#bahasa arab gelas
Explore tagged Tumblr posts
radad · 1 year ago
Text
Mufradat Bahasa Arab Berkaitan Dengan Makanan
Bahasaarab.ahmadalfajri.com – Mufradat Bahasa Arab Berkaitan Dengan Makanan Mufradat Bahasa Arab Berkaitan Dengan Makanan Mengenal dan menghafal mufrodat atau kosakata bahasa Arab benda-benda yang sering dilihat atau berada di sekitar kita setiap hari adalah sebuah kewajiban bagi pelajar pemula dalam bidang bahasa Arab.  Pada artikel kali ini, kami akan membagikan beberapa mufradat atau…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rachmachaela · 7 months ago
Text
Rangkuman MuslimAfiyah Academy: Bagaimana Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam di Rumahnya serta Mu'amalah Bersama Istrinya (Pekan Kedua) oleh Ustadz Raehanul Bahraen Hafidzahullah
MuslimAfiyah: Muamalah Nabi dengan Para Istrinya #1 (Pertama)
Ada beberapa dalil terkait pergaulan dan muamalah nabi di rumahnya. Salah satunya yaitu Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam bercanda dengan Aisyah Radhiallahu 'Anha dan memanggil hanya 'Ais'. Hal ini menunjukkan kasih sayang dan candaan, hal ini sesuai dengan nasab bahasa arab. Kalau ingin mencontoh beliau, yaitu memiliki panggilan sayang untuk pasangan kita (istri atau suami)
Yang lainnya itu, Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam meletakkan bibir beliau pada bekas bibir Aisyah Radhiallahu 'Anha pada gelas yang sudah diminum Aisyah Radhiallahu 'Anha. "Aku pernah minum, dan saya berikan gelas itu kepada beliau. Ketika beliau menerima gelas, beliau mencari-cari dimana bekas saya meminum gelas tersebut. Lalu, saat makan pun, ketika aku menggigit makanan dan aku suapi beliau, beliau pun makan dari bekas tempat aku menggigit." Saat itu umur beliau adalah 50 tahun, sehingga tidak ada istilah tidak lagi romantis pada istri walaupun sudah tua atau berumur.
MuslimAfiyah: Muamalah Nabi dengan Para Istrinya #2 (Kedua)
Aisyah Radhiallahu 'Anha mengatakan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam membantu pekerjaan Aisyah saat sudah sampai rumah. Beliau ingin menunjukkan rasa kasih sayang kepada istrinya, romantis, dan berbaur dengan istrinya. Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam tidak gengsi menunjukkan rasa romantis dan akrab kepada istri-istrinya.
Suami itu diluar rumah berwibawa, segan, dan ditakuti. Namun, saat di dalam rumah, suami itu akrab, bercanda, dan bermain-main dengan istri dan anak-anaknya. Ada perumpamaan bahwa suami itu seperti singa di luar rumah, dan seperti kucing di dalam rumah. Hal ini jangan sampai terbalik. Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam berkata bahwa, "segala permainan itu tidak baik karena dapat menimbulkan kelalaian, kecuali bermain dengan istri dan anak-anak di rumah."
Aisyah Radhiallahu 'Anha berkata bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam membantu istrinya di rumah, yaitu akhlak mulia yaitu tawaduk dan tidak bermewah-mewahan. Namun, apabila azan berkumandang, Nabi langsung beranjak ke masjid. Salah satu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, beliau memperbaiki sandal, menjahit bajunya, dan mengangkat ember. Menjahit baju tersebut identik dengan pekerjaan perempuan namun justru Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam mencontohkan hal tersebut.
MuslimAfiyah: Cemburunya Satu Istri Dengan Istri Yang Lain (Ketiga)
Aisyah Radhiallahu 'Anha cemburu pada Khadijah Radhiallahu 'Anha karena Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam sangat mencintai Khadijah. Nabi menyembelih dan memotong kambing dan suka membagikan kepada teman-teman Khadijah Radhiallahu 'Anha. Aisyah Radhiallahu 'Anha cemburu dan justru Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam menegur Aisyah atas perkataannya tersebut
Tidak ada riwayat bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam berpoligami saat bersama Khadijah Radhiallahu 'Anha.
Perempuan itu mudah cemburu dan ini adalah hal wajar, sehingga harus dimaklumi dan merupakan tabiat perempuan. Aisyah Radhiallahu 'Anha mengatakan bahwa perempuan yang sedang cemburu tidak dapat membedakan mana dasar dan mana puncak. Apabila laki-laki akal sehatnya hilang ketika syahwat memuncak.
Annas bin Malik meriwayatkan bahwa pernah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam sedang ada di rumah Aisyah Radhiallahu 'Anha dan ada makanan diantar dari istri yang lain. Pada saat itu ada sahabat-sahabat nabi. Saat itu juga, Aisyah melempar piring tersebut sampai pecah. Hal ini dilihat oleh sahabat-sahabat nabi dan nabi berkata, "Ibu kalian sedang cemburu.". Hal ini juga terjadi oleh Nabi Ibrahim 'Alaihi Wassalam ketika Hajar cemburu oleh Sarah. Nabi Ibrahim berkata pada Hajar, "Padahal dulu kamu yang meminta aku menikahi Sarah agar bisa memiliki anak."
MuslimAfiyah: Haram Mendatangi Istri di Tempat Keluarnya Darah Haid (Keempat)
Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam tetap mencumbu istri walaupun istri sedang haid. Namun, ada patokannya, yaitu menjauhi tempat keluarnya darah haid tersebut.
Nabi Muhammad Shallahu 'Alaihi Wassalam menutupi bagian bawah istrinya saat haid dan tetap mencumbu istrinya.
Suami jangan kaku terhadap istrinya, justru menunjukkan keromantisan. Bahkan, sebelum berangkat sholat, beliau mencium istrinya terlebih dahulu. Nabi sangatlah akrab dengan istrinya.
Haid ini adalah gangguan bagi suami-istri. Secara kedokteran, darah haid ini merupakan darah yang keluar karena adanya peluruhan dan termasuk darah kotor. Apabila melakukan hubungan ketika istri sedang haid, terdapat ikhtilat bahwa ada kafarat ataupun tidak diantara para ulama karena merupakan dosa besar.
MuslimAfiyah: Bersabar Terhadap Gangguan Istri (Kelima)
Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabar dengan gangguan istrinya. Bahkan, istri-istri nabi pun mengangkat suara kepada nabi. Namun, itu adalah tabiat wanita yang tidak dapat dihilangkan 100%. Hal ini termasuk juga kebengkokan perempuan. Bahkan, perasaan tersebut mengalahkan logika. Termasuk akhlak yang baik terhadap istri yaitu tidak mendzalimi istri dan memaklumi kebengkokan istri. Bagaimana meneladani dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam oleh para suami.
Terdapat kisah dimana Aisyah Radhiallahu 'Anha ngambek dan membuat Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam susah dan dimarahi oleh Abu Bakar Ash-Siddiq. Pun juga pernah Hafshah Radhiallahu 'Anha membuat Nabi kerepotan dan Hafshah pun ditegur oleh Umar bin Khattab, ayahnya. Pernah juga nabi tidak bertemu dengan semua istrinya dan tinggal di kandang kambing selama satu bulan.
Suami terkadang melihat kebengkokan perempuan yaitu seperti mendahulukan perasaan daripada logika, emosi sesaat, yang perlu dimaklumi oleh para suami.
Para istri jangan membuat kebengkokan ini menjadi pemakluman dan nuzyuz atas tabiatnya. Sebaiknya para istri selalu berusaha untuk berakhlak baik kepada para suaminya dengan berusaha mengurangi tabiat buruknya.
0 notes
jilatoice · 1 year ago
Text
GELATO BUKAN ICE CREAM BIASA?
gelato adalah es krim khas dari negara Italia Nama gelato berasal dari bahasa Italia yang artinya "beku". Gelato terbuat dari bahan utama seperti susu, krim, dan gula. Kemudian diberi tambahan variasi rasa mulai dari buah-buahan, kacang, dan bahan perasa lainnya. Apabila dibandingkan dengan es krim pada umumnya, Gelato memiliki kandungan lemak yang lebih rendah. Gelato biasanya mengandung sedikit udara dan memiliki lebih banyak varian rasa daripada makanan penutup beku lainnya, memberikan kepadatan dan kekayaan rasa yang membedakannya daripada es krim lainnya. Gelato disajikan layaknya es krim pada umumnya, seperti dalam cup, kerucut, gelas, isian roti, kue, dan wadah lainnya 
Tumblr media
Sejarah terciptanya Gelato penuh dengan mitos dan sangat sedikit bukti untuk membuktikannya. Diantaranya seperti di Mesir para Firaun (raja Mesir) menjamu para tamunya dengan menyajikan piala perak yang dibagi menjadi dua bagian: satu berisi salju, dan yang lainnya berisi jus buah. Selama periode  kekaisaran romawi,Jendral Quinto Fabio Massimo menulis resep pertama dari semacam gelato yang menjadi sangat populer. Dikatakan pula bahwa orang-orang Tianghoa mengajarkan pedagang Arab bagaimana menggabungkan sirup dan salju yang melahirkan versi pertama dari sorbetto, hidangan es dari campuran salju dan jus buah. Kemudian beberapa pedagang Arab datang ke Italia dan menunjukkan kepada penduduk Venesia dan Italia selatan bagaimana membuat kelezatan hidangan beku yang baru ini. Sejarah lainnya yaitu pada tahun 1565 yaitu Catherine De Meduci, putri dari satu keluarga bangsawan di Italia saat itu, menugaskan seorang arsitek dan seniman bernama Bernardo Bountalenti untuk mempersiapkan jamuan bagi Raja Spanyol. Dengan keahlian kuliner yang ia miliki, Buontalenti mengolah makanan pencuci mulut dari krim beku yang kemudian menjadi cikal bakal gelato. Sehingga nama Buontalenti dikenal sebagai penemu gelato.
OPEN JAM= 10;00 a.m - 10;00 p.m
START FROM 2K
LOKASI = JL. KERTO RAHARJO 81, KETAWANGGEDE, LOWOKWARU, KOTA MALANG [DEKAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA]
1 note · View note
elmu-alat-na-nyaho · 1 year ago
Text
Pengertian Isim
( الكَلِمَةُ )
dina bahasa Arab dibagi jadi 3
1. kata benda
( اِسْمٌ ), 
2. kata kerja
( فِعْلٌ ),
3. huruf
( حَرْفٌ ).
1. PENGERTIAN ISIM
ISIM 
- nyaeta Jenis kata nu mengandung sebuah makna nu teu terikat jeung zaman,
atawa
- Setiap lafazh nu digunakeun jang ngaranan manusa, binatang, tumbuhan, benda mati, jeung nu lainna.
- CONTOH-CONTOH ISIM
(رَقْمٌ)
artina 'Angka'.
(زَوْجٌ)
artina 'Suami'.
(زَوْجَةٌ)
artina 'Istri'.
(بَيْتٌ)
artina 'imah'.
(مَكْتَبٌ)
artina 'Meja'.
(كِتَابٌ)
artina 'Buku'.
(أَسَدٌ)
artina 'Singa'.
(شَجَرَةٌ)
artina 'Pohon'.
- mun di tegepkeun kabeh conto eta teu aya nu mengandung makna terikat ku zaman, baik di masa lampau, ayeuna, atawa masa depan. 
Kabeh digunakeun jang ngaranan manusa, binatang, tumbuhan, atawa benda mati secara umum.
- CIRI-CIRI ISIM
Aha babaraha cara jang ngabedakeun isim jeung nu lainna, di antarana:
1. Make tanwin di huruf akhirna, seperti 8 conto tadi.
2. narima alif lam ( ال ) di awal kata.
Contohna
(رَقْمٌ)
njadi
(الرَّقْمُ)
- yen Tanwin jeung Alif Lam teu bisa bertemu dina sahiji kata.
- Salah sahiji ti keduana kudu ngele han.
- mun aya Tanwin, Alif Lam kudu mundur. sebalikna mun aya Alif Lam, maka Tanwin kudu pergi.
Bil-jarri 
( بِالجَرِّ )
/ bil-khafdhi
 ( بِالخَفْضِ )
- Berharakat akhir kasrah karena aya faktor-faktor tertentu.
Contohna:
(المَاءُ فِي الكُوْبِ)
artina 'cai dina gelas'.
- di piheulaan huruf nida' (panggilan).
Contohna:
(يَا طَالِبُ)
artina 'he murid'.
- mun keur maca Al-Quran, hadits Nabi, atawa tulisan lain berbahasa Arab jeung na urang manggihan salah sahiji kata jeung aya padanya salah sahiji ciri tadi, maka bisa dipasti keun yen kata eta teh isim.
Conto lainna:
( ذَهَبَ مُحَمَّدٌ إِلَى المَدِيْنَةِ )
- dina conto ieu, manakah nu kaasup isim?
- Jawabanna nyaeta kata
( مُحَمَّدٌ )
( المَدِيْنَةِ ).
- dina kata
( مُحَمَّدٌ )
aya ciri pertama, nyaeta tanwin. Jeung kata
( المَدِيْنَةِ )
terkumpul dijerona 2 ciri, 
1. alif lam 
2. bil-jarri.
2. PEMBAGIAN ISIM
- Berdasarkeun Jenisna
Isim mun ditempo tina jenisna, kabagi jadi 2 : 
1. Isim Mudzakkar 
(الاِسْمُ المُذَكَّرُ)
2.Isim Muannats 
(الاِسْمُ المُؤَنَّثُ).
1. Isim Mudzakkar asal ti kata
(ذَكَرٌ)
- artina adalah lalaki, pengertianna eta "kata benda nu nunjukkeun lalaki,
- baik secara lafaz maupun makna,
- Jeung bisa diisyaratkeun kuhaadzaa
(هَذَا)".
- Isim Mudzakkar secara lafaz  nyaeta kata-kata nu lafaz jeung penulisanna boga ciri-ciri  Isim Mudzakkar,
jeung kabagi jadi 2 :
1. Hakiki:
Secara hakikat memang berjenis lalaki jeung boga pasangan ti jenis awewe.
(رَجُلٌ)
Pria
(تِلْمِيْذٌ)
Siswa
(زَوْجٌ)
Suami
2. Tidak hakiki:
Lain berjenis kelamin lalaki, tapi secara istilah jeung penggunaan bahasa Arab dikategorikeun sebagai Isim Mudzakkar.
(قَلَمٌ)
Pena
(طَعَامٌ)
Makanan
(تُفَّاحٌ)
Apel
- Isim Mudzakkar secara makna  nyaeta kata nu secara lafaz jeung tulisan bercirikeun Isim Muannats,
- tapi secara hakikat eta Mudzakkar. Conto-contona :
(حَمْزَة)
Hamzah.
(أُسَامَة)
Usamah.
(طَلْحَة)
Thalhah.
(مُعَاوِيَة)
Muawiyah.
(عُبَيْدَة)
Ubaidah.
- Conto Isim Mudzakkar di Al Quran
a. Surat Ali Imran ayat 3
(نَزَّلَ عَلَيْكَ الكِتَابَ بِالحَقِ).
b. Surat Ali Imran ayat 5
(إِنَّ اللهَ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ)
c. Surat Ali Imran ayat 7
(وَالرَّاسِخُوْنَ فِي العِلْمِ يَقُوْلُوْنَ ءَامَنَّا بِهِ)
d. Surat Ali Imran ayat 19
(إِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللهِ الإِسْلَامُ)
e. Surat Ali Imran ayat 25
(فَكَيْفَ إِذَا جَمَعْنَاهُمْ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيْهِ)
f. Surat Ali Imrah ayat 27
(وَتُخْرِجُ الحَيَّ مِنَ المَيِّتِ)
g. Surat Ali Imrah ayat 30
(وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوْءٍ)
h. Surat Ali Imrah ayat 37
(كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا المِحْرَابَ)
i. Surat Ali Imrah ayat 39
(وَسَيِّدًا وَحَصُوْرًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِيْنَ)
j. Surat Ali Imrah ayat 51
(هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيْمٌ)
2. Isim Muannats  asal ti kata
(أُنْثَى)
nu artina awewe,
- pengertianna eta "kata benda nu nunjukkeun awewe, baik secara lafaz maupun makna, jeung bisa diisyarat keun ku haadzihi
(هَذِهِ)".
- Di antara ciri-ciri IsimMuannats  nyaeta :
1. Ta Marbuthah 
(ة).
Contona:
(فَاطِمَةُ)
'Fatimah',
(مَكْتَبَةٌ)
'Perpustakaan'.
2. Alif Ta`nits Maqshurah 
(ـى).
Contona:
(لَيْلَى)
'Laila',
(سَلْوَى)
'Salwa'.
3. Alif Ta`nits Mamdudah
(اء).
Contona:
(أَسْمَاء)
'Asma',
(هَيْفَاء)
'Haifa'.
- Isim Muannats secara makna kabagi jadi 2 : 
1. Muannats Hakiki 
2. Muannats Majazi.
1. Istilah Muannats Hakiki dibereken ka benda/mahkluk nu bisa ngalahirken atawa bertelur.
Contona:
(بَقَرَةٌ)
Sapi.
(سَمَكَةٌ)
Ikan.
2 istilah Muannats Majazi 
diberekeun ka kata benda nu teu bisa ngalahir keun atawa bertelur.
Contona:
(مَكْتَبَةٌ)
Perpustakaan.
(شَجَرَةٌ)
Pohon.
(مَدْرَسَةٌ)
Sekolah.
(شَمْسٌ)
Matahari.
(طَابِعَةٌ)
Printer.
- ِIsim Muannats secara lafazh kabagi jadi 3:
1. Muannats Lafzhi 
nyaeta setiap kata benda nu boga ciri-ciri muannats, tapi mengandung makna lalaki.
- Ieu sarua jeung Isim Mudzakkar Maknawi.
Conto-contona:
(حَمْزَة)
Hamzah.
(أُسَامَة)
Usamah.
(طَلْحَة)
Thalhah.
2. Muannats Maknawi 
nyaeta setiap kata benda nu nunjuk keun makna awewe , tapi teu memenuhi syarat.
Conto-contona:
(زَيْنَبُ)
Zainab.
(مَرْيَمُ)
Maryam.
3. Muannats Lafzhi jeung Maknawi 
Nyaeta satiap kata nu nunjukkeun makna awewe
jeung secara syarat tos terpenuhi. Conto-contona:
(صَفِيَّةٌ)
Shofia, nami awewe jeung boga ciri-ciri muannats, nyaeta ta marbuthah.
(شَيْمَاءُ)
Syaima, nami awewe jeung boga ciri-ciri muannats, nyaeta alif ta`nits mamdudah.
(سَلْمَى)
Salma, nami awewe jeung boga ciri-ciri muannats, nyaeta alif ta`nits maqshurah
Conto Isim Muannats dina Al Quran
Surat Al Baqarah ayat 35
(وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ).
Surat Al Baqarah ayat 57
(وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَذِهِ القَرْيَةَ).
Surat Ali Imran ayat 117
(وَمَثَلُ مَا يُنْفِقُوْنَ فِي هَذِهِ الحَيَاةِ الدُّنْيَا).
Surat Al An'am ayat 137
(وَقَالُوا هَذِهِ أَنْعَامٌ وَحَرْثٌ).
Surat Al A'raf ayat 73
(هَذِهِ نَاقَةُ اللهِ لَكُمْ آيَة).
Surat Al A'raf ayat 156
(وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا).
Surat Yusuf ayat 65
(هَذِهِ بِضَاعَتُنَا رُدَّتْ إِلَيْنَا).
Surat Yusuf ayat 107
(قُلْ هَذِهِ سَبِيْلِي).
Surat An Naml ayat 91
(إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَ هَذِهِ البَلْدَةِ).
Surat Yasin ayat 63
(هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ).
- Berdasarkeun Bilanganna
Isim mun ditilik tina bilanganna kabagi jadi 3 (tilu): 
1. Al Mufrad (المُفْرَدُ), 
2. Al Mutsanna (المُثَنَّى),
3. Jamak (الجَمْعُ).
1. MUFRAD 
nyaeta kata benda nu nunjukkeun jumlah atawa bilangan sahiji, contona:
(طَبِيْبٌ)
Dokter (lk).
(فَتَاةٌ)
Pemudi.
(جِدَارٌ)
Tembok.
(طَائِرَةٌ)
Pesawat.
(ثَوْبٌ)
Jubah.
- Jadi saat maca salah sahiji kata tadi bisa dipastikeun yen dokter ngan aya sahiji , pemudi ngan aya sahiji, tembok ngan aya sahiji, pesawat ngan aya sahiji, jeung kitu oge jubahna.
- Ieu nu dimaksud Isim Mufrad  atawa kata benda dina bentuk tunggal.
Conto Isim Mufrad dina Al Quran
Surat Al Fatihah ayat 6
(اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْمَ)
Surat Al Baqarah ayat 2
(ذَلِكَ الكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيْهِ)
Surat Al Baqarah ayat 11
(وَإِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الأَرْضِ)
Surat Al Baqarah ayat 23
(فَأْتُوا بِسُوْرَةٍ مِنْ مِثْلِهِ)
Surat Al Baqarah ayat 285
(آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ)
Surat Ali Imran ayat 2
(اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ)
Surat Ali Imran ayat 103
(وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا)
Surat Ali Imran ayat 185
(كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ المَوْتِ)
Surat An Nisa ayat 6
(وَمَنْ كَانَ غَنِيَّا فَلْيَسْتَعْفِفْ)
Surat An Nisa ayat 92
(وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ أَنْ يَقْتُلَ مُؤْمِنًا إِلَّا خَطَأً)
Surat An Nisa ayat 176
(إِنِ امْرُؤٌ هَلَكَ لَيْسَ لَهُ وَلَدٌ وَلَهُ أُخْتٌ)
Surat Al Maidah ayat 2
(لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللهِ وَلَا الشَّهْرَ الحَرَامَ)
Surat Al Maidah ayat 114
(رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ)
Surat Al An'am ayat 4
(وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِنْ ءَايَةِ مِنْ ءَايَاتِ رَبِّهِمْ)
Surat Al An'am ayat 152
(وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ اليَتِيْمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ)
2. MUTSANNA 
nyaeta kata benda nu nunjukkeun jumlah atawa bilangan 2 secara lafaz jeung makna,
- jeung ditandai ku penambahan huruf alif jeung nun (انِ) atawa ya jeung nun (يْنِ). Contona:
(طَبِيْبَانِ)
atawa
(طَبِيْبَيْنِ)
artina 2 urang dokter (lk).
(فَتَاتَانِ)
atawa
(فَتَاتَيْنِ)
artina 2 urang pemudi.
(جِدَارَانِ)
atawa
(جِدَارَيْنِ)
artina 2 tembok.
(طَائِرَتَانِ)
atawa
(طَائِرَتَيْنِ)
artina 2 pesawat.
(ثَوْبَانِ)
atawa
(ثَوْبَيْنِ)
artina 2 jubah.
- naon nu ngabedakeun antara  Isim Mutsanna jeung penambahan  alif nun jeung penambahan ya nun?
- Mutsanna nu berakhiran  alif nun ngan bisa ngeusi posisi rafa', jeung salain eta teu bisa.
- Ayapun nu berakhiran ya nun  bisa nempatan 2 posisi, nyaeta nashab jeung jarr.
Conto Isim Mutsanna dina Al Quran
Surat Al Baqarah ayat 282
(فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ).
Surat Ali Imran ayat 155
(إِنَّ الَّذِيْنَ تَوَلَّوا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الجَمْعَانِ).
Surat An Nisa ayat 176
(فَلَهُمَا الثُّلُثَانِ مِمَّا تَرَكَ).
Surat Al Maidah ayat 106
(أَوْ آخَرَانِ مِنْ غَيْرِكُمْ).
Surat Al Anfal ayat 48
(فَلَمَّا تَرَاءَتِ الفِئَتَانِ).
Surat Al Baqarah ayat 265
(فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ).
Surat Al Isra ayat 12
(وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ءَايَتَيْنِ).
Surat Hud ayat 40
(قُلْنَا احْمِلْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ).
Surat Al Anfal ayat 65
(عِشْرُوْنَ صَابِرُوْنَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ).
Surat Al Baqarah ayat 282
(فَإِنْ لَمْ يَكُوْنَا رَجُلَيْنِ).
Surat Al Baqarah ayat 83
(وَبِالوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا).
Surat Al Kahfi ayat 96
(حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ).
Surat Al An'am ayat
(إِنَّمَا أُنْزِلَ الكِتَابُ عَلَى طَائِفَتَيْنِ).
Surat Al Maidah ayat 6
(وَامْسَحُوا بِرُؤُوْسِكُمْ وَأَرْجَلَكُمْ إِلَى الكَعْبَيْنِ).
Surat Ali Imran ayat 13
(قَدْ كَانَ لَكُمْ ءَايَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا).
3. JAMAK 
nyaeta kata benda nu nunjukkeun bilangan leuwih ti 2 jeung ngarobah bentuk mufrad (tunggal)-na atawa merekeun penambahan.
- Isim Jamak kabagi jadi 3 :
1. Jamak Mudzakkar Salim 
(الجَمْعُ المُذَكَّرُ السَّالِمُ)
- Kata nu nunjukkeun bilangan leuwih ti 2 kalayan nambahkeun waw nun (وْنَ) di saat rafa' 
jeung ya nun (يْنَ) di saat nashab jeung jarr.
Conto di saat rafa':
(اِجْتَمَعَ المُدَرِّسُوْنَ فِي القَاعَةِ)
Para guru berkumpul di aula.
Kata
(المُدَرِّسُوْنَ)
nyaeta bentuk jamak ti
(المُدَرِّسُ).
(صَلَّى المُسْلِمُوْنَ فِي المَسْجِدِ)
Kaum muslimin mengerjakeun shalat di masjid.
Kata
(المُسْلِمُوْنَ)
eta bentuk jamak ti
(المُسْلِمُ).
(طَافَ المُعْتَمِرُوْنَ حَوْلَ الكَعْبَةِ)
Para peserta umroh thawah mengelilingi Ka'bah.
Kata
(المُعْتَمِرُوْنَ)
eta bentuk jamak ti
(المُعْتَمِرُ).
Conto di saat nashab jeung jarr:
(بَعَثَ اللهُ النَّبِيِّيْنَ إِلَى النَاسِ)
Alloh mengutus para nabi ka manusa.
(اللهُ رَبُّ العَالَمِيْنِ)
Alloh Rabb semesta alam.
(عَاقَبَ المُدِيْرُ المَخَالِفِيْنَ)
Direktur menghukum para pelanggar.
Conto Jamak Mudzakkar Salim dina. Al Quran
- Saat rafa':
Surat Al Baqarah ayat 5
(وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ).
Surat Al Baqarah ayat 11
(قَالُواْ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ).
Surat Al Baqarah ayat 14
(قَالُواْ إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِؤُونَ).
Surat Ali Imran ayat 7
(وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ).
Surat Ali Imran ayat 23
( ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ مِّنْهُمْ وَهُم مُّعْرِضُونَ).
- Saat nashab:
Surat Al Baqarah ayat 16
(وَمَا كَانُواْ مُهْتَدِينَ).
Surat Al Baqarah ayat 23
(إِنْ كُنتُمْ صَادِقِينَ).
Surat Ali Imran ayat 15
(خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ).
Surat Ali Imran ayat 32
(فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَ).
Surat Al Maidah ayat 22
(إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ).
- Saat jarr:
Surat Al Baqarah ayat 2
(فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ).
Surat Al Baqarah ayat 8
(وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ).
Surat Al Baqarah ayat 19
(وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ).
Surat Al Maidah ayat 25
(فَافْرُقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ).
Surat Al Maidah ayat 29
(وَذَلِكَ جَزَاء الظَّالِمِينَ).
- Sahiji ayat nu ngagabungkeun antara rafa', nashab, jarr  secara berurutan eta firman Alloh dina surat Ali Imran ayat 28:
لاَ يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
2. Jamak Muannats Salim 
(الجَمْعُ المُؤَنَّثُ السَّالِمُ)
- Kata nu nunjukkeun bilangan leuwih ti 2 ku nambahkeun alif dan ta (ات) ti bentuk mufrad-na.
Conto dina bentuk kalimat:
(دَخَلَتِ الطَّالِبَاتُ الفَصْلَ)
Siswi-siswi masuk ke dalam kelas. Kata
(الطَّالِبَاتُ)
eta bentuk jamak muanntas salim ti kata
(الطَّالِبَةُ).
(اِرْتَدَتِ المُسْلِمَاتُ الجِلْبَابَ)
Wanita-wanita muslimah mengenakeun jilbab.
Kata
(المُسْلِمَاتُ)
eta bentuk jamak muannats salim ti kata
(المُلْسِمَةُ).
(تَزَوَّجُوا مِنَ النِّسَاءِ الصَّالِحَاتِ)
Nikahilah wanita-wanita nu shalehah. 
Kata
(الصَّالِحَاتُ)
eta bentuk jamak muannats salim ti kata
(الصَّالِحَةُ).
(تَجْتَمِعُ المُدَرِّسَاتُ فِي القَاعَةِ)
Guru-guru perempuan berkumpul di aula. 
Kata
(المُدَرِّسَاتُ)
eta bentuk jamak muannats salim ti kata
(المُدَرِّسَةُ).
(زَوْجَاتُ النَّبِيِّ أُمَّهَاتُ المُؤْمِنِيْنَ)
Istri-istri Nabi eta ibu jalma jalma iman.
Kata
(أٌمَّهَاتٌ)
jeung
(زَوْجَاتٌ)
eta bentuk jamak muannats salim ti kata
(أُمٌّ)
jeung
(زَوْجَةٌ).
Conto Jamak Muannats Salim dina Al Quran
Surat An Nisa ayat 4
(وَآتُواْ النِّسَاء صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً).
Surat An Nisa ayat 13
(يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ).
Surat Al An'am ayat 4
(وَمَا تَأْتِيهِم مِّنْ آيَةٍ مِّنْ آيَاتِ رَبِّهِمْ).
Surat Al An'am ayat 34
(وَلاَ مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ).
Surat Al A'raf ayat 20
(لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِن سَوْآتِهِمَا).
Surat Al A'raf ayat 42
(وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ).
Surat Al Anfal ayat 4
(لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ).
Surat Al Anfal ayat 26
(وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ).
Surat At Taubah ayat 54
(وَمَا مَنَعَهُمْ أَن تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ).
Surat At Taubah ayat 57
(لَوْ يَجِدُونَ مَلْجَأً أَوْ مَغَارَاتٍ).
3. Jamak Taksir 
(جَمْعُ التَّكْسِيْرِ).
- Kata nu nunjukkeun bilangan leuwih ti 2 ku cara ngarubah bentuk mufrad-na.
- jeung perobahan eta bisa berupa perobahan harakat, tambahan atawa pengurangan.
- Conto jamak taksir ku ngarubah harakat mufrad-na:
Singa
(أَسَدٌ),
bentuk jamak taksirna eta
(أُسْدٌ).
Jumlah katana teu bertambah atawa berkurang, jeung posisina masih sarua,
ngan wae harakatna berubah.
- Conto jamak taksir ku nambahan bentuk mufrad-na:
- Anak panah
(سَهْمٌ),
bentuk jamak taksir-na eta
(سِهَامٌ).
ti bentuk aslina bertambah sahiji huruf, nyaeta alif.
Pena
(قَلَمٌ),
bentuk jamak taksir-na eta
(أَقْلَامٌ).
ti bentuk aslina bertambah 2 huruf, nyaeta hamzah jeung alif.
Hati
(قَلْبٌ),
bentuk jamak taksir-nya eta
(قُلُوْبٌ).
ti bentuk aslina bertambah sahuji huruf, nyaeta waw.
- Ayapun conto jamak taksir ku ngurangan bentuk mufrad-na :
Utusan/Rasul
(رَسُوْلٌ),
bentuk jamak taksir-na eta
(رُسُلٌ).
fi bentuk aslina berkurang sahiji huruf, nyaeta waw.
Foto
(صُوْرَةٌ),
bentuk jamak taksir-na eta
(صُوَرٌ).
ti bentuk aslina berkurang sahiji huruf, nyaeta ta' marbuthah.
- Jamak Taksir kabagi jadi 2:
1. Jam'ul Qillah:
Bentuk jamak nu digunakeun jang bilangan 3 sampe 10 ,
jeung pola-polana nyaeta:
- Af'aalun 
(أَفْعَالٌ),
jeung contona eta kata
(وَلَدٌ)
nu artina "anak" jeung bentuk jamak-na eta
(أَوْلَادٌ).
Af'ulun 
(أَفْعُلٌ),
jeung contona eta kata
(عَيْنٌ)
nu artina "mata" jeung bentuk jamak-na eta
(أَعْيُنٌ).
Fi'latun 
(فِعْلَةٌ),
jéung contona eta kata
(صَبِيٌّ)
nu artina "anak kecil" jeung bentuk jamak-na eta
(صِبْيَةٌ).
Af'ilatun 
(أَفْعِلَةٌ),
jeung contona eta kata
(طَعَامٌ)
nu artina "makanan" jeung bentuk jamak-na eta
(أَطْعِمَةٌ).
2. Jam'ul Katsrah:
Bentuk jamak nu digunakeun jang bilangan teu sampe tak terhingga,
jeung pola-polana nyaeta:
Fi'aalun 
(فِعَالٌ),
jeung contona eta kata
(جَمَلٌ)
nu artina "unta" jeung bentuk jamak-na eta
(جِمَالٌ).
Fu'alun 
(فُعَلٌ),
jeung contona eta kata
(غُرْفَةٌ)
nu artina "kamar" jeung bentuk jamak-na eta
(غُرَفٌ).
Fu'lun 
(فُعْلٌ),
contona eta kata
(أَعْمَي)
artina "jalma buta" jeung bentuk jamak-na eta
(عُمْيٌ).
Fu'ulun
(فُعُلٌ),
contona eta kata
(صَغِيْرٌ)
artina "kecil" bentuk jamak-na eta
(صُغُرٌ).
Fi'alun
(فِعَلٌ),
contona kata
(قِطْعَةٌ)
artina "potongan" bentuk jamak-na eta
(قِطَعٌ).
Fa'alatun
(فَعَلَةٌ),
contona kata
(سَاحِرٌ)
artina "penyihir" bentuk jamak-na eta
(سَحَرَةٌ).
Fa'laa
(فَعْلَى),
contona kata
(مَرِيْضٌ)
artina "jalma gering" bentuk jamak-na eta
(مَرْضَى).
Fi'alatun
(فِعَلَةٌ),
dan contona kata
(قِرْدٌ)
artina "kera" bentuk jamak-na eta
(قِرَدَةٌ).
Fu''alun
(فُعَّلٌ),
contona kata
(نَائِمٌ)
artina "jalma sare " bentuk jamak-na adalah
(نُوَّمٌ).
Fu''aalun
(فُعَّالٌ),
contona kata
(قَارِئٌ)
artina "pembaca" bentuk jamak-na adalah
(قُرَّاءٌ).
Fu'uulun 
(فُعُوْلٌ),
contona kata
(رَأْسٌ)
artina "kepala" bentuk jamak-na adalah
(رُؤُوْسٌ).
Fi'laanun
(فِعْلَانٌ),
contona kata
(غُلَامٌ)
artina "anak kecil" bentuk jamak-na adalah
(غِلْمَانٌ).
Fu'laanun
(فُعْلَانٌ),
contona kata
(قَضِيْبٌ)
artina "batang" bentuk jamak-na adalah
(قُضْبَانٌ).
Fu'alaa`un
(فُعَلَاءٌ),
contona kata
(بَخِيْلٌ)
artina "orang pelit" bentuk jamak-na adalah
(بُخَلَاءٌ).
Af'ilaa`un 
(أَفْعِلَاءٌ),
contona kata
(شَدِيْدٌ)
artina "orang keras" bentuk jamak-na adalah
(أَشِدَّاءٌ).
- Conto Jamak Taksir dina Al Quran
Surat Al Baqarah ayat 7
(خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ).
Bentuk tunggal ti
(القُلُوْبُ)
adalah
(قَلْبٌ).
Surat Al Baqarah ayat 7
(وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ).
Bentuk tunggal ti kata
(أَبْصَارٌ)
adalah
(بَصَرٌ).
Surat Al Baqarah ayat 9
(وَمَا يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم).
Bentuk tunggal ti kata
(أَنْفُسٌ)
adalah
(��َفْسٌ).
Surat Al Baqarah ayat 13
(قَالُواْ أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاء).
Bentuk tunggal ti kata
(سُفَهَاءٌ)
adalah
(سَفِيْهٌ).
Surat Al Baqarah ayat 18
(صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لاَ يَرْجِعُونَ).
Bentuk tunggal ti kata
(صُمٌّ), (بُكْمٌ) (عُمْيٌ)
adalah
(أَصَمٌّ), (أَبْكَمٌ), (أَعْمَى).
Surat Al Baqarah ayat 30
(أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء)
Bentuk tunggal ti kata
(دِمَاءٌ)
adalah
(دَمٌ).
Surat Al Baqarah ayat 65
(فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُواْ قِرَدَةً خَاسِئِينَ).
Bentuk tunggal ti kata
(قِرَدَةٌ)
adalah
(قِرْدٌ).
Surat Al Baqarah ayat 87
(وَقَفَّيْنَا مِن بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ).
Bentuk tunggal ti kata
(رُسُلٌ)
adalah
(رَسُوْلٌ).
Surat Al Baqarah ayat 91
(قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنبِيَاء اللَّهِ).
Bentuk tunggal ti kata
(أَنْبِيَاءٌ)
adalah
(نَبِيٌّ).
Surat Al Baqarah ayat 109
(لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً).
Bentuk tunggal ti kata
(كُفَّارٌ)
adalah
(كَافِرٌ).
Surat Al Baqarah ayat 125
(أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ).
Bentuk tunggal ti kata
(رُكَّعٌ) (سُجُوْدٌ)
adalah
(رَاكِعٌ) (سَاجِدٌ).
Surat Al Baqarah ayat 178
(كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى).
Bentuk tunggal ti kata
(قَتْلَى)
adalah
(قَتِيْلٌ).
Surat Al Baqarah ayat 189
(يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأهِلَّةِ).
Bentuk tunggal ti kata
(أَهِلَّةٌ)
adalah
(هِلَالٌ).
Surat Al Baqarah ayat 239
(فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالاً أَوْ رُكْبَانًا).
Bentuk tunggal ti kata
(الرِّجَالُ) (الرُّكْبَانُ)
adalah
(رَاجِلٌ) (رَاكِبٌ).
Itulah penjelasan panjang tentang definisi Isim (kata benda), pembagian, dan contoh-contohnya baik dari kehidupan sehari-hari, atau dari dalam Al Quran. Masih ada pembagian Isim yang lain jika dilihat dari dua aspek, aspek kejelasan, dan aspek harakat akhirnya. Semoga Allah memudahkan untuk menyelesaikannya. Aamiin yaa rabbal'aalamiin.
0 notes
nabiladinta · 4 years ago
Text
#4 Writing Challenge: Places you want to visit
I actually have many list of places "Where to go", lol. But let me tell you some!
Aku beneran addict banget kalau ngomongin ingin banget kemana. Karena satu dan lain hal, untuk ‘setidaknya’ memuaskan batin diri sendiri, ya salah satu jalan ninjanya adalah baca atau nonton video tentang tempat itu. Ini tempat-tempat yang pingin aku datangi (banget) terhitung sejak tiga tahun lalu.
1.    Maroko
Aku mulai mengidamkan banget Maroko, semenjak tau siapa Ibnu Batutta dan kata-kata magisnya, “Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller.” – Ibn Battuta. Ajaib banget mungkin beberapa temen terdeketku bosen kali ya denger aku selalu lebay kalau bilang pingin banget ke Maroko. Mungkin pencarianku belum tajam-tajam banget, tapi semenjak baca artikel dari Aljazeera yang judulnya “Discovering the spirit of Ramadan in Morocco” aku semakin tergila-gila, meskipun aku tau cuaca Maroko ekstrem sekali sodara.
Tapi Tuhan memang Maha Baik, meskipun aku belum punya kesempatan ke sana, aku didekatkan dengan segala hal yang berbau Maroko. Di Italia dulu, aku Tommaso dan Papa Mama sering banget cerita tentang Maroko, lalu bilang, “Morocco e bellissimo Nabiloski, banyak banget temen-temenku yang kesana buat climbing.” Intinya Maroko ini disepakati sebagai negeri yang indah. Sewaktu musim salju ada ritual menggelar karpet merah, unik banget pokoknya.
Sampai akhirnya aku sungguhan didekatkan dengan sebuah keluarga Maroko, aku bisa bahagia setengah mati waktu Chaimaa, imigran generasi kedua dari Maroko duduk di sampingku waktu pulang naik bis, pulang dari sekolah di Italia dulu. Dia modis abis, fashion taste-nya bikin geleng-geleng, manis sekali. Perlahan aku mulai dekat dan akhirnya bisa dating main ke rumahnya yeay.
Ibunya Chaimaa nggak bisa bahasa italia, tapi baik banget, dari ekspresinya penuh kehangatan. Waktu itu bulan Ramadan, beliau nyapa dan meluk aku, “Ramadan Kareem Nabila!” sambil tersenyum lebar dan bicara bahasa Arab. Chaimaa bantu aku terjemahin, selain Chaimaa dua kakaknya dia juga baik banget. Sampai aku disuruh tidur di sana, Maryam si sulung udah nikah dan suaminya orang Maroko. Dia terbilang cukup sering pulang ke Maroko,
“Nabila aku bakal seneng banget kalau kamu ke Maroko, nanti aku temenin jalan-jalan.”
Selain itu yang buat aku jatuh cinta sama Maroko adalah teh-nya!
Salah satu momen buka puasa paling seger dan indah, meja penuh makanan khas Maroko manisan dan tehnya super banget, huhu. Ibu Chaimaa bikin sendiri, dan Chaimaa langsung ngepraktekkin gimana cara minum dan adat istimewa dituangnya teh Maroko dari tekonya, “Nabila kita punya budaya minum teh ini. Coba kamu liat,” dia sambil nuangin tehnya penuh seni ke gelas yang sepaket dan amat cantik.
Semenjak saat itu aku sungguhan mengidamkan teh mint Maroko buatan Ibu Chaimaa yang akhirnya aku coba racik sendiri dan tanam mint di rumah, ya walaupun nggak bisa seenak punya mereka, huhu. Pun aku masih berdoa terus, semoga ada keajaiban dating dan tiba-tiba ada teko plus gelas cantiknya di rumah (hehe).
So, please Morocco take me there!
Atau doakan ya sodara-sodara aku bisa dapetin Ibnu Batutta Scholarship untuk kursus bahasa arab, rencananya setelah lulus kuliah mau aku ambil. Sengaja banget ini searching sampai nemu ini beasiswa, aku akan berusaha sekuat tenaga pokoknya, doakan ya!
Manis banget mereka, kata Baba Chaimaa, “Pulang ke rumah ini Nabila kalau kamu ke Italia lagi.”
Mamma juga menghadiahi aku buku perjalanannya Ibnu Batutta, karena setau itu kalau aku pingin ke Maroko, “Kalau kamu kesana, aku dan Papa bakal nyusulin kamu ke sana pasti!”
2.   India
Hampir banget aku ke India haha, tapi waktu itu aku belum pingin ke sana. Aku menolak ditempatkan di India buat AFS, mimpiku kan ke Swiss, ke Eropa negara 4 musim tapi apalah daya Swiss cost-nya termahal se- Eropa.
India jadi spesial karena Alice Tormen sahabatku di Italia selepas pulang short-exchange sebulan ke India jadi gila banget. Sering pakai pernak-pernik yang India banget ke sekolah. Bergaya mentel ala anak-anak India. Kata guru english literature-ku waktu di Italia. Alice nggak berhenti kasih aku rekomendasi film-film India atau sambil ketawa-ketiwi kita nyanyi, "Kuch kuch ho ta hai," Hahaha so fun darling I love youu <3
“Mereka yang ke India pasti bisa culturized gila-gilaan dan ingin terus kembali.”
Dan itu kenyataan, Irene host-sisterku juga segila itu setelah pulang exchange dari India setahun. Kata Mamma, dia bener-bener orang lain Nabila sewaktu pulang. Segala hal tentang India melekat di Irene.
Karena dekat dengan mereka aku jadi sungguhan ingin ke India.
Oktober dua tahun lalu, sampai aku rela pergi ke perpustakaan kota demi baca series traveler dari majalah National Geography “Pengembaraan Paling Berkesan” karena nggak bisa dipinjam. Dan itu juga tentang India! Sampai aku list sungguhan di madding sebelah ranjang, di kolom “Where to go”.
Tumblr media
Percakapan manis dan terkenang dalam ingatan juga sempat diucapkan Oase, sewaktu aku ke rumah sahabatnya, Lena di South Tyrol Italy. Kami video-call an.
“Maybe we can travel India together someday,” Oase said.
“OMG YESS!” sepakat aku dan Lena mengamini, dan aku masih terus memimpikan ini sama Lena di sela-sela obrolan kita via whatsApp.
I hope one day I could go and stay there for long time… iri banget pas 2019 lalu Irene, Anna, dan Mamma pergi ke India.  Mari memimpikan Jaipur, Rajasthan, Punjab, Kashmir, lalumelompat ke Nepal, waaaaa
So, these are the two places I want to go, it contains so many stories behind. Lets say aamiin together, I’ll pray for you too! Where do you want to go dear?
Make a dream because the world is as marvelous as you make it :)
Let yourself go,
Nabiladinta.
Temanggung, 4 Oktober 2020
8 notes · View notes
anindijewidhie · 4 years ago
Text
Daftar Jargon A. Widhi
Ahem, [kalimat random].
Aku mau [nama kegiatan]!
Aku mau beli [nama benda] [jumlah angka] buah/kotak/bungkus/botol/gelas/pak/lembar/kaleng/biji!
Aku mau ke [nama negara/wilayah]/[nama tempat]!
Aku mau ketemu [nama orang]!
Andai [nama negara/wilayah]/[nama tempat]/[nama benda]/[nama merek]/[nama acara] ada/punya/nggak ada/punya [nama orang]/[nama tempat]/[nama pekerjaan]/[nama negara/wilayah]/[nama merek].
Anjing/Anjir/Anjas! Ada [nama benda]/[nama orang]/[nama merek]!
Anyway, [Kalimat bebas dalam bahasa apa saja].
Apa yang akan terjadi kalau ada/______ [nama benda]/[nama peristiwa]/[nama benda] [kata sifat]/[nama orang] [nama peristiwa]/[nama orang] menjadi [nama pekerjaan]/[nama orang] [nama peristiwa]/[nama orang] [nama kegiatan]?
Bagaimana kalau terjadi/ada/______ [nama peristiwa]/[nama orang] menjadi [nama pekerjaan]/[nama orang] dapat/bisa melakukan/dapat/bisa [nama kegiatan].
Bakar bendera/gedung kedutaan/foto Presiden/Raja/Ratu dan/atau Perdana Menteri [nama negara/wilayah]!
Bukan begini/begitu wujud [nama benda]/[nama orang]/[nama tempat]/[nama merek].
By the way, [Kalimat bebas dalam bahasa apa saja].
Cari idola di [nama negara/wilayah]!
Cikit cikit!
Demi [nama benda]/[nama orang]/[nama tempat]/[nama merek]/[nama acara].
Demi apa ada/nggak ada [nama benda]/[nama orang]/[nama tempat]/[nama acara]?
Eya! Ada [nama benda]/[nama orang]/[nama tempat]/[nama merek]!
Eya! Ada [nama pekerjaan] dari [nama negara/wilayah], namanya [nama orang asing dengan pengucapan selain Inggris/Latin/Arab].
Gemewo!
Hah? Ada/nggak ada [nama benda]/[nama orang]/[nama peristiwa]/[nama merek]?!
Hah? Beli [nama benda]?
Hah? Harus [nama kegiatan]/[nama kegiatan] di [nama tempat]/ke [nama tempat]?!
Hah? Naik [nama maskapai penerbangan]/[nama perusahaan transportasi]?!
Hah? [Nama benda]/[nama orang]/[nama merek]/[nama tempat] [kata sifat]?!
Hah? [Nama tempat yang menakutkan]?!
Haram Jadah!
Hareum!
Here come/comes [nama idola]/[nama merek].
Hiha! Ada [nama benda]/[nama orang]/[nama merek]/[nama tempat]!
Hiha! Naik [nama maskapai penerbangan]/[nama perusahaan transportasi]!
([Nama negara/wilayah]/[nama merek]/[nama benda]/[nama tempat]) Ingat siapa, ya?
Ini [nama benda]/[nama orang]/[nama merek], bukan Sparta/[nama benda]/[nama tempat]/[nama merek]!
Ini dia [nama benda]/[nama merek]/[nama orang]/[nama tempat]!
Jual diri demi [nama benda]/ke [nama tempat]/[nama negara/wilayah].
Kalau ada X, kenapa nggak ada Y (bahkan Z)?
Makan [merek makanan] ([jumlah angka] bungkus/piring/kotak/mangkuk)!
Mengandung babi!
Minum [merek minuman] ([jumlah angka] botol/gelas/kotak)!
[Nama idola] bilang [kosa kata] apa ya?
[Nama laki-laki] berubah menjadi [nama perempuan]!
Nanti masukkin ke [nama situs/platform]!
No Ingliz (English)!
Pakaian adat divermak.
(Ada yang/Adek/Anda/Bapak/Ente/Ibu/Kakak/Kalian/Kamu/Loe/Mas/Mbak/[Nama orang]/Om/Siapa yang/Tante) Punya [nama barang]/akun [nama situs/platform]?
Racunilah dia/mereka dengan Novichok.
Selamat! [Nama tempat]/[nama negara/wilayah]/[nama merek]/[nama orang]/[nama acara]/______ ada/nggak ada/punya/nggak punya [nama benda]/[nama orang]/[nama pekerjaan]/[nama merek]/[nama tempat]!
Sesuai dengan ajaran Eurosport.
(Ada yang/Adek/Anda/Bapak/Ente/Ibu/Kakak/Kalian/Kamu/Loe/Mas/Mbak/[Nama orang]/Om/Siapa yang/Tante)Tahu [nama benda]/[nama tempat]/[nama orang]/[nama merek]?
Tidak sesuai dengan ajaran Eurosport.
Ya Allah/Gusti/Tuhan, semoga [nama tempat]/[nama negara/wilayah]/[nama merek]/[nama orang]/[nama acara] ada/nggak ada/punya/nggak punya [nama benda]/[nama pekerjaan]/[nama orang]/[nama tempat]/[nama merek]!
Yah! [Nama tempat]/[nama negara/wilayah]/[nama merek]/[nama orang]/[nama acara]/______ ada/nggak ada/punya/nggak punya [nama benda]/[nama orang]/[nama pekerjaan]/[nama tempat]/[nama negara/wilayah]/[nama merek]!
2 notes · View notes
renjanachandrakanta · 4 years ago
Text
15-10-20 (1)
“LU PINDAH GA BILANG-BILANG” ujarku menghangatkan suasana. Sejujurnya aku grogi sekali. Bagaimana tidak? Setelah sepuluh tahun kita kehilangan akses untuk saling mengingat, setelah sepuluh tahun aku mencarimu di dunia yang semakin canggih ini. 
Nggak pernah masuk daftar hal yang kusangka, bahwa aku akan berkesempatan meneriakimu kata-kata yang sudah terpendam lama, yang tentu saja bukan masalah besar karena sudah lewat satu dasawarsa. Aku hanya berpura-pura mengeluhkannya. Tetap saja, rasanya takjub dapat bersuara memprotes kepindahanmu seolah kita sudah berbicara sejak lama. 
Selama ini aku tidak melakukan apa-apa selain mencari namamu di kolom pencarian setiap berganti jenjang pendidikan. Usahaku hanya sebatas mencarimu di sosial media meski tak jua menemukannya. Siapa sangka aku akhirnya sampai pada masa hidupku yang ada kamu lagi? 
Dulu aku mencarimu dan tak pernah menemukanmu. Belum waktunya bagi kita untuk diperjumpakan saat itu. Oktober ini aku mencarimu dan langsung menemukanmu dengan begitu mudahnya. Sudah waktunya bagi kita untuk berjumpa lewat maya. 
Speechless, ya? Aku juga masih nggak percaya. Teman kecil yang selama ini hanya ada di ingatanku, yang nggak pernah kutahu ada di mana atau bagaimana kabarnya. Teman kecil yang.. kita bahkan nggak pernah bertukar pesan, nggak ingat pernah mengobrol selayaknya teman, nggak jelas apakah sosokmu benar-benar pernah kutemui dulu sebab ingatan tentangmu memang benar-benar hanya memori jika aku masih waras membedakan ingatan dan khayalan. 
Sudah sepuluh tahun berlalu. Aku nggak punya bukti apapun atas kedekatan kita karena anak kecil mana yang bisa mengabadikannya di jaman itu? Apalagi, kita hanya bertemu kurang lebih dua tahun. 
Aku senang menemukanmu lagi. Meski rasanya kita seperti orang baru karena hanya pernah kenal sebentar saat kecil, meski rasanya kita seperti orang baru karena berbincang untuk pertama kalinya saat sudah beranjak dewasa. 
Aku senang menemukanmu lagi. Aku senang bisa memulai ulang mengenal kamu lagi. Tisya yang dulu berfantasi bersamaku, mengisi jam istirahatku dengan menyembah monster kecil yang ada di pohon beringin sekolah, memberi sesajen dedaunan yang dirobek kecil agar para monster tidak kelaparan dan menjadi jahat. Tisya yang dulu menungguiku memasang sepatu setiap pulang sekolah sambil menyanyikan angka-angka dalam Bahasa Arab yang baru kita pelajari sebelumnya. Kita pernah saling menertawakan kemiripan nama kita dengan angka tiga dan angka sembilan. Tis’atun, salasatun.
Tisya yang berlari dan berdansa denganku di lapangan rumput Masjid Raya saat perayaan ulang tahun sekolah. Bahagia kita saat itu sederhana, ya, sebagai anak SD Swasta, melepas kerudung dan melemparkannya ke langit sudah membuat kita merasa bebas. Ingat makan siang favorit kita? Kue sus, kadang-kadang kue coklat atau keju, bubur kacang hijau yang disajikan dengan roti tawar dan sirup hangat di gelas plastik polkadot. 
Aku senang kamu mengingat namaku karena itu artinya cerita tadi bukan halusinasi. Aku senang kamu menyambutku dengan hangat. Obrolan kita mengalir tanpa canggung dan awkward. Aku senang dapat menemukanmu lagi di tengah fakta begitu jauhnya hidup kita untuk saling terkoneksi dan segala ketidakmungkinan yang bisa saja terjadi. 
2 notes · View notes
ummuasmaa · 6 years ago
Text
Tumblr media
"Akibat Tidak Benar Dalam Memahami Aqidah Islamiyyah"
.
.
Diantara kekeliruan manusia dalam memahami aqidah dan berimbas kedalam keyakinan mereka kepada Allah adalah perbuatan ruqyah-ruqyah syirkiyyah
.
Ruqyah sendiri dalam maknanya adalah membaca untuk orang yang sakit.
.
Dalam tinjauan syariat, ada jenis ruqyah yang diperbolehkan dan ada pula yang dilarang. Namun sebagian manusia tidak memahami ketentuan dalam mempraktekkannya sehingga terjatuh kedalam ruqyah syirkiyyah atau yang dilarang.
.
Perlu diketahui bahwa ruqyah diperbolehkan jika terlengkapi tiga syarat :
.
Pertama : dengan firman Allah ( ayat al quran ) baik satu surat penuh atau sebagian ayat
.
Kedua : dengan bahasa arab dan dengan bahasa yang difahami, bukan dengan mantra-mantra yang tidak diketahui maknanya
.
Ketiga : harus menyakini bahwa semua kesembuhan datang dari allah.
Disana sangat banyak dalil yang menunjukkan bolehnya hal tersebut.
Diantaranya :
.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda :
.
.
لا بأس بالرقي ما لم يكن شركا
.
.
Tidak mengapa seseorang melakukan ruqyah, jika tidak ada didalamnya kesyirikan ( HR. muslim )
.
Malaikat jibril pernah meruqyah rasulullah ﷺ dikala beliau sakit. Malaikat jibril berkata :
.
.
بسم الله أرقيك من كل شيء يؤذيك من شر كل نفس أو عين حاسد الله يشفيك بسم الله أرقيك
.
.
Dengan nama Allah aku meruqyah kamu, dari segala sesuatu yang menyakiti dirimu, dari segala kejelekan jiwa atau penyakit ‘ain. Semoga allah menyembuhkanmu, dengan nama allah, aku meruqyah kamu. ( HR. muslim )
.
Dua dalil diatas adalah dasar diperbolehkannya melakukan ruqyah, bahkan abu said al khudzry radhiyallahu anhu pernah meruqyah ketua kampong yang sedang sakit dikala itu dengan membaca surat Al Fatihah. Dan itu dibenarkan oleh Rasulullah ﷺ dengan sabdanya :
.
.
و ما يدريك أنها رقية
.
.
Apa kamu ( abu said al akhudzry ) mengetahui bahwa al fatihah itu adalah ruqyah. ( HR. bukhari & muslim )
.
Namun yang dilakukan oleh sebagian manusia adalah melakukan praktek ruqyah tanpa memperhatikan syarat yang telah disebutkan oleh ulama diatas.
.
Diantara mereka membaca sesuatu yang tidak jelas, berkomat-kamit mendesiskan ucapan yang tidak diketahui maknanya bahkan terkadang oleh orang yang membacanya.
.
Atau dalam melakukan terapi ruqyah memasukkan ritual kesyirikan didalamnya, apakah dengan melakukan sesaji kepada jin yang telah berjanji dengannya dalam mempraktekkan kesyirikannya atau jenis kesyirikan yang lainnya.
.
Pernah kita saksikan sebagian tukang ruqyah memasukkan tulisan huruf arab dengan terbolak balik didalam air yang telah diisi didalam gelas, kemudian diminumkan keorang yang sakit, laa haula wa laa quwwata illa billah.
.
Oleh karenanya, wajib untuk waspada ketika akan membawa orang sakit kejuru ruqyah, pilihlah mereka yang memiliki aqidah shahihah, disamping mempengaruhi kesembuhan, juga menyelamatkan dari perbuatan syirik.
.
Jika seseorang meruqyah dirinya sendiri, maka itu yang lebih utama.
Bagaimana caranya ?
.
Dalam shahih muslim, Rasulullah ﷺ bersabda :
.
.
إذا وجد احدكم ألما في جسده فليضع يده على المكان الذي يؤلمه : بسم الله ( ثلاثا ) ثم يقول : أعوذ بالله و قدرته من شر ما أجد و أحاذر ( سبع مرات )
.
.
Jika seseorang diantara kalian merasakan rasa sakit dalam tubuhnya, hendaknya dia meletakkan tangannya ditempat yang dia rasa sakit, kemudian mengatakan :
.
.
: بسم الله ( ثلاثا ) ثم يقول : أعوذ بالله و قدرته من شر ما أجد و أحاذر ( سبع مرات )
.
.
Dengan nama allah ( tiga kali ) kemudian mengatakan : “aku berlindung kepada Allah dan dengan segala kemampuan Allah, dari kejelekan apa yang aku dapatkan dan aku ingin hindari.”
.
Membaca al quran dengan merenungi dan mentadabburi maknanya juga termasuk ruqyah, dan itu lebih
utama.
.
Perlu diperhatikan disini bahwa tidak dianjurkan seseorang meminta diruqyah, dikarenakan tidak akan mendapatkan kesempatan untuk masuk dalam 70.000 orang yang masuk syurga tanpa hisab dan adzab, namun jika diruqyah oleh temannya tanpa diminta, maka itu tidak mengapa.
.
Barakallahu fikum
.
.
.
Penulis: Ustadz Imam Abu Abdillah
Artikel: https://almisk.or.id
1 note · View note
cupcakestraws · 2 years ago
Text
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)
Ada sebuah analogi yang cukup mengubah pandangan saya dalam memandang berbagai hal. Analogi itu disampaikan oleh seorang bijak dalam suatu lingkaran yang pernah saya hadiri. Ia berkata, “Ibarat air dalam gelas kecil yang jika kita beri sesendok garam ke dalamnya, ia akan menjadi asin. Tapi, bagaimana jika air itu ditempatkan dalam wadah yang lebih besar, seperti baskom misal. Tentu sesendok garam itu tidak akan membuat airnya asin. Sebab wadahnya lebih luas, volumenya pun lebih banyak”.
Terkadang dalam menghadapi berbagai masalah yang terus datang dalam hidup, kita memohon dan berdo’a agar masalahnya dikecilkan. Padahal sekecil apapun masalah yang datang, jika memang hati kita yang sempit, tetap tidak akan ada ruang. Sekecil apapun masalahnya, jika ternyata hati kita lebih kecil, tentu kita tidak akan pernah merasa mampu menghadapinya.
Pema Chodron, seorang figur Biksuni dan penulis terkemuka di Amerika Serikat pernah berkata,
“If we learn to open our hearts, anyone including the people who drive us crazy, can be our teacher”
Ketika kita belajar melihat dari hati, kita akan temukan bahwa segala hal di dunia ini nyatanya tidak cukup dilihat oleh mata dan kepala. Banyak hal yang menjadi bermakna, jika hati ikut mengambil perannya. Lihatlah daun yang jatuh atau kucing yang mencari makan. Bukankah jika hanya mata dan kepala yang bekerja, daun yang jatuh hanya akan terlihat seperti daun yang jatuh? Kucing yang mencari makan hanya terlihat seperti makhluk yang berusaha bertahan hidup? Tapi, jika kita buka hati kita, akan ada lebih banyak makna yang disajikan oleh alam hanya dari sebuah daun yang jatuh dan seekor kucing yang mencari makan.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Imran : 190,
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
Jika saja sesuatu seperti gunung, lautan, binatang, dan tumbuhan yang jelas terhampar megah di depan mata saja tidak bisa kita ambil hikmahnya, bagaimana dengan sesuatu yang tidak tampak wujudnya seperti takdir? Bagaimana bisa kita mengambil hikmah dari sesuatu yang tidak kita ketahui proses terbentuknya? Disinilah peran hati.
Dimanakah sebetulnya letak hati?
Imam Al-Ghazali memberikan dua definisi terhadap hati. Secara Fisik (Bahasa) dan spiritual. Secara bahasa, hati (Arab: Kabid) adalah segumpal daging dalam tubuh manusia yang terletak di dada sebelah kiri. Secara spiritual, hati (Arab: Qalbu) adalah sebuah organ yang bersifat tidak berwujud namun juga menjadi titik sensor akan kebenaran dan kesalahan. Sifat tidak berwujud ini juga dapat kita jumpai pada akal, ruh, dan hawa nafsu. Sama seperti hati, akal pun tidak terletak pada otak kita. Ia adalah sebuah sistem, atau alat untuk berpikir. Begitupula ruh dan hawa nafsu yang tidak dapat ditangkap oleh indra. Perpaduan antara akal, ruh dan hawa nafsu itulah yang kemudian disebut dengan hati (Qolbu) yang sekaligus menjadi sebuah bagian yang paling sensitif dalam tubuh kita. Maka, jika hati seseorang sudah mati, mati pulalah kebaikan padanya dan jika hati seseorang lapang, maka lapanglah kehidupannya. Seperti yang disampaikan oleh An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah Qolbu” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)
Satu hal yang saya pelajari, sama seperti meminta uang jajan kepada orang tua yang memiliki uang, kelapangan hati pun harus diminta kepada zat yang memiliki hati.
Dalam memohon kelapangan hati setidaknya ada tiga hal yang perlu diingat; Kelapangan hati dalam menerima ketetapan (Takdir baik dan buruk), kelapangan hati untuk bisa mengambil hikmah dari ketetapan itu, dan kelapangan hati untuk bisa belajar dari hikmah yang diambil dan melanjutkan hidup dengan sebaik-baiknya.
Dee Lestari dalam salah satu bukunya, Kstaria, Putri, dan Bintang Jatuh pernah menulis,
“Anda adalah pengamat dan penikmat. Bukan Hakim”.
Kita ini hanya pengamat dan penikmat, maka bukan tugas kita untuk berlarut-larut dalam pemikiran dan perasaan akan suatu hal yang tidak ada dalam kendali kita. Mintalah kelapangan dan kekuatan hati pada zat yang menciptakannya. Mulailah untuk melakukan segalanya semampu kita, dan lepaskan apa yang tidak bisa kita kendalikan.
Bukankah hidup ini serba absurd? seperti yang ditulis oleh Albert Camus, seorang sastrawan Prancis, bahwa yang bisa menjelaskan munculnya banyak kesedihan yang tidak beralasan adalah bahwa pada hakikatnya, hidup adalah absurd. Kita tidak akan pernah paham kenapa banyak hal terjadi.
Maka, satu hal yang perlu dilakukan hanya jalani saja hidup ini.
Saya tidak tau apa yang akan terjadi pada hidup saya sehari kedepan, begitupula orang lain. Konsep dualitas akan selalu berlaku. Ada awal dan akhir, ada menang dan kalah, ada benar dan salah. Berhenti menebak-nebak kita akan ada di posisi yang mana. Cukup lakukan sebisa kita. Menang berarti bonus, kalah berarti belajar. Tidak ada yang sia-sia di hidup ini. Semua hanya tentang kemauan hati untuk menerima.
Hiduplah dengan tenang dan penuh dengan kelapangan hati. Sebab, ibu saya selalu mengingatkan bahwa setiap harinya kita bangun tidur untuk menjemput masalah-masalah baru. Daripada meminta untuk diberi masalah yang kecil, berdoalah untuk diberi kelapangan dan kekuatan hati agar selalu mampu menghadapi masalah sebesar badai dan menyerap hikmah walau harus dengan bersusah-payah.
رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى
0 notes
jangantumpah · 3 years ago
Text
Lebaran part 2
Setelah makan-makan itu, besoknya ke darajat bareng keluarga inti. Orang serang belum pernah ke darajat. Wk
Al yang happy banget liat perosotan, berkali-kali bulak-balik sendirian. Seneng deh liatnya. Wafi masih takut-takut harus ditemenin yang dewasa. Naik flying fox, buat orang dewasa mah kurang seru sih, kurang menantang.
Padahal berangkat jam 7 ke darajat, tapi udah penuh banget, kolam udah kayak lautan manusia doang haha
Jam 10 udah pulang lagi, sampe ke rumah mau dzuhur kalau ga salah. Abis itu langsung ada keluarga dari bandung dateng. Salam, abis itu ke rumah lagi. Terus pergi beli mie jeubew jam setengah 3 wkwk yang antrinya sampe 2 jam. Duh rame banget, pantesan grabfood sama gofood ga buka, kalau buka kasian mamang nya. Jam 5 baru pulang ke rumah. Makan, sampe pusing karena kepedesan. Terus pergi ke apotek, disuruh beli obat. Ini pertama kali ke apotek deket rumah jalan kaki, malem-malem. Beli yakult juga biar perut ga sakit.
Pulang ke rumah jam setengah 9. Besoknya, keluarga besar pada mau camping, ikut sih tapi nyusul, karena mau foto keluarga inti dulu mumpung komplit sebelum nambah personil lagi hahaha
Ternyata foto juga ngantri, dateng jam 11 dapet sesi foto mau ashar. Untung tadi makan dulu gado-gado pinggir jalan, kalau engga dah lemes belum sarapan dari pagi. Setelah itu langsung siap-siap buat ngecamp. Berangkat jam 5. Dan macet juga kesanaa. Bawa bekel popcorn setoples besar, malah habis dijalan karena macet.
Sampe sana, langsung pasang tenda, makan, maen uno, maen werewolf. Pas maen uno pake bahasa arab, susah banget buat ngobrol, haha kalau pas bahasa Inggris masih cukup berisik. Jam 10an lah udah pada mulai mengantuk. Aku ga bisa tidur. Eh kita nyari ranting dulu tengah malem, biar api nya tetep nyala. Gatau tidur atau engga nyampe shubuh, karena suara yang ngobrol selalu terdengar. Wk
Ngalamin pipis cuman pake setengah gelas air.. Ada air tapi kotor, sekitar satu gayung. Pas pagi di cek, ternyata ada saluran yang mampet. Paginya dingin banget. Btw yang ngecamp disana cuman kita doang, ditambah satu tenda orang lain, yang baru dateng jam 12an malem.
Terus maen ucing-ucingan dan makan dan beberes pulang. Udah abis itu mah hibernasi aja. Tidur tidur tidur wkwkwk baru sore keluar jajan ice cream sama Al, beli bojot sama jajan pizza.
Hari sabtu anterin al ke terminal, wafi udah ke bandung pas hari jum'at. Dan akhirnya rumah sepi kembali..
Sabtu ahad ini beneran dirumah aja. Mencuci baju yang sudah banyak menumpuk. Besok bertemu realita, tugas-tugas. Haha Semangat, walaupun rasanya masih butuh libur seminggu lagi. Wkwkwk
Alhamdulillaah 'ala kulli haal. Selamat nyawalan dan ngodhoan 🌻🌻
1 note · View note
tenminutes · 3 years ago
Text
Pribadi Sultan Mehmed II
Roger Crowley, sejarawan Eropa dalam wawancaranya dengan televisi STX mengatakan bahwa Muhammad al-Fatih, atau biasa dikenal Sultan Mehmed II memiliki karakter yang luar biasa rumit.
"Mehmed tampil sebagai karakter yang luar biasa rumit", kata Roger Crowley.
"Mehmed, pikirannya sangat aktif dan dia selalu berpikir. Jadi dia bisa menyusun rencana brilian, secara tiba-tiba, dan mengejutkan."
"Dia bicara banyak bahasa. Bahasa Turki, bahasa Arab, bahasa Persia. Dia bicara bahasa Yunani dan dia bisa bicara dengan dialek Slavia."
"Dia menarik kerena tampil sebagai pejuang, tapi dia juga bisa bermurah pada orang asing", tambahnya.
Dr. Marios Philippedes menambahkan bahwa Mehmed merupakan pribadi yang tertutup soal strategi perang.
"Ia pribadi yang sangat tertutup. Dia sering berkata, 'jika satu rambut di janggutku tahu apa yang kupikirkan, aku akan mencabutnya'", jelas Profesor spesialis Sejarah di Universitas Massachusetts Amherst tersebut.
Kemudian Dr. Emrah Safa Gürkan, Asosiasi Profesor sejarah Universitas Istanbul 29 Mei tersebut mengatakan bahwa peperangan yang terjadi dahulu bukan soal kegagalan atau keberanian.
"Peperangan kebanyakan adalah soal strategi, taktik. Ini bukan soal kegagalan atau keberanian. Semua ini soal teknik yang berbeda".
29 MEI 1453 Sultan Mehmed II memasuki Konstantinopel. Dia berhasil menaklukkan bangsa Romawi tersebut setelah mengepung dan bertahan selama dua bulan lamanya. Dia berusia 21 tahun dan menyatakan dirinya sebagai "Kayser-i Rum", "Kaisar Roma yang baru". Namun bangsa Ottoman akan mengenalnya sepanjang masa sebagai "Al-Fatih". "Sang Penakluk".
Dan yang menjadi pertanyaannya besar adalah,
Apa strategi sultan Mehmed dalam menaklukkan Konstantinopel yang dalam 23 pertempuran umat Islam sebelumnya berakhir dengan kegagalan?
Apakah ia punya strategi perang tertentu?
Atau apakah ia bisa melangkah sejauh ini karena memiliki prinsip pribadi yang istimewa?
Sabtu, (9/4/ 2022), sedikit tegukan dari saripati film "Rise of Empires: Ottoman" yang tertuang pada gelas buka puasa sore ini.
0 notes
rahmaanfsh · 4 years ago
Text
Bumi & Bulan
[ Episode 7 ]
          Bulan buru-buru berlari kepada Amel setelah Nanda pergi dan selesai dengan apa yang ingin dibelinya. Ada orang baru lagi hari ini? Ya, namanya Nanda. Meskipun penjelasan Nanda begitu singkat, namun Bulan seperti bisa mengerti bahwa selepas bertemu dengan Aris kemarin, kemungkinan Aris langsung melacaknya sampai akhirnya ia menitipkan pada Nanda. Kan, memang ada yang tidak beres dengan orang-orang itu. Malah mereka yang menanyakan soal mata-mata, padahal mereka sendiri yang mata-mata?
          “Amel, kayaknya bukan ide bagus kita datang lagi ke sana.”ujar Bulan tepat sebelum detik-detik manajer mereka memasuki apotek setelah turun dari mobil brio putih.”Udah, hari ini kita nggak usah ke Dago.”jelas Bulan, tanpa penjelasan, sehingga Amel pun kebingungan. Sebelum manajer mereka benar-benar masuk, akhirnya Bulan memutuskan untuk mengadakan meeting singkat dengan Amel dan Dinda—yang berada di rumah.
          “Jadi Nanda itu sodaranya Aris? Sepupu? Wah, emang aneh sih Lan. Tapi menurutku aneh yang wajar. Aneh yang nggak wajar itu kalau Nanda nanyain kamu karena kenal orang yang kamu bahkan belum ketemu. Ya nggak?”balas Amel sembari sibuk menata kerudungnya kemudian tidak lupa membuka laman Instagram untuk mengecek apakah salah satu dari circle selebgram yang sedang diikutinya mengadakan live lagi. Bulan hanya terdiam, setengah melamun.
         “Dan bukannya kamu bakal lebih nggak tenang kalau ga dapet jawabannya sekarang? Kayaknya malah ide bagus buat lanjut, setidaknya sampe hari ini. Kalau kamu berhenti tanpa Bumi ngejelasin apapun, kamu bakal terus penasaran nggak sih?”balas Dinda, menyulut meski terpisah jarak kurang lebih 12 kilometer. Yah, memang kerjaannya Dinda.
          “Iya tapi perasaan aku nggak enak banget. Buat apa coba mereka melibatkan banyak orang kayak gini? Ah, nggak, nggak.”balas Bulan menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian memasukkan telefonnya ke tas. Berusaha memijit mijit pelipisnya. Bagaimana kalau ia ternyata kena tipu orang-orang jahil? Sekarang, identitasnya saja sudah tidak aman.  
          Namun berkat dorongan dan dukungan dari kedua temannya, akhirnya ia memutuskan bahwa hari ini harus menjadi hari terakhirnya bertemu dengan Bumi. Benar-benar terakhir, terlepas dari ada hal yang harus dijelaskan Bumi padanya atau apapun itu, ia harus berpikir soal dirinya sendiri. Tanggung jawabnya sudah selesai jauh sebelum detik ini, karena ia yakin Bumi pun—dengan kemampuan finansial semenakjubkan itu—pasti punya dokter pribadi atau sejenisnya. Ini bukan film, ini kehidupannya. Sore ini, adalah penentuannya.
          Di perjalanan menuju Dago, Amel dan Dinda menghabiskan waktu dengan mendengarkan lagu terbaru dari selebgram yang dari kemarin mereka ikuti dan ternyata multitalented—karena barus aja merilis sebuah lagu—sedangkan Bulan sibuk merenung. Dalam hatinya, Bulan ingin datang tapi entah kenapa ada juga bagian dirinya yang mengatakan bahwa jika ia datang, ia hanya akan memperpanjang cerita yang sebenarnya sudah bisa berakhir di hari ini, di tangannya. Tapi rasa penasarannya lah yang membuatnya ragu untuk tidak menemuinya lagi. Bagaimanapun Bumi adalah pasien pertama—dengan modal nekat yang akhirnya ia tolong dalam kondisi kegawatdaruratan yang selama ini hanya ada dalam teori belajarnya di kampus. Iya pasien pertama. Pasien yang sebenarnya menyadarkannya bahwa ia sebenarnya menjadi apa yang diimpikannya meskipun tidak akan mudah.
           Selesai Dinda memarkir mobil, akhirnya mereka bertiga bergegas masuk. Amel dan Dinda berjalan agak jauh dari Bulan agar tidak dicurigai. Bulan yang sudah bertemu dengan Bumi ternyata tak perlu ragu akan lupa bagaimana wajahnya. Bagaimana tidak, wajahnya pernah bisa sedekat itu? Dilihatnya Bumi duduk sendirian dan mengambil tempat yang jauh dari meja-meja lain. Tanpa Aris, tanpa Pak Ehsan. Ia memberi Amel dan Dinda untuk duduk di tempat strategis. Yang dapat melihat Bumi dan Bulan, tapi tak terlihat oleh keduanya.
Tumblr media
( sumber : wallpaper access )
           “Hai Bumi?”tanya Bulan, melihat Bumi yang masih berkutat dengan telefonnya.
           “Wah Bulan memang orangnya tepat waktu ya? Nice”balas Bumi menyimpan telefon genggam ke dalam sakunya dan mempesilahkan Bulan duduk.”Kamu udah aku pesenin minum dan makan. Soalnya di sini harganya agak miring, you know? Takut malah jadi ngerepotin kamu, biar aku yang bayar.”
           Bulan kehabisan kata-kata. Entah dia ini sebenarnya mengejeknya karena pasti tidak punya uang untuk membayar makanan semahal di sini atau apa sih? Meskipun di lain sisi ia bersyukur uang mingguannya akan aman tanpa harus tercekik karena sehari makan di tempat seperti ini.
           “Iya makasih. Emang kita bakal lama ngobrolnya?”tanya Bulan.
           “Tergantung.”jawab Bumi.”Tergantung kamu, sebenernya.”
           Entah kenapa Bulan seperti tidak ingin banyak bertanya. Seperti merasa bahwa dengan bertanya, ia hanya akan menggali hal yang sebaiknya tidak pernah naik ke permukaan.
           “Oke, aku juga nggak pengen basa-basi..”ujarnya.”Semoga minum kita cepet sampe ya. Lama juga dari tadi..”
           “Jadi..”Bumi mulai menjelaskan namun melihat ekspresi wajah Bulan yang tidak seperti kemarin. Seperti lebih lemas.”Are you okay, Bulan?”
           “Hah?”Bulan baru tersadar sedari tadi ia melamun. Kata terakhir yang ia dengar adalah tergantung.”Iya, iya aku baik-baik aja. Gimana? Tadi kamu cerita sampe mana?”
           Bumi hanya geleng-geleng kepala, sadar bahwa lawan bicaranya sempat melamun.
           “Selamat datang di duniaku, Bulan.”ujar Bumi tersenyum, tipis.”Aku nggak pernah terpikir bahwa harus ngenalin diri kayak gini ke orang. Tapi ternyata kejadian juga di kamu. Semoga kamu nggak kaget. Apa udah kaget ya dari kemarin?”
           Bulan mencoba menampar dirinya dengan mencubit pergelangan tangannya cukup keras. Tentu saja tidak mungkin ia tiba-tiba menampar pipinya di depan Bumi.
           “Kaget sih.. dari ketemu kamu di jalan juga aku kaget.”jelas Bulan.”Aku kayak belum pernah gitu ngalamin kejadian kayak gini. Biasanya abis nolong orang di jalan, aku nggak akan ketemu lagi sama orangnya. Bahkan nggak sempet tuh tau nama atau status orangnya. Karena ya, abis nolong, yaudah.”
           Bumi mengangguk.
           “Seharusnya juga gitu sih, Bulan. Tapi karena kamu nolong aku, kejadiannya jadi lain.”balas Bumi. Seketika membuat Bulan yang semula masih tak bisa menatap Bumi lama-lama—sehingga membagi pandang ke dinding dan mas-mas yang mengelap cermin di sekitar café—mengalihkan perhatiannya ke Bumi. Benar kan, ada sesuatu.
           “Aku tahu penjelasan aku sebenernya bisa bikin kamu lebih kaget lagi. Cuma kalau nggak dijelasin, aku yang kepikiran.”lanjut Bumi.”Jadi, kemarin itu sebenernya kamu lagi nyelametin orang yang lagi dalam proses percobaan pembunuhan. I mean I was—almost—being killed.”
           Deg. Bulan merasa seluruh tubuhnya kaku. J-j-j-j-adi B-b-b-b-enar kan dia harusnya mati?
           “Aku enteng banget ya omong gitu? Karena emang aku hidup ya kayak gitu,”timpal Bumi seperti sedang perlahan melepaskan satu demi satu beban di pundaknya.”Aku udah hampir lima kali nyaris kehilangan nyawa dengan alasan yang sama, dicoba dibunuh.”
           “Kok?”hanya itu kata yang bisa terlontar dari mulut Bulan.
           “Oke, pertama namaku bukan Bumi. Nama kelahiranku Ardi. Aku ganti nama itu semenjak aku usia 17 tahun, I mean that is a code for myself. Tapi sama-sama aja. Artinya sama-sama Bumi. Hanya Ardi itu Bahasa Arab. Bumi, Bahasa Indonesia. Dan kenapa aku butuh ganti nama, karena semenjak usiaku 17 tahun, banyak banget orang-orang yang nggak aku kenal bermunculan dengan niat pengen bikin aku nggak ada.”
           “Kamu pasti orang penting,”balas Bulan. Oh, jadi ini alasannya ia tidak bisa menemukan Bumi di internet. Namanya saja bukan Bumi, itu hanya kode
           “Iya, aku baru sadar posisi aku sepenting itu beberapa tahun setelahnya. Intinya, aku pewaris terakhir keluargaku. Dan keluargaku itu garis keturunan salah satu orang yang punya kuasa besar di negeri ini dan percaya atau enggak aku nggak nyadar akan hal itu sampe umur 17 tahun. Ternyata, posisi aku cukup bikin ancaman buat banyak orang. Karena, aku dari kecil emang cenderung—menentang—sama keluarga. Aku banyak bikin gebrakan buat ngelepas adat keluarga yang menurut aku udah nggak oke.”
           Bulan mendengarkan dengan seksama. Sampai tidak sadar ia menyeruput habis langsung minuman yang baru datang 2 menit yang lalu.
           “Aku yang ngomong kamu yang haus ya?”tanya Bumi kemudian tertawa melihat isi gelas Bulan.
           “Hehe, kamu nggak usah pesenin lagi kok. Aku udah bawa minum. Jadi lanjut aja cerita.”jawab Bulan.
           “Nope, nanti aku pesenin lagi.”balas Bumi.”Dan, akhirnya semua orang manfaatin kelemahan aku yang pasti—kamu udah paham apa. You treated me very well yesterday and saved my life.”
           “Jadi, itu bukan kambuh? Tapi..?”timpal Bulan.
           “Yap..nggak nyangka ya? Terlalu drama ya?”tanya Bumi mulai mengaduk-aduk minumannya. Kemudian menyodorkan gelas itu kepada Bulan.”Minum aja ini. Aku pesen lagi.”
           “Semua usaha usaha itu akan terus berlanjut. Sampai mereka dapet apa yang mereka mau.”jawab Bumi.”Dan…kamu jadi orang kedua yang ngegagalin itu.”
           Deg lagi. Sepertinya tiap ada hal yang mengejutkannya Bulan jadi tidak sadar menyeruput dengan cepat minuman di hadapannya.
           “Orang kedua? Berarti sebelumnya ada juga yang udah pernah nyelamatin kamu?”tanya Bulan.
           Bumi mengangguk.”Kamu udah ketemu orangnya kemarin. Aris.”
Ditulis oleh : Rahma Alya Nafisah
0 notes
lutfiarifin · 7 years ago
Text
Seolah-olah Hüzün
Cerita Pendek oleh Wan Nor Azriq
(Untuk Syafiq Ghazali)
Dari tempat duduknya di dalam pesawat Turkish Airlines, Pelancong itu sangat bersemangat dan terpesona karena dari jutaan manusia di dunia ini, di saat ini, dia termasuk beruntung, atau satu-satunya yang beruntung untuk melihat Hagia Sophia bangkit dan berjalan di tengah kota Istanbul. Pelancong itu mengambil foto dirinya dan dia memeluk leher orang Turki di sebelahnya dan dia mengambil foto mereka berdua dan dia ketawa dan dia merasa kalau awan di luar itu adalah gumpalan Turkish Delight dan langit merupakan hamparan Laut Marmara dan dia pun merasa ada dua ekor angsa sedang berlari-lari di dalam jam tangannya dan dia tertawa dengan sangat keras ketika Hagia Sophia jatuh tergelincir di atas anak tangga Taman Gezi Taksim. Pelancong itu berkata dalam bahasa Melayu kepada orang Turki di sebelahnya: “Kawe berahi tengok Istanbul.”
Hari Pertama
Pelancong itu berdiri di luar Lapangan Terbang Ataturk bersama sepuluh pak barang bawaan, satu sangkar burung ketitir, dan sebuah rebana ibu. Segerombolan orang Taiwan sedang mengantre di pintu sebuah bus untuk menunggu segerombolan orang Taiwan turun dan segerombolan orang Taiwan di luar kantor imigrasi sedang mengambil barang mereka dan sedang mengikuti arahan si pemegang bendera dan segerombolan orang Taiwan ini akan bertukaran tempat dengan segerombolan orang Taiwan yang sudah berada di dalam bus dan sedang tidur memeluk kamera masing-masing. Pelancong itu menyalakan rokok dan menghembuskan asap dan asap itu membentuk wau bulan. Di dalam taksi, pelancong itu mencoba berbincang dengan bapak supir, tetapi dia asyik tertawa, karena setiap kali bapak supir itu mulai bicara, dia hanya mendengar bunyi kapal berdengung dari mulutnya. Pelancong itu menurunkan jendela dan tersentak merasai lidah angin Bosphorus melingkar di lehernya. Sebuah tembok tua dari zaman Bizantium muncul dan menggeliat dan melintas di jalan raya Ataköy dengan merendamkan kaki di laut. Pelancong itu mendongak dan tampak di langit sebuah frasa Arab yang tergantung dan membeku seperti bongkahan es:
الله اكبر
Lampu menyala merah. Seekor burung albatros mendarat turun ke jendela taksi sambil kedua kakinya mencengkeram nampan minuman. “Tessekkuler,” kata bapak supir membayar satu lira dan mengambil segelas teh.
Di Eminönü Pelancong itu tertidur dan mendengkur dan dia merasa ada malaikat yang sedang berpesta di dalam mulutnya. Tanpa sepengathuan Pelancong itu, taksi yang dinaikinya berputar-putar di sekitar Beyoglu, mencari apartemen di Cukurcuma yang alamatnya telah ditulis oleh Pelancong itu di atas kertas. Taksi masuk ke Karabas dan berbelok ke Örtme Alti dan berhadapan dengan mobil Hyundai di Tophane-i Amire dan nyaris bersenggolan dan kedua supir bertengkar melalui jendela dan orang-orang tua di kedai kopi mulai keluar, dan kucing-kucing di balkon dan atap rumah melompat turun serta ikut mendengar dan semua orang bubar saat seorang perempuan di rumah berlantai empat mengutuki dan melempari pot bunganya ke atas jalan dan kini taksi itu melaju di Boğazkesen dan berhenti tiba-tiba di depan sebuah restoran kebab dan bapak supir berlari keluar dan berbicara sebentar dengan tukang masak di belakang meja kasir dan Pelancong itu masih tidur dan menikmati pesta malaikat di dalam mulutnya dan bapak supir kembali ke mobil dan menginjak pedal gas dan taksi menaiki sebuah jalan di kawasan Yeni Çarşi dan bapak supir pemandu membunyikan klakson dan melampai kepada seorang perempuan yang sedang menjual bunga di dekat mesin ATM dan taksi berhenti di depan Hard Rock Cafe dan klakson bersahut-sahutan karena ada sebuah truk yang sedang menurunkan perabotan dan taksi kemudian berbelok ke Mesrutiyet dan melintasi Hotel The Pera Hill dan melintasi Cokcok Thai dan melewati sebuah poster raksasa Ahmet Davutoğlu yang mengucapkan “Assalamualaikum” dan taksi masuk ke Asmalı Mescit dan bapak supir menurunkan jendela dan menyeru ke arah mobil Nissan yang berbelok secara tiba-tiba dan sekali lagi taksi melintas Tophane-i Amire dan menaiki jalan Boğazkesen dan bapak supir membuat putaran tajam masuk ke Cukurcuma dan segera menginjak rem mendadak dan apartemen yang dicari-cari dari tadi akhirnya ketemu. Pelancong itu pun terbangun.
“Okay, eight liras please,” kata bapak supir.
Dia menekan bel yang berlabel Caner. Dia mengetahui tentang apartemen ini melalui Airbnb. Harganya murah dan para tamu dibolehkan membawa burung dan bermain Dikir Barat. Apartemennya berada di tingkat tiga. Barang-barangnya berserakan di pinggir jalan seolah-olah baru turun dari kapal ketika pulang dari Mekah. Dia memandang sekeliling. Sungguh sunyi jalan di sini. Sayup-sayup dengung kapal terdengar. Warna dinding bangunan berganti-ganti setiap saat dari hitam ke cokelat ke hijau ke biru dan ke merah seolah-olah mengikuti perasaan dan emosi Istanbul. Dia menekan bel sekali lagi. Dari jendela lantai tiga muncul seorang lelaki berkaca mata, bermisai dan berjanggut lebat. “Do you need help with bags?” dia bertanya. Pelancong itu memandang Caner, tersenyum, dan berkata, “Yes!” Caner diam, wajahnya tidak menunjukkan reaksi seolah sedang berpikir panjang. “First I need drugs. Wait for me,” kata Caner kemudian lenyap. Lima belas menit kemudian Caner datang ke jendela bersama joran dan mengangkat satu demi satu barang Pelancong itu ke atas.
Sejam pertama Caner dan Pelancong itu hanya saling pandang di sofa ruang tamu. Mata Pelancong itu menggelintar dan kagum melihat koleksi kamera polaroid di rak dinding.
“You seem very excited,” kata Caner, “First time to Istanbul?”
“Yes, yes. Everything beautiful. Very beautiful,” kata Pelancong itu menepuk-nepuk kedua pahanya seolah-olah sedang memainkan piano.
Caner terdiam dan memandang tepat ke mukanya.
“Did you see the Hagia Sophia?” Tanya Pelancong itu.
“Why? What about it?”
“It was walking in city. Oh, oh!”
Caner mengeluh, “That’s normal here in Istanbul. All the buildings walk, drink, eat, sleep, and piss in the Bosphorus.”
“Why do they walk? Where are they going?”
“Allah, Allah! No where actually. They just walk when they are feeling huzun.”
Menjelang senja, pelancong itu dan Caner sama-sama berdiri di atas Jembatan Galata memancing ikan dan mayat orang Yunani.
Hari Kedua
Pelancong itu bangun tidur dengan senyuman yang sangat lebar di wajahnya sehingga pakaian dan perabot di biliknya terapung naik ke plafon. Dia membuka tirai dan melihat hujan yang lahir dari air mata Istanbul. Dia menggantungkan sangkar burung dan mereka bermain Dikir Barat bersama dengan burung ketitir itu bertindak sebagai tukang karut. Dia masuk ke toko kelontong di dekat apartemen Caner dan membeli coklat Dido. Dia membuka koran Today’s Zaman di dalam trem dan mendengar suara seorang perempuan Turki membacakan berita utama: GENERAL EVREN DIES, BUT ANTI-DEMOCRATIC LEGACY STILL ALIVE. Dia bersiul dan mengambil gambar burun-burung merpati yang menari piring di atas tangga Masjid Baru. Dia bertukar akun Instagram dengan penjual jam tiruan dari Afrika di belakang Bazar Mesir. Dia minum teh dan melihat ikan berenang di langit. Dia bermain backgammon bersama hantu Sultan Abdul Mecit di dekat Dermaga Besiktas. Dia tertidur di atas bangku dan mimpi mengunyah roti tempayan di Kuala Krai. Dia berdiri di depan poster Partai AK dan mendengar Presiden Erdoğan menceritakan bagaimana orang Islam terlebih dahulu menemukam Amerika sebelum Columbus. Dia minta kebab daging dan mendapat kebab ayam. Dia melihat seorang penari Sufi sedang minum sepuluh gelas Efes. Dia berbicara dan makan wafel bersama dua ekor kucing di Moda. Dia bantu menyalakan rokok seorang perempuan berhijab. Dia mengambil gambar kakinya di atas feri ke Uskudar dan mempos gambar itu di Facebook dan memeriksa hape setiap lima menit untuk melihat berapa banyak kawan yang menyukainya. Dia solat di Masjid Semsi Pasa dan mendoakan kesehatan ayam dan kucing di kampung. Dia memegang dan mengendus sehelai daun merah. Dia memejamkan mata dan membayangkan rasa kesepian obor-obor yang terapung dalam kegelapan. Dia melambai kepada lelaki tua yang sedang minum teh seorang diri di atas kapal pesiar. Dia berlari-lari mencari toilet umum. Dia membiarkan angin Bosphorus memeluk tubuhnya. Dia merasa pusing saat meminum White Russian Mocha di loram suram Karabatak Cafe. Dia melihat jalan Cikurcuma bagaikan tubuh belakang seekor biawak. Dia masuk ke dalam apartemen dan mendengar suara lelaki dan perempuan mendesah dan mengerang berulang-ulang kali seolah sedang bertarung dalam gelanggang adu kerbau. Pelancong itu tertidur mendengar burung ketitirnya bercerita tentang legenda Puteri Saadong.
 Hari Ketiga
Pelancong itu dan Caner bersama-sama memanjat Menara Gelata ke puncak untuk menunggu dimulainya acara penembakan Pangeran di bulan.
Hari Keempat
Gema azan dan gemetar gempa bumi mengejutkan Pelancong itu dari tidurnya. Dia menemui Caner yang sudah siap menunggu di ruang tamu dengan jaket, syal, dan dua buah lampu minyak tanah.
“Some Turks prefer to stay in their home, drinking tea, during earthquake. Not me. I go to the Cave. You better come along for the ride,” kata Caner mengulurkan satu lampu kepada Pelancong itu. Sambil terhuyung, Caner berjalan ke dinding dan menekan sebuah tombol merah yang ada pada potret Kemal Attaturk.
“What is the Cave?” Pelancong itu bertanya.
“You’ll see. Hang on.”
Pelancong itu tiba-tiba merasa lantai di kakinya hilang dan apartemen itu tenggelam ke dalam bumi. Caner membuka pintu apartemen dan mereka melangkah masuk ke dalam sebuah gua berdinding bata dan diselimuti oleh asap tebal. “This is Istanbul B,” kata Caner menyalakan pelita di tangannya, “Or as some people call it, Dead Istanbul.” Pelancong itu teringat dia pernah bermimpi bertemu Tok Kenali ketika umurnya tiga belas tahun dan Tok Kenali memberikannya sepasang mata baru dan Tok Kenali mendorongnya keluar dari gua dan silau cahaya menyakitkan matanya dan benda pertama yang dia lihat adalah Kota Bharu tergantung dalam posisi terbalik di atas awan.
Selepas berjalan beberapa meter, Pelancong itu dan Caner menemukan ruangan luas yang menyerupai ruangan mandi istana. Pelancong itu mulai bernafsu ketika melihat perempuan-perempuan gemuk berjalan telanjang membawa nampan teh dan menghidangkan kepada para lelaki berpakaian tradisional Turki yang sedang rebahan di atas dipan sambil menghisap sisha.
“Hüzün,” kata Caner.
“Hüzün,” Pelancong itu meniru ucapan Caner tanpa memahami apa arti sebenarnya.
Mereka meninggalkan ruangan itu dan mulai menuruni tangga bertingkat-tingkat dan saling bersilang-silang seperti dalam sebuah lukisan paradoks M.C. Escher. Seluruh ruangan labirin itu bergaung dengan putaran roda yang memuntahkan air biru dari puncak lalu mengalir turun melalui sistem saluran pipa dan selokan yang dibuat pada dinding, tangga, jendela, dan pintu bangunan. Ketika sesekali Pelancong itu melihat ke bawah, matanya akan menangkap sayup-sayup pusaran air di dalam sebuah kawah piring yang bergerak mengelilingi sebuah jam mekanikal berangka Romawi yang dilapisi tembaga yang berkilauan. Para lelaki yang berpakaian tradisional berdebat dan di beberapa tempat Caner mendorong Pelancong itu masuk ke dalam ruangan yang aneh dan misterius.
Ruangan pertama. Seketika suara yang sangat bising dan riuh-rendah kedengaran saat pintu dibuka. Mereka berada di dalam sebuah perpustakaan dengan buku-buku berjilid tersusun tinggi sampai ke plafon. Keriuhan itu datang dari para lelaki berjubah hitam yang mengerumuni sebuah meja kayu. Sedang duduk di meja itu adalah lelaki tua berwajah suram, menghisap rokok, dan membaca sebuah kitab bersampul merah saga.
“His name is Reşad Ekrem Koçu. For more than fifty years he has been trying to finish an encyclopedia about Istanbul,” kata Caner.
“No one can write in here,” kata Pelancong itu.
“He is too sad to write anything and he is too sad to hear what the historians and scholars are telling him.”
Ruangan kedua. Sekumpulan lelaki bertarbus merah sedang berdiri dalam lingkaran mengacungkan moncong pistol ke kepala orang di depannya. Di tengah lingkaran itu terlihat seorang prajurit yang matanya diikat dengan kain putih berdarah.
“They all look alike,” kata Pelancong itu.
“They are Talaat Pasha. The soldier you see in the center is Soghomon Tehlirian,” jelas Caner.
Ruangan ketiga. Gelap. Lantainya basah dan berlumpur. Tulang-tulang manusia masih melekat pada rantai besi di dinding. Ada sumur besar di tengah ruangan itu. Mereka perlahan-lahan menghampirinya. Pelancong itu menengok ke bawah dan dia merasa seperti ada orang yang telah melempar batu ke arah jantungnya. Terlentang telanjang di atas sebatang salib adalah seorang lelaki muda berambut cokelat. Kedua belah tangan dan kakinya direntang dan diikat pada kayu dan ada lilin-lilin panas yang tertancap pada leher dan punggungnya. Dia akan menjerit setiap kali ada cairan panas meleleh masuk ke celah rekahan anusnya. Tiba-tiba mereka melihat pergerakan di dasar sumur itu. Muncul dua orang lelaki berbadan kekar dan bertopeng hitam, menyeret lelaki tua berjubah kumal dengan lebam dan memar yang memenuhi mukanya seperti permen karet. Tidak lama kemudian kedua tangan dan kakinya dipatahkan dengan hantaman palu besi dan tubuhnya disumbat ke dalam meriam.
“They will shoot his corpse over the Bosphorus as reminder that watching porn is a sin here in turkey,” kata Caner.
Ruangan keempat. Sebuah bangsal rumah sakit. Dindingnya putih seperti susu kambing yang baru diperah. Terdapat empat orang lelaki Eropa sedang duduk di setiap penjuru dengan jaket diikat pada tubuh mereka.
“What you see here are French writers who were driven mad by the city,” kata Caner. “The one near to you is Theophile gautier. I feel sorry for what happende to him. One day he was walking along the neighborhoods of Somatya and Balat and was shocked to see the ruined wooden houses and the poor people living there. Well, moving on. Next is Gustave Flaubert, the famous writer of Madame Bovary, who was thrown here because he could not buy his own slaves. On the other corner is Andre Gide. I don’t know much about him. A friend told me that some people saw him wondering in the cemetery of Eyup and pissing on the gravestones of dead sultans. The last French guy is Pierre Loti. He loved Istanbul… he really loved Istanbul, and that’s it.”
Ruangan kelima. Kucing-kucing biru yang berdiri dalam barisan dan berpijak di atas bahu saudaranya membentuk piramida. Caner menepuk tangan. Tiba-tiba dari celah dinding bergema musik padang pasir. Kucing-kucing itu mulai menari piring.
“The subconscious of every Istanbullus,” kata Caner.
“Must be fun,” kata Pelancong itu sambil bertepuk tangan dan menghentak-hentakkan kaki.
“It’s not fun. You don’t understand. We are ashamed of it,” jelas Caner memegang bahu Pelancong itu.
“But you are a Turk. And I’m Malay.”
“What does that mean?”
“What is hell for you could be heaven for me.”
“Allah, Allah! You’ve only be here before. This city, this cave. I’ve seen it in my dreams while growing up as a muslim in Kelantan.”
Hari Kelima
Pagi itu dia mulai mengemas barangnya. Oleh-oleh untuk orang kampung saja sudah empat bagasi. Dia mengeluarkan kertas dan pena dan mulai mendata satu per satu: 50 kotak turkish delight, 30 kotak baklava, 10 bungkus teh sari apel, 10 bungkus teh bunga lavender, 30 bungkus kopi bubuk Turki, 2 potret berbingkai Kemal Attaturk, 5 magnet kulkas Istanbul Modern, 3 magnet kulkas Menara Gelata, 5 gulung handuk, 10 pasang hijab, 3 pasang jubah hitam, 6 helai baju “I LOVE ISTANBUL,” 3 helai kemeja klub bola Fenerbache, 2 selendang hijau, 5 helai sajadah, 2 kitab al-Quran, 7 botol minyak wangi, 5 tarbus merah, dan sehelai bendera Turki.
Caner tidak ada di rumah. Pelancong itu keluar berjalan-jalan dari kamar ke kamar dengan langkah berjingkat-jingkat seperti seorang anak yang baru melangkah masuk ke dalam sebuah toko mainan. Dia mulai mendaftar barang-barang yang dilihatnya.
[RUANG TAMU]
Sebuah kursi malas, sebuah dipan, tempat pemanas api bermerek Volkan, kepingan-kepingan kayu, pemegang lilin berbentuk darwis, set drum, piringan drum, 100 batang drum, 4 pemutar piringan hitam yang digantung pada dinding, 55 mobil mainan klasik, 7 buah kamera SLR Canon dan Olympus, pembuka botol wine, susu kotak Pinar, pisau lipat, 2 buah telepon kuno berwarna hijau dan oren, bungkusan tembakau, 30 puntung rokok, topeng Darth Vader, topeng Storm Trooper, 6 jam dentang, tinta bekas Parker dan Peliken, 5 pemantik, 2 mesin tik, 2 pengeras suara Tube Driver, dan gitar biru bermerek Musical Man Stringray.
[KORIDOR]
Kandang kucing, 6 helai jins, 4 helai syal, 5 pasang bot, 3 pasang kasut kulit hitam, 8 botol Efes yang kosong, dua buah sepeda yang digantung pada plafon, sekeping cermin dengan kartu nama yang ditempelkan padanya, 7 obeng, 10 kotak paku, 4 palu, 3 gulung benang, satu papan tuts rusak, 2 kayu hoki, 2 patung Yoda, 3 buah kamera, 2 layar komputer.
[KOLEKSI KASET LAGU]
Green Day Warning, Nirvana In Utero, Metalicca Master of Puppets, Nirvana Nevermind, No Doubt Tragic Kingdom, Dream Theater Awake, Rafet El Roman Surgun, Sepultura Roots, Gary Moore Still Got The Blues, System Of A Down Toxicity, David Bowie Hours, System Of A Down Steal This Album! Red Hot Chili Peppers Californication.
[KOLEKSI BUKU]
Amin Maalouf Dogunun Limanlari, Orhan Pamuk Masumiyet Muzesi, Ahmet Sefa Devrimin Cocuklari, Paul Auster Kis Gunlugu, Nikos Kazancakis Zorba, Abidin Dino Sinan, Ogus Atay Tutunamayanlar, Sigmund Freud Ruya Yorumari, Buket Uzuner Istanbullular, Ingerborg Bachman Otuzuncu Yas, J.D. Salinger Dokuz Oyku, Russel Miller Magnum, David Hurn fotografci olmak.
Hari Keenam
Caner mengetuk pintu kamar Pelancing itu. “Are we brothers?” Caner bertanya dengan wajah serius. Pelancong itu senyum, “Of course we are.” Dia ingin memeluk Caner tetapi tubuhnya ditolak. “No, you must prove yourself,” kata Caner.
Lima menit kemudian mereka berdua telah berdiri di dapur apartemen Caner. Pelancong itu melihat tubuh seorang prajurit Armenia terlentang di atas lantai. Kaki dan tangannya diikat. Kepalanya dibungkus dengan kain bendera klub sepak bola Galatasaray.
“He is still alive,” kata Caner, “But you must help me hide him in the refrigerator.”
“Who is he?”
“Nobody. Just an unlucky Armenian I found in my mailbox this morning. Maybe the government sent him. Or maybe it’s just a birthday present from my family in Ankara. I don’t give a fuck. I just want him out of my sight until I can figure out what to with him.”
Kulkas itu sudah penuh sebenarnya. Bahkan ukurannya hanya sebesar seorang anak kecil. Di rak atas penuh dengan daging ayam dan sosis beku. Di rak tengah ada kotak-kotak susu, roti, telur, ayam, yogurt, dan botol-botol minuman berbagai jenis. Mereka membutuhkan waktu agak lama untuk mengosongkan semua barang.
“It’s not too small,” kata Pelancong itu.
Caner diam berpikir.
“Then we cut him,” kata Caner, “Cut him untill all of his body can fit into it.”
Beberapa menit kemudian mereka segera memotong-motong tubuh prajurit Armenia itu. Pertama mereka penggal kedua belah lengan, lalu beralih ke kedua belah kaki, dan mereka terpaksa mengiris punggungnya karena ia terlalu gendut. Begitu pun perutnya. Ternyata perut orang ini sangat buncit, pikir pelancong itu sambil tertawa sendiri. Semua usus prajurit itu di buang ke dalam wastafel. Akhirnya mereka selesai. Tubuh prajurit itu ternyata muat saat pintu ditutup.
Sambil ngos-ngosan, Pelancong itu dan Caner saling berpandangan.
“I think he is dead. We killed him,” kata Pelancong itu.
“Yes, but you and I are now brothers,” kata Caner.
“Alhamdulillah!”
Keduanya tertawa dan saling berpelukan.
Rasanya seperti menyalin. Bukan menerjemahkan. Hanya sedikit mengedit untuk mencoba menyesuaikan dengan nada dan tempo dalam bahasa Indonesia. Membaca cerita ini membuat saya teringat saat masuk MAN IC Gorontalo dulu dan tinggal serumah bersama anak Alor, Ternate, Makassar, Gorontalo, Kalimantan, Madura, Jawa, Sunda, Melayu Bangka, Riau dan anak-anak gedongan ibukota. Opini saya terkait bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, hanya seperti dua negara yang berbahasa sama namun berbeda logat. Logat. Bukan bahasa. Tapi, jujur saja, bahasa Malaysia susunannya terlalu Inggris. Terlalu kolonial. Sedangkan Indonesia sedikit memberontak dan keluar dari aturan bahasa manapun dengan struktur yang sangat fleksibel. Bukan untuk membanggakan karena terkadang hal tersebut membuat bahasa ini kesulitan jika digunakan sebagai bahasa berpikir, berlogika dan berdialektika – karena fleksibiltasnya tadi dan aturan yang minim.
Memang, sebaiknya tulisan dalam bahasa Malaysia tidak perlulah diterjemahkan. Dan sebaiknya, penulisan dengan logat daerah masing-masing di Indonesia sendiri harus mulai dibiasakan. (Saya pun teringat betapa sulitnya ketika masa sekolah dulu, kami anak-anak disuruh menulis dengan tata cara dalam buku yang notabene dibuat di jawa dan menggunakan bahasa Indonesia-nya orang-orang di pulau Jawa. Mata pelajaran bahasa Indonesia boleh dibilang termasuk yang paling sulit ketika itu).
2 notes · View notes
abdulharisbooegies-blog · 5 years ago
Text
Memori 86 Pesantren IMMIM
Oleh Abdul Haris Booegies
Tumblr media
    Memori 86 merupakan seikat pengalaman selama belajar di pesantren pada 1980-1986.  Catatan ini sekedar corat-coret, bukan esai berat.  Saya menganggapnya tulisan berkategori kacang goreng.  Bisa dinikmati kapan saja, di mana saja.  Saat menunggu teman, menanti mikrolet atau penat sesudah berselancar di lautan luas Internet.     Dahi tidak perlu berkerut untuk mencerna catatan ini.  Sebab, isinya bukan persoalan berat.  Beberapa nama disamarkan untuk menjaga keharmonisan silaturrahmi.  Sementara istilah Gladiator 86 merujuk ke Angkatan 1986 Pesantren Modern IMMIM.
Pesona Sumur     Pada 1977, terjadi kemarau.  Banyak sumur warga Tamalanrea yang mengering.  Ajaibnya, air sumur di Pesantren IMMIM berlimpah.  Penduduk sekitar pun berbondong-bondong ke pesantren.  Mereka datang di tengah malam agar aktivitas pesantren tidak terganggu.     "Pihak pesantren kemudian menyiapkan sumur bor agar tidak terjadi antrean panjang", kenang Zainal Abidin, tokoh ikonik alumni pertama Pesantren IMMIM.     Di antara peziarah dadakan itu, ternyata banyak wanita muda.  Ini menggiurkan bagi sebagian santri yang puber tingkat dewa.  Mereka menggunakan momen ini untuk saling mengobrol.  Apalagi, memandang wajah cantik saja sudah cukup bagi santri yang terkungkung dengan aturan ketat.  Bahkan, sebagian santri rela menimba air di sumur untuk diberikan kepada wanita yang dianggapnya menawan hati.  Ini cinta bertepuk sebelah tangan.
Bubur Hilang     Pada 1980 saat masuk ke Pesantren IMMIM, sarapan ada tiga macam dalam sepekan.  Nasi, nasi ketan (sokko) dan bubur kacang hijau.  Naik kelas dua, bubur tidak ada.  Beberapa hari berselang, sokko juga menghilang.  Padahal, itu favorit saya.     Suatu hari, kami tiga Gladiator 86 asyik berkisah.  Imran Syukri (ini nama palsu) bercerita bahwa ia sangat suka bubur.  Sekali waktu ia menikmati bubur di kamarnya di Asrama Sultan Hasanuddin.  Ketika sedang mengunyah, ia tiba-tiba merasa menggigit sesuatu yang kenyal.  Imran langsung memuntahkan.  Ia mengamati benda itu.  Ternyata ia mengigit kecoa yang terbenam di bubur.  Kecoa malang itu hancur tergigit.  Perut serangga sial itu tampak putih akibat terburai oleh gigitan.     Sore, Imran langsung ke rumahnya.  Ia mewartakan kepada ayahnya tentang nasib apesnya.  Tadi pagi mengunyah kecoa yang terkubur di bubur.  Sang ayah bergegas menemui Pimpinan Kampus agar memperhatikan secara seksana kebersihan dapur.
Striptis ala Pesantren     Ardi Husain (nama asli disamarkan) merupakan Gladiator 86 dengan kulit putih.  Ia bertubuh gempal.  Selama enam tahun, ia tidak pernah terlihat berolah raga.  Ia malas karena perokok berat.     Figur Ardi tergolong urakan.  Suka ceplas-ceplos.  Sekalipun norak, tetapi, ia pemurah.  Saya pun beberapa kali memberinya satu pak rokok (10 bungkus).     Saya pernah gusar campur marah melihat ulah Ardi.  Kamis sore ketika keluar kamar di Asrama Pangeran Diponegoro, saya arahkan pandangan ke Jalan Perintis Kemerdekaan.  Mata tertuju ke orang yang memakai baju kaos putih bergambar Michael Jackson.  Saya tertegun seraya memperhatikan wajah orang itu.  "Ardi" bisik saya seraya berlari masuk kamar.  Saya bergegas buka lemari.  "Makhluk tanpa adab!" pekik saya.  Ardi ambil lagi baju kesayanganku.  Saya kemudian melongok ke jalan raya, tetapi, ia sudah naik bis ke kampungnya.  Seperti sebelumnya, baju itu tidak akan kembali.  Sebab, ia sedekahkan ke temannya di kampung.  Namanya juga pemurah.     Bukan Ardi kalau tidak slebor.  Ketika suatu malam listrik padam, ia melepas seluruh pakaiannya.  Bugil.  Kemudian berlari memeluk satu demi satu teman di asrama sambil terbahak-bahak.  Betul-betul pertunjukan aneh.
Perintis Graffiti     Usai ujian pesantren setelah ujian SMA dan ujian Aliyah, saya diajak Fadil Mahmud (nama palsu) ke kantin.  Dari kantin kemudian menuju ke pos piket lewat belakang masjid.     Ketika sejajar dengan mihrab, Fadil minta spidol hitam yang saya kantongi.  Saya heran, ini bocah mau corat-coret di mana.  Di luar dugaan, ia menulis nama "Haris Bugis" di strip putih mobil pesantren yang parkir.     Saya tertegun.  Saat masih terpana, ia lalu mengelilingi mobil dari arah belakang.  Kemudian menulis lagi namaku di sisi kiri mobil.     "Mobilnya Haris Bugis", ujarnya tertawa sambil menatap saya.  Psikopat berdarah dingin betul ini anak.     Betapa mengerikan perbuatan Fadil di mata saya.  Ini bukan graffiti, namun, vandalisme pertama sejak Pesantren IMMIM didirikan.  Tidak pernah sebelumnya ada santri berani corat-coret kelas, asrama, aula, apalagi mobil.     Kala itu, saya tidak tega menegur Fadil.  Saya membiarkannya karena kasihan.  Sebab, selama enam tahun, ia tidak pernah masuk Kismul Aman (pengadilan bagi santri nakal).  Jadi, apa salahnya kalau hari ini ia melampiaskan kejahilannya.  Ini euforia ala Gladiator 86.
Jalan Bugis     Saat duduk di kelas empat (kelas satu SMA), saya dipindahkan ke mes.  Ini lantaran pembina mengira saya nakal.  Mes itu terletak di sudut kiri belakang kampus.  Mes punya tiga kamar, satu ruang tamu, dapur dan susunan papan sebagai pelindung saat mandi atau buang air kecil.  Mes yang berbentuk rumah panggung ini, terletak di pinggir rawa.     Saya satu kamar dengan Misbah (bukan nama asli) yang lebih dulu dibawa ke mes.  Kamar sebelah yang di depan biasanya ditempati oleh guru yang mau menginap di pesantren.  Sedang kamar utama ditempati ustaz Abdul Kadir Massoweang.     Dari luar, ini pasti mengerikan.  Saya dan Misbah terkungkung karena ada pengawasan langsung dari pembina.  Kenyataannya 1000 persen keliru.  Saya dengan Misbah justru makin amburadul.  Sebab, kalau ustaz meninggalkan mes, maka, suasana bebas langsung membuncah.     Sejak tinggal di mes, saya jarang ke masjid.  Kalau ustaz hendak ke masjid, ia cuma berpesan:  "Siap-siap ke masjid".  Begitu ustaz pergi, saya segera ambil radio.  Berbaring sambil mendengar musik heavy metal dan rock n roll.  Di periode inilah saya tidak pernah masuk Kismul Aman.  Sebab, pihak Kismul Aman tidak berani mencari saya ke mes.     Kebiasaan saya ke bioskop juga tidak terusik.  Kalau malam Ahad, saya tetap bisa nonton midnite show di Artis.  Modus operandinya, saya tidak mengatupkan gerendel jendela.  Kalau tengah malam pulang, saya mengendap-endap membuka jendela.     Tidak selamanya rencana berjalan mulus.  Saya pernah marah dengan Misbah karena ia mengatupkan gerendel ke lubang.  Akibatnya, saya tidak bisa masuk.     Saya akhirnya berjingkrak-jingkrak melewati rawa.  Kemudian memanjat jendela untuk membangunkan Misbah.  Nasib apes lainnya, dua bibi (juru masak) memergoki saya berusaha membuka jendela di suatu subuh.  "Beginilah kalau kau suka melarikan diri ke kota pergi nonton".     Di mes kalau mandi tidak perlu menimba air di sumur.  Sebab, ada selang dari dapur.  Saya cuma membahanakan seruan.     "Bibi, kasih jalan air, Pak Kadir mau mandi".     Air langsung memancar ke drum.  Di suatu sore, cuaca cukup panas.  Sementara drum kosong.     "Bi, kasih jalan air! Pak Kadir mau mandi!"     Mendengar teriakan saya, bibi membalas sambil bersungut-sungut.     "Pak Kadir ada di kota!  Nasinya saja masih ada di kantin!"  Air yang saya tunggu pun tidak mengalir.  Akhirnya ke sumur dengan langkah gontai.     Setelah beberapa lama tinggal di mes, saya pajang papan nama jalan antara mes dengan rumah ustaz yang berada di samping.  Tiap santri yang lewat mes, pasti melihat papan nama bertuliskan Jalan Bugis.     Setelah enam bulan, Pak Kadir memanggil saya di ruang tamu.     "Saya lihat kau sudah baik, sudah sadar.  Jadi kau nanti pindah untuk bergabung dengan santri lain".     "Saya jangan dipindahkan dulu, Pak.  Saya belum sadar", pinta saya sambil memelas.     "Tidak, kau sudah baik.  Saya juga sudah dapatkan kau kamar di Asrama Panglima Polem".     Saya langsung lemas.  Mes ini bagi saya adalah puri, sekarang mau dipindahkan ke bangsal.  Kapok jadi orang baik.
Teh Sedap     Ketika duduk di kelas dua, saya sudah langganan Mahkamah Lugha (penghukum santri yang tidak berbahasa Arab).  Malam itu banyak santri yang diadili di ruang Majelis Guru, termasuk saya dan Imran Syukri.     Saya bersama Imran memilih diadili terakhir.  Akhirnya giliran itu tiba.  Kami diadili oleh Bahrum (bukan nama sejati), santri kelas empat.  Orangnya pendiam, tetapi, jenaka.     "Kenapa kau?" tanya Bahrum.     Saya dengan Imran menjawab kalau menggunakan bahasa Indonesia.  Bahrum kelihatan kurang bersemangat.  Mungkin letih.     "Jadi kau berbahasa Indonesia".     "Iya".     Bahrum kemudian mengumpulkan gelas berisi sisa teh yang tadi siang diminum oleh guru dan pembina.  Sisa teh lantas disatukan dalam sebuah gelas.  Terkumpul hampir setengah gelas.     Bahrum menatap saya dan Imran.     "Minum ini", ujar Bahrum seraya menyodorkan gelas berisi teh.     Saya serta Imran bergeming, mengira perintah Bahrum sekedar canda.     "Haris! Minum ini!", seru Bahrum dengan mata terbelalak.     Tiba-tiba saya merasa ini bukan guyon.  Saya dan Imran saling memandang.     "Imran!  Minum ini".     Imran menggeleng.     "Betul kau berdua tidak mau minum!", bentak Bahrum seraya menggebrak meja.     Rasa takut membuat mulut terkatup.  Saya dengan Imran tetap menggeleng.     "Kalau kau tidak mau minum!  Saya yang minum!", suara Bahrum meninggi.  Saya dengan Imran tetap bertahan, tidak mau minum teh sisa.  Apalagi sudah basi.  Baunya apak karena dibikin tadi pagi.     "Jadi betul kau tidak mau minum!"     Begitu melihat saya dengan Imran menggeleng, Bahrum mendadak meneguk teh itu.  Saya serta Imran melongo.  Sesudah menenggak, Bahrum mengusap mulutnya dengan telapak tangan pertanda puas.     "Laziz (sedap)" katanya sambil memegang jakun.     Imran tidak bisa menahan tawa.  Perlahan, saya ikut tertawa.     "Ukhruj (keluar).  Kau sudah diadili", katanya sambil mengibaskan tangan, menyuruh kami meninggalkan ruang Majelis Guru.     Saya dan Imran bergegas pergi sambil terbahak-bahak.  Sinting betul.
Toilet Berhantu     Pada 1982, toilet yang berada di sisi tiap asrama ditutup.  20 toilet baru dibangun menghadap ke timur di sisi belakang kampus.  Di sebelah barat toilet terhampar danau Universitas Hasanuddin.     Kalau menuju toilet, santri lewat di Jalan Bugis.  Sebelum mencapai toilet, terdapat sebuah sumur.  Dari lima sumur saat itu, hanya sumur ini yang tidak dipakai mandi.  Airnya tidak jernih.     20 toilet ini digunakan sekitar 500 santri.  Hiruk-pikuk terjadi sesudah makan siang.  20 toilet dijejali antrean.     Di suatu malam, seorang santri kelas satu buang hajat di toilet 19.  Ia tiba-tiba menjerit-jerit.  Sebab, melihat sesosok tubuh berpakaian putih.  Berita langsung menjalar bak virus ke segenap kamar.  Ada invasi makhluk halus sebangsa pocong.  Malam itu, pesantren gempar.  Santri dilanda ketakutan.     Sebelum sarapan, saya selalu ke toilet.  Pagi itu, 20 toilet lengang.  Saya kemudian ke toilet 20, paling ujung.  Baru kali ini saya merasa nyaman di toilet.  Tidak terdengar langkah kaki, derit pintu atau bunyi air dalam embar.     Di hari ketiga, saya coba masuk toilet 19.  Ada ember merah dengan posisi terbalik.  Ini pasti ember santri malang itu.  Lantai toilet tampak kering, pertanda tidak pernah dipakai.  Selama beberapa hari, mungkin hanya saya yang menggunakan toilet 18, 19 dan 20.
Tumblr media
Khusus 17 Tahun     Secara normal, dua kali kesempatan saya nonton di bioskop selama sebulan.  Sebab, santri dibolehkan pulang tiap dua pekan.  Secara abnormal, saya bisa nonton tiap pekan karena bolos.     Jumat, 31 Agustus 1984, saat mentari mulai tergelincir.  Saya ke bioskop Mitra, di samping Karebosi.  Film yang diputar The Seduction dengan bintang Morgan Fairchild dan Michael Sarrazin.  Sesudah membeli harga tanda masuk (HTM) alias karcis berharga Rp 1200, saya duduk menghadap pintu masuk gedung pertunjukan.     Beberapa penonton mulai masuk.  Saya kemudian melihat Saldi (bukan nama sebenarnya) sedang membeli HTM di loket.  Saldi tidak menyadari kalau saya memperhatikannya.     Saldi merupakan adik kelas.  Tubuhnya pendek serta ramping.  Kalau berjalan, terlihat pijakan kakinya tidak kokoh.  Seperti oleng karena tidak terkena gravitasi bumi.     Dengan karcis di tangan, ia kemudian ke pintu masuk.  Penjaga menghentikan langkah kakinya.     "Tidak boleh masuk!"     Saldi kemudian menjelaskan bahwa ia sudah berusia 17 tahun.  Penjaga tetap melarangnya.  Sebab, postur tubuh Saldi tidak meyakinkan sebagai penonton film erotis.     Saat itu, Morgan Fairchild digembar-gemborkan media Tanah Air sebagai simbol seks Hollywood.  Sekarang ada santri berperawakan mini mencoba peruntungan melihat fisik sensual Morgan Fairchild.     "Tidak boleh", sembur penjaga sambil mengeleng-gelengkan kepala kepada Saldi yang belum beranjak dari jalan masuk.     Saya mungkin berhalusinasi saat melihat Saldi memegang ikat pinggangnya.  Ia seolah hendak melepas kancing celana bagian atas.  Imajinasi liar saya berkemacamuk, barangkali bocah itu ingin membuka celana guna membuktikan kepada penjaga bahwa ia sudah disunat.     Adegan di Mitra membuat saya cekikikan.  Mungkin belum saatnya Saldi nonton film erotis.  Apalagi, menyaksikan tubuh mulus Morgan Fairchild.     "Camera Roll...Action!"
Ustaz Gadungan     Pada 1984, suasana politik Indonesia memanas.  Apalagi, terjadi pembantaian terhadap ratusan Muslim di Tanjung Priok pada 12 September 1984.     Peristiwa yang terus-menerus memojokkan umat Islam, dijadikan dalih oleh orang bernama Didin untuk mengeruk keuntungan.  Sasaran empuknya siapa lagi kalau bukan santri Pesantren IMMIM.     Didin atau panggilan takzimnya ustaz Didin, betul-betul panen raya.  Korban terbanyak dari Angkatan 85 dan 86.  Tiap malam ada utusan santri menemuinya di di Jalan Cenderawasih.  Utusan ini kemudian membawa informasi tentang perlawanan terhadap rezim zalim.  Warta berlabel rahasia sempat beredar di kampus:  "Pejabat tinggi negara si Fulan sudah mati batin".     Darah muda santri dibakar dengan janji untuk berjihad.  Santri-santri yang buta politik akhirnya terseret.  Rapat-rapat gelap sering diadakan di kamar tertentu.     Saya sempat dibisik oleh teman.     "Tadi malam orang rapat.  Fadil Mahmud (nama samaran) berseru bahwa halal darahnya Haris Bugis".  Saya tertegun, begitu mudahnya saya mau dibunuh.     Saya memang tidak tergiur ikut aktivitas Gerombolan Pengacau Pesantren (GPP) anak buah si Didin.  Saya menentangnya dengan sikap sinis.  Kebencian mereka terhadap saya makin membara gara-gara saya berkiblat ke Hollywood.  Hampir semua seleb dan ikon popular Amerika saya paham.  Pasalnya, saya bermazhab Liberalisme Silaturrahmi.  Visi berbeda karena saya anak kota, bukan bocah pedalaman.     Jurus terakhir Didin yakni meminta kerelaan hati santri untuk menyumbang.  Inilah inti dari sepak-terjang Didin.  Menurutnya, sumbangan tersebut untuk membeli senjata.  Santri GPP pun bergegas menyumbang.  Tragisnya, banyak yang menyumbangkan uang SPP.     Sesudah menyumbang, santri GPP diiming-imingi pangkat kemiliteran.  Saya sempat sekamar dengan seorang kakak kelas.  Ia geli campur malu kala berkisah. Menurutnya, ia waktu itu menginginkan pangkat kapten.    "Terbayang saya memegang granat lalu melontarkan ke musuh".     Daswar Muhammad berkomentar di Facebook bahwa Lesmono Saleh (nama palsu) ditunjuk sebagai personel di bagian logistik.  Tugasnya meledakkan jembatan Tallo.     "Seperti saja di film", tulis Daswar.     Santri GPP akhirnya terendus oleh pembina.  Jika mengajar, Abdul Kadir Massoweang mengimunisasi teman-teman yang terpapar virus Didin.     Saya sempat bertanya kepada Pak Kadir.     "Menurut mereka pejabat tinggi negara ini sudah mati batin".     "Apa maksudnya mati batin?"     Santri GPP akhirnya sadar kalau kena tipu oleh ustaz gadungan.  Mereka akhirnya kelabakan.  Sebab, bagian keuangan pesantren menagihnya.  Ada yang belum bayar SPP sampai tiga bulan.
Tumblr media
Booegies Lahir     Pada 1980, jumlah kelas satu di Pesantren IMMIM sekitar 150.  Santri baru bernama Abdul Haris ada dua.  Ini merepotkan saya jika dipanggil, terutama kalau ada tamu.     Sesudah semester pertama, saya ditempatkan di Asrama Datuk Ribandang kamar sebelah timur.  Sebelumnya di kamar sebelah barat saat masih berstatus santri baru.     Pada 1981, setelah semester menjelang naik kelas II, diadakan Porseni.  Di suatu kesempatan, saya pinjam spidol Azhar Ahmad (nama samaran).  Terlintas di benak untuk mencari cara agar nama saya unik kalau dipanggil.     Modifikasi nama perlu agar saya tidak saling berbenturan kepentingan dengan Abdul Haris yang lain.  Iseng-iseng saya tulis di pintu lemari "Abdul Haris Booegies".  Tulisan saya agak besar, akibatnya di pintu cuma tertera "Abdul Haris Booegis".  Huruf "e" kehabisan tempat.  Saya menggunakan dua huruf "o" supaya mirip 007.  Ini juga agar tampil beda dengan nama yang jamak terlihat "Boegis".  Sejak itu, saya mulai memperkenalkan nama "Haris Bugis", yang tulisannya "Haris Booegies".     Nama Haris Bugis cepat dikenal.  Sebab, hampir tiap malam disebut di masjid karena masuk Kismul Aman (pengadilan santri bandel) atau Mahkamah Lugha (pengadilan santri yang tidak berbahasa Arab).  Ini jelas promosi gratis.  Terima kasih untuk Kismul Aman maupun Mahkamah Lugha yang turut melambungkan nama Haris Bugis.     Ketika naik kelas tiga, Muhammad Thantawi yang orang Bone memanggil saya Haris Ogi.  "Ogi" artinya "Bugis" dalam bahasa Bugis.     "Bukan Haris Bugis, tetapi, Haris Ogi", seru Thantawi di hadapan saya.  Sejak itu, ia selalu memanggil saya Haris Ogi. Seiring waktu, Thantawi akhirnya memanggil saya "Ogi".  Nama ini keren juga, pikir saya.     Saya terakhir memperkenalkan diri sebagai Ogi saat ujian Aliyah.  Siswi MAN yang ikut ujian di pesantren menanyakan nama saya.    "Ogi".     Serentak sekumpulan cewek MAN tertawa.     "Namanya mirip di film kartun, Yogi".     Ketika kuliah, banyak yang geli dengan nama Abdul Haris Booegies.  Nama dari era sebelum Masehi, sindir mereka.  Sedangkan Zaenal Abidin yang merupakan alumni pertama Pesantren IMMIM, heran karena nama itu menggunakan ejaan Belanda alias ejaan Van Ophuijsen.  Walau nama "Booegies" dituding dari zaman prasejarah, tetapi, bisa tertera di Pedoman Rakyat, Panji Masyarakat dan Tempo pada 1988.     Pada 2010,  Facebook makin melambung.  Di sini muncul masalah.  Ada yang memakai "Booegies" di namanya.  Saya sempat menegurnya karena merasa itu hak milik saya.  Makin lama kian banyak pengguna "Booegies" di media sosial.  Bahkan, ada grup di Facebook bernama "Booegies".  Lebih mengejutkan ketika saya mendaftar di suatu media sosial.  Ternyata sudah ada username "Booegies".     Saya tidak bisa lagi berkutik untuk menegur.  Saya cuma menghibur diri.  Barang luks memang banyak ditiru.
Pertanyaan Maut     Dedi Mawardi (bukan nama asli) termasuk Gladiator 86 yang paling sering muncul di seluruh kegiatan IAPIM (Ikatan Alumni Pesantren IMMIM).  Ia penurut, tidak mengeluh jika mengemban amanah.  Sekali peristiwa, ia sempat berbincang dengan Fadeli Luran, pendiri IMMIM.     "Siapa nanti pengganti Bapak kalau meninggal?", tanya Dedi.     Wajah Fadeli Luran tiba-tiba berubah.  Ia tercenung.  Sekilas rona wajahnya menyemburkan kesedihan.  Ini pertanyaan maut yang rumit dijawab.  Sebab, menyangkut peremajaan organisasi besar.     Regenerasi merupakan masalah pelik.  Tentu saja, sosok Fadeli Luran sulit digantikan oleh siapa pun kala itu di tahun 80-an.     Sesudah Fadeli Luran meninggal, Dedi dipercaya sebagai pemegang kunci kantor Ketua IMMIM.  Di sofa kantor yang terletak di Gedung IMMIM itu, ia sering tidur siang.     Saya pernah mengendap-endap masuk saat Dedi tidur siang.  Saya kemudian duduk di kursi Fadeli Luran.     Tiba-tiba Dedi terlonjak.  Ia menatap saya.  Kaget.  Kemudian mencengkeram dadanya.     "Astaga!  Saya kira Abuna (bapak kita) Fadeli Luran!", seru Dedi.     "Kau lewat dari mana?  Pintu saya kunci!", tanya Dedi sambil berjalan ke arah jendela.  Ia bergegas memeriksa jendela untuk memastikan kalau jendela juga terkunci.  Dedi mengira saya lompat dari jendela.     "Kau lewat dari mana!  Sudah berapa lama kau disitu!  Saya saja tidak pernah duduk di kursi Abuna", sembur Dedi.     Saya menggaruk kepala yang tidak gatal.  Tadi saya lewat dari mana?  Plafon...?
Bioskop Pak RT     Saat kelas III, banyak teman ke rumah Pak RT nonton video.  Masa itu, nonton film merupakan hiburan langka.     Dari isu yang berhembus, santri dikutip Rp 50 untuk sekali nonton.  Ada pertunjukan siang ada pula malam.  Saya tidak tahu film apa yang diputar.  Saya tidak pernah ke sana.  Malu nonton kalau bukan di bioskop.     Santri yang keluyuran ke rumah Pak RT, akhirnya diendus oleh pembina.  Di suatu malam, pembina bersiap menyergap para santri yang bolos pergi nonton video.     Ketika rombongan santri masuk kembali ke area kampus, mereka terkejut.  Wajah mereka disorot senter oleh pembina.  Kontan para santri mengambil langkah seribu.  Sebagian sempat masuk ke pondok.  Sisanya lari kembali ke lorong yang menuju rumah Pak RT.     Santri yang masuk kampus dikejar, termasuk Dedi Mawardi (pasti ini nama palsu).  Terjadi kepanikan.  Santri pun berhamburan seperti kelereng yang tumpah dari kaleng.  Kocar-kacir.  Suasana mencekam.     Sebagian santri lari ke laboratorium yang berbentuk rumah panggung.  Suasana di seputar laboratorium memang remang-remang.  Selain terkesan kelam, juga becek.  Ini sempurna sebagai tempat persembunyian.     Pembina tidak kalah cerdik.  Mereka menyorotkan cahaya senter mencari santri yang merapatkan tubuh ke tiang-tiang laboratorium.     Sorot senter membuat seorang santri ketahuan karena tidak sempurna menyembunyikan tubuh di balik tiang bangunan.     "Kau Dedi!", seru ustaz Hasnawi Mardjuni, pembimbing tahfiz al-Qur'an.     "Iya, ustaz", jawab Dedi memelas sambil membolak-balik al-Qur'an di tempat gelap.     "Apa kau kerja di situ", bentak ustaz sambil menyorotkan cahaya senter.     "Saya baca hafalanku, ustaz".     Sependek pengetahuan saya, hanya dua manusia yang bisa membaca di tempat gelap; Clark Kent (Supernan) dan Steve Austin (The Six Million Dollar Man).  Malam ini, ternyata ada juga santri Pesantren IMMIM yang bisa membaca di tempat gelap, namanya Dedi Mawardi!  Ini baru namanya Gladiator 86.
Disogok Wafer     Saat kelas III, bercerita seorang santri kelas VI.  Usai santap siang, ia mengisahkan hikayat di sisi tempat tidur saya.     "Tahun lalu seperti waktu ini sesudah makan siang, saya mendatangi Ketua ISPM (Ikatan Santri Pesantren IMMIM) yang seangkatan saya.  Saya marah dengan dia karena sesuatu hal".     Sebenarnya Karni Mahardika (jelas ini nama palsu) orang tetutup.  Jarang bergaul.     "Saya ke kamarnya dengan rasa marah.  Ketika melihat saya, ia mempersilahkan duduk di tempat tidurnya.  Begitu duduk, ia menyodorkan satu wafer kecil.  Saya tidak bisa menolak", Karni melanjutkan cerita.     "Silahkan makan", ujar Ketua ISPM atau Ketua OSIS(Organisasi Siswa Intra Sekolah).     "Seketika rasa marah saya hilang", ungkap Karni sambil ketawa.     "Kami kemudian berbasa-basi.  Saya geli kalau mengenang ini.  Saya cuma disogok sebiji wafer kecil, mendadak saya diam.  Terlupa semua kejengkelan.  Padahal, saya datang untuk memarahinya", jelas Karni seraya tertawa.     Biskuit, wafer atau kue apa saja merupakan makanan berharga di pesantren.  Tidak semua orang bisa menikmatinya.  Pertama, pesantren adalah wilayah karantina.  Tidak sembarang waktu diperkenankan keluar.  Kedua, banyak santri yang pas-pasan secara finansial.     "Kamu tahu kan wafer berlapis cokelat itu.  Pembungkusnya jingga bergambar Superman.  Isinya sebanding dengan ibu jari.  Kecil.  Saya hanya disogok wafer begitu langsung batal marah", Karni terbahak-bahak.
Tumblr media
Stensilan Yolanda bertanggal 27 April 1981
Momok Seksi Keamanan     Namanya Bahrum.  Ia pengurus Ikatan Santri Pesantren IMMIM (ISPM) Seksi Keamanan (Kismul Aman).  Tubuhnya seperti kebanyakan santri, biasa saja.  Wajahnya juga tidak sangar.     Bahrum kelas V ketika saya santri baru.  Bisik-bisik terdengar bahwa ia sangat berbahaya.  Tentu saja kami kelas satu merasa tidak enak, ngeri.     Hembusan bisik-bisik ternyata bukan gosip balaka.  Kalau subuh, ia cuma berseru: "Bangun!"  Dijamin semua santri kelas I, II, III dan IV serempak bangun.  Rasa kantuk yang masih minta untuk berdekatan dengan bantal, langsung sirna.  Mata yang masih mau tidur langsung terbelalak.  Kantuk pergi bak debu yang ditiup sang bayu.     Di dalam masjid, suasana langsung hening kalau ia masuk.  Nafas teman yang di samping, depan dan belakang, bisa terdengar karena tidak ada gerakan.  Suara tapak kaki semut pun seolah terdengar.     Bahrum makin ditakuti karena menempeleng lima kali dari belakang santri kelas II.  Suara tamparan itu menggema ke empat dinding masjid.  Pekik marah Bahrum menambah horor.     Dalam ingatan saya, inilah awal dari ketakutan Gladiator 86 kepada Bahrum.  Ia menjelma momok.  Kehadirannya selalu memaksa hati gentar tak terkira.     Aksi penempelangan itu sempat saya lihat.  Sebagai santri baru, saya menganggap perlakuan itu sungguh mengerikan.  Kami jauh dari orangtua.  Tujuan ke pesantren untuk belajar.  Di luar dugaan, ada praktek fisik yang membuat nyali mengerut.     Rasa takut berlebihan dengan Bahrum membuat saya berpikir tujuh kali untuk melakukan pelanggaran.  Selama di Seksi Keamanan, ia tidak pernah mengadili saya.
     Ketika tamat, Bahrum mencari saya.  Dua teman di dua kesempatan  memberitahu bahwa saya dicari Bahrum.  "Ada apa gerangan".  Kenapa dia cari saya.     Usai Zhuhur, Bahrum menemui saya di Asrama Datuk Ribandang kamar sebelah timur.  Ia melongok dari jendela karena saya di ranjang atas.
     "Kau masih punya stensilan Yolanda?", tanya Bahrum sambil tersenyum sesudah kami berjabat tangan.  Saya tersipu.     Rupanya selama ini, Bahrum tahu saya suka mengoleksi bacaan pembangkit fantasi.  Nakal juga dia.     Sampai sekarang, Bahrum dikenang sebagai sosok keamanan yang bisa menggerakkan santri paling malas untuk ke masjid.  Ia ikon abadi Seksi Keamanan.  Tak ada yang bisa menggantikan posisinya.  Ia mirip Rhoma Irama, tak ada yang bisa mengudeta tahtanya sebagai Raja Dangdut.     Sejak Bahrum tamat, teman-teman yang hendak ke masjid sering berseru ke santri yang masih mengaso.  "Ada Kak Bahrum!"
Semalam di Masjid Raya     Saat kelas II, saya mulai aktif nonton di bioskop.  Hiburan di awal 1981, tidak banyak.  Ada hiburan murah-meriah, yaitu penjual obat di pinggir jalan dekat Pasar Sentral.  Mereka kerap mempertontonkan atraksi unik.  Terus terang, saya tidak suka tontonan begini.  Terlalu norak.     Saat kelas III, saya pernah nonton dari sore sampai tengah malam di empat bioskop.  Pukul 15.00, saya nonton di Bioskop Ratu di Jalan Lembeh.  Kemudian ke Bioskop Jaya saat pukul 17.00.     Malam pukul 20.00 saya di Bioskop Artis II.  Berlanjut ke Bioskop New Artis pukul 22.00.     Saya kemudian ke Bioskop Istana untuk nonton film midnite show.  Setiba di bioskop, saya heran.  Ini film silat, bukan film cowboy seperti iklan di koran.     Saya pulang.  Kecewa menyelimuti hati.  Saya berjalan kaki menuju Masjid Raya untuk menunggu mikrolet (petepete).     Dalam perjalanan pulang, saya tidak habis pikir.  Mengapa film di Bioskop Istana bukan film cowboy seperti tertera di iklan.     Beberapa hari ini kemudian, semua terjawab.  Saya salah bioskop.  Saya mestinya ke Bioskop Benteng, bukan ke Bioskop Istana.  Sampai sekarang, saya sesali berlarut-larut kesalahan ini.  Andai jeli, saya pasti tercatat di Guinness World Records sebagai satu-satunya santri di dunia yang pernah nonton di lima bioskop dalam satu malam.  Belum mujur namaku tertoreh di Guinness World Records.     Di Jalan Masjid Raya di samping Masjid Raya, saya bertambah kecewa.  Tidak ada lagi mobil angkutan.  Sepi.  Penjual kue dan gorengan yang berjejer di selatan masjid, sudah beranjak pergi.  Gorengan di masa itu hanya lumpia dan bikang doang.  Tahu isi belum ada.     Saya letih berdiri.  Dari tadi siang saya jalan kaki dari satu bioskop ke bioskop lain.  Kini, lelah mulai terasa.  Mata pun sejak tadi minta dipejamkan.     Saya menghela nafas.  Tidak bisa pulang ke pesantren tercinta.  Saya menoleh ke belakang memperhatikan pintu masjid.  Pintu kaca itu ada dua.  Membukanya harus didorong ke samping.     Saya kemudian melewati pintu pagar menuju pintu kaca masjid.  Di sisi pintu kaca saya duduk, tetapi, serangan nyamuk sungguh biadab.  Saya mulai jengkel.  Lelah dan kantuk merasuk tubuh.  Sekarang nyamuk mengganas di sekujur tubuh.     Saya perlahan mendorong pintu kaca.  Terbuka sejengkal.  Saya menjulurkan kepala.  Begitu kepala masuk, saya miringkan tubuh.  Bahu kanan di bawah kemudian kaki mendorong tubuh.  Akhirnya saya bisa masuk masjid untuk tidur.     Saya terbangun ketika azan Shubuh dikumandangkan.  Saya bergegas tinggalkan masjid.  Tidak lama menunggu di jalan, langsung ada mikrolet.  Asyik, pulang ke pesantren untuk tidur.     Dua kali saya menggunakan modus operandi yang sama di Masjid Raya.  Terakhir saya dibangunkan seorang jamaah.  Ternyata azan sudah selesai digaungkan.
0 notes
wardahaliya · 5 years ago
Text
#resep
Sahlab
Bahan-bahan:
1 L Susu
2.5 sdm Tepung Maizena / 1 sdm Tepung Sahlab
4 sdm Gula
1 sdt Vanili atau 2 sdt air mawar
Kacang pistachio, potong kecil-kecil
Bubuk kayu manis
Cara membuat:
Campur susu, tepung, gula, dan vanili, lalu rebus dengan api sedang
Aduk terus hingga mendidih dan mengental
Masukkan kedalam gelas
Taburkan potongan pistachio dan bubuk kayu manis diatasnya
Sahlab siap dihidangkan
Disclaimer: (cocok untuk takjil berbuka)
Salep (bahasa Turki: salep, sahlep; bahasa Persia: ثعلب, sa'alab'; bahasa Arab: سحلب, saḥlab‎; bahasa Albania: salep; bahasa Azerbaijan: səhləb; Ibrani: סַחְלֶבּּ, saḥlab; bahasa Yunani: σαλέπι, salepi'; Serbia, Makedonia, Bulgaria dan Bosnia: салеп, salep) adalah sebuah tepung yang terbuat dari umbi dari genus anggrek Orchis (yang meliputi spesies Orchis mascula dan Orchis militaris). Umbi tersebut mengandung nutrisi, bubuk polisakarida yang disebut glukomanan. Tepung salep dikonsumsi dalam minuman dan hidangan penutup, khususnya di tempat-tempat yang dulunya menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Salep)
mas.war
Surabaya, 30 April 2020. 07.07
0 notes
sinarbulan · 4 years ago
Text
Selamat malam
Sini ku ceritakan tentang ini agar kita tutup dan jadi kenangan.
Mulinya hari kamis subuh tanggal 14 januari, hari pertama sdah lumayan kau tahu tentangnya.
Tanggal 15.
Hmm keadaan kami lebih baik.  Kagak ada apa-apa, cuma malam main-main sama kakak dan adik-adikku 😅 lama sih kami kagak main seperti itu 😂🤭 walau tanpa listrik tapi seru dan ramenya seprti biasa, dan malam itu ayah cerita banyaaak cerita-cerita sebelum tidur 😅 kayak waktu adik-adikku masih kecil-kecil.
Tanggal 16.
Hari itu aku turun entah kenapa lupa 😂. Aku pergi lihat rumah-rumah keluargaku, kamu tahu kan kami selorong semuanya keluarga 😅, emm subhanallah aku kerumah kakak sepupuku, rumahnya sangat berangkat ☹️, dan aku sama adikku bantu bantu bersih-bersih , katak kakak sepupu " kalian masyallah banyak di rumah kalau aku sendiri". Setelah itu aku bersyukur banget karena kami banyak 😅.
Terus aku kembali kerumah makan, lanjut bersih yang kami bisa bersihin dalam keadaan itu.
Malmnya aku yang baca buku kisah-kisah nabi untuk adik-adikku , sambil sedikit menjelaskan kosakata bahasa arab 😅, merka masih anak-anak kecil bahasa dan kosakata merka cepat mengabil dari bahasa indo, harus di jaga 😅😬.
Ouuh iya aku sadar 😅 sebelum tidur kalau aku cerita atau baca buku itu mengantukkan😂.
Kamu coba kalau kagak bisa tidur cerita - cerita dulu👍🏼😂.
Tanggal 17.
Aku bangun tidur kaget 😬😅, kau ngirim sesuatu kepadaku 😅 aku sih kayak kurang nyaman 😂😂. Tapi sudah aku terima hanya karena kamu ☹️👊🏼❤️, + kagak bisa ku tolak karena kau ngirimnya tanpa kau beri aku tahu 👊🏼.
Hari itu kagak ada kejadian apa-apa cuma tanganku sedikit kena panas dan kebakar😅, tapi sudah alhamdulillah baik tanpa bekas 😇.
Tanggal 18.
Hari itu aku jalan-jalan kepasar, cari alat-alat untuk membersihkan rumah. Dan kamu itu FBI😂 tahu semua tempat  dari foto-foto yang ku kirim kekamu👊🏼😂. 
Hmm kagak ada sih sesuatu selin kamu muali buat SW kode-kode 😂❤️🤭.
Oouh iya.. Malam itu malam yang aku jalan sama ayah dan melihat bintang-bintang dan bulan🌒. Kami keluar untul cari air bersih, dan utnuk ke wc 🤭😂, kerumah teman ayahku, rumah beliau lumayan jauh, di sana sudah ada listrik dan air bersih.. Aku sama ayah kesana brsepeda 😂🤭. Aku di belakang ayah selalu bertanya 😅" aku berat, ayah capek?, aku turun aja 😂", jawab ayah" jangan. ayah bisa 🥺" di jalan aku kayak patung kagak mau bergerak takut jatuh 😂.. Setelah kami sampai kerumah temannya ayah, aku kewc , ayah dan temannya duduk dan ngobrol sambil mengecas baterai HP, aku sudah keluar dari wc. Teman ayah bikin gelas teh untuk ku 😂😅katanya aku masih anak-anak kagak boleh minum kopi 😂☹️.
Temannya ayah so baik masyallah 😂. Ayah dan temannya duduk bercerita tentang masa kecil mereka 🤭. Aku senang dong ketika melihat teman-tamn seperti itu ☺️. Dan malam itu aku tahu banyak cerita tentang ayah ☺️😇.
Tanggal 19.
Alhamdulillah kotaku sudah baik, lagi berjuang untuk kembali normal
Tanggal 20.
Aku hari itu karna lumayan kerjaan rumah selesai setelah sore aku. jalan-jalan bersepeda sama adik, kami kerumah tante.
Katanya " kenpa kalian baru aja datang aku minta tolong bersih-bersih 😅 kalin itu banyak di rumah"
Dalam hatiku " alhamdulillah aku punya kakak dan adik yang kerja sama 😅😇"
Kami dirumah tante hingga setelah maghrib baru kami kembali kerumah.
Tanggal 21.
Alhamdulillah kami baik.. Cuma lagi kritis air bersih 😅, dulu kataku sudah ada, tapii🙂 mati lagi, sampai sekarang masih belum ada ari leding. Cuma sedikit kadang ada kemudian mati lagi 😅-benar kah gitu air leding mati? 😅🤭🤔-.
Tapi alhamdulillah kok saat airnya ada kami bisa mengisi galon-galon..
Dalam keadaan seperti ini aku sangat merasa beruntungnya aku dengan tetangga-tetangga baik yang sekitar aku, dan aku beruntung punya kakak dan adik seperti ini🥺. Alhamdulillah
Itu saja yang bisa ku bagi sama kamu ☺️.
BTW kamu harus tahu, yang dekat sini mungkin merka bisa membiarkan dukungan dan membantuku secara sensorik/dukungan finansial , tapi hanya kau satu-satunya yang memberikannya secara emosional/dukungan moral ❤️.
Assalamualaikum..
Aku kagak punya sesuatu tuk ku tulis, maksudnya sesuatu yang wow😅..
Tapi ku akan menulis tentang yang ku pikirkan saat ini.., Kau tahu!, aku kagk tahu kenapa, tapi pasti ada hikmah yang tersimpan dibalik semua ini..
Hmm apa lagai ya..., pasti ada rasa sedih- sedih gitu 😅, tentu aku ada menangis diam-diam.
Kata kamu " jaga lah kesehatan, jaga dirimu". Aku kagak takut kalau aku sakit kalau aku apa-apa. Aku lebih takut kalau ayahku dan kakaku kena apa-apa, aku lebih takut kalau keluargaku sakit☹️. Karena mereka yang menjaga aku.
Ayahku yang keluar kena dingin untuk mencari  bantuan dan makanan untuk kami ☹️.Kakakku yang sering bikin aku kesal , dia suka  bikin aku kayak apa yah?! 🤔bikin aku marah untuk dia ketawa gitu🙂. Okey kagak papa! tapi kalau berlebihan aku nangis 😅 - sendiri-, karena aku kagak tahu pikiran apa dalam kepalanya, pasti kaka memikirkan kami adik-adiknya, jadi kalau aku jadi seperti hiburan kagak papa.
Dan ketika ayah dan kakak memanggilku untuk mengangkat sesuatu yang berat, ku melihat diriku di tempat adikku yang telah meninggal, mereka bertiga yang selalu saling bantu-bantu 🥺. Semoga adikku di tempat yang indah.
Kemarin sudah malam, aku tidak sengaja dengar ayah curhat sama Allah 🥺. Ayahku kagak ada sakit-sakit depan kami, tapi  aku tahu  betapa ayah memikirkan kami.
Karena itu aku kagak suka curhat atau mengabarkan hal-hal yang membuat aku sakit depan keluargaku.
Ku harus lebih berusaha untuk bisa membahagiakan mereka nanti, semoga aku bisa, dan ketika nanti aku belum mencapai itu dan aku telah bersamamu, ku harap dirimu menyemangatkan aku, berbagi sama aku ide-ide yang buat aku lebih baik, mengingatkan aku untuk selalu berbuat baik dan berbakti kepada orang tuaku.
Insyaallah aku juga bisa menguatkan hubunganmu dengan orang tuamu 🤭😇. Untuk nanti kau harap kamu mengerti bahwa  kamu di sampingku sangat cukup bagiku.
Alhamdulillah diriku masih bisa menangis berarti rasa-rasa sedih bisa keluar dengan tangis. BTW, aku pernah baca kalu air mata itu baik untuk kebersihan dan kecerahan wajah🤭😂.
Hmm apa lagi yah, mungkin keluargaku bukan keluarga yang sempurna, tapi aku sangat bersyukur, karena hatiku yakin antara kami pasti ada kasih sayang walau keluargaku bukan orang-orang yang mengungkapkan kata sayang,  tapi mereka sudah membuktikan itu dengan cara mereka masing-masing, aku bersyukur karena pasti Allah mengasih aku keluarga yang pas untukku. - semoga kau juga yang pas untukku 🥺-.
Aku bersyukur karena aku masih di rumah sendiri, bukan ngungsi atau di tempat evakuasi. Aku bersyukur karena rumahku terletak antara tetangga - tetangga yang baik , dan di samping rumahku ada kakaknya ayah, om aku yang sangaaat baik - masyallah 🤭-
Aku bersyukur karena punya teman-taman dan orang yang baik, yang nanyain kabar aku, dan ada teman yang datang dari jaaaaauh hanya untuk bertanya "udah kah makan, atau ku bawakan makanan? "🥺.
Aku bersyukur bisa belajar tentang keadaan seperti ini. Dan aku bersyukur walau suasananya terus hujan, tapi ku bisa berdoa di salah satu waktu yang mustjab, mendokan untuk diriku, keluargaku, kamu, dan untuk kita☺️❤️.
Aku bersyukur karena ada kamu, orang yang aku berbagi dengannya tentang yang aku pikirkan, mungkin tidak semuanya, tapi kau satu-satunya yang tahu tentang aku, kau satu-satunya yang paling dekat dengan hati dan pikiranku. Terimakasih banyaaaaaak ya❤️.
18 notes · View notes