#daywritingchallenge
Explore tagged Tumblr posts
Text
Hantu Pohon Bambu
Setelah melalui perdebatan sengit, akhirnya terpilih juga Syofwanda, menjadi ketua Remaja Mesjid Al Mokarromah desa Kenanga. Mendekati jam 12 malam, susunan pengurus baru. Nama-nama pengurus baru yang sebagian besar orang-orang lama yang masih berdomisili di desa, sementara yang berganti mereka yang sudah berumah tangga dan yang pindah ke tempat lain, baik yang melanjutkan pendidikan ke tempat lain.
Memang mesjid dengan nuansa putih hijau itu agak tersudut lokasinya. Wajau mesjidnya tidak cukup besar. Namun halamannya luas sanggup menampung penduduk desa jika melaksanakan shalat Ied. Sebelum pengembangan desa lokasi mesjid berada di tengah-tengah desa. Karena pengembangan yang menjadi pembatas dengan desa Kemuning parit besar yang berjarak dua ratus meter dari bangunan yang berdiri sejak tahun tujuh puluhan itu. Di luar pagar yang mengelilingi mesjid setinggi seratus lima puluh senti, dipagari rimbunan bambu.
Desa itu terkenal dengan banyaknya pohon bambu yang sengaja ditanam penduduk. Tak heran jika sebagian besar penduduk menggantung hidupnya dari menjual hasil kerajinan dari bambu mulai dari hiasan dinding, kap lampu sampai ada yang mencoba membuat kerangka sepeda dari bambu.
Keluar dari mesjid dengan langkah tergesa Samsul menuju rumah yang tidak jauh dari rumah ibadah yang penuh kenangan itu. Jalan tanah dan berbatu menjadi licin karena diguyur gerimis. Samsual tergesa berjalan ditemaram cahaya yang dipantulkan dari lampu teras rumah pendudk di sepanjang jalan.
Mendekati rimbunan pohon bambu yang menjulur menyeberangi jalan. Jalan semakin temaram. Dia hampir sampai di tumpukan menghitam itu, tiba terlihat seperti ada yang menggantung disana, semakin ia mendekat terlihat benda itu bergoyang-goyang dan telinganya mendengar seperti suara tangisan.
Tak ayal lagi Sambul segera memutar haluan, berlari sekencang-kencangnya, menuju sebuah rumah.
“Bas!! Bas...!” digedor-gedornya rumah berdinding gedek itu. Tuan rumah segera membuka pintu.
“Ada apa?” lelaki sebayaanya segera muncul dengan sarung yang menggulung diperutnya.
Samsul tidak menyahut, wajahnya masih pucat, matanya liar menatap ke belakang dengan ketakutan.
Basuki segera mengerti, dia kasihan melihat temannya yang satu ini. Namun karena sudah malam dia tidak banyak tanya, langsung mengajak Samsul istirahat.
Besok pagi Samsul segera menuju lokasi yang kemarin malam, sampai di lokasi dilihatnya selembar daun pisang lusuh yang bergoyang bila terkena angin, sementara suara merintih datang dari pohon bambu yang bergesekan saat tertiup angin.
#catatanrusli #day3 #30dwcjilid10 #squad1 #daywritingchallenge #28112017
1 note
·
View note
Text
Diatas langit
Sudah hari kesekian dan aku belum juga menemukan apa yang aku tuju. Sementara satu sisi lain, mengharuskanku untuk segera menemukan. Entah, apa dan siapa itu? Tapi aku akan tetap terus bersyukur setiap kali melihat sesuatu yang baru, meski itu dari kejauhan. Sejauh kita yang tak pernah dapat berbicara panjang lebar tentang apapun, sejauh kita yang selalu menjaga jarak untuk tetap terjaga meski terkadang lara datang meradang.
Teruntuk dirinya, yang masih belum juga aku tuliskan namanya disini. Tulisan ini masih bebas kepunyaan siapa saja yang ingin memaknainya.
Kamu boleh memandang aku salah. Aku memilih memperbaiki diri, bukan untuk membuktikan apa-apa kepadamu. Menurutku, kamu seakan mengisyaratkan seakan aku tidak akan pernah bisa untuk menggapai impianku.
Sudahlah, kamu memang juara. Tapi, tidakkah kamu lihat diatas langit sana masih jelas tampak langit yang terhampar luas, masih ada langit diatas langit. Ini bukan bentuk dendam, hanya saja Tuhan terlanjur memberikanku kepekaan rasa yang begitu amat sangat peka pada kode-kode semesta. Aku hanya menjaga diriku dari kesalahan yang paling menyakitkan, aku hanya tak ingin ada lagi yang berhasil memporak-porandakan semestaku, dari berbagai macam kumpulan orang-orang yang mengacaukan hari-hariku.
Terhitung sejak aku menyadari bahwa duniaku tak hanya tertuju pada satu orang saja, kini aku mencoba menata kembali apa-apa saja yang menurutku, aku telah gagal dalam memperindah istanaku sendiri. Semoga kelak kamu akan baik-baik saja, semoga angkuhmu tak akan jadi derita yang kamu ciptakan sendiri. Benar, manusia lain masih butuh doa dari manusia lainnya, itulah sebabnya aku menyimpan dengan baik, menjaganya dan semoga ucapan tak baik dariku tak pernah jadi doa atas ketidakbaikanmu itu. Ku doakan semoga harimu dan hatimu selalu menyenangkan banyak orang.
Dariku, yang pernah terluka olehmu, namun tak pernah pula berhenti untuk mendoakan segala yang terbaik untukmu. Menjejaklah, kelak perjalananmu menemukan banyak makna. Masih ada langit diatas langit, jangan melangit melebihi langit sebab langit tak suka itu.
#day2 #squad1 #dwcjilid10 #daywritingchallenge #olanalone #myrandomphotodiary #27112017
0 notes
Text
Cinta Sesungguhnya
Jika hati sudah terpaut rasanya kita tak ingin berpisah darinya. Demikian juga cinta. Bila kita sduah mencintai sesuatu, pengen rasanya memiliki dan tak ingin berpisah darinya. Rasa rindu bila berpisah dengannya.
Demikian juga Shinta gadis tamatan SMA yang baru saja meninggalkan kepercayaan lamanya untuk menekuni agama barunya.
Keinginannya untuk pindah aqidah ini bukan karena rencananya yang mau menikah. Tapi seperti yang ditulisnya pada surat pernyataanya, bahwa ia betul-betul ingin mendalaminya lebih lagi.
Malam itu suasana ramai oleh beberapa orang tua dan seperi biasa riuhnya suara anak-anak yang lagi bercengkerama Shinta mengucap sumpah setia serta ikrar dihadapan para orang tua dan dipandu oleh seorang tokoh agama.
Sang tokoh, sebelum Shinta membuat ikrar menasehatinya serta menegaskan, “Apa kamu benar-benar sudah siap untuk pindah aqidah ini.”
Sinta tak menjawab. Dia hanya mengangguk.
“Maksud saya, bukan apa-apa, dari banyak kasus, pindah aqidah banyak terjadi masalah di belakangnya.” Sang tokoh menambahkan.
“Berapa orang saudaramu sekeluarga?”
“Sepuluh.”
“Sepuluh? Lalu kami sendiri anak ke berapa?”
“Anak ke sembilan.” Singkat jawaban Shinta
“Sembilan, jadi masih banyak abang dan kakakmu, di atasmu.” Pak Jamal, sang tokoh memegang dagu. Berpikir. “Bagaimana dengan orang tuamu, apa tanggapan mereka?”
“Tidak ada. Mereka pasrah.”
Setelah terjadi dialog panjang maka acara disegerakan dan ditutup dengan doa dan diakhiri dengan makan bersama.
#catatanrusli #day2 #30dwcjilid10 #squad1 #daywritingchallenge #27112017
1 note
·
View note
Text
Apakah Aku Salah
Malam itu aku baru pulang dari kantor. Karena kesorean aku tak sempat shalat di mesjid dekat rumah.
Sampai di rumah mendapati nyonya lagi tiduran di lantai sambil nonton tv. Melihat wajahnya da kecuekannya aku menyadari bahwa aku memang salah. Aku pulang terlalu sore. Tapi yang kulakukan bukan untuk kesenangan diriku semata. Aku mencari bahan untuk menambah wawasanku dan juga meningkatkan skill-ku agar aku bisa menambah penghasilanku.
Saat itu aku siap-siap di kamar mandi. Marni tetangga selang beberapa rumah kami, datang bersama suaminya. Dan bercerita panjang lebar dengan nyonya.
Selesai mandi aku tak mendengar suaranya lagi. rupanya mereka sudah pulang.
“Ada, apa Marni dan suaminya kesini?” Aku heran. Tak biasanya mereka datang, sepertinya ada yang serius yang meraka bicarakan. Cuma aku menduga kalau kedatangan mereka, ada kaitannya dengan kejadian beberapa waktu lalu. Pembatu setia mereka dituduh mencuri hp oleh tetangga baru yang ngontrak di sebelah rumah mereka.
Karena sakit hati perempuan itu berencana melaporkan si penuduh ke kepolisian. Keinginan pembantunya itu ditanggapi Marni bersama suami.
“Nanti sesudah shalat Isya kumpul di rumah Marni. Ada seorang gadis yang kepengen bersahadat. Tapi sebelumya antarkan tikar ini ke rumahnya.”
Aku diam sambil mengangguk. Segera menurunkan tikar yang ad di atas lemari. Karena tikar yang sudah agak tua begitu dijatukan sampah yang berupa serabutnya berserakan di lantai.
#catatanrusli #day1 #30dwcjilid10 #squad1 #daywritingchallenge #26112017
1 note
·
View note
Text
Deklarasi
DEKLARASI
Hari ini aku ingin mendeklarsikan diriku untuk menulis setiap hari. Memang tidak mudah. Tapi aku harus komitmen dengan apa yang sudah ku janjikan. Memang sudah lama keinginan untuk menulis. Karena keinginan ku untuk menulis itu cukup tinggi, ada beberapa kali aku mengikuti kursus tentang kepenulisan. Kali pertama aku mengikuti kursus menulis secara tertulis. Waktu itu aku kepengen ikut kursus mengenai tulisan fiksi. Yang kudapatkan malah non fiksi. Walau demikian, aku tetap mengikutinya sampai selesai.
Keinginanku untuk menulis ada sejak aku duduk di bangku SD. Saat itu aku sering membuat buku agenda kecil yang kuiisi dengan bio dataku dan beberapa teman ikut mengisinya dan juga aku mengisinya dengan tulisan-tulisan lain. Namun hal itu aku lakukan tidak rutin, hanya sesekali.
Lain waktu ketika saya sudah bekerja. Waktu itu belum ada yang namanya komputer. Yang ada mesin tik. Jadi kala itu saat waktu senggang aku menuangkan ide melalui mesin ketik. Kugunakan kertas bekas, agar tidak menghabiskan kertas kantor. Rupanya ada teman yang melihat pekerjaanku, tapi tidak melihat kertas apa yang kugunakan.
Aku dilaporkan ke atasan, dibilang aku menghabiskan kertas dengan pekerjaan sia-sia. Ujung-ujungnya aku mendapat peringatan keras dari kepala kantor.
Walau ada beberapa kali aku membuat tulisan fiksi. Namun tak pernah tuntas. Karena kukerjakan dengan asal-asal saja. Tidak pernah kutuntaskan.
Maka dengan mengikuti pelatihan menulis ini aku seakan mendapatkan mesiu untuk mencapai cita-cita yang sudah lama aku impikan. Mulai saat ini aku berkomitmen dan mendeklarasikan ku untuk menulis. Berkarya sebanyak-banyaknya. Semoga keinginan ku bisa terkabul agar aku bisa membagikan ilmuku buat orang lain.
#catatanrusli #deklarasi #30dwcjilid10 #squad1 #daywritingchallenge
1 note
·
View note