#Relokasi Warga
Explore tagged Tumblr posts
Text
Desa Kuala Karang Terdampak Abrasi Pantai: Apakah Pemerintah Akan Bertindak?
Desa Kuala Karang Terdampak Abrasi Pantai: Apakah Pemerintah Akan Bertindak? KANTOR-BERITA.COM, KUBU RAYA|| Kecamatan Teluk Pakedai, salah satu dari sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, menghadapi tantangan besar akibat abrasi pantai. Desa Kuala Karang, yang terletak di bibir pantai laut lepas, adalah salah satu desa yang terdampak parah dari fenomena tersebut.…
#Abrasi Pantai#Bencana Abrasi Pantai#Dampak Abrasi Pantai#Desa Kuala Karang#Kalimantan Barat#Kerusakan Infrastruktur#Kubu Raya#Kunjungan Media#Penanganan Abrasi#Penanganan Abrasi Pantai#Relokasi Warga
0 notes
Text
Pos Satgas di Relokasi, Isak Tangis Warga Mausuane Pecah
Pos Satgas di Relokasi, Isak Tangis Warga Mausuane Pecah
Ambon – Atas dasar perintah dari Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Ruruh A. Setyawibawa, S.E., M.M. selaku Dankogarfung Maluku – Maluku Utara tentang relokasi Pos Ramil Mausuane, Satgas Yonarmed 1 Kostrad dibawah komando Dansatgas Letkol Arm Arief Budiman, S.Sos., M.M. segera menindaklanjuti perintah tersebut, salah satunya dengan melaksanakan kegiatan silaturahmi serta berpamitan kepada seluruh…
View On WordPress
0 notes
Text
BMKG Desak Pemda Cianjur Relokasi Pemukiman Warga Di Zona Sesar Cugenang
BMKG Desak Pemda Cianjur Relokasi Pemukiman Warga Di Zona Sesar Cugenang
BNews–NASIONAL-– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendesak pemerintah daerah Cianjur untuk segera merelokasi pemukiman warga di sepanjang zona patahan atau Sesar Cugenang. Pasalnya, area seluas kurang lebih 9 kilometer tersebut dinyatakan sebagai zona berbahaya untuk dihuni. Hal tersebut terjadi karena rawan terjadi gempa bumi. “Pemicu gempa Cianjur Magnitudo 5.6 pada 21…
View On WordPress
#Berita Jateng#Berita Jogjakarta#Berita Magelang#Berita Nasional#Berita Viral#BMKG#BMKG Desak Pemda Cianjur Relokasi Pemukiman Warga Di Zona Sesar Cugenang#Borobudur News#Gempa Cianjur#Magelang
0 notes
Text
Jalan Tol (Essay)
Apakah jalan tol itu lambang pemerataan? Jawabannya tergantung siapa yang menjawab. Bagi negara, pembangunan infrastrukur yang masif adalah cara untuk melakukan pemerataan. Bagi sebagian kecil orang yang kritis, pengembangan manusia melalui pendidikan dan kesehatan adalah bagian dari pemerataan, dan itu lebih penting ketimbang pembangunan infrastrukur yang masif dan monumental.
Di dekat rumah saya, negara sedang membangun jalan tol baru untuk menghubungkan jabodetabek dalam satu lingkaran, tol JORR 2 namanya, sesuai namanya yang berakhiran 2, tentu ada yang pertama. Jalan tol JORR 1 memang sudah sangat sumpek dengan tumpukan mobil pribadi, bus, dan truk. Mungkin, maksud dari negara membangun tol JORR 2 untuk mengurai kemacetan yang terdapat di tol JORR 1.
Saya punya cerita yang unik tentang pembangunan tol tersebut. Ruas tol yang berada dekat dengan rumah saya itu agak sedikit problematik pembangunannya, kenapa problematik? Karena pembangunan tol akan menggusur sebuah komplek pemakaman yang sangat dicintai oleh warga sekitar. Warga sekitar menolak relokasi komplek pemakaman dikarenakan di sana terdapat makam para sepuh yang sangat mereka hormati. Hasilnya, penolakan keras terjadi oleh warga terhadap pembangunan jalan tol baru itu. Alot sekali proses pembebasan lahannya, sampai-sampai pada masa penolakannya terdapat sejumlah spanduk-spanduk yang dibentangkan di jalan-jalan untuk menolak pembangunan jalan tol baru. Sampai pada akhirnya disepakati bahwa komplek pemakaman itu tidak akan digusur, komplek pemakaman akan tetap ada pada tempatnya dan tidak bergeser seinci pun, win-win solution tentunya.
Pembangunan dilanjutkan dengan membiarkan komplek pemakaman itu tetap ada di tengah-tengah jalan tol. Sungguh unik, kalau anda sempat atau suatu hari nanti akan melewati ruas tol itu ke arah Cileungsi dari arah Jakarta, anda akan melihat komplek pemakaman yang berada di tengah-tengah jalan tol. Saya tidak tahu di tempat lain apakah ada yang seperti itu atau tidak. Ini pertama kalinya saya melihat yang demikian. Agak ironis melihatnya, orang-orang yang telah mati itu berada di tengah-tengah keramaian laju kendaraan, laju modernitas. Bukankah kita semua selalu mengucapkan, ”beristirahatlah dalam damai” ketika ada seseorang yang pergi meninggalkan dunia ini? Hal itu nampak tidak berlaku untuk orang-orang yang telah mati di komplek pemakaman itu, orang-orang yang telah mati itu harus terhimpit oleh laju modernitas demi jargon pemerataan pembangunan.
Mengulang pertanyaan di kalimat pertama, paragraf pertama. Apakah benar bahwa pembangunan jalan tol atau pembangunan-pembangunan monumental lainnya sebagai lambang pemerataan? Atau malah sebuah lambang kemelaratan? Memang, pembangunan jalan tol dapat melancarkan alur distribusi barang, para produsen barang akan lebih cepat dalam mendistribusikan barangnya untuk konsumen, perputaran ekonomi negara akan berlangsung lancar dan menguntungkan. Tapi, apakah dengan begitu pemerataan akan terjadi? Saya rasa tidak. Siapa yang diuntungkan dari mudahnya distribusi barang tersebut? Tentu pengusaha dengan modal yang berlimpah. Semakin mudahnya alur distribusi barang, semakinya cepatnya distribusi barang, pengusahan akan semakin diuntungkan. Bagaimana dengan nasib buruhnya? Apakah dengan diuntungkannya perusahaan dengan hadirnya tol baru akan berdampak positif juga terhadap kehidupan buruhnya? Atau orang-orang yang terbuang karena tanahnya tergusur oleh pembangunan jalan tol tersebut? Pertanyaan yang mungkin jawabannya sudah kita ketahui semua.
Jalan tol, bagi mereka yang terbuang lantaran kena gusur adalah simbol keserakahan negara terhadap ruang hidup rakyatnya. Uang ganti yang selalu dimaknai ganti rugi, bukan ganti untung tidak memberikan kehidupan yang layak bagi mereka. Manusia-manusia yang terbuang menerima dengan pasrah tanahnya dirampas negara, demi kemajuan bangsa dan negara tanpa bisa melawan, melawan kekuatan modal. Jalan tol, bagi mereka yang berduit dan berkantong tebal adalah simbol kenyamanan, simbol pemerataan. Puji-pujian terhadap negara kerap dilontarkan dari mulut-mulut mereka, betapa mudah dan cepatnya hidup mereka sekarang dalam mengarungi lautan mobil di Jakarta, bayar mahal sedikit tidak masalah, karena buat manusia Jakarta cepat adalah segalanya, cepat adalah kemewahan, cepat adalah keuntungan. Makin cepat mereka melakukan mobilisasi, makin banyak materi yang mereka dapatkan. Tidak salah memang, tapi seperti yang Orwell bilang dalam novelnya yang berjudul The Road to Wigan Pier, “I felt that I had got to escape not merely from imperialism but from every form of man’s dominion over man. I wanted to submerge myself, to get right down among the oppressed, to be one of them and on their side against their tyrants.” Orwell seperti memberi pesan bahwa hidup adalah pilihan, pilihlah di mana anda akan berpihak. Berpihak pada mereka yang kalah, atau berpihak pada mereka yang menang.
Selayaknya semua warga negara, saya mendukung program pemerataan, saya tidak anti terhadap pembangunan dan pemerataan, saya ingin negara melakukan pemerataan yang berkeadilan bagi seluruh rakyatnya, tanpa satu rakyat pun yang tertinggal. Apakah sudah begitu layak infrastriktur pendidikan dan kesehatan kita sampai-sampai negara melupakan itu dan lebih memilih membangun proyek-proyek infrastruktur yang megah dan monumental? Apakah pengembangan manusia tidak menjadi prioritas negara? Saya rasa, negara yang adil dan makmur adalah negara yang mementingkan perkembangan manusianya, semua manusianya, semua rakyatnya, bukan hanya mementingkan segelintir orang saja. Bukankah sila kelima masih berbunyi, ”Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”? Belum berubah, kan, isinya? Apakah nasib orang-orang kalah tidak akan pernah berubah sampai mereka pergi dari dunia ini? Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, Orwell mengajak kita supaya memilih pihak mana yang akan kita pilih, memihak pada pemenang dalam hidup ini, atau memihak pada manusia-manusia yang kalah, yang terpojok di sudut kehidupan tanpa bisa berbuat apa-apa. Saya, mungkin, untuk saat ini akan berada dipihak yang Orwell pilih. Mudah-mudahan saya akan selalu seperti itu sebagai manusia. Masih yakinkah kalian pada jargon, “Indonesia emas 2045”? Silakan direnungkan.
2 notes
·
View notes
Link
RELOKASI menjadi opsi yang diajukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) terhadap masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, NTT. Hal itu disampaikan oleh Kepala BNPB Letjen TNI Dr.…
1 note
·
View note
Text
Cawalkot Bogor No Urut 3 Dedie A Rachim Akan Relokasi Warga Yang Tinggal Di Zona Rawan Bencana
RASIOO.id – Calon Wali Kota (Cawalkot) Kota Bogor nomor urut 3, Dedie A Rachim, mengungkapkan rencananya untuk melakukan relokasi penduduk di zona hitam Kota Bogor. Menurut Dedie, langkah ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi warga. “Ya, penetapan zona hitam itu kan sudah kita lakukan kurang lebih sejak 3-4 tahun yang lalu,” ujar Dedie A Rachim. Dedie Rachim…
0 notes
Text
BNPB Lakukan Mitigasi Bencana di Gorontalo, Bangun Kanal hingga Relokasi Warga
Nusatimes.id – Rapat koordinasi penanganan darurat bencana banjir, banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Provinsi Gorontalo berlangsung di Aula Rumah Dinas Gubernur Gorontalo. Selasa (16/7/2024). Rapat ini dihadiri oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Provinsi Gorontalo, Pemerintah Daerah, TNI/Polri, Forkopimda dan lembaga tekait lainnya. Dalam wawancaranya, Kepala…
0 notes
Text
TURISIAN.com - Kawasan wisata Puncak Bogor membara. Ratusan pedagang kaki lima (PKL) menolak penertiban yang dilakukan tim gabungan Pemda Kabupaten Bogor, Senin 24 Juni 2024. Puing-puing berserakan di sepanjang jalan Raya Puncak hingga di ujung Masjid At-Taun. Para PKL yang kiosnya di bongkar memilih membakar rongsokan di tepi jalan. Ruas jalan utama kawasan wisata ini sempat tersendat dan lumpuh akibat aksi demo pedagang PKL yang menolak relokasi ke Rest Area Gunung Mas. Namun, menjelang petang hari, lalu lintas Jalur Wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kembali lancar. BACA JUGA: Jalan-jalan ke Mini Mania Puncak Bogor, Serasa di Luar Negeri Lho “Sudah lancar, sudah selesai. Penutupan jalan sebentar saja, tetapi tidak bisa dialihkan,” ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor AKP Rizky di Cisarua, sore tadi. Pantauan Turisian.com, sejak pukul 07.15 WIB, sekelompok pedagang menutup jalan raya di depan Rest Area Gunung Mas untuk menyampaikan aspirasi mereka. Aksi ini membuat kendaraan dari kedua arah terhenti total. Meski demikian, lalu lintas kembali normal setelah dialog antara para pedagang dengan Penjabat Bupati Bogor Asmawa Tosepu dan intervensi dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). "Barusan lalu lintas sempat tersendat. Kini sudah normal, mungkin masih pelan-pelan karena barang-barangnya masih ada di situ," kata AKP Rizky. BACA JUGA: Tok, Jalur Alternatif Puncak Bogor Resmi Dibereskan, Ini Kata Menteri PUPR Pembongkaran akan terus dilakukan Sementara itu, Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu menegaskan bahwa penertiban PKL di Kawasan Wisata Puncak tetap dilanjutkan meskipun ada penolakan. “Penolakan itu biasa, ini sebenarnya bukan penggusuran tetapi penertiban dan penataan kawasan Puncak Bogor,” tegas Asmawa. Penertiban dimulai dengan apel pasukan, dilanjutkan dengan dialog antara Asmawa dan para pedagang yang berdemo di depan rest area. Meski sempat berdialog, Asmawa menginstruksikan petugas Satpol PP untuk membubarkan aksi demo dan melanjutkan pembongkaran lapak PKL di sepanjang Jalur Puncak. BACA JUGA: Liburan ke Puncak Bogor, Coba Deh Nginep di Hotel Bintang 5 Ini “Penertiban ini penting karena pemerintah pusat telah menyiapkan rest area dengan anggaran yang cukup fantastis, tetapi tidak dimanfaatkan selama ini,” jelas Asmawa. Dibagian lain, Ketua DPRD Bogor turut mengingatkan agar relokasi PKL dilakukan secara humanis. Mengedepankan pendekatan persuasif dan dialog. "Hal ini agar tidak menimbulkan konflik berkepanjangan di kawasan wisata yang menjadi salah satu primadona Jawa Barat ini," ujarnya. Sedangkan beberapa pedagang yang ditemui mengungkapkan bahwa mereka pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. BACA JUGA: Keterisian Kamar Hotel di Puncak Bogor Mulai Merangkak Naik Pedagang Pasrah "Mau bagaimana, kami warga kecil tidak punya daya apa-apa. Sekarang kehidupan kami sudah hilang. Belum tau, harus bagaimana ke depan," kata Asep PKL yang merelakan kiosnya di bongkar. Asep menyakini, pembongkaran yang dilakukan ini tak akan memiliki dampak meningkatnya kunjunganb wisatawan. "Mereka datang kesini, kan mau nongkrong sambil makan dan minum di warung-warung seperti ini. Dari puluhan tahun lalu sudah ada," kata Asep. Sedangkan Rina PKL lainnya mempertanyakan pembongkaran kios-kios di kawasan puncak. "Ya kalau mau dibongkar, bongkar semua. Termasuk bangunan yang mega di puncak pas itu. Ada restoran besar jelas-jelas juga posisinya seperti kami, kok gak dibongkar. Dimana keadilannya, apa karen kami orang kecil, seenaknya saja diberlakukan seperti ini," umpatnya. Jika penangan PKL selanjutnya tidak segera dicarikan jalan keluar yang terbaik, maka tak menutup kemungkinan beberapa hati ke depan wisata Puncak Bogor membara lagi, ***
0 notes
Text
Atasi Genangan Air di Area Relokasi Pedagang Pasar Rogojampi, Dinas PU Pengairan Banyuwangi dan Warga Keruk Sedimen Saluran Irigasi
Radarbanyuwangi.id – Genangan air yang sering terjadi di lokasi relokasi pedagang daging di Pasar Rogojampi, Kecamatan Rogojampi ditanggapi serius oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Banyuwangi, Jumat (14/6) Mereka membersihkan sedimen atau lumpur yang mengendap di jaringan irigasi sekitar pasar. Bersama warga, endapan lumpur itu diangkut untuk mencegah pendangkalan. “Kami…
View On WordPress
0 notes
Text
Warga Jalan H Anif Kampung Kompak Tolak Ganti Rugi dan Digusur Dari Mafia Tanah
MEDAN – Ratusan warga Kampung Kompak, Jalan H. Anif, Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang , Sumatera Utara (Sumut) bersatu menolak keras terhadap ganti rugi yang akan dilakukan oleh pengembang serta membantah adanya dibeberapa media online yang menyatakan bahwa warga kampung menerima ganti rugi ataupun relokasi. “Kami warga Kampung Kompak tidak akan memberikan ataupun…
View On WordPress
0 notes
Text
Pemkab Tanah Datar Siapkan Lahan 2.5 Hektare Terkait Rencana Relokasi Warga Terdampak Bencana
Tanah Datar, Sumbartodaynews-Bupati Tanah Datar Eka Putra, SE, MM ikuti rapat lanjutan terkait koordinasi rencana penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana banjir bandang yang melanda wilayah kabupaten Tanah Datar beberapa hari lalu di Istana Bung Hatta Kota Bukittinggi, Kamis (16/5). Rapat yang dipimpin langsung Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, S. Sos, MM tersebut juga diikuti…
View On WordPress
0 notes
Text
Apakah penggusuran adalah kepastian dari pembangunan.
Pernah merasakan menjalani hari-hari bersama warga terdampak pembangunan.
Tepatnya di temon, kulon progo. Menyaksikan langsung bagaimana rumah yang kami tempati dihancurkan.
Kekerasan aparat terhadap warga yang menolak relokasi (termasuk aku dan teman-teman lain.
Kekerasan negara, Perampasan ruang lingkup hidup, tersimpan dalam amygdala, dengan respon tubuh tidak menyenangkan.
Aku gak mau otak ku terus-terusan dibajak oleh amygdala ku sendiri ketika berkaitan perihal itu.
Aku ingin kembali ikut berpartisi dengan lebih menyenangkan (dalam kejamnya ketidakadilan) seperti sebelum-sebelumnya.
Menuliskan dan membagikan tulisan ini salah satu metode ku untuk mengurangin kekuatan dari trigger.
Juga sebagai pengingat untuk ku dan siapa-siapa yang juga pernah dan masih merasakannya.
Ayooo semangat perlahan mengurangi kekuatan pencetus untuk mengambil alih dan kembali bersukacita 🖤🖤🖤
1 note
·
View note
Text
Bahagia Akhir Tahun, Bupati Tamba Bagikan Kupon Belanja pada Disabilitas
BALIPORTALNEWS.COM, JEMBRANA - Berbagi kebahagiaan di akhir tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Jembrana kembali membagikan kupon belanja kepada warga kurang beruntung. Setelah sebelumnya diberikan kepada KK kurang mampu, kali ini kupon belanja di pasar relokasi dibagikan kepada sejumlah penyandang disabilitas untuk berbelanja di pasar relokasi area parkir Pemkab Jembrana, Minggu (31/12/2023). Kupon belanja tersebut merupakan sumbangan dari ASN Pemkab Jembrana yang dapat dibelanjakan hingga 31 Maret 2024. Kupon belanja yang dibagikan langsung oleh Bupati Jembrana, I Nengah Tamba. Sebanyak 149 orang penerima yang merupakan warga disabilitas terdata di Dinas Sosial Kabupaten Jembrana. Masing-masing penerima memperoleh kupon belanja senilai Rp200.000. Sehingga selain dapat membantu warga dengan keterbatasan, penyaluran kupon diharapkan juga membantu penjualan warga pasar relokasi hingga nanti revitalisasi Pasar Umum Negara rampung. Ditemui setelah pembagian kupon belanja, Bupati Tamba berharap kebahagian dapat dirasakan segenap masyarakat Jembrana. "Tidak saja kita yang sehat merasa bahagia tetapi mereka-mereka yang hari ini diberikan kekurangan tetapi tetap harus kita hargai dan berikan juga kebahagiaan," ucapnya. Pihaknya juga berharap pembagian kupon ini dapat membantu meringankan beban penyandang distabilitas. "Dalam rangka tutup tahun 2023 ini, saya bersama saudara-saudara kita yang saya hormati, saya banggakan semeton difabel Kabupaten Jembrana berbagi, kita berikan kupon belanja senilai dua ratus ribu silahkan dibelanjakan di tempat pasar relokasi. Semoga itu memberikan kebahagiaan sendiri di akhir tahun ini menuju tahun 2024 yang lebih bagus, lebih sukses, lebih sehat dan lebih bahagia," harapannya. Di lain sisi, salah seorang warga penerima kupon belanja, I Made Paing mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Jembrana dan Bupati Jembrana atas kupon belanja yang diberikan. "Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati yang sudah memberikan kupon belanja kepada penyandang disabilitas semuanya, sekali lagi saya ucapkan terima kasih bapak bupati," ucapnya Hal yang sama juga dikatakan oleh Ni Made Dwi Ardhanayanti yang juga menerima kupon yang mengucapkan rasa terima kasihnya kepada bupati Jembrana atas bantuan kupon belanja semoga ini bisa membantu kebutuhan pribadinya.(ang/bpn) Read the full article
0 notes
Text
Makam Akan Direlokasi Karena Terdampak Jalan Tol Jogja, Puluhan Warga Lakukan Penolakan
Makam Akan Direlokasi Karena Terdampak Jalan Tol Jogja, Puluhan Warga Lakukan Penolakan
BNews–JOGJA-– Sebuah makam di Dusun Salakan, Trihanggo, Gamping, Sleman terdampak pembangunan tol Jogja-YIA. Namun warga setempat menolak adanya relokasi makam tersebut. Oleh karena itu, warga langsung mendatangi Kantor Kalurahan Nogotirto saat sosialisasi tol hari pertama kemarin (5/12/2022). Mereka lantas diajak beraudiensi dengan jajaran pejabat kalurahan dan tim persiapan pembebasan lahan…
View On WordPress
#Berita Jateng#Berita Jogjakarta#Berita Magelang#Berita Nasional#Berita Viral#jalan tol jogja#Jalan Tol Jogja-YIA#Magelang#Makam Akan Direlokasi Karena Terdampak Jalan Tol Jogja#Warga lakukan penolakan relokasi makam terdampak jalan tol jogja_foto radarjogja
0 notes
Text
👁️🗨️ ini perjalanan malam
Dan akhirnya menepi dan akan tidur disamping ini, dengan tetap memakai helem sebagai ganti bantal 🤣
🥺 viewnya sepanjang jalan haruse bagus jika perjalan pagi atau sore
Oke lah lanjut selepas subuh saja, insyaaloh
Walau mungkin mbelset dari niatan awal, tahun baruan di proyek huntap sibasel Sigi sebagai relokasi dari huntara 😭 bersama warga setempat calon penghuni.
0 notes
Text
Tolak Relokasi, Ribuan Warga Melayu Rempang Berkumpul, Bersolawat, Berpantun, dan Berorasi
http://dlvr.it/SxHbQ9
0 notes