#anton artis
Explore tagged Tumblr posts
Text
ⓘ ⠀ ' PARTY O'CLOCK ! | TEAMMATES
𝒘𝒉𝓲𝒄𝒉. song eunseok alas grasps the attention of his bandmates younger sister , y/n sosa after years of pining.
prev masterlist next⠀ ◞ ⭑⠀ ⠀ ˖𓍢 ⠀ ⠀ ⠀ ⠀⠀⠀ 말너⠀ 설이 ⠀⠀( ROCKLOSERS )⠀⠀ 이말⠀ 설평
y/n sosa﹗'03. ⠀ starting sophomore in university , with a basketball major , & minor in forensics science. born in trujillo alto , puerto rico. moved to korea at age fifteen. 5’11 + cap.
han julie﹗'00. ⠀ occurring senior in university , with a cheerleading major , & minor in forensics. born in Hawai'i , usa. moved to korea at age thirteen. 5’4 + aries.
kim minjeong﹗'01. ⠀ starting junior in university , with a basketball major , & minor in journaling. born in Busan , South Korea. moved to seoul at age ten. 5’5 + cap.
yizhuo ningning﹗'02. ⠀ starting sophomore in university , with a basketball major , & minor in bio medicine. born in Harbin , China. moved to korea at age ten. 5’3 + libra.
yuu jimin﹗'00. ⠀ occurring senior in university , with a basketball major , & minor in architecture. born in Suwon , South Korea. moved to seoul at age five. 5’6 + aries.
uchinaga aeri﹗'00. ⠀ occurring senior in university , with a basketball major , & minor in interior design. born in Seoul , South Korea. 5’4 + scorpio.
prev masterlist next⠀ ◞ ⭑⠀ ⠀ ˖𓍢 ⠀ ⠀ ⠀ ⠀⠀⠀ 말너⠀ 설이 ⠀⠀( ROCKLOSERS )⠀⠀ 이말⠀ 설평
SINCERELY , YOURS TRULY Ξ ©SEUNITAS, 2024
#⠀⠀⟡⠀⠀⠀⠆⠀⠀ p. arty ── o. clock !#layout inspo © i321u#kpop#kpop x reader#riize#riize x reader#riize smau#riize headcanons#riize eunseok#song eunseok#riize scenarios#riize imagines#riize smut#riize fluff#riize sungchan#riize shotaro#riize anton#riize wonbin#riize sohee#riize seunghan#kpop headcanons#kpop drabbles#kpop smau#kpop smut#kpop scenarios#female reader
23 notes
·
View notes
Text
Peppiblast Scugs Silly Doodle! (2/3)
I promise there's gonna be more doodles about them, this includes Rw scugs too. (And the Scug oc shenanigans)
Previous
.
.
Also funny doodle warning if you know this kind of symbol. I'm so sorry 😭
Yep..
#Izel & zero's art#he still not calling arti as his mom >:(#rain world#pizza tower#antonblast#rain world downpour#peppiblast#slugcat pipo#slugcat anton#THE GAY SCUGS
48 notes
·
View notes
Text
Playing
Anton Webern COMPLETE WORKS FOR STRING QUARTET AND STRING TRIO
Artis Quartett Wien
2 notes
·
View notes
Text
2005: The Edge gets arty at an exhibition by band photographer Anton Corbijn
Photograph: Daniel Boud/U2: A Diary by Matt McGee
18 notes
·
View notes
Note
So which hotels does he take his girlfriends to? I know he goes to the Carlyle but that’s an obvious arty choice. I’ve seen him in Soho House so I know he goes there, he was eating there on his own, so maybe not the same thing. Any more Alex Turner favourite hotels? I’m just curious! //
Besides Il Pellicano there is also one in St. Anton in Austria, the Severin's hotel
^
6 notes
·
View notes
Text
PERCAKAPAN DI DALAM MOBIL
“Nanti, ikut ke backstage aja, mau gak? Daripada sendirian, malah kayak anak ilang.”
“Emang boleh kalau orang asing masuk?” Tanya Aca sembari menoleh ke arah Ayis. Jika diperhatikan dari jarak yang tidak seberapa ini, paras Tuan Benjamin tampan juga. Hidungnya mancung, senyumnya lucu, matanya tajam. Aca sampai terpana sendiri.
Ayis yang merasa diperhatikan lama oleh tuan di sisi kiri, lantas menoleh sekilas bersama senyuman terpatri di bibirnya. Benar saja, Aca tertangkap basah memperhatikan Ayis tanpa kedip. Sejemang setelahnya, pandangan Aca kembali lurus ke depan; menahan malu sambil mengulum bibir; salah tingkah akibat perbuatan sendiri.
Malu, sungguh malu! Bisa-bisanya Ayis menoleh saat Aca sedang menikmati iras rupawannya. Sedang yang diperhatikan semakin melebarkan senyumannya secara naluriah.
“Lu kan bukan orang asing, Isaa. Gue yang bawa lu, kok. Nanti sekalian gue kenalin sama temen-temen gue. Tapi hati-hati sama mereka,” Aca kembali menoleh; kali ini raut wajahnya berubah jadi penasaran, “kenapa emangnya?”
“Mereka kayak satwa liar. Apalagi yang namanya Toto.”
“Toto? Toto yang pegang instrumen apa?” Tanya Aca. Dia lupa dengan wajah kawan-kawan satu band Ayis. Aca memang tidak terlalu atentif pada konser terakhir, karena tubuhnya terhuyung sana-sini. Kacau dan pusing!
“Toto pegang drum. Bassistnya namanya Alang. Terus ada anak seleb juga, pegang gitar, namanya Anton.”
“Oh, anaknya vokalis legendaris itu, ya?”
“Betul. Kok tau?” Ayis menoleh pada Aca yang tengah memeluk toples kudapan manis. Gemas betul, batin si wira.
“Dulu sempet denger beritanya. Sama dikasih tau temen.”
“Oalah. Kalau gue, tau gak gue megang instrumen apa?” Seperti sebuah kuis dadakan, Ayis mengaju tanya pada Aca. “Vokalis sama gitaris?”
“Betul! Pinter banget.” Puji Ayis yang membuat pipi Aca bersemu mendadak.
Oh? Reaksi tubuh macam apa itu? Masa dipuji pintar sedikit, bersemu sudah pipinya!
“By the way, Isa.”
“Aca aja panggilnya.”
“Aca?” Repitisi Ayis. “Iya, Aca panggilnya. Yang lain juga pada panggil Aca, kok.” Jelas Aca yang dihadiahi anggukan oleh Ayis.
“Oke, Aca. Lucu amat, Aca. Kalau gitu, panggil gue Ayis aja. Gak usah Harish. Kepanjangan.”
“Okay, Ayis. Nama kecil, ya, ini?” Aca mengelus toples permennya sembari melirik Ayis sesekali.
“Iya, nama kecil. Aca juga nama kecil, ya?” Aca lagi-lagi mengangguk. Untung, Ayis melihat melalui ekor mata. Jadi, dia sudah tau apa arti dari anggukan tersebut.
“Oh, tadi mau ngomong apa, Ayis?” Sekarang, Ayis yang gelagapan sendiri. Dipanggil Ayis oleh Aca, nyatanya lebih berdampak pada detak jantung Ayis. Gawat, sungguh gawat!
“Anu..” Mendadak rontok sudah kata-kata yang ada di kepalanya, “aduh, lupa.” Ayis terkekeh sendiri demi tutupi rasa gugupnya.
“Oh, itu. Mau nagih hadiah giveaway kemarin.”
Aca menepuk jidatnya, lupa kalau ada hal yang harus dilaku selain menonton pertunjukan Ayis. “Oh, iya! Selamat karena sudah menang, Ayis. Bakal kamu pakai lipstiknya?” Aca mengoper sautu kantong kecil yang dipercayai berisi batangan pewarna bibir dengan rasa penasaran. Sebab agaknya, Ayis bukan tipe yang senang memakai riasan begini kalau di atas panggung. Apalagi lipstik merah yang sangat kentara bila sudah dipakai.
“Enggak, sih. Cuma, pengen disimpen aja. Dijadiin kenang-kenangan. Atau dipakai untuk main truth or dare sama anak-anak.” Jelas Ayis seraya menaruh bingkisan itu di laci tengah mobilnya. “Thank you, Aca.”
“Sama-sama, Ayis.”
Setelahnya, kedua lelaki itu sempat bungkam sesaat. Ayis sibuk dengan kegiatan berkendaranya, dan Aca sibuk tenggelam dengan pikirannya sendiri.
“Oh, Aca.” Panggil Ayis, “iyaa?”
“Cantik, Ca. Riasan lu hari ini, cocok banget. Jadi keliatan cantik dan manis banget.” Puji Ayis tiba-tiba. Entah kesambet setan apa di perjalanan, tetapi keberanian ini datang secara tiba-tiba.
Oh, tidak. Pujian itu mengakibatkan panasnya wajah seorang Isaiah Elias Hakim. Bahkan, pendingin di dalam mobil tidak membuat pipi panasnya mereda. “Eh? Hahaha. Terima kasih pujiannya.”
“Sama-sama, Cantik.”
Rasanya, Aca ingin lompat dari mobil itu sekarang juga.
BERSAMBUNG.
3 notes
·
View notes
Text
Aku Tidak Mengerti
Aku tidak mengerti bagaimana cara berteman yang tidak tulus. Kawan-kawanku selalu berceloteh soal arti pertemanan dari kami kelas 1 MTs sampai kelas 6 MA, pun demikian saat kuliah. Terdengar klise tapi itulah yang kami jalani.
Aku tidak mengerti bagaimana cara seorang teman saling mengkhianati satu sama lain. Bukankah menjalin sebuah ikatan tidaklah mudah? Lalu mengapa merusaknya dengan semudah itu? Apakah karena ego, harta, tahta, atau wanita?
Aku ingin berkisah singkat tentang dua kawanku yang mengejar seorang perempuan yang sama. Perjuangan dan pengorbanan mereka bukan main. Keeratan persahabatan mereka apalagi. Namun persaingan mereka sampai pada titik saling merelakan perempuan yang mereka sukai untuk dimiliki oleh sahabat baiknya sendiri. Barangkali mereka teringat gurauan ust. Anton, "perempuan itu merusak, kalau jelek merusak mata kalau cantik merusak pertemanan".
Aku juga ingin berkisah singkat tentang kawanku yang hampir di-DO karena melakulan pelanggaran berat. Semenjak itu, kami selalu "menggendoli" dia dengan segala cara, hingga sikapnya memang benar-benar berubah. Atau setidaknya sampai kelulusan kelas 6 yang tinggal beberapa bulan lagi. Kami berhasil. Kawanku lulus. Kami senang bukan kepalang.
Kami seterbuka itu satu sama lain. Dari persoalan pribadi hingga ideologi, dari kelas teri hingga kakap. Sebab itu, bukan tak layak kalau kami sudah seperti saudara sendiri.
Namun ternyata pola demikian tidak bisa diterapkan dan diterima semua orang. Pola yang sudah lama kujalani itu membuatku bertanya.
Bagaimana cara berteman yang tidak tulus?
Bagaimana cara berteman yang penuh pengkhianatan?
Semoga pertanyaanku itu tidak terjawab.
3 notes
·
View notes
Text
Zeena LaVey è una figura importante all'interno del Satanismo moderno.
Zeena è la figlia dei fondatori della Chiesa Di Satana, Anton LaVey e Diana Hegarty, ed è inoltre la prima battezzata della Chiesa. A 13 anni era già stata completamente indottrinata secondo il culto della setta, riceveva regolarmente minacce di morte ed era incinta. Era destinata a diventare l’alta sacerdotessa della Chiesa di Satana, nonché sua portavoce, finché gli yuppie del Governo Reagan impazzirono e si inventarono storie di bambini sacrificati nei boschi dalla setta. Contro ogni aspettativa, Zeena iniziò a ribellarsi ai fanatici che la osannavano e, insieme a suo marito Nikolas Schreck, lasciò la chiesa nel 1990. Nel 2002 la coppia fondò il Movimento di Liberazione di Seth, un’organizzazione religiosa che permette alla gente di imparare a praticare le arti magiche senza essere sottomessa da una setta oppressiva, e aiuta gli ex membri di un culto a dimenticare il proprio passato tormentato.
Zeena è stata anche la portavoce della Chiesa di Satana per un periodo di tempo, contribuendo a diffondere la filosofia e le pratiche sataniche in tutto il mondo. Ha scritto diversi libri e articoli sull'argomento, contribuendo alla conoscenza pubblica del Satanismo e contrastando i pregiudizi e le false rappresentazioni.
Zeena LaVey è anche conosciuta per il suo coinvolgimento in varie attività artistiche e musicali legate al Satanismo. Ha formato una band chiamata "Radio Werewolf" insieme a suo marito Nikolas Schreck, con cui ha prodotto musica e performance ispirate alla cultura satanica.
Nonostante la sua importanza nel mondo del Satanismo, Zeena è stata anche oggetto di controversie e critiche da parte di alcuni membri della comunità satanica. Tuttavia, la sua influenza e il suo contributo alla diffusione delle idee sataniche rimangono evidenti e significativi.
Alla fine Zeena è riuscita a lasciarsi alle spalle la sua infanzia caotica e ora vive tranquillamente. Non si sa se abbia sul serio dei poteri magici, ma a volte sembra che lei sappia già quello che vuoi chiederle.
0 notes
Text
ISTRIKU CANTIK BERJILBAB
(Kisah Istri Berjilbab dan Binal)
Namaku Anton, Istriku bernama Maya dan kami sudah dikaruniai 2 orang anak prempuan yang cantik-cantik.
Anak yang prempuan pertama berusia 6 tahun sedangkan adiknya baru 3 tahun. Kami tinggal disebuah komplek perumahan ditengah kota Malang dan aku bekerja sebagai staff marketing disebuah perusahaan swasta sedangkan istriku adalah sebagai ibu rumah tangga.
Kehidupan seks kami selalu hangat, bahkan kami selalu bermain berbagai gaya seperti adegan yang ada difilm-film porno. Walaupun tidak tiap hari kami melakukanya karena kadang aku capek dan sibuk urusan pekerjaan.
Istriku sehari-hari mengenakan hijab terutama saat diluar rumah sedangkan saat dirumah hanya kadang-kadang saja. istriku memiliki paras hampir seperti artis bunga citra lestari dan tingginya istriku 170 cm dan masih mempunyai tubuh yang tidak terlalu gemuk masih ideal, payudara terbilang besar karena masih menyusui anak kami yang masih kecil sehingga putting susunya sangat besar dan Panjang seperti buah biji salak dan kecokelatan.
Istriku seorang yang muda bergaul dalam urusan seks dia tak segan mengungkapan keinginanya bila lagi horny, dia sangat pandai sekali membikin aku selalu terpesona dan bergairah kepadanya karena aku selalu melakukan hubungan seks sehari-hari dengan istriku pasti selalu memakai hijab satin dan daster-daster yang serba licin seperti kain satin.
Seperti malam ini kami aku sedang melakukan hubungan seks saat kedua anak-anaku sedang tidur pulas, dan kami lakukan di kamar depan dengan istriku yang selalu memakai hijab satin masih melekat dikepala istriku dan daster satin berwrna merah muda seperti warna hijabnya, aku memang lebih menyukai saat berhungan seks dengan istriku masih mengenakan hijab satin dan daster satin.
Saat itu aku sedang berhubungan seks dengan istriku posisi dari belakang dengan posisi berdiri dengan satu kakinya diatas ranjang.
“Anghhh….papaa…genjot terus lebih dalam lagi mama mau keluar”. Cplak cplok suara gesekan antara gesekan penisku dengan lubang vagina istriku.
“Iya Mamaaa….aanghhhh…punya mama makin enak dan hangat”, aku genjot semakin capat penisku keluar masuk kedalam lubang vaginanya.
Aku remas-remas kedua buah dadanya yeng masih terhalang dasternya sampai air susunya mucrat membasahi kain satin dasternya.
“Papaa….anghh…ciuma leher mama jilat Papa” istriku suka kalau lagi berhubungan seks suka minta dijilati lehernya kadang aku bikin cupang.
“Papaa….Anghh….ahhh…aahhhh…akuuuu…mauuuu….nyampeeee”, tak lama tubuh istriku megejang-ngejang kenikmatan hingga beberapa kali sampai-sampai kurasakan batang penisku yang ada didalam vaginanya terasa berdenyut-denyut saat dia orgasme.
“Terussss…..Maaa…..ini…juga….papaaa….mau keluar juga”, tak lama cairan spermaku mucrat didalam vaginanya yang masih berkedut-kedut juga saat dia juga orgasme.
Lalu kami terbaring diatas ranjang sampai kelelahan sambil berbaringan dan menonton video porno yang kami putar sambil ngobrol-ngobrol.
“Pah banyak banget keluarnya punya kamu, ini sampai meleleh dilantai dan diranjang” kulihat cairan spermaku Sebagian keluar dari lubang vagina istriku.
“Iya Ma…soalnya Mama hot banget malam ini”.
“Bukanya Mama tiap malam selalu hot pah”.
“Iya Mama tapi kayaknya daster sama hijab Mama bikin Papa hot lihat warna nya kayaknya baru ya”.
“Ya Pah tadi pas jalan diMall aku lihat kok seksi dasternya dan kebetulan hijabnya juga dengan warna yang sama jadi Mama beli buat Papa biar Papa selalu tertarik sama Mama”.
“Emang mama selalu ngerti kesukaan Papa” malam itu aku lakukan sampai dua kali bermain seks dengan istriku dan aku akhiri dengan aku nodan hijan dan dasternya sengan cairan spermaku.
Pagi-pagi aku terbangun, anaku yang paling gede sudah siap-siap mau pergi kesekolah dan aku mau segera mandi. Selesai mandi kulihat istriku masih didapur masih memakai daster satin yang semalam dipakai dan hijab yang sama masih dikenakan dikepalanya membuat batang penisku yang hanya memakai handuk tiba-tiba langsung berdiri dengan kokonya.
Kupeluk tubuhnya dari belakang “Papah bikin kaget Mama saja, awas kalau horny lagi”.
“Iya Mamah pagi-pagi lihat mama pakai daster dan hijab yang semalam kok jadi pingin nih Ma”
Aku cium istriku bagian lehernya dengan bibirku kemudian handuku langsung aku lepas dan jatuh kelantai. Batang penisiku aku gesek-geseknya dibagian belahan pantantnya yang terselip dikain satin dasternya yang sangat licin itu.
“Mamah…..pingin ngetot terus kalau gini sama Mama”.
“Ya Papa entot terus Mamah biar Papa puas, enak Pah gesek disitu”.
“Enak Ma….licin banget kain satin daster punya Mama bikin ketagihan Mama…unghhhh”.
“Terus digesek papa sampai punya Papa keluar”.
“Iya Mamah…..”, sambil aku perluk tubuhnya dari belakang dan kuremas-remas buah dadanya dan kuciumi bagian lahernya dan batang pensiku terus aku gesek-gesekan dikain satin dasternya.
10 menit kemudian cairan spermaku mucrat keluar membasahi kain satin daster istriku dibagian belahan pantatnya itu “Mamahhh…..anghhh…aahhh….ahhhh aku keluar Mamaa…” crot…crottt cairan spermaku keluar membasahi kain satin dasternya.
“Teruss…papa….keluari sampai Papa puas” kemudian aku terdiam sejenak menikmati sisa-sisa cairan spermaku sampai habis keluar.
“Makasih ya Mama, Maaf mama aku ngak masuki kedalam punya Mama soalnya jamnya sudah nagk keburu takut Papa telat”.
“Iya Papah…ngak papa yang peting Papa puas”.
“Nanti malam kita lanjut lagi Ya Mama…jangan lupa pakai daster ini lagi sama hijabnya juga ya mama sayang”.
“Ya jalas dong Papa pasti Mama pakai biar Papa horny terus sama Mama”.
“Jangan lupa sperai yang dikamar depan diganti dengan Sperai satin juga dengan warna yang sama seperti daster Mama biar seperti malam pertama itu”
“Ya Papa pokoknya malam ini serba satin Ya pah biar sama-sama hot”.
“Iya sayang”.
Sampai saat ini fantasi istriku selalu mengerti apa yang aku mau kalau aku melakukan hubungan seks dengan nya dan terimakasih kepada istriku Maya I LOVE YOU.
1 note
·
View note
Text
Even More Undeniable Proof That Our Cells Evolved From Asgard Archaea
[…] Hello and welcome! My name is Anton and in this video, we will talk about our ancestors the Asgard archaea microbes Links: https://www.nature.com/articles/s4146… https://news.utexas.edu/2024/08/21/ne… https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti… Previous video: • We Just Found a Missing Link For Evol… #asgard #archaebacteria #originoflife 0:00 Origins of life and asgard bacteria…
0 notes
Text
ⓘ ⠀ ' PARTY O'CLOCK ! CHAPTER ⋆ FIVE. ╰── ˖ she’s reminiscing and he’s ….. an utter mess.
⠀⠀⠀+ love 'sie : time stamps don’t matter !! playful banter & mentions of exes. major simping. arson jokes. msg mess up.
prev masterlist next⠀ ◞ ⭑⠀ ⠀ ˖𓍢 ⠀ ⠀ ⠀말너⠀ 설이 ⠀( TEAMMATES | ROCKLOSERS )⠀⠀이말⠀ 설평
prev masterlist next⠀ ◞ ⭑⠀ ⠀ ˖𓍢 ⠀ ⠀ ⠀말너⠀ 설이 ⠀( TEAMMATES | ROCKLOSERS )⠀⠀이말⠀ 설평
﹙𝓲ssue﹚ㅤ :ㅤ being the star captain of Seo-University’s basketball team earns the attention of masses. though , none of their lingering gazes attracted your curiosity , nor interest , aside from a singular individual. the only person who ever caught your eye throughout your years on campus.
players : @nujeskz . @cherrytaesan . @aerivrs !
SINCERELY , YOURS TRULY Ξ ©SEUNITAS, 2024
#⠀⠀⟡⠀⠀⠀⠆⠀⠀ p. arty ── o. clock !#kpop#kpop x reader#riize#kpop smau#riize x reader#riize smut#riize scenarios#riize imagines#song eunseok#riize eunseok#riize social media au#riize smau#riize suggestive#kpop hard hours#kpop social media au#eunseok x reader#eunseok#riize headcanons#riize fluff#riize shotaro#riize anton#riize sungchan#riize sohee#female reader
15 notes
·
View notes
Text
Yudhianto–Nirna Siapkan 7 Program "Menyala" untuk Kendari
SULTRATOP.COM, KENDARI – Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kendari Yudhianto Mahardika Anton Timbang-Nirna Lachmuddin menyiapkan 7 program menyala untuk Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Program ini akan disampaikan pada deklarasi 28 Agustus 2024 di Lapangan Tugu Religi Sultra yang dirangkaikan dengan pesta rakyat meriah. Beberapa artis nasional seperti Rossa, Setia Band,…
0 notes
Text
Birthdays 5.23
Beer Birthdays
James Barkley (1854)
Tony Forder (1955)
Five Favorite Birthdays
Richard Ayoade; UK comedian (1977)
Jewel Kilcher; pop singer (1974)
Carl Linnaeus; Swedish botanist (1707)
Robert Moog; synthesizer inventor (1934)
Artie Shaw; jazz clarinetist, bandleader (1910)
Famous Birthdays
Mitch Albom; writer (1958)
Richard Anuszkiewicz; artist (1930)
John Bardeen; physicist (1908)
Charles Barry; architect (1795)
Robert Bernstein; comic book writer (1919)
James Blish; writer (1921)
Margaret Wise Brown; writer (1910)
Drew Carey; comedian, actor (1958)
Rosemary Clooney; singer (1923)
Joan Collins; actor (1933)
"Scatman" Crothers; actor, singer (1910)
Karen Duffy; V.J., actor (1962)
Julian Euell; jazz bassist (1929)
Douglas Fairbanks; actor (1883)
Margaret Fuller; writer, lecturer (1810)
"Marvelous" Marvin Hagler; boxer (1954)
Thomas Hood; English writer (1799)
Anatoly Karpov; chess player (1951)
Herbert Marshall; actor (1890)
Franz Anton Mesmer; hypnotist (1734)
Harvey Milk; San Francisco politician (1930)
Kelly Monaco; Playboy playmate (1976)
John Newcombe; tennis player (1944)
Helen O'Connell; singer (1920)
John Payne; actor (1912)
Jonathan Pryce; actor (1947)
0 notes
Text
Maria Signorelli, una vita tra le marionette
Una delle artiste più note del teatro del Novecento italiano… Maria Signorelli nacque a Roma il 17 novembre 1908 e fin dall’infanzia assorbì le suggestioni che arrivavano dall’ambiente familiare e dal salotto che suo padre, Angelo, e la madre, Giga Resnevic, appassionata di teatro e biografa della Duse, tennero per anni nella loro casa. Dopo il liceo Maria si iscrisse all’Accademia di Belle Arti di Roma al corso di scenografia del Teatro Reale, diretto da Nicola Benois. A vent’anni la Signorelli creò i primi fantocci, che erano sculture morbide, nate da molteplici suggestioni, che andavano dal Manifesto tecnico della scultura futurista di Boccioni al Manifesto del tattilismo di Marinetti, ma anche dai manichini metafisici di De Chirico, dalle marionette di Depero, Klee o Alexandra Exter, e vennero esposti per la prima volta nel 1929 alla Casa d’Arte Bragaglia. Ad una successiva mostra alla Galleria Zak di Parigi, presentata da De Chirico, seguì un lungo soggiorno di Maria a Berlino con una nuova mostra alla Galleria Gurlitt. Tornata in Italia, la ragazza iniziò a collaborare come scenografa con Anton Giulio Bragaglia al Teatro degli Indipendenti e poi al Teatro delle Arti di Roma. Nel 1934 ideò con Carle Rende il Pluriscenio M, un teatro dove l’azione poteva svolgersi in contemporanea su sette palcoscenici, che fu molto apprezzato da Bragaglia e lodato da Marinetti e nel 1937, per La boîte à joujoux su richiesta della cantante Maria Amstad, creò, per la prima volta, delle marionette che agirono sul palcoscenico. Maria nel 1939 sposò il pedagogista Luigi Volpicelli e, pur continuando l’attività di scenografa, nel 1947 fondò la compagnia L’Opera dei Burattini, dove collaborarono attori, pittori, scenografi, compositori, registi, da Lina Job Wertmuller, Gabriele Ferzetti ad Enrico Prampolini, Ruggero Savinio e Toti Scialoja ad Ennio Porrino e Roman Vlad a Margherita Wallmann e Giuseppe De Martino. Nel suo repertorio ci furono opera come Re cervo (Gozzi). La favola del pesciolino d’oro (Puskin) L’Usignolo e la rosa (Wilde), La tempesta (Shakespeare), Faust (Bonneschk), l’Inferno di Dante, La Rivoluzione Francese (Ceronetti), Antigone (Brecht) il suo particolare virtuosismo nel concepire burattini-ballerini rese celebri lavori come Cenerentola (Prokof’ev), El Retablo de Maese Pedro (De Falla) e La boîte à joujoux (Debussy). All’intensa produzione, alle centinaia di burattini creati con soluzioni geniali e nel contempo semplici e raffinate, Maria affiancò un notevole impegno didattico, insegnando dal 1972 nel corso di teatro di animazione appositamente istituito per lei al Dama di Bologna, creando trasmissioni radiofoniche e televisive, come Serata di gala, Piccolo mondo magico, Pomeriggio all’Opera, lavorò a conferenze e articoli su periodici e riviste, oltre a scrivere libri, tra tutti Il gioco del burattinaio. Con la sua importante collezione, ricca di migliaia di pezzi dal Settecento al Novecento, curò l’allestimento di un gran numero di mostre in Italia ed all’estero sul Teatro di Figura. Membro del Consiglio Mondiale dell’Unima, la Signorelli fondò l’Unima Italia nel 1980, di cui fu Presidentessa onoraria fino alla sua scomparsa, avvenuta a Roma il 9 luglio 1992. Read the full article
0 notes
Text
Famiglia De' Benci
La famiglia de’ Benci era originaria della Toscana, si divise in vari rami familiari, mantenendo il cognome originario accompagnato da quello nuovo. Alcuni di questi rimasero in Firenze nei Quartieri e Gonfaloni di origine, mentre altri si instaurarono in altre città e paesi toscani.
Benci Bicchierai: Quartiere di Santa Maria Novella. Ha avuto per due volte il Priorato delle Arti. La prima volta con Giovanni di Benci nell’anno 1380. Del secondo non è noto il nome e il periodo; Benci Guarnieri: Quartiere di Santo Spirito, Gonfalone del Drago. Gli appartenenti a questa famiglia ebbero il Priorato per sei volte. Nel 1369 con Ciriaco Benci. Questo ramo si estinse nel 1632 con Francesco di Raffaello Benci. Alla sua morte, lasciò i suoi beni all’Oratorio dei Buonomini di San Martino; Benci Taddei; Quartiere di Santa Maria Novella, Gonfalone dell’Unicorno e nel Quartiere di San Giovanni, Gonfalone del Lion d’Oro. Giunsero per tre volte al Priorato. Da questa famiglia nacque il mercante poeta e scrittore Lorenzo, di Taddeo Benci, i suoi figli Tommaso, Giovanni, Filippo e Iacopo mercanti. Si estinse nel 1613 con la morte di Taddeo di Giovan Battista Benci. Benci del Pollaiolo o Del Pollaiolo. Questo cognome deriva dalla attività svolta dalla famiglia, venditori di pollame. La famiglia risiedeva nel Quartiere di Santo Spirito, Gonfalone del Drago Verde. Nell’Archivio di Stato si trovano due stemmi, non si conosce se sono appartenuti a questa famiglia o a un'altra omonima. Descrizione del primo stemma: “al destrochero di carnagione vestito, impugnante un albero sradicato”, si trova descritto nel “Sepoltuario fiorentino” di Stefano Rosselli. Il secondo: “alla ghirlanda racchiudente una palla, e accompagnata da tre stelle ad otto punte, due in capo e una in punta”. Questo secondo stemma è rappresentato sulla tomba dei fratelli del Pollaiolo Antonio, Piero e Simone. Benci del Sanna. Questo ramo è conosciuto con il nome del primo Priore Sanna Benci. Nel Quartiere di San Giovanni abitavano nel Gonfalone del Drago. Si divisero in varie consorterie, una di queste con lo stesso cognome abitò nel Quartiere di Santa Croce Gonfalone del Lion Nero. Arrivarono molte volte al Priorato e ebbero tre Gonfalonieri di Giustizia. Appartennero a questa famiglia Giovanni di Amerigo di Simone di Ser Donato de’ Benci, banchiere e politico; Amerigo de’ Benci e la nipote Ginevra de’ Benci. Questo ramo si estinse con Anton Francesco di Domenico Benci, morto nel 1633, lasciando erede il Monastero delle Murate.
Alberto Chiarugi Read the full article
0 notes