#berorientasi
Explore tagged Tumblr posts
Text
Top News Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil
Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://kepowin.com/tantangan-yang-dihadapi-oleh-program-padat-karya-yang-berorientasi-di-bidang-pertanian-dan-tekstil/
#Berita#berorientasi#bidang#dan#di#dihadapi#karya#oleh#padat#pertanian#program#tantangan#tekstil#yang
0 notes
Text
Top News Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil
Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://kepowin.com/tantangan-yang-dihadapi-oleh-program-padat-karya-yang-berorientasi-di-bidang-pertanian-dan-tekstil/
#Berita#berorientasi#bidang#dan#di#dihadapi#karya#oleh#padat#pertanian#program#tantangan#tekstil#yang
0 notes
Text
Top News Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil
Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://kepowin.com/tantangan-yang-dihadapi-oleh-program-padat-karya-yang-berorientasi-di-bidang-pertanian-dan-tekstil/
#Berita#berorientasi#bidang#dan#di#dihadapi#karya#oleh#padat#pertanian#program#tantangan#tekstil#yang
0 notes
Text
Top News Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil
Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Tantangan Yang Dihadapi Oleh Program Padat Karya Yang Berorientasi Di Bidang Pertanian Dan Tekstil? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://kepowin.com/tantangan-yang-dihadapi-oleh-program-padat-karya-yang-berorientasi-di-bidang-pertanian-dan-tekstil/
#Berita#berorientasi#bidang#dan#di#dihadapi#karya#oleh#padat#pertanian#program#tantangan#tekstil#yang
0 notes
Text
Merayakan Sesak
Terkadang, kita seringkali mengharapkan kebahagiaan dan ketenangan selamanya tapi justru bertumpu pada hal-hal yang sifatnya sementara.
Bisa jadi, pencarian makna kebahagiaan terlalu banyak berorientasi kepada dunia, hingga saat terbentur dengan realita, hati menjadi sesak tak berdaya.
Hati itu ibarat rumah, sedangkan dada adalah halamanya.
Untuk melegakan hati, kita perlu melonggarkan dada yang sesak dari prasangka-prasangka, ekspektasi dunia, dan berharap kebahagiaan dari Allah semata. Halaman yang luas, asri, dan indah adalah cerminan hati yang tentram.
Saat musibah datang menimpa, hati akan mudah goyah dan Allah tahu itu. maka Ia memberikan kabar gembira untuk kita semua dalam firmanya :
“Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.”
Ketika Allah hadirkan 1 masalah di hidup kita, minimal Ia hadirkan juga 2 solusi yang membersamai.
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap!
Jadi, sudah mau menyerah?
(Notulensi Event "Merayakan Sesak" Quran Review)
#abamenulis#quranreviewaba#menujukemerdekaanpalestina#seperempadabad#menyambutkemenangan#dakwahkampus#pemudaislam
24 notes
·
View notes
Text
Sebab Kelapangan Dada
part 2 | Masjid Ar Royyan, Purworejo | 2 Mei 2024 oleh: Ust. Afifi Abdul Wadud
Dada yang lapang dan hati yang tenang adalah hal basic yang perlu kita miliki agar kita bisa menjalankan kehidupan ini. Lapang dada adalah nikmat dari Allah. Maka kita tidak akan mendapatkan nya apabila Allah tidak memberikan kepada kita. Kita perlu ikhtiar untuk mendapatkan nikmat tersebut. Apa yang perlu kita pahami mengenai kelapangan dada? Sebab kelapangan dada: 1. Taufiq dari Allah. Kebaikan itu semua di tangan Allah, tidak ada kebaikan yang kita raih kecuali Allah tolong kita untuk mendapatkannya. 2. Kelapangan dada hanya dapat kita dapatkan jika kita wujudkan syarat-syarat yang disebutkan oleh Allah. "Barangsiapa yang berpaling dari petunjuk-Ku, maka baginya adalah kehidupan yang sempit." Syarat Kelapangan Dada Menurut Al Imam Ibnu Qayyim, alamat orang yang mempunyai kebahagiaan hati/ kelapangan dada, yaitu dia yang: 1) Hatinya betul-betul fokus berorientasi pada akhirat Hatinya akan lapang. Orang yang demikian, segala-galanya dia ukur dengan kehidupan akhirat. Bagi seorang mukmin, jika orientasinya akhirat, segalanya jadi serba menguntungkan, baik dia dalam kondisi mendapatkan nikmat atau pun musibah. Orang yang ridho dengan Allah, mencintai Allah, mengagungkan Allah, maka dia akan berlapang dada ketika diberikan keputusan yang diberikan Allah kepada dia. Orang tersebut merasakan kelezatan iman. 2) Zuhud terhadap perkara dunia Semakin mengejar dan tenggelam orientasinya pada dunia, semakin tersiksa. Pencinta dunia tidak pernah lepas dari 3 hal: - galau dan resah terus - rasanya capek terus - sudahlah dia kejar dunia dan dapatnya sedikit, pada akhirnya dia menyesal karna sampai tua hanya berorientasi dunia saja. Bukan berarti tidak boleh memiliki dunia, tetapi artinya, dia bawa dunia sebagai kendaraan untuk menuju kampung akhirat. 3) Siap menghadapi kematian dan pasca kematian sehingga dunia dijadikan tempat sebagai persiapan untuk menuju kehidupan sesungguhnya pasca kematian. 4) Sempurnanya tauhid Orang yang semakin sempurna tauhidnya, hatinya semakin tenang dan lapang. 5) Cahaya iman 6) Ilmu yang bermanfaat Ilmu yang secara materinya shohih. Ilmu tersebut menggerakkan untuk semakin mendekatkan dia kepada Allah. 7) Senantiasa kembali kepada Allah Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang. Kepada orang-orang yang menjauh dari Allah, Allah seru untuk kembali kepada Allah. Taqwa itu adalah jalan. Dan Taqwa itu dengan ilmu dan amal. 8) Baiknya penerimaan dia kepada Allah/ bagusnya dia dalam menyambut seruan-seruan Allah
9 notes
·
View notes
Text
Apa yang Dicari Kalau Bukan Ketenangan?
Sebuah refleksi.
Memang ya, momentum saat ada di titik terendah itu bisa membangunkan semangat kita untuk berdekatan dengan Tuhan. Yang tadinya jarang sekali bisa khusyuk, saat sedih berusaha untuk bisa khusyuk. Yang tadinya jarang baca Quran, tapi kalau sedih bisa meluangkan waktu buat sekalian baca artinya. Sampai ketemu ayat ini:
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”, (QS. Al-Baqarah: Ayat 155).
Beberapa bulan terakhir sedang merasa ada di tahap lelah dan ingin berhenti berharap dengan sesuatu yang sudah diperjuangkan sedari lama. Tapi, setelah aku coba menjelaskan ke diri sendiri dengan menulis tentang apa masalahnya, akhirnya menemukan beberapa poin yang harus aku pegang untuk waktu yang lama. Kenapa untuk waktu yang lama? Karena aku sadar yang sebenarnya aku cari bukan hal-hal eksternal yang biasanya akan singgah hanya dengan rentang waktu sebentar, melainkan sesuatu yang aku dapatkan secara internal dan bertahan cukup lama, yaitu ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan. Dan ini akan sulit didapat kalau tidak berdekatan dengan Tuhan.
Jadi poin-poin apa yang harus dipegang dalam kurun waktu yang lama?
Lakukan semua hal karena Allah mulai dari niat, cara kita ambil keputusan, cara mengeksekusi keputusan tersebut, sampai solusi yang kita pilih apabila keputusan yang diambil keliru.
Setiap waktu yang kita habiskan akan dimintai pertanggungjawaban. Maka setiap detik yang dilewatkan akan selalu dihisab.
Semua hal (apa yang dipikirkan, apa yang dirasakan, apa yang dilihat, apa yang didengar, apa yang diucapkan, dan apa yang dilakukan) harus berorientasi ke Allah.
Pahami betul tentang apa yang Allah suka dan tidak. Biasanya yang Allah suka itu jauh lebih sulit daripada yang Allah nggak suka. Contohnya, bersyukur ketika ditimpa musibah besar, bangkit dan optimis setelah berpuluh-puluh kali jatuh di lubang yang sama, tetap terhubung baik ke Allah setelah dikasih nikmat dan musibah bergantian, etc.
Jalan hidup itu adalah pilihan. Dan yang harus diingat, setiap jalan yang diambil tidak ada yang tidak sulit, semua punya kesulitan masing-masing. Tugas kita adalah mengambil keputusan untuk memilih jalan mana yang akan dipilih, lalu bekerja keras dan berpikir cerdaslah untuk bertanggung jawab terhadap pilihan yang diambil dalam mengerjakan prosesnya. Kemudian pasrahkan semua hasilnya ke Rabbul’alamin. Kalau sesuai harapan ya bersyukur, kalau nggak sesuai ya sabar juga berlapang dada.
Jika ada kesulitan di tengah jalan, selalu minta tolonglah ke Allah. Pertolongan Allah itu selalu ada, tapi penting dipahami bahwa pertolongan tersebut tidak selalu datang dalam bentuk yang kita harapkan.
Kalau lelah, berhenti sebentar ingat lagi tujuan (Allah). Jangan pernah kehilangan harapan apapun situasinya karena Allah nggak ridho sama orang yang berputus asa, tapi juga jangan bersembunyi dari realitas situasi saat ini. Jangan berpura-pura atau berpegang pada delusi positif. Terimalah kenyataan dari situasi sekarang (sabar), sementara pada saat yang sama jangan pernah kehilangan harapan bahwa keadaan akan menjadi lebih baik.
Dunia dan semua urusan di dalamnya yang kita kesulitan menghadapinya ini ternyata kecil di mata Allah. Bagi Allah, nikmat dunia itu ibarat tetesan air dari jari yang kita celupkan di laut, sedangkan seluruh air dalam lautan itu adalah nikmat akhirat. Jadi, mau sekaya raya apapun atau sefakir miskin apapun kalau nggak ada iman dan ketauhidan dalam diri ya sama saja, ujung-ujungnya neraka akan jadi rumah singgah. Kehormatan, jabatan, kedudukan, status, uang, karir, bisnis, keluarga, jodoh, pertemanan, dll itu boleh kita kejar dan kadang memang harus dikejar, asalkan tetap di dalam koridor iman dan menjadi alasan bertambahnya ketaatan.
Kebaikan itu harus dipaksakan. Allah sudah berbaik hati beri kita kesempatan nafas sampai detik ini, artinya ada kebaikan yang masih perlu kita kerjakan. Masih ada ruang untuk kita mohon ampun atas kesalahan masa lalu dan masih ada ruang untuk melakukan hal-hal baik. Kalau sedang diproses berjuang, lanjutkan! Kalau sedang bahagia, tularkan ke orang lain! Kalau sedang dikondisi lapang, bantulah yang sedang dikondisi sempit! Kalau sedang dikondisi sempit, berjuanglah untuk keluar dari kesempitan! Semua tidak ada yang sederhana, karena butuh melibatkan Allah dalam prosesnya. Ini nggak mudah, tapi tetap harus dikerjakan karena kesempatan bisa berakhir kapan saja.
Pahami mana yang menjadi ranah kendali kita dan mana yang bukan. Apa yang kita lakukan atau sikap kita ke diri sendiri maupun orang lain merupakan suatu hal yang bisa kita kendalikan. Tapi tentang respon mereka, sikap mereka, ataupun hasil dari sebuah ujian sudah bukan menjadi ranah kendali kita. Berjuanglah, bekerja dan berpikir keraslah untuk sesuatu yang bisa kita kontrol sepenuhnya, selain itu pasrahkan sesuatu yang bukan menjadi ranah kita ke Rabbul’alamin.
Aku tahu ini nggak akan mudah, tapi aku yakin kalau kita berhasil terapin ini semua kita akan dimampukan untuk tenang dan bahagia dalam waktu yang lama.
7 notes
·
View notes
Text
A beneficial gem that my teacher taught.
🌺 Allah subhanahu wa ta'ala says: ❛Know that {al-hayat ad-dunya | the worldly life} is but {la’ibun} and {lahwun}, {zinatun} and {tafaakhurun} among you, and {takaatsurun} in respect of wealth and children…❜ 【Surah al-Hadid 57:20】
In this aayah, Allah gives us the definition of al-hayat ad-dunya with 5 words:
🔹 La’ibun — engaging in idle activity with no purpose 🔹 Lahwun — becoming diverted and neglectful 🔹 Zinatun — pomp / to beautify 🔹 Tafaakhurun — self-glorification 🔹 Takaatsurun — to surpass in quantity
Notice that all of these words do not refer to something physical, to an actual object or item, but rather the characteristic or lifestyle to that effect. Meaning:
🔸 A person’s lifestyle that constantly engages in unmeaningful activities is al-hayat ad-dunya.
🔸 A person’s lifestyle that neglects the obligations that are due upon him is al-hayat ad-dunya.
🔸 A person’s lifestyle that is all about vain and pomp is al-hayat ad-dunya.
🔸 A person’s lifestyle that boasts and glorifies oneself is al-hayat ad-dunya.
🔸 A person’s lifestyle that revolves around rivalry in terms of wealth and children is al-hayat ad-dunya.
Al-hayat ad-dunya, in a nutshell, is a lifestyle that is purely oriented to this temporary realm we call dunya. My teacher said: Kehidupan yang berorientasi keKINIan dan keDISInian. A lifestyle where a person chases after the glitters of this dunya at the cost of being eternally bankrupt in the hereafter.
So al-hayat ad-dunya is not literally wealth, lots of cars, lands, mansions, etc. But rather, it refers to our behaviour towards these things. The tools for la’ibun, lahwun, zinatun, tafaakhurun, takaatsurun are all neutral. Wealth is not haraam. Prestige, status, beauty, etc are not haraam. In fact, our Deen advocates us to work with ihsaan, to be successful, and to wear nice! What is actually important is how we utilise these blessings of Allah, and we will be judged on those actions.
So if that game preoccupies us so much that we start to delay our salaah,
if our friends or social gatherings constantly make us neglect our obligations towards our family,
if we keep posting those contents on social media, while we ourselves know fully well that the intention is to show off to others,
— then we have to fix this. This lifestyle needs fixing asap. Because Allah warns us in the same aayah:
🌺 ❛ And al-hayat ad-dunya is only a deceiving enjoyment.❜ 【Surah al-Hadid 57:20】
Don’t allow this lifestyle to deceive us from our true purpose as servants of Allah. Don’t chase the temporary present at the cost of our eternal akhirah. We ask Allah to make us believers who are akhirah-oriented, and whom He is pleased with.
Your sister in Deen, Aida Msr ©
8 notes
·
View notes
Text
Haii aku akan bercerita soal...
Soal apa yaa?
Jadi awalnya kita saling follow itu lewat akun KC kejadiannya setelah story aku yang di repost oleh akun tsb
Tiba-tiba dia nge follow aku terus aku follback
Lama waktu berjalan biasalah sama seperti ratusan teman lainnya, hanya sabatas saling lihat aktifitas story atau menyukai postingan feed yang lewat di beranda
Terus tiba-tiba aku liat story dengan lingkar hijau pertanda aku di masukan ke cf mu
Minggu berminggu berlalu,
Sudah lama aku dimasukan ke daftar close friend nya,yang entah siapa saja yang ada di dalamnya itu. Awalnya aku merasa aneh dan bertanya-tanya
"kok aku bisa masuk?"
tapi jawab pikiran ku sesimpel karena kita tidak saling mengenal dan memangnya kenapa? toh ga ada yang gimana-gimana juga
Beberapa kali aku lihat story lingkaran hijau itu di waktu yang berbeda
tapii kok hari ini setelah aku melihat fotomu sendiri yang diperlihatkan
kok aku jadi ge er yaa wkwkwkwk
Kok aku bisa tertarik?
Mungkin setelah beberapa kali yang entahlah itu, setiap aku melihat aktifitas yang biasa kamu lakukan, aku menyimpulkan itu sesuatu hal yang menarik dan aku mulai tertarik karena itu unik
Kemarin aku berfikir tentang konsep hidup yang teramat rasional, bersifat duniawi dan bagian terbesarnya berorientasi pada materi
Lalu aku berfikir, jika aku berkesempatan berbagi cerita hidup dengannya mungkin semua pola pikir ku mengenai kehidupan akan jadi buyar bahkan lenyap seketika
Singkatnya pikiranku saat ini, tidak mengapa jika kemewahan harus di tukar dengan ketenangan dan hanya terfokus pada kata cukup, tidak kurang tidak juga lebih, hanya lebih sederhana tapi semuanya tercukupi
Wah gawat,
Sudah se melankos itukah aku saat ini?
Jakut, 02/09/2024
11.54 WIB
4 notes
·
View notes
Text
kebebasan Berekspresi
Kebebasan Berekspresi
KEBEBASAN berekspresi adalah “hak untuk mengekspresikan ide-ide dan opini secara bebas melalui ucapan, tulisan maupun komunikasi bentuk lain, tetapi semua dilakukan dengan tidak melanggar hak orang lain, misalnya menyampaikan pendapat baik secara lisan maupun tulisan, jurnalisme warga, memakai meme, tagar dan infografis, kebebasan pers, menulis status facebook, twitter, instagram dan WhatsApp”, dikutip dari Donny (ed) dalam “Kerangka Literasi Digital Indonesia”. Bagaimana melakukannya, kembali Donny menjelaskan:
1. sampaikan pendapat, ide, opini, perasaan tanpa merasa takut termasuk kritik kepada penerintah. Kritik memiliki fungsi yang sangat penting bagi kemajuan suatu peradaban. Lao Tsu seorang filosof China mengatakan, “Apabila kesalahan tidak dikritik, maka kesalahan tersebut akan menjadi kebenaran”. Pakar pendidikan sependapat bahwa “Tiada pendidikan tanpa kritik
2. jika belum merasa pasti, hindari menyebut nama orang, institusi, atau lembaga yang bersangkutan
3. jika perlu sertakan data berupa dokumen atau fhoto untuk mendukung pendapat, ide atau opini
4. ingat, pendapat Anda di internet dapat diakses banyak orang, maka Anda harus siap dengan konsekwensinya
5. berekspresi bukan berarti bebas menyebarkan informasi palsu, fitnah atau kebencian, menyinggung suku, agama, ras dan golongan.
Kebebasaan berekspresi adalah penting, setiap manusia memiliki hak untuk mengungkapkan pendapat, ide, opini dan perasaannya agar didengar oleh pihak lain dalam usaha memenuhi keinginannya yang hakiki, Kebebasan berekspresi merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM).
Namun ada baiknya jika kebebasan berekspresi ini tidak melanggar hal pihak-pihak lain, khususnya kepentingan publik. Kebebasan berekspresi tumbuh dan berkembang dalam atmosfir yang memerdekakan atau membebaskan. John Struart Mill dalam bukunya “On Liberty” mengatakan, “Saya tidak sependapat dengan Anda. Dan saya akan membela Anda sampai mati karena kita berbeda pendapat.
Uraian di atas menjelaskan bahwa kebebasan berekspresi adalah Hak Asasi Manusia (HAM) yang sangat diperlukan dalam proses membangun sebuah peradaban yang beradab dan bermartabat. Namun sayangnya kecerdasan mengekspresikan pendapat, ide, opini, perasaan, sikap kritik masyarakat masih sangat lemah, indikasinya antara lain.
sekalipun berekspresi mendapat kebebasan dan dijamin undang-undang, namun masyarakat masih banyak takut melakukannya, masih sering ditemui kebebasan berekspresi tanpa bukti, lebih berorientasi memuaskan hawa nafsu atau subjektif bukan untuk menegakkan kebenaran.
Kondisi kurang cerdas masyarakat dalam kebebasan berekspresi tersebut disebabkan oleh banyak faktor, antara lain proses pendidikan yang tidak memerdekakan, masih lemahnya hukum dalam mensikapi sikap kritis masyarakat dan sikap skeptif masyarakat terhadap kebebasan berekspresi juga menyebabkan kebebesan berekspresi ini menjadi sangat lemah.
Contoh kasus, kebebasan berekspresi berupa kritik yang dilakukan secara individu, baik melalui tulisan atau bentuk lain jarang mendapat respons dari pihak yang dikritik, sangat berbeda jika kebebasan ekspresi berupa kritik dilakukan secara kolektif dalam bentuk penggalangan massa (demonstrasi) yang sering diikuti penumpang gelap, justru dengan cepat mendapat respons.
Dalam suatu seminar, seorang nara sumber menceritakan pengalamannya mengajar di sebuah perguruan tinggi di Australia. Selama ia menjadi dosen di perguruan tinggi tersebut demonstrasi sering dilakukaan oleh mahasiswa dalam jumlah yang sangat terbatas, yakni 3 hingga 5 orang mahasiswa. Mereka mengkritik kebijakan rektornya melalui foster.
Rektor dan sivitas akademika mendengar kritik mereka, akhirnya kebijakan rektor mengalami perubahan. Sangat berbeda dengan kebebasan menyampaikan kritik yang terjadi di kampus-kampus di negeri ini. Seorang rektor sebuah universtas negeri bercerita kepada penulis. Beliau didemo oleh mahasiswanya karena kebijakan kenaikan SPP di universitas yang dipimpinnya. Demo sangat anarkis, kaca-kaca kampus dihancur dan dipecah, namun beliau tetap tidak merubah kebijakannya.
Beliau mengatakan kepada penulis, “Dana yang terkumpul dari kebijakan kenaikan SPP jauh lebih besar dari dana yang digunakan untuk merehabilitasi gedung yang dirusak mahasiswa. Lebih dari 25 (dua puluh lima) tahun, penulis melakoni sebuah kebiasaan menulis opini di media massa, baik cetak maupun elektronik secara terus menerus, menjadi nara sumber di berbagai forum seminar/rapat dan menjadi nara sumber dialog di beberapa televisi dan radio.
Pengalaman menyampaikan pikiran dan perasaan di forum-forum tersebut di atas semua berjalan lancar tanpa ada rasa takut. Penulis menyadari bahwa seringkali ketakutan itu diciptakan sendiri. Frederick Rosevent, presiden Amerika Serikat merasakan hal yang sama, “Yang paling saya takuti di dunia ini adalah rasa takut yang diciptkan sendiri
Setiap ingin menyampaikan pikiran dan perasaan terutama kepada publik, penulis selalu mendasarkan pada firman Allah SWT, yakni “Wahai orang-orang yang beriman. Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatan itu” (QS Al-Hujarat : 6) dan nasehat Aristoteles seorang filosofi Yunani yang menyatakan bahwa “Sampaikan kebenaran yang diperlukan untuk kebaikan dengan penuh tanggung jawab”. Aristoteles menasehati kita para komunikator untuk memperhatikan 3 (Tiga) pintu yang harus ditaati ketika menyampaikan pesan berupa: pikiran, perasaan, opini, pendapat dan apapun istilahnya secara berurutan.
yakni pintu pertama; KEBENARAN, yakni pastikan bahwa sesuatu yang akan anda sampaikan adalah pesan kebenaran, terutama yang bersumber dari wahyu, hadist, ijma’ dan qiyas, ilmu pengetahuan, hasil pengamatan dan pikiran. Setelah Anda yakin betul atau tidak ragu sedikitpun bahwa yang ingin Anda sampaikan tersebut adalah pesan kebenaran, maka silakan Anda memasuki
pintu kedua: YANG DIPERLUKAN, artinya Anda yakin betul bahwa pesan kebenaran tersebut sangat diperlukan untuk disampaikan, setelah itu Anda diizinkan memasuki pintu ketiga: UNTUK KEBAIKAN, artinya Anda tidak ragu (yakin seyakin-yakinnya) bahwa pesan kebenaran yang diperlukan tersebut membawa kebaikan bagi semua orang
pintu ketiga inilah Anda diizinkan menyampaikan pesan kebenaran tersebut. Setelah pesan kebenaran tersebut disampaikan, maka pesan tersebut menjadi milik banyak orang yang mendengarnya, barangkali banyak orang yang senang mendengarnya dan berterima kasih kepada Anda, sebaliknya barangkali ada diantara pendengar justru tersinggung atas pesan yang Anda sampaikan, mereka merasakan bahwa pesan yang Anda sampaikan itu adalah pencemaran nama baik dan/atau perbuatan yang tidak menyenangkan sehingga mereka akan meneruskan persoalan ini ke ranah hukum meminta pertanggung jawaban Anda. Mengsikapi fenomena tersebut, maka Anda harus siap memasuki pintu keempat, yakni BERTANGGUNG JAWAB.
2 notes
·
View notes
Text
Hakikat manusia diciptakan bukan hanya menjadi Hamba namun juga sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi, pengelola atau pemangku kebijakan terutama kebijakan dalam memanajemen diri.
Islam adalah agama yang mampu membebaskan manusia dari segala perbudakan didunia dan hanya bermitra dengan sang Pencipta alam semesta ini, sangat mulia sekali.
Saat ini profesi terkeren adalah menjadi karyawannya Allah, gimana caranya? Menjalankan segala sesuatu hanya berorientasi mengharapkan ridho Allah. Tidak penting hari ini kamu menjadi apa dalam tanda kutip 'Pekerjaan mubah'. Marbot, guru SD IT, pamong wisma, aktivis kampus, relawan yayasan dan lain-lain, ini semua hanya bentuk amal zahir saja tapi semuanya akan berbeda ketika orientasi amal zahir ini ditujukan untuk Allah.
Yang namanya Karyawan tentu digaji dong, kita bekerja di perusahaan terkenal dan paling kaya didunia pasti bangga dan pasti sedikit banyaknya dapat mencukupi dan dapat memberikan manfaat bagi lingkungan karna kita adalah orang kaya dengan sebab bekerja di perusahaan kaya dan terkenal.
Lalu bagaimana jika kita langsung bekerja untuk sang pemilik alam semesta ini? Yang memiliki semua perusahaan yang ada didunia dan merupakan rajanya para raja?
Tentu akan terpenuhi segala kebutuhan dan tentu akan berdatangan hal yang ajaib dalam kehidupan, sebagaimana yang ditegaskan dalam Ayat seribu dinar bahwa 'barangsiapa yang bertakwa kepada Allah maka akan dijadikan jalan keluar atas segala permasalahan dan diberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka'.
Takwa = menjalankan perintah + meninggalkan maksiat (patuh perintah)
Dan begitu juga ketika ada amanah di komsat tidak menghalangi kita menjadi karyawan Allah yang dipenuhi segala kebutuhan oleh Allah. Lakukan hal terbaik yang bisa kamu lakukan dan niatkan untuk menolong agama Allah dengan mengkader atau memperbanyak SDM pejuang islam. Orientasi beramanah di kammi cukup Allah sebagai tujuan, ketum tidak mampu menggaji perkerjaan mu dan tidak ada kewajiban juga untuk menggaji karena ini organisasi bukan perusahaan. Namun, yakinlah setiap tetes peluh dan darah tidak akan sirna ditelan masa, segores luka dijalan Allah kan menjadi saksi pengorbanan.
Terima kasih, telah memenuhi undangan.
Mas isa
Mas faqih
Mas baihaqi
Mbak tabriz
Mbak azizah
Berjalanlah karna kefahaman, jika tidak faham cari kefahaman itu, jika tidak dapat maka bertanya lah.
Ku temani kau berjuang
10 notes
·
View notes
Text
ilmu itu tak hanya kognitif, tapi juga afektif dan sampai pada hati. hidup terlalu murah untuk dihargai dengan dunia. maka belajar untuk all out dalam mendidik dan membangun kontrak hidup dengan Allaah, latih taqwa dan blajar untuk punya value proaktif berorientasi pada Allaah, maka percaya selanjutnya kompensasi akan langsung dari Allaah.
know ur self, improve. karena hanya orang yang belum merasa baik sajalah yang berfikir untuk menjadi yang terbaik.
bersama ustadz arifin jayadiningrat
📍Bogor, 040724
2 notes
·
View notes
Text
Bu, ternyata kehilangan sesuatu tidak lantas membuat kita kehilangan segalanya.
Allah membuat kita kehilangan sesuatu karena ingin membuka jalan untuk banyak kebaikan datang. Benar ternyata, bahwa bisa saja apa yang tidak kita sukai itu adalah hal yang sebenarnya baik untuk kita.
Bu, mungkin memang apa-apa yang kita inginkan tidak sempuhnya berorientasi kepada Allah, ya? hingga Allah ambil kembali hal itu, sebab bukan itu yang Allah maksud untuk bisa kita lakukan.
Jika memang segala yang datang akan membawa kebaikan untuk hari ini dan nanti. Maka yuk saling membantu untuk senantiasa terus mengingatkan bahwa Allah selalu punya rencana terbaik untuk hambaNya. Bahwa Allah mengambil apa yang kita punya bukan berarti karena Allah tidak ingin melihat kita bahagia, tapi Allah ingin melihat seberapa cinta kita kepadaNya :")
Bandung, 18 Oktober 2023
10 notes
·
View notes
Text
Refleksi Skripsweet 💓
Ceritanya lagi baca buku kuliah tentang Manajemen Kurikulum. Eh tapi kok ada pembahasan yang keren tentang bagaimana Islam menetapkan syarat Manajemen. Mari kita simpan disini ✨
Sebagaimana Ali bin Abi Thalib telah memperingatkan kepada kita, bahwa kebaikan yang tidak terorganisir akan kalah dengan kejahatan yang terorganisir. Maka ada syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam mengorganisir kebaikan yang didasari dari Quran dan Sunnah Nabawi.
Mempunyai tujuan yang tulus atau bersih. Bisa juga maksudnya adalah memiliki niat yang berorientasi kepada Allah. Jadi kalau udah pasang niat tulus lillah, hal hal yang dikerjakan jadi tidak keluar jalur dan menyeleweng.
Sebuah peringatan buat para pengorganisir kebaikan yang masih hobi modus. Bisa jadi asbab mandek pergerakan kebaikan itu karena modus yang masih dipelihara. Astaghfirullah :"
Kalau melihat pengorganisasian yang dilakukan Nabi SAW dalam dakwah kebaikan ini, beliau tujuannya clear. Menyeru kepada kalimat tauhid. Sungguh sangat tulus dan bersih :"
Sehingga dari tujuan yang bersih nan tulus itu, tercurah pertolongan dari Allah SWT dan berlimpah keberkahan juga.
Mempunyai persiapan yang matang. Sehingga pelaksanaan benar benar maksimal, tawakkal lancar tapi ikhtiar tetap jalan. Sehingga dengan itu, mencapai tujuan yang telah dicanangkan bukan suatu hal yang sulit atau mustahil
Kalo kata Ustadz Nuzulul Dzikri, kalau urusannya masih perkara di dunia insya Allah apa apa aja bisa asal tawakkal dan ikhtiarnya maksimal.
Dakwah Rasul SAW dan para sahabat dengan persiapan mereka yang matang mampu meruntuhkan dua Imperium raksasa dunia saat itu. Terlalu mantap emang.
Memiliki program yang jelas. Dalam melakukan tindakan, jangan masih abstrak sudah dilaunching. Tuntaskan sampai semua konsep tersusun rapi dan siap untuk dieksekusi. Ini bisa dibilang buah dari persiapan yang matang.
Kalau ingat dakwah Rasul ketika di Madinah, program yang dibuat di awal-awal dakwah juga jelas sekali. Pemasangan taakhi antara Muhajirin dan Anshar agar menguatkan soliditas pendatang dan penduduk asli. Pembuatan Piagam Madinah dalam rangka penyusunan undang undang bermasyarakat. Membangun masjid sebagai markas pusat dakwah, tempat pembelajaran dan ibadah.
Dan masih banyak lagi yang ketika dilaunching tidak membuat orang-orang kebingungan.
Adanya dorongan atau penguatan sehingga menjadi sumber kekuatan yang mampu melancarkan proses manajerial kebaikan ini agar mampu mencapai maksud yang dituju.
Allah menurunkan hadiah, jamuan, dorongan, dan motivasi yang sangat mulia bagi Rasulullah SAW dan para umatnya. Tak lain tak bukan ialah Al Quran. Pertanyaanya, apakah saat ini kita menjadikan Al Quran sebagai dorongan dan penguat agar mampu kuat mencapai tujuan? :"
Jadi curiga, jangan-jangan tersebab persyaratan manajerial Islami yang dijaga para muassis dakwah dan penerusnya menyebabkan dakwah Islam ini terus ada. Sampai nanti, sampai kita memejam mata.
13 notes
·
View notes
Text
Marifaturrasul
Rasulullah
Dalam mengenangmu
Kami susuri
Lembaran sirahmu
Pahit getir
Perjuanganmu
Membawa cahaya
Kebenaran
Engkau taburkan pengorbananmu
Untuk umatmu
Yang tercinta
Biar terpaksa tempuh derita
Cekalnya hatiMu menempuh ranjaunya
Tak terjangkau tinggi pekertimu
Tidak tergambar indahnya akhlakmu
Tidak terbalas segala jasamu
Sesungguhnya engkau Rasul mulia
Tabahnya hatiMu menempuh dugaan
Mengajar erti
Kesabaran
Menjulang panji
Kemenangan
Terukir namamu di dalam Al-Quran
Tak terjangkau tinggi pekertimu
Tidak tergambar indahnya akhlakmu
Tidak terbalas segala jasamu
Sesungguhnya engkau Rasul mulia
Tabahnya hatiMu menempuh dugaan
Mengajar erti
Kesabaran
Menjulang panji
Kemenangan
Terukir namamu di dalam Al-Quran
Rasulullah
Dalam mengenangmu
Kami susuli
Lembaran sirahmu
Pahit getir
Perjuanganmu
Membawa cahaya
Kebenaran
Ya Rasulullah
Untaian kalimat di atas adalah lirik nasheed dari Hijaz yang berjudul “Rasulullah dalam mengenangmu”
Pada malam kemarin seberes aktivitas tarawih dan tadarus, kita bersepakat untuk menggelar sebuah pertemuan kecil berupa gabungan MK Khos KAMMI. Yang sebelumnya terjadwal di Wedangan Pak Sakir, ala kulli hal hujan menyebabkan kita bergeser di Pesma Ar royyan. Dengan istiqomah semilir lirih kipas angin serta lampu yang kelap kelip (mati murup hehe) menyapa dan menemani kita hingga akhir.
Topik obrolan kami adalah marifaturrasul, sebab sebelumnya telah membereskan topik marifatullah. Topik topik di atas adalah kurikulum MK Khos KAMMI. Kita mulai dengan sebuah refleksi berupa, “Apa jadinya jika kita hidup berada di jaman nabi?”, sebab tentu hidup bersama bagina Nabi adalah dambaan kita, namun yang menjadi pertanyaan adalah lantas kita menjadi bagian kaum apa? Apakah menjadi barisan kaum nabi atau penentang atau munafik?
Maka kita yang bertemu pun bersyukur atas nikmat iman dan islam yang telah ada semenjak lahir, terlahir sebegai Muslim. Kesempatan emas untuk berbuat baik dan memperbesar peluang mendapat rahmat dari Allaah, sebab rahmat ini lah yang akan membuat masuk syurga.
Kembali kepada bahasan Rasulullah, karena pertemuan tadi malam bersama adik-adik yang sedang banyak berkiprah di organisasi, belajar menjadi seorang pemimpin. Maka begitu mulia bahwa sosok Rasulullah adalah sebaik-baik pemimpin. Beliau bervisi jauh dan pemberani. Visi Rasulullah menembus batas kemustahilan, karena Allah maha besar, tentu membawa Visi yang berorientasi kepada Allah pula.
Ada sebuah penggalab kisah yang menggetarkan hati, bahwa selama pembangunan parit dalam perang parit, para sahabat menemukan batu yang sulit dipecah, lalu Rasulullah beranjak mendekati batu tersebut dan memecahkannya sambil meneriakkan takbir ”Allahuakbar, kita akan menaklukkan Romawi dan Kontantinopel”. Sungguh menembus batas kemustahillan, sebab pada waktu itu sedang berada di tengah kondisi paceklik, serta Romahi dan Konstantinopel adalah 2 negara yang menjadi adidaya. Seperti sebuah desa yang memiliki cita-cita mengalahkan sebuah negara besar. MasyaAllaah
Pemimpin yang menjadi duta paling berani pada sosok Rasulullah. Dengan penuh keyakinan dan kesabaran Rasulullah mendatangi Thaif untuk berdakwah, namun yang beliau jumpai tidak lain adalah cemoohan dan hinaan. Namun Rasulullah justru mendoakannya bahwa kelak di antara keturunan dari mereka akan menjadi barisan dakwah Rasulullaah, daripada menerima tawaran malaikat untuk membalikkan gunung kepada penduduk Thaif.
Kisah Visioner dan Keberanian yang lain adalah pada Hamraul Asad, kisah yang seharusnya membuat hati kita menangis. Bagaimana tidak menangis, seberes pasukan Muslim selesai dari fase perang Uhud, Rasulullaah serukan jihad kembali kepada veteran pasukan Uhud, harus yang telah ikut perang Uhud, tidak boleh ada tambahan pasukan sedikit pun. Padahal pada waktu itu, dikisahkan luka imbas sayatan pedang masih segar, perban masih melekat seberes perang, istirahat tentu belum cukup untuk memulihkannya. Namun, Rasulullaah menyerukan pengejaran kembali kepada pasukan Quraisy, dengan strategi briliannya. Hingga akhirnya mampu memenangkan dan menjatuhkan mental pasukan musyrik. Kecerdasan pengambilan momentum, ide strategi yang tidak mudah, kondisi fisik yang masih basah akibat peperangan, semua itu terhapus dengan seruan Rasulullaah. Rasulullaah memiliki visi yang kuat, tergambar jelas, mampu menjadi duta yang paling berani di antara pasukan umat Islam.
(yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan RosulNya sesudah mereka mendapatkna luka. Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dan bertakwa ada pahala yang besar. (yaitu) orang-orang yang jika ada yang mengatakan pada mereka “sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian, maka takutlah”, keimanan mereka bertambah dan mereka menjawab” cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan dialah sebaik-baik pelindung.” [QS Ali Imron(3): 172-173]
Kisah tersebut terabadikan dalam Al Quran. Sedemikian besar perjuangan Rasulullaah bersama sahabat, lantas tidak kah kita bersyukur untuk hari ini? Belum lagi dengan kemuliaan yang Allah berikan sebab menjadi umat Rasulullaah, umat yang relatif berumur pendek dibanding dengan rata-rata umur umat nabi sebelumnya, namun memiliki waktu-waktu istimewa untuk mengkalibrasikan amal. MasyaAllaah.
Sholu ala nabii Muhammad, semoga istiqomah menjadi barisan risalah Nabi, menghabiskan waktu hidup di dam barisan yang mencintai sunnah dan keturunan Nabi. Aamiin
29 notes
·
View notes
Text
Dengan sadar kalau saya ini bisa menjadi terlalu dominan. Ada hasrat mengatur berlebihan,selalu ingin menjaga, atau segala sikap yang berorientasi ke kepemimpinan,logika dan kekuatan. Hal ini timbul dari paksaan lingkungan dan keadaan yang mewajibkan saya mandiri,berdiri sendiri karena tidak bisa menggantungkan atau berbagi beban kehidupan.karena sudah tahu harus mengambil keputusan atas kesadaran sendiri dengan segala informasi dan pertimbangan yang harus dicari sendiri. Cara menjaga diri paling aman adalah dengan menumbuhkan kemaskulinan. Tapi dengan sadar juga saya menyadari jika hal ini tidak bisa dikendalikan saya akan berakhir otoriter pada segala hal yang masuk ke kehidupan saya. Dan itu yang saya takutkan. Mengikuti Awakening Feminine Energy ini pelatihan plus penyadaran saya untuk belajar bahwa saya dilahirkan sebagai wanita yang harus bisa menjaga fitrah yang “seharusya” ya tidak bisa dipungkiri energi ini juga bisa timbul dengan alamiah jika kita sudah merasa aman atau terjaga tapi siapa yang tahu akan masa delan kelak kita nantinya?
Kita mungkin tidak bisa mencegah apa saja yang akan datang ke hidup kita.
Tapi kita bisa bersiap-siap untuk menghadapinya bukan ?
3 notes
·
View notes