#catatanperjalanan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tentang mu (3)
Ebi, beberapa orang bertanya padaku tentang "bagaimana awal mulanya?" tentang cerita yang terjadi antara kita. Sedang aku, tidak pernah bisa menjelaskan, bukan hanya tentang bagaimana awal mulanya, tapi juga tentang bagaimana pada akhirnya.
Kata seseorang padaku, 'tidak semua bisa kita genggam, ada beberapa hal yang memang harus dilepaskan demi kebaikan bersama, karena definisi perjuangan bukan hanya berjuang mendapatkan tetapi juga berjuang melepaskan.'
Posisi ku saat ini adalah sepertii lagu Okaayy, 'Meski kita berdua jatuh cinta, tapi kau bukan yang ku punya' 'meski disini hatiku terluka, tapi pergi pun tak bisa'
Apa yang harus aku lakukan? Menunggu harapan kecil itu atau melupakan dan melepaskan :')
4 notes
·
View notes
Text
365 hari di 2022
Hai, gimana kabar hari ini? Semoga baik-baik aja ya.
Pertama, saya mau ucapin selamat karena kamu masih bisa bertahan sampai di penghujung tahun ini. Ya walaupun saya tau bahwa tahun ini berat sekali, bukan?
Sama, saya juga merasa tahun ini berat sekali, segala sesuatu terasa ga mudah. Gapapa. Alhamdulillah kita semua masih dikasih kesemptan untuk bisa bertahan. Sekali lagi, selamat ya. Kamu keren! :)
Kedua, saya mau ucapin terima kasih banyak karena kamu sudah berjuang sekuat tenaga yang kamu punya. Sebisa yang kamu mampu. Ya walaupun saya tau bahwa untuk memperjuangkannya kamu harus nangis-nangis, bahkan berdarah-darah sampai hampir menyerah. Ya kan?
Sama, saya juga. Saya malah pernah mempertanyakan kenapa hal-hal yang tidak enak kemarin harus terjadi kepada saya, lalu saya ingat sebuah kalimat pertanyaan “Ya Allah, why me? Kata Allah, why not?” Untuk setiap hal yang terjadi dalam hidup ini. Suka dukanya. Tapi pada akhirnya, berlalu juga.
Ketiga, saya mau ucapin semangat terus ya untuk kamu karena 2023 nanti pasti banyak hal yang mungkin terjadi.
Semoga semua pelajaran yang kamu pelajari di tahun 2022 ini bisa menjadi kekuatanmu menghadapi hari-hari yang akan datang. Semoga rencana-rencanamu untuk satu tahun kedepan banyak yang akan terealisasikan. Semoga hatimu dilapangkan jika nantinya rencana terbaikmu tidak terwujud, karena sebaik-baiknya rencana manusia, tetap rencana Allah adalah yang terbaik. Lakukan saja usaha yang berbeda, karena untuk mendapatkan hasil yang berbeda, usahanya tidak bisa sama.
Terima kasih 2022, untuk pelajaran yang sangat luar biasa.
Terima kasih 2022, untuk semua kenangan yang sangat berharga.
Saya tau kita semua hebat karena berhasil melalui tahun ini meskipun terseok-seok melewatinya. Gapapa, toh akhirnya berlalu juga.
Terima kasih dan selamat berjuang lagi di tahun berikutnya ya! :)
45 notes
·
View notes
Text
Batu So’on Bondowoso, 2023
Waktu pulang ke Bondowoso di lebaran kali ini, saya menemukan teman melancong baru. Sepupu jauuuuuuhh sekali. Jauh dari jarak temu, juga galur marga. Mereka yang kemudian mengajak saya menyusur kabupaten kecil ini.
Tahun ini saya mendapatkan jatah libur yang cukup panjang dari kantor, sekitar sepuluh hari untuk hari raya. Ibu juga memutuskan untuk mengambil cuti. Kami sekeluarga bersepakat untuk menghabiskan hampir seluruh hari libur ini di Bondowoso dan Malang.
Saya sudah membawa laptop, buku, dan aneka rupa barang tempur lainnya untuk berjaga-jaga terhindar dari kebosanan selama liburan. Saya memang tidak merencanakan banyak perjalanan. Hanya ingin datang karena sudah lama tidak pulang.
Namun, saat berkumpul dengan keluarga besar di hari raya, seorang kerabat nyeletuk, “besok kalo ke Bondowoso kabarin, nanti diajak jalan-jalan. Ayo, besok ke Batu So’on!” Tentu saja dengan riang gembira saya menyambut tawaran tersebut.
Saya, ibu, adik kemudian diangkut oleh Budhe Yanti, Mbak Ovin, Mbak Iving, dan Mas Ipang menuju salah satu kawasan Ijen Geopark tersebut. Sekitar jam 8 pagi kami berangkat. Mbak Ovin sendiri yang menyetir.
Batu So’on adalah situs sejarah berupa batuan-batuan yang tersusun secara alami membentuk pilar-pilar tinggi secara. Mirip Stonehenge di Inggris. Konon katanya situs ini terbentuk di zaman megalitikum. Dulu area ini pernah menjadi tempat perkumpulan dan pertapaan para abdi Kerajaan Majapahit.
Sebelum bernama Batu So’on, situs ini dikenal dengan Batu Solor. “Solor” berarti sulur. Tanaman-tanaman rambat menutupi batuan besar tersebut. Pemukiman di sekitarnya juga disebut Desa Solor, berada di paling atas Kabupaten Bondowoso. Sementara itu, “So’on” sendiri artinya susun, “Batu So’on” adalah batu yang disusun.
Karena letaknya berada di puncak pegunungan, akses jalan menuju lokasi ini cukup menantang. Jalanan sempit dan kanan-kirinya banyak parit. Belum lagi jalannya berupa tanah dengan banyak bebatuan. Perjalanan ke sini terasa seperti off-road.
Hanya saja, perjalanan menantang sekitar 1 jam dari pusat Bondowoso tersebut kemudian akan terbayar dengan pemandangan dan udara sejuk di atas sana. Hamparan hijau mengelilingi seluruh jarak pandang. Gazebo-gazebo dengan warung makan disiapkan untuk para wisatawan menikmati pemandangan. Kami sendiri langsung membuka bekal dan melahapnya bersama. Kondisi area yang sepi juga menjadi nilai tambah untuk pelancong bersantai dalam plesirnya.
Sayangnya, waktu saya datang ke sana, akses menuju objek utama batu susun masih dalam pembangunan. Alhasil, saya hanya bisa melihat bangunan “ajaib” tersebut dari jarak jauh. Batu-batuan itu juga sedang ditutupi oleh tanaman rambat yang membuat struktur bertumpuknya semakin tidak kentara. Hanya beberapa spot saja yang bisa terjamah untuk diambil potretnya.
Sekitar setengah hari saya dan keluarga menghabiskan waktu di Batu So’on. Pas untuk melipur penat dari hidup perkotaan. Sepulang dari Batu So’on, kami memutari lagi pusat kota untuk mengisi perut kosong. Banyak warung makan yang masih tutup karena libur lebaran. Dan mie ayam akhirnya menjadi penutup perjalanan hari itu.
“Jangan kapok, ya! Masih ada Kawah Ijen, Pantai Pasir Putih, Gunung Bromo, dll. Besok kalau ke Bondowoso lagi kabarin aja, nanti jalan-jalan lagi,” kata Budhe Yanti di ujung perpisahan. SIAP!!!
-alcaristia- 280523 Semarang
4 notes
·
View notes
Text
A Little Too Much
Missing everyone a little too much today. A little too much until I have goosebumps hearing some songs. A little too much until my heart feels heavy. A little too much until I reopened all the photos I had. A little too much until I decide to write it here.
Realizing I had a lot happening in my life back then, makes me a little bit worried that I might not be as highly functioning as I was. Nowadays, some work feels hard, some chitchat feels strange, so I find myself alone a lot.
One of my weaknesses is definitely isolating myself when I'm facing hard things. I figured its not good during a consultation with my psychologist. Making friends was my other weakness, but then I realized: no matter how much I love being alone back then, I always have people around me that I can go to when I feel exhausted.
I used to be alone, but not with these lonely feelings. Recently I realize it, having no one is indeed hard, right?
I miss everyone a little too much today. I cherish and am grateful for each one of them. Please stay healthy and live a little longer so we can cross our paths again soon, hopefully.
0 notes
Text
Mission completed.
Jarak jauh sungguh membutuhkan kelapangan hati, sebab yang muda yang harus mengerti. Itu yang kurasakan dan yang kulakukan.
Tidak pernah ditanya. Dituntut untuk bertanya. Tidak pernah dikunjungi. Dituntut untuk mengunjungi. Sungguh rasa yang ingin ku perbaiki. Rasa yang setidaknya menjadi ringan untuk aku jalani karena memang menjadi pilihan, bukan pilihan terpaksa.
1 note
·
View note
Text
Mantra apa lagi yang bisa membuat hati ini lapang?
Ya Allah aku berserah, telah ku ulang2 semua doa yg ku hafal..
Tapi air mataku terus turun tak mau berhenti..
Yakin kan aku ya Allah.
Bahwa takdir itu sebenar yg terbaik..
Februari 2023
Suatu pagi di Jogja
1 note
·
View note
Text
[Kedai] Patjar Merah @ Pos Bloc - Jakarta
Mood: Sedang butuh mengobrol dengan 'manusia' sebenarnya.
Musik: Pilu dari Kiarakelana (seperti yang sudah-sudah)
Tanggal: 02 Agustus 2023 (terima kasih, Juli)
Versi: #catatanperjalanan #randomthought #unedited
Sepertinya tulisan ini akan berulang. Sudah diunggah di Insta-stories dan Insta-Feed. Tetapi rasanya masih banyak yang ingin diomngin -lagi. Beberapa akan sama seperti di Insta, I warned you earlier!
...
Sabtu, 29 Juli 2023.
... Sebuah rangkaian perjalanan yang tak terduga sebenarnya. Karena ada keperluan di Kota Tua, yaitu ngambil gerabah yang sudah diwarnai dan dibakar, berupa mug (bukan mug) yang pernah dibuat di bulan Mei kemarin.
Berawal dari jalur S11: BSD - Jelambar, disambung 8H: Jelambar - Kota, akhirnya sampai juga di kawasan Kota Tua. Total perjalanan selama 2 jam. Lama (banget), tapi justru di waktu-waktu inilah bisa me-time baca buku. Kali ini lagi ditemani perjalanannya membaca 100 Tahun Kesunyian dari Gabriel García Márquez. Di waktu-waktu seperti ini, rasanya seperti sedang menyelami kesunyian dalam diri sendiri. Walau pada akhirnya dituliskan, tetapi waktu-waktu itu -kadang tak terdefinisikan, mengapa akhirnya kegiatan ini menjadi salah satu perantara untuk mengambil jeda dan merasa 'sembuh'.
Setelah sampai di Kota Tua, karena sudah janjian (cieilah janjian) juga dengan Abang-Abang yang sudah bakar gerabahnya, akhirnya meluncur ke Museum Seni Rupa dan Keramik. Nggak ke tempat yang lainnya. Panas bund heheh
(sebuah fyi mungkin: di sini ada workshop untuk membuat gerabah. Biayanya 50k, kalau mau dibakar dan diwarnai, biayanya 75k atau bergantung dengan ukuran gerabahnya, total berarti 125k + waktu menunggu hasil pembakaran, untuk bisa bawa pulang 'karya' sendiri. Sedikit tips, mungkin bisa berkunjung ke museumnya di pagi hari dan hari biasa, karena banyak yang daftar workshop ini pas kemarin. waktu tunggunya bisa sampai 1-2 jam~)
Sat-set-sudah di tangan akhirnya. Pas dilihat, alhamdulillah nggak retak, karena ada risiko ini memang, terus... tjakep warnanya!
Karena waktu masih siang, sayang perjalanan 2 jamnya, akhirnya memutuskan untuk ke Patjar Merah. Beberapa hari sebelumnya, sempat terlintas memang, tetapi nggak yakin akan terlaksana, baru jalan saat di hari-H (ekspektasinya dihilangkan). Searching cara ke Pos Bloc, pas banget, karena sangat dekat dengan Stasiun Juanda yang juga satu jalur aja dari Stasiun Kota ke arah Bogor. Okehh, semesta mendukung, berangkat~
Total mungkin 30 menitan dari Kota ke Juanda. Dari stasiun Kota, naik commuter line (CL) ke arah Bogor turun aja di stasiun Juanda. Sekitar 500m dari stasiun bisa ditempuh dengan jalan kaki. Jalan kakinya cukup nyaman, karena akses trotoarnya bagus. Asli, suka banget yang gini-gini👍 Melewati gerbang Little India (baru tau ada weh!), seberang Mesjid Istiqlal, kemudian di sepanjang jalan, jalur menuju Pos Bloc ada sungai juga.
Seperti kebanyakan sungai di Jakarta, sebenarnya kurang nyaman dilihat (cokelat, agak baunya kurang enak), tapi entah kenapa semacam ada nostalgia ke masa lampaunya Jakarta ngelewatin bagian ini (romantisisasi — I know). Maksudnya, ada bagian-bagian sungainya yang membuat bertanya,
'seperti apa bentukan zaman dulu kalau di sini, ya?'.
Mana di seberang itu, kelihatan juga Little India yang menampakkan gedung-gedung vintage-nya (disclaimer: nggak paham soal arsitektur bangunan dan kamusnya, jadi seadanya ya hehe).
Diingat-ingat, ternyata tidak mengherankan, karena Pos Bloc ada di daerah Pasar Baru [Passer Baroe; zaman Hindia] yang memang masih banyak bangunan-bangunan bersejarahnya. Termasuk Pos Bloc sendiri, yang dulu merupakan bekas kantor pos Belanda.
Tips: pakai topi kalau ke sini, ya, karena cukup panas kalau siang. Kalau sore atau mungkin pagi, agak lumayan adem.
Sesampainya di sana, lagi ramai-ramainya, karena bersamaan dengan event Semua Murid Semua Guru (ada Tulus!). Karenanya nggak bisa keliling terlalu lama juga di gedungnya (hiks; jiwa introvertnya bergejolak). p.s kalau ingin dapat gambaran gedungnya, bisa search ada di google maps. Tjakep asli!
Kesan pertama pas ke sana, sangat terasa campuran modern-jadulnya. Tenant-tenantnya modern banget, tapi bangunannya khas yang zaman baheula. Lorongnya itu, lho, yang kayak khas banget kalau kunjungan ke gedung Belanda. Ceilingnya agak rendah, tapi mungkin ada alasannya, karena toh ini kantor pos dulunya. Ruang-ruangnya juga disesuaikan sama kebutuhan Gen-Z, banyak tempat duduk buat nongkrong —ngobrol.
Kedai Patjar Merah sendiri ada di bagian dalamnya. Tokonya kecil, tapi nyaman, pas pertama kali lihat, kayak ohh ini vibesnya homey & elegan gitu (?). Entah tata ruangnya, atau pencahayaannya, berasa syahdu.
Awal masuk agak kikuk -honestly, karena sendirian dan hm -okey, terus apa? wkwkw Tetapi nggak lama juga, karena akhirnya mulai keliling. Lalu, setelah melihat koleksi-koleksi bukunya. Wahhhh, ini mah yang sering berseliweran di Twitter dan seringnya banyak yang merekomendasikan!!
Asli! Kayak semacam ada bangga-bangganya (?) karena merasa nggak asing sama kurasi bukunya (ini sangat personal yaa >.<)
Di sana juga ada tempat duduk untuk baca-baca. 2 jam nggak berasa untuk bacain sinopsis-sinopsis bukunya. Dari satu rak ke rak lainnya, berasa nemu hidden gem, yang jarang ada di toko buku penerbit mayor. Beneran beragam banget genre buku yang ditawarin.
Sastra klasik, novel populer, fiksi sejarah, buku anak, buku-buku penerbit indie, buku-buku Tan, buku-buku 'DKJ', yang mungkin akan jarang ditemui di toko buku penerbit mayor.
Setelah keliling lama dan bolak-balik, akhirnya ingin menanyakan buku tertentu. Sayangnya nggak ada, tapi memang seharusnya nggak kaget, yang nanya tau 'arah' atau jenis buku yang ditanyakan. Beneran asik untuk diajak diskusi tentang buku-buku yang ada. Bahkan bisa tukeran rekomendasi buku 📚
Kenapa Patjar Merah ini agak top of mind akhir-akhir ini karena memang sepertinya perlu ke sini untuk mengobati kefomoan saya yg nggak sampai ikut PatjarMerah Solo. :')
Daannn... memang menyenangkan Sabtu kemarin!
Bahkan, lebih menyenangkan lagi setelahnya, karena dari Patjar Merah ini, lanjut ke... Post Santa! (ini akan dibuat postingannya sendiri hehe)
Sangat mungkin untuk berkunjung lagi, karena belum menjelajahi banget si bangunan Pos Bloc-nya ini.
Seperti semesta mendukung, bulan September nanti, akan ada Festival Literasi Asia yang akan bekerja sama dengan Patjar Merah Kaget di tempat ini -Pos Bloc juga.
Nahhh!!!!!
Gak sabarrrrr >.<
See you (?)~~~
[bakal diedit lagi buat nambahin foto, xixi]
0 notes
Photo
Dihadiahi semesta ☕ Terimakasih .. Hestis Ali - @ibunyapuisi dalam #gejolak #isihati #isikepala #hestis_ali #perempuanpuisi #sajak #syair #puisi #catatanperjalanan #menemukancahaya #poso #sulawesitengah https://www.instagram.com/p/CPaGadtNpfQ/?utm_medium=tumblr
#gejolak#isihati#isikepala#hestis_ali#perempuanpuisi#sajak#syair#puisi#catatanperjalanan#menemukancahaya#poso#sulawesitengah
2 notes
·
View notes
Text
Tentang Mereka
Salam rindu pada dia pemilik cinta yg dititipkan manusia tumbuh di rahim kecilnya.
Salam takzim pada dia pemilik tubuh legam yg masih terus memeras peluh hingga di baya usia yang tersisa.
Telah melebur lelah di dalam jiwa hingga sakit tak terasa lagi kini perihnya.
Lalu, kemana perginya rayuan kata pada mulut yang biasanya merangkai banyak rima? Kemana perginya lantang suara, hingga terimakasih dan maaf tak pernah lagi terdengar ada?
Telah tersapu mimpi dan harapan mereka, untuk pengorbanan hadirkan senyum di wajah mungil yang kini lebih sering berlalu enggan.
Cita mereka telah melebur jadi harap tuk hadirkan kebahagiaan pada keluarga kecil yang ia payungi atas nama Tuhan.
Maka apa isi di benak seseorang yang merasa mereka tak pernah mengerti dirinya? Anggap hidup hanya tentang mengejar mimpi dan dunia yang dia tengah hadapi kini.
Mungkin sebenarnya mereka hanya lupa atau bahkan tak pernah mengenal rasa, mencicipi bagaimana rasanya dirindui dan dicintai oleh kita sang buah hati.
Dengarkan bagaimana air mata mereka berbicara melalui doa-doa malam yang kau tak hirau dan tak kau sangka.
Memang dikatakan atau tidak, cinta akan tetap menjadi cinta. Namun, tak semua sempat sadar dan mampu jewantahkan itu di atas dunia.
Maka, untuk mereka yang satu-satunya di semesta. Terimakasih untuk tulus cinta yang tak pernah berhenti sejak aku ada. Terimakasih untuk kasih sayang yang tak pernah ada balasannya dalam takaran dunia.
Semoga Allah masih memberi waktu, walau tak mungkin kita perbaiki masa lalu. Dan semoga Allah masih memberi maaf atas balasan luka yang pernah kita hadiahkan pada hati kecil mereka—yang belum berhenti pula mendoakan kita.
367 notes
·
View notes
Text
semoga aku punya hati seluas samudra untuk nerima dan "gapapa"in hal-hal yang sebenernya buat aku sakit dan kecewa 💗😊
0 notes
Text
Aku Pikir
Aku pikir menulismu dalam syair dan puisi akan membuat hatiku tenang. Akan membuat resahku usai. Tetapi aku salah. Semua tulisan syair dan puisiku tidak akan kemana-mana, apalagi akan kau baca.
Lalu aku menyadari. Hanya menyebut dan menulis namamu dalam doa-lah yang membuatku tenang. Tenang karena doa-doa yang kukirimkan pasti akan sampai. Pada-Nya dan padamu.
Untukmu, tetap semangat dan bahagia, ya!
2 notes
·
View notes
Text
Bintang : Langit, selepas senja yang sangat indah, kau akan menyerahkan dirimu pada pekat.
Langit : Lalu?
Bintang : Mengapa kau tak biarkan cahaya tetap bertahta atasmu? Pekat itu amat menyesatkan bukan?
Langit : Barangkali kamu lupa wahai kawan, tanpa pekat tak akan ada kata gemerlap ataupun terang benderang. Bahkan tanpanya, kamu tak akan tampak segemerlap saat kelam tiba.
"Jika semua menginginkan gemerlap tapi enggan mengenal pekat, hakikatnya dia lupa diri tentang alasan gemerlap mampu tampak. Segala semesta memiliki lajur yang berbeda, bukan perkara putih ataupun gelap. Karena hakikat hidup adalah menjalani porsi dan pilihan yang penuh syarat."
Gunungkidul, 11 Agustus 2019
—desinuristanti—
#parviscandelis#selfreminder#quotesoftheday#dailyreminder#myquotes#motivation#dailymotivation#inspiring#instalike#quote#catatanperjalanan#kehidupan#quoteoftheday#sastraindonesia#instagood#quotes#daily#quotesgram#catatan#catatanintrover#menulis#catatankehidupan#dailyquotes#instaquote#instashoot#catatanbaik
4 notes
·
View notes
Text
semoga kabar bahagia yang kita dengar dari orang lain di sekitar kita tidak menjadi ruang membandingkan, meragukan kapasitas diri sendiri dan lain-lainnya.
semoga kelak saat mendapat kabar bahagia; meski kita juga sedang mengharapkan hal yang sama, respon utama kita adalah bersyukur.
bersyukur karena tau rezeki milik orang lain juga pemberian dari Allah --yang kita juga adalah hambaNya. bersyukur karena barangkali, hal tsb belum terkabul untuk kita karena Allah menjaga kita dari keburukan-keburukan.
yang baik untuk orang lain belum tentu baik untuk kita, sama kayak firman Allah di surat Al-Baqarah ayat 216.
semoga, semoga, semoga!
31 Agustus 2021
10 notes
·
View notes
Text
SEBUAH PERJALANAN WAKTU
Waktu bergerak cepet banget, kayaknya baru kemaren lahiran eh minggu depan anaknya udah mau 2 bulan. Alhamdulillah, Masya Allah Tabarakallah..
Jadi ibu adalah harapan dan cita-cita setiap perempuan, rasanya belum 'sempurna' jadi perempuan kalau belum jadi ibu. Dulu, saya selalu berdoa sama Allah supaya bisa ngerasain rasanya menikah, hamil, melahirkan, dan ngurus anak sampai dia dewasa nanti. Oke, sampai dewasanya agak kejauhan sih ya, tapi mari di-Aamiin-kan.
Allah Maha Baik, doa saya semua terkabul. Betapa saya sangat bersyukur karenanya. Dan ketika satu persatu peran itu harus dijalankan sering saya bergumam "oh begini ya rasanya...". Lalu diam sejenak mengingat doa yang pernah terucap.
Singkat cerita, waktu pertama kali tau kalau garis dua muncul itu rasanya nano-nano. Ini beneran positif gak sih? Waktu itu saya sama suami sueneeng banget, tapi cemas juga ini bener gak, sampai beli tes 3x dan hasilnya sama. Dan sore itu pun langsung cus ke obgyn!
Pas cek pertama itu masih suspect hamil, suruh balik lagi 2 minggu. Cemas 2 minggu gak karuan, dan alhamdulillah positif beneran :))
Trimester pertama mual-mual, penciuman dan perasaan jadi sensitif banget, dikit-dikit mewek, badan lemes, hawanya ngantuk, bolak-balik pengen pipis, perut dan sebadan-badan rasanya gak jelas. Makan juga waktu itu pengennya nasi padang aja, makanan lain cuma dikit, tapi kalo nasi padang bisa sebungkus. Hahhaa. Terus ya, Alhamdulillah banget, pas awal hamil itu pas sekolah lagi liburan sekolah dan lebaran jadinya bisa leyeh-leyeh glesoran lebih lama di rumah. Fix ya lebaran jadi ga bisa kemana-mana.
Trimester kedua, semua mulai kembali baik-baik aja. Alhamdulillah janin berkembang baik, suasana hati juga mulai baik, bisa aktifitas seperti biasa, bisa masuk makanan apa aja, malah kalap, tapi tetep ya namanya hamil jadi cepet capek, ngantuk, dan sakit punggung. Mulai trimester dua ini jadi rajin ikut prenatal yoga, demi ngurangin backpain dan segala pain lainnya. Kalo kata orang, trimester dua ini adalah masa-masa kehamilan yang paling nyaman, dan benar!
Di trimester ketiga, perut makin besar, tapi herannya kayak semakin gagah gitu, jalan sruntal-sruntul di saat yg orang lain ngeliat saya jalan dan ngendarain motor sendiri pada ngilu :)) ya tapi emang baik-baik aja loh, dan masuk 37w masih ngajar, ngelesin, ngurusin TO dan rapor di sekolah. Kalo kata temen-temen guru mah "kapan sih cutinya masuk mulu? Gue ngilu dan ngeri liat perut lu kayak mau meletus." Trus ya saya santai aja, wong semua aman terkendali kok~
Nah, Kekhawatiranpun mulai muncul ketika 2 temen yang hamilnya barengan, cuma selisih semingguan gitu mulai pada lahiran. Saya kapan nih? Masuk 38w makin degdegan. Mulai nyobain induksi alami supaya bayi mau keluar, udah makan nanas, kiwi, power walk, yoga makin giat, dan yang ekstrim adalah MAKAN DURIAN!! Plis ya saya ga suka durian, tapi entah waktu itu ga mual nyium baunya, dan makan seduren-duren sendirian. Tapi tetep dong belum mau keluar bayinya. Pffht.
Masuk 39w, makin makin degdegannya..... seminggu 3x ikutan yoga biar ngebuka jalan bayi. Perut semakin sering kontraksi palsu. Kontraksi yang rasanya perut tuh kenceng gitu, terus ilang. Kenceng lagi, ya gitu aja terus. Dan Oh ya tiba-tiba saja saya jadi cewek gatel! Kerjaannya garukin perut terus entah sih kenapa, tapi masya allah subhanallah gatelnya luar biasa sampe gak bisa tiduur. Niqmat gatel tapi gaboleh digaruk tuh luar biasa loh. Kesel tapi ya gimanaaaa......
Tepat di hari rabu, tanggal 9 januari itu jadwal kontrol. Paginya masih ikut yoga, siang abis yoga makan soto, terus ke salon buat creambath sama menipedi, centil bet. Malem ke obgyn lagi, ditanya gimana dan saya bilang kontraksinya makin sering dok, terus tau-tau disuruh VT dan...... UDAH PEMBUKAAN DUA SODARA-SODARA!! KAGET. HAHAHHA. Sama dokter dikasih obat pelunak jalan lahir, lalu "nanti malem atau besok pagi paling mules terus besok lahir deh...". Saya dan suami cuma ketawa seneng tapi degdegan. 😂
Tanggal 10 januari, jam 1 malem mulai mules, muncul dan ilang tapi masih jarang. Begitu jam 5 pagi, kok ini mulesnya makin sering sihh??? Coba pake aplikasi kontraksi nyaman dan udah mulai 511, kata kakBid suruh ke RS kalo udah gitu. Lalu cus ke RS masuk UGD pake kursi roda. Sungguh ini pertama kalinya pake kursi roda :')
Masuk UGD, cek ricek kondisi ibu lalu bayi lalu diinfus dan masuk ruang perawatan dulu karena pembukannya masih 2 padahal kontraksi udah meriah. Pas kontraksi dateng tuh cuma bisa merem melek sakit tapi tetep berusaha kalem, senyum, sambil megangin suami aja, sambil ngomong ke bayi "nak, lagi ngebuka jalan ya? Tetep semangat nak..." Sambil meringis gitu deh tsay~
Masuk ruang perawatan nunggu pembukannya naik diisi dengan rebahan, main gymball, ngemil, jalan-jalan sambil meringis. Tau-tau jam 1 siang udah pembukaan 6. Alhamdulillah..... Mau cry! Lalu Dibawalah ke ruang bersalin nunggu sampe lengkap pembukaan 10. Cepet apa lama? TERASA LAMA! Pas nunggu lengkap, saya banyak-banyak minta maaf ke ibu sama mertua supaya dimudahin dan dilancarin lahirannya sambil mewek. Huhuhuhuhu. Sad moment. Rasane niqmat.
Dengan penuh perjuangan ditemenin suami, sampailah dipembukaan lengkap jam 5 sore, dan baby lahir 15 menit kemudian. Bahagia? BANGET YA ALLAH.. SAKIT? YA JANGAN DITANYA, tentu sajaa.. tapi bahagianya ngalahin sakitnya walaupun tetep berasa sakit pas dijaitnya sih, ga boong sakit jaitanya hih.
melahirkan sungguhlah perjuangan, makanya jangan pada semena-mena sama orang tua ya, jadi sedih akutu. Dan sejak saat itu saya berjanji akan memperlakukan orang tua dan mertua lebih baik lagi dari sebelumnya. :')
Dah ya segitu dulu ceritanya, lelah dan anak keburu bangun.. nanti dilanjut cerita pasca melahirkan.. ditunggu yha! 😘
26 notes
·
View notes
Photo
Musim sedang berganti. Musim panas. Benar-benar panas. Cuaca semakin panas, dan sulit mencari air bersih dalam perjalanan mendaki gunung menuju camping area. Sekarang kami menggali pasir untuk mencari air dan menunggu berjam-jam sampai airnya jernih. #catatanperjalanan #gunung #adventure #hiking #pendaki #pendakilawas #mountains #love #naturephotograpy #story #kenangan #sumberair #kilasbalik #flashback https://www.instagram.com/p/CdVqdXJPkKQ/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#catatanperjalanan#gunung#adventure#hiking#pendaki#pendakilawas#mountains#love#naturephotograpy#story#kenangan#sumberair#kilasbalik#flashback
0 notes
Text
Lipatan bebatuan itu seperti mencoret-coret detak penuh harap yang bersarang di dada kiriku. Aku melihatnya, sangat tua, sangat kacau, sangat menarik, sangat ingin diperhatikan oleh dunia. Affleurement d'Asque, singkapan terakhir yang dapat mengungkap masa lalu dunianya kepada kami, telah berdiri disana selama jutaan tahun, menanti mata-mata liar yang tidak tahu arti dari sebuah penantian.
Dalam sekejap, kami tertegun meraba masa lalunya yang magis. Dahulu, puteri duyung bernyanyi disana, menghantarkan makhluk-makhluk berdosa menuju dunianya yang lain, namun ia membatin. Ia lalu menari di dalam air, mencari cara keluar dari dunianya melalui tembok pembatas yang bergulir. Pecahnya ombak membuka dinding tersebut, mengubah hatinya, memompa darahnya untuk menangkap sinaran mentari yang hangat, dan semakin hangat. Demi masa, putri duyung tersebut meninggalkan padang ombak dibelakangnya, untuk menahan jiwa-jiwa yang terbawa arus peradaban menuju dunianya yang lalu. Sulit, namun teguh, hingga ia terkubur dalam bebatuan panjang Asteries, bersama jejak arus yang membeku disana, menunggu untuk diungkap.
Lalu aku menyadarinya. Singkapan bersejarah ini menghadap pedesaan Eropa yang sangat indah. Ia memandang serpihan surga. Dan aku mengerti, putri duyung tersebut mengajarkanku bahwa hijrah yang sedang kulakukan tidak akan pernah salah. Detak penuh harap ini harus melembut, dan berdegup bersama iringan ayat suci yang akan menjadi penerangku di alam yang tak berakhir nanti. Aku akan tetap melihat masa lalu, sebagai jalanku melihat surga kelak.
1 note
·
View note