad 21 yang sebaiknya dimiliki sepanjang hidup, untuk menghadapi tantangan perkembangan zaman yang semakin menuntut kecepatan berpikir dan menentu-kan pilihan, yaitu
Foundational Literacies (keahlian dasar) – bagaimana kita bisa menerapkan keterampilan inti (pengetahuan huruf dan angka, pengetahuan ilmiah, teknologi, keuangan dan sosial budaya) dalam tugas sehari-hari.
Compe-tencies (kompetensi) – bagaimana generasi abad 21 melakukan pendekatan menghadapi tantangan yang kompleks. Kompetensi ini meliputi berpikir kritis/penyelesaian masalah, kreativitas, komunikasi dan kolaborasi.
Yang terakhir Character Qualities (kualitas karakter) – bagaimana manusia abad 21 melakukan pendekatan untuk mengadakan perubahan, diantaranya yaitu : keingintahuan, inisiatif, kegigihan, kemampuan adaptasi, kepemimpinan dan kesadaran sosial budaya.
Memang dengan belajar di IIP, membuat makin menyadari ketidaktahuan saya. Bahwa sedikit sekali yang saya pahami dari ilmu-ilmu yang seharusnya sudah saya kuasai sejak lama. Tapi tidak perlu disesali semua ketertinggalan ini, karena semua tetap merupakan proses yang masih bisa saya tempuh, yang semuanya adalah pembelajaran sepanjang hidup – lifelong learning.
Kamipun sesungguhnya pembelajar sejati yang tengah belajar dan bertumbuh bersama dengan anak-anak kami yang sedang kami latih kemandirian dan keterampilannya. Jadi jangan malu, ayuk belajar dari anak-anak kita yuk ayah bunda.
Colek pak indra. 😍😍
#tantangan15hari#tantanganhari3#gamelevel2#kemandirian#melatih kemandirian#kemandiriananak#melatihkemandiriananak#kuliahbunsayiip#kelasbunsayiip#bunsayiipbatch3#bundasayang#ibuprofesionaljakarta#iipjakarta#yeninurjannahsiti#sitinurjanah#yenibundasykhaa#hargaiprosesdaripadahasil
0 notes