#gangguan cemas
Explore tagged Tumblr posts
haridiva · 3 months ago
Text
Memahami dan Mengelola Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan rasa cemas yang berlebihan dan berlangsung lama, yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari secara signifikan. Kecemasan merupakan respons alami tubuh terhadap stres, namun ketika kecemasan ini muncul berulang kali, sering tanpa pemicu yang jelas, dan berlangsung secara kronis, maka dapat dikategorikan sebagai gangguan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mariafraniayu · 4 months ago
Text
Gangguan Kecemasan Umum
Gangguan Kecemasan Umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah salah satu jenis gangguan kecemasan yang paling sering dialami oleh banyak orang. Gangguan ini ditandai dengan kekhawatiran berlebihan dan terus-menerus mengenai berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, yang sering kali tidak sebanding dengan situasi yang sebenarnya. Penderita GAD sering merasa cemas, tegang, dan gelisah…
0 notes
nanadd26 · 1 month ago
Text
Penguatan Psikologi Positif Dalam Membangun Kepercayaan Diri Pada Anak Berkebutuhan Khusus
"Penanganan Psikologi pada PARK yang mengalami hambatan sosial"
oleh Nadya Wulan Rizky, Nyayu Hanun Billah
Sosialisasi merupakan hal yang penting serta harus dikuasai sebagai manusia, hal itu dikarenakan Bersosialisasi merupakan salah satu cara kita mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar agar lebih mengenal satu dengan yang lainnya. Jika melihat dari definisi, hal itu sejalan dengan yang disampaikan oleh Soerjono Soekanto (2007), yang dimana ia mengatakan bahwa sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok yang menghasilkan struktur sosial dalam masyarakat. Bersosialisasi menjadi sangat penting, karena manusia merupakan makhluk sosial, dan setiap manusia akan membutuhkan manusia lainnya sebagai teman, pasangan, dan lain-lain. Jika seseorang tidak bisa bersosialisasi dengan baik maka hal itu bisa berdampak pada kesehatan mental nya.
Untuk bisa Bersosialisasi dengan baik, maka individu harus memiliki kepercayaan diri yang bis menunjang dirinya untuk bisa berani berhadapan dengan berbagai macam orang dan berbagai macam situasi. Seperti yang diketahui bahwa percaya diri adalah salah satu kunci kita untuk bisa mendapatkan lingkungan yang kita inginkan. Dengan adanya rasa percaya diri maka akan mempermudah kita untuk melakukan banyak aktivitas diluar terutama aktivitas seperti bersosialisasi di lingkungan sekitar. Rasa percaya diri juga merupakan suatu keyakinan terhadap segala potensi yang dmiliki oleh individu tersebut, dimana dengan keyakinan tersebut mereka mampu untuk bisa mencapai cita-cita dan tujuan dalam hidupnya. Orang yang kurang percaya diri tidak hanya akan bermasalah pada lingkungan sosial nya tapi juga dapat menghambat pengembangan potensi yang ada didalam dirinya. Masni (2017) mengatakan Kurangnya percaya diri akan menghambat pengembangan potensi diri. Sehingga menyebabkan seorang individu tidak dapat meraih prestasi yang maksimal.
Pada anak berkebutuhan khusus, rasa percaya diri terkadang berada pada tingkat yang rendah karena merasa adanya perbedaan dengan orang lain. Seperti yang diketahui bahwa Anak berkebutuhan khusus diartikan sebagai individu-individu yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari individu lainnya yang dipandang normal oleh masyarakat pada umumnya. Secara lebih khusus anak berkebutuhan khusus menunjukan karakteristik fisik, intelektual, dan emosional yang berbeda dengan orang lain (Mirnawati, 2019). Kepercayaan diri anak berkebutuhan khusus yang memiliki tingkat rendah tersebut sejalan dengan yang dikatakan oleh Kusuma (2017) dimana Anak berkebutuhan khusus (ABK) merasa memiliki perbedaan dengan anak regular, sehingga mereka kurang percaya diri, hal itu bisa disebabkan karena adanya perasaan cemas dan tidak tenang serta perasaan-perasaan lain yang mengikutinya seperti malas, kurang sabar, sulit, susah atau rendah diri. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Muzakkir (2020) berjudul “Kepercayaan Diri Anak Berkebutuhan khusus Dalam Mengikuti Pendidikan Inklusi”. menunjukan bahwa, masih terdapat siswa ABK yang melaporkan bahwa dirinya memiliki rasa percaya diri rendah. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus seringkali merasa kurang percaya diri jika harus dihadapkan dengan orang normal yang tidak mengalami kendala ataupun gangguan pada dirinya, hal itu seringkali membuat mereka merasa minder dan malu hingga menyebabkan mereka akhirnya tidak percaya pada diri mereka sendiri.
Untuk meningkatkan kepercayaan diri pada anak berkebutuhan khusus bisa menggunakan penerapan psikologi positif dimana psikologi positif ini bisa digunakan untuk mengkatualisasi suatu perubahan dalam psikologi, artinya tidak hanya memperbaiki sesuatu yang paling buruk dalam hidup tetapi juga membangun kualitas terbaik dalam hidup dan memperbaiki ketidakseimbangan di waktu lalu. Pada dasarnya psikologi positif bukan hanya sekadar berupaya untuk mengatasi masalah, melainkan juga mengembangkan keunggulan dan kesejahteraan. Pendekatan psikologi positif ini terbukti efektif untuk bisa membantu individu membangun rasa percaya diri yang kuat. Dapat dikatakan bahwa penerapan psikologi positif sangat bermanfaat bagi kesehatan mental karena dapat membantu untuk meningkatkan harga diri, kepercayaan diri dan efikasi diri serta dapat membantu kesejahteraan diri seperti kecemasan.
Dalam penerapannya psikologi positif ini bisa diterapkan sedari kecil dan dapat dilakukan oleh diri sendiri ataupun keluarga serta orang-orang terdekat sehingga penerapan psikologi positif tersebut dapat berjalan dengan baik. Ditulis oleh Disdikpora (2018) Orang tua bisa menerapkan psikologi positif pada anak dengan cara:
1. Memperlakukan anak sebagai manusia yang utuh
    Orang tua harus memiliki pola pikir mengakui, menerima, dan mengizinkan kondisi anak sebagaimana layaknya manusia yang harus diperlakukan dengan baik. Karena setiap manusia/anak memiliki keunikan, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing. Namun jangan jadikan keunikan dan kekurangan itu sebagai sesuatu yang menghalangi anak untuk belajar tentang aturan, norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Selalu ajarkan nilai-nilai kebaikan pada Anak Berkebutuhan khusus dan ingatlah kapasitas dirinya dalam menjalankan apa yang sudah diajarkan.
2. Memberikan pendidikan yang sesuai kebutuhannya
     Orangtua harus siap untuk  mencari alternatif pendidikan lain yang cocok dengan kondisi dan kebutuhan anak. Misalnya apakah harus ke sekolah inklusi, sekolah khusus untuk anak berkebutuhan khusus dan sebagainya. Selain itu, Sebelum menentukan tempat pendidikan yang tepat untuk anak, sebaiknya konsultasikan dulu dengan psikolog agar lebih mendapatkan informasi yang lebih tepat.
3. Optimis dan percaya pada kemampuan anak
     Orangtua bisa memberikan ruang yang seluas-luasnya pada anak. Dan selalu yakinlah bahwa ia bisa dan tunjukkan rasa semangat. Orangtua juga harus selalu menunjukkan kepercayaan yang positif di depan anak, secara tidak langsung mereka akan ikut merasa hal yang positif kita berikan tersebut.
4. Meningkatkan emosi positif
     Untuk meningkatkan emosi positif di dalam diri, maka bisa menulis hal-hal yang orangtua syukuri di dalam hidup. Beberapa penelitian mengatakan, dengan menulis daftar rasa syukur orangtua dapat mengalihkan segala sesuatu yang negatif menjadi positif, lebih merasa perhatian terhadap sekitar, optimis, energik, dan lebih dekat dengan anak. Akhirnya orangtua cenderung merasa bahagia. Orangtua yang bahagia akan menghasilkan pola didik yang baik sehingga anak bisa tumbuh dengan emosi baik yanh dimilikinya.
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh individu untuk meningkatkan kepercayaan diri dengan menerapkan psikologi positif yaitu, 1) Fokus pada kekuatan atau kelebihan dirinya, dengan fokus pada kelebihan, maka individu akan lebih mengenali potensi yang ada didalam dirinya. 2) Menetapkan Tujuan yang Realistis, karena jika individu menempatkan sebuah tujuan maka secara bertahap seseorang merasa adanha tingkatkan untuk sebuah tantanga. Pada setiap pencapaian kecil akan menjadi batu loncatan menuju rasa percaya diri yang lebih besar. 3) Berlatih Afirmasi Positif, membiasakan afirmasi positif pada diri sendiri ini seperti kata-kata “Aku percaya pada diriku sendiri” atau “Aku mampu menghadapi apapun.” hal itu bisa membuat seseorang lebih berani dalam menghadapi tantangan. 4) Mencoba keluar dari Zona Nyaman, jika individu semakin sering melangkah keluar dari zona nyaman nya, maka akan semakin kuat pula rasa percaya diri individu tersebut. 5) Belajar dari Kesalahan, Kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Jangan biarkan kegagalan dapat menghambat rasa percaya diri. Sebaliknya, jadikan kesalahan tersebut sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Karena, setiap kegagalan adalah batu bata yang memperkuat pondasi rasa percaya diri kita.
Dari penjelasan yang sudah ada diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan psikologi positif yang baik dan benar, maka kepercayaan diri pada anak berkebutuhan khusus dapat ditingkatkan, hal itu didapatkan dari perubahan perilaku, pola pikir, maupun cara pandang seseorang. Psikologi positif ini bisa diterapkan oleh pola asuh orang tua dan juga bisa diterapkan individu untuk dirinya sendiri. Jika psikologi positif ini diterapkan dalam jangka waktu yang lama, maka hal itu akan memberikan dampak yang baik pada mental seseorang, bukan hanya meningkatnya kepercayaan diri, tapi bisa juga meningkatkan efikasi diri, bahkan membuat seseorang rentan menghadapi kecemasan. Hal itu akan membuat individu tidak mudah mengalami depresi dan memiliki mental yang sehat.
Referensi:
Disdikpora. (2018). Menerapkan Psikologi Positif dalam Mendidik ABK. https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/menerapkan-psikologi-positif-dalam-mendidik-abk-78
Kusuma, R. S. (2017). Komunikasi antar pribadi sebagai solusi konflik pada hubungan remaja dan orang tua di SMK Batik 2 Surakarta. Warta Lpm, 20(1), 49-54.
Masni, H. (2017). Peran Pola Asuh Demokratis Orangtua Terhadap Pengembangan Potensi Diri Dan Kreativitas Siswa. Jurnal Ilmiah Dikdaya, 6(1), 58-74.
Mirnawati. (2019). Anak Berkebutuhan Khusus “Hambatan Majemuk”. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Muzakkir. (2020). Kepercayaan Diri Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Mengikuti Pendidikan Inklusi. 5(1), 24–32. https://jurnal.usk.ac.id/suloh/article/download/20660/13727
Soekanto Soerjono. (2007). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
4 notes · View notes
wser · 6 months ago
Text
His timing is perfect.
Judul tulisannya adalah hal yg paling ku-highlight dalam perjalanan hampir 1 tahun ke belakang. Terlebih timing ketika kapan tepatnya aku tahu kabar meninggalnya klienku, kapan akhirnya rezeki itu turun, kapan akhirnya pengetahuan itu didatangkan pada benak. Waktu kajian Ust. Omar lalu lagi-lagi aku diingatkan soal gangguan cemas dan depresi yang tidak terlepas dari konteks waktu. Cemas berisi kekhawatiran akan masa depan, sementara depresi berisi kesedihan akan hal yang hilang di masa lalu. Meskipun secara klinis, definisi kedua gangguan tersebut lebih dari itu. Ust. Omar mengatakan sesuatu yang penuh hikmah yang memunculkan pikiran di kepalaku "jangan-jangan kita adalah hamba dari schedule". Deg, hal itu cukup membekas buatku. Seringkali ingin mengontrol semuanya pakai timing diri sendiri, padahal timing-Nya Allah nggak pernah meleset. Fakta bahwa akhirnya aku mengetahui kabar klienku yang meninggal setelah sidang internal saja padahal hari sebelumnya aku juga sudah dihubungi membuat aku percaya bahwa Allah yang paling Maha Teliti dan Maha Presisi. Apalah kita dengan segala keterbatasan pandangan untuk melihat sesuatu menembus makhluk yang bernama waktu, seakan-akan tidak percaya pada sang Maha Pengatur hidup manusia seiring waktu. Semoga Allah bimbing diri ini seiring waktu, keberkahan yang mengiringi waktu, juga diselamatkan dari waktu-waktu yang menjadi sumber penyesalan bagi perasaan. Wallahu'alam. *udah lama banget nggak buka Tumblr, akhirnya punya waktu nulis sambil perjalanan di KA Bandara Manggarai-Soetta 21 Juli 2024
3 notes · View notes
baikuntukbersama · 6 months ago
Text
Sudah dua hari mengalami gangguan cemas secara tiba - tiba. Tentunya bagian yang paling tak nyaman adalah efek fisiknya seperti jantung berdebar, nafas tidak teratur, gemetar, dan sebagainya. Meskipun yang terlihat di luar adalah biasa - biasa saja, terlihat tenang.
Akhirnya, ketika sudah pulang dari kantor selalu ingat2
“Tenang, nanti kan kita mau murojaah & setoran hafalan”
“Gapapa kalo sedih, dinikmatin aja gapapa, Allah ngasih ujian yang kalo bisa ngelewatinnya dengan ikhlas dan sabar akan dimudahkan nanti untuk masuk syurga yang berkali lipat lebih berharga daripada cita - cita tang sangat diinginkan di dunia, bahkan sangat jauh apabila disandingkan”
2 notes · View notes
reproducedvoice · 9 months ago
Text
Tumblr media
Pada akhirnya aku ke RSJ. Gugup dan cemas. Keringat dingin. Tapi aku mengetahui satu hal, aku butuh pertolongan.
Gangguan kecemasan ini sungguh membuatku ingin menyerah. Aku kerap mempertanyakan apa yang Tuhan persiapkan buatku, kenapa Tuhan melakukan ini hidupku dan mengapa Tuhan begitu mempercayakanku bahwa aku begitu kuat?
Aku lelah. Sungguh aku lelah.
2 notes · View notes
ucaism · 1 year ago
Text
Sejenak Pentingnya Detox smartphone
Halo, perkenalkan saya ucai. Saya berasal dari indonesia, saat ini sedang berusaha menemukan cara agar bisa berhenti dari ketergantungan ponsel pintar dan adiksi lainnya yang terdapat didalamnya.
Saya menggunakan ponsel pintar semenjak 2013, ponsel pertama saya yaitu hape lg optimus dengan touch screen yang kecil dan handy. Saya termasuk pengguna aktif sosial media dari facebook, twitter, instagram dan aplikasi lainnya pada kala itu dan ketertarikan saya menjelajahi dunia lewat internet.
Saking menikmatinya hiburan internet dan bisa berinteraksi dengan orang diluar kota dan diluar negeri. Perbedaan waktu dan wilayah seolah tidak menjadi penghalang untuk saling mengenal dan bertukar kabar dan informasi. Tahu akan segala hal yang terjadi di dunia internasional dan dalam negeri, politik, berita, keuangan, showbizz, perfilman, budaya, bahasa, makanan, kesehatan, dan masih banyak hal yang lainnya.
Namun seiring waktu pula, saya merasakan ada hal yang berbeda yang saya alami. Dari mulai kecanduan, adiksi, cemas, serta ketakutan-ketakutan sendiri diakibatkan ponsel pintar. Cemas yang muncul ketika berada jauh dari ponsel pintar. Cemas karena hiburan-hiburan yang kita peroleh secara instan melalui sosial media platform tergantikan dengam hiburan dunia nyata. Seperti hadir dan menikmati segala aktifitas yang kita lakukan.
Distraksi notifikasi aplikasi akun sosial media, berkabar lewat udara dan perhatian saya teralihkan dan tertuju pada bunyi notifikasi ponsel pintar saya.
Karena dengan kemudahan dan kehadiran ponsel pintar selain memang membantu akses manusia, dimana mendekatkan interaksi sosial manusia yang jauh dan menjauhkan interaksi sosial yang dekat.
Gangguan yang nyata di zaman sekarang adalah karena kita menggantungkan kebutuhan dan kebahagiaam kita pada ponsel pintar.
Seperti dilansir berbagai penelitian dan website, munculnya anxiety, adiksi gadget dan ponsel pintar, meningkatnya isu kesehatan mental pada anak-anak, remaja dan dewasa. Nomophobia dimana dikatakan cemasnya seseorang saat berada jauh dari ponsel pintarnya. Entah itu kekhawatiran oranglain akan menanyakan kabar kita, atau kita khawatir terhadap tidak updatenya serta kehilangan informasi dan berita-berita up to date lainnya.
Fomo (Fear Of Missing Out) dimana ketakutan akan kehilangan kabar berita dari teman dan lainnya entah itu scrolling social media dan kabar terbaru dari siapapun yang kita ikuti di berbagai platform social media.
Candu, Adiksi dan lainnya ini menjadi gangguan nyata yang saya hadapi. Oleh karena itu, saya berfikir untuk perlu memperhatikan kesehatan mental dan hal lainnya terkait ketergantungan saya akan ponsel pintar. Waktu yang saya habiskan serta perhatian nyata yang saya bisa alihkan dari dunia internet kepada dunia yang saya sedang hadapi saat ini. Mengembalikan kesadaran secara penuh fikiran,perasaan dan hal-hal yang bisa saya kendalikan kepada hal-hal yang nyata dan berjangkar pada anggota tubuh saya.
Menghadirkan secara penuh jiwa, fikiran dan hati pada momen saat ini, detik ini dan sekarang. Sehingga fikiran tidak terbang menjelajah ke hal-hal diluar kendali saya.
Langkah yang saya akan lakukan selama detox smartphone adalah dengan berpindah ke ponsel nokia lama saya, yang hanya bisa dipakia untuk sms dan telepon setikdanya saya masih bisa berkomunikasi.
Adapun terkait dengan projek atau email yang saya masih gunakan serta whatsapp atau lainnya saya bisa pergi ke warung internet seminggu sekali untuk sekedar membuka pesan dan membalas email yang masuk serta mengecek hal lainnya yang ada erat kaitannya dengan pekerjaan atau jika ada hal yang urgent, maka pilihannya adalah meminjam hape ibu saya terkait hal-hal penting lainnya yang saat itu diperlukan.
Hiburan seperti scrolling social media bisa saya alihkan kepada hal lainnya seperti mengali keahlian baru lewat kegiatan non internet, seperti pergi ke perpustakaan, bertemu teman dan mengajak main kerumahnya, membaca buku, memasak masakan baru, latihan olahraga lebih sering, belajar bahasa baru, journaling dengan membawa buku catatan dan pensil. Melatih kemampuan baru dan mengevaluasi kebiasaan yang harus diubah atau diperbaiki. Serta bisa terhubung dengan diri dan oranglain secara penuh sadar serta lebih produktif dan tidak cemas lagi.
3 notes · View notes
azmi-azizah · 2 years ago
Text
Sedang mengobservasi diri, apakah udah saatnya harus meminta bantuan ke profesional tentang kesehatan mentalku atau belum.
Dulu aku udah pernah ngerasa, apakah aku termasuk yang ngerasain Post-traumatic Stress Disorder atau PTSD. Gangguan mental yang dialami seseorang setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis. Peristiwa yang menjadi pemicunya tuh seringnya peristiwa yang menyakitkan atau mengejutkan.
Waktu itu karena aku ngerasa aku kena efek mental setelah berjuang men-support dan bantuin adek tingkat yang bipolar dan teman yang mau bunuh diri. Aku orangnya terlalu empati, terlalu merasai semua yang mereka ceritakan. Ikutan nangis nyimak kisah pilu mereka. Semaksimal mungkin bantu mereka sebisaku. Jadi tempat menampung semua sedih mereka. Tapi mungkin aku kurang sadar untuk merelease emosi2 negatifku.
Menumpuk. Jadilah seakan bom waktu.
Momen-momen hidupku selanjutnya, ternyata aku juga terbentur dengan kejadian-kejadian menyedihkan dan menyakitkan yang beruntun. Tentang perjalanan mengejar mimpi, tentang dunia kerja, finansial, maupun tentang laki-laki.
Itu semua membuat kepalaku sering penuh dan riuh. Aku juga jadi serba cemas dan gampang rapuh saat trigger-trigger tentang itu semua bermunculan. Selalu waspada dan serba takut kalau akan merasakan sakit yang sama lagi untuk kesekian kalinya.
Ya aku sadar, aku masih kalap dalam meregulasi emosiku. Aku masih dalam kondisi serba negatif dan punya low self esteem kalo berdasar materi dr. Elvine di program Healing Room yang aku ikutin. Aku masih banyak PR di sini. Mungkin itu juga ujian dari Allah biar aku lulus dulu di bab ini, baru bisa siap melangkah lebih jauh di bab-bab hidup yang lain.
Aku masih sering bingung kenapa aku begini dan semakin sulit membahagiakan diri. Tapi aku bersyukur Allah selalu kasih lingkungan baik, guru yang baik, teman-teman yang baik, yang dengan itu aku bisa bertahan. Ngga memilih jalur-jalur pelampiasan yang salah dan ngga diridhoi-Nya.
Semoga Allah terus bantu + kuatkan aku dan kita semua yang mungkin sedang Allah uji dengan penyakit tak kasat mata (alias gangguan mental ini) biar bisa terus berikhtiar untuk sembuh. Gapapa kok kalo emang masih butuh waktu untuk sembuh. Asal terus lanjutin ikhtiarnya ya..
5 notes · View notes
kepsir · 2 years ago
Text
Redakan Anxiety dengan single You Can Get Your Beautiful Day
Secara garis besar, anxiety disorder adalah gangguan suasana perasaan seperti depresi, sering ada bersamaan dengan depresi, dan bila tidak segera diatasi maka berpotensi memburuk seiring berjalannya waktu. Dikutip dari siloamhospitals.com
Setiap orang pernah merasa cemas dan kecemasan atau anxiety adalah emosi yang normal. Ini adalah cara otak bereaksi terhadap stres dan memperingatkan tentang potensi bahaya di depan.
Kecemasan timbul di kehidupan sehari-hari misalnya ketika menghadapi masalah di tempat kerja, sebelum mengikuti ujian, atau sebelum membuat keputusan penting.
Kecemasan yang datang sesekali terbilang manusiawi. Namun, gangguan kecemasan atau anxiety disorders adalah kondisi yang berbeda.
Tumblr media
Anxiety disorders adalah sekelompok penyakit mental yang menyebabkan kecemasan dan ketakutan yang konstan dan luar biasa. Kecemasan yang berlebihan dapat membuat penyandangnya menghindari pekerjaan, sekolah, kumpul-kumpul keluarga, dan situasi sosial lainnya yang dapat memicu atau memperburuk gejala.
Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya aspek kesehatan mental masih minim di tengah tingginya jumlah populasi yang mengalami gangguan kesehatan mental. Menurut data yang dilansir oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, tercatat 20% dari total penduduk Indonesia mengalami potensi masalah kesehatan mental.
Di Indonesia, hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia pada tahun 2021 menemukan bahwa mayoritas remaja dan dewasa muda berusia 16-24 tahun memasuki periode kritis kesehatan mental.
Hal yang tidak bisa disepelekan ini membuat Tenungkara Duo pop yang berdomisili di Bandar Lampung merilis single yang berjudul ‘You Can Get Your Beautiful Day’ terkait dengan kecemasan yang sering dialami orang-orang disekitar mereka. Bela Octhi Forisa vokalis Tenungkara yang juga berstatus sebagai mahasiswi fakultas psikologi di salah satu perguruan tinggi di Bandar Lampung mengatakan “kita gak bisa meremehkan mental issues dan menstigma mereka kurang bersyukur lah, ada yang menstigma lemah lah ketika ada seseorang yang curhat tentang kecemasannya”. Single 'You Can Get Your Beautiful Day’ didedikasikan untuk mereka yang memiliki kecemasan tapi tidak memiliki tempat bercerita.
Tumblr media
Single Tenungkara yang berjudul 'You Can Get Your Beautiful Day’ bisa didengarkan diseluruh digital platform pada bulan 7 Juli 2023. Reno menambahkan “ dengerin ya semua karya-karya kita, karena pasti related sama teman-teman yang punya mental issue. Semoga bisa sedikit meredakan masalah hidup kalian”. Yang kebetulannya Tenungkara memang selalu membuat lagu yang bertema mental issues. “Sampai bertemu dengan single selanjutnya!” tutup mereka berdua.
Instagram: tenungkara
2 notes · View notes
j-amir-09 · 2 years ago
Text
Dear wanita... saya sekedar sharing pengalaman selama 32 tahun menjadi Ibu. Banyak sekali hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh para wanita, seperti apa prosesnya, strugglenya rasanya menjalani berbagai konsekuensi serta tanggung jawab sebagai seorang Ibu... Secara teori, mungkin kalian sudah pernah mendengar bahwa di fase awal bayi lahir, "IBU" mengalami perubahan pada jam tidur serta jam istirahatnya Bahkan sejak mengandungpun akan merasakan moment kesulitan mengatur posisi tidur, posisi terlentang merasa sesak nafas, miring ke kanan atau kiripun tak nyaman, semakin mendekati ke hari lahir seringkali terbangun di tengah malam karena kaki kram atau ingin buang air kecil yang di luar batas normal. Saat melahirkan, sungguh merupakan perjuangan yang taruhannya nyawa. Adaptasi di masa awal kelahiran bayi tidaklah se mudah cerita orang atau yg dituliskan di buku2 panduan. Memang tidak semua bayi rewel pada malam hari, tetapi tetap saja tidur ibu tidak akan nyenyak seperti sebelumnya, karena harus siap bangun setiap kali bayinya menangis lapar, ibu harus menyusui (ASI) atau membuatkan susu formula. Belum lagi bila bayi ngompol atau BAB. Banyak para Ibu baru mengalami stres, depresi, bahkan gangguan pada kesehatan mentalnya... (baby blues, anxiety dsb). Kelelahan si ibu pasca melahirkan belumlah pulih, masih ditambah lagi dengan perubahan pola hidup. Wajar apabila hal tsb membuat si wanita yang sebenarnya masih belum siap secara mental, merasa shock, kaget atau tertekan. Belum lagi apabila anaknya sakit, demam tinggi, muntah, diare, menangis terus di sepanjang siang & malam tanpa dapat mengata kan apa yang dirasakannya. (Kalau tentang anak sakit, sampai usia berapapun si anak, ibu tetap akan selalu merasa takut, khawatir, gelisah atau cemas, sedih kondisinya). Jangankan anak lagi sakit, setelah di imunisasi atau tumbuh gigi pun anak akan mengalami hal yg bisa membuatnya demam kadang kadang. Itu bukanlah hal yang mudah dijalani oleh seorang ibu. Ribuan kali kita mendengar cerita pengalaman para ibu tentang parenting, menurut saya akan sangat sulit bagi mereka yang belum mengalami untuk dapat tau atau memahami seperti apa rasanya, kondisi yg sesungguhnya. Karena memang harus merasa atau berada di kondisinya secara langsung baru akan mengerti "Oh begini toh rasanya...".
Fase berikutnya adalah ketika si bayi memasuki usia Balita, jam istirahat & tidur ibu justru akan semakin sedikit, karena balita yang mulai dapat berjalan, berlari, memanjat, melompat dsb akan semakin membutuhkan perhatian, pengawasan ekstra. Belum lagi menyiapkan makanan yg baik di konsumsi demi menjaga kesehatan, gizi sang anak. Peran ibu sebagai "Guru" pertama anak di rumah juga semakin penting. Karena anak kecil bagaikan selembar kertas putih polos, orang tua (terutama ibu yg lebih sering bersama dengan si anak), yang akan memberi gambar, tulisan atau coretan sehingga kertas tsb akan terlihat indah atau berantakan pada akhirnya nanti. Bukan hal mudah lho itu... Ibu juga sebaiknya memberikan contoh yg baik bagi anak anaknya dari cara ibu bersikap, berkata, memperlakukan orang lain, di mana... yg akan di tiru oleh anak adalah figur ibu yg setiap hari dilihat dan ada dalam masa emas tumbuh kembangnya. Bukan nasehat ibunya yg akan di dengarkan anak, tapi perilaku ibunyalah yg akan di contoh oleh anak anaknya. (Jika ibu suka berbohong, jangan salahkan anak jika saat besar nanti dia jadi seorang pembohong & sulit untuk jujur).
Mulai memasuki Fase Remaja. Tantangan yg ibu jalankan akan berbeda lagi. Anak seringkali jadi mudah terpengaruh dan lebih percaya terhadap pihak luar, misalnya : Lingkungan masyarakat & lingkungan sosial (teman, pacar, guru, tetangga, komunitas). Pergaulan anak dapat berpengaruh pada karakternya. Ketika ada masalah atau hal yg ingin diketahuinya, anak lebih suka bercerita atau bertanya pada para pihak luar itu dari pada ibunya. Karena takut dihakimi, dimarahi, disalah kan oleh ibunya sehingga anak jadi merasa tidak nyaman atau bisa juga karena anak tidak mau si ibu jadi khawatir atau sedih apabila mengetahui anaknya sedang dalam masalah. Belum lagi hal yang berkaitan dengan orang bilang "kenakalan remaja" seperti drugs, obat bius, alkohol, rokok, sex bebas, tawuran dsb. Fase ini juga bukan hal yang mudah untuk dihadapi... Karena itulah ibu butuh kesiapan mental yang cukup kuat dalam menjalankan perannya, menjadi pendamping, pembimbing anak anaknya yang masih remaja... Karena biasanya apabila seorang anak berbuat, bersikap, melakukan hal yang negatif (buruk di mata masyarakat), ibunya yang akan disalahkan. Dianggap sebagai ibu yang buruk tidak mampu mengarahkan anaknya.
Namun dari semua Fase tsb, menurut saya yang paling berat adalah Fase ketika anak anak telah dewasa. Melepas mereka "terbang" menuju ke kehidupan pribadinya, mengejar cita cita, mimpi dan kebahagiaan hidupnya... merupakan bagian yg teramat sulit untuk dijalani proses terjadinya. Bukan karena ibu tidak ikhlas, tidak rela, posesif atau mengekang kebebasan & "pertumbuhan" si anak namun ibu butuh waktu yg lebih panjang dan lama untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi kali ini. Jadi... bila anak mengatakan "Ibu harus bisa move on & menerima kenyataan bahwa kami anak anakmu telah dewasa" itu rasa nya sangat perih dan menyakitkan. Mungkin tak kita sadari, dulu kita juga pernah mengatakan & berpikiran demikian terhadap ibu kita ya?? Tapi kita baru akan tau, bagaimana perasaan ibu kita saat itu... ketika kitapun mengalami hal yg sama. Jadi begitulah kira kira gambaran pengalaman menjadi seorang Ibu. Memang tidak semuanya mengalami hal yang persis sama dengan tulisan saya tsb tapi setidaknya, garis besarnya seperti itu. Saran saya... pahami terlebih dahulu makna dari "Unconditional Love" sebelum memutuskan melahirkan anak dan menjadi seorang ibu. Anak bukan properti & investasi masa tua bagi orang tuanya. Mereka tidak pernah memohon untuk di lahirkan oleh kita sebagai ibunya. Bijaksana dan sadarilah peran Ibu dalam arti yg sesungguhnya itu seperti apa konsepnya?. Agar anak anak yg kita lahirkan dapat tumbuh menjadi manusia de wasa yang berbahagia. Agar tak ada lagi wanita yang berkata "Menyesal saya telah melahirkan kamu!!" terhadap anak anaknya, ketika harapan yg dia inginkan tidak terwujud. Saat ekspektasi nya terhadap si anak tidak dapat terlaksana. Tak ada lagi ibu yang mengatakan anaknya durhaka, tidak tau membalas budi, apabila ketika dewasa sang anak tidak dapat membantu orang tuanya secara finansial maupun waktu. Walau saya juga percaya bahwa benar adanya, bila sebagai anak kita menyayangi, menghargai, peduli, perhatian pada orang tua (ibu) kita maka kehidupan akan terasa lebih mudah dan nyaman untuk di jalani... Terakhir yg ingin saya katakan adalah, "Kenapa seorang wanita sebaiknya telah siap terlebih da hulu secara mental sebelum menjadi ibu?". Karena ibu sejatinya merupakan, menjadi pusat atau sumber ketenangan bagi anak anaknya. Itu berlaku bukan hanya ketika anaknya masih bayi lho... (dokter sering bilang kan, bahwa bayi akan rewel, gelisah, tantrum jika ibunya stres, anxiety atau emosinya tak terkontrol). Dan saya pernah mencoba, anak anak saya telah dewasa (di atas 25 tahun). Setiap kali saya sedang tidak tenang, pikiran tidak harmonis, penuh negativity, sedih, kecewa dsb, ternyata dampaknya berimbas ke pada anak anak saya. Mereka juga jadi pd ikutan sensi, mudah emosi, salah paham dsb. Namun ketika saya sedang dalam perasaan kondusif & baik baik saja, bahagia, tenang, damai, nyaman maka anak anak juga akan lebih tenang. Bukan berarti jadi bebas dari masalah ya, tapi lebih ke "Saat menghadapi berbagai permasalahannya, mereka bisa tetap berada dalam kondisi tenang"
2 notes · View notes
kamilapermata · 2 years ago
Text
Menjadi Ibu, Perjalanan Penuh Hikmah
Ibrahim umurnya sudah 6 bulan, berarti sudah 6 bulan aku menjadi seorang ibu.
Ada banyak sekali hikmah yang kuambil dalam perjalanan menjadi ibu.
Yang pertama: kita tidak bisa memilih ujian mana yang akan kita hadapi.
Aku tidak pernah membayangkan bahwa proses hingga Ibrahim lahir dan aku resmi menjadi seorang Ibu, tidak semudah dan selancar orang-orang lainnya. Ibuku punya 5 anak dan hamilnya lancar-lancar saja. Begitupun dengan saudara-saudaraku yang diberi kehamilan yang mudah. 9 bulan setelah menikah, aku keguguran di umur kehamilan 3 bulan. 3 bulan setelah keguguran, aku mengalami gangguan hormon yang menyebabkan pendarahan hingga harus dirawat di RS. 2 bulan setelah itu, aku mengandung Ibrahim dengan kondisi pendarahan dan berpotensi keguguran lagi hingga harus bed rest dan minum obat penguat janin. Setelah drama pendarahan di trimester 1 berakhir, kondisiku membaik di trimeseter 2. Tentu ada saja yang namanya mual, muntah, pusing, keram, gangguan pencernaan. Tapi dalam batas wajar dan memang normal untuk ibu hamil. Walaupun saat ramadhan, aku hanya bisa puasa 4 hari karena ada sedikit pendarahan.  Alhamdulillah Ibrahim sehat dan aktif di kandungan. Sampai di trimester 3, aku jatuh saat jalan-jalan di kebun raya (padahal baru ngantri tiket masuk di gerbang 😌). Alhamdulillah tidak masalah, lututku hanya lecet dan perih saat dipakai jalan selama seminggu. Setelah perih itu hilang, aku jatuh lagi saat jalan pagi dengan suami & mertuaku. Yang ini lebih parah, aku keseleo hingga pergelangan kaki kananku bengkak. Benar-benar sakit dan tidak bisa jalan. Ke mana-mana harus sambil dipapah. Saat kontrol kandungan ke rumah sakit, dokter yang menanganiku dari dulu keguguran sampai kehamilan sekarang berkata, “Duh Kamila mah dari awal ada-ada aja ceritanya.” Sungguh, ujian dalam proses kehamilan adalah hal yang tidak pernah kusangka akan kuhadapi. Aku sampai bingung kok bisa ada yang umroh saat sedang hamil? Sementara aku disini begitu rapuh 😂
Hikmah yang kedua: saat kita diuji di satu hal, Allah akan mudahkan di hal lainnya.
Melihat kondisi kehamilanku yang tidak terlalu lancar, Ibuku sering menghibur, “Tenang, Teh, kalau hamilnya ga lancar, InsyaAllah lahirannya lancar. Atau menyusuinya lancar. Tiap ibu ujiannya beda-beda.” Kondisi Ibrahim saat itu sangat sempurna untuk dilahirkan normal: janin sehat dan aktif, berat badan bagus, air ketuban bagus, kepala sudah di bawah dan masuk panggul. Besar harapanku untuk bisa lahiran normal.
Di kehamilan minggu 38 lewat 4 hari, baru saja 2 hari aku mengambil maternity leave di kantor, aku mulai merasa kontraksi. Saat sampai di rumah sakit, ternyata sudah pembukaan 2 dan ketuban sudah pecah. Detak jantung janin terus dipantau dan setelah beberapa saat, detak jantungnya mulai tidak beraturan. Dokter langsung meminta kesediaan untuk operasi caesar secepatnya karena kondisi gawat janin. Sungguh hatiku cemas mendengar detak jantung Ibrahim yang kadang ada dan kadang tidak. Saat itu pula aku langsung dibawa ke ruang operasi dan diberi obat tidur karena kepalaku sangat pusing. Saat terbangun dengan kondisi masih setengah sadar, yang pertama kutanyakan adalah, “Bayinya mana? Bayinya hidup?” 😁Alhamdulillah Ibrahim lahir selamat walaupun mukanya biru-biru karena terlalu lama tertahan di jalan lahir. 
Ternyata, belum rezekiku untuk merasakan lahiran normal yang lancar. Baiklah, mungkin rezekiku adalah menyusui dengan lancar.
Ternyata menyusui tidak semudah yang aku kira. Di awal-awal, ASI hanya keluar setetes dan itupun dengan usaha yang sangat keras saat pumping. Leherku sampai sakit dan difisioterapi karena terlalu banyak menunduk saat memompa ASI. Ibrahim masih kesulitan menyusui. Setelah pulang dari rumah sakit, Ibrahim mulai pintar menyusu. Tapi sungguh badanku tidak karuan. Leherku luar biasa sakit, perutku sakit bekas jahitan, menyusui pun perih, apalagi Ibrahim sering sekali terbangun di malam hari. Seminggu setelah Ibrahim lahir, Izar sakit tipus, mungkin karena lelah mengurusi segala macam sambil masih mengerjakan pekerjaan kantor. Akhirnya Izar tinggal di rumah mertuaku sampai sembuh dan aku tinggal di rumah orang tuaku. Aku pun mulai merasa mellow, entah kenapa tidak bisa mengontrol air mata yang keluar padahal tidak tahu penyebabnya apa. Saat rumah sepi, saat tamu yang berkujung pulang, aku menangis tanpa sebab, hati terasa nelangsa, tiba-tiba rindu kondisi saat masih hamil😂Mungkin karena perubahan hormon pasca melahirkan.
2 minggu setelah Ibrahim lahir, semuanya tiba-tiba terasa jauh lebih baik. Badan sudah enak, leher tidak sakit lagi, Ibrahim sudah lancar menyusui dan tidurnya pun sudah lebih pulas. Kondisi hatiku juga sudah kembali normal, tidak mellow tanpa sebab seperti sebelumnya. Minggu-minggu setelahnya, kondisi semakin baik. Ibrahim sehat, aktif, tidak rewel, berat badannya bagus, menyusunya lancar. Di usia 2.5 bulan, tidur malamnya mulai lelap sepanjang malam seperti orang dewasa. Ia hanya terbangun sesekali untuk menyusu sebentar lalu tidur lagi. Malam-malam begadangku resmi berakhir.
Saat Ibrahim berusia 2 bulan, aku dan Izar pindah ke Jakarta dan menyewa apartemen. Kami memulai kehidupan rumah tangga yang sebenernya setelah selama 2 tahun menikah kami masih tinggal di rumah orang tua dan mertua. Di usia Ibrahim 3 bulan, aku mulai kembali bekerja karena cuti melahirkan sudah habis. Alhamdulillah, pekerjaanku full WFH sehingga bisa tetap mengurus Ibrahim.
Betul apa yang ibuku katakan, semua ibu ujiannya beda-beda. Aku mengalami sedikit kesulitan saat hamil dan melahirkan, tapi Alhamdulillah Allah berikan kemudahan saat menyusui dan mengurus bayi. Allah juga berikan rezeki berupa apartemen yang nyaman yang membuatku mudah dalam mengurus rumah dan mengurus bayi. Aku juga bisa menjalani cita-citaku untuk tetap kerja full WFH, diberi atasan yang pengertian, dan Ibrahim yang kooperatif sehingga aku bisa menyelesaikan pekerjaan kantor dengan baik (walaupun tentu lebih riweuh😂). Ditambah lagi aku memiliki suami, orang tua, dan mertua yang sangat baik dan perhatian. 
Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat.
Hikmah yang ketiga: kelelahan selalu beriringan dengan kebahagiaan
Beberapa hari sebelum Ibrahim lahir, aku membayangkan bahwa hidupku pasti akan berubah setelah punya anak. Aku akan lelah mengurus bayi, susah kemana-mana sendiri, kurang waktu untuk diri sendiri. Ternyata memang benar 😁 Tapi kabar baiknya, ternyata ada sumber kebahagian baru yang tentunya baru aku rasakan di fase ini.
Rasanya begitu membahagiakan melihat Ibrahim tersenyum, tertawa, tertidur pulas, khusyuk menyusu. Tidak terbayang olehku bahwa memiliki anak ternyata se-membahagiakan ini, dulu kupikir mungkin rasanya bahagia tapi lalu biasa-biasa saja karena mengurus anak itu banyak tantangannya. Kebahagianku kini terasa sederhana, melihat Ibrahim aktif, melihat perkembangannya, mencium wangi mulutnya, mencium pipinya, memeluk tubuhnya, mengusap rambutnya... Maasya Allah tabarakallah, robbi hablii minash shoolihiin. Allah memang maha adil, saat kita harus merasakan kelelahan, Allah beri kebahagiaan yang berlipat. Ini baru kebahagiaan di dunia, belum lagi balasan kebahagiaan di akhirat kalau kita melakukannya dengan ikhlas. 
---
Begitulah hikmah-hikmah yang kurasakan selama 6 bulan menjadi ibu. Semoga tulisan ini menjadi pengingat untuk diriku sendiri dan menjadi penyemangat untuk selalu berusaha menjadi ibu yang ikhlas, yang memberikan ikhtiar terbaik untuk keluarga, yang tawakkal, yang disayang dan diridoi Allah😊
2 notes · View notes
haridiva · 1 year ago
Text
Gangguan Cemas
Kesehatan mental adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan mental berkaitan dengan kesejahteraan psikologis dan emosional seseorang, yang mempengaruhi cara berpikir, merasakan, dan bertindak. Kesehatan mental juga mempengaruhi hubungan sosial, produktivitas, dan kualitas hidup. Photo by Engin Akyurt on Pexels.com Salah satu masalah kesehatan mental yang sering dialami…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mariafraniayu · 4 months ago
Text
Kecemasan Normal vs Gangguan Kecemasan: Apa bedanya?
Kecemasan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang dialami oleh hampir semua orang. Ketika menghadapi situasi yang penuh tekanan seperti ujian, wawancara kerja, atau berbicara di depan umum, wajar jika kita merasa cemas. Perasaan ini sebenarnya merupakan respons alami tubuh yang membantu kita tetap waspada dan fokus. Namun, tidak semua kecemasan bersifat sementara dan adaptif. Di sinilah…
0 notes
kulinerindonesia · 3 days ago
Text
Dampak Fastfood pada Kalangan Anak Muda
Tumblr media
Di era modern ini, fast food telah menjadi pilihan utama bagi banyak orang, terutama kalangan anak muda. Keterbatasan waktu, kemudahan akses, dan iklan yang menarik menjadikan makanan cepat saji sebagai solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari. Namun, meskipun menawarkan kenyamanan, konsumsi fast food secara berlebihan dapat membawa dampak yang signifikan, baik dari sisi kesehatan, psikologis, maupun sosial. Artikel ini akan membahas dampak positif dan negatif fast food pada kalangan anak muda.
Dampak Positif Fastfood bagi Anak Muda
Praktis dan Hemat Waktu Salah satu alasan utama mengapa fast food begitu digemari oleh anak muda adalah kemudahan dan kecepatan penyajian. Dalam kehidupan yang serba cepat dan padat aktivitas, makanan cepat saji menjadi pilihan praktis untuk mengisi perut dalam waktu singkat. Baik itu sebelum pergi ke sekolah, kuliah, atau bekerja, fast food memungkinkan anak muda untuk makan dengan cepat dan melanjutkan aktivitas mereka tanpa banyak gangguan.
Pilihan yang Terjangkau Banyak gerai fast food menawarkan menu yang terjangkau, membuatnya menjadi pilihan makanan bagi anak muda dengan anggaran terbatas. Ini membuat fast food menjadi alternatif yang lebih mudah diakses dibandingkan dengan makan di restoran yang lebih formal atau memasak makanan sendiri.
Inovasi Menu yang Menarik Restoran fast food sering kali menghadirkan inovasi menu baru yang sesuai dengan selera anak muda, seperti varian burger unik, makanan dengan topping khas, atau minuman manis yang menggugah selera. Hal ini menarik bagi anak muda yang ingin mencoba sesuatu yang baru dan mengikuti tren makanan.
Dampak Negatif Fastfood bagi Anak Muda
Kesehatan Fisik yang Terpengaruh Salah satu dampak negatif yang paling signifikan dari konsumsi fast food adalah gangguan kesehatan. Makanan cepat saji cenderung mengandung lemak jenuh, gula, dan garam yang tinggi. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung. Anak muda yang sering mengkonsumsi fast food berisiko tinggi mengalami kenaikan berat badan yang tidak terkendali, yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh dalam jangka panjang
Kekurangan Nutrisi Seimbang Fast food sering kali kurang menyediakan kandungan nutrisi yang seimbang. Meskipun cepat dan lezat, makanan ini umumnya rendah serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Dengan mengandalkan fast food, anak muda mungkin kehilangan asupan gizi penting yang seharusnya mereka dapatkan dari makanan yang lebih bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, dan protein sehat
Kebiasaan Makan yang Tidak Sehat Mengonsumsi fast food secara teratur dapat memicu kebiasaan makan yang tidak sehat. Banyak anak muda yang terbiasa makan dalam porsi besar, menikmati makanan yang tinggi kalori, atau bahkan sering makan di luar jam makan yang seharusnya. Kebiasaan makan yang buruk ini dapat berlanjut hingga dewasa, menyebabkan pola makan yang tidak sehat yang sulit diubah
Masalah Psikologis dan Perilaku Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi fast food secara berlebihan dapat berhubungan dengan masalah psikologis, seperti kecemasan dan depresi. Makanan yang tinggi gula dan lemak dapat mempengaruhi kadar hormon dalam tubuh yang berperan dalam pengaturan mood. Ketergantungan pada makanan cepat saji sebagai cara untuk mengatasi stres atau perasaan negatif dapat memperburuk kondisi psikologis, sehingga anak muda cenderung merasa lebih mudah tertekan atau cemas
Penurunan Produktivitas Makanan cepat saji yang kurang bergizi dapat memengaruhi energi dan konsentrasi anak muda dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kekurangan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan kelelahan, yang pada gilirannya dapat mengurangi produktivitas di sekolah, pekerjaan, atau kegiatan lainnya. Anak muda yang terbiasa mengandalkan fast food mungkin merasa mudah lelah dan kurang fokus, yang dapat berdampak pada kualitas hidup mereka
Masalah Sosial Meskipun fast food sering dianggap sebagai pilihan sosial yang menyenangkan untuk berkumpul dengan teman-teman, terlalu sering makan di restoran cepat saji bisa menyebabkan anak muda cenderung menghabiskan waktu lebih banyak di luar rumah, dan mengabaikan kegiatan lain yang lebih bermanfaat. Kebiasaan makan yang berlebihan di luar juga dapat menyebabkan kurangnya waktu berkualitas bersama keluarga atau mengurangi aktivitas fisik yang sehat, seperti berolahraga
Mengatasi Dampak Negatif Meskipun fast food memberikan kenyamanan, anak muda dapat mengurangi dampak negatifnya dengan cara-cara berikut :
Menjaga Pola Makan Seimbang: Mengimbangi konsumsi fast food dengan makanan bergizi lain, seperti sayur, buah, dan protein sehat
Menerapkan Pengaturan Waktu yang Baik: Mengatur konsumsi fast food agar tidak menjadi kebiasaan sehari-hari. Fast food sebaiknya menjadi pilihan sesekali, bukan pilihan utama
Berolahraga Secara Teratur: Untuk mengatasi dampak negatif dari pola makan yang buruk, anak muda perlu rajin berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh
Meningkatkan Kesadaran Gizi: Anak muda harus lebih sadar akan pentingnya gizi yang terkandung dalam makanan dan memilih makanan dengan nilai gizi yang lebih tinggi
Kesimpulan Fast food memang menawarkan kemudahan, kecepatan, dan harga yang terjangkau, namun konsumsi yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif yang cukup besar bagi kesehatan fisik dan mental anak muda. Oleh karena itu, penting bagi anak muda untuk mengonsumsi fast food secara bijak dan tetap memperhatikan pola makan yang sehat dan bergizi. Dengan keseimbangan yang tepat, fast food bisa tetap dinikmati tanpa mengorbankan kesehatan dan kualitas hidup.
0 notes
wser · 1 year ago
Text
Detach from the Result, You Only Can Do "Ikhtiar"
Beberapa pekan terakhir rasanya sangat melelahkan, bukan hanya soal fisik namun juga mental. Ketika aku membaca tentang artikel burnout, semuanya tampak terceklis dari pengalamanku. Weekend pekan lalu, berdinamika dengan teman-teman Bipolar. Ternyata menjadi fasilitator untuk masalah psikologis dengan gangguan mood yang di dalamnya terdapat individu saat fase depresi juga saat fase mania menjadi tantangan tersendiri untuk bisa menyamakan "energi" sehingga proses belajar bisa terjadi. Dinamikanya sangat emosional, dari perasaan sedih, cemas, marah, takut, bahkan sampai mati rasa semuanya ada. Setelah selesai acara aku memutuskan membeli ice cream yang kata salah satu temanku bentuk untuk mencari "sensasi" agar bisa kembali ke "masa kini". Beberapa hari terakhir rasanya "ngawang" sekali buatku. Banyak hal yang perlu kucerna, tapi energiku sepertinya sudah sangat sangat low bat. Tanpa sadar aku menangis dan tertidur di kereta saat perjalanan pulang. Tak biasanya aku bisa tertidur di kereta malam dan untungnya tidak kelewatan. Aku juga tidak bisa membendung air mata dan merasa tidak enak pada penumpang di hadapanku. Menangis sambil menutup mata rasanya begitu campur aduk. Lelah, lelah secara fisik juga emosional. Menjalankan terapi ini di tengah-tengah aku sendiri yang sedang berusaha memproses traumaku karena tertrigger akibat tesis dg salah satu variabel di dalamnya adalah childhood trauma. Aku sedang membereskan semua barang-barangku yang berserakan, sementara di waktu yang bersamaan perlu membantu orang lain membereskan barangnya yang berantakan. Butuh tiga hari day-off hingga akhirnya aku bisa mindful kembali di depan laptop. Aku bahkan berusaha numbing my emotions, entah karena adikku sedang pulang sampai rasanya tidak ingin memengaruhi emosinya. Berusaha tampak baik-baik saja, padahal tidak. Pekan depan adalah jadwal janji dengan psikologku. Pertama kalinya aku melakukan konseling secara formal, meksipun sebelumnya sudah sering kepada dosen yang juga psikolog atau teman angkatan. Tapi kali ini, aku merasa butuh dibantu secara objektif. Ya Allah, yang bisa ku lakukan saat ini hanyalah ikhtiar. Ikhtiar menyelesaikan proses studi yang bukan hanya soal gelar akademik ini, tapi perjalanan spiritual untuk benar-benar mengenal diri dan mengintegrasikan semua pengalaman yang pernah dilewati, terlepas baik buruk, nyaman tidak nyaman, namun bukankah yang terpenting apakah itu mendekatkan ku pada-Mu atau justru menjauhkanku? Semoga perjalanan ini senantiasa dalam arahan petunjuk-Mu; agar ilmu ini bukan menghasilkan sombong, bukan pula menghasilkan marah. Entahlah dengan sisa-sisa energi yang ada, 3 bulan ke depan semoga Allah anugerahkan gelar itu, M.Psi., Psikolog. Kalau dari ukuran manusia, rasanya sumber daya itu sudah tidak bersisa. Hanya ikhtiar yang diusahakan bisa, sementara hasil di luar kuasa...
5 notes · View notes
tulisanuntukharitua · 1 month ago
Text
Sebuah Tangis Yang Takkan Terlupa
Siang itu berjalan seperti biasa. Aku sedang bekerja memeriksa pasien di puskesmas. Hingga tiba giliran seorang ibu duduk di kursi pasienku. Wajahnya muram, penuh kesedihan. Kulihat ringkasan anamnesa singkat yang dilakukan perawat di nursing center, terbaca tulisan "tidak bisa tidur, cemas". Setelah aku anamnesa ulang, tiba-tiba langit cerah siang itu terasa menggelap dan hariku terbawa sendu. Dia adalah seorang ibu tunggal, anaknya sudah lama mengidap skizofrenia. Rutin berobat ke puskesmas. Sudah terkontrol. Sebulan sekali ibunya datang mengambil obat rutin untuk anaknya. Tapi kali ini, ia pun datang untuk berobat.
"Bu, tidak bisa tidur kenapa? Apa yang membuat ibu cemas?" tanyaku menggunakan bahasa daerah. Matanya masih kosong dan muram, sangat jelas ada pedih di hatinya yang tidak bisa ia ungkapkan.
"Saya sedih bu. Tetangga sekitar sering mengucilkan saya dan anak saya karena penyakitnya. Bahkan, anak saya pernah diludahi. Padahal dia tidak pernah mengganggu sekitar". Ucapnya seraya matanya mulai berair. Sepertinya tangis itu sudah lama ia tahan sendiri karena di rumah ia hanya tinggal bersama anaknya. Suaminya telah lama meninggal, anaknya yang lain telah berumah tangga.
Hari itu aku memang sedang bekerja sebagai seorang dokter di puskesmas. Tapi hari itu juga aku adalah seorang ibu yang ikut terluka mendengar cerita bagaimana seorang ibu menangis melihat anaknya diperlakukan tidak manusiawi. Tidak ada yang lebih menyakitkan selain melihat anak yang kita lahirkan terluka. Tidak ada teman untuk bercerita, tidak ada teman untuk berbagi rasa. Sendiri ia telan semua pedih di hatinya hingga malam pun tidak mampu membawa lelap agar ia bisa beristirahat sejenak dan melupakan rasa sakitnya.
Bukan sekali aku bertemu dengan ibu tunggal yang harus mengurus anaknya yang memiliki gangguan jiwa. Sudah tua renta, tapi cinta kasihnya kepada si buah hati mengalahkan segala ketidakmampuannnya bahkan terkadang pelan-pelan mengikis pula mentalnya. Belum lagi, stigma masyarakat kita terhadap pasien ODGJ masih sangat mengkhawatirkan, Terkadang kita lupa memanusiakan manusia.
Sejak hari itu, mata berairnya terus membayangiku. Pedih di hatinya terus mengikutiku. Aku hanya bisa berdoa semoga Allah meringankan beban di hatinya. Semua ini aku jadikan pengingat untuk diri sendiri agar bisa lebih memanusiakan manusia, terutama mereka yang hendaya dan papa.
0 notes