#Tirakat
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tirakat Kunjungi 26 Kota dan Kabupaten, Anies: Kekuatan Spritual Seniman Ketangguhan Jati Diri Bangsa
JAKARTA | KBA – Bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menceritakan saat melakukan perjalanan keliling Indonesia di 26 kota dan kabupaten. Perjalanannya keliling Indonesia itu disebutnya sebagai tirakat. Dia menuturkan selama perjalanan, dia sama sekali tidak diumbar ke publik. “Jadi saya cerita sedikit, saya melakukan perjalanan, saya…
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
Tirakat Perjalanan Keliling Jawa Anies Baswedan untuk Merasakan Aspirasi Masyarakat Secara Langsung
Dunia politik Indonesia selalu menarik perhatian publik, terutama saat menghadapi momen pemilihan presiden. Salah satu nama yang kerap menjadi bahan pembicaraan adalah Anies Baswedan. Sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta yang terkenal, Anies Baswedan telah menunjukkan kepemimpinan yang kuat dan visi yang jelas dalam menjalankan tugasnya. Tirakat Perjalanan Keliling Jawa Anies Baswedan Saat ini,…
View On WordPress
0 notes
Text
Anies Baswedan Menggapai Aspirasi Rakyat Melalui Perjalanan Tirakat di Jawa
Pemilihan Presiden Indonesia yang dijadwalkan pada tahun 2024 semakin mendekat, dan dengan itu, spekulasi mengenai calon presiden potensial semakin berkembang. Salah satu nama yang sering muncul dalam percakapan politik adalah Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta yang karismatik. Menariknya, Anies Baswedan telah mengumumkan niatnya untuk menjalani tirakat dengan berkeliling Jawa tanpa…
View On WordPress
0 notes
Text
Belajar Diam
Hari-hari ini, saya sadar, sepertinya daya tahan untuk sabar perlu ditingkatkan lagi. Dan, satu jalan yang saya tempuh, kembali bermajelis langsung dengan seorang guru.
Waktu-waktu kosong saat ini, di tengah mempersiapkan ujian nasional, semakin membawa saya kepada pemahaman; harus tahu kapan, sejauh mana, dan bagaimana kita 'bersuara'.
Di tengah kondisi yang kian semakin ramai, semua orang ingin berbicara dan didengar. Di tengah kondisi yang kian tidak terfokus, semua masalah seakan berlomba untuk diselesaikan. Di tengah kondisi yang kian memprihatinkan, dunia keilmuan dihinakan dengan hadirnya manusia tanpa otoritas berkomentar atau lolos dalam acara-acara pendidikan; maka saya sedang mencoba untuk belajar diam.
Saya hanya sarjana di sebuah kertas. Tidak punya karya tulis yang mumpuni, apalagi kebermanfaatan sosial yang banyak. Cita-cita yang terfikir saat dulu kecil sangat sederhana dan mungkin jika tercapai hari ini, sangat prestisius; menjadi pemain timnas Indonesia.
Tapi, entah mengapa, entah doa apa yang dirapalkan oleh kedua orang tua saya, entah bagaimana tirakat dari sepuh dan guru di sekitar saya, pertemuan dengan buku ustadz Salim A Fillah, menjadi gerbang pembuka bagi ilmu-ilmu yang lain, bukan hanya ilmunya, tapi juga cara berfikir dan bahkan bertingkah laku.
Itupula yang menjadi wasilah untuk kemudian memberi tekad bagi saya untuk mengarungi luasnya ilmunya Allah, menyimak banyak guru, asatidz, serta ulama, dan alhamdulillah menghantarkan kepada pemahaman yang lebih lanjut dari yang sebelumnya pernah saya simak.
Fase belajar diam ini, semoga bisa saya tempuh dengan konsistensi dan kesabaran, karena tentu tidak mudah untuk membuka kemauan hati dalam menyimak secara langsung; kita seringkali hanya membaca sebagian atau bahkan hanya kesimpulan. Dan indahnya lagi, antara bidang yang saya tekuni sebagai dokter kelak, beberapa kali dibahas dalam khazanah keislaman, seperti dalam kitab Ta'lim Muta'allim yang sedang dipelajari :
Imam Asy Syafii berkata : "Ilmu itu ada dua. Ilmu fiqh untuk urusan-urusan din, dan ilmu kedokteran untuk urusan-urusan badan"
Dikatakan juga :
وأما تعلم علم الطيب، فيجوز لأنه سبب من الأسباب، فيجوز تعلمه كسإرالأسباب وقد تداوى النبي صل الله عليه وسلم "Sedangkan mempelajari ilmu kedokteran/kesehatan, maka boleh. Karena merupakan bagian usaha untuk mengambil sebab kesembuhan. Sebagaimana Nabi pun pernah berobat"
Allahumma Baariklana Fii Ilminaa Wa Zidnaa Ilma An Nafi'a Wa 'Amalan Mutaqobbala
63 notes
·
View notes
Text
Menjadi perempuan yang punya hati yang luas, punya pemikiran yang baik, bisa melihat sesuatu dari banyak sudut pandang, memandang hidup dengan positif, bersyukur, romantisasi semua hal di hidup ini, dan taat kepada aturan tuhan dan berbuat baik ke sesama manusia.
Karena tirakat kita sejak saat ini akan menentukan rezeki suami kita nantinya.
Dan kebahagiaan kita akan menentukan kebahagiaan keluarga kita. Belajar bersyukur dan bahagia dari hal-hal sederhana.
17 notes
·
View notes
Text
Cerdas Tidak Cukup
Sudah sering kita dengar bahwa orang tua (terlebih ibu) adalah madrasah pertama bagi anak. Dengan dalih itu juga, banyak yg menganggap bahwa orang tua selayaknya memiliki kecerdasan dan menempuh jenjang pendidikan hingga level tertinggi sebagai bekal mendidik anak. Sayangnya, kampanye itu berhenti sampai dua hal ini : cerdas dan berpendidikan tinggi.
Padahal, betapa banyak orang tua yang cerdas dan berpendidikan tinggi, tetapi qadarullah sang anak justru menunjukkan sifat sebaliknya. Di sisi lain, banyak juga ulama dan tokoh besar peradaban yang hadir dari orang tua yang secara kecerdasan dan tingkat pendidikan biasa saja.
Selain tentu sangat berhubungan dgn ketetapan Allah (baca : diluar kuasa manusia), mengandalkan kecerdasan dan pendidikan tinggi dalam menjalani peran sebagai orang tua tidaklah cukup. Terlebih kecerdasan memang bukan faktor penentu keberhasilan pendidikan.
Keduanya perlu dilengkapi dgn kesungguhan u/ hanya mencari nafkah halal thayyiban, menggumuli amal shaleh dan akhlak mulia, serta "tirakat" sepanjang hayat. Terlebih seorang anak memang cenderung akan mengikuti apa yang ia lihat dalam keseharian, dibandingkan pelajaran yang orang tua sampaikan.
Pertanyaannya: apakah pendidikan (bahkan di level tertinggi) hari ini mampu menghadirkan lulusan yg memiliki kriteria di atas?
Wallahua'lam.
23 notes
·
View notes
Text
Refleksi ngajar; orang tua, pendidikan, dan karakter anak
Ngerasa ga si dunia pendidikan ((TK-SMA)) udah mengalami pergesaran? Banyak orang tua yang preferensi sekolahnya cenderung ke sekolah swasta daripada sekolah negeri, tapi kalo kuliah PTN masih menjdi favorit, baik prodi saintek atau soshum ((tapi seleksi dan saingane)) ketat wkwk.
Banyak faktor yang mempengaruhi sih, kek kurikulum, sarpras, kinerja guru, sampai biaya, yang tentu akan berdampak pada iklim belajar. Nah dari pendek kacamataku, sekolah swasta (setara SD) -aku berkecimpung- di Jogja kurikulumnya terintegrasi dengan nilai islam, ada kelas iqro, tahfidz, PAI, bahkan bahasa arab, yang notabene tidak diajarkan di sekolah negri. Selain itu, sarpras di sekolah swasta juga cukup memadai, SD sudah ada LCD, AC, ruang computer, dan ruang music (literally beneran ada gitar, piano, angkung, dll) yang bisa menunjang minat bakat mereka, po ga keren! Makin yahut lagi kalo gurunya, ngajar nggak sekedar ngajar tapi juga transfer of attitude yang akan membentuk karakter anak, pinter akademiknya dapet, nilai agamanya nggak lupa, dan budi pekerti luhirnya nggak ketinggalan. Truly Menyala.
Nah tapi masalahnya adalah, hal hal tersebut nggak bisa terprovide dengan baik, tanpa biaya pendidikan yang mumpuni. Like my curcol before, SPP SD Swasta non boarding di Jogja minimal 1/4 UMR lebih, haha. Itu juga biar fasilitas good, gurunya makmur, ngajarnya optimal, dan kualitas KBM berjalan baik. Mugkin bukan suatu masalah jika anaknya terlahir dari keluarga menengah ke atas tapi kalo middle to low ya sangat effort (kadang ada orang tua yang berpikiran gapapa buat anak, salut sih).
Mindset pendidikan sebagai investasi jangka panjang is a must. Ga gampang juga buat membangun hal seperti itu. Buktinya aja kemarin pas pemilu, banyak yang milih makan gratis dibading pendidikan gratis :” Gimana Indo mo maju kalo kek gini, rakyatnya gampang disetir karena literasi rendah. Back to main topic, sekolah swasta lebih digandrungi daripada sekolah negri, dalam jangka yang panjang akan ngaruh ke disiplin, akhlak, dan moralitas anak. Di SD islam swasta, masuk teeet jam 06.45 WIB, lanjut dhuha baru KBM. Wali kelasnya mandatory memastikan tiap siswa ikut dhuha. Jam 09.00 WIB ada snacking dan jam 12.00 sholat lanjut having lunch. Sesetruktur itu. Pas zamanku, sekolah negri nggal ada tuh kewajiban dhuha, hafalan, snacking, atau sesederhana buku pengubung kegiatan buat ngerecord kamu sholatnya rutin belum, belajar apa, tilawah atau hafalan nggak.
Mungkin bisa dikatakan, harapan orang tua menyekolahkan anaknya di elit swasta itu sebagai wadah pembentukan karakter dan kedisiplinan sejak dini kali ya, walaupun nggak mutlak tapi mayoritas begitu. Eh tp ada juga temen w yang sekolah negri tapi ketika dewasa karakternya kuat dan balance antara akademik, agama, dan sosial. Truly mesti penanamannya sejak kecil, sampe akhirnya jadi karakter, kebiasaan saat ini (tirakat orang tuanya apa ya?). Selain faktor eksternal (sekolah) ada yang lebih urgent dan mendominasi, yap faktor internal (hadinya orang tua), karena bagaimanapun orang tua adalah garda terdepan dalam mendidik dan membentuk karakter anak. Sebagus apapun pendidikan sekolah yang dienyam, ketika internalisasi dalam rumahnya kurang, maka nilai nilai yang masuk juga nggak efektif. Misal, di sekolah diajari hafalan ini itu, eh di rumah orang tuanya ignore, nggak dimurojaah. Wis bablas. Di sekolah dibiasakan sholat berjamaah, eh di rumah orang tuanya sholat malah entar entar, bablas juga. Jadi sebenernya sekolah itu cuma wasilah, garis terdepan adalah orang tua. That’s way, ibu sebagai al madrasatul ula.
Jadi refleksi kalo umur segini (gtau tar lagi) belum fokus buat cari parter urip ya salah satunya mikir, pendidikan anak yg bonafit di masa depan semakin mahal, tantangan zaman semakin gila (ghazwul fikr dan salah pergaulan nggak pandang bulu), kalo kita nya nggak bener, dalam artian ilmu dan amal (kerja) ya gimana mereka kedepannya bisa dapet pendidikan yang proper, kecuali mereka high selflearner tapi satu banding berapa sih yg kek gitu atau lu harus jadi ibu yg care parah (multitasking). Makanya ayo sekarang usahakan keluarga impian yang berbasis ilmu dan amal itu se-mastato’tum- nya. Belajar yang bener dan kerja yang berkah. Ga perlu neko neko dulu.
Allahuma baarik🙏✨
2 notes
·
View notes
Text
Alhamdulillah tsumma alhamdulillah, tak henti-hentinya sayaa mengucap rasa ini tak terasa perjuangan yang tak jarang pun berkeluh kesah bersama dengan kawan-kawan seperjuangan, membuahkan hasil. Apapun dengan hasil akhirnya ; lulus bersama menjadi sebuah hal yang sudah kami idam-idamkan semenjak 5 tahun lalu. Semoga segala peluh, doa, tirakat, wirid, dukungan materil maupun non materil jugaa kembali kepada semua belah pihak yang mendoakan.
Al- Azhar dengan segala kebesarannya selalu menyajikan kealiman para guru dan keberkahan (hafidzahumullahu taala anhum) yang mana Allah tak pernah ingkar janji kepada para hambaNya yang senantiasa berhusnudzan dan memanjangkan wiridnya untuk selalu mengetuk pintu langitNya.
Tak hanya berhenti disitu, rasa rindu keluarga diperantauan, masyarakat yang menanti anak-anak yang nantinya untuk menyampaikan risalah dakwah dan berbagi kebermanfaatan sedikit-sedikit membuat kami rasanya ingin berdiam diri dulu sebelum benar-benar menerjunkan diri pada tiap lumbung.
Ada suatu beban dan titipan yang berat yang akan dengan mudah serta ringannya jika dikolaborasikan dengan metode-metode lainnya bersama kawan-kawan seperjuangan.
Nafa'anallahu bihi wa biulumihi wa nasaluka barakatan fiddaraini aaminin.
Cairo, 09 Agustus 2023 (pasca pengumuman nilai kelulusan)
14 notes
·
View notes
Text
Dawuhe,
Ora onok jimat kang paling keramat, sak liane tirakat lan dungo ugo restune wong tuo.
Bismillah..
12 notes
·
View notes
Text
Mengusahakan PhD #14
Alhamdulilah, sekarang sudah resmi diterima sebagai calon mahasiswa baru program doktoral di salah satu perguruan tinggi di Indonesia.
Bagaimana rasanya? Nano-nano.
Disatu sisi bahagia, disatu sisi berduka.
Bahagia karena akhirnya jalan terang untuk pendidikan doktor ini mulai terbuka. Kemudian hati semakin mantab untuk memulai perjalanan sekolah ini bersama keluarga di Indonesia. Menjadi semakin yakin bahwa ini memang jalan terbaik yang diberikan oleh Allah untuk saya.
Kenapa berduka? Iya karena harus tirakat setidaknya tiga tahun kedepan. Program doktoral itu seperti masuk hutan sendirian. Karena memang itu tuntutan program nya.
Kita memang punya promotor, tapi bukan pembimbing. Namanya saja sudah promotor, tugasnya mempromosikan. Kalo membimbing, nanti namanya jadi pembimbing :)
Wallahu a’lam bishowab.
Panggah bismillah!
3 notes
·
View notes
Text
Kangen Jogja, Anies Baswedan Malam-Malam Nyopir dan Mampir di Rumah Temannya Ini
YOGYAKARTA | KBA – Fahmi Rosyadi mengaku kaget sekitar pukul 21.00 WIB, tiba-tiba Anies Baswedan sudah berada di depan rumahnya di Kaliurang Pratama E5 Mas Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Anies bersama empat mobil datang di rumah temannya yang berada di Kaliurang Pratama E5 Mas Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta ini. Meski datang rombongan, cucu Pahlawan Nasional AR Baswedan ini…
View On WordPress
0 notes
Text
Laku tirakat yang mama kerjakan telah sampai di hari ke-40 bertepatan di hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Katanya, beliau merasakan banyak sekali keberkahan. Masya Allah. Upaya mama dalam rangka taqarrub ilallah, doa-doa mama, dan kasih sayang mama menjelma cahaya yang menyeruak ke dalam sukma. Kalau kata Nadin Amizah, nyawaku nyala karena denganmu.
4 notes
·
View notes
Text
"Tirakat seorang suami (lelaki) untuk istrinya, dan tirakat seorang istri (perempuan) untuk anaknya"
~Syarifah Robi'ah 'Adawiyah Ba'abud
6 notes
·
View notes
Text
Nawaitu ikut jalan Syaikh Ahmad Yasin memperbaiki diri dan sekitar dengan Al Quran, dan fokus kepada pembebasan Al Aqsha
Oh ya btw, di bukunya ustadz Basyir ada beberapa nama yang bisa kita ambil pelajaran
1. Syekh Ibrahim Al Akhdhar, diceritakan baru serius menghafal Quran saat usianya sudah 24 tahun; ijazah pertama beliau bukan dalam bidang keagamaan tapi dari bidang Industri
Hari ini beliau dikenal sebagai salah satu orang yang alim pada ilmu qiraat
2. Syekh 'Abdullah Jarullah, dokter spesialis Family Medicine di Rumah Sakit Militer, sudah selesai S3 juga, beliau mendapatkan ijazah sanad hafalan 30 juz dengan riwayat Hafsh an Ashim dalam 7 tahun, kemudian setoran Qiraat Asyrah kepada Syekh Ibrahim Al Akhdhar 7 tahun lagi, dan rela bolak-balik lebih dari 700 KM
3. Ustadz Tamim, atau kita kenal Ustadz Mutammimul Ula rahimahullah, ayahanda Ustadz Basyir, yg punya 10 anak dengan julukan 10 bintang Quran.
Menikahi istrinya dengan mahar Tafsir Buya Hamka (Tafsir Al Azhar 30 Juz), pernah menjadi politisi, seorang murobbi, dan sangat mencintai Al Quran; tidak pernah absen mengikuti agenda mukhoyyam Al Quran dari 2011-2014, saking cintanya dengan Quran, Mushaf yg digunakan sampai harus diselotip covernya
Bahkan, qadarallahnya, terdapat satu potongan artikel mengenai seorang muqri pemegang sanad tertinggi di dunia; syekh Bakri, yg diselipkan di Mushaf tersebut dengan doa "semoga mushaf ini menjadi saksi bagi pembacanya" dan hari ini Ustadz Basyir, salah satu putra beliau sudah tersambung sanadnya dengan Syekh Bakri tersebut
Pada poin nomor 3 hikmah yg bisa kita pelajari, jika rasanya berat untuk nomor 1&2 adalah, itulah barakah tirakat seorang ayah yg jujur dengan cita-citanya, itulah barakah pernikahan yang dibangun atas komitmen yang lebih tinggi daripada sekadar "harus" dengan dia, itulah komitmen Qurani
87 notes
·
View notes
Text
Catatan Akhir Tahun - Ujian adalah tanda cinta Allah
Ada beberapa pengalaman yang membuat hati ini tertegun
Salah satunya, adalah penundaan salah satu tahap ujian dalam skripsi
Awalnya, hari dan waktu telah ditentukan
Pada saat itu, hati merasa mudah, senang, dan merasa hebat (ampuni hamba yaAllah)
Akan tetapi, tidak melegakan
Rasanya, tidak ada yang dirasa sulit, semua terasa mudah sampai dengan persiapan dan administrasi lainnya,
Namun, dalam hati, kemudahan itu bukanlah sebuah karunia atas doa - doa yang dipanjatkan tiap malamnya
Bukan juga karena munajat yang dilantunkan selepas sholat,
Bukan juga karena tirakat tiap harinya,
Lalu apa yang terjadi ?
Qadarullah, jadwal hari dan waktu ujian tersebut mundur selama dua minggu lamanya,
Rasanya hancur, seolah tidak ada harap
Seolah-olah semua persiapan yang telah matang "dihentikan" padahal hanya "ditunda"
Layaknya, seseorang tanpa harapan lagi,
Di saat itulah, pelajaran itu hadir
Mungkin, pada saat itu, hanya tangis yang tiada henti
Namun, tangis itu lambat laun berubah menjadi rasa syukur kembali
Satu demi persatu, akhirnya hati ini mampu mengerti
Tentang, betapa besar cinta Allah kepada makhlukNya
Allah karuniai ujian karena Allah tidak ingin kita jatuh dalam keadaan berbangga pada diri,
Allah ingin kita selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah,
Allah Maha Tahu mengenai yang baik dan buruk, tidak peduli seberapa besar dosa kita saat kita melangkah menjauhiNya
Dan, pada saat hari itu tiba,
Tidak ada kata selain syukur alhamdulillah atas kelancaran dan kemantaban ujian yang dilalui
--------------------------------------------------------------------
Mengapa lantas demikian?
Setelah membaca, mengkaji, serta bermuhasabah diri,
-------------------------------------------------------------------
Ada baiknya, kita membuka lagi salah satu ayat Allah berikut:
الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.
Ujian adalah bukti tanda cinta Allah
Allah menguji hamba-Nya untuk membuat manusia beramal shalih dan berdoa pada Allah,
Lantas bagaimana apabila seorang insan hidup tanpa ada ujian?
Jelas, hari akan dilalui dengan rasa "mudah"
Namun, rasa "mudah" ini bukanlah sebuah karunia, akan tetapi sebuah bentuk ujian lain yang kadang manusia tidak sadar mengenai ujian yang lebih besar itu,
Ujian dimana kemudahan menjadi sebuah hal yang dikejar tanpa adanya tirakat dan doa yang panjang,
Lebih buruk lagi, apabila seseorang jatuh dalam keadaan istirdraj.
Dalam Islam, istilah istidraj adalah diberikan kepada umat yang melalaikan ibadah dan tidak pernah mengingat Allah SWT. Istidraj adalah ujian atau cobaan berupa kenikmatan bagi mereka yang lalai.
Naudzubillah min dzalik
Teringat, salah satu dosen terbaik pernah berpesan
"Bukankah kamu adalah ciptaan Allah?
Maka, Allah - lah yang mengetahui baik dan buruk untuk mu"
Tak terasa air mata ini menetes,
Untuk kesekian kalinya,
Allah membuktikan tanda cinta-Nya yang luar biasa
Tak peduli, sebesar apa dosa yang telah diperbuat
Tak peduli, sepanjang apa jarak berpaling dariNya,
Tak peduli, seburuk apapun derajat iman dalam hati ini,
5 notes
·
View notes
Text
Satu hal yang ku pahami, pada akhirnya peran apapun yang kita jalani dalam hidup ini adalah tentang perjalanan menyelami samudera diri kita sendiri, mengenali diri lebih dalam lagi, untuk kemudian menjadi versi terbaik yang sesuai dengan koridor-Nya
كن�� أعتقد أن مهمتي الأولى هي تربية أطفالي لكني اكتشفت أن مهمتي الأولى هي تربية نفسي وتهذيبها فيتربى أطفالي
Dulu aku meyakini prioritas utama adalah mendidik anakku. Namun ternyata aku menyadari, paling utama adalah mendidik dan memperbaiki diriku lebih dulu, maka anakku pun ikut terdidik~
Sungguh mudah untuk sekedar cuap-cuap memberi tahu segala hal yang baik, tapi bukankah sebaik-baik pendidikan bukan sekedar memberi pengetahuan? Sebab yang lebih melekat daripadanya adalah ingatan tentang keteladanan. Daann tirakat untuk menjadi teladan yang baik sungguh bukanlah perjalanan yang mudah.
Tapi bismillah, banyak-banyak berdoa semoga, dimampukan oleh-Nya menjalankan amanah-Nya dengan baik, menjadi orang tua yang mampu mendidik dan memberi teladan yang baik. Dimudahkan, dikuatkan, di beri banyak kesabaran dalam menjalani setiap proses nya
Semangatttt untuk setiap para orang tuaaa. Sesekali merasa lelah dan payah tak apa, namanya juga manusia. Yang penting tidak menyerah, yg setelahnya kembali bangkit untuk mengupayakan segala hal yang terbaik, baik untuk dunia maupun akhirat nya~
2 notes
·
View notes