#goodbye things

[madebypernille]

Book review Goodbye Things by Fumio Sasaki

Book review Goodbye Things by Fumio Sasaki Book review Goodbye Things by Fumio Sasaki – a book on minimalism and simplifying life. “Fumio Sasaki is not an enlightened minimalism expert or organizing guru like Marie Kondo―he’s just a regular guy who was stressed out and constantly comparing himself to others, until one day he decided to change his life by saying goodbye to everything he didn’t…

[meng-u-las]

Review Buku - Goodbye, Things (Fumio Sasaki)

Membaca buku tentang gaya hidup minimalis atau soal berberes rumah, sebenernya bukan merupakan hal yang nyaman saya lakukan, karena pasti akan ada aja rasa bersalah, menyesal atau yang lainnya, pengalaman saya sebelumnya membaca buku Marie Kondo, tentang berberes rumah, membuat saya berberes rumah dan membuang banyak barang, itu juga yang membuat saya takut dengan buku ini (dan yang pastinya ada beberapa barang akhirnya saya buang juga setelah atau sembari membaca buku ini), jadi mungkin beberapa orang juga ikut mundur membaca buku ini, tapi pesan saya di depan, pada akhirnya setelah kita capek berberes, ada perasaan yang melegakan, selain itu, buku ini sebetulnya mengajarkan bahwa gaya hidup minimalis itu bukan tujuan, melainkan awal dari perubahan diri kita secara menyeluruh.

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, meskipun buku ini bertema tentang bersih-bersih dan gaya hidup minimalis, tapi yang paling mendasar adalah bagaimana gaya hidup tersebut sebetulnya membantu kita memperbaiki kondisi mental kita yang salah, dan membantu kita untuk fokus terhadap hal-hal penting dalam kehidupan ini. Si Penulis menceritakan perubahan dirinya yang semula berkutat dengan perbendaan, ini yang juga banyak dialami oleh kita, memiliki mentalitas, bahwa orang lain akan melihat diri kita keren, kalau kita memiliki barang X atau menggunakan brand Y, dan dari sana kita mulai mengoleksi barang-barang tersebut, pokoknya harus pakai handphone merek buah, dan semakin kita mengoleksi barang, semakin tidak pernah terpuaskan lah diri kita, setiap keluar versi terbaru, selalu kita harus menjadi yang pertama menggunakan barang tersebut, tujuannya adalah agar terlihat keren, dan karena keren, kita pasti bahagia, apakah benar demikian?

Karena bahagia selalu menjadi tujuan orang-orang, termasuk menjalani budaya maksimalis, tapi rupanya semakin banyak barang yang dimiliki justru berdampak buruk ke kesehatan mental, ruang gerak di rumah atau tempat tinggal jadi terbatas, untuk bersih-bersih jadi lebih sulit dan kompleks (bayangkan bersih-bersih action figure dan sela-sela rak buku), hal yang seharusnya rutin dilakukan, karena memakan tenaga dan waktu, menjadi "beban", sehingga kecenderungan orang menjadi malas bersih-bersih dan berdampak ke kebiasaan hidup yang tidak sehat, malas-malasan, terus stress lihat tempat tinggal kotor, malas-malasan lagi, mulai menjangkau minuman beralkohol, lihat cucian, stress sendiri dan begitu seterusnya, sampai sini ternyata karena kepemilikan barang yang banyak bisa berdampak ke kesehatan mental, oleh sebab itu dengan mempelajari gaya hidup minimalis, kita sebetulnya diajak untuk kembali menata pikiran kita, menyadari bahwa dalam hidup ini, gak semuanya harus kita pedulikan kok, termasuk pendapat orang lain tentang diri kita atau apa yang kita miliki, mereka sudah sibuk dengan diri dan hidupnya masing-masing.

Hal lain yang saya sukai dari buku ini adalah sejak awal dia tidak menggurui, bahwa gaya hidup minimalis ini banyak bentuknya dan tergantung setiap orang, bisa sangat unik antara individu, antara yang single dan berkeluarga pun berbeda, karena sudut pandang penulis buku tersebut adalah orang yang single, saya pribadi pun menganggap ada beberapa hal yang dia sampaikan tidak cocok untuk saya, karena selain yang namanya berkeluarga itu ada beberapa kepala yang diurus, mau seminimalis apapun pasti akan berbeda hasilnya dengan mereka yang single, tapi bukan berarti kita tidak bisa memulai, sesederhana menyadari barang apa saja yang sebetulnya kita butuhkan dan membuang atau mendonasikan barang-barang yang tidak kita gunakan atau butuhkan.

Dengan mengarahkan kehidupan kearah gaya hidup yang baru, disadari atau tidak, pikiran kita jadi bisa mulai memilah hal apa saja yang bisa kita buang dari hidup, termasuk mengurusi kehidupan orang lain di media sosial atau merasa minder dengan pakaian atau baju kita yang itu-itu saja, karena pada intinya, hidup kita itu tidak melulu tentang kepemilikan suatu barang atau uang yang kita miliki, kita ini individu yang luar biasa terlepas dari apa yang kita punya, dan dengan melepas diri kita dari barang yang kita miliki, kita bisa lebih fokus pada diri kita sendiri, apa yang kita sukai dan lain sebagainya.

Menurut saya buku ini sangat bisa dijadikan bahan bacaan setiap individu yang merasa hidupnya stress atau mereka yang ingin merubah diri nya kearah yang lebih baik, dan seperti kata si penulis, gaya hidup minimalis itu bukan tujuan, melainkan awal, jadi semoga ulasan saya ini bisa membantu teman-teman untuk tidak takut membaca buku ini dan bisa bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Selamat Membaca!

[azuremist]

FROM THE CREATOR HIMSELF I’M CACKLING

[poorly-drawn-mdzs]

Soup solves everything.

[solarockk]

thinking again about secret life and the clockers..

part 2

[shepscapades]

[Set in Mid-Late Hermitcraft Season 8]

In which we learn a little something about Cub, a little something about Doc, and a little something about Xisuma.

[ahhrenata]

Steve tries to stay quiet while he gets ready for work, but Eddie hears him. He keeps his eyes closed and just listens- to Steve grumbling to himself when his hair doesn’t sit quite right, who starts to hum and whisper some catchy song. Eddie turns his sleepy gaze onto Steve as he shuffles around their room- watching quietly as he slips on his clothes, his shoes, a simple chain with Eddie’s ring around his neck. A warm, affectionate smile breaks across his face. Before he leaves, Steve glances at what he expects to be a sleeping Eddie, but instead, he’s met with a rasped, ‘Hey.’ Eddie sits himself up, stretches his arm across Steve’s side of the bed, and reaches, fingers wiggling. Steve crosses the room to cradle his face.

Their foreheads press, noses bump, and Steve brushes his fingers across scars and dimples.

He breathes a quiet,

‘Sorry, I didn’t mean to wake you.’

Eddie huffs a tired laugh,

‘You know I never mind.’

Because, yeah.

Every morning Steve tries to stay quiet while he gets ready for work, but Eddie always hears him.

( another one from the poll | WIP )

[spilycoris]

happy gay month to narilamb and narilamb only

[galina]

Late at the 24 hour bagel spot on Brick Lane

[fuckyeahchinesefashion]

Cnetizens: 'OMG TV shows in the 90's were much better than today''We were so well fed in the past'

[axoqiii]

another p5r art dump hiiiiieii 😢😢😢

[itty-bitty-sunshine]

Some kids just really don't make it easy

This was meant to be a follow up of this post but I just never got around to finishing it and suddenly it's been a year. Whoops

No text + background under the cut because it was SUCH a pain to make

It's been 17 hours (27 total) I'm not making art ever again ever someone take this phone away from me

Bbygirl,,,

[old-desert]

Inktobertale 2024 Day 5: Camping

Cross doesn't know that the first law of the multiverse is that there's nowhere Ink can't be.

[32coconuts]

i didn't think you'd understand me ☀️

[theoldkyokodied]

posting all my genderbent sunny (mostly toxic yuri macden) art at once like i'm known to do tehee :) ft Charlie in a little mini comic where mac and den try to give her a make-over for a scheme, based on a conversation i had with my friend kath, who is THE person i'd trust most with writing an actual iasip episode btw.

[reunitedinterlude]

we all knew it wasn't a hiatus

happy one year since dapg returning <3