#bukancinta
Explore tagged Tumblr posts
Text
Lelah Lagi...
Sampai kapan? Sampai kapan aku harus bertahan? Sampai kapan aku harus diam? Sampai kapan aku harus mengalah? Dan sampai kapan aku berpura-pura bodoh untukmu?
Berkali-kali di setiap tahun, selalu pengkhianatan demi pengkhianatan yang ku terima darimu. Diam dengan kesakitan lahir dan batin ini, seakan membunuhku secara perlahan.
Aku lelah... Dan lagi-lagi aku merasa sangat lelah dengan kepura-puraanku ini.
Maaf, selalu kata maaf di akhir yang kau ucap, tapi berulang kali kau buat kesalahan kembali yangg sama. Aku berpura-pura bodoh dengan memaafkanmu. Tapi aku merasakan lelah itu kembali.
Aku lelah... Dan sangat lelah...
Dan lagi, disaat rasa lelah ini datang, aku selalu berpikir apakah cukup kita sudahi saja?
1 note
·
View note
Quote
Bisakah aku memulai kembali dengan tata yang baru. Dengan nuansa yang baru. Dengan semangat dan pola yang baru.?
Adakah yang ingin mendampingi dan menuntun untuk menuju itu semua.? Ketika semua terasa hancur dan luluh lantah.
0 notes
Photo
Hidup ini adalah simponi yang kita mainkan dengan indah. Cinta dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan dan memekarkan. Cinta, dengan begitu, merupakan dinamika yang bergulir secara sadar diatas latar wadah perasaan. . . Dan manakala kesadaran spiritual justru bertumbuh mendadak pada detik inagurasi, Cinta yang terbelah dan tersublimasi diantara kesadaran psiko-spiritual, yakinlah akan berujung dengan keagungan: ada cinta di atas cinta! Ketika aku mencintamu : Aku belajar mengasihi, tanpa mempertanyakan mengapa Aku belajar menerima kekurangan, saat egoku berkata ‘aku ingin yang sempurna’ Aku belajar melawan amarah, karena kutahu itu hanya akan membuatmu bermuram durja Aku belajar mencinta hal yang tidak kusuka, karena aku begitu bahagia, melihatmu tertawa karena hal yang sederhana Aku belajar memaklumi kesalahan dan berkata ‘aku memaafkan’ tanpa kau awali dengan permintaan Aku belajar berkata ‘tak mengapa’, asal kutahu, kau baik-baik saja Aku belajar cinta dari mencinta. Semua dimulai dengan cinta CintaNYA yang meneguhkan masing-masing langkah kita di jalan cahaya Lalu siapa yang mengira Jika kemudian alur kita saling bersinggungan disebuah masa Di titik pertemuan tiada tertebak Maka sebagaimana ia dimulai Smoga demikian pula nantinya mengalir Dalam himne cintaNYA. . . #bulancinta @bulancintacom @orori_id @travelioid @floweradvisorid #BukanCinta
0 notes
Text
Egois
Aku selalu menyebut diriku bahwa orang yang paling menggemarimu nomor 1 (Well, belum ada lembaga yang mensurvey atau meneliti ini, jadi ini hanya anggapan karena egoku saja). Pengagum yang bukan lagi sembunyi - sembunyi, walaupun juga belum terang - terangan menyatakan bahwa aku adalah salah satu pengagummu. Entahlah apakah ada orang lain yang lebih sering memikirkan dan mendoakanmu, yang terpenting aku tahu bahwa akulah orang egois itu. Orang egois yang meminta kepada Tuhan. Orang egois yang tak jarang lepas kendali untuk tidak melontarkan pertanyaan yang entah itu penting atau tidak. Orang egois yang mendoakanmu dari jauh. Orang egois yang berharap merindukanmu selalu. Perasaan tercurahkan begitu banyak memakan memori dalam otak daripada perasaan yang lebih utama yang lain. Aku hanya remaja yang memiliki rasa egois tinggi. Egois yang sangat membuat candu. Bahagia karenanya. Maaf. aku hanya menikmati kebahagiaan yang fana ini.
0 notes
Photo
Kali ini ga harus nunggu 14 purnama kan buat jumpa? 🎑 #mendadakrangga #bukancinta #0272 #purnama #klatenbersinar
0 notes
Text
DICURANGI #1
Apa aku semudah itu memaafkan?
25 Desember 2015
Aku akan sangat ingat hari pada tanggal itu, jumat bersamaan dengan hari Natal. Aku tidak begitu tertarik membalas chat darinya. Karena hari sebelumnya dia tiba-tiba mengirimkan pesan singkat berisikan permohonan maaf dan merasa sangat berdosa kepadaku.
“maaf ya, aku ngerasa berdosa banget sama kamu...”
“hah, berdosa? Apaan?”
“maaf aku belum bisa bilang, besok kalau urusanku ini udah selesai, aku bakalan cerita”
“apaan siiih? Jangan bikin penasaran. Aku gak suka”
“maaf banget. Ohiya, aku mau cari perlengkapan ndaki dulu ya, aku mau ke Gunung Ungaran”
Dia bilang akan mengatakan jujur semuanya setelah semua urusannya itu selesai. Aku bukan tipe wanita yang suka dibuat penasaran. Aku hanya bisa menahan rasa penasaranku dan menerka-nerka apa yang diperbuatnya. Keesokannya pada hari jumat, dia mengirimiku chat yang sebenarnya tak begitu penting.
“La, tau gak, aku seneng banget bisa jumatan di rumah, udah lama gak jumatan di rumah”
“iya. Sekalian aku mau bilang. Aku bukan siapa-siapa kamu lagi sejak setahun lalu, tapi kamu yang memulai. Kamu selalu bilang akan selalu di pihakku. Aku gak tau apa yang kamu lakuin, sebenernya emang gak berhak tau.”
Dia tak menggubris chat ku. Entah siapa yang sedang ber haha hihi dengannya dalam chat lain. Tak biasanya dia tak peduli begitu. Dia, aku tahu dia, yang bahkan aku acuhkan berkali-kali tetap berkata ada di pihakku. Dia yang aku minta pergi selalu tak akan mau. Dia yang aku minta menemukan hati yang lain tapi selalu berkata tak bisa.
26 Desember 2015
Aku benar-benar merasa kesepian dan hatiku sangat tak enak karena dia. Aku cari kontak temannya yang aku pikir pergi bersamanya.
“kalian habis nanem pohon ke Gunung Ungaran?”
“hah? Apaan, La? Enggak, capek”
“Lhah, si Be, katanya ke Ungaran?”
“Dia gak ikut nanem pohon, ngabur gatau, katanya ndaki ke Ungaran.”
“Kamu pasti tau sesuatu?”
“apaan? Tau apaan?”
“gak usah bohong? Kalian nyembunyiin dari aku.”
“aduuuuhh, maap banget ini, aku kasihan sama kamu tapi aku gak tau apa-apa”
“yowiiisss”
“haduuh, gimana ya, maaf banget ya, maaf banget, dia ndaki berdua aja sama cewek. Udah itu aja yang aku tau”
“haa? Ciiieee... ihiiii, traktiran nih, gak papa kali gak usah minta maaf, makasii ya J “
Aku menjatuhkan tubuhku ke tempat tidur. Menutup wajahku dengan bantal dan merasa pasrah. Entah apa yang aku pasrahkan? Apakah kebodohanku karena terus percaya dengan kata-kata bahwa dia tak akan mau meninggalkanku, atau sebenarnya bahagia saja karena aku memang ingin sendiri saja. Tapi benar-benar ada yang berat di dada kiriku, seperti menekan dan menyesakkan. Benar-benar deras air mata malam itu.
4 notes
·
View notes
Quote
kadang "tahu diri"-ku terlihat seperti pesimis
7 notes
·
View notes
Text
Sedang Gamang
Tak pernah pikiranku sekalut ini
Bahkan hingga memikirkan nyamuk begitu detil
Memandang begitu pelik
Sampai tak sadar
Ruang yang kutinggali seperti matahari yang menabrak bumi
Hancur berantakan, luluh lantak
Rasanya ingin sekali menghirup nikmat asap asap yang mengepul
Seperti orang orang tua di depan rumah
Yang menertawakan kehidupan
Menikmati kartu-kartu yang terpelanting di atas saung kayu reot sederhana
Atau sekedar melindungi sepasang raja dan ratu di atas papan hitam putih
Untuk mendapat pundi pundi rupiah yang datang dan kembali
Sambil menghirup asap kenikmatan, di temani botol botol pencegah rasa gamang
Aku disini masih dengan pikiran yang remang remang
Dengan masa depan yang tak terbayangkan
Bersama tuhan yang sedang sibuk mengabulkan doa doa siswa terpelajar
....
0 notes