#AliranRasaBuncek1
Explore tagged Tumblr posts
Video
tumblr
Selebrasi Kelas Bunda Cekatan 1 Regional Garut
1 note
·
View note
Text
Tentang ‘Bunda Cekatan’
Setelah melewatkan sesi aliran rasa di tahap-tahap sebelumnya, aku merasa perlu membuat dokumentasi aliran rasaku di akhir kelas ini. Jadi, ini bukan hanya aliran rasa tentang tahap kupu-kupu, tapi juga seluruh rangkaian kelas Bunda Cekatan.
Dari sekian banyak kelas yang pernah kuikuti, kelas Bunda Cekatan adalah kelas yang paling memberdayakan untukku. Sejak awal, kita diminta mandiri dalam menentukan & menjalankan semuanya; menentukan tujuan, menentukan cara belajar, sampai menentukan tantangan sendiri. Kalau berdasarkan ilmu edukasi yang kudapatkan saat AFIIP dulu, inilah implementasi sesungguhnya dari education version 3.0 (heutagogy). Awalnya, aku sempat sangsi, memangnya bisa ya, belajar bersama-sama dengan tujuan masing-masing, dengan cara masing-masing? Ternyata bisa! Aku membuktikannya sendiri.
Peran Bu Septi sebagai fasilitator benar-benar mencerminkan fungsi fasilitator yang sesungguhnya. Sejak tahap awal, kami dituntun menemukan tujuan & peta belajar kami dari menemukan diri sendiri terlebih dahulu; apa yang kami suka & kami bisa, apa yang kami suka namun tidak bisa, apa yang kami tidak suka tapi bisa, dan apa yang kami tidak suka & tidak bisa. Dari sini, kami diajak melihat lebih dalam; mana hal yang paling penting dan mendesak? Itulah yang seharusnya ada dalam tujuan kami. Maka, aku pun akhirnya bisa merasakan betapa tenang & damainya diri ini melihat topik-topik belajar teman-teman lain yang sepintas terlihat tampak menggiurkan. Aku tenang sebab aku tau prioritasku saat ini. Topik-topik menarik itu cukup menjadi insight, mungkin akan kupelajari di fase selanjutnya. Kalau saat kuliah dulu, hal-hal semacam ini termasuk dalam kategori nice to know saja, bukan tugas wajib. Padahal dulu, sebelum aku puya peta belajar sendiri, aku amat mudah tergoda melihat segala hal menarik yang bertebaran di depan mata, apalagi dengan semakin derasnya arus informasi seperti saat ini. Sungguh, memiliki peta itu benar-benar penting & sangat terasa manfaatnya untukku.
Di fase selanjutnya, kejelasan tujuan & peta belajar juga yang menjadi controllerku. Saat seluruh ilmu yang amat menarik bertebaran, sangat menggoda untuk dicicipi. Alhamdulillah, saat itu aku masih disibukkan dengan amanah di ranah publik. Keterbatasan waktuku juga menjadi rem untukku, sehingga aku benar-benar hanya menelan ilmu yang benar-benar kubutuhkan.
Kemudian kami masuk ke tahap kepompong, tahap yang terasa sangat challenging untukku. Di tahap ini, konsentrasiku benar-benar buyar. Aku sedang menanti gelombang cinta yang tak kunjung datang, di tengah perubahan situasi & kondisi yang amat besar yang mempengaruhi hidup semua orang. Alhamdulillah, aku melahirkan tepat setelah menyelesaikan tahap ulat, kemudian mulai masuk ke tahap kepompong. Aku merasa Allah benar-benar memudahkan segalanya untukku. Waktu persalinanku yang pas, bantuan dari berbagai arah yang tak diduga-duga, ah... nikmatNya yang manakah lagi yang bisa kudustakan? Di tahap kepompong, kami diminta ‘berpuasa’ dari hal-hal yang ‘menahan’ kami, membuat kami tidak bisa meningkatkan diri. Kami juga disunnahkan untuk menjalani tantangan selama 30 hari. Di titik ini, aku merasa agak sedih namun bersyukur. Karena perubahan siklus hidup sejak ada bayi, aku benar-benar tidak bisa fokus untuk tantangan 30 hari. Jadi aku akhirnya mengikhlaskan dan hanya menjalani puasa wajib saja. Rasanya sedih memang, apalagi melihat teman-teman yang berhasil bertransformasi bersamaan dengan Ramadhan. Tapi aku sadar, ada prioritas untuk setiap orang. Insya Allah, aku bertekad membayarnya di kemudian hari.
Lalu, masuklah kami ke fase terakhir. Tahap kupu-kupu. Di tahap inilah sesungguhnya perubahan terbesar dalam kehidupan keluarga kami dimulai. Tahap di mana kami memutuskan menghandle seluruh urusan anak-anak sendiri. Tahap di mana aku sempat harus tinggal bertiga saja selama dua pekan dengan anak-anak demi memastikan kami sehat & semua sehat. Tahap yang sesungguhnya, dalam kondisi normal, sangat menantang emosiku. Namun aku sudah memutuskan, aku ingin meningkatkan kemampuan manajemen emosiku. Rasanya seperti mendapat tantangan spesial langsung dari Allah, yang sungguh membuatku bersemangat membuktikan bahwa aku bisa. Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, aku bisa melaluinya. Ini salah satu pengalaman tak terlupakan untukku. Untuk itu, aku amat berterimakasih pada mentorku yang sungguh pengertian. Mungkin interaksi kita tak bisa seintens teman-teman yang lain. Tapi aku merasakan sendiri, hati kami dekat, insya Allah. Aku akan selalu punya do’a spesial untukmu, Mbak. Semoga Allah selalu menyayangimu..
Aku merasa seperti naik roller coaster dalam seluruh rangkaian proses Bunda Cekatan ini. Diawali dengan semangat membara saat baru mulai, di saat kehamilanku sudah cukup besar. Kemudian masuk ke fase mulai pesimis bisa menyelesaikan kelas dengan baik saat proses persalinan, dan terakhir ditutup dengan penuh haru saat akhirnya berhasil melewati seluruh tahap di tengah tantangan hidup yang luar biasa. Rasanya benar-benar haru. Tak terlukiskan dengan kata-kata. Akhirnya, aku bisa merasakan sendiri seperti apa high energy ending yang terkenal itu..
Berikut video selebrasi kami yang sampai saat ini masih membuatku terharu:
Selebrasi Kelas Bunda Cekatan Batch 1 HIMA IIP Tangerang Selatan
#JanganLupaBahagia#AliranRasa#TahapTelur#TahapUlat#TahapKepompong#TahapKupuKupu#BundaCekatan#BuncekBatch1#BuncekIIP#InstitutIbuProfesional#AliranRasaBuncek1#SelebrasiBuncek1
0 notes
Text
Aliran Rasa Tahap Kupu-kupu
Alhamdulillah, akhirnya saya berhasil menyelesaikan berbagai tahapan baik dari telur, ulat, kepompong hingga kupu-kupu. Di satu sisi, saya merasa berhasil telah menempuh berbagai tantangan namun di sisi lain masih merasa kurang maksimal mengerjakan tantangan ini, terutama ketika membagi waktu untuk mengerjakan tugas dan menemani bayi yang baru lahir.
Kelas bunda cekatan ini mengajarkan saya untuk tangguh dan konsisten di berbagai kondisi dan situasi. Awalnya, sempat bingung dengan berbagai materi yang diberikan. Namun, setelah dikerjakan secara kontinyu, saya pun menyadari makna dari berbagai tugas ini. Pada ujungnya, kebahagiaan itu dibuat dan ditujukan untuk diri sendiri. Satu hal yang selalu saya ingat dari tugas ini adalah peta besar yang dibuat diri sendiri: Binar Ibu Berdaya.
Akhirnya, saya berterima kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung selama berada di kelas bunda cekatan ini. Di urutan pertama tentu saja ada suami dan anak-anak. Terima kasih Pak Suami yang bersedia membantu saya untuk mengasuh anak-anak saat saya harus stand by di depan layar ponsel setiap Rabu pukul 20.00 WIB. Dua lelaki cilik kebanggan saya yang menjadi motivasi dalam mengikuti kelas ini. Ibu Septi Peni, untuk setiap materi yang membuat mata saya berbinar-binar, serta teman-teman di Himpunan Mahasiswa Bunda Cekatan Regional Garut yang terus menginformasikan kabar terbaru dan saling bahu-membahu dalam mengerjakan tugas. Mba Nika dan dua buddy terbaik yang telah menolong saya dalam mengerjakan tugas. Last but not least, kepada diri saya yang bersenang-senang dan bermain selama proses menjadi kupu-kupu ini. Selamat menjadi bunda cekatan! Selanjutnya, mari menjadi bunda produktif!
0 notes