#Rumah panggung
Explore tagged Tumblr posts
yni84 · 2 years ago
Text
Rumah Kayu Minimalis
7 notes · View notes
jenteranews · 7 days ago
Text
Rumah Panggung di Ciemas Ludes Terbakar Tengah Malam, Kerugian Ditaksir Puluhan Juta Rupiah
JENTERANEWS.com – Sebuah rumah tinggal jenis panggung di Kampung Jalan Cagak Cicukang, RT 05/01 Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, dilalap si jago merah pada Rabu (9/4/2025) malam. Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 23.30 WIB tersebut menghanguskan seluruh bangunan berukuran 5×7 meter milik Bapak Urip (51), seorang kepala keluarga dengan dua jiwa. Berdasarkan laporan yang…
0 notes
eka-satya · 4 months ago
Text
Rumah Panggung 5x7 Meter Gladak di Bali | Gladak House Bali
Rumah Panggung 5×7 Meter Gladak di Bali | Gladak House BaliSelamat sore rekan FBCO Flooring Decking Bali dan Wooden House BaliTetap semangat beraktifitas dan sukses untuk kita semua. Setiap keluarga atau insan di dunia ini rasanya pasti memimpikan untuk hidup dan menjalani hidup dengan tenang dan damai. Berdampingan langsung dengan alam sekitar yang masih alami dan dengan tambahan hunian yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
hargarumahkayu · 1 year ago
Text
Tumblr media
Rumah Limas 6×8 Meter – Harga Nego
Ukuran 6X8 Meter (Type 48)
Luas Bangunan 48 M2 (Meter Persegi)
1 Ruang Km Tidur & 1 Ruang Tamu
Bahan Kayu Meranti Merah & Kayu Seru
Anggun Untuk Rumah Hunian (Home Stay)
Bentuk dan Ukuran bisa Custom
Free Biaya Pengiriman (Free Ongkir)
Free Biaya Pemasangan di Lokasi Pembeli
Harga Kompetitif (Bisa Nego).
RUMAH – LIMAS 6×8 METER
Rumah Limas 6×8 meter minimalis ini dibuat dengan menggunakan bahan kayu Meranti Merah dan Kayu Seru. Bahan kayu tersebut berkombinasi dan dirakit menjadi komponen-komponen penting, yakni :
Kayu Meranti Merah, Untuk komponen: • Dinding, • Plafon (Bisa Plafon PVC), • Daun Pintu, • Jendela, • Renda Pagar, • Railling Tangga.
Kayu Seru (Kayu Puspa), Untuk komponen: • Lantai, • Gelagar Utama, Gelagar Bantu, • Tiang Penyangga, Tiang Rumah, Tiang Atap, • Kusen, Kasau (Usuk), Reng, • List Plang.
Kaca bening atau riben (6 mili), Set Kunci, Grendel dan Engsel Kualitas Standar Menengah. Atap Rumah Menggunakan Genteng Metal / Multyroof (Seng Baja Pasir Warna). Finishing dengan Politur Mowilex Woodstain Waterbased. Proses Pembuatan (Fabrikasi): 5 Minggu.
Harga Sudah Termasuk :
Dokumen Perjalanan, Biaya Pengiriman (Ongkir) dan Pemasangan di Lokasi Pembeli. Jadi, Anda tidak perlu memikirkan biaya pengiriman dan pemasangannya. Harga rumah kayu masih bisa nego.
Ketentuan :
IMB (Bila diperlukan), Fondasi / Material beton (Semen, Batu, Pasir, Besi), Instalasi Kamar Mandi, WC, Pengadaan air bersih, Instalasi Listrik dan Perlengkapannya dipersiapkan oleh pembeli.
1 note · View note
suryawood · 14 days ago
Text
https://cv-suryawood.com/produk/rumah-panggung-minimalis/
0 notes
Text
0 notes
eaaa10 · 5 months ago
Text
Desain Interior Gereja Katolik
Desain interior gereja Katolik memiliki ciri khas yang tidak hanya mencerminkan keindahan estetika tetapi juga mendalam dalam nilai-nilai spiritual. Sebagai tempat pertemuan umat untuk beribadah, gereja Katolik bukan sekadar bangunan, tetapi sebuah ruang sakral yang harus mampu menyatukan umat dalam keheningan, doa, dan perayaan sakramen. Setiap elemen dalam interior gereja Katolik—mulai dari altar hingga kaca patri—dirancang untuk memperdalam pengalaman rohani dan menciptakan atmosfer yang suci dan penuh kedamaian.
youtube
Ciri-ciri Utama Desain Interior Gereja Katolik
Dalam setiap desain interior gereja Katolik, terdapat elemen-elemen yang dihadirkan dengan maksud mendalam. Beberapa elemen utama yang selalu hadir adalah altar, patung-patung religius, mimbar, kaca patri, dan pencahayaan yang dramatis. Mari kita lihat lebih jauh mengenai masing-masing elemen ini.
1. Altar: Pusat Spiritualitas Gereja Katolik
Altar adalah pusat dari setiap gereja Katolik, di mana sakramen Ekaristi dirayakan. Altar harus dirancang dengan sangat megah dan sakral karena di sini umat berkumpul untuk merayakan perjamuan Kudus. Biasanya, altar terbuat dari batu atau marmer dan dikelilingi dengan elemen-elemen hiasan seperti lilin, bunga, dan patung-patung.
Altar juga sering dilengkapi dengan tabernakel, tempat di mana sakramen tubuh dan darah Kristus disimpan setelah perayaan Ekaristi. Tabernakel ini dirancang dengan sangat indah, sering kali dihiasi dengan simbol-simbol Kristiani, untuk menandakan tempat yang sangat kudus.
2. Patung dan Ikonografi Religius
Patung-patung adalah bagian integral dari desain interior gereja Katolik. Patung-patung ini biasanya menggambarkan tokoh-tokoh penting dalam iman Katolik, seperti Yesus Kristus, Bunda Maria, para malaikat, serta santo dan santa. Patung-patung ini ditempatkan di berbagai sudut gereja, baik di sekitar altar, di sepanjang jalan setapak, atau di ruang-ruang doa.
Patung-patung tersebut tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga berfungsi sebagai alat devosi, yang mengingatkan umat akan teladan hidup suci yang harus diikuti. Patung Yesus, misalnya, sering kali berada di pusat altar, sedangkan patung Bunda Maria atau santo tertentu dapat ditemukan di tempat-tempat khusus di dalam gereja.
Tumblr media
3. Kaca Patri: Simbolisme dalam Cahaya
Kaca patri adalah salah satu elemen yang sangat khas dalam desain gereja Katolik. Kaca patri digunakan untuk menghias jendela-jendela gereja, dan sering kali menggambarkan kisah-kisah Alkitab atau kehidupan para santo. Gambar-gambar yang dihasilkan oleh kaca patri ini berfungsi untuk menghidupkan kisah-kisah sakral, sekaligus memberikan cahaya warna-warni yang menambah suasana khusyuk dalam gereja.
Melalui gambar-gambar kaca patri, umat diingatkan akan perjalanan hidup Kristus, penyaliban-Nya, serta kebangkitan-Nya. Selain sebagai elemen artistik, kaca patri juga memiliki makna mendalam, di mana cahaya yang masuk ke dalam gereja melalui kaca patri melambangkan cahaya Tuhan yang menerangi umat-Nya.
4. Mimbar dan Kursi Jemaat
Mimbar adalah tempat di mana Firman Tuhan dibacakan dan khotbah disampaikan kepada jemaat. Mimbar biasanya terbuat dari bahan yang lebih sederhana dibandingkan dengan altar, tetapi tetap dihiasi dengan ornamen-ornamen yang sesuai dengan tema gereja. Mimbar diletakkan dekat dengan altar, agar dapat menghubungkan Firman Tuhan dengan umat yang berkumpul.
Kursi jemaat biasanya disusun dalam barisan yang rapi dan teratur. Di gereja-gereja besar, kursi sering kali berupa bangku panjang yang terbuat dari kayu, sementara di gereja yang lebih kecil, kursi-kursi dapat lebih sederhana. Susunan kursi yang teratur ini tidak hanya untuk kenyamanan, tetapi juga untuk menekankan kesatuan umat yang sedang beribadah bersama.
5. Pencahayaan yang Dramatis dan Sakral
Pencahayaan memainkan peran penting dalam desain interior gereja Katolik. Pencahayaan yang dramatis, baik dari cahaya alami maupun cahaya buatan, digunakan untuk menyorot elemen-elemen tertentu di dalam gereja. Misalnya, cahaya dapat dipusatkan pada altar, tabernakel, atau patung-patung tertentu untuk memberikan kesan sakral.
Gereja Katolik biasanya memiliki jendela besar yang memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam gereja, menciptakan suasana yang lebih terang dan mencerahkan ruangan. Pencahayaan juga digunakan untuk menyoroti kaca patri, sehingga gambar-gambar yang tercipta dari kaca tersebut semakin memancarkan cahaya yang penuh makna.
Selain itu, lampu gantung atau lilin-lilin kecil sering kali digunakan di sekitar altar atau di tempat-tempat tertentu dalam gereja untuk menciptakan suasana khusyuk dan intim.
6. Simbolisme Warna dalam Interior Gereja
Warna dalam desain interior gereja Katolik bukan hanya sekadar dekorasi, tetapi juga memiliki makna yang mendalam. Gereja Katolik mengikuti kalender liturgi yang penuh warna, di mana setiap musim liturgi memiliki warna-warna tertentu yang melambangkan makna rohani tertentu. Misalnya:
Hijau: Melambangkan pertumbuhan dan kehidupan rohani. Digunakan pada masa biasa.
Ungu: Melambangkan pertobatan dan penantian, digunakan pada masa Adven dan Prapaskah.
Putih: Melambangkan kemuliaan dan kesucian, digunakan pada hari raya besar seperti Natal dan Paskah.
Merah: Melambangkan api Roh Kudus dan darah para martir, digunakan pada perayaan Pentakosta dan hari raya para santo martir.
Penerapan warna-warna ini dalam hiasan gereja, pakaian imam, dan bahkan di kain penutup altar memiliki tujuan untuk mengingatkan umat tentang siklus liturgi dan makna spiritual dari setiap masa.
Desain Gereja Katolik: Menggabungkan Keindahan dan Fungsionalitas
Di satu sisi, gereja Katolik dapat dirancang dengan sangat megah dan mewah, dengan arsitektur Baroque atau Gotik yang menonjolkan keindahan dan kemegahan. Gereja-gereja dengan desain seperti ini biasanya memiliki pilar-pilar besar, langit-langit tinggi, dan banyak ornamen emas yang memperkaya ruang ibadah. Kaca patri berwarna-warni, patung-patung yang besar, dan detail artistik lainnya mengubah gereja menjadi tempat yang penuh dengan keindahan dan simbolisme religius.
Namun, gereja Katolik juga bisa dirancang dengan desain yang lebih sederhana dan minimalis. Dalam beberapa dekade terakhir, gereja-gereja Katolik yang lebih modern mengutamakan desain yang fungsional dan tidak berlebihan, namun tetap mempertahankan elemen-elemen sakral seperti altar, patung, dan mimbar. Desain seperti ini menekankan pada keheningan dan kesederhanaan, dengan penggunaan material alami seperti kayu dan batu untuk menciptakan atmosfer yang lebih tenang dan mendalam.
Kesimpulan
Desain interior gereja Katolik adalah perpaduan antara seni, simbolisme, dan spiritualitas. Setiap elemen, mulai dari altar hingga kaca patri, tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai media untuk mendekatkan umat kepada Tuhan. Keindahan dan kemegahan gereja Katolik memberikan ruang yang mendalam bagi umat untuk beribadah, merenung, dan merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan mereka.
0 notes
nalza73 · 2 years ago
Text
Yati
Category Archives: Anak Tiri – Mak Tiri
Yati
APR 18
Posted by mrselampit
Untuk pertama kali, saya merasakan diri saya telah melangkah ke alam dewasa yang penuh misteri dan kejutan ini. Banyak perkara yang selama ini tidak terlintas dalam fikiran saya telah berlaku. Baiklah, begini kisahnya……
Nama saya Roslan dan baru menyambut hari lahir ke 19 tahun. Tubuh saya sederhana saja tapi mempunyai saiz zakar yang agak besar – 8 inci dan kuat kerana saya amalkan kaedah mengurut zakar saya pagi dan malam. Maklumlah, tinggal di bandaraya KL ni���sana-sini perempuan seksi! Saya tidak kira sama ada bohsia atau yang matang, dengan yang cantik atau sederhana tapi saya lebih sukakan wanita yang mempunyai payudara besar dan punggung yang bulat yang memberi petanda bahawa mereka sehat dan gemarkan seks rakus.
Saya tinggal di sebuah apartment dengan ibu tiri saya. Namanya Nur Hayati tetapi saya memanggilnya makcik sahaja, dan saya rasa lebih selesa dengan panggilan itu walaupun dia kelihatan jauh lebih muda dari usianya. Tubuhnya lampai, punggungnya montok dan memakai coli size 38. Umurnya baru tiga-puluh-enam-tahun, bapa saya meninggalkan kami enam tahun lalu – kononnya mencari pekerjaan di Singapura dan sejak itu kami tidak menerima apa berita darinya – entahkan hidup entahkan tidak. Sebabkan terlampau sayangkan ayah saya makcik terus hidup membujang dan tidak pernah merasakan dirinya telah bercerai.
Makcik agak pendiam dan saya tidak memikirkan dia seorang wanita yang menarik dari segi seks. Pada pandangan saya dia suri rumah yang baik dan seorang pemalu. Bila keluar rumah Makcik sentiasa memakai tudung moden. Saya pasti bahawa tidak satu pun angan-angan seks memasuki fikirannya, meskipun kerap juga saya lihat dia berjalan di dalam rumah tanpa memakai coli atau seluar dalam. Saya dapat lihat payudaranya terbuai-buai ke kiri kanan dan putingnya terpacak di sebalik blaus atau T-Shirt. Punggung montoknya akan terhayun disebalik kain batik apabila dia berjalan tanpa memakai seluar dalam. Kadang-kadang Makcik tidak pernah teragak-agak menyuruh saya menolong dengan kancing-coli yang degil. Kami hidup dalam suasana mesra tapi agak diam dengan hal masing-masing. Lagipun sebagai seorang lelaki apalah sangat yang saya dapt berkongsi cerita dengannya dan makcik pun lebih banyak menghabis masanya dengan jiran-jiran wanita.
Namun pada harijadi saya yang ke 19 tahun semuanya berubah. Hari yang bersejarah itu telah menukar pandangan saya mengenainya. Hari itu semasa dia keluar membeli belah, saya membaca diarinya. Ketika itu saya sedang berbaring di atas katilnya dan tanpa sengaja terjumpa diarinya terbuka dan tak sengaja saya terbuka satu mukasurat! Ini adalah apa yang tertulis dalam buku catatan harian itu:
“Saya berdiri di dalam bas yang penuh sesak, saya merasa zakarnya yang keras mengelongsor jauh ke dalam rekahan punggung saya dan saya hampir-hampir klimaks!”
Dan: “Melihat lelaki yang sama di panggung wayang, kami mengambil bangku bersebelahan dan jauh dari penonton lain, saya menghisap zakarnya sampai puas”.
Wow makcik-ku! Saya memikirkan, siapa sangka!!! Kemudian terdapat satu lagi catatan:
“Jika Roslan tahu yang saya intai sewaktu dia mandi, dia mungkin membenci saya. Zakarnya jauh lebih besar daripada ayahnya! Adakah dia pun kuat seks macam ayahnya?”.
Dan makcik menyambung lagi: “Perbuatan sumbang muhrim atau tidak, saya akan pasti menggoda Roslan suatu hari nanti!”.
Entah berapa lama makcik berdiri memerhatikan saya yang tidak perasan kehadirannya. Dia melangkah masuk dan mukanya agak merah sewaktu mengambil buku catatan tersebut dari tangan saya. Makcik dengan selamba menutup buku itu dan meletakkanya di atas almari solek dan menanggalkan tudung dan blausnya sambil berkata.
“Panas betul kat luar tu…”. Dalam keadaan tubuhnya yang hanya bercoli tipis, dia berkata,
“Lan, nanti makcik panggil kamu untuk makan malam ya”.
Sewaktu makcik berjalan keluar, saya lihat punggung makcik bergoncang kerana tidak memakai seluar dalam. Zakar saya pun terus keras gila. Apatah lagi bayangan makcik menghisap konek seorang lelaki bermain liar dalam fikiran saya.
Makan malam itu lebih tenang dari biasa. Kami bercakap tentang membeli belah dan kenaikan pangkat saya di tempat kerja dan bergurau tentang jiran baru kami, Karen, gadis Cina yang kelam-kabut itu. Makcik langsung tidak menyebut tentang buku catatannya. Perbuatan sumbang muhrim atau tidak, zakar yang gian tak dapat membezakannya – kerana semakin lama kami bersembang, mata kami tidak dapat mengelak dari mengimbas kembali kejadian petang tadi.
Selepas makan malam, saya pergi ke dapur, seperti biasa menolong makcik mengemas apa yang patut. Makcik ketika itu berada di sink. Dia agak gugup bila saya meletakkan satu tangan saya di atas pinggangnya. Tapak tangan saya yang satu lagi meraba punggung Makcik yang disaluti kain batik sutera yang agak tipis. Saya dapat rasakan yang makcik tidak mengenakan panties kerana tidak terdapat garisan seluar dalam bila saya meraba.
“Siapakah lelaki di panggung wayang itu, makcik?”. Saya bertanya dengan lembut dan yakin sambil tangan saya meraba buah dadanya pula.
Suaranya menggeletar tapi cepat menjawab, “Makcik pun tak tahu. Dia selalu di situ setiap Selasa tengahari. Makcik bertemu dengannya sana tiga kali”.
Makcik sempat mencapai tangannya ke belakang dan mengenggam zakar saya yang keras sambil berbisik antara dengar dan tidak,
“Aku mahukan kau Lan”.
Saya pun berhenti meramas buah dada yang gebu itu sambil melondehkan kain batik makcik, saya membongkokkan badan sehingga muka saya menyentuh punggung montoknya. Wow… saya tidak menyangka punggung Makcik begitu bulat dan cantik dan di celah kangkang Makcik tidak banyak bulu pantat. Mungkin Makcik baru mencukurnya. Saya hampir-hampir terpancut air mani melihatkan senario yang hebat ini.
Di sebalik peribadinya yang sederhana, saya sedikit pun tak menyangka yang Makcik mempunyai tubuh yang sangat mengiurkan. Saya mencium pahanya dan sekitar ponggongnya yang putih gebu itu. Makcik menoleh setiap kali saya mengigit halus kedua-dua belah ponggongnya yang semakin hangat. Renungan matanya yang layu seolah merestui perbuatan saya 100% dan mahukan saya melakukan sesuatu yang lebih ganas.
Saya merangkul pinggangnya dan menjilat jauh ke dalam rekahan punggungnya yang tertonjol di muka saya. Dia membongkok, meletakkan lengannya di atas kaunter dan melekapkan pipinya di situ. Seperti orang mengantuk disorongkan bantal. Makcik telah menyerah pada nafsu betinanya dan saya bakal memacu kejantanan saya ke dalam lubuk birah itu.
Saya pun mula menguak pelepah punggung makcik dan dapat melihat lubang faraj makcik yang basah dan tercungap-cungap kemerahan. Lubang sejuta nikmat itu sudah ternganga menantikan lidah saya yang semakin menghampirinya! Saya menjilat rekahan punggung dari lubang duburnya sampailah ke bibir faraj makcik dan makcik memberi respon yang rakus dengan menolak bontotnya ke muka saya sambil menggeliang-geliut. Batang hidung saya terus-terusan di asak oleh punggung gebu makcik.
Untuk membalas asakan Makcik, lidah saya merayap antara lubang dubur dan farajnya. Saya menjilat kelentit Makcik dan menyapu lidah saya pada bibir farajnya sampai ke pinggir lubang duburnya. Makcik terjengket-jengket di atas hujung jari kakinya menerima asakan saya yang bertubi- tubi, pinggangnya menonggeng ke atas dan dengan kaki yang terbuka, makcik meletakkan tapak tangannya pada kedua belah punggung dan menariknya keluar untuk memberi saya laluan yang lebih mudah. Suatu pemandangan yang hebat. Saya dapat lihat dengan jelas lubang dubur Makcik yang ketat dan keperangan turut terkemut-kemut. Mungkin makcik sengaja mengembang-nguncup lubang duburnya untuk menarik perhatian saya.
Saya terus meratah bibir faraj makcik. Sesekali saya julurkan lidah dan menyentuh biji kelentitnya yang keras dan agak besar, hampir separuh jari kecil saya. Makcik merengek kesedapan setiap kali lidah saya menjilat biji kelentitnya. Dalam posisi begitu, hidung saya tidak dapat mengelak dari menyentuh lubang dubur makcik. Barangkali inilah yang makcik inginkan. Kedua- dua lubangnya mendapat sentuhan dari saya.Hidung, mulut dan dagu saya berjanggut sejemput itu habis basah dengan cream yang mengalir dari lubang faraj makcik. Makin lama, air mazi makcik semakin meleleh dan jatuh di atas lidah saya. Ianya tidak berbau tapi terasa sedikit masin, macam masin mentega pun ada.
Tak dapat saya ceritakan betapa hebatnya respon pantat makcik 36 tahun ini. Dengan goyangan pinggul dan hayunan ke depan dan ke belakang macam penari dangdut tengah naik syeh, makcik seolah-olah mahu menghisap lidah saya dengan bibir pantatnya. Dan semakin lama, semakin rakus menggelek bontotnya. Untuk tidak menghampakan kemahuan makcik, saya masukkan lidah saya ke lubang farajnya sedalam-dalam yang mungkin. Hampir seluruh lidah saya meneroka lubang yang basah kuyup itu. Saya ngangakan mulut saya dan menempatkan bibir saya dicelah bibir faraj makcik. Seolah-olah kami berkucupan tapi seorang mengguna bibir yang lain.
“Hmmmhh ooooh…”. Makcik meraung kecil dan mungkin dia klimaks bila seluruh lidah saya menjolok ke dalam lubang faraj kerana sejurus itu makcik meminta saya memantatnya dengan batang zakar saya yang sudah 200% keras.
Dengan suara terketar-ketar menahan birahi,
“Lan, makcik nak rasa zakar kau sekarang.., tolong Lan.. makcik dah tak tahan ni… cepat sikit Lan.”
Menandakan nafsunya sudah meluap-luap. Seperti menerima arahan ketua, saya pun tidak membantah dan terus berdiri dengan perlahan,sambil zakar saya menyapu bahagian dalam kaki dan paha Makcik. Dia mencapai tangannya ke belakang dan menarik rambut saya dengan agak kasar supaya cepat berdiri. Apabila batang zakar 8 inci saya singgah di celah kangkangnya makcik cepat-cepat mengepitnya dengan menyilang kakinya. Ketika itu saya rasa seolah zakar saya sudah melekat dan jadi sebahagian tubuh makcik. Nasib baik ketinggian Makcik yang hanya dua inci lebih rendah dari saya. Kalau tidak, teruk juga saya kena membongkok macam ahli gusti.
Dengan kakinya yang bersilang dan mengepit kuat batang saya, makcik menghenjut ke depan belakang dan saya turut terhoyong hayang dikerjakan nafsu buas makcik yang macam perempuan kerasukan lagaknya. Saya dapat rasakan jari-jemari makcik meramas-ramas kepala zakar saya dan mengenggamnya sambil batang zakar saya membelah bibir farajnya.
Kami berdua sama-sama menghayunkan pinggang dengan satu tempo dan air mazi makcik yang mereneh berdecit-decit mengeluarkan bunyi yang lucah setiap kali kami mengenjut. Oleh kerana makcik menonggeng dengan kakinya terjengket, kemaluan kami adalah pada paras yang sama dan memudahkan saya menyorong batang saya ke depan dan belakang. Tapi makcik masih tidak mahu melepaskan grip pada batang saya. Saya dapat merasakan bibir faraj makcik seolah menjilat-jilat bahagian tengah batang saya. Mungkin makcik sengaja mengepit kuat, supaya saya tidak pancut lebih dahulu.Tapi lutut saya sudah semakin longgar kerana lama dalam posisi itu dan hayunan saya sudah mula goyah. Makcik menyedarinya lalu dia melepaskan batang saya yang seperti spring keluar dari cengkaman pantat makcik. Kini zakar saya berlabuh di celah punggung makcik dan berlomoran air mazi makcik.
“Okay Lan…, sekarang Lan boleh masukkan”, sambil kata begitu makcik melangkau kaki kanannya ke atas dan merehatkan lututnya atas sink.
Zakar saya hampir memuntahkan pelurunya melihat aksi lucah makcik saya yang mencelapak sink meminta dijimak oleh anak tirinya. Lubang pantat makcik terbuka luas, tanpa segan silu menunggu saya untuk memantatnya seperti. Apalagi, saya pun terus menujah batang saya ke arah lubang itu. Namun mungkin kerana posisi kami yang janggal, kepala zakar saya menyentuh lubang faraj dan dubur makcik bergilir-gilir.
Saya mengasah batang saya di kedua-dua lubang tersebut dengan hanya suara makcik merengek-rengek ooohhh dan mmmhhhh menahan sedap yang teramat. Saya lihat bulu tangan makcik meremang dan bintik halus pada bahu, lengan dan bontot makcik. Saya menyangka Makcik akan klimaks. Jadi saya pun terus mengasak ke lubang gol sampai rapat dua biji bola saya pada pantat makcik tapi makcik menolak badan saya ke belakang. Sambil tercungap-cungap berkata,
“Lan belum lagi…buat macam tadi tu…”
Saya pun menarik keluar zakar saya yang basah kuyup dan mengeselnya pada celah punggung Makcik seperti mengesel biola. Bunyi-bunyi lucah yang keluar dari celah kangkang Makcik kedengaran lebih merdu dari gesekan biola Vanessa May.
Entah macam mana sewaktu saya mahu merapatkan kepala butuh saya dengan kelentit makcik, ia tergelincir dan menyentuh tepat pada lubang dubur makcik. Kebetulan makcik sedang mengenjut punggungnya ke belakang dan entah macam mana saya pula menujah ke depan. Tanpa dapat kami elakkan kepala butuh saya terjerlus ke dalam lubang dubur makcik.
Kami sama-sama terdiam seketika. Kejadian yang tidak diduga akan berlaku ini membuat kami cuba memikirkan tindakan seterusnya. Saya mula sedar yang makcik menguncup lubang duburnya dengan agak kuat seolah sengaja mahu merasakan kapala zakar saya dalam duburnya. Setiap kali saya cuba menarik keluar Makcik mengemut kuat dan saya rasa suatu kelazatan yang tak pernah saya alami pada batang zakar saya. Kini makcik mula menyorong bontotnya ke arah saya dan 3 inci zakar saya tenggelam dalam lubang itu. Saya merasa confuse kerana antara perasaan bersalah dan sedap meliwat makcik. Tapi yang hairannya, makcik langsung tidak membantah. Malah makcik terus membiarkan batang saya menjolok perlahan-lahan ke dalam lubang larangan itu.
Kami sama-sama memulakan tempo baru. Kali ini dengan penuh sedar bahawa konek saya sedang menujah lubang larangan. Makcik terus menggalakkan perlakuan saya sambil mengusap-usap buah dadanya dan menggentel puting teteknya sendiri. Seolah-olah makcik khayal dalam dunianya sendiri tanpa membantah perlakuan anak tirinya yang separuh batang zakar tertanam dalam duburnya.
Tiba-tiba saya merasakan satu nikmat yang tak dapat saya gambarkan apabila liang dubur makcik seperti memerah batang saya dengan kemutan yang bertubi-tubi. Kedengaran suara makcik seolah meneran dan tertahan-tahan dan nafasnya tercungap-cungap mhhmm…mhhmmhh.
“Hayati…”, oops saya terlanjur menyebut namanya.
“Hayati… I’m cumming…oooooooh”.
Makcik @ Hayati melepaskan gripnya dan saya memuntahkan air mani panas yang cukup banyak ke dalam lubang dubur makcik. Membuat dia tersentak menerima pancutan kuat yang membanjiri duburnya. Setiap pancutan saya disambut dengan kemutan liang duburnya. Namun hanya separuh batang zakar saya yang tenggelam di dalamnya. Pada waktu yang sama saya meraba faraj makcik tapi mendapati jari-jarinya mendahului saya dan rakus menjolok lubang faraj ketika batang saya dalam duburnya. Makcik menghampiri klimaks dan terus menolak bontotnya ke belakang untuk memasukkan batang zakar saya sebelum ianya lembik. Saya merasakan otot dalam tubuh makcik seolah-olah memerah keluar setiap titik air mani saya yang masih bertakung di salurannya. Ketika nafsu kami memuncak, makcik melayan saya sebegitu rakus seolah dia bukan lagi ibu tiri dan saya bukanlah anak suaminya. Kerana nafsu birahinya yang tak terbendung, saya telah memantat wanita yang masih menjadi isteri kepada ayah saya.
Zakar saya terus berendam dalam dubur makcik hampir lima minit dan selama itu saya dapat rasakan liang dubur makcik memijat-mijat batang saya dengan tanpa henti-henti. Kemutan yang saya rasakan sangat berlainan dari kemutan lubang faraj. Semakin lama, kemutan makcik semakin reda dan zakar saya yang separuh mencucuk bontotnya pun dah tiga-suku keras sahaja.
Saya mengusap tetek makcik dan merasakan putingnya masih tegang terpacak. Makcik mencapai tangan saya, membawa ke mukanya lalu menghisap jari tengah saya seolah-olah melakukan oral seks. Jilatan dan hisapan lidahnya begitu memberahikan sehinggakan konek saya kembali keras. Dari celah kangkangnya, makcik meraba telur zakar saya dengan agak kuat. Seolah-olah mahu memasukan telur saya ke dalam duburnya. Dengan jangkauan tangannya yang sampai ke buntut saya, makcik menarik tubuh saya untuk merapatkan lagi batang yang kini sudah tiga- suku di dalam duburnya. Bagaimanapun, hanya setakat itu saja yang dapat saya masukkan. Dan saya menonggang makcik seperti kuda jantan. Kali ini lebih mudah kerana tusukan saya dibantu pelincir yang begitu banyak. Phflopp.. phlapp.. phlopp.. phlapp.. bunyi lucah dari lubang dubur makcik membanjiri ruang dapur yang agak kecil itu.
“Ooohhh ooooh… “. Makcik mengaduh setiap kali batang saya menjoloknya.
Hampir lima minit berlalu sebelum makcik mencapai klimaksnya yang kedua dengan suatu jeritan yang agak kuat.
“Arghh… arghhh… mmmmhhh…”.
Bunyi suaranya nyaring bergema sampai ke ruang tamu. Saya khuatir jeritan makcik dapat didengari jiran-jiran sebelah kerana suasana malam yang agak bening. Namun, makcik seperti tidak mempedulikan. Mungkin terlalu sedap klimaks yang dialaminya. Setelah makcik klimaks dengan kemutan yang kuat, saya menarik keluar batang saya dengan satu bunyi letupan PLOPP !!! Yang membuat makcik ketawa kecil. Malu ada, kelakar pun ada. Saya lihat lubang bontot makcik melopong kerana lama disumbat. Inilah pertama kali saya memantat dubur seorang wanita. Dan sampai kini, bila setiap kali saya teringatkan pemandangan lubang dubur makcik yang melopong itu selalu membuat saya gian untuk memantat mak tiri saya itu….
Sebentar kemudian air mani saya meleleh keluar dan makcik sudah mula berdiri. Makcik memberikan saya satu ciuman French Kiss yang panas seolah mengucapkan terima kasih kepada saya. Lidahnya mencari lidah saya dan menyonyot lama. Lidah kami saling bertukar masuk dan setelah puas mencium, makcik melepaskan saya dan membongkok untuk mengambil kain batik di lantai. Sekali lagi saya lihat air mani saya keluar dari duburnya dan meleleh dari paha sampai ke belakang lututnya. Makcik menyapu air mani saya yang bercampur dengan air maninya dengan kain tersebut. Dia memberi satu lagi ciuman pada pipi saya sebelum beredar ke bilik air. Langkah makcik begitu seksi sekali dan saya tidak melepaskan peluang memerhatikan gegaran bontotnya yang seperti agar-agar, terhayun kiri kanan.
Saya berehat seketika di sink sambil menghisap rokok. Ternyata memantat makcik memerlukan tenaga yang cukup banyak kerana saya rasa begitu letih sekali. Melalui tingkap dapur saya dapat melihat seorang wanita memerhatikan saya dari apartmentnya. Oleh kerana jarak antara setiap apartmen tak sampai 10 meter saya dapat lihat jelas wajah wanita tersebut yang tersenyum simpul. Mungkin dia tersenyum melihat keadaan saya yang tak berbaju walaupun dia tak mungkin nampak tubuh saya di bahagian bawah pusat. Saya mengangkat tangan dan memberinya senyuman sebelum dia menoleh dan masuk ke dalam apartmentnya. Saya tak pernah lihat wanita itu sebelum ini.
1K notes · View notes
boystellaa · 4 months ago
Text
Tumblr media
Main dgn mel
Benda ni berlaku pada tahun 2010, masa tu aku baru berumur 21 tahun. Aku belajar kat salah sebuah kolej komuniti segamat. Aku ni tak la handsome sangat. Ada yang kata kurus sangat tapi boleh lah.
Masa kat kolej, aku ada minat sorang awek ni, nama dia malinda nur hidayah, aku panggil dia mel jer. Dia sama course dengan aku, .Dia ni chubby sikit lah. Kulit putih melepak, macam ah moi sikit. Tetek dia pula tak besar dan tak pula kecik, 32B.
Satu hari tuh aku duduk sebelah dia dan cuba berbual. Dia pun layan aku. Aku ajak dia keluar pergi jalan2. Weekend tu kitaorang pun pergi keluar jalan2. , Lepas tu pergi tengok wayang. Dalam panggung tu aku try pegang tangan dia, dia bagi. Masa tu aku dah stim dah. Lepas tu 3-4 kali kitaorang pun keluar, masih ‘stage’ pegang tangan lagi.
Dah sebulan macam tuh lah. Aku ajak dia pergi muar,Masa tuh dalam kereta aku try raba tetek dia. Mula-mula dia tak bagi tapi lepas try 2-3 kali dapatlah aku meramas, Puting dia warna cokelat dan taklah besar sangat. Lepas tu aku suruh dia pegang konek aku. Dia macam pandai aje. Lalu aku pun terus suruh dia bagi aku blowjob. Tak sampai seminit aku dah terpancut dalam mulut dia.
Satu hari aku ajak dia pergi PD. Aku book bilik kat ming court. Sampai aje kat bilik, kitaorang pun terus beromen. Cium, gigit, hisap konek, jilat pantat semuanya ada. Aku siap “cum” sekali. Tapi sebab masih berasmara konek ku jadi keras balik. Pantat mel sudah sangatlah basah. Tiba-tiba aku meletakkan kepala konek ku di bibir pantatnya. Kami sama-sama terdiam. aku tanya “boleh tak?” Dia mengangguk.
Maka dengan perlahan lahan aku memasukkan konek ku ke dalam pantatnya. Dia megerang kesakitan. Konek ku juga terasa sakit kerana lubangnya terlalu ketat, maklumlah masih darakan. Setelah mencuba dengan payahnya, aku dapat juga memasukkan keseluruhan batangku ke dalam pantatnya. Semasa ku menarik konek ku keluar, terdapat kesan darah di sepanjang batangku. Kami cuma dapat berlayar beberapa mint sahaja kerana dia merasai kesakitan. Untuk melepaskan syahwat, aku pun melancap dan pancutkan ke atas mukanya.
Seminggu lepas tu kami main lagi. Kali ni di rumah sewa member aku. Setelah seminggu aku practice dengan memasukkan jari ku ke dalam pantatnya, kali ni barulah sangatlah seronok rasanya. Kami bermula pada pukul 9.40 malam, baring atas kalit sambil berciuman. Tangan kami berada di merata tempat. Tangan ku meramas teteknya. Jariku menjolok pukinya sambil dia pula meramas konek ku.
Lepas tu kami pun buka baju dan membuat posisi 69. Seluruh teteknya ku berikan lovebite, dan mel pula menyuruh ku pancut ke dalam mulutnya. Selepas mengeraskan balik konek ku, kami pun mula ‘berlayar’ dan kali ni aku terpancut pula ke dalam pantatnya…!
61 notes · View notes
fitryharahap · 2 months ago
Text
Tenteram Tidak Butuh Saksi
Tenteram bukan perkara angin sepoi, bukan pula gemuruh doa yang memohon tenang. Ia tumbuh di antara retak-retak dinding, dalam kesunyian yang tak memerlukan penjelasan.
Orang-orang mencari damai di ladang ilusi, di kasur empuk, di genggaman jemari yang hangat, padahal tenteram lebih akrab dengan yang tak terucap, lebih karib dengan mereka yang tidak menuntut apa-apa.
Ia bersemayam di dada seorang pengelana, yang tahu bahwa rumah bukanlah tembok, melainkan langkah yang tak lagi ragu. Ia lahir dalam hati yang berdamai dengan luka, bukan yang sibuk membalutnya agar tak tampak.
Tenteram tidak mencari panggung, ia tidak butuh tepuk tangan atau lampu sorot. Ia datang saat kau berhenti mengeja namamu sendiri di bibir orang-orang yang hanya mengucapkannya setengah hati.
Ia tidak memanggilmu dengan bisikan manis, kadang ia datang dalam suara kerikil di sandal, dalam percakapan sendirian di dini hari, atau dalam kesadaran bahwa dunia tak harus mengerti siapa dirimu.
Ia hadir di sela waktu yang tak kau bagi, di kesendirian yang tidak terasa sepi.
Tenteram itu duduk di warung kecil, menyeruput kopi tanpa nama, menatap hujan tanpa menunggu reda, sebab tidak ada yang perlu dikejar, tidak ada yang harus dimenangkan.
Ia tidak memohon dicintai, tidak merayu nasib agar lebih murah hati. Ia hanya menunggu kau lelah berlari, lalu menghamparkan dirinya di langkah yang berhenti.
23 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months ago
Text
katanya, Kekuasaan-Nya.
Tumblr media
Faza, ucapmu yang pertama di panggung ini, meneduhkanku,
Satu, aku ingin mengupayakan program hafalan. mereka harus terikat dengan quran. Dua, beradanya kita disini, memantik untuk banyak menyaksikan kekuasaan Allah.
Fazaaa, terimakasih sudah mencipta tenang.
Kata guruku di salah satu bukunya, ada warisan yang lebih penting daripada harta, namanya kebesaran. Mimpi besar nan luhur.
Za, tancapkan mimpi besar itu di depan mata ya, jangan digeser. jangan dilupakan. jangan digadaikan. jangan terjual sebab warna-warni sekitar.
Setiap nyawa yang bersepakat bersama menapaki jalan ini, tanggung jawab kita. Padamu, kulihat mimpi besar itu bisa tertancap dalam di setiap hati mereka. kulihat kemenangan itu semakin dekat.
Selamat membersamai nahkoda, kamu ribuan kali lebih baik dan lebih hebat. Dua tahun lalu, aku butuh berbulan-bulan untuk memasang wajah sebahagia kamu. Tahun lalu, tentu lebih baik, namun beliau juga kesulitan menata wajah. butuh satu hari menghilang untuk menerima nyata.
Namun kamu, sejak hari pertama. sudah Allah teguhkan. sejak malam itu memikul amanah. Cahayamu sudah kemana-mana. ketulusanmu memulangkan teman-teman ke rumahnya, mengatur anggota keluarga esok harinya, merangkai manis pada si sepuh yang meninggalkan rumah duluan,
Aih, cahayanya sejuk sekali, Faza!
Semoga Allah berkahi tulusnya selalu. Bahwa kemurnian itu bila diterima, ledakannya akan luar biasa, Za. Jagalah.
Then as we know, ini tak akan lama. Masa paling indah dan era diajarkannya banyak rasa oleh Tuhan kita itu, tak akan terasa. Bila kelak kamu sudah di penghujung dan kesulitan melepas kasih, baru lah sini datang padaku, haha. kita adu nasib.
ومن كان يريد العزة، فلله العزة جميعا
Tentu esok akan banyak tanya di kepala, dan tentu tetap bukan pada kami solusinya. Tentu esok mawar putih kita akan tampak layu dan kala waktu wanginya tak semerbak, namun tentu masih bukan pada kami, sumber mekarnya.
Kamu selalu tahu Faza, harus kemana mencari kemuliaan itu. Sering-sering mintakan pada Dia saja ya. Sebut satu-satu, satu per satu nama mereka. Hadirkan eloknya paras perhiasan dunia itu dalam lirihanmu.
Semoga Faza tidak menuntutku di hidup yang selanjutnya. Kemarin aku sudah tuntut orang-orang untuk menemani langkahmu, kan? itu terhitung penunaian amanah ya zaaa.
Semoga Allah beri taufik kamu pada tiap persimpangan, hingga diizinkannya lahir presiden indonesia dari sana.
Sayang ci Faza sampai syurga, si kecil, yang halus, yang cahayanya luar biasa.
------------------
maap ci, baru sadar ini tenggelam di draft dan belum ku upload. dirangkainya kala malam sakral itu dan taunya malam ini tiba-tiba teringat kamu.
Ya meski tentu pada hari ini, kelihaianmu sudah makin jelas tergambar dimana-mana. Tentu sekarang kenikmatan diajarkan Allah sudah banyak mulai kamu rasakan. Gejolak membersamai sebaik-baik ciptaan, pasti mulai rangkai-merangkai jejak di hatimu.
Nikmati ya za, raup hikmah sebanyak mungkin. Kalo katamu sih, mempersaksi kekuasaan Allah yang menjadi nyata ya?
nah~
6 notes · View notes
jenteranews · 12 days ago
Text
Api Lahap Rumah di Waluran, Nenek Lansia Meninggal Dunia
JENTERANEWS.com – Suasana duka menyelimuti Kampung Bojong Lame, Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi. Seorang nenek berusia 80 tahun, Karsiah, ditemukan tewas mengenaskan setelah rumah panggung miliknya ludes dilalap api pada Jumat malam (4/4/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. Kobaran api yang diduga berasal dari obat nyamuk bakar itu dengan cepat membesar dan melahap rumah…
0 notes
eka-satya · 9 months ago
Text
Rumah Kayu Limasan | Rumah Bahan
Selamat pagi rekan rekan FBCO Flooring Decking BaliSemoga tetap sehat selalu dan selamat beraktifitas Rumah Kayu Limasan | Rumah BahanKeperluan akan bahan baku kayu jati bekas untuk project project rumah kayu kami, adalah suatu keharusan menimbang rumah kayu yang akan kami bangun, terutama rumah kayu yang bekas juga, maka ini sangatlah penting untuk mengganti bagian rumah kayu yang rusak.…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
hargarumahkayu · 1 year ago
Text
Tumblr media
Rumah Limas 48 Meter – Harga Nego
Ukuran 6 X 8 Meter
Luas Bangunan 48 M2 (Meter Persegi)
Bahan Kayu Meranti Merah dan Kayu Seru
Cocok difungsikan Sebagai Rumah Hunian
Tiang Kayu Tembesu (Anti Rayap & Air)
Bentuk dan Ukuran bisa Custom
Free Biaya Pengiriman dan Pemasangan
Harga Kompetitif (Bisa Nego)
RUMAH – LIMAS PANGGUNG
Rumah Limas Panggung minimalis dibuat dengan menggunakan bahan kayu Meranti Merah dan Kayu Seru. Bahan kayu tersebut berkombinasi dan dirakit menjadi komponen-komponen penting, yakni :
Kayu Meranti Merah, Untuk komponen: • Dinding, • Plafon (Bisa Plafon PVC), • Daun Pintu, • Jendela, • Renda Pagar, • Railling Tangga.
Kayu Seru (Kayu Puspa), Untuk komponen: • Lantai, • Gelagar Utama, Gelagar Bantu, • Tiang Penyangga, Tiang Rumah, Tiang Atap, • Kusen, Kasau (Usuk), Reng, • List Plang.
Kaca bening atau riben (6 mili), Set Kunci, Grendel dan Engsel Kualitas Standar Menengah. Atap Rumah Menggunakan Genteng Metal / Multyroof (Seng Baja Pasir Warna). Finishing dengan Politur Mowilex Woodstain Water Based. Proses Pembuatan (Fabrikasi): 5 Minggu.
Harga Sudah Termasuk :
Dokumen Perjalanan, Biaya Pengiriman (Ongkir) dan Pemasangan di Lokasi Pembeli. Jadi, Anda tidak perlu memikirkan biaya pengiriman dan pemasangannya. Anda tinggal terima kunci saja.
Ketentuan :
IMB (Bila diperlukan), Fondasi / Material beton (Semen, Batu, Pasir, Besi), Instalasi Kamar Mandi, WC, Pengadaan air bersih, Instalasi Listrik dan Perlengkapannya dipersiapkan oleh pembeli.
1 note · View note
agitoyacobsonsitepu · 24 days ago
Text
Penyair
Jika tak ada mesin ketik, aku akan menulis dengan tangan; Jika tak ada tinta hitam, aku akan menulis dengan arang;
Jika tak ada kertas, aku akan menulis di dinding; Jika menulis dilarang, aku akan menulis dengan pemberontakan dan tetes darah!
Puisi Penyair karya Widji Thukul
Tumblr media
Teman-teman, apakah kalian tahu bahwa seni dapat menjadi tombak pemberontakan di tengah peliknya situasi di dalam negeri akibat para oligarki, yang baru saja mencanangkan kebijakan penuh ambisi, demi meloloskan dwifungsi ABRI? Kebijakan semena-mena yang dilakukan oleh pemerintah tentu tak boleh luput dari awasan masyarakat di dalam negeri. Musabab, kebijakan yang sekiranya tak masuk akal, barangkali merupakan siasat dari para tikus yang sukanya memberangus. Satu hal yang pasti, karya seni merupakan salah satu wujud ekspresi dalam melawan ketidakadilan, yang dalangnya siapa lagi, kalau bukan para keparat yang sedang asyik mengangkang di atas tumpukan penderitaan rakyat marjinal. Perlu kita tahu, di tahun 1998, pemerintah cemas dan takut terhadap aktivitas yang dilakukan segenap mahasiswa yang berasal dari fakultas seni dan sastra. Mereka mengirim intel-intel bergaji kecil untuk menyusup di panggung teater yang menjadi tempat untuk mempertontonkan banyak mahakarya, termasuk pembacaan puisi, drama, lukisan, dan lagu. Tetapi, satu hal yang perlu mereka awasi. Lewat karya seni inilah, para mahasiswa dan aktivis mengkritik habis para bengis, yang kerap menyesakkan dada rakyat kecil lewat kebijakan yang sadis. Kritik yang dibungkus lewat seni ini adalah bentuk kepedulian terdalam dan respon atas rezim yang zalim, yang sudah pasti diisi oleh orang-orang bangsat.
Negeri ini mendekati akhir. Bukannya pesimis, tetapi lihatlah orang-orang di atas kursi pemerintahan yang saling menyetir satu sama lain. Saya harap kalian masih ingat lukisan Yos Suprapto yang dibredel dengan dalih mengandung gambar sensual, lagu dari band Sukatani yang liriknya berisi kritik pedas dan realita yang sebenarnya terjadi, malah diintimidasi hingga disuruh klarifikasi. Semuanya bergerak dari perintah paling atas menuju antek-antek yang ada di bawah, demi melanggengkan yang namanya kepentingan. Kebebasan bersuara tak lagi sama, malahan makin mirip dengan masa Orba. Yap, kamu benar. Semuanya demi kepentingan segelintir orang, bukan publik secara menyeluruh. Slogan "suara rakyat adalah suara Tuhan" nyaris tak berlaku di negeri yang dipimpin oleh seorang tirani. Sungguh, hanya ajal yang dapat membuat mereka sadar. Namun, satu hal yang pasti, perjuangan tak mengenal kata lelah, perjuangan tak mengenal gender, perjuangan berpihak kepada siapa saja yang menaruh harapan atas nama keadilan, perjuangan-perjuangan akan terus lahir. Satu dibabat habis, sepuluh tumbuh melahirkan para humanis. Salah satunya adalah aktivis hak asasi, yakni Widji Thukul, yang berhasil memporak-porandakan rezim sadis dengan kata-katanya yang puitis.
Puisiku bukan puisi, tetapi kata-kata gelap yang berkeringat dan berdesakan mencari jalan. Ia tak mati-mati, meski bola mataku harus diganti. -Widji Thukul
Tumblr media
Widji Thukul lahir pada tanggal 23 Agustus 1963. Ia berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya bekerja sebagai tukang becak, dan ibunya bekerja menjajakan ayam bumbu dari rumah ke rumah. Kehidupan mereka sehari-hari di pinggiran kota Solo bisa dikatakan jauh dari kata cukup. Sejak SD, Widji Thukul sudah menunjukkan keseriusannya dalam dunia sastra. Ia kerap membuat puisi dan sering tampil dalam kegiatan pentas seni, seperti teater. Setelah lulus dari SD, ia melanjutkan pendidikannya di SMP Karawitan, jurusan Seni dan Tari. Kecintaannya pada sastra, seni, dan bahasa membuatnya cocok di jurusan ini. Di sini pula ia bergabung dengan komunitas teater Jagat, yang membuatnya sering tampil ke sana kemari, keluar masuk desa. Selain itu, sembari menekuni pendidikannya, Widji juga ikut membantu perekonomian keluarganya dengan bekerja sebagai penjual koran dan mainan. Kehidupan yang keras ini membentuk kepribadian Widji Thukul yang teguh dan enggan menyerah. Lambat laun, Widji semakin dewasa. Ia putus sekolah karena perekonomian keluarga yang kian terjepit, mengharuskannya sebagai anak sulung untuk mengalah agar adik-adiknya dapat melanjutkan pendidikan. Ia tumbuh menjadi sosok yang pemberani, hal itu tampak dalam karya-karya satirnya yang lama kelamaan justru ditujukan kepada pemerintah yang otoriter. Ia terkenal dengan puisinya yang bernada sarkasme, yang membuat telinga pemerintah korup sedikit gatal. Saat itu, ia mulai aktif membela masyarakat kelas bawah yang sering menjadi sasaran penindasan oleh kaum cukong. Pada bulan Oktober 1989, Widji menikah dengan seorang perempuan bernama Siti yang bekerja sebagai buruh. Widji dan Siti dikaruniai dua orang anak, yakni Fitri dan Fajar. Meskipun sudah berkeluarga, Widji tetap aktif menulis dan mengasah kemampuannya dalam bidang sastra. Lewat karya-karyanya, banyak orang yang kian tersadarkan dan bangkit untuk melawan rezim yang otoriter. Di tahun-tahun berikutnya, nama Widji Thukul semakin sering terdengar. Musabab, ia sering tampil dalam demonstrasi yang dilakukan oleh para buruh.
Sembari melakukan demonstrasi, Widji juga sering tampil dalam pembacaan puisi yang diadakan di Balai Desa. Puisi pertama yang membuatnya masuk daftar orang yang dianggap mengganggu oleh para aparat adalah berjudul Kemerdekaan. Widji pun sadar, setiap aksi demonstrasi atau pembacaan puisi yang ia lakukan, pasti ada satu-dua intel yang mengikuti ke mana pun ia pergi. Namun, ia tak gentar. Justru, ia semakin terbakar untuk menulis banyak puisi berisi kritik satir nan pedas yang kali ini tidak hanya ditujukan kepada pemerintah, tetapi juga kepada para aparat. Karir aktivisme Widji semakin gemilang. Ia mendirikan sebuah organisasi jaringan kerja kebudayaan rakyat (JAKER). Lewat JAKER inilah, ia mengumpulkan segenap orang yang tertarik dalam bidang seni dan sastra untuk mengkritik pemerintah Orde Baru yang kian menggerus rakyat kelas bawah. Sejauh yang saya baca, Widji juga turut berperan dalam mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD), di mana aktivis seperti Nezar Patria dan Budiman Sudjatmiko juga turut memiliki andil. Apakah kalian tahu bahwa lewat PRD lah Widji dan segenap aktivis mengkritik dwifungsi ABRI yang dilanggengkan di masa Orde Baru?
Sepak terjang Widji Thukul di dunia aktivisme tidak berjalan mulus. Langkahnya yang kian besar membuatnya mendapat ancaman pembunuhan, penculikan, dan berbagai tindakan represi lainnya. Karier aktivisme yang ia jalani bahkan membuatnya harus merelakan penglihatan di mata kanannya akibat hantaman aparat. Saat itu, Widji dituduh sebagai dalang di balik aksi demonstrasi buruh PT. Sritex di Sukoharjo, yang membuatnya dihajar habis-habisan. Hari-hari berlalu, keberadaan Partai Rakyat Demokratik (PRD) — tempat Widji dan para aktivis bernaung — semakin dianggap sebagai ancaman besar oleh pemerintah. Mau tak mau, partai ini harus segera diberangus. Aparat pun mulai mengantongi daftar nama orang-orang yang harus "diamankan": mulai dari pengusaha, mahasiswa, pelajar, hingga para aktivis. Salah satu nama paling menonjol di daftar itu adalah Widji Thukul. Widji dianggap sebagai ancaman serius. Karya-karyanya yang penuh amarah dan sindiran tajam dinilai berbahaya, karena cepat atau lambat, puisinya bisa memicu rakyat turun ke jalan. Momen yang paling mencengangkan adalah ketika para jenderal di televisi secara terang-terangan menyebut Widji Thukul sebagai pemberontak yang harus dibunuh. Namun, Widji tidak gentar. Alih-alih takut, ia justru membalas pernyataan itu dengan sebuah puisi berjudul "Para Jenderal Marah-Marah" — sebuah sindiran pedas yang menelanjangi kemarahan penguasa.
"Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif, dan mengganggu keamanan. Maka hanya ada satu kata: LAWAN! " - Widji Thukul
Pada tahun 1996, aparat mulai melakukan pengejaran besar-besaran terhadap sejumlah aktivis, termasuk Widji Thukul. Widji pun terpaksa melarikan diri ke berbagai tempat. Salah satu tempat persembunyiannya adalah Pontianak, di mana ia ditolong dan disembunyikan oleh seorang kawannya, yakni Martin. Meski dalam pelarian, Widji tetap menulis puisi-puisi pro-demokrasi sambil terus mengawasi keadaan di sekelilingnya. Rasa rindunya pada keluarga begitu besar. Ia sempat kembali ke Solo secara diam-diam untuk menemui istri dan anak-anaknya, meski hanya sebentar. Namun, ancaman semakin ketat. Widji harus kembali melarikan diri. Pada tahun 1997, ia sekali lagi berhasil menemui keluarganya di Solo. Itu menjadi momen terakhir kalinya ia terlihat oleh orang-orang terdekat. Saat itu, gelombang demonstrasi besar-besaran mulai pecah di berbagai kota. Aparat makin gencar menangkapi para aktivis yang dianggap punya peran penting dalam gerakan massa. Puncaknya terjadi pada Mei 1998, saat rakyat dari berbagai kalangan turun ke jalan menuntut Soeharto untuk lepas dari jabatannya. Setelah peristiwa bersejarah ini, kabar Widji Thukul pun hilang. Ia lenyap tanpa jejak — menghilang begitu saja, tenggelam dalam ketidakpastian. THUKUL, PULANGLAH!
"Apa guna punya ilmu tinggi, kalau hanya untuk mengibuli. Apa guna banyak baca buku, kalau mulut kau bungkam melulu." -Widji Thukul 1998
Lewat karya sastra, pemerintah otoriter pun dapat terkencing-kencing. Kekuatan kata-kata yang ditulis dengan penuh keberanian mampu merobek tirani yang seolah tak tergoyahkan. Seperti halnya yang dilakukan oleh Widji Thukul, yang melalui puisi-puisi tajam dan penuh amarah, ia berhasil menelanjangi kebusukan rezim yang kala itu mengerahkan segala daya untuk menindas rakyat. Di tengah kekangan dan ancaman, karya-karya sastra menjadi senjata yang lebih ampuh daripada apapun. Tak hanya menyentuh hati, tetapi juga menyadarkan dan membangkitkan semangat perlawanan. Melalui kata-kata, para penguasa yang biasanya berkedok kuat, menjadi terlihat rapuh dan ketakutan. Pada akhirnya, meskipun mereka berusaha menutup suara-suara ini dengan segala cara, sejarah akan tetap mencatat bahwa seni dan sastra adalah pembelaan tertinggi terhadap hak-hak manusia, yang tak akan pernah bisa dibungkam oleh tangan-tangan zalim. HIDUP RAKYAT YANG MELAWAN!
youtube
Teman-teman, apabila salah satu di antara kalian ingin membaca karya-karya dari Widji Thukul, silakan klik di sini
2 notes · View notes
Text
Pemasangan Rumah Panggung Di Serang Banten
0 notes