Tumgik
#berantai
kbanews · 1 year
Text
Relawan Indonesia Gemilang Lakukan Kolaborasi Berantai Untuk Dukung Anies Baswedan
JAKARTA | KBA – Simpul relawan Anies Baswedan Indonesia Gemilang kembali menggelar Musyawarah Reboan di kantor DPP Gernas IG, Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu, 30 Agustus 2023. Ketua Umum Relawan Indonesia Gemilang Legisan Samtafsir mengatakan relawan IG terus melakukan sosialisasi Bakal calon presiden (Bacapres) Anies Baswedan di desa-desa. Serta mengajak dan memastikan kepada agar mendukung…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
guide-saveurs · 2 years
Text
Top News Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa
Tumblr media
Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/polda-metro-jaya-cek-tkp-rumah-pelaku-pembunuhan-berantai-di-cianjur-istri-wowon-diperiksa/
0 notes
ghostlysongbeard · 2 years
Text
Top News Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa
Tumblr media
Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/polda-metro-jaya-cek-tkp-rumah-pelaku-pembunuhan-berantai-di-cianjur-istri-wowon-diperiksa/
0 notes
forresthom · 2 years
Text
Top News Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa
Tumblr media
Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/polda-metro-jaya-cek-tkp-rumah-pelaku-pembunuhan-berantai-di-cianjur-istri-wowon-diperiksa/
0 notes
foodmucem · 2 years
Text
Top News Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa
Tumblr media
Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Polda Metro Jaya Cek TKP Rumah Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur, Istri Wowon Diperiksa? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/polda-metro-jaya-cek-tkp-rumah-pelaku-pembunuhan-berantai-di-cianjur-istri-wowon-diperiksa/
0 notes
milaalkhansah · 1 year
Text
Perjalanan Seorang Penulis
Tumblr media
perjalanan seorang penulis adalah perjalanan seorang pembaca...
- Raditya Dika
awal mula saya suka nulis tuh pertama kali sejak SD. waktu itu keadaan rumah cukup ‘bising’. dan anak seusia saya saat itu belum bisa bercerita secara gamblang apa yang saya rasakan, maka untuk pertama kali, saya mencoba untuk menuliskan perasaan saya di dalam sebuah diari. Menulis diari inilah yang menjadi teman saya untuk bercerita banyak hal karena tidak punya seseorang untuk diajak berbagi.
sedang hobi membaca saya waktu SD dimulai saat melihat buku-buku ayah saya banyak tergeletak. ayah saya adalah seorang sarjana hukum, jadi buku-buku beliau kebanyakan tentang hukum, berawal dari rasa keingintahuan seorang anak kecil yang besar, saya pun mulai mencoba membaca buku-buku ayah saya.
jika buku bacaan anak kecil lainnya tak jauh dari buku cerita atau dongeng, buku bacaan saya yang pertama kali malah buku yang berisi pasal-pasal wkwk. saya ingat sekali waktu kelas 5 SD, saya sempat menghapal beberapa pasal wkwk.
kegiatan itu mulai berubah setelah sekolah saya membuka perpustakaan. akhrinya, buku bacaan saya pun berpindah sama seperti anak lainnya, saya pun mulai mengemari berbagai macam buku cerita dongeng, cerita pendek, dan bacaan fiksi lainnya. sejak saat itu, beban tas sekolah saya bertambah, diisi dengan banyak buku pinjaman dari perpustakaan yang saya bawa pulang.
hari-hari saya pun waktu itu diisi dengan membaca buku-buku tersebut. saking senangnya membaca, sehari saya bisa menyelesaikan hingga 3 buah buku dengan kisaran lembar mencapai 100 lembar lebih.
pindah ke SMP, hobi menulis dan membaca itu masih berlanjut. waktu SMP saya mulai mengemari menulis Quotes dan juga surat, saat itu hape saya masih hape nokia, saya sering membuat pesan berantai berisi quotes dan mengirimkannya lewat SMS di nomor teman-teman saya, waktu itu saya bahkan juga sering mengirimkannya kepada Crush saya yang seorang Kakak kelas sekaligus teman akrab saya di sekolah wkwkw. dan juga sempat mencoba menulis sebuah novel dan mempertunjukannya kepada guru bahasa Indonesia saya dan juga teman saya.
beralih ke SMA, saya mulai menaruh minat lebih terhadap tulisan non fiksi, saya suka membaca dan juga menulis tulisan berisi motivasi. saya juga mengemari prosa dan sempat menulis tentangnya.
jujur, saya tidak menganggap pengalaman-pengalaman di atas sebagai bagian dari proses saya menjadi seorang penulis, entah apa alasannya. mungkin karena pengalaman tersebut saya anggap hanya sekedar ketertarikan semata saya, tidak ada proses ‘berjuang’ di dalamnya.
pengalaman saya menjadi seorang penulis baru mulai saya hitung semenjak saya memutuskan untuk menulis di media sosial. mengizinkan orang lain untuk membaca tulisan-tulisan saya, dan Tumblr adalah platform yang pertama kali saya pilih untuk mempublikasikan tulisan-tulisan saya.
niat itu pun sebenarnya datang secara tak sengaja, ketika entah bagaimana, Mbak @andromedanisa​, salah satu penulis aktif tumblr menjadi orang yang saya ikuti di Instagram, dan waktu itu beliau sering membagikan tulisan-tulisan beliau dari Tumblr. melalui beliau, saya menjadi tertarik untuk menulis di dalamnya.
hingga saat ini, menjadi tahun kelima saya menulis di Tumblr. tak disangka, tempat yang awalnya saya jadikan pelarian untuk tulisan-tulisan saya yang tidak memiliki rumah, akhirnya menjadi rumah bagi tulisan-tulisan saya itu sendiri. tulisan yang saya tulis hanya untuk mengingatkan diri sendiri, untuk menjadi teman saya yang tidak punya tempat bercerita ternyata mampu untuk menjangkau lebih banyak orang dan juga perasaan.
saya tidak tahu, tulisan saya akan bermuara ke mana nantinya, saya juga belum tahu, tulisan saya akan membawa saya pada kehidupan yang seperti apa. karena jujur, sampai saat ini memilih karier sebagai seorang penulis masih terasa abu-abu bagi saya. saya tidak tahu mau menjadi penulis yang seperti apa, atau menulis di bidang apa, karena selama ini saya nulis tergantung dari apa yang sedang saya ingin tulis, atau barangkali..., karena saya masih tidak cukup percaya diri menyebut diri saya seorang penulis. saya hanya menganggap diri saya seorang gadis yang menulis, sesederhana itu.
pemikiran saya inilah yang membuat saya tidak berambisi untuk mendapatkan apa pun dari tulisan saya, juga belum berkeinginan untuk mengirimkan tulisan saya kepada penerbit dan menjadikannya sebagai sebuah buku. entah apa keinginan itu akan bertahan atau perlahan berubah nantinya. kita lihat saja nanti.
karena untuk saat ini, sama seperti sebelumnya..., saya hanya ingin menulis saja.
22 notes · View notes
taufandays · 4 months
Text
Tumblr media
Lebih Baik Aku yang Pergi
Pair : Criminal! Taufan x Detective! Yaya
Genre : mystery, angts, lovers au
Summary : Yaya sangat mencintai pekerjaannya sebagai detektif. Namun suatu hari ia dihadapkan pada kenyataan bahwa kekasihnya adalah seorang pembunuh.
Contain : mengisyaratkan bunuh diri.
Fandom : BoBoiBoy
Tumblr media
Sebuah keluarga tajir menyewa Yaya, yang merupakan seorang detektif swasta lokal untuk menyelidiki kasus pembunuhan berantai pada keluarganya.
Dari bukti-bukti yang didapat, ada satu yang paling mengganggu Yaya. Untuk menanyakan beberapa hal, hari ini ia mengunjungi rumah Taufan, seorang rekan kerja sekaligus kekasihnya sendiri.
Yaya telah sampai di depan pintu rumah Taufan. Ia sudah berdiri selama menit. Berungkali menarik-nafas-buang. Berusaha menenangkan hati. Ia tepis semua keraguan dan kecemasan yang memenuhi hatinya, lantas ia memencet bel.
"Oh Yaya! Sudah sampai rupanya! Ayo masuk."
Yaya disambut ekspresi antusias dari Taufan yang langsung membukakan pintu lebar-lebar. Taufan segera menariknya ke dalam dan memeluknya erat. "Kangen.."
Biasanya Yaya akan menikmati pelukan Taufan seperti biasa, namun karena ia datang dengan maksud tertentu, ia jadi tegang dan tidak bisa santai.
"Hmm?" Taufan melepaskan pelukannya dan memperhatikan wajah Yaya. "Ada apa?"
Yaya tersenyum canggung. Ia melihat kemana saja selain wajah Taufan. "Cuma masalah pekerjaan saja kok."
"Ooh begitu.. Sekarang bagaimana perkembangannya? Lihatlah cantikku ini sampai kelelahan seperti inii." Taufan memperlihatkan ekspresi wajah cemas sambil mengusap wajah Yaya.
"Gapapa.. Kan sudah pekerjaanku." Yaya melepaskan tangan Taufan dengan perasaan tidak nyaman.
Taufan memimpin jalan masuk. "Ngobrolnya sambil di dalam aja yuk. Kamu mau minum apa? Aku lagi nyetok banyak nih."
"Apa saja boleh." Yaya menyusul di belakang Taufan.
"Baiklah. Kamu duduk aja dulu, Ya."
"Oke.." Yaya ragu-ragu hendak mengatakan sesuatu. "Mm.. Taufan, aku boleh liat-liat rumahmu?"
"Boleh dong! Kok ragu-ragu gitu. Kayak sama siapa aja." Taufan tersenyum. "Ohiya, jangan mampir ke area dekat gudang ya. Kotor banget soalnya."
Yaya mengangguk dan segera meninggalkan Taufan. Sambil melihat-lihat, Yaya harap ia tidak menemukan sesuatu yang menganggu pikirannya itu. Tapi kakinya tak sengaja menyenggol sebuah benda.
Yaya mengambil benda itu yang ternyata adalah parfum. Matanya melotot saat mencium aromanya. Itu adalah parfum yang beraroma sama dengan yang ia cium di tempat lokasi kejadian.
Dengan hati-hati, ia berjalan ke arah lain dan menemukan sepasang sarung tangan latex yang berbercak darah di dalam tempat sampah dekat kamar mandi. Pikiran Yaya semakin kalut. Ia lekas mengirimkan bukti pada ahli digital forensik.
Beberapa saat kemudian, data telah selesai diselidiki dan hati Yaya terasa jatuh sejatuh-jatuhnya saat melihat hasilnya.
"Ta..Taufan." Yaya menghampiri Taufan. Ia mencoba menstabilkan suaranya setenang mungkin.
"Yya?" Taufan menjawab tanpa menoleh.
"Sejak kapan kamu pakai parfum ini?"
Taufan menoleh sejenak, lalu ia menjawab santai sambil melanjutkan memotong daging. "Oh itu parfum khusus pas aku kerja. Aku sengaja bedain pas lagi sama kamu. Kalau lagi sama kamu, aku pakenya yang lebih soft biar kamu nyaman."
"Oh.." Yaya tidak bisa menahan keterkejutannya saat melihat cara Taufan memotong daging. Pola dari goresan pisau yang Taufan lakukan itu.. sama dengan baretan pisau yang ada di tubuh korban.
"T-taufan dagingnya."
"Hm? Kenapa?" Taufan menoleh.
Wajah Yaya tegang. Ia gemetar ingin menangis dan ketakutan. Otak rasionalnya sedang bertengkar dengan hatinya mengetahui semua bukti yang ia temukan mengarah orang yang ia sayang.
"Taufan, aku mencium aroma parfum yang sama dari baju korban." Sambil menguatkan hati, Yaya tetap mengedepankan profesionalitasnya. "Aku yakin banyak yang memberikan kesaksian yang sama pada orang-orang yang berada di lokasi."
Taufan menghentikan pekerjaannya, sementara Yaya bergegas melanjutkan. "Bukti sidik jarimu ditemukan pada sarung tangan latex di tempat sampah di dekat kamar mandi." Yaya menunjukkan data yang telah ia unduh dari ponselnya.
Pada titik ini, Yaya benar-benar ingin menangis. Ia diliputi kebingungan dan ketakutan yang luar biasa. "Taufan.. Kenapa?"
"Maaf mengecewakanmu, Sayang."
Yaya tercengang saat melihat aura wajah Taufan berubah. Ia secara otomatis melangkah mundur ketika Taufan berjalan mendekat.
"Mereka pantas mati." Yaya dapat merasakan tekanan amarah dari intonasi suara yang senada dengan ekspresi wajah Taufan. "Mereka adalah orang-orang yang tidak sopan mencari-cari informasi latar belakang seseorang tanpa izin."
"Sama halnya dengan detektif sepertimu." Taufan berjalan semakin dekat. "Bukankah itu sama saja dengan mencuri?"
Yaya gemetar semakin keras ketika ia tersudutkan ke tembok sementara Taufan hanya beberapa lagi darinya.
"Taufan, itu tidak benar." Yaya mencicit.
"Menurutmu, kenapa kamu masih aman di rumahku?"
Yaya tercekat. Taufan menghentakkan tangan kanannya ke tembok dengan keras, persis di sebelah Yaya sampai bahunya meloncat karena kaget.
"Tentu saja aku mengetahui maksud kedatanganmu, Sayang. Aku membiarkanmu melihat-lihat, membiarkan parfum itu terletak begitu saja, membiarkan sarung tanganku terlihat di tempat sampah. Menyenangkan sekali melihatmu bersusah payah, ketakutan."
"Taufan, kamu gila."
Taufan menampilkan seringai di wajahnya. "Kalau begitu, kenapa kamu tidak menangkapku, detektif kecilku yang cantik?"
Yaya memandang Taufan tanpa ekspresi. Orang yang ia cintai di depannya ini adalah seorang pembunuh. Ia seharusnya mengaktifkan alat perekam, dan lekas melaporkan ke pihak berwenang, tapi tubuhnya mendadak kaku dan ia kehilangan kata-kata.
"Lagipula." Taufan membuyarkan pikiran Yaya. "Kamu selalu bisa untuk kabur. Sebelah kirimu kosong, dan pintu tidak terkunci. Tapi kamu malah memilih untuk tinggal. Kamu seharusnya takut, Yaya. Aku ini pembunuh."
Yaya masih membeku di tempat.
Taufan menghela nafas gusar. Ia memundurkan badannya. "Pergilah sebelum aku berubah pikiran."
_
Di luar hujan turun deras dan Yaya terguyur di bawahnya. Ia menangis sejadi-jadinya. Kenapa ia harus mengetahui fakta semenyakitkan ini? Taufan gila, tapi ia lebih gila karena masih menaruh rasa sayang pada kriminal.
Di sisi lain ia juga tak akan sanggup menanggung dosa akibat melanggar kode etik profesinya. Ia sangat menyukai dua-duanya dan tak ingin kehilangan mereka.
Yaya kembali pulang dalam kondisi berantakan. Ia tak bisa berpikir jernih. Sekeras apapun ia mencari jalan keluar, tak punya opsi lain yang lebih baik selain dirinya-lah yang menghilang. Benar, dengan menghilang, mungkin.. itu adalah satu-satunya jalan untuk tidak menghadapi sakitnya kehilangan.
Yaya membulatkan keputusannya. Ia mengirimkan pesan singkat pada Taufan malam ini.
Taufan, aku mencintaimu.
Ping! Pesan terkirim dan beberapa detik kemudian, pesan itu terbaca.
Butuh beberapa menit sebelum balasan lainnya masuk.
Yaya, aku sudah memesankan bunga kesukaanmu dan besok akan diantar ke rumahmu. Tolong diterima ya? Jaga diri baik-baik. Aku juga mencintaimu.
Sayangnya, bunga dan pesan itu tak akan pernah sampai kepada Yaya.
Tumblr media
3 notes · View notes
sabaryangindah · 1 year
Text
Teman: Kadang suka heran, kok ada orang yang bisa menjalani hidupnya seperti gak terjadi apa-apa, tertawa bahagia, seakan ga punya dosa, padahal dia nyata-nyata sudah menyakiti atau menzalimi orang lain.
Aku: Kenapa musti heran? Pembunuh berantai berdarah dingin yang membantai korban-korbannya dengan sadis lalu bertingkah normal di hadapan orang lain aja ada kok, banyak malah.
Teman: Bener jugak. Kalau orang yang udah ngaji gimana?
Aku: Iya juga ya..semoga Allaah melindungi kita dari berbuat dan dari orang yang seperti itu.
I don't understand how people are ok with themselves knowing they emotionally destroyed someone.
4 notes · View notes
endahharuhi · 2 years
Text
Chapter 6
Chapter 6
Semua warga di Kota Mulya dikejutkan dengan kabar yang muncul di berita televisi. “Mayat wanita yang diperkirakan berusia tiga-puluh tahunan ditemukan di Danau Mulya sore ini dengan pesan pembunuh berantai tujuh tahun lalu. Korban adalah wanita yang bekerja di restoran lokal. Penyebab kematiannya belum terungkap. Namun, polisi akan menyelidiki kemungkinan pembunuhan berantai, efek peniruan, atau pembunuhan balas dendam”. Begitulah headline beritanya.
Mona ditemukan mengapung di Danau Mulya beberapa hari kemudian, lengkap dengan helm di kepalanya. 
***
“Apa? Kakakku? Bilang padanya kalau uangnya sudah terpakai untuk pernikahanku. Itu kewajibannya sebagai kakak untuk membiayaiku. Aku tak mau membayar hutang-hutangnya!”, teriak seorang lelaki.
“Maaf, kami bukan ingin menagih hutang. Kami memiliki kabar terkait nona Wanda”, kata polisi diujung telepon.
“Bagaimana kamu nama itu? Itu nama kakakku dahulu”, kata lelaki itu tercekat.
“Dua KTP ditemukan di antara barang-barangnya. Dia sudah meninggal”.
***
Dina tak kuasa menahan tangis saat masuk ke ruang investigasi. Dia melihat barang-barang yang malam itu dipakai Mona telah tertata rapi di atas meja. Dia menangis memanggil-manggil nama Mona.
Dari luar, terdengar suara marah milik Nadia. “Kenapa kalian menyuruhnya memeriksa barang-barangnya? Tak punya hati nurani!”. Umpatnya kepada rekan kerjanya.
Nadia membuka pintu. Dilihatnya Dina sedang menangis sampai berlutut. Dipeluknya wanita yang sudah dianggapnya sebagai saudara itu.
“Mbak. Mbak nggak harus ngeliat semua ini”, kata Nadia mengelus-elus punggungnya mencoba menenangkan. Tangis Dina mengeras.
Setelah kira-kira setengah jam, Dina mulai tenang. Nadia pun mengajaknya duduk di kursi yang ada di pojok ruangan.
“Kenapa malam itu dia bersikeras mengantar pesanan itu? Harusnya aku”, kata Dina mencoba mengelap air matanya.
“Mbak, nggak boleh gitu. Kematian Mona adalah kesalahan pembunuhnya! Bukan kesalahan mbak! Ini bukan waktunya menyalahkan diri sendiri, tugas kita adalah menangkap pembunuhnya. Mbak tau kan?”, kata Nadia.
Dina mengangguk lesu. “Nad, Mbak nggak begitu yakin soal yang lain, tapi mbak masih ingat dengan jelas bentuk mata pembunuh Mbak Mega dulu, saat aku mengintip di balik lubang pintu. Kalau pembunuhnya sama dan mbak bisa melihatnya sekali lagi, aku pasti akan mengenalinya”, tambahnya sambil sesenggukan.
***
“Dia menikamnya sekali di leher, lukanya cukup lebar, sepertinya memang kapak. Namun tak ada luka perlawanan. Ini adalah serangan mendadak yang tidak diduga oleh korban”, kata dokter forensik saat Nadia dan Pak Jarot memeriksa mayat Mona di ruang otopsi. “Oh iya aku menemukan benda aneh di tenggorokannya. Benda sebesar kelereng berwarna kuning terang”, tambahnya.
“Kuning terang?”, tanya Nadia.
“Bentuknya tidak jelas tapi warnanya terang”, katanya sambil mengangguk. “Aku tak tahu benda apa itu”.
“Kenapa pembunuh memasukkan benda itu ke mulutnya?”, Nadia bertanya lagi.
“Bukan, bukan pembunuhnya yang memasukkan ke mulutnya. Namun korban menelannya sendiri”.
“Apa?”, kata Nadia terbelalak.
“Benda kuning itu ada ditenggorokannya. Untuk sampai di sana, butuh tekanan lebih dalam”, dokter itu kembali menjelaskan. “Ini menunjukkan korban sengaja menelannya sebelum mati”.
“Jadi Mona masih hidup saat itu?”
“Jika arteri teriris, dia pasti langsung mati. Namun hanya venanya yang teriris. Jadi darah dia keluar perlahan. Dia masih hidup sekitar 30 menit”.
“Kenapa Mona menelannya?”, Nadia bergumam.
“Mungkin dia ingin meninggalkan pesan untuk kita”, jawab Pak Jarot.
***
Nadia mendorong papan tulis ke dalam ruang rapat. Ia mulai menempel foto-foto bukti sebagai petunjuk penyelidikan di papan tersebut dengan rapi.
“Apa yang bisa disimpulkan dari bukti-bukti ini?”, tanya Pak Jarot.
“Pembunuhan ini jelas terencana. Pelaku memesan spaghetti untuk diantar ke pondok di samping danau. Ia membunuh dengan menghujamkan kapak ke leher korban, setelah itu pelaku membuang korban ke danau lengkap dengan helm, motor, serta kertas kecil di saku kiri korban sebagai pesan dari pelaku. Pelakunya diduga lelaki dengan ukuran sepatu 260 mm. Kejahatan terjadi pada tanggal 14 antara pukul 20.30 sampai 22.30”.
“Kira-kira apa motif pelaku membunuh Mona?”
“Hutang? Pak Jarot ingat,  beberapa hari yang lalu ada laki-laki yang membuat keributan untuk menagih hutang ke Mbak Mona? Dia punya motif”.
“Menurutmu dia Joker? Atau peniru Joker?”
“Hmm… Entahlah. Bisa keduanya Pak. Tapi sepertinya pelaku sangat mengenal Kios Lavender. Dia hanya memesan satu porsi. Tak banyak kios yang menerima pesan antar hanya untuk satu porsi. Selain itu, CCTV di kios Mbak Dina sempat diputus kabelnya oleh seseorang”.
“Ohiya, bukannya kemarin Dina sudah datang ke kantor pusat untuk pembuatan sketsa wajah pelaku?, tanya Pak Jarot. “Dia satu-satunya orang yang pernah bertemu dengan Joker”. Pak Jarot menyalakan komputer.
“Pak, kenapa dulu saat kasus Klinik Kecantikan Mega, Mbak Dina bisa selamat?, tanya Nadia penasaran. “Di berkas saksi hanya tertulis bahwa Mbak Dina pingsan setelah melihat wajah pelaku dari lubang pintu”.
“Itu adalah keberuntungan Nad. Saat itu di ruko sebelah klinik terjadi kebakaran, sehingga orang-orang menelpon 113, dan pemadam kebakaran pun datang”.
Nadia hanya terdiam mendengar penjelasan itu.
“Nad, menurutmu benda apa yang ditelan Mona sampai ke tenggorokannya? Aku benar-benar penasaran tentang benda itu”.
“Sebenarnya aku familiar dengan benda terang itu Pak. Warnanya unik, seperti stabilo kuning. Tak banyak benda-benda yang punya warna itu”, kata Nadia.
“Menurutmu berapa banyak orang yang biasa menggunakan kapak di kota ini?”, tanya Pak Jarot menunjukkan sketsa wajah pelaku yang ada di komputer.
Mendengar pertanyaan itu, Nadia langsung bangkit dari tempat duduknya. Tiba-tiba ia teringat Pak Mamad yang membeli kapak beberapa hari yang lalu. Setelah itu, dia segera pergi dari kantor polisi.
***
Nadia segera bergegas lari ke sebuah tempat. Toko Perkakas. Jojo menyapanya ramah, tapi Nadia langsung masuk ke toko yang menyambung dengan rumah itu. Semua teka-teki tiba-tiba terhubung menjadi satu.
Toko ini adalah satu-satunya tempat yang menjual kapak di daerah sini, di warung Bu Ani pun tak ada. Joker yang kembali setelah tujuh tahun. Benda kuning terang seukuran kelereng. Jejak sepatu berukuran 260 mm. Sketsa wajah dengan mata tajam. Semua petunjuk itu seperti terkoneksi menjadi satu.
Nadia membuka semua pintu di rumah yang tak memiliki jam dinding ini. Tak ada siapapun. Sampai akhirnya dia membuka ruangan yang ada di ujung. Kamar itu gelap. Terlihat seorang lelaki tua duduk di kasur, di ujung tempat tidurnya terdapat kursi roda yang sudah mulai berdebu.
Saat dia berada dalam kegelapan selama tujuh tahun,  semua orang sudah melupakannya, menyingkirkannya selamanya. 
Lelaki tua itu melihatku sambil tersenyum licik. “Akhirnya kau datang juga. Kau kemari untuk menahanku?”
Tiba-tiba Jojo menyusul masuk ke dalam kamar. Ia berkata terbata-bata, “Nad… Nad… Aku, Aku bisa bertanggung jawab untuk semuanya. Tolong Nad!”
Nadia tak menghiraukannya. Dia menatap lelaki tua yang menggunakan penyumpal suara berwarna kuning terang di telinganya. Dulu, ia sering melihat benda itu. “Pak. Ayo ikut dengan saya”, kata Nadia dengan kemarahan yang ditahan.
Jojo mengguncang-guncang badannya. “Nad, Nad, please. Ayahku, ayahku adalah satu-satunya yang kupunya Nad.”
Nadia melepaskan tangan Jojo yang mencengkramnya. “Pak, Silahkan bangun dan ikut saya ke kantor polisi”, kata Nadia.
Lelaki itu pun bangkit.
Tujuh tahun lalu, semua orang tahu bahwa lelaki itu tak bisa bergerak. Dia lumpuh setelah jatuh saat bekerja membetulkan atap.
***
“Putramu akan pergi dari Kota Mulya”, kata Nadia kepada Ayah Jojo di ruang interogasi. “Kenapa dia harus menderita padahal kamu pembunuhnya?”.
Lelaki itu memandang Nadia dengan wajah datar. Tak ada ekspresi di wajahnya. “Apa orang-orang menuduhnya sebagai anak pembunuh?”  Sudut bibirnya terangkat.
Nadia menghela nafas. “Kau tahu Pak, meski begitu Jojo masih menganggapmu sebagai ayah. Padahal ayahnya berusaha menjebak putranya, tapi ia ingin memberikan pesan sampai jumpa padamu”.
“Dia bukan komplotanku”, jawabnya sinis.
“Sementara kau duduk diam di sini, detail pribadi Jojo tersebar luas, dan dia sudah dikucilkan. Seharusnya kamu memikirkannya, dan membayar kejahatanmu seperti seorang ayah”.
Nadia bangkit dari duduknya hendak pergi ketika lelaki itu tiba-tiba berteriak, “Mereka semua berisik. Mereka memandangku rendah. Mereka semua sialan”.
Lelaki itu memegang telinganya, “Mereka tak bisa memperbaiki toiletnya sendiri. Wanita-wanita idiot terus-terusan mencariku bahkan saat gasnya mati. Tapi mereka sombong dan berisik, jadi aku tak tahan. Wanita-wanita itu sama saja seperti istriku dulu. Kupikir aku bisa membunuh mereka, jadi aku membunuh mereka”.
“Karena itukah kau membunuh semua wanita itu?”
“Raut wajah mereka selalu seperti mengejekku miskin. Telingaku selalu berdengung setiap kali aku marah hilang kendali. Aku tak bisa hidup dengan dengung itu, kan? Aku bahkan tak tahan mendengar suara jam”.
“Lalu, kenapa kau membunuh Mona?”
Lelaki itu tersenyum sinis, “Kalau itu karena aku mengira dia adalah jalang yang satunya lagi. Kenapa dia yang harus datang mengantar makanannya? Dia bahkan memakai gelang milik Dina”.
“Kau membunuh Mona di pondok dekat danau, setelah itu menceburkannya ke dalam danau, kan?
Joker hanya tersenyum. “Kau tau nak, orang sepertiku akan selalu ada”.
“Lebih banyak orang seperti mu atau seperti ku? Orang jahat hanya satu dari seratus, tapi orang baik akan terus berkembang. Bahkan dalam setiap kejahatan, polisi akan memastikan mereka selalu datang berkelompok dan kalian — penjahat, akan selalu kalah dalam jumlah. Itu hukum angka dan setiap kejahatan pasti akan terungkap!”
***
EPILOG
Kring… Kring…
Suara telepon berbunyi. “Halo, dengan Kios Lavender”, jawab Dina. Ia mendengarkan dengan seksama, kemudian membelalakkan mata dan menutup mulut dengan satu tangannya. Ia terkejut mendengarkan penjelasan di ujung telepon. 
Telepon itu dari perusahaan asuransi, katanya Dina tercatat sebagai tertanggung dari asuransi jiwa milik Mona. Uang pertanggungan atas kematian  Mona akan diberikan kepadanya sebesar seratus juta. 
“Mon, hutangmu pun kamu lunasi sepeninggalanmu! Kamu benar-benar orang baik.”
[Tamat]
16 notes · View notes
cancallmenurul · 1 year
Text
Aku bukan tak menerima, karena itu sudah suratan yang tak bisa diubah. Bukan pula sakit hati, karena banyak hal sudah diketahui sejak sekian tahun yang lalu. Bukan pula patah hati, karena hati ini sudah dipatahkan sejak sekian tahun lalu. Namun, aku kecewa berat, ilang feeling, dan ilang respek. Bukankah kalau demikian, sudah sebaiknya tak berurusan lebih banyak lagi dengan subjek bersangkutan? Ya, tapi alasanku untuk menjauh tak pernah coba ditanyakan dari hati ke hati. Sejujurnya, yang aku butuhkan hanya bicara dari hati ke hati, bicara jujur, bukan kalimat basa-basi kangen atau basa-basi lain. Bukan pula pesan berantai.
3 notes · View notes
kbanews · 1 year
Text
Ustazah Ini Sindir Ganjar Pranowo, Ibu Hamil Lewat Jalan Rusak di Jateng Bisa Melahirkan Mendadak
YOGYAKARTA | KBA – Beredar viral di media sosial dan pesan berantai WhatsApp isi Ustazah Mumpuni Handayayekti tentang kondisi jalan rusak di Jawa Tengah. Perempuan yang identik membawakan ceramah dalam logat Ngapak Banyumasan ini menyindir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ustazah Mumpuni Handayayekti ini menyampaikan ceramahnya dalam rangka memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443…
Tumblr media
View On WordPress
2 notes · View notes
sabbaticaljournal · 1 year
Text
Lelahnya kemarin setelah menyelesaikan semua list domestik : masak, ngepel, setrika, cuci baju, jadi supir, dan masak malam. Liburku sangat berharga dan produktif
Dan hari ini aku tepar. Karena tepar, perasaanku menjadi sensitif, ketika bercakap dan dibalas dengan jawaban kejam, rasanya hatiku sakit sekali. Aku sampai mikir ''orang yang menyimpan luka dia akan cenderung melukai lawan bicaranya"
Aku sedih sekali dengan respon yang bikin aku down meski sepele.
Sedih sekali.
Tapi aku mencoba mengurai kenapa aku sedih.
Sebenernya ada cemas di hatiku, karena schedule bulan depan butuh perjuangan dan ketidakpastian, serta energiku cepet habis bersama orang yang aku tidak suka, mungkin mode waspada pada dirikulah yang menyebabkan bateraiku cepat habis.
Ah..aku sedang serangan cemas ditengah-tengah mereka, meski aku mencoba tenang tapi aku low battery, alhasil aku fragile
Aku suka sedih kenapa kata-katanya menyakitkan, di sisi lain aku harus mendengarkannya demi harmoni kehidupan.
Aku berdoa kepada Allah agar jalanku dimudahkan, aku tidak ingin menyakiti orang, maksudnya meski kadang aku disakiti tapi aku tidak ingin menyakiti orang secara berantai, rantai saling menyakiti
Wahai diriku, makasih kamu sudah lakuin banyak hal, kamu berharga terlepas apapun penilaian mereka tentangmu.
Wahai diri, sini aku peluk, kamu berjuang begitu keras, semoga Allah memberimu kebaikan, kemudahan, dan ketenangan.
Ya Allah bantu aku ya?
5 notes · View notes
erkendofficial · 2 years
Video
AKHIR DARI KASTIL PEMBUNUH BERANTAI - The Devil In Me Ending
2 notes · View notes
rilisakista · 2 years
Text
Kapan tau
Apa makna sebuah kehadiran
Apa arti terlihat mata
Aku tidak berubah jadi apa apa
Jadi kau perlu tau, apa yg kau rasa saat melihatku itu benar-benar dari hatimu
Perasaanmu ketika melihat aku
Apakah binatang itu
Ataukah bintang itu
Bintang dan binatang dalam tebak-tebakanmu saja
Seperti rasa haus setelah menangis saat matahari mulai gelap
Untuk setiap tidak merasakan apa apa
Mengampirimu jam 3 malam dalam benak paling nyeri kebiruan
Kau pasti tau rasanya
Dicurangi gerbang gerbang berantai paling brengsek
Dan benak yang seperti dibantai samurai
Pedih seribu kali lipat dua putaran
Minta minta pertolongan
Maka aku pada waktu
Adalah pada kau ambil semua tanpa sisa
| Rilis A. Serang 18/11/2022
4 notes · View notes
hennapaste · 2 years
Text
Bener ya, kita nggak pernah tahu dari lisan siapa sebuah kata-kata dapat menyentuh hati manusia.
Ada beberapa nasehat yang sering didengar, tapi sepertinya hanya sampai didengar saja. Ada beberapa reminder yang sering disampaikan, tapi sepertinya hanya sekadar reminder biasa. Hanya sampai di telinga, hanya sebatas penglihatan mata, belum sampai ke relung jiwa.
-
Beberapa waktu lalu, seorang dekan di sebuah universitas swasta, Bapak M. Salis, Dekan Fakultas Psikologi UMM menyampaikan satu kalimat yang sebenarnya sudah sering aku dengar. Dari sekian banyak yang beliau sampaikan di webinar itu, entah kenapa ini yang paling ditangkap sama hati dan pikiranku. Beliau bilang gini, “Allah Maha Mendengar.” Dah, hanya itu saja. Amat teramat sederhana, bukan? Itu salah satu sifat Allah, semua orang pasti tahu. Sesuatu yang sudah aku ketahui sejak zaman purba, tapi ya Allah... baru menghujam tajam tepat ke hatiku ketika beliau menyampaikannya. Duarrrrr.
Sejak detik itu, kalimat sederhana itu selalu aku ingat. Terngiang-ngiang dalam setiap aku berdoa. Menggema ia dalam hati dan pikiranku. “Allah Maha Mendengar”. Dan semuanya seperti pesan berantai, aku jadi semakin diingatkan bahwa Allah Maha Segalanya. Allah Maha Mendengar, Allah Maha Melihat, Allah Maha Pengasih, Allah Maha Penyayang.
Terbayang-bayang bagaimana Allah sedang mendengarkanku ketika aku berdoa. Terbayang pula bagaimana Allah sedang melihatku ketika aku sedang meminta. Ternyata feel-nya berbeda ketika kita benar-benar menghadirkan keyakinan bahwa saat ini Allah sedang berada didekat kita dengan segala kemahaanNya.
Biidznillah.
Allahu yubaarik fiik, Bapak M. Salis Yuniardi.
2 notes · View notes
Text
4 Film Serial Jepang Terbaru Yang Akan Hadir Di Netflix Oktober 2022
4 Film Serial Jepang Terbaru Yang Akan Hadir Di Netflix Oktober 2022
Film & Anime Jepang – Musim kali ini mungkin akan menjadi musim yang menakutkan akan tetapi tidak setiap film dan serial Jepang terbaru yang akan tayang di Netflix pada bulan ini dan ada hubungannya dengan roh jahat dan pembunuh. Jika seri baru Ryan Murphy yang mengerkan tentang pembunuhan berantai Jeffrey Dahmer bukan favoritmu, berikut ini akan kami berikan daftar Film Jepang yangjauh lebih…
Tumblr media
View On WordPress
2 notes · View notes