Tumgik
#Tangtangan30HariMenulis
ummumukhbita · 4 years
Text
05. Terpaksa Untuk Terbiasa
Awal Ramadhan lalu, aku iseng memberi tantangan ke salah satu binaanku. Aku menantangnya untuk bisa menyelesaikan minimal juz 29 yang baru separuh jalan ia coba hafalkan. Aku iseng saja hanya memberi tantangan yang kubalut dengan pilihan tanpa memaksanya. Dan dia saat itu merespon dengan nada sedikit mengeluh. "InsyaAllah ya mbak. Berat banget soalnya :("ujarnya. Lalu aku balas, "Yaudah deh, semampu kamu aja, dek."
Kemudian betapa terkejutnya, ternyata di saat Ramadhan ia benar-benar berjuang untuk menyanggupi tantanganku tadi. Yang sebelumnya hanya setoran 1-2 baris kini setengah halaman ia lahap jua. Aku tersentak. Betapa dia gigih berjuang menyambut komitmen.
Sesekali dia bercerita. Sungguh tak mudah baginya menghafal sekali banyak seperti itu. Mungkin mudah untuk menghafalkannya. Tapi menjaga? Tak semudah meraihnya. Namun Alhamdulillah, sampai pada akhir Ramadhan tantangan itu berhasil ia taklukan. Juz 29 selesai tepat ia sempurnakan di akhir Ramadhan. Aku terharu. Jadi ikut semangat ketika mendapati binaan sendiri sesemangat itu.
Setelah tantangan itu pungkas ia jalani dengan baik, ia merasa lega. Tapi kemudian ia berujar, "Mbak, aku setelah ini gamau ngafal banyak-banyak lagi. Pokoknya mau sedikit aja yang penting bener-bener inget." Aku iyakan saja. Toh setiap orang punya batas kemampuan yang berbeda. Aku hanya menggiring dia supaya semangat menghafal. Untuk jumlahnya, tentu dia paling tau berapa jumlah maksimal yang ia mampu.
Namun aku kaget bukan main. Ternyata setelah Ramadhan berlalu, ia tetap setoran dengan jumlah yang sama saat Ramadhan. Bahkan terkadang lebih banyak. Lalu seperti menangkap keherananku, ia lantas berkata, "Sekarang pas mau ngafal cuma 1-2 baris kok rasanya aneh ya mbak. Kok aku ngerasa kurang terus. Jadinya tetep ngafal dengan jumlah yang sama saat Ramadhan."
Aku pun menarik kesimpulan dari ceritanya. Bahwa untuk membiasakan kebaikan, terkadang kita memang butuh sedikit paksaan. Tak mengapa mengawali dengan letih, karna jika telah terlatih kita justru akan menjalaninya tanpa terbebani. Tak mengapa berlelah di awal. Sebab setelah terbiasa, kita akan melakukannya dengan sukarela.
Palembang, 05 Juni 2020 || 23.49 || Di menit-menit akhir, berusaha menjaga komitmen untuk tetap rutin menulis. Kali ini masih terpaksa, semoga kelak akan terbiasa.
Sf
5 notes · View notes