#generasi sandwich
Explore tagged Tumblr posts
sederhanajuni · 5 months ago
Text
Ibu anak dua dan Ibu rumah tangga ditambah generasi sandwich.
Semoga aku diberi kekuatan dan kesabaran yang terlampau luas .
0 notes
bersuara · 25 days ago
Text
Tumblr media
Jangan percaya tips nabung dari orang kaya, ngga jadi generasi sandwich, kebutuhan masih dipenuhi sama orang tua!
7 notes · View notes
carnationreddd · 14 days ago
Text
abis dengerin podcast di YouTube tentang generasi sandwich, dan ada salah satu pelajaran yang gue petik dan ngena banget.
isinya tentang ikhlas itu butuh waktu, dan cuma allah yang bisa mengerti saat-saat itu. mungkin lebih kek ga bakal judge kita, bayangin aja kita curhat ke manusia 5 kali sehari.. apa ga muak. beda sama allah yang udah jelas maha pencipta, kita mau curhat 100 kali dalam sehari juga dia ga bakalan muak. mau kita nangis sampe bener bener ga bisa ngomong juga Allah ga bakal pergi, ga bakal cepu, ga bakal ke mana mana. malah kita di kasih hati yang tenang stelah nya. di kasih solusinya.. Alhamdulillah makasih yallah..
so maksud dari tulisan itu adalah, ya gapapa loh kita kecewa sama hal hal yang ga seharusnya kaya gini.. kita kecewa sama hal yang kita mau tapi ga terjadi, semuanya harus di terima sampai suatu saat nanti kita ikhlas, ikhlas ga semata mata kita ga nangis lagi, ga inget lagi.. ngga. tapi ikhlas itu karena kita udah menerima segala bentuk kekecewaan yang terjadi, mungkin aja kalo kita ga dpt hal kaya gini kita ga akan sekuat ini, pahala kita ga akan sebanyak ini karena kita sabar.. semua pasti ada balasan.. semua yang udah Allah takdirin itu baik insyallah. yallah Allah itu baik banget...
2 notes · View notes
rumelihisari · 11 months ago
Text
Yang Lebih Melelahkan Dari Yang Kita Kira
Tiap kepala pasti riuh. mereka memiliki bisingnya masing-masing. Besar dan kecil riuh isi kepala emang beda-beda. Kita enggak perlu menyamakan apalagi membandingkan siapa yang paling lelah dan riuh.
Seperti isi kepala seorang ayah yang mungkin saja riuh karena resah memikirkan bagaimana upaya ia tetap memiliki penghasilan nafkah harta untuk keluarga cukup, atau bisingnya isi kepala ibu yang memikirkan urusan domestik, anak, dan bagaimana mengelola nafkah harta yang ayah beri dapat cukup, Sedangkan harga pangan terus melonjak. Generasi sandwich yang kewalahan menanggung kebutuhan keluarga, diri yang babak belur, namun usahanya minim apresiasi bahkan nggak dihargai. Sedangkan keadaan memaksanya harus tetap kuat.
Bagi anak-anak, mungkin lelah selalu dikekang dan diatur. ingin sekali segera dewasa agar leluasa terlepas dari kungkungan orangtua. Bagi remaja mungkin masalah insecure, prestasi sekolah, adalah hal yang paling melelahkan untuk dihadapi. Atau bagi mahasiswa, tekanan skripsi, nilai ipk, cinta, menjadi batu batu besar untuk ia lewati. Rasanya sulit dan melelahkan.
Selama memiliki kepala, sepertinya selama itu pula kita akan berteman dengan lelah dan riuh. Upaya yang nggak dihargai, ketakutan yang menghantui, diremehkan, merasa tak punya pencapaian, merasa nggak berguna, nggak didengar, putus asa, semua hal itu menambah kebisingan isi kepala. bingung bagaimana melerainya.
Beberapa memilih bertahan, mengurainya dengan ilmu atau hiburan, beberapa memutuskan untuk menyelesaikannya dengan mengakhiri hidup, memutus perkara-perkara yang membuat ia lelah dan bising dengan cara bunuh diri.
Ah, ternyata dunia ini memang diatur untuk menjadi tempat ujian yang melelahkan. Riuh dan bisingnya isi kepala memang sengaja di desain supaya kita mampu menguraikan dan memecahkannya.
Atas apa-apa yang kita rasakan, Semoga kita selalu bisa memenuhi tangki-tangki sabar dari jalan manapun, dari hal apapun yang bisa menjadi pelajaran. sebab sudah menjadi janjiNya, bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Qs. Al-insyirah: 5-6
Atas segala kelelahan yang menimpa dan membuat putus asa, semoga kita nggak pernah menjadikan bunuh diri sebagai solusi. Sebab bagaimana kalo rupanya lelahnya setelah bunuh diri itu lebih melelahkan dari yang kita kira. Bagaimana kalo ternyata bunuh diri menjadi awal perjalanan paling panjang dan melelahkan yang tak ada ujungnya? Ah, bagaimana?
Dari Jundub bin Abdullah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, Dahulu ada seorang laki-laki sebelum kamu yang mengalami luka, lalu dia berkeluh kesah, kemudian dia mengambil pisau, lalu dia memotong tangannya. Kemudian darah tidak berhenti mengalir sampai dia mati. Allâh Azza wa Jalla berfirman, "Hamba-Ku mendahului-Ku terhadap dirinya, Aku haramkan surga baginya." (HR Al-Bukhari).
Semoga selalu ada alasan untuk bertahan. bahwa, diciptakannya kita di bumi memang untuk ibadah kepada Allah. Ad-dzariyat:59. Ujian-ujian yang Allah beri untuk kita hadapi supaya kita menjadi menjadi muslim dengan next level yang lebih baik.
Sekali lagi selalu ada alasan untuk bertahan
15 notes · View notes
owlfs · 1 year ago
Text
[owlfs] #3 sandwich
Belakangan jadi beban pikiran mengenai aku yang memiliki peran menjadi kue lapis. Ya! Aku termasuk dalam generasi tersebut.
Sandwich Generation
Tentu ada keluh kesah bagi tiap orang yang masuk dalam generasi ini. Bagaimana tidak? Gaji pas-pasan UMR Jogja, perlu menabung untuk masa depan, banyak hal yang belum dicapai, masih banyak keinginan yang belum terwujud, dan tentu masih banyak lagi.
Apakah bisa menolak?
Kalau menolak masuk menjadi generasi ini sepertinya tidak, keadaan yang memaksa kita untuk tergabung disini. Kalau mau menolak permintaan apa tega? Mikir-mikir lagi sih ini, apalagi dengan sesuatu yang dilabeli "kebutuhan" dan "mendesak".
Berarti enggk ikhlas dong?
Kalau kita terpaksa ikhlas apakah itu juga termasuk ikhlas? Sebenernya enggk masalah kalau yang dilimpahkan bukan semua tanggung jawab, melainkan kita hanya membantu semampu kita (dalam artian kita bisa menyisihkan untuk tabungan dll). Tapi kalau semuanya harus kita yang menanggung, ya mungkin terpaksa ikhlas jatuhnya.
Lalu harus bagaimana?
Sejauh ini belum ada yang bisa ku tulis untuk menjawab ini, selain "jalani ajalah".
.
Jogja, 10-10-2023
7 notes · View notes
maroon-not-five · 10 months ago
Text
Gue adalah tipe orang yang ga bisa maintain relationship (apapun itu) via online. Kalau ga ketemu, ga akan cerita. Kalau ga dichat duluan, ga akan nge-chat. Tapi sekalinya ketemu sama orang, bisa quality time dengan 'penuh'.
Tadi lunch bareng sepupu yang kerjanya se-kompleks perkantoran. Terakhir ketemu dan ngobrol tuh kayanya bulan Juli tahun lalu. Itu pun beliau yang ngajakin tiba-tiba. Meskipun gue sebenernya bawa bekel, tapi gue iyain buat makan bareng.
Kita cuma sejam ketemuan, makan dan ngobrol-ngobrol. Tapi semua bahasan hidup tersampaikan. Mulai dari drama tugas akhir gue, kisah kandasnya hubungan gue sebelum mulai, cerita soal kucing-kucing, diskusi parenting style ala ortu kita, sampai kami pada kesimpulan bahwa:
"Terlepas dari takdir masa lalu kami yang berbeda [beliau selalu hidup berkecukupan, karir melampaui semua ekspektasi, pernikahan yang baik, anak yang mandiri] [gue yang hidup kekurangan, generasi sandwich yang menghidupi orang lain, pekerja keras dengan gaji sangat pas], kami adalah orang-orang yang berani melepaskan diri dari takdir itu sendiri. Kami mengeluarkan diri dari dunia yang kotak penuh label. Membuat semesta yang baru yang tidak dipunya orang lain. Kami tidak mengejar bahagia, kami adalah 'bebas' yang berbahagia."
4 notes · View notes
dinisuciyanti · 10 months ago
Note
Tetehh aku penasaran pengen nanya langsung tapi malu wkwk
Ginii, sekarang umurku 24 sempet kepikiran mau nikah usia 25 (kalo ada jodohnya) tapi sadar diri ternyata gening generasi kue lapis huhu, tapi orang tua kadang suka slepat slepet bahas nikah karena semua temen temen sekitar rumah udh pada nikah. Tips konkrett a la teh dini
menghadapi pertanyaan² desakan ortu gimana teh🤟😂
Mungkin aku bukan orang yang tepat untuk ngasih pendapat, karna aku bukan generasi roti lapis. Tapi aku akan menyampaikan perspektif ku, juga menimbang dari pengalaman para temanku.
Aku gak tau kamu udah kerja berapa lama, dan berapa persentase gaji untuk menghidupi keluarga/adik mu. Juga usia adik-adik mu atau mungkin ortu yang sudah tidak bekerja, yang mesti kamu support. Info ini penting agar opini ku bisa lebih relevan.
Kamu udah bagus banget, udah sadar bahwa kamu sandwich gen, jadi bisa berpikir lebih bijak kalau mengambil keputusan yang krusial semacam menikah.
Poin ku adalah:
Kalau kamu sudah sakit kepala dengan desakan orangtua, padahal kamu masih perlu support uang untuk keluarga, komunikasikan. Ajak ngobrol. Apa memang sudah se-urgent itu untuk menikah? Apa sudah tidak perlu support uang dari mu? Dan perkara logis lainnya ketika support uang dari mu hilang karna menikah. Ya kalau gak hilang, pasti berkurang, namanya juga rumah tangga banyak biaya. Kecuali, kamu bisa memastikan bahwa suami mu gajinya besar (plus orang kaya yang baik budi pekertinya), pun kamu masih dibolehkan kerja dan uangmu untuk keluarga mu.
Kalau sudah kamu ajak ngobrol, ternyata masih perlu support dari mu, dan CALON NYA BELUM ADA, terus kamu makin sakit kepala karna didesak terus, mending ng-kos aja. Jauhkan gesekan langsung dengan yang mendesak. Kalau misalnya, kamu emang udah ngekos, ya gausah sering-sering pulang ke rumah. Sebulan sekali cukup.
"Ya tapi ortu cuma mau ngenalin kok teh, kan gak langsung nikah besok". Nah, ini balik lagi ke kamu. Kamu open gak buat dikenalin gini. Kenali dirimu sebaik mungkin. Saran ku, kenalan mah kenalan aja. Iyain aja apa kata ortu. Kalo ternyata setelah kenalan, nemu yang gak cocok, ya kamu bisa nolak. Biar gak banyak drama anak-ortu soal perjodohan. Capek.
Poin terakhir ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah mengalami berbagai banyak drama percintaan/perjodohan. Be mindful. Yang santai. Siapapun yang mendesak, atau berisik nanya kapan nikah kapan nikah, senyumin aja. Aminin aja. Udah. Beres.
Semoga membantu
4 notes · View notes
delimacanda · 2 years ago
Text
Hai, selamat malam...
Akhirnya hari ini sudah terlewati. Kamu sudah melakukan yang terbaik hari ini. Mari tambah rasa syukur kita.  Alhamdulillah karena masih diberikan napas hingga detik ini.
Kepadamu yang memiliki amanah diatas rata-rata, yang semangat yaa. Mungkin tanggungjawabmu besar, mungkin amanah (dariNya) yang kau bawa terasa berat dan menghimpit, hingga langkahmu tertatih melambat. Tak mengapa, sungguh.
Pelan-pelan yang penting tetap berjalan. Tetap ikhtiar dengan segenap sabar. Istirahat pun boleh jika terlampau lelah. Sambil berdoa meminta senantiasa, agar Dia kuatkan bahumu, kuatkan langkahmu hingga garis finish.
Tenang yaa...
Walau kadang terasa sulit, tetaplah berusaha. Karena Dia tidak akan pernah membiarkan hamba Nya berjalan terombang ambing sendirian. Dia akan selalu ada menemani, karena bahkan Dia berada lebih dekat dari urat nadi.
Kepadamu generasi sandwich, kuat-kuat yaa. Sabaar🙃
Yogyakarta, 7 Januari 2023
✍🏻@delimacanda
3 notes · View notes
disambingopi · 2 years ago
Text
Lapis - lapis Strategi jadi "Generasi Roti Lapis"
Tumblr media
Mencoba berbagi soal menjadi yang katanya Generasi Roti Lapis atau Sandwich Generation dari sudut pandangku.
Perlu disadari juga jadi sandwich generation itu kompleks bisa dari segi sebab musababnya, ditambah lagi dengan situasi tiap keluarga yang berbeda-beda. Saking kompleksnya, aku yang menulis ini pun sadar mungkin yang aku tulis belum tentu cocok untuk diterapkan di situasi tiap orang.
Tapi jadi bagian dari orang yang tergolong di kategori ini ya kadang hanya bisa ditelan manis pahitnya karena ya faktanya gak semua hal bisa dan harus dinikmati dengan haha-hihi, hanya perlu dijalani.
Silakan mampir ke terasku :)
Disambingopi menikmati risol mayo
3 notes · View notes
beritahangat7788 · 4 days ago
Text
Strategi cepat Pemerintah wujudkan Program 3 Juta Rumah bagi rakyat
Tumblr media
Rumah Susun (Rusun) Pasar Rumput di Manggarai, Jakarta. ANTARA/Aji Cakti.
Efisiensi menjadi strategi penting yang berperan menunjukkan bahwa membangun rumah untuk rakyat tidak selalu harus dimulai dari nol
Jakarta (ANTARA) - Baru 2 pekan setelah dilantik pada 20 Oktober 2024, Pemerintahan Prabowo-Gibran langsung bergerak cepat dengan menjalankan sejumlah strategi cepat untuk mewujudkan Program 3 Juta Rumah per tahun bagi masyarakat kecil.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2022, Indonesia mengalami backlog kepemilikan atas perumahan sebesar 11 juta. Sebanyak 93 persen backlog kepemilikan berasal dari MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) serta sebanyak 60 persen didominasi oleh MBR yang bekerja pada sektor informal.
Kondisi backlog tersebut kemudian semakin dipersulit dengan situasi kian banyaknya penduduk produktif Indonesia saat ini yang merupakan generasi sandwich, sebuah generasi produktif yang terpaksa harus menjadi sumber ketergantungan usia rentan atau lansia dan di saat bersamaan juga harus memberikan kehidupan layak kepada generasi muda atau anak-anak.
Situasi ini tentunya perlu segera direspons cepat oleh Pemerintah melalui Program 3 Juta Rumah per tahun. Program 3 Juta Rumah merupakan program Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam rangka membantu masyarakat kecil untuk memiliki tempat tinggal layak huni.
Program 3 Juta Rumah per tahun terdiri dari pembangunan dua juta rumah di perdesaan dan pembangunan satu juta apartemen di wilayah perkotaan. Pembangunan dua juta rumah di perdesaan bertujuan untuk mendukung desa sebagai sumber ketahanan pangan sekaligus desa wisata yang memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat pedesaan.
Sementara itu, pembangunan satu juta apartemen per tahun di wilayah perkotaan bertujuan untuk membantu masyarakat yang bekerja di wilayah perkotaan untuk memiliki tempat tinggal dekat dengan tempat kerjanya.
Agar masyarakat kecil dapat segera merasakan program tersebut, maka Pemerintah bergerak cepat untuk mewujudkan hal itu melalui tiga strategi yakni keterbukaan publik, efisiensi, dan inovasi.
Lalu bagaimana peranan ketiga strategi tersebut dalam rangka mewujudkan Program 3 Juta Rumah per tahun bagi rakyat kecil?
Keterbukaan publik
Strategi pertama dalam rangka mewujudkan Program 3 Juta Rumah per tahun adalah dengan melakukan keterbukaan publik. Kerterbukaan publik yang dimaksud untuk membuat Program 3 Juta Rumah menjadi terbuka dan transparan dengan melibatkan pengawasan publik dan aparat hukum secara ketat.
Pelibatan tersebut dimulai dari tahapan sebelum kegiatan, awal kegiatan, pertengahan, sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan program penyelenggaraan penyediaan perumahan.
Strategi ini penting untuk diterapkan mengingat Program 3 Juta Rumah merupakan program sangat besar yang melibatkan seluruh lini usaha, seperti untuk pembangunan dua juta rumah di pedesaan melibatkan badan usaha milik desa (BUMDes) dan pengembang-pengembang berskala UMKM. Adapun pembangunan 1 juta apartemen di wilayah perkotaan melibatkan para pengembang besar, baik domestik maupun internasional sampai dengan kementerian/lembaga negara lainnya.
Salah satu gebrakan untuk mewujudkan adalah dengan menyiapkan call center yang akan menerima semua informasi dan laporan terkait dugaan maupun kasus pemerasan, korupsi, penyelewengan dan pungutan liar dalam penyelenggaraan perumahan untuk masyarakat.
Gebrakan lainnya adalah dengan membuka forum diskusi publik yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan di bidang perumahan mulai dari pelaku usaha sampai dengan awak media massa guna memberikan masukan kepada pemerintahan.
Tidak hanya itu Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) sebagai institusi yang diamanatkan oleh pemerintah untuk menjalankan Program 3 Juta Rumah bakal meningkatkan pengawasan super ketat di lingkungannya dalam rangka mencegah praktik korupsi dan pungutan liar.
Strategi keterbukaan publik bertujuan untuk melakukan pencegahan korupsi di dan pungutan liar tahap paling dini yang dapat berkontribusi pada penurunan harga rumah bagi masyarakat kecil
0 notes
peanutjar-blog · 3 months ago
Text
Ingin Dibawa Kemana Bonus Demografi di Indonesia Saat Ini
Hari ini semua orang melakukan selebrasi hari kemerdekaan, tak ayal sebuah peringatan atau memang dihayati sebagai sebenar-benarnya merdeka. Namun, apakah kita sudah benar-benar merdeka? - Catatan 17 Augustus 2024
Tahun 2015 merupakan awal tahun Indonesia mengalami bonus demografi dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada tahun 2020-2035, dimana jumlah penduduk usia produktif mengalami kelonjakan yang besar dapat berperan sebagai sumber tenaga kerja dan pelaku ekonomi demi mempercepat pencapaian tujuan-tujuan pembangunan. Tetapi banyaknya data jumlah masyarakat usia produktif ini tidak diimbangi dengan peluang pekerjaan yang memadai, justru terjadi ketimpangan via DATAin BPS.
Artikel KOMPAS berjudul “Kelas Menengah: dari Zona Nyaman ke Zona Makan” menyebut tentang perlindungan sosial kelas menengah perlu mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang memadai, instrumen perlindungan sosial dan lapangan kerja kelas menengah memang perlu dipikirkan. Mereka tak tergolong miskin tetapi guncangan ekonomi dapat mengantar mereka kepada kemiskinan. Data BPS menunjukkan, peningkatan penganggur muda justru terjadi di kelompok tamatan SMK. Mungkin karena apa yang dipelajari di SMK tak cocok dengan kebutuhan perusahaan.
3,6 juta Gen Z usia 15-24 tahun per Februari 2024 menganggur tahun ini, mengutip data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS).  Ada sejumlah faktor yang membuat banyak anak muda menganggur, salah satunya salah memilih sekolah dan jurusan bahkan tidak bisa melanjutkan ke bangku perkuliahan. Menurut Denni Puspa Purbasari (Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja) dalam wawancaranya yang dimuat pada laman CNBC Indonesia, mengatakan yang menjadi persoalan saat ini memang adalah anak muda yang tak terserap di dunia kerja, meski sudah memiliki gelar sarjana penyebabnya ialah salah jurusan perkuliahan yang mereka ikuti tak ada kaitannya dengan kebutuhan perusahaan di Indonesia.
Sementara pada periode Januari-Mei 2024 terjadi gelombang PHK yang cukup signifikan, yang berdampak pada daya beli masyarakat dan memunculkan tren deflasi. Hal ini cukup menyita perhatian Gen Z yang sebagian besar baru memasuki dunia kerja atau baru beberapa tahun membangun karir, tentu belum memiliki kesehatan finansial yang baik sehingga berpotensi menjadi Generasi Sandwich, generasi yang membiayai kebutuhan hidup orang tua (lansia) serta menanggung kebutuhan adiknya seperti biaya sekolah dan lainnya dilansir dari CNBC Indonesia.
Masalah pengangguran yang terus meningkat sebenarnya bukan hanya karena skill atau kurangnya keterampilan yang dimiliki masyarakat. Namun, berasal dari kurangnya lapangan kerja serta iklim usaha yang kembang kempis. Meskipun pemerintah sudah menggelontorkan dana untuk Kartu Pra-Kerja, sejatinya ini bukanlah gaji melainkan dana insentif untuk para pencari kerja ikut serta dalam pelatihan-pelatihan kompetensi kerja dan solusi ini tidak menyentuh akar masalah.
Meningkatnya angka pengangguran tidak bisa dilepaskan dari dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor Internal, pertama adalah kemalasan individu. Cara pandang kapitalis saat ini memengaruhi cara berpikir masyarakat, ingin serba instan, gaya hidup hedonisme dan kedua rendahnya pendidikan serta keterampilan. Ingin sekolah, biayanya mahal. Adapun faktor eksternal disebabkan adanya ketimpangan antara kebutuhan tenaga kerja dengan lapangan kerja, kebijakan pemerintah tidak prorakyat dalam hal ini SDM banyak diambil dari luar negeri, kemudian banyaknya tenaga kerja wanita karena mempekerjakan kaum wanita tak banyak tuntutan dibandingkan laki-laki.
Dalam Islam, tugas negara tidak hanya menyediakan platform pelatihan dan bukan hanya berfungsi sebagai regulator, melainkan melayani kebutuhan dasar masyarakat secara optimal. Negara harus memastikan bantuan sosial kepada masyarakat tepat sasaran, politikus Nasdem Charles Meikyansah berpendapat bahwa Gen Z sulit mendapat kerja karena kebijakan dan syarat mendapat pekerjaan terlalu sulit, sehingga harus dibahas lebih komprehensif dengan mengurai akar permasalahannya via wartaekonomi.co.id
Oleh karenanya, mengatasi permasalahan ini tidak cukup dengan solusi parsial atau tambal sulam. Melainkan dinihilkannya penerapan kebijakan berdasarkan kapitalisme yang akan mengesampingkan posisi rakyat dari segi kesejahteraan, kesehatan.
PEANUT JAR | 17 Agustus 2024
0 notes
ind-guman · 4 months ago
Text
Capek banget Ya Allah.
Udah jadi generasi sandwich, dikira punya uang banyak.
Capekk :(
0 notes
mariafraniayu · 4 months ago
Text
Satu-satu melangkah
Prompt tulisan harianApa saja strategi yang Anda gunakan untuk membuat keseharian Anda makin nyaman?Lihat semua tanggapan Anda, adalah seorang karyawan swasta yang bekerja di perusahaan pemberi layanan dalam bentuk jasa konsultasi. Anda, atau lebih lengkapnya bernama Andariani Puspita, juga adalah seorang perempuan yang mengaku terjebak dalam keadaan “generasi sandwich.” Setiap hari, Anda…
1 note · View note
piuyul · 4 months ago
Text
Dalam satu waktu. Dua insan dipertemukan oleh Allah. Tak saling mengenal. Insan yang memiliki zaman dan fase yang berbeda. Satu insan dikaruniai oleh Allah empat orang anak, insan yang lain sebagai anak yang sudah dianggap dewasa memiliki orang tua lengkap. Fase yang berbeda untuk membahagiakan orang terkasih, insan pertama membahagiakan empat orang anak, insan kedua membahagiakan orangtuanya.
"Mungkin nanti ibu kaya kamu ya."
Deg.
"Ini yang diharapkan orang tua, dibahagiakan oleh anak." Gumamku
Bukan, bukan jadi generasi sandwich. Tapi, ini perihal cinta dan kasih.
0 notes
kartikawidya · 6 months ago
Text
Bagaimana kehilangan arah ?
Atau bagaimana berjalan tanpa tau tujuannya ?
Takut salah arah..
Aku harus katakan bahwa saat ini sedang pada fase hilang arah dan tidak memiliki penguat dalam setiap keputusan. Bukan lagi berhati-hati tapi aku jadi sangat penakut dalam mengambil langkah. Bahkan sejenak aku takut bila kembali gagal. Karena sejatinya langkahku untuk sukses sangat berpacu dengan waktu. Aku sejenak mengubur segala mimpiku, menjadikannya wishlist dalam buku catatanku tanpa ada satu upaya untuk menuju kesana. Fokusku saat ini adalah menjadi mapan secara finansial. Generasi sandwich ? Sebenarnya tidak juga, hanya saja pundak sebagai anak pertama cukup berat juga😊
1 note · View note
silangitsore · 7 months ago
Text
IRT yang terlahir sebagai generasi sandwich
Semoga aku kuat fisik dan mental
1 note · View note