Text
Beberapa kali gagal dalam urusan hubungan, aku rindu rasa salting itu, ketika ditatap oleh orang yang aku cintai.
Selalu terjebak difase, kehilangan sebelum memiliki.
Ah tuhan, apa aku belum punya uang cukup, untuk bisa bertemu seseorang itu dan menikah.
Apa karna aku generasi sandwich, jadi semua laki laki yang pernah kenal aku, justru mundur satu satu dengan sendirinya.
Atau
Karna aku tidak bisa masak terlebih lagi ikan goreng ya karna takut kena minyak panas.
Apa iya, aku masuk wanita yang gagal.
🤦♂️
Ehehehe
0 notes
Text
Jika bersama denganmu aku tidak bisa
Maka bisakan lah aku untuk melepaskanmu
Pertemuan yang tidak sengaja menjatuhkan hatiku
Hingga aku berharap kamu berbeda dengan masalaluku
Ternyata, kamu sama saja
Pergi, ketika sudah tidak penasaran lagi
Pergi, saat aku sedang sayang-sayangnya
Pergi, tetapi meninggalkan luka lagi
Pergi, tanpa mengucapkan pamit.
0 notes
Text
Setelah 5 tahun kehilangan blog ini, hari ini aku memutuskan untuk kembali menulis.
Dan sampai saat ini, doaku dalam tulisan tahun tahun sebelumnya, masih menjadi doa di tahun ini.
Cheers...
1 note
·
View note
Text
Aku memiliki satu keinginan yang mungkin terlihat konyol dimata semua orang. Selain menemukan impian macam apa yang mampu ku wujudkan. Aku ingin bertemu dengan seseorang yang satu tujuan. Memahami dibalik kedua mata dan mampu meyakinkanku bahwa aku belum gagal. Menyembuhkan hatiku. Dan mampu mengeritik ku tanpa mencaci segala kelemahan yg tak mampu kuhilangkan. Hanya satu orang saja. Semoga terkabulkan
1 note
·
View note
Quote
Karena seseorang yang baik akan ditemukan ditempat yang baik.
1 note
·
View note
Text
Yang membuatku sedih bukan karna ada di tempat ini. Tapi karna disini aku harus pasrah sepasrah pasrahnya. Berupaya pun sudah ku lakukan, tetapi kini aku telah banyak kehabisan kekuatan. Semakin hari mimpiku semakin jauh. Semakin hari aku semakin tak betah dengan semua hal yang aku jalani. Semua hal yang aku sukai tak pernah ku gapai. Seandainya aku dulu adalah seseorang yang cerdas dan pintar, aku tak akan gagal untuk meraih mimpiku. Apa aku bisa seperti ini terus menerus. Aku membutuhkan dukungan penuh yang kuat untuk menghancurkan ketidaksukaan ku pada apa yg ku jalani. Semakin ku berusaha, semakin ku tak paham. Semua mata kuliah ini dan prodi ini. Entah apa yang nanti aku dapat ketika ku lulus. Aku tak pandai, aku sulit memahami ...aku..aku sesungguhnya ini bukan bidangku. Semua demi membahagiakan orang-orang disekitarku. Tetapi disini aku bertanya apakah aku bisa bahagia disini? Aku terlalu fokus memahami semua kesulitan-kesulitan ini sampai ku melupakan untuk mencari kawan kawan karna aku tak menemukan mereka yg memiliki visi yang sama. Aku merasa aku bukan seseorang kelas atas. Aku hanya bisa diam, karena aku tak mengerti apapun yang mereka bicarakan. Apakah aku bisa bahagia disini? Apakah usaha kerja keras ku dan aku raih membuatku harus menahan hati untuk merelakan semua hal yang aku suka. Yang tertabrak semua hal yang tak akan bisa ku kenal. Ini hatiku. Aku mungkin tak pantas berbicara banyak. Menjalaninya adalah keharusan. Semoga aku diberikan kekuatan hingga semuanya selesai. 😂
0 notes
Quote
Andai aku bisa menuliskan tentang nya dengan banyak kata, akan ku lakukan. Namun ku berada di sebuah perbatasan. Berharap dan kecewa. Dalam kebimbangan haluan terpaan angin lalu.
1 note
·
View note
Quote
Segala yang berlalu telah berlalu. Entah bintang, rembulan ataupun mentari dan embun pagi. Begitu juga dengan perasaan. Semua ada waktunya. Kapankah tiba bersemi. Kapankah mulai berhenti. Ataupun segala keputusan yang hendak diambil. Bertahan atau melupakan. Berlari atau diam. Introspeksi atau menyakiti diri dengan segala harapan diatas harap... Semuanya datang tiba-tiba. Dan hilang tanpa jejak. Tetapi bukan hantu. Hanya rindu
Madiun, 20 januari 2018 , 22:20
0 notes
Quote
Keputusan terbaik dari semua perjuangan adalah menerima.
1 note
·
View note
Quote
Mungkin dia adalah badai. Membuat gemuruh nadi dalam gapai angan. Dia adalah angin... Mungkin berlalu dengan cepat. Tapi sejuknya membuatku terpikat. Dia... Seseorang yang tak akan pernah sadar. Bahwa dia membuatku belajar. Mengejar Belajar, Sabar, Dalam diam. Tanpa mengharap. Karena ku tahu. Badai selalu melukai, jika dimiliki. Angin selalu berganti, berlalu tanpa henti. Namun, bisakah aku berhenti. Berhenti untuk diam. Lalu, menjauh... Namun tak meninggalkan retakan harap. Yang tak pernah ku garap.
Remang di kereta
0 notes
Quote
Aku bercerita pada gelap. Bahwa lelah menyergapku, namun tak membuatku lupa pada jenuhnya berjuang ditengah sepi.
0 notes
Quote
Aku menyukainya, seseorang penyuka hitam-putih. Seperti menyukai kopi-susu. Yang rasanya manis seperti senyumnya.
Analogi kau dan secangkir coffe latte
0 notes
Quote
Aku menyembunyikan senyumnya diingatan dengan senyum ku dalam rintikan hujan yang sudah terhenti. Dan menyadari, ada dan tanpa nya semua akan baik-baik saja. Mungkin aku punya sebuah alasan hingga aku rindukan dia. Tetapi, hati pun juga memiliki alasan untuk menyembuhkan kecewanya. Salahku dimanakah? Menyembunyikan semuanya, tetapi tanpa ku sadari satu-persatu orang sekelilingku mengetahuinya. Bukan karna kalimat yang ku ucapkan. Hanya dari tingkahku yg memilih pergi ketika dia datang. Salahku dimanakah? Mencegah untuk tidak jatuh cinta lagi, untuk tidak terluka lagi. Apa salahku? jatuh hati padanya , yang tak pernah sadar denganku?.
0 notes
Quote
Aku penyuka biru awan... Tetapi kau terpikat pada hitam-putih... Begitulah... Kita tak akan tersatu sebelum datang mendung dominasi hitam dan putih. Dan aku rela tersingkir demi hujan bahagia pribumi bumi.
1 note
·
View note
Quote
Ya rabb... Jika memang ini yang terbaik bagi-Mu... Ijinkanlah aku menghapus rasaku, agar tak lagi jd pemurung.
0 notes
Text
Aku mencintainya, Sunyi
Sunyi, hari ini aku ingin bercerita padamu. Dengarlah, Setiap kali aku memerhatikan daun gugur, terdiam pada hembusan angin, pula berjalan dengan tergesa dan bergegas, Aku ingat tempat itu. Hanya ruangan kelas yg setiap harinya ku dan puluhan temanku belajar. Pembagiaan kelas baru, ia hari itu semester baru. Aku sama seperti hari ini, aku yang kurang nyaman dengan keramaian. Aku yg selalu belajar menembus lalu lalang keramaian. Tetapi tetap saja aku hanyalah seorang gadis yang lebih suka menulis daripada berterus terang. Ada seseorang. Dulu, dia datang tanpa ku duga hingga akhirnya bisa merasakan kali kedua jatuh hati. Sejujurnya tak ada hal yg dia lakukan teruntuk untukku, namun aku hanya luluh pada senyumnya. Dia seseorang yg kepribadiannya berlawanan denganku. Dia ramah, humoris, baik ke semua orang, dan yang paling terpenting bagiku dia menginspirasiku karna dia memiliki kepercayaan diri yg membuatnya sering menjadi pemenang. Pada awalnya aku hanya terinspirasi.
Beberapa orang yg mengetahui tentangnya bercerita padaku, dia org yang baik. Mungkin kadang jail, dan suka nyeletuk tetapi bagiku itulah dirinya. Yang membuatku bisa merasakan hati yang berdebar lagi. Sebelumnya dia hadir, sebelum ku tahu namanya, dan tentangnya dari beberapa teman ; Dulu sekali aku pernah jatuh hati pertama kalinya, lebih tepatnya sewaktu smp dulu. Namun, semuanya kandas karena aku tak mempunyai keberanian tuk katakan padanya. Walaupun seseorang yg pertama itu telah tahu semuanya setelah ku pergi jauh, tetap saja aku tak pernah menatapnya ( aku tak ingin jatuh hati lagi padanya). Ia aku sadar, hatinya telah dicuri oleh seseorang yg lain Kembali lagi, sunyi…- Aku ingin melanjutkan ceritaku, tentang seseorang yg kedua ini. Semenjak semester berganti, tak lagi pernah kami bertemu. Sebenarnya aku merasa kehilangan. Tetapi disisi lain itu inginku, karena setiap kali berpapasan kami tak pernah berteguran. Aku selalu takut menyapanya. Aku tidak ingin membuatnya curiga. Aku tidak mau dia tau tentang ini. Namun aku sadar, sesuatu yang disembunyikan, pasti akan terungkap. Sama seperti pengalaman ku dulu. Aku sedih melihatnya bersama teman-teman yang lain. Karena aku hanya bisa menjadi penikmat senyumnya dari kejauhan. Dan ketika ku tahu dia suka dengan seseorang yg lain, entah ada apa denganku. Semenjak itu aku tak pernah berani berada dekatnya, melihat nya (walaupun dari jauh) , atau menyapanya. Aku takut semuanya terungkap, dan aku harus tahu kenyataan untuk bertepuk sebelah tangan kedua kalinya. Aku harap ia tak suka membaca. Tak pernah melihat blog ini. Dan tak pernah sadar akan aku. Sunyi, apakah aku mencintainya? Lalu, mengapa aku takut? Apa aku takut kenyataan jujur padanya. Aku mencintainya, Sunyi. Tetapi aku bukan siapa-siapa. Kami berbeda. Sunyi, semoga kau menjaga segala curahan ini. Sunyi, kau tak boleh jujurnya. Sunyi, aku lebih tenang bila hanya kau saja yg tahu. Dan menemani hatiku yang dilema , hingga hujan air mataku reda..
0 notes
Text
Terlelah
Hujan sore hari. Membuatku ingin melintasi jalanan berkawan rintik. Hari kemarin ngilu pada lelahnya mata menatap. Lupa membawa payung, dan dan pulang sendiri. Dingin.... Aku yang takut menyeberang akhirnya memutar balik melewati jembatan gantung. Truk, angkutan, lalu lalang menghalangi pengeliatanku saat hampir malam. Hari itu aku luka. Aku rindu pulang. Namun aku malu. Tak mampu memenangi kota orang. Kuingat ibu yang tiap malamnya mengirim doanya untukku. Dan ayah yang siap mengantarku menjemput mimpiku, yang terselubung ambisi. Aku dikota orang. Tetapi tak terlalu jauh hanya 5 jam dari rumah. Namun kini terasa jauh, sekali. Terbentur jadwal-jadwal kelas tak menentu. Terbentur rute dan kelangkaan pengangkut penumpang. Kemarin luka, dahulu luka, apakah kamu juga nanti akan menjadi luka juga ? Dimasa depanku. Ku harap kau juga mengingat luka mu. Agar nanti tak membuatku luka. Dan kita akan sama-sama menyembuhkan Rasa lelah, frustasi, kecewa, sakit, dan sama-sama menguatkan. Untukmu seseorang yang belum sampai dikehidupanku. Agar kau tak menyesal, bahwa aku hanyalah gadis pembuat sajak patah, atas jarak antara mimpi dan kenyataan. Yang berjuang untuk menemukan lagi mimpi yang terbawa jarak dan waktu. Aku bukan seseorang yang istimewa. Aku bukan apa-apa. Jika nanti kau memilihku, ku harap kau tidak pernah menyesal, karena aku tak semampumu. Jadi, tinggalkan saja aku sebelum nanti ku mulai membuka hati. Jangan membuatku lelah lagi, karena memerintahkanku seindah orang lain.
0 notes