Tumgik
#agama terukir di langit
bapakpuisi · 3 months
Text
fans community bapak puisi
inilah gambaran asli tanah suci agama terukir di langit sejak tahun 2009. menanti / suatu saat akan kedatangan Jesus ke tanah suci menemui seorang magustra. kalau ada cewe cakep lewat .. liat .. ada motor lewat .. liat .. cewe cakep bawa motor lewat .. liat .. ada emak emak segerombolan pada jalan lewat .. liat .. cewe cakep lewat lagi .. liat .. cewe cakep naik motor lewat lagi .. liat ...
bisakah anda bayangkannya ??
kalau nanti Jesus Christ datang ke tanah suci duduk duduk di sini minum kopi bersama magustra ??
0 notes
heyyodaulay · 2 years
Text
Cerita Singkat Pria Nekat
Tumblr media
Senin, 26 desember 2022 pukul 22.40
malam dengan gemerlap bintang,bulan dengan cahaya terang. Temani aku malam ini, menyusun kewajiban sebagai mahasiswa teknologi informasi, terima kasih berkenan memberikan hati untuk membaca sepatah kata dalam untaian cerita yang kualami. aku harap kamu menyukainya. selamat membaca.
Sukabumi, kota indah dengan sejuta kenangan yang tercipta, sebuah kota dimana setiap bahagia tercipta dengan sempurna, setiap senyum terukir dengan indahnya, di satu atap yang sama, sebuah keluarga hidup dengan sederhana. Bukan rumah yang megah, namun menjadi tempat pulang paling betah. Tokoh dalam rumah tetap menjadi alasan berjuang untuk hidup sampai hari ini dan seterusnya.
Tokoh utama yang berisikan seorang wanita yang sangat cantik baik hati, memiliki hati yang sabar tiada batas, dibersamai dengan tokoh laki laki yang gagah dan sangat pekerja keras. Wanita tersebut ialah mama, bernama Ai Rohayati perempuan manis mengalahkan gula dan madu, mama... ia adalah sosok yang mengandungku, melahirkan ku dan membesarkanku sampai aku menjadi pria tangguh seperti saat ini.
Dan laki laki gagahku ialah ayah, yang bernama chairul azwan, laki laki menawan yang menjadi sosok ayah yang tak pernah berkeluh kesah dan tak pernah terlihat rapuh meski akupun tau ia tak setangguh itu.aku menjadi tokoh yang sangat beruntung dalam cerita indah mereka, karena bersamanya aku tak pernah merasakan derasnya hujan, karena mereka selalu memberiku payung sebelum hujan itu datang.
Tapi yang kuceritakan ini bukan tentang payung dan hujan,melainkan ialah tentang ujian dan sebuah perlindungan dan penopang kesedihan.Dalam atap yang sama, aku tak hanya sendirian yang merasakan kebahagiaan dari secercah hadiah yg mereka berikan. Aku bersama dengan adik laki laki kecil yang tak kalah tampan denganku, tapi tetap tidak akan ada yang mengalahkan ketampananku. Adikku bernama mufti, yang sering kupanggil dengan sebutan "utay". Terkadang sedikit menjengkelkan karna ada sedikit perbedaan dalam argumen yang dilontarkan, dan tetap saja yang disalahkan ialah aku,karena pada dasarnya seorang kakaklah yang seharusnya mengalah dalam setiap keadaan bukan? terkadang bumi dan langit memang tak sejalan, sama seperti keadaan dan kenyataan.
Dan lagi lagi kalian harus tau bahwa aku ialah salah satu manusia yang sangat beruntung di bumi ini,karena aku dikelilingi oleh orang orang berharga. Orang-orang yang selalu membersamai suka dan duka, tangis dan tawa, derita dan bahagia. Mereka menemani dalam setiap langkah yang kutuju, memberikan arah untuk hidup yang lebih baik untukku, menjadi pemandu dalam jalur hidup yang berliku.Terlalu banyak menceritakan mereka,sampai aku lupa belum memperkenalkan diriku siapa.
Tumblr media
hai semuanya,aku Ahmad Syarifullah Daulay.. nama indah yang diberikan oleh seorang kakek dari mamaku.. yang bernama KH.Manshur, beliau ialah seorang pemuka agama di tempat dimana aku berpijak dilahirkan. Dan 22 januari mendatang, usiaku genap 20 tahun. Aku adalah laki laki kelahiran 2003, yang dibesarkan oleh orang tua yang penuh kasih dan cinta, hobiku berkaitan dengan kata 'perjuangan, pengorbanan' karna hobiku ialah melakukan hampir semua bidang keolahragaan yang menjadi rutinitas harianku, dalam hal lain akupun senang memotret hal atau segala sesuatu yang indah,untuk dijadikan kenangan dalam bentuk nyata, dan aku suka mendengarkan musik untuk mengisi keheningan malam, menemani suasana hati yang kelam. Lagu yang sering kudengar ialah payung teduh- untuk wanita yang sedang dalam pelukanBunda neira - yang patah tumbuh yang hilang bergantiNadin amizah - bertautPaying teduh - masa kecilku. Jika kamu belum pernah mendengarkan lagu tersebut, cobalah dengar sebentar dan rasakan vibes yg sangat mendalam.Oh iya, tentangku? Aku menyukai segala makanan layaknya omnivora, tapi ada satu makanan yang aku tak suka tetapi aku bisa memakannya karena 1 pengecualian, dan itu sebuah rahasia negara hehehe, ya makanan tersebut ialah roti bakar, menurutku perpaduan antara manisnya selai dengan asinnya roti yang dibakar menggunakan mentega, merupakan bukan pasangan yang cocok dalam lidahku. Tak lupa untuk alpukat juice yang menemani hidanganku menjadi minuman favorit dari dahulu.Dalam pendidikan selama hidup yang aku rasakan, ada satu masa dimana aku merasa sangat bahagia, masa saat aku menempuh sekolah dasar.
mengapa? karena aku masih bisa merasakan apa yang tidak dirasakan kebanyakan anak sekarang ini. mulai dari bermain kelereng ke kampung sebelah, bermain layang layangan ke sawah ataupun empang dan bermain bola dengan anak kampung lain.Selepas bermain dan pulang saat adzan magrib dengan rintik hujan yang menemani langkah mungil menuju rumahku.
seusai sampai dirumah, aku disambut dengan suara bahana dari radio antik yang memutar kaset eksotik bergenre klasik, Musik kegemaran ayah, yang selalu didengar setiap petang. Sebuah momen yang mungkin tak bisa terulang tapi akan terus jadi hal indah yang selalu dikenang.
Rangkaian kata dalam blog ku kali ini hanya sekedar cerita singkat hidupku, masih banyak lagi cerita cerita indah, lucu, bahagia, tawa, dan ada sedikit luka dan derita. Tapi jangan berlarut sedih, aku akan kembali nanti dengan cerita cerita indah yang lebih banyak lagi.
Dan untuk dirimu yang telah memberikan waktu berhargamu membaca blog ku ini, sangat berterima kasih untuk segala waktu dan aku menghargai waktumu! aku doakan kamu selalu diikuti dengan kebahagiaan, senyuman, dan kehangatan.Sampai bertemu lagi, kupastikan aku akan menceritakan kembali kisahku dan kuharap kamu menyukai itu.Salam hangat dariku untuk-mu.
oh ya... ini lagu kesukaanku yaa selamat mendengarkan
4 notes · View notes
gang12wijaya · 2 years
Text
Tumblr media
I'm not actually a member of the Illuminati but listen to the rumors circulating between satanic and illuminati improve the situation and reputation I sent letters to the Illuminati 2 times 2015 and 2021
in 2021 began to join the Illuminati registered in Great Bavarian through the Vice President as a permit because he thinks there is nothing that the Illuminati does not know and they have been already recognized by more than 72 countries
for more ..
Satanic Royal Kingdom. agama terukir di langit / holyland. UVP ID 5304756. UNVs Candidate Pool
United Nations
0 notes
bapakpuisisedunia · 4 years
Text
wisata situs bersejarah/sejarah Dunia
situs langka. tanah suci Satanic "agama terukir di Langit"
Pariwisata Internasional sumbangan Pengetahuan untuk Dunia pada bidang Ufologi, Sastra, Agama, dan Pariwisata
0 notes
bestarisworld · 4 years
Text
                 Di titik yang sama bersama Pak Sapardi
                      Oleh : Isti Nur Khasanah
 
Kita pernah di titik yang sama bukan?
Saat kidung rindu berjubel dalam kepala
Tanpa sehurufpun berhasil menuai klausa,
Aku kalut, kau mungkin tidak
Bukan gagasan baru yang tersangkut
Melainkan gebu renjana pada kasih yang menggelut
Aku lelah dan bertujuan menyerah
Tapi kau tetap bungah menuai kata sederhana tentang cinta
Rasanya
Diriku dan dirimi pernah satu asa Pak
Menyerdehanakan gema asmarolaka
Membalutnya dengan perpaduan diksi
Dengan sederhana.
Tapi kau berhasil menyederhanakan
Sedang aku gagal sebelum sederhana
Ah, aku rindu
Senyum jenakamu masih terbaca
Lembut suaramu masih menggelora
Dalam dekapan frasa, prosa, klausa
Kau sungguh abadi, Pak sapardi
Di hati kami
Di hatiku
Jendela dunia membukakan pintu
untukku masuk pada dimensimu
Berkelana mengelilingi kesederhanaan cinta
Yang dengan rapi kau korelasi
Jua mengajakku bercengkrama
Dengan hangatnya hujan di bulan juni
Yang tiap tetesnya
Membangunkan ruh jemari
Untuk turut berpuisi memaknai hujan dengan seni
Pak Sapardi seabadi namamu yang terukir dalam hati kami
Ku panjatkan harap pada illahi
Agar atmamu berreinkarnasi,
Tuhanku berkata,
Tak ada reinkarnasi dalam agama kami
Maka, ditengah tabir langit terbuka
Ku terbangkan do’a
Agar engkau selalu tenang disana
Agar kelak kau bersama surga,
Sebagai tempat kau kembali merangkai kata
Bersama deru angin
Doa dan gebu renjana sampai padamu, semoga
Sehangat senja mendarat
Sehangat senyum mu yang moderat.
Salam rindu teramat berat, dariku
                   
                         Salatiga, 30 November 2020
0 notes
uswahsholihah · 4 years
Text
Tentang "gagal dulu"
Alhamdulillah, hari ini Jum'at 30 Oktober 2020--- lagi-lagi hari Jum'at dan banyak kabar baik yang saya terima. Akhirnya, perjalanan seleksi CPNS 2019 telah sampai di pengumuman hasil terakhir. Walaupun setelah ini masih ada pemberkasan, penerbitan NIP, TMT CPNS hingga nanti bisa benar-benar menjadi ASN.
Berhenti sebentar.
Nafas dulu.
Sadari, nikmati, syukuri.
MasyaAllah, semua terjadi seperti mimpi. Seperti tidak mungkin, tapi Allah berkehendak. Coba flashback perjalanan beberapa tahun lalu yuk?
Semuanya bermula dari first love saat SMP. Haha, iya. Bisa disebut begitu, bermula karena cinta pertama saat SMP mau melanjutkan ke SMK N 1 Magelang, lalu saya ikut-ikutan daftar. Dulu, kami berdua masuk peringkat 10 terbaik di SMP favorit di Borobudur--- tentunya dia lebih pintar daripada saya hehe.
Walau pada akhirnya, dia pindah ke SMA N 1 Muntilan dan saya tetap bertahan di Teknik Elektronika Audio Video. Rasanya sebal, kecewa, dan tidak karuan. Tapi, setelah dewasa ini, saya sadar--- jalan saya memang tidak boleh jauh-jauh dari SMK tercinta ini. Banyak prestasi yang terukir saat saya mengenyam bangku SMK, entah juara matematika, debat bahasa Indonesia, English Drama Competition, menjadi best actrees pada zamannya. Lalu, hasil belajar saya yang selalu dibuktikan dengan juara kelas tiap tahun dan menjadi kesayangan banyak guru di SMK walaupun saya tetap aktif berorganisasi.
Saya kira, cukup disitu saja saya belajar elektronika. Amanah dari Bapak Ibu untuk belajar sudah saya tunaikan, ya 3 tahun belajar elektronika audio video walaupun bisa disebut salah jurusan. Tapi saya tetap sungguh-sungguh berjuang.
Saat kelulusan, ternyata saya diterima di 3 jurusan yang berhasil membuat saya galau berkepanjangan. Keterima prodi tarbiyah matematika di UIN Suka, keterima SNMPTN di UNY prodi Pendidikan Teknik Elektronika, dan Keterima di teknik Elektro UTY--- yang semuanya adalah beasiswa dari negara.
Tapi, karena SNMPTN yang lebih dulu pengumuman, akhirnya saya lanjutkan yang UNY. Padahal dalam lubuk hati paling dalam saya ingin sekali mengambil Matematika.
Fase-fase ini sangat penting dalam proses bertumbuh saya. Memaafkan orang lain, menerima apapun yg ada pada diri sendiri, dan menjalaninya dengan sebaik mungkin.
Saat kuliah, saya menikmati dengan ikut banyak sekali organisasi. Tahun 2013-2016 ini menjadi tahun emas saya dalam belajar di masyarakat. Lalu, saya mulai merangkai mimpi-mimpi saya. Ingat sekali, dulu dapat kesempatan menjadi perwakilan mahasiswa Bidikmisi karena IPK semester 1 nyaris sempurna. Saya mendapatkan tiket bertemu Pak presiden SBY tahun 2013.
Impian saat itu, saya ingin sekali menjadi mahasiswa berprestasi bisa ikut lomba dan naik pesawat gratis. tapi, saat sudah lolos PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) namun Allah belum mengizinkan untuk ikut ke Unhaluoleo.
Sedih pastinya. Gagal naik pesawat terbang gratis. Tapi ternyata Allah siapkan yang lebih keren. Saya lolos seleksi pertukaran pelajar dengan Mahasiswa Malaysia ditahun 2016. Akhirnya saya bisa naik pesawat terbang gratis dan bonusnya bisa ke Luar Negeri tanpa biaya serupiah pun.
Indah rasanya. Naik pesawat terbang dengan berbagai sensasinya. Apalagi menginjakkan kaki di negara lain. MasyaAllah...
Lalu, dipenghujung kuliah dengan beasiswa Bidikmisi ini, saya bisa lulus kurang dari 4 tahun, menjadi lulusan terbaik prodi. Jalannya memang harus menarik terlebih dahulu, PPL di SMK N 1 Magelang, Penelitian di SMK N 1 Magelang dan Wiyata bakti pertama--- Juli 2017 saya kembali ke SMK N 1 Magelang.
Ya Allah, rencana-Mu begitu indah. Hingga akhirnya, tahun 2018 saya berkesempatan izin belajar untuk PPG dan Alhamdulillah Agustus 2018 saya dinyatakan lulus PPG Prajabatan Bersubsidi dari pemerintah. Dipikir-pikir, banyak sekali bantuan dari negara untuk pendidikan saya sampai detik ini. Saya sama sekali tidak membayar sedikitpun dalam proses pendidikan ini.
Sampai akhirnya, saya mencoba mendaftar CPNS pertama kali. Impian saya semakin dekat, impian yang didukung penuh oleh keluarga.
Saat itu, tahun 2018 saya mendaftar di SMK N 1 Kandeman, Batang. Ya, di daerah Pantura karena Magelang memang tidak ada formasi Elektronika yang buka. Qodarullah, saya tidak passing grade. Walaupun skor saya termasuk 2 teratas, tapi Allah belum mengizinkan untuk lolos.
Dan, lagi-lagi Allah punya rencana yang tidak terduga. Tahun 2019, di SMKN 1 Magelang buka 2 formasi khusus Elektronika Industri. Semuanya seperti kebetulan bukan? Walau awalnya saya sangat pesimis, yang mendaftar di formasi ini 175 orang dan banyak sekali yg bersertifikat pendidik.
Alhamdulillah, biidznillah--- Allah mempunyai takdir luarbiasa. Hasil SKD saya 410 poin dan peringkat pertama. Lalu SKB saya peringkat 2. Walau akhirnya, nilai SKB saya 100 karena sudah bersertifikat pendidik.
Apakah ini kebetulan belaka? Oh, tentu tidak. Allah sudah menuliskan di Lauhul Mahfudz bukan?
Pada akhirnya, saya belajar banyak dari runtutan kejadian ini. Saya mencoba menarik garis benang merah sampai detik ini. Mengapa Allah menempatkan saya menjadi guru di SMK N 1 Magelang? Pasti ada misi yang lebih prinsipil jauh di depan. Misi untuk terus menebarkan kebermanfaatan, kebaikan, dan menegakkan agama Allah.
Indah dan lega rasaya, saat merasakan banyak "kegagalan" lebih dulu agar saya belajar bersabar. Shobarun Jamilah, begitu katanya orang-orang. Bersabar dengan kesabaran yg baik. Belajar terus menerima apa yang telah Allah takdirkan dan yakin bahwa segala hal akan berlalu. Entah suka maupun duka.
Karena hidup akan selalu penuh dengan kejutan-kejuatan indah dari Sang Pembuat Skenario Terbaik. Melatih diri dan hati agar tetap bersyukur atas setiap nikmat yang ada. Allah selalu tahu, tapi menunggu kita untuk berusaha bukan?
Pun, pada setiap pencapaian ini, selalu ada doa dari banyak orang. Terutama doa dari kedua orang tua. Doa yang diiringi ikhtiar--- yang harus selalu saya ingat adalah "keberuntungan itu tidak selalu ada. Yang ada beruntung untuk orang-orang yang berjuang lebih, orang-orang yang ikhtiar dan tawakal pada-Nya".
Oh, jadi begini rasanya berjuang? Alhamdulillah, lega rasanya. Allah membayar sedikit demi sedikit. Bahkan lebih dari itu :)
Lalu, jika Allah memang menakdirkan saya bertemu jodoh juga di SMK N 1 Magelang--- itu semua hanya akan terjadi dengan izin Allah, ridho Allah. :)
Setidaknya saya sedang berjuang bukan?
Memantaskan diri saya dihadapan Allah, mendekat pada Allah, meminta ridho dan doa restu dari kedua orang tua saya, memperbaiki banyak hubungan dengan semuanya--- lalu saya sedang mempersiapkan hati selapang mungkin untuk menunggu jodoh terbaik dari Allah.
Semuanya sudah sesuai dengan takaran dari Allah bukan? Selalu ada waktu dan tempat yang tepat untuk bertemu, mengucapkan perjanjian yang kokoh, dan menghadapi fase baru. Lagi-lagi, Allah menyuruh sabar sedikit lagi, bersabar dengan kesabaran yang baik, luaskan sabarnya & lebihkan syukurnya.
Gagal dulu boleh lho ya? Bahkan, harus gagal dulu. Bersabar lagi, lagi, dan lagi. Sampai kapan? Sampai sudah tidak bisa bertanya "kapan harus selalu bersabar?"
Nanti juga akan sampai pada momen tersebut. Selalu ada Allah. Oke?
Jangan lupa, hari ini Jum'at. Banyak-banyak berdoa dan sholawat.
Semoga Allah ijabah doa-doa tersebut. Aamiiin
Jumat, 30 Oktober 2020. Langit sangat cerah, semoga hatimu juga begitu :)
Tumblr media
Impian yang saya tulis 5 tahun lalu, Alhamdulillah. Allah ijabah satu persatu.
DIINGAT-INGAT! Satu per satu ya? Insyallah tinggal satu ya? Menikah di tahun 2020?
Tapi, yasudahlah :) baru juga one step closer tadi pagi pengumuman CPNS-nya haha. Nanti juga sampai, kalau memang sudah siap semuanya.
Terimakasih, Nduk Uswa. Sudah mau merasakan gagal-gagal yang dulu. Di luar sana, masih buanyak orang yang berjuang lebih keras, namun Allah belum menjawab doa-doa mereka. Tetap mendoakan orang lain untuk mendapatkan nikmat yang lebih ya? Tetap jadi pribadi yang rendah hati, apapun kondisinya--- orang lain selalu lebih baik darimu.
Untuk setiap perjuangan itu, semoga Allah meridhoinya. Semoga amanah dan berkah, sayang :)
0 notes
pensil-tumpul · 7 years
Text
Absenteisme
KASIH, senja di ufuk barat kian menua. Satu hari lagi waktu ku habiskan dalam penantian. Penantian tanpa kepastian. Mega-mega terlihat tenang, juga anggun. Cahaya kemerahan membuatnya kian cantik. Menampilkan lukisan abstrak namun penuh pesan illahiah. Dulu senja itulah yang selalu kau nanti. Kau memandanginya tanpa bosan. Dan aku selalu di sampingmu, diam, tanpa suara. Tak sekalipun kau palingkan wajahmu dari arah terbenamnya surya. Tak sedikitpun nyaliku menegurmu. Kadang sebersit senyum terukir di bibirmu. Kadang kemurungan yang tampak. Kadang matamu memerah, menyimpan amarah yang siap membakar dan menghancurkan apapun. Tak jarang juga kau tatap senja yang semakin menua itu dengan pandangan kosong. Ya. Kosong, Kekasih. Hingga senja itu hilang sama sekali, ditelan kegelapan malam.
Senja usai, tak berarti usai pula aktivitasmu. Kini kau rebahkan tubuh mungilmu itu menatap langit. Aku ikut rebah. Alam memang selalu bisa membuat siapapun takjub akan keindahannya. Habis senja, gemerlap bintang yang mengelilingi rembulan hadir menggantikannya. Kau masih sama, kadang tampak bahagia, murung, marah, juga kosong. Terus kau pandangi mahakarya Tuhan itu. Wajahmu tampak semakin sayu dibalut gelap malam yang semakin menghitam.
Aku sendiri lebih menyukai malam, daripada fajar, siang, atau senja. Di tengah gelapnya malam aku bisa menyembunyikan setiap kesedihan. Menyamarkan setiap kegelisahan. Dan mengaburkan, hemm… kemunafikan. Aku memang tidak percaya diri. Aku selalu tampil sebagai orang lain. Dan hanya di malam harilah aku bisa melepas topeng yang menutupi wajahku sejak fajar hingga senja. Hanya malam, waktu dimana aku menjadi benar-benar aku.
Kau masih tetap memandangi bintang-bintang itu. Seperti tiada bosan. Seakan tak mau kehilangan sedetikpun. Hawa dingin yang mulai menusuk sama sekali tak kau hiraukan. Hingga akhirnya aku terlelap.
Sepertiga malam aku terbangun. Dan kau masih tetap terjaga. Kau masih saja menatap langit itu. Kali ini dengan wajah hikmat. Terpikir olehku untuk menawarkanmu secangkir teh. Atau setoples kecil biskuit. Tapi aku tak punya nyali. Kau tampak begitu menikmati aktivitasmu. Dan aku tak berani mengganggu, meski sebatas menawarkan secangkir teh hangat. Ku putuskan untuk kembali menemanimu menikmati sisa malam. Masih dalam diam. Hingga fajar subuh mulai menyingsing. Warna rembulan yang mulai pucat itu semakin pudar, tersamarkan semburat merah di ufuk timur. Kilaunya menerpa wajah pucatmu yang tampak lelah. Sangat lelah. Saat itu aku merasa sangat iba, Kasih. Ingin kutawarkan bantal, atau selimut, atau bahu. Tapi apalah daya, untuk menyapa saja aku gagu. Untuk menanyakan keadaanmu saja aku membisu. Tak punya nyali, Kasih. Aku hanya mampu mengutuk diriku atas ketidakmampuanku itu. Hingga akhirnya kaupun tertidur. Perlahan ku selimutkan kain putih untuk menjagamu tetap dalam kehangatan. Pelan, sangat pelan. Takut sampai membangunkanmu. Dan akupun ikut tertidur di sampingmu. Dulu, Kasih. Dulu.
**[ ]**
AKU terbangun. Tapi kau sudah tidak di sampingku. Ah, aku lupa. Aku lupa kalau kau telah pergi. Perih memang jika teringat itu. Tapi bukan berarti kehidupan harus berhenti. Aku bangun dari ranjang. Berjalan menuju dapur untuk menjereng air. Menantinya mendidih, ku tinggal ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Selesai, air tepat mendidih. Ku buat secangkir kopi untuk sarapan. Dulu kau yang selalu membuatkan kopi ini. Secangkir kopi hitam, kental, tidak terlalu manis, airnya tiga perempat cangkir. Kau begitu hafal, Kasih.
Ku bawa kopi ke teras depan. Ku letakkan di atas meja santai. Aku duduk. Kursi sampingku kosong. Dulu kaulah yang selalu mengisi kursi itu. Kita selalu menikmati pagi bersama. Aku menyeruput kopi, dan kau teh hangat. Dalam hal minuman kita memang berbeda. Tapi itu sama sekali bukan masalah. Kita tetap bisa menikmati pagi dengan begitu mesra.
Lihatlah, Kasih, teratai itu mekar kembali. Dulu kau sangat mengagumi keindahannya. Kau puji keanggunannya. Kau takjub pada kesuciannya. Tapi kini tak ada lagi yang peduli pada teratai itu. Tak ada lagi yang mengaguminya. Tak ada lagi yang takjub padanya seperti ketakjubanmu. Tak ada lagi yang membersihkan kolam tempatnya bertakhta. Tak ada lagi yang betah memandanginya sampai berjam-jam. Kini teratai merah muda itu tak ada yang mengurus. Telantar. Dibiarkan tumbuh ala kadarnya. Tapi dia tetap terlihat anggun. Elegan dalam kesuciannya.
**[ ]**
KASIH, kini aku tak pernah lagi berpuisi. Bagaimana bisa aku berpuisi, jika kau yang selalu menjadi sajak-sajak dalam puisiku telah tiada. Bagaimana bisa aku bersyair, jika kau yang menjadi jiwa dalam setiap kataku telah pergi. Tak pernah lagi kuukir kata-kata indah seperti dulu. Bagaimana mungkin aku bisa merangkai kata-kata indah, jika keindahan itu sendiri telah lenyap. Dan kini aku sadar, bahwa kaulah puisi itu.
Sempat aku mencoba bersyair lagi. Tapi yang mampu ku tulis hanyalah sajak-sajak kosong tanpa makna. Aku coba berpuisi lagi. Namun tetap saja, hanya sederetan kata tanpa keindahan yang kuhasilkan. Dan sejak itu kuputuskan untuk tidak lagi menuliskan apapun.
**[ ]**
MASIH ingatkah kau, Kasih? Kita pernah bersama berziarah ke Mekah. Tanah yang disucikan seluruh umat muslim di dunia. Kau tampak kagum pada kemegahan bangunan-bangunannya. Kau asyik mengamati setiap jengkal arsitektur gedung-gedung di sana. Pernah juga saat kita berlibur di Vatikan, kau kagumi setiap sudut, takjub pada setiap sisi bangunan di sana. Terutama Katedral Basilika yang terkenal itu. Kau seakan sedang merekam setiap sudut yang ada. Begitu juga saat di Borobudur. Tepat di puncak, di Arupadathu. Kau amati dengan seksama setiap sudut bangunan yang berbentuk bunga teratai itu. Serius. Aku tak berani berucap barang sekata. Hingga kau mengucapkan kalimat yang cukup mencengangkan.
 “Ternyata agama itu hanya sekadar simbol,”
 Sebenarnya aku begitu kaget, Kasih. Ingin aku tanyakan alasanmu berkata seperti itu. Tapi lagi-lagi lidahku kelu. Akhirnya hanya mampu kubalas pernyataan mengejutkanmu itu dengan senyum yang agak terpaksa.
**[ ]**
MAAFKAN aku, Kasih. Tak mampu menjadi sosok sempurna saat kita bersama. Tapi aku tidak mengingkari janjiku. Aku memang tak pernah menjanjikan kebahagiaan. Tapi aku berjanji untuk selalu ada saat kau dirundung kesedihan. Sampai kesedihan itu hilang, digantikan kebahagiaan. Aku tak pernah berjanji untuk menjadi teman ngobrol yang baik untukmu. Juga menjadi teman senda guraumu. Tapi aku berjanji untuk selalu menemani diammu. Aku tak pernah berjanji untuk mengubah sepimu. Tapi aku berjanji untuk menikmati sepi bersama denganmu. Aku bukan Rama yang dengan kurang ajar meragukan kesucian Sinta. Aku juga bukan Rahwana yang menculik Sinta demi memenuhi nafsunya, atas nama cinta. Tapi aku adalah cinta itu sendiri, Kasih. Pejamkan matamu dengan khusyuk dalam keheningan. Saat itulah kau dapat rasakan diriku bersemayam di dalam jiwamu.
**[ ]**
AKU tak mampu menutupi kerinduan ini, Kasih. Setiap ada yang menyebut namamu, getaran dahsyat selalu melanda jiwa ini. Hati demi hati hadir, namun kau tetap tak terganti. Orang-orang silih berganti menghiburku dari kemurungan ini. Tapi keceriaan tak kunjung ku rasakan, butir-butirnya tak juga hadir mengusir sendu. Mereka kini mulai berubah. Tidak lagi menghiburku, berganti cacian-cacian yang kudapatkan. Tapi, peduli apa aku pada mereka?! Mereka hanya angin lalu bagiku. Ku putuskan untuk menjadi pengelana. Ku putuskan untuk menjadi penggantimu, merawat teratai-teratai merah muda itu. Ku putuskan untuk memandangi senja. Memandangi langit malam gemerlap bintang. Ku putuskan untuk tetap menantimu dalam sunyi. Sembari menanti balasan surat darimu yang selalu ku kirimkan lewat lantunan doa. [ ]
2 notes · View notes
xipusing-blog · 5 years
Text
Sejarah Puisi Dunia
Sejarah Puisi Dunia
di banyak negara sekarang sudah mulai sibuk membahas apa-apa yang mengenai siapa “bapak Puisi” di negaranya mereka masing-masing
bapak Puisi seDunia sejak tahun lalu 2018 setelah literasi adrian menjadi literasi internasional dan membuat pusat kebudayaan (Literatur adrian) seiring sejarah agama terukir di langit mulai memasuki jejak-jejak sastra Puisi
bapak Puisi…
View On WordPress
0 notes
boatsofautumn-blog · 7 years
Text
Tulisan Elena #2
Selamat malam, Sastra,
Malam, karena memang aku selalu menulis di malam hari. Selain karena menurutku itu waktu yang paling sunyi dan tepat untuk berkonsentrasi, pagi dan sore biasanya akan cukup padat buatku. Sebagai mahasiswi arsitektur tingkat akhir (aku baru sadar belum sempat memberitahu aktivitasku), rutinitasku kurang lebih begini: bangun pagi, naik kereta ke kampus, bimbingan, membuat maket tugas akhir, naik kereta menuju rumah, membuat maket, lalu kembali tidur. Di akhir pekan, biasanya aku akan menghabiskan waktu bersama beberapa kelompok pertemanan atau bersama keluarga. Membosankan, ya. Apa kamu juga masih kuliah? Kalau boleh tahu, apa saja rutinitasmu?
Tentang namaku, yang harus disayangkan, artinya tidaklah semegah namamu. Sangatlah simpel: Elena berarti “terang”, lalu “Candrakanti” berarti “cahaya rembulan”. Hakim? Itu nama ayahku. Jadi namaku betul-betul hanya berarti “cahaya rembulan yang berpendar terang”. Namun yang lebih kusuka dari itu adalah cerita di baliknya. Begini, ayahku dulu bertemu almarhum ibu di bangku SMA, tepatnya ketika ia masih kelas 3, dan ibuku baru masuk kelas 1. Keduanya bertemu pada sebuah ekskursi grup pecinta alam di Gunung Papandayan. Kala itu, dari 18 orang yang berangkat, 7 di antaranya adalah perempuan. Pernah dengar anggapan bahwa saat naik gunung, karakter asli seseorang bisa nampak? Setidaknya itu yang ayah percaya. Menurutnya, sifat utama yang akan terpampang jelas adalah jika ia seorang yang tidak sabaran, pemarah, pengeluh, atau cepat menyerah. Maksudku, ketika naik gunung, kamu bisa menghadapi beribu masalah; kakimu kecapaian oleh jalanan menanjak, punggungmu pegal memikul beratnya bawaan, bisa juga badanmu lecet terkena ranting ataupun batu atau tersengat binatang. Belum lagi ruwetnya buang air, memasak, dan memasang tenda. Bagi ayah itu adalah replika kehidupan secara umum. Dan di antara ketujuh gadis itu, ibulah yang tidak mengeluh barang sedikit pun. Ayahku kagum.
Singkat cerita, ayah mulai mendatangi kelas ibuku untuk sekadar mengobrol sebelum akhirnya memberanikan diri mengajaknya pergi di malam mingggu.
Suatu hari sepulang kencan ketiga mereka (sekadar info, mereka baru pulang melukis bersama di Taman Suropati. Ternyata keduanya memiliki hobi yang serupa), ayahku mengantar ibu pulang naik angkot. Setelah turun keduanya berjalan menuju kompleks rumah ibuku, dan di situlah keduanya melihat bulan purnama. Uh, plot yang sangat klise ya? Aku bahkan malu menulisnya. Ibu di situ berkata, ia sangat suka cahaya bulan. Bukan saja karena bulan menjadi salah satu hal yang mendasari berbagai disiplin ilmu—mulai dari astrologi, fisika, hingga ke sastra—namun juga karena filosofinya yang bijak: di kala matahari enggan menyinari bumi dan benda langit lain tak mampu mengeluarkan sinar serupa, bulan memilih untuk memantulkan sinar tersebut. Seolah berkata, “gelapnya dunia tak akan membuat aku kehabisan akal untuk membawa manfaat”. Di situ pula, ayah menyatakan cintanya pada ibu.
Enam tahun setelahnya ketika aku lahir, mereka pun sepakat menamaiku Elena Candrakanti. Dengan harapan aku tumbuh menjadi seorang yang tak pernah kehabisan cara untuk membagi terangnya kepada dunia, pun dengan segala keterbatasan yang ada. Lucunya, karena namaku “bulan” jugalah, ayah dan ibu tidak mau memberikanku adik. Ada roman tersendiri di balik ketunggalan bulan, yang barangkali hanya orang tuaku yang paham.
Ah, maafkan aku yang bertele-tele ini.
Sejujurnya, aku pun tak pernah menghitung secara pasti berapa buku yang pernah kubaca. Tapi dalam setahun kira-kira aku menyelesaikan tiga puluh enam buku, dan aku mulai membaca sejak umur enam tahun. Itu berarti, di usiaku yang kini dua puluh satu tahun (biarkan aku kembali bercerita tentang ini di paragraf selanjutnya, ya) aku sudah menyelesaikan sekitar 540 buku. (Wah, tak kusangka sebanyak itu!) Beberapa penulis favoritku di antaranya adalah Haruki Murakami, John Green, dan Margaret Atwood. Menurutku, orang yang membaca buku pastilah spesial, karena ia telah menyelami lebih dari satu pemikiran dan menghidupi lebih dari satu hidup semasa hidupnya. Bahkan pemikiran dan kehidupan tersebut tidak lekang oleh tempat, waktu, maupun zaman. Bisa dibayangkan betapa kaya jiwa mereka? Oleh karena itu, sebetulnya menyenangkan sekali menerima surat darimu, rasanya seperti sedang membaca buku yang ditujukan khusus untukku.
Oh ya, izinkan aku sedikit berbagi kebahagiaan ya? Jadi begini, tepat hari ini, aku telah mengelilingi matahari sebanyak dua puluh satu kali. Aku lebih suka menyebutnya seperti itu daripada “aku kini berusia dua puluh satu tahun”, karena usia sejatinya adalah sebuah fungsi kontinu (y = x, bukan y = [x]). Jadi walaupun aku kini dua puluh satu tahun, bukan berarti usiaku kemarin adalah dua puluh tahun, melainkan 20,997 tahun. Namun momen ini, menurutku, adalah momen yang sangat menyenangkan untuk sekadar diberi selebrasi ataupun juga sebagai pengingat untuk merefleksi diri. Setidaknya ada satu hari dalam setahun yang bisa kau klaim sebagai “my day”, bukankah itu menyenangkan? :)
Aku teringat sebuah kutipan dari Paulo Coelho bahwa happiness is contagious. Aku menulis ini sambil tersenyum (dan tentunya bahagia), aku penasaran apakah kamu juga akan turut merasakannya?
Lalu kalau boleh tahu (lagi), berapa usiamu, Sastra?
Menanggapi tulisanmu mengenai bahasa, ternyata bahasa memang kaya, ya, sekalipun mungkin bukan bahasa Indonesia yang berkembang paling pesat. Luasnya perbendaharaan kata tentunya mempermudah ribuan urusan di dunia ini hingga kita bisa merasakan peradaban yang ada sekarang. Namun percaya, kan, bahwa bahasa juga banyak menimbulkan beragam friksi? Tak hanya dalam konteks hubungan interpersonal, namun juga dalam ranah publik (ingat kasus politisi A yang digugat karena interpretasinya akan kitab suci X?). Faktor subjektivitas yang terikat dalam bahasa itu sendiri membuka ruang untuk interpretasi yang berbeda, lalu bisa berujung pada perselisihan. Contohnya, standarku akan kata-kata “sangat dalam” mungkin berbeda dengan standarmu. Aku bisa saja berbicara tentang sumur di belakang rumah eyangku, namun mungkin yang ada di pikiranmu adalah Palung Mariana. Oleh karena itu kita menciptakan matematika sebagai “bahasa” lain, namun dengan tolok ukur yang lebih pasti.
Friksi lain yang mungkin muncul adalah kesulitan kita menemukan kata yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu—bisa jadi menyakiti hati, atau justru tak mampu membawa makna yang sebenarnya. Mungkin itulah pula yang membuat sastra ada—menambah elemen keindahan pada tiap kata yang terukir; membawa makna ganda pada sebuah kalimat tunggal.
Pada akhirnya, matematika maupun sastra, sains maupun bahasa, mereka memiliki fungsi yang sama: sebuah kendaraan untuk menyampaikan pesan.
Setidaknya itu menurutku.
Terkait pertanyaanmu mengenai inflasi… Ya, kini aku merasa jauh lebih baik. Hegel pernah bilang bahwa untuk bisa membuat keajaiban, kita perlu mati lalu bangkit dari kematian tersebut. Tentu saja, sudut hatiku yang mati tak akan mau kubuat sia-sia. Pada saatnya, untuk orang yang tepat, ia akan menjadi sebuah keajaiaban baru. Rasanya menunggu tidak sesulit itu, terlebih jika harimu dipenuhi berbagai aktivitas.
Apakah ada hal di dunia ini yang benar-benar ideal? Aku sendiri tak begitu paham. Namun dalam konteks cinta, aku setuju bahwa in nature, love is selfish. Ibarat teori ekonomi, kira-kira begini: cinta antara dua orang itu merupakan perfect complements; penambahan 1 unit cinta dari A tidak akan memberi additional satisfaction terhadap kehidupan A, kecuali B juga memberi penambahan cinta dengan unit yang sama. Dengan logika tersebut, agar sebuah hubungan cinta bisa langgeng, cinta di antara keduanya harus seimbang. Dan ya, memang susah untuk menyeimbangkannya, namun jika aku adalah A, aku tak akan takut untuk memberikan tambahan 1 unit tersebut duluan, out of kindness.
Aku tidak percaya agama, namun aku tidak paham (dan rasanya tidak akan pernah paham) mengapa sebagian orang perlu diiming-imingi (atau ditakut-takuti dengan konsep neraka) hanya supaya mereka mau berbuat baik.
Yang aku percaya, hanya dengan berbuat lebih, kamu bisa tahu apakah orang itu benar untukmu. Jika ia turut memberikan yang terbaik, maka dialah orang yang tepat; jika ia malah menjadi “malas” (menurut definisimu), maka dia bukan untukmu. Seleksi alam yang mudah, bukan?
Funny thing about love is, despite its selfish nature, it also at the same time makes us the most selfless beings.
 Yang ingin tahu pendapatmu,
Elena Candrakanti Hakim
0 notes
bapakpuisi · 3 months
Text
Tumblr media
fans community bapak puisi
baru mandi
buat photo kenang kenangan. sudah ganti baju. 2 bulan ga ganti ganti baju.
0 notes
bapakpuisi · 3 months
Text
Tumblr media
fans community bapak puisi
0 notes
bapakpuisi · 3 months
Text
Tumblr media
8 Apr 2024
Donasi
Vendor: UN Foundation
bapak puisi mendukung dan telah mendonasikan ke Sasaran Global 8 untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, pekerjaan penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.
bapak puisi
donasi amal dan sosial
0 notes
bapakpuisi · 3 months
Text
Tumblr media
fans community bapak puisi
setidaknya tumblr sudah memberi tempat untuk mengabadikannya
0 notes
bapakpuisi · 3 months
Text
fans community bapak puisi
magustra kalau nanti ketemu Jesus, bisa juga ada kemungkinan bernyanyi. atau main musik. musik instrumental dari app google play hasil karya sendiri yang sudah sampai di dengar oleh Jesus.
semoga yang lain mungkin juga suka.
youtube
begitulah fenomena fenomena yang terjadi. kisah kisah dari kota wisata puisi. kota puisi pertama di dunia. bersama bapak puisi. 
• monumen puisi 
• tanah suci 
bukan kisah cerita kristiani. dan bukan agama kristen. tetapi tidak secara sengaja berkaitan dengan hal tersebut. 
hampir seluruhnya di ceritakan di sini .. semoga bisa bermanfaat dan mengambil hikmahnya. 
salam puisi
0 notes
bapakpuisi · 3 months
Text
Tumblr media
tanah suci agama terukir di langit
0 notes
bapakpuisi · 3 months
Text
fans community bapak puisi
sebelum rencana akan ada kisah kisah selanjutnya nanti perjalanan legenda tanah suci di indonesia. magustra adrian sudah memberikan selamat ulang tahun kepada Jesus. 
ulang tahun yang ke 2000 tahun ???
kalau tadi bapak puisi yang berpikir tentang magustra. sekarang magustra berpikir tentang kisah kisahnya. mengenai sang raja. maha raja. untuk menyambut kedatangan Jesus. di tanah suci agama terukir di langit.  
kadang mikir juga, sebenernya tanah suci buat apaan. 15 tahun planga plongo aja. kaga ada orang yang dateng. 15 tahun sendirian di tanah suci. celingak celinguk di tanah suci. ngapain ? 
tanah suci buat apaan ? 
di tanah suci  .. ngapain .. ??
itulah fenomena fenomena dan misteri yang ada. 
bagaimana kalau nanti .. Jesus datang ke tanah suci. berduaan aja di tanah suci. planga plongo aja duduk duduk berdua. celingak celinguk ga ada kerjaan. di tanah suci. ada cewe cakep lewat .. liat .. cewe cakep lagi dari sebelah sono lewat .. liat .. motor lewat .. liat .. emak emak segerombolan lewat .. liat .. celingak celinguk aja berduaan. 
udah gitu banyak hutang pula. akomodasi kurang memadai. magus pengangguran. dana konsumsi satu orang buat konsumsi berdua. alhasil, hutang sana. hutang sini. bayar hutangnya nanti pun .. nyicil pula. 
*
perlu di ketahui. tanah suci agama terukir di langit 15 tahun sampai kini belum ada pembangunan. jadi masih asli seperti peristiwa tahun 2009. gampangnya adalah, perumahan. 
bayangkan .. perumahan 
mikir juga, kalau nanti Jesus datang mau ngapain 
Jesus datang mau ngapain ?
jauh jauh dari mana tau. datang mau nangkring aja deh berdua. celingak celinguk. planga plongo berduaan. duduk duduk di tanah suci. ada orang lewat .. liat .. ada motor lewat .. liat .. cewe cakep lewat .. liat .. cewe cakep lewat lagi .. liat .. 
bagaimanapun juga tetap pasti ada hikmahnya. gelar seorang magustra itu juga pasti ada hikmahnya dan berguna. entah untuk apa .. 
Jesus datang ke tanah suci nanti jangan lupa bawa biskuit. sambil ngopi kita makan biskuit di tanah suci. duduk duduk berduaan. ada cewe cakep lewat .. liat .. cewe cakep lewat naik motor .. liat .. cewe cakep lewat lagi .. liat .. cewe cakep naik motor lewat lagi .. liat .. 
~ dasar pengangguran
0 notes