#ana gandum
Explore tagged Tumblr posts
Text
Halaqah – 60 Syafaat Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian 2
Halaqah yang ke-60 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian Kedua”
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan memberikan syafa’at untuk umatnya, para pelaku dosa besar yang disiksa di dalam neraka.
Di dalam hadīts Anas bin Mālik Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhāri dan Muslim, bahwasanya Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan meminta izin kepada Allāh untuk memberi syafā’at dan beliau diizinkan.
Maka Allāh akan mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian yang sebelumnya tidak pernah diajarkan kepada beliau di dunia.
Dan beliau bersujud, maka dikatakan kepada beliau, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, Berkatalah….. engkau akan didengar perkataanmu, Mintalah……. maka kamu akan diberi, dan berikanlah syafā’at, maka akan diterima syafā’atmu.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata, “Wahai Rabb-ku, umatku… umatku….”
Dikatakan kepada beliau,
Pergilah engkau dan keluarkanlah dari neraka orang yang didalam hatinya ada iman sebesar biji gandum.
Maka beliau pergi dan melakukannya, Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan sujud kepada-Nya, maka dikatakan kepada beliau,
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, Berkatalah……. maka akan didengar perkataanmu. Mintalah….. maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafā’at, maka akan diterima syafā’atmu.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata, “Wahai Rabb-ku, umatku… umatku….”
Dikatakan kepada beliau,
Pergilah engkau dan keluarkanlah dari neraka orang yang di hatinya ada iman sebesar dzarrah atau qardalah yaitu biji sawi.
Maka beliau pergi dan melakukannya, Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allāh dan sujud kepada-Nya, dikatakan kepada beliau,
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, Berkatalah….. niscaya akan didengar perkataanmu. Mintalah…… niscaya akan diberi permintaanmu dan berikanlah syafā’at, maka akan diterima syafā’atmu.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata, “Wahai Rabb-ku, umatku… umatku….”
Dikatakan kepada beliau,
Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di hatinya ada iman yang lebih kecil dan lebih kecil dari sebuah biji sawi.
Maka beliau pergi dan melakukannya, Kemudian keempat kalinya beliau datang dan kembali memuji dan sujud kepada Allāh, maka dikatakan kepada beliau, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu” Berkatalah…….. niscaya akan didengar perkataanmu. Mintalah……. maka kamu akan diberi, dan berikanlah syafaat, niscaya akan diterima syafaatmu.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata, “Wahai Rabb-ku, izinkan aku untuk memberikan syafā’at kepada setiap orang yang mengatakan ” لا إله إلّا الله “.
Maka Allāh berkata:
Demi keperkasaan-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, dan kemuliaan-Ku sungguh aku akan keluarkan dari neraka orang yang mengatakan ” لا إله إلّا الله “.
Maksudnya adalah orang yang mengatakan لا إله إلّا الله ikhlās dari hatinya dan tidak membatalkannya dengan kesyirikan.
Di dalam shahīh Bukhāri disebutkan bahwasanya di antara amalan yang bisa menjadi sebab kita mendapatkan syafā’at Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam di akhirat adalah membaca doa setelah mendengar ādzān, yaitu:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّة وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
Dan di antara amalan tersebut adalah bersabar atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madināh, kemudian meninggal di dalamnya.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لَا يَصْبِرُ عَلَى لَأْوَاءِ الْمَدِينَةِ وَشِدَّتِهَا أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِي إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَوْ شَهِيدًا
“Tidaklah bersabar seseorang atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madināh kemudian dia meninggal, kecuali aku akan menjadi pemberi syafā’at untuknya atau pemberi saksi untuknya di hari kiamat, apabila dia adalah orang islam.”
(Hadīts Riwayat Muslim )
Ada dua golongan dari umat Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang tidak akan mendapatkan syafā’at beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam
Beliau bersabda:
صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِي لَنْ تَنَالَهُمَا شَفَاعَتِي: إِمَامٌ ظَلُومٌ غَشُوم ٌ، وَكُلُ غَالٍ مَارِقٍ
“Dua golongan dari umatku yang tidak akan mendapatkan syafa’atku, pemimpin yang dzalim dan setiap orang yang berlebih-lebihan di dalam agama”
(Hadīts Hasan Riwayat At-Thabrani di dalam Al-Mu’jamul Kabiir ).
Kita memohon kepada Allāh semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menerima syafā’at Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk kita semua.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
0 notes
Photo
Labu dan Kisahnya di Al-Qur’an
Imam Bukhari di dalam kitabnya bahkan membuat pembahasan khusus tentang labu. Salah satunya adalah hadits yang dituturkan oleh Anas bin Malik ketika ada seorang penjahit yang mengundang Rasulullah ﷺ untuk menghadiri pesta atau jamuan makan. Berikut bunyi hadits nya: "Aku pergi bersama dengan Rasulullah ke pesta itu. Dia menyajikan roti gandum, sup labu, dan potongan daging. Aku melihat Rasulullah pergi setelah menghabiskan satu piring sup labu, jadi saya selalu menyukai labu sejak saat itu." (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud). Dalam Hadits lain riwayat Tirmidzi, Anas bin Malik juga menegaskan kesukaan Nabi terhadap labu. Berikut hadits lengkapnya: Abu Thalut berkata, “Aku masuk ke rumah Anas bin Malik Ra., yang ketika itu dia sedang memakan labu, seraya berkata, “Ada apa sebenarnya kamu ini wahai labu. Aku tidak menyukaimu melainkan karena Rasulullah menyukaimu.” Wallahu a’lam bissowab
NB: Tulisan ini dimuat di Instagram AgriQuran pada tanggal 6 Mei 2021. Berikut link postingan aslinya https://www.instagram.com/p/COh0N4oMapL/
0 notes
Video
youtube
coisas de lá / aqui já está sumindo eu foi seleccionado para a 7ª Edicção do Pequeno Encontro de Fotografia, 15 a 19 de Março 2021, Olinda, Brasil
2 notes
·
View notes
Text
KELEBIHAN DIRI BUKAN UNTUK DIPUJI
Abu bakar r.a sebelum menjadi khalifah, ia adalah seorang pedagang dan pemerah kambing milik penduduk kampung. sesudah beliau diba'iat (diambil sumpahnya) sebagai khalifah, seorang perempuan muda dari penduduk kampung itu berkata, "sekarang kambing² kita tidak akan diperahnya lagi." Abu bakar r.a yang mengetahui hal itu lalu bergumam : "betul (saya membantu memerah kambing), maka saya bersumpah (dengan nama Allah) akan tetap memerahnya untuk kalian. mudah²an khalifah kalian ini tidak merubah sikapnya dari yang biasa."
bagi setiap muslim, memahami bahwa keistimewaan yang Allah sematkan pada setiap diri hamba-Nya, bukanlah suatu hal yang layak diberikan pujian, atau membuatnya merasa takjub dan berbangga diri, sehingga berhak mendapat perlakuan khusus seperti raja. karna sejatinya itu semua adalah kepunyaan Allah.
Salman al farisi ketika menjadi gubernur madinah, didatangi seorang lelaki membawa gandum, sedang salman sedang memakai pakaian pekerja. laki² itu yang mengira salman adalah kuli, menyuruh salman untuk membawakan gandumnya. maka salman pun memikulnya dan dilihat oleh orang². mereka berkata kepada laki² itu," ia adalah gubernur." laki² itu langsung meminta maaf karna tidak mengenal salman. namun jawab salman : "tidak mengapa, saya sudah berniat membawanya dan meletakkannya sampai ke rumahmu."
Qatadah berkata: "barangsiapa diberi kekayaan, kelayakan pakaian atau ilmu kemudian dia takabur maka itu akan menjadi bencana atasnya pada hari kiamat."
kekuasaan bukanlah kebanggaan, bukan alat untuk mewajarkan kezhaliman yang mungkin dilakukan. kita bisa melihat banyak orang yang meminta privilege hanya karna ia sedang berkuasa. berlaku sewenang² kepada orang lain yang tidak mendukungnya.
Anas berkata, "tidak ada yang lebih kami cintai selain daripada RasuluLlaah SAW. jika mereka melihat kedatangan beliau, mereka tidak berdiri, karna mereka mengetahui beliau tidak menyukai hal seperti itu." RasuluLlaah SAW bersabda : "siapa yang suka orang² menyambut kedatangannya dengan berdiri, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya dari api neraka." (HR. abu daud, at tirmidzi, bukhari dalam Al Adabul Mufrad)
sikap penghormatan yang berlebihan, ataupun pujian yang diberikan, sangat mudah menimbulkan penyakit hati yaitu ujub. ujub adalah perasaan bangga/takjub terhadap diri sendiri, yang timbul dalam hati, tanpa diketahui orang lain. jika ujub tidak segera dihilangkan, maka akan menjadi takabur dan kesombongan.
beberapa hal yang bisa menimbulkan rasa ujub: 1. ujub karna keturunan/nasab berasal dari kalangan terpandang, keturunan ulama, keluarga pejabat. padahal Allah SWT jelas berfirman :"sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian ialah yang paling bertakwa di antara kalian."(QS. Al Hujurat : 13) 2. ujub karna pendapatnya sendiri merasa puas jika pendapatnya benar dan diikuti orang lain. atau lintasan hati yang berkomentar : "benar kan saya bilang..." 3. ujub karna keelokan parasnya/kecantikannya 4. ujub karna kekayaannya Rasul SAW mengatakan : " sesungguhnya Allah tidak mendatangkan rupa² dan harta kalian, tetapi Ia hanya memandang hati dan amal kalian." (HR muslim, ahmad,ibnu majah, al baghawi) 5. ujub karna kecerdasan/ilmunya yang menjadi rujukan banyak orang 6. ujub karna merasa banyak 'amal kebaikannya Rasul SAW berkata : "sekali² amal salah seorang di antara kalian tidak bisa memasukkannya ke syurga." mereka bertanya,"tidak pula engkau ya RasuluLlah?" beliau menjawab, "tidak pula aku, kecuali jika Allah melimpahiku dengan rahmat dan karunia dari - Nya." (HR. bukhari muslim)
maka berhati²lah ketika dipuji, karna pujian kadang menghanyutkan. Rasulullah berdoa: Allahummaj’alni khairan mimma yazhunnun. ("Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira.”)
atau seperti do'a Ali bin abi thalib : Allahumma laa tuakhidzni bi maa yaquuluuna, waghfirlii maa laa ya’lamuuna, waj’alnii khairan mimma yazhunnun. (ya Allah, janganlah Engkau hukum aku karna apa yang mereka katakan tentang aku. ampunilah aku karna apa yang tidak mereka ketahui tentang diriku. jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira)
alih² mengurusi begitu banyak perilaku dan kekurangan orang lain, lebih baik menyibukkan diri untuk terus menjaga keikhlasan diri bahwa semua kebaikan yang ada pada diri adalah semata² nikmat Allah yang diberikanNya kepada kita.
Frasa-Perempuan Ilmu dan Rasa-
32 notes
·
View notes
Text
AK OR SUBHA
aj eid ka dusra din bht acha tariqa k sath soo k utha lakin phir b neend bht arhi thi q k eid k pahla din jis tarha muja be-skooni ho rahi thi bahir nikl k. Phir b utha game khali laptop use kia phir kuch ghr a kam karna wala tha wo khtam kia. 12 baja muja btaya gia k gandum(wheat grains) ana wali ha is lia bahir na jaon lakin 2 baja tak koi asa scene nae tha. 2 baja tang a kar juma ki tayari ki or papa ko sath kar juma ada kar ae to papa na btaya ka jis na gandum la k ani ha wo late ha is lia apna ak dost k ghr ka rukh kia q k eid to lag nahi rahi thi.Ab 4 baj chuka tha, jab us k pas gia to wo b tab busy tha mahman ae hua tha to jald hi wahan sa rukhsat li. Us ka sath plan bnaya tha k hum rat ko kahin niklan ga. Phir papa na b call kar di k jaldi ghr a jao. Dobara ghar k kam shuru ho gae q k gandum aa chuki thi. Bhae ko sath lia or jald hi hum free ho gae. bhae k sath bahir nikla to andhi a gae lakin hum na aga jana ki hi rah li lakin jis kam sa nikla tha wo andhi ki waja sa nae kia gia. bhae k kahna par ghr jana laga to zala bari (hailstrom) na an dabocha lakin ruka nae ahista ahista chalta raha phir ghr sa calls ani shuru ho gae jahan ho wahi park kar lo or wait karo lakin mn or ruk jaon mumkin e nahi. Tufan ruka to bhae bahir nikal gae or qreeb 8:30 bja czn ki call ae or ak naya tofan tot para sab par k hamara sab sa bara phupha g (uncle) ki death ho gae ha. Foran sab ko inform kia or bhae ko ghr bulaya ta k jald hi sab rawana ho jaen. tadfeen ka saman lana tha or us waqt hilna b mushkil ho raha tha, ak lafaz b bola nae tha ja raha or tab yaqeen ho gia k eid thi hi nae. Papa, chachu or kuch family members ghr sa nikl gae mna jana to lakin wahan par mujh sa koi b face nae tha kia jana, wesa b gathering allow nae lahore mn. isixisis
4 notes
·
View notes
Video
vimeo
Southwest Productions as the Production Service Company in Portugal • Director - Tomas Mankovsky • Director of Photography - Ruben Dechamps • Producer - Anders Gernandt • Editor on set - Vinicius Bittencourt • Focus Puller - Alexandre Valentim • Service E.P. - Staffan Tranæus • 1st AD - Luís Lisboa • 2nd AD - Vanessa Patrício • Coreographer - Maria Barreto • Stunt Coordinator - João Gaspar • 2AC - Inês Pestana • Video Assist - Luiza Cardoso • Steadycam Operator - Eberhard Schedl • DIT - Nuno Silva • Sound Op - Cyril Santos • Sound Assistant - Filipe Goulart • Gaffer - Marco Sales • Spark - Carlos Pontes, Pedro Babo, Jorge Cabrita • Geny Operator - Omar Duarte • Grip Assistant - Tiago Sequeira • Art Director - Ana Viana • Props Master - Jaqueline Cardoso • Standby Props - Nuno Loureiro • Buyer/Props Assist - Wilma Moises • Props Assistant - David Paredes • Set Constructor - Zeca Galamba • Stylist - Joanne Gatefield • Stylist Assitant - Dalila Diogo • Makeup Artist - Liliana Ribeiro • Harstylist - José Carlos Tapia • Makeup Assist - Maria Faria • Location Assistant - Andreia Monteiro • Production Van - Marco Gandum • Driver - Tiago Valente, Guilherme Chaves, Jorge Caixinha, J. Amaral • Mello’s Catering - José de Melo • Location Manager - Luís Oliveira • Production Manager - Hugo Nunes • Prod. Coordinator - Petra Piringer • Client - Folksam • Agency - Colony https://ift.tt/2zr7uas https://ift.tt/1H7O7x1
1 note
·
View note
Video
instagram
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم . 🌻Dari Anas Radhiallahu 'anhu, ia berkata bahwa:🌻 . '"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada Ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar jemawut. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji gandum. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji sawi."' (HR. Bukhari) . Sahih al-Bukhari Kitab : Iman Bab : Bertambah dan berkurangnya iman Nomor : 42 . #sunnahnabi #sholawat . 3 Safar 1443 (at Rindu Rasulullah) https://www.instagram.com/p/CTqLuelhaw5/?utm_medium=tumblr
0 notes
Text
Tuturan Fiqh Dan Uṣūl Fiqh 2 : Adakah Keengganan Rasulullah -ṣollallahu *alayhi wasallam- Untuk Berjabat Tangan Bermakna Keharaman Untuk Menyentuh Wanita Bukan Mahram?
Sebahagian orang menggunakan hadis riwayat Aḥmad bahawa Rasulullah -ṣollallahu *alayhi wasallam- tidak ingin berjabat tangan ketika berbaiah sebagai pengharaman sentuhan bukan mahram. Lalu, mengapa mereka tidak menggunakan hadis keengganan Rasulullah -ṣollallahu *alayhi wasallam- ini
عَنْ أَنَسٍ ، قَالُوا :" يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا تَتَزَوَّجُ مِنْ نِسَاءِ الْأَنْصَارِ؟". قَالَ :" إِنَّ فِيهِمْ لَغَيْرَةً شَدِيدَةً".
Daripada Anas; Mereka berkata: "Wahai Rasulullah, adakah engkau tidak berkahwin dengan wanita-wanita Ansar?". Baginda berkata: "Sesungguhnya pada mereka benar-benar terdapat kecemburuan yang kuat". [An-Nasā^iyy dalam as-Sunan aṣ-Ṣuġrō, no. 3199].
Untuk berkahwin dengan orang Ansar sebagai dalil pengharaman perkahwinan dengan orang Ansar?Mengapa tidak menggunakan riwayat Abū Umāmah :
مَا كَانَ يَفْضُلُ عَنْ أَهْلِ بَيْتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُبْزُ الشَّعِيرِ
"Tidak pernah ada lebihan gandum pada keluarga Nabi -ṣollallahu *alayhi wasallam-". [Sunan at-Tirmiḏiyy, kitāb az-Zuhd, no. 2294].
Untuk melarang penyimpanan lebihan gandum di rumah?
Sesungguhnya perbuatan Rasulullah -ṣollallahu *alayhi wasallam- bukanlah hujah syariat melainkan ditunjukkan dalilnya. Maka, keengganan Rasulullah -ṣollallahu *alayhi wasallam- atas faktor peribadi tidak diambil kira sebagai hujah sehinggalah wujudnya dalil yang menyatakan bahawa hal itu termasuk dalam hukum syariat.
Saya agak faham mengapa sebahagian orang berkeras untuk mempertahankan pendapat sebegini. Ini kerana pekat sentimen mereka dalam melarang dan membenci akan berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram walaupun tidak ada dalil untuknya dan ia kembali kepada kaedah fiqh yang asal, iaitu tiap-tiap sesuatu adalah harus melainkan dibawakan dalil yang memalingkannya. Sentimen ini menyebabkan mereka bertakalluf dalam aplikasi hadis ini. Walhal mereka tahu bahawa faktor peribadi baginda semata-mata tidak dianggap sebagai hujah syariat kecuali terbukti ia terpakai untuk seluruh umatnya. Mungkin mereka menyedari bahawa ia menyalahi praktik kaedah yang asal, namun disebabkan tidak mahu kompromi dengan keharusan menyentuh wanita yang bukan mahram, mereka tetap mengaplikasikan sedemikian.
Pendapat keharaman ini telah lama diwarisi dan disemat tegas dalam pengajaran dan pendidikan sehinggalah Yūsuf al-Qoroḍōwiyy bersikap berani mengeluarkan pendapat yang sebaliknya. Ramai yang mengecamnya seolah-olah dia mengeluarkan pendapat yang baru, padahal dia mengeluarkan pendapat yang benar. Sungguhpun cara penghujahan saya dalam menetapkan keharusannya berbeza dengannya, tetapi natijahnya sama.
Apapun, di sini telah nyata kepada kita bagaimana sentimen boleh mempengaruhi seseorang dalam membuat aplikasi kaedah fiqh, demikian juga penafsiran dan pengutaraan pendapat.
Ambilan : https://www.wattpad.com/912792940-al-h%CC%B1i%E1%B9%AD%C5%8Db-al-waj%C4%ABz-isu-fiqh-dan-u%E1%B9%A3%C5%ABl-fiqh-tuturan
0 notes
Text
0 notes
Text
Ramadhan day 1: Sehat dan Sunnah Puasa di Bulan Ramadhan
Tulisan ini mengutip buku yang ditulis oleh dr. Raehanul Bahraen dengan judul “Buku Saku Sehat dan Sunnah Puasa di Bulan Ramadhan”, tentu dengan beberapa penambahan dari sumber lain.
Bulan Ramadhan menjadi bulan yang sangat dinantikan oleh umat muslim. Di bulan ini setiap amal ibadah akan dilipatgandakan, sehingga kita sangat bersemangat untuk memaksimalkan diri di bulan ini. Namun jangn lupakan bahwa tubuh kita juga memiliki hak yang harus kita penuhi. Salah satunya adalah menjaga kesehatan tubuh. Dengan menjaga kesehatan tubuh selama Ramadhan, insyaAllah kita dapat memaksimalkan diri untuk beribadah di bulan ramadhan ini. Berikut beberapa tips menjaga kesehatan selama puasa di bulan Ramadhan.
1. Makan sahur
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095). Makan sahur menjadi bagian yang penting dalam ibadah puasa. Walaupun tanpa sahur ibadah puasa kita tetap diterima, tapi sayang rasanya melewatkan makan sahur. Selain untuk menjaga agar tubuh kuat menjalani puasa sehari penuh, juga karena waktu sahur adalah sebuah keberkahan dan waktu dikabulkannya doa. Ya, karena sahur dilakukan pada sepertiga malam terakhir. Di hadits lain dikatakan bahwa Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir untuk mengampuni dosa dan mengabulkan doa hambaNya.
Saat makan sahur, jangan kalap ya, dengan alasan ini kan persiapan untuk seharian nanti. Tidak begitu caranya. Tubuh kita punya batasan makanan yang mampu ditampung. Maka dari itu, ada beberapa tips untuk membuat kenyang menjadi lebih lama saat puasa. Pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dan serat, seperti gandum, beras merah, buah, dan sayur. Makanan yang baik bagi tubuh adalah makanan yang memiliki gizi seimbang, jadi sesuaikan dengan kebutuhan gizi dengan 60% karbohidrat, 30% lemak, dan 25% protein. Hindari makan karbohidrat sederhana karena dipecah dan diserapnya cepat oleh tubuh sehingga membuat cepat lapar lagi. Hindari juga kopi atau minuman berkafein lainnya karena bersifat diuretik, tubuh akan mengeluarkan banyak air sehingga cepat dehidrasi. Dan untuk menjaga agar tubuh tidak dehidrasi, penuhi kebutuhan air minimal 8 gelas sehari.
2. Mengakhirkan makan sahur
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu berkata :
تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاةِ ، قَالَ : قُلْتُ : كَمْ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ ؟ قَالَ : قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةٍ
“Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu melaksanakan shalat. Anas berkata, Aku bertanya kepada Zaid: “Berapa jarak antara adzan dan sahur ?”. Dia menjawab : ‘seperti lama membaca 50 ayat’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Para ulama menafsirkan jarak 50 ayat ini kurang lebih 10 menit. Dan ingat, jaraknya ke adzan subuh ya, bukan ke waktu imsyak seperti yang sering kita dengan di Indonesia.
Selain untuk mengikuti sunnah, mengakhirkan makan sahur juga bisa membuat energi dan tenaga bertahan lebih lama.
3. Tidak tidur setelah subuh
Ini nih, godaan paling berat saat menjalani puasa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi ini, seperti kurangnya aliran oksigen ke otak karena setelah makan aliran darah akan difokuskan ke saluran cerna untuk memudahkan proses pencernaan. Penyebab lain juga karena tingginya kadar gula dalam darah. Untuk itu, jumlah dan jenis makanan yang dimakan saat sahur itu menjadi penting.
Berikut beberapa kiat agar tidak langsung tidur setelah shalat subuh :
Makan sahur diakhirkan karena jika jarak makan sahur dengan shalat subuh terlalu jauh membuat mengantuk.
Mengisi kegiatan setelah shalat subuh bersama banyak orang, misal pengajian di masjid atau membaca Alquran.
Hindari makan sahur terlalu banyak
”Tidur setelah subuh mencegah rezeki karena waktu subuh adalah waktu makhluk mencari rezeki mereka dan waktu dibagikan mereka. Tidur setelah subuh suatu hal yang dilarang (makruh), kecuali ada penyebab atau keperluan. Sangat berbahaya bagi badan karena melemahkan dan merusak badan karena sisa-sisa (metabolisme) yang harusnya diurai dengan berolahraga/ beraktivitas. (Zadu al–Ma’ad, 4/222)
4. Menyegerakan Berbuka
Ketika suara adzan maghrib telah dikumandangkan maka hendaknya kita segera berbuka, tidak menunda-nunda sehingga energi akan langsung terisi dan badan terasa segar kembali. Menyegerakan berbuka merupakan anjuran syariat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
“Terus-menerus manusia berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan buka puasa.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
5. Berbuka dengan yang manis dan bertahap
Dianjurkan untuk berbuka dengan yang manis karena makanan yang manis lebih cepat memulihkan energi dan memberikan stamina dalam waktu yang lebih dekat.Berhati-hati dengan minuman yang mengandung pemanis buatan karena tidak mengandung energi. Lebih baik dengan memakan kurma karena ini adalah sunnah dan berpahala. Jika tidak ada kurma, disarankan untuk memakan buah segar, bukan yang olahan. Riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka denga ruthab (kurma basah), jika tidak ada dengan tamr (kurma kering), jika tidak ada, beliau meneguk beberapa teguk air.” (HR. Ahmad, shahih)
6. Tidak balas dendam saat buka puasa
Biasanya, saat puasa kita sering lapar mata ya. Semua makanan ingin dimakan. Padahal sebenarnya tubuh kita tidak membutuhkan sebanyak itu. Kita cukup makan seperlunya. Dokter menganjurkan makanan berbuka itu 50% dari kebiasaan makan kita sehari. Sepuluh persen saat berbuka dengan yang manis, dan 40% untuk makanan utama.
Dampak buruk ketika banyak makan di waktu berbuka sebagai berikut :
Membuat badan malas, lemas dan mengantuk.
Mengalami gangguan pencernaan, akibat “kaget” karena menerima jumlah makanan yang besar secara tiba-tiba.
Menurunkan semangat dan konsentrasi terutama semangat beribadah karena aliran darah lebih fokus pada pencernaan dan pasokan darah berkurang ke otak.
Allah memerintahkan kita untuk tidak makan secara berlebihan, namun secukupnya saja. Allah Ta’ala berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf : 31)
7. Olahraga
8. Tidur yang baik
Tips untuk mendapatkan tidur yang baik adalah:
Jadwal yang teratur. Biasakan tidur di jam yang sama setiap harinya.
Perhatikan makan dan minum. Hindari minum kopi atau minuman yang mengandung kafein lainnya beberapa jam sebelum tidur. Usahakan tidak terlalu kenyang atau terlalu lapar menjelang tidur.
Ciptakan kamar dan perlengkapan tidur yang nyaman.
Olahraga bisa membantu tidur menjadi lebih nyenyak. Atur waktu olahraga agar tidak terlalu malam.
Hindari penggunaan gadget minimal 1 jam sebelum tidur.
Tidur siang juga tidak kalah penting. Tidak perlu terlalu lama, cukup 20-30 menit untuk meningkatkan kesiagaan, konsentrasi dan memperbaiki suasana perasaan. tidur siang yang terlalu lama membuat disorientasi pada saat bangun.
Qailulah lah (istirahat/tidur sianglah) kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang. (HR. Abu Nu’aim, shahih)
9. Mandi dan menyegarkan badan
Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu berkata,
لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِالْعَرْجِ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ الْمَاءَ وَهُوَ صَائِمٌ مِنَ الْعَطَشِ أَوْ مِنَ الْحَرِّ
“Sungguh, aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Al-‘Araj mengguyur kepalanya –karena keadaan yang sangat haus atau sangat terik- dengan air, sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa.” (HR. Abu Daud)
Abu Ath-Thayyib mengatakan bahwa hadits ini merupakan dalil diperbolehkannya orang yang berpuasa menyegarkan badan karena cuaca yang terik, dengan cara mengguyurkan air ke seluruh badan atau sebagian saja. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama dan mereka tidak membedakan antara mandi wajib, sunnah, atau mubah. (‘Aunul Ma’bud, 6/352)
10. Mengendalikan emosi dan nafsu
Puasa tidak hanya menahan makan dan minum saja, namun juga menahan hawa nafsu dan emosi. Ketika marah dan stres, hormon, seperti adrenalin akan dikeluarkan tubuh dan mengeluarkan energi yang banyak.
Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Puasa adalah membentengi diri maka bila salah seorang kamu di hari ia berpuasa janganlah berkata kotor dan janganlah ia berteriak-teriak dan jika seseorang memakinya atau mengajak bertengkar hendaknya ia mengatakan “Sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
0 notes
Photo
Lançamento "coisas de lá / aqui já está sumindo eu" Ana Gandum & Daniela Rodrigues STET - livros & fotografias 29 de Março | 18:30h, Lisboa
FICHA TÉCNICA Título: coisas de lá / aqui já está sumindo eu III Autoras: Ana Gandum e Daniela Rodrigues Organização: Adriano Mattos Corrêa, Ana Gandum e Daniela Rodrigues Projecto Gráfico: Ana Cecília Souza, André Victor e Rita Davis Ilustrações: Daniela Rodrigues Tipologia: Circular STD e Sabon Papel: Kraft 200g (capa); Pólen Bold 90g e Pólen Soft 70g Formato: 10,5 x 15cm Número de Páginas Finais: 205 Impresso na Guide Edição: Escola de Arquitetura UFMG, Belo Horizonte, Brasil Ano: 2018 Publicação afecta a duas pesquisas financiadas pela FCT
1 note
·
View note
Text
MENCARI PAHALA TANPA BATAS, MASUKI SYURGA TANPA HISAB
Telapak tangannya sudah mengeras karna selalu menumbuk gandum, suaminya pun sudah sakit dada karna setiap hari bekerja mengangkut air... akhirnya mereka putuskan untuk meminta seorang khadim (pelayan) dari tawanan perang yang dimiliki ayahandanya, manusia yang paling mulia yaitu RasuluLlaah SAW. namun RasuluLlah bukannya tidak ingin menolong, tapi karna semua tawanan perang sudah beliau jual untuk memberi makan para ahlu shuffah yang kelaparan.
Kemudian RasuluLlah memberikan jalan keluar yang lebih bernas, beliau meminta Fathimah dan Ali bin Abi Thalib untuk selalu membaca tasbih, tahmid dan takbir masing² 10 kali setiap sehabis sholat, dan tasbih 33x, tahmid 33x, takbir 34x sebelum tidur. maka sejak itu Ali pun tidak pernah meninggalkan wasiat RasuluLlah tersebut meski dalam kondisi peperangan sekalipun.
Sisters, kesulitan dalam hidup baik dalam hal ekonomi maupun beratnya pekerjaan yang harus dilakoni, kadang membuat kita menyerah dan merasa lelah, jenuh dan terpuruk.
Mungkin kita suka berucap, "maklum masih jadi kuli kantoran", atau, maklum jadi " upik abu" untuk ibu rumah tangga dengan segala aktifitas kesehariannya. sebutan² yang tidak menunjukkan penghargaan betapa mulianya apa yang sudah dilakukan.
Bila jenuh bekerja tapi alhamduliLlah kebutuhan harian terpenuhi, mungkin hanya kalimat keluhan yang muncul. tapi bagaimana bila sudah lelah tapi juga tidak mencukupi...?
Bagaimana dengan kondisi orang² fakir, yang bahkan tidak berani memikirkan bagaimana saya makan untuk esok hari...?
Menarik bila kita memperhatikan kisah fathimah dan Ali bin abi thalib tadi. rasuluLlah SAW memberikan solusi terhadap masalah mereka bukan dalam bentuk bantuan riil yang kasat mata dan dapat langsung dirasakan. tapi RasuluLlah SAW malah menyuruh Fathimah dan Ali untuk tidak pernah meninggalkan dzikir sehabis sholat dan sebelum tidur malam.
Buat sebagian orang, mungkin berdzikir akan dijadikan suatu yang ditinggalkan, karna manusia lebih tertarik kepada suatu yang riil dan terlihat jelas. orang lapar obatnya makan, fakir miskin obatnya uang, dan seterusnya.
Sehingga banyak orang bekerja banting tulang tapi tidak sholat. padahal Allah sang Maha pemberi rizki lebih patut dita'ati.
Untuk itu yang ingin diajarkan RasuluLlah kepada Fathimah dan Ali adalah sifat sabar dalam segala keadaan. sabar ini bukan datang sendiri, tapi semata�� karna Allah lah yang menurunkan ke dalam hati setiap muslim.
"Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah (QS. An Nahl : 127)
Ali bin Ali Thalib mengatakan bahwa kedudukan kesabaran terhadap keimanan bagaikan kepala bagi tubuh. apabila kepala dipotong maka binasalah tubuh.
Sabar sendiri mempunyai tingkatan keutamaan, meski semuanya Allah janjikan ganjaran pahala tanpa batas. Ibnu Taimiyah berkata, kesabaran nabi Yusuf menghadapi rayuan istri tuannya lebih sempurna dari kesabarannya saat dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara²nya, saat dijual dan saat berpisah dengan ayahnya. karna kondisi terzhalimi ini diluar kehendaknya sehingga tidak ada pilihan lain kecuali sabar menerima musibah.
Namun sabar terhadap rayuan yang dikehendaki oleh nafsu itu jauh lebih sempurna dan utama, apalagi banyak faktor yang menunjang untuk memenuhi nafsunya.
Sabar untuk tidak korupsi, padahal kesempatan terbuka lebar, masih lebih utama dari sabar karna terkena PHK. "gusti Allah mboten sare" (Allah tidak pernah tidur), sering diucapkan oleh orang² yang yakin akan pertolongan Allah, sang pencipta yang tidak pernah lelah mengurus para hamba-Nya.
Maka kesabaran yang dibangun haruslah atas kesadaran penuh kecintaan kepada Allah, bukan sabar karna keterpaksaan kondisi, bukan juga sekedar terlihat tabah di hadapan manusia.
"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah dari apa yang kalian tidak mengetahuinya (QS. Yusuf : 86)
Menurut tafsir dari imam al -Auza'i, juga dari hadits rasuluLlah SAW yang diriwayatkan Anas bin Malik, orang² yang sabar dan tahan menderita di akhirat kelak tidak dihisab, tidak ditimbang berat atau ringan amalnya, melainkan sudah disediakan buat mereka bilik² istirahat yang mulia di syurga
"Katakanlah (Muhammad), "wahai hamba² Ku yang beriman! bertakwalah kepada Rabb mu. bagi orang² yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu luas. sesungguhnya hanya orang² yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas (Az zumar:10)
Komunitas Frasa-Perempuan Ilmu dan Rasa-
12 notes
·
View notes
Text
Yahudi dalam Lintasan Peradaban Islam
(Republika, 21-12-2017)
Dr Alwi Alatas Sejarawan, Direktur PRISTAC- Pesantren at-Taqwa Depok Selama berabad-abad, orang- orang Yahudi berada dalam keadaan lemah dan tertindas, khususnya saat mengalami diaspora ke berbagai negeri. Namun, sejak muncul dan tersebarnya Islam, orang-orang Yahudi menerima toleransi yang sangat besar dan hidup dalam keadaan aman di bawah pemerintahan Muslim. Setelah posisi mereka semakin kuat dalam satu dua abad terakhir, kaum Yahudi justru melakukan pendudukan dan penindasan terhadap masyarakat yang tak pernah sekali pun melakukan kekejaman ? semacam pogrom atau holocaust-- terhadap mereka. Ironi sejarah itu terpampang telanjang di Yerusalem dan bumi Palestina, dulu dan hari ini. Dulu, orang-orang Yahudi menetap dan membentuk pemerintahan di Yerusalem serta kawasan sekitarnya. Namun kemudian negeri itu dikuasai bangsa- bangsa lain dan orang-orang Yahudi berkali-kali terusir dari Yerusalem. Setengah milenium sebelum munculnya Islam, mereka kembali terusir setelah terjadinya perlawanan yang gagal terhadap pendudukan Romawi di kawasan itu. Mereka hanya sempat kembali ke sana untuk periode yang singkat, ketika Persia mengalahkan Romawi dan selama beberapa tahun lamanya dapat menguasai wilayah Baitul Maqdis yang ketika itu dikenal dengan sebutan Aelia. Saat Yerusalem jatuh ke tangan kaum Muslimin pada tahun 638 Masehi, Khalifah Umar bin Khatab radhiyllahu `anhu datang secara langsung untuk menerima penyerahan kota itu dari pimpinan gereja Yerusalem, Sophronius. Ia membersihkan bagian al-Aqsa yang sebelumnya sengaja ditumpuki sampah oleh penduduk Kristen sebagai penghinaan terhadap orang-orang Yahudi. Selain itu, ia juga membuat piagam jaminan keamanan (al-`Uhda al- `Umariya) bagi orang-orang Kristen, dan Yahudi, yang ada di negeri itu dalam menjalani kehidupan serta ritual keagamaan masing-masing. Bukan hanya Yahudi, orang-orang Kristen dari kelompok non-Ortodoks yang merasa terpinggirkan secara keagamaan di bawah pemerintahan Bizantium juga merasa lega dengan masuknya Islam ke kawasan itu. Maher Abu Mansur menulis tentang ini di dalam bukunya Islamic Jerusalem and Its Christians: Khalifah Umar membebaskan orang-orang Kristen dari dominasi dan persekusi pemerintah Byzantium dan membolehkan orang- orang Yahudi untuk kembali ke kota itu setelah terusir selama hampir lima ratus tahun. Masyarakat Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) yang hidup di bawah pemerintahan Islam memang mendapat perlindungan dan jaminan keamanan. Mereka tidak boleh diganggu dan berhak mendapatkan keadilan selaiknya kaum Muslimin selama mereka memenuhi kewajiban mereka dalam membayar jizyah(pajak bagi warga non-Muslim). Amanah ini dijalankan oleh para khalifah di sepanjang sejarah peradaban Islam. Umar bin Khattab sendiri, sekadar contoh, pernah melihat seorang pengemis Yahudi yang sudah berusia tua dan buta matanya. Setelah tahu orang tua Yahudi itu terpaksa meminta-minta demi membayar jizyah, Umar membawanya ke rumah dan diberinya uang. Kemudian Umar mengirim orang tua itu ke Baitul Mal dengan membawa pesan agar ia dan warga non-Muslim lain yang sepertinya dibebaskan dari membayar jizyah. Kita berlaku tak adil terhadapnya, pesan Umar, Karena mengambil jizyah darinya saat ia masih muda dan mengabaikannya saat ia sudah tua. Yahudi di Andalusia Pada masa-masa berikutnya, orang- orang Yahudi memandang kaum Muslimin sebagai pembebas yang menolong mereka dari penindasan yang sering mereka alami di banyak negeri. Di Andalusia, orang-orang Yahudi dengan senang hati menyambut dan membantu kedatangan para penakluk Muslim yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nusair. Mereka yang selama ini sering mengalami persekusi dari penguasa Katolik di negeri itu kini membantu membukakan beberapa pintu kota dari dalam. Setelah itu mereka, sebagaimana juga warga Kristen, menerima jaminan keamanan dan toleransi di bawah pemerintahan Muslim Andalusia. Maka semakin banyak orang Yahudi yang berdatangan dari Afrika Utara ke wilayah ini. Ana Ruiz menjelaskan tentang kehidu- pan orang-orang Yahudi pada era keemasan Andalusia di dalam buku Vibrant Andalusia:Di bawah pemerintahan Muslim, mereka untuk pertama kalinya diberi kesempatan untuk berkembang. Orang- orang Yahudi Spanyol menjadi sangat makmur, memberi kontribusi tak hanya secara kultural, tetapi juga secara ekonomi, perdagangan, dan ilmu pengetahuan. Mereka merasakan toleransi, keamanan, kebebasan, dan peluang untuk mencapai kedudukan yang tinggi di dalam administrasi dan pemerintahan Andalusia. Memiliki naluri bisnis yang jeli, banyak yang menjalankan toko-toko retail kecil serta unggul sebagai ahli keuangan atau sebagai pemberi pinjaman uang. Pada satu waktu, keluarga-keluarga Ya hudi mengendalikan perdagangan maritim. Mereka menjadi importir dan eks portir utama untuk tekstil, kulit, sutera, rempah, buah-buahan, dan gandum di Andalusia. Banyak orang Yahudi yang bekerja sebagai penjahit, penyamak, tukang sepatu, dan tukang emas. Di antara ilmuwan Yahudi kelahiran Andalusia yang terkenal adalah Musa ibn Maimun atau Maimonides (1135-1204). Ia seorang Rabi Yahudi sekaligus filsuf dan dokter. Ilmuwan yang dikenal sebagai Musa Kedua ini barangkali -- meminjam kata-kata J.J. Saunders di dalam A History of Medieval Islam-- merupakan pemikir Yahudi yang paling tajam sebelum Spinoza. Ia antara lain berguru kepada Ibn Rusyd (1126-1198), dan tulisan- tulisannya kemudian juga beredar di kalangan Muslim dan Kristen, di samping kalangan Yahudi sendiri. Kondisi perang di Andalusia kemudian menimbulkan sikap curiga dan hilangnya rasa aman serta toleransi di antara penganut agama di negeri itu. Maimonides dan keluarganya meninggalkan Andalusia dan akhirnya menetap di Kairo, Mesir, menjelang masuknya Shalahuddin al-Ayyubi (1137-1192) ke negeri itu. Tak lama setelah Shalahuddin memimpin Mesir pada awal 1170-an, filsuf Yahudi ini menjadi dokter pribadi istana. Ia tinggal di Mesir hingga akhir hayatnya. Keamanan dan toleransi yang mulai meredup di Andalusia kini diperoleh gantinya di Mesir, di wilayah kekuasaan Shalahuddin. Shalahuddin al-Ayyubi sendiri setelah itu muncul sebagai pahlawan pembebas Yerusalem dari cengkeraman ten tara salib. Saat merebut kembali kota itu pada tahun 1187, Shalahuddin sama sekali tidak membalas dengan membunuhi orang- orang Kristen Eropa yang mempertahankan Yerusalem. Padahal, hampir sembilan dekade sebelumnya, tahun 1099, Pasukan Salib berpesta darah saat merebut Kota Suci itu dari tangan kaum Muslimin. Bukan hanya puluhan ribu Muslim yang menjadi korbannya, penduduk Yahudi di Yerusalem juga merasakan kekejaman tentara salib. Orang-orang Yahudi berkumpul di sinagog, tulis Ibn al-Qalanisi dalam Kronik Damaskusnya tentang peristiwa itu, dan orang-orang Frank [pasukan salib] membakar habis mereka semua. Malah jauh sebelum Pasukan Salib tiba di negeri Muslim, di awal rencana keberangkatannya, mereka sempat menjarah dan membunuh orang- orang Yahudi di Jerman. Sikap penyayang dan rasa toleransi Shalahuddin bukan hanya memberi kebanggaan bagi kaum Muslimin, melainkan juga rasa hormat yang tinggi dari lawan-lawan Kristennya. Begitu pula, orang-orang Yahudi, mereka bisa kembali menetap di Yerusalem saat kota itu dikuasai oleh Shalahuddin al-Ayyubi. Shalahuddin bukan satu-satunya pemim pin Muslim pada era Perang Salib yang membuka pintu terhadap imigran Yahudi. Pada tahun 1144, ketika Ima dud- din Zanki (w. 1146) berhasil mere but kembali kota Edessa dari tangan tentara salib, tiga ratus keluarga Yahudi didatangkan untuk menyeimbangkan populasi kota itu. Hal ini tampaknya disebabkan Muslim dan orang-orang Yahudi pada masa itu sama-sama berada di posisi yang berhadapan dengan para pendatang Kristen dari Eropa Barat. Atau seperti yang ditulis S. Runciman dalam A His tory of the Crusades 2, karena orang-orang Yahudi diketahui sangat siap untuk men- dukung Muslim dalam menghadapi orang-orang Kristen dari Eropa. Jika di Syam dan Mesir kaum Muslimin berhasil mereduksi pengaruh tentara salib, keadaannya sangat berbeda dengan Andalusia yang secara gradual terus mengalami kemerosotan. Wilayahnya terus menyusut lewat proses penakluk an kembali yang dilakukan oleh orang- orang Kristen dari utara Spanyol. Dan ketika benteng terakhir mereka jatuh pada tahun 1492, kaum Muslimin dan orang- orang Yahudi sama-sama harus menghadapi pengusiran atau konversi paksa. Yahudi di Turki Utsmani Dalam keadaan yang sulit ini, banyak orang Yahudi yang melakukan migrasi ke Turki Utsmani atau negeri-negeri Muslim lainnya. Turki Utsmani ketika itu menjadi tempat yang aman bagi para pendatang Yahudi, dan tentu saja bagi para pendatang Muslim. Pihak Utsmani sendiri kadang secara aktif menolong pemindahan orang- orang Yahudi yang tertindas ini atau mendorong mereka untuk datang dan menetap di wilayah Utsmani. Bukan hanya bagi mereka yang terusir dari Andalusia, Turki Utsmani juga menampung pelarian Yahudi dari Prancis, Hungaria, dan Sisilia pada abad ke-14 dan awal abad ke-15. Tak lama setelah berhasil merebut kota Konstantinopel, Muhammad al-Fatih mengajak, antara lain orang-orang Yahudi untuk menetap di kota yang kini bernama Istanbul itu. Hal ini antara lain karena keperluan mendesak untuk segera me nambah kembali populasi kota ini setelah meng alami penurunan pada masa-masa sebelumnya. Seorang Rabi Yahudi asal Prancis, Isaac Zarfati, termasuk yang pindah ke wilayah Utsmani dan mengajak rekan-rekan Yahudinya untuk melakukan hal yang sama. Baginya hidup di negeri Muslim seperti Turki Utsmani lebih baik dibandingkan di Eropa yang Kristen. Itu adalah negeri di mana setiap orang tinggal dengan damai di bawah pohon Ara miliknya dan mereka diizinkan untuk mengenakan pakaian-pakaian yang paling berharga. Seolah membuat satu ramalan, sebagaimana dikutip dari buku The Jews of Islamkarya Bernard Lewis, Zarfati juga menulis, Jalan menuju Tanah Suci terbentang di hadapanmu melalui Turki. Seiring dengan berjalannya waktu, Turki Utsmani dan dunia Islam mengalami kemunduran pada abad ke-19, sementara masyarakat Yahudi menjadi kuat dan sangat berpengaruh di Eropa. Orang- orang Yahudi mendirikan organisasi Zionis pada akhir abad itu dan merencanakan pendirian negara Yahudi di Palestina. Lalu Turki kalah di Perang Dunia I, Palestina diambil alih Inggris dari Turki Utsmani dan dijadikan National Home bagi bangsa Yahudi, hingga akhirnya berdiri negara apartheid Israel di Tanah Palestina pada 1948. Selebihnya adalah sejarah pilu, ditambah dengan darah dan air mata orang tua dan anak-anak Palestina yang tak bersalah. Mungkin benar apa yang dikatakan Ibnu Khaldun di dalam Muqaddimahnya saat memberi contoh tentang bangsa yang sekian lama hidup di bawah penindasan dan kezaliman. Mereka tidak punya kendali atas urusannya dan tak mampu menjamin keamanannya sendiri. Seseorang dapat melihat pada orang-orang Yahudi dan karakter buruk yang telah mereka raih, tulis Ibn Khaldun, sehingga mereka di gambarkan di setiap daerah dan periode, sebagai pengidap sifat khurj... yang bermakna `ketidaktulusan dan tipu daya.' Sifat inilah yang sebenarnya sedang diukir pada hari ini di Yerusalem oleh Zionis Yahudi dan sekutu-sekutunya. Entah sampai kapan!
1 note
·
View note
Text
Skip to content

Bolehkah Jual Beli Dengan Sistem Inden?
Pertanyaan:
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Sekarang ini untuk beli mobil baru atau rumah baru, biasanya dengan sistem inden.
Apakah diperbolehkan jual beli dengan sistem inden ini, walaupun biasanya ada mobil untuk test drive atau ada rumah contoh?
Jazakallah Khairan…
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
(Ditanyakan oleh Sahabat BIAS)
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.
Ya boleh, dan sah jual belinya. Sebab mobil test drive memang peruntukannya bukan untuk dijual, begitu juga dengan rumah contoh.
Kenapa akad seperti ini sah? Karena hal ini termasuk dalam koridor jual beli salam (pembayaran dilakukan didepan/tunai), yaitu akad pemesanan suatu barang dengan kriteria yang telah disepakati (sesuai selera pihak pemesan serta kesanggupan pihak penyedia) dan dengan pembayaran tunai pada saat akad dilaksanakan. Bolehnya hal ini karena kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan dan kelegaan tanpa ada unsur tipu-menipu atau ghoror, pihak pemesan bisa mendapatkan barang sesuai yang diinginkan, sementara pihak penyedia bisa mendapatkan dana segar dimuka dan punya cukup waktu untuk menyediakan pesanan. Misal, jika anda datang ke showroom mobil dan hendak membeli merk Papanza tipe S warna Merah, sedangkan yang ready saat itu merk Papanza tipe G warna Hitam. Maka jika anda tetap ingin tipe S warna Merah tentu saja harus menunggu, dan tetap bayar didepan (walaupun hanya sebagian atau uang muka).
Hal ini sejatinya telah dijelaskan sejak dahulu oleh syari’at, tatkala Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda
من أَسْلَفَ في شَيْءٍ فَفِي كَيْلٍ مَعْلُومٍ وَوَزْنٍ مَعْلُومٍ إلى أَجَلٍ مَعْلُومٍ
“Barang siapa yang memesan sesuatu, maka hendaknya ia memesan dalam jumlah takaran yang telah diketahui (oleh kedua belah pihak), dan dalam timbangan yang telah diketahui (oleh kedua belah pihak), dan hingga tempo yang telah diketahui (oleh kedua belah pihak) pula.” [HR Bukhari 2086]
Hadits diatas juga bisa ditafsirkan; “Jika kalian memesan sesuatu hingga tempo tertentu atau dengan kesepakatan tertentu, maka hal itu harus disepakati oleh kedua belah pihak”. Tempo tertentu dan kesepakatan tertentu ini adalah tafsiran lain dari makna hadits diatas ; “Timbangan dan takaran”. Penafsiran ini menjadi kuat karena para ‘ulama telah sepakat bahwa timbangan dan takaran bukanlah suatu kewajiban pada setiap akad salam. Timbangan dan takaran wajib diketahui jika akad salam dilakukan pada barang-barang yang membutuhkan kepada takaran atau timbangan. Adapun pada barang yang penentuan jumlahnya berdasarkan hitungan, misalnya akad salam saat membeli mobil, maka sudah pasti tidak memakai timbangan atau takaran, sehingga bisa diganti dengan kesepakatan tertentu.
Apakah ini tidak termasuk Riba Nasi’ah? Tidak, hal ini bukan bagian dari bahasan riba. Sebab riba nasi’ah adalah riba yang terjadi karena adanya pembayaran pada akad tukar menukar barang yang tergolong komoditi ribawi (emas, perak, kurma, gandum dan garam), baik satu jenis atau berlainan jenis dengan menunda penyerahan salah satu barang yang dipertukarkan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dari enam komoditi ribawi yang ada, dapat kita kelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama adalah emas dan perak. Dan kelompok kedua adalah empat komoditi lainnya (kurma, gandum, dan garam).
Jika sesama jenis dan kelompok riba itu dibarter, misalnya emas dan emas, maka di sini harus terpenuhi dua syarat, yaitu kontan dan timbangannya harus sama. Jika dua syarat ini tidak terpenuhi maka masuklah dalam bahasan riba fadhl. Bagaimana untuk riba nasi’ah? Jika terjadi tukar menukar atau barter dengan jenis komoditi yang berbeda namun masih dalam satu kelompok -misalnya adalah emas dan perak atau kurma dan gandum- maka di sini hanya harus terpenuhi satu syarat, yaitu kontan, sedangkan timbangan atau takarannya boleh berbeda. Misalnya tukar menukar 2 gram emas dengan 5 gram perak, boleh asalkan kontan. Jika ada penundaan saat barter maka disebut riba nasi’ah.
Namun jika komoditi tadi beda jenis dan beda kelompok, misalnya emas dan kurma, maka di sini tidak ada syarat, boleh tidak kontan dan boleh berbeda timbangan atau takaran. Maka jual beli mobil masuk dalam bahasan ini, tidak ada kaitannya sama sekali dengan Riba Fadl ataupun Nasi’ah dalam proses inden nya.
Selain itu, jual beli sistem inden dalam beberapa keadaan juga dikaitkan dengan akad Istishna’, yaitu sebuah akad yang terjadi karena ada request atau pesanan tertentu. Dalilnya adalah kisah tatkala Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam memesan agar dibuatkan cincin dari perak.
أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَرَادَ أَنْ يَكْتُبَ إِلَى الْعَجَمِ فَقِيلَ لَهُ إِنَّ الْعَجَمَ لَا يَقْبَلُونَ إِلَّا كِتَابًا عَلَيْهِ خَاتَمٌ فَاصْطَنَعَ خَاتَمًا مِنْ فِضَّةٍ قَالَ كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى بَيَاضِهِ فِي يَدِهِ
“Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiallahu ‘anhu, pada suatu hari Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam hendak menuliskan surat kepada seorang raja non arab, lalu dikabarkan kepada beliau: Sesungguhnya raja-raja non arab tidak sudi menerima surat yang tidak distempel, maka beliaupun memesan agar ia dibautkan cincin stempel dari bahan perak. Anas menisahkan: Seakan-akan sekarang ini aku dapat menyaksikan kemliau putih di tangan beliau.” [HR Muslim 3903] Dan perbuatan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjadi bukti nyata bahwa akad istishna’ adalah akad yang dibolehkan (Fathul Qadir oleh Ibnul Humaam 7/115).
Namun secara umum akad ini tidak bisa dikaitkan dalam urusan jual beli di showroom mobil baru, karena memang kita tidak bisa request secara khusus tentang bentuk, model, warna, dll, semua sudah satu kesatuan.
Akad istishna’ ini biasa dilakukan dalam jual beli cincin (jika pesan model tertentu di pengerajin emas), atau jahit baju di tailor. Adapun dalam jual beli rumah jadi atau mobil, yang tepat penyebutannya adalah akad salam.
Wallahu A’lam
Wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Referensi: https://bimbinganislam.com/hukum-jual-beli-sistem-inden/
January 30th, 2020
0 notes
Photo
nak lagi resepi? follow je @rasa.antarabangsa . . Buat minum petang.. Onde onde labu.. Ada yang like x 😋 ********** Resepi Onde onde labu Bahan-bahan 2 cawan labu -direbus sehingga lembut 2 cawan tepung pulut 1/2 cawan Tepung gandum 1 ketul gula melaka dipotong kecil 1/2 biji kelapa parut (bahagian putih dan digaul dgn secubit garam Pewarna kuning 1/2 cawan air @ secukupnya - untuk uli adunan Cara -cara Lenyek labu yang direbus sehingga lumat dan digaul sebati dengan tepung pulut,gandum..kemudian masukkan air sedikit demi sedikit..seterusnya masukkan sedikit pewarna dan gaul rata sehingga menjadi doh.. Kemudian bentukan menjadi bebola kecil, masukkan potongan gula melaka dtengah tengahnya dan tutup kemas dan golekkan menjadi bebola kecil.. Lakukn sehingga adunan habis Rebus air dalam periuk sehingga mendidih.. Masukkan bebola tadi ke dalam air yang mendidih..angkat apabila bebola sudah timbul dipermukaan Akhir sekali golek golekkan diatas kelapa. Selamat mencuba. SHARE SHARE & LIKE kredit : noor farhana ana #resepisedap #resepi https://www.instagram.com/p/B2_opS5FZyl/?igshid=1t02fj35qm741
0 notes
Photo
MENELADANI KESEDERHANAAN MAKANAN RASULULLAH Assalamu'alaikum... Udah sarapan mak? Makan apa aja? Gorengan? Nasi goreng? Roti? Lontong sayur? Nasi uduk? Indomie? Belum kenyang juga? 😬 Trus pernah gak misalnya tiba-tiba kepikiran hmmm...makan bakso nanti siang enak kali ya? Siapa hayooo yang sering begitu? (Sayaaaaaaa!!!🤣🤣🤣 ngacung paling tinggi deh) Ternyata sadar atau gak, itu kebiasaan yang gak baik mak 😅 jauh banget jika dibandingkan dengan kesederhanaan makanan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Rasulullah dan keluarganya tidak pernah makan kenyang. Mereka hanya makan sekedarnya agar tidak lapar. Rasulullah bahkan sering kekurangan makanan sehingga beliau mengajak keluarganya untuk berpuasa. Seringkali Rasulullah tidur tanpa ada sesuatu pun yang dapat dimakan untuk mengisi perut. Coba kalau kita ya mak? Pas lagi laper bawaannya mungkin gak bisa tidur 🙈 duh, malu banget deh sama Rasulullah. Ibnu Abbas meriwayatkan, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melewatkan malam-malamnya bersama keluarga tanpa makan malam. Kalaupun ada roti, itu pun roti kering yang terbuat dari gandum." Kok bisa begitu sih? Emangnya Rasulullah itu miskin gitu? Sampai segitu sederhananya makanan beliau dan keluarganya? Eits, jangan salah mak. Harta Rasulullah itu datang mengalir banyak banget seiring makin berkembangnya Islam ke tempat-tempat yang jauh. Tapi beliau tidak pernah menggunakan harta itu untuk kepentingannya dan keluarganya. Apa yang beliau dan keluarganya makan benar-benar hasil dari keringat mereka sendiri. Harta berlimpah yang sampai ke tangan mereka selalu mengalir ke tangan orang-orang fakir tanpa ada sepeser pun yang tertinggal. Suatu hari Rasulullah pernah bertanya kepada Bunda Aisyah, "Apakah ada sesuatu yang bisa dimakan?" "Tidak ada," jawab Bunda Aisyah. "Kalau begitu, aku akan berpuasa," sabda Rasulullah. Coba kalau kita ya mak? Ga ada makanan, cari-cari receh setidaknya biar bisa beli indomie.hahaha... (itu mah saya aja ding). Dengan makanan yang sedikit, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam banyak bersyukur. Beliau tidak pernah mencela makanan dan selalu berterima kasih kepada yang telah membuatnya (camkan itu para suami 😁). Akhlak beli (di Ana nabila olshop) https://www.instagram.com/ana_nabila_olshop/p/BvLICpEn5nQ/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1y1z8n377j4xz
0 notes