#gu kuru pa
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mr Hiiragi’s Homeroom Episode 08
#mr hiiragi���s homeroom#hiiragi ibuki#Japanese drama#mr hiiragi’s homeroom episode 8#3 Nen A Gumi: Ima kara Mina-san wa Hitojichi Desu#let’s think#drama#drama quotes#gu kuru pa#jdrama#think#thoughts#regret
14 notes
·
View notes
Text
Drama Recommendation
THIS IS FOR ALL THE MILLENNIAL AND MILLENNIAL AT HEARTS
My first hello after months of silent hiatus...
So its time again for Ranxie Recommends!!!
Disclaimer: All of the things you are about to read are just my own opinion and this is spoiler free and a serious review which is so unlike me! (*pats myself in the back)
Isnt it AMAZING??!! Isnt it SURPRISING??!! Isnt it???!!!
Mr. Hiiragi's Homeroom aka 3 Nen A Kumi: Ima kara Mina-san wa, Hitojichi Desu (3rd Grade A Class: From Now On, You Are Hostages)
Decide to watch it because i got so curious with all the positive comments about this. And indeed, i wasn’t disappointed, I totally get all the good reviews now.
STORY WISE:
Labelled with a genre of Mystery/Suspense/Psychological plus its packed with Action(well if you consider flogging as one) so what’s not to love.
The first episodes got me thinking “this is so shallow”, “just another 13 reasons why huh!”, “Of course, a class that full of spoiled brats”, “Millennial problems 😒”, “Oh so Highshool”, “sigh!”...
BUT!!! as the episode progressed this show got deeper and heavier that at the end it had me having ugly sobs.
This show was really unpredictable, full of twists and turns, and was just overflowing with wisdom and life lessons that are timely and very accurate. The dramatic structure was laid down nicely, It will get you thinking and be on the edge of your seat until the very end.
I just love how they were able to address an obvious social epidemic that is getting out proportions lately yet a lot are still turning a blind eye and playing dumb about it. Kudos to the writers for this bravery and the beautiful message they conveyed!
But then again it was nowhere near perfection but that was actually its charm.. because it was just REAL. So if you want to be entertained and at the same time learn something on the side then this is a MUST WATCH.
ACTING/CAST WISE:
If you aint new to Jdramas it wont surprise you anymore to see over acting and surreal events to take place so that is no longer an issue for me.
Ibuki Hiiragi sensei (Masaki Suda)
Mysterious and genius in a yummy amazing way.
Some say his character was overly done but I couldn't care less. I wouldn't mind going back to school if I have a teacher like this. I would even volunteer myself as his hostage as a matter of fact. The character just smashed the famous saying “THE END DOESN’T JUSTIFY THE MEANS”... because in my opinion there is no other “more effective & decent way” to relay the golden message than what he has done.
3rd Grade A Class
They were real annoying yet cutie little children, that has unique stories to tell. Serves a good representation of the different personality in a society.
The individual stories of the children obviously targeted various kind of problems that anybody could relate to, they showed different reactions, every retaliation was on point(expected reactions nowadays wase), it was chaotic that it came out more realistic.
Personal student faves would be Hana Uozumi & Ken Sunaga, them arc is so funny and unexpected
Other characters such as the detectives (tho they came off stupid somehow), the ex girlfriend(only thing she did was to worry, cry and sulk honestly), the father’s ex girlfriend(love him!), the teachers(added the comedic flavor- the principal is gold!), other supporting cast have executed their characters properly too.
Overall acting (specially Masaki) was brilliant! otherwise they would not have pushed me to the abyss of crying unconsciously unless they were not that effective right?
SPECIAL MENTION...
Ohhh the morning exercise of this school is a gem! Had me saying “wow thats one hell of a complicated dance exercise, everybody is literally a good dancer”
Overall:
For my Final tea...
I just realized now why most of the people who eventually shaped and changed the world are writers. Because words are even more powerful than weapons, for those just strikes the physical parts of the being but words directly stabs the heart.
I’ll just leave you with this mighty quote from the drama
“GU KURU PA” (you will understand if you watch this)
Always remember that in everything you do you must...
So GO.WATCH.THIS!
And let your life and views be changed forever.
#mr hiiragi’s classroom#3 Nen A Kumi: Ima kara Mina-san wa Hitojichi Desu#3rd Grade A Class: From Now On You Are Hostages#From Now On You Are Hostages#3年A組-今から皆さんは#Masaki Suda#Mei Nagano#Ryota Katayose#Haruka Fukuhara#Moka Kamishiraishi#Rina Kawaei#Mio Imada
11 notes
·
View notes
Text
Kabar Dari Badai (part 1)
Sebuah ikatan pemberian Tuhan harusnya tak akan mengenal ruang dan waktu.
…
Penghujung Desember 2007
Marion menutup tirai besar dari jendela yang menghadap kebun belakang rumah gusti. Meski wanda menginginkannya selalu tetap terbuka agar dia bisa melihat sinar matahari ketika pertama membuka mata. Tapi marion menjamin kalau dia besok akan bangun duluan dan membukanya sebelum wanda bangun. Sudah sejak sejam lalu wanda terlelap tidur. Ia masih kecapaian, dua hari lalu ia baru saja pulang dari lombok, seusai mendaki gunung rinjani.
Anwar muncul dari dapur dan duduk di sebelahku, membawa semangkok – lagi – indomie kuah yang seakan tak pernah habis dari lemari penyimpanan tante mariam, mamanya gusti. Marion berbaring di sebelah gusti, ikut bergabung lagi bersama kami menonton televisi. Ia menelusup masuk ke dalam selimut merah besar yang sejak tadi menutupi tubuh gusti dan wanda.
Aku dan anwar masih duduk di sofa malas ruang keluarga gusti, sebenarnya ingin sekali bergabung bersama gusti, wanda dan marion di lantai yang beralaskan karpet bulu itu sejak tadi. Tapi aku masih harus menyelesaikan bahan makalah yang ditugaskan selama masa libur semester ini, tugas kelompok seharusnya. Namun hingga bab penutup hampir rampung aku kerjakan, ke empat orang itu sama sekali tak pernah menanyakan soal makalah tersebut, padahal makalah itu satu – satunya tujuan marion mengumpulkan kami di sini.
“masih di rumah gusti?” tanya Asti di ujung telpon.
Aku mengangguk seolah – olah dia mampu melihatnya, “iya.. kami nginep di sini kayanya”
“makalahnya udah selesai?” asti yang selalu perhatian dan tak pernah ragu menawarkan bantuan jam berapapun, bertanya lagi.
“udah nih tinggal ngumpulin daftar pustaka aja, belum tidur ti?” ku klik tanda save di layar laptop di pangkuangku.
“oooooh asti” ke tiga orang di depanku kompak, mirip paduan suara sekolah saat upacara hari senin.
Tak lama setelah berpamitan asti menutup telponnya, aku menyimpan laptop yang sudah mati di atas meja makan. Lalu mengambil segelas air dari kran dispenser yang berdiri di sebelah kulkas rumah gusti yang besar.
Marion dan gusti masih asyik mengomentari acara fear factor yang sedang tayang di televisi, sementara anwar berlalu ke belakangku menuju dapur, menyimpan mangkok mie kesekian kalinya itu.
Ku rebahkan badanku di sebelah marion yang kini semakin nampak kontras karena warna hoodie yang dikenakannya sama dengan warna selimut yang menutupi tubuhnya. Kami tidur mengelilingi sebuah bantal besar yang nampaknya Cuma itu satu – satunya penyangga kepala yang terdapat di ruang tv gusti. Aku tidur menyamping di samping kiri, gusti dan marion terlentang di depan, wanda sudah nyenyak dengan posisi menyamping pula di sebelah kanan. Dengkuran halusnya terdengar sesekali.
Anwar yang baru kembali dari dapur kini ikut bergabung rebahan di lantai, membiarkan sofa tebal berwarna abu itu di belakang. Anwar menelungkup dengan menyangga kepalanya menggunakan kedua tangannya, ia terlentang di sebelahku dan wanda. Sehingga kini kami berlima benar – benar dalam posisi melingkar.
‘pret’
Aku harap seperti itulah bunyi mati lampu, mematikan lampu ruangan dan televisi yang sedang kami nikmati.
“yaaaaaah” desis kami hampir bersamaan.
“cari lilin jangan?” tanya gusti
“gak usah, ini udah mau jam 1, kalau kita ketiduran terus lupa matiin lilinnya bahaya” ujar marion.
“duh gus kok aku lupa ya kompor bekas masak mie udah dimatiin apa belum ya” kata anwar sambil berlari lagi ke arah dapur.
“dasar tukang makan, permasalahan gak jauh dari urusan dapur doang” marion ketus.
Aku dan gusti tertawa renyah, anwar si anak asrama yang kurus dan selalu kelaparan itu seakan selalu punya cadangan perut di dalam badannya untuk melahap apapun.
“sa, tadi pas ke dapur emang kamu gak merhatiin kompor ya? Jadi harus merayap rayap gini kan dalam gelap… bilang kek kalau kompor udah dimatiin”
“aku tadi ke dapur ambil air karena haus war, bukan karena nyium bau hangus” jawabku dalam gelap.
Bug bug bug
Suara suatu pukulan, ternyata marion menepak kepala anwar berkali – kali. “kesempatan ya jauh dari asrama dipake buat nimbun makanan di dalam perut”
“aw aw aw… curang jangan mukul pas mati lampu gini dong, gak keliatan kan” kata anwar sambil meringis.
“eh sa, makalahnya udah beres?” setelah hampir enam jam kami berkumpul bersama di ruangan ini baru kali ini ada yang peduli soal makalah tersebut.
“udaaaah..” aku tak mempersoalkan ketidakikut sertaan mereka mengerjakan makalah, mau marah percuma, karena sampai kapapun tak akan ada yang mau mengerjakan makalah tersebut. Sudah mau berkumpul sama – sama seperti ini sudah jauh lebih baik buatku.
“fuih..” anwar berbaring lagi. “kita lulus sekolah berapa lama lagi sih?” tanya anwar kini. Kami mengobrol dalam gelap.
“setahun setengah lagi..” jawabku.
“emang kenapa nanya gitu war?” kata gusti.
“emmhh… habis lulus kita bakal masih sering ngumpul kaya gini gak ya?”
“lu belum ada bosennya ya ngabisin indomienya si gusti” sebuah bantal sofa melayang ke arah anwar dari marion.
“he he he itu bisa jadi salah satunya, tapi kan seru aja kalau bisa kaya gini terus pas kita udah dewasa..”
Kami bertiga terdiam beberapa saat setelah anwar berkata barusan. Anwar bisa jadi hanya asal ucap, mengingat dia yang paling asal saat bicara di antara kami berlima. Tapi buatku sendiri ada sesuatu yang begitu dalam di dalam perkataannya.
Tanpa terasa waktu pasti bergegas dan akan segera berlalu.
“asal ada waktu kita pasti masih sering ngumpul kok war..” kata gusti.
“jangan gitu, buat kita itu waktu jangan disisakan tapi dicari dan diusahakan” sahut marion.
“ah jadi dewasa pasti sesuatu yang menyibukan ya” kata anwar lagi.
“emang kalau ntar udah dewasa kamu mau ngapain war?” tanyaku penasaran pada pandangan soal masa depan di mata seseorang seperti anwar, sesuatu yang pasti mudah terbaca jika aku memikirkan gusti atau wanda.
“emhhh… sepuluh tahun dari sekarang umur kita pasti udah dewasa kan sa? Kayanya sepuluh tahun dari sekarang aku sedang menyiapkan materi untuk belajar murid – muridku sambil belajar pada pelajaran kuliah S2 ku sa…” suatu hari anwar pernah bercerita bahwa ia ingin menjadi salah satu tenaga pengajar di sekolah kami, menurutnya lingkungan sekolah kami ini sudah cocok buatnya yang sejak kecil sudah sering diajak pindah – pindah alamat rumah oleh orang tuanya.
“sambil terus tinggal di asrama war?” tanya gusti.
“seharusnya jangan, sepuluh tahun kan bukan waktu yang sebentar ya gus masa sih buat beli rumah aja belum bisa ngumpulin uang” jawaban khas anwar. “lagian kan ngajar gak harus di sekolah kita juga, bisa di sekolah lain yang mungkin bayarannya lebih tinggi dan bisa menyediakan perumahan bagi para tenaga pengajarnya…”
“huuuuuuuuuuu sama saja” kami bertiga menyoraki anwar.
“hahaha” anwar malah tertawa renyah “eh kalau aksa sendiri mau ngapain ntar?”
Aku merasakan kepala anwar menoleh ke arahku.
“kalau boleh aku pengen kuliah design dan jadi arsitek membangun tempat ibadah atau perpustakaan…” sejak kecil aku memiliki kebiasaan menghisap aroma dari buku – buku yang ku temui, semakin lapuk maka wanginya akan semakin tercium seakan mengumpulkan memori – memori masa lalu ke dalam ingatan dalam satu waktu. Makanya sampai saat ini perpustakaan masih jadi tempat rekreasi favoritku.
“kalau lu yen..” oyen, panggilan kami untuk marion sejak pertama mengenal dan akrab dengannya, karena namanya yang susah disebut dalam bentuk sapaan.
“emmmhh harusnya sih ini cita cita yang mudah ya” marion si jiwa bebas, selalu jadi yang paling mudah dalam mengungkapkan ekspresi ataupun sekedar perasaanya. “begitu lulus sekolah masuk akademi musik, kemudian main untuk sebuah orchestra dan tampil di konser – konser besar kelas dunia…” begitulah marion dia akan dengan runut menceritakan impian atau sekedar sesuatu yang ia pikirkan.
“yeeeeee…” entah kenapa aku dan gusti mengikuti anwar yang bertepuk tangan. Meskipun marion sering galak pada anwar, tapi anwar itu secara tidak langsung merupakan fans berat marion dan yang paling mengiyakan apapun rencananya. Termasuk soal kegiatan kami malam ini.
“emmhhh..” rupanya suara gemuruh kami barusan membangunkan wanda.
“kalau kamu gus?” tanya anwar pada gusti.
“emmh kalau merawat restoran punya keluarga itu sebenarnya termasuk cita cita gak?”
“heeh” meski dalam gelap aku merasa, kalau kami berempat kompak mengangguk dan mengiyakan perkataan gusti.
“ya buatku yang sejak kecil main dan merasa nyaman berada di rumah dan restoran milik keluarga, akrab sama pegawai atau sekedar aroma masakannya, bayangan soal hidup yang tidak pernah jauh dari itu, mengangkat kursi ke atas meja saat restoran tutup, atau melap setiap meja dengan serbet hingga mengkilap ketika restoran baru buka di keesokan harinya..”
“bisnis makanan, bisnis yang menjanjikan kok gus, sampai kapanpun..” timpal wanda. Yang nampaknya masih setengah sadar.
“selain itu, sepertinya seseorang harus menjaga tempat kita berkumpul atau selalu menjadi tempat kita berkumpul..” dalam gelap karena lampu masih belum menyala, namun aku tahu kami semua tersenyum mendengarkan gusti.
“kalau kamu wan? 10 tahun dari sekarang mau ngapain?” tanya anwar pada orang di sebelahnya.
“hem 10 tahun dari sekarang?” wanda malah balik bertanya dengan suara setengah mengantuknya. “10 tahun dari sekarang aku baru turun dari mendaki gunung kilimanjaro” seru wanda sambil melanjutkan tidur.
“tapi bagaimana kalau ternyata masa depan tak selancar kedengarannya?” marion si dua sisi mata uang, penyemangat dan peruntuh yang kebetulan ada di setiap sisinya.
Kami berempat diam beberapa saat, membicarakan hal ini juga dengan sisi manusia kami. Tangan anwar terulur di atas dadaku, ia menarik tubuhnya mendekat dan memelukku.
“masa depan mungkin tak semulus yang kita bayangkan, tapi kan ada kita sebagai sahabat” bisik anwar memecah hening dan gelap di antara kami berlima.
Ku balas pelukan anwar dan ku coba menggapai marion.
“tenang yen, itulah jawaban dari keberadaan kita sekarang, mungkin semuanya tak akan baik – baik saja, tapi bukankah kita bersahabat? Bukankah ada persahabatan kita?”
Marion dan gusti tak menjawab, hanya ada genggaman erat marion mendekap lenganku di antara pekat dini hari.
Setelah melanjutkan perbincangan dengan ditambah beberapa topik lagi, menjelang pagi di ruang televisi rumah keluarga gusti yang gelap namun hangat kami berempat mengekor wanda terlelap. Sampai waktu membangunkan bahwa dia sama sekali tak akan pernah menunggu.
…
2 notes
·
View notes
Text
Okada Yukiko Lyrics: Jupiter (ジュピター)
English translation and romanization below the cut.
ENGLISH
Ah My heart’s racing and in flames Ah What do I do? Your winks are so alluring Even though nothing happened in my dreams
Ah But my toes are starting to dance. How strange Ah A non-stop parade of smiles I give a monologue to the stars: you’re my lover
Pick me up gently Just like the Jupiter of legend And bring me love, bursting with so much power No one else is any match for you. Now!
Ah Goodbye, my fickle lil’ Cupid Ah My very first ceremony. Tell me! I only want you to say things that will tie our hearts together
You could be wonderful, just like Jupiter Pulling all the strings Scout out Luna Park for us At the speed of light, Jupiter. Now!
Pick me up gently Just like the Jupiter of legend And bring me love, bursting with so much power No one else is any match for you. Now!
Right now Scout out Luna Park for us At the speed of light, Jupiter. Now!
ROMAJI
Ah moe-agaru kono mune no tokimeki Ah dou shiyou yuuwaku no winku yume no naka de nanimo nakatta noni
Ah tsumasaki ga odori-dasu fushigi ne Ah tomaranai hohoemi no pare-do hoshi ni monoro-gu anata koso koibito
shinwa ni dete kuru jupita- mitai ni yasashiku watashi wo daki-age dare ni mo makenai hajikeru pawa- de ai wo hakonde kite ne Now!
Ah kimagure na kyu-piddo sayonara Ah hajimete no seremoni- oshiete kokoro tsunagu kotoba dake hoshii no
subete wo ayatsuru jupita- mitai ni anata mo nareru wa suteki ni hikari no hayasa de futari no runa pa-ku sagashi-dashite ne jupita- Now!
shinwa ni dete kuru jupita- mitai ni yasashiku watashi wo dakiage dare ni mo makenai hajikeru pawa- de ai wo hakonde kite ne
ima sugu hikari no hayasa de futari no runa pa-ku sagashi-dashite ne jupita- Now!
1 note
·
View note
Text
Di folder gue ada file video2 judulnya “DyYue” alias Dylan dan Shen Yue. Belom gue tonton sejak Meteor Garden versi mereka tayang, wkwk. Nah sambil nonton itu, gue sekalian merangkum hal2 yang menurut gue bisa jadi informasi buat siapapun yang pengen lebih tau tentang Dylan Wang. Gue sendiri suka ama actingnya dia di drama itu, di samping karakter dia yang paling gua suka di F4. Gua F4 versi Jepang ama Korea juga sukanya ama Doumyouji Tsukasa/Gu Jun Pyo. Karakter cowok terfavorit gue di drama apapun di dunia ini, wkwk. Seri adaptasi Hana Yori Dango adalah favorit gue, sepanjang masa. Oke, langsung aja.
Dylan Wang (Wang Hedi) lahir di Chengdu, Cina pada 20 Desember 1998.
Ini dari interview dengan Sina. Dylan bilang pertama kali dapet hadiah dari fansnya pas main di acara Super Idol. Dia inget hadiah itu berupa bandana yang suka dipake anak2 Hip Hop itu. Fans tau kalo dia suka bgt Hip Hop makanya dikasihlah bandana. Tentang fashion, dia juga suka style Hip Hop. Sementara itu hadiah dari fans yang menurutnya agak unik adalah buku dan kamus Bahasa Inggris, yang juga ada pelafalannya dalam bahasa Mandarin.
Dylan punya fanboy juga. Dia pernah liat dua fans cowok ada di samping mobilnya di bandara. Dia sampe kaget banget, kayak “ngapain cowok sampe nyamperin gue ke bandara?”. Pas ditanya apa kira2 yang membuat dia punya fanboy, dia bilang mgkin cowok2 itu pengen ngejadiin dia sodara cowoknya.
Pernah dia ditanya pilih dia atau Daomingsi, dia bilang entah gimana dia pilih dirinya sendiri meski mengakui Daomingsi lebih bagus.
Dylan sekolah akting juga, dan untuk meningkatkan skillnya, dia sama gurunya disuruh banyak nonton drama dan film. Karena nonton drama lama, maka dia nonton film. Dalam satu bulan dia nonton 30-40 judul.
Ketika ditanya apakah pengen jadi rapper profesional, dia bilang ngga. Ini karena dia sadar skill/tempat dia dimana. Cuman dia suka rap sebagai hobi dan menuangkan apa yang dipikirkannya lewat tulisan adalah hal yang dia sukai. Pas disuruh nilai skillnya sendiri, dia menilai skill nyanyinya 5 dan rapnya 6. Oya, dia dulu sekolahnya di sekolah yang seperti sekolah militer, jadi uda biasa dapet pelatihan kayak di militer. Dia sampe pernah jadi instruktur juga. Dan karena dia tinggi, dia ngerasa dia tinggi, maka tipe cewek idealnya yang bisa ngimbangin tingginya.
Zodiac Dylan Sagitarius, dan dia bilang orang yang sama akan saling menarik bagi satu sama lain. Ketika ditanya zodiak apa yang pengen dia taklukkan, dia bilang capricorn. Ini karena dia punya banyak temen yang caprion dan mereka pada evil2 semua, wkwk. Sementara itu zodiak yang ingin dia ilangin adalah gemini karena punya dua kepribadian. Dia bilang ga suka orang yang punya dua sisi spt itu.
Dalam interview dengan Doki, Dylan bilang suka warna hitam, putih dan abu2. Dia juga suka banget basket. Dia jadi kapten dan pas main suka disorakin ama penonton2 cewek juga #eaaa.
Ketika ditanya aspek apa yang dia rasa dia mirip dengan Daomingsi, dia bilang aspek kekanak2an dan keinginanya yang kadang suka liar. Cuman dia mengakui ga seberani Daomingsi, yang sangat berani mengejar wanita atau hal yang dia cintai. Dia sendiri suka cewek yang straightforward aka ga suka basa basi, punya kepribadian dan cool. Menurut dia Shen Yue (pemain shancai) anaknya straightword juga. Cuman dylan suka cewek yang cool, sedang Yue lebih ke girl next door. Pernah di satu interview dia suruh nulis goddes di hatinya dan dijawab Dilireba (cantik banget dia ini. Wajahnya kayak ada timur tengahnya gimana gitu).
Di interview dng NBA, dia bilang main basket sejak SD. Awalnya dia masuknya club badminton, tapi krn temen2nya banyak masuk club basket akhirnya dia ikutan juga. Dia mulai main basket persisnya kelas 3 SD dan suka juga nonton Nba di rumah bareng ayahnya. Dia paling suka pemain basket Lebron James. Dia bilang pas masih kecil badannya kurus, meski sekarang masih kurus, cuman krn main basket badannya jadi ngebentuk dan secara mental juga bagus. Makanya semangat basket yang positif itu ia bawa juga ke dunia kerjanya. Style main basketnya dia adalah separo skill separo kecepatan, karena dia sadar secara fisik ga terlalu kuat, makanya ngandelin aspek lain.
Pas masih TK Dylan inget pernah ngajak temen2 sekelasnya bolos dengan lewat gerbang belakang sekolah. Alesannya simple, dia tetiba kangen rumahnya dan pengen pulang. *sa ae bocah, wkwk*
Itu dulu chingu yang bisa gue share. Kemaren gue ulang lagi nonton Meteor Gardennya, dan masih aja terpukau ampe nangis2 nontonnya, wkwk. Pokoknya karakter Daomingsi itu gue paling suka. Dan Dylan menurut gue berhasil menghidupkan karakter itu. Semangat untuk aktivitas kalian hari ini. Fighting! #Staygold #Peace #Love #Happiness
Catatan Dylan Wang #1 Di folder gue ada file video2 judulnya “DyYue” alias Dylan dan Shen Yue. Belom gue tonton sejak Meteor Garden versi mereka tayang, wkwk.
0 notes
Text
Curhatan KxK
Ini cuman curhatan gak berfaedah sebenarnya gu ecuman penge ada yang tau isi hati gue aja. Kejadian ini terjadi pada tanggal Jumat, 1 April 2016 pukul 14.00 saat itu gue lagi dirumah temen gue karna ada tugas kelompok (gue gak termasuk karna beda kelompok gue cuman ngintil) tiba-tiba my new best friend alias my best partner alias my panutanku alias keluarga satu fandom gue alias sahabat yang udah gue anggap kaya kakak gue walau kadang bisa jadi adek gue tiba2 datangi gua yang lagi santai selonjoran kaya ratu di sofa padahal yang lainnya pada duduk dibawah kellingin meja ngasihin gue hape yang isinya postingan di ig dispacth gue bengong (ini bukann april Mop kan? secara guys 1 April siapa yang percaya coba? jadi gua cuman bisa lanjutin santai gua di sofa agung sambil stalk akun2 fanbase jongin dengan hati yang deg2an. gak lama DOORRRRR SM posting pernyataannya membuat gue jadi orang dungu diam tak bersuara padahal peran gue saat itu adalah mengganggu mereka *jangandicontoh* gue langsung pamit pulang ke kos guna memperbaiki hati gue yang entah lenyap kemana, dan pada akhirnya cinta membutakan gue, gue tetap stay sama jongin sampai sekarang walau ini berat banget gue, seperti yang kalian tau kalo jngin adalah salah satu member yang paling rajin post di website exol hampr 7 bulan dia gak ada muncul, ditambah dia banyak diam kalo exo ada interview ini bikin gua tambah sedih, sakit hati. pertama gue sedih ngeliat jongin pas jaman itu dia sedih dan kurus banget, gue sakit hati karna pada dasarnya gue percaya jongin bukan tipe orang yang mau disuru-suruh ditambah jongin itu jujur banget, ga tau kalian terima atau engga walaupun gua juga gak suka sama hubungan nya kxk itu tapi gue percaya kalo mereka dulu pacaran.
0 notes
Text
Konflik 17: Bangga menjadi PMII
Kurus sekali kamu Gus. Tanganmu bahkan nampak seperti tulang-tulang saja. Kukumu kau panjangan sedemikian hingga, mengingatkanku pada beberapa aktivis PMII di salah satu komisariat. Bisa jadi pembawaanmu akan seperti mereka. Orang-orang PMII bukanlah orang-orang HMI yang serius dan seorang akademis saklek, yang lebih sering berkutat dengan karya tulis dan prestasi-prestasi di bidang motivasi (baca: menjadi motivator). Orang-orang kuning, begitu kami menyebutnya, adalah orang-orang yang sederhana dengan pembawaan yang santai dan juga ndagel. Kebanyakan dari kami merupakan orang yang doyan sekali bercanda (aku tidak termasuk, mengingat aku yang agak pendiam ini =D), terkesan slengek-an, dan bau-bau santrinya masih cukup kentara. Tetapi kau berbeda, bukan pada apa yang telah ku sebutkan. Tetapi lebih kepada kebiasaanmu, kau tidak merokok.
Secara garis besar tentunya kau tidak jauh berbeda dari mereka yang kocak dan biasa itu. Kau kan bagian dari keluarga besar PMII. Bahkan kau telah sampai pada jenjang Pengurus Besar. Itu sudah diatas. Kendati pada beberapa hal aku tak menyukai PMII, misalnya dari segi pergaulan yagn terkadang tidak mencerminkan adat keislaman dan intrik politik yang tidak sesuai dengan apa yang aku yakini benar; kendati demikian, aku sungguh masih senang kau menjadi bagian yang pernah berproses dalam organisasi ekstra kemahasiswaan yang idealis itu.
Dan aku, meskipun tidak berproses dengan maksimal di dalamnya, -aku- tetap merasa bangga pernah menjadi bagian dari PMII.
Tentunya kita bisa berproses dimana saja kan?
Bahkan di tempat yang paling tidak baik sekalipun. Tidak ada tempat yang tidak bisa dijadikan belajar dan berproses. Asal kita mau benar-benar belajar dan mengambil pelajaran. Selama mata masih terbuka, telinga masih mendengar, dan nurani masih merasakan, selama itu pula proses kita tak pernah terhentikan.
Melihat yang kurang sepadan, kita bisa bersyukur bahwa kita tak berada di tingkat tak sepadan itu. Melihat yang baik, kita bisa bersyukur bahwa kita masih diperlihatkan hal-hal baik dan belajar daripadanya. Mendengar yang tak mengenakkan, kita bisa belajar makna kesabaran dan kembali mengintropeksi diri.
Dan mengerti, sekeras apapun kau mencoba menjadi baik dan sebaik apapun perangai yagn telah kau miliki, kau tidak akan selalu mendapatkan perlakuan baik. Oleh karenanya jangan pernah berharap pada manusia. Manusia adalah hal yang paling tidak bisa kau prediksi. Meskipun tidak semua manusia jahat tetapi tidak semuanya baik juga. Jika kau ingin mengharap balasan yagn baik, maka berharap saja kepada Allah.
Bersama Allah, semua akan selalu baik-baik saja. Pasti.
Untuk itu juga, teruslah berbuat baik meskipun pada waktu-waktu tertentu kebaikan itu tak dihargai atau bahkan disalah artikan. Teruslah berbuat baik atas ridho Tuhanmu dan untuk mendapatkan rahmat Tuhanmu.
(nah loh, kenapa melenceng? =D)
Gus Gus –
Rupa-rupanya kau memanjangkan kuku di jari kelingkingmu. Panjang sekali. Apa tak takut itu akan patah? Tentunya kuku itu sekarang sudah pendek bukan? Bagaimana mungkin seorang guru memanjangkan kukunya sepanjang itu =D setidaknya kau bisa berpuas hati karena pernah memiliki pengalaman itu.
Hidungmu mancung Gus. Berbeda sekali dengan punyaku, pesek. Matamu sedikit cekung. Dibanding tegas, kau lebih terkesan kalem dan menyenangkan untuk dipandang. Ah iya, aku tidak menyukai ekspresi nyentrikmu, aku tidak suka ketika kau sedikit menyipitkan mata dan mencoba berwajah keras dan galak. Itu tidak pas denganmu. Tetep kalem saja.
Alismu minimalis. Wajahmu tidak lonjong tidak bulat dengan bibir kecil dan andeng-andeng di atasnya. Kau tidak terlalu tinggi tetapi cukup lebih tinggi daripada aku.
Tubuh itu – gambar itu – adalah sesuatu yang sering kulihat pada saat aku teringat kepadamu. Aku tidak merindu. Bagaimana pula aku bisa merindu sedang aku tidak pernah menemuimu. Aku hanya menemukanmu, tepat disaat kau telah melabuhkan hati untuk orang lain. Kebahagiaanku menemukanmu adalah lebih pada aku bisa belajar dari seseorang yang baik sepertimu. Terimakasih telah menginspirasi.
Aku sudah mengerti, harapan dan mimpi memang tidak selamanya harus terpenuhi. Ada saat-saat kita harus mengikhlaskan dan menjalani kehidupan dengan mimpi yang baru.
Itu saja Gus.
Sukses selalu. Bahagia selalu.
0 notes