Tumgik
#Qiraa
slowtides · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
@librarycards tagged me to talk about books I've read recently (these are selected over the past 6 ish months for me), so this is where my head has been over the past few months. I've been meaning to read Hood Feminism for a while and found it to be a good primer on Black feminist political perspectives--most of my reading into Black feminism is into theorists who were writing out of the 70s, 80s, and 90s, so this was a really good update for me. I've been making my way through some books for work on embodiment and contract grading that were both very important and vital, even as they both will be challenged and pushed in the academic discursive process. I recommend both Our Body of Work and the Carillo book to anyone interesting in writing programs and composition generally. I read Medium Raw, and it was honestly pretty mid to me; I really enjoyed Kitchen Confidential and didn't feel like this book had the same weight to it. That said, I have endless affection for Bourdain as a storyteller and still find comfort in his words.
I've been reading LoTR, and I'm almost finished with RoTK; this will be enough fantasy to last me for a few years, but I am continually struck by Tolkien's prose. I'm working my way through the Neapolitan novels by Elena Ferrante, and my only regret is that I cannot read them in the original Italian. I started the year still reading a lot of P&P fanfiction to the point that I've gotten well sick of it, but Sophie Turner's Constant Love series was interesting because of how it raises critical questions about issues of slavery and empire as part of the narrative and how they impact the Darcys as landed gentry; if you want a comforting and substantial P&P sequel with romance and friendship and the vagaries of life, I recommend it. And then lastly, I just finished a collection of Forugh Farrokhzad poems and interviews, and it was really amazing that since it was a survey collection, I got to see how her poetry evolved across the short period of time she was writing (16 years before her death at age 32).
I would love to see what you have read recently that has stuck with you. I'll tag a few people, but I encourage all of my mutuals and followers to do this and please tag me in it even if I didn't tag you. I just like to see what other people are reading. If you'd like to do so, post any books (or other media, tbh) you've read recently that you want to blurb about (as many or as few as you want), blurb, and then tag some other people. @sandovers @darlingsternism @floralghvst @griefrituals @huong1952 @jvtng @kneadingwater @luthienne @leonardcohenofficial @qiraa @wrathwritten @robbiedaymonds @unlivedtenderness @oscillateswildly @celestialwhisphers @cloudbustng @cloudeatrr @velvetbronte @neoyorzapoteca @noorshirazie @miri-fical @maybuds @may-bean @fatalsoftness @englishgradinrepair @a-doctor-not-a-fangirl @postcards @daisyyydaisyyydaisyyy and again, all my mutuals and followers who want to do this :)
26 notes · View notes
sylvandalism · 8 years
Note
iridescent
they were nestled in the hollow of the sycamore tree, waitingfor everyone else to catch up. the wind had suddenly risen and it flew throughthe branches above, whistling a breezy tune. do you know what the trees on thatside are called? shagbark hickory. the ground felt uncomfortably damp but shedidn’t want to disturb the moment of calmness. she moved her feet to allow abeetle to scuttle across to a tiny groove, which was partially covered by asmooth pebble. she leaned forward and picked it up, holding it up to the weaksunlight. look, it’s changing colors. it’s marbled on the outside, i’ve never seenanything like that before here. they observed it carefully before turning itover. two neatly etched letters looked back at them. what does it say? i thinkit’s someone’s initials. oh. here, you can have it. but you found it. i’d likeyou to have it. the pebble placed carefully in a pocket, they sat back insilence and watched the leaves move through the woods.
5 notes · View notes
Text
Learn Tajweed With Qari Muhammad Sulaman Sahib
Learn Quran Online – 3 Free trial classes Register Now!
 Importance and Significance of Tajweed The Prophet said, “Such a person as recites the Qur’an and masters it by heart, will be with the noble righteous scribes (in Heaven). And such a person… (more…)
View On WordPress
0 notes
ibnu-wagimin · 2 years
Text
Tidak Menundukkan Kepala
Tidak menundukkan kepala dan tidak pula mengangkatnya, tetapi menjadikan kepala sejajar dengan punggung.
(HR. Abu Dawud dan al-Bukhari dalam Juz-ul Qiraa-ah dengan sanad yang shahih)
Makna "tidak mengangkat kepalanya", yaitu tidak mengangkatnya lebih tinggi dari punggungnya, lihat an-Nihayah. Lihat Shifatu Shalatin Nabiy.
0 notes
ibndulbariy · 3 years
Text
Tabi’iin Membenci dan Melarang Shalat di Kubur
عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي ابْنُ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: " لا أَعْلَمُهُ إِلا كَانَ يَكْرَهُ الصَّلاةَ وَسَطَ الْقُبُورِ كَرَاهَةً شَدِيدَةً "
Dari Ibnu Juraij, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku Ibnu Thaawuus, dari ayahnya; ia (Ibnu Thaawuus) berkata : “Aku tidak mengetahuinya (Thaawuus), kecuali membenci shalat di tengah-tengah kubur dengan kebencian yang amat sangat” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq dalam Al-Mushannaf no. 1592; sanadnya shahih].
Thaawuus bin Kaisaan Al-Yamaaniy, Abu ‘Abdirrahmaan Al-Humairiy; seorang yang ulama besar dari kalangan taabi’iin pertengahan, tsiqah, faqiih, lagi faadlil. Termasuk thabaqah ke-3, wafat tahun 106 H, dan dikatakan juga setelah itu. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 462 no. 3026].
عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، قَالَ: قُلْتُ لِعَطَاءٍ: أَتَكْرَهُ أَنْ نُصَلِّيَ فِي وَسَطِ الْقُبُورِ، أو في مسجد إلى قبر؟، قال: " نَعَمْ، كَانَ يُنْهَى عَنْ ذَلِكَ "، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ قَبْرٌ وَبَيْنِي، وَبَيْنَهُ سَعَةٌ غَيْرُ بُعْدٍ أَوْ عَلَى مَسْجِدٍ ذِرَاعٌ فَصَاعِدًا؟، قَالَ: " يُكْرَهُ أَنْ يُصَلَّى وَسَطَ الْقُبُورِ "
Dari Ibnu Juraij, ia berkata : Aku bertanya kepada ‘Athaa’ : “Apakah engkau membenci jika kami shalat di tengah-tengah kubur atau di masjid yang menghadap kubur ?”. Ia menjawab : “Ya, dilarang dari perbuatan tersebut”. Ibnu Juraij berkata : “Apa pendapatmu jika antara aku dan kubur itu terdapat jarak yang tidak begitu jauh, atau jarak antara masjid dengan kubur itu kurang lebih hanya sehasta ?”. ia menjawab : “Dibenci shalat di tengah-tengah kubur” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq dalam Al-Mushannaf no. 1579; sanadnya shahih].
‘Athaa’ bin Abi Rabbaah (namanya Aslam) Al-Qurasyiy Al-Fihriy, Abu Muhammad Al-Makkiy; seorang ulama besar dari kalangan taabi’iin pertengahan, tsiqah, faqiih, lagi mempunyai keutamaan. Termasuk thabaqah ke-3, wafat tahun 114 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 677 no. 4623].
‘Athaa’ rahimahullah mengklasifikasikan hukum shalat menghadap kubur yang jaraknya tidak terlalu jauh dalam cakupan larangan shalat di tengah-tengah kubur.
حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ وَرْدَانَ، عَنْ بُرْدٍ، عَنْ مَكْحُولٍ أَنَّهُ كَانَ يَكْرَهُ الصَّلَاةَ فِي الْمَقَابِرِ
Telah menceritakan kepada kami Haatim bin Wardaan, dari Burd, dari Mak-huul : Bahwasannya ia membenci shalat di pekuburan [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, 2/380; sanadnya shahih].
Mak-huul Asy-Syaamiy, Abu ‘Abdillah Ad-Dimasyqiy Al-Faqiih; seorang ulama dari kalangan taabi’iin kecil, tsiqah lagi faqiih. Termasuk thabaqah ke-5, dan wafat tahun 112 H/113 H/114 H/116 H/118 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Qiraa-ah, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 969 no. 6923].
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: " كَانُوا إِذَا خَرَجُوا مَعَ جِنَازَةٍ، فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ ؛ تَنَحَّوْا عَنِ الْقُبُورِ "
Telah menceritakan kepada kami Wakii’, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan, dari Manshuur, dari Ibraahiim, ia berkata : “Mereka (salaf) apabila keluar mengantarkan jenazah lalu datang waktu shalat, maka mereka menjauh dari kubur (untuk melaksanakan shalat)” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, 2/380; sanadnya shahih].
Ibraahiim bin Yaziid bin Qais bin Al-Aswad bin ‘Amru An-Nakha’iy, Abu ‘Imraan Al-Kuufiy – atau lebih dikenal dengan nama Ibraahiim An-Nakha’iy; seorang ulama dari kalangan taabi’iin kecil, tsiqah, lagi faqiih. Termasuk thabaqah ke-5, lahir tahun 146 H, dan wafat tahun 196 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 118 no. 272].
Mereka yang dimaksud adalah sebagian salaf dari kalangan taabi’iin dan shahabat, karena Ibraahiim adalah taabi’iin.
Apa yang dikatakan para ulama taabi’iin di atas tentu saja ada dasarnya, di antaranya adalah riwayat dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ الْغِلَابِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلَّا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبُرَةَ "
Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’aawiyyah Al-Ghilaabiy : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-Waahid bin Ziyaad, dari ‘Amru bin Yahyaa Al-Anshaariy, dari ayahnya, dari Abu Sa’iid, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Bumi semuanya merupakan masjid (dapat dipergunakan untuk shalat), kecuali kamar mandi dan kuburan” [Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad, 3/96; sanadnya shahih].
وحَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ ابْنِ جَابِرٍ، عَنْ بُسْرِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ وَاثِلَةَ، عَنْ أَبِي مَرْثَدٍ الْغَنَوِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَا تَجْلِسُوا عَلَى الْقُبُورِ، وَلَا تُصَلُّوا إِلَيْهَا "
Dan telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Hujr As-Sa’diy : Telah menceritakan kepada kami Al-Waliid bin Muslim, dari Ibnu Jaabir, dari Yusr bin ‘Ubaidillah, dari Waatsilah, dari Abu Martsad Al-Ghanawiy, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Janganlah kalian duduk di atas kubur, dan jangan pula shalat menghadapnya” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahiih-nya no. 972].
Taabi’iin Membenci dan Melarang Membangun Bangunan di Atas Kubur
أَخْبَرَنَا وَكِيعُ بْنُ الْجَرَّاحِ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الأَنْصَارِيُّ، وعبد الوهاب بن عطاء، قَالُوا: حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ، أَنَّهُ قَالَ لِرَجُلٍ عِنْدَ الْمَوْتِ: " إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُلَقِّنَنِي حَتَّى يَكُونَ آخِرُ مَا أَقُولُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ فَافْعَلْ، وَلا تَجْعَلُوا فِي قَبْرِي آجُرًّا ". قَالَ وَكِيعٌ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الأَنْصَارِيُّ: قَالَ ابْنُ عَوْنٍ فِي الْحديث: وَلا تَتَّبِعُونِي بِصَوْتٍ، أَوْ قَالَ: بِنَوْحٍ
Telah mengkhabarkan kepada kami Wakii’ bin Al-Jarraah, Muhammad bin ‘Abdillah Al-Anshaariy, dan ‘Abdul-Wahhaab bin ‘Athaa’, mereka semua berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun, dari Ibraahiim, dari Al-Aswad bin Yaziid, bahwasannya ia pernah berkata kepada seorang laki-laki menjelang kematiannya : “Jika engkau sanggup agar engkau mentalqiniku hingga akhir perkataan yang aku ucapkan adalah Laa ilaha illallaah (tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Dan jangan engkau memplester kuburanku”. Wakii’ dan Muhammad bin ‘Abdillah Al-Anshaariy berkata : Telah berkata Ibnu ‘Aun dalam hadits/riwayat tersebut : “Dan jangan kalian mengikutiku dengan suara-suara” – atau ia berkata : “dengan tangis ratapan” [Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam Ath-Thabaqaat, 6/75; sanadnya shahih].
Al-Aswad bin Yaziid bin Qais An-Nakha’iy, Abu ‘Amru atau Abu ‘Abdirrahmaan Al-Kuufiy; seorang ulama dari kalangan taabi’iin besar (kibaarut-taabi’iin), tsiqah, banyak haditsnya, lagi faqiih. Termasuk thabaqah ke-2, wafat tahun 74/75 H di Kuufah. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 146 no. 514].
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُدَيْرٍ، عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ، قَالَ: " تَسْوِيَةُ الْقُبُورِ مِنَ السُّنَّةِ "
Telah menceritakan kepada kami Wakii’, dari ‘Imraan bin Hudair, dari Abu Mijlaz, ia berkata : “Meratakan kubur termasuk sunnah” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, 3/342; sanadnya shahih].
Abu Mijlaz namanya adalah : Laahiq bin Humaid bin Sa’iid As-Saduusiy, Abu Mijlaz Al-Bashriy Al-A’war; seorang ulama dari kalangan taabi’iin pertengahan, tsiqah. Termasuk thabaqah ke-3, wafat tahun 106 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1046 no. 7540].
عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ ابنِ طَاووس، عَنْ أَبِيهِ: كَانَ يَكْرَهُ أَنْ يُبْنَى عَلَى الْقَبْرِ، أَوْ يُجَصَّصَ، أَوْ يُتَغَوَّطَ عِنْدَهُ، وَكَانَ يَقُولُ: " لا تَتَّخِذُوا قُبُورَ إِخْوَانِكُمْ حِشَانًا "
Dari Ma’mar, dari Ibnu Thaawuus, dari ayahnya (Thaawus bin Kaisaan) : Bahwasannya ia membenci kubur dibangun, dikapur, atau buang air besar di sisinya. Dan ia berkata : “Jangan menjadikan kubur saudara kalian tempat buang kotoran” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq dalam Al-Mushannaf no. 6493; sanadnya shahih].
حَدَّثَنَا ابْنُ مَهْدِيٍّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إبْرَاهِيمَ، قَالَ: " كَانُوا يَكْرَهُونَ الْآجُرَّ فِي قُبُورِهِمْ "
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Mahdiy, dari Sufyaan, dari Manshuur, dari Ibraahiim (An-Nakhaa’iy), ia berkata : “Mereka (salaf) membenci memplester kubur mereka” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 3/338; sanadnya shahih].
عَنْ مَعْمَرٍ وَالثَّوْرِيِّ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُرَحْبِيلَ، أَنَّهُ قَالَ: " لا تُطِيلُوا جَدَثِي "، قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ مَعْمَرٌ فِي حَدِيثِهِ، قَالَ: فَإِنِّي رَأَيْتُ الْمُهَاجِرِينَ يَكْرَهُونَ ذَلِكَ
Dari Ma’mar dan Ats-Tsauriy, dari ‘Aashim bin Abin-Nujuud, dari Abu Waail, dari ‘Amru bin Syurahbiil, bahwasannya ia berkata : “Jangan engkau tinggikan kuburku”. ‘Abdurrazzaaq berkata : Telah berkata Ma’mar dalam haditsnya, ‘Amru berkata : “Karena aku melihat orang-orang Muhaajiriin membencinya (meninggikan kubur)” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq dalam Al-Mushannaf no. 6486; sanadnya hasan. Tambahan lafadh yang dibawakan Ma’mar, maka ia lemah karena riwayat Ma’mar dari ‘Aashim adalah mudltharib. Akan tetapi Ma’mar mempunyai mutaba’ah dari Hammaad bin Salamah sebagaimana diriwayatkan Ibnu Sa’d dalam Ath-Thabaqaat, sehingga riwayatnya itu juga hasan – walhamdulillah].
‘Amru bin Syurahbiil Al-Hamdaaniy, Abu Maisarah Al-Kuufiy; seorang ulama dari kalangan kibaarut-taabi’iin, muhdlaram, tsiqah, lagi ahli ibadah. Termasuk thabaqah ke-2, dan wafat tahun 63 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 737 no. 5083].
Apa yang dikatakan para ulama taabi’iin di atas tentu saja ada dasarnya, di antaranya adalah riwayat dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam[1] :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ، وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ "
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah : Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyaats, dari Ibnu Juraij, dari Abuz-Zubair, dari Jaabir, ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kubur untuk dikapur, diduduki, dan dibangun sesuatu di atasnya” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahiih-nya no. 970].
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ يَحْيَى: أَخْبَرَنَا، وَقَالَ الْآخَرَانِ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ أَبِي الْهَيَّاجِ الْأَسَدِيِّ، قَالَ: قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ: " أَلَا أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لَا تَدَعَ تِمْثَالًا إِلَّا طَمَسْتَهُ، وَلَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَهُ "
Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Yahyaa, Abu Bakr bin Abi Syaibah, dan Zuhair bin Harb – Yahyaa berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami, dan yang lain berkata : Telah menceritakan keoada kami Wakii’, dari Sufyaan, dari Habiib bin Abi Tsaabit, dari Abu Waail, dari Abul-Hayyaaj Al-Asadiy, ia berkata : ‘Aliy bin Abi Thaalib pernah berkata kepadaku : “Maukah engkau aku utus sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mengutusku ? Hendaklah engkau tidak meninggalkan gambar-gambar kecuali engkau hapus dan jangan pula kamu meninggalkan kuburan yang ditinggikan kecuali kamu ratakan” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahiih-nya no. 969].
Taabi’iin Membenci dan Melarang Tabarruk dengan Mengusap-Usap dan Mencium Sesuatu yang Tidak Ada Dalilnya
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، قَالَ: ثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، قَالَ: ثَنَا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، " وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى: إِنَّمَا أُمِرُوا أَنْ يُصَلُّوا عِنْدَهُ وَلَمْ يُؤْمَرُوا بِمَسْحِهِ، وَلَقَدْ تَكَلَّفَتْ هَذِهِ الأُمَّةُ شَيْئًا مَا تَكَلَّفَتْهُ الأُمَمُ قَبْلَهَا، وَلَقَدْ ذَكَرَ لَنَا بَعْضُ مَنْ رَأَى أثر عَقِبِهِ وَأَصَابِعِهِ، فَمَا زَالَتْ هَذِهِ الأُمَمُ يَمْسَحُونَهُ حَتَّى اخْلَوْلَقَ وَانْمَحَى "
Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Mu’aadz, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Yaziid bin Zurai’, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Sa’iid, dari Qataadah tentang ayat : ‘Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat’ (QS. Al-Baqarah : 125), ia berkata : “Kalian hanyalah diperintahkan untuk shalat di tempat tersebut, dan tidak diperintahkan untuk mengusap-usapnya. Dan sungguh umat ini telah takalluf (memperberat-berat diri) pada sesuatu yang umat sebelumnya tidak ber-takalluf padanya. Dan telah disebutkan pada kami sebagian orang yang melihat tanda tumit dan jari-jarinya (Ibraahiim), dimana umat ini senantiasa mengusap-usapnya hingga licin terkikis dan terhapus” [Diriwayatkan oleh Ibnu Jariir Ath-Thabariy dalam Tafsiir-nya 2/35; sanadnya hasan].
Qataadah bin Di’aamah bin Qataadah As-Saduusiy, Abul-Khaththaab Al-Bashriy; seorang ulama dari kalangan taabi’iin pertengahan, tsiqah, tsabat, lagi faqiih. Termasuk thabaqah ke-4, lahir tahun 60 H/61 H, dan wafat tahun 117 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib hal. 798 no. 5553].
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الشَّقِيقِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي يَقُولُ: أَخْبَرَنَا أَبُو حَمْزَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ الصَّائِغِ، عَنْ عَطَاءٍ " أَنَّهُ كَرِهَ أَنْ يُقَبِّلَ الرَّجُلُ الْمَقَامَ أَوْ يَمْسَحَهُ "
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Aliy Asy-Syaqiiqiy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ayahku, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Hamzah, dari Ibraahiim Ash-Shaaigh, dari ‘Athaa’ : Bahwasannya ia membenci seseorang mencium maqaam (Ibraahiim) dan mengusap-usapnya” [Diriwayatkan oleh Al-Faakihiy dalam Akhbaar Makkah no. 951; sanadnya hasan].
Seandainya maqaam Ibraahiim yang padanya disyari’atkan untuk bertabarruk dengan melaksanakan shalat, lantas bagaimana dengan kubur yang diharamkan untuk shalat padanya ?.[2]
Taabi’iin Mencintai dan Berpegang Teguh kepada Sunnah, Serta Membenci Bid’ah dalam Agama
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ: كَتَبَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ يَسْأَلُهُ عَنِ الْقَدَرِ. ح وحَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُؤَذِّنُ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَسَدُ بْنُ مُوسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ دُلَيْلٍ، قَالَ: سَمِعْتُ سُفْيَانَ الثَّوْرِيَّ يُحَدِّثُنَا، عَنِ النَّضْرِ. ح وحَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ، عَنْ قَبِيصَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ، عَنْ أَبِي الصَّلْتِ، وَهَذَا لَفْظُ حَدِيثِ ابْنِ كَثِيرٍ وَمَعْنَاهُمْ، قَالَ: كَتَبَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ يَسْأَلُهُ عَنِ الْقَدَرِ، فَكَتَبَ: " أَمَّا بَعْدُ أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالِاقْتِصَادِ فِي أَمْرِهِ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرْكِ مَا أَحْدَثَ الْمُحْدِثُونَ بَعْدَ مَا جَرَتْ بِهِ سُنَّتُهُ وَكُفُوا مُؤْنَتَهُ، فَعَلَيْكَ بِلُزُومِ السُّنَّةِ فَإِنَّهَا لَكَ بِإِذْنِ اللَّهِ عِصْمَةٌ، ثُمَّ اع��لَمْ أَنَّهُ لَمْ يَبْتَدِعِ النَّاسُ بِدْعَةً إِلَّا قَدْ مَضَى قَبْلَهَا مَا هُوَ دَلِيلٌ عَلَيْهَا أَوْ عِبْرَةٌ فِيهَا، فَإِنَّ السُّنَّةَ إِنَّمَا سَنَّهَا مَنْ قَدْ عَلِمَ مَا فِي خِلَافِهَا........
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsiir, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan, ia berkata : Seorang laki-laki menulis surat kepada ‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziiz untuk bertanya masalah qadar (ح). Dan telah menceritakan kepada kami Ar-Rabii’ bin Sulaimaan Al-Muadzdzin, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Asad bin Muusaa, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Dulaim, ia berkata : Aku mendengar Sufyaan menceritakan kepada kami dari An-Nadlr (ح). Dan telah menceritakan kepada kami Hannaad bin As-Sariy, dari Qabiishah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Rajaa’, dari Abush-Shalt – dan ini adalah lafadh hadits Ibnu Katsiir dan maknanya - ia (Sufyaan Ats-Tsauriy) berkata : Seorang laki-laki menulis surat kepada ‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziiz untuk bertanya kepadanya tentang masalah qadar. Maka ‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziiz menulis surat balasannya : “Amma ba’du, aku berwasiat kepada engkau untuk bertaqwa kepada Allah, sederhana dalam menjalankan perintahnya, mengikuti sunnah nabi-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam, serta meninggalkan segala hal yang diada-adakan oleh pembuat bid’ah setelah berlaku sunnahnya shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan dicukupkan bagi mereka bebannya. Maka wajib bagimu untuk berpegang pada sunnah, karena ia penjaga bagimu dengan izin Allah. Kemudian ketahuilah, bahwa tidaklah manusia membuat-buat bid’ah kecuali telah ada dalil yang menjelaskan atas hal tersebut atau pelajaran yang ada di dalamnya (tentang hal itu). Sesungguhnya sunnah hanyalah disunnahkan oleh Allah dan Rasul-Nya yang  mengetahui apa yang menyelisihinya (dari bid’ah tersebut).....” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4612; sanadnya shahih].
‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziiz bin Marwaan bin Al-Hakam bin Abil-‘Aash Al-Qurasyiy Al-Umawiy Abu Hafsh Al-Madaniy; amiirul-mukminiin, yang sebagian ulama memasukkannya dalam jajaran Al-Khulaafaur-Raasyidiin. Termasuk thabaqah ke-4, lagir tahun 61 H/63 H, dan wafat tahun 101 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 724 no. 4974].
أَخْبَرَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ، حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ يُونُسَ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: كَانَ مَنْ مَضَى مِنْ عُلَمَائِنَا يَقُولُونَ: " الِاعْتِصَامُ بِالسُّنَّةِ نَجَاةٌ، وَالْعِلْمُ يُقْبَضُ قَبْضًا سَرِيعًا، فَنَعْشُ الْعِلْمِ ثَبَاتُ الدِّينِ وَالدُّنْيَا، وَفِي ذَهَابِ الْعِلْمِ ذَهَابُ ذَلِكَ كُلِّهِ "
Telah mengkhabarkan kepada kami Abul-Mughiirah : Telah menceritakan kepada kami Al-Auzaa’iy, dari Yuunus bin Yaziid, dari Az-Zuhriy, ia berkata : Orang-orang yang telah berlalu dari kalangan ulama kita berkata : “Berpegang-teguh pada sunnah adalah keselamatan. Ilmu akan dimatikan dengan cepat. Mencari/mengumpulkan ilmu adalah keteguhan dalam agama dan dunia, dan hilangnya ilmu merupakan hilangnya semua itu (agama dan dunia)” [Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy dalam As-Sunan no. 97; sanadnya shahih].
Az-Zuhriy, nama lengkapnya adalah : Muhammad bin Muslim bin ‘Ubaidillah bin ‘Abdillah bin Syihaab bin ‘Abdillah Al-Qurasyiy Az-Zuhriy, Abu Bakr Al-Madaniy; seorang ulama dari kalangan taabi’iin pertengahan, tsiqah, faqiih, hafiidh, lagi mutqin. Termasuk thabaqah ke-4, wafat tahun 125 H, atau dikatakan sebelumnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 896 no. 6336].
أَخْبَرَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ، حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي عَمْرٍو السَّيْبَانِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الدَّيْلَمِيِّ، قَالَ: " بَلَغَنِي أَنَّ أَوَّلَ ذَهَابِ الدِّينِ تَرْكُ السُّنَّةُ، يَذْهَبُ الدِّينُ سُنَّةً سُنَّةً، كَمَا يَذْهَبُ الْحَبْلُ قُوَّةً قُوَّةً "
Telah mengkhabarkan kepada kami Abul-Mughiirah : Telah menceritakan kepada kami Al-Auzaa’iy, dari Yahyaa bin Abi ‘Amru Asy-Syaibaaniy, dari ‘Abdullah Ad-Dailaamiy, ia berkata : “Telah sampai kepadaku perkataan bahwa awal hilangnya agama adalah meninggalkan sunnah. Agama akan hilang sunnah demi sunnah, sebagaimana hilangnya/putusnya tali seutas demi seutas” [Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy dalam As-Sunan no. 98; sanadnya shahih].
‘Abdullah bin Fairuuz Ad-Dailaamiy, Abu Bisyr/Abu Busr; seorang ulama dari kalangan kibaarut-taabi’iin yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-2. Dipakai oleh Abu Daawud, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 535 no. 3558].
أَخْبَرَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ، حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ حَسَّانَ، قَالَ: " مَا ابْتَدَعَ قَوْمٌ بِدْعَةً فِي دِينِهِمْ إِلَّا نَزَعَ اللَّهُ مِنْ سُنَّتِهِمْ مِثْلَهَا، ثُمَّ لَا يُعِيدُهَا إِلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ "
Telah mengkhabarkan kepada kami Abul-Mughiirah : Telah menceritakan kepada kami Al-Auzaa’iy, dari Hassaan (bin ‘Athiyyah), ia berkata : “Tidaklah satu kaum berbuat bid’ah dalam agama mereka, kecuali Allah mencabut dari sunnah yang semisalnya dari mereka, kemudian tidak mengembalikannya hingga hari kiamat” [Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy dalam Sunan-nya no. 99; sanadnya shahih].
Hassaan bin ‘Athiyyah Al-Muhaaribiy, Abu Bakr Asy-Syaamiy; seorang ulama taabi’iin pertengahan, tsiqah, faqiih, lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-4, dan wafat setelah tahun 120 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 233 no. 1214].
أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، قَالَ: " مَا ابْتَدَعَ رَجُلٌ بِدْعَةً إِلَّا اسْتَحَلَّ السَّيْفَ "
Telah mengkhabarkan kepada kami Muslim bin Ibraahiim : Telah menceritakan kepada kami Wuhaib : telah menceritakan kepada kami Ayyuub, dari Abu Qilaabah, ia berkata : “Tidaklah seseorang mengada-adakan satu bid’ah, kecuali (akhirnya) akan menghalalkan pedang” [Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy dalam As-Sunan no. 100; sanadnya shahih].
Abu Qilaabah nama lengkapnya adalah : ‘Abdullah bin Zaid bin ‘Amru/bin ‘Aamir bin Naatil bin Maalik Al-Jarmiy, Abu Qilaabah Al-Bashriy; seorang ulama dari kalangan tabi’iin pertengahan, tsiqah, lagi mempunyai banyak keutamaan. Termasuk thabaqah ke-3, dan wafat tahun 104 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 508 no. 3353].
نا أَسَدٌ، نا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ، عَنِ الْحَسَنِ، قَالَ: " صَاحِبُ الْبِدْعَةِ لا يَزْدَادُ اجْتِهَادًا، صِيَامًا وَصَلاةً، إِلا ازْدَادَ مِنَ اللَّهِ بُعْدًا "
Telah mengkhabarkan kepada kami Asad : Telah mengkhabarkan kepada kami Mahdiy bin Maimuun, dari Al-Hasan (Al-Bashriy), ia berkata : “Tidaklah bertambah kesungguhan pelaku bid’ah dalam hal puasa dan shalat, kecuali hanya (menghasilkan) bertambah jauhnya dari Allah saja” [Diriwayatkan oleh Ibnu Wadldlaah dalam Al-Bida’, no. 70; sanadnya shahih].
Al-Hasan Al-Bashriy, namanya lengkapnya adalah : Al-Hasan bin Abil-Hasan Yasaar Al-Bashriy Al-Anshaariy, Abu Sa’iid atau lebih dikenal dengan nama Al-Hasan Al-Bashriy; seorang ulama dari kalangan taabi’iin pertengahan, tsiqah, faqiih, faadlil, lagi masyhuur. Termasuk thabaqah ke-3, dan wafat tahun 110 H dalam usia 88/89 tahun. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 236 no. 1237].
Mereka sama sekali tidak mengenal bid’ah hasanah, sama halnya dengan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ بَشِيرِ بْنِ ذَكْوَانَ الدِّمَشْقِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْعَلَاءِ يَعْنِى ابْنَ زَبْرٍ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي الْمُطَاعِ، قَالَ: سَمِعْتُ الْعِرْبَاضَ بْنَ سَارِيَةَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ : " عَلَيْكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ، وَالسَّمْعِ، وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا، وَسَتَرَوْنَ مِنْ بَعْدِي اخْتِلَافًا شَدِيدًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي، وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْأُمُورَ الْمُحْدَثَاتِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ "
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Ahmad bin Basyiir bin Dzakwaan Ad-Dimasyqiy : Telah menceritakan kepada kami Al-Waliid bin Muslim : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Al-‘Alaa’ bin Zabr : Telah menceritakan kepadaku Yahyaa bin Abil-Muthaa’, ia berkata : Aku mendengar ‘Irbaadl bin Saariyyah berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada ssuatu hari : “Wajib bagi kalian untuk bertaqwa kepada Allah, serta mendengar dan taat meskipun (yang memerintahkan kalian) seorang budak Habsyiy. Dan kalian akan melihat sepeninggalku nanti perselisihan yang sengit. Oleh karena itu, wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnahku dan sunnah Al-Khulafaaur-Raasyiduun yang mendapat petunjuk (setelahku). Gigitlah ia dengan gerahammu. Dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang baru (dalam agama), karena setiap bid’ah itu adalah sesat” [Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 45; sanadnya hasan, dan ia shahih dengan seluruh jalannya[3]].
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، أنبا وَكِيعٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ الْغَازِ، أَنَّهُ سَمِعَ نَافِعًا، يَقُولُ: قَالَ ابْنُ عُمَرَ: " كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنًا "
Telah menceritakan kepada kami Ishaaq : Telah memberitakan Wakii’, dari Hisyaam bin Al-Ghaaz, bahwasannya ia mendengar Naafi’ berkata : Telah berkata Ibnu ‘Umar : “Setiap bid’ah adalah sesat, meskipun manusia memandangnya baik (bid’ah hasanah)” [Diriwayatkan oleh Al-Marwaziy dalam As-Sunnah no. 83; sanadnya shahih].
حَدَّثَنَا يَحْيَى، أنبا عَبْثَرٌ أَبُو زُبَيْدٍ، عَنِ الْعَلاءِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنِ الْمُسَيَّبِ، عَنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: " اقْتِصَادٌ فِي سُنَّةٍ خَيْرٌ مِنَ اجْتِهَادٍ فِي بِدْعَةٍ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ "
Telah menceritakan lepada kami Yahyaa : Telah memberitakan ‘Abtsar Abu Zaid, dari Al-‘Alaa’ bin Al-Musayyib, dari Al-Musayyib, dari ‘Abdullah : “Sederhana (pertengahan) dalam sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam bid’ah. Dan setiap bid’ah itu sesat” [Diriwayatkan oleh Al-Marwaziy dalam As-Sunnah no. 83; sanadnya shahih].
‘Abdullah dalam atsar ini adalah : ‘Abdullah bin Yaziid bin Zaid bin Hushain bin ‘Amru bin Al-Haarits bin Khathmah Al-Anshaariy, Abu  Muusaa Al-Khathmiy; salah seorang shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang mulia (shighaarush-shahaabah). Termasuk thabaqah ke-1. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 557 no. 3728].
Taabi’iin Memahani Makna Nash Sifat Allah ta’ala Sebagaimana Dhahirnya
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، ثنا فُضَيْلٌ يَعْنِي ابْنَ عِيَاضٍ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ، فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: " لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ قَالَ: الزِّيَادَةُ: النَّظَرُ إِلَى وَجْهِ رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ "
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yuunus : Telah menceritakan kepada kami Fudlail bin ‘Iyaadl, dari Sufyaan, dari Abu Ishaaq, dari ‘Aamir bin Sa’d tentang firman-Nya ta’ala : ‘Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya’ (QS. Yunus : 26); ia berkata : “Melihat wajah Rabb mereka ‘azza wa jalla” [Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy dalam Ar-Radd ‘alal-Jahmiyyah no. 194; sanadnya shahih].[4]
‘Aamir bin Sa’d Al-Bajaliy Al-Kuufiy; seorang ulama dari kalangan taabi’iin pertengahan yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-3. Dipakai oleh Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib hal. 475 no. 3107 dan Tahriirut-Taqriib 2/170 no. 3090].
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ نَافِعِ بْنِ عُمَرَ الْجُمَحِيِّ، قَالَ: " سَأَلْتُ ابْنَ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ يَدِ اللَّهِ، أَوَاحِدَةٌ أَوِ اثْنَتَانِ، قَالَ: بَلِ اثْنَتَانِ
Telah menceritakan kepadaku Sa’iid bin Abi Maryam, dari Naafi’ bin ‘Umar Al-Jumahiy, ia berkata : Aku bertanya kepada Ibnu Abi Mulaikah tentang tangan Allah : “Apakah ia berjumlah satu ataukah dua ?”. Ia menjawab : “Bahkan (tangan Allah) berjumlah dua” [Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy dalam Ar-Radd ‘alaal-Mariisiy 1/286; sanadnya shahih].
Ibnu Abi Mulaikah namanya adalah : ‘Abdullah bin ‘Ubaidilah bin Abi Mulaikah – namanya Zuhair – bin ‘Abdillah bin Jud’aan bin ‘Amru Al-Qurasyiy At-Taimiy, Abu Bakr/Muhammad Al-Makkiy Al-Ahwal; seorang ulama dari kalangan taabi’iin pertengahan yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-3, wafat tahun 117 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 524 no. 3477].
حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ عُبَيْدٍ الْمُكْتِبِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: " خَلَقَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَرْبَعَةَ أَشْيَاءَ بِيَدِهِ: وَخَلَقَ الْقَلَمَ بِيَدِهِ، وَخَلَقَ جَنَّةَ عَدْنٍ بِيَدِهِ "
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail, dari ‘Ubaid Al-Muktib, dari Ibraahiim (An-Nakha’iy), ia berkata : “Allah tabaraka wa ta’ala menciptakan empat hal dengan tangan-Nya. Menciptakan qalam (pena) dengan tangannya dan menciptakan surga ‘adn dengan tangan-Nya” [Diriwayatkan oleh Hanaad dalam Az-Zuhd no. 45; sanadnya shahih].
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَحْمَدُ الدَّوْرَقِيُّ، ثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ: سَمِعْتُ حَمَّادَ بْنَ زَيْدٍ، وَذَكَرَ هَؤُلاءِ الْجَهْمِيَّةَ، فَقَالَ: " إِنَّمَا يُحَاوِلُونَ أَنْ يَقُولُوا لَيْسَ فِي السَّمَاءِ شَيْءٌ "،
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، ثَنَا عَبَّاسٌ الأَسْقَاطِيُّ، ثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ: سَمِعْتُ حَمَّادَ بْنَ زَيْدٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيَّ، يَقُولُ وَذَكَرَ نَحْوَهُ
Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Ahmad : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal : Telah menceritakan kepadaku Ahmad Ad-Dauraqiy : Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Harb, ia berkata : Aku mendengar Hammaad bin Zaid, dan ia menyebutkan tentang Jahmiyyah, lalu berkata : “Mereka itu hanyalah berusaha untuk menetapkan bahwa di langit itu tidak ada sesuatu pun (yaitu : mereka menolak penetapan bahwa Allah ada di atas langit)”.
Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan : Telah menceritakan kepada kami ‘Abbaas Al-Asqaathiy : Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Harb, ia berkata : Aku mendengar Hammaad bin Zaid berkata : “Aku mendengar Ayyuub As-Sukhtiyaaniy berkata semisal itu” [Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, 6/258; sanadnya shahih].
أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عُبَيْدٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ، قَالَ: ثَنَا ضَمْرَةُ، عَنْ صَدَقَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ التَّيْمِيَّ، يَقُولُ: لَوْ سُئِلْتُ: أَيْنَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى؟ قُلْتُ: فِي السَّمَاءِ، فَإِنْ قَالَ: فَأَيْنَ عَرْشُهُ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاءَ؟ قُلْتُ: عَلَى الْمَاءِ، فَإِنْ قَالَ لِي: أَيْنَ كَانَ عَرْشُهُ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ الْمَاءَ ؟ قُلْتُ: لا أَدْرِي
Telah mengkhabarkan kepada kami Ahmad bin ‘Ubaid, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Al-Husain, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Ahmad bin Abi Khaitsamah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Haaruun bin Ma’ruuf, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Dlamrah, dari Shadaqah, ia berkata : Aku mendengar At-Taimiy berkata : “Apabila aku ditanya : ‘Dimanakah Allah tabaaraka wa ta’ala ?’. Maka aku akan menjawab : ‘Di (atas) langit’. Apabila ia bertanya : ‘Dimana ‘Arsy-Nya sebelum Ia menciptakan langit ?’. Maka akan aku jawab : ‘Di atas air’. Jika ia kembali bertanya kepadaku : ‘Lantas, dimana ‘Arsy-Nya sebelum Ia menciptakan air ?’. Maka akan aku jawab : ‘Aku tidak tahu” [Diriwayatkan oleh Al-Laalikaa’iy dalam Syarh Ushuulil-I’tiqaad no. 671; sanadnya hasan].
At-Taimiy di situ adalah : Sulaimaan bin Tharkhaan At-Taimiy, Abul-Mu’tamir Al-Bashriy; seorang ulama dari kalangan taabi’iin pertengahan yang tsiqah lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-4, lahir tahun 46 H, dan wafat tahun 143 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 409 no. 2590].
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي زِيَادٍ، قَالَ: ثني نضر بْنُ مَيْمُونٍ الْمَضْرُوبُ، قَالَ: ثنا بُكَيْرُ بْنُ مَعْرُوفٍ، عَنْ مُقَاتِلِ بْنِ حَيَّانَ، عَنِ الضَّحَّاكِ، فِي قَوْلِهِ: مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلَى قَوْلِهِ: هُوَ مَعَهُمْ. قَالَ: هُوَ فَوْقَ الْعَرْشِ، وَعِلْمُهُ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Telah menceritakan kepadaku ‘Abdullah bin Abi Ziyaad, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Nadlr[5] bin Maimuun Al-Madlruub, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Bukair bin Ma’ruuf, dari Muqaatil bin Hayyaan, dari Adl-Dlahhaak tentang firman-Nya : ‘Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada’ (QS. Al-Mujaadilah : 7). Ia (Adl-Dlahhaak) berkata : “Firman-Nya : ‘Ia bersama mereka’, maksudnya : Allah berada di atas ‘Arsy dan ilmu-Nya bersama mereka dimanapun mereka berada”. (Adl-Dlahhaak melanjutkan) : “ Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. Al-Mujaadilah ; 7)” [Diriwayatkan oleh Ibnu Jariir Ath-Thabariy dalam Tafsiir-nya, 23/237; sanadnya shahih].
Adl-Dlahhaak bin Muzaahim Al-Hilaaliy, Abul-Qaasim/Muhammad Al-Khurasaaniy; seorang ulama taabi’iin kecil (sighaarut-taabi’iin) yang shaduuq. Termasuk thabaqah ke-5, dan wafat setelah tahun 100 H. Dipakai oleh Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 459 no. 2995].
Apa yang dikatakan para ulama taabi’iin dalam memahami ayat sifat secara hakiki di atas tentu saja ada dasarnya, di antaranya adalah riwayat dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam :[6]
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: " إِنَّ اللَّهَ لَا يَخْفَى عَلَيْكُمْ، إِنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى عَيْنِهِ، وَإِنَّ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ "
Telah menceritakan kepada kami Muusaa bin Ismaa’iil : Telah menceritakan kepada kami Juwairiyyah, dari Naafi’, dari ‘Abdullah (bin ‘Umar), ia berkata : Disebutkan Dajjaal di sisi Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak tersembunyi dari kalian. Sesungguhnya Allah itu tidak buta sebelah matanya – lalu beliau berisyarat dengan tangannya ke matanya - . Dan bahwasannya Al-Masiih Ad-Dajjaal itu buta sebelah matanya yang kanan seakan-akan matanya itu seperti buah anggur yang mengapung (menonjol keluar)” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 7407].
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ، عَنْ قَيْسٍ، قَالَ: لَمَّا قَدِمَ عُمَرُ الشَّامَ اسْتَقْبَلَهُ النَّاسُ وَهُوَ عَلَى الْبَعِيرِ، فَقَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ لَوْ رَكِبْتَ بِرْذَوْنًا يَلْقَاكَ عُظَمَاءُ النَّاسِ وَوُجُوهُهُمْ، فَقَالَ عُمَرُ: " لَا أَرَاكُمْ هَاهُنَا، إِنَّمَا الْأَمْرُ مِنْ هُنَا وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى السَّمَاءِ "
Telah menceritakan kepada kami Wakii’, dari Ismaa’iil, dari Qais, ia berkata : Ketika ‘Umar baru datang dari Syaam, orang-orang menghadap kepadanya dimana ia waktu itu masih di atas onta tunggangannya. Mereka berkata : “Wahai Amiirul-Mukminiin, jika saja engkau mengendarai kuda tunggangan yang tegak, niscaya para pembesar dan tokoh-tokoh masyarakat akan menemuimu”. Maka ‘Umar menjawab : “Tidakkah kalian lihat, bahwasannya perintah itu datang dari sana ? – Dan ia (‘Umar) berisyarat dengan tangannya ke langit” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, 13/40; sanadnya shahih].
Penutup
Dari beberapa hal yang disebutkan di atas, Anda dapat mengetahui paham Wahabiy ini telah muncul ratusan tahun jauh sebelum kelahiran Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab An-Najdiy rahimahullah. Bagi Anda penganut paham ini, tentu merupakan satu khabar gembira karena akan mengetahui paham Anda berkesesuaian dengan paham para taabi’iin. Bukan ciptaan atau kreasi Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab atau Ibnu Taimiyyah rahimahumalllah.
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ فَيَغْزُو فِئَامٌ مِنْ النَّاسِ فَيَقُولُونَ فِيكُمْ مَنْ صَاحَبَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيُفْتَحُ لَهُمْ ثُمَّ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ فَيَغْزُو فِئَامٌ مِنْ النَّاسِ فَيُقَالُ هَلْ فِيكُمْ مَنْ صَاحَبَ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيُفْتَحُ لَهُمْ ثُمَّ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ فَيَغْزُو فِئَامٌ مِنْ النَّاسِ فَيُقَالُ هَلْ فِيكُمْ مَنْ صَاحَبَ مَنْ صَاحَبَ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُونَ ��َعَمْ فَيُفْتَحُ لَهُمْ
Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin ‘Abdillah : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan, dari ‘Amr, ia berkata : Aku mendengar Jaabir bin ‘Abdillah radliyallaahu ‘anhumaaberkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Sa’iid Al-Khudriy, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Akan datang kepada manusia suatu jaman yang ketika itu ada sekelompok orang yang berperang lalu orang-orang bertanya kepada mereka : ‘Apakah diantara kalian ada orang yang bersahabat (mendampingi) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam?". Kelompok itu menjawab : ‘Ya ada’. Maka mereka diberi kemenangan. Kemudian akan datang lagi kepada manusia suatu jaman yang ketika itu ada sekelompok orang yang berperang lalu ditanyakan kepada mereka : ‘Apakah diantara kalian ada orang yang bershahabat dengan shahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam?". Mereka menjawab : ‘Ya ada’. Maka mereka diberi kemenangan. Kemudian akan datang lagi kepada manusia suatu jaman yang ketika itu ada sekelompok orang yang berperang lalu ditanyakan kepada mereka : ‘Apakah diantara kalian ada orang yang bershahabat dengan orang yang bershahabat dengan shahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam?’. Mereka menjawab : ‘Ya ada’. Maka mereka diberi kemenangan" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3649].
Semoga artikel sederhana ini ada manfaatnya.
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
[abul-jauzaa’ – wonokarto, wonogiri, 02062012].
1 note · View note
ali-imran98 · 3 years
Text
Online Quran Academy
On the off chance that you are in the USA and you really wanted to focus on one of the Islamic sciences or you really wanted your children to learn it so they have a better understanding of their religion than apply its headings in their helpful lives; Al Madina Quran Academy outfits you with the opportunity to join online Islamic courses in USA.
 Al Madina Quran Academy is one of the affiliations had some ability in showing Islamic religion and Islamic sciences at all perplexing ways that suit all ages, and it also gives basic permission to these courses through the Internet.
 Online Islamic courses in USA by Al Madina Quran Academy
 You can gain proficiency with various online Islamic courses in USA using Online Quran Academy USA stage, for instance,
 Our online Quran academy outfits the Quran learning programs with full motivation and honesty. Our association with our understudies is very great because our online Quran Teachers deals our understudies with full honesty. We don't charge so much. Our advantage is least and nature of Quran preparing is high.
Tumblr media
 Muhammad (PBUH): The Prophet of Islam
 As shown by Quran, Sadaqa leads into the refinement of the support Learn Quran For Kids with us considering the way that our online Quran Academy gives you all Quranic courses like learn Quran online with tajweed, Learn Quran Online with Translation, fundamental Quran courses, Islamic courses, learn Quran with Al Madina Quran Academy. Quran says that sadaqa should not be essentially be in a material shape and can be a tenacious effort, or a mindful word.
 This is in simultaneousness with a depiction credited to Muhammad which says every extraordinary deed is a kind of sadaq. Kind words and compassion are better contrasted with sadaqa joined by insult, according to the point of view of Quran, and it is better for the gifts to be offered discreetly to those deprived instead of doing it without trying to hide to be perceived by them. There are a couple of things that Allah has made that we can no see or hear with the exception of we confide in...
Tumblr media
 LEARN QURAN FOR KIDS
 A couple of experts thusly surmise that sadaqa is a loanword learns Quran online for young people. Our Online Quran Academy gives you various online courses. One of them is online Quran learning for youths.
 Quran maintenance
 The teachers at Online Quran Academy USA will help you with holding the Holy Quran in the correct way that joins the game plans of Tajweed.
 In the online Quran maintenance course, you will acquire capability with the best techniques that help you during the time spent recognition, just as learning the ramifications of specific abstains so you get what you recall.
 Ordinarily, the teacher helps you with recalling the Qur'an ceaselessly. He starts by helping you with holding the short Surahs, then, forges ahead to longer ones, and so on
 Tajweed classes
 Online tajweed classes are the most perfect online Islamic courses in USA given by Online Quran Academy. These courses help you in introducing the Qur'an precisely, comparatively that God have revealed it to His Prophet Muhammad and congruity has shown up.
 These courses rely upon showing you Tajweed fundamentally, through extraordinary improvement with the teacher, who will examine before you a couple of times, focus on you and right the mistakes that you make while scrutinizing.
Tumblr media
 Qirat course
 One of the online Islamic courses in USA given by Online Quran Academy USA is qirat course. It is the course that you will learn at the assorted 10 distinct ways that Prophet Muhammad used to describe the Qur'an, for instance, Hafs Qiraa, Warsh Qiraa, Qalon Qiraa, and so forth
 Aqeedeh course
 In the aqeedeh course, the teacher will provide you with the affirmations of God's essence, his ascribes, and the characteristics that He shouldn't be depicted with, and besides confirms that prophet Mohammed - PBUH-is straightforward, so you will look into the God you love, and the prophet you follow.
 Fiqh course
 Through online fiqh courses, you will acquire capability with the game plans of self-cleanness, appeal, zakat, fasting, venture, and a couple of game plans related to financial trades. You will moreover discover concerning the four schools of Fiqh, the Hanafi School, the Maliki School, the Shari's school, and the Hanbali school.
 How to join online Islamic courses in USA?
 After you become more acquainted with the nuances of the online Islamic courses through the articles on the site; you can join these courses by selecting through the site page or sending us a message on the WhatsApp number or the email showed on the site.
 Basic WAY TO LEARN QURAN CLASSES
 We have Best gathering of both male and female Quran Teacher who are centered around their Quran Academy work, school graduates and are astoundingly qualified. A huge part of them are Hafiz/Hafiza And Egyptian Arabic Quran Teacher so they can show Quran with suitable supplement. So in case anyone didn't find any best Quran Teacher And Quran Academy or didn't find opportunity to learn Quran with Tajweed then, here is best opportunity for you since you will essentially have to get confirmation in our Best Online Quran Academy and rest is our work.
 •24 Hour Service: we are offering 24 hour help Quran Classes to our understudies with the objective that understudies can change their educational exercise timings as demonstrated by their availability, straightforwardness and comfort.
 • Qualification: Graduation from all around assumed universities.
• Certifications: Our Online Quran Teachers are skilled and experienced.
• Teaching Methodology: Our Online Quran Teachers are skilled and they are also ready to cook a wide scope of understudies. They have full request over their recitation and revise bungles in recitation.
• Personal Skills: We are a great deal of stressed over satisfaction of understudies so we inspect teachers while utilizing dependent on commitment, constancy and capacity.
  Learn Quran with Tajweed
 Al Madina Quran Academy has extraordinarily planned a short program for understudies who need to learn Quran with tajweed and rules of tajweed and work on recounting Quran like Qarias do...
 Online Quran Academy offer a wide scope of top caliber of showing Arabic or tajweed and extra-curricular exercises.
Tumblr media
 Quran Memorization
 Advantages of learn Quran Tajweed: There are a few advantages of discussing Quran with Tajweed as under: It Beautiful Tajweed courses your recitation. It will expand your position in seeing Allah. When you learn Tajweed you can instruct it to another person and that will advance your award. Presenting of Quran will be an observer for you on the Day of Judgment. It provides Muslims with a feeling of solidarity, distinctive communicating in dialects they are brought together by its recitation. Allah has instructed us to present it in its legitimate manner, when you endeavors to Recite with Tajweed it will just acquire you more prize.
 How might I learn Tajweed? Learn Quran Tajweed serves to understudy read the words in the manner they are to be discussed, which thusly helps with getting the best impact from the recitation. Quran is the expression of Allah. The develop it has, notwithstanding the profundity of implying that the sections of Quran convey, there is likewise is eminent language is Arabic specifically.
 How might I learn Tajweed?
 History of Tajweed: Our guides have the right information History of Tajweed concerning Learn Tajweed. They won't just guide you suggested to Tajweed, however will likewise assist you with accomplishing the training that is required. Just practice consistently will work on your recitation. You will see changes in
 your Quran perusing in the blink of an eye.
 Tajweed Can Be Easy: This is way recitation of Quran should be done Quran with Tajweed classes. Tajweed is a lot of rules set up for researchers to observe to guarantee that they have the right elocution giving each word its due right since, supposing that u present a letter with incorrect way it might change the whole importance. It turned out to be vital to keep the way to express how the Prophet (PBUH) recounted it. The significance of Applying tajweed rules and a few manners by which one can learn Tajweed with without any problem.
 Arabic or tajweed: We show Quran with Tajweed and Tarteel any remaining projects on balanced bases. Coordinated means just a single understudy at one time. There will be no other understudy with you on your time which benefits understudies a great deal. Instructor remains completely centered around just a single understudy rather than many. So the instructor can all the more likely assistance and point out your shortcoming rules of tajweed.
0 notes
capetownhaafidha · 7 years
Text
Course: The Study of 57 Ways of Recitation for Imam Hafs (RA)
Course: The Study of 57 Ways of Recitation for Imam Hafs (RA)
Bismillah I was invited to attend the enrichment course hosted by Jam ‘Eyyatul Qurra on the study of 57 ways of recitation for Imam Hafs RA, and being a qiraa-aat student, there was no ways I was going to pass up this opportunity. It started last night and it is being recorded, so anyone still wanting to join may do so. It is free of charge. The text is in Arabic and is translated and explained…
View On WordPress
0 notes
marwan-villain · 6 years
Text
(Recitation recommended for those learning, memorizing, or perfecting tajweed and pronunciation of Koran)
-The first recording of the entire Koran was in 1961 by Shiekh Mahmood Khalil Al-Husary. I believe it was also the most blessed -inshallah.
-He was the first to record the entire Koran in other Qiraat as well.
-In 1969 he was the first to record the entire Koran in a learners edition. A super-slow balanced recitation.
-For ten straight years Egypt's radio station used his recitation and no one else's based on the recommendation of the quraa there.
-He died in 1980 after teaching and serving Koranic teachings for over 55 years ordering 1/3 of his wealth go to the service of the Koran.
-This was the recitation my father imposed on me when he was teaching me at the age 6-11.
-I asked my Shiehkh who has one of the highest ijaazas during my teen years while getting an ijazaa from him, do you recommend Alhusary & Minshawy or the new reciters of today and I named several. He said: That's like comparing Imams with children.
-Among his special features in reciting is that it is slow, and very well balanced.
-He nearly perfects the exits of the letters.
-He stops and starts according to the spots charted by scholars of Qiraa.
-He was consistent and equal in the amount of mudood, throughout the entire recitation.
-He also masters the levels of each letter in (Tafkheem and Tarqeeq), heavy and light letters, and he is consistent throughout his recitation in the levels he chooses.
-In the learning stages of Koran it is recommended that one stick to one qari of Koran, and this is the one I recommend.
-The entire Husary recitation both his normal recitation of 1961 and the learners edtion of 1969 can be downloaded from:
https://www.tvquran.com/en/scholar/83/profile/mahmoud-khalil-al-hussary#moshaf-1
I have not downloaded it from there, if there is a problem, I'm sure there are many other sites.
*If your not learning, then at least take his Fatiha recitation that you need perfected for every unit of your salah and listen to it over and over and over(car, cell phone). It does not matter what ones background is; one will eventually perfect it like him -inshallah.
~Shaykh Ahmad Musa Jibril
0 notes
ibnusalim123 · 7 years
Text
Doa Para Waliyullah
Azamtu ‘Alaikum Yaa Ashhaabas Sihri Wal-Waswaasi Wa’tashomtu Bikaa Yaa Allahu 3x. Bihaqqil Hadhiri Wa ilyaasa Wabihaqqi Kaahiijin Kaahin Kahjin Mahjuujin Marmahjuujin Matjuu-In Wabihaqqi Aijin Jajrin Wabihaqqi Haamuu-In Haajin Ajiirin Injaasin Mahmaajuu-In Wanuuhin.Wa’tashamtu Bika Min Syarril Jinni Wal Insi Wahamazaatisy-Syayaathiini Wa-Atbaa’ihim Wa-A’uudzubika Min Kulli Balaa-In Wabihaqqi Daanii Aali Wabihaqqi Ayujin 3x Darasin 3x Wanawaarasin 3x Wabihaqqi Ahyan Saraahiyan Aduunaiyan Ashbaa-Ut Wabihaaqi Azhamatikal Jaliilati Ya Allahu 3x Ihfazhnii Min Jamii’il Balaa-i Wal-Aafaati Bihaqqi ‘Iisaa Wa musa Wabihaqqi Idrisa Wa syiits Wabihaqqi Sayyidinaa Muhammadin Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Ya Man Laa Bidaayata Walaa Nihaayata. Wa’tashamtu Bika Min Syarril Jinni Wal-Insi Bisirri Qiraa-Atis Saiki Fastajib Du’aa-Ji Yaa Ghiyaatsul Mustghitsiin. Aghitsnii 3x Yaa Man Laisa Kamitslihii Syai-Un Wahuwas Samii’ul Aliim. Wayaa Ni’mal Maulaa Wayaa Ni’man Nashiir. Birahmatika Yaa Arhamar Raahimiin. Washallallaahu ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadin Wa’alaa Aalihii Washahbihii Wasallam. Wal-Hamdu Lllaahi Rabbil ‘Aalamiin. BISMILLAAHHIRROHMAANIRROHIIM. RABBI INNI MAGHLUUBUN FANTASHIR WAJBUR QALBIL MUNKASIR WAJMA’ SYAMLIL MUNDATSIR INNAKA ANTARRAHMAANUL MUQTADIR IKFINII YA KAAFII WA ANAL ‘ABDUL MUFTAQIRU WAKAFAA BILLAAHI WALIYYAA WAKAFAA BILLAAHI NASHIIRAA. INNASY SYIRKA LAZHULMUN ‘AZHIIMUN WAMALLAHU YURIIDU ZHULMAN LIL’IBAADI FAQUTHI’A DAABIRAL QAUMIL LADZIINA ZHALAMUU WAL HAMDULILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN” Aamiin
0 notes
bint-taahir-blog · 8 years
Video
Masha'Allah 😭😭😭 one of my favourite Qurraa' 😍💖💖 اللهم زد فزد 😇😇 #Qari #qiraa'ah #masha'Allah #qariahmednaina #Dr #Qur'aan #recitation
0 notes