Tumgik
#Tak Terekspos
mutiarafirdaus · 6 months
Text
#CatatanRamadhan.21
"Semua akan pergi meninggalkan, sebesar apapun cinta yang mereka punya kepada dirimu. Hanya Allah yang akan selalu menemani. Tak rela Ia membiarkan hambaNya sendirian saja. Jadi sesepi apapun hidup kamu sekarang, ingat-ingat bahwa Allah Yang Maha Besar sedang menemanimu. Itulah mengapa Ia janjikan tak ada rasa khawatir dan kesedihan bagi orang beriman. Karena Allah tak pernah sejenak pun meninggalkan."
"Seorang bayi yang baru terlahir di dunia menangis kencang karena khawatir dan takut dengan kehidupan yang akan dijalani. Tapi bukan dekap manusia yang bisa menenangkan bayi itu, bukan juga kehangatan selimut. Ialah Adzan yang bisa menenangkan sang bayi."
"Bayi itu tenang karena Allah Yang Maha Besar ada bersamanya. Ketika keyakinan bahwa Allah selalu menemani, seluruh masalah yang kau punya rasa rasanya mudah sekali luruh dengan keridhaan. Karena kau tahu, di dunia ini kita hanya sementara dan nanti ada Allah Maha Besar yang menunggu pulang."
Cuplikan nasihat dari kajian Ustadzah Halimah Alaydrus, yang semoga Allah selalu menjaga beliau. Masya Allah banget wajahnya ngga terekspos tapi syiar dakwahnya menggema kemana-mana :"
Apalah aku yang kalo diminta foto buat poster kajian mahasiswa bisa 10 menit untuk scroll galeri, cari yang paling proper 😵😵
2 notes · View notes
abostonive · 2 months
Text
Banyak berita beredar di layar kaca ataupun media sosial, diantaranya berita kejahatan kriminal ataupun korupsi. Berita-berita tersebut mengundang khalayak untuk berkomentar, tidak sedikit komentar negatif yang muncul di kolom komentar.
Berita tersebut membuatku merenung & melihat dari sudut pandang lain, terlepas orang-orang yang bersangkutan benar sebagai pelaku atau korban skenario.
Aku belajar bahwa Allaahu Ta'ala baru membuka satu atau dua aib diantara banyak aib atau dosa hamba-Nya di dunia. Itu pun sudah malu sekali ditambah banyak Yang menghujat, mencerca & memaki.
Bagaimana nanti ketika semua amalanku diperlihatkan kelak di akhirat ?
Mending kalau amalannya baik semua, kalau enggak ?
Aku pun belajar bahwa Aku tak pantas menghujat apalagi menghakimi mereka yang terlibat dalam kasus, terlebih sampai Aku merasa lebih baik & lebih benar daripada mereka. Aku perlu banyak menyadarkan diriku sendiri bahwa Aku hanya mengetahui dari sisi luar itupun sisi permukaan.
Yang pasti, saat ini, Aku masih beruntung diselamatkan oleh Allahu Ta'ala karena Dia menutupi aib-aibku supaya tidak terekspos ke media ataupun khalayak.
Alhamdulillah.
Terima kasih Ya Allah.
Bimbing Aku selalu, Ya Allah.
Sangata, 17 Juli 2024
Venizuldhiv
0 notes
louisgoth · 8 months
Text
TUAN YANG MENCARI ARAH.
CKRAK..
... KLAZZ..
...
TSSSST...
"MISSION SUCSSED!"
Lelaki itu telah "membuka" matanya kembali, ke arah dimana ia sedang bekerja. Tak sangka, hasil yang ia lakukan kali ini berakhir tak sesuai keinginannya. Ia hanya ingin pulang dengan bersih, nyatanya keberlangsungan selalu tak seperti yang ia harapkan.
Ponsel yang ia sakukan pun, akhirnya jatuh ke lentik jarinya untuk menghubungi bawahannya. Ia sangat kesal, negosiasi yang dirinya lakukan tak berjalan mulus. "Bersihkan sisanya."
"Tuan Goth, sudah jadwalnya untuk makan. Semua sudah dihidangkan," ungkap pemuda yang sudah ada di sampingnya saat ia ingin masuk ke mobil.
Pria berambut pirang itu pun menyeringai penuh akan refleks memandang yang di hadapannya, "Bagus. Aku juga sudah lapar karena melihat darah manusia itu."
Hingga akhirnya Louis menginjakkan kakinya ke kursi penumpang mobil pribadinya, menghadiri makanannya yang ia tunggu karena sedari tadi rasa haus sudah menjamah tenggorokannya. "Kenapa hanya menatap?"
Pertanyaan itu membuat Louis tersenyum, sudah sejak lama ia hidup dalam arah seperti ini. Memburu, Menegosiasi, dan Menggila. Yang ia lakukan sepantasnya bangsa vampir untuk membangun kerajaannya sendiri, wilayah kekuasaannya karena Louis pergi dari kerajaan kakeknya. Semenjak kejadian sang Ayah yang berkhianat dan sang Ibu yang menggila kesakitan membuat Louis tak waras disana.
"Tidak, aku hanya bersyukur ada kau disini."
Lelaki yang mengenakan kemeja putih itu pun membuka kancing kemejanya, "Cepat lah kalau gitu, kau ada pertemuan lagi sehabis ini."
Louis yang mendengar itu pun memfokuskan pandangannya kepada leher jenjang lelaki itu, membuat matanya dipenuhi rasa lapar. Membiarkan gigi taringnya terekspos seketika, dan membawa tubuhnya menaruh panca indera pengecapnya jatuh di leher sang suara. Rasa sakit hisapan yang dilakukan Louis membuat lelaki itu menahan perih, untungnya dirinya bukan manusia tulen yang bisa saja mati saat ini.
Mobil melaju kencang, membiarkan dua pemuda di kursi belakang melancarkan kegiatan meminum yang selalu dilakukan rutin itu dengan sempurna. Hingga sinaran mata Louis kembali ke awal, merasakan bahwa ia sudah kenyang dan menjilati tetesan darah yang melumur disana.
Pemandangan itu yang akan terulang berkali-kali, dimana Louis hidup dengan bertahan sebagai vampire.
0 notes
choifa · 1 year
Text
ChoiFa Modern Idol! AU
Berlatarkan seluruh karakter Lout of Count's Family yang bereinkarnasi ke Earth 5, ketika tidak ada lagi monster maupun pertarungan. Dunia telah damai, dan ketiga tokoh utama pria pahlawan ini bekerja sebagai Idol.
"Hei, lihat, lihat! Boyband RoHeroes akan mengisi opening drama, katamu?! Ya ampun, luar biasa sekali!"
"Benar! Apa kamu tahu rapper mereka, Choi Han. Katanya, dia yang akan menjadi kunci utama pada opening ini, terutama karena drama tersebut bergenre aksi!"
"Ya ampun, mereka hebat sekali ... aku tidak sabar mendengarnya!"
Leyfa berada di cafe. Duduk tidak jauh dari sumber kebisingan yang saling meributkan boyband idol yang kini sedang naik daun, yang namanya telah dikenal bahkan hingga seluruh dunia. Wanita itu terkekeh, menyeruput minumannya yang telah habis setelah, kemudian menumpukan dagunya dengan satu tangan di atas meja. Dia tersenyum miring, "Kamu jadi semakin dikenal, ya."
"Jangan bicarakan itu di tempat umum, Leyfa."
"Hmph. Seolah kamu bisa mengendalikan seluruh mulut netizen."
Choi Han, idol yang sejak tadi diributkan selalu oleh fans-nya yang lebih dari lima gunung itu duduk di depan pacarnya. Menggunakan topi hitam yang menyembunyikan surai hitam serta masker untuk menutupi wajah tampannya, dia menghela napas melihat perilaku pacarnya. "Tidak untuk seluruh netizen, tapi aku bisa mengendalikan mulutmu, tuh?"
"Ah, gila! Jangan bicara seperti itu di tempat umum!" Leyfa nyaris menyemburkan minumnya dengan wajah nyaris memerah. Seluruh dunia pasti terkejut ketika mengetahui idol yang dikenal memiliki sikap misterius ini ternyata adalah orang yang pandai menyilat lidah ... wah, dunia bisa-bisa berguncang.
"Tapi." Suatu ketika suara Leyfa sekali lagi berkumandang, atensi Choi Han kembali menatap manik dwiwarna yang tidak memiliki tanda-tanda kehidupan itu. "Kalau hubungan kita, mungkin saja terekspos oleh media. Bagaimana pendapatmu?"
Choi Han berpikir. Kehidupan idol itu sulit, sungguh. Jika dulu dia cukup mudah membungkam rakyat dengan tebasan pedang tajamnya ke angin, sekarang dia tidak bisa. "Aku mungkin tidak masalah. Hanya saja, jika terjadi sesuatu padamu, aku akan melindungimu."
Leyfa mengangguk seolah puas dengan jawabannya. Tak beberapa lama, kali ini Choi Han bertanya balik, setelah meminum dua teguk kopinya yang sudah mulai dingin termakan waktu. "Bagaimana denganmu?"
"Aku? Bagaimana, ya ..." Leyfa mengaduk-aduk milkshake cokelatnya dengan sedotan, menabrakkan satu es batu ke es batu yang lainnya. Matanya yang hampa itu menatap krim frappe yang masih membentuk gunung. "Mungkin aku akan dicari-cari seperti buronan. Di-doxing, lalu dibantai oleh para fans-mu?" Saat mengatakannya, dia tertawa kecil.
"Leyfa, sudah kubilang, ucapanmu." Choi Han mengerutkan kedua alisnya. Sungguh, dia selalu tidak bisa memahami pemikiran pacarnya. Mengapa gadis ini selalu seakan menyerah pada hidup? Meski begitu ... saat Choi Han menatap perban pada kepala Leyfa yang selalu menempel di sana setiap waktu, dia sekiranya mengerti, sedikit.
"Kalau begitu, aku akan pastikan itu tidak terjadi, agar kamu aman. Mengapa kamu menanyakan itu, lagipula?"
"Memikirkan Siofra, Eustra, dan Lilith, kurasa." Leyfa mengendikkan kedua bahunya, tawa hampa itu luntur kemudian. "Mereka luar biasa. Siofra dan Eustra, mereka sama-sama memiliki posisi yang kuat hingga bisa melindungi Cale, dan mereka juga bisa membungkam media, serta publik. Lilith juga begitu karena dia bekerja di ranah hukum— terutama, Alver sendiri berada di posisi penting para petinggi negara, semua orang segan padanya. Freyda adikku, dia sendiri ... tidak, dia sangat bahagia dengan Rosalyn, manajermu. Bagaimana denganku? Hanya rakyat biasa. Aku bahkan tidak bisa melindungi diriku sendiri, bagaimana aku bisa melindungimu?"
"..." Choi Han tidak bisa berkata-kata. Dia hanya diam ketika melihat Leyfa ingin berucap sekali lagi. "Tidak berguna, ya, aku."
"Mana mungkin." Kali ini, idol yang menduduki posisi rapper itu menyela dengan sangat cepat. Wajahnya berkerut serius dan dia memandangi Leyfa dengan sangat cermat. Tangan kekarnya terulur, menggenggam tangan kecil wanita itu, yang dingin setelah memegang cangkir es untuk waktu yang cukup lama. "Aku selalu mengagumimu, terutama ketika kamu sangat berdedikasi dalam melatih kami menari, instruktur. Kamu luar biasa."
"..." Leyfa terdiam cukup lama sebelum bergumam, "Begitu."
"Apakah kamu sedang merasa buruk lagi?"
"... Mungkin?" Leyfa bersandar pada sandaran sofa yang empuk.
"Ayo pergi. Aku ingin membeli sesuatu di luar." Choi Han tiba-tiba beranjak berdiri. Tangan itu masih menggenggam tangan Leyfa, menariknya sehingga wanita itu ikut terpaksa berdiri— terutama, karena tinggi mereka yang terpaut jauh: 40 cm. "Aduh, pelan-pelan, tanganmu nanti putus."
"Mana ada. Tanganmu sangat kuat sampai sering membuat punggungku tergores, tuh?"
Leyfa meledak, berhasil membuat tinju kecilnya mendarat pada lengan Choi Han, "Sudah kukata, jangan di depan publik, bodoh!"
Choi Han tertawa. "Baik. Ayo sini, kita adakan ritual untuk menghilangkan energi negatif yang ada di kepalamu itu."
"... Oke."
Bagaimana pun, meski Leyfa tidak bisa berbuat apa-apa untuk Choi Han, tapi pria itu selalu menjadi obat untuknya.
Apakah suatu saat, Leyfa bisa benar-benar sembuh?
0 notes
jaemeera · 1 year
Text
Tumblr media
Chapter 162
CW // NSFW
Pintu apartemen Tanner terbuka setelah bunyi pin pintu yang ditekan empat kali. Tanner lihat Landon menampakkan diri dari balik pintu, melepas sepatu kemudian berjalan menghampirinya yang terduduk santai di sofa.
“Mana delivery food yang tadi?” Tanya Landon setelah ia daratkan pantatnya pada sofa tepat di samping Tanner. “Udah aku buang,” balas Tanner, menatap kotak sampah yang berada di dapur—tak jauh dari sofa.
“Lho? Kenapa di buang?"
“Takutnya beneran dikasih racun.”
Landon terkekeh, “tapi, kalo itu dari temen kamu gimana?”
“Pasti udah ngabarin.”
Setelah kalimat itu, tangan Tanner bergerak mengacak rambut lembab Landon, mengendusnya sekilas. “Kamu ganti shampoo? Kok wanginya beda?” Tanya Tanner saat aroma citrus yang biasa ia cium tergantikan oleh aroma yang cukup asing, namun wangi. “Iya, iseng aja nyobain merk lain. Kenapa? Kamu nggak suka, ya, sama wanginya?” Tanya Landon sambil ia tatap wajah Tanner.
“Suka, kok. Mau kamu shampoo-an pake minyak jelantah juga aku tetep suka.”
Landon pukul paha Tanner, ingin marah namun ia tertawa dengan kalimat konyol barusan. Setelahnya kedua lelaki itu diam, tangan Landon masih bertengger pada paha Tanner, bersentuhan langsung dengan kulit lelaki itu sebab Tanner hanya memakai celana pendek. Ia tatap mata Tanner yang juga tatap miliknya, buat mata keduanya saling mengunci. Sepersekian detik kemudian, tangan Tanner juga mendarat pada paha Landon yang sedikit terekspos sebab celana pendeknya yang terlipat ke atas.
Keduanya saling tatap dengan tangan yang saling mengusap paha masing-masing, sambil sesekali meremasnya pelan. Landon rasakan tangan Tanner semakin naik ke atas, menelusup masuk ke bawah celananya sambil terus mengusap pahanya pelan. Ia sikut lengan Tanner saat rasakan geli ketika jari lelaki itu mulai menggelitik paha dalamnya. “Udahan, ah, geli.” Ucap Landon, menarik tangan Tanner menjauh dari pahanya.
“Geli?”
“Iya.”
“Land,” panggil Tanner, menatap lekat mata Landon sambil tangannya bergerak usap tengkuk lelakinya itu. Landon lantas menoleh, membalas tatapan itu sama lekatnya. Ia lihat Tanner mengangkat alisnya dengan seringai kecil yang ia tampakkan. Landon tahu betul apa maksudnya, itu adalah sebuah ajakan yang Tanner sampaikan secara tidak langsung.
“Aku barusan banget mandi, masa nanti harus mandi lagi? Rambutku aja belum kering.”
“Ayo, dong! Nanti mandinya bareng aku. Ya? Ya, Land?” Mohon Tanner dengan kedua telapak tangan yang ia satukan, menatap Landon dengan wajah memelas. Landon pun menghela napas, mengangguk beberapa kali sebab tak bisa tolak permintaan yang lebih tua dua bulan itu.
Melihat Landon anggukan kepala buat Tanner tersenyum senang, kemudian ia tarik tengkuk Landon, membawa wajah lelaki itu mendekat hingga bibir keduanya bertemu. Landon pejamkan matanya saat Tanner mulai melumat bibirnya, berulang kali sampai lumatan itu semakin dalam. Ia rasakan bahunya di dorong pelan oleh Tanner, membaringkannya ke atas sofa dengan bibir keduanya yang masih bertaut.
Landon lepas tautan itu, menatap Tanner yang berada di atasnya dengan alis yang mengernyit. “Masa di sofa?” Tanya Landon sebab tak ada tanda-tanda Tanner akan membawanya masuk ke dalam kamar. “Kenapa? Aku penasaran, kalo di sofa rasanya bakal gimana. Biar bisa bandingin, enakan di sofa atau di ranjang.” Balas Tanner yang kemudian kembali raup bibir basah Landon, buat yang bertanya tak bisa lanjutkan protesnya.
Tangan lelaki itu bergerak menelusup ke dalam hoodie yang tengah dipakai Landon, mengusap pinggang ramping Landon sambil meremasnya pelan. Tak hanya pinggang, kini tangan Tanner bergerak mengusap perut Landon, merasakan setiap otot perutnya, kemudian dadanya, hingga jari lelaki itu bergerak memainkan puting Landon buat sang empu membusungkan dada karena geli.
Tanner lepas kaosnya, melemparnya ke belakang sembarangan, lalu ia bantu lepas hoodie Landon yang kemudian ia lemparkan ke lantai. Kembali ia jelajahi tubuh tak berbalut Landon, melumat, menjilat, hingga menghisap buat tanda kemerahan menghiasi kulit putih lelaki itu.
Sambil mulutnya sibuk menjarah leher hingga perut yang lebih muda, tangan Tanner bergerak turunkan celana pendek serta celana dalam Landon hingga tubuh lelaki itu tak dibalut apapun. Tanner kulum jarinya, membasahinya kemudian memasukkan dua jarinya ke dalam lubang Landon. Ia gerakkan dua jarinya keluar masuk di dalam lubang ketat milik kekasihnya, buat sang empu sontak mendesah saat jari Tanner mulai bergerak di dalam sana.
“Nghhh... Aahhh...”
Landon mengedikkan pinggangnya saat Tanner menggerakkan jarinya seolah menggelitik lubang miliknya. “Just come in, please...” Pinta Landon, tak tahan setelah jari Tanner berhasil buat dirinya terangsang hebat. Tanner pun mengeluarkan jarinya yang sudah basah dari lubang Landon, menurunkan celananya kemudian memijat miliknya sebentar sebelum memasukkannya ke dalam lubang Landon, menggantikan jarinya.
“Aku masukin, ya?” Ucap Tanner memberitahu Landon supaya lelaki itu dapat bersiap. Melihat Landon yang mengangguk, Tanner mulai masukkan miliknya perlahan ke dalam lubang yang sudah menunggu itu.
“Akhh.. Nghh...”
Landon remas lengan Tanner saat ia rasakan batang milik Tanner mulai masuk lebih dalam, buat ia membuka mulutnya lebar saat rasa sakit bercampur nikmat itu menghujamnya.
Tanner gerakan pinggangnya maju mundur, membuat suara yang menggema saat kulit keduanya bersentuhan. Begitupun desah nikmat milik Landon, ikut menggema dalam ruangan yang sunyi itu. Semakin ia percepat tempo, semakin erangan juga desahan itu menyuara memenuhi telinga Tanner. “Sebut nama gua!” Suruh Tanner pada Landon yang kewarasannya mulai lesap seiring gempuran yang semakin keras itu.
“Tann—Tanner...”
“Lagi!”
“Tanner... Akhh!”
Landon menegang saat Tanner berhasil mengenai titik manisnya, buat kakinya menekan pinggang sang dominan untuk masuk lebih dalam. Sudut mata lelaki itu mulai berair saat Tanner berkali-kali menyerang titik manisnya, buat ia melenguh keras. Melihat Landon yang menangis di saat seperti ini buat Tanner semakin jatuh cinta. Mata berkaca-kaca Landon selalu yang terindah, he's such a pretty crier.
Yang lebih muda itu mulai gusar saat ia rasakan ia hampir mencapai klimaksnya.
“Tann, I wanna cum...”
Mendengar itu Tanner lantas semakin percepat temponya, menahan pinggang ramping Landon supaya miliknya menelusup lebih dalam. Hentakan demi hentakan Landon rasakan sambil mulutnya tak berhenti keluarkan suara nikmat juga rengekan kecil yang bersaing dengan suara keplakan yang mereka buat.
Beberapa detik kemudian cairan putih milik Landon menyembur keluar diiringi dengan cairan putih yang juga Tanner keluarkan memenuhi lubang anal Landon hingga mengalir keluar dari sana.
Tubuh Landon lemas setelah pelepasan itu, pun Tanner yang kini keluarkan miliknya dari lubang sang kekasih setelah pelepasannya barusan. Ia jatuhkan tubuhnya ke atas tubuh kekasihnya, memeluk tubuh yang gemetaran itu dengan erat. Landon balas peluk tubuh Tanner, mendaratkan satu kecupan pada bahu lelaki itu yang dibalas Tanner dengan usapan pada pucuk kepalanya, mengusap rambutnya yang kini basah oleh keringat.
Napas keduanya masih tersengal setelah klimaks yang berhasil mereka capai secara bersamaan. Ternyata melakukannya di sofa tidak buruk juga, pikir Tanner.
0 notes
elleahain · 1 year
Text
beberapa waktu yang lalu, masih terekam jelas dalam ingatanku, kita bertemu kembali. senyummu masih sama, suara dan keceriaanmu masih terukir pada kontur wajahmu yang tajam. kukira, tak akan pernah kudapati kembali senyumanmu itu di sana.
meski mungkin hanya beberapa menit lamanya, anehnya, perasaan yang kukira telah mati, pelan-pelan merayap masuk memberi kehangatan yang telah lama kulupakan. seolah-olah kau menyirami tanah tempat mereka terkubur, dan membangkitkan mereka dari dinginnya kegelapan di bawah sana.
aku bertanya-tanya apa yang membawamu untuk dapat masuk ke dalam mimpiku. kau selalu datang di saat-saat yang tak terduga. bertahun-tahun lamanya kita tak pernah bertemu muka dengan muka, hanya suara dan gambar wajahmu yang sekali saja menghiasi layar ponselku.
nyatanya, aku tak pernah memilikimu namun aku berusaha melepasmu, melepas imajiku akan kehidupan singkat bersamamu. melihatmu bahagia dengan dia yang menjadi pilihanmu, untuk selamanya.
sepersekian menit setelah ku membuka mata, kusadari bahwa yang menghampiriku adalah kau ketika masih duduk di bangku sekolah. aku familiar dengan mata itu, gigi-gigimu yang kecil dan rapi terekspos ketika kau tersenyum lebar dengan senyum kekanakanmu, postur tubuhmu yang berubah karena pubertas, dan rambut ikalmu yang masih kau pertahankan.
aku merindukan kamu yang dulu, dan membenci kamu yang sekarang. well, tidak sepenuhnya membenci. hanya saja, tak tahu apa yang terjadi pada hidupmu, kau semakin terjebak dalam kegelapanmu sendiri, keceriaanmu selalu semakin pudar pada setiap percakapan malam yang kadang kala kita lakukan.
melupakanmu seutuhnya dan menghapuskanmu seutuhnya dari benakku tentu adalah hal yang mustahil, karena kau memiliki peran yang begitu besar dalam keseharianku kala itu. yang mampu kulakukan hanyalah mendoakan kebahagiaan serta kesehatanmu, di manapun kau berada. meski tak lagi mencintaimu, aku masih mengasihimu layaknya sahabat.
0 notes
seryooni · 1 year
Text
entry 01: of freedom, escapism, and privileges.
Tumblr media
Sabtu, 23 Juli 2022
Kegiatan mencuci piring, selalu bisa buat aku larut dalam pikiranku sendiri. Mungkin karena bagaimana tiap hari mataku cuma tertuju ke peralatan masak dan makan yang bertumpuk, mendengar suara air mengalir dan menggosok noda-noda minyak di sana. Hari ini tak berbeda, aku kembali cuci piring selepas makan. Yang beda adalah isi pikiranku yang kala itu baru lega, baru menyelesaikan gambar yang cukup aku nikmati prosesnya.
Menggambar… Sudah lama sekali aku tak menggambar seintens itu. Kepikiran, di tengah membasuh busa sabun dari satu piring, kalau sepanjang waktu yang aku habiskan untuk menggambar satu hal tadi, aku merasa begitu bahagia. Seolah aku sedang melarikan diri dari rutinitas membosankan di rumah. Bersenang-senang dengan warna, meski cuma duduk lama di depan layar. Seperti jaman sekolah dahulu.
Seiring banyak piring yang aku cuci, aku jadi berkelana ke memori jaman sekolah. Mengingat bagaimana menggambar jadi salah satu bentuk pelarian dari semuanya. Dari stress nilai, tugas, segala hal. Menggambar semua yang aku suka. Entah itu idola yang sedang aku gemari atau tokoh-tokoh cerita favoritku. Banyak yang tidak ada artinya. Tapi itu tak jadi masalah, karena kala itu aku pikir: as long as I’m drawing, as long as I can escape the stress I’ve been having—I’m happy enough. Kebebasan buatku di umur 17 tahun bisa ditemui di genggaman tangan pada pensil mekanik 0.5mm dan buku gambar ukuran A5 yang tidak jelas merknya.
Lalu muncul pertanyaan yang aku berani taruhan, kalau banyak orang pernah mendengar ini setidaknya sekali dalam hidupnya.
"Mau jadi apa besok pas sudah besar?"
Jawabanku… naif sekali kalau aku pikir. Mungkin karena dibutakan rasa senang saat berlari dari kenyataan. Apalagi dengan semua kata-kata orang disekelilingku, "Seni, tuh, lingkungan yang bebas."
Nyatanya seni tidak sebebas apa yang orang-orang katakan kepadaku. Kami masih harus belajar berbagai hal demi mencapai kebebasan yang ada di pikiran masyarakat luas. Pensilku bukan lagi pensil mekanik 0.5mm—melainkan pensil staedtler ukuran 2B sampai 9B. Rautan bukan lagi yang kecil seperti dibeli di toko ATK, ataupun yang biasa dibeli satu paket dengan alat tulis untuk ujian, tapi menggunakan cutter sehingga grafitnya yang lebih terekspos udara dibandingkan kayu yang mengelilinginya. Kertasku tak lagi A5, tapi dituntut untuk minimal berukuran satu lengan. Semakin besar ukurannya, semakin bagus—baik kata teman-teman yang aku temui di sana, maupun tuntutan yang muncul tanpa ada ucap.
Lingkungan pun sejatinya tak sebebas itu. Banyak norma yang sebenarnya sama saja dengan lingkungan masyarakat pada umumnya. Tapi, mungkin saja pemikiran ini muncul karena orang-orangnya yang lebih nyentrik dari yang lain. Oleh karena itu kesenian sering dianggap bebas. Walaupun sesungguhnya, masih ada pakem-pakem yang harus kami jalani, meski masih sanggup dianggap 'nyeleneh' oleh orang di luar lingkup ini.
Aku kembali bertanya. Lagipula kebebasan itu apa, sih? Apa yang membuat orang-orang berpikir bahwa kesenian adalah hal yang bebas? Apa karena cara mereka berpenampilan? Cara mereka mengekspresikan pendapat? Cara mereka dengan mudah menenggak alkohol dan menghirup asap sesuka hari di setiap penghujung acara yang mereka susun sendiri? Apakah itu cara mereka kabur dari penat dunia seni yang mereka geluti, eskapisme mereka sendiri?
Tapi di saat bersamaan, muncul kembali kesadaran baru dalam diri. Kesenian pada akhirnya sudah menjadi sebuah kotak tersendiri, seperti bagaimana bidang-bidang karir lainnya. Yang tentu, punya sisi positif dan negatifnya tersendiri. Mungkin hal yang aku tanyakan di atas menjadi pandangan orang-orang mengapa seni terlihat begitu bebas.
Pertanyaan-pernyataan ini membawaku sadar, kebebasanku telah hilang. Aku tidak lagi punya sebuah cara untuk kabur dari hal yang membuatku lelah.
Yah, pernyataan barusan tidak sepenuhnya benar. Pastinya, ada beberapa yang sanggup membuatku lupa sejenak akan kontemplasi kesenian. Salah satunya adalah dengan berkelana ke kosan teman-teman. Tak masalah aku harus jalan kaki jauh, kesasar sedikit, menyebrang jalan raya.... Ketika bersama mereka—setidaknya aku tidak sibuk dengan isi kepalaku sendiri. Entah itu menonton film, mengerjakan tugas, makan, atau sebatas numpang cuci muka sambil bergosip tentang kabar burung terbaru di sekitar.
Tapi tentu ada waktu dimana kami juga tidak hanya bahas remeh-temeh seperti itu. Ada kalanya sebuah diskursus yang membuat kami kesal bakal jadi topik, berujung ke diskusi panjang yang membingungkan. Apalagi mengingat bagaimana kami merupakan kumpulan orang yang pernah naif, yang pernah berpikir bahwa jalur kesenian ini dapat membuat kami bahagia.
Nyatanya tidak. Bergelut di ranah ini membuat kami overconscious dengan segala hal. Mulai dari kultur dan sosial, tidak hanya dalam bidang kesenian sendiri, namun secara universal, ataupun hal yang sering dibicarakan seperti uang dan karir. Membahas pelarian dan bebas yang selalu kami damba lewat kesenian yang selalu digadang sebagai salah satu kunci rasa bebas yang dimaksud.
Tuntutan untuk selalu srawung; berkumpul, bercengkrama (yang sejatinya dimanfaatkan banyak orang untuk semata mencari koneksi). Sebuah hal yang seru, ketika kami memikirkannya dahulu—kala masih belum tahu apa-apa selain rumus matematika dan bolos kelas. Namun, ketika kami sudah terjun ke ranah ini, sesekali terbesit pertanyaan: apa tidak capek jika setiap detik dihabiskan untuk itu? Dihabiskan untuk memikirkan sebuah masalah dengan kritis, menghabiskan waktu untuk mengubah opini menjadi sebuah karya visual—sebelum akhirnya mempertunjukkan hasil visual itu lewat media di publik. Menyuarakan keresahan, mengeluh akan kesusahan, meromantisasi keadaan. Belum lagi dengan beban untuk mempertanggungjawabkan opini yang dibawa dalam karya yang dipamerkan dalam ruang publik.
Kami sadar bahwa hal ini mau tidak mau akan menimbulkan sebuah rasa yang sebenarnya datang karena ego diri.
"Sebenarnya kerja kantoran tuh berprivilege, ga sih? Kita tinggal datang dan kerja. Tunggu akhir bulan buat gajian. Nggak usah susah mikir besok harus srawung. berkarya apa, deskripsi karyanya gimana, visualisasinya dan eksekusinya gimana."
"Tapi, if you put it like that, bukannya berarti kita punya privilege juga? Jam kita fleksibel, we are our own boss—kalo ga masuk manajemennya. Kita bebas buat berkata apapun soalnya lagi—itu kan bahasa senimannya. Bodo amat sama yang lain lihat karya kita gimana."
Di penghujung malam, dengan beberapa gelas es susu yang bikin dompet kering, kami bakal menyudahi diskusi kepenatan hidup dengan sebuah pertanyaan yang kami tahu kalau tak akan langsung terjawab malam itu. Pertanyaan yang sesungguhnya, basi sekali. Entah sudah berapa kali kami melontarkan pertanyaan itu kepada satu sama lain.
"Kalau begitu, privilege itu apa sih?"
Kalau aku ingat sekali lagi, rata-rata kamar kami semua ada di penghujung lorong. Rasanya seperti sedang diejek oleh takdir; it's as if we're so close to being free—but at the same time we're not. Soalnya lagi, kamar itu masih bagian dari lorongnya, meski jadi yang terpojok. Bebas—tapi masih terkekang. Seperti kesenian yang selalu digadang sebagai hal yang bebas.
Sekali lagi aku tanya diri: Apa itu kebebasan? Apa itu privilege? Apakah aku punya privilege untuk lari dari semua, mengejar kebebasan?
Pada akhirnya kita semua tidak bebas. Dari kontemplasi yang terjadi, banyak bukti bahwa sejatinya kita hanya kembali meletakkan segala dalam bentuk kategori. Tak ayal busa sabun di atas piring yang sedang aku cuci; memang kita bebas untuk berkelana di atas permukaannya, meninggalkan jejak—namun pada akhirnya kita masihlah terpisah dengan satu sama lain. Dikotak-kotakkan secara individu dan pada akhirnya akan bernasib sama: digerus habis oleh air.
Tumblr media
ini bakal jd seri curhatan gak jelas yang tiba tiba muncul di kepala.... kontemplasi, romantisasi... mungkin juga draft-draft kasar sebelum jadi deskripsi karya. semoga bisa terus menulis dan mengarsipnya di sini :)
—rana.
0 notes
jumpalagirina · 1 year
Text
13: Di Kamar Mandi
Sekarang aku berada berdua bersama Rina di dalam kamar mandinya. Aku masih mengenakan pakaianku yang setengah basah, sementara Rina tak mengenakan sehelai pakaian pun di tubuhnya, kecuali selembar handuk yang tergantung pasrah di tangan mungilnya.
"Eh?" ucapnya.
"Hah?" balasku.
Suasana menjadi super canggung. Kami saling tatap. Aku berusaha tak menggeser pandanganku dari wajahnya karena aku tak siap menghadapi apa yang akan aku saksikan.
Memang, ini bukan pertama kali kami berada dalam suasana erotis, tapi biasanya Rina selalu berada dalam kondisi berpakaian lengkap. Biasanya akulah yang ia telanjangi, bukan sebaliknya.
Aku tak sanggup menahan pandanganku lagi. Dengan lirikan mataku, aku dapat melihat tubuhnya, nyaris tanpa penutup sama sekali. Sepasang payudara mungil dan padat itu menggantung polos. Aku dapat melihat puting susu Rina yang berwarna coklat muda dan ujung-ujugnya terlihat menegang, mungkin kedinginan.
Tanpa bisa kukendalikan, pandangan mataku terus menjalar ke bawah. Ke arah selangkangannya, tempat paling rahasia yang sekali pun tak pernah terbayang dalam benakku.
"Ih, apa sih? Mas kok ngeliatinnya gitu?" ucap Rina, kemudian segera menutupi bagian bawah tubuhnya menggunakan handuk. Namun handuk itu terlelau kecil sehingga buah dadanya masih tetap terekspos dengan bebas.
"Eh, sori! Sori!" ujarku sambil berusaha mengalihkan pandangan.
"Kenapa, sih?" tanyanya. "Penasaran?"
Aku menelan ludah dan mengangguk. "Maklum lah, baru sekali ini ngeliat."
"Sini, Mas," kata Rina lagi. "Kalau mau pegang boleh, kok. Tapi yang atas aja, ya?"
"Hah? Maksud lo Rin?"
Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, tiba-tiba Rina menggenggam tanganku, kemudian menariknya dan meletakkan telapak tanganku di atas buah dada kanannya. Aku dapat merasakan permukaan bukit payudaranya yang halus dan tekstur tonjolan putingnya di bagian tengah telapak tanganku. Ketika aku menggerakkan tanganku dan meremasnya perlahan, aku dapat merasakan benda yang kenyal dan lembut itu terasa hangat.
Tanpa diminta, aku langsung mengarahkan tangan kananku ke dada kirinya, sehingga sekarang aku dapat merasakan sepasang benda bulat itu dengan kedua tanganku. Aku meremas keduanya dengan perlahan, mencoba merasakan setiap mili sensasi kelembutan dan kekeyalannya.
"Punyaku kecil, ya Mas?" tanya Rina dengan suara yang agak serak. Sepertinya napasnya mulai terdengar tak beraturan.
"Nggak, kok. Aku suka," kataku, sambil tanganku terus memainkan buah dadanya, memijat, mengelus, dan meremas, seolah sedang mencoba mengukurnya.
"Tapi ... gedean punya Eva, kan?"
Ucapan Rina itu tiba-tiba saja membuat tanganku berhenti bergerak. Dalam benakku, yang muncul bukan lagi sosok Eva dalam video skandalnya, tapi sosok wanita anggun berjilbab putih yang kulihat di bus. Bayangan itu membuatku merasa malu dan sesak.
"Kenapa lo sebut nama itu lagi?" tanyaku sambil menatap mata Rina.
"Maaf, Mas. Aku nggak sengaja, aku lupa!" ucap Rina agak panik.
"Rin... kan gue udah bilang ...."
"Udah, udah. Sebagai permintaan maafku, Mas Panji, Mas boleh kok ...," kata Rina.
Tiba-tiba tangan Rina mengusap pipiku. Ia menatap mataku dengan sepasang mata yang redup, seperti penuh penyesalan, dan membuatku merasa tidak tega. Usapan tangannya kemudian berpindah ke rambutku, kemudian bergerak ke leherku dan menarik kepalaku ke arahnya.
"Mas kalau mau coba, sini, boleh kok," bisik Rina.
Aku tak sanggup menolak tawarannya. Rangkulan tangannya yang lembut itu berhasil membimbing kepalaku untuk menunduk, kemudian turun ke bawah, ke arah dada kirinya. Di depan mataku, hanya berjarak satu senti, terpampang puting payudara Rina yang basah dan menegang keras.
Ia terus menarik kepalaku, hingga akhirnya ujung bibirku mau tak mau menempel pada ujung putingnya. Kugerakkan wajahku perlahan, menggesek-gesekkan bibirku di puncak putingnya. Ketika tanpa sengaja putingnya itu terkena kumisku yang sudah kucukur pendek, Rina mendesah lembut. Kemudian, aku membuka sedikit bibirku, menjepit puting Rina di antara bibirku, kemudian mengemutnya perlahan.
Rina kembali mendesah.
Kalau kuingat-ingat, ini adalah pertama kalinya aku mendengar ia mendesah seperti ini. Dalam beberapa kali insiden terlarang kami, biasanya akulah yang selalu dibuat mendesah. Kali ini, desahan penuh hasrat dari mulut Rina itu membuatku merasa bangga dan juga penasaran. Aku ingin mendengar desahan merdu itu lagi. Lagi dan lagi.
Aku pun menjulurkan lidahku, kemudian menempelkan ujung lidahku ke sisi bawah puting Rina, lalu menyapunya hingga ke atas. Rina mendesah lagi. Setiap kali aku membelai puting Rina dengan lidahku, aku dapat merasakan getaran-getaran halus di tubuhnya. Puting itu terasa semakin keras, tapi juga membuatku semakin penasaran untuk terus menjilatinya.
Aku mengecup puting Rina, menjilati dan mengulumnya. Air sisa mandi di putingnya itu kini bercampur dengan air liurku. Aku mulai mencoba untuk menghisap dan menyedotnya dengan selembut mungkin. Aku hanya ingin mendengar ia mendesah. Desahannya adalah candu bagiku.
Sambil terus mengemut dan menjilati puting susunya, aku melirik ke arah wajah Rina. Aku dapat melihat ekspresi wajahnya yang belum pernah kusaksikan sebelumnya. Matanya setengah terpejam, kulit pipinya merona merah, sementara bibirnya terbuka sedikit dan mengeluarkan erangan-erangan pelan. Sementara itu, tangannya terus saja mengelus rambutku, sambil menahan kepalaku agar aku tak melepaskan hisapanku.
Setelah puas menyusu di dada kirinya, aku pun berpindah ke dada kanannya. Awalnya, Rina sempat protes ketika aku tiba-tiba saja melepaskan hisapanku.
"Mas? Mau ke mana?" tanyanya pelan.
"Kasihan kembarannya, nanti dia cemburu," gumamku, kemudian mulai melahap payudara kanannya.
"Aaah..." Rina mengeluarkan desahan tertahan.
Aku menjilat, menghisap, dan mengulum puting sebelah kanan itu. Awalnya, tangan kiriku kugunakan untuk meremas dan memijat payudara kirinya, tapi setelah beberapa saat, Rina menggenggam tangan kiriku dan mulai mengarahkannya ke tempat lain.
"Aaaahh... Mas... Mas Panji..." desahnya.
"Mmmm... Iya, Rin?" jawabku sambil terus mengulum putingnya.
"Maaf Mas, aku ... aku boleh pinjam tangannya yang ini sebentar?"
"Buat apa?" tanyaku lagi.
"Buat ... buat bantuin yang di bawah sini," ucapnya.
Rina kemudian mengarahkan tangan kiriku ke bagian bawah tubuhnya yang entah sejak kapan sudah tak tertutup handuk lagi. Aku dapat merasakan bagian dalam pahanya yang sangat halus dan basah. Kemudian ujung-ujung jariku di arahkannya untuk menelusuri setiap jengkal permukaan pahanya hingga tiba di antara selangkangannya. Bagian itu terasa hangat, meskipun kami berada di kamar mandi yang cukup dingin.
Jari-jemariku terus menjalar naik, hingga akhirnya aku tiba di sebuah bagian yang terasa jauh lebih lembut dari bagian lainnya. Bagian itu terasa memiliki beberapa lipatan dan kerutan, serta sedikit rambut-rambut halus yang tercukur rapi. Aku mulai menggerakkan jariku, dan aku menemukan sebuah celah yang terasa lembab. Semakin dalam jariku menelusuri celah itu, aku dapat merasakan sesuatu yang basah dan licin. Jelas ini bukan air dari shower kamar mandi, sebab teksturnya terasa licin. Aku pun mulai menggerakkan jari tengahku di bagian celah yang basah itu. Lama-lama jari tengahku itu tergelincir dan masuk lebih dalam lagi, ke bagian yang kini terasa hangat dan sempit.
Tiba-tiba saja, Rina mendesah dengan suara yang nyaring. Desahan itu sekilas seperti terdengar seperti jeritan.
"Kenapa?" tanyaku.
"Gapapa, Mas. Terus, Mas. Lebih dalam lagi. Aah...," gumamnya.
Aku kembali mendorong jariku, menembus celah sempit yang lembut itu. Aku dapat merasakan tekstur yang sedikit bergerinjal tetapi hangat dan basah. Dinding-dindingnya seperti menahan jariku, tapi juga mengundangnya untuk terus masuk ke dalam.
"Tolong, Mas. Please," gumam Rina.
Bersambung
1 note · View note
turisiancom · 1 year
Text
TURISIAN.com – Saat berkunjung ke Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sobat Turisian bisa ajak keluarga jalan-jalan ke Danau Hanjalutung. Mesti belum terlalu terekspos, namun tempat ini sangat menarik untuk tujuan wisata bersama keluarga atau teman-teman. Objek wisata danau tersebut berlokasi di Kelurahan Petuk Katimpun, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya. Dengan luas mencapai 12 hektare dan kedalamannya mencapai 7 meter. Danau Hanjalutung ini masih terhubung dengan Sungai Rungan. Di dalamnya hidup berbagai jenis ikan air tawar seperti jelawat, baung, tahuman, saluang, dan lainnya. Banyaknya ikan yang hidup, menjadikan danau ini sebagai spot wisata mancing yang menarik untuk Sobat Turisian coba. Banyak pula warga setempat yang memanfaatkannya sebagai tempat budidaya ikan. Panorama alam yang tersaji di Danau Hanjalutung juga cukup indah. Sangat menarik untuk Sobat Turisian nikmati dengan duduk-duduk santai di pinggiran danau, sembari melepas kepenatan.Tampak pula aktivitas masyarakat setempat yang mencari ikan. Baca juga: Jelajah Wisata Arboretum Nyaru Menteng di Palangkaraya Suasananya yang asri dengan banyaknya flora yang tumbuh dan kicauan burung nan merdu, serta udara yang segar, menambah kenyamanan tempat wisata ini. Sungguh menenangkan tubuh dan pikiran. Setelah puas mengeksplorasi kawasan Danau Hanjalutung, Sobat Turisian bisa beristirahat sambil menyantap aneka kuliner khas Dayak. Jangan lupa juga untuk mengabadikan momen-momen indah dan menarik kala berada di objek wisata tersebut. Sebagai destinasi wisata, objek wisata danau ini sudah menyediakan sejumlah fasilitas penunjang. Seperti kamar mandi, toilet, area parkir, dan fasilitas lainnya. Enaknya, masuk ke sini Sobat Turisian tak usah bayar tiket masu karena gratis. Kecuali parkir kendaraan mesti bayar, untuk motor seharga Rp3.000,00 dan untuk kendaraan roda empat termasuk bus wisata sebesar Rp5.000,00. Akses Menuju Danau Hanjalutung Untuk menuju destinasi danau tersebut, Sobat Turisian bisa berangkat dari pusat Kota Palangkaraya dengan jarak sekitar 16 km. Dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit menggunakan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat. Baca juga: Berkunjung ke Betang Mandala Wisata, Replika Rumah Adat Dayak Akses ke Danau Hanjalutung pun cukup mudah karena kondisi jalannya sudah bagus. Tetapi ketika musim hujan, untuk menuju lokasi danau hanya dapat kalian tempuh melalui jalur sungai. Dengan mengunakan perahu klotok atau alkon milik warga setempat.*  
0 notes
arteraria · 2 years
Text
Food is All About Taste and Experience
Dabiz Muñoz adalah chef yang meraih title The Best Chef #1 selama 2 tahun berturut-turut pada 2021 dan 2022 menurut situs thebestchefaward.com. Chef kelahiran Madrid, Spanyol ini memiliki penampilan yang nyentrik dengan rambut mohawk dan piercing yang menghiasi figur artistiknya. Dabiz telah diakui di dunia kuliner internasional karena kepiawaiannya dalam mengolah hidangan dan kreativitasnya dalam penyajian. Saat ini DiverXO, restoran fine dining milik Dabiz telah mengantongi title three stars michelin bersama dengan Restaurant Gordon Ramsey (London, UK), Le Clos des Sens (Annecy, France), Maeda (Kyoto, Japan), dan lain-lain.
Sejalan dengan Dabiz, DiverXO memiliki konsep penyajian hidangan yang unik dengan slogan "New unexplored ways of understanding the gastronomic experience". DiverXO masuk ke dalam 4 besar restoran terbaik di dunia dari total 50 restoran. Mark Wiens, American food youtuber yang telah terjun di dunia kuliner selama 14 tahun, memiliki kesempatan untuk meliput rangkaian hidangan di DiverXO.
Sebelum hidangan disajikan, customer disuguhi dengan secarik kertas yang berisi nama hidangan dan daftar bahan yang digunakan. Penyajian hidangan di DiverXO tidak pernah tidak mengejutkan Mark Wiens. Misalnya olahan merpati yang disajikan di atas sangkar asli, jelly yang disajikan di dalam tulang, salad yang disajikan bersama dengan serutan es, dan lain-lain. Selain itu bahan-bahan yang disajikan juga tak umum digunakan pada restoran biasanya, seperti baby eel yang disajikan bersama karamel dan baby eel yang disiram dengan olive oil panas selama kurang lebih 5 detik. Alat makan yang digunakan di DiverXO untuk penyajian juga tidak biasa, seperti piring berbentuk seperti tangan manusia, tatakan berbentuk gajah, otak domba yang diletakkan pada bagian atas tengkorak domba, dan lain-lain.
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan kuliner dan kebudayaan beragam tentu berpotensi bisa bersaing di kancah internasional untuk bisa meraih Michelin Star. Rendang sebagai salah satu hidangan khas minang berhasil menduduki peringkat pertama sebagai No. 1 Best Food di CNN's World Best Food. Hal tersebut membuktikan bahwa masakan Indonesia telah dikenal luas dan diakui kelezatannya oleh dunia. Hidangan otentik Indonesia lain juga tak kalah lezat untuk menjadi amunisi agar restoran di Indonesia dapat masuk ke dalam daftar restoran peraih Michelin Star. Saat ini, restoran masakan Indonesia yang masuk ke dalam situs Michelin justru tidak berlokasi di Indonesia bahkan pemiliknya pun belum tentu penduduk asli Indonesia.
Jika dibandingkan dengan DiverXO, dari segi hidangan, masakan khas Indonesia tak kalah beragam. Indonesia memiliki berbagai suku dengan beragam makanan khas yang dapat dikenalkan ke dunia. Misalnya mangut, masakan khas Jawa berupa ikan goreng atau ikan asap yang dimasak dengan santan kental dengan bumbu kuning dan cabai. Hidangan ini memiliki aroma smoky yang khas dan rasa kuah yang gurih dan segar, apalagi jika dinikmati dengan nasi hangat. Selain itu ada utri, hidangan manis khas Jawa yang dibuat dari campuran singkong parut yang dicampur dengan tepung terigu dan gula. Adonan tersebut kemudian dibungkus menggunakan daun pisang dan di dalamnya diletakkan potongan daun pandan kemudian dikukus. Utri memiliki tekstur yang lembut dan aroma khas yang berasal dari daun pandan dan daun pisang yang digunakan. Mangut dan utri adalah dua dari sekian banyak hidangan khas Indonesia yang belum terekspos secara masif seperti gudeg, rendang, atau nasi goreng.
Dari segi experience, restoran di Indonesia belum berani menggali potensi budayanya yang unik untuk menjadi sebuah kepribadian kuat yang mencerminkan Indonesia. Misalnya penggunaan daun pisang, daun jati, daun kelapa, batok kelapa, piring seng, dan piring tanah liat sebagai alas makanan. Restoran di Indonesia juga tidak banyak yang termotivasi untuk dapat mengangkat tema khusus misalkan jajanan pasar, hidangan khas acara mantu, makanan khas saat peringatan hari besar, dan acara-acara lain yang berpotensi menyajikan masakan khas yang tidak dimasak di hari biasa. Hal-hal tersebutlah yang nantinya dapat menguatkan karakter restoran di Indonesia dengan memberikan experience baru bagi customer. Selain itu, karakter yang kuat tersebut haruslah diimbangi dengan hidangan yang legit sehingga memiliki tingkat originalitas yang worth a stop (One Star Michelin), worth a detour (Two Stars Michelin), dan worth a special journey (Three Stars Michelin).
-02 Jan 2023-
0 notes
Text
Apa itu bahan polypropylene karpet?
Ada banyak jenis karpet yang bisa anda miliki namun, bermacam – macam kualitas karpet yang anda belum ketahui. Karpet juga mempunyai banyak merk atau sebutan nya, seperti karpet polypropylene yang bagus digunakan sebagai alas lantai, tetapi jenis karpet ini sangat anti dengan serangga ,dan jamur serta kotoran – kotoran lainnya, jadi apapun karpet anda perlu anda ketahui kelemahan nya dan kelebihan, rutin mencuci karpet agar terhindar dari penyakit.
Tumblr media
Karpet Polypropylene
Karpet Polypropylene pada dasarnya hampir menyerupai dengan karpet Polypropylene  yang di jadikan sebagai karpet lantai. Namun di background nya terdapat perbedaan antara ke dua bahan karpet tersebut sehingga kita hampir tak bisa membedakannya. Karpet Polypropylene tidak kuat saat digunakan dibawah tekanan dan bidang kerja yang stabil, karpet lantai polypropylene memang merupakan serat yang terkuat dari serat umum yang tersedia, namun karpet Polypropylene tidak memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap abrasi, jamur, serangga, bahan kimia, dan bahkan jamur sekaligus sehingga lebih cepat menyusut pada saat pemansan.
Karpet lantai Polypropylene sangat cocok digunakan di media yang basah atau ber air karena karpet ini tidak menyerap air sehingga sangat bagus untuk project untuk karpet lantai kapal dan juga karpet lantai kolam renang tanpa menjadi basah.
Karpet Polypropylene memiliki keuntungan lain dari pada karpet polypropylene dalam hal abrasi, sedangkan karpet Polypropylene lebih mempertahankan komponen pada bahan molekul kecil selama penggunaan dan pemakaian tipis pada titik-titik permukaan kasar.
Apa Saja Kelemahan dan Kelebihan Karpet Polypropylene?
Karpet ini juga memiliki kelemahan dan kelebihan, karpet polypropylen lebih mempertahankan komponen yang tipis yang ada di titik – titik permukaan kasar yang ada di lantai.
Kelebihan Karpet Polypropylene
Tahan terhadap noda,
Mudah dibersihkan,
Terbuat dari bahan sintetis dengan tekstur yang halus,
Mempunyai warna yang cerah,
Harga lebih ekonomis,
Dapat di bersihkan dengan air, dan
Cepat kering ketika basah.
Kelemahan Karpet Polypropylene
Cepat menyusut saat pemanasan
Benang pada karpet polypropylene mudah lepas,
Warna mudah pudar,
Lebih tipis dibandingkan dengan jenis karpet Polypropylene, dan
Tidak sehalus karpet benang wol
Tutorial Cara Menjaga Karpet Polypropylene Aagar Tidak Cepat Rusak?
Tumblr media
Nah, jika Anda juga punya karpet PP di rumah dan ingin merawatnya agar tidak cepat rusak, berikut ini kami akan berikan beberapa tips yang bisa diikuti.
Agar karpet tetap bersih dan tidak cepat rusak, ikutilah langkah-langkah di bawah ini.
Jangan Lipat Karpet Waktu Tidak Sedang Dipakai
Karpet polypropylene tidak boleh terlalu sering dilipat, apalagi ditimpa dengan benda lain yang lebih berat. Sebab lipatan-lipatan yang dihasilkan bisa meninggalkan tanda para permukaan karpet.
Jadi bila tidak sedang dipakai, gulung karpet dan taruh dengan posisi berdiri. Pastikan bagian atas karpet posisinya ada di gulungan yang dalam, sehingga hanya bagian bawah yang terekspos ketika karpet disimpan.
Jangan Sapu Karpet PP dengan Sapu Ijuk
Sapu ijuk tidak akan bisa membersihkan permukaan karpet PP yang kotor. Justru, beberapa helai sapu ijuk malah akan menempel pada bulu karpet dan membuat permukaannya semakin terlihat kotor.
Kita bisa gunakan sapu lidi untuk membersihkan kotoran di karpet PP. Tapi, jangan sapu terlalu keras agar lem yang menempelkan bulu dengan karpet tidak rusak.
Jemur Tiap Satu Minggu Sekali
Bila di rumah Anda ada pagar yang panjangnya cukup untuk menjemur karpet PP, maka jemurlah karpet minimal satu minggu sekali.
Pastikan sinar matahari menyinari bagian atas karpet sepenuhnya agar semua bakteri dan kuman yang menempel pada bulu karpet bisa mati.
Jika Anda ingin mengikuti cara tradisional, gunakan tongkat yang bisa digunakan untuk membersihkan karpet dan kasur sambil dijemur.
Bersihkan Dengan Vacuum Cleaner
Jika di rumah Anda tidak banyak sinar matahari yang masuk untuk menjemur karpet, maka cara alternatif untuk menjaga karpet PP tetap bersih adalah dengan membersihkannya pakai vacuum cleaner.
Satu hal yang perlu diperhatikan, pastikan kekuatan vacuum cleaner berada di level paling rendah. Dengan begitu tidak ada bulu karpet yang ikut tercabut dan membuat permukaan karpet jadi botak-botak di bagian tertentu.
Dengan cara ini, semua kotoran dan debu yang ada di karpet akan terangkat. Tapi kuman dan bakteri bisa tetap hidup di permukaan karpet. Jadi, sering-sering membersihkannya dengan vacuum agar karpet tidak menjadi sarang penyakit untuk anak dan penghuni rumah yang lain.
Rutin Di Laundry
Yang terakhir, laundry karpet polypropylene paling tidak satu bulan sekali. Karena walaupun karpet sering dibersihkan dengan vacuum cleaner dan dijemur di bawah sinar matahari, kuman-kuman di permukaan karpet akan terus berkembang biak.
Selain itu, akan muncul bau tidak sedap dari karpet yang tidak pernah di laundry. Jadi dalam satu bulan, setidaknya kita harus membawa karpet ke laundry satu kali.
Sebenarnya karpet satu ini bisa dicuci secara manual, namun jika Anda melaundrynya pasti baunya jadi harum dan tidak apek lagi. Seperti itulah cara merawat karpet polypropylene agar tetap bersih tanpa harus merusak lem dan bulu pada permukaannya. Mulai sekarang, jaga kebersihan karpet agar tidak menjadi sumber penyakit kulit dan bau yang membuat seisi rumah jadi terganggu.
Tutorial Cara Mencuci Karpet Polypropylene
Jika karpet kotor tidak mungkin anda nyaman, maka darii itu perlu anda rutin mencuci karpet agar tidak menimbulkan penyakit dan bau tak sedab di rumah anda, perlu anda ketahui cara mencuci karpet agar tetap wangi dan bersih. Mungkin Cara Menghilangkan Bau Karpet Baru juga bisa membantu anda untuk mengetahui bagaimana cara mencuci karpet yang baru anda beli.
Bersihkanlah Karpet Dahulu
Bersihkan karpet polyester untuk menghilangkan debu atau kotoran yang ada pada karpet. Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan vacuum cleaner, tetapi Anda dapat melakukannya secara manual dengan sapu atau dengan menggoyang karpet.
youtube
Sikat noda yang menempel pada karpet
Sikat area yang bernoda. Jika Anda menggunakan mesin pemoles, pastikan untuk menggunakan spons untuk memoles. Atau jika menggunakan cara manual, gunakan sikat tangan yang lembut.
Menggunakan shampo khusus karpet
Karpet dengan bahan polypropylene cenderung tahan terhadap bahan kimia. Di sini Anda dapat menggunakan sabun pembersih apa pun untuk membantu menghilangkan noda, paling tidak yang terlalu kuat. Shampo karpet yang sering digunakan Carpet Clean adalah Johnson’s Rugbee Shampoo.
Menyedot sisa kotoran
Setelah menyikat area yang menguning, sedot kotoran, yaitu sisa air di sikat. Cara terbaik adalah dengan menyedot sisa air dengan penyedot debu basah dan kering.
Pengeringan
Langkah terakhir adalah mengeringkan karpet. Cukup tiup dengan kipas angin atau tinggalkan di luar. Atau agar prosesnya lebih cepat, Anda bisa menggunakan blower. Dengan begitu anda bisa membersihkan karpet anda dirumah. Jika anda tidak memiliki banyak waktu dan tidak sempat mencucinya, anda bisa 
Kesimpulan
Jenis karpet tersebut yang sering digunakan untuk alas lantai agar terlihat indah, mencuci karpet bukanlah hal yang sulit tetapi jika anda merasa repot dan tidak memiliki waktu anda bisa melaundry di AgungWash atau di laundry yang terdekat di daerah anda. Dari tips yang sudah ada di atas anda bisa mengikuti cara tersebut, jika karpet bau dan kotor tidak mungkin nyaman untuk menggunakan karpet tersebut. Terimakasih.
1 note · View note
newscakra · 2 years
Text
Polres Pasuruan Kota Berikan Santunan Untuk Keluarga Balita Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut
Polres Pasuruan Kota Berikan Santunan Untuk Keluarga Balita Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut
KOTA PASURUAN,MN CAKRAWALA – Merebaknya kasus gagal ginjal akut pada anak terutama anak-anak usia 6 bulan hingga 18 tahun mulai banyak terekspos di banyak media. Pemerintah tak tinggal diam dalam menanggapi kasus tersebut, hingga memberikan banyak himbauan untuk mengantisipasi dan mencarikan solusi atas permasalahan itu. Kapolres Pasuruan Kota AKBP Raden Muhammad Jauhari, .S.H, S.I.K., M.Si. yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sekilasrasa · 2 years
Text
Entah di dimensi yang mana lagi ia datang padaku. Ia menatap netraku lebih lama, seolah diriku merasa sebagai tersangka dalam sebuah pembunuhan. Ada apa?
"Kau benar-benar tak bisa belajar dari kesalahan lama ya?"
"Sudah kuduga, cepat atau lambat kau akan ungkit lagi semua perasaan tak terselesaikan itu."
"Awalnya aku memang tak ingin membahasnya, tapi disitulah akar masalahnya! Tak bisakah kau menghentikan perasaan itu lebih cepat? Bukankah kau sudah berjanji untuk lebih kuat menahannya sebelum mulai menapaki lembaran ini?"
"Kau harusnya bersyukur, belum diberikan perasaan itu, bukan malah memintanya! Aku tahu kau butuh refrensi untuk menulis! Tapi itu berlebihan, tak bisakah kau bercerita tentang hal lain saja?"
"Tentang apa? Tentangmu? Ceritamu saja selalu terhenti setiap kali aku melangkah menuju masa depan. Aku jadi takut kisah tentangmu, yang hanya ilusi ini, terhenti untuk selamanya. Tak akan ada kelanjutannya."
"Aku tak peduli apakah ceritaku yang panjang itu terekspos atau tidak. Yang hidup dalam dunia nyata itu kau bukan aku! Bisakah sedikit lebih menggunakan logikamu?"
"Heh?! Kau menghinaku karena sebuah perasaan?! Kau kan lebih tahu dari siapapun bahwa perasaan 'kagum, suka, dan cinta' itu tak bisa dipaksakan oleh siapapun!"
"Aku hanya mengatakan yang sejujurnya, Nona. Kau tak bisa terus berada dalam angan-angan yang membayangi pikiranmu selamanya! Kalau segini saja kau sudah kaget, lantas bagaimana caramu mengarungi bahtera dikemudian hari?"
"Kau pun tahu bahwa perasaan kagum yang kau elu-elukan itu tak akan selalu bisa membahagiakanmu selamanya, lalu mengapa kau masih bergantung dan bertahan?"
"karena..ya karena.."
"Coba katakan padaku apa alasanmu bertahan dan tetap menyelami perasaan itu?"
"tidak ada? Perasaan itu mengalir dengan sendirinya..."
"Jadi yang mau kau katakan padaku, adalah menangis hanya karena sebuah pesan itu normal?"
"..."
1 note · View note
nofikadwi · 3 years
Text
Tumblr media
I posted 59 times in 2021
55 posts created (93%)
4 posts reblogged (7%)
For every post I created, I reblogged 0.1 posts.
I added 472 tags in 2021
#ayo menulis okay - 48 posts
#writers on tumblr - 48 posts
#catatan kata tiap langkah - 48 posts
#poets on tumblr - 48 posts
#my writing - 48 posts
#menata asa - 48 posts
#inspirasi - 46 posts
#writers - 46 posts
#kehidupan - 46 posts
#muslimah - 46 posts
Longest Tag: 25 characters
#catatan kata tiap langkah
My Top Posts in 2021
#5
Allah, mudahkkanlah kebahagianku terletak pada hal-hal sederhana. Mudahkanlah hatiku mencintai pada hal-hal sederhana. Jadikanlah kesederhanaan sebagai salah satu alasanku bila nanti jatuh cinta
(Kurniawan Gunadi dan aji nur Afifah, Menentukan Arah, 2016)
28 notes • Posted 2021-07-20 11:49:21 GMT
#4
Pertemuan
Dengan berbagai cara Nya, Allah pertemukan kita dengan orang-orang baru setiap harinya, setiap waktunya.
Jika dihitung-hitung kita tak akan mampu menghitung sesiapa saja yang kita temui diperjalanan hidup ini.
Ada mereka yang sebatas say hello,
Ada mereka yang menjadi sahabat karib menemani langkah-langkah kecil kita, menjadi partner cerita atau menjadi tempat berbagi bahagia.
Jika dipikir-pikir betapa luar biasa Allah mempertemukan setiap hambaNya, tanpa mengenal batas wilayah Allah beri cara bagaimana ia saling dipertemukan.
Jika ditelisik lebih detail, kita akan terkagum-kagum tentang bagaimana cara Allah mempertemukan.
Ada yang nun jauh melintasi ribuan kilometer, dan Allah pertemukan dalam satu kota yang sama.
Ada yang teramat berbeda karakter, ternyata Allah pertemukan dalam satu lingkup kegiatan yang sama.
Ada yang berbeda generasi dan usia, ternyata Allah pertemukan dalam satu kepentingan yang sama.
Sungguh betapa luar biasanya skenario pertemuan yang Allah takdirkan. Diantara ribuan manusia di dunia, Allah pilihkan siapa-siapa saja yang kita temui. Agar kita mampu saling tolong menolong dalam kebaikan, saling mengambil hikmah dari setiap pertemuan, saling memahami bagaimana karakter masing-masing, saling menjadi motivasi untuk terus bertumbuh, hingga dapat saling mengikat persaudaraan atas nama ukhuwah.
Lantas, jika sekarang kita masih meragukan Allah tentang kapan dan dimana dipertemukan dengan someone.. Hemm mungkin kita lupa betapa Allah penulis skenario terindah dalam hal mempertemukan masing-masing hamba Nya.
😁
Ruh-ruh itu seperti pasukan yang dihimpun dalam kesatuan-kesatuan. Yang saling mengenal di antara mereka akan mudah saling tertaut. Yang saling merasa asing di antara mereka akan mudah saling berselisih. (HR Muslim, No 6376)
Magetan, 17 Juli 2021
28 notes • Posted 2021-07-17 00:13:09 GMT
#3
Hemmmm.... (Catatan tentang pernikahan)
Suatu ketika seorang teman lama, memulai chatnya dengan kata-kata "nof, aku capek lihat story' teman-teman kita isinya undangan, foto prewedding, kalau nggak foto anak mereka dan keluarga kecil mereka. Aku kapan??"......
Suatu ketika juga seorang adik tingkat, tiba-tiba bilang "pengen cepet lamaran, pengen foto kayak gini juga mbak (sambil nunjukin foto di Ig happy enggament)".
Pernah juga seorang teman ditempat kerja, bercerita tentang keinginan nya segera menikah "nanti aku mau foto kayak gini nof (sambil nunjukin foto pernikahan selebgram), ntar bajunya pas akad kayak gini, ntar aku mau dekorasi kayak gini, kalau bisa di gedung."
Masyaallah.... Semakin kesini jadi ingat sudah tidak anak-anak lagi karena terlalu sering diingatkan tentang pernikahan. Mulai dari cerita teman, undangan mereka yang satu persatu datang dan bertubi-tubi pertanyaan tentang kapan nikah?....
Buka feed Instagram atau sekedar story wa pun, isinya tentang desain undangan, foto pernikahan, gaun pernikahan, foto dekorasi......
Semakin bertambah usia pun, semakin sadar tentang pergeseran makna pernikahan. Jika dulu ke sakralan prosesi pernikahan sungguh terasa karena tak begitu mudah terekspos di sosial media, berbeda dengan sekarang mulai dari lamaran, foto prewedding, sampai video full jalannya prosesi pernikahan bisa dengan mudah di unggah di sosial media. Yang bikin moment sakral ini bergeser menjadi moment baper bagi jomblo 😂😂
Dan.... Dampaknya luar biasa sekali, meningkatkan semangat para jomblo untuk segera menyusul...
Sungguh tak apa, bukan kah menyegerakan Sunnah Rosulullah sangat diutamakan?
Asalkan... Niat awal kita menikah bukan tentang : aku ingin prosesi pernikahan yang meriah, bagus keren ala selebgram sampai kita lupa tentang apa makna pernikahan sebenarnya...
Asalkan... Disetiap prosedur mulai dari awal proses pertemuan hingga disatukan dalam pernikahan sesuai dengan syariat Allah, agar diperoleh keberkahan disetiap momentnya.
Asalkan... Kita selalu ingat bahwa tentang pernikahan itu bukan tentang moment acara pernikahannya saja... Tapi tentang ibadah terlama, dan yang namanya ibadah pasti dibumbui dengan godaan setan....
Maka.... Bukan tentang seberapa meriah acara walimatul ursy pernikahan, seberapa cantik kita di moment pernikahan... Tapi tentang bagaimana menyiapkan diri mengarungi bahtera rumah tangga, membekali diri menjadi istri dan ibu... Bagaimana mengelola diri dan ego karena kedepannya bukan hanya tentang diri sendiri tapi tentang memperjuangkan keluarga bersama-sama menuju surga Nya Allah...
Magetan, 26 mei 2021
30 notes • Posted 2021-05-26 12:19:10 GMT
#2
Cara Allah Menjaga
Pernah di satu titik, merasa sedang Allah patahkan hati kita? Merasa jika, takut untuk berharap tersebab rasa kecewa?
Atau, mulai muncul benih-benih rasa iri melihat sekitar yang terkesan selalu bahagia padahal teramat cinta dunia?
Kemudian mulai muncul dalam diri, kenapa Allah hadirkan kecewa, kenapa Allah patahkan hati kita, kenapa semua tak sesuai harap? Padahal merasa jika diri sudah berusaha lebih dekat dengan Nya.
Mungkin kita lupa, jika di setiap doa-doa kita, kita memohon agar Allah memberikan apa-apa yang terbaik, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk keluarga, untuk umat dan untuk jalan dakwah. Dan...... Segala jawaban yang Allah berikan sekarang adalah yang terbaik.
Mungkin kita juga lupa, jika selama ini kita gantungkan harap kepada makhluk Nya. Padahal sumber kecewa itu adalah menggantungkan harap bukan kepada pemilik hati manusia. Kita terlalu berharap kepada manusia, yang Allah maha bolak balikan hatinya.
Mungkin kita juga lupa, rasa kecewa, merasa semua tak sesuai harapan kita. Ini menjadi cara Allah menjaga kita, menjaga diri kita dari perkara-perkara yang membuat kita lalai, cinta dunia hingga lupa tentang akherat.
Mungkin kita juga lupa, rasa kecewa hadir agar kita mampu memeluk luka, selalu bersyukur atas segala ketetapan terbaik dari Allah. Agar kita tak bosan melantunkan doa dan mendekatkan diri kepada sang khalik.
Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik
Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agamamu
40 notes • Posted 2021-07-10 11:44:55 GMT
#1
Sebaik-baik pengingat
Beberapa waktu lalu, seorang senior di tempat kerja nyeletuk "kalau sekarang masih banyak orang yang PD dengan dosa-dosanya, parah banget ya dhek apa kematian bukan lagi jadi pengingat mereka ya?....
Hari ini sudah berapa kali pengeras suara di masjid desa mengumumkan kabar duka?
Hari ini sudah berapa kali tulisan innalilahi wa innailaihi rojiun masuk di grub grub WhatsApp ?
Hari ini sudah berapa kali sirine ambulan bergema disepanjang jalan-jalan rumah?
Hari ini sudah berapa kali berita duka bermunculan di story WhatsApp, feed sosial media?....
Wabah ini menjadi sebaik-baik pengingat untuk diri, banyak hikmah yang dapat dipetik :
1. Wabah ini mengingatkan tentang ketauhidan kita kepada Allah.
Seberapa besar keyakinan kita kepada Allah, seberapa besar keyakinan kita atas takdir baik dan buruk yang Allah anugrahkan kepada kita. Dan masihkan kita percaya bahwa Allah adalah sebaik baik penulis skenario atas semua yang terjadi? Iyaa... Wabah ini menguji tentang keyakinan kita kepada Allah.
2. Wabah mengingat kan tentang "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)"
Siapa sahabat terdekat kita selama hidup didunia ini? Apakah sanak saudara apakah sahabat karib? Bukan.... Melainkan kematian. Betapa jarak antara hidup dan mati itu begitu tipis. Hingga sangking tipisnya kita tak pernah mampu meraba, bahkan kita sering terlupa jika hidup di dunia ada batasnya. Semoga diantara jarak yang begitu tipis ini, Alloh menyisipkan husnul khotimah disela selanya.
3. Wabah mengingatkan tentang, apa-apa yang ada disekitar kita, sanak saudara, harta benda hewan kesayangan semuanya ini bukan milik kita, melainkan titipan yang sewaktu-waktu Allah akan mengambil kembali titipan ini. Termasuk diri kita sendiri, maka bagaimana pertanggungjawaban kita kelak kepada Allah tentang amanah semua ini? Badan kita, keluarga kita, harta benda kita.
5. Wabah mengingat kan tentang, betapa kita sering terlupa tentang nikmat-nikmat yang Allah anugrahkan pada diri ini. Mampu bernafas tanpa sesak, indera perasa dan pembau yang masih sensitif, badan sehat yang mampu berjalan kesana kemari. Nikmat nikmat yang sering terlupa untuk disyukuri.
6. Wabah mengingat kan tentang, betapa kehadiran orang tercinta sanak saudara disekeliling kita begitu penting. Disaat kita tak mampu beraktifitas selayaknya orang sehat, banyak sanak saudara bergotong royong mengirimi asupan-asupan nutrisi, menyemangati satu sama lain.
7. Wabah mengingat kan tentang, bukan kah sebaik baik penolong adalah amal Sholih?
8. Wabah mengingat kan tentang, betapa keluarga itu adalah madrasah pertama dan terbaik dalam pendidikan setiap anak. Bukan bangku sekolah.... Tapi keluarga.... Disaat pandemi sudah 1 tahun lebih sekolah diliburkan. Bagaimana nasib para pelajar? Maka keluarga lah madrasah terbaik untuk mereka.
Ternyata letak bahagia itu sesederhana mampu bernafas menghirup oksigen tanpa sesak,
Ternyata letak bahagia sesederhana mampu mencium aroma wedang jahe disetiap pagi, mampu merasakan pedasnya sambel korek seperti biasa,
See the full post
51 notes • Posted 2021-07-23 11:39:38 GMT
Get your Tumblr 2021 Year in Review →
12 notes · View notes
jumpalagirina · 1 year
Text
2: Perasaanku Lega, tapi Celanaku Sempit
Di kantor, aku tidak banyak berkomunikasi dengannya karena divisi kami memang berbeda. Tapi aku lihat Rina cepat akrab dengan teman-teman yang lain. Dalam waktu kurang dari seminggu saja, ia sudah masuk ke geng cewek-cewek gokil di kantor. Geng ini terdiri dari karyawati-karyawati muda yang paling seru dan sering melawak di sela-sela jam kerja. Mungkin karena sifat Rina yang terbuka dan ramah, ia bisa masuk ke lingkungan mereka.
Bukan cuma teman-teman perempuan yang menyukainya. Para karyawan pria pun banyak yang tertarik kepada Rina. Dimas, rekan kerja yang duduk di sebelahku, sempat terlihat penasaran.
"Anak accounting yang baru tuh cute juga ya. Imut imut lucu gimana gitu. Siapa deh namanya?" tanya Dimas sambil melongok dari balik kubikel.
"Namanya Rina. Baru juga kenalan, udah lupa. Gimana sih lo?" jawabku.
"Hehe. Maklum, waktu salaman tadi gue terlalu terpesona sama senyumnya, sampe ga dengar dia bilang apa. Haha."
"Biasa lo ah, setiap ada anak baru selalu diincar."
"Siapa bilang gue ngincer? Kan gue cuma penasaran aja," dia ngeles. "Ngomong-ngomong kayanya lo lumayan akrab ya sama dia?"
"Lumayan. Dia adik tingkat gue dulu waktu kuliah. Kan gue yang bawa dia ke sini."
"Oooh, gue tau," ucap Dimas, "Gebetan lo ya?"
Aku tertawa. "Nggak lah. Dia udah punya cowok, kali. Temen gue sendiri."
"Sabi laaah," balas Dimas sambil terkekeh.
Jam dua belas siang, waktunya makan siang. Akhirnya, setelah mendegar berbagai komentar genitnya tentang Rina, interogasi Dimas berakhir juga. Aku bisa bernapas lega.
Iseng-iseng, aku melongok ke ruangan Rina. Rupanya hari ini Rina tidak makan di kantin bersama gengnya, ia membawa bekal sendiri. Kulihat ia sedang membuka kotak berisi nasi dan lauk. Kasihan, dia makan sendirian. Aku buru-buru mengambil kotak makanku dan masuk ke ruangan kerjanya yang sedang sepi itu.
"Tumben bawa makan," ucapku sambil mengambil kursi kosong dan menghampiri kubikelnya.
"Eh, Mas Panji. Iya nih, lagi males sama makanan kantin." jawabnya sambil menawariku makanannya, nasi dan capcay. Aku menolak, soalnya aku membawa makananku sendiri.
"Gimana Rin? Betah sama teman-teman di sini?" tanyaku.
"Mmm, betah kok. Di sini orangnya asik-asik, ga ada senioritas, semuanya akrab." Sambil menyuap makanan, dia mulai menceritakan kesan-kesannya mengenai kantor ini. Tadinya, dia sempat khawatir tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan dunia kerja, tapi semua kekhawatirannya itu sudah sirna.
Sambil mendengarkan ceritanya, mataku melirik-lirik ke arah kolong mejanya. Ada sesuatu yang menarik perhatianku di sana. Paha mulus Rina lumayan terekspos. Tak kusangka, gadis yang dulu imut dan manis itu sekarang terlihat seksi di mataku. Ah! Tidak boleh. Tidak sepatutnya aku punya pikiran ngeres terhadap Rina. Kucoba mengalihkan pembicaraan.
"Kuliah udah, kerja udah, berarti lo tinggal nunggu lamaran dari Aris dong?" aku menggodanya.
"Haha, belum lah Mas. Aku ga mau berharap terlalu jauh. Dia kan masih kuliah, belum waktunya mikirin nikah. Lagian kita masih muda, kok. Enjoy dulu aja, lah," jawabnya.
"Iya, sih. Lagian mana tau di sana Aris udah dapet cewek baru. Bule Aussie mungkin?"
"Iiih... jahat!" ia pura-pura marah, lalu berusaha mencubiti pinggangku. Karena kaget, tanganku refleks menangkis. Tapi tanpa sengaja telapak tanganku malah menyentuh buah dadanya yang sebelah kiri. Selama sepersekian detik, aku dapat merasakan sesuatu yang bulat dan kenyal.
"So... Sori, nggak sengaja. " ucapku.
Rina menyilangkan kedua tangannya di depan dada tanpa bicara apa-apa. Tiba-tiba saja suasana menjadi canggung.
"Udah ah, lanjut lagi makannya. Gara-gara Mas Panji, jadi ga selesai selesai nih!"
Setelah itu, kami tidak banyak bicara. Kami menghabiskan makanan, lalu kembali ke ruangan masing-masing.
"Mas, nanti sore pulangnya bareng, ya?" ucap Rina saat aku pamit pergi.
"Oke!"
-----
Biasanya, aku pulang setelah Magrib karena ingin menghindari macet dan ingin nongkrong dulu dengan geng perokok, tapi sore ini aku pulang tepat waktu. Aku menunggu Rina di depan lobi. Dimas sempat mengajakku nongkrong, tapi aku menolak. Aku bilang saja kalau aku ada janji dengan teman. Tidak bohong, kan?
Tidak lama kemudian, Rina muncul. Rambutnya kini dikuncir ke belakang, pakaiannya sedikit kusut, tapi ekspresi mukanya masih cerah seperti biasa. Rina memang tidak pernah terlihat murung. Ngidam apa ya ibunya dulu?
"Nunggu lama, ya?" tanyanya.
"Baru kok. Yuk." Aku segera mengajaknya masuk lift karena kebetulan ada lift yang kosong.
"Busway kalo jam segini tuh penuh ya?" ujarnya.
"Iya lah, namanya juga jam pulang kerja. Makanya, gue biasanya nongkrong dulu, terus baru pulang abis magrib. Lumayan, nggak terlalu penuh."
"Oh, gitu ya? Lain kali aku juga gitu deh. Aku ikut nongkrong juga deh sama Mas Panji sambil nunggu jalanan sepi."
"Yee, aku kan nongkrongnya sama geng smoking room. Emangnya sekarang lo ngerokok, Rin?"
"Ngerokok apa dulu nih?"
"Ya ngerokok rokok lahh, rokok yang mana lagi?" jawabku sambil tertawa. Sedetik kemudian aku kepikiran candaan porno yang berhubungan dengan pertanyaan Rina, tapi tidak jadi kuucapkan.
Sepanjang jalan menuju halte, Rina menceritakan pengalamannya beberapa hari belakangan ini menggunakan bus. Katanya, ia risih harus berdesak-desakan di bus. Kadang-kadang ada laki-laki yang berdiri di belakangnya dan menggesek-gesekkan selangkangan ke pantatnya.
"Kenapa lo nggak teriak aja? Biar tu bajingan digebukin orang satu bis!" ucapku agak emosi.
"Aku ragu-ragu. Habisnya dia tampangnya orang baik-baik, terus bisnya emang penuh banget, siapa tahu dia nggak sengaja?" jawabnya.
Benar juga, pikirku. Kadang-kadang aku juga tidak sengaja bergesekan dengan perempuan di bus.
Bus pertama tiba. Isinya sangat penuh. Aku tadinya ingin mencegah Rina supaya tidak naik, tapi ia sudah terlanjur melangkahkan kakinya. Aku mengikuti dia dari belakang, lalu mendorong penumpang lain yang malas memberi jalan.
Perasaanku mulai tidak enak karena melihat para penumpang di sekitar Rina ternyata laki-laki semua. Rina berdiri menghadap kursi penumpang sambil berpegangan di besi. Di belakangnya ada seorang bapak-bapak yang tampak mencurigakan. Bus semakin penuh, bapak-bapak itu kelihatannya semakin menghimpit pantat Rina. Rina melirik ke arahku, wajahnya kelihatan takut. Bagaimana ini? Aku harus melakukan sesuatu!
Aku tidak berani menuduh bapak-bapak itu melakukan pelecehan, sebab dia memang tidak melakukan apa-apa. Aku tidak punya bukti bahwa dia berniat buruk. Akhirnya aku mendapatkan ide.
"Permisi, Pak!"
Aku masuk di antara Rina dan bapak-bapak itu. Bapak-bapak itu memberi jalan walau terlihat kesal. Sekarang, akulah yang berada tepat di belakang Rina. Sudah aman, pikirku.
"Makasih, Mas," bisik Rina.
Aku mencoba menghalangi selangkanganku dengan tas supaya tidak bergesekan langsung dengan pantat Rina, tapi tidak ada gunanya. Tasku sangat tipis. Isinya cuma ada charger HP dan beberapa lembar kertas. Aku masih bisa merasakan pantat Rina yang bulat dan empuk itu menggesek-gesek selangkanganku, terutama waktu bis mengerem mendadak.
Jalanan sangat macet dan agak miring. Tubuhku terdorong-dorong ke depan dan ke belakang. Waktu aku terdorong ke depan, tasku tergeser ke samping, lalu selangkanganku menekan pantat Rina. Rina lebih pendek dariku, tapi karena hak sepatunya lumayan tinggi, pantatnya jadi hampir sejajar dengan penisku. Terasa sekali penisku menempel di belahan pantatnya Rina. Lalu saat Rina terdorong ke belakang, pantatnya menekan selangkanganku. Rasanya menyiksa sekali, tapi nikmat.
Tubuhku sangat rapat dengan tubuh Rina. Leher Rina yang putih mulus terpampang jelas di depan mukaku, karena rambutnya dikuncir tinggi. Hidungku mencium aroma parfum Rina yang tercampur dengan keringatnya. Semakin lama penisku semakin keras. Rina pasti menyadarinya. Aku berusaha menahannya, tapi tidak bisa. Aku takut Rina mengira aku melakukan pelecehan seksual kepadanya.
Tiba-tiba saja Rina menoleh ke arahku, mukanya manyun.
"Maaf," bisikku.
Kejadian itu terjadi selama tiga puluh menit. Akhirnya kami turun juga di halte busway. Aku bisa bernapas lega, tapi masih deg-degan karena takut dengan reaksi Rina selanjutnya.
"Marah ya?" tanyaku.
Rina masih memasang wajah manyun. Pipinya digembungkan. Ia menatapku tajam.
"Sumpah, nggak sengaja!" ucapku lagi.
Wajah Rina berubah, kelihatannya ia berusaha menahan tawa.
"Hihih, aku nggak marah." ia tertawa.
"Habisnya gue nggak bisa nahan kalo ...."
"Iyaaa. Wajar kok, wajaaaar," ucapnya sambil tersenyum. Ia menjulurkan lidah seperti ingin meledek aku. "Dasar cowok!"
"Huu, ngeledek lo ya? Padahal udah gue tolongin tadi."
"Hihi, iyaa makasih banget ya, Mas Panji udah ngelindungin aku tadi." Rina nyengir.
Perasaanku lega sekali melihat reaksi Rina yang santai. Ya, perasaanku memang lega, tapi celanaku sempit.
Aku mengantar Rina sampai depan tempat kostnya. Tempat kost khusus karyawati yang lumayan bagus. Di depannya ada satpam dan CCTV. Pasti harganya mahal.
"Mau masuk dulu?" tanyanya.
"Ah, nggak usah. Nanti kemalaman. Lagian nggak enak masuk kost perempuan."
Sebenarnya aku ingin masuk, tapi aku takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sensasi di bis tadi masih belum hilang.
"Ya udah. Besok bareng lagi mau nggak? Kan busway kita satu jurusan?" tanyanya.
"Boleh, setiap hari juga boleh" jawabku.
Setelah itu, aku pun langsung pamit. Aku masih harus naik bus lagi sampai depan kostku. Sepanjang jalan, aku bertanya-tanya, apa kejadian tadi akan berulang setiap hari juga?
Bersambung
1 note · View note
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com – Pulau Batu Atas menjadi salah satu destinasi yang mempunyai banyak keistimewaan di Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra). Daya tarik utamanya dari keindahan bawah laut yang memukau. Sobat Turisian pecinta diving atau snorkeling wajib datang ke sini. Meski belum setenar Taman Nasional Wakatobi yang terkenal mempunyai keindahan bawah laut kelas dunia. Namun alam bawah laut pulau ini pun tak kalah keindahannya dan belum terekspos. Jadi suasananya belum terlalu ramai dan cukup memenangkan. Pesona alam Pulau Batu Atas Sulawesi Tenggara ini masih alami dengan air laut yang jernih dan biru. Hamparan terumbu karangnya pun masih tampak terjaga dengan beraneka ikan dan biota laut. Sobat Turisian yang hobi menyelam dan fotografi laut akan terpuaskan di sini. Begitu wisatawan menyelam pada kedalaman 10 meter, akan dapat sambutan indahnya corak ragam terumbu karang yang masih terjaga. Plus sinar matahari yang dapat menembus perairan tersebut. Sehingga membuat pemandangannya semakin tampak sangat indah dan jelas. Baca juga: Cantiknya Pesona Alam Pantai One Mopute di Buton Selatan Di alam bawah laut Pulau Batu Atas ini juga hidup beraneka macam ikan warna-warni serta barakuda yang mendapat menambah keindahannya. Ada juga penyu yang mempunyai ukuran besar yang bakal buat kalian makin terpesona. Tak hanya itu, pulau di Sultra ini juga mempunyai topografi yang unik serta khas dan menghasilkan banyak kejutan yang tidak terduga untuk para wisatawan. Saat perjalanan menuju pulau ini dengan mengarungi perairan, Sobat Turisian juga bisa melihat indahnya lompatan lumba-lumba. Lokasi Pulau Batu Atas Destinasi wisata alam yang satu ini berlokasi di Kecamatan Batu Atas, Kabupaten Buton Selatan (Busel), Provinsi Sulawesi Tenggara. Terletak cukup jauh dari pusat kota Kabupaten Busel, sehingga Sobat Turisian harus menggunakan transportasi laut untuk menjangkaunya. Tersedia dua pilihan jalur untuk menuju Pulau Batu Atas. Sobat Turisian bisa berangkat dari Kota Baubau via Pelabuhan Topa atau Pelabuhan Tarafu. Dengan menggunakan kapal reguler dengan biaya sekitar Rp70.000,00 sekali jalan dalam waktu 5-8 jam melalui Laut Banda. Baca juga: Pantai Lakadao Buton Selatan yang Menawan dengan Latar Tebing nan Eksotis Sobat Turisian juga bisa pilih jalur kedua, sebagai alternatif tercepat. Berangkat dari Batauga, ibu kota Kabupaten Busel, memakai speedboat. Harganya sekira Rp400.000 pulang pergi dengan waktu tempuh lebih kurang dua jam.*      
0 notes