#gantung diri
Explore tagged Tumblr posts
satu-komando · 2 months ago
Text
Seorang Pria Asal Lampung Tengah Ditemukan Tewas Gantung Diri di Bandar Lampung
Bandar Lampung – Seorang pria ditemukan tewas dalam kondisi gantung diri di Sukabumi, Bandar Lampung, Senin (9/9). Kapolsek Sukarame, Kompol M Rohmawan mengatakan korban berinisial FD (31) warga Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah. “Benar, kami menerima informasi bahwa ada seorang pria ditemukan tewas dalam kondisi gantung diri,” katanya. Rohmawan menjelaskan korban yang berprofesi sebagai sopir…
0 notes
rasiooid · 2 months ago
Text
Pria di Sukamantri Tamansari Bogor Ditemukan Gantung Diri, Tinggalkan Dua Surat
  RASIOO.id – Warga Kampung Sukamantri, Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, digemparkan dengan penemuan seorang pria yang tewas gantung diri di sebuah kebun cengkeh, Selasa, 10 September 2024, sekitar pukul 06:30 WIB. Kapolsek Tamansari, IPTU Jajang, menjelaskan bahwa peristiwa tragis ini pertama kali diketahui oleh dua warga yang sedang berjalan menuju warung. Saat melewati…
0 notes
bantennewscoid-blog · 3 months ago
Text
Pria di Kota Tangerang Gantung Diri di Tiang Gawang
TANGERANG – Warga Rawacana, Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang digegerkan dengan penemuan seorang pria tergantung di tiang gawang. Dugaan sementara, pria tersebut nekat mengakhiri hidup karena depresi. Sontak peristiwa tersebut menggegerkan warga. Informasi yang berhasil dihimpun, korban memiliki banyak hutang akibat himpitan kebutuhan ekonomi. Beberapa tetangga korban juga mengaku…
0 notes
hargo-news · 1 year ago
Text
Fenomena Bunuh Diri Dalam Tinjauan Neurologi
Fenomena Bunuh Diri Dalam Tinjauan Neurologi #Fenomena #TinjauanNeurologi
Oleh: Dr.dr.Muhammad Isman Jusuf, Sp.N Ketua Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Gorontalo/ Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Seluruh Indonesia Pendahuluan Saat ini di Provinsi Gorotalo lagi marak fenomena bunuh diri. Sejak Januari 2023 hingga saat ini sudah ada 22 kasus bunuh diri yang terjadi di Gorontalo. Berdasarkan data Kepolisian Republik Indonesia…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sumbarlivetv · 2 years ago
Text
Polres Sijunjung Melalui Polsek Sijunjung Melakukan Kegiatan Identifikasi Pada Peristiwa Gantung Diri
Polres Sijunjung Melalui Polsek Sijunjung Melakukan Kegiatan Identifikasi Pada Peristiwa Gantung Diri
Sijunjung, Sumbarlivetv.com — Polres Sijunjung melalui Polsek Sijunjung melakukan kegiatan Identifikasi pada peristiwa gantung diri yang terjadi pada hari Sabtu (17/12) sekira pukul 21.40 WIB di Jorong Kampuang Tarandam, Nagari Paru, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung. Kapolres Simalungun AKBP Muhammad Ikhwan Lazuardi melalui Kapolsek Sijunjung AKP Usman Nurwidi ketika dikonfirmasi, Minggu…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
narcolepsis138 · 4 months ago
Text
Dokter di Malang Tewas Bunuh Diri
Langit malam di Malang yang kelam, diselimuti kabut tipis. Di balik deretan rumah tua di Jalan Kawi, sebuah kosan tua berdiri kokoh, memancarkan aura mencekam.
Di dalam kamar kosnya yang sempit, Dr. Rian, seorang mahasiswa kedokteran semester akhir, terpaku di depan laptopnya. Wajahnya pucat pasi, matanya merah karena kurang tidur. Bayangan Dr. Arum, dokter muda yang tewas gantung diri di kamar mandi kosan tersebut tepat setahun lalu, sesekali menampakan diri di cermin.
Rian teringat kembali kejadian tragis yang merenggut nyawa Dr. Arum. Dia teringat kesalahan fatalnya saat melakukan operasi yang menyebabkan komplikasi pada pasiennya. Pasien tersebut adalah pasien Dr. Arum, dan Rian yang bertugas menggantikan Dr. Arum yang sedang cuti. Kesalahan Rian membuat Dr. Arum dihantui rasa bersalah dan depresi hingga akhirnya bunuh diri.
Rian dihantui rasa bersalah yang mendalam. Bayangan Dr. Arum terus menghantuinya, di mana pun dia berada. Mimpi buruk tentang kejadian tragis Dr. Arum menghantui tidurnya setiap malam. Rian merasa bertanggung jawab atas kematian Dr. Arum.
Suatu malam, Rian melihat Dr. Arum berdiri di balkon, menatapnya dengan tatapan penuh kesedihan dan kemarahan. Rian berteriak histeris dan pingsan di tempat. Ketika dia siuman, Dr. Arum sudah tidak ada. Rian semakin yakin bahwa dia dihantui oleh arwah Dr. Arum yang gentayangan.
Rian mencari bantuan psikiater dan ustaz untuk membantunya terbebas dari teror Dr. Arum. Dia menjalani berbagai ritual dan terapi, namun bayangan Dr. Arum masih saja menghantuinya. Rian merasa dia tidak akan pernah bisa lepas dari rasa bersalahnya.
Pada suatu malam, Rian kembali diganggu oleh Dr. Arum. Kali ini, Dr. Arum tidak hanya menampakan diri, tapi juga berbicara dengannya. Dr. Arum menceritakan kisahnya yang penuh penyesalan dan dendam. Dia menyalahkan Rian atas kesalahannya yang menyebabkan kematian pasiennya.
Rian tersentuh oleh cerita Dr. Arum. Dia berjanji untuk membantu Dr. Arum menemukan kedamaian. Dengan bantuan seorang ustaz, Rian melakukan ritual untuk mendoakan Dr. Arum dan melepaskan arwahnya yang gentayangan.
Sejak saat itu, teror Dr. Arum tidak lagi menghantui Rian. Kosan tua di Jalan Kawi pun kembali tenang. Rian masih dihantui rasa bersalah, namun dia belajar untuk hidup dengan masa lalunya dan berusaha untuk menjadi dokter yang lebih baik.
Di kejauhan, Dr. Arum terlihat tersenyum damai, seolah-olah dia telah menemukan kedamaian yang dia cari. Rian tahu bahwa dia tidak akan pernah melupakan Dr. Arum, namun dia juga tahu bahwa dia harus terus melangkah maju dan menebus kesalahannya.
2 notes · View notes
kebumen24-com · 5 months ago
Text
Diduga Gegara Judi Online, Warga Klirong Kebumen Nekat Gantung Diri di Kontrakan Kota Karawang
KARAWANG, Kebumen24.com – Baru baru ini, Viral di media sosial, diduga depresi karena judi online seorang karyawan PT AHM di Karawang gantung diri. Postingan tersebut diunggah oleh salah satu akun sosial media Facebook @Ma*** pada, Rabu, 3 Juli 2024. Continue reading Diduga Gegara Judi Online, Warga Klirong Kebumen Nekat Gantung Diri di Kontrakan Kota Karawang
0 notes
hargamatrastaekwondo · 1 year ago
Text
Tumblr media
0 notes
borobudurnews · 2 years ago
Text
Malam Tahun Baru 2023, Pemuda Di Sawangan Magelang Ditemukan Gantung Diri
Malam Tahun Baru 2023, Pemuda Di Sawangan Magelang Ditemukan Gantung Diri
BNews–MAGELANG-– Malam tahun baru 2023 kemarin (31/12/2022) menjadi duka mendalam bagi sebuah keluarga di Sawangan Magelang. Pasalnya, salah satu anggota keluarganya ditemukan meninggal dunia di dalam kamar dengan posisi menggantung. Kapolsek Sawangan, AKP Tugimin membenarkan kejadian seorang pria ditemukan meninggal dunia di dalam kamar. “Pemuda tersebut berinisial, F, 22 tahun warga Kecamatan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
beritatangerang · 2 years ago
Text
Tak Sanggup Hidup Sakit, Tukang Bangunan di Pamulang Tangsel Tewas Tergantung
Tak Sanggup Hidup Sakit, Tukang Bangunan di Pamulang Tangsel Tewas Tergantung
Kliktangerang.com – Seorang tukang bangunan berinisial S, 53, ditemukan tewas tergantung di Griya Sasmita Pratama, Jalan Pratama, Kelurahan Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat, 25 November 2022. Pria baruh baya tersebut ditemukan tak bernyawa sekitar pukul 11.00 WIB dalam kondisi leher tergantung tali tambang di kamar mandi rumah yang sedang dibangun. Kapolsek…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rasiooid · 3 months ago
Text
Ditanya Biaya Sekolah oleh Putrinya, Seorang Ayah di Cibinong Gantung Diri
  RASIOO.id – Warga Kelurahan Cirimekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor dikagetkan oleh teriakan seorang istri berinisial S, yang suaminya ditemukan tewas tergantung seutas tali berwarna hijau. Korban bernisial P ditemukan tergantung pada seutas tali yang melilit lehernya, tepat di belakang rumah miliknya, di Gang Senggol, lingkungan Kayu Manis, Kelurahan Cirimekar. Kapolsek Cibinong Kompol…
0 notes
bantennewscoid-blog · 6 months ago
Text
Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas Tergantung di Serang
SERANG – Warga Desa Ciagel, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang digegerkan penemuan mayat tergantung, Rabu 5 Juni 2024. Korban merupakan pria sekira 50 tahun. Jasad korban ditemukan menggantung di gudang peralatan pemakaman dengan kondisi leher terjerat tambang plastik. Guna pemeriksaan lebih lanjut, jasad korban dilarikan ke RS Bhayangkara Polda Banten untuk pemeriksaan medis. Kapolsek Cikande…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mayweblue · 3 months ago
Text
yang mengerikan dari masih terjaga adalah di malam-malam begini kita sama-sama lari dari perasaan sunyi. di balkon studio room tamansari semanggi, di tempat kesepian kita tak bisa dibagi—sedekat apapun kita hingga menyerupai nadi.
aku datang nyaris dini hari sebelum penerbangan pertama menuju pekanbaru pukul enam pagi. kamu juga baru pulang, tersenyum saat menjemputku di lobi. ada banyak yang ingin aku tanyakan tapi yang keluar cuma, "baik," saat kamu menanyakan kabar. nyatanya memang nyali itu cuma aku punya saat pergi. saat kembali begini, aku kembali jadi pecundang kelas kakap yang tak berani menetap hingga satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah terus menerus memohon ampunan bahkan untuk kesalahan yang tak pernah berani kupikirkan.
kamu ada dia setiap rasa sesal yang kuselipkan di jam pulang kerja.
"lo tahu, di jam-jam ini, semua orang lagi pada ngentot," kamu menunjuk semua unit di seberang balkon tempat tinggalmu. "nggak pernah tidur, ya, jakarta?"
"lo mau?"
"no," kamu menjawab cepat. "lo ada flight jam enam pagi. tugas gue cuma memastikan lo tidur malam ini."
laki-laki gila yang kutemukan di salah satu kafe di kemang beberapa bulan lalu, aku tidak pernah menyesal temanmu mengenalkanku padaku. yang kusedihkan hanya satu; kamu selalu begitu baik hingga aku menggigil saking ngerinya. kamu menyiapkan sepotong roti dan dua gelas kopi dingin, juga keripik yang kamu sodorkan ke mulutku karena bagimu, "asal lo makan sesuatu." dan aku jadi bingung harus bagaimana.
makin kutatap matamu, makin kusadari bahwa hubungan ini seredup langit di hari senin saat orang-orang sibuk bekerja di jakarta. makin juga tinggi keinginanku untuk melarikan diri. meski tetap saja aku berada di sini, minum air dingin dari botolku yang sudah kamu isi penuh tanpa aku minta kamu melakukannya, berharap bisa memberimu semua hal yang selalu layak kamu terima.
apapun itu—yang bukan cinta.
"hei, ngomong-ngomong," katamu. "lo bisa mandi di sini, jangan di bandara."
"hm?"
"iya, soalnya gue udah beliin lo handuk," kamu terkekeh kecil. "waktu itu, 'kan, lo komplain, tuh, karena nggak ada handuk yang bisa lo pinjem. jadi gue beli baru satu, silakan lo pakai dulu."
saat itu, kembali aku menatapmu lamat-lamat seolah baru menemukan mahluk paling langka sedunia. kemudian, kusadari satu sejak empat jam aku berada di tempat ini;
aku tak lagi ingin pergi.
dekat-dekat bersamamu yang begitu baik,
aku jadi ingin gantung diri.
14 notes · View notes
penulis · 26 days ago
Text
Jika nanti aku gantung diri, pasti itu karena bojoku galak. Karena bojo galak adalah azab yg nyata, jadi tuhan pasti maklum.
6 notes · View notes
yanawildstar · 4 months ago
Text
Orang perempuan bila dia sedar dia makin 'menua'....
.
1. Mula pakai baju longgar. Dia tahu batang tubuh adalah aurat. Malu rasa nak pakai ketat-ketat. Segan rasa nak kenakan yang sendat-sendat. Dia sendiri akan sedar pakai longgar-longgar pun cantik juga.
2. Dah takda kisah sangat fesyen ke apa. Dulu semua nak kena match. Dari baju sampai tudung membawa ke kasut. Belum kira handbag lagi. Sampai takda tempat gantung. Sekarang takda kisah mana. Janji dia rasa kemas dan selesa.
3. Dia dah tak berapa nak membeli. Terutama untuk diri sendiri. Rasa ada dah semua. Kalau beli untuk anak, berapa pun takpa. Tapi kalau beli kat diri sendiri tudung 10 ringgit pun fikir 10 kali. Nak ingat semula dah ada kat rumah ke belum lagi.
4. Dia malas layan drama. "Ikut kau lah Bedah". Dulu semua benda kalau tak kena rasa nak cakap. Sekarang paling malas, konfrontasi. Dah makin berusia dia makin tahu. Betapa banyak sebenarnya benda remeh yang dia boleh saja biarkan berlalu.
5. Dia kurang cerewet. Mudahnya dulu order makan kena betul-betul ikut spec. Sekarang minta nasi goreng kampung tapi orang bagi nasi goreng cina pun, makan lah juga. Malas nak bising mana.
6. Dia semakin kurang panas baran. Dia lebih sabar dan tenang. Dia dah tahu akibat dari panas baran ni tak pernah elok. Memalukan dan menyusahkan diri sendiri juga di akhirnya.
7. Dia banyak bersendiri. 'Me Time' dulu nak kena ada kengkawan sentiasa di tepi. 'Me Time' sekarang ialah masa bertenang dan santai sorang-sorang diri.
8. Dia mula lepaskan dunia perlahan-lahan. Pangkat, takpa. Duit, sedekah. Barang, bagi kat orang. Femes, tak perlu. Semakin lama dia semakin sedar dunia ini tiada lah perlu lagi digenggam begitu kuat. Dipegang begitu erat.
9. Dia kurang dah hiburan dan TV. Dulu drama jam 7 malam dia lah paling hafal. Sekarang dia tahu dah waktu mana boleh tengok. Lama mana hendak tengok. Jenis apa patut tengok. Kadang tak kenal pun artis mana-mana.
10. Sebab dia dah mula tahu ke arah mana masa dia sepatutnya habis. Dalam hidup tak berapa banyak sisa ni dia sedar... 'Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian'.
11. Dia sibuk upgrade diri dalam cara yang dia mahu. Tanpa kisah orang tahu. Lagi rahsia lagi baik. Dan tanpa menilai orang disekeliling. Dia anggap orang lain pun sedang upgrade diri juga. Secara rahsia. Sama macam dia. Tak nampak di mata bukan bermakna orang tak buat apa.
12. Dia faham di antara semua harta paling berharga atas muka dunia ini, tidak ada terbanding dengan 'hati'. Sebab itu dia lebih banyak bersangka baik, latih rasa cukup, mudah memaafkan, mudah mengalah. Sebab dia nak jaga hati dia. Dari rosak binasa.
4 notes · View notes
lavienbleuuu · 1 year ago
Text
Merangkum “Seni Mencintai” Erich Fromm, Merangkum Kegagalan Kita dalam Mencintai (1)
Tumblr media
Tidak perlu menjadi pujangga atau Rangga, dari dulu kita yang biasa-biasa saja ini kerap menebak apa arti cinta sesungguhnya. Dalam forum-forum virtual santai, orang-orang membahas cinta sebagai topik ringan pelepas penat, coffee break dari kerjaan kantor yang menumpuk.
Bagi kebanyakan anak muda, membahas cinta tidak semerepotkan membahas cara-cara hidup minimalis atau bagaimana membangun start-up bagi milenial. Diskursus tentang cinta biasanya dilakukan dengan pertukaran ide acak berdasarkan fenomena yang sedang terjadi. Barangkali sebab cinta adalah topik yang luas, kaya, sekaligus kabur definisinya. Kita menelisik cinta dalam bahasan toxic relationship, kita bisa mengkaji cinta dalam pembagian kerja domestik laki-laki dan perempuan, pada bahasan childfree yang akhir-akhir ini kuat sekali gaungnya, bahkan ada persoalan cinta di dalamnya: cinta suami-istri, cinta ibu kepada anak, cinta netizen kepada patriarki.
Tapi adakah yang mendefinisikan cinta sebagai sebuah seni selain Erich Fromm?
“Cinta adalah seni? Berarti cinta butuh pengetahuan dan upaya. Ataukah cinta itu suatu sensasi nyaman, yang kita alami semata karena kesempatan, yang hanya orang beruntung saja yang “jatuh cinta?” Buku tipis ini menggunakan premis yang pertama, sementara mayoritas orang zaman sekarang pasti meyakini premis kedua.”
Tumblr media
Itu adalah paragraf pembuka dari bab pertama buku Art of Loving milik Fromm. Diterjemahkan dengan apik oleh Aquarina Kharisma Sari melalui penerbit Basabasi dengan judul Seni Mencintai. Saya kira membaca versi terjemahannya tidak mengikis sedikit pun poin penting dan menarik dari buku ini.
Erich Fromm, seorang filsuf dan psikoanalis pertengahan abad 20 yang menggabungkan pemikiran neo-Freudian dan Marxisme, berargumen dengan lugas tentang bagaimana orang-orang — salah satunya pasti kita — mengimani asumsi yang keliru perihal cinta. Ada tiga kekeliruan definisi cinta manusia modern:
1. Keliru bahwa yang paling penting dari cinta adalah dicintai, bukan mencintai
Saya ingat dulu jaman remaja ketika persoalan cinta begitu kentara, konyol, dan menggelora, ada satu pertanyaan yang sering diajukan oleh siapa pun kepada siapa pun: bayangkan di hadapanmu ada dua orang hampir jatuh ke jurang. Yang satu adalah orang yang kamu cintai, yang lainnya adalah orang yang mencintaimu. Jika kamu hanya bisa menyelamatkan salah satunya, yang mana? Pertanyaan ini tentu bisa diganti latarnya: jatuh dari jembatan gantung, jatuh dari lantai tujuh, jatuh dari puncak Monas, jatuh dari punggung unta. Tak penting soal itu. Mereka jaman itu menginginkan jawaban rigid, yang apa pun jawabannya, pasti ada saja cemoohnya. Jika saya menjawab “orang yang kucintai”, si kawan akan menyela, “jadi, Lo nyia-nyiain orang yang cinta sama lo dong?”. Jika saya menjawab “orang yang mencintaiku”, si kawan lebih ngotot lagi, “Lo egois dong kalo gitu.”
Persetan. Seringnya saya menjawab yang kedua.
Tumbuh dewasa dan terluka, pertanyaan itu kadang muncul dalam bentuk samar. Dulu tentu itu hanya pertanyaan main-main, tapi tidak lagi setelah saya tahu rupanya cinta punya teorinya sendiri. Tapi baru kali ini saya menjumpai seseorang yang meneorikan cinta sebagai sebuah seni.
Kembali kepada pertanyaan itu, saya rasa memanglah kebanyakan orang memiliki default setting demikian. Saya memandang diri saya mesti lebih dulu layak dicintai. Ketika saya tertarik dengan seseorang, yang kerapkali muncul dalam kepala adalah bagaimana caranya agar dia memandang saya seperti saya memandang dia. Untuk mencapai tujuan itu, saya harus memantaskan diri. Bukan untuk mencintai, melainkan dicintai. Saya bersolek, memasang ‘kuda-kuda’ ketika berpapasan dengannya, tampil di muka umum dengan kepiawaian berbicara. Jika situasinya tidak berjalan seperti yang saya harapkan, saya akan mengevaluasi diri dengan premis “jika saya tidak menampilkan diri seperti seleranya, maka mustahil dia mencintai saya.”
Tanpa membaca Erich Fromm, sebenarnya, jika kita bisa pikirkan itu matang-matang, tentu payah sekali diri kita ini. Secara psikologis, memandang cinta sepeti itu lambat laun akan menghancurkan ke-aku-an seseorang. Biasnya penilaian diri di atas standar eksternal dapat memicu rendahnya self-esteem dan penerimaan diri. Padahal, dalam konteks apa pun, respon orang lain adalah hal yang paling tidak bisa kita kontrol, termasuk bagaimana reaksi gebetanmu.
Bagi Erich Fromm, “…cara-cara menjadi orang yang disukai (loveable) sama dengan cara-cara meraih sukses untuk mendapatkan banyak teman dan pengaruh dalam masyarakat.” Dengan kata lain, mereka haus popularitas. Dalam konteks cinta romantis (Erich Fromm menyebutnya cinta erotis), orang yang berusaha keras agar dicintai berarti menginginkan popularitas sekaligus prioritas dalam diri objek cintanya. Jika objek cintanya melengos, pergi, lepas, tidak berpaling sedikit pun, maka orang ini akan merasa gagal dalam cinta, terlebih, ia merasa gagal sebagai pencinta. Sayang sekali, ia sama sekali tidak mengevaluasi dengan murni caranya mencintai.
Ini berkaitan dengan kekeliruan definisi cinta yang kedua.
2. Keliru memahami cinta adalah persoalan objek, bukan kemampuan
Saya kira kamu pasti pernah menonton program TV Take Me Out. Tinder versi reality show. Dulu saya menonton di Global TV, sekarang siaran tahun 2019-nya bisa kamu tonton berulang-ulang di Youtube.
youtube
Dalam satu video ini misalnya, kamu akan jadi bagian dari satu juta lebih penonton Indonesia yang menyaksikan perempuan-perempuan ditempatkan di podiumnya masing-masing dengan sebuah tombol yang nampaknya hadir sebagai simbol sudah diakuinya hak pilih bagi perempuan.
Seorang single man muncul ke tengah-tengah, menjadi badut, mencemaskan maskulinitasnya di hadapan para penonton bayaran. Dipilih atau ditolak, ia tidak punya wewenang untuk itu. Menarik atau tidak menarik dirinya ditentukan dari penilaian 30 perempuan di situ.
Persetan dengan personal branding, setelan jas, dan cerita jalinan kasih.
Satu perempuan memencet tombol untuk memadamkan lampu podiumnya tanda ia tidak menyukai laki-laki lajang di hadapannya. “Ini (re: dia) tuh kayak belum saatnya untuk dipetik gitu loh,” begitu katanya. Perempuan lain yang memilih mempertahankan nyala lampu podiumnya mangatakan, “aku suka banget deh sama karakter bibirnya. Kelihatan tebal dan hangat gitu.” Setelah video diputar pada layar raksasa, setelah si laki-laki menampilkan dirinya yang musisi banget, perempuan lain mencemooh, “terus sekarang kerjaannya cuma musisi? Koleksinya cuma gitar? Gak ada aset-aset yang ditunjukin gitu. Ya minimal punya mobil kek.”
Bajingan. Terlepas dari keniscayaan musisi yang hidup-segan-mati-tak-mau, mengumpatlah sekarang.
Settingan atau settingan banget, inilah kira-kira gambaran dari Pasar Kepribadian yang disebut Erich Fromm. Orang-orang modern pertama-tama menyingkirkan dulu persoalan kemampuannya dalam mencintai. Mereka menempatkan objek cinta menjadi yang paling penting di hadapannya saat ini.
Erich Fromm berargumen bahwa kebudayaan kontemporer kita saat ini berdasar pada hasrat membeli, pada gagasan tentang pertukaran saling menguntungkan. Menurutnya, laki-laki dan perempuan memandang satu sama lain dalam cara yang sama. “Menarik” dalam diri seseorang berarti bagaimana orang itu memiliki kualitas kepribadian yang sesuai dengan selera zaman. Kita adalah anak-anak zaman. Apalagi pasar bisa diciptakan. Sekuat apa pun kita menyangkal, selera kita dibentuk oleh zaman. Misalnya, menurut Erich Fromm, “selera hari ini menuntut perempuan lebih rumahan dan malu-malu — tidak lagi kuat dan seksi, sementara laki-laki, agar menjadi sebuah paket menarik, harus ramah, sabar, mengayomi — tidak lagi begitu agresif dan ambisisus.”
Dalam keseharian, selera zaman ini diinternalisasi menjadi bahasa yang lebih sederhana: kriteria pasanganku, kriteria pasanganmu. Daftar kriteria ini menjadikan orang membuka penawaran. Objek cintanya mestilah sesuai dengan nilai masyarakat (termasuk nilai-nilai yang ia anut), di saat yang bersamaan objek ini harus menginginkan dirinya. Ia sendiri membiarkan dirinya menjadi sebuah objek. Maka terjadilah pertukaran: saling jatuh cinta dan tergila-gila.
“dalam kebudayaan di mana orientasi dagang berlaku, di mana kesuksesan materi bernilai luar biasa, tak mengejutkan bahwa relasi cinta manusia mengikuti pola pertukaran sama, yaitu pola yang menguasai komoditas dan pasar tenaga kerja” (Hal. 11)
Seperti Tinder, Take Me Out memberi peluang seseorang untuk dapat dicintai, dipilih, dan menjadi objek cinta. Meski kita yakin betul jatuh cinta di atas panggung itu hanya tipuan belaka, setidaknya kita mendapat dua gambaran nyata: 1) bagaimana manusia diprogram untuk mampu jatuh cinta, 2) bagaimana jatuh cinta dengan cara yang buruk.
3. Keliru mengenai jatuh cinta (fallin in love) dan mencinta (being in love)
Klise, tapi benar adanya: lebih sulit mempertahankan, daripada mencapainya.
“Jika ada dua orang yang awalnya asing, sebagaimana kita semua,” kata Erich Fromm, “tiba-tiba membiarkan tembok di antara mereka runtuh, lalu merasa dekat dan menyatu, maka momen penyatuan ini menjadi pengalaman paling menggembirakan dalam hidup.” Inilah jatuh cinta yang kita pelajari dari film, lagu, puisi — bahkan puisiku.
“Kekasih, kau katarsis paling imaji. Dopamin paling banal dari kewarasanku…” (Aya Canina, Mengeja Kekasih)
Ini diperparah dengan istilah populer “cinta pada pandangan pertama”. Seperti pangeran menemukan Cinderella, seperti itu juga kamu berkhayal bertemu pasanganmu. Barbara & Allan Pease dalam buku fenomenal mereka, Why Men Want Sex and Women Need Love, menemukan bahwa cinta pada pandangan pertama memproduksi hormon dopamin dalam jumlah besar, yang membuatmu persis seperti pengidap narkoba. Euforia, rasa lapar, dan tidak berdaya.
“Cinta bersifat adiktif dengan cara yang sama seperti kokain.” (Dr John Marsden, Kepala The British National Addiction Centre)
Jelaslah, jatuh cinta adalah candu selanjutnya.
Apa yang ingin dikatakan Erich Fromm adalah kegilaan ini sesungguhnya tidak abadi. Wahana bermain tutup pukul enam sore, pasar malam tidak beraksi sampai pagi. Tidak ada kesenangan yang berlangsung terus-menerus. Orang jatuh cinta sesungguhnya takut kehilangan gairah itu. Ia gembira, sekaligus takut. Persis seperti ketika kita naik roller coaster. Takut, tapi ingin. Maka muncullah afirmasi: orang yang jatuh cinta adalah orang yang berani mati.
Mencintai tidak begitu. Mencintai menurut Erich Fromm berarti berada dalam cinta (standing in love). Artinya, orang yang mencintai berada dalam kesadaran penuh. Aku mencintainya karena keinginanku. Aku mencintainya karena upaya-upayaku menjadikan cinta itu ada.
Lagi-lagi, kegagalan dalam cinta direfleksikan dengan bias. Cintaku kandas karena aku tidak betul-betul dicintai, bukannya karena aku tidak betul-betul mencintai. Akhirnya, seperti kata Erich Fromm, “setelah pasangan tersebut saling mengenal, kemesraan mereka makin dan makin kehilangan keajaibannya. Sampai-sampai permusuhan, kekecewaan, dan kebosanan membunuh apa saja yang tersisa dari kegembiraan awal.”
Demikianlah kekeliruan kita. Sebaiknya kita mendaur ulang definisi cinta kita selama ini. Tidak ada yang sempurna, jelas. Perihal cinta kita semua pemula. Juga, mengamini Asef Saeful Anwar, betapa kita masih belum beranjak dari pertanyaan tentang cinta.
Tapi bagi Erich Fromm, seni mencintai bisa dipelajari seperti ketika kita ingin mempelajari seni-seni yang lain. Bagaimana caranya? Mungkin aku akan merangkumnya pada bagian kedua (atau mungkin juga tidak).
Duduk dan diamlah dulu. Apakah kamu sedang menunggu pangeran kodok untuk kamu selamatkan? Apakah kamu sedang bertanya apakah Beauty and the Beast benar-benar bisa terjadi di duniamu? Apakah kamu baru saja berbohong kepada pacarmu, mengatakan “aku gak akan pergi kok”, semata-mata untuk membuatnya tetap tinggal? Apakah kamu selalu merasa yang paling tersakiti?
Plis, jangan biarkan aku mengutip Fiersa Besari: coba tanya hatimu sekali lagi.
9 notes · View notes