Tumgik
#Taman Nasional Bantimurung
cheniaik · 9 months
Text
Sulsel
Perjalanan saya ke Sulawesi Selatan dimulai karena pekerjaan. Sampai di Makassar, saya langsung berangkat ke Palopo untuk bekerja. Setelah 4 hari di Palopo, saya kembali lagi ke Makassar. Saya sempat berkunjung ke Masjid Kubah 99 yang dibuat oleh Kang Emil. Dari Pantai Losari, masjid tersebut terlihat sangat indah dan megah karena berdiri di tengah-tengah. Penasaranlah saya, dan dari dekat, masjidnya gak kalah indah. Ukiran-ukiran di kubahnya seperti nirmana, mengingatkan saya akan kelas panjang dan melelahkan di Milisifilem wqwqwq. Setelah banyak foto-foto sambil melihat sunset di balik masjid, saya memutuskan untuk solat magrib dulu di sana. Namun saya mengernyit ketika tahu kalau toilet dan tempat wudhunya ada di lantai basement, harus melalui tangga, gak ada lift, dan tangganya berliku-liku. Satu hal yang langsung saya sadari adalah, udah gila nih yang bangun masjid, gak ada inklusifnya sama sekali untuk anak, untuk disabilitas, untuk lansia. Buat apa bikin masjid mewah mahal dan wow tapi gak fungsional dan ramah untuk semua kalangan? Rasanya habis mengagumi masjid itu saya langsung kecewa. Saya pulang dan ngedumel dengan teman-teman karena masjid itu.
Keesokan harinya teman-teman kantor saya memutuskan untuk kembali ke Jakarta sementara saya akan ikut open trip ke Toraja. Sebelum ke Toraja, ada sisa satu hari kosong yang bisa saya manfaatkan untuk menyusuri Makassar. Setelah googling cukup lama, saya memutuskan untuk berjalan sendirian ke Maros, sekitar 1,5 jam dari Makassar, untuk berkunjung ke Leang-leang dan Bantimurung. Saya meminjam sepeda motor teman saya dan ia mengiyakan sambil berpesan “hati-hati, gak usah ngebut ya”. Sesuai map sih memang perjalanan saya ke Leang-leang harusnya hanya 1,5 jam, tapi saya gak tahu kalau Makassar gak beda jauh macetnya kayak Jakarta jadi perjalanan saya memakan waktu kurang lebih 2 jam. Untungnya, perjalanan menuju Leang-leang sangat menyenangkan, saya melihat pegunungan karst di kanan kiri jalan dan udaranya bisa dibilang sejuk dibanding di kota-kota besar. Saya sampai di Leang-leang pukul 11.30, pas dengan waktu persiapan orang-orang untuk solat jumat. Leang-leang adalah sebuah taman arkeologi berisi batu-batuan dan Gua. Konon, bebatuan dan Gua di sana sudah ada sejak abad 16 dan bahkan ditinggali oleh manusia purba.
Pertama kali saya masuk, pengunjungnya sedikit sekali, gak sampai 10 orang padahal tamannya luas betul. Berputarlah saya menyusuri taman batuan itu, walaupun agak ngeri juga sedikit wkwkwkwkwk. Setelah mengelilingi area taman batuan dan memenuhi memori handphone untuk update di Instagram, saya ingin sekali menyusuri Gua-gua di sana tapi kan gak mungkin kalau saya sendirian? Akhirnya saya datang lagi ke pos registrasi dan bertanya apakah ada orang yang bisa menemani saya masuk ke Gua sambil bisa saya tanya-tanyai terkait taman nasional ini. Kata penjaganya, ada. Tapi saya harus menunggu sampai jam 1 karena mereka akan solat jumat terlebih dahulu. Saya bilang, oh gapapa, saya bisa menunggu. Akhirnya menunggulah saya sambil merokok beberapa batang.
Setelah jam 1, saya bertemu dengan guide dari taman nasional dan diajaklah saya berputar lagi mengelilingi taman bebatuan. Saya dijelaskan sejarah dari tempat tersebut dan saya diajak menyusuri Gua. Di Gua pertama, baru sampai di mulut Gua, saya bertemu dengan seorang perempuan ditemani 2 laki-laki masih muda. Perempuan itu yang menyapa saya duluan. Katanya, “kamu mau masuk Gua juga Mbak?” saya mengangguk sambil bilang “iya, tante” karena saya kira umurnya sekitar 50an. Lalu dia bertanya lagi “sendirian kamu?” “iya tante, tante juga?” “iya nih, tapi saya sewa supir sama guide dari Makassar, kamu naik apa dong kalau sendirian ke sini?” saya jawab lagi, “motor tante, pegel banget soalnya jalanan macet” lalu mengobrollah kita karena beliau ingin menyusuri Gua juga ditemani oleh Guide yang sudah berjalan dengan saya. Ternyata, beliau sudah berumur 71 tahun! Salah satu laki-laki yang menemaninya bernama Ignas, dan satunya lagi saya lupa. Perempuan berumur 71 tahun itu tinggal di Swiss, dan sudah mengitari banyak negara sendirian. Namanya Oma Yasmina, ia bekerja di penitipan anak dan tinggal sendirian di Swiss. Saya sempat bilang, “Aduh, Swiss itu negara impian yang ingin saya kunjungi betul, rencananya di tahun depan, Oma, nanti kita ketemu ya!” dia bilang, “wah, kalau perlu kamu menginap di rumah saya saja!” Saya dengan senang hati mengiyakan.
Dari situ, kami menyusuri Gua sampai ke dalamnya. Kami melihat lukisan dari manusia purba, alat-alat yang dipakai oleh mereka, serta cap tangan yang cukup banyak terlukis di dinding-dinding Gua. Setelah selesai menyusuri Gua pertama, kami langsung beralih ke Gua kedua. Jaraknya gak jauh, tapi gak lebih dalam dari Gua pertama. Di dalamnya juga hampir sama. Sepanjang jalan itu, saya mengobrol panjang lebar dengan Oma Yasmina. Setelah selesai, ia mentraktir saya makan siang. Setelah itu, ia bertanya “kamu mau ke mana setelah ini?” saya bilang “ke Bantimurung, Oma. Mau lihat air terjun, danau sama ada Gua juga katanya di sana” akhirnya dia mengikuti saya untuk berkunjung ke Bantimurung. Saya mengikuti mobil Oma dari belakang.
Sampai di Bantimurung, kami melihat kupu-kupu langka. Bantimurung juga merupakan taman nasional yang di dalamnya banyak berisi keindahan alam. Pertama, kami melihat air terjun yang airnya cukup jernih dan tinggi sekali. Setelah itu kami berjalan di jembatan yang kanan kirinya adalah Danau yang airnya sangat tenang tapi mematikan. Di ujung jalan, ada Gua yang sangat dalam dan panjang. Kami menyusuri Gua itu dan melihat banyak sekali batu kristal di dalamnya! Bahkan ada juga tempat bertapa dan sholat bagi kiai jaman dulu. Setelah selesai dari Gua, saya pamit duluan kepada Oma karena waktu sudah hampir jam 17.30. Saya gak mau pulang terlalu malam karena itu bukan daerah saya, biarpun saya cukup berani tapi masih ada juga lah takut-takutnya wkwkwkwkw.
Saya berpamitan sambil bilang semoga besok-besok kita ketemu lagi di Toraja karena ternyata Oma juga akan ke Toraja. Selesai dari Bantimurung, saya sudah pasrah saja kepada maps untuk menunjukkan saya jalan pulang. Awalnya saya tenang-tenang saja, tapi pas sudah 10 menit perjalanan, sepertinya kok jalan saya pulang berbeda dengan saya datang. Kok saya masuk hutan, kemudian masuk sawah, kemudian jalanannya sepi, dan sedikit sekali rumah-rumah. Lalu saya lihat maps, oh benar kok jalannya, mungkin ini jalan tembus. Saya tetap gaskan saja dengan sedikit degdegan karena jarang sekali ada pengendara lain sementara kanan kiri saya kalau gak sawah ya hutan. Baru jalan lagi 5 menit, tiba-tiba hujan. Dan gak ada tempat berteduh, akhirnya saya terobos saja, kalaupun ada, saya gak mau saya berteduh sampai langit gelap karena di jalan yang saya lewati, gak ada PJU (Penerangan Jalan Umum). Saya berkendara di 70 km/jam. Saya degdegan banget kapan ya saya bisa sampai di jalan besar dan sudah ngedumel aja sendirian.
Gak lama setelah saya ngedumel, waktu lagi lewatin sawah, saya disuguhi pemandangan matahari terbenam yang sangaaat luar biasa indah. Pemandangan itu bisa saya lihat cukup lama karena di jalan itu seluruhnya adalah persawahan. Saya langsung menarik kalimat-kalimat ngedumel saya dan bilang dalam hati “makasih ya allah, bagus banget ini” tapi motor saya tetap melaju di kecepatan yang sama, saya terlalu takut untuk berhenti karena langit sudah semakin gelap. Setelah 1 jam, akhirnya saya sampai juga di jalan besar dan hari itu saya tutup dengan melelahkan.
Keesokan harinya, karena saya ikut open trip, saya dijemput jam 8 pagi di hotel. Gak kebayang akan dapat teman seperti apa tapi saya yakin trip ke Toraja selama 3 hari ke depan akan sangat seru. Ternyata, saya dipertemukan oleh Helena dari Medan dan Dwi dari Palembang yang akan bersama saya selama di Toraja. Perjalanan darat ke Toraja dari Makassar menghabiskan waktu selama 8 jam. Di perjalanan itu, saya merasa kayak lagi road trip sama geng saya aja gitu karena umur kita yang hampir sama. Destinasi pertama adalah Desa Rammang-rammang, di sana kita naik perahu ala-ala seperti di Kalimantan yang dikelilingi oleh tanaman tembakau. Kemudian mengitari desa adat yang penduduknya hanya 20 keluarga. Kemudian, Kami mencoba Bebek Palekko di Kota Pare-pare, kota lahir BJ Habibie. Kami juga singgah sebentar di Gunung Nona. Dan sampailah kami di Toraja!
Toraja saat itu sangat meriah karena persiapan natal. Lampu-lampu yang gemerlap, pohon natal di mana-dimana, lonceng dari gereja. Senang sekali karena saya belum pernah merasakan situasi penyambutan natal dengan semeriah itu. Maklum, saya selalu tinggal di kota yang mayoritas islam. Sekalinya tinggal di negara lain dengan jangka waktu yang lama, kota itu mayoritas buddha. Jadi, saya excited sekali ketika sampai di Toraja! Hari itu kami tiba di hotel dan saya satu kamar dengan Helena. Bukannya langsung tidur karena lelah, kami malah mengobrol sampai jam 2 pagi. Keesokan harinya, destinasi pertama kami adalah Pasar Tedong. Tedong berarti kerbau. Mungkin sudah pada tau kalau kerbau dinilai sangat berharga untuk orang-orang Toraja. Di pasar itu, kami melihat banyak sekali kerbau. Dari yang harganya puluhan juta, sampai yang milyaran karena kerbaunya albino. Setelah fota-foto dengan Tedong, kami pergi ke Bori Kalimbuang, situs batu berdiri dan tempat pemakaman di Toraja.
Di sana, kami melihat banyak batuan dan tempat pemakaman di batu-batu tersebut. Satu batu bisa berisi 5-6 orang dan isinya satu keluarga semua. Kalau kastanya tinggi seperti bangsawan, orang tersebut akan dibuatkan lilin/patung yang menyerupai dirinya dan dipajang di depan makamnya. Kemudian kami melihat kuburan bayi-bayi yang belum memiliki gigi. Mereka dikubur di Pohon Tarra karena pohon tarra menghasilkan getah yang menurut orang-orang Toraja, getah itu bisa menjadi pengganti susu dari para bayi yang sudah wafat. Mereka memakamkan bayi di pohon dengan harapan bayi itu bisa terus bertumbuh bersama pohon. Informasi dan gambar-gambar terkait ini memang sudah sering berseliweran di internet, namun melihat langsung rasanya merinding dan amazed betul. Rasanya gak bisa saya deskripsikan.
Selesai dari situ, kami makan Ayam Pamarasan kemudian berkunjung ke Kete Kesu, tempat tongkonan (rumah adat) yang sudah sangat sering dijadikan tempat wisata. Ramai sekali, kami mau fota-foto juga sudah malas duluan. Tapi kami sempat masuk ke salah satu tongkonan di sana, menarik juga melihat interior rumah di dalamnya. Setelah itu kami juga melihat pemakaman lain di dinding-dinding batuan dan di dalam Gua. Yang bikin saya terkesan adalah awal pemikiran kenapa mereka memakamkan orang-orang di dalam Gua atau batu. Saat itu, mereka sadar kalau lahan di Toraja sangat sedikit. Karena mereka gak ingin merepotkan anak cucu mereka dengan menjadikan lahan sebagai tempat pemakaman, makanya mereka memutuskan untuk memakamkan orang-orang di Gua atau batuan saja, toh nantinya akan lapuk juga. Keren sekali ya, jaman dulu sudah visioner dan memikirkan anak cucu.
Destinasi selanjutnya setelah Kete Kesu adalah Buntu Burakke, atau patung yesus yang sangaaaat besar itu. Katanya sih terbesar kedua di dunia setelah patung di Brazil. Pas sampai sana, wah besar sekali saudara-saudara!!!!!! Tapi di sana gak bisa ngapa-ngapain sih selain foto-foto dan mengagumi besar serta megahnya patung tersebut. Karena hujan, setelah itu kami langsung makan dan pulang ke hotel.
Karena malam itu malam natal, setelah mandi dan beristirahat sebentar, kami keluar lagi untuk makan malam. Jalanan hari itu ramai dan meriah sekali!!!! Saya bisa lihat orang-orang keluar dari gereja menggunakan pakaian yang sangat rapi dan mengingatkan saya dengan suasana idul fitri. Kami makan di luar sebentar kemudian mengelilingi alun-alun Rantepao. Senang sekali melihat suasana natal, kami kembali ke hotel. Saya ketiduran sebentar, dan kebangun jam 12 malam karena petasan dan kembang api yang ramai betul!!!!! Suaranya seperti meriam dan bom yang bikin degdegan gitu loh. Saya baru tahu kalau di Toraja, orang-orang merayakan malam natal seperti tahun baru. Langit jadi berwarna warni dan suaranya meriahhhh. Mereka merayakan malam itu sampai jam 00.30 dan baru saya bisa tidur nyenyak setelahnya.
Keesokan paginya kami bangun jam 04.00 pagi karena akan berangkat ke Lolai, negeri di atas awan. Kami berangkat jam 05.00 dan sampai di Lolai pukul 05.30. betul saja, kita bisa melihat gumpalan awan dari atas sana seperti di atas puncak gunung!!!! Walaupun kata guide saya itu bukan best viewnya Lolai karena sedikit mendung, tapi menurut saya dan teman-teman itu tetap bagus saja ahahahaha. Selesai dari Lolai, kita kembali ke hotel, siap-siap, check out, dan pergi ke Londa, kompleks pemakaman yang sudah sangat terkenal di Toraja. Gak beda jauh kayak di Kete Kesu, di Londa, dari awal masuk kami sudah menemukan banyak sekali makam di dinding-dinding batuan. Lalu kami menyusuri 2 Gua di sana. Di Gua pertama ada makam Romeo dan Juliet yang katanya bunuh diri karena cintanya gak direstui keluarga. Di Gua kedua ada banyak sekali tengkorak dan tulang belulang. Rasanya kekaguman saya gak pernah berhenti sama adat dan budaya di sana.
Setelah selesai dari Londa, trip kami selesai. Kami singgah sebentar untuk membeli Deppatori, makanan khas Toraja. Kami pulang dengan hati senang dan badan yang sangaaat melelahkan. Ini solo trip kedua saya di tahun ini setelah yang pertama kemarin ke Labuan Bajo. Mungkin gak solo-solo amat karena saya pakai jasa open trip wkwkwkwkwk. Tapi lucu, kalau ke Labuan Bajo saya dipertemukan sama 6 laki-laki jadinya saya kayak pergi sama geng cowo, sekarang saya kayak pergi sama geng perempuan. Kalau diingat-ingat, lucu juga ya. Selanjutnya mungkin saya perlu coba solo trip yang beneran solo trip tanpa ikut open trip gitu kali ya, semoga waktunya ada dan uangnya juga berlimpah huahahahahah.
Di solo trip ini saya juga banyak terharunya karena saya jadi cinta sekali sama Indonesia. Rasanya saya ingin mengunjungi setiap daerah di Indonesia. Dan, saya lagi-lagi dipertemukan oleh orang-orang baik, tempat-tempat menyenangkan, makanan-makanan enak, dan suasana yang bikin hati hangat. Tuhan tentu masih baik sekali sama saya. Terima kasih, Sulsel!
2 notes · View notes
mytravelandscape · 2 years
Video
undefined
tumblr
3 Alasan Anda Harus Berkunjung Ke Air Terjun Bantimurung
Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan seakan-akan tidak pernah habis akan pesona keindahan alamnya dan juga Potensi Pariwisata yang sangat besar. Seperti yang pernah penulis bahas di artikel 7 lokasi wisata favorit untuk foto landscape dan travel di sulawesi selatan. Salah Satunya adalah Air Terjun Bantimurung, air terjun yang berada di kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, adalah salah satu monumen  alam tertua di Indonesia, karena di resmikan sejak zaman Hindia Belanda sebagai "natuurmonument Bantimoeroeng Waterval" pada tahun 1919.
https://www.mytravelandscape.my.id/2022/10/3-alasan-untuk-berkunjung-ke-air-terjun-bantimurung.html
3 notes · View notes
pupukpaten · 7 months
Text
10 Tempat Wisata Terbaik di Sulawesi Selatan
Tumblr media
1. Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung adalah surga bagi para pecinta alam dan penggemar keindahan alam. Terletak di Kabupaten Maros, taman nasional ini menawarkan keindahan air terjun yang spektakuler, gua-gua yang menakjubkan, dan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Anda dapat menjelajahi hutan tropis yang rimbun, melihat burung-burung endemik, atau berenang di air terjun yang menyegarkan. 2. Pantai Losari Pantai Losari adalah tempat wisata paling terkenal di Makassar. Dengan pemandangan laut yang indah dan jalan setapak yang mengelilingi pantai, ini adalah tempat yang sempurna untuk bersantai dan menikmati matahari terbenam yang memukau. Anda juga dapat menikmati makanan laut segar yang lezat di warung-warung makanan yang tersebar di sepanjang pantai. 3. Taman Laut Bunaken Taman Laut Bunaken adalah surga bagi para penyelam. Terletak di Manado, Sulawesi Utara, taman laut ini menawarkan keindahan bawah laut yang menakjubkan. Anda dapat melihat terumbu karang yang indah, ikan-ikan yang berwarna-warni, dan biota laut lainnya yang menakjubkan. Jika Anda tidak menyelam, Anda masih dapat menikmati pemandangan laut yang spektakuler dengan snorkeling atau mengambil perahu kaca. 4. Danau Tempe Danau Tempe adalah danau terbesar di Sulawesi Selatan dan merupakan tempat yang sempurna untuk bersantai dan menikmati keindahan alam. Anda dapat mengunjungi desa-desa nelayan yang terletak di sekitar danau, menjelajahi hutan bakau yang indah, atau menikmati pemandangan matahari terbenam yang memukau. Jika Anda beruntung, Anda juga dapat melihat burung-burung migrasi yang melewati danau ini. 5. Pantai Kodingareng Keke Pantai Kodingareng Keke adalah pulau kecil yang terletak di dekat Makassar. Dengan pasir putih yang lembut, air laut yang jernih, dan terumbu karang yang indah, pulau ini adalah tempat yang sempurna untuk bersantai dan berenang. Anda juga dapat melakukan snorkeling atau menyelam untuk melihat keindahan bawah laut yang menakjubkan. 6. Benteng Rotterdam Benteng Rotterdam adalah peninggalan sejarah yang menarik di Makassar. Dibangun oleh Belanda pada abad ke-17, benteng ini merupakan salah satu contoh arsitektur kolonial yang indah. Anda dapat menjelajahi bangunan ini yang memiliki berbagai ruangan dan teras yang menawarkan pemandangan laut yang spektakuler. 7. Taman Mini Indonesia Indah Sulawesi Selatan Taman Mini Indonesia Indah Sulawesi Selatan adalah tempat yang sempurna untuk mempelajari keanekaragaman budaya Indonesia. Anda dapat menemukan replika rumah adat dari berbagai suku di Indonesia, menikmati pertunjukan seni tradisional, dan menjelajahi taman-taman yang indah. Tempat ini akan memberikan pengalaman yang edukatif dan menghibur bagi seluruh keluarga. 8. Pantai Akkarena Pantai Akkarena adalah tempat yang populer di Makassar untuk bersantai dan menikmati keindahan pantai. Dengan pasir putih yang lembut, air laut yang jernih, dan pohon-pohon kelapa yang rindang, pantai ini adalah tempat yang sempurna untuk berjemur, berenang, atau bermain voli pantai. Anda juga dapat menikmati makanan laut segar yang lezat di restoran-restoran yang terletak di sepanjang pantai. 9. Desa Toraja Desa Toraja adalah tempat yang unik dan menarik untuk dikunjungi di Sulawesi Selatan. Dengan arsitektur tradisional yang khas, adat istiadat yang unik, dan pemakaman yang megah, desa ini menawarkan pengalaman budaya yang tak terlupakan. Anda dapat mengunjungi rumah adat, melihat pemandangan alam yang spektakuler, dan berinteraksi dengan penduduk setempat yang ramah. 10. Air Terjun Bantimurung Air Terjun Bantimurung adalah tempat yang indah dan menenangkan untuk dikunjungi di Sulawesi Selatan. Dikelilingi oleh hutan tropis yang rimbun, air terjun ini menawarkan pemandangan yang memukau. Anda dapat berjalan-jalan di sekitar air terjun, berenang di kolam yang menyegarkan, atau hanya duduk dan menikmati keindahan alam. Sulawesi Selatan memiliki banyak tempat wisata yang menarik dan indah. Dari keindahan alam seperti taman nasional dan pantai-pantai yang memukau, hingga tempat-tempat bersejarah dan budaya yang menarik, Sulawesi Selatan memiliki sesuatu untuk semua orang. Jadi, jika Anda sedang merencanakan liburan di Indonesia, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata terbaik di Sulawesi Selatan. Read the full article
0 notes
turisiancom · 1 year
Text
TURISIAN.com - Taman Purbakala Sumpang Bita,  sebuah permata tersembunyi yang menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan. Berada di Desa Sumpang Bita, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajenedan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan, kawasan ini selalu ramai dikunjungi wisatawan. Kabupaten yang sebelumnya dikenal sebagai Pangkajene Kepulauan. Atau lebih akrab disapa Pangkep, memang menjadi rumah bagi situs ini yang tak boleh dilewatkan. Objek wisata ini bahwa menjadi contoh sempurna dari kombinasi alam dan sejarah. Terletak di dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TN-Babul). Taman ini menawarkan kepada pengunjung suasana yang begitu asri dan menenangkan. BACA JUGA: 7 Wisata Terbaik di Sulawesi Selatan, Dijamin Lupa Pulang Deh! Dengan rimbunnya pepohonan yang memeluk setiap sudutnya. Tempat ini juga ideal untuk berkumpul dengan keluarga dan merasakan pesona alam yang tak tertandingi. Salah satu daya tarik utama taman ini adalah dua gua prasejarahnya, yaitu Gua Sumpang dan Gua Bulu Sumi, yang terletak di gugusan Bukit Bulu Bita. Gua Sumpang, dengan ketinggian sekitar 289 meter di atas permukaan laut, menyimpan tinggalan arkeologis berharga seperti lukisan dinding, cangkang molusca, fragmen gerabah, tulang, dan gigi kuno. Lukisan-lukisan dinding ini memiliki beragam bentuk, termasuk cap tangan dan kaki anak-anak. BACA JUGA: Memanjakan Mata di Savana Bukit Lamando Buton Selatan yang Menawan Aura Misteri yang Memikat Serta gambar mirip babi rusa dan perahu kuno. Temuan-temuan berharga ini tersebar di dalam dan di sekitar gua, menciptakan aura misteri yang memikat. Sementara itu Gua Bulu Sumi, yang terletak pada ketinggian 200 meter di atas permukaan laut, adalah tempat lain yang memukau untuk dieksplorasi. Mulut gua ini menghadap ke barat laut dan memiliki ukuran yang mengesankan. Di dalamnya, pengunjung akan menemukan lukisan-lukisan dinding, artefak batu, fragmen gerabah, dan cangkang moluska. BACA JUGA: Deretan Menu Berbuka Puasa Ini, Bisa jadi Pilihan di Pertengahan Ramadhan Semua lukisan ini dihiasi dengan warna merah yang mencolok dan diciptakan dengan teknik cetak semprot. Temuan-temuan berharga ini tersebar di seluruh lantai gua, menambahkan nuansa sejarah yang kental. Untuk menikmati keindahan Taman Purbakala Sumpang Bita ini, pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp 5.000 (harga tiket dapat berubah sewaktu-waktu). Dengan jarak tempuh sekitar 54,1 kilometer dari Makassar, perjalanan menuju taman ini melibatkan pemandangan indah yang akan memanjakan mata Anda. BACA JUGA: China Dominasi Kunjungan Wisman di Sulawesi Utara Jalan melalui Jalan AP Pettarani, Jalan Tol Insinyur Sutami, Jalan Poros Palopo-Makassar, dan Jalan Poros Tonasa 1 akan membawa Anda ke destinasi yang tak terlupakan di Taman Purbakala Sumpang Bita. Jadi, jika Anda adalah pencinta sejarah dan alam, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi pesona prasejarah di Taman Purbakala Sumpang Bita di Sulawesi Selatan. Tempat ini menggabungkan keajaiban alam dan peninggalan sejarah yang mengesankan, membuatnya menjadi tujuan wisata yang menarik bagi semua orang. ***
0 notes
emberbiru · 1 year
Text
Menemukan Keindahan Alam dan Budaya: Kota-kota Memukau di Indonesia
Tumblr media
Pendahuluan: Indonesia adalah negara yang kaya akan keindahan alam dan budaya yang beragam. Dari ujung barat hingga timur, terdapat banyak kota yang menawarkan pesona alam yang spektakuler, warisan budaya yang kaya, dan keramahan penduduk lokal. Dalam artikel ini, kami akan mengajak Anda menjelajahi beberapa kota indah di Indonesia yang patut dikunjungi untuk mengalami pesona negara ini secara langsung.
Yogyakarta:
Terkenal sebagai pusat kebudayaan Jawa, Yogyakarta menawarkan keindahan arsitektur keraton, candi-candi megah seperti Borobudur dan Prambanan, serta seni tradisional yang kaya.
Jangan lewatkan pengalaman melihat matahari terbit di Bukit Panguk Kediwung atau menikmati suasana malam di Alun-Alun Kidul.
Bali:
Pulau Bali adalah surga pariwisata yang terkenal di dunia dengan pantai-pantai berpasir putih, teras-teras sawah yang menghijau, dan budaya unik.
Nikmati keindahan matahari terbenam di Pantai Uluwatu, jelajahi keindahan terumbu karang di Pulau Menjangan, atau saksikan upacara keagamaan di Pura Besakih.
Bandung:
Dikenal sebagai kota mode, Bandung juga memiliki keindahan alam yang menakjubkan dengan pegunungan yang hijau dan kawah vulkanik.
Jelajahi keindahan alam di Kawah Putih, Lembang, atau tebing-tebing di Dago Pakar. Sementara itu, jangan lewatkan belanja di factory outlet dan mencoba kuliner khas Bandung.
Makassar:
Terletak di Sulawesi Selatan, Makassar menawarkan keindahan pantai yang menakjubkan dan budaya yang kaya.
Kunjungi Pantai Losari untuk menikmati sunset yang spektakuler, jelajahi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung untuk melihat air terjun dan gua-gua indah, atau nikmati hidangan laut segar di Restoran Coto Nusantara.
Medan:
Medan adalah gerbang menuju keindahan alam Sumatera Utara, seperti Danau Toba yang megah dan Gunung Sibayak yang menawarkan pemandian air panas alami.
Jelajahi warisan kolonial Belanda di Medan dengan mengunjungi Istana Maimun dan Gereja Katolik St. Joseph, serta nikmati kuliner khas seperti soto Medan dan nasi goreng.
Lombok:
Lombok adalah surga pantai yang masih relatif tidak terjamah dengan pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih.
Kunjungi Pantai Kuta Lombok yang indah, menjelajahi Gili Trawangan yang terkenal, atau naik Gunung Rinjani untuk mendapatkan pemandangan spektakuler dari puncaknya.
0 notes
dimensiindonesia · 1 year
Text
Meniti Jembatan Ditemani Ratusan Kupu-Kupu di Helena Sky Bridge
0 notes
gosulsel · 2 years
Text
Peringati HPSN 2023, SPTN Wilayah I Balocci Tukar Samah Dengan Bibit Tanaman Buah - Gosulsel
PANGKEP, GOSULSEL.COM - Ada yang unik dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Kabupaten Pangkep. Kegiatan yang diinisiasi oleh SPTN Wilayah I Balocci Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung itu melakukan aksi bersih di site wisata Leang Londrong dan kampanye bebas sampah di Taman...
http://gosulsel.com/2023/02/21/peringati-hpsn-2023-sptn-wilayah-i-balocci-tukar-samah-dengan-bibit-tanaman-buah/
#HariPeduliSampahNasional #SPTNWilayahIBalocci
0 notes
beritanews · 4 years
Text
Geger! Ditemukan Kerangka Manusia di Pegunungan Bulusaraung
Geger! Ditemukan Kerangka Manusia di Pegunungan Bulusaraung
Tumblr media
BERITA.NEWS, Pangkep – Warga di sekitar Gunung Borong Natua, Taman Nasional Bantimurung, Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), dibuat geger oleh penemuan kerangka manusia. Polisi turun tangan mencari identitas kerangka manusia tersebut.
“Lokasi penemuan kerangka manusia adalah di kawasan pegunungan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dengan jarak tempuh dari kaki gunung sekitar 5 km,” ujar…
View On WordPress
0 notes
simalesmandi · 5 years
Text
Jalan dan Jajan ke Makassar
Jalan dan Jajan ke Makassar
Tumblr media
Kalo dihitung-hitung sebenernya saya udah 3 kali pergi ke Makassar, tapi belum ada satupun tulisan tentang Makassar ada di blog ini. Makassar menurut saya adalah kota metropolitan untuk Indonesia bagian Timur, bandaranya selalu ramai 24 jam gak pernah sepi, lalu lintasnya juga cukup ramai. Tapi kota ini menawarkan banyak tempat wisata alam yang keren juga kuliner lezat yang bikin jarum timbangan…
View On WordPress
0 notes
anii-hsry · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Definisi bahagia?
Bahagia itu sederhana, apa yang kita miliki patut disyukuri. Contohnya hari ini, bahagia kita sendiri yang ciptakan. Menyenangkan diri sendiri dengan berkumpul, tertawa, dan hang out dengan keluarga. BAHAGIA SESEDERHANA ITU!!!
Lokasi : Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Maros. Sulawesi selatan. Indonesia 🇲🇨
2 notes · View notes
klikhijau-blog · 5 years
Text
Saatnya Masyarakat Sekitar Taman Prasejarah Leang-leang Berkarya
Saatnya Masyarakat Sekitar Taman Prasejarah Leang-leang Berkarya
Klikhijau.com – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulawesi Selatan gelar diskusi terpumpun di Grand Town Hotel Mandai, Maros. Diskusi ini berlangsung pada Sabtu, 4 Mei 2019.
BPCB Sulawesi Selatan menyampaikan tiga materi yang telah dilaksanakan pada awal 2019 ini. Melalui diskusi terpumpun ini pihak cagar budaya berharap mendapat masukan dari segenap undangan yang hadir.
Sedikitnya 60 peserta…
View On WordPress
0 notes
turisiancom · 1 year
Text
TURISIAN.com - Taman Purbakala Sumpang Bita,  sebuah permata tersembunyi yang menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan. Berada di Desa Sumpang Bita, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajenedan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan, kawasan ini selalu ramai dikunjungi wisatawan. Kabupaten yang sebelumnya dikenal sebagai Pangkajene Kepulauan. Atau lebih akrab disapa Pangkep, memang menjadi rumah bagi situs ini yang tak boleh dilewatkan. Objek wisata ini bahwa menjadi contoh sempurna dari kombinasi alam dan sejarah. Terletak di dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TN-Babul). Taman ini menawarkan kepada pengunjung suasana yang begitu asri dan menenangkan. BACA JUGA: 7 Wisata Terbaik di Sulawesi Selatan, Dijamin Lupa Pulang Deh! Dengan rimbunnya pepohonan yang memeluk setiap sudutnya. Tempat ini juga ideal untuk berkumpul dengan keluarga dan merasakan pesona alam yang tak tertandingi. Salah satu daya tarik utama taman ini adalah dua gua prasejarahnya, yaitu Gua Sumpang dan Gua Bulu Sumi, yang terletak di gugusan Bukit Bulu Bita. Gua Sumpang, dengan ketinggian sekitar 289 meter di atas permukaan laut, menyimpan tinggalan arkeologis berharga seperti lukisan dinding, cangkang molusca, fragmen gerabah, tulang, dan gigi kuno. Lukisan-lukisan dinding ini memiliki beragam bentuk, termasuk cap tangan dan kaki anak-anak. BACA JUGA: Memanjakan Mata di Savana Bukit Lamando Buton Selatan yang Menawan Aura Misteri yang Memikat Serta gambar mirip babi rusa dan perahu kuno. Temuan-temuan berharga ini tersebar di dalam dan di sekitar gua, menciptakan aura misteri yang memikat. Sementara itu Gua Bulu Sumi, yang terletak pada ketinggian 200 meter di atas permukaan laut, adalah tempat lain yang memukau untuk dieksplorasi. Mulut gua ini menghadap ke barat laut dan memiliki ukuran yang mengesankan. Di dalamnya, pengunjung akan menemukan lukisan-lukisan dinding, artefak batu, fragmen gerabah, dan cangkang moluska. BACA JUGA: Deretan Menu Berbuka Puasa Ini, Bisa jadi Pilihan di Pertengahan Ramadhan Semua lukisan ini dihiasi dengan warna merah yang mencolok dan diciptakan dengan teknik cetak semprot. Temuan-temuan berharga ini tersebar di seluruh lantai gua, menambahkan nuansa sejarah yang kental. Untuk menikmati keindahan Taman Purbakala Sumpang Bita ini, pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp 5.000 (harga tiket dapat berubah sewaktu-waktu). Dengan jarak tempuh sekitar 54,1 kilometer dari Makassar, perjalanan menuju taman ini melibatkan pemandangan indah yang akan memanjakan mata Anda. BACA JUGA: China Dominasi Kunjungan Wisman di Sulawesi Utara Jalan melalui Jalan AP Pettarani, Jalan Tol Insinyur Sutami, Jalan Poros Palopo-Makassar, dan Jalan Poros Tonasa 1 akan membawa Anda ke destinasi yang tak terlupakan di Taman Purbakala Sumpang Bita. Jadi, jika Anda adalah pencinta sejarah dan alam, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi pesona prasejarah di Taman Purbakala Sumpang Bita di Sulawesi Selatan. Tempat ini menggabungkan keajaiban alam dan peninggalan sejarah yang mengesankan, membuatnya menjadi tujuan wisata yang menarik bagi semua orang. ***
0 notes
dimensiindonesia · 1 year
Text
Meniti Jembatan Ditemani Ratusan Kupu-Kupu di Helena Sky Bridge
0 notes
gosulsel · 2 years
Text
Rektor UIM Pimpin Tanam 7000 Bibit Pohon di Desa Patanyamang Maros - Gosulsel
MAROS, GOSULSEL.COM - Rektor Universitas Islam Makassar, Andi Majdah M Zain melaksanakan kerjasama dengan Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, dan PT Adimitra Pinus Utama. Bertempat di lokasi konservasi desa Patanyamang Kecamatan Camba, Maros, Sabtu (22/10/2022). Majdah tidak sendiri....
http://gosulsel.com/2022/10/25/rektor-uim-pimpin-tanam-7000-bibit-pohon-di-desa-patanyamang-maros/
#RektorUIM
0 notes
sawanglangit · 4 years
Link
Populasi kupu kupu yang hidup di Bantimurung  memiliki keunikan tersendiri, kupu kupu Yang Melegenda  Sejak Jaman Kolonial Belanda, dan diantaranya merupakan kupu kupu  langkah yang dilindungi.Bantimurung yang berarti air bergemuruh, diambil dari kata 'Benti Merrung' dalam bahasa Bugis Halus,  dan  berubah bunyi menjadi yang kini kita kenal dengan sebutan bantimurung   Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terletak di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan ini memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri, yang mampu membuat takjub wisatawan dengan bentang alamnya yang begitu indah, namun dibalik curam nya  perbukitan karst Bantimurung tersimpan cerita kerajaan kupu kupu yang cukup melegenda.
0 notes
beritanews · 4 years
Text
Geger Kerangka Manusia di TN Bantimurung, Polisi Temukan Jam Tangan dan Dompet Wanita
Geger Kerangka Manusia di TN Bantimurung, Polisi Temukan Jam Tangan dan Dompet Wanita
BERITA.NEWS, Pangkep – Berita penemuan kerangka manusia di kawasan Pegunungan Taman Nasional (TN) Bantimurung, Bulusaraung, Pangkep, Sulawesi Selatan, menggegerkan warga setempat.
Selain itu, sejumlah barang pribadi diduga milik korban, salah satunya jam tangan Gucci turut ditemukan di dekat kerangka manusia tersebut.
“Di lokasi penemuan kerangka manusia, ditemukan 1 buah jam tangan merek…
View On WordPress
0 notes