#cara menjadi saksi nikah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tata Cara Menjadi Saksi Nikah
Menjadi saksi nikah adalah suatu kehormatan yang memegang peranan penting dalam mengesahkan ikatan perkawinan yang sakral. Menjadi saksi nikah adalah kehormatan dan tanggung jawab yang penting dalam pernikahan seseorang. Sebagai saksi, Anda memiliki tanggung jawab untuk memberikan kesaksian yang kuat dan mendukung keabsahan pernikahan.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tata cara menjadi saksi nikah dengan tepat, memahami peran yang harus dilakukan, dan pentingnya kesaksian dalam mengabadikan momen bersejarah ini.
Tata Cara Menjadi Saksi Nikah
penerimaan undangan: Langkah pertama dalam menjadi saksi nikah adalah menerima undangan dari pasangan yang akan menikah. Biasanya, pasangan akan memilih orang-orang terdekat mereka, seperti keluarga atau sahabat dekat, untuk menjadi saksi dalam pernikahan mereka. Jika Anda menerima undangan, apresiasi dan terimalah undangan dengan senang hati, karena menjadi saksi nikah adalah kehormatan yang diberikan kepada Anda.
persiapan diri: Sebelum hari pernikahan tiba, persiapkan diri Anda dengan baik. Pastikan Anda datang tepat waktu dan mengenakan pakaian yang sesuai dengan acara pernikahan. Jika ada petunjuk khusus dari pasangan atau pengantin lainnya mengenai dress code, ikutilah petunjuk tersebut. Hal ini akan menunjukkan rasa hormat Anda terhadap pasangan yang akan menikah.
memahami peran dan tanggung jawab: Sebagai saksi nikah, Anda memiliki tanggung jawab untuk memberikan kesaksian tentang sahnya pernikahan tersebut. Ini berarti Anda harus memahami pentingnya pernikahan secara hukum dan agama. Jika ada pertanyaan atau ketidakjelasan mengenai peran Anda sebagai saksi, jangan ragu untuk menghubungi pasangan atau pihak yang bertanggung jawab atas pernikahan untuk mendapatkan klarifikasi.
hadir di acara pernikahan: Pada hari pernikahan, pastikan Anda hadir tepat waktu di lokasi yang telah ditentukan. Ikuti petunjuk dari panitia atau orang yang bertanggung jawab dalam mengatur acara pernikahan. Setelah tiba di tempat, cari tahu di mana Anda harus duduk atau berdiri selama prosesi pernikahan. Biasanya, saksi akan ditempatkan di dekat pengantin atau di depan para tamu yang hadir.
menyaksikan ijab kabul: Salah satu momen paling penting dalam pernikahan adalah prosesi ijab kabul, di mana kedua belah pihak menyatakan persetujuan mereka untuk menikah. Sebagai saksi, perhatikan dengan seksama saat ijab kabul dibacakan oleh penghulu atau pemimpin upacara. Pastikan Anda memberikan perhatian penuh dan siap untuk memberikan kesaksian setelah ijab kabul selesai.
memberikan kesaksian: Setelah prosesi ijab kabul selesai, penghulu atau pemimpin upacara akan meminta Anda dan saksi lainnya untuk memberikan kesaksian. Pada tahap ini, Anda akan diminta untuk menyatakan bahwa Anda telah menyaksikan ijab kabul yang sah antara kedua pengantin.
memperhatikan dan mengikuti prosedur pernikahan: Selama prosesi pernikahan, perhatikan dengan seksama setiap tahapan yang dilakukan. Salah satu momen penting yang harus Anda perhatikan adalah saat ijab kabul dilakukan. Ini adalah saat di mana pengantin pria dan wanita secara resmi menyatakan persetujuan mereka untuk menikah. Pastikan Anda memberikan perhatian penuh dan siap untuk memberikan kesaksian setelah proses ijab kabul selesai.
memberikan kesaksian yang jujur: Setelah prosesi ijab kabul selesai, penghulu atau pemimpin upacara akan meminta Anda dan saksi lainnya untuk memberikan kesaksian. Pada tahap ini, Anda akan diminta untuk menyatakan dengan jujur bahwa Anda telah menyaksikan ijab kabul yang sah dan mengikat. Berikan kesaksian dengan tegas dan jujur, karena kesaksian Anda akan menjadi bagian penting dalam mengesahkan pernikahan.
Sebagai saksi nikah, Anda memiliki peran penting dalam mengesahkan ikatan pernikahan yang sakral. Dengan memahami tata cara menjadi saksi nikah dan menjalankan tanggung jawab dengan baik, Anda turut menjadi bagian dari kesaksian cinta yang abadi. Menjadi saksi nikah adalah kehormatan yang tidak ternilai dan akan selalu dikenang dalam perjalanan kehidupan pasangan yang menikah.
Dengan mengikuti tata cara menjadi saksi nikah dengan baik, Anda telah memberikan kesaksian yang kuat dan mendukung ikatan pernikahan yang sakral. Peran Anda sebagai saksi tidak hanya mengesahkan pernikahan, tetapi juga memberikan kehadiran dan dukungan yang berarti bagi pasangan yang menikah. Melalui momen ini, semoga kebahagiaan dan keberkahan selalu menyertai pasangan tersebut dalam perjalanan kehidupan mereka yang baru.
1 note
·
View note
Photo
Akad nikah itu benar-benar terjadi, setelah saksi berkata “sah” maka jatuh pula tanggung jawab Sabila kepada seorang pria bernama Arya Firdaus Andi Manggala. Laki-laki pendiam yang dewasa pemikirannya. Sabila akhir nya sadar bahwa laki-laki itu adalah penulis artikel yang tempo hari lalu Ia baca. Semua orang mulai menitipkan doa dan pesan, begitu juga dengan Ayah yang tersenyum bahagia melihat putri semata wayangnya itu menikah. Di Dalam hatinya, kini ia bisa pergi dengan tenang, karena tanggung jawabnya di dunia telah usai.
Kamar rawat inap hari itu jadi kelabu, napas Ayah sesak tepat satu jam setelah mereka menikah. Dokter masuk ke ruangan dengan tergesa, di tengoknya jalan napas dan kondisi tubuh Ayah. Tapi takdir berkata lain, Tuhan lebih sayang kepada Ayah hingga meminta nya dari sisi Sabila begitu cepat. Sabila dan ibu memeluk tubuh Ayah nya yang sudah tak bernyawa, tubuhnya masih hangat seperti sedang tertidur namun jiwa dan raga nya telah terpisah.
“Yang sabar Bil, Ayah sudah bahagia karena kamu, Ia pergi dengan tanggung jawab yang telah usai.” Arya merangkul pundak wanita yang baru saja Ia nikahi satu jam lalu itu.
“Kamu nggak ngerti rasanya jadi aku!” Sabila menepis rangkulan itu, Arya kaget dan terdiam. Mungkin istrinya hanya belum terbiasa dengannya.
Arya keluar ruangan itu, disana sudah ada Alby yang sedari tadi menunggu diluar. Alby mengulurkan tangan pada Arya seraya mengucapkan selamat. Kini usai sudah tugas Alby menemani Sabila, sekarang Ia akan baik-baik saja bersama Arya.
“Jangan pernah sakiti Bila ya Ar, dia sahabat gue. Dia pasti sangat kehilangan sosok Ayah, jadi lu harus pastikan jadi pengganti Ayah yang bisa dia andalkan.” Alby memeluk Arya dan menepuk pundaknya seraya menyelipkan satu pesan penting baginya.
“Pastii, pasti By.” Alby menyimpan semua ini dari Arya, dia tidak boleh tahu terkait perasaannya pada Sabila, kini wanita yang Ia cintai telah menjadi istri orang lain.
***
1 Tahun Kemudian…..
Satu tahun setelah kepergian ayah, hari-hari Sabila kembali normal, namun tidak dengan rasa cinta nya pada suami yang ternyata belum juga Ia rasakan. Sabila masih sering pergi seorang diri, pulang larut malam karena pekerjaan, dan masih merasa enggan untuk mengakui bahwa kini Ia sudah membangun rumah tangga. Arya paham bahwa itu butuh waktu untuknya, mengalah dan meredam emosi istrinya dengan cara menuruti dahulu apa yang Ia mau. Namun sebagai seorang pria, kerap kali Ia merasa ingin diperlakukan dan diperhatikan layaknya seorang suami. Disambut ketika pulang dari kantor, disiapkan makan dan kebutuhannya, menjadi teman diskusi sebelum tidur, serta hal-hal lain yang wajar dilakukan oleh suami istri.
“Kamu mau kemana?” Sabila melewati meja makan begitu saja tanpa sapa dan pamit kepada Arya yang duduk disana.
“Kerja dong, kan kantor aku nggak kaya kantor mu yang bisa work from everywhere.”
“Aku antar ya?” Arya menawarkan hal itu bukan untuk yang pertama kali, walaupun Ia sudah tahu jawabannya adalah “Tidak�� tapi dia akan terus berusaha.
“Nggak usah, biasanya juga nggak pernah nganterin.”
“Ya aku nggak pernah nganter karena selalu kamu tolak kan?” nada bicara Arya kali ini mulai meninggi, Ia merasa tidak dihargai,
“Aku bisa ke kantor sendiri, kamu kan juga harus kerja, kita punya urusan masing-masing, jadi selesaikan urusan masing-masing aja. Aku nggak mau bergantung sama kamu.” Sabila menjawab ketus, Ia masih kekeh dengan kemauannya untuk tidak mau bergantung pada laki-laki itu.
“Mau sampai kapan kamu kaya gini? Aku selama ini berusaha yang terbaik buat kamu Bil, aku berusaha ngasih seluruh apapun yang aku bisa. Tapi kamu sama sekali nggak menghargai perasaanku sebagai suamimu. Kamu tahu? Mungkin ketika ayah masih ada dan melihat hubungan kita yang seperti ini, beliau juga akan sedih. Ini bukan pernikahan yang beliau harapkan.”
Sabila terdiam, secara cepat bayangan momen di saat terakhir bertemu Ayahnya itu hadir merasuki ruang-ruang kerinduannya.
“Kenapa kamu masih nggak bisa menerima aku? Apa yang salah dari usaha ku selama ini Bil? Tolong bilang, tolong komunikasikan sama aku biar aku tahu. Biar aku bisa terus menjaga amanah Ayah kamu. Putri yang sangat dia cintai.”
Sabila tertegun, Ia mencari pembenaran sejauh yang Ia bisa, namun tidak ditemukan apa salah suami nya itu. Yang ada hanyalah Ia yang belum mampu menerima Arya sehingga terus mencari kesalahannya, alih-alih membuat suaminya itu menjadi benci, Ia malah tidak menemukan celah itu. Sabila sadar bahwa selama ini hanya Arya yang berusaha mencintainya. Sabila lanjut berjalan, meski kini tiba-tiba air matanya turun, Ia tetap berangkat ke kantor tanpa diantar oleh Arya.
***
Jam menunjukkan pukul dini hari, Sabila belum juga menunjukkan batang hidung nya. Ini kali pertama Sabila pulang begitu larut. Arya mulai gelisah dan berkali-kali menengok jendela depan yang mengarah ke arah gerbang. Di genggamannya terdapat ponsel yang dari tadi Ia gunakan untuk terus menelpon Sabila. Namun hasilnya nihil, pesan tidak terkirim dan panggilan tersebut masih juga belum berhasil. Pikiran Arya mulai melanglang buana, Ia sangat khawatir apakah ini ada hubungannya dengan konflik mereka tadi pagi. Apakah bicara nya terlalu keras sehingga membuat Istri nya sakit hati dan enggan pulang kerumah.
Tidak lama setelah itu terdengar suara klakson mobil, Arya segera bergegas, barangkali itu Istri nya. Ternyata itu mobil Alby yang didalamnya juga terdapat Sabila. Sabila nampak tidak merasa bersalah, Ia langsung masuk ke dalam rumah tanpa memberikan komentar apapun termasuk mobil nya yang entah kemana sehingga Ia harus diantar oleh teman kecil nya itu. Alby turun dari mobil dan memberikan sedikit penjelasan pada Arya.
“Tadi Sabila minta tolong sama gue, mobil Sabila mogok jadi dia telpon gue untuk minta bantuan dan minta diantar pulang.”
Tanpa menjawab sepatah kata pun, Arya langsung memasuki rumah itu. Emosi nya sudah diujung tanduk, namun tidak mungkin diekspresikan di saat semua tetangga nya sedang tertidur pulas. Ia menutup pintu dan segera bergegas menemui Sabila, sementara Alby Ia abaikan begitu saja.
“Aku kecewa banget lho Bil sama kamu, kamu lagi dalam kesulitan tapi yang kamu hubungi malah laki-laki lain? kamu lupa kalau kamu punya suami hah?!”
“Aku tuh tadi���…” Belum juga terjawab lengkap pertanyaan suami nya itu, Arya kembali berkata,
“Terus pulang se larut ini? Aku khawatir sama kamu Bil. Kamu sengaja mematikan ponsel mu? kenapaa?”
“Bisa nggak dengerin aku jelasin dulu?? Hari ini aku banyak kerjaan, aku pulang juga sudah malam, di jalan pulang mobil aku mogok. Soal kenapa aku nggak ngehubungin kamu yaa karena aku pikir kamu sudah tidur, jadi aku nggak enak mau ganggu.”
“Kenapa nggak enak sih Bil? Aku kan suami kamu, kamu bisa minta tolong apapun.”
“Ah sudahlah, aku capek berantem terus sama kamu!!”
Sabila pergi dengan kesalahannya sementara Arya merasa kecewa karena bukan Ia yang hadir disaat Sabila memerlukan bantuannya.
[Bersambung]
21 notes
·
View notes
Text
jasa akad nikah islami terbaik Surabaya hub = 0812-2427-2825
Pernikahan adalah momen sakral yang penuh makna dalam kehidupan setiap pasangan. Dalam tradisi Islam, akad nikah menjadi inti dari sebuah pernikahan, dimana kedua mempelai mengucapkan janji suci di hadapan Allah SWT dan para saksi. Pelaksanaan akad nikah islami di Surabaya semakin diminati karena mengutamakan nilai-nilai syariah, kesederhanaan, dan keberkahan.
Sebagai kota metropolitan, Surabaya menawarkan beragam jasa akad nikah islami yang mampu mengakomodasi kebutuhan pasangan muslim. Memilih jasa akad nikah terbaik bukan hanya soal pelayanan, tetapi juga memastikan setiap aspek acara berlangsung sesuai syariat.
Mengapa Memilih Jasa Akad Nikah Islami? 1. Kepatuhan terhadap Syariat Dalam akad nikah islami, penting untuk memastikan bahwa prosesi dijalankan dengan mematuhi adab-adab Islam. Jasa profesional memahami tata cara ini, mulai dari pembacaan khutbah nikah, ijab kabul, hingga doa penutup.
2. Dekorasi yang Sederhana namun Elegan Jasa akad nikah islami biasanya menawarkan dekorasi yang tidak berlebihan, tetapi tetap menampilkan keindahan dan kesakralan. Elemen seperti kaligrafi, lampu temaram, dan bunga segar sering digunakan untuk menciptakan suasana hangat dan khidmat.
3. Efisiensi Waktu dan Tenaga Merencanakan akad nikah membutuhkan perhatian ekstra terhadap detail. Dengan menggunakan jasa profesional, pasangan bisa lebih fokus pada persiapan spiritual dan emosional mereka, sementara vendor mengurus aspek teknis acara.
Layanan Utama dalam Jasa Akad Nikah Islami 1. Perencanaan Prosesi Akad Nikah Jasa akad nikah islami terbaik akan membantu Anda merancang susunan acara, mulai dari sambutan, prosesi ijab kabul, hingga doa bersama. Semua dirancang agar berjalan lancar dan penuh keberkahan.
2. Penyediaan MC Islami MC atau pembawa acara menjadi pengatur alur jalannya akad nikah. MC islami memahami adab dan tata cara penyampaian yang sesuai syariat, sehingga prosesi berlangsung dengan tertib dan bermakna.
3. Dekorasi Bertema Islami Dekorasi yang ditawarkan jasa akad nikah islami Surabaya biasanya memiliki tema yang menonjolkan nilai-nilai Islam, seperti warna putih, hijau, atau emas. Kaligrafi ayat suci Al-Quran dan ornamen Islami lainnya sering menjadi elemen utama.
4. Dokumentasi Profesional Jasa profesional menyediakan tim dokumentasi untuk mengabadikan momen-momen berharga Anda. Hasil dokumentasi biasanya menonjolkan sisi emosional dan kesucian akad nikah.
Tren Akad Nikah Islami di Surabaya Surabaya, sebagai kota besar, memiliki beragam gaya pelaksanaan akad nikah islami. Berikut adalah beberapa tren yang sedang populer:
1. Konsep Outdoor Bertema Islami Akad nikah di ruang terbuka semakin diminati, terutama di tempat-tempat seperti taman atau halaman masjid. Dengan tambahan dekorasi Islami seperti lampu-lampu gantung dan tirai putih, suasana menjadi semakin menyejukkan hati.
2. Busana Tradisional Modifikasi Islami Pasangan muslim di Surabaya sering memilih busana tradisional seperti kebaya atau baju adat, tetapi dimodifikasi agar sesuai syariat, misalnya dengan penambahan hijab atau desain yang lebih tertutup.
3. Acara yang Ramah Lingkungan Tren pernikahan ramah lingkungan juga mulai merambah akad nikah islami. Misalnya, penggunaan bahan dekorasi yang dapat didaur ulang atau undangan digital untuk mengurangi penggunaan kertas.
Rekomendasi Jasa Akad Nikah Islami Terbaik di Surabaya Untuk Anda yang sedang mencari penyedia jasa akad nikah islami terpercaya, More Information Call Us: 0812-2427-2825 adalah pilihan yang tepat. Mereka dikenal sebagai salah satu penyedia layanan akad nikah islami terbaik di Surabaya, dengan berbagai keunggulan yang menjamin kepuasan Anda.
Lokasi mereka berada di Jl. Gn. Anyar Tambak IV No.50, Gn. Anyar Tambak, Kec. Gn. Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294. Untuk melihat portofolio dan layanan yang ditawarkan, kunjungi website resmi mereka di www.rajata.co.id.
Tips Memilih Jasa Akad Nikah Islami 1. Pastikan Reputasi Vendor Cari tahu reputasi jasa akad nikah melalui ulasan online atau rekomendasi dari kerabat. Reputasi yang baik menjadi indikator kualitas layanan mereka.
2. Sesuaikan dengan Anggaran Diskusikan anggaran yang Anda miliki dengan vendor. Jasa akad nikah islami biasanya menawarkan berbagai paket yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
3. Tinjau Portofolio dan Testimoni Melihat portofolio acara yang telah ditangani vendor sebelumnya dapat memberikan gambaran tentang kemampuan mereka. Jangan lupa untuk membaca testimoni dari klien sebelumnya.
4. Diskusikan Detail Acara Pastikan Anda berdiskusi secara mendetail tentang konsep acara, dekorasi, dan layanan tambahan yang diperlukan.
5. Perhatikan Fleksibilitas Vendor Vendor yang fleksibel akan lebih mudah menyesuaikan layanan mereka dengan kebutuhan dan preferensi Anda.
Keunggulan Jasa Akad Nikah Islami Profesional 1. Pelaksanaan Sesuai Syariat Dengan menggunakan jasa profesional, Anda tidak perlu khawatir tentang tata cara yang tidak sesuai syariat. Setiap aspek acara dirancang dengan memperhatikan adab-adab Islami.
2. Kemudahan dan Kenyamanan Jasa akad nikah islami membantu Anda menghemat waktu dan tenaga, sehingga Anda bisa lebih fokus pada persiapan lainnya.
3. Pelayanan yang Personal dan Profesional Vendor profesional menawarkan layanan yang personal, mendengarkan kebutuhan Anda, dan memberikan solusi terbaik untuk mewujudkan akad nikah impian.
Penutup Akad nikah adalah momen yang sangat sakral dan penuh keberkahan. Dengan menggunakan jasa akad nikah islami terbaik di Surabaya, Anda dapat memastikan bahwa prosesi ini berjalan dengan lancar, sesuai syariat, dan penuh kesan. Untuk layanan terbaik, hubungi More Information Call Us: 0812-2427-2825.
Kunjungi lokasi mereka di Jl. Gn. Anyar Tambak IV No.50, Gn. Anyar Tambak, Kec. Gn. Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294 atau kunjungi www.rajata.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jadikan momen sakral Anda sempurna dengan bantuan jasa profesional!
0 notes
Photo
🤔Mufti Bodoh!!! Fitnah Daripada Ustaz Azhar Idrus?🤔#2023 #S_DR._MAZA "Khabar tentang ustaz Azhar Idrus ingin menjadi mufti ini perlu difahami dengan lebih mendalam. Video ini akan berkisar tentang persoalan sama ada ustaz Azhar Idrus disyaki menipu atas nama Jabatan Mufti Perlis. Sebelum kita melangkah ke topik tersebut, sila nilai video ini terlebih dahulu, terutamanya tentang bahasa yang digunakan oleh beliau. Dalam video tersebut, ustaz Azhar Idrus menyebut, "Dalam sujud, tak dengar lagi marah orang. Nikahlah sujud nak dia. Khabar ikut gereja, ikut gereja ni, gini nak khabar. Nak jadi mufti, ingat bodoh ni, faham? Hok haram ni, kita nikah dalam gereja, bawa tok imam, bawa saksi, akad nikah dalam gereja. Cara Islam hok ni dilarang. Ada pun akad nikah cara Islam dalam masjid, tak dak larang. Hadis-hadis kata apa? Jangan nikah dalam masjid. Ada mari sini, tunjuk tak dak lah." Kemudian, beliau menambah, "Lepas atas muka panas juga ni jadi bodoh. Bukan kita nak anjur dalam masjid. Jadi buang masa umat Islam sekarang." Anda juga akan mendengar tuduhan melampau yang dilemparkan oleh ustaz Azhar Idrus terhadap Jabatan Mufti Perlis. Beliau mengkritik dengan nada sinis, "Dia nak jangan tunjuk hero, biar kena tepat maknanya, hang lembut cicak hidung boleh lebong. Eh, orang kampung main ngan aku boleh ni. Nak pasal apa? Pasal dia diam. Pasal keluar tu daripada Jabatan Mufti Negeri Perlis, nak nikah dalam masjid, bukan amal Rasulullah. Nampak menyeleweng bidaah dan macam-macam." Namun, perlu diperhatikan bahawa akad nikah dalam masjid sebenarnya adalah perkara yang dibenarkan dan tidak dianggap bidaah. Fatwa dari Jabatan Mufti Perlis juga menyokong akad nikah dalam masjid, seperti yang ditunjukkan dalam gambar ini. Bahkan, ia disembahkan sebagai sunat. Oleh itu, di mana Jabatan Mufti Perlis dianggap bidaah? Mohon ustaz Azhar Idrus kemukakan bukti jika ada. Video ustaz Azhar ini telah lama, namun sehingga sekarang, kami belum menemui kenyataan rasmi dari beliau yang menarik balik fitnah terhadap Jabatan Mufti Perlis. Jika sesiapa ingin mempertahankan ustaz Azhar Idrus, sila kemukakan bukti di mana Jabatan Mufti Perlis dianggap bidaah dalam akad nikah di masjid. Sejak zaman Datuk Dr. Juanda Jaya hingga Datuk Dr. Mazhab menjadi mufti, tidak pernah ada keaiban dalam melakukan akad nikah di masjid. Adakalanya, ego boleh merosakkan seseorang. Oleh itu, kami berharap ustaz Azhar Idrus bersedia untuk melampirkan bukti yang relevan. Jika tiada, mohonlah maaf. Memohon maaf bukanlah satu keaiban. Video ini masih diakses hingga zaman sekarang, dan kita berharap ada penjelasan yang jelas dari ustaz Azhar Idrus...." https://penuntutilmu.net/soal-jawab-pt/mufti-bodoh-fitnah-daripada-ustaz-azhar-idrus/?feed_id=1114&_unique_id=66e985387e9f8 Facebook Page: https://www.facebook.com/penuntutilmu.net/ Telegram Channel: https://t.me/PenuntutIlmuDotNet Thread: https://www.threads.net/@penuntutilmudotnet
0 notes
Text
Mengenal Adat Pernikahan Daerah Bali
Pernikahan adalah salah satu momen penting dalam kehidupan manusia, termasuk bagi masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki adat pernikahan yang kaya dan unik adalah Bali.
Artikel ini akan mengajak pembaca untuk lebih mengenal tentang adat pernikahan di daerah Bali. Pernikahan di Bali tidak sekadar merupakan acara bersandingnya pengantin, tetapi lebih dari itu, melibatkan serangkaian upacara dan tata cara yang sarat makna spiritual dan sosial.
Mari kita mengupas lebih lanjut mengenai beberapa aspek penting yang melekat pada pernikahan tradisional di pulau Bali.
Rangkaian Upacara Pernikahan Adat Bali
Rangkaian upacara pernikahan adat Bali terdiri dari beberapa tahap yang melibatkan keluarga, sahabat, dan komunitas setempat. Setiap tahapan memiliki makna dan simbolisme yang mendalam, mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Bali yang kental dengan unsur keagamaan Hindu.
Berikut adalah rangkaian upacara pernikahan adat Bali secara umum:
Mapadik: Tahapan pertama dalam upacara pernikahan adat Bali adalah Mapadik atau lamaran. Pada tahap ini, pihak keluarga pria (mempelai pria) mengajukan lamaran secara resmi kepada pihak keluarga wanita (mempelai wanita). Keluarga pria bersama dengan seorang pemuka adat atau pendeta mengunjungi rumah keluarga wanita untuk menyampaikan niat baik dan kesungguhan mereka dalam mempersunting putri dari keluarga wanita.
Melasti: Melasti adalah upacara pembersihan atau penyucian diri yang dilakukan sehari sebelum pernikahan. Para anggota keluarga dan komunitas membawa persembahan dan berjalan menuju laut atau sumber air suci untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual. Prosesi ini dimaksudkan untuk membersihkan segala karma buruk dan membawa kesucian bagi para mempelai.
Mapekeling: Mapekeling adalah upacara yang dilakukan untuk mengundang roh leluhur agar hadir dalam pernikahan. Para anggota keluarga memasang penjor (tiang hiasan khas Bali) yang melambangkan menghadapnya roh leluhur ke hadapan para dewa dan melindungi tempat upacara pernikahan dari gangguan makhluk halus.
Pengajian dan Panggih: Pada tahap ini, dilakukan pengajian atau doa bersama sebagai bentuk permohonan restu dari Tuhan atas pernikahan yang akan dilangsungkan. Kemudian, acara panggih dilakukan di rumah mempelai wanita, di mana mempelai pria datang untuk menemui mempelai wanita dengan mengenakan pakaian adat resmi. Panggih adalah momen pertemuan pertama kedua mempelai sebelum akad nikah dilaksanakan.
Akad Nikah: Akad Nikah adalah inti dari upacara pernikahan adat Bali. Upacara ini biasanya dilakukan di pura (tempat ibadah Hindu) dengan didampingi oleh pendeta. Di hadapan para saksi dan keluarga, kedua mempelai berjanji untuk saling mencintai dan setia dalam kehidupan pernikahan. Akad nikah ini menandai sahnya pernikahan menurut hukum adat Bali.
Ngerorod: Setelah akad nikah, dilakukan upacara Ngerorod yang melibatkan keluarga pria yang mengantarkan mempelai wanita ke rumah keluarga pria. Ini adalah momen perpisahan mempelai wanita dengan keluarga dan rumahnya sebelum memulai kehidupan baru bersama suami.
Ngiring: Upacara Ngiring adalah prosesi pengantaran mempelai pria menuju rumah keluarga mempelai wanita setelah akad nikah. Upacara ini dihadiri oleh keluarga, sahabat, dan komunitas setempat sebagai tanda dukungan dan kebersamaan dalam mengawali kehidupan berumah tangga.
Menerima Pengantin: Upacara Menerima Pengantin dilakukan ketika mempelai pria tiba di rumah keluarga mempelai wanita. Di rumah baru inilah mempelai wanita secara resmi menjadi bagian dari keluarga pria.
Ngaben: Ngaben adalah upacara kremasi yang dilakukan ketika salah satu anggota keluarga meninggal. Biasanya, upacara ini diselenggarakan bersamaan dengan pernikahan sebagai bentuk penghormatan dan mengenang leluhur yang telah meninggal.
Rangkaian upacara ini menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai budaya dan spiritual dalam kehidupan masyarakat Bali, dan menjadi warisan yang turun temurun dijaga dan dilestarikan.
Sarat Makna Upacara Pernikahan Adat Bali
Upacara pernikahan adat Bali memang sarat dengan makna filosofis dan spiritual. Setiap tahapan dalam upacara ini memiliki tujuan dan pesan yang mendalam, mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya serta kepercayaan agama Hindu yang kental di masyarakat Bali.
Berikut adalah beberapa makna yang terkandung dalam upacara pernikahan adat Bali:
Kesucian dan Keseimbangan: Upacara pernikahan adat Bali dimulai dengan Melasti, yaitu upacara pembersihan diri secara fisik dan spiritual. Ini melambangkan kesucian dan persiapan untuk memulai kehidupan baru dalam keadaan yang suci dan bersih. Selain itu, upacara-upacara lainnya, seperti pengajian dan panggih, mengajarkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan berumah tangga.
Penghormatan kepada Leluhur dan Dewa: Budaya Bali sangat dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu, yang meyakini adanya roh leluhur dan dewa-dewa yang berpengaruh dalam kehidupan manusia. Setiap tahapan upacara pernikahan adat Bali, termasuk Mapekeling dan Ngerorod, melibatkan penghormatan kepada roh leluhur dan dewa-dewa sebagai bentuk permohonan restu dan berkat atas pernikahan yang akan dilangsungkan.
Kesatuan dan Kebersamaan: Upacara pernikahan adat Bali mengajarkan tentang pentingnya kesatuan dan kebersamaan antara dua keluarga yang akan menjadi satu melalui pernikahan. Melalui prosesi Ngiring dan Menerima Pengantin, dimaknai bahwa kedua mempelai disambut dengan hangat dan dukungan oleh keluarga serta masyarakat, sehingga membentuk ikatan batin yang kuat.
Simbolisme Alam dan Keberuntungan: Beberapa simbolisme alam digunakan dalam upacara pernikahan adat Bali, seperti penggunaan bunga, daun, dan air suci. Misalnya, penjor sebagai simbol alam mengajarkan tentang keberuntungan dan kesuburan dalam kehidupan pernikahan. Air suci dalam upacara siraman diharapkan membawa berkah dan keberuntungan bagi mempelai.
Kehidupan Spirit dan Materi: Upacara pernikahan adat Bali mencerminkan kesatuan antara kehidupan spiritual dan materi. Perpaduan nilai-nilai keagamaan dan sosial tercermin dalam prosesi akad nikah yang sarat makna dan melibatkan pendeta sebagai pemimpin upacara. Hal ini menunjukkan bahwa pernikahan di Bali bukan hanya perayaan dunia materi semata, tetapi juga peristiwa yang dihadiri dan dihormati oleh para dewa.
Keabadian dan Kekontinuitasan: Pernikahan dianggap sebagai peristiwa yang melampaui batas kehidupan sehari-hari. Dalam pandangan Hindu, pernikahan adalah ikatan yang berlangsung selamanya, bahkan setelah kematian. Upacara Ngaben yang diselenggarakan bersamaan dengan pernikahan menunjukkan keyakinan akan kekekalan dan kekontinuitasan hubungan di kehidupan setelahnya.
Ketika memahami makna-makna ini, dapat kita lihat bahwa upacara pernikahan adat Bali bukan hanya acara seremonial semata, tetapi memiliki nilai-nilai yang mendalam dan menyentuh aspek kehidupan manusia secara menyeluruh.
Upacara ini menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, menghormati tradisi sambil membawa makna kehidupan bagi pasangan yang memulai perjalanan baru bersama.
Dengan paket wedding murah Jakarta, kami menghadirkan keindahan dan kesakralan upacara pernikahan ala Bali, mengajak Anda dan pasangan untuk mengikuti jejak masyarakat Bali yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai luhur.
Nikmati momen indah bersama paket wedding murah Jakarta ini, dan rayakan kebahagiaan Anda dengan sentuhan kebudayaan Bali yang sarat makna.
0 notes
Text
Menggali Makna Pernikahan Melalui Akad Nikah
Pernikahan merupakan momen yang paling dinanti bagi setiap pasangan yang telah memutuskan untuk mengikat janji abadi. Proses pernikahan itu sendiri terdiri dari beberapa tahap, salah satunya adalah akad nikah.
Akad nikah adalah momen sakral di mana calon pengantin resmi menyatakan ikrar dan janji setia untuk hidup bersama dalam ikatan pernikahan.
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang makna pernikahan melalui akad nikah. Pada artikel ini, kita juga akan melihat berbagai aspek penting tentang akad nikah. Yuk, simak sampai akhir!
Makna Pernikahan Melalui Akad Nikah
Pernikahan melalui akad nikah memiliki makna mendalam yang mencakup berbagai aspek kehidupan, baik dari segi spiritual, sosial, maupun emosional. Berikut adalah beberapa makna penting yang terkandung dalam prosesi akad nikah:
Ikrar Setia: Akad nikah merupakan momen di mana calon pengantin secara resmi menyatakan ikrar setia untuk hidup bersama dalam ikatan pernikahan. Ikrar ini merupakan janji suci yang diucapkan di depan saksi dan keluarga, menjadi landasan kuat dalam membangun kepercayaan dan komitmen dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Kesucian dan Ketaatan Agama: Dalam banyak budaya dan agama, akad nikah adalah upacara sakral yang dijalankan sesuai dengan aturan dan tata cara keagamaan. Hal ini mencerminkan pentingnya kesucian dan ketaatan dalam mengikuti ajaran agama dalam membentuk keluarga yang bahagia dan harmonis.
Penerimaan dan Persetujuan Keluarga: Akad nikah juga merupakan momen di mana kedua keluarga dari pasangan calon mempertemukan dan memberikan persetujuan atas pernikahan tersebut. Ini menunjukkan pentingnya persatuan keluarga dan dukungan dari orang-orang terdekat dalam membangun hubungan yang langgeng.
Pembuka Jalan Kehidupan Baru: Akad nikah menjadi simbol pembuka jalan kehidupan baru bagi kedua pasangan. Ini adalah awal dari perjalanan bersama yang dipenuhi dengan kesempatan, tantangan, dan kebahagiaan, serta kesediaan untuk berbagi suka dan duka dalam perjalanan hidup bersama.
Komitmen Sejati: Melalui akad nikah, pasangan berjanji untuk saling mencintai, menghormati, dan mendukung satu sama lain dalam segala situasi. Ini adalah bentuk komitmen sejati untuk tetap setia dan saling berpegang tangan, tak hanya pada saat bahagia, tetapi juga dalam menghadapi masa sulit.
Pembentukan Keluarga: Akad nikah menandai pembentukan keluarga baru yang didasarkan pada cinta, pengertian, dan tanggung jawab bersama. Pasangan ini akan menjadi fondasi bagi generasi yang akan datang, sehingga penting untuk membangun ikatan yang kuat dan harmonis.
Persatuan Jiwa dan Raga: Akad nikah menggambarkan persatuan jiwa dan raga antara dua individu yang bersatu dalam ikatan pernikahan. Ini adalah momen yang penuh emosi di mana kedua pasangan berjanji untuk menjadi satu, saling melengkapi, dan tumbuh bersama dalam kebersamaan.
Membangun Cinta yang Abadi: Akad nikah mengajarkan arti cinta sejati, yang tidak hanya didasarkan pada perasaan sesaat, tetapi juga pada kesediaan untuk terus berkomitmen dan berinvestasi dalam hubungan seumur hidup.
Dalam keseluruhan, akad nikah bukan hanya upacara formalitas semata, tetapi sebuah momen sakral yang mengandung makna mendalam tentang cinta, komitmen, dan persatuan.
Melalui akad nikah, pasangan berikrar untuk membina kehidupan yang bahagia, membangun keluarga yang harmonis, dan saling melengkapi dalam perjalanan hidup bersama menuju masa depan yang penuh dengan cinta dan kebahagiaan.
Aspek Penting Dalam Akad Nikah
Dalam akad nikah, terdapat beberapa aspek penting yang memiliki peran signifikan dalam memastikan kesakralan dan keberhasilan upacara tersebut. Berikut adalah beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam akad nikah:
Ikrar dan Janji Setia: Salah satu aspek paling penting dalam akad nikah adalah ikrar dan janji setia dari kedua calon pengantin. Ini adalah momen di mana mereka secara lisan menyatakan kesediaan untuk hidup bersama dalam ikatan pernikahan, saling mencintai, menghormati, dan mendukung satu sama lain sepanjang hidup.
Wali Nikah: Wali nikah adalah wakil dari pihak keluarga perempuan yang memberikan izin untuk menikahkan calon pengantin wanita. Kehadiran wali nikah memastikan bahwa pernikahan berjalan sesuai dengan ajaran agama dan norma sosial yang berlaku.
Saksi-Saksi: Dalam akad nikah, hadirnya saksi-saksi menjadi hal yang sangat penting. Mereka bertugas untuk menyaksikan secara langsung pernyataan ikrar dan janji dari kedua calon pengantin. Jumlah dan syarat saksi dapat bervariasi tergantung pada aturan dan ajaran agama yang dianut.
Mahar dan Mahar Nikah: Mahar adalah pemberian dari pihak calon suami kepada calon istri sebagai bentuk tanggung jawab dan penghargaan. Mahar nikah dapat berupa uang, barang berharga, atau apapun yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Akad Nikah dengan Sahih dan Sempurna: Penting untuk memastikan bahwa akad nikah dilakukan secara sahih dan sempurna sesuai dengan aturan dan tata cara agama yang berlaku. Hal ini mencakup pembacaan ikrar dengan jelas, penerimaan oleh kedua belah pihak dan saksi, serta mengikuti semua prosedur yang telah ditentukan.
Kesaksian dan Pengesahan: Setelah akad nikah selesai dilakukan, kesaksian dan pengesahan tentang pernikahan tersebut menjadi hal penting untuk memastikan keabsahan dan kelegalan pernikahan di mata hukum dan agama.
Kehadiran Keluarga dan Kerabat: Kehadiran keluarga dan kerabat dekat merupakan aspek penting dalam menciptakan momen bersejarah yang penuh dukungan dan kebahagiaan. Mereka menjadi saksi pernikahan dan memberikan doa serta harapan baik untuk kedua pasangan.
Nilai-Nilai Agama dan Etika: Akad nikah adalah upacara religius yang mengandung nilai-nilai agama dan etika. Pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ini akan memberikan makna yang lebih dalam dan mendalam pada pernikahan, serta membantu membangun landasan yang kuat dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Pembentukan Keluarga: Akad nikah menandai pembentukan keluarga baru. Oleh karena itu, penting bagi kedua pasangan untuk memahami dan menerima peran serta tanggung jawab mereka sebagai pasangan suami-istri dalam membina keluarga yang bahagia dan harmonis.
Dengan memperhatikan dan menghargai aspek-aspek penting di atas, akad nikah menjadi momen yang penuh makna, kesakralan, dan keberkahan. Hal ini juga akan membantu dalam membangun fondasi yang kokoh untuk kehidupan pernikahan yang bahagia, saling mendukung, dan langgeng.
Pernikahan adalah momen sakral yang diimpikan setiap pasangan. Namun, kadangkala anggaran menjadi halangan untuk mewujudkan pernikahan impian. Tak perlu khawatir lagi! Kami hadir dengan Paket Wedding Murah Jakarta yang akan membantu Anda merayakan pernikahan impian tanpa menguras kantong.
Dalam Paket Wedding Murah Jakarta kami, Anda akan mendapatkan layanan akad nikah yang terjamin sah dan sempurna. Bersama saksi-saksi terpercaya dan wali nikah yang berpengalaman, momen ikrar setia Anda akan menjadi kenangan tak terlupakan.
0 notes
Text
Alhamdulillah, selalu bersyukur kepada Allah Ta'ala ikut merasakan kebahagiaan apabila mendapat kabar atau undangan walimah.
Namun ada yang menarik dengan undangan kali ini., membuat saya tertegun sesaat dan berujung senyum simpul.
Pertama kali menerima undangan dan hendak membukanya, terlihat stiker bertuliskan VIP.
Seketika tersenyum sambil berpikir, bener nih... hehe...
Mengingat kami bukan siapa siapa sementara kabar yang saya terima bahwa pernikahan ini termasuk perhelatan yang cukup megah. Jumlah undangannya sekitar 2000 orang dihadiri oleh orang orang penting dalam dunia properti dan perbankan syariah sekaligus ustadz ustadz bermanhaj salaf yang bergelar "doktor".
Mendapa sedikit bocoran yg hadir insya Allah, ustadz Arifin Badri sebagai saksi nikah, ust Erwandi Tarmidzi dan beberapa ustadz yg lainnya.
Kedua, melihat ada tulisan basmalah dalam huruf arab.
Bukan ingin menilai atau mengomentari boleh dan tidaknya, tetapi justru hal yang saya pikirkan, bagaimana memperlakukan kertas undangan tersebut dengan baik. Tidak boleh meletakkan atau membuangnya sembarang tempat karena ada tulisan yang agung dan mulia. Mungkin bila waktunya sudah berlalu harus dipastikan untuk menghilangkan 'lafadz Allah" dengan cara membakarnya agar tulisannya musnah dengan sempurna.
Ketiga, hari walimatul 'urs nya adalah hari Jumat.
Termasuk hari yang jarang dipilih untuk saat ini hampir kebanyakan undangan memilih hari Sabtu atau hari Ahad.
Padahal hari Jumat adalah penghulunya hari, disebut sebagai sayyidul ayyam dan hari paling agung di sisi Allah ta'ala.
Juga sangat dianjurkan untuk menikah di hari Jum'at yaitu ba'da Ashar hingga menjelang Maghrib, sehingga doa keberkahan yang dipanjatkan di waktu akad lebih mustajab, insya Allah.
Selain kebaikan² yang melimpah dari sisi syari'at, menikah di hari Jum'at juga memiliki keuntungan lain. Salah satunya harga sewa gedung lebih murah dibanding waktu weekend. Ini hasil survei yang pernah saya lakukan beberapa waktu lalu. Ternyata tarif termahal dalam 7 hari Senin sampai Ahad, jatuh pada hari Sabtu. Tentu saja semua tergantung kebijakan masing² pengelola gedung.
Selain itu walimah pada hari Jumat malam, memberikan kita waktu lebih lama untuk berlibur/ beristirahat dari rasa lelah setelah mengadakan walimatul 'urs.
Hanya saja , mungkin dari sisi tamu undangan agak melelahkan karena hari Jumat adalah hari kerja dan biasanya jam macet di mana mana.
Keempat. Tulisan " ruangan makan untuk tamu pria dan wanita terpisah".
Berpikir sejenak dan berulang membacanya untuk memahami dengan benar.
Walimah syar'i yang saya pahami adalah terpisahnya ikhwan dan akhwat dalam acara walimah secara menyeluruh dimulai dari pintu masuk hingga pelaminan mempelai . Seandainya yang dipisah hanya ruang makan saja itu artinya pelaminan tetap menjadi satu, sehingga pengantin dan orang tua pengantin saling menyambut tamu lawan jenis.
Banyak memang saya temui model walimah syar'i seperti ini. Mereka hanya memisahkan para tamu undangan sementara pelaminan menjadi satu. Padahal mempelai pengantin wanita beserta orang tua pengantin wanita tampil cantik maksimal di hari spesial mereka.
Ada beberapa alasan yang pernah saya dengar, di antaranya biar bisa berfoto bersama sama keluarga besar , bisa saling mengucapkan selamat tanpa "riweuh karena hijab" bisa saling mengenal pengantin pria atau wanita dan mengakrabkan diri sebagai "anggota baru" dalam keluarga besar mereka.
Hmmm....
Allahua'lam...
Semoga acaranya bejalan lancar dan penuh keberkahan, Allahumma aamiin...🤲💐
1 note
·
View note
Text
Sebelum Sepasang #8
Sabar adalah bagian dari ikhtiar.
Suatu hari seorang teman bercerita, bahwa ia telah gagal ta'aruf sebanyak tujuh kali. Semuanya tidak dilanjutkan oleh pihak laki-laki. Sementara seseorang lainnya telah gagal ta'aruf sebanyak dua kali. Lainnya, tidak melanjutkan komitmen dan berpisah di tengah jalan. Kisah lainnya tak kunjung turun restu orangtua.
Dengan beberapa kejadian di atas, di luaran sana orang-orang bertanya 'kapan nikah?' orang-orang berkata 'sudah jangan pilih pilih.' Bagaimana mau memilih jika sejak awal pun tak punya kesempatan memilih.
Tetapi, kalaupun ada kesempatan untuk memilih jelas perlu 'pilih pilih.' Tentu harus memilih dengan siapa kita akan menghabiskan sisa umur.
Orang-orang di luaran sana berkata 'jangan lama lama dekatnya buruan dihalalkan.' Bagaimana mau buru buru jika waktu tak kunjung tiba, seiring restu tak kunjung tiba.
Ah, aku jadi ingat ungkapan seorang teman, "Hilyah jangan coba coba untuk pacaran! " Aku bertanya, "Mengapa? Apakah kamu menyesal?" Ia menjawab, "Pacaran adalah dosa yang paling panjang. Mau putus sudah terlanjur sayang, mau nikah tetapi tidak dipermudah."
Saat itu aku hanya bisa tertawa dengan nasehatnya. Ya aku bisa tertawa karena aku memang tidak pacaran, jadi itu terkesan lucu. Tapi bagi teman-teman yang pacaran tentu itu 'ngenes.'
Makanya jangan pacaran.
Ya kita perlu terus menerus mengingatkan sejak awal sebelum mereka terjerumus untuk pacaran, untuk tidak melibatkan hati sebelum akad. Jangan coba coba. Jaga hati sampai akad terlaksana, sampai saksi bilang sah. Jangan mempersulit diri, jangan menambah dosa dengan sengaja.
Pada akhirnya, kita perlu bersabar. Sabar bagian dari ikhtiar bukan?
Sabar yang bagaimana?
Sabar untuk berproses menjadi siap menikah. Mempersiapkan fisik, mempersiapkan psikologis, mempersiapkan ilmu, mempersiapkan pengelolaan finansial, tentu mempersiapkan mental.
Sabar untuk melatih diri dengan peran-peran baru. Peran sebagai pasangan suami/istri, peran sebagai teman bicara, partner seumur hidup, peran sebagai anak dari orangtua pasangan, peran sebagai anggota dari keluarga pasangan, peran sebagai orangtua, peran sebagai tetangga di lingkungan.
Sabar untuk menanti. Memang betul, seseorang yang baik itu pasti akan ketemu. Sabar menunggu, sabar untuk bertemu seseorang yang tepat di waktu yang tepat menurut taqdir Allah.
Setiap orang pada doanya,
Setiap orang pada prosesnya,
Setiap orang pada ikhtiarnya,
Setiap orang pada tawakkalnya,
Setiap orang pada sabarnya.
Kalau kata sepupuku, dalam proses menemukan seseorang yang kelak menjadi partner seumur hidup, sebagai teman sehidup sesurga rasanya "Entah mengapa seperti bertemu dengan kepingan puzzle yang hilang. " Merasa tenang dan nyaman dengannya, dengan apapun pada dirinya.
Taaruf itu melelahkan. Setiap waktu dirundung ketidakpastian sehingga mood menjadi kembali kepasrahan kepada Allah Ta'ala. Berpikir apakah dia yang selama ini aku cari, berpikir apakah dia akan memilihku. Ketika aku mulai yakin orang-orang di sekitar akan bertanya "apakah dia orangnya? " Ya aku dan dirinya pun sama-sama tidak tahu menahu.
Ta'aruf memang melelahkan. Tetapi dalam sebuah pernikahan ialah ridho Allah yang dicari, maka perjuangkanlah dengan cara-cara yang Allah ridhoi.
Pada hujungnya hanya berdoa, "Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika al adzhiim."
"Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu." Terus menerus itu.
Allah yang menggerakkan hati ini kepada siapa ia memahat.
Ketika istikharah terjawab ' Ya' bersabarlah melalui tahap demi tahap berikutnya. Ketika istikharah terjawab ' Tidak' bersabarlah untuk mengulangi prosesnya.
Bukankah sabar juga bagian dari ikhtiar?
HK | Tangerang, 09/12/21.
47 notes
·
View notes
Text
Merelakan Asumsi Orang
Beberapa waktu belakang (tepatnya sejak Juli 2020), saya mulai merapikan grup WA saya. Merapikan artinya memaklumi (alias mute) grup yang masih wajib saya ikuti, memprioritas grup keluarga kecil (grup yang isinya Mama Bapak dan Mama Papa), dan pamit alias undur dari dari grup-grup yang membuat saya tidak nyaman atau berpotensi menularkan hal-hal yang tidak saya inginkan dalam diri saya, dan boleh jadi akan berdampak pada keluarga kecil saya. Tidak hanya itu, saya juga sempat keluar dari grup yang isinya sebenarnya orang-orang baik semua, teman sekos jaman kuliah, tapi saya merasa kewalahan dan butuh rehat dari banjir informasi. Bisa saja tidak dibuka, tapi memang kadang kalo lagi chat di WA Web, chat grup yang ramai jadi auto keatas dan cukup mengganggu saya. Saya pamit untuk sementara dan alhamdulillah teman-teman bisa mengerti.
Apakah saya sedang kehilangan satu lingkaran kebaikan?
Apakah saya menyia-nyiakan teman yang bahkan sudah terjalin 5 tahun secara intens dalam sebuah organisasi, good things will always remain good. Namun, semakin hari semakin ngga jelas arah pertemanannya, terutama sejak bocornya sebuah informasi yang tidak saya harapkan dan membuat rasa percaya saya terhadap teman jadi hilang. Tidak hanya itu sih, sebenarnya efek samping berteman dengan beberapa orang di anggota grup tersebut membuat saya menormalisasi perilaku nyinyir, mudah menjustifikasi keputusan orang lain sebagai bahan candaan, merasa punya jalan hidup paling benar, dan masih banyak lagi. Setelah saya petakan sisi positif dan sisi negatif dari mempertahankan grup tersebut jauh lebih banyak negatifnya, saya akhirnya memutuskan untuk undur diri tanpa perlu pamit.
Jadi, menjawab pertanyaan sebelum paragraf ini, jawabannya: insyaAllah akan dipertemukan dengan orang-orang yang bisa lebih menghargai orang lain tanpa harus melakukan perilaku nyinyir berdalih CANDA. It’s over and done! :)
Dan benar saja, 6 bulan saya meninggalkan grup tersebut, begitu ada salah satu kabar bahagia dari dua sahabat saya, bisa-bisanya salah satu anggota grup tersebut bilang, “oh nyarinya yang dosen ya?”
Saya mendapat potongan screenshot ini awalnya agak naik pitam. Bisa-bisanya salah satu dari mereka menjustifikasi pilihan hidup orang lain TANPA TAHU apa yang sebenarnya terjadi. Tahukah bahwa kalimat yang saya bold diatas berpotensi NULARI justifikasi tersebut ke anggota grup lainnya? Kalau saya di versi kepribadian saya yang dulu, saya akan minta si teman saya yang kirim screenshot ini untuk kembali dimasukkan grup dan menjelaskan bagaimana saya menjadi saksi atas segala niat baik dua sahabat saya, bahkan dalam kondisi sama-sama nol dan penuh dalam ketidakpastian jalan hidup. Tapi, itu adalah saya yang dulu. Kemudian menilik kisah hidup saya sendiri, ketika memutuskan menikah dengan mas Aldo, tidak sedikit komentar miring, pedas, menyakitkan yang datang pada saya, baik dari orang-orang jauh (yang sama sekali nggak tahu menahu kehidupan saya), hingga orang-orang terdekat. Kalau ditanya lukanya seperti apa, dulu rasanya sakit sekali. Nangis setiap hari tapi sudah bertekad untuk menyimpan dalam dalam, paling supir angkot aja yang tahu, karena saya lebih sering nangis sepanjang pulang dari kampus ke rumah Gresik. Sampe pager rumah, jelas saya sudah menyeka air mata saya. Begitu setiap harinya.
“Kenapa mau sama Aldo? karena dia udah mapan ya? Cuma karena kaya doang nih?”
“Ih kok Valina mau sih sama orang yang bukan liqo-ers?”
“Oh Valina nyarinya yang sesama S2 ya?”
“Pilihanmu nyakiti beberapa pihak, inkonsisten, dll”
“Kenapa sih kamu gamau bersabar setelah S2 dulu baru nikah? Kamu ngga mau sama X? Clear kok ini, setelah selesai tugasnya bakal ngelamar kamu, aku yang tanggung jawab”
“Aldo loh ga ada di saat kamu susah berjuang cari sekolah, begitu udah dapet sekolah dan beasiswa, eh bisa-bisanya dia yang kamu pilih. haha ironi”
Sungguh, kalimat-kalimat ini masih teringat jelas dalam ruang memori saya. Barangkali justifikasi-justifikasi miring terhadap suami saya ini yang jadi jalan Allah memberikan kami kekuatan selalu sampai saat ini.
Semua itu terlewati tanpa saya memberikan penjelasan panjang kali lebar. Ya, saya tentu sempat mengusahakan untuk menjelaskan secukupnya pada orang-orang terdekat, dan sepertinya pun tidak berhasil. Sampai pada suatu titik, memang tidak ada yang perlu dijelaskan, sama sekali tak perlu, biarlah Allah yang membuktikan lewat kejadian sehari-hari. Allah Maha Baik, sepanjang 2,5 tahun kehidupan kami, tak kurang dari suatu hal apapun. Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat.
Hal yang saya kagumi dari suami saya hingga saat ini (semoga ia tak berubah) adalah ia seorang pekerja keras. Mereka yang menyangka mas Aldo mapan kaya raya mungkin tak akan pernah tahu jalan hidup yang mas Aldo lalui. Ia bahkan tidak pernah ikut rekreasi SMP dan SMA karena memang Mama Papa ngga ada uang saat itu dan sekolahnya tidak ada subsidi silang kayak SMA saya dulu. Mereka yang bilang mas Aldo tajir melintir mungkin ga pernah tahu gaya hidupnya yang super sederhana, makan seadanya, nggak susah, dia penabung yang ulung dan selalu berusaha tidak berhutang, termasuk bukan aliran kredit rumah dan kredit kendaraan. Aku sempat bertanya tentang bagaimana prosesnya membeli mobil yang kini jadi kendaraan keluarga. Katanya tahun 2016 harga vios lagi anjlok tapi body dan mesin masih oke. Papa adalah ahli mesin (sempat punya bengkel), dan dia selalu cerita dengan bangga, “aku tahu mesin bukan karena text book, tapi karena suka nemenin Papa pas masih buka bengkel”. Begitu juga waktu beli motor RX King kesayangannya (saat single, aku sering mbatin ngga nyaman sama suara motor dua tak kayak gini, ternyata hal itu yang sangat disukai suamiku haha, congrats Val) di tahun yang sama, juga karena pas lagi murah. Belum lagi ke rumah mas Aldo, begitu sederhana, pojokan dan agak turun ke bawah, di belakang rumahnya ada empang (sungai kecil). “Terbiasa hidup sederhana” justru menjadi salah satu alasan besar saya menerima mas Aldo saat itu. Hanya saja, sebagian orang hanya melihat “titipan” dan menjustifikasi keputusan saya dengan hal tersebut. :)
Mas Aldo bukan yang rutin liqo. Bukan aktivitas kampus saat di UI. Bukan anak dakwah kampus yang berteman dengan orang-orang yang dianggap keren dan alim. Lalu, apakah orang-orang yang mendapatkan kesempatan ngaji, liqo atau apapun namanya itu merendahkan yang belum liqo apalagi masuk struktur orang-orang penting? Sungguh, saya rasa tidak ada kajian manapun yang mengajarkan “mendeskreditkan” seseorang dari liqo atau tidak liqo. Dulu saya nangis, tapi sekarang cuma mbatin, Ngajimu kurang jeru, bos.
Valina nyari yang S-2? Jawabannya: enggak. Buktinya apa? Tentu saya ngga akan pernah bisa cerita, karena yang ini bukan konsumsi publik, hehe. Namun, ngga dipungkiri, mendapatkan pasangan yang sama-sama S2 sedikit mengurangi potensi konflik atau kemungkinan jiper satu sama lain karena pendidikan. Walaupun sampai detik ini masih jiper karena suami saya sungguh logis, terukur, detail, fisika lovers hahahah (dan saya negasi dari fisika lovers), dan masih banyak lagi. Alhamdulillah semoga kami bisa saling melengkapi kelebihan satu sama lain dan bisa tambal sulam kekurangan satu sama lain, selamanya.
Pilihanmu menyakiti beberapa pihak. Tanpa sadar kalimat ini juga menyakiti saya saat itu. Sebenarnya, semua pilihan tidak akan mungkin menyenangkan semua pihak, itu hampir mutlak. Saya sendiripun tak habis pikir mengapa 8 April 2018 akhirnya orangtua saya berkata ‘ya’, hal yang sebelumnya tak pernah terjadi. Perasaan sreg setelah istikharah diiringi dengan diskusi panjang kali lebar, dan yang saya ingat, saya pernah bilang, “adek siap nikah insyaAllah, kalo iya diizinkan, mohon bisa dilakukan sebelum berangkat sekolah. Tapi, kalo ternyata khitbah ini diterima dan harus nunggu sampai lulus dua-duanya, lebih baik nggak usah diterima karena terlalu lama. Jadi harapannya ada jawaban yang clear, ya atau tidak dari Bapak dan Mama” hahaha. Kurang lebih kayak gitu. Pilihan saya menyakiti beberapa pihak, boleh jadi tidak sepenuhnya salah kalimat ini. Sepanjang 2017 dan 2018 pun saya juga mengalami dinamika perasaan yang ngga mudah, nggak semua orang bisa paham sekalipun keluarga dekat. Akhir tahun 2017 dan sepanjang tahun 2018, saya menyadari pertolongan Allah sangat luas, tak terbatas ikatan darah. Luka itu pun pulih perlahan-lahan. Di waktu itu juga saya juga belajar untuk agree to disagree. Ngga semua pendapat orang lain benar dari sudut pandang kita, karena kita ngga menjalaninya. Tapi bukan hak kita untuk menjustifikasi “salah” atas sikap/keputusan yang diambil, cuma sama-sama tahu bahwa kita punya jalan ninja masing-masing, punya cara menyikapi konsekuensi masing-masing.
Mas Aldo memang ngga menemani saat-saat sulit saya saat nyari sekolah, lho ya bener rek, wong durung kenal. Saya mengenalnya saat diklat beasiswa. Meskipun kelihatan jelas, bahwa kami akan sama-sama sekolah dengan beasiswa, meskipun kami berjumpa di saat semuanya terlihat sudah “selesai”, tapi sesungguhnya kami punya dinamika perjuangan yang naik turun. Memang benar, 1.5 tahun terasa mudah karena baik saya dan suami sama-sama mendapatkan beasiswa dan saya tidak perlu merepotkan suami akan kebutuhan finansial, saling melengkapi ajalah kalo main ke negara masing-masing. Tapi...........begitu kami pulang dan tinggal bareng per Februari 2020, sesungguhnya ujian untuk mencapai sakinah mawaadah dan rahmah baru dimulai. Mas Aldo yang masih nganggur saat itu, kami bertahan dari hasil jasa pengangkutan barang masal, dan saya yang menjadi dosen kontrak. Pertengahan Februari 2020, hidup masih sedikit santai meski ketar-ketir, begitu pandemi dimulai di bulan Maret 2020, dah lah ujian semakin meningkat. Mas Aldo masih dalam proses seleksi dosen, dan saya juga bekerja dari rumah. Terciptalah situasi “lu lagi lu lagi” karena kami masih ngekos saat itu. Akhirnya kami memutar otak supaya tetap bertahan hidup. Saya mulai jadi reseller makanan dan buku, mas Aldo alhamdulillah keterima kerja sebagai freelancer di ThinkTrax via upwork. Alhamdulillah ala kulli hal. Per Agustus 2020, mas Aldo dinyatakan sebagai calon dosen tetap, yang diikuti dengan ujian kehidupan berikutnya. Ya, mas Aldo memang tidak menemani saya di masa-masa sulit 2016-2017, karena baru kenal di akhir November 2017. Tapi, setelah menikah, sependek usia pernikahan kami, saya bersaksi bahwa ia tidak pernah menomorduakan saya dalam hal apapun, kecuali kulit ayam hahaha. Itu bagian saya yang ngalah, karena sebegitu cintanya beliau sama kulit ayam. Ia adalah sosok yang sejauh ini bertanggungjawab, dan saya juga akan selalu belajar untuk menciptakan ruang saling diantara kami. Pokoknya sebisa mungkin nggak hutang, semuanya tambal sulam, alias saling melengkapi satu sama lain. Mas Aldo ada, baik dalam masa senang, apalagi dalam masa sulit.
Hmmmmm, ya, energi saya tidak cukup untuk membuat mereka yang punya perspektif yang berbeda dan asumsi atas keputusan saya maupun keputusan sahabat saya dalam memilih pasangan hidup. Setidaknya, menuliskan sebagian uneg-uneg ini dapat melegakan hati dan pikiran saya. Saya anggap ini adalah bagian dari terapi menulis, untuk menyehatkan mental saya yang agak mlengseh di tahun 2020 ini hehehehe.
Akhir kata, saya cuma mau bilang,
“Tak perlu bersikeras menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang mencintaimu tak membutuhkan itu, dan orang yang membencimu tak akan percaya itu.” (Ali bin Abi Thalib RA)
Terima kasih sudah membaca, yang skip juga silahkan. Judulnya tidak merangkum isi tulisan ini, tapi tak melarang pembaca untuk berasumsi :)
Gunung Anyar Tambak, 13 Desember 2020
@valinakhiarinnisa
55 notes
·
View notes
Text
Cerita Pernikahan Mar & Peb
6 Januari 2021.
Aku ajak kalian kembali ke satu hari yang awalnya biasa saja. Sama seperti hari lainnya. Tapi berubah menjadi hari yang sangat penting dalam hidup aku dan Marcella. Hari yang menjadi penanda awal cerita.
Hari itu sudah menuju sore. Aku dan Mar sedang ngobrol santai entah tentang apa. Lalu tiba-tiba Mar bilang;
“yaudah deh hayu.”
Aku tanpa tanya terlebih dahulu menjawab, “oke, hayu.”
Lalu setelah jeda beberapa saat, aku tanya lagi, “hayu apa ini? Kita mikirin hal yang sama enggak, ya?”
Ternyata iya. Itu adalah ‘hayu’ untuk hal yang telah kami bicarakan sejak pertengahan Desember. Sebuah jawaban atas pertanyaan yang pernah aku ajukan hampir sebulan sebelumnya. Atau mungkin kurang.
“Mau kapan, atuh?”
“Dua minggu lagi aja, yuk?”
“Oke, tapi aku ingin Ucup yang jadi saksi”
“Iya.”
Iya. Kami hendak menikah! Betul, menikah! Kami segera menyusun jadwal secara detil apa saja yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pernikahan dalam waktu 2 minggu, 16 hari kalender atau lebih tepatnya 12 hari kerja. Seperti tidak mungkin, ya. Tapi dicoba saja dulu.
Besoknya, aku menghubungi Ucup. Memberi kabar yang entah bagaimana membuat dia sangat terkejut sekaligus senang, aku sampai bilang ke Mar, “kayanya Ucup lebih seneng daripada kita, deh” dan sekaligus meminta dia untuk menjadi saksi pernikahan aku. Untung saja Ucup bisa, meskipun pakai nangis-nangis dulu sebelumnya sampai harus ditenangkan oleh Zet, istrinya.
Hari Jumat sore, 8 Januari 2021.
Aku sudah sampai Bandung. Kebetulan sekali Ibu dan Bapak Puji sedang duduk di ruang keluarga sedang mengobrol lalu terkejut melihat aku sudah pulang padahal hari masih sore.
“Jam berapa dari sana?”
“Setelah Jumatan.”
Padahal Jumatan baru 2 jam yang lalu, untung percaya saja. Aku lalu duduk dan melepas sepatu. Menarik nafas panjang lalu bilang,
“Pebri mau nikah, Bu, Pak”
Mereka lumayan terkejut,
“sama siapa?”
“Marcella, Bu”
Untuk itu mereka tidak terlalu terkejut,
“kapan?”
“Inginnya sih 22 Januari, 2 minggu lagi”
“Serius?”
Mendengar tanggalnya baru mereka sangat terkejut.
Aku lalu menceritakan bagaimana pernikahan yang kami inginkan dan telah kami rencanakan sejauh ini. Syukurlah, tanpa ada penolakan dan perdebatan berarti Ibu dan Bapak Puji menyetujui. Mereka hanya mempersyaratkan dua hal, meskipun sederhana harus tetap ada pengajian yang mengundang tetangga dekat, “agar berkah” begitu katanya dan acara silaturahmi antar dua keluarga karena, “Ibu juga ingin kenal keluarganya Marcella, atuh.”
Aku menyanggupi dengan syarat, “tapi Pebri gak mau dipajang dan salaman dengan orang yang tidak dikenal, ya”
Aku memastikan sekali lagi, “Ibu malu tidak anaknya nikah hanya di KUA?”
Mereka sepakat tidak. Malah nampak senang. Bahkan, langsung menghubungi pak RW via WA untuk ke rumah nanti malam untuk bantu mengurus administrasi.
“Tapi orangtuanya Marcella udah tau?”
“Belum.”
“Hah?”
“Tenang.”
Aku menyalami mereka berterimakasih, sebelum lebih banyak lagi mendapat wejangan, izin ke kamar, meninggalkan mereka dengan beragam tanya di kepala.
Sabtu, 9 Januari 2021.
Jadwalnya hari ini adalah meminta izin dari Ibu-nya Mar dan membuat pas foto. Meskipun kami yakin Ibu Mar akan memberi izin, tapi tetap saja aku berangkat dengan perasaan sangat deg-degan. Seperti mau sidang tugas akhir. Menyetir perlahan sambil mendengarkan lagu-lagu favorit di perjalanan. Ingin cepat selesai tapi tidak mau cepat sampai. Nervous.
Aku telah berdua bersama Ibu nya Marcella di ruang tamu. Ibu Mar yang sudah diberikan pendahuluan terlebih dahulu oleh Mar masih menanyakan maksud kedatangan aku ke rumahnya. Pura-pura tidak tahu. Lalu aku jelaskan saja seperti sebelumnya telah aku jelaskan pada Ibu dan Bapak Puji. Ditambahi hal lain untuk meyakinkan beliau. Sepertinya hanya 20 menit kami berbincang. Yang lebih banyak berisi wejangan dari beliau. Yang penting izin sudah didapat. Tidak apa-apa. Lega.
Setelah itu, kami membuat pas foto dan mempersiapkan persyaratan administrasi lainnya.
Minggu, 10 Januari 2021.
Dalam rangkaian jadwal permohonan izin, sepertinya hari ini yang paling menegangkan bagi kami berdua. Karena kami sempat ragu melihat ekspresi Ayah Marcella yang sangat sangat sangat tidak mood. Aku kasih tiga ‘sangat’ untuk menggambarkan betapa menegangkannya hari itu.
“Nanti aja gimana? Aku takut ditonjok.”
“Gak bisa, gak ada waktu lagi.”
Mar benar, karena satu dan lain hal. Baru hari ini dan sepertinya hanya hari ini lah waktu yang tepat untuk meminta izin ke ayahnya bila kami ingin menikah sesuai jadwal. Tidak besok, apalagi lusa.
“Tapi aku yang ingin ngomong langsung ke Ayah kamu.”
“Iya, tapi aku duluan ya yang bilang.”
Meskipun Mar juga ragu, dia maju duluan. Aku melihat dari kejauhan.
Sepertinya sudah lebih dari 15 menit aku melihat Mar mencoba menjelaskan pada ayahnya dan selama itu pula raut muka ayah Mar tidak berubah. Akhirnya aku berdiri dan mencoba memberanikan diri menghampiri mereka.
“Beneran lu mau nikah?” tanpa basa-basi ketika aku baru hendak salam.
“Iya, Om, boleh ya?” aku jawab berusaha santai sambil menatap matanya dengan yakin.
Setelah itu beragam pertanyaan sulit satu persatu mengalir dari Ayah Mar, seperti sudah dipersiapkan oleh seorang ayah yang anaknya hendak dilamar. Aku pun tidak sadar bagaimana bisa aku menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan dengan cepat. Padahal tidak mempersiapkan apa-apa. Yang ada dalam kepalaku hanya, bagaimanapun hari ini harus dimenangkan. Tidak bisa tidak.
Setelah 30 menit lebih sesi tanya jawab dan sesi pemberian wejangan akhirnya Ayah Mar melunak sedikit demi sedikit. Setelah dia memberi izin aku jabat tangannya.
“Ini salaman paling penting abad ini nih, Om. Om yakin kan? Saya yakin sama Marcella, Marcella yakin sama saya, tinggal saya minta Om yakin sama saya, ya.”
Beliau mengiyakan. Izin sudah di tangan. Malamnya aku kembali ke Depok dengan hati cukup tenang. Dan senang, tentu saja.
Senin – Selasa, 11-12 Januari 2021.
Hari ini sesuai jadwal adalah hari pengurusan administrasi. Dengan bantuan Pak RW dan kesaktian pak Puji sebagai tokoh masyarakat, urusan administrasi di RT/RW, di Kelurahan dan di KUA untuk meminta surat pengantar aku yang akan menikah di KUA kecamatannya Mar sudah selesai. Memang hanya itu bagi calon pengantin pria. Setelah itu seluruh berkas diantarkan ke calon pengantin wanita, untuk disatukan dengan berkas Mar yang sebelumnya sudah berhasil diurus mulai dari RT lalu RW dan ke kelurahan. Pokoknya, sudah siap semua disampaikan ke KUA.
Tapi ternyata tidak semudah itu. Ada beberapa perbedaan di berkas milik Marcella. Dan kurang lengkapnya berkas dari aku. Sehingga Mar harus bolak balik ke kecamatan, ke tempat ngeprint, ke photocopy, dan lain-lain. Pokoknya ribet sekali, hari itu tidak selesai.
Rabu, 13 Januari 2021
Aku sudah ada di Bandung lagi hari itu. Dan kami telah berada di KUA dengan dokumen lengkap sesuai yang dipersyaratkan. Harusnya sih sudah tidak ada kesalahan lagi. Semoga.
Dokumen dicek satu persatu dan sepertinya sudah sesuai. Bapak pengurus administrasi merapikan dokumen kami dan menghela nafas agak panjang sebelum mulai bicara. Kami membicarakan beberapa hal teknis terkait pendaftaran dan pelaksanaan akad nikah di KUA. Aku hanya lebih banyak mendengarkan. Begitu juga Mar. Tidak lama seluruh urusan administrasi KUA telah selesai. Kami berpamitan dengan beliau.
Hari itu dilanjutkan dengan membeli mas kawin dan mencari cincin pernikahan.
***
Karena kami telah mendapatkan tanggal pasti, kami memutuskan menghubungi teman-teman untuk memberi kabar pernikahan kami. Dan aku tidak menyangka itu menjadi hal paling seru. Orang pertama yang kami hubungi lewat telepon adalah Elva. Dia terkejut sampai tidak bisa berkata-kata dan sesak nafas. Kami hanya tertawa saja. Setelah Elva, selanjutnya kami mengabari teman lainnya melalui video call. Karena ingin melihat ekspresi mereka.
Meskipun ekspresi dan cara responnya berbeda-beda, tapi semuanya sama; terkejut dan tak percaya. Lucu banget. Saking tidak percayanya, beberapa dari teman kami setelah menutup telepon beberapa menit kemudian mengkonfirmasi ulang melalui pesan ke whatsapp;
“ini teh serius Pe? Urang gemetar banget dengernya. Emang ya, kalau maneh mah gak akan normal cara nikahnya.”
“Pe aku mimpi gak ya tadi ditelepon kamu?”
“Mana coba lihat bukti udah daftar ke KUA nya.”
Dan pesan lain yang se-nada. Aneh memang teman-temanku, masa begitu aja kaget. Dan malah aku yang dianggap aneh. Aneh. Sempat aku bertanya pada Age dan Elva kenapa orang-orang pada terkejut, malah dimarahi.
“Ya pikir aja sama maneh gimana orang-orang gak kaget! Ada gak orang yang ngasih tau nikahan tujuh hari sebelum hari nikahannya. Lewat video call lagi! Aneh dasar!” begitu kata Age.
“Aku masih gak habis pikir, kenapa ya di hidup ini aku punya temen kaya kamu, Pe!” itu kata Elva.
Selain memberitahu pernikahan kami akan diselenggarakan di KUA, kami juga mengabarkan akan mengadakan acara makan-makan sederhana bagi teman-teman terdekat saja di villa yang akan kami sewa. Baru akan, belum ditentukan tempatnya. Masih dicari. Yah, namanya juga mendadak. Tapi, kepada beberapa teman aku langsung membagikan tugas; Age dan Elva konsumsi, Julio logistik, Obos seksi acara dan Galih kami minta menjadi fotografer kami. Untung saja mereka tidak menolak. Atau mau menolak tapi tidak enak. Entahlah.
Hari itu selesai dengan menyenangkan.
Kamis, 14 Januari 2021
Ke Pasar Baru membuat jas dan lalu membuat grup whatsapp bagi para panitia acara pernikahan aku dan Mar serta membagi tugas masing-masing. Tanpa konfirmasi tapi juga tanpa penolakan lagi.
Jum’at, 15 Januari 2021
Hanya mengantarkan Mar ke beberapa tempat dan survey ke villa yang akan kami sewa untuk acara. Akhirnya sudah ditentukan juga.
Sabtu, 16 Januari 2021
Hari lamaran resmi. Aku ajak Ibu dan Bapak Puji juga kakak pertamaku ke rumah Marcella. Diterima oleh Ayah, Ibu dan kakak Marcella. Acara kekeluargaan, ngobrol ngalor dan ngidul, ini dan itu yang tidak ada hubungannya dengan maksud dan tujuan kami sebelum sampai kepada inti acara; Pak Puji ‘melamarkan’ Marcella untukku dan diterima oleh ayahnya Marcella. Diikuti dengan beberapa kesepakatan teknis acara dan banyak sekali wejangan dari berbagai sisi keluarga. Cukup serius untuk bagian itu. Setelah cair, lalu ngobrol lagi, ketawa-ketawa formalitas. Beramah tamah. Lalu selesai.
Minggu, 17 Januari 2021
Nongkrong dengan beberapa panitia inti seperti Age, Julio, Ele, Galih dan Obos di kedai kopi favorit. Untung saja semua antusias. Mencatat apa saja yang perlu dipersiapkan. Seperti tidak sedang merencanakan acara besar. Ini acara nikahan atau ulang tahun, sih?
Senin – Selasa, 18 – 19 Januari 2021
Aku telah berada di Depok. Seluruh koordinasi dilakukan dari jarak jauh. Konsumsi dengan Age, logistik dengan Ele dan Julio juga dekorasi dengan Zaly dan Dickyn. Semuanya kami yang pilih, mereka yang mempersiapkan. Senang sekali punya teman yang mau direpotkan.
Hari Senin, aku meminta izin dan memberi tahu teman-teman kantor. Sama terkejut juga dengan banyak asumsi di kepala. Tapi yasudah lah yang penting diizinkan cuti. Selasa malam sudah di jalan lagi menuju ke Bandung.
Rabu, 20 Januari 2021
Tidak ada agenda apa-apa sesungguhnya hari ini. Tinggal memastikan semua selesai dipersiapkan. Tapi oh tapi, baju Marcella gagal! Tidak sesuai ekspektasi dan contoh yang diberikan pada penjahit. Gagal pokoknya! Sudah H-2 padahal, astaga!
Kami memutar otak mencari alternatif terbaik yang bisa dilakukan. Setelah mengeliminasi beberapa pilihan yang tidak mungkin. Akhirnya kami mengirim pesan ke teteh penjahit jas. Bertanya, bisakah dia menjahitkan baju sesuai dengan desain yang diinginkan Marcella dalam waktu hanya satu hari. Bisa katanya. Kami hampir tidak percaya, tapi hanya si teteh lah satu-satunya pilihan kami yang tersedia.
Kami langsung meluncur mencari kain yang diinginkan dan lalu ke pasar baru lagi.
“Teh bener ini bisa jadi dalam waktu sehari? Kalau enggak mah enggak apa-apa Teh enggak usah” aku memastikan lagi.
“Bisa tenang ya diusahain pisan.”
“Bener ya, kalau enggak jadi saya bisa batal nikah nih, Teh.”
Setelah mengukur badan dan mencatat semua rikues Marcella, Teteh menenangkan kami dan kami pulang dengan pura-pura tenang.
Kamis, 21 Januari 2021
H-1 diisi dengan pengajian di rumah. Mengundang aku dan Marcella untuk diberi wejangan oleh bapak ustadz guru ngaji Ibu dan aku waktu dulu aku masih suka ngaji. Lalu pengajian seperti biasa. Doa-doa dilantunkan. Dan diakhiri dengan makan-makan seadanya. Padahal tidak terlalu lama tapi terasa melelahkan, kaki sampai kesemutan mendengar wejangan dan lumayan pegal menyalami para tetangga dan saudara yang datang hari itu.
Kami, terutama Marcella tidak tenang. Bukan hanya karena harus berada di antara keluargaku. Tapi tidak tenang menunggu hasil akhir dari baju yang sedang dijahit. Bila gagal lagi sudah tidak tahu harus bagaimana. Kami berjudi dengan waktu.
Sore hari yang gerimis kami meluncur ke pasar baru. Menunggu dengan cemas baju yang sedang dikirimkan oleh pegawai teteh dari tempat jahit ke kios. Setelah bajunya tiba dan dicoba oleh Marcella. Untunglah, hanya ada kekurangan sedikit, tapi secara keseluruhan memuaskan. Lega sekali. Kami sempat berpikir akan menikah pakai kaus dan jeans saja bila baju ini gagal lagi. Tapi hanya kurang dari 24 jam Teteh dan tim berhasil mewujudkan baju sesuai yang diinginkan. Edan.
“Teteh ini pakai jin ya kaya bikin Tangkuban Perahu?”
Si Teteh hanya tertawa bangga. Dan kami pulang dengan benar-benar tenang. Terimakasih banyak, Teh.
Jum’at, 22 Januari 2021
Ini hari nya!
Jam empat pagi aku sudah mandi. Sebuah fenomena yang begitu langka. Mandi pagi saja sudah langka, apalagi jam empat pagi. Efek dari semalaman tidak bisa tidur sama sekali. Dan mencari aktivitas agar tidak deg-degan. Entah karena akan menghadapi hari ini, hari yang sudah lama ditunggu dan dipersiapkan. Atau hari-hari setelahnya.
Selesai aku mandi. Marcella sudah di depan gang rumahku. Menjemputku untuk mengantar dia ke tempat make up lalu pulang dan siap-siap. Jam tujuh kurang sedikit aku sudah di jalan lagi hendak menjemput Mar untuk bersama pergi ke KUA. Pagi itu aku rasa aku mengendarai mobil perlahan sekali sambil mengulang-ulang lagu ‘Timur’ dan ‘Hanya Kau’ dari The Adams yang memberikan aku ketenangan.
Iya, kami pergi ke KUA berdua saja. Orangtua kami menunggu di sana.
Pagi terasa begitu cepat dan tiba-tiba saja aku dan Marcella telah berada di pojok sebuah ruangan kecil yang berada di kantor KUA. Duduk di kursi yang telah disediakan, bersebelahan, menghadap penghulu dan kedua orang saksi yang bisa bicara. Bukan saksi bisu.
Disaksikan oleh beberapa anggota keluarga dan kerabat yang paling dekat. Entah perasaanku saja, atau memang sesaat sebelum dimulai tiba-tiba ruangan begitu senyap. Menegangkan.
Empat puluh detik.
Hanya empat puluh detik.
Bahkan masih kurang dua puluh detik untuk genap satu menit. Empat puluh detik waktu yang dibutuhkan untuk sebuah proses sakral yang menentukan masa depan kami berdua. Empat puluh detik untuk mengucapkan sebuah kalimat yang sudah aku ulang-ulang beberapa hari terakhir dalam gumaman saat menyetir, saat bekerja atau aktivitas lainnya dan bahkan terucap di dalam mimpi.
Empat puluh detik saja lalu kami berdua bisa tersenyum lega. Begitu juga keluarga dan kerabat yang menyaksikan ikut lega. Dan tentu berbahagia.
Kami keluar ruangan KUA sudah sebagai pasangan yang sah. Menurut agama dan negara. Kami telah menikah. Menikah! Sulit dipercaya tapi telah terlaksana.
Ketika keluar rasanya sudah seperti artis baru selesai pentas, disalami dan dimintai foto bersama oleh banyak orang. Sampai mati gaya. Tapi aku bahagia sekali. Tidak tergambarkan perasaannya. Belum pernah sepertinya merasakan perasaan ini sebelumnya. Ucapan selamat dan doa-doa baik berhamburan menyerbu kami. Dari sanak famili yang hadir, dari kerabat dekat yang menyempatkan datang dan semoga juga dari alam semesta beserta seluruh isinya.
Siang itu seluruh prosesi selesai sudah. Kami pulang ke rumah.
***
Sorenya, masih di hari yang sama. Aku meluncur lagi bersama Mar menuju daerah Bandung Utara yang sudah mulai macet dan mendung. Seperti akan hujan. Tapi semoga tidak. Sebenarnya kami sudah dipesani oleh Age untuk hadir ketika mereka sudah mengijinkan. Hendak memberi kejutan sepertinya. Tapi, kami tidak tahu mau kemana lagi, jadi langsung saja ke lokasi. Ketika sampai, benar saja, kami belum boleh masuk karena persiapannya belum selesai.
Setelah persiapan selesai maka acara pun dimulai. Dilakukan penyambutan bagi kami; dikalungi bunga lalu teman-teman berbaris menyalami kami satu per satu dan memberikan sebatang bunga bagi kami berdua. Ditambah gelembung balon yang ditiupkan ke udara mengapung-ngapung di antara kami dan confetti yang dengan agak sulit akhirnya dapat ditembakkan juga untuk meramaikan suasana.
Lalu aku dan Marcella dipersilakan untuk sedikit melakukan speech. Aku secara tulus meminta doa mereka atas kami dan berterimakasih sekali bagi yang sudah mau-maunya terlibat dalam persiapan acara ini juga yang telah menyempatkan hadir di sela-sela kesibukan mereka. Setelah acara selesai kami kembali foto-foto. Sebelum langit semakin gelap dan menumpahkan basah ke bumi.
Acara bergeser ke tempat makan dimana telah tersedia beberapa makanan dan minuman. Beberapa teman ada juga yang baru sempat datang ketika sudah malam. Untung saja hari itu hujan tidak jadi datang. Sore sampai malam diisi dengan makan dan minum, bercengkerama dan menjawab banyak pertanyaan dari teman-teman yang masih saja penasaran.
Pukul sembilan malam lebih sedikit beberapa teman yang memang tidak berniat menginap sudah pulang. Sedang teman-teman yang akan menginap lalu berpindah ke ruang keluarga di dalam villa. Di luar sudah terlalu dingin. Ternyata, bukan hanya dekorasi di meja makan yang dibuat oleh Zaly, di dalam villa Zaly sudah menyiapkan semacam pelaminan bagi kami, lengkap dengan backdrop dan inisial kami tertempel di sana. Di tangga pun sudah dipasang dekorasi buatan tangan dia. Lumayan terharu, jadi berasa resepsi di gedung. Sayang, kami tidak sempat mengabadikan momen di ‘pelaminan’ tersebut.
Acara selanjutnya yang telah dipersiapkan untuk kami adalah menonton film pendek yang telah dibuat mendadak oleh Ucup dan juga teman-teman lainnya yang lumayan membuat terharu. Juga bermain kuis. Hari itu aku dan Mar harus bersaing melawan Ucup dan Zet dalam kuis yang bertajuk, seberapa mengenal kami satu sama lain. Sebelum mulai pun sudah dapat dipastika siapa yang akan menang. Tapi aku lumayan senang karena tanpa terduga aku dan Mar hanya salah sedikit dari beberapa pertanyaan. Sebuah pencapaian bagi kami.
Setelah itu dilanjutkan dengan sharing session. Aku dan Marcella diminta bercerita dari awal semua ini terjadi hingga sampai kami berujung pada pernikahan yang mengejutkan banyak orang. Dilengkapi sesi tanya jawab. Pokoknya, kami jelaskan semua. Bagaimanapun, mereka berhak tahu.
Malam itu hangat sekali di Bandung yang dingin. Hangat dari dalam. Dari hati yang dipenuhi kebahagiaan dan kekeluargaan. Malam itu diisi dengan obrolan, canda tawa dan makanan hingga malam jatuh dan kami menyerah pada kantuk.
Sabtu, 23 Januari 2021
Pagi hari sudah tidak ada rangkaian acara. Bebas saja. Beberapa teman berenang.
Pukul 10 pagi aku dan Mar pamit undur diri duluan. Dan tiba-tiba saja gelombang tangisan terjadi. Dimulai dari aku yang tidak kuasa menahan tangis bahagia dan haru ketika memeluk Elva. Lalu Mar yang berpamitan pada Age, mereka berdua juga menangis. Diikuti Ucup dan Zet. Jarang sekali aku lihat Zet menangis. Lalu beberapa teman lainnya juga ikut meneteskan air mata. Pagi itu ditutup dengan adegan berpelukan erat bersama-sama. Beruntung sekali aku memiliki mereka sebagai keluarga. Membahagiakan.
***
Aku dan Mar lalu menuju sebuah rumah makan di wilayah Lengkong. Masih di Bandung juga. Acaranya; makan-makan keluarga inti. Ajang silaturahmi keluargaku dan keluarga Marcella. Tidak banyak, sepertinya total hanya sekitar 50 atau 60 orang. Lupa.
Acaranya begitu saja. Dipersiapkan kebanyakan oleh kakakku. Dia dan kakaknya Mar bertugas sebagai MC yang memandu jalannya acara sekaligus memperkenalkan nama-nama dari anggota keluarga beserta profil singkatnya yang kemungkinan tidak akan diingat ketika pulang dari sini. Aku dan Mar hanya duduk bersebelahan, bisik-bisik bergosip. Untung pakai masker.
Setelah itu makan-makan dan ramah tamah. Aku berbincang-bincang dengan saudaraku dan saudara Mar. begitu juga sebaliknya. Beberapa meminta foto bersama kami. Beberapa bersalaman untuk memberi selamat, doa dan pamit. Melelahkan sekali padahal ini bukan resepsi. Dan ngantuk sekali.
“Ini acara kita, tapi kayanya kita berdua yang paling gak ingin ada di sini” aku bilang gitu ke Mar dan dia mengamini sambil tertawa.
Hanya ada satu hal dalam benak kami saat itu; tidur. Mempersiapkan diri dan energi untuk perjalanan tengah malam nanti menuju bandara untuk terbang ke sebuah pulau nun jauh di sana. Tidak lama acaranya selesai lalu kami pulang. Lelah sekali, tapi juga senang sekali.
Selesai.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Begitulah. Cerita dari rangkaian persiapan hingga pelaksanaan hari pernikahan kami. Acara pernikahan yang banyak orang bilang jauh dari standar pernikahan pada umumnya. Tidak biasa. Tapi ya memang begitu, bahkan jauh sebelum kami memutuskan menikah, kami telah sama-sama memimpikan sebuah acara pernikahan se-sederhana tapi se-intim mungkin. Hanya dihadiri oleh kerabat terdekat saja. Tanpa keramaian berlebihan. Khidmat dan hangat.
Cerita ini ditulis terutama bagi diri kami sendiri. Sebagai catatan yang suatu saat dapat selalu dibaca kembali. Ketika ingin merasakan kembali segala perasaan bahagia dan perasaan lainnya yang tak tergambarkan hari itu. Atau, saat ingin mengenang betapa beruntungnya kami karena semesta telah mengijinkan kami saling menemukan dan mewujudkan salah satu mimpi di antara banyak mimpi kami bersama. Dan, saat ingin mengingat-ingat sebuah hari yang meskipun dipersiapkan begitu singkat tapi berhasil kami perjuangkan dan menjadi marka awal perjalanan panjang yang dijalani bersama mulai hari itu yang kami rencanakan akan berlangsung selamanya.
Cerita hari pernikahan ini telah sampai akhir. Dan kami berdua, kini sedang memulai menuliskan cerita-cerita baru lainnya. Aku ingin menutup cerita kali ini dengan penggalan lagu ‘Timur’ dari The Adams:
“masa depan kadang menakutkan, penuh dengan ketidakpastian, lebih mudah jika tak dipikirkan. Kita bisa membuat rencana, untuk sekian tahun ke depan, tapi percuma jika selesai di tengah jalan. Namun tiap ku dengar namamu, makin terbayang masa depanku, semakin jelas tujuan dan yang ku harus lakukan. Saat aku dan kamu bicara, tentang harapan dan cita-cita, semua yang kita damba, akan terasa seperti amat nyata…..”
Mar&Peb
22 Januari 2021
2 notes
·
View notes
Text
Dreams come true (?)
Saya seorang anak kecil yang mempunyai yaaa sebut saja idola.
Beliau seorang dokter tentara spesialis urologi.
Beliau panutan saya disegala bidang, pintar sudah jelas tidak perlu diragukan lagi.
Sholeh ? Insya allah sholeh beliau seorang hafidz Qur'an.
Cara mendidik anak anaknya pun luar biasa, menjadi seorang pemimpin organisasi pun sudah diakui kehebatannya.
Hingga suatu waktu saya pun monolog dengan diri saya sendiri. Kalo cari suami ingin seperti beliau. Kalaupun tidak, ya saksi nikah saya beliau.
Hingga...
Hari jumat kemaren, beliau memang suka bercanda sama saya.
"lin, mana undangan nya ?"
Undangan apa komdan ? (kebetulan beliau adalah komandan detasemen kesehatan )
Linda mah mau beli kado ini tuh.
Lalu beliau menjawab, saya yg kasih kado.
Mau kado apa ?
Hingga saya pamit pulang pun. Beliau masih bertanya, mau kado apa ?
Lalu saya jawab, boleh gak komandan jadi saksi nikah linda ?
Komandan pun menjawab boleh banget dengan senang hati. Saya ya yang ngaji.
Ya allah seneng banget banget berasa mimpi jadi kenyataan.
Yha walaupun belum tau siapa pendamping saya kelak.
Tapi setidaknya saksinya sudah ada dan orang yang saya kagumi :")
Semoga sehat dan selalu dalam lindungan allah, aamiin ��🤗🤗
2 notes
·
View notes
Text
Random
Ini dari kemarin kepikiran; jodoh yang datangnya ajaib. Haha
Secara, orang-orang di sekitarku belakangan cara ketemu jodohnya tidak terprediksi. Tiba-tiba… jodoh? #eh
Dari mulai kakak sampai sahabat yang sisa menghitung hari, betul-betul bikin mikir lamaaa, kok bisa? Ya bisa ding, kalo Allah mau. Hem… 2017 kemarin dua kakak perempuan nikah barengan. Yang satu prosesnya berliku dah kayak kelokan jalan Camba sementara yang satu semulus jalan tol. Yang masih tidak habis pikir sampai sekarang kakak yang sebenarnya sudah ada calon, bahkan aku pun turut menjadi pendukung di barisan terdepan, si doi pun sudah kenal keluarga, biasa ke rumah dan lain-lain yang sepertinya memang mereka akan sampai ke sana. Tapi lagi-lagi Allah tuh bikin kejutan. Patah hati pun terjadi, saya malah jadi tempat curhat sekaligus saksi perjalanan jodoh yang tak sampai itu. ah lucu… tapi sedih, pertamakali penpunya kaka ipar sekece itu, tapi batal. Ajaib memang skenario-Nya.
Jadi ceritanya bagaimana? Nanti kusambung, masih banyak kerjaaan akunya. Haha
Tiba-tiba jadi pengamat jodoh orang. Kurang kerjaan hahahahah
1 note
·
View note
Text
wedding organizer akad islami surabaya Call Us: 0812–2427–2825
Pernikahan adalah momen paling istimewa dalam kehidupan seseorang, terutama bagi pasangan Muslim yang ingin melangsungkan pernikahan dalam balutan nilai-nilai Islami. Akad nikah, sebagai inti dari pernikahan, adalah prosesi yang penuh makna dan harus dilakukan dengan tata cara yang benar sesuai syariat Islam. Dalam hal ini, sebuah wedding organizer yang memahami pentingnya tata cara akad Islami dapat menjadi pilihan terbaik.
Rajata Wedding Organizer hadir untuk Anda yang menginginkan pernikahan yang khidmat dan penuh makna dengan mengedepankan nilai-nilai Islam. Kami berfokus untuk menciptakan pengalaman pernikahan yang tidak hanya berkesan, tetapi juga diberkahi. Dengan dukungan tim profesional yang paham akan esensi pernikahan Islami, kami siap membantu Anda mewujudkan pernikahan yang elegan, sakral, dan tentunya sesuai dengan tuntunan agama.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami di More Information Call Us: 0812–2427–2825 atau kunjungi situs kami di Visit our Website: www.rajata.co.id. Anda juga dapat datang langsung ke kantor kami di Location: Jl. Gn. Anyar Tambak IV №50, Gn. Anyar Tambak, Kec. Gn. Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294.
Mengapa Memilih Wedding Organizer Akad Islami? 1. Memahami Pentingnya Nilai-Nilai Islami Setiap elemen dalam akad nikah Islami memiliki makna yang mendalam. Rajata Wedding Organizer memahami bahwa pernikahan bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang membangun fondasi keluarga yang kuat. Kami menghadirkan layanan yang tidak hanya memperhatikan estetika, tetapi juga mencakup pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Islami. Setiap prosesi, mulai dari akad hingga doa-doa yang dipanjatkan, dirancang agar penuh dengan keberkahan.
2. Dekorasi Sederhana namun Elegan Dekorasi dalam akad Islami tidak perlu berlebihan. Dengan konsep minimalis namun elegan, kami menghadirkan suasana yang menenangkan, dengan warna-warna lembut yang menonjolkan kesakralan momen akad. Kami menggunakan elemen alami seperti bunga segar, kain berwarna netral, serta pencahayaan yang hangat. Semua ini dipadukan agar menciptakan atmosfer yang damai dan penuh cinta, sesuai dengan nilai-nilai kesederhanaan dalam Islam.
3. Tata Acara yang Tertib dan Teratur Tata cara dalam akad nikah Islami sangatlah penting, mulai dari prosesi ijab kabul hingga doa-doa yang dibacakan. Dengan pengalaman panjang dalam menyelenggarakan pernikahan Islami, tim kami menyusun acara secara tertib dan teratur, memastikan bahwa setiap tahapan berjalan lancar. Kami memastikan bahwa prosesi ijab kabul dilaksanakan dengan khidmat, dihadiri oleh wali, saksi, dan para tamu undangan dalam suasana yang tenang dan berkesan.
4. Layanan Fotografi dan Videografi Islami Momen akad nikah merupakan bagian yang sangat penting untuk diabadikan. Oleh karena itu, Rajata Wedding Organizer menyediakan layanan dokumentasi dengan pendekatan Islami, yang menjaga etika dan kesopanan. Tim kami adalah fotografer dan videografer berpengalaman yang mampu mengabadikan momen tanpa menghilangkan esensi kesakralan prosesi akad. Setiap foto dan video dibuat dengan cara yang tidak hanya estetik, tetapi juga menghormati privasi serta tata cara Islami.
Layanan yang Ditawarkan oleh Rajata Wedding Organizer untuk Akad Islami Kami menawarkan berbagai layanan lengkap yang dirancang khusus untuk prosesi akad nikah Islami:
1. Konsultasi dan Perencanaan Pernikahan Islami Setiap pasangan memiliki visi yang unik mengenai pernikahan mereka. Oleh karena itu, kami menyediakan sesi konsultasi untuk membantu Anda merencanakan akad nikah sesuai keinginan dan impian Anda. Tim kami akan membantu dalam memberikan saran tentang tema, dekorasi, serta susunan acara yang sejalan dengan syariat Islam. Setiap detail dirancang untuk menciptakan momen yang tidak hanya indah, tetapi juga bermakna dan penuh berkah.
2. Dekorasi Eksklusif yang Islami Dekorasi merupakan elemen yang memperkuat kesan dari suatu acara pernikahan. Kami menggunakan warna-warna lembut seperti putih, krem, atau hijau pastel yang melambangkan ketenangan dan kesucian. Selain itu, kami memilih elemen-elemen dekorasi yang sederhana namun elegan, yang mencerminkan nilai-nilai Islam tanpa perlu berlebihan. Tujuan kami adalah menciptakan suasana yang damai dan khusyuk, agar akad nikah dapat berjalan dalam nuansa yang sakral.
3. Pengaturan Tempat yang Sesuai Pada pernikahan Islami, penting untuk memperhatikan privasi antara tamu laki-laki dan perempuan. Rajata Wedding Organizer sangat memperhatikan detail ini, dengan pengaturan tempat duduk dan alur tamu yang terpisah namun tetap nyaman. Selain itu, kami menyediakan ruangan khusus untuk keluarga dan kerabat terdekat, sehingga mereka dapat menikmati momen istimewa dengan penuh khusyuk.
4. Layanan Dokumentasi dengan Etika Islami Kami paham bahwa akad nikah merupakan momen yang sangat istimewa yang perlu diabadikan dengan baik. Tim dokumentasi kami tidak hanya handal dalam menghasilkan gambar dan video berkualitas, tetapi juga menjaga etika Islami. Dalam proses pengambilan gambar, kami menghindari pose-pose yang tidak sesuai dan menjaga batas-batas kesopanan. Dokumentasi yang kami hasilkan tidak hanya indah secara visual, tetapi juga menghormati nilai-nilai Islam.
Keunggulan Rajata Wedding Organizer dalam Menyelenggarakan Akad Islami Rajata Wedding Organizer menghadirkan berbagai keunggulan yang menjadikan kami sebagai pilihan utama bagi Anda yang ingin melangsungkan akad nikah Islami di Surabaya:
Profesional dan Berpengalaman Dengan pengalaman panjang dalam menyelenggarakan pernikahan Islami, tim kami memiliki kemampuan untuk mengelola setiap detail acara secara profesional. Kami memastikan bahwa semua persiapan dilakukan dengan teliti, sehingga prosesi akad dapat berjalan lancar dan sesuai rencana. Menjaga Nilai-Nilai Syariah dalam Setiap Layanan Kami memahami bahwa pernikahan Islami harus dilaksanakan dengan menjaga syariat Islam dalam setiap aspeknya. Mulai dari susunan acara, dekorasi, hingga dokumentasi, semuanya dirancang agar sesuai dengan tuntunan agama. Pelayanan yang Ramah dan Responsif Kepuasan Anda adalah prioritas kami. Tim kami siap mendengarkan setiap kebutuhan dan permintaan Anda dengan sabar dan profesional. Dengan pelayanan yang ramah, kami berkomitmen untuk memberikan pengalaman terbaik dalam hari bahagia Anda. Pengaturan Acara yang Detail dan Terstruktur Kami menyusun setiap segmen acara dengan sangat terstruktur, mulai dari prosesi akad hingga doa penutup. Ini memastikan bahwa setiap tahap dalam akad Islami berlangsung sesuai jadwal dan menciptakan suasana yang khusyuk dan penuh doa. Katering Halal dan Beragam Makanan adalah bagian penting dalam pernikahan, dan Rajata Wedding Organizer menyediakan katering halal yang memenuhi standar kehalalan dan kualitas. Kami menyediakan berbagai menu, dari masakan tradisional hingga internasional, yang dapat disesuaikan dengan selera tamu undangan. Layanan Dokumentasi Islami Dengan tim fotografer dan videografer yang berpengalaman dalam dokumentasi Islami, kami memastikan bahwa setiap momen diabadikan dengan penuh etika. Kami menjaga batas-batas syariah dalam dokumentasi, sehingga kenangan Anda tetap indah dan sesuai dengan kaidah agama. Hubungi Kami untuk Informasi Lebih Lanjut Rajata Wedding Organizer siap membantu Anda mewujudkan akad nikah Islami yang berkesan dan penuh makna. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan kami, silakan hubungi kami di nomor More Information Call Us: 0812–2427–2825 atau kunjungi situs web kami di Visit our Website: www.rajata.co.id. Anda juga dapat mengunjungi kantor kami di Location: Jl. Gn. Anyar Tambak IV №50, Gn. Anyar Tambak, Kec. Gn. Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294 untuk berkonsultasi langsung dengan tim profesional kami.
Akad Nikah Islami: Mewujudkan Pernikahan Berkah dengan Rajata Wedding Organizer Menjalani akad nikah Islami bukan hanya tentang mengucapkan ijab kabul, namun juga tentang membangun fondasi rumah tangga yang kokoh dan sesuai dengan tuntunan agama. Dengan bantuan Rajata Wedding Organizer, Anda tidak hanya akan mendapatkan pernikahan yang cantik, tetapi juga penuh dengan keberkahan.
Pernikahan Islami memberikan kebahagiaan yang hakiki, dan momen tersebut akan semakin indah jika diabadikan dengan tata cara yang benar dan layanan yang profesional. Rajata Wedding Organizer berkomitmen untuk menghadirkan pengalaman pernikahan yang tidak hanya berkesan di mata, tetapi juga di hati. Kami senantiasa memastikan bahwa setiap elemen dalam akad nikah Islami berjalan sesuai syariat, sehingga momen sakral Anda menjadi momen yang penuh doa dan kebahagiaan.
Rajata Wedding Organizer memahami pentingnya menjaga kesucian dan makna dari setiap detik yang terlewati dalam akad nikah. Kami ada di sini untuk mendampingi Anda, memastikan bahwa segala sesuatu berjalan lancar dan sempurna dalam bingkai Islami.
Hubungi kami sekarang juga untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Kami dengan senang hati akan membantu Anda menyempurnakan hari istimewa dalam hidup Anda, dan memastikan bahwa akad nikah Islami Anda di Surabaya berlangsung dengan penuh keindahan dan keberkahan
0 notes
Text
Lelah Tak Bertepi Untuk Allah
Setiap orang itu unik, lengkap dengan potensinya masing-masing. Jadi sebenarnya gak usah minder dengan keunggulan orang lain. Kita udah jadi manusia aja bukti bahwa kita seorang pemenang. Yang jadi persoalan skrg itu adalah 'kenali diri kita', apa keunggulan (potensi) yang kita miliki dan include juga yang bisa menghasilkan amal gacoan andalan atas potensi diri kita itu. Makanya nanti kalo punya anak didiknya harus penuh kesabaran dan cinta karena Allah. Sebab apa yang Allah titipkan atas diri kita gak ada yang cacat atau produk gagal. Aduh blm nikah takut kaburo maqtan ngomong gini😂
Setiap diri kita terlahir istimewa dengan segala kelebihan yang Allah titipkan untuk kita. Tolak ukur kita bukan terletak pada orang lain. Tapi, tolak ukur kita adalah apakah kita sudah menjadi apa yang Allah inginkan? Bukan dengan cara membandingkan diri kita dengan orang lain.
Biarkan lelah-lelah kita menjadi sejarah. Sejarah yang akan menjadi saksi dipersidangan kelak di hadapan Allah. Mari berlelah-lelah ria bermujahadah dalam meniti jalan ketaatan dan ridho-Nya, senantiasa memperbaharui niat. Jangan jadikan keringat yang telah mengalir hanya sekedar untuk dunia. Semoga kita semua senantiasa hidup untuk Allah, dengan aturan Allah.
Sebab, kita akan kembali pada yang memiliki kita. Yang pasti sekarang kita masih diberi kesempatan untuk terus berbenah sebelum semua dipersaksikan di hadapan-Nya.
Semangat terus dalam memperindah diri karena dam hanya untuk Allah, sama-sama fastabiqul khairat dalam ber-Taqarrabu. Semoga Allah husnul khotimahkan kita dengan keimanan dan ketaatan terindah dipenghujungnya.
3 notes
·
View notes
Text
#SaatnyaMoveOn
30 hari sudah, sejak pertama kali aku memutuskan untuk menulis. Perjalanan menyembuhkan diri, katanya. Hanya bermodalkan keinginan untuk sembuh, kuberanikan diri untuk mulai menulis .. pokoknya menulis aja .. tulis apapun yang hati sedang rasakan. Sebenarnya keputusan untuk mulai menulis ini lumayan panjang perjalanannya, dimulai dari melihat seorang kawan yang juga menulis, lalu membaca buku dan menemukan quotes “ Menulis adalah salah satu cara menyembuhkan hati yang sedang luka “. Ternyata quotes itu benar, sedikit banyaknya patah hati ini mulai tak berasa lagi tapi kurasa menulis bukanlah faktor tunggal yang menyembuhkan hati ini, ada sahabat-sahabat, hobby yang aku lakukan juga tak lupa game yang selalu saya mainkan. Haha.
Aku tak pernah lupa bagaimana tingkah laku ku saat hari-hari pertama aku mulai menulis, saat hati rasanya sedang sakit-sakitnya. Aku seperti orang gila, kata salah seorang kawanku. Ku habiskan banyak waktu sendirian, hanya diam merenung tanpa tujuan yang jelas.
Aku pergi ke tempat-tempat sepi dimana hanya ada sedikit orang. Hari pertama, aku pergi ke kolam di depan Villa Isola. Entahlah .. pokoknya tiba-tiba ingin kesana aja. Setelah solat dzuhur di Masjid Al-Furqon aku duduk di bangku-bangku pinggiran kolam. Kulihat hanya ada beberapa orang disana, ada yang sedang membaca buku, ada yang sedang galau seperti diriku dan ada yang sedang bucin di bangku sebelah. Sial, mana mesra banget lagi pake acara tertawa karena si cowo melempar lelucon pada si cewe. Aku? Aku hanya duduk dan melihat soang-soang di sebrang kolam saling bersahutan kesana kemari dan tertawa~ Ngoahahaha. Sepertinya aku akan merekomendasikan balong depan Villa Isola sebagai tempat untuk merenungi hidup-hidup anda yang seperti sampah itu. Ngoahahaha canda. Di sana begitu tenang, banyak pohon-pohon besar juga suara air mengalir. Menenangkan banget .. udara bersih, pemandangan menyejukkan mata dan sesekali diselingi suara kendaraan-kendaraan yang lewat di Jalan Setiabudhi. Fix tempat itu adalah salah satu tempat meng-galau terbaik di Kota Bandung. Tempat itu menjadi saksi bahwa pernah ada seorang lelaki berbadan bongsor yang hati dan jiwanya terkoyak hanya karena putus cinta~ Whwhwhwhwh. Huft .. tanpa sadar aku sudah duduk dan merenung di sana cukup lama, sekitar 3 jam hingga adzan ashar membangunkan lamunanku. Aku pun pergi dari tempat itu lalu merenung dan berpikir .. ternyata memang tak aneh banyak orang yang depresi karena putus cinta karena aku pun merasakannya dan pedih banget cuy, cukup ngamau lagi~ Hahahaha.
Hari kedua, masih dalam keadaan hati yang berkabung. Lagi-lagi entah kesambet apa pokoknya tingkah laku ku jadi random aja, di hari itu aku harus pergi ke fakultas untuk meminta surat keterangan aktif kuliah. Setelah urusan di fakultas selesai, aku hendak pulang ke kontrakan melewati gedung FPMIPA B. Tiba-tiba terdengar suara anak-anak tertawa dan berteriak memanggil temannya. Aku mencari sumber suaranya, eh ternyata mereka ada di lantai 9 Gedung FIP baru. “ Wah, kayanya seru juga ke puncak sana “ ucapku dalam hati. Tanpa berpikir panjang aku langsung masuk ke Gedung tersebut melewati pintu belakang. Aku kesulitan untuk mencari Lift di sana, jadi aku memutuskan untuk naik dengan tangga. Iya dengan tangga. Rasanya duh kaya ngerjain skripsi alias ga beres-beres itu aku naik whwhwh. Setelah sampai disana, aku menjadi kurus aku menghela nafas panjang karena kelelahan. Aku susuri setiap jengkal lantai teratas di gedung tersebut. Lalu aku pergi ke tembok pembatas yang menghadap ke depan Gedung FPMIPA B. Kuhelakan nafas panjang sambil melihat pemandangan dari atas sana. Momen di hari itu begitu menenangkan hati, sepertinya sudah terlalu lama aku tak berbicara dengan diriku sendiri. Aku seperti iklan C1000 .. Healty Outside Broken Inside~ fufufufufu. Lagi-lagi aku melamun disana cukup lama, suasananya memang begitu membuatku terlena dalam lamunanku. Hembusan angin yang cukup kencang, pemandangan Kota Bandung, melihat orang-orang yang sedang berjalan juga diselingi oleh anak SD yang sedang berlari mengejar temannya. Tiba-tiba seseorang membangunkan lamunanku
“ HEEEEHHH ICAAAD JANGAN BUNUH DIRI “
“ ASTAGFIRULLAH NAON SIIIIH ULFA MENI SOAK IH UNTUNG TEU REFLEK NGAJLENG “
Aku bertemu Ulfa disana, kawan KKN-ku. Tanpa ragu dia langsung menanyakan sesuatu kepadaku.
“ Kenapa? Sini cerita “
Hate to See My Heart Break
Patah hati kali ini banyak memberikanku pelajaran. Rasanya ucapan syukur tak ada cukupnya untuk pelajaran yang Dia berikan kepadaku. Lewat patah hati ini, aku belajar tentang banyak hal .. termasuk hal-hal yang kalau sekarang-sekarang aku ingat akan membuat sensasi bulu bergidik tanda kegelian di tubuhku. Ah, aku begitu mengingatnya dengan jelas. Emosi yang meledak-ledak, galau macam orang depresi juga dendam kesumat yang membuat tubuh ingin meledak. Haha lucu, dulu aku menganggap semua adalah hal yang penting .. aku seperti orang yang paling tersakiti di dunia ini. Aku menjadi benci tentang segala hal yang berhubungan dengannya, aku menyesal .. benar-benar menyesal dengan takdir-ku. Hingga terucap kata “ Saya benar-benar menyesal pernah mengenal anda “. Deg. Sial, akhirnya kalimat itu keluar dari kepala panasku saat itu. Kalimat yang pada akhirnya aku sesali juga karena keluar dari mulut ini. Haha. Life is a bad jokes.
Meski aku mendapatkan banyak pelajaran berharga setelah kejadian itu tapi jujur .. aku tak pernah mau merasakan lagi hal itu. I hate to see my heart break. Aku tak suka melihat aku yang marah-marah dan menyimpan dendam. Tidak .. tidak .. kalau harus memilih, aku tak akan pernah mau merasakan hal itu lagi. Cukup. Sekali aja.
Berbicara tentang rasa sakit sepertinya kita tak bisa membanding-bandingkan rasa sakit kita dengan yang orang lain rasakan, karena seperti bait yang dinyanyikan oleh Paramore.
There is not a single word in the whole world that could describe the hurt~
Yups, semua rasa sakit tak bisa dijelaskan oleh kata apapun. Seseorang tak akan bisa menceritakan bagaimana rasa sakit yang ia derita~
22
Manusia berencana, Allah yang menentukan. Pernah dengar kalimat itu? Nampaknya kalimat itu memang mutlak kebenarannya. Manusia bisa sekehendak hati berencana akan begini akan begitu tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi hanya terletak padaNya. Dulu, rasanya kita sudah cukup jauh merencanakan segala hal nya .. begini begitu .. kupertemukan dirimu dengan bibi ku di suatu kesempatan, ku ceritakan dirimu pada orang tuaku. Wohooooo ku kira rencana yang kita buat akan berjalan lancar. Aku begitu bahagia, pada akhirnya ada seseorang yang mencintai balik diri ini. Terbayang nanti wisuda ada orang yang akan mendampingi diri ini, berfoto di tengah JICA dengan sama-sama menggunakan toga tapi .. tong bororaah mikir kadinya ari skripsi wae tacan dimulai-mulai badruuuuun~ Ngoahahaha.
Yaaa pada akhirnya rencana memang hanyalah rencana. Reality broke my heart. Di suatu kesempatan, dirimu jujur kepadaku. “ Cad, sebenarnya dari awal aku tak pernah menyukaimu “. Deg. Aku tak bisa mencerna kalimat yang aku dengar. Logikaku benar-benar tak bisa menerimanya. Pertanyaan-pertanyaan terlontar dalam pikiranku.
“ Loh bukannya waktu itu kamu bilang suka juga? “
“ Loh bukannya kamu bilang menyukaiku apa adanya? “
“ Loh bukannya kamu bilang akan melalui semua hal bersamaku? “
“ Loh bukannya kamu bilang aku tampan dan berani? “
Aku mencoba untuk tetap tenang, takut-takut itu hanyalah prank yang kamu buat. Ternyata tidak .. selama ini memang kamu hanya memaksakan perasaanmu saja sambil berharap suatu hari tiba-tiba kamu bisa berubah menjadi menyukaiku. Ya, aku gagal. Gagal dalam memenuhi ekspektasimu. Ekspektasimu terlalu tinggi. Betul kok betul, aku hanyalah calon pendidik. Aduuuh jangan ngomongin gaji, gajiku saat ini gak akan cukup untuk membeli perlengkapan make up mu itu. Hidup di Indonesia memang keras ya .. umur 25 tahun seakan dituntut harus udah S3, gaji 30 juta/bulan, udah punya rumah tipe 212 halaaaahhh ndasmu mbak nikah aja sama atta halilintar sana. Ehe.
Girl, you really know how to get someone down~
.
.
.
Forgiveness
Yang begitu ku benci dari berhubungan dengan anda adalah kejadian-kejadian setelah hal-hal ini terjadi. Mau kamu apasih ? Ini kamu tuh kaya film Marvel tau ga? Ada After Scene nya. Aku selalu berpikir pertemuan terakhir kita di KFC itu akan mengakhiri segalanya. I mean it will ends our drama but .. you always start the drama again. Bukannya aku udah minta maaf ya waktu itu? Bukannya aku udah bilang sama kamu, “ Aku minta maaf kalau sikap aku selama ini menyakiti kamu, aku harap kamu maafin aku dan kita jadi teman seperti awal-awal KKN “ dan kamu meng-iya-kan itu. Yes, I thought it would be the end but .. you start the drama again.
Aku sedang melakukan self-healing dengan melakukan challenge #30HariMenulis, tiba-tiba ada pesan masuk dari seorang sahabat.
“ Syad aku mau cerita sesuatu “
“ Hah? Tumben-tumbenan cerita sama aku, ada apa? “
“ Itu … “
“ Kenapa ? Dia nge-chat kamu? “
“ Iya syad “
Kemarahanku memuncak kembali, kamu terlalu jauh dalam melangkah. You crossed the line. Kesabaranku sudah habis, aku memarahimu. Untung saja aku tak sampai memaki dirimu. Aku bertanya padamu dengan terheran-heran.
“ Mau kamu apasih ? “
“ Gak cukup buat sakit hati? “
“ Sekarang kamu ganggu teman-temanku? “
“ Sumpah aku ga ngerti dengan kelakuan kamu “
Kamu menjawab dengan alasanmu tapi aku benar-benar tak bisa terima alasan itu. Mau carikan aku jodoh? Haduuuuu kau cari saja jodohmu sendiri lah. Aku selalu menanyakan alasan kamu melakukan hal-hal yang kurasa itu mengusik hidup aku. Kamu selalu menjawab “ Aku tau aku salah tapi kan … “. Girl, if you knew that you were wrong then stop it. Stop. Please. Just Stop.
Haaa sudahlah, aku benar-benar lelah dengan hal ini. Cukup. Aku minta maaf .. tapi mohon aku ingin ini adalah permintaan maaf terakhirku. I’m done with this sh*t. Dan jika kamu ingin maaf dariku .. kali ini akan kuberikan dengan cuma-cuma. Sudahlah, aku ingin segera menyelesaikan studiku. Aku tak mau hal ini membuatku harus membayar UKT untuk semester depan. UKT UPI mahal tau!
.
.
.
Perjalananku dalam challenge #30HariMenulis pun telah menemukan ujungnya. Aku berhasil menyelesaikannya yaaa walaupun tak benar-benar 30 hari sih. Ehe. Kuucapkan banyak terimakasih kepada semua sahabat dan kawan-kawanku yang telah berkenan membaca dan mengapresiasi tulisanku. That means a lot guys, really. Wabil khusus kusampaikan terimakasih pada seorang sahabatku yang telah menginspirasiku dalam menulis, Mia Rahmi. Thanks miw!
Mulai dari sekarang .. aku akan berhenti menulis. Iya berhenti menulis .. karena dia. Mulai sejak sekarang aku akan menulis karena keinginanku sendiri, aku akan menulis dengan perasaan bahagia. Ah iya, terimakasih juga untuk seseorang yang telah menjadi sebabku untuk menulis. Terimakasih!
Huft, rasanya sudah cukup aku bergalau ria. Sekarang, hatiku telah sembuh dengan sempurna. Saatnya Move On. Good bye!
.
.
.
And the salt in my wounds
isn't burning anymore than it used to
It's not that I don't feel the pain
it's just I'm not afraid of hurting anymore
7 notes
·
View notes
Text
Visi-Misi
Perjalanan sudah mulai menuju puncak. Tanjakannya mulai tajam, layak tikungannya. Aku bergeming. Perjalanan pertama dan aku suka. Biasanya aku ga pernah megang stir.
Di setiap titiknya mengingatkan pada mereka satu persatu. Pejuang Quran 16 17 18. Terlalu lama memang. Manusianya berganti dan ada yang tidak. Manusianya kadang pergi dan ada yang tinggal. Tapi, semua memang membawa peran masing-masing. Tangis dan tawa yang dahulu mewarnai hari, kini mencipta senyum terkulum. Ah, nikmatnya mengenal mereka. Semoga bisa bersama di kehidupan selanjutnya.
Sepanjang jalan itu pula kami berdua tak henti bercerita. Membuka masa yang telah lalu dan menertawakannya keras-keras. Dunia kala itu hanya milik berdua. Iyalah, yang satunya udah dimiliki seorang pria. Hehe. Semoga ia bahagia, selamanya. Tapi kami masih sama. Akan selalu sama.
"Py gantian sini." Katanya.
"Engga, kamu turunnya aja. Aku lebih jago naikan daripada kamu, hehe." Ia membenarkan.
Di tengah percakapan yang membuat kami tak terasa sudah sejauh ini, tercenganglah dua anak manusia melihat lukisan alam yang sempurna. Mau tak mau ku lepas gas plat AD miliknya. Kami harus turun. Segera saja ke arah pematang sawah dan menikmati pentol yang dibeli di Pasar TW.
Disana mulailah memberat kisah yang terucap.
"Bagaimana nanti, apakah harus ada visi-misi yang harus ku sebutkan? Maksudnya, aku punya sih keinginan mau dibawa ke arah mana sebuah tunas peradaban dan cara mendidik yang ku inginkan. Tapi, pada kenyataannya nanti aku akan sami'na wa atho'na padanya." Aku bergumam masih dalam ketidakjelasan. Kata -nya yang ku maksud juga masih abu-abu. Belum terlihat hilalnya meski sudah ada pandangan barang hanya dalam angan.
"Py, visi dan misi adalah suatu keharusan, penting banget malah. Kita akan memilih seseorang ya yang visi-misinya sama. Belajar dari Sals bahwa ia memilih mas nya karena kerennya visi-misi yang diinginkan. Jadi tahu kalau mereka sejalan. Ga harus sama memang, tapi sejalan. Kayak yang ditulis Fahm. Seperti itulah kirakira meski tak harus sebanyak dia." Ia menjelaskan panjang lebar. Iya, memang tidak main-main hal itu. Aku teringat buku yang ku baca.
"Kamu ingat ketika jadi sekbid, bersama kabidmu kan membicarakan mau dibawa ke arah mana bidang kalian. Bukannya kalian juga menyusun visi-misi?" Aku mengingat beberapa waktu yang telah lalu dan tak bisa memungkiri.
"Tapi nantinya kan bisa dibicarakan Pid. Tahunya sejalan dan ada kesepakatan kan kalau udah ada objeknya." Aku masih berkutat dengan pikiran analogi bidang yang pernah menjadi saksi aku beramanah.
"Sebelum itu kita harus sudah punya. Tinggal nanti dicocokkan untuk pertimbangan." Sekiranya begitulah jawabannya.
Aku mulai paham.
Disini, aku bertekad lagi. Aku harus belajar lebih giat lagi. Merasa sangat tidak pantas mengingat Ksatria yang entah dimana. Namun, sekali lagi bukan karenanya atau bukan pula untuknya. Memurnikan niat memang suatu keharusan meski memberat. Tak apa, Allaah menilai prosesnya.
Perkara sebuah rasa yang merupakan fitah, ia akan menjadi fitnah jika tak dikendalikan dengan baik. Ia hanya minta untuk diikhlaskan. Tak perlulah diingkari hingga membuat semakin sesak. Tak perlu. Akui saja. Tapi tak usah berbuat apa-apa. Karena ia hanya meminta diikhlaskan sebab belum tiba waktunya.
Tak mudah memang. Tak apa, syukuri saja. Sungguh ini suatu hal yang wajar. Lumrah. Yang tidak wajar adalah jika dengan datangnya ia akan disalahgunakan, diungkapkan, hingga diketahuilah segala yang seharus masih menjadi genggam rahasia. Khawatir, nanti bukan ia. Hey, namun jika memang benar ia yang menjadi teman selama pasti akan didekatkan dengan cara-cara indah menurut Nya, tak perlu lah didikte. Tak perlu sibuk mencari cara mendekat tak lewat syariat. Jika memang bukan ia, maka percayalah Allaah telah menyiapkan yang jauh lebih baik menurutNya. Hey, apalagi yang dikhawatirkan?
Sibuklah menjadi.
Jangan kotori prosesnya. Jangan salah cara menjemputnya. Gunakan jalan benar yang sudah Allaah tunjukkan. Jangan terlalu khawatir. Dalam janjiNya, telah dikatakan dengan gamblang ; yang baik adalah untuk yang baik pula.
Bersibuklah membaik. Tapi karena Nya. Tak harap apa-apa selain ridhaNya. Perkara dunia, bonus yang akan mengikuti, tak pelak lagi.
Batinku perang.
"Oke, aku sudah mulai punya. Tapi tak bisakah Baba aja yang menjelaskan bagaimana visi-misi ku kepadanya?" Tenyata masih kuat inginku. Saat ini, aku sibuk mematangkan rencana.
Jadi ingat, beberapa waktu lalu sesorang mempertanyakan mengapa aku lebih haus belajar parenting.
"Kan nikah dulu baru punya anak." Begitu kiranya ia heran.
Aku menjawab kegalauanku tentang bagaimana mendidik peradaban lebih dibandingkan dengan bagaimana suamiku kelak.
Dan beberapa waktu setelah itu, Allaah membukakan pemikiran ku lagi betapa harus ku pelajari parenting bukan hanya karena alasan yang ku sebutkan padanya.
Aku mulai ngelesin. Disana, aku sadar mendidik seorang anak perlu ilmu karena tidak main-main pertanggungjawabannya.
Anak orang aja harus dipersiapkan dengan baik, gimana anak kamu? Hehe.
Padahal sebenarnya kami tak terlalu ingin membicarakan hal berat saat ini. Mikirin koas dulu kata dia. Aku ingin dapet prodi baru dulu misalnya selepas wisuda. Namun yang paling utama adalah benar-benar ingin mencari bekal ilmu mengenai rahasia di atas sana.
Bismillah.
3 notes
·
View notes