Tumgik
#ceritadiri
ceritadirimaw · 6 months
Text
Forelsket
Ia membalas pesanmu ketika dia sempat, sedangkan kau langsung membalas pesannya begitu kau menerimanya. Sungguh, kita hidup didunia yang berbeda. Bukan ombaknya yang besar Tapi perahumu lah yang terlalu kecil. Memang terkadang kita dituntut menjadi nahkoda tanpa tau sosok dibaliknya Berhenti mengejar yang dimana kamu tidak diinginkan kalau memang dia orangnya, ia tak akan lari.
Merjosari, 29 Maret 2024 02.29, Malang
0 notes
mikamiiku · 4 months
Text
Duduk sampingan sama ibu-ibu keceu. Hari ini pergi ke BSI, ada ibu-ibu larang anaknya ngambil permen durian lagi karena udah makan banyak, tapi kata-katnya halus banget. Yang paling buat senyum sendiri ibunya bilang "nak gigi siapa yang nyiptain ? dijawab Allah - cara bersyukur diberi gigi bagus gimana ? - merawatnya - dengan cara ? - tidak banyak makan coklat" si anak masih ngeyel katanya ini kan permen durian bukan coklat (aku ketawa sendiri dalam hati, kiyowou kalee adikss) tapi tetap dijelasin dengan lembut dan akhirnya anaknya ngembaliin permen ke tempat semula.
Sedikit lama ngobrol sama ibunya sambil nunggu antrean teller, emang ibunya selembut itu. Dari kata-katanya mengarah banget pada cara kita bersyukur dengan nikmat yang Allah beri. Kata ibunya "kita bisa saling senyum aja udah nikmat yang kadang lupa disyukuri ya mba" (masyaa Allah) 💓 Dan aku nyimpulin :
Ternyata banyak rizki dari arah yang tidak disangka-sangka yang Allah beri untuk kita. Ternyata Allah kirimkan orang-orang baik untuk bantu jagaain keistiqomahan kita. Ternyata ada banyak doa dan harapan yang telah Allah kabulkan, tak terhitung. Ternyata Allah kirimkan guru-guru tulus yang membagi ilmunya untuk kita.
Sampai hari ini kita bagi diberi hujan kenikmatan oleh Allah. Namun yang membuat nikmat jadi tidak nampak bukan karena nikmatnya yang kurang, tapi bisa jadi syukur kita yang sedikit.
#ceritadiri :)
0 notes
kotakapollo · 4 years
Text
Menilik Melihat Mencermati : Dolan
.
Dolan..
Saat tubuh, jiwa, & mencicipi suasana lain..
Melihat diri, melepas penat, angan2 semu, dan takut2 yang kadang menjerat..
.
Sejenak menjadi observator..
Mencari, menggali, meraih sebuah pengalaman..
Menyenangi dengan nikmat yang tinggi..
Melihat rumput lain yang katanya lebih hijau..
.
Tapi sejenak usai,
Karena "dolan"..
Dolan bukan rumah..
Hanya singgah, atau sebuah sesap di ujung lidah.
.
Kadang terbayang nikmatnya..
Kadang ingin tinggal disana..
Tapi ternyata tak seindah rumah..
Tempat tinggal, tempat hidup dan tempat untuk selalu rindu pulang..
.
1 note · View note
arinisngkt · 5 years
Text
Adik kecil,
Nanti, di usiamu yang sudah dewasa,
Semoga kamu terus bisa berbuat baik pada semesta.
Maaf untuk mimpi-mimpi yang terkubur kemarin,
Maaf kami tidak bisa menjadi dewasa secepat yang kamu butuhkan,
Semoga kamu bisa paham, bahwa kami menghidupi mimpi untuk turut menghidupi mimpimu juga,
Jangan kemana-mana, tunggu kami sampai.
Tumblr media
Sudah sekitar setengah tahun, kami tidak pernah saling menelfon. Sekiranya, Juli tahun lalu kami terakhir bertemu.
Namanya Ari.
Kalau ditanya, “nama lengkapnya siapa?”
“Nama lengkap itu apa?”
“ya, misalnya kaya aku, nama lengkapku Eka Arini Sangkuati dipanggilnya Rin. Kalo Ari siapa?”
“Ngga tau, kak.”
Ari suka main bola, sepedahan kemana-mana, dan ke makam ibunya setiap seminggu sekali.
Dulu, ibunya sakit keras; kanker payudara. Beliau adalah seorang Tenaga Kerja Wanita di Malaysia, bertemu sang suami ketika masa kerjanya, dan bersama-sama membersarkan Ari. Ketika sakit, katanya, beliau sudah tidak bisa diurus lagi, sehingga beliau dipulangkan ke rumahnya di Indonesia, tepatnya Lombok Tengah, Praya, bersama Ari. Kedatangan beliau sempat membuat masyarakat khawatir. Bagaimana tidak? Dengan keadaan yang tidak dinafkahi, beliau dipulangkan begitu saja bersama Ari, dalam keadaan sakit parah pula. Ini membuat beberapa organisasi masyakarat, kala itu, menggalang dana untuk membantu beliau dalam pengobatan.
Aku yang dulu tergabung dalam organisasi Forum Anak Lombok Tengah, berusaha untuk lebih melirik anaknya, Ari, yang dulu kondisinya juga memperihatinkan, karena ia tidak lancar berbahasa Indonesia, sehingga tidak mudah untuk beradaptasi dengan teman seumurannya.
“Ari, dulu pernah sekolah?” tanya ku
“Pernah, kak, setahun saja. Dulu saya sekolah bersama semua, digabung-gabung, ada yang kecil-kecil juga ada yang sudah tua,” dengan logat melayunya
“Umurnya sekarang berapa?” tanya teman yang lain,
“12 tahun.”
Ari seharusnya sudah masuk Sekolah Menengah Pertama (tahun 2018), tapi pendidikannya malah terhenti. Melihat itu, organisasiku berusaha untuk mengajari Ari sampai ia bisa mengambil paket A dan melanjutkan sekolahnya. Ini mulai kami lakukan selepas Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas tahun 2018.
Kami belajar membaca, menulis, berhitung, berbahasa indonesia yang baik, dan mengaji bersama Ari. Ini kami lakukan bersama tetangga-tetangga yang seumuran dengannya. Kurang lebih 6-7 orang yang membersamai kami setiap hari.
Kira-kira, sampai di bulan ke-2 kami belajar bersama, Ibunya meninggal dunia.
“Ari gimana?”
“Ngga apa-apa, kak. Kak, kata mama, kita belajar terus, ya.”
“Iyaaa, kata mamanya apa?”
“Dia bilang, “Ari mau ya sekolah lagi.””
Sampai di bulan ke-3, kami sibuk dengan urusan masing-masing. Mulai tes untuk masuk universitas, ikatan dinas, dll.. Waktu itu, aku berusaha untuk terus mengumpulkan teman-temanku mengajar. Tapi, di sisi lain, aku juga harus paham bahwa, selain mimpi Ari, mereka juga harus berusaha menghidupi mimpi mereka sendiri.
Menuju bulan ke-4, aku sudah tidak bisa berada di Lombok. Jakarta memanggilku untuk segera memulai dunia baru.
Di bagian terakhirku membersamai Ari, aku membawanya ke salah satu Kepala Seksi di Dinas PPPA, pembina organisasiku, menanyai bagaimana cara agar Ari bisa sekolah lagi. Dengan baik hati, beliau berkata akan menanyai hal tersebut kepada Dinas Sosial dan memintaku untuk menunggu kabar darinya. Beberapa hari setelah itu, beliau mengabari bahwa Ari belum bisa mendapat bantuan karena belum terdaftar sebagai warga setempat, nama Ari tidak ada di dalam Kartu Keluarga (KK) neneknya (karena Ari tinggal bersama nenek). Cara yang bisa ditempuh adalah membawa Kartu Keluarga (Malaysia) dan Akta Lahir Ari ke Dinas Sosial agar nama Ari bisa ditambahkan ke Kartu Keluarga neneknya.
“Ari, ngga mau telfon bapaknya?”
“Ngga, kak.”
“Ngga apa-apa, yuk, kak Rin aja yang ngomong.”
“Kemarin-kemarin bapak sudah telfon, katanya mau kirimin saya uang, tapi ngga ada. Katanya mau bantu nene, tapi ngga pernah. Ngga mau lagi telfon bapak.”
Sampai akhirnya, sekarang, aku belum bisa menemukan titik tengah dari pendidikan Ari. Bagaimana ia harus sekolah, bisa lancar membaca, juga berhitung. Di awal Jakarta-ku, Ari hampir tiap minggu menelfon, selalu bertanya, “Kak Rin kapan pulang?” dan aku selalu berusaha untuk menenangkan, “Iyaa, sebentar lagi pulang.”
Juli tahun lalu, ketika libur semester 2, kami terahir bertemu. Aku mengajaknya mengikuti sebuah acara organisasiku di hari Sabtu-Minggu. Ari masih baik, masih suka tertawa, masih suka kemana-mana memakai sepeda, dan masih menganggap kami kakaknya.
“Kak Rin sering-seringlah kesini, sama temennya yang lain. Sama kak Diyat, kak Ranti, kak Gina, kak Astrid, kak Andin, semuanya...” katanya setiba aku mengantarnya pulang hari itu.
“Iya, kapan-kapan tak ajakin main sama mereka lagi, ya.”
Ia menutup pertemuan bulan Juli dengan sebuah pertanyaan  yang sampai sekarang belum bisa dijawab;
“Kak Rin, kapan kita belajar lagi?” 
Jakarta, Februari 2020. 3 bulan menuju rumah; pulang; sebentar lagi, Ri.
2 notes · View notes
karenapuisiituindah · 8 years
Quote
Untuk saya pribadi, hidup menjadi lebih bermakna ketika ada seseorang atau beberapa yang harapannya tumbuh kembali karena saya. Entah itu karena apa yang saya tulis, ataupun apa yang saya katakan langsung padanya.
Tia Setiawati
201 notes · View notes
yhayinkra · 10 years
Text
Mengenal lebih jauh tentang gue
Selamat datang bagi kalian yang udah nyempetin diri buat mampir ke tumblr gue untuk sekedar iseng buka-buka dan baca-baca atau yang sengaja mampir dan sengaja baca daripada mati penasaran gara-gara pengen tau isinya HAHAHA pede banget, tapi biarin sih kepedean juga, belajar jadi artis itu dimulai dari hal-hal yang terkecil dulu (serah lu daaah, yhay), jadi artis itu kudu pede, gak lucu kan kalo artis tapi malu-malu (iya, bagus pede. Tapi gak kepedean juga kali! HA to the HA to the HA).
            Nah, oke deh. Sesuai dengan judul blog gue “Aku?” gue bakal jelasin siapa gue dan gimana sih gue, apa yang kamu liat dari aku adalah aku yang sebenarnya? (halah bahasanya). Okeh sip, masih lanjut baca berarti tandanya emang penasaran dan pengen tau banget soal gue WK to the WK (gak enak amat ketawanya). Oke! Gak usah kebanyakan basa-basi, gue bakal dengan sigap dan cekatan memperkenalkan siapa sih gue ^_^.
            Jadi, nama asli gue itu NURAINI INKRA WULAN, gue biasa dipanggil Nuray, Aini, inkra, wulan, dan yang paling sering dan familiarnya sih gue dipanggil uyhay. Pasti pada heran kan kenapa gue akrab dipanggil uyhay sama orang-orang? Weqeqeqeqe. Kalo panggilan nuray, aini, inkra, wulan sih gak usah dijelasin juga pasti udah pada paham soalnya itu emang nama gue, jadi gue bakal jelasin soal kenapa sih kok gue bisa dipanggil uyhay? ^_^. Semua cerita panggilan nama uyhay itu bermula pada saat adek gue (afrida/avi) lagi unyu-unyunya belajar ngomong, sebelum adek gue lahir, gue biasa disapa nuray oleh penduduk setempat (please deh, ini bukan berita -_-). Tapi, semuanya berubah, semuanya berbeda semenjak adik saya lahir (najis alay banget wkwk), berhubung avi lagi belajar ngomong jadi ya begitu deh masih belum beres apa yang diucapinnya, namanya nuray tapi si avi nyebutnya uyhay gara-gara dia masih belum bisa ngucap huruf ‘N’ dan ‘R’ kemudian entah semenjak kejadian itu gue jadi dipanggil uyhay sampe sekarang -_-a. Nah, sekarang udah paham kan, udah gak heran lagi kan? Weqeqeqeqe. Oke sip, kita lanjut ketahap perkenalan selanjutnya nih bray.
            Gue adalah seorang gadis belia berparas imut dan cantik jelita (ini sih kata ibu gue haha), gue cewek berumur 19 tahun terhitung dari 25 April 2013 lalu. Istana gue di Cirebon, iya! Gue orang cirebon, lahir di Cirebon, dan tinggal di Cirebon (iya tah? Iya jeh!). Gue tinggal di Desa Mertapada Kulon, PP Nurul Ikhwan, kecamatan Astanajapura, Cirebon. Gue tinggal sama tantenya ibu yang udah gue anggep kaya ibu gue sendiri, dari kecil sampe sekarang gue masih disitu. Ibu, bapak, dan saudara-saudara gue tinggal di Buntet Pesantren Cirebon, setiap ada waktu kosong meskipun sedikit gue sempetin buat ngumpul bareng keluarga gue (Beuh! romantis kekeluargaan).
            Gue tuh orangnya pemalu, tapi sebenernya sih cerewet, bawel, dan manja. Gue penakut, tapi doyan banget sama film horror dan cerita horror, meskipun pasca nonton efeknya bisa berhari-hari (sok berani banget -_-). Gue tuh orangnya kadang suka gak asik kalo diajak ngobrol langsung sama orang yang menurut gue belum akrab dan belum tau banget soal gue, ya itu tadi, soalnya gue orangnya PE.MA.LU. Bagi mereka yang baru kenal gue nih, pasti mereka bilang gue orangnya jutek dan pendiem, mungkin karena gue keliatan gak banyak omong sama orang yang baru dikenal, tapi padahal gue tuh orangnya ramah kok, serius! ramah banget nget nget deh pokoknya weqeqeqeqeq. Gue bukan orang yang suka palah-pilih temen, gue mau temenan sama siapapun asal dia pun mau temenan sama gue, begitu. Gue paling seneng sama orang yang jujur dan apa adanya, orang yang kaya gitu yang bikin gue nyaman.
            Oh iya, orang-orang sih bilang kalo gue ini agak gendut. Padahal gue tuh punya berat badan sekitar 53 kg dan tinggi sekitar 160 cm, menurut gue sih body segitu gak  gendut tapi seksi WKWK. Emm, gue orangnya bosenan, gue pun bukan orang yang fanatik ke suatu hal, gue suka sama apapun yang bikin gue tertarik, apapun itu. Contohnya dalam hal musik, lepas dari kata jadul atau katroknya sebuah musik, gue suka semua jenis musik asal musik itu enak didenger. Gue lebih suka film  komedi, romantis daripada yang action, gak tau kenapa. Gue orangnya suka jalan-jalan kalo lagi punya duit, berhubung gue keseringan gak punya duit, jadi kebanyakan waktu gue abisin dirumah sambil sms-an sama pacar, twitteran, facebookan, de el el. Kayaknya segitu aja deh ya gue bahas soal “siapa AKU?”.. Ya, kurang dan lebihnya begitulah gue. Tentang bagaimana kalian ngeliat gue, tentang bagaimana kalian menilai gue, itu sih terserah kalian aja ^____^.
SEKIAN. Duh, makasih ya udah mau baca tulisan gak penting gue sampe kelar. HAHAHA
0 notes
mariadinar · 11 years
Text
You Know You're Stressed Out When...
3 am. Belum tidur. Sudah selesai cuci baju. Sudah mberesin kamar Sudah mandi. Sudah selesai nyiapin makan sahur untuk 3 orang. Kepala rasanya penuh. Banyak bisikan-bisikan aneh. :((
0 notes
ceritadirimaw · 2 years
Text
Rumah Ramah
Bagaimana tentang rumahmu? Rumah tak selalu berbentuk bangunan, ada pula yang berbentuk hati. Apapun itu, seseorang yang menjadi tempat saya pulang adalah saat yang paling saya nantikan. Seseorang itu menjadi bagian penting dalam hidup saya, mungkin kalau tidak ada dia saya tidak akan pernah tau bahwa ada rumah yang senyaman dan seramah itu. Terimakasih telah menjadi rumah yang sangat nyaman dan terimakasih telah menjadi teman, pendengar, bahkan pasangan yang baik dan terbaik untuk saya. Sejauh apapun jarak dan selain keluarga, pulangku hanya pada satu rumah yaitu kamu. Sampai kapanpun.
Merjosari, 19 Februari 2023 23.59, Malang
0 notes
ceritadirimaw · 2 years
Text
Tetiba teringat ketika sedang makan bersama ayah, ibuk dan kedua adikku. Ada beberapa lauk yang terhidang di meja kayu, diantaranya telur, ayam goreng, sayur bayam, tahu, tempe, sambal kacang dan tentunya tidak lupa kerupuk. Kami, aku ayah dan kedua adikku mengambil beberapa lauk dan begitu lahap menyantapnya. Dari ujung mataku dipiring ibuku terlihat hanya ada nasi, satu potong tahu, sambal dan kerupuk. Lalu aku bilang dengan bahasa jawa “buk wonten lauk liyane kok maem e kaleh niku tok” kemudian ibuku menjawab “ibuk pengen lauk iki ae mas, wes maem en lauk e dientekne”. Seketika itu, aku ambilkan beberapa lauk dan ku taruh dipiring ibuku. Jawaban dari ibuku bohong, bukan karena beliau ingin makan hanya dengan lauk itu, melainkan agar anak anaknya lah yang mendapat protein dari lauk yang ada. Sehat selalu untuk orang tua kita semua entah apapun panggilan kalian ke mereka.
Merjosari, 13 Februari 2023 20.09, Malang
0 notes
ceritadirimaw · 2 years
Text
Saya duduk dan merenungkan betapa saya ingin berbicara lagi denganmu, saudara tanpa ikatan darah. Ada begitu banyak hal yang tidak sempat saya ucap. Ada begitu banyak mimpi ketika malam yang tak pernah saya tau maksudnya.
Kenangan memudar seiring berjalannya waktu, tetapi bertemu denganmu bukanlah kenangan, kamu adalah bagian dari perjalananku. Terimakasih dan terimakasih.
Kras, Wates, 22 Desember 2022 09.04, Kediri
0 notes
ceritadirimaw · 2 years
Text
Terdengar dari dalam kamarku sesaat sebelum saya keluar, percakapan antara seorang anak yang masih berstatus pelajar dengan ibunya,
“Buk matematikaku dapet nilai 58 tapi ojok marah ya”
“Kok isok oleh nilai 58, berarti remidi?”
“Iyo buk remidi, temenku ada yang nilaine 84 76 ada yang 93 bahkan 100”
“La iku koncomu nilaine apik apik”
“Tapi mereka contekan buk saling tanya ada juga yang bawa kertas”
“Yawes pokok kon ojok nyontek, sinau maneh matematika ben nilaimu apik”
“Iyo buk, aku jujur buk”
Begitulah kira kira percakapan yang saya dengar, banyak pelajaran yang saya ambil dari mereka. Tentang sebuah kejujuran yang sudah ditanamkan sejak kecil dan parenting dari seorang ibu yang membuat anaknya berani bercerita tentang apa yang dialaminya. Nilai hanya sebuah angka, bukan menjadi tolok ukur dari semua tanpa terkecuali kejujuran. 
Dari perspektif saya tadi, tidak jarang ada yang bilang “iku cuma gawe alasan tok cek gak diseneni”. Ya kadang seperti itu, tetapi disisi lain anak tersebut tidak “menyalahkan” temannya dengan bilang “tapi koncoku onok buk seng nilaine sak ngisorku”. Terimakasih
Labcoffee.eatery, 23 September 2022 17.26, Malang
0 notes
ceritadirimaw · 2 years
Text
Ada cinta yang lahir dari hati. Tidak jarang juga cinta lahir dari nadi. Dari hati bisa jadi, pergi atau kembali. Dari nadi, abadi sampai mati.
Rodjo Kopi, 4 Juli 2022 18.29, Malang
0 notes
ceritadirimaw · 2 years
Text
Sepasi, Diantara Titik dan Koma
Aku dan kamu, Ibarat titik dan koma yang hanya dipisahkan sepasi. Saling memandang dari dua sisi. Kita adalah dua kata yang tak pernah berjauhan. Bahkan nyaris bersentuhan. Namun belum juga paham arti berdekatan. Sepasi itulah yang menciptakan ruang lengang. Di antara aku dan kamu yang sama-sama sedang menuju pulang. Aku ke utara, sementara kau mengarah titik yang berbeda, lalu berakhir di barat daya bukan malah sebaliknya. Sepasi itu, bukanlah takdir yang menceraikan waktu. Ia ada sebagai utusan bendahara kata. Sehingga seratan menjadi berharga, dan suratan punya makna yang sesungguhnya. Aku berusaha mencari kata di langit malam. Agar kita bisa sama-sama membaca temaram. Sebagai keinginan yang tak pernah padam. Kita masing-masing meronta melepaskan diri dari sepasi. Memampatkan jarak dan ruang hingga tak terpisahkan. Saling memandang dari satu sisi, ke arah takdir yang telah berhasil kita lewati. Cerita berakhir dengan koma atau titik, sekarang masih terpisah karena sepasi.
Sepasi Coffee & Eatery, 1 Juli 2022 18.56, Malang
0 notes
ceritadirimaw · 2 years
Text
Ku Kira Cerita Dalam Buku, Ternyata Kisahku
Biar kagumku saja yang terus ada tanpa ada balas bahkan temu. Iya, temu tanpa rencana jauh lebih nyata dari prasa dalam buku cerita. Mungkin kita hanya sebagai prolog. Dimana kamu menjadi pusat dari kata kata bahagiaku. Bagai cahaya pagi yang mengintip dibalik celah celah pohon pinus. Ataupun seperti air disungai, mengalir dari hulu ke hilir mengikuti arus tanpa harus menggerus. Namun pada akhirnya kita, aku dan kamu hanya sebagai epilog dalam sebuah buku. Tau akan menjadi akhir yang tidak bahagia atau rasa yang tertunda atau cerita tanpa nama Aku akan merasakan sendu, aku akan merasakan rindu tanpa temu, tanpa ada kata "kamu". Aku akan melihat langit yang biru, kamu akan melihat warna yang sama. Tapi kita berada dicerita yang berbeda.
Bedengan, 28 Juni 2022 04.46, Malang
0 notes
ceritadirimaw · 2 years
Text
Aksara Rindu
Rinduku tak akan pernah usai Seperti lembayung yang pergi untuk kembali Rinduku tak akan pernah usai Seperti tabahnya hujan Juni, kata "Sapardi" Rinduku tak akan pernah usai Seperti cinta sayidina Ali dan Fatimah yang tersembunyi Rinduku tak akan pernah usai Seperti cleopatra dan mark antony yang berjuang sampai mati Rinduku tak akan pernah usai Seperti arloji, terus berdetik dan berdetak sampai cincin yang melingkari jari Dan terakhir, Rinduku tak akan pernah usai Kala raga telah selesai namun rasa tak berujung sampai.
Padhasaran Wedhangan, 24 Juni 2022 17.25, Malang
0 notes
ceritadirimaw · 2 years
Text
Untuk kamu, yang sempat hadir dan semoga takdir.
Nakoa Soekarno Hatta, 20 Juni 2022 16.57, Malang Apa kabar? Sudah lama kita tak jumpa. Jangankan berjumpa, saling sapa pun sudah tidak. Aku maklumi itu semua. Aku menghargai kehidupanmu, dan kau? entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak. Mungkin kamu akan bertanya, kenapa aku menulis ini semua? Jika kau mengira, karena aku ingin mencuri perhatianmu tentu tidak. Untuk apa. Lalu jika kau mengira, aku ingin mendramatisir keadaan itupun tidak. Sama sekali tidak. Aku menulis semua ini hanya karena rindu. Tak pernahkah kau merasakannya juga? Aku harap kau sempat merindukanku walau hanya semalam. Setidaknya kau mengingat bagaimana aku tertawa lalu menangis. Setidaknya kau mengingat bagaimana susahnya berusaha dan mudahnya menyerah. Cinta kita mungkin belum usai, dan mungkin itu aku. Cinta yang tumbuh dibawah status mahasiswa. Cinta yang terus tumbuh hanya karena memandang dari jauh. Cinta yang terus tumbuh ketika kita bertukar sapa dan senyum. Cinta yang terus tumbuh karena pipiku merona setiap kali mendengar namamu. Manis. Aku masih bisa merasakannya walaupun hanya sedikit mengingatnya. Aku masih ingat betapa lucunya saat pertama kali aku melihatmu. Kita terlihat canggung. Lalu saling tersenyum sesudahnya. Aku juga masih ingat betapa indahnya hujan kala itu. Aku terus melajukan motor dengan cepat agar kau tidak lama terkena hujan. Kau hanya bisa bersembunyi sambil mengeratkan pelukan dibalik punggungku. Kau tidak tahu, seberapa banyak aku tersenyum saat itu. Aku tidak peduli, apakah aku cinta pertamamu atau bukan. Aku menyimpan memori dalam hidupmu atau tidak. Yang aku tahu aku merasakannya. Kau juga bukan kekasih pertamaku. Tapi percayalah, kau membuatku mengenal banyak hal untuk pertama kalinya. Kau membuat aku belajar untuk pertama kalinya. Kau orang pertama yang membuatku merasa berharga dan merasa dihargai. Kau membuat aku merasa bahwa aku adalah seseorang yang merasa disayangi. Bukan orang yang selalu menunggu, menanti bahkan meminta. Untuk kamu, yang sempat hadir dan semoga takdir. Maaf aku sempat membuatmu muak dan bahkan kecewa. Dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Yang sering mengeluh, yang sering berdrama dengan segala masalah. Kau selalu mengingatkanku. Dan lagi, aku terlambat menyadarinya. Aku tau aku salah, tapi siapa yang peduli saat itu. Yang aku tau hanya, cinta itu menyakitkan ketika kamu pergi. Itu saja. Bodoh? Iya. Sangat bodoh. Kadang aku pun hanya tertawa bila mengingatnya. Perjalanan kita amat sangat lucu ternyata. Bodohnya lagi bukan tentang kita saja, sudah melibatkan orang tua, sekali lagi bodoh, iya itu saya.
Aku ingat, kata orang kita memulai dengan cara yang salah. Entah aku, atau kamu. Tapi aku tak ingin menyalahkan siapapun, karena untuk masalah perasaan semua orang akan merasa benar. Meskipun penuh kebohongan dan ketidakpedulian. Cukup aku saja yang tau maksud semuanya. Perjalanan memang kadang membuat aku terbang lalu jatuh. Dan terimakasih, kamu telah menjadi bagian perjalananku. Hidup kadang terasa manis seperti gulali yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit sama seperti aku yg tidak sengaja menyesap ampas kopi yang menjadi favoriteku. Dan kamu telah menjadi keduanya di saat yang bersamaan. Sekali lagi, terimakasih. Untuk pernah hadir lalu pergi dan untuk sempat memulai lalu mengakhiri. Untuk kamu, yang sempat hadir dan semoga takdir. Aku tadi bilang bahwa aku merindukanmu, tapi setelah aku menulis ini semua aku tak lagi merasakannya. Aku sedang tersenyum, percayalah. Aku bahagia. Bohong jika rasa rinduku tak semakin bertumpuk, aku bahagia bila kau juga merasakannya entah dengan siapapun itu. Tak perlu aku yang merindukanmu lagi. Tugasku sudah cukup. Tugasku kini pergi lalu menghilang. Untuk tak saling mengenal akan lebih baik, mungkin? Hahaha aku hanya bercanda. Aku tidak kekanak kanakan lagi. Aku hanya berharap aku dan kamu baik baik saja. Kita bahagia bersama, di jalan yang berbeda. Untuk kamu, yang sempat hadir dan semoga takdir Tidak semua hal akan berjalan sesuai keinginanmu, pada satu waktu impianmu akan dipukul mundur, harapanmu terpatahkan dan langkahmu dihentikan paksa. Dunia yang begitu luas terasa menyesakkan, ramai tapi sepi. Ingin terus melangkah, takut salah. Ingin putar balik, jarak yang begitu jauh susah untuk ditempuh. Ingin menyerah? Apalagi, tak akan pernah menyelesaikan masalah. Setiap pilihan serasa tak mampu untuk menerima konsekuensinya Terus melangkah adalah salah satu pilihan dan harapan suatu saat aku dapat bertemu kamu, dengan senyuman. Tak ada lagi kecanggungan. Lalu berbincang. Dan aku akan mengenalkan seseorang padamu, begitu sebaliknya. Entah mengenalkan orang tua, saudara masing masing atau bahkan rasa takutku terjawab dengan kita mengenalkan pasangan. Jika ditanya kenapa masih menunggu atau berharap? Baca sekali lagi tulisan ini, kau akan paham makna dari setiap kata. Untuk kamu. Yang sempat hadir dan semoga takdir. Aku mohon maaf atas segalanya, atas ketidaksempurnaanku dalam mewujudkan impian-impian kita. Perihal cinta? Tidak akan berkurang apalagi sampai hilang. Ia abadi punya tempat tersendiri dihati. Dalam bukunya, Buya Hamka pernah berkata “Cinta bukan mengajari kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajari kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat”. Jangan sesekali mengucap selamat tinggal bila kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup dan ingin merubah. Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia karena ia begitu tinggi mengangkat jiwa, dimana hukum-hukum kemanusiaan dan kenyataan alam tidak mampu menemukan jejaknya. Cinta itu tak kasat mata, ia dapat dirasa, entah dari raga atau jiwa.
0 notes