#angkatan1
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tugas IX - Buku
Buku, Oh, Buku! Saya sudah menjadi penikmat buku sejak lama. Berburu buku juga sering melakoninya. Mengkoleksi buku, apalagi.
Namun, semenjak khusyu’ membimbing santri Al Umanaa menulis, saya mulai berbenah buku - yang kini disebut decluttering. Saya mengurangi koleksi buku saya dari buku-buku yang kebermanfaatannya kurang, yang malu dipajang di rak buku jika santri bertamu. Hihihi.
Karenanya, saat bertemu dengan klaster dapur di kelas Gemari Pratama, I feel sooo easy dibanding sebelumnya klaster dapur.
Begini nih, berbenah buku bersama Gemar Rapi.
Proses Decluttering
Koleksi buku saya memang sudah berkategori, mengikuti perpustakaan orang tua. Kategori buku yang keluarga saya miliki: a. Bunda: Fiksi, Teknik Menulis, Perawatan Bayi/Anak, Hobi, dan Kehamilan b. Ayah Manajemen bisnis, Manajemen diri, Buku kuliah c. Rais; Sounds Book, Buku Pop-Up, Buku Cerita, Buku mewarnai d. Bersama: Agama, Parenting, dan Pendidikan Para buku, selain disusun berdasarkan kategori juga kepemilikan. Alasannya agar memudahkan pengambilan dan mendeteksi pelaku ketidakteraturan buku.
Setelah menikah dan tinggal dengan orang tua, saya menyimpan beberapa buku di lemari buku orang tua. Beberapa waktu lalu, adik saya ikut menyimpan buku perkuliahannya di lemari yang sama. Saya pun berinisiatif membeli lemari kontainer untuk penyimpanan buku saya. Sehingga saat ini, buku-buku saya sudah berada di rumahnya.
Proses mengurangi buku saya dengan menetapkan kategori buku yang perlu saya simpan, seperti: a. Manfaatnya untuk keluarga saya. Meski bukunya saya sukai saat remaja, namun tidak bisa dipakai sebagai sarana mengajar saya, akan dieliminasi. b. Bisakah dimanfaatkan oleh anak saya kelak.
Proses Organizing
Penyimpanan buku. Buku-buku saya dan suami di lemari kontainer. Khusus buku anak ditempatkan di lemari pakaian, tujuannya agar mendekatkan anak dengan buku. Selain di lemari pakaian, buku-buku anak yang belum waktunya digunakan, disimpan di laci yang tidak terjangkau anak. Para buku disimpan berdiri dengan bagian jilidannya tampak dari luar.
Kebiasaan baik dengan para buku : a. Tidak melipat halaman buku b. Tidak membaca sambil makan c. Tidak membaca sampai ketiduran d. Menyampuli buku sebelum dibaca dan beredar e. Menamai buku dengan nama serta tanggal pembelian f. Mengembalikan buku pada tempatnya setelah membaca
#task9GP#gemaripratama#angkatan1#klaster1#gemaribuku#menatadirimenatanegeri#gemariclass#metodegemarrapi#segemaritu#indonesiarapi#serapiitu#RASA
2 notes
·
View notes
Photo
Terima kasih buat para 𝘍𝘢𝘴𝘪𝘭𝘪𝘵𝘢𝘵𝘰𝘳 kami yang baik hati dan sabar @𝘵𝘢𝘳𝘪𝘢𝘻 @𝘭𝘶𝘤𝘺𝘮𝘶𝘩𝘭𝘪𝘴 @𝘯𝘢_𝘺𝘦𝘴𝘪𝘬𝘢𝘯𝘪𝘭𝘢𝘴𝘢𝘳𝘪 dan tak lupa fas senior ibu princess Aurora 𝐓𝐢𝐧𝐚 𝐇𝐚𝐧𝐝𝐚𝐣𝐚𝐧𝐢😁, biar Tuhan memberkati kalian semua berlimpah limpah atas pelayanan kalian yang tulus untuk kami. 9 bulan yang tak terasa dilalui bersama dalam perjalanan spiritual hidup mendasar, berbuah dan terfokus plus 7th Last Words of Christ. Semoga kami bisa menerapkan apa yang kami pelajari untuk melayani dengan kasih spt kalian, doakan ya, we love u...we support you! God bless you all 𝘔𝘰𝘯𝘪𝘬, 𝘉𝘶 𝘓𝘶𝘤𝘺, 𝘠𝘦𝘴𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘉𝘶 𝘛𝘪𝘯𝘢😘😘😇🙏🙏 #emausjourney #emmausjourney1019 #kelompok4EJ #angkatan1 #gerejasantoambrosius #emausjourneyrecollections https://www.instagram.com/p/Bxo6BafHAre/?igshid=1v4lrcxe9jj9g
#emausjourney#emmausjourney1019#kelompok4ej#angkatan1#gerejasantoambrosius#emausjourneyrecollections
0 notes
Text
Task 3: Managemen Waktu
Faktor lupa, akhirnya nulis di blog aja karena juga nggak mungkin sempat nulis di laptop. Hiks.. Dari kemarin2 ketiduran mulu. Nanti disalin lagi di laptop dg lebih rapih. Part 1. Ada beberapa kegiatan yang saya kira itu cukup menyita waktu dan semua berkutat pada gadget: 1. Desain instagram untuk olshop (4 jam). 2. Nonton tv yang kadang tidak berfaedah sekitar 5jam sehari (tp kdg jg g ditonton sih, dinyalain aja biar rame). 3. Surfing/browsing internet di hp (tidak terhitn). 4. Kepo-kepo in instagram (tidak terhitunv). 5. Tidurrr lebih dari 8jam sehariii. Mungkin 10 jam lebih ya. Sering ketiduran klo ngelonin anak. Karena lagi2 saya tidak mengatur waktu berkegiatan tersebut. Daannn faktor oerangkat jg yg alhamdulillah lemot dipake buat jualan. Intermal cuma 8GB tp butuh aplikasi banyak jd sering pasang uninstal pasamg lagi uninstall lg gantian gitu. Part 2. Mikro Habits: 1. Minum air putih 1,5 liter (8 gelas) sehari. 2. Seven minutes workout setiap senin-jumat pagi. 3. Peregangan otot tiap merasa pegel, mgkn sekali setiap berada di psisi yang sama selama 30 menit(karena selama ini kalau pegel2 saya selalu tidur terlentang). 4. Menyusun jadwal harian terbaru untuk pribadi dan anak selama 7 hari (senin-ahad), dan menuliskannya dalam catatan. Penyusunan ini diselesaikan paling lama selama 7 hari. 5. Melaksanakan jadwal yang telah dibuat secara kntinu selama 40 hari 6.Menyusun tempat pencatatan keuangan keluarga. 7. Menyusun pencatatan keuangan keluarga dan keuangan bisnis pribadi dalam bentuk neraca keuangan, pembagian ps pengeluaran, detail pengeluaran dan anggaran tahunan setiap hari. Secara keseluruhan saya pikir tidak ada yangenyita waktu saya, dan saya akan melanjutkan mikro habit ini, karena memang masih sering ngulang. Part 3 Managemen Wakty Ya Allah sebenernya saya sering sekali belajar managemen waktu di berbegai komunitas. Tapi ntah mengapa masih saja NOL. g di praktekkan. 3A. kandang waktu (Gambar ada di Task 3). Perlu buat orang yang waktunya g kenentu krn bayik. 3B. Matriks kegiatan Melalui matriks ini harapan saya bisa tahu mana yg lebih prioritas mana yg tidak. Urgen dan Mendesak 1. Merawat dan Mengajari Bayi 2. Mendahulukan hak suami Urgen 1. Bisnis Tidak urgen tapi mendesak 1. Desain Olshop Tidak urgen dan tidak mendesak 1. Nonton TV Hal hal yang ingin diubah tentu saja mengenai hal-hal yang menyita waktu pada poin pertama 1. Tidur g terlalu lama, coba discuss sama suami biar bisa bangunon saya klo ketiduran dimalam hari. Karena cuma malam waktu yg bisa oaling produktif tanpa baby. 2. Ninton tv ganti baca buku, dikurangi. Balik jaman kos aja deh pas g ada tv.
0 notes
Photo
-13 Januari 2017, Puskesmas Long Pahangai- Ini adalah gambar Poli Santazi (Poli Sanitasi dan Gizi) Puskesmas Long Pahangai. Awal datang ke sini, tidak ada cukup ruang untuk gizi melakukan konseling. Aku bahkan tidak tahu mesti duduk di mana, aku nomaden (berpindah-pindah) dari satu ruangan ke ruangan yang lain. Dari di meja kak Joko, kadang ke TU atau bahkan di Laboratorium. Sampai akhirnya, resolusiku untuk 2016 adalah punya ruangan sendiri untuk bisa melaksanakan konseling. Pada saat minilokakarya puskesmas pertama di tahun 2016, aku berani meminta ruangan kpd pimpinan puskesmas. Alhamdulillah terealisasi walaupun saat itu aku harus nebeng di ruangan poli gigi. Sampai pada akhir tahun 2016, aku dan kak Merlin (sbg PJ Kesling) meminta 1 ruangan khusus untuk kami berdua, agar menunjang kegiatan Kepala Dinas Kesehatan Mahulu yaitu Poli Santazi. Jadilah ruangan ini, yang disekat dari ruang para pegawai lain. Tidak begitu luas, tapi kami bersyukur bisa ada ruangan khusus untuk melakukan konseling kepada pasien-pasien yang mengalami penyakit berbasis lingkungan atau gizi. Resolusiku 2017 ini untuk poli ini akan kuceritakan nanti bila saatnya tiba, semoga terealisasi! Amin ta Rabbalamin! . . Harus ada perubahan dan peningkatan yang baik setiap tahun. Memulai perubahan memang sulit pada awalnya, tapi setelah menjalani akan terasa mudah. #yukberesolusi #lifejournal #day13 #menujupurnatugas #nusantarasehat #nusantarasehat2015 #batch1 #angkatan1 #longpahangai #mahakamulu #kaltim #polisantazi #gizi #kesling
#kaltim#kesling#gizi#nusantarasehat#yukberesolusi#menujupurnatugas#polisantazi#batch1#angkatan1#day13#longpahangai#mahakamulu#lifejournal#nusantarasehat2015
0 notes
Text
1. Karakter masing - masing anggota keluarga dalam berbenah? (contohkan dengan diri sendiri terlebih dahulu)
* Karakter saya dalam berbenah:
sentimental, suka menganggap banyak barang punya arti dan manfaat di masa depan (padahal belum tentu), sering ingin berbenah secara menyeluruh/besar-besaran (pada akhirnya tidak terlaksana sedikitpun), sering tergoda membeli sesuatu yang tidak terlalu perlu (pernak-pernik segala perintilan), sering menunda berbenah dan akhirnya menumpuk, moody, agak perfeksionis, un-solitaire alias hampir selalu ingin ditemani agar lebih bersemangat
* Karakter Mr. Z dalam berbenah :
gercep alias gerak cepat jika dimintai dukungan atau pertolongan, tetapi kurang inisiatif bila tidak diminta, tidak terlalu rapih tetapi juga tidak terlalu berantakan, bisa diandalkan untuk membantu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, suka yang sederhana dan anti ribet ---- most likely a man :)
2. Prinsip RASA dalam Metode Gemar Rapi: (jelaskan setiap poin bds pemahaman sendiri)
R -api & teratur >> semua barang ada di tempatnya masing-masing, mudah dicari dan dilihat
A -man & nyaman >> tidak membahayakan penghuninya, tidak berpotensi mengundang kriminal, nyaman untuk ditinggali dan ‘hidup’, hangat dengan nilai-nilai Islam dan saling menyayangi antar anggota keluarga
S -ehat & bersih >> ventilasi aliran udara bagus, sinar matahari cukup, bersih dan dibersihkan setelah melakukan sesuatu yang kotor/berantakan, tidak mengundang bakteri-bakteri, tidak menumpuk sampah
A -lami & berkelanjutan >> ada area hijau, kebun-kebunan mini buah dan sayur tanam sendiri, mengurangi konsumsi plastik, punya cara untuk mengolah dan mengurangi sampah rumah tangga (misal punya komposter, penyalur sampah sesuai jenisnya, dsb)
Bagi saya dan suami, rasa nyaman di rumah adalah saat kondisi rumah bersih dan teratur, barang-barang tidak menumpuk dan tidak kekurangan, semua penghuni rumah paham perannya masing-masing, semua anggota keluarga saling menyayangi dan berlomba-lomba dalam kebaikan, serta senantiasa bersyukur :)
3. Cek kondisi rumah saat ini, apakah sudah sehat dan aman? Prinsip safety dan hygiene?
Saat ini kebetulan masih tinggal di rumah ortu, sudah cukup aman dan sehat. Aman karena benda-benda tajam (pisau, alat masak dll), beracun (anti serangga, obat-obatan) atau mudah meledak (LPG) terlokalisir dan tersembunyi (jaga-jaga bila ada anak-anak kecil mampir ke rumah). Cukup higienis.. ada 3 kamar mandi untuk (maksimal) 6 penghuni rumah, masing-masing cukup bersih dan tidak banyak barang. Ventilasi dan pencahayaan cukup baik. Hanya saja saya kurang sreg dengan area cuci piring yang sempit dan bersebelahan dengan kamar mandi sehingga terkesan sumpek.. mungkin lebih baik jika bisa dibuat area terbuka menyatu dengan jemuran dan tempat cuci ---- nantiiii di rumah masa depan saya dan suami, insyaAllah ^^
4. Apakah ada upaya keluarga Anda agar hidup tidak mencemari lingkungan?
* menggunakan kertas double side untuk mencetak dokumen bila memungkinkan
* sedang mulai membiasakan diri membawa tas kain bila berbelanja
* sedang mulai membiasakan membawa wadah bila membungkus makanan di luar
* membuang sampah di tempatnya, sesuai jenisnya
* menanam tumbuh-tumbuhan di pekarangan
* membawa tumblr sendiri saat ke kantor
* belajar tidak menyisakan makanan
* membeli kemasan refill, membeli produk rumah tangga kemasan besar bila memungkinkan
* hemat air
* menggunakan kembali kresek/kemasan-kemasan plastik
* menyumbangkan baju-baju bekas layak pakai, buku-buku anak ke taman baca
#Task3GP #gemaripratama #angkatan1 #kelas5 #menatadirimenatanegeri #gemariclass #metodegemarrapi #berbenahalaIndonesia #indonesiarapi #serapiitu #segemariitu
0 notes
Photo
Segera daftarkan dirimu ya guys! Dan jangan lupa tuk belajar ya 😎 #kelasolimpiade #matematika #angkatan1 #sekolahdjuwitapku #pekanbaru
0 notes
Photo
RESENSI BUKU PUISI
Judul : Lara Penulis : Tiga Setia Gara Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta Halaman : 116
Buku ini berjudul lara, layaknya diary tentang seorang perempuan, Tiga setia gara menuliskan cerita tentang luka, perjalanan cinta, kisah-kisah kehidupan disekitarnya, juga harapan yang ada dalam benaknya. Didalam buku ini terdapat 3 bab, berjudul kala, mantra, dan lara. Isinya hampir sama, kebanyakan tentang luka, perih, harapan, cinta, pahitnya kehidupan. Tiga banyak menuliskan puisi tentang kehidupan seorang perempuan, tetap di poles sedimikian ringan dengan kata-kata yang mudah dimengerti, sehingga pembaca mudah mengartikan dan memahami maksud si penulis dalam puisinya. Tiga menuliskan puisinya dengan rima yang apik, sering menuliskan kalimat yang berulang. Sangat kaya akan diksi, dan penuh pesan moral yang hebat. Lara merupakan buku pertama yang di rilisnya, selain sibuk menulis puisi. Tiga setia gara juga seorang aktor dibeberapa film, model juga presenter. Wanita kelahiran bogor 1988 ini pernah menggeluti bidang musik, menjadi seorang vocalis band hardcore pernah dilakukannya. Buku puisi manis berjudul Lara yang baru saja ia rilis tanggal 15 februari 2016 ini sudah bisa berada ditangan Tuan Puan dengan harga Rp 45.000 di toko buku terdekat. Sooo tunggu apalagi. Cmiwww^^
@rintikkecil @kelaspuisi
3 notes
·
View notes
Text
Berbenah Dapur I - Task 7
Wah, sepekan tak bertemu ya. Hihi, karena sepekan yang lalu kelas Gemari Pratama libuuuur. Jadi, semua kegiatan: diskusi, tugas, Bumagi jadwalnya mundur sepekan.
Ketemu-ketemu dengan materi berbenah dapur... Hmm... PR yang cukup berat sebenarnya. Namun, dalalah Allah memang pengatur segalanya. Ketika bingung bagaimana menyampaikan dapur akan dibenahi ke ortu, jalan terbuka begitu saja.
Biasanya, materi Gemari Pratama akan saya share hanya ke suami. Namun, karena materinya dapur, sementara saya masih menumpang ke orang tua, yaa.... tidak bisa seenaknya dong. Sedikit ragu, saya share materi ke ibu saya. Tanpa prolog, hihi, dan saya sengaja tidak bertanya. Eh, dua hari kemudian ibu saya komentar, “Yang kamu kirim, artikel dari mana? Bagus itu... Yang nggak terpakai, dibuang-buang aja.”
Sontak saya langsung bersemangat. Ternyata, oh ternyata, perasaan kami terhadap dapur, itu samaaa. Hihihi. Kami berdua pun sepakat untuk berbenah. Saat saya tanya, “Bapak, bagaimana?” Karena memang, Bapak juga sering memakai dapur, sehingga pembenahan pun jadi semakin beragam. Bapak yang begini, Mama yang begono, dan saya yang begana. Hehe.
Dan, komentar Mama saya, “Yaah, gampang. Tinggal disosialisasikan. Apapun itu, tinggal disosialisasikan.” Masya Allah.... Sepertinya rejeki menjelang Ramadhan yaaa.
Tapi memang, berbenah itu nggak cukup dengan niat saja. Terbukti, pada pekan dapur part I ini, saya kedatangan dua deadline pekerjaan, dan Ibu saya ada perjalanan ke luar kota.
Padahal, padahal, kelas berbenah dapur hanya dua pekan. Huhu.
Alhasil, berbenah dapur pekan ini belum optimal, tapi sudah berproses. Yuhuuuuuy. Demikian proses berbenah saya:
PROSES DECLUTTERING
1. Tentang Kategori
Ya, saya membuat kategori barang yang ada di dapur, sebagaimana saat berbenah pakaian sebelumnya. Manfaat mengkategorikan barang ini: kita mengetahui aset kita dan memudahkan penyimpanan.
Kategori yang saya buat, menyesuaikan dengan materi Gemari Pratama: a. Peralatan makan b. Peralatan memasak c. Bahan makanan d. Peralatan kebersihan e. Peralatan elektronik
2. Pola Makan dan Peralatan Dapur
Sehari-hari saya tinggal bersama dengan kedua orang tua saya, suami, dan anak saya (22m). Pola makan kami cenderung sehat. Apalagi orang tua sudah menghindari makanan karena diabetes, asam urat, dan kolesterol. Pola makan ini cukup berbeda dengan anak saya yang membutuhkan protein tinggi. Sehingga biasanya saya masak terpisah dengan menu keluarga.
Karena saya tinggal bersama orang tua, peralatan memasak cenderung full. Apalagi saya tujuh bersaudara, jadi memang membutuhkan dalam jumlah banyak. Lain halnya dengan keluarga kecil saya.
Masih karena alasan yang sama, beberapa peratalan masak dari kado pernikahan saya belum terpakai. Semisal magic com, panci ajaib, beberapa set cangkir. Sebelumnya juga ada kompor, lalu saya berikan kepada sekolah saat memerlukan untuk sebuah acara. Barang yang belum terpakai masih saya simpan, karena kami berencana pindah sebentar lagi.
3. Proses Mengurangi Perlengkapan Dapur
PROSES ORGANIZING
1. Perlakuan terhadap hasil decluttering.
Dikarenakan pekan ini saya diburu deadline, sehingga anak saya lekat selekatnya ketika saya di rumah, saya baru bisa berbenah BAHAN MAKANAN di pantry.
Adapun penemuan saya: bahan makanan yang sudah kedaluwarsa. Perlakuannya, dikeluarkan dari kemasan lalu dibuang ke halaman belakang di area khusus untuk sampah organik.
2. Penataan Barang (Bahan Makanan di Pantry)
Bahan makanan saya simpan di lemari tingkat, bagian atasnya, ada dua tingkat. Sebelum pembenahan ini, barang menumpuk, dan kami kira over. Ternyata tidak, ya.
#Task7GP#gemaripratama#angkatan1#klaster1#gemaridapur#menatadirimenatanegeri#gemariclass#metodegemarrapi#Indonesiarapi#serapiitu#segemariitu#RASA
1 note
·
View note
Text
Paradise of Love
Judul: Paradise of Love Penulis: Kahlil Gibran Penerbit: Shira Media, Yogyakarta Tebal Buku: 100 Halaman. ISBN: 978-979-17200-0-7
Kahlil Gibran mulai dikenal luas oleh masyrakat setelah buku puisinya yang berjudul ��The Prophet’ banyak disukai oleh penikmat sastra. Sejak saat itu, Kahlil Gibran dikenal sebagai penyair hebat.
Salah satu dari banyak karya sastranya yaitu, ‘Paradise of Love’. Di buku ini, Kahlil Gibran mencoba untuk menuangkan segala ungkapan perasaan, dan pandangannya tentang cinta melalui sajak-sajak, dan puisinya. Di antara banyak quotes cinta yang ia ciptakan, ada satu quotes yang mewakili inti dari apa yang ingin disampaikan oleh penulis, yaitu:
“Apabila cinta memanggilmu, ikutilah Dia, walau jalannya terjal berliku. Dan apabila sayapnya merengkuhmu, pasrah serta menyerahlah, walau pedang tajam tersembunyi di sela sayap itu melukaimu”
Terlihat bahwa sang penulis benar benar menggunakan hati dalam menuliskan puisi-puisinya. Terlebih lagi diksi yang digunakan cukup sederhana jika dibandingkan dengan kebanyakan buku puisi lainnya. Tapi untuk mengetahui makna sesungguhnya, pembaca akan dibuat tak mengedipkan mata untuk menggali, dan meneliti kata demi kata yang tersusun indah dalam pembentukan kalimatnya. Tentu kesempurnan penataan katanya tak lepas pula dari usaha Fafa sebagai Editor Bahasa buku ini.
Kahlil Gibran betul betul memiliki hati yang tulus dalam berbicara tentang cinta. Tapi Ia bagaikan panglima perang jika kita berbicara tentang perjuangan menghadapi lika liku yang ada dalam setiap ujian cinta.
Setelah membaca buku ini. Kita akan percaya bahwa cinta sejati itu benar ada. Bahkan cinta masih ada untuk ia yang memiliki harapan walau telah dikecewakan. Cinta masih menunggu ia yang telah menitipkan walau justru diabaikan. Cinta tetap tersedia bagi ia yang mempercayai walau telah terhianati. Bahkan cinta tak pernah pergi untuk ia yang mencintai setulus hati tapi malah tersakiti.
Maka tetaplah bersabar menantinya, dan jangan gegabah pula menerima kedatangannya. Sebab tanpa kau sadari, cinta bisa menjadi sangat mengindahkan. Tapi juga dapat membuatmu terlihat sangat menyedihkan. Seperti salah satu kutipan Kahlil Gibran di dalam buku ini:
“Cinta ibarat mata air abadi, yang selalu mengalirkan kesegaran bagi jiwa-jiwa dahaga. Bagaikan anggur nikmat, yang manis di bibir menghangatkan badan, tetapi tak jarang juga memabukkan.”
Kahlil Gibran dalam buku ini membuat kita belajar, bahwa cinta bisa membuat kita bagaikan raja ratu yang menguasai dunia ini. Tapi juga bisa membuat kita seperti budak, jika kita salah memperlakukannya. Pun saya akhirnya percaya, cinta sejati yang menjanjikan bahagia yang abadi, pasti benar benar ada.
Sekian.
Ps: Ini adalah resensi pertama saya. Maka mohon maaf jika mungkin tak sesuai, atau bahkan kurang layak disebut resesensi. Tapi buku ini adalah buku sastra satu satunya yang saya punya (selain buku pelajaran) sejak saya SMA. Buku ini adalah milik ma*tan saya, dan sampai saat ini belum sempat saya mengembalikannya. Mungkin suatu hari saya akan berkunjung ke rumahnya dengan alasan mengembalikan buku ini. Haha jangan baper weh.
Resensi ini ditulis untuk memenuhi tugas dari Mbak Rintik. Jadi untuk mantan yang dulu meminjamkan buku ini, terimakasih banyak. Gara gara buku ini tugas saya bisa selesai.
Cc: @kelaspuisi @rintikkecil
21 notes
·
View notes
Text
Resensi: Puisi
Identitas Buku
Judul : Hujan Bulan Juni
Penulis : Sapardi Djoko Damono
Penerbit : Gramedia
ISBN : 978-979-22-9706
Kolasi : 120 + x
1971, Narcissus
cemaskah aku kalau nanti air hening kembali?
cemaskah aku kalau gugur daun demi daun lagi?
Sebuah pembatas buku berbentuk daun dengan indahnya terselip di dalam buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni, bertuliskan puisi Narcissus. Puisi dengan latar belakang kisah Sang Narcissus, lelaki yang begitu membanggakan dan mengagumi ketampanannya sendiri hingga akhirnya mati di danau yang merefleksikan bayangan wajahnya.
Seluruh puisi dalam buku ini merupakan puisi-puisi SDD sejak tahun 1959 hingga 1994. Dua buah puisi pamungkasnya yang tentu sudah banyak orang tahu:
Aku Ingin
aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(1989) -halaman 105
Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
………….
(1989) -halaman 104
Tentu dua buah puisi di atas terdengarsangat mainstream sekali untuk dibahas. Yang menarik dalam buku ini adalah, kedua puisi ini terletak di halaman yang bersebelahan dan dibuat di tahun yang sama. Makna kedua puisi inipun memiliki ‘rasa’ yang sama, tentang rasa cinta dan kerinduan yang begitu besar tetapi disimpan begitu dalam. Ada sebentuk keikhlasan yang tersirat di kedua puisi di atas.
Puisi-puisi di buku ini memiliki nuansa yang beraneka macam. Ada tentang suka cita (Sajak Perkawinan, Bunga, Dalam Doaku), pun dengan duka yang menyayat hati (Sehabis Mengantar Jenazah, Di Pemakaman, Cara Membunuh Burung). Buku ini sungguh indah untuk dinikmati walaupun bait-baitnya sudah sering kita dengar.
Bekasi, 6 April 2016
cc: suhu @rintikkecil @kelaspuisi
0 notes
Text
ROMANSA PERJALANAN
PENGARANG : KIRJOMULYO
PENERBIT : Yayasan Untuk Indonesia
Jl. Karangmiri 17, Giwangan, Yogyakarta 55163
DITERBITKAN : Januari 2001
ISBN No 979 – 8681 – 62 – 2
“Jalan waktu serupa jalanan alam
melingkar, membelit serupa hati
lincah seperti musim
sebulan membunga, sebulan menghijau
lain saat menguning, lalu pudar.....
waktu dan tepat
begitu berarti bagi seorang penyair alam
seperti Kirjomulyo
waktu dan alam dia rasa dan bentang
dalam perjalanan yang penuh dengan romansa
Kota Kelahiran, Tanah Sunda,Pulau Dewata
kota – kota yang disinggahhinya, teman – teman....
dikenangnya dengan kedalaman visi dan memori
seorang penyair romantik sejati“
Resensi Kumpulan Puisi Kirjomulyo Lawan dan Karibmu (1967) adalah kumpulan puisi puisi terkhir sekaligus kumpulan puisi terbaiknya Penyair Yogya yang sangat produktif pada tahun 1950-an ini, pada dasarnya merupakan figur tipikal seniman puisi Indonesia pada dekade tersebut. Sumbangannya pada dunia puisi Indonesia modern, walaupun jelas dapat dibuktikan, namun menjadi tersamar karena miskinnya kritik puisi yang ditujukan kepadanya.
Membandingkan sajak-sajak Romansa Perjalanan jilid 1 dan jilid 2 dengan Lawan dan Karibmu, tampak bahwa, pada Romansa Perjalanan demikian pun Lembah Batu Pualam menunjukkan bahwa Kirjomulyo tidak pernah stilasi ekpresi begitu rupa, sehingga bahasa puisi penyair ini dalam dua buku tersebut tumpah ruah. Ibarat orang melakukan perhubungan senggama, Kirjomulyo langsung saja hantam krama bertubi – tubi, berulang-ulang dalam gairah hidup yang berkobar – kobar, tapi belum melakukan siasat tindakan yang sophisticated. Fenomena demikian lebih dikukuhkan oleh bentuk puisi yang panjang – panjang, imajinasi yang bertumpuk – tumpuk, dan kalimat – kalimat yang berlarut – larut. Produktivitasnya belum lagi berimbang dengan selektivitasnya yang tinggi.
Yang pernah membicarakan puisi – puisi Kirjomulyo salah satunya adalah HB Jassin mendasarkan bahwa kritikkan nya pada buku Romansa Perjalanan, selain Lembah Batu Pualam serta manuskripnya sebelum th 1960-an, sehingga dia menyimpulkan bahwa Kirjomulyo sebagai “Penyair Alam”.
Puisi – puisi dalam Lawan dan Karibmu, Kirjomulyo memiliki dimensi yang sebagai titik singgung yang menunjuk pada kesadaran sejarah kebangsaan Indonesia dan perjuangan ke arah prosespenjadian negara kebangsaan sehingga mencapai pada cita – cita kemerdekaan.
Karangan Bunga adalah salah satu sajak yan menggambarkan aku sebagai penyair serta para pahlawan kemerdekaan
“Tak kutahu dimana semua kubur yang berhak kukenang
Tetapi kuharap kau tahu kenapa aku meletakkan
Tak kutahu dimana semua makam aku berhak berdoa
Tetapi kuharap kau tahu doaku atas kebangsaanku
Dan manapun yang berlangsun di tanah airmu
Jangan kau risau dan menyangsikan
Yang kau tinggal tetapdijalan kemerdekaan
Jalan tetap menuju jalan semula” 1967.
cc : @rintikkecil @kelaspuisi
1 note
·
View note
Photo
-06 Januari 2017, Long Pahangai- Hari ini kami libur pusling. Tapi tetap ke puskesmas untuk menyicil mengejar laporan posyandu. Aktivitas ini sudah menjadi teman selama berada di Lopa. Aku harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk bisa fokus kepada pekerjaan dan masa depanku sendiri. Pagi ini aku mendapat semangat dari bocah-bocah TK yang telah pulang sekolah. Mereka lewat di depan rumah dan sudah menjadi kebiasaan akan memanggil aku dgn sebutan 'auntie plincess' 😄 Nama ini memang sengaja aku ajarkan kpd mreka agar mereka dapat mengingat aku selalu. Tanpa diberi aba-aba untuk bergaya, mereka sudah tau gaya hits untuk foto. Ahh bocah-bocah ini memang menggemaskan! Pengerjaan laporan posyandu kadang menguras waktu dan tenagaku. Aku bahkan bisa sampe hampir sore pulang dari puskesmas. Merekap semua data dari 14 posyandu bayi/balita dan 13 posyandu lansia tidaklah mudah, butuh ketelitian dan fokus yang tinggi. Beginilah resikonya pekerjaan yang melibatkan banyak orang. Resiko mengajarkanku untuk bisa memperkuat pertahanan diri, entah pikiran, fisik maupun hati. . . Seperti kata pepatah, 'berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian'. Ingatlah, proses yg berkualitas menjadikan kehidupan kita berkualitas! #yukberproses #day6 #lifejournal #menujupurnatugas #nusantarasehat #nusantarasehat2015 #batch1 #angkatan1 #longpahagai #mahakamulu #kaltim #nutrisionist #perbatasan
#kaltim#nutrisionist#day6#longpahagai#nusantarasehat#menujupurnatugas#batch1#perbatasan#angkatan1#yukberproses#mahakamulu#lifejournal#nusantarasehat2015
0 notes
Text
• InsyaAllah sepakat bhw berbenah harus dilakukan oleh pemilik barangnya sendiri.. krn setiap orang sebenarnya memang bertanggung jawab terhadap barang miliknya. Tetapi mungkin ada kondisi di mana saya bisa membantu orang terdekat---suami--- untuk berbenah barang2 miliknya yg satu lokasi dgn barang2 saya, yaitu di kamar kami, termasuk lemari dsb.
• Upaya yang dilakukan bila suami tidak sempat ikut berbenah:
~ mendukung/membantu istri menyediakan perkakas berbenah bila perlu (misal: box baju dr kardus, kain pelapisnya, dsb)
~ membantu istri beberes saat senggang/weekend
~ membantu decluttering barang2 miliknya saat weekend
~ membantu istri memilah barang yg memang butuh & sekedar ingin sebelum dibeli
Tuliskan pola pikir lama Anda dan keluarga, kemudian korelasikan dengan pola pikir baru setelah Anda membaca materi pilar kedua.
Pola pikir lama:
* berbenah saat sudah kondisi sekitar sudah berantakan dan tidak nyaman
* bisa dilakukan oleh siapa saja
* membeli barang apa saja yg diinginkan tanpa berpikir panjang
Pola pikir baru:
* berusaha berbenah secara teratur dan 'menyeluruh
* membiasakan diskusi dgn suami sebelum membeli macam2 barang
* berusaha berbenah barang2 milik sendiri oleh diri sendiri
Kebiasaan yang ingin dilakukan ke depan bersama Gemar Rapi:
• punya sistem berbenah yg 'benar' shg efisien dalam berbenah dan merapikan
• melibatkan suami dan keluarga dalam berbenah rumah, berusaha menanamkan mindset 'merapikan' seperti prinsip² Gemar Rapi
• menjadikan 'rapi' sebagai kebiasaan, dimulai dari hal2 kecil yg diulang2, misal: mengembalikan barang di tempatnya, declutter barang2 yg tidak diperlukan/bisa disumbangkan secara berkala
Prinsip Lagom dalam berbenah yg saya pahami:
• cukup >> tidak ekstrim sehingga kurang, dan tidak lebih sehingga menggunung >> SEIMBANG
• memilah dan memilih dengan sadar bahwa dlm Islam segala sesuatu yg kita miliki akan dihisab
• memperhatikan lingkungan sekitar, kenyamanan diri sendiri & keluarga
• declutter >> upcycle bila masih bisa >> berikan pada orang yg tepat/buang di tempat yg tepat
#Task2GP #gemaripratama #angkatan1 #kelas5 #menatadirimenatanegeri #gemariclass #metodegemarrapi #berbenahalaIndonesia #indonesiarapi #serapiitu #segemariitu
0 notes
Photo
Identitas Buku Judul: Cintaku Lewat Kripik Balado Penulis: Linda Djalil Penerbit: Kompas Tahun: 2011 ISBN: 978-979-709-577-2 Resensator: Afifah Mahdiata
kematian sebentar lagi datang menimpa segala makhluk bernafas yang tampak tersa masih panjang padahal yang pendek itu adalah usia selagi bel berbunyi giliran pun datang lalu… bersembunyi kemana lagikah kita.. dusta yang semacam apalagikah kita.. rekayasa tujuh ribu rupa apalagikah kita.. satu.. satu.. nafas menjalar satu-satu dan berhenti begitu saja berhenti begitu saja.. berhenti begitu saja.. -Kematian, 13 November 2010
Kematian merupakan salah satu puisi Linda Djalil yang dibukukan oleh Kompas di kumpulan puisi jurnalistik Cintaku Lewat Kripik Balado.
Linda Djalil adalah mantan wartawan Tempo dan Gatra(berhenti karena keinginan sendiri), melarikan diri pada puisi karena dia jenuh dengan tuntutan dalam membuat laporan jurnalistik.
Linda tidak terlalu bermain dalam diksi. Ia memilih membuat ‘reportase’ yang dirangkainya dari kata-kata lugas sekaligus puitis. Ia tidak lupa memberikan ‘pelajaran’ dalam puisi-puisinya.
Sentuhan khas yang diberikan Linda dalam puisi-puisinya adalah dia menuturkan sesuatu yang dapat memancing kita sebagai pembaca untuk membuka mata dan memberikan kritik terhadap apa yang sedang terjadi di sekitar kita.
Katamu Tadi, ‘Selamat Malam’ Singkat betul katamu tadi, selamat malam itu saja tapi aku paham sekali ada kilatan jarum tajam menusuk menuju kubu terbesar dalam kalbu dan pinggir daun telinga yang menyusup menuju getaran kamu dan getaran aku Katamu tadi, selamat malam.. singkat bagai tak berjiwa namun gemuruh roda gerobak pun kalah berisik manakala hati ini sesungguhnya penuh kata bergalon-galon yang menggebu-gebu menggelinding berulang-ulang.. sementara kamu dan aku berusaha mengusur jauh rasa gila itu menghindar dari ungkapan… sibuk membuang satu kata yang membola: kangen!!! 2 Mei 2010
Dalam larik terakhir bait kedua puisi “Katamu Tadi, 'Selamat Malam’”, Linda membuat kejutan dengan menyajikan inti dari puisi tersebut, yaitu kangen.
Ada pula puisi berjudul “Cintaku Lewat Kripik Balado” yang menjadi judul pula dalam buku kumpulan puisinya. Puisi ini bercerita tentang kehilangan dan kesedihan tokoh 'aku’ terhadap istrinya, pembuat kripik balado yang meninggalkan dia terlebih dahulu ke pangkuan Tuhan.
Puisi-puisi Linda dapat dinikmati sebagai selingan puisi-puisi cecintaan yang dapat ditemukan dimana saja. Ia merangkai cinta dengan bahasanya sendiri. Puisi-puisi Linda dalam buku ini pun bercerita tentangrasa. Rasa mendalam terhadap apa yang ditangkap dari indra penglihatan dan indra pendengarannya.
Selamat membuka mata melalui Cintaku Lewat Kripik Balado!
cc: @kelaspuisi @rintikkecil
p.s. Ini adalah resensi buku puisi pertama saya. Jadi masih belum matang dan perlu lebih diasah lagi. Ceritanya buku ini dibeli juga karena saya berencana masuk grup Kelas Puisi akhir Desember tahun lalu (meskipun akhirnya masuk Kelas baru bulan Februari 2016). Niat saya untuk lebih membuka dan membiasakan saya terhadap puisi-puisi yang mengandung unsur 'cinta’ dengan sudut pandang yang lain. Terlebih buku setebal 244 halaman ini sedang diobral, hanya dengan 10ribu rupiah, saya sudah bisa membawa buku ini pulang ke rumah dan menambah koleksi buku puisi yang pertama.
Terima kasih kepada pengurus kelas yang mem-presensi saya sebagai pengingat bahwa saya harus lebih sungguh-sungguh terhadap konsekuensi saya masuk Kelas. Saya jadi belajar untuk meresensi dan membahas puisi. Semangat!
menyelesaikan peer dengan deadline hari Rabu di Stasiun Maguwo, 04062016 3.23pm
2 notes
·
View notes
Photo
Resensi Meneer Perlente; Antologi Puisi Periode Awal Judul: Meneer Perlente Tahun: 2009 Penerbit: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta Editor: Sapardi Djoko Damono, Melani Budianta "Sastra dapat merekam sejarah", Jika ditelaah secara epistemologi, kutipan tersebut benar adanya. Sejarah Indonesia tidak lepas dari kerisauan dan keterpurukan bangsa akibat penjajahan sehingga terkadang kita terkonsep pada sesuatu yang telah diturunkan, padahal kebenarannya pun masih perlu dipertanyakan. Kita tentu mengetahui Balai Pustaka dan Pujangga Baru sebagai penerbitan sastra dan warta kala itu. Tapi pernahkah kita menilik kembali sejarah sastra Indonesia? Khususnya puisi. Beberapa buku -- dan mungkin pelajaran di sekolah menyebutkan Balai Pustaka sebagai tonggak awal Sastra Indonesia. Pada masa Balai Pustaka, yaitu tahun 1920, memang banyak sekali karya sastra yang terbit. Tetapi sastra menyebutkan hal lain mengenai awal sejarah sastra Indonesia itu sendiri. Jika kita terkonsep pada pernyataan Balai Pustaka sebagai tonggak awal kesusastraan Indonesia, maka kita salah besar. Karena di samping itu, jauh sebelum Balai Pustaka, kesusastraan Indonesia modern sudah dimulai. Dalam sebuah buku-- bisa dibilang buku langka-- berjudul Meneer Perlente, menunjukan fakta lain. Pasalnya ketika tahun 1870 telah lahir karya sastra modern yang disebut sastra Melayu Tionghoa. Meneer Perlente merupakan kumpulan puisi periode awal yang berisi banyak sekali puisi karangan orang Melayu Tionghoa--dalam buku ini pengarang didominasi oleh orang Peranakan Tionghoa. Akan tetapi, sebetulnya bukan hanya disebutkan karya orang Peranakan, ada juga karya yang dibuat oleh orang pribumi. Dalan resensi ini, penulis hanya akan membahas karya sastra Melayu Tionghoa. Karya sastra dalam buku ini menceritakan kisah-kisah kehidupan masyarakat di Indonesia pada masa itu. Di dalam buku ini terkumpul karya sastra yang masih menggunakan bahasa Melayu Rendah sehingga ejaan pun menggunakan ejaan lama. Seungguhnya karya sastra Melayu Tionghoa sangat berpengaruh pada kesusastraan Indonesia karena selain isinya yang mencerminkan kondisi sosial-budaya serta nasihat, karya sastra ini pun menerangkan kekayaan kesusastraan Indonesia. Salah satu sajak yang cukup bagus--versi saya-- yaitu sajak berjudul Sjair Tiga Kali Doewa dan Satoe karya Gouw Peng Liang. Sajak ini dibuat pada tahun 1891, hanya terdiri dari tiga bait tetapi setiap larik menunjukan karya sastra yang baik. Berikut isinya: Angkau mempunyai duwa buwah mata; Tetapi mulutmu melainkan sabuwa; Agaqnya itu diberi nyata, Lebih berdiyam dari melihat samuwa. Ankau mempunyai telinga duwa, Tetapi sebuwah mulut akan bicara; Itupun sabagai dinyatakan juwa, Kambang menengar, sadikit bersuwara. Tanganmu adalah duwa bahu, Tetapi mulutmu sebuwah sahaja; Itulah hendaq diberi tahu, Sadikit makan dan kambang bekerja. Dapat dilihat konvensi puisi, seperti rima, tipografi, dan sebagainya sangat mirip dengan konvensi Balai Pustaka dan Pujangga Baru. Padahal karya tersebut ditulis jauh sebelum adanya Balai Pustaka dan Pujangga Baru. Sajak lainnya pun ditulis dengan gaya bahasa, rima, dan tipografi serupa. Maka dapat disimpulkan, melalui kumpulan sajak Meneer Perlente ini, kesusastraan Indonesia, khsususya puisi bukanlah sesempit sajak-sajak ciptaan Amir Hamzah, Chairil Anwar, dan Rendra semata. Tetapi jauh sebelum masanya, telah terbit kekayaan sastra Indonesia lain yang perlu diapresiasi juga. Tulisan ini penulis buat sebagai resensi sekaligus memberi pengetahuan baru kepada yang belum tahu, dan mungkin memberikan pengetahuan tambahan kepada yang sudah tahu. Cc: @rintikkecil @kelaspuisi
0 notes
Photo
Segera daftarkan dirimu guys! Dan jangan lupa belajar ya 😎 #kelasolimpiade #sains #angkatan1 #sekolahdjuwitapku #pekanbaru
0 notes