#contoh nama perempuan penuh makna terbaik
Explore tagged Tumblr posts
tanyanamabayi · 5 years ago
Text
Nama Bayi Perempuan Penuh Makna Yang Terbaik
Nama Bayi Perempuan Penuh Makna Yang Terbaik
Tumblr media
Nama Bayi Perempuan Penuh Makna – tanyanama.com. Tiap mahluk yang bernyawa pasti memiliki nama. Nama diibaratkan sebuah kesatuan yang akan terus menyatu dalam diri setiap insan. Untuk itulah dalam memberikan nama bayi harus memperhatikan aspek tertentu. Diantaranya yaitu perihal piilhan kata dan arti namanya. Jangan sampai nama yg dipilih sudah bagus namun makna yang dikandung tidak baik.
Kebetul…
View On WordPress
0 notes
anakperempuannet · 5 years ago
Text
30 Nama Anak Perempuan Penuh Makna Yang Terbaik
30 Nama Anak Perempuan Penuh Makna Yang Terbaik
Tumblr media
Nama Anak Perempuan Penuh Makna – namaanakperempuan.net. Memberikan nama bayi perempuan bukan sebuah hal mudah . Dengan ribuan nama yang selalu mengikuti tren dan zaman, sangat sulit untuk memilih yg cocok untuk anak perempuan kita. Dalam memberikan nama pada si kecil tidak boleh asal-asalan loh BUn, karena akan melekat seumur hidupnya.
Nah berbicara tentang nama bayi. kami sudah menyediakan…
View On WordPress
0 notes
zakiyaaf · 5 years ago
Text
[RESUME] : Wanita Shalihah Era Milenial. Oleh: Ustadz Abu Fida Hafidzahullahu ta’ala
Masjid Al Ibadah, 10 Dzulqa’dah 1440 H
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ‎ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ��َلَى آلِ مُحَمَّدٍ,أَمَّا بَعْدُ
MUQADDIMAH
Sedih. Miris :( Zaman sekarang kita lebih paham siapa Khadarsian dibanding Khadijah. Coba jawab, siapa ayah Khadijah? Iya betul, beliau Khuwailid. Khadijah binti Khuwailid.
Zaman sekarang kita lebih paham hal-hal kekinian daripada hal-hal terkait agama kita sendiri, agama islam. Contoh, seharusnya didalam shalat kita tuh dapat 5 faedah. Kelima faedah itu tentunya bisa didapatkan dengan pemahaman, ilmu, dan bacaan yang benar. Oke kita review lagi kelima poin tersebut:
Shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Allah sebutkan dalam QS. Al Ankaabut 45, “…Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar…”
Shalat menambah nikmat dan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah. Allah sebutkan dalam QS. Al Kautsar 1-2, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.”
Shalat bisa menjadi penolong terhadap kesulitan hidup. Allah sebutkan dalam QS. Al Baqarah 45, “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
Orang yang mendirikan shalat adalah orang yang beruntung. Allah sebutkan dalam QS. Al Mu’minuun 1-2, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya.”
Shalat itu menyehatkan. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam melihatku ketika aku sedang tidur sambil mengaduh sakit perut. Beliau langsung berkata kepadaku: ‘Hai Abu Hurairoh, kamu sakit perut?’, Aku jawab: ‘Benar, Wahai Rasulullah.’ Beliau memerintahkan: ‘Berdiri dan sholatlah, sesungguhnya sholat adalah obat penyembuh’.”(HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah) 
Sudah cukupkah ilmu kita, minimal untuk perkara paling utama dalam beragama yaitu, shalat? ———————————————————————— QS. An Nisaa 1, “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."
Secara umum dalam Al Qur’an, Allah menyebutkan wanita dalam dengan 2 nama, yaitu Mar’atun امرأة (Al Mar’ah) dan Nisaaun نساء (An Nisaa).
Al Mar’ah atau Mar’atun mempunyai 3 makna:
Karena sifat wanita cenderung ingin tampil indah, ingin tampil terhormat
Mar’atun diambil dari kata Mir’ah, yang artinya cermin. Ada ungkapan yang mengatakan, “Dunia ibarat perempuan, tersenyumlah kepadanya, ia akan tersenyum kepadamu.” Ada juga ungkapan yang lain menyebutkan, “Wanita itu bagaikan cermin. Sekali kita pecahkan cermin itu dan kita coba menyusunnya kembali, maka ia tidak akan bisa memantulkan bayangan lagi dalam bentuk yang sempurna. Pada saat hatinya pecah, wanita bisa memaafkan namun tidak bisa melupakan.”
An Nisaaun atau Nisaa, mempunyai makna perkumpulan wanita. Nisaa berasal dari kata Nasaa, yang artinya mudah tersentuh. Wanita itu gampang sekali tersentuh hatinya, mudah rapuh.
Contoh, mau kajian ketemu teman, puji sana sini oleh si teman, tanya kabar, ngobrol ini itu. Eh pas ditanya kabar suami, murung, kepancing cerita. Akhirnya ga jadi kajian, malah ngomongin aib suami alih-alih curhat. Ketika ada aib keluarga yang keluar, biasanya keluar dari seorang wanita.
Rasanya sekarang susaaah sekali jadi muslimah yang menegakkan sunnah, kenapa? Sekarang ini banyak orang-orang yang sibuk menyerang wanita muslimah, karena mereka paham kalau ingin menghancurkan islam maka hancurkan dulu akhlak para wanitanya. Melalu apa? bisa dengan tontonan, bacaan, opini-opini yang membuat kita secara ga sadar membenci syariat islam. Contoh, poligami. Allah saja membolehkan, kenapa kita yang hanya manusia, melarang???
Mukjizat Rasulullah, salah satunya adalah Al Quran. Al Quran itu surat cinta Allah semua isinya, firman Allah yang disampaikan oelh malaikat Jibril kepada Rasulullah. Artinya, Al Quran itu adalah pesan langsug Allah kepada kita, hambaNya. Kita baca surat cinta dari manusia aja seneng banget, kenapa surat cinta dari Allah kita biasa aja??
QS. Al Anfaal 2, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal."
Wanita. Ada keutamaan wanita di hadapan Allah, salah satunya:
Wanita disebut untsa (أنثى) : Untsa bisa diartikan mengandung, melahirkan, menyusui. Kemuliaan seorang wanita, seperti dalam sabda Rasulullah. Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Kenapa ibu disebut sampai 3 kali sedangkan ayah hanya 1 kali? Dalam ilmu biologi molekuler, ada sel yang namanya mitokondria (terdapat pada wanita). Sel ini yang nantinya mempengaruhi dan dominan menguasai karakteristik anak. 75% karakter anak itu dapat dari ibu, 25% nya dari ayah.
Bagaimana menjadi muslimah yang sholehah di zaman sekarang ini? Perhatikan beberapa poin di bawah ini:
Pahami dulu bahwa fungsi wanita itu untuk melahirkan generasi rabbani dan membawa kestabilan dalam rumah tangganya nanti. Perhatikan ayat yang sering dibacakan saat ijab qabul, QS. An Nisaa 1 “....Dia menciptakan pasangannya, dan dari keduanya. Dia memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak...” dan QS. Ar Ruum 21, “....Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah...” Perhatikan beberapa imam besar, mayoritas ditakdirkan oleh Allah menjadi seorang yatim. Lihat bagaimana peran seorang ibu, wanita sholihah dalam menghadirkan generasi Rabbani. Kalau wanita tidak bisa menjaga kestabilan diri sendiri, bagaimana dia bisa menghadirkan kestabilan keluarganya?  Lebih baik mana? ibu sholehah, ayah belum sholeh? atau ibu belum shalehah tapi ayah sholeh? Lebih baik pilihan pertama. Kenapa? Karena kebanyakan waktu seorang ibu dihabiskan bersama anaknya, sedangkan ayah keluar mencari nafkah. Seorang suami yang ditinggal istri, biasanya akan memilih menikah lagi. Kenapa? Karena dia kehilangan sosok wanita kuat dibelakangnya, supporter terbaiknya, seseorang yang menjaga kestabilan dirinya. Ingat kisah Rasulullah yang ketakutan sedemikian rupa setelah mendapatkan wahyu pertama? Separuh rasa takutnya hilang seketika melihat Khadijah. Khadijah dengan penuh kasih sayang berkata kepada Rasulullah “Sayangku, engkau ini orang baik. Tidak pernah menzhalimi orang lain. Jangan takut. Aku akan selalu ada disampingmu.” sembari menyelimuti Rasulullah.  Khadijah itu tidak lebih cantik daripada Aisyah. Tapi, hanya Khadijah-lah yang mampu membuat Aisyah cemburu. Rasulullah selalu mengigau nama Khadijah. Semua itu karena apa? Karena Khadijah memberikan ketenangan jiwa dan pikiran bagi Rasulullah, khususnya dimasa-masa awal kenabian beliau,
Seorang istri berperan sebagai pengingat suami dalam mencari nafkah. Berikan nasihat terbaik sebelum dia berangkat mencari nafkah. Misal, dengan mengingatkan lagi QS. Al Baqarah 168, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Jadilah wanita yang bersyukur. Karena wanita yang bersyukur akan mendatangkan barokah, apapun yang Allah berikan kepadanya, melalui dirinya dan dia bersyukur akan semua itu. Tapi, apabila dia lupa untuk bersyukur, hati-hati malah Istidraj yang hadir dalam kehidupannya, bahkan rumah tangganya.  Dalam surat QS. Al An’aam 44, “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
Jadilah wanita yang memahami kewajiban istri. Dijelaskan dalam QS. An Nisaa 34, bahwa kewajiban istri adalah taat kepada Allah dengan cara taat kepada suami. “......Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).....” Apapun kelakuan istri, suami ikut kena imbasnya. Kelakukan istri bagus, suami ikut bagus. Tapi kalau kelakuan istri jelek, suami ikutan jelek walaupun dia ga ikut berbuat jelek
Jadilah wanita yang beriman kepada Allah secara kaffah. Jangan jadi wanita muslimah prasmanan, yaitu yang saat membaca ayat yang Allah turunkan atau saat menelaah hukum-hukum yang sudah ditetapkan, ia hanya mengambil yang hanya disukainya saja.
Jadilah wanita yang menegakkan sunnah
Jadilah wanita yang Rhaadiyah, yaitu wanita yang ridha terhadap apa-apa yang telah Allah tetapkan kepada dirinya, terhadap suami yang diamanahkan kepada dirinya, terhadap anak-anak yang Allah titipkan kepadanya, terhadap orang tua yang telah membesarkannya dan terhadap sahabat atau saudara seimannya yang sudah menyakiti hatinya.
Selama seorang suami tidak mengajak kepada kemaksiatan, istri wajib untuk taat. Bagaimana kalau dapat suami yang ga shalat (ngegemesin dalam agama)? Itu sudah jalan dari Allah. Ada hikmahnya, mungkin Allah anggap amal kita selama ini belum cukup untuk membawa kita ke surga, lalu Allah titipkan seorang suami yang ngegemesin tadi, Allah suruh kita untuk sabar, karena itu ladang pahala yang sangat besar untuk seorang istri.
Coba hitung berapa umur kita sekarang. Misal, 25 tahun. Setengah nya saja sudah habis untuk tidur. Anggap, 12 tahun terbuang untuk tidur. Sisa 13 tahun, digunakan untuk taat dan maksiat. Berapa banyak ketaatan kita yang diterima? sedangkan kemaksiatan sudah pasti berdosa. Nah, kira-kira mampir dulu ga tuh kita ke neraka? Astaghfirullah :(
Kisah penutup kajian: Ada seorang ibu, beliau ahli majelis ta’lim. Suatu ketika dia sedih karena tidak bisa sebebas dulu untuk ikut majelis ta’lim karena kesehatan kaki beliau yang tidak memungkinkan untuk bepergian lagi. Beliau memiliki suami yang Masyaa Allah sangat mensupport hobi beliau ini. Suatu hari, suami bertanya kepada istri, “Ibu masih mau berangkat ta’lim ya?”, “Iya pak, tapi qadarullah seperti ini kondisi saya.”, dengan tersenyum suami berkata, “baiklah, aku akan antar jemput kamu agar kamu selalu bisa menghadiri taman-taman surga itu.” Sang istri bahagia sekali.  Suatu hari, sang suami sedang nonton tivi dengan kedua anak nya. Lagi asik nonton, tiba-tiba datang sang istri, keluar dari kamarnya dengan pakaian terbaiknya, senyum terbaiknya, dan yang paling penting beliau bisa berjalan kembali! Sang suami kaget, anak-anaknya pun kaget. “Maasyaa Allah ibu! sini-sini ibu, duduk sini sama kita!” kurang lebih begitu excited nya mereka menyambut kehadiran istri sekaligus ibu mereka. Lalu sang istri duduk disamping suaminya. Kemudian ibu berkata kepada anak pertama, “Wahai anakku, aku ingin sekali meminum susu buatanmu. Bisakah kau buatkan segelas susu untukku?”, sang anak pertama bahagia sekali mendengar permintaan ibunya, “Tentu ibu! Sebentar, saya buatkan yaa.”. Lalu kepada anak kedua sang ibu juga berkata, “Nak, sudah lama ibu tidak mendengar kamu mengaji. Maukah kau bacaran beberapa ayat Al Quran untukku?” Anak kedua tidak kalah bahagianya mendengar permintaan sang ibu.  Setelah segelas susu datang, beliau meminumnya, kemudian beliau lanjutkan dengan bersandar di bahu bidang suaminya dan menggenggam erat tangan suaminya sembari diperdengarkan lantunan ayat Al Quran dari sang anak. Ternyata, itu adalah akhir dari hidup wanita shalehah itu. Ada pesan yang wanita itu ingin disampaikan dalam cerita singkat ini:
Nak, dulu aku yang menyusui kalian. Sekarang izinkan aku meminum susu yang kau buat dengan tanganmu
Nak, dulu aku yang mengajarkanmu berbicara, membaca Al Quran. Sekarang izinkan aku mendengarkan lantunan ayat suci itu dari mulutmu
Sayangku, dulu akulah yang selalu kau jaga, sekarang izinkan aku menggenggam tanganmu dan memberikan rasa nyaman kepadamu
Wallahu a’lam bishshawwab
Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
0 notes
ibuhamilid · 7 years ago
Text
New Post has been published on Kesehatan Ibu Hamil
New Post has been published on https://is.gd/pu5r48
Nama Bayi Kembar Perempuan Islami Terbaik Untuk Buah Hati Tercinta
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push();
Ajaran Untuk Memberikan Nama Bayi Islami Perempuan Yang Bagus
Nama merupakan identitas bagi seseorang yang dapat mencerminkan perangai, sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Nama juga dapat diartikan sebagai sebuah doa yang mengandung harapan dan sugesti positif bagi pemiliknya terutama bagi seorang perempuan.
Oleh karena itu memberi nama bayi Islami perempuan  yang baik merupakan kewajiban bagi orang tua yang menginginkan dan mendambakan putrinya tumbuh menjadi anak yang shalihah, cerdas, sehat jasmani dan rohani serta berbakti kepada kedua orang tua, agama, nusa dan bangsa.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push( google_ad_client: "ca-pub-1669194263256033", enable_page_level_ads: true );
Tidak terkecuali kewajiban orang tua untuk memberi, nama bayi Islami perempuan. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda “Sesungguhnya kelak pada hari kiamat kalian akan dipanggil dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Karenanya, maka bagusilah nama kalian” (H.R. Abu Dawud).
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push( google_ad_client: "ca-pub-1669194263256033", enable_page_level_ads: true );
Makna tersirat anjuran untuk memberikan nama bayi Islami perempuan  yang baik dalam hadits ini juga meliputi amanah untuk memberi nama bayi islami perempuan sesuai dengan pedoman dan petunjuk yang telah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam hadits yang bersumber dari sahabat Abdullah bin Umar RA Rasulullah saw sendiri pernah mengganti nama anak perempuan sahabat ‘Umar ra yang bernama ‘Ashiyah (orang yang maksiat) dengan nama Jamilah (yang cantik) “Dari Ibnu ‘Umar ra, sesungguhnya anak perempuan ‘Umar ra dulu dinamai ‘Ashiyah, kemudian Rasulullah saw menamainya dengan nama Jamilah”. (H.R. Muslim).
Referensi Nama bayi Kembar Perempuan Islami
Kehadiran bayi kembar merupakan sebuah anugrah terindah bagi setiap keluarga, untuk itu hendaknya bagi ayah dan bunda yang berkemungkinan mempunyai bayi kembar terutama jika bayi kembarnya perempuan, haruslah menyiapkan sepasang nama bayi kembar perempuan untuk sang buah hati tercinta. Baca Juga Nama Bayi Laki-laki islami.
Berikut ini akan disajikan referensi nama bayi kembar perempuan Islami yang bisa dijadikan rujukan antara lain:
Amalia dan Amalina yang artinya perbuatan.
Andriana dan Indriana yang artinya wanita yang bijak dalam bercakap atau percakapan.
Deviana dan Deviandra yang artinya penuh kasih sayang.
Kalyana dan Kalyani yang artinya beruntung.
Odellia dan Odellina yang artinya kaya.
Patma dan Puspita yang artinya bunga.
Rafani dan Rafania yang artinya bahagia atau kaya.
Contoh di atas adalah nama bayi kembar perempuan yang sama dalam makna dan kata. Namun, masih banyak lagi contoh referensi nama bayi kembar perempuan yang bisa dijadikan pilihan untuk buah hati kembar bunda yang cantik dan manis antara lain sebagai berikut:
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push();
Abidah, artinya, ahli ibadah dan abiyyah, artinya terhindar dari perbuatan tak terpuji.
Adena, artinya Indah, dan Adelia, artinya mulia.
Afifah, artinya perempuan suci, dan Aliyah, artinya, perempuan yang tinggi.
Arsanti, artinya berhati gembira, dan Arisanti, artinya berhati lemah lembut.
Candragitha, artinya, bulan lagu atau nyanyian, dan Candraningtyas, artinya, hati yang seterang rembulan.
Erinna, artinya damai, dan Erlinda, artinya
Calllia, artinya cantik atau indah dan Callyasta, artinya kecantikan yang luar biasa.
Fathina, artinya kebijaksanaan dan Fathiyya, artinya keberuntungan.
Hamida, artinya selalu memuji Allah, dan Hanifa, artinya selalu berpegang pada kebenaran.
Hana, artinya kasih sayang, dan Hani artinya Rezeki.
Jinan, artinya surga, dan Jihan, artinya megah atau berkelakuan baik.
Fadhila, artinya luar biasa dan Faiza, artinya kemenangan.
Jamilah, artinya cantik, dan Jalilah, artinya agung.
Laila, artinya kekasih, dan Liya, artinya memperoleh kemenangan.
Latifa, artinya lembut, ramah , elegan, dan Latika, artinya elegan .
Lisa, artinya berbakti kepada Tuhan dan Lina, artinya lembut, alami, bersih.
Maharani, artinya ratu atau permaisuri, dan Mahardika artinya kemenangan.
Nafisah, artinya mulia, dan Nazihah, artinya jujur.
Rangkaian Nama Bayi Kembar Perempuan Islami Terbaik Untuk Buah Hati Bunda.
Berikut ini akan disajikan nama bayi kembar perempuan Islami yang bisa dijadikan referensi bagi bunda yang saat ini sedang mencari nama yang cocok untuk sang buah hati tercinta antara lain:
Alisha Corinna Emery, artinya seorang gadis mulia, pemimpin yang baik hati dan Alisha Nathania Yocelin, artinya perempuan pemberian Tuhan yang lemah lembut dan riang gembira.
Dewi Ratna Basmallah, Artinya, perempuan yang cantik bagai permata yang memulai sesuatu dengan bismillah dan Deshi Mutiara Basmallah, artinya, perempuan yang bagaikan mutiara makmur yang memulai segala sesuatu dengan bismillah.
Fadhilah Ikbar Saffanah, artinya, anak perempuan yang cantiknya luar biasa dan mengagumkan bagaikan mutiara, dan Faiza Hija Azhaar, artinya, putri yang cantik bagaikan bunga dan selalu mendapatkan kemenangan dalam hidupnya.
Arsanti Pramusita Putri, artinya perempuan yang berhati gembira dan berkelapangan hati dan Aresanti Pramudita Putri, artinya, perempuan yang pandai dan berhati lemah lembut.
Intan Nada Rahmatiani, artinya perempuan yanb bagaikan embun intan yang penuh rahmat dan Lulu Fiona Rahmatiani, artinya perempuan yang bagaikan mutiara terang yang penuh rahmat.
Jelita Ayu Kirana, artinya perempuan yang bercahaya cantik jelita dan Linda Ayu Kirana, artinya perempuan dengan sinar cantik dan Indah.
Patma Ayu Amalina, artinya perempuan yang cantik perbuatannya seperti bunga yang indah dan Puspita Salma Amalia, artinya perempuan yang selalu selamat perbuatannya laksana bunga.
Salma Abshari Rahmatiana, artinya perempuan yang memiliki mata hati yang mensejahterakan dan penuh rahmat, dan Silmi Abshari Rahmatiani, artinya perempuan yang memiliki mata hati yang mendamaikan dan penuh rahmat.
Ulfa Amanda Azizan, artinya, perempuan mulia serta pemberani yang pantas untuk dicintai dan Ulfi Karamina Casimira, artinya perempuan bersahabat, murah hati dan pembawa kedamaian.
Zahida Laila Muthmainah perempuan sebagai kekasih yang rendah hati dantenteram dengan Zahira Laila Muthmainah, artinya perempuan sebagai kekasih yang membawa cahaya ketenangan.
Winda Amalina Khairani, artinya perempuan pemburu harapan kebaikan dan Winna Alya Nabila, artinya perempuan yang menjadi sahabat mulia dan cerdas.
Itulah beberapa rekomendasi nama yang cocok untuk nama bayi kembar perempuan bunda. Pilihlah nama yang paling baik dan bagus untuk sang buah hati tercinta agar bisa menjadi doa positif yang akan mengantarkan langkah hidupnya menuju kesuksesan karena kesuksesan seorang anak itu tak terlepas dari doa kedua orang tuanya.
Terkhusus bagi bunda yang melahirkan bayi perempuan kembar, hendaknya memilihkan nama yang cocok antara satu sama lain agar kedua sodara kembar tersebut bisa saling melengkapi dalam tiap perjalanan hidup yang mereka lalui. Tentunya Nama bayi kembar perempuan Islami pilihanlah yang akan menjadi doa positif untuk sang buah hati tercinta. Baca juga: dzikir dan doa ibu hamil.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push();
Jika bunda menginginkan bayi kembar perempuannya memiliki karakter seperti tokoh-tokoh yang berpengaruh sepanjang sejarah Islam, carilah nama bayi kembar perempuan Islami dari nama tokoh yang cocok untuk buah hati bunda. Selamat mimilih nama terbaik untuk puteri yang tercinta.
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push();
0 notes
pengikatilmu · 7 years ago
Text
Sharing Teh Karin..
Bismillahirrahmaanirrahiim..
Assalamualaikum shalehah di manapun berada. 😊🙏
Perkenalkan, nama Saya Nadia Karina Hakman, biasa dipanggil Teh Karin. 😊
Tahun 2009 - 2013 alhamdulillah Allah memberikan amanah bagi saya untuk kuliah S1 di University of Auckland, New Zealand, mengambil Bachelor of Commerce.
Alhamdulillah, rezeki mereguk ilmu tersebut tidak lepas dari beasiswa penuh yang diberikan oleh Sampoerna Foundation dan pemerintah New Zealand.
Tanggal 4 Jan 2014, alhamdulillah saya menikah dan hingga skrg dikarunai 2 orang anak. Yusuf 2 thn 11 bln dan Maryam 1 thn 11 bln. 😊
Setelah menikah, hasil musyawarah keluarga kami, saya memutuskan untuk melanjutkan studi S2.
Alhamdulillah, tahun 2014 - 2016, saya Allah izinkan melanjutkan studi S2 megambil Master of Business, Monash University, Australia. Pendidikan ini didukung ole beasiswa penuh dari LPDP RI.
Stlh pulang ke Indonesia, terhitung bulan Agustus lalu, alhamdulillah saya sudaj diterima menjadi calon dosen tetap non pns di FE Unpad (skrg sedang masa penilaian oleh universitas) dan dosen part time FTIP Unpad.
Kalaulah mengikuti hawa nafsu saja, saya sbltnya ingin di rumah, dulu. Saya ingin nengoptimalkan fitrah keibuan saya dalam membesarkan anak-anak. Saya ingin memunculkan bakat terpendam saya dalam memasak :) yang selama  hidup saya belum tersalurkan (baca: blm pinter masak). Saya ingin mengaktualisasikan fitrah seneng beberes setiap waktu yang dulu saya punya. :)
Alhamdulillah.. Qadarullah.. Suami saya melihat fitrah bakat dan potensi lain dalam diri saya. "Umi mah cocoknya ngajar.. " :) Hal itupun diklarifikasi oleh tes bakat 3 bulan lalu, menggunakan metode DISC. Lalu sang konsultan HRD pun memberi saran, "kalau bisa mungkin cocok jadi dosen atau peneliti".. :) hehe.. Tapi semua keinginan itu masih wacana.
Sampailah sebuah informasi tentang lowongan dosen Unpad sampai ke telinga kami. Awalnya Saya nggak kepikir, karena anak2 masih kecil, dan suami insyaAllah akan lanjut S2. Biarlah gantian saya jagain anak2.
Sementara perkara rezeki, saya adalah yang termasuk haqqul yaqin, selama perempuan memiliki suami yang bertanggung jawab dan mau berusaha, Allah telah menjamin rezeki bagi seluruh anggota keluarga yang ditanggung suaminya.
Tapi.. Qadarullah.. Suami lah yang kemudian mengingatkan bahwa perempuan bekerja bukanlah selalu tentang mencari nafkah. Ada urgensi kebutuhan peran muslimah di luar sana. Mengajar sebagai seorang dosen adalah tentang jihad dalam ilmu, mujahaddahnya seorang guru, seorang murrabbi, dalam mengajarkan ilmu. Tak berhenti hingga di sana, Suamilah yang mengingatkan bahwa saya mengenal islam melalui halaqah quran di kampus Auckland, semangat Islamlah yang membuat saya semangat untuk s2, dan bahkan teringat dalam proposal pernikahan pun, kami azamkan bahwa pernikahan kami harus selalu dalam kerangka dakwah dan syiar islam.
Maka setelah diskusi sekian lama, berhari2, saya memutuskan untuk maju menjadi dosen. 😊🙏
tapi apakah produktivitas selalu diukur dengan pekerjaan di luar rumah?
😊😊
Masing2 dr kita berhak memberikan definisi sendiri.
Namun bagi saya, Menjadi produktif adalah hak setiap ibu, terlepas apakah ia seorang ibu rumah tangga, student mom, atau working mom.
Bagi saya, tolak ukur sebuah produktivitas diukur dari 3 hal: 1. sejauh mana setiap waktu yang kita miliki, dapat senantiasa dioptimalkan dalam amal kebaikan. Dan kriteria ini memberikan ruang seluas2nya bagi setiap ibu manapun, dengan potensi apapun. 😊
Satu hal yang saya yakini, Allah tidak pernah menciptakan kita sebagai manusia biasa2 saja, apalagi ibu biasa-biasa saja.. Karena kita semua dicipta untuk menjadi khalifah
Maka tugas seorang Ibu untuk bisa produktif, memerlukan usaha optimal untuk mengenali diri sendiri, menemukan tujuan penciptaan semua, menemukan peran terbaik yang Allah titipkan pada kita.
😊
Ketika kita sudah menemukannya, maka tugas kita adalah "beramal beramal beramal", memanfaatkan setiap waktu senantiasa dalam aktivitas kebaikan. 😊
Sekalipun aktivitas itu adalah merapihkan rumah,atau mengganti popok, atau memasak, dsb.
2. Kriteria produktif bagi saya,
Bukan hanya kita melakukan amal kebaikan, tapi ia pun adalah amal yang penuh ikhlas dan taqwa.
😊
Kenapa? Karena kualitas keberkahan suatu amal, akan bergantung pada niat dan proses pelaksanaannya.
Produktif bermakna berkarya yang menghasilkan manfaat seluas-luasnya.
Dan Allah lah yang Maha Menentukan, sejauh mana sebuah amal itu bermanfaat.
Yang saya yakini, ketika sebuah amal dilandasi oleh bekal niat yang ikhlas, dan dilaksanakan oenuh ketaqwaan, maka keberkahan dr amal tersebut akan melimpah berlipat ganda. Terlepas apapun kegiatannya.
😊
Maka, hapunten, saya adalah tipikal orang yang meyakini, tidak ada amal baik yag terlalu sepele untuk dilakukan.
Jangan pernah meremehkan suatu amal yang menjadikan kita lupa kepada Siapa kita beramal.  
Boleh jadi, sebuah prestasi yang kita anggap besar, namun kecil nilainya di sisi Allah.
Dan boleh jadi, suatu aktivitas yang kita anggap remeh, ternyata Allah limpahkan keberkahan luas di dalamnya.
Sebagai contoh, misalkan kita melihat suami lelah, padahal waktu sempit dan kita mungkin tak mampu mwmberikan pijitan hangat, 😊 ditambah ada anak2 dsb. Kita memilih untuuu edar membuatkan minuman kesukaannya, yag di dalamnya terselip doa tulus penuh harap kepada Allah.
Kalaulah Allah berkehendak menurunkan keberkahan, sangat mungkin, dari secangkir teh, ia berbuah menjadi rasa sakinah, kemudian sakinah itu menjelma menjadi semangat rasa optimis, dari sana ia berbuah lagi kepada hasil kerja suami yang lebih optimal, suami pun semakin shaleh, kehidupan ekonomi semakin membaik, dst. Dan itu bermula dari secangkir teh yang penuh berkah.
3. Kriteria ke-3 bagi saya, 😊 kalaulah kita di hadapkan dengan berbagI pilihan kegiatan dan aktivitas. Maka prioritas nya adalah: - utamakan yang wajib baru yang sunnah - utamakan yang lebih banyak manfaatnya dan lebih sedikit mudharatnya
Tantangannya, bagaimana kita mengetahui mana yang terbaik? 😊
Di situlah kita harus senantiasa menjadi seorang penuntut ilmu.
Menjadi seorang ibu, apapun status aktivitasnya, menuntut kita untuk senantiasa belajar.
Minimal, kita harus belajar: 1. Ilmu agama murni: Aqidah, Akhlak, Fiqih, Al Quran
2. Ilmu tentang pernikahan dan parenting.
3. Ilmu tentang kesehatan, nutrisi, dan ola raga.
4. Ilmu lain yang sesuai dengan 'muyul', kecenderungan ketertarikan pada bidang ilmu tertentu yag memang sesuai dengan potensi dan bakat kita.
Banyak? 😊
Iya.
Tapi itu semua sangat sedikit jika dibandingkan dengan nilai sebuah pahala, keberkahan. Dan surga dari Allah SWT. 😊
Hidup kita hanya sekali. Jadikanlah ia bermakna.. dan tiket kita berpulang ke surga..
Tanpa ilmu, bagaimana cara kita meraihnya?
😊
Saya mendidik diri sendiri, untuk jangan malas untuk membuka buku, mendengarkan ceramah, dan menghadiri kajian pekanan
Saya paling bingung, kalau ada orangtua yang seneng konsultasi masalah pernikahan atau parenting, tapi saya berikan buku referensi, beliau merasa tidak sanggup untuk baca, diajak kajian pekanan pun, merasa terlalu berat.
Lalu, apakah harus selalu konsultasi kalau ada masalah? 😊
Padahal, sangat mungkin, ada banyak masalah yang tidak perlu terjadi, karena inti dari permasalahannnya adalah kuragnya ilmu.
Allahua'lam bishawab.
Saya masih belajar... Masih jauh dari produktif dan shalehah versi saya... 😊
Tapi saya sangat berharap, rezeki tulisan yang Allah izinkam tertuang di sini.. Bisa menjadi tangan tangan penyampai petunjuk dan kekuatan dari Allah SWT.
Agar kita semua, mampu menjadi luar biasa versi kita sendiri... Versi peran terbaik yang Allah titipkan pada kita...
Agar kita semua, akan menemukan penghujung kehidupan kita, sebagai sesuatu yang penuh makna.. Husnul khatimah..
Dan agar kita semua, mampu menjadi bagian dari gerakan ibu produktif, yang melalui jerih perjuangannya lah.. 😊 tumbuh besarlah generasi yang membawa peradaban manuia menjadi rahmatan lil alamin
Jika ada yang baik, maka semuanya adalah rezeki dr Allah untuk kita semua.
Jika ada yang buruk salah dan kurang, maaf tulus mendalam dari saya yang tak sempurna.
Wassalamualaikum. 😊 manhga kalau ada yang mau ditanyakan atau ditambahkan.
Pertanyaan 1. Assalamualaikum mb, mau tanya, gmn bagi waktu pas masih kuliah sm ngasuh anak? Setelah lahir anaknya dititipkan atau gimana?,
Jawab: 😊 insyaAllah saya coba bagi menjadi dua tahap : pembagian waktu ideal dan realita yang terjadi. Idealnya, sederhananya, ketika saya kuliah,suami menjaga anak2.
Ketika saya tidak ada jadwal kuliah, maka suami kerja part time. 😊
Meskipum asi eksklusif, rencannya ingin pumping.
Semuanya rencana awal.
Realitanya? 😊 Realitanya: 1. Saya gak berhasil pumping. Sejak lahir sampai anak2 usia 6 bulan, anak2 selalu ikut kemanapun saya pergi. Termasuk kuliah.
Alhamdulillah, seluuh civitas Monash, mendukung saya untuk membawa anak ke kampis, menyusui di kelas, sambil mendengar dan mencatat.
Suami ikut ke kampu,menunggu di luar kelas. Ketika episode maryam yang asi eksklusif, suami di luar bersama yusuf. 😊
Kalau asi suda beres, maka saya bawa maryam ke luar kelS, main dgn abi da yusuf. 2. Realitanya, 😊 tugas yang banyak, yang rencananya harus dikerjakan di malam hari, seringkali gagal terkerjakan sesuai dengan jadwal. 😊
Saya memiliki satu ginjal. Daya tahan tubuh dan stamina saya harus betul betul dijaga.
Selain itu, selama hamil maryam (tingkat I kuliah), saya 2 atau 3 kali mengalami perdarahan ringan. 😊 harus isyirahat total dan mengurangi brbagai kegiatan melelakan.
Lalu bagaimana? Sebtulnya, intinya, saya ngerasa nggak ada lagi yang bisa saya lakukan 😊 .. kecuali,
Untuk tetap bergerak semampu saya,
tetap belajar dan mengerjakan tugas meski ada bersitan bahwa saya gak akan bisa menyelesaikan..
Tetap berdoa di saat saya terkapar, dan tidak mampu melakukan apa2... 😊
Dan justru episode terindah, adalah ketika kita menyadari tidak mapu melakukan sesuatu, dan hanya Allh lah yang mampu menyelesaikannya..
😊
Qadarullah.. Tidak terhitung berbagai kemudahan rezeki dari Allah sepanjang kehidupan student mom saya.. Mulai dari perpanjangan waktu tugas, nilai yang ternyata bagus, dan ujian yg teryata memberikan soal sesuai dengan materi yang saya pelajari. 😊
Allahua'lam bishawab
Pertanyaan: rekomendasi buku/sumber yg baik untuk belajar parenting
Jawab: pertanyaan 2. 😊 Kalau belum menikah, mulailah dengan mmpelajari buku pernikahan dan fiqih wanita.
Buku nikah bisa yangg Mahkota Pengantin atau bahaianya merayakan cinta (pembaca pemula). Kalau mau lebih dari itu, adayang lain lagi. 😊
Fiqih wanita yang sederhana dan rangkuman, oleh syekh kamil muhammad uwaidah, biasanya satu buku cukup. 😊
Kalau mau lebih dalam, ada juga "kebebasan wanita" berisi 6 jilid.
Buku parenting: 😊 Saya sendiri pakai 2 buku yang saling melengkapi 1. Tarbiyatul Aulad fil Islam. Bukunya warna hijau. Dan 2. Prophetic Parenting 😊
Selain dr dua buku itu, buku lain yg menurt saya sangat bagus:
Bukunya "Fitrah Based Education" oleh Harry Santosa. 😊 baagus banget walaupun saya belum punya, cukup mahal, tapi saya pelajari isinya online dr fb pnulisnya.
Pertanyaan: 3. Bisa di share kan tidak susunan dari kegiatan teh karin tiap hari. Karena sebagai pekerja saya merasa waktu saya habis percuma.
Jawab: 😊 Kegiatan harian saya bervariasi sekali. Seringkali banyak kejutan.
Sebetulnya yang menurut saya lebih penting untuk dijawab adalah:
kenapa merasa waktu terbuang percuma 😊 Mungkin yang perlu ditelusuri, - apakah pekerjaan itu sesuai dengan 'muyul' ukhti atau tidak - apakah dalam pekerjaan tersebut terdapat manfaat atau tidak - apakah pekerjaan tersebut melibatkan maksiat yang mengurangi atu bahkan menghapus keberkahan atau tidak..
😊 Karena,
Seharunya amal kebaikan yang satu, akan membimbing kepada amal kebaikan lainnya... 😊
Seharusnya, setelah beramal shaleh, kita akan merasakan kepuasan syukur lahir dan batin...
😊
Allahualam bishawab.. Hapunten kalau ada salah dan kurang..
Tambahan lagi: Masalah pengaturan waktu, menurut saya tidak ada one best answer. 😊🙏
Karena culture dan kondiai rumah tangga setiap kita berbeda.
Kalau saya, yang saya usahakan menjadi pedomannya adalah : 😊
Pertanyaan: 4. bismillah.. masyaaAllah sekali ilmunya,  saya menjadi semakin bersemangat untuk belajar menjadi istri shalehah dan ibu produktif kelak di kemudian hari 😍,  jazakillah teh karin dan tim THRU, saya ingin bertanya,  saat ini dalam benak saya,  saya berfikir untuk dapat bekerja saat sudah menjadi seorang ibu, karna saya termotivasi dari perkataan kakak saya bahwa seorang ibu yg bekerja akan terbuka wawasannya ttg berbagai hal,  seluas luasnya,  namun ada hal yg saya khawatirkan sampai detik ini,  kelak jika saya memilih untuk menjadi ibu produktif yg bekerja diluar,  bagaimana caranya untuk menyeimbangkan kehidupan saya sebagai istri dan ibu di rumah dgn tugas saya di dunia kerja?  dan ingin bertanya apakah teh karin dalam mengasuh anak di rumah saat sedang bekerja,  meminta bantuan pengasuh?  jika iya,  hal apa saja yg harus kita pertimbangkan dalam hal memberikan tanggung jawab kpd orang yg mengasuh anak kita agar sesuai dgn yg kita inginkan,  makasih banyak tehh maaf kepanjangan 😁
Jawab: 1. setiap kegiatan dibagi menyesuaikan jadwal shalat dulu 😊
2. belajar dr Teh Yuria Cleopatra (teh Patra), jangan jadikam anak sebgai alasan menunda shalat. 😊 Silahkan cek fn beliau bgaimana tips dan trik mengatur kualitas ibadah dan shalat. Di postinh baru2 ini.
3. 😊 belajarlah untuk khusyuk dalam melaksanakan segala sesuatu.
Khusyuk di sini bermakna: - arti sebenarnya: mengingati bahwa kita akan kmbali kepada Allah - arti terapan: 😊 bersikap mindful, fokus, dalam mengerjakan sesuatu. Sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan pada saat itu bisa terlaksana dengan cepat, baik, dan tuntas. 😊
4. Hindari streas dengan multi tasking pd saat menjaga anak. 😊 Menjaga anak sambil mengejar deadline hanya akan membuat frustasi. Kalau harus menjaga anak, lepaskan segalla beban. 😊 tapi kalau sedang beraktifitas di luar, keluarha tetap terpatro di dalam hati. Karena menjadi iatri dan ibu, adalah pekerjaan utama kita. Sebagian jawaban sudaj di atas ya... 👆😊
Apkah pakai ART? 😊
Kalai ada rezeki, sangat mgkin saya ingin punya ART yang bisasetidaknya membantu merapihkan rumah dan memasak.
😊
Qadarullah saya gak punya.. Jadi saat ini seperti apa? Defaultnya: - alhamdulillah,Allah izinkan jadwal mengajar sayadan jadwal kuliah suami saya berselisih. Jadi kami gantian pgang anak2. 😊
Ada bentrok? Ada.
Pada saat bentrok, 😊 Opsi 1. Saya bawa maryam (masih ASI) dan suami bawa yusuf. Alhamdulillah anak2 sudah biasa dibawa dengan pembelakan sebelum berangkat. 😊
Opsi 2. Nenek kakek anak2 yang mengasuh sampai suami atau saya pulang ke rumah. 😊 biasanya, hal seperti ini terjadi utk hal tak terduga. Misal: perubahan jadwal kuliah. Kalau ada rezeki punya ART, carilah dan didiklah ART tersebut sebaik yang kita bisa. 😊
Kalaulah setelah dievaluasi ternyata lebih banyak mudharatnya, maka perlu cari alternatif lain. 😊
Kalau betul2 tidak ada alternatif pengsuhan lain, mungkin bisa musyawarah dan istikharaj kembali tentang pekerjaan tersebut. 😊
Jangan sampai, dengan bekerja, lebih banyak mudharat daripada manfaat.
Pertanyaan: 5. Assalamualaikum teh karin, saya mau bertanya tentang bagaimana mengatasi ketika saya merasa di titik jenuh suatu bidang ? Bahkan sudah tidak ada ghirah lagi dalam memperjuangkannya, jadi hanya melakukan amanah tsb dengan apa adanya dan tidak maksimal. Jadi teh, saya mhs smt 7... namun sejak smt 6 kemarin , saya tiba" merasa begitu low mot di bidang departemen saya . Mungkin krn saya sudah merasa punya minat dan passion lainnya, jadi saya lebih ingin mengembangkan potensi yang saya suka . Dan saya merasa passion yang mulai saya suka ini juga berhubungan dgn peran seorang aktivis dakwah jadi saya lebih ada kesempatan untuk terus menjaga hubungan denganNya.
Bagaimana caranya agar saya tetep mampu menjalan kan amanah saya sbg pelajar dengan semestinya dgn kondisi ghirah yg begitu lemah ya teh ? :') jazakillah khoiron teh, wassalam
Jawab: pertanyaan 5 😊 Menurut saya perlu dibedakan antara mengejar minat dan menyelesaikan amanah.
Mengejar minat, kita masih memiliki pilihan.
Menyelesaikan tanggung jawab/amanah, hapunten, adalah sebuah kewajiban. 😊 Maknanya apa? 😊
Dalam keadaan susah atau mudah, tanggung jawab harus tetap dijalankan.
tantangan dala prosesnya akan selalu ada, dengan bentuk macam2: Jenuh, lelah, pusing, malas, dsb. 😊 Apapun pilihan kita, sekalipun itu adalah passion, bidang yang kita sukai, akan ada ujiannya.. 😊
Karena hidup ini memang tempatnya ujian, tantangan, perjuangan. 😊
Salah kalau kita fikir hidup untuk 'bersenang-senang' dan menganggap semuanya akan serba mudah.
Justru dari sulit dan ujian itulaj kita berusaha meraup pahala sebanyak2nya, dari syukr, sabar, tawakkal, optimis, ikhlas,dan iman.
Tapi memang begitulah tabiat hidup...
bagaimana dengan orang yang sepertinya tidak pernah susah? 😊
Orang yang tidak shalat, tidak mau menutup aurat, banyak berbuat maksita,
Tapi.. Hidupnya penuh mewah, teman2 yang sayang padanya, dst.. 😊
Apakah tabiat hidup peruangan tetap terpatri?
Iya banget.. 😊
Justru, setiap nikmat yang ia terima, adalah ujian dari Allah.. Dan menjadi sebuah perjuangan untuk meninggalkan semua maksiat itu, berhijrah kepada Allah yang telah memberikan semua "bahagia" yang ia punya. Allahua'l bishawab.
Lisa Listiana: Demikian #ThRUOnlineSharingSession kali ini... insya Allah ThRUlly inspiring... 😊 Semoga ilmu, inspirasi dan hikmahnya bisa kita petik bersama untuk kebaikan dan kebermanfaatan dalam hidup kita... yang paling penting lagi adalah, kita semakin semangat untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi.. insya Allah. aamiin
Mohon doa dari teman2 semoga kedepan ThRU senantiasa bisa menjadi lebih baik...  juga semoga bisa segera mengeksekusi e-learning bertema keluarga dan pengasuhan anak, yang bisa diakses oleh seluruh member yang telah terdaftar.
Juga semoga menjadi ikhtiar kita bersama untuk memperbaiki diri, untuk semakin semangat menuntut ilmu lagi di manapun dan kapanpun... Dan kedepan semoga bermanfaat untuk masyarakat ...aamiin 😊🙏
Kami undur diri sejenak. Nanti bisa kita lanjut ngobrol2 ringan baik di grup maupun japri boleh. Atas perhatiannya kami ucapkan jazakumullah khayran katsiran. Mohon maaf atas kekurangan2nya.
Menutup sesi sharing kali ini... yuk kita bersama-sama membaca hamdallaah...
ALHAMDULILLAAHIRABBIL 'AALAMIIN
Wassalamualaykum wr wb @therealummi
0 notes
yudistirajp · 7 years ago
Text
Keluarga Kecil
Bismillah,
Selamat malam teman-teman pembaca tulisan sederhana ku, walaupun aku tau pembaca tulisanku ini satu-satunya ialah kamu. 😊
Tumblr media
Aku ingin menuangkan beberapa buah pemikiran yang saat ini, lebih tepatnya tentang keluarga kecilku, dan beberpa hal yang dulu terjadi dalam hidupku. Semoga bisa kita ambil hikmahnya. Bismillah.
Ia lah, IBU.
Sudah rutinitas ku, ketika aku mulai berproses denganmu. Aku memasuki mode "super duper hemat" karna, aku ikrarkan keinginanku untuk melangkah serius ke arah mu. Aku meminta dukungan do'a dan restu dari orang tuaku, tak lebih aku meminta. Aku tak ingin membebankan mereka. Sehingga, akan aku upayakan semuanya semampu ku dengan usaha dan peran Allah ada di dalamnya.
Ikhtiarku untuk mencapaimu benar-benar di uji, di awal ujian di hidupku terhadap proses ini adalah meyakinkan Ibunda ku. Kau tau, aku adalah anak laki-laki pertama dari keluarga aku. Yang mana Ibunda ku adalah cinta pertama ku, saat itu ujian awal pun muncul. Ibu mengeluarkan statement yang berlawanan arah dengan arah perjalanan ku. Masya Allah. Sangat mengguncang hatiku pada saat itu, aku dihadapkan dengan masalah seperti itu, dan juga muncul masalah lainnya, entah dari kantor, atau sekitar ku. Ya Allah.. Nikmat nya.
Aku berserah diri, pasrah dan berusaha untuk mencari jalan keluar yang baik.
Bagaimana caranya, agar niat ibadah ku dalam proses ini dan pandangan ibuku mengenai niat menikahku bisa seirama, seiya dan sekata. Pada saat itu, aku sabar dan menerima semua keadaannya, walau berat pikul di pundak. Alhamdulillah, ada jalan keluar terindah yang Allah berikan.
Di luar nalar!
Rasanya benak ini mengawan dan melihat ke belakang, aku bersyukur bahwa aku bisa melihat ke belakang menandakan aku sudah melewati ujian itu. Sampai saat ini, aku berhasil melewati atas bantuan dan Ridha Allah tentunya. Sehingga saat ini dukungan penuh dihadirkan oleh Ibunda tercintaku.
Ia lah Bapakku
Aku selalu menceritakan hal terkait kejadian atau peristiwa yang terjadi di dalam hidupku ke mereka, tak luput juga ke Bapak. Bagiku, bapak adalah sosok yang amat baik unruk aku contoh, yang mana nantinya ketika aku mendampingi mu sebagai imam mu yang sah dan kamu halal untukku nantinya. Inspirasi ku tak lain adalah dari Bapakku.
Karna dari mereka berdua lah, madrasah pertama kali, kala karakter sedang membentuk diri.
Ia adalah sahabat terbaik ku, tegas pembawaanya ketika aku masih kecil. Tak ayal aku sering di marahi olehnya, aku takut. Namun ketakutan ku beranjak berubah menjadi kekaguman yang berujung penghormatanku sebagai anak kepada beliau.
Setelah aku dewasa, lulus dan menyelesaikan kewajiban ku di pendidikan tinggi. Rasanya, bapak selalu meminta waktuku untuk ber diskusi. Aku senang, tandanya bapak mengajarkan kepadaku untuk bisa berkomunikasi dengan anggota keluarga.
Dan ketika pendapat ku di jadikan suatu putusan, senang hati ini. Tandanya bapak mulai mendengarkan ku, dan menilai bahwa aku tak lagi anak anak. Dan, di lain sisi aku merasakan kesedihan bahwa aku sadar, umur mereka pun kian berkurang (semoga Allah selalu memberkahi mereka berdua).
Tiba lah saatnya ketika ujian pertama itu muncul, bapak hadir sebagai penguat hatiku.
"Tenang aja a, bapak akan selalu ada di belakang aa.."
Kalimat sakti yang sangat mujarab! Masya Allah. Dukungan dari Bapak untukku agar aku tidak menyerah dalam ikhtiar padamu sangat memberikan arti besar dalam daya juangku.
Beliau rela jauh-jauh datang ke Jakarta untukku dan untuk adikku, karna bapak tau. Aku dalam keadaan sangat terpuruk pada saat itu. Ya Allah.. Nikmat nya ujian Mu. Alhamdulillah.
Dan juga, aku sama sekali belum mempertemukan kamu dengan beliau, Allahua'lam.. Allah mempunyai kehendak atas segala sesuatu. Aku bersyukur. Sosok Bapak adalah panutan ku, hingga nanti akan aku terapkan di keluarga kecil kita, Insya Allah.
Ia lah adik perempuan ku
Bagian keluargaku yang aku kenalkan pertama kali kepadamu adalah adik perempuan ku. Sudah aku sebutkan di judul sebelumnya bahwa ia adalah sosok wanita yang memunculkan rasa cemburu di hidupku. Namun, saat ini ia adalah adik perempuan yang paling aku sayangi.
Ketika selesai berkunjung dari rumahmu, sungguh aku tanyakan kepadanya mengenai penilaian dia terhadap mu.
"aku dukung aa! Sungguh aku dukung aa, aku merasa cocok dengan wanita yang aa pilih" seperti yang kamu tau, makna 'aku' di dalam percakapan ini biasanya menggunakan nama. Tapi kembali lagi, aku tak boleh menyebutkan merk dimanapun. Kecuali di keluarga ku.
Ia lah Kamu
Harapanku yang suatu saat nanti akan terwujud atas izin Ridha dari Nya.
Penggenap agamaku yang nanti akan setia menjadi sosok yang ada di belakang ku.
Penyemangatku yang nanti semoga akan setia menyempurnakan semangat ikhtiarku.
Penawar rindu yang nantinya akan menjadi sosok yg setia menunggu kepulangan ku.
Penghias malam yang nantinya akan menjadi sosok yg setia menemani malamku dan pagi ku serta hari-hariku.
Bintang yang nantinya akan aku tata, serta aku arahkan agar tetap bersinar di sanubari iman ku.
Yang nantinya akan aku cintai sebagai dengan sepenuh hati.
Yang nantinya akan menjadi pintu pertama dalam membangun akhlak anak-anak kita kelak.
Yang nantinya akan menjadi sosok penghilang rasa lelah ku.
Dan Ia lah Kamu,
Yang nantinya akan menjadi bagian dari keluarga kecilku.
Bekasi, 5November 2017
Yudistira Jaya Permana
0 notes
ummatanwasato · 7 years ago
Text
Jenayah Akademik Aktivis Dakwah Kampus
“Insha-Allah kalau kita bersusah payah dengan dakwah dan tolong agama Allah, nescaya Allah akan tolong kita” kata seorang exco dakwah di sebuah kampus. Jika kamu tolong Allah, Allah tolong kamu… adalah inti pati janji Allah: “Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela Allah nescaya Allah membela kamu dan meneguhkan tapak pendirian kamu.” [Muhammad 47:7] Namun, mengimplimentasikan janji dalam sebuah medan tempur pedang, panah, nyawa dan darah, ke medan tempur buku, nota, pena dan laptop, boleh menjerat diri. DULU-DULU Dulu-dulu saya pernah membaca sebuah majalah yang al-Arqam di Jordan terbitkan. Ada sebuah artikel menceritakan bagaimana seorang siswi yang aktif berdakwah hingga tidak sempat membuat persiapan untuk peperiksaannya, telah bertawassul dengan nama Abuya, murshid jemaah beliau, lalu tertidur di dewan peperiksaan. Sebaik sahaja siswi itu terjaga, kertas peperiksaannya sudah penuh dengan jawapan dan beliau mendapat keputusan yang cemerlang! Itu kalau versi ‘hikayat menjadi’. Bagi yang tidak menjadi, pernah di suatu era, ada aktivis dakwah yang menganggap kesanggupan menggagalkan diri dari pengajian atas nama dakwah adalah satu PENGORBANAN yang ditabik rakan sepasukan. Ini baru betul intima’ dan wala’ namanya. Kita tolong Allah, Allah akan tolong kita… mudah sahaja sifirnya. Contoh-contoh ekstrim begitu adalah fenomena biasa di era 70′an dan 80′an, membawa ke awal 90’an. Era orang mencampak televisyen ke sungai kerana ‘membenci dunia’. HARI INI Namun hari ini, contoh begitu mungkin sudah tidak sebegitu biasa kita dengar. Perbuatan membuang pengajian atau pekerjaan kerana mahu berdakwah sudah jarang-jarang sekali sampai ke telinga kita. Akan tetapi, sikap yang berlegar pada mindset yang sama itu masih sering dilihat dalam catatan aktivis dakwah di kampus hingga ke hari semasa. Dek kerana kerapnya saya berprogram bersama pelajar universiti, saya terdedah untuk terus menerus mengesan masalah ini berlaku di sana sini. Bahawa ramai pelajar yang bersemangat dan aktif dengan dakwah, kecundang di bilik darjah. Kecundang di dewan kuliah. Apakah golongan yang kecundang akademik hanya dari kelompok dakwah? Tentu sahaja tidak. Mereka yang lemah di bidang pengajian atau mungkin terus gagal, terdiri daripada mereka yang beridentitikan pelbagai. Mungkin yang mabuk bercinta, mungkin yang kaki gig, Facebook, mungkin yang tiada sebab apa-apa sekali pun. Punca kemunduran akademik memang pelbagai. Malah saya tidak terkejut jika ada pelajar yang kecundang pengajian hanya disebabkan oleh cuaca! Tetapi apa yang ingin diperbahaskan kali ini adalah soal hubung kait aktiviti dakwah dengan aktiviti kuliah. ‘ESCAPISM’ Kenapa suka berdakwah tetapi lesu di bilik kuliah? Di suatu ketika, saya pernah menyeru anak muda aktivis dakwah supaya mencari keseronokan di dalam mengerjakan amal Islami. Cari nilai untuk menyalakan KEINGINAN YANG MEMBARA. Jangan hanya bergantung pada soal kewajipan, tekanan suasana dan mengikut trend semata. Dakwah itu mesti inside-out. Ia harus datang dari kepercayaan diri bahawa setiap satu tugasan dakwah, menambah makna dan nilai dalam hidup. Tetapi dalam masa yang sama, keseronokan dakwah itu jugalah yang kemudiannya menjadi salah satu sebab mengapa aktivis dakwah di kampus hilang minat dan tumpuan pada pelajaran. Mereka bertemu dengan kepuasan dan keinginan di dalam dakwah, tetapi tidak di bilik kuliah. Sama sahaja… sama ada pelajar di bidang pengajian Islam, mahu pun sains atau undang-undang, ia boleh terjadi. Penyakit hilang minat dan keghairahan terhadap mata pelajaran di bilik kuliah sering berlaku. Dakwah menjadi tempat mahasiswa dan mahasiswi ini melarikan diri dari tekanan, kebosanan dan segala perasaan negatif yang dialami semasa menghadiri kuliah, tutorial dan menyiapkan assignment. Segala perasaan yang tidak seronok lagi merimaskan itu, dapat dilupakan seketika semasa hadir ke dalam usrah, tamrin, ceramah, malah demonstrasi. Bukan sahaja program dakwah harakiyyah, malah sebahagian pelajar lebih konsisten dan hadir dengan penuh minat ke kelas-kelas menadah kitab dan pengajian tidak formal tetapi mengabaikan kelas, peperiksaan dan tidak endah pada kemerosotan keputusan peperiksaan. ALASAN Melebihkan dakwah mengatasi pelajaran boleh berlaku atas sebab yang pelbagai. “Ana tahu… dah duduk di universiti ni, mana ada yang lebih penting selain pelajaran. Tapi entahlah… macam dah tak ada mood nak study!” kata seorang pelajar. Alhamdulillah… biar pun tindakannya membelakangkan akademik itu salah, tetapi sekurang-kurangnya beliau mengakuinya. Menyedari bahawa dirinya sedang berdepan dengan masalah. Mudah-mudahan lebih jelas jalan untuk keluar dari kesulitan ini. Tetapi, kebimbangan itu datang apabila pelajar-pelajar yang aktif dengan dakwah membelakangkan usaha dan ikhtiarnya di dalam pelajaran dengan kepercayaan yang salah. Kepercayaan yang disangkanya sebagai jalan beragama. MENOLAK ‘ACUH TIDAK ACUH’ Sebagai analogi, kita bayangkan tuntutan akademik itu seperti ayam masak merah dalam cerita berikut:  Ayam masak merah. Kredit foto: cateringexpert.com.my “Abang nak makan ayam masak merah” kata seorang suami kepada isterinya. Lalu si isteri ke dapur, digorengnya ayam, ditumisnya sos yang merah, dicampur keduanya dan dihidangkan di dalam pinggan percuma semasa membeli ubat gigi kotak besar. “Nah, makan” kata sang isteri. Terkulat-kulat suami mengunyah. Dalam satu kejadian yang lain, lelaki yang sama memanggil pembantu rumahnya, “Supriani, bapak mahu makan ayam masak merah!” Lalu si Supriani pergi ke dapur, digorengnya ayam, dibuat kuahnya seelok mungkin, ditabur pula dengan daun sup, dihias dengan bawang besar, cili belah empat kembang bunga, dan dihidang di dalam pinggan Pyrex bersama nasi panas. Agak-agaknya, tanpa perlu berbahas dan berdebat, kita sedia maklum yang tentu sahaja si lelaki itu tadi lebih berminat untuk makan ayam masa merah hasil masakan Supriani berbanding isterinya sendiri. Dua-dua ayam masak merah, tetapi ayam masak merah si isteri itu acuh tak acuh. Cincai kata sesetengah orang. Manakala ayam masak merah si pembantu rumah, biar pun yang memasaknya adalah pembantu rumah, tetapi kesungguhannya memasak menyebabkan lelaki itu lebih teruja untuk mencubanya. Sifirnya mudah. Tiada manusia yang suka dengan hasil kerja ala kadar, bagai melepaskan batuk di tangga. Dan sebelum kita sesama manusia lebih memilih hasil kerja yang ada nilai kesungguhan, Allah SWT itu sebagai Tuhan yang Latīf, memandang hasil kerja dan ibadah hamba-Nya yang dilakukan secara yang terbaik. Optimum. Itqan. Seorang Muslim yang benar-benar menghayati nilai Islam dalam kehidupan seharian akan melakukan apa sahaja secara bersungguh-sungguh. Sama ada sebagai memenuhi kehendak habl min al-naas sesama manusia, mahu pun dalam menunaikan tanggungjawabnya pada hablun min Allah! Maka, bersifat ala kadar dalam menerima keputusan peperiksaan justeru ala kadar juga dalam membuat persiapan pengajian… bukanlah kualiti yang layak bagi seorang Muslim. Apatah lagi Muslim yang mahu memperjuangkan Islam. Lupakah kita kepada firman Allah SWT:   Salah seorang di antara perempuan yang berdua itu berkata: “Wahai ayah, ambilah dia memjadi orang upahan (mengembala kambing kita), sesungguhnya sebaik-baik orang yang ayah ambil bekerja ialah orang yang kuat, lagi amanah”.[Al-Qasas 28 : 26] Kesempurnaan pada kelayakan seseorang yang ingin diberi tugasan adalah gabung jalin yang kemas di antara integriti dan kompetensi. Bukan sahaja mempunyai kualiti akhlaq malah memiliki kemahiran, ilmu pengetahuan dan segala kekuatan yang diperlukan untuk sebuah tugasan. Kita tidak mahu gerakan Islam dan barisan saf perjuangan Islam dipenuhi dengan longgokan sisa manusia yang tidak berkualiti. Membiarkan pencapaian masing-masing di dalam akademik pada tahap atas urat, adalah suatu pengkhianatan kepada ketinggian dan kemuliaan Islam. KEPUTUSAN PEPERIKSAAN BUKAN SEGALANYA Setuju. Saya setuju 100%. Sebab itu saya tidak pernah mengajak kita mengukur kecemerlangan hanya berpandukan keputusan peperiksaan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan peperiksaan, biar pun selalunya ia berpihak kepada yang tekun berusaha. Kecemerlangan yang diperlukan ialah pada komitmen pelajar yang da’ie, menempuh proses pembelajaran, dan bukan hanya berorientasikan output. Maksud saya, sama ada seorang pelajar itu hadir ke kelas, mengikuti kuliah, membuat kajian, menulisassignment… itulah sebenar-benarnya penentu kecemerlangan. Segala proses itu penting kerana ia merupakan latihan sebenar kepada pemikiran dan daya ilmiah seorang pelajar. Di dalam kelaslah dia belajar berfikiran kritis, belajar bertemu dengan pandangan-pandangan yang berbeza, belajar bersoal jawab, belajar bertanya dan belajar menjawab… iaitu segala-galanya yang di kemudian hari menjadi asas terpenting untuk memimpin dan menerajui masyarakat. Dan sudah semestinya, jika kelas dihadiri, kajian dibuat, menulis assignment diselesaikan, ia akan menghasilkan natijah yang bagus di akhir musim peperiksaan, Insha-Allah. Tetapi kalau kita berhasil menjawab keputusan peperiksaan hanya kerana ‘bernasib baik’ apabila soalan dihafal secara last minute, tetapi tidak ke kelas, tidak mengikuti PROSES pembelajaran, maka segala-galanya tidak ke mana. Lantas segenggam ijazah pun belum tentu ada nilainya! Pendakwah yang mengkhianati proses pembelajaran semasa di alam menara gading, mereka amat berpotensi untuk masuk ke masyarakat dengan kualiti kepimpinan yang lemah… ekoran pemikiran tumpul yang tidak diasah semasa di alam belajar! Lebih membimbangkan, kelemahan penguasaan ilmu, dan upaya pemikiran kritis yang rendah, boleh menjadikan seorang penceramah bebas itu seorang Ruwaybidhah, sang safih yang dungu dan tidak malu mempamerkan kedunguannya dalam mengatur urusan ramai. AKIBAT LEMAH AKADEMIK Kadang-kadang kita menganggap akademik hanya sebagai wasilah. Sekadar tiket untuk memenangi kepercayaan masyarakat. Seumpama lesen. Tetapi kita sering lupa, lemahnya penguasaan diri terhadap ilmu-ilmu di kelas akan memberikan implikasi yang buruk di masa hadapan… bukan hanya semasa alam pekerjaan bahkan boleh melarat hingga ke Akhirat. Syariatullah… Pelajar pengajian Islam yang tidak menguasai pengajiannya akibat lemah tahap pembelajaran akan terdedah kepada jenayah di masa depan. “Ustaz, apa hukumnya zakat tabungan KWSP?” tanya seorang jemaah di surau. “Alamak… itulah benda yang pensyarah bincangkan tapi aku tak pergi kelas masa tu!” rungut si ustaz di dalam hatinya. “Err… saya rasa tak payah kot!” jawab si ustaz ala-ala mujtahid. Tidakkah perbuatan itu suatu pengkhianatan? Memberikan panduan muamalat yang salah kepada masyarakat, mengingkari Syariat Allah SWT lantaran kecuaian dirinya sendiri semasa di alam pembelajaran. Semasa belajar sudah biasa tidak buat homework, bila berceramah pun tidak buat homework. Itu jenayah terhadap Syariatullah. Sunnatullah… “Err, pesakit diabetik ini nak suntik 1 unit atau 10 unit atau 100 unit insulin ya?”seorang doktor muda berteka-teki di dalam dirinya. Akibat kemalasannya terhadap kelas pengajian, atau belajar secara ala kadar, beliau menyuntik pesakitnya dengan 100 unit insulin sedangkan peraturan tubuh badan yang ditentukan Allah SWT hanyalah pada kadar 6 ke 10 unit. Pesakit mati mengejut akibat hipoglesimik. Berdosa atau tidak? Jenayah atau tidak? Dosa terbit bukan hanya kerana melanggar hukum Syariat tetapi juga hukum Sains. Seorang ustaz yang tidak berkompetensi, sama sahaja dengan seorang doktor, jurutera, atau apa sahaja pekerjaan profesional yang tidak berkompetensi. Mencetus mudarat.. Maka ala kadar dalam menguasai bidang pengajian masing-masing bukan sekadar masalah sikap yang biasa. Ia mampu membunuh! Ke mana anda mahu membawa dakwah jika duduk di tengah masyarakat sebagai ustaz yang tiada amanah ilmiah atau doktor yang tiada amanah yang sama? ALLAH MESTI TOLONG Akhirnya sampai kita kepada alasan paling biasa. Kita manusia biasa, tetapi sering mengharapkan benda-benda yang luar biasa. “Kalau kita tolong agama Allah, mesti Allah akan tolong kita!” yakin benar seorang aktivis dakwah kampus berkata begitu. Cuba perhatikan firman Allah SWT:  وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ “Dan bertaqwalah kamu kepada Allah nescaya Allah akan mengajar kamu. Dan Allah itu Maha Berilmu terhadap segala sesuatu” [Al-Baqarah 2: 282] Allah SWT berjanji akan membantu. Tetapi syarat asasnya adalah TAQWA. TAQWA itu adalah kepatuhan yang menyeluruh terhadap peraturan Allah SWT… meliputi Syariatullah dan Sunnatullah. Ia telah pun saya jelaskan dengan panjang lebar semasa memperkatakan tentang kualiti Muslim yang mesti bukan sahaja SYARIATIK (komited dengan Syariatullah) malah SAINTIFIK (komited dengan Sunnatullah). Jika kita baca sejarah perjuangan Rasulullah sallallahu alayhi wa sallam, baginda tidak pernah mengambil jalan mudah memperalatkan statusnya sebagai seorang Rasul dan pejuang kebenaran untuk melengah-lengahkan persediaan. Tidak pernah baginda berkata “kalau Allah yang perintahkan aku berjuang, mesti Allah akan tolong menangkan aku!” Tidak sama sekali. Biar pun sehimpun janji dikurniakan Allah bahawa kebenaran akan mengalahkan kebatilan, Baginda sallallahu alayhi wa sallam sentiasa mengambil asbab kemenangan secara optimum. Jika dianalisa peristiwa Hijrah, Baginda sallallahu alayhi wa sallam telah mengatur sehebat-hebat strategi dan persiapakan untuk menjayakannya. Begitu juga dalam perang-perang yang lain. Strategi yang pada hari ini layak digelar sebagai SAINS KETENTERAAN. Termasuk juga dalam soal pentadbiran, pengurusan dan kerja seharian. Baginda sallallahu alayhi wa sallam tidak pernah memalaskan diri dalam ikhtiar dan usaha hanya kerana keyakinan bahawa “Allah bersama kita!”. Tetapi aktivis dakwah hari ini ramai yang mudah tersasar. Mereka tanpa segan silu dan malu, merengek-rengek meminta kemenangan sedangkan ikhtiarnya tidak seberapa. Hanya kerana Allah menjanjikan kemenangan bagi pihak yang memperjuangkan kebenaran, mereka melengahkan usaha, tidak seperti orang tidak berTuhan yang tiada janji kemenangan! Pejuang kebatilan melakukan sepenuh daya upaya mereka untuk perjuangan mereka… kesungguhan yang sepatutnya menjadi isi dan kulit manusia berTuhan seperti kita. BERLATIH MENGURUSKAN REALITI  Sesungguhnya aktivis dakwah di kampus yang gagal menguruskan pengajian di samping tugasan dakwah… mungkin bakal menjadi aktivis yang turut gagal apabila keluar dari kampus. Tahun 2 pengajian jauh lebih sibuk dari tahun 1. Tahun akhir jauh lebih sibuk dari tahun-tahun yang sebelumnya. Bekerja sebelum pengesahan jawatan jauh lebih sibuk dari tahun akhir pengajian. Bekerja selepas pengesahan jawatan akan disibukkan pula dengan alam berumahtangga. Dari satu emak satu bapa, menjadi dua emak dua bapa. Dari satu kelompok sepupu menjadi dua kelompok sepupu. Dari 5 jemputan kenduri semasa cuti bertambah menjadi 10… semua itu akan berterusan. Tatkala komitmen semakin reda, jantung pula sudah lemah, darah sudah bertekanan tinggi, urat dan sendi sudah tidak sihat lagi. TAMRIN DISIPLIN Sesungguhnya keupayaan seorang pelajar menguruskan akademiknya adalah TAMRIN yang paling penting untuk menghasilkan kualiti pengurusan realiti yang diperlukan apabila pelajar ini meninggalkan alam pengajian. TAMRIN itu adalah TAMRIN DISIPLIN. Latihan mendisiplinkan diri iaitu berusaha untuk mengawal diri agar komited melakukan perkara yang kita tidak suka, demi meraih apa yang kita suka, suatu hari nanti. Di samping beroleh keseronokan sebagai momentum di dalam dakwah, jangan lupa bahawa ada perkara tidak seronok yang perlu kita pelihara sebaiknya.   “Kamu diwajibkan berperang sedang peperangan itu ialah perkara yang kamu benci; dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya” [Al-Baqarah 2: 216] Mungkin di alam TAMRIN akademik, bilik kuliah adalah medan perang yang kamu benci… padahal ia ditentukan Allah sebagai KEBAIKAN buat dirimu. Berdisiplinlah! Hasrizal @ www.saifulislam.com 43000 BSP http://saifulislam.com/2014/03/jenayah-akademik-aktivis-dakwah-kampus/
0 notes
tanyanamabayi · 5 years ago
Text
Nama Bayi Kerajaan Jawa Laki laki Dan Perempuan Penuh Makna
Nama Bayi Kerajaan Jawa Laki laki Dan Perempuan Penuh Makna
Tumblr media
Nama Bayi Kerajaan Jawa – tanyanama.com. Jawa merupakan suku terbesar yang ada diindonesia. Itulah mengapa kini banyak orangtua yang mulai menggunakan nama yang asalnya dari jawa. Bahkan kini telah tersedia nama bayi kerajaan jawa. Seperti yang akan kami ulasan dalam artikel nama bayi kerajaan jawa laki laki dan perempuan penuh makna.
Adapun pembahasan nama anak kerajaan jawa disini dimaksudkan…
View On WordPress
0 notes