#TahapKepompong

[npujiani]

Tahap Kepompong: Cerita kepompongku, Hari ke-3

Aktivitas yang dilatih: Komunikasi produktif dengan suami (kaidah 2x: clear and clarify)

Cerita hari ini: hari ini kami sedang LDM, walau berjarak hanya 1 jam perjalanan, namun komunikasi kami masih dalam tahap belajar produktif.

Kali ini, belum sepenuhnya jelas. Kami menjadwalkan minggu ini akan mencoba promil. Tapi ada yang mengganggu hati saya, disebabkan banyaknya aktivitas yang sedang dijalani. Dengan kondisi yang belum sepenuhnya beradaptasi dengan lingkungan yang sekarang.

Hari ini, diri belum berhasil sepenuhnya clear hingga clarify. Banyak perasaan yang tertahan dalam diri, hingga mungkin membuat suami bingung menghadapi.

Maaf yaa, begitu ujarku. Besok, akan diusahakan memilih kata yang lebih bisa di mengerti.

Hari ini saya menyadari: bahwa hati dan perasaan pun perlu ruang untuk menyamankan salurannya. Hingga luarbiasa, dengan hati dan pikiran yang bercabang, semua sulit dikemukakan, perlu ditata terlebih dahulu sampai runut, hingga akhirnya tersalurkan.

[iravaoliya]

Tahap Kepompong

Pekan 4

Assalamu'alaikum wr.wb

Ko tidak terasa sudah minggu ke 4, berarti tahap kepompong telah usai. Jadi artinya libur telah tiba, libur telah tiba hore hore hore

Gimana puasa pekan 4? Kalau aku masih goyang. Heee semoga kedepannya dari belajar tahap kepompong ini semakin hari semakin istiqomah.

Surat untuk bestiekuu mba Rida....

Iconnya ko jadi begitu yaaak, ya gpp ya Mba Rida. Maafin lagi yaaa. Pokoknya maaf maaf terus

[sunriserain]

Jurnal Pekan #5 – 30 Days Challenge D30 – Tahap Kepompong (Bunda Cekatan Batch 3)

Bismillah.. Minnasan, Ogenki Desuka?!!

Hari ini last day T30H..

Banyak tanya yang terjalin di kepala.

Sudahkah aku cekatan?

Sudahkah aku memenuhi target?

Sudahkah aku mengerjakan dengan sebenar-benarnya kejujuran?

Sudahkah aku berprogres?

Jurnalku hari ini:

Badgeku hari ini:

Alhamdulillah

[tobeabettermom]

Tentang ‘Bunda Cekatan’

Setelah melewatkan sesi aliran rasa di tahap-tahap sebelumnya, aku merasa perlu membuat dokumentasi aliran rasaku di akhir kelas ini. Jadi, ini bukan hanya aliran rasa tentang tahap kupu-kupu, tapi juga seluruh rangkaian kelas Bunda Cekatan.

Dari sekian banyak kelas yang pernah kuikuti, kelas Bunda Cekatan adalah kelas yang paling memberdayakan untukku. Sejak awal, kita diminta mandiri dalam menentukan & menjalankan semuanya; menentukan tujuan, menentukan cara belajar, sampai menentukan tantangan sendiri. Kalau berdasarkan ilmu edukasi yang kudapatkan saat AFIIP dulu, inilah implementasi sesungguhnya dari education version 3.0 (heutagogy). Awalnya, aku sempat sangsi, memangnya bisa ya, belajar bersama-sama dengan tujuan masing-masing, dengan cara masing-masing? Ternyata bisa! Aku membuktikannya sendiri.

Peran Bu Septi sebagai fasilitator benar-benar mencerminkan fungsi fasilitator yang sesungguhnya. Sejak tahap awal, kami dituntun menemukan tujuan & peta belajar kami dari menemukan diri sendiri terlebih dahulu; apa yang kami suka & kami bisa, apa yang kami suka namun tidak bisa, apa yang kami tidak suka tapi bisa, dan apa yang kami tidak suka & tidak bisa. Dari sini, kami diajak melihat lebih dalam; mana hal yang paling penting dan mendesak? Itulah yang seharusnya ada dalam tujuan kami. Maka, aku pun akhirnya bisa merasakan betapa tenang & damainya diri ini melihat topik-topik belajar teman-teman lain yang sepintas terlihat tampak menggiurkan. Aku tenang sebab aku tau prioritasku saat ini. Topik-topik menarik itu cukup menjadi insight, mungkin akan kupelajari di fase selanjutnya. Kalau saat kuliah dulu, hal-hal semacam ini termasuk dalam kategori nice to know saja, bukan tugas wajib. Padahal dulu, sebelum aku puya peta belajar sendiri, aku amat mudah tergoda melihat segala hal menarik yang bertebaran di depan mata, apalagi dengan semakin derasnya arus informasi seperti saat ini. Sungguh, memiliki peta itu benar-benar penting & sangat terasa manfaatnya untukku.

Di fase selanjutnya, kejelasan tujuan & peta belajar juga yang menjadi controllerku. Saat seluruh ilmu yang amat menarik bertebaran, sangat menggoda untuk dicicipi. Alhamdulillah, saat itu aku masih disibukkan dengan amanah di ranah publik. Keterbatasan waktuku juga menjadi rem untukku, sehingga aku benar-benar hanya menelan ilmu yang benar-benar kubutuhkan.

Kemudian kami masuk ke tahap kepompong, tahap yang terasa sangat challenging untukku. Di tahap ini, konsentrasiku benar-benar buyar. Aku sedang menanti gelombang cinta yang tak kunjung datang, di tengah perubahan situasi & kondisi yang amat besar yang mempengaruhi hidup semua orang. Alhamdulillah, aku melahirkan tepat setelah menyelesaikan tahap ulat, kemudian mulai masuk ke tahap kepompong. Aku merasa Allah benar-benar memudahkan segalanya untukku. Waktu persalinanku yang pas, bantuan dari berbagai arah yang tak diduga-duga, ah... nikmatNya yang manakah lagi yang bisa kudustakan? Di tahap kepompong, kami diminta ‘berpuasa’ dari hal-hal yang ‘menahan’ kami, membuat kami tidak bisa meningkatkan diri. Kami juga disunnahkan untuk menjalani tantangan selama 30 hari. Di titik ini, aku merasa agak sedih namun bersyukur. Karena perubahan siklus hidup sejak ada bayi, aku benar-benar tidak bisa fokus untuk tantangan 30 hari. Jadi aku akhirnya mengikhlaskan dan hanya menjalani puasa wajib saja. Rasanya sedih memang, apalagi melihat teman-teman yang berhasil bertransformasi bersamaan dengan Ramadhan. Tapi aku sadar, ada prioritas untuk setiap orang. Insya Allah, aku bertekad membayarnya di kemudian hari.

Lalu, masuklah kami ke fase terakhir. Tahap kupu-kupu. Di tahap inilah sesungguhnya perubahan terbesar dalam kehidupan keluarga kami dimulai. Tahap di mana kami memutuskan menghandle seluruh urusan anak-anak sendiri. Tahap di mana aku sempat harus tinggal bertiga saja selama dua pekan dengan anak-anak demi memastikan kami sehat & semua sehat. Tahap yang sesungguhnya, dalam kondisi normal, sangat menantang emosiku. Namun aku sudah memutuskan, aku ingin meningkatkan kemampuan manajemen emosiku. Rasanya seperti mendapat tantangan spesial langsung dari Allah, yang sungguh membuatku bersemangat membuktikan bahwa aku bisa. Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, aku bisa melaluinya. Ini salah satu pengalaman tak terlupakan untukku. Untuk itu, aku amat berterimakasih pada mentorku yang sungguh pengertian. Mungkin interaksi kita tak bisa seintens teman-teman yang lain. Tapi aku merasakan sendiri, hati kami dekat, insya Allah. Aku akan selalu punya do’a spesial untukmu, Mbak. Semoga Allah selalu menyayangimu..

Aku merasa seperti naik roller coaster dalam seluruh rangkaian proses Bunda Cekatan ini. Diawali dengan semangat membara saat baru mulai, di saat kehamilanku sudah cukup besar. Kemudian masuk ke fase mulai pesimis bisa menyelesaikan kelas dengan baik saat proses persalinan, dan terakhir ditutup dengan penuh haru saat akhirnya berhasil melewati seluruh tahap di tengah tantangan hidup yang luar biasa. Rasanya benar-benar haru. Tak terlukiskan dengan kata-kata. Akhirnya, aku bisa merasakan sendiri seperti apa high energy ending yang terkenal itu..

Berikut video selebrasi kami yang sampai saat ini masih membuatku terharu:

Selebrasi Kelas Bunda Cekatan Batch 1 HIMA IIP Tangerang Selatan

[reminderofmera]

Day 18 - Tahap Kepompong

Day 18 – Tahap Kepompong

#buncek3 #kepompong,#bundacekatan #institutibuprofesional #hutankupucekatan #tahapkepompong #latihilmunya30hari #T30Hday18,#mealplan,

[chindis]

Bunda Cekatan Batch 3

Tahap Kepompong

Lacak Kekuatan, Melatih Ilmu

Tantangan Puasa

Pekan Ke-4 ▪️ 20 April - 23 April 2022

—----------------------------------------

Puasa pekan keempat akhirnya selesai. Hasil selama berpuasa empat pekan dengan dua hal yang berbeda namun berhubungan dengan aktivitas yang kupilih untuk dilatih di tantangan 30 hari.

Sejauh ini keberhasilan menurutku memang belum 100%. Aku menilai secara keseluruhan pada puasaku untuk menulis dibawah pukul 9 malam dan meminimalisasi distraksi penggunaan sosial media dan chatting dikala menyelesaikan tulisan.

Sementara di hari-hari tertentu dimana aku bisa mendapatkan stamp very good dan excellent, aku menilai dan menyadari bahwa disitu ada peran dari kuatnya niat untuk benar-benar fokus dan konsen menyelesaikan tulisan tanpa terganggu hal-hal yang bisa ditunda. Dan ini tentunya membutuhkan konsistensi dari diri kita sendiri.

Alhamdulillah, walaupun pekan puasa berakhir, aku menganggap ini masih sebuah PR untuk terus aku jalani dan perbaiki untuk menjadi lebih baik sejalan dengan progress dalam menulis.

Di pekan keempat puasa ini pun, aku kirimkan pula surat untuk buddy-ku mbak Saenastiti yang sejak awal kami saling berdiskusi, kami juga saling memberi semangat dan kebahagiaan.

Semoga dengan berlalunya tahap kepompong ini, dapat membuat kita menjadi kupu-kupu yang kuat, indah, tak pernah berhenti untuk belajar, terlatih dan bahagia. Aamiin.

#institutibuprofesional

#hutankupucekatan

#tahapkepompong

#tantanganpuasa

#jurnalpekan3

#lettertomybuddy

[npujiani]

Tahap Kepompong: Cerita kepompongku, Hari ke-2

Aktivitas yang dilatih: Komunikasi produktif dengan suami (memilih waktu yang tepat)

Cerita hari ini: Sore hari, sang Bunda bilang bahwa beliau ingin sekali martabak rasanya. Kemudian saya menelpon suami ingin bercerita tentang hal tersebut.

Namun, beliau sedang berkumpul dengan keluarga, hingga saya mengurungkan niat untuk bercerita, dan menundanya sampai selesai beliau kumpul.

Kemudian beliau ada jadwal bersama organisasinya, hingga akhirnya saya bilang saat beliau sudah pulang ke rumah dan perutnya sudah kenyang.

Hari ini saya menyadari: bahwa memilih waktu yang tepat, sungguh menguras emosi, pun membuat tersampaikannya pesan dengan lebih tersusun dan baik diterimanya.

Alhamdulillah luarbiasa.

[npujiani]

Tahap Kepompong: Cerita kepompongku, Hari ke-1.

Aktivitas yang dilatih: Komunikasi produktif dengan suami (kaidah 2c: clear and clarify)

Cerita hari ini: nikmat sakit melanda, kemudian harus bolah-balik kamar mandi. Setiap hari, biasanya saya berangkat barengan bersama sang bunda yang masih kerja. Kemudian tetiba jam sudah menunjukan waktu pukul 07.00 dan saya masih saja bolak balik ke kamar mandi.

Alhasil, saya meminta izin kepada beliau, untuk berangkat bersama suami saja diantar. Dan beliau pun mengiyakan.

Suami, belum tau bahwa saya sedang mengalami nikmat sakit bolah-balik tersebut, karna beliau pulang sore dan lumayan harinya hectic hingga saya belum cerita, begitu pun beliau belum melihat saya bolah-balik intens.

Karna nikmat tersebut, akhirnya saya izin tidak sekolah. Namun, sebelumnya suami tidak mengizinkan. Karna belau belum tau, akhirnya saya ceritakan keadaan saya, hingga akhirnya suami mengerti dan meminta maaf, karna sebelumnya saya semi di paksa untuk tetap sekolah. Sedikit drama dilalui, alhamdulillah misi hari pertama selesai, saya puasa untuk menahan semua perasaan saya sendirian, dan akhirnya cerita dengan jelas kepada suami, walau sedikit berdrama, kemudian suami akhirnya mengerti kenapa saya seperti itu.

Hari ini saya menyadari: bahwa menyalurkan perasaan melalui kata, butuh perjuangan bagi saya yang terbiasa menjadi anak tunggal di rumah. Maka melatih kaidah 2c itu sangat menantang bagi saya.

Alhamdulillah bisa, luarbiasa.

[iravaoliya]

Tahap Kepompong

Tantangan 30 Hari, hari ke 30

Assalamu'alaikum wr.wb

Alhamdulillah tidak menyangka bahwa diri ini mampu, padahal diawal sudah mengeluh bisa ga yaa? Akhirnya bisa juga. Terima kasih pada diriku kamu kuat dan luar biasa dalam menjalani semua ini

Aku memberi nilai dihari ke 30 ini sangat baik

Hari ini aku juga belajar tentang manajemen waktu, tak boleh menyia-nyiakan waktu, karena sangat berharga

Pengeluaran hari ini

[sunriserain]

Jurnal Pekan #5 – 30 Days Challenge D29 – Tahap Kepompong (Bunda Cekatan Batch 3)

Hai~

Jurnalnya telat terbit nih

[iravaoliya]

Tahap Kepompong

Tantangan 30 Hari, hari ke 29

Assalamu'alaikum wr.wb. tak pernah menyangka akan secepat ini melaluinya. Besok sudah tantangan 30 hari

Aku menilai diriku sangat baik, belum yang excelent masih ditahap belajar dalam melakukan pencatatan.

Pencatatan hari ini hanya untuk beli ubi cilembu, karena buat buka puasa. Rasa manis, lembut dan enak rasa ketagihan

[iravaoliya]

Tahap Kepompong

Tantangan 30 Hari, hari ke 28

Assalamu'alaikum wr.wb. 2 hari lagi selesai. Semoga tantangan ini memberikan dampak bagi saya

Nilai untuk hari ini masih sangat baik, terus belajar semoga pencatatannya lebih baik lagi

Pergi saat mendekati hari raya itu masya Allah luar biasa, dimana-man ramai. Tetap waspada dan hati-hati

Pengeluaranku hari ini

[sunriserain]

Jurnal Pekan #4 – 30 Days Challenge D28 – Tahap Kepompong (Bunda Cekatan Batch 3)

Hai~

Hari ini tidak banyak cerita yang bisa disajikan karena badan masih letih dan pusing belum mereda sejak kemarin. qadarullah hari ini saat mau sholat shubuh tamu bulanan datang jadi tidak puasa.

Jadi langsung saja yaa

[iravaoliya]

Tahap Kepompong

Tantangan 30 Hari, hari ke 27

Assalamu'alaikum wr.wb. alhamdulillah hari ke 27 bentar lagi selesai.

Hari ini aku memberi nilai sangat baik, masih komitmen dan konsisten mencatat

Memanfaatkan sesuatu yang bisa dijual dengan memanfaatkan moment yang biasanya anak kecil bermain diluar menjadi usaha berkah dibulan ramadhan

Hari inipun mempunyai pengeluaran sedikit

[sunriserain]

Jurnal Pekan #4 – 30 Days Challenge D27 – Tahap Kepompong (Bunda Cekatan Batch 3)

Hai~

Udah detik-detik terakhir tantangan ...

rasanya grafik semangat dan keberhasilan agak anjlok lalu mendatar. niat nambahin puasa, eh malah gagal di hari pertama..Ya Allah.. jd ambyar. di tambah lupa sahur qadarullah..

yang kukerjakan hr ini:

badgeku hr ini:

3 hari lagi.....semoga Allah memudahkan dan memberiku kekuatan

[iravaoliya]

Tahap Kepompong

Tantangan 30 Hari, hari ke 26

Assalamu'alaikum wr.wb

Gimana masih lancar kan yaa puasa maupun ngerjain jurnalnya? Semangat terus tinggal beberapa hari lagi

Hari ini aku menilai diriku sangat baik

4 stamp lagi yang meski dikumpulkan. Yey alhamdulillah. Karena saya kalau memberi hadiah untuk ponakan selalu waktu pulang kampung atau lebaran. Kali ini membeli bukan gamis tapi semacam baju tidur bahan katun tapi bisa untuk mengaji. Serta membeli untuk ibu mertua dan adik ipar semoga suka

Rekap semua sekalian ongkir kargo