#fokusnya
Explore tagged Tumblr posts
Text
Hidup yang Sangat Tidak Terduga
Beberapa tahun terakhir, saat memasuki fase berumah tangga dan menjadi orang tua. Prioritas hidup bergeser, menjadi memahami kenapa di luar sana banyak yang bilang kalau makin dewasa atau setelah berkeluarga/jadi orang tua, circlenya semakin menyempit. Karena memang butuh fokus yang besar. Sampai mungkin tidak sempat untuk nongkrong seperti waktu-waktu muda kemarin.
Dan sebab begitu fokusnya kita sama hidup sendiri, sampai-sampai kita tidak memerhatikan apa yang terjadi di kehidupan sekitar kita, termasuk orang-orang yang pernah kita kenal di waktu sebelumnya. Kita hanya mendengar sedikit kabar tentang kapan dia menikah atau dia lagi kerja di mana, selebihnya kita tidak tahu. Tidak sempat mencari tahu, dan memang tidak ada keperluan untuk mengetahui.
Sampai waktu berlalu begitu saja, lima tahun terlewati, hingga sepuluh tahun berlalu. Saat anak-anak mulai memiliki dunianya yang bisa ia rancang sendiri. Kehidupan kita mulai terasa stabil. Kita mulai memerhatikan kehidupan di sekitar, berusaha mencari tahu kabar dari kawan-kawan lama.
Mereka sekarang tinggal dimana, sedang apa, siapa pasangannya, dan banyak hal lainnya. Berusaha kembali menyambung komunikasi dan silaturahmi. Memang, ternyata ada fasenya lagi untuk begitu.
Tapi di lain sisi, kita mungkin akan mendapati kabar yang tak pernah kita sangka. Mungkin ada yang telah meninggal lebih dulu, ada yang pernikahannya berakhir perceraian, ada yang tidak seorang pun tahu kabarnya, ada yang masih berjuang dengan dirinya sendiri, dan lain-lain. Setidakterduga itu kehidupan berlalu selama sepuluh tahun terakhir.
Terakhir kali sebelum fokus sama dunia sendiri, dulu sempat bertemu terakhir kalinya di meja-meja kafe membicarakan tentang masa dengan dengan optimis, terakhir mendengar kabarnya adalah kebahagiaan bersama orang yang akan jadi pasangannya, naik gunung bersama, diskusi di serambi-serambi masjid tentang impian, dan banyak sekali momen yang kuingat dengan baik, sebelum akhirnya memasuki fase baru yang menuntut prioritas dan fokus yang baru saat itu.
Tidak pernah diduga sama sekali. Kehidupan yang berputar di sekitar kita ternyata sebergejolak itu, hidup kita mungkin juga bergejolak, hanya saja tidak pernah menyangka bahwa di orang lain, gejolaknya adalah hal yang tak pernah kita pikirkan akan terjadi pada mereka.
Siapapun kamu yang membaca tulisan ini. Saat ini, hidup kita yang tak saling mengenal ini sedang berjalan di orbitnya masing-masing. Mungkin orbit kita tidak pernah beririsan, tapi aku selalu mendoakan, kita sama-sama berdoa semoga hidup yang sedang dijalani ini diberikan sakinah, diberikan keberkahan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin
159 notes
·
View notes
Text
Banyak dari kita
Banyak dari kita yang fokusnya ke "nyari jodoh" nya aja, memperbaiki diri yang nambah ilmu tentang pernikahan, komunikasi, keuangan, bahasa cinta pasangan, reproduksi, parenting, dll. TAPI lupa, lupa buat menjaga kesehatan badan sendiri, sebagai aset kesehatan sendiri, yang kamu nikmati untuk diri sendiri, dan di masa depan untuk keluarga mu.
Gak usah jauh-jauh ke persiapan hamil, mencegah stunting, XYZ, apa iya udah sayang sama badan sendiri? biar bisa kerja fokus gak anemia makanya mesti minum suplemen besi-folat. Apa iya udah aware sama dampak kurang vitamin D karna anti-matahari? makanya mesti minum suplemen vit D. Udah nyoba aktif olahraga? Udah konsumsi lebih sering buah sayur biar gak cuma gorengan yang masuk ke tubuh? Dan sederet praktek "sehat" lainnya, yang seringkali luput, seringnya ya ngopi sambil join kelas parenting.
Lupa, seakan yang penting itu ilmu pernikahan-parenting, cari calonnya, nikah, hidup bahagia. Kesehatan diri sendiri gak dipikirin.
27 Januari 2024
193 notes
·
View notes
Text
Refleksi Strength Training: Saat Hidup Sedang Riuh-riuhnya, Mungkin Ini yang Butuh Kita Ingat Sekali Lagi
"Jangan lupa napas, ya! Ayooo, jangan lupa napas."
Kalimat ini hampir selalu dikatakan oleh coach saya ketika kami sedang melakukan strength training (olahraga latihan beban). Mungkin ini kesannya lucu, "Kenapa sih napas doang harus diingetin, emang ada orang yang lupa bernapas?" Awalnya saya pikir juga begitu, tapi ketika sedang melakukan strength training, ternyata saya bisa lupa bernapas! Saking fokusnya bertahan dan menstabilkan diri sampai 1 set gerakan selesai, saya sampai lupa bernapas. Terkadang juga bingung, "Ini saatnya tarik napas atau buang napas, ya?" 😂🙏🏻
It’s the little things that matter. Hal kecil, sih. Hal sederhana, sih. Tapi kita lupa~
Kalau dipikir-pikir, hal serupa sering terjadi pada diri kita, ya. Saat hidup dan pernikahan terasa riuh dan tidak baik-baik saja, kita seringkali lupa pada hal-hal kecil dan sederhana (yang sebenarnya tidak sekecil dan sesedehana itu, dan justru memberikan dampak yang besar). Apa saja?
✅ Kesempatan hidup dari Allah. Bahkan sebelum kita membuat list kebaikan yang Allah beri, kesempatan untuk bisa hidup dan memaknai kehidupan saja sudah anugerah, bukan?
✅ Kemampuan untuk bisa bangkit dan bertahan yang Allah berikan. Siapa sih yang sekarang hidupnya benar-benar baik-baik saja? Rasanya nggak ada. Kayak quotes yang sering kita dengarlah, "Everyone you meet is fighthing a battle you know nothing about." Memangnya siapa yang bisa membuat kita tetap bersedia menjalaninya lalu bangkit dan bertahan kalau bukan Allah?
✅ Bahasa-bahasa sayang Allah yang dihadirkan-Nya lewat ujian. Kita suka merasa nggak disayang ya sama Allah, apalagi kalau tema hidup kita isinya lagi banyak sedihnya. Tapi kan itu tanda Allah sayang dan masih merhatiin kita nggak sih?
✅ Bisa menangis dan menemukan kelemahan diri. Terkadang mungkin kita cengeng, tapi, dengan sedikit demi sedikit upaya, sebenarnya setiap tangis dan kelemahan diri yang kita temukan bisa mendorong kita untuk bertransformasi dan menemukan salah satu kunci hidup: bahwa kita memang lemah tanpa pertolongan Allah. Kalau kita nggak merasa lemah, mana mungkin kita akan kembali pulang dan minta tolong sama Allah, kan?
Begitulah. Dalam sendu yang sedang terasakan, sebenarnya hidup kita ini "meriah" dengan seluruh kasih sayang dari-Nya meski mungkin saat ini kita masih berproses untuk memahaminya.
Ini note to myself, kita saling mendoakan yaa. Semoga Allah karuniakan kepada kita jiwa yang lapang untuk menjalani hari-hari ke depan. Wallahu 'alam bishawab.
65 notes
·
View notes
Text
154.
Untuk dia yang kan ku temui di sebalik pekatnya langit.
Semakin bertambahnya usia, aku semakin mengerti bahwa menemukan seseorang yang mampu menyederhanakan berisiknya isi kepala dan bertukar pikiran rasanya menyenangkan.
Dia tidak harus menanggapi semua ratapanku. Lisannnya tidak perlu mengeluarkan kalimat motivasi. Diam dan fokusnya dalam mendengarkan sudah membuatku paham jika hidup tidak boleh semenyedihkan itu.
Semakin menua, rasa sakit, trauma, kecewa yang terpahat menjadikanku semakin mengerti ke arah mana seharusnya bahagiaku bermuara.
Hidup bukanlah perbandingan. Mereka yang terlihat "selalu bahagia" sebab aku hanya tidak tahu rasa sakit seperti apa yang sudah mereka lalui hingga akhirnya bisa sebahagia itu dalam menikmati hidup sekarang.
Aku masih harus belajar lagi, lagi, dan lagi perihal makna cukup dan rasa syukur pada apapun hasil yang bisa ku genggam dalam dekap.
Nanti, jika telah ada yang bisa membuat rasa syukurku terus bertambah, mau mendukungku bertumbuh dan mengingatkan tentang makna cukup ku pastikan dia orangnya.
Sebab aku tidak sedang mencari yang sempurna. Cukup dia yang mampu membuatku tenang bagaimana pun semesta memperlakukan.
Hujan, 22.46 | 21 April 2023.
371 notes
·
View notes
Text
Naik Kelas, Melihat Dunia
Saya lahir dari keluarga tidak berpendidikan. Ibu saya tidak tamat SD. Ayah saya meninggalkan madrasah tsanawiyah (setara SMP) karena yatim piatu dan tidak ingin merepotkan kakak tiri dan suami kakak tirinya yang memberi atap, makan, dan menyekolahkan. Saya sejak kecil tidak merasakan "kemewahan" seperti handphone pribadi, komik, diantar jemput pakai mobil, sega, nintendo, playstation atau liburan ke luar kota. Kami sekolah, mengerjakan PR, mengaji di mesjid, and repeat. Kami tidak tahu apa itu politik dalam negeri, apalagi politik luar negeri seperti penjajahan Isra3L pada Palestin4.
Baru setelah merantau ke Singapura, saya mulai belajar apa itu pergerakan, tipis-tipis. Sebelum lulus kuliah ikut Forum Indonesia Muda yang membuat saya terekspos dengan dunia aktivisme. Tapi masih fokusnya pada isu-isu nasional.
Saat master dan PhD di Inggris saya terekspos lebih jauh dengan aktivisme yang lebih formal, seperti menulis antologi, menulis opini di media massa, dan lalu policy brief (semacam rekomendasi kebijakan berdasarkan bukti dan studi ilmiah).
Menjelang lulus PhD, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris ketar-ketir dengan invasi Rusia ke Ukraina. Tiga entitas politik ini mengutuk aksi Putin dan mengirim bantuan pada warga Ukraina. Media satu suara mengecam Putin. Beberapa negara juga buka pagar untuk pengungsi Ukraina sebagai bentuk simpati.
Sekarang saya bekerja di Inggris, invasi dan pembunuhan secara terang-terangan oleh IsraëL kepada warga Palestin4 dengan jumlah korban 8000an dalam waktu tiga minggu. Korban masih berjatuhan, aksi militer terus digencarkan dan parahnya didukung oleh Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kerajaaan Inggris.
Dunia Barat dan negara superpower punya dua muka. Tahun lalu mereka mengecam invasi Rusia ke Ukraina, tapi tidak invasi Isra3L ke tanah Palestina.
Ini bukan perang karena seperti Ukraina-Rusia, kekuatan militer tidak sebanding. Ini invasi, penjajahan.
Ada hal-hal yang ternyata sulit diubah, tapi bisa jika kita semua satu suara melawan dan menolak diam.
Media massa sudah dua dekade berpihak pada Isra3L. Media massa punya pemilik. Pemiliknya punya keberpihakan. Pemilik media yang besar-besae berpihak pada siapa yang punya. Sulitnya, media seperti CNN dan BBC dipegang kendalinya oleh pendukung misi IsraëL. Kecaman pada grup militan di negara Timur Tengah dan Afrika itu bisa jadi teramplifikasi oleh media massa. Ketika kita lihat mendalam, ternyata ini jadi justifikasi Amerika Serikat membunuh ribu bahkan jutaan manusia di negara "konflik". Well, konflik ini mereka yang mulai dan amplikasi. Dibaliknya ada motivasi lain--sumber migas misalnya.
Ideologi Isra3L itu jelas, zionisme--merampas Tanah Palestina, menghapuskan negara dan bangsa Palestina demi berdirinya negara-bangsa Yahudi. Dari ideologi saja, sudah seharusnya kita tidak berpihak karena untuk mencapai misinya, Isra3L akan membunuh dan mengusir jutaan manusia warga lokal Palestina.
Isra3L sudah tumbuh menjadi negara maju yang punya jaringan bisnis. Ini membuat Uni Eropa tidak mengecam partner bisnis mereka koloni penjajah Isra3L.
Politisi punya hubungan dengan pebisnis Isra3L/orang-orang pendukung ide Zionisme. Misalnya, Perdana Menteri Inggris yang punya investor mantan militer Isra3L dan pejabat pentolan UNICEF ada istri dari investor bagong pendukung zionisme.
Dari 4 hal ini, sulit melawan jika banyak dari kita hanya diam. Media massa dan politisi negara maju tidak berpihak pada Palestin4. Bahkan 1-2 negara Arab malah "membantu" operasi pembantaian warga Palestin4 yang sedang berlangsung.
Jadi, harapan warga Palestin4 tinggal suara mayoritas (orang biasa, kita semua).
Setiap dari kita bisa melawan 4 kesulitan di atas. Lawan media massa yang misleading dengan media alternatif yang berpihak pada kemanusiaan. Tolak eksistensi Isr4el karena ideologinya pengusiran, perampasan, pembantaian, dan rasis. Anggurin semua komen pro-Isra3L biar komen mereka tenggelam. Like & reply komen yang cocok di hati. Jangan pakai istilah negara israhell, karena kita harus menolak mereka sebagai negara karena sejatinya mereka adalah koloni penjajah (settlers colonial state) yang sudah dibiarkan dunia (dengan kawalan negara adidaya) untuk mengambil rumah dan tanah warga Palestin4. Penjajah nomor satu, pembunuh nomor satu abad ini.
Lalu, lawan dominasi ekonomi dengan boikot brand dan block influencer yang mendukung Isra3L secara ekonomi maupun moril. Suarakan kebenaran terus menerus sampai dukungan hak warga Palestin4 dan kecaman pada pemerintah kolonial Isra3L menjadi mainstream. Kita mau semua manusia di dunia diakui sama dan punya hak yang sama, juga warga Palestin4 diakui setara (tidak seperti hari ini dimana pemerintah penjajah Israle menanggap warga Palestin4 hewan. Terlaknat mereka!)
Jika ada kesempatan, berkumpul dan ikutlah turun ke jalan. Buat perjuangan Palestina dan kejahatan perang Isra3L ini obrolan keluarga dan lingkar pertemanan kita. Jika busukny mereka sudah diakui jutaan orang, Isra3L dan teman-teman gentar dan mungkin akan meninggalkan perdana menteri IsraëL terpojok. Buat semua kanal media/tokoh yang mendukung Isra3L malu karena argumen invasi dan pengeboman mereka tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan HAM.
Akhirnya, Isra3L akan capek dan habis tenaga jika kita potong aliran dana dan sokongan pada mereka, seperti Rusia akhirnya tarik mundur karena melanjutkan invasi terlalu mahal.
Your boycott is important. Your voice to push politicians to cut ties with IsraëL is important.
We will win this together.
*
Ditulis oleh Bening, seorang anak pedagang kain di kios berdebu di pasar penampungan di Pekanbaru, dia baru saja mengedukasi dirinya lewat media alternatif dan akun Instagram wartawan lapangan di Gaza.
92 notes
·
View notes
Text
My INFJ
Untukku yang masih banyak malu kalau mau post yang arah-arahnya merah jambu di kanal sosial media lainnya, tumblr jadi salah satu tempat pelampiasan yang tepat. Hehe, terimakasih telah menjadi ruang amanku, tumblr :)
Malam-malam sembari nyicil berkas akreditasi klinik, tetiba pengen mencurahkan banyak hal dari lubuk hati.
Barusan, suami ngechat.
"Yang, nanti sabtu aku visite ya.."
"Oiya gpp, nanti dania aku bawa rapat."
"Dania nanti aku titipin mba bentar aja ya.."
"Ooh kamu berangkat visitenya mau abis subuh ya soalnya.."
"Soalnya jumat malam kan kamu dines ya"
"Iyaa"
"Plan B nya gpp dibawa rapat. Soalnya kamu abis malem, yang."
"Iyasih XD"
Nggak sekali ini aja, suami lebih holistik dalam merencanakan daripada aku. Aku malah seringkali lupa, kalau mau melaksanakan agenda berat berturut-turut. Atau lupa sama kebutuhan sendiri. Suami yang inget.
Inget banget momen-momen mau lahiran.
"Aku tuh pengennya ya Yang, kalo bisa seminggu pertama abis lahiran tuh udah nggak usah ada tamu." Kata Paksu.
"Yaa gpp sih ada tamu. Yang penting kan kitanya udah sefrekuensi."
"Tapii kadang mulut orang ngga bisa dikontrol. Ada aja komentarnya. Belum tentu lahiran nanti kondisinya ideal kan. Nggak tau lahirannya bisa pervaginam atau engga. ASI nya lancar atau engga."
"Iyasih..."
"Melahirkan udah berat buat ibu, Yang. Apalagi kalo harus dengerin macem-macem."
Pada akhirnya sih kami tetap terima tamu ya, wkwk. Qadarullah segalanya lancar dan hampir nggak ada omongan nyinyir. Cuman yaa banyak saran-saran aja gitu buat ibu dan bayinya wkwk. Tapi kalau inget suami pernah ngomong gitu berasa, makasih ya :")
Dan sekarang adalah momen menjelang Dania MPASI. Kira-kira begini isi percakapan kami.
"MPASI tuh.. berat ya. Aku pernah lihat di tiktok anaknya ngelepeh makanan sejak hari pertama." Paksu said.
"Iya, apalagi sampai umur 2 tahun. Ada aja cobaannya pasti." Aku menimpali.
"Aku lihat tuh ya.. ibu-ibu tuh fokusnya ke, apa masakanku kurang enak ya.. bukan fokus ke apakah cara masaknya udah bener, teksturnya sesuai." Paksu said lagi.
"Iya.. banyak overthinkingnya ibu-ibu tuh. Makanya aku banyak cari referensi, tentang feeding rules juga. Supaya lebih banyak tau jadi lebih..."
"Lebih strict?"
"Engga. Justru aku berharapnya lebih banyak tau tuh jadi lebih fleksibel. Kalo anaknya gamau A, oh solusinya boleh B. Gamau C, oke solusinya D. Selama ga menentang prinsip utama."
"Iya Yang, kita perlu banyak belajar. Pasti sedih kan, kamu yang masak. Kalo Dania sampai gamau pasti kamu juga kepikiran."
Kira-kira dari percakapan-percakapan kami bisa kebaca kan ya, siapa yang lebih overthinking? Wkwkwk.
Sejak kami serius untuk menikah, kami sering membicarakan hal-hal terkait kepribadian kami. Suami memang mengakui, dirinya sangat bisa overthinking dalam banyak hal. Juga selalu ingin perfeksionis dalam hal apa pun. Dulu, kupikir aku harus sangat menyesuaikan diri dengan semua ini. Di saat apa pun kubawa santai :") Tapi rupanya, perfeksionisme yang suami anut, tidak irritable menurutku. Justru sangat mempermudah segalanya.
Aku, si INFP bersuamikan INFJ. Sangaaat helpful dan fit me completely.
Kalau sebelum menikah, mungkin mendengarkan apa yang dibicarakan Paksu akan terdengar so sweeet. Tapi sekarang, mendengarnya tuh serasa ada embun menetes di hati.
Adem.
Sampai kadang aku cireumbay sendiri haha.
Kadang bingung, kebaikan apa yang pernah kuperbuat sampai Allah karuniai suami sebaik ini? Meski aku dan dia teman SMA, aku nggak pernah menyangka dia se-pengertian itu.
Makasih yaa, sudah menjadi sekeping puzzle yang melengkapi cerita hidupku. Aku nggak tau ke depannya akan bagaimana. Tapi, semoga Allah selalu memberkahi keluarga kecil kita.
Dan semoga kebersamaan kita bermuara di surga-Nya.
133 notes
·
View notes
Text
Belum lama ini, gua secara gak sengaja ketemu seorang cowok. Dia kenalan bos gua (sepengakuannya gitu) waktu itu dia cari bos gua, tapi ketemunya gua. Di pertemuan pertama, sikapnya masih biasa-biasa aja. Gua juga biasa-biasa aja. Di pertemuan selanjutnya dia semakin sering tanya-tanya gua. Awalnya pertanyaannya masih wajar-wajar aja, seperti gua tinggal di mana, dan suku apa. Gua juga jawabnya masih biasa-biasa aja. Tapi pas di pertemuan-pertemuan selanjutnya. Gua ngerasa dia makin intens ajak gua ngobrol.
Meskipun selama ini kisah asmara gua hampir nol, gua gak polos-polos amat untuk nebak dia punya atensi tersendiri sama gua. And yep, i was right coz di pertemuan gua yang terakhir sama dia. Dia nyampein hal itu. Dia tanya kapan gua mau nikah, laki-laki seperti apa yang gua suka, dan pertanyaan-pertanyaan 'menjurus' lainnya. Waktu itu gua jujur gua bilang belum mau nikah, setidaknya tahun ini. Pas dia udah mau pulang, dia bilang:
'oh gitu. Semoga jodoh yah dek...'
gua cuman senyum tipis dan julid dalam hati, "YAH SIAPA JUGA YANG MAU JODOH SAMA ELUU?!"
Terus gua cerita sama bos gua tentang dia, soalnya takutnya nanti cowok itu datang lagi, tapi karena gua udah terlanjur gak sreg sama sikap dia, gua jadi gak sadar berprilaku gak sopan. Gua khawatir dia ngadu yang enggak-enggak ke bos gua. Bos gua awalnya nanya ciri-ciri cowok itu gimana, soalnya gua juga lupa buat nanya nama cowok itu (soalnya gak penting) gua jelasin kan. Terus pas bos gua udah nggeh orangnya yang mana respon bos gua:
"Hah? Bukannya dia udah nikah?!"
And i was like... "KANNNN". Wkwk.
Di awal feeling gua memang udah ngerasa aneh sama dia. Karena merasa 'nih cowok kok terkesan agresif banget even masih di pertemuan pertama??' padahal pas awal dia ketemu gua, pakaiannya kek orang baik-baik gak ada sama sekali pemikiran gua kalau ni orang ternyata cowok yang udah nikah tapi masih aja genit, dan bertingkah seolah dia masih single.
••••
Kemarin malam, gua ke rumah sepupu gua, jengukin sepupu gua yang habis keluar rumah sakit. Di tengah perbincangan dan ketawa-ketawa (di situ posisinya ada gua, tante, sepupu, dan ipar gua) gua spontan aja nanya:
"Papa Cici mana?"
Mereka semua langsung pada diam.
Gua juga langsung ngerasa gak enak dan bertanya-tanya dalam hati ada apa sebenarnya?
Terus ipar gua jawab, "Kamu selama ini saking gak mau tahu urusannya orang lain, sampe gak tahu ya kalau sepupumu ini udah cerai, dan itu udah 6 tahun yang lalu?
Gua sempat mau nanya alasannya kenapa, tetapi karena gua sadar itu bukan lagi ranah gua buat tahu, jadi gua cuman, "hah?" Dan bengong sebentar gak tahu mau bilang apa-apa.
••••
Jujur, semakin ke sini, semakin banyak contoh yang terjadi dan bahkan gua alami sendiri dari seberapa buruknya kualitas laki-laki di zaman sekarang, keinginan buat menikah semakin gak sekuat dulu. Kadang gua juga pengen percaya kalau stok laki-laki baik di dunia ini pasti masih ada. Cuman kalau di sekitar gua kebanyakan laki-lakinya kalau gak brengsek yaa mokondo, gimana gua gak semakin skeptis dari hari ke hari?
Seseorang yang cukup bijak pernah bilang,
"jika kita merasa takut untuk menikah karena melihat begitu banyak figur keluarga gak berhasil, ubah fokusnya. Ubah apa yang kita lihat, perbanyak melihat contoh figur keluarga yang berhasil"
Tetapi pertanyaannya adalah, gimana caranya gua mau ubah fokus gua, kalau di kehidupan gua, lebih banyak contoh figur keluarga tidak berhasil? Pernikahan yang gagal, perceraian, perselingkuhan dan the real cowok mokondo dan brengsek?
Katanya kan kita dikelilingi oleh hal-hal yang mempersepsikan diri kita sendiri. Jadi gua juga bertanya-tanya apa jangan-jangan selama ini gua gak sadar kalau gua ini bukan perempuan baik-baik jadi itulah alasan gua sering banget ketemu laki-laki gak baik juga?
Kalau self worth gua gak sekuat sekarang, gua mungkin akan mempercayai asumsi sesat itu. Tetapi karena gua juga gak mau bohong, di sekitar gua masih banyak kok figur keluarga atau pernikahan berhasil bahkan langgeng sampai dua-duanya udah beruban bahkan pasangan udah mati tetapi pasangan lainnya memilih gak menikah lagi. Gua lebih percaya kalau laki-laki brengsek yang gua ketemui itu bukan karena gua sendiri perempuan brengsek. Tetapi karena Tuhan mau gua belajar dari mereka untuk gak semudah itu terperdaya sama tingkah manis dan omongan buaya laki-laki.
Gua tuh suka merasa heran juga saat baca cerita seorang cowok dijuluki 'green flag' hanya karena dia melakukan BARE MINIMUM dia AS A HUMAN. Bukan bare minimum sebagai cowok ya. Tapi sebagai MANUSIA. Kayak, seorang manusia berbuat baik itu dianggap istimewa di zaman ini apa karena manusia yang berbuat baik itu semakin jarang ditemukan, ya? Atau kebaikan bukan lagi standar minimal seseorang dikatakan sebagai manusia. Sedih gak sih? bukan karena gua mengkerdilkan perbuatan baik seseorang. Tetapi kan sebagai sesama manusia berbuat baik itu emang udah tugas masing-masing kan? Paham gak sihh.
Ya itu ajalah seucil cerita warna-warni mengenai makhluk jantan ini—yang sekarang makin gak ada jantan-jantannya sama sekali.
12 notes
·
View notes
Text
174/366
Momen ketika ngerasa tertinggal jauh dari orang-orang di sekitar itu ternyata begitu melemahkan ya. Ngebandingin diri sendiri sama orang lain seringnya bukan bikin nambah semangat, malah bikin patah semangat. Ko aku ga bisa secepet yang lain ya? Ko aku masih disini aja ya? Padahal ya kita punya kecepatan dan jalannya masing-masing. Kita ga pernah tau proses mereka seperti apa, jatuh, gagal dan kecewanya. Ga ada yang instan, jadi mulai hargai setiap proses yang dijalani, atur lagi fokusnya sama apa yang lagi dihadapi. Percayalah, semuanya akan berarti.
-Na, 22th
13 notes
·
View notes
Text
Woman struggles
youtube
Nonton ini terus entah kenapa tiba-tiba nangis sesenggukan. Relatable from A-Z. Disini si uyen cerita kontrasnya perempuan diperlakukan di masyarakat rural Vietnam tempat dia tumbuh vs di Jerman tempat dia tinggal sekarang. Di kedua tempat ada plus minusnya tapi sungguh sangat relateee dengan struggle dan ternyata ekspektasi masyarakat tuh bisa bikin trauma loh.
Beberapa hal yang aku juga alami selama growing up: 1. Cewek tuh dibesarkan fokusnya untuk menjadi istri orang. Jadi harus bangun pagi, bisa beberes dan kerja domestik, rajin mandi dan dandan. Tapi sama banget sama Uyen, keluargaku karena ngeliat aku serius belajar dan sekolah malah jadi nyuruh belajar aja dan bantu-bantu sebisanya aja. Beruntung banget punya keluarga yang ngasih support di bidang pendidikan. 2. Tuntutan untuk jadi cantik dan conform dengan beauty standard tuh ga main-main di kalangan remaja pas aku tumbuh. Bener yang kayak di video, ngobrolin penampilan tuh yang kayak kasual dan b-aja gitu. Gendutan, kurusan, jerawatan, semua dikomentarin dan jujur bikin self-esteem rendah kalo ga sesuai. Jadi takut item, takut gendut, terus pake baju harus estetik. Mungkin karena tadi, peran perempuan itu ya cari suami. 3. Perempuan pilih jurusan kuliah dan cari kerjaan yang ga time-consuming banget (admin, guru, dll) karena setelah berkeluarga harus fokus urus keluarga, sementara laki-laki harus punya karir yang mentereng. Jujur ini iya banget bahkan sampai aku S3 pun ada yang mengomentari untuk kerja jadi dosen aja biar bisa fleksibel urus keluarga! Iya bener sih ingin jadi dosen tapi bukan itu alasannya :( Meskipun ngerti alasannya karena di rural area gitu kan ga banyak support seperti daycare, penitipan anak yang bagus, sekolah dari usia dini, dll. Jadi mau ga mau salah satu dari orang tua harus jadi primary care giver. Kadang aku masih suka kebawa mindset kayak gini sih. Kalo punya anak nanti mikirnya akan career break dulu atau take it easy. Baru sadar pas dibahas di video ini bahwa itu adalah hasil pembentukan pemikiran selama kita tumbuh besar ya.
Dahlah meski demikian tetap homesickk karena jadi perempuan di negara maju pun banyak tantangannya. Aku ngerasa somehow lingkungan kerjanaya lebih unnecessarily harsh dan banyak yang ga akomodatif (contoh: di kantor ane gaada ruang laktasi). Tapi senang dengan menyadari kalo ada yang salah dengan perlakuan masyarakat ke sosok perempuan dimanapun itu, jadi kita bisa pelan-pelan membuat perubahan sama-sama :)
23 notes
·
View notes
Text
FGD Khusus Muslimah, Mau Join?
Saya dan teman, yang punya kanal “pengembangan karakter Muslim” (khususnya Muslimah) dan juga eks manager di suatu start up, mau buat kajian offline di suatu kafe bilangan Jakarta. Mungkin Jakarta Selatan. Konsepnya FGD dengan topik spesifik. Tidak akan banyak orang, maksimal 10 orang. Target utamanya adalah membangun jejaring dan penguatan karakter Muslimah sebagai generasi muda mardika. Sejauh ini free. Tapi bisa jadi ada biaya untuk F&B-nya saja. Pembicaranya akan sangat selektif dan benar-benar mumpuni di bidangnya.
Kira-kira, pada tertarik, tidak, kalian? Khususnya Muslimah. Kalau banyak dari rekan-rekan Tumblr di sini yang mau ikut, kalian prioritas untuk didaftarkan jadi peserta.
*saya hanya membantu di balik layar ya, tidak terlibat dalam pemateri karena memang fokusnya ke Muslimah.
71 notes
·
View notes
Text
Kamu bebas berasumsi tentang bagaimana kehidupanku, akan tetapi standar milikmu tidak harus menjadi standarku, bukan tentang kejar-kejaran, membiarkan diri sendiri kewalahan, value hidup seseorang berbeda-beda, timeline keberhasilan juga berbeda-beda, tetapi yang pasti, saat ini aku tengah menikmati bagaimana aku berproses, karena at the end of the day, ketika jatuh bangunnya aku, hanya diriku sendiri yang paham bagaimana cara mengatasi, fokusnya adalah terus berusaha, melangitkan doa, sampai pada tujuan, bukan membandingkan.
121 notes
·
View notes
Text
Aku kepada diriku
Tulisan ini diketik di kantor jurusan KKKR, ketika bapak-bapak guru jurusan lagi keluar buat sholat jum'at.
Hai, diriku. Kenapa bingung? sedih terus ya akhir-akhir ini? Kenapa nyalahin diri sendiri? Kenapa insecure?
Masa depan emang seabu-abu itu, kamu nggak bisa nebak kedepannya bakal gimana, toh juga kamu dulu nggak tahu kan kalau hari ini kamu kuliah PPG dan pindah ke Jakarta.
Kalau kemarin kamu daftar PPG karena pengen nyari ilmu biar bisa ngajar, yaudah fokusnya kesitu yaa. Kalau dipraktiknya banyak habatan, ya dihadapi, itu bagian dari proses belajarmu.
Perkara besok kudu daftar P3K atau nggak ya lihat aja besok, kalau pengenmu sebenarnya sekadar pengen ngajar pakai hati, pengen berkontribusi di dunia pendidikan ya nggak papa, toh udah dapet ilmunya. Makanya sekarang yang serius buat nyari ilmunya.
Fokus dinyari ilmunya ya, Es. Jangan hilang arah lagi, jangan minder-minder lagi.
2 notes
·
View notes
Text
Salam Kenal dari Buku-buku Heal Yourself Untuk Warga Tumblr!
Sejak menulis di sosial media (dalam berbagai jenisnya) selama hampir 10 tahun, saya merasa Tumblr banyak berperan. Agak lupa kapan persisnya, tapi kalau nggak salah sejak 2015 saya menulis disini. Waktu itu sempat ada masanya dimana saya hampir setiap hari menulis: pagi-pagi sebelum berangkat ke kantor, atau malam hari sebelum tidur. Seru banget! Awalnya hanya ingin menjemput nyaman usia menguraikan benang-benang kusut di kepala sambil berlatih menulis. Tapi ternyata, atas seizin Allah perjalanan menulis saya itu mempertemukan saya dengan @kurniawangunadi @prawitamutia @iqbalhape-blog-blog (eh bener nggak ya ini akunnya kak Iqbal? Atau yang mana sekarang?) dan @satriamaulana hingga akhirnya kami merilis buku Bertumbuh.
Long story short, sejak saat itu saya semakin nyaman menulis. Dalam 4 tahun terakhir, bersamaan dengan semakin fokusnya saya di dunia Psikologi Islam dan menjadi Psikolog Klinis, atas seizin-Nya saya menulis buku-buku dalam topik Psikologi dan kesehatan jiwa dari perspektif Islam. Sayangnya, saat itu, sejak Tumblr sempat di-banned, saya lama sekali meninggalkan halaman biru tua ini. Jadi belum banyak berkabar tentang buku-buku yang Alhamdulillah sampai dengan saat ini sudah menemani ribuan orang berproses untuk memulihkan diri.
Ini dia buku-bukunya. Salam kenal ya, warga Tumblr! Boleh banget bantu re-blog ya supaya buku ini bisa berkenalan dengan lebih banyak teman disini.
Ini buku pertama, judulnya "Untukmu yang pernah Terluka." Buku ini membahas tentang luka batin yang kita rasakan dalam dinamika kehidupan dan mengajak kita untuk memandang luka dari sudut pandang yang berbeda dengan memulangkan setiap luka kepada tempat pulang yang sebenarnya. Buku ini cocok untuk kamu yang sedang memiliki banyak luka batin yang menumpuk dan ingin memulihkan diri dari semua luka itu.
Ini buku kedua, judulnya "Tumbuh dari Luka." Buku ini membahas tentang bagaimana kita dapat bertumbuh dari luka-luka yang pernah kita alami di sepanjang hidup meski sebelumnya kita mengira bahwa hidup kita sudah berakhir karena datangnya luka. Buku ini cocok untuk kamu yang sedang merasa bahwa luka menghadirkan banyak drama di hidupmu dan ingin menjemput hari baru yang lebih bermakna dan menumbuhkan usai pengalaman-pengalaman traumatis.
Ini buku terbaru, baru rilis beberapa bulan lalu, judulnya "Mendewasakan Rasa." Buku ini berisi pembahasan tentang emosi dari sudut pandang Psikologi dan Islam, menggambarkan cara-cara konkret mengelola emosi, serta memberikan gambaran yang lugas sekaligus mengakar mengenai emosi dalam konteks kehidupan sehari-hari, pranikah, keluarga, dan pernikahan. Buku ini cocok untuk kamu yang ingin belajar menjadi dewasa dalam menghadapi emosi atau punya masalah terkait pengelolaan emosi.
Mohon doanya, ya. Semoga buku ini bisa menjadi amal shalih sekaligus bukti bakti kepada Allah atas karunia hidup, ilmu, iman, dan berbagai kebaikan yang selalu dicurahkan-Nya setiap hari. Baarakallahu fiik.
PS. Buku-buku ini tersedia di Shopee dan Tokopedia Heal Yourself Official, ya.
31 notes
·
View notes
Text
Ceritaku
Makiez lahir sebagai anak kedua dari keluarga sederhana yang sangat memegang teguh ajaran agama. Kehidupan keluarganya penuh kesederhanaan, namun sarat dengan kehangatan dan nilai-nilai Islami yang kokoh. Namun, ada duka yang membekas sejak kecil. Kakak laki-lakinya meninggal ketika masih bayi, meninggalkan ruang kosong dalam keluarga mereka yang tidak pernah terisi. Kehilangan itu membuat Makiez lebih memahami arti tanggung jawab dan pengorbanan.
Meski tumbuh di keluarga sederhana, keluarga Makiez adalah keluarga yang sangat paham agama. Orang tuanya mendidiknya dengan penuh kesadaran akan pentingnya ilmu agama. Sejak usia dini, ia sudah dibiasakan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Oleh karena itu, Makiez melanjutkan pendidikannya di sebuah pesantren ternama di Sumatera Barat, tempat ia mendapatkan pembelajaran agama yang lebih mendalam.
Di pesantren, Makiez dikenal sebagai sosok yang tangguh dan cekatan. Keahliannya tidak hanya terbatas pada ilmu agama, tetapi ia juga memiliki kemampuan di banyak bidang lain. Meski begitu, ia sering merasa bahwa dirinya belum menemukan satu bidang yang benar-benar ia tekuni secara mendalam. Keahliannya begitu beragam, tapi fokusnya belum diarahkan pada satu bidang yang khusus.
Di pesantren, Makiez memegang banyak tanggung jawab penting. Teman-temannya sering menyerahkan tugas-tugas kepadanya karena mereka tidak mau memikul beban berat tersebut. Akhirnya, Makiez dipercaya memegang jabatan sebagai ketua SAPALA (organisasi pencinta alam) dengan 24 anggota, ketua keamanan, ketua media sosial, ketua kesantrian, dan juga koordinator kesantrian. Awalnya, Makiez enggan menerima semua tanggung jawab tersebut. Namun, desakan dari Mudir Ma'had (pemimpin pesantren) membuatnya akhirnya menerima, dan Makiez menjalankan semuanya dengan penuh tanggung jawab. Ia bekerja keras tanpa banyak bertanya, meskipun terkadang merasa terbebani.
Dibalik keteguhannya memegang jabatan-jabatan tersebut, Makiez sadar bahwa tidak semua orang senang dengan jabatan tersebut. Ada seseorang yang tidak menyukai kehadirannya dan kekuasaan yang ia miliki. Menyadari situasi tersebut, Makiez memutuskan untuk melepaskan semua jabatan yang dipegangnya dengan penuh keikhlasan. Ia berharap, dengan mengikhlaskan semua itu, Allah akan menganugerahkan sesuatu yang lebih baik.
Makiez bukan hanya dikenal karena tanggung jawabnya di pesantren, tetapi juga karena ketangkasannya di bidang olahraga. Ia pernah mengikuti olimpiade silat, sebuah pencapaian yang membuatnya meraih medali dan penghargaan dari kota asalnya, Siak. Selain itu, ia juga pernah menjalani kehidupan di sebuah kota di Sumatra yang terkenal dengan udaranya yang dingin, di mana ia banyak merenungkan dan memperkuat dirinya secara fisik dan mental. Makiez juga seorang pendaki yang tangguh. Ia telah mendaki berbagai gunung, salah satunya adalah Gunung Marapi, yang meletus pada tahun 2024. Meski tantangan berat, pengalaman ini membentuk karakter kuatnya sebagai seseorang yang tak mudah menyerah.
Kehidupan sosial Makiez mengalami perubahan besar seiring berjalannya waktu. Dulu, ia memiliki banyak teman dan sering dikelilingi oleh orang-orang. Namun, seiring berjalannya waktu, pertemanan itu memudar. Makiez lebih sering sendiri sekarang, dan hanya beberapa sahabat yang masih bertahan di sisinya. Ia memiliki tiga sahabat setia, namun sekarang hubungan mereka terasa canggung karena jarang bertemu. Masing-masing dari mereka sudah memiliki kehidupan sendiri, dan setiap pertemuan hanya menyisakan obrolan yang terasa kaku dan penuh jarak.
Dalam kesendiriannya, Makiez menemukan kekuatan baru. Ia adalah seorang pemikir yang kreatif, selalu penuh ide-ide segar, dan berani mengambil risiko dalam setiap langkah yang diambilnya. Keberanian ini tercermin dalam setiap tindakannya. Ia memiliki kepribadian yang kuat, dengan aura yang berbeda. Meskipun tidak banyak teman di dekatnya, orang-orang yang mengenal Makiez selalu tertarik pada pesonanya. Ada aura bangsawan yang terpancar darinya, membuat siapa pun yang bertemu dengannya merasa terkesan.
Meski begitu, Makiez tidak mudah membuka diri kepada semua orang. Ia cenderung tertutup, hanya beberapa orang terdekat yang bisa melihat sisi pribadinya yang lebih dalam. Dibalik kepribadian yang kuat dan wibawanya, Makiez juga dikenal rapi dan ramah. Namun, hidup tidak lepas dari tantangan. Banyak orang yang meremehkan kecerdasannya, bahkan iri dengan pencapaiannya. Makiez sering membayangkan komentar negatif dari orang-orang yang tidak senang dengan keberhasilannya, tapi semua itu tidak pernah menggoyahkan langkahnya.
Sebagai seseorang yang tidak lagi tertarik dengan drama kehidupan orang-orang yang tidak berkualitas, Makiez lebih memilih untuk mengisi waktunya dengan hal-hal bermanfaat. Ia suka membaca buku, menyerap pengetahuan baru, dan juga bermain futsal sebagai salah satu bentuk pelepasan stresnya.
Namun, di antara semua orang yang ada dalam hidupnya, ada satu murid yang sangat berarti bagi Makiez. Sosok ini selalu bisa membuat Makiez merasa tenang, seolah memberikan kesejukan saat beban hidup terasa berat. Namun, meskipun murid tersebut sangat penting bagi Makiez, takdir menghancurkan mereka. Makiez harus pergi meninggalkannya, meskipun hatinya berat. Namun, seperti biasa, Makiez melangkah maju dengan hati yang penuh keikhlasan, berharap Allah akan memberikan jalan terbaik baginya.
Makiez terus menjalani hidup dengan tekad yang kuat. Setiap tantangan yang ia hadapi hanya menjadikannya semakin tangguh, dan setiap langkah yang ia ambil penuh dengan keyakinan bahwa masa depan yang lebih baik menantinya.
3 notes
·
View notes
Text
Jam makan siang, lagi ngunyah tumis kacang panjang + tempe dan telur dadar yang astaghfirullah asin poll, ditelpon atasan. Dahlah, nanti aja ya Buk. Saya mau ngunyah dulu. Soalnya dulu kalau makan disambi-sambi suka ditegur Bapake "Makan tuh makan aja. Ngadepin rezeki dari Allah tuh ya fokus."
Bahkan kalau jam makan ditelpon (orang tua gue tipikal yang sangat jarang mode silent) hape bunyi nyaring kaya TOA mesjid, ya sama Bapake dibiarin aja. Kalau dia berdering lagi berarti urgent (baru deh diangkat). Bagus juga sih, intinya kalau makan kudu mindful.
Terus mbaWih buka grup wa dan mendadak dangdut sama mbaAs harus banget besok kudu DL nyebrang provinsi. Aslinya ini DL ga jelas kapan tanggalnya. Dan emang dari awal settingan otak aku udah fokusnya ke akred aja. Yang lain itu cuma sidekick (elah sombong. istighfar!)
Terus pas disuruh berangkat besok karena Rabu kudu preskur, aku yang lagi ngunyah dalam posisi otak mikir "Abis ini kudu revisi A, baikin B, revisi C..." ga ada respon apa-apa. MbaNten yang baru landing di tempat latsar nanya "Mba are you okay? tetiba disuruh DL" dan hanya kujawab "ga punya ruang buat shick shack shock" hahahaha.
Sepertinya sudah kulewati fase packing DL rempong penuh drama. Setelah bulan lalu sempet DL singkat dan berhasil bawa 1 ransel + 1 tas serut yang lumayan (bawa baju secukupnya + 1 sendal + kabel roll). Gue mikirnya gimanapun kondisinya harus tetep thrive dan slay. Ya walaupun style baju dan kerudung itu - itu aja. Kalau di rumah pasti udah diomelin "Kamu tuh ga punya baju apa? itu - itu mulu perasaan bajunya". Tipikal RINGGO : Kering - Kanggo wkwk
2 notes
·
View notes
Text
Keputusan terbaik tahun ini ? Menjauh dari mereka yang tidak lagi punya prinsip yang sama :)
Gak ada lagi waktu buat memaksakan diri, berpura-pura fit in, ngemis perhatian, hanya sekedar ingin diterima orang lain.
Kalau memang satu prinsip, pasti ada jalannya.Gak perlu memaksakan diri.
Step pertama untuk bisa keluar dari zona itu ialah belajar untuk jujur pada diri sendiri.Penting atau enggak, baik buruknya sebuah keputusan, bisikan di dalam diri sebenarnya tahu.
Tapi sayangnya 'bisikan' ini sering diabaikan, karena memprioritaskan apa yang penting buat orang lain.
Kesalahan masa lalu biasanya punya andil yang cukup besar membuat diri kita sulit untuk percaya diri.Akhirnya ikut-ikutan.
Padahal, masa lalu itu sudah gak bisa diubah.Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, tapi setiap diri kita punya kesempatan untuk mengubah nasib.
Fokusnya ke "hari ini".
Tidak perlu merasa bersalah ketika enggak cocok dengan orang lain.Relasi sesama manusia itu sifatnya kompleks.Banyak penyebabnya.
Tugas kita sederhana : Tetap menjadi diri sendiri dan berusaha untuk mencapai versi terbaik diri.
Evaluasi diri.
Solusinya bukan memaksakan diri :)
Semakin kamu bertambah usia, semakin banyak kewajiban yang harus kamu penuhi, prioritasnya juga mulai banyak.Orang lain juga seperti itu.
Adalah hal wajar ketika mereka yang ada di sekelilingmu jumlahnya mulai mengecil dan terseleksi dengan secara tersendiri.
Ruangsemesta , 26 Sept 2023
#senjabercerita#goresanpena#jejaksemesta#my writing#journal#writing#tentangrasa#be myself#writers on tumblr#self improvement
13 notes
·
View notes