#diamana
Explore tagged Tumblr posts
Text
Thoughts on Diamana Galás's 1986 album Saint of the Pit
I first heard Galás's work in a museum (a video installation of Plague Mass); I was very young and barely beginning to discover myself, but even then, I felt the tantalizing pull of things that terrified and revolted me, could tell that those things were calling for me the way a mother calls a wayward child home. Only much later would I understand that Galás's art on the subject of the AIDS crisis was part of my cultural history, a time that I existed in the wake of and was indelibly shaped by, a connection that was absent in the straight people I knew. The fear Galás's work engendered in me as a whelp forestalled my curiosity for a long time, but as I navigated those feelings of being beckoned and found pathways towards that call, I returned to her work, now better equipped to understand it intellectually and to embody terror and revulsion as power sources. Like the plague, they are what I come from; they are how the hegemony sees me, and to accept them is to accept myself. There is the fear of the known, which is the fear of subjugation, and there is the fear of the unknown, which is endless potential—to be changed, broken, transfigured, scraped raw, annihilated, reborn. Saint of the Pit, to me, is a gateway into that latter fear, that vital, vitriolic XIII Death drive.
I keep running into Antonin Artaud’s legacy lately (been listening to a podcast about 70's occult gay porn and thinking about the new French extremity), and I’m long overdue for a reread of The Theatre and Its Double. In a popular and political culture that begs us to reduce ourselves to a bundle of cravings to be convenienced, and demands that we expend as much of our attention as diffusely as possible, the notion of art that shocks me into a state of intense embodiment, a visceral reaction, feels very appealing, feels like an apparatus useful to the development of counterculture and deeper engagement with my surroundings. All of us are born into and ensnared by a culture built by hegemony, and our particular hegemony has very specific standards for what “good art” is and how it’s made. Like Hayter after her (and I can’t overstate how impactful Lingua Ignota has been to me; I saw her live in New York in one of that project’s last performances and it moved me so deeply), Galás is a master of her instrument, has honed the technique of this so-called “good art,” and uses it to create something monstrous, something keening and abrasive and palpable that grabs your attention by the throat and squeezes. Saint of the Pit is affirming of life in the way that a threat display is affirming of life. See how sharp these claws and teeth are! Fuck around and find out!
The way this album is mixed, the way her voice encompasses the universe and spits directly into your face at the same time, goes beyond “captivating” and becomes “totalizing” in a way that holds a shattered mirror up to power. The initial aim of the project of unlearning bigotry is an opening of one’s eyes to what is right in front of us but has gone unnoticed. It is realizing that our culture is built on a foundation of willful disregard for life, that though it may be all we have context for, the society we live in is a gibbet, a cage built to contain until death. Art that immerses me the way Saint of the Pit does feels like a powerful tool for that work: in its scope and its inexorability, the way it pins you in place and overwhelms you, it pries your eyes open or makes new ones. It sensitizes you to the notion that another world is possible, a world where a drive towards something generative and patient can inform everything, can encompass everything. From that notion, I derive the will to keep going, to spurn compromise, to carve out, by any means necessary, a life for myself and my beloved freaks and rejects and visionaries.
Saint of the Pit (2024 Remaster) by Diamanda Galás
7 notes
·
View notes
Text
Berkenalan dengan diri sendiri
Sudah seperti kalimat klise yang selalu dikatakan anak muda di era ini; "better kalo kita bisa berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita melangkah menuju something new"
Jujur saja, saya terlampau bingung dengan diksi "berdamai dengan diri sendiri".
Gimana caranya? itu kan yang diomongkan orang-orang hanyalah konseptual, definitif dan filosofis. Trus gimana teknisnya? apa saya harus ngomong sendiri di depan cermin terus? atau bahkan harus bercermin di Bak Kamar mandi? saya bingung dulunya, langkah filosofis tanpa dibarengi keterangan teknis malah membuat orang awam semakin tersesat.
Kemaren hari, saya mendapai sebuah AHA momen dari video mas Adji diatas.
Ketika kita bertemu dengan orang baru di lingkungan yang baru, secara otomatis kita tidak akan langsung mempercayainya begitu saja. Naluri sosial kita menuntun untuk tetap waspada dan mengambil jarak, karena kita belum tau siapa dia sebenarnya.
Waktu demi waktu berlalu. Karena kita sudah terbiasa bersama dalam bekerja dan aktifitas sehari-harinya, maka kita MULAI untuk meletakkan kepercayaan terhadapnya. Mulai yakin untuk menitipkan suatu barang hingga puncaknya kita mempercayainya dengan sebuah amanah.
Dan begitupula dengan diri kita.
Kita butuh waktu untuk "mempercayai diri kita sendiri". Satu dua percobaan kita coba dengan trial error. kita harus yakin bahwa kita mampu menjalankan sebuah kepercayaan ini. Tentunya harus dibarengi dengan aspek kesadaran.
Kita mampu melakukan sebuah hal namun dengan batasan-batasannya. Jadi diusahakan kita sudah memahami resiko dan konsekuensi terlebih dahulu, kemudian menentukan batasannya.
Perlu pembiasaan untuk percaya kepada diri kita sendiri. Dalam beberapa percobaan, mungkin akan ada kegagalan. Namun itu merupakan bagian dari perjalanan. Tak apa. Namanya juga usaha ~
Jadi teknisnya, adalah tetap memberikan kesempatan diri ini untuk berbenah menjadi lebih baik lagi. Terus dan terus. Kalo ada gagal ya mohon untuk dimaafkan, kemudian dievaluasi salahnya diamana.
Istirahat boleh, tapi menyerah jangan.
Ternyata saya belum cukup kenala dengan diri saya sendiri.
6 notes
·
View notes
Text
Look at this! Eric has some words to share! Draht Photography
New Post has been published on https://www.drahtphotography.com/portfolio-item/diamana/
Diamana
0 notes
Text
Rutan Pasangkayu Melakukan Pengecekan Teliti terhadap Pengunjung dan Warga Binaan untuk Meningkatkan Keamanan

Pasangkayu - Apel pagi bisa menjadi media bagi pimpinan untuk memberikan arahan, evaluasi kinerja hingga wejangan terkait tugas dan fungsi ASN, Seperti yang rutin dilaksanakan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Pasangkayu Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat. Kepala Rutan Pasangkayu memimpin pagi Apel Staf Pegawai dan memberikan beberapa arahan kepada ASN Rutan Pasangkayu, Senin (08/05).
Kepala Rutan Pasangkayu, Aris Supriyadi berpesan agar seluruh petugas dapat menerapkan pola hidup sederhana dan rendah hati, serta tetaplah menjadi pelayan masyarakat yang Ber-Akhlak dan anti korupsi, jadilah pribadi unggul yang mempunyai semangat mengabdi dengan tulus dan ikhlas penuh dedikasi, memiliki komitmen untuk menjaga integritas moral dan tetap berpedoman pada 3+1, 3 (tiga) kunci Pemasyarakatan Maju dan penerapan Back to basics.
Selain itu, beliau juga tidak bosan-bosannya dan senantiasa mengingatkan kepada seluruh pegawai staf agar melaksanakan tugasnya sesuai SOP dan undang – undang yang berlaku, Hindari Narkotika, penggunaan HP saat bertugas, Pungli, & Kekerasan (HALINAR). Aris juga berpesan kepada untuk penggeledahan secara teliti baik itu makanan maupun badan kepada setiap pengunjung yang membesuk. Selain itu, Kepala Rutan juga berpesan agar setiap warga binaan juga diperiksa secara teliti oleh petugas sebelum masuk kedalam blok.
"Tingkatkan pengegeledahan kepada setiap orang yang membesuk yang diamana jumlah orang yang membesuk ini akan terus meningkat sehingga kita harus perketat barang-barang yang masuk kedalam rutan," tutup Aris.
Pada akhir amanatnya, beliau mendorong para pegawai untuk terus tingkatkan kedisiplinan, betapa pentingnya setiap petugas untuk mengikuti kegiatan apel karena kegiatan tersebut sangat penting untuk menjaga kedisiplinan, kekompakan dan komunikasi serta loyalitas sesama pegawai dan organisasi.

#@ditjenpas#@DITJEN_PAS#@Ditjen Pemasyarakatan#@NewsKemenkumham#@rutanpasangkayu#KanwilSulbar#KumhamSulbar#KanwilKemenkumhamSulbar#KumhamPasti#KemenkumhamSemakinPasti#KamiPasti#RutanPasangkayu#Rupaska#RutanKelasIIBPasangkayu
0 notes
Photo

久しぶりコースでしたが、ドライバーはいい感じでしたが・・・アプローチがダメダメでした😅 #イーグルポイントゴルフクラブ #イーグルポイント #ゴルフ男子 #ゴルフ女子 #ゴルフ男子🏌️ #ゴルフ女子🏌️♀️ #ゴルフ男子⛳ #ゴルフ女子⛳️ #ゴルフ男子と繋がりたい #ゴルフ女子と繋がりたい #ゴルフ好きな人と繋がりたい #パーリーゲイツ #マスターバニーエディション #ジャックバニー #pingg425max #ディアマナtb #diamana #タイトリスト #footjoy #royalcollection #srixonzstar (イーグルポイントゴルフクラブ) https://www.instagram.com/p/CcZRtS3PliA/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#イーグルポイントゴルフクラブ#イーグルポイント#ゴルフ男子#ゴルフ女子#ゴルフ男子🏌️#ゴルフ女子🏌️♀️#ゴルフ男子⛳#ゴルフ女子⛳️#ゴルフ男子と繋がりたい#ゴルフ女子と繋がりたい#ゴルフ好きな人と繋がりたい#パーリーゲイツ#マスターバニーエディション#ジャックバニー#pingg425max#ディアマナtb#diamana#タイトリスト#footjoy#royalcollection#srixonzstar
2 notes
·
View notes
Photo

ドライバーのシャフトを、40Sから50SRに替えてみました。少し柔らかめにした方が、今のスイングスピードには相性がいいようです。シャフトの重さについては、40から50にしても気にならず、40は軽すぎたのかもしれません。 #diamana #ディアマナ #ゴルフシャフト https://www.instagram.com/p/CiGhlhbhu0_/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Photo

半年ぶりにゴルフ再開からの、道具入れ替え‼️からの一年ぶりの打太郎🏌️♀️ #djhakuei #golf #打ち太郎 #driver #fw #hybrid #diamana #modus (Mata打太郎ゴルフ) https://www.instagram.com/p/CGO-dSMAdhp/?igshid=jpn2ixlc01fg
1 note
·
View note
Video
SORE 2 OLARAGA BILOPA FC 6 0 KKBS SOLO
0 notes
Text
Today,29 Maret 2023, 6hari berpuasa di bulan romadhon,yang dimana merupakan suatu bulan yang penuh makna dan mempunyai kesanya tersendiri,tapi kesan kesan itu seperti lah amat berbeda dengan romadhon yang lalu,sholat tarawih di kampung saya yang saat ini di dominasi oleh para lansia akankah sirna di tahun tahun berikutnya ?,kemana kah para genz diamana para penerus ini,,, memikirkan masa depan tidak ada ending nya mungkin yang harus kita lakukan bukan memikirkan apa yang tidak ada dalam Kendali kita melainkan lakukan apa yang ada di kendali kita,maka dari itu lakukanlah sebisa kita jadikan kita pribadi yang lebih baik dan lebih lagi dari kemarin,,, tapi namanya manusia apa yang kita rasa benar belum tentu itu benar,setiap detik setiap menit setiap jam dan setiap moment, jadikanlah itu cerminan dan pembelajaran, sebelum keluar mulailah di dalam, mengubah pola pikir seseorang tentu kita tidak mampu,jadi jangan selalu lempar lempar ke yang lain, mulailah diri sendiri yang lebih baik meskipun sekecil buih dilautan,yang dimana Menurut James clear dalam bukunya yang berjudul atomic habbits,yaitu sebuah kebiasaan yang amat kecil dapat berdampak besar di kemudian....
2 notes
·
View notes
Link

On top of the list for the latest putter grips are varieties from our valued brand SuperStroke. Golf Putter grips has never been so accurate in ball control than the new arrivals.
You do not want to kill your chances of becoming the next golf champion.
Click here https://www.monarkgolf.com/golf-components/ or call us on our Sales Toll Free: (877) 551 - 4653 Tel.: (877)-551-4653 to shop now
#oversize golf grips#non tapered golf grips#jumbo putter grips#grafalloy shafts#golf iron shafts#winn putter grips#discount golf club sets#diamana shafts#avon grips#golf club set for sale#golf clubs discount#golf pride tour wrap#golf drivers for sale#putters for sale#Pure Golf Grips
0 notes
Text
Ungkapan Hati
Perihal jodoh kini aku mulai temukan. Katanya dia akan sama seperti diri mu layaknya sang cermin. Hati ini patah dan ingin marah tapi pada siapa?
Bisa - bisanya jatuh cinta pada orang yang salah. Pantas saja dia tidak pernah membalas rasa. Ternyata dia teramat sempurna dibandingkan dengan ku yang masih rapuh.
Mungkin dia lebih dewasa dengan sikap pembawaan nya yang tidak labil dan penuh dengan wawasan. Karena dilihat dari hobinya saja dia suka membaca buku. Sedang aku pria yang belum mapan dan yang masih saja seperti kanak - kanak. Jangan kan berwawasan luas baik membaca buku pun tidak.
Dia bukan hanya bercadar dengan tampilan nya yang agamis. Tapi dia terlihat seperti suka mengikuti dengan kajian - kajian keislaman. Sedang aku hanya mengaji sewaktu masih kecil saja pada pak ustad di dekat rumah ku. Aku tidak begitu paham perihal agama. Hanya tahu sedikit dari mendengar kata ceramah di youtube dan mencoba meyakini firman Tuhan dalam translet Al-Qur'an terjemahan.
Menyadari diri mungkin harus sedari dini. Mengenali siapa sebenarnya diri ini. Dan paham betul akan kemampuan diri samapai sejauh mana batasan - batasan diri.
Maaf, tentang aku yang menyukai mu yang tidak sempat melihat alasan kau menolak ku karena aku pria rapuh yang tak sempurna untuk bersanding dengan mu. Hari ini aku katakan walau tak sempat aku sampaikan padamu. Mengingat dimana semua kontak dan sosial media telah kau blokir dari ku. Diamana walaupun mungkin kata - kata ini takan pernah kau ketahui. Biar kau yang memblokir semua sosmed ku. Tapi nomor mu tetap aku simpan dalam kontak ku. Karena biar waktu yang menyembuhkan segala luka ku tanpa harus mencari pelarian untuk sebuah pelampiasan.
Aku ucapkan selamat berbahagia. Dan selamat atas rampungnya sebuah buku yang kau ciptakan bersama rekan mu di @nulisbarengrobi yang berjudul "Tak perlu mengkhawatirkan sesuatu yang sudah pasti untuk mu". Dan mungkin akan akan segera rampung buku mu yang kedua "Dekat Dalam Sekejap". Ya, tidak seperti diriku yang jangan kan dekat dalam sekejap mungkin kau tidak pernah mengenal ku bahkan untuk mengingat ku sekali pun. Karena aku pria rapuh yang jauh dari sempurna. Tidak ada sedikit kisah ku tertuang dalam buku mu. Hanya ada kisah laki - laki itu saja yang kau tulis. Kau memilih laki - laki itu dan aku tau sedari ketika kau berubah saat menanggapi chat dariku. Dan aku hanya berpura - pura tidak tahu. Karena aku sadar siapa aku tidak ada hak dalam diriku. Aku hanya bisa terdiam meratapi pilu.
Atau mungkin kau malu jika harus menceritakan tentang ku yang waktu itu datang dan hanya bisa memberikan sebuah ciki murah yang mampu ku beli untuk mu. Tidak seperti dia yang mungkin memberikan mu sebuah roti mewah yang beragam warna dan rasa atau sekotak coklat istimewa.
Kata mu haya laki - laki itu yang percaya disaat kau merasa terpuruk dan terluka karena tidak ada lagi orang yang percaya. Aku yang mencoba menyemangatimu tapi tak pandai menyampaikan kata. Hanya bisa menaruh sekaleng susu dengan sebuah ungkapan penyemangat yang mana tak pernah kau terima. Bahkan dengan nada marah yang kau katakan padaku dan hanya kau taruh begitu saja di atas meja pojok parkiran.
Atau menyangaka helm mu yang hilang dicuri orang di parkiran itu adalah ulah ku. Padahal aku tidak tahu menau. Seolah segala keburukan lah yang akan langsung mengingatkan mu pada ku. Kau hanya tidak tahu ada mantel yang ku beli yang belum sempat ku berikan padamu hingga saat ini. Kala itu aku melihatmu pulang dengan tetap menerobos hujan tanpa mantel. Kini matel itu masih tersimpan dalam loker ku.
Aku pria yang tak pandai mengungkapkan rasa atau pun merangkai kata. Waktu itu aku meminta izin dari mu untuk kerumah mu yang sempat kau tolak. Sebenar nya waktu itu aku ingin kerumah mu bukan untuk bertemu atau mengapeli mu seperti bayak pria biasanya. Tapi aku hanya ingin mengenal dan bertemu ayah dan ibu mu saja niat hati ku.
Yah, itu semua kini hanya tinggal cerita. Maaf jika hanya sebuah keset kusam dengan noda - noda kenangan yang penuh akan cerita
_Kesetaladin
4 notes
·
View notes
Text
Kamu terlalu baik atau aku yang begitu jahat? Sulit sekali untuk menjabarkannya.
Rasa ketidaksyukuran kepada Tuhan atas apa yang Tuhan kirimkan untukku. Aku merasa disitulah sisi ketidakbaikanku. Entahlah terkadang akupun masih mencari bagaimana caranya agar aku bisa mensyukurinya. Alih-alih aku bersyukur mengapa justru aku menganggap bahwa itu adalah sebuah beban untukku. Saat Tuhan hadirkan orang-orang baik padaku, orang-orang yang selalu ada dengan sabarnya untuk menemaiku , orang-orang siap membantu saat aku butuh pertolongan, orang-orang yang tulus dengan kata indah untuk menasehatiku saat aku kehilangan arah. Tapi mengapa bukan rasa syukur yang seharusnya hadir namun justru rasa khawatir , tanggung jawab dan ketakutan.
Aku selalu berpikir dan bertanya mengapa Kebaikan orang adalah sesuatu yang membuatku khawatir ,takut dan bahkan beban menurutku. Mungkin karena apa yang aku lakukan tidaklah cukup bahkan jauh dari apa yang mereka sudah lakukan untukku. Aku menganggap bahwa saat aku membalas semua kebaikannya itu semua tidaklah cukup , disitulah aku merasa ketidakbaikan ada didalam diriku, selalu takut , khawatir dan bingung Aku tak tak cara untuk membalas semua itu.
Bahkan aku seperti merasa lebih baik saat orang lain berlaku tidak baik terhadapku. Karena aku merasa lebih bebas untuk tidak memiliki beban untuk bagaimana cara membalas perlakuan meraka.
Hmmm sejahat itukah aku? Banyak orang-orang mengingankan orang lain berlaku baik padanya. Tapi mereka seperti tidak punya beban untuk berfikir bagaimana caranya membalasnya. Namunn itu tidaklah berlaku untukku. Aku mungkin akan merasa menjadi manusia jahat saat aku tidak mampu membalas segala kebaikan mereka.
Cara terbaik yg bisa aku lakukan hanyalah do'a yang tulus untuk mereka orang-orang baik. Karena aku percaya tak ada cara terbaik untuk membalas semua kebaikan seseorang selain kebaikan dari keindahan prilaku , ahlak dan kesediaan kita agar selalu ada untuk meraka serta do'a terindah untuk mereka yang tulus yang bisa memghantarkan mereka untuk tetap menjadi orang-orang baik Yang Tuhan lindungi.
Orang tua dan sahabat adalah contoh orang-orang baik yang mereka butuhkan bukan hanya sikap baik kita terhadapnya namun doa yang kita panjatkan adalah jalan agar Tuhan ikutserta dalam segala kebaikan. Karena disitulah sumber kebaikan yaitu Tuhan yang Maha baik dengan segala kebaikannya.
Akupun sadar bahwa disitulah cara diamana agar aku mensyukuri mereka orang-orang baik yang hadir di kehidupanku yaitu berbuat baikah sebisa kita perbuat dan doakan mereka dengan doa sebaik yang itu baik untuk mereka.
Semoga Tuhan menjaga mereka
20:41 August 20 2020
7 notes
·
View notes
Text
Sang Khalik
Teringat 6 bulan yang lalu, diamana virus ini masuk ke Negara Indonesia, semua merasa panik yang berujung pandemik. Pada awal-awal semua membeli stok pangan karena beranggapan tidak akan bisa keluar akibat lockdown, selanjutnya berburu masker dan handsanitaizer yang mengakibatkan kelangkaan, daya beli meningkat harga mulai meninggi. Semua itu tidak berarti bagi rakyat bawah, saat ini, yang mereka perlukan adalah lapangan pekerjaan yang bisa menafkahi keluarga nya dan juga bantuan pangan sehat bergizi yang mencukupi.
Merenung sejenak dengan wabah ini, virus yang tak nampak dengan kasat mata dapat menghancurkan suatu Negara bahkan Dunia, kita lupa bahwa virus ini tidak akan ada kecuali ada yang menciptakan yaitu sang Khalik Allah SWT. Sebagai muslim yang beriman sudah seharusnya kita mendekatkan diri kepada sang Khalik yang maha menciptakan, ikhtiar dalam kondisi saat ini tetap mematuhi anjuran dari dokter dan pemerintah terkait meredam angka penyebaran dan kematian Virus Corona.
Jakarta, 28 September 2020
#lekaspulihdunia
3 notes
·
View notes
Photo

リシャフト用に購入した#diamana TB 40S を、#TSi3 と#915D3 に挿して打ってみたところ、私の場合、6年前のモデルである915D3の方が好感触となりました。今後しばらくは古いモデルに戻してラウンドしてみようと思っています。 https://www.instagram.com/p/CSjGXePh3-B/?utm_medium=tumblr
0 notes
Text
Ada cerita yang lebih bisu dari ombak tanpa deru..
Diamana diam ternyata menjadi tempat kita saling menunggu.
Lantas kita tak pernah tahu.
Biarkan laju memilih kemana kita kan sampai, hingga kita terurai jarak.
Bohong bila aku tak peduli.
Aku hanya tak tahu bagaimana mengucapkan selamat tinggal.
Tujuan masih samar-samar terdengar.
Nyatanya perjalanan masih begitu panjang.
Terimakasih telah menjadi ruang ternyaman dalam pembungkus cemas,
Saat aku terbangun atas mimpi yang kurajut indah.
Lagi, bagaimana aku patah hati pada orang yang tlah ajariku bermimpi?
Maka, kita adalah makna yang kita cari.
-Yogyakarta, 20.01.18
2 notes
·
View notes
Text
MUNGKIN TANGAN TENGENMU RUNG GADUK NDEMOK KUPING KIWOMU
Mungkin kemarin adalah hari pertama saya selama hidup buka puasa awal ramadhan tidak bareng mamah dan keluarga kecil saya, karena kebetulan saya sedang merantau disemarang . Nah kebetulan pas hari itu juga saya ada kiriman kasur ke kendal sehingga saya terpaksa berbuka ditengah perjalanan pulang. Saya memutuskan untuk berbuka puasa di kantin pom bensin sekaligus melaksanakan sholat maghrib di mushola samping kantin . Seperti biasa saya berusaha sok akrab dengan para pedagang atau sesama pembeli yg kebetulan sama2 singgah. Ya begitulah, Sok asik itu ASIK ternyata wkkw . Tiba2 percakapan bersambung ke topik pulang mudik yg kebetulan dihari itu kata2 tsb sedang trending jadi buah bibir banyak pihak . Bapak kantin itu sangat bersemangat menjelaskan kepada saya dan orang2 disekitar "Mas Sekarang Mudik Ga Boleh loh sama pemerintah. untuk mencegah korona mas. Kmaren aja ada yg mau Pulang surah balik lagi karena tegal dilokdon. Kemungkinan kedepan juga gitu mas. Yang boleh cmn angkutan beras sama semabako " . Oiya pak? Kalo saya kirim lemari boleh ga ya pak?, tanyaku antusias . Bolehh mass.. yg ga boleh itu mengangkut penumpang. Bis penumpang mungkin kedepan Ga Boleh mas. . Aku mengangguk tanda paham sambil menghabiskan arem2 yg dijajakan. . Eh Tapi kalo Pulang Kampung Boleh mas. Itu Beda sama mudik. Kalo mudikkan dia sudah sukses diperantauan lalu balik bareng keluarga kekampung halaman untuk bersilaturahmi dgn keluarga . Tapi kalo pulang kampung bedaa. Dia udh ga kerja tu dijakarta karena corona. Listrik, air, kost, makan yg nangung siapa? GA ADA. makannya dia balik kekampung karena disana udh ga kerja dan menanggung banyak biaya (Bukan cuma timing ya beda ternyata mba nana. Latar belakang dan tujuan mereka pulang juga berbeda. Satu bersilaturahmi. Satu lagi bertahan hidup) . Lalu aku tersentak. Heeh Gila nihh bahasa pak presiden sampai kepada mereka (mohon maaf masyarakat menegah kebawah). Gila. Luar biasa. Yg diamana kata2 itu jadi bahan ketawaan nitizen, tmn2ku, para akademisi politisi dan semua yg merasa sok pintar . Selama perjalanan pulang aku termenung. Kok bisa yaa?? Bahasa Pak Jokowi dengan mudahnya diterima oleh kalangan bawah sedangkan kalangan menengah pada nyinyir. Ah sialan mungkin maqom kita belum sampai kayak pak jokowi yg menggunakan perspektif rasa dan empati. Sedangkan kita menggunakan perspektif logika dan emosi semata. Ah Siall!! tangan tengenku rung gaduk ndemok Kuping Kiwoku. Kurang Jero Mikirku. Kurang Alus atiku!! Semarang, 1 Ramadhan 2020 Masehi
2 notes
·
View notes