Tumgik
#Pura Kahyangan Jagad
parahitatour · 1 year
Text
Pura Gunung Kawi yang Sakral dan Bersejarah
Pura Gunung Kawi – Sebagai umat Hindu, Bali mungkin menjadi salah satu tempat yang sakral dan bersejarah. Hal ini karena mayoritas penduduk Bali memeluk agama Hindu sejak dahulu. Kemudian, secara alami banyak dibangun pura sebagai tempat ibadah umat setempat. Untuk itulah, Bali memiliki banyak pura yang sakral yang kaya akan sejarah, termasuk Pura Gunung Kawi yang ada di Tampak Siring dan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
fanany1966 · 4 months
Text
Tumblr media
BENGAWAN SOLO, MENGALIRKAN SEJARAH KEUTAMAAN...
.
.
A. Cokro Pengging Kali Larangan
Umbul Cokro dan Umbul Pengging merupakan mata air yang sangat baik. Airnya jernih mengalir sepanjang masa. Berguna untuk pengairan sawah yang subur.
Daerah Klaten, Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo ini mendapat limpahan air dari Cokro Pengging. Maka sejak dulu daerah ini menjadi lumbung padi.
Gumrojog banyu bening. Tuking gunung Umbul Cokro Pengging.Mili ngetan tumuju Kali Larangan. Kartasura Surakarta. Sakbanjure mili neng Bengawan Gedhe.
Kali Larangan yang legendaris ini airnya bertumpah di bengawan Solo. Dikatakan kali Larangan berarti kemewahan. Larang dalam bahasa Jawa berarti mahal, mewah, elit, lux, bagus, hebat , istimewa. Betapa tidak. Mewahnya kali larangan, terbukti dipelihara, dirawat, dan digunakan untuk keperluan Karaton Surakarta Hadiningrat dan pura Mangkunegaran.
Maka tiap 500 M dijaga dan diawasi. Mirip dengan merawat tirta perwita sari dalam lakon Dewaruci.
Hulu bengawan Solo sungguh mengagumkan. Di sekitar umbul cokro Pengging ini hidup tokoh besar dalam sejarah Jawa. Sebut saja Sri Makurung Handayaningrat, Ki Ageng Pengging, Joko Tingkir, Syekh Siti Jenar, Ratu Pembayun, Kyai Yasadipura, Tumenggung Padmanagara dan Ranggawarsita.
Semua raja Mataram menjalankan laku ritual siram jamas di Umbul Cokro Pengging. Tempat ini pusat sarjana dan bangsawan utama.
Air umbul Cokro Pengging mengalir ke arah timur. Bertemu di Kartasura. Aliran disambung di Kali Larangan menuju kota Solo.
Dulu aliran sepanjang 20 KM ini dijaga ketat oleh petugas. Kordinatornya KRT Tirtonagoro,pejabat Karaton Surakarta Hadiningrat yang mengurus irigasi. Kebersihan kali Larangan terjaga betul. Orang bisa langsung minum di kali. Malah minum di kali larangan dipercaya sebagai obat.
Mencari jodoh dan ingin punya anak pun, orang mau minum langsung di Kali Larangan.
Sejak dulu sampai sekarang peradaban tumbuh subur di daerah ini. Kuliner, batik, gerabah, gamelan, industri, kerajinan bisa tampil di tingkat dunia.
Bangsa manca banyak yang belajar beragam ketrampilan.Kesenian pedalangan, kerawitan, kesusasteraan, gendhing, tari berkembang pesat. Gambaran tentang kebajikan dan keindahan mudah ditemukan.
Jagad gumelar dan jagad gumulung berjalan dengan baik. Mereka bisa menunjukkan keagungan dan keanggunan.
Sumber mata air yang tak kalah pentingnya adalah Kaliworo di kaki Gunung Merapi.
Airnya menampung dari daerah kemalang, Manisrenggo, Karangnongko, Prambanan, Gantiwarno. Berubah aliran menjadi sungai Dengkeng.Mengalir sepanjang kaki bukit gunung ijo, ke arah timur. Meliputi daerah Wedhi, Bayat, cawas, Juwiring, Karangdowo dan bergabung di Sukoharjo dengan bengawan Solo.
Kanan kiri aliran ini banyak insan yang suwita kepada Karaton Surakarta Hadiningrat sebagai abdi dalem.
B. kahyangan Dlepih Kali Keduwang
Mata air yang mengalir ke bengawan Solo berasal dari sumber kahyangan Dlepih Tirtomoyo Wonogiri.
Tempat ini menjadi pesanggrahan Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul. Maka kerap dijadikan untuk lelaku. Orang percaya bahwa doa di sini akan terkabul. Calon Lurah, Bupati, Gubernur dan Presiden melakukan ritual di kahyangan Dlepih.
Orang Jawa mantab menggunakan cara nenuwun...
Air di pegunungan sewu punya khasiat prima. Semua wanita yang terkena percikan banyu gunung sewu, pasti mukanya berseri dan bersinar. Mata air bengawan Solo ini terlebih dulu melewati kali Keduwang.
Sinuwun Paku Buwono lX sering tapa ngeli di kali keduwang. Kali keduwang menjadi sarana angkutan kayu jati dari Alas Donoloyo. Kayu jati Donoloyo ini bahan utama bangunan Karaton Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran.
Cara menebang kayu jati Alas Donoloyo menggunakan sesaji dan ritual khusus. Sesaji dari Kraton Surakarta Hadiningrat dipersiapkan oleh abdi dalem Purwo kinanthi. Lantas diselenggarakan wilujengan yang dipimpin ulama Kraton.
Semua peserta harus berbusana kejawen jangkep. Nyamping, beskap, blangkon, samir, keris, sabuk wala, sabuk timang untuk pria. Sanggulan, kebaya hitam dan nyampingan untuk putri.
Khusus abdi dalem Purwo kinanthi berbusana kemben. Wilujengan selesai lalu kayu jati boleh ditebang. Dilakukan dengan hati-hati, Jangan sampai sembrono. Bisa kuwalat. Ini pekerjaan yang diawasi oleh para leluhur.
Penebangan kayu jati selesai. Ada ritual baku. Sebelum diangkut lewat kali keduwang, harus tayuban. Tayub, ditata supaya guyub. Ledhek terpilih diundang untuk unjuk kebolehan.
Mereka ledhek terpilih yang terampil nembang dan njoged. Hadirin mendapat kesempatan ngibing. Lagunya diawali dengan gendhing talu.
Ayak srepeg sampak laras slendro pathet manyura berkumandang. Dilanjutkan dengan lagu ganda mastuti. Ketua panitia membawa sapu dan obor. Pengiring membawa sesaji makanan sambil berjoged. Diiringi gendhing kalaganjur.
Satu per satu hadirin mendapat sampur kehormatan. Suasana regeng seneng nggayeng.
Bengawan Solo memiliki ritual yang menarik. Karena berkaitan dengan eksistensi pusat kekuasaan Jawa. Raja Paku Buwono, berarti penguat dan pengikat jagad raya.
Keberadaan air bengawan Solo juga dipasok dari Grojogan sewu bawah gunung Lawu. Air ini selalu digunakan untuk sesuci oleh Sinuwun Prabu Brawijaya, raja Majapahit.
Kayu kentir atau hanyut di kali keduwang. Terus bersambung ke bengawan Solo. Tiba di Langenharjo Sukoharjo. Abdi dalem siap menjemput. Kayu diambil dan ditumpuk di Pelataran pesanggrahan Langenharjo yang megah indah dan mewah.
Diselenggarakan ritual kesenian dengan nanggap wayang. Lakonnya Babad Wonomarto. Dalang,wiyaga dan waranggana diberi atribut mastis, yakni sumping gajah oling.
Atribut ini berfungsi untuk menolak balak dan gangguan makhluk halus yang tidak kasat mripat. Pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini berlangsung meriah. Baru kayu diangkut dengan gerobak. Kusir gerobak didampingi tukang gerong yang pintar ura-ura dan rengeng-rengeng.
C. Diapit Gunung Kendheng dan Gunung Renteng
Bengawan Solo, riwayatmu kini. Sedari dulu jadi perhatian insani. Musim kemarau tak seberapa airmu. Di musim hujan air meluap sampai jauh. Mata airmu dari Solo. Terkurung gunung seribu. Air meluap sampai jauh. Dan akhirnya ke laut. Itu perahu riwayatnya dulu. Kaum pedagang selalu. Naik itu perahu.
Komponis Gesang dengan tepat menggambarkan keadaan bengawan Solo. Lagu langgam keroncong ini telah mendunia. Di negeri Jepang, Korea, taiwan lagu ciptaan Gesang amat populer.
Liriknya sederhana, tapi maknanya mengena. Karya asli anak bangsa yang menghadirkan rasa hormat dan bangga. Bisa digunakan sebagai kaca benggala buat generasi muda. Agar mau berusaha, bekerja dan berkarya.
Sebelah kiri aliran bengawan Solo terdapat jajaran pegunungan Kendheng.
Gunung ini kaya tambang semen, kayu jati, minyak tanah, padi gogo dan burung perkutut. Serat Centhini karya Sinuwun Paku Buwono V membahas dengan rinci kekayaan gunung Kendheng.
Sebelah kanan aliran bengawan Solo adalah jajaran pegunungan Renteng.
Ada lagu anak-anak yang terkenal pada tahun 1950 an. Cepu Bojonegoro, lor Rembang kidul Blora.Mengetan Tuban. Babad lan Lamongan, Gresik, Surabaya.
Lagu ini sebagai bahan ajar untuk siswa SD. Cocok untuk pengenalan lingkungan dan geografi. Penyajian bahan ajar cocok dengan jiwa anak yang memerlukan nuansa estetis. Learning by playing, belajar sambil bermain. Konsep makarya sinambi ura-ura.
Jumlah air yang ditampung bengawan Solo berasal dari berbagai Kabupaten : Sukoharjo, Boyolali, Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten atau SUBOSUKO WONOSRATEN.Di luar Solo raya menampung air dari Kabupaten Grobogan dan Blora. Lantas sebagian karesidenan Madiun, Ngawi, Ponorogo, Magetan. Masuk wilayah Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik dan Surabaya. Terakhir bengawan Solo bermuara ke selat Madura.
Ternyata bengawan Solo menjadi penyangga kehidupan, kekayaan, kebudayaan dan kebajikan. Inilah ganjaran dari Tuhan.
Semoga membuahkan kebahagiaan bagi sekalian umat manusia.
Tanah Jawa ngejayeng jagad raya....
#AFR
0 notes
baliwakenews · 3 years
Text
Hadiri Piodalan Pura Luhur Sapuh Jagad, Suyasa Apresiasi Yadnya Tulus Ikhlas Krama Desa Adat Munggu
Hadiri Piodalan Pura Luhur Sapuh Jagad, Suyasa Apresiasi Yadnya Tulus Ikhlas Krama Desa Adat Munggu
Munggu, baliwakenews.com Wakil Ketua I DPRD Badung, Wayan Suyasa kembali memenuhi undangan masyarakat di Desa Adat Munggu. Pada Rabu 23 Februari 2022, Politisi tiga periode menjadi anggota DPRD Badung tersebut menghadiri serta ngerastiti karya di Pura Kahyangan Jagat Luhur Sapuh Jagad Banjar Pemaron, Desa Adat Munggu. Hadir dalam kesempatan tersebut , Perbekel Munggu,Ketut Darta, Bendesa Adat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
tripticharan · 3 years
Video
instagram
Pura Penataran Agung Lempuyang🛕 is a Balinese Hindu Temple located on the slope of Mount Lempuyang in Karangasem, Bali. ✨ It is considered as part of a complex of pura surrounding Mount Lempuyang, one of the highly regarded temples of Bali. The temple groups are considered as part of the Sad Kahyangan Jagad or the "six sanctuaries of the world", the six holiest places of worship on Bali. #ExploreWithTripti 🇮🇩 . . Use #LOVE_YOURSELF_LOVE_LIFE to get featured . . 📍@LOVE_YOURSELF_LOVE_LIFE ♥️ . . . . For more updates, join me on ↙️ Trip Advisor: TriptiCharan Zomato: TriptiCharan Twitter: TriptiCharan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . #baliindonesia #travelindonesia #travel #asiatravel #indonesia #Bali #mediablogger #asianblogger #bloggersofinstagram #hindutemple #asiantravelblogger #delhilifestyleblogger #iginfluencer #travelinfluencer #balitemple #travelling #TravelBlog #IndianTravelBlogger #IndianTraveller #DelhiTravelBlog #mediainfluencer #temples #Lempuyang #travelblogger #lempuyangtemple #temple #asia @indtravel #travelbloggerslife (at Pura Penataran Agung Lempuyang) https://www.instagram.com/p/CRRaDlFAre4/?utm_medium=tumblr
0 notes
dgmtours · 4 years
Photo
Tumblr media
It is one of the highlight destination in Karangasem. Namely Lempuyang Temple. The temple  is a temple located on the slopes of Mount Lempuyang in Karangasem , Bali .  Pura Penataran Agung Lempuyang is considered part of the temple complex around Mount Lempuyang, one of the most highly respected temples in Bali. The temple on Mount Lempuyang, represented by the highest temple atop Mount Lempuyang, Pura Lempuyang Luhur , is one of the Sad Kahyangan Jagad , or "six holy places of the world", the six holiest places of prayer in Bali. #lempuyangtemple #balitemple #amedbali #karangasem #baliindonesia #baliisland #instabali #Bali #Hindu (di Amed Bali) https://www.instagram.com/p/CHh6CeSlNzy/?igshid=1shomccjrcfeq
0 notes
adiwisaksonoadi · 4 years
Text
Tumblr media
Arjuno wiwoho
Kata wiwoho artinya mulia, dimuliakan. Jadi frasa itu artinya Arjuno yang dimuliakan atau mendapat kemuliaan. Karena artinya baik maka nama Wiwoho ini sering dipakai di kalangan orang Jawa. Cerita ini adalah salah satu karya anak bangsa yaitu Empu Kanwa yang hidup di abad ke 11 di kerajaan Kediri, Jatim. Judul lengkapnya Kekawin Arjuno wiwoho. Karakternya memang diambil dari wiracarita Mahabarata tapi plotnya dan narasinya sepenuhnya karya Empu Kanwa. Berikut ini resumenya.
Sejak Pendowo dan Kurowo masih kecil friksi di antara mereka sudah terasa. Di masa awal itu penyebabnya masih sekedar sifat saja di antara mereka yang kontras. Pendowo yang rajin, sabar, serius, pekerja keras, jujur berbenturan dengan sifat Kurowo yang egois, mau menang sendiri, malas, tamak, serakah, tidak jujur, manja dan pemarah. Kurowo sering merebut bahkan mencuri barang barang milik Pendowo. Awalnya Pendowo mengalah tapi kadang emosi mereka meledak sehingga terjadi pertengkaran dan bahkan perkelahian. Setelah remaja menjelang dewasa potensi konflik makin berkembang karena mereka sama sama merasa sebagai pewaris tahta Ngestino (Hastinapura). Pandu Dewonoto ayah dari Pendowo Limo adalah raja Ngestino maka mereka merasa berhak menjadi pewaris tahta. Raja yang saat itu sedang berkuasa adalah Destoroto. Dia kakak laki laki dari Pandu. Ketika Pandu masih hidup dia tidak diangkat menjadi raja karena sejak lahir sudah buta. Tapi ketika Pandu mati muda maka dialah yang diangkat menjadi raja dengan mengandalkan adiknya Widuro sebagai penasehat ketika harus mengambil keputusan pelik. Anaknya adalah Kurowo (artinya keturunan Kuru) yang berjumlah seratus. Maka Kurowo ini merasa berhak juga menjadi raja.
Sejak kecil sampai remaja Pendowo Limo tetap tinggal di istana Ngestino. Raja Destoroto mengangkat Begawan Durno seorang pendeta yang mumpuni menjadi mahaguru di istana Ngestino. Tugasnya mengajari Kurowo dan Pendowo dalam ilmu perang dan kenegaraan. Karena sifat Pendowo yang positif maka prestasi mereka jauh di atas Kurowo. Di antara semua muridnya Arjunolah yang paling menonjol. Arjuno menjadi murid kesayangan Begawan Durno. Dia menguasai dengan sangat baik ilmu perang dan terutama ketrampilan memanah. Suatu sat pernah diadakan pertandingan perang antara kedua kubu itu dan pemenangnya adalah Pendowo limo. Kenyataan ini menambah dendam di hati Kurowo yang memang iri dengki.
Di tengah ketegangan yang semangkin meningkat itu Pendowo limo semangkin serius menyiapkan kekuatan untuk mengantisipasi perang yang bakal pecah. Di antara Pendowo limo Arjuno dan Brotoseno yang paling kuat dalam ilmu perang. Meskipun demikian mereka masih terus berupaya meningkatkan kekuatan. Maka suatu hari Arjuno bertekad melakukan _topo broto_ (bertapa). Dia lantas mamakai busana sederhana, bukan busana kasatrian atau kaprajuritan (busana formal dan tempur) dan berangkat sendirian ke gunung Indrokilo.
Di gunung Indrokilo Arjuno tinggal di sebuah gua dan mengganti identitasnya menjadi Begawan Ciptoning. Di dalam gua itulah dia bertapa mengurangi makan, minum dan tidur. Setiap hari kegiatannya hanya memuja dan memuji yang maha kuasa. Saking intensifnya Arjuno melakukan olah batin maka getarannya dirasakan sampai ke kahyangan. Para dewa merasakan getaran kuat orang bertapa. Maka Betoro Guru lalu memerintahkan Betoro Narodo mencari tahu siapa orang yang sedang bertapa dan apa permintaannya.
Narodo lantas turun ke _Ngarcopodo_ (dunia) untuk menemui Arjuno yang sedang bertapa di lereng gunung Indrokilo. Dia menanyakan kepada Arjuno apa sebabnya bertapa dan apa permintaannya kepada para dewa. Arjuno menjawab bahwa dia sedang prihatin dengan keadaan di Ngestino khususnya keadaan Pendowo limo yang selalu dizalimi Kurowo. Dia sampaikan permohonan perlindungan kepada dewa. Dia juga memohon diberi kekuatan apabila suatu hari pecah perang antara Pendowo dengan Kurowo. Narodo lalu kembali ke kahyangan untuk menyampaikan permohonan tersebut.
Narodo melapor ke Betoro Guru. Mereka lalu berdiskusi dan Betoro Guru memutuskan akan menguji dulu sampai di mana keteguhan Arjuno. Apabila dia lulus ujian itu maka Betoro Guru berkenan memberikan sebuah senjata ampuh berupa panah. Betoro Guru juga memerintahkan kepada Narodo untuk mengirimkan tujuh bidadari tercantik di kahyangan untuk menggoda Arjuno. Maka diturunkanlah tujuh orang bidadari tercantik dari kahyangan. Di antaranya adalah Dewi Wilutomo, Dewi Tari, Dewi Tara, Dewi Suprobo dll. Mereka masuk ke gua Arjuno dan menggodanya. Ini sunguh sebuah godaan yang sangat berat buat Arjuno karena dia adalah seorang _lelananging jagad (play boy)_. Arjuno adalah seorang laki laki yang memiliki daya tarik yang luar biasa sehingga banyak sekali wanita yang terpikat dengan dia. Bukan hanya gadis bahkan istri orangpun banyak yang terpesona dengan Arjuno. Bahkan tanpa dirayupun sudah banyak yang dengan suka rela menyerahkan diri. Meskipun demikian ketika sedang bertapa Arjuno sangat teguh dalam tekadnya sehingga dia sama sekali idak tergoda. Justru para bidadari itulah yang jatuh cinta kepadanya. Tapi Arjuno tetap tidak mau melayani. Akhirnya para bidadari menyerah. Mereka pulang ke kahyangan dan melapor bahwa misi mereka gagal.
Narodo lantas turun ke gua di gunung Indrokilo sambil membawa hadiah untuk Arjuno berupa sebuah panah pusaka. Kepada Arjuno disampaikan bahwa dia ditakdirkan sebagai satria dengan tugas utama menjaga keamanan, melindungi rakyatnya dan menegakkan keadilan serta kebenaran. Itulah sebabnya dia diberi senjata sakti tersebut. Kemudian dia ditugaskan mempertahankan istana para dewa di kahyangan Jonggring salaka yang sedang diserang bangsa raksasa di bawah pimpinan raja Niwata kawaca. Namun sebelumnya Arjuno harus melindungi warga lerang gunung itu yang sedang diancam bahaya. Narodo juga berjanji Arjuno akan diberi hadiah tujuh bidadari tercantik di kahyangan yang pernah ditugasi menggodanya.
Setelah terkabul permohonannya Arjuno turun gunung untuk melaksanakan tugas mulianya. Tidak lama kemudian dia sampai ke desa di lereng gunung Indrokilo. Desa itu sudah sepi, tidak ada orang berani keluar rumah karena sudah beberapa lama diganggu oleh seekor _celeng_ (babi hutan) yang ganas. Celeng itu tidak hanya memakan hasil pertanian mereka tapi juga menyerang manusia. Sudah banyak korban yang jatuh. Warga juga sudah mencoba melawan dengan senjata tajam. Tapi _celeng_ itu selalu menang meskipun dikeroyok rame rame.
Arjuno mengelilingi desa itu untuk mencari _celeng_ pengganggu. Tidak lama kemudian dia melihat dari jauh seekor _celeng_ berlari mendatanginya. _Celeng_ itu bukan sembarang _celeng_ tapi _celeng_ yang besar sekali dan buas sekali. Sejatinya dia adalah jelmaan seorang raksasa. Dengan cepat Arjuno melepaskan panah saktinya yang baru saja didapat dari Betoro Narodo. Arjuno adalah murid terbaik Begawan Durno yang sudah menguasai ilmu _Sirwendo_ alias ilmu membidik dan dia juga juara panahan di Ngestino. Tidak ada kesulitan buatnya membidik _celeng_ yang sedang berlari ke arahnya. Panah itu tepat mengenai _celeng_ yang lantas jatuh sambil mengeluarkan suara keras lalu mati. Arjuno berlari mendatangi celeng tersebut untuk mencabut anak panahnya. Namun ketika sudah di depan _celeng_ dia terkejut melihat ada dua anak panah tertancap di badan _celeng_. Lebih terkejut lagi ketika mendadak terdengar suara seseorang dari arah lain. Di sana berdiri seorang satria gagah memegang busur. Dia mengatakan bahwa anak panahnyalah yang tepat mengenai jantung _celeng_ sehingga mati seketika. Arjuno tidak terima. Dia juga mengatakan anak panahnyalah yang lebih dulu mengenai _celeng_ maka dialah yang membunuh _celeng_ tersebut.
Pertengkaran semangkin memanas sehingga berlanjut menjadi perkelahian. Arjuno selama ini belum pernah terkalahkan dalam setiap perkelahian karena itu dia sangat percaya diri. Apalagi dia baru saja mendapat pencerahan dan kesaktian dari dewa. Tapi ternyata kali ini dia membentur batu. Satria itu ternyata sangat kuat dan cepat gerakannya sehingga Arjuno terdesak terus dan akhirnya dipukul jatuh. Dia yang murid terbaik Begawan Durno ternyata terpaksa mengakui keunggulan satria itu. Tiba tiba satria itu berubah wujud menjadi dewa Siwa. Arjuno menyembah dan memohon maaf.
Arjuno diperintahkan menuju ke kahyangan Jonggring salaka yang sedang dikepung tentara raksasa dibawah pimpinan Niwata Kawaca. Mereka menyerang kahyangan karena lamaran Niwata Kawaca kepada seorang bidadari tidak dikabulkan para dewa. Sekarang raja raksasa ini mengancam akan menghancurkan Jonggring salaka dan memaksa menikahi bidadari idamannya. Para dewa mengerahkan bala tentaranya tapi dengan mudah mereka dikalahkan tentara raksasa. Untung para dewa masih bisa menyelamatkan diri di dalam benteng. Kedatangan Arjuno segera disambut serangan tentara raksasa. Karena kesaktiannya tidak ada seorangpun tentara raksasa mampu mengalahkannya. Akhirnya Arjuno berhadapan langsung dengan Niwata Kawaca.
Pertarungan satu lawan satu segera terjadi dengan seru. Arjuno mengeluarkan segala macam jurus saktinya yang selama ini berhasil mengalahkan semua musuhnya. Tapi ternyata semua kesaktian Arjuno tidak ada artinya sama sekali buat Niwata Kawaca. Semua pukulan, tendangan, tebasan pedangpun tidak mempan. Bahkan panah sakti pemberian dewa yang baru saja dia dapatkan sama sekali tidak mampu melukai kulit Niwata Kawaca. Dengan nada melecehkan Niwata Kawaca mempersilahkan Arjuno memilih bagian tubuhnya yang mana yang akan diserang. Akhirnya terpaksa Arjuno melarikan diri agar selamat adari amukan sang raja raksasa sambil menantang besoknya dia akan datang lagi.
Malam harinya Arjuno memohon petunjuk para dewa agar bisa memenangi perang dengan raja raksasa itu. Narodo yang datang memberi petunjuk bahwa seorang bidadari Dewi Suprobo akan diutus kepada Niwata Kawaca. Dia ditugasi berpura pura mau menjadi istri Niwata Kawaca tapi sejatinya mencari rahasia kelemahan sang raja.
Esok harinya Niwata Kawaca sangat girang ketika tentara para dewa menyerahkan Dewi Suprobo kepadanya dengan syarat serangan dan kepungan dihentikan dan berjanji akan mengadakan pernikahan. Niwata kawaca menyanggupi syarat itu. Kepungan segera dibubarkan. Sang raja raksasa segera memperlakukan Dewi Suprobo dengan sangat baik. Ketika makan siang hari itu dia diberi hidangan terbaik dan dilayani dengan baik. Saking senangnya Niwata Kawaca memiliki calon istri bidadari idaman hatinya maka kewaspadaanya surut. Dia tidak menyadari bahwa sang dewi sedang memata matainya. Sambil makan siang sang dewi memuji muji sang raja setinggi langit sambil menanyakan rahasia kesaktiannya. Karena mabuk cinta sang raja membocorkan rahasianya bahwa kelemahannya terletak di mulutnya. Semua senjata tidak akan mempan di seluruh tubuhnya kecuali di mulutnya. Kalau dia diserang di mulutnya maka dia bisa mati. Dewi Suprobo diam diam menyampaikan rahasia ini kepada Arjuno.
Dengan berbekal pengetahuan ini esok harinya Arjuno sekali lagi menantang Niwata Kawaca untuk bertarung satu lawan satu. Niwata Kawaca yang pernah menang merasa yakin dia akan menang lagi. Dia bahkan mempersilahkan Arjuno memakai senjata apa saja yang dia sukai. Sambil mementang busurnya Arjuno memancing Niwata Kawaca terus berbicara. ketika mulutnya terbuka maka secepat kilat anak panah pusaka meluncur dan masuk ke mulut Niwata kawaca. Sang raja raksasa tewas seketika.
Para dewa menyambut hangat kemenangan Arjuno. Dia diberi penghormatan tinggi di kahyangan Jonggring salaka dan dinikahkan dengan tujuh bidadari tercantik di kahyangan. Salah satunya adalah Dewi Suprobo.
Tafsir
Saya punya tafsir atas cerita ini. Paling tidak ada dua hal yang saya tafsirkan dari cerita ini. Pertama adegan Arjuno membunuh _celeng_ dengan panah yang ternyata bersamaan dengan seorang satria jelmaan dewa. Saya yakin maksud Empu Kanwa adalah keberhasilan manusia itu tergantung pada usaha manusia itu sendiri plus ijin Allah. Manusia wajib berupaya dengan baik. Ini adalah syarat keberhasilan mencapai apapun. Tapi ijin Allah mutlak diperlukan. Apabila Allah sudah memberi ijin maka upaya manusia akan berhasil. Sebaliknya sebaik apapun upaya jika Allah tidak memberi ijin maka pasti gagal.
Tafsir kedua saya tentang kelemahan Niwata Kawaca di mulutnya. Kegagalan manusia bisa karena mulutnya, alias omongannya. Jadi kita harus menjaga omongan. Jangan sampai ada omongan jelek, tidak sopan, apalagi makian, pelecehan, gibah dsb. Segala sesuatu akan kembali kepada pelakunya, termasuk lisan. Omongan buruk akan kembali kepada pelakunya. Jadi dalam jangka panjang akan merugikan. Maka harus dihindari.
Itulah yang saya tangkap dari cerita Arjuno Wiwoho. Mungkin masih ada lagi metafora lain dari Empu Kanwa yang belum saya tangkap. Sila diutarakan.
1 note · View note
bhuvneshkumawat · 4 years
Photo
Tumblr media
Pura Goa Lawah (Balinese "Bat Cave Temple") is a Balinese Hindu temple or a pura located in Klungkung, Bali, #Indonesia. Lawah cave is a temple as a place of worship to the god Maheswara (Shiva) and Naga Basuki (Vasuki). As local beliefs Naga Vasuki inhabit in Agung Mountain, Naga Basuki is a primordial dragon who is believed to keep the balance of the cosmos. Pura Goa Lawah is often included among the Sad Kahyangan Jagad, or the "six sanctuaries of the world", the six holiest places of worship on Bali. Pura Goa Lawah is noted for built around a cave opening which is inhabited by bats, hence its name, the Goa Lawah or "bat cave". Pura Goa Lawah is located in the village of Pesinggahan, Klungkung Regency, Bali. The large complex of Pura Goa Lawah is located on the north side of Jalan Raya Goa Lawah main road, on the beach of Goa Lawah. It was established in the 11th century by Mpu Kuturan. Mpu Kuturan was one of the early priests who introduced Hinduism on Bali. The temple complex may start as the center of meditation for priests. https://www.instagram.com/p/CBIUQloplqX/?igshid=5l0ddhjsfivs
0 notes
archi221bfash · 4 years
Photo
Tumblr media
Image credit: @sikhwarriorlive -Pura Penataran Agung Lempuyang is a Balinese Hindu temple or pura located in the slope of Mount Lempuyang in Karangasem, Bali. Pura Penataran Agung Lempuyang is considered as part of a complex of pura surrounding Mount Lempuyang, one of the highly regarded temples of Bali. The temples of Mount Lempuyang, represented by the highest pura at the peak of Mount Lempuyang, Pura Lempuyang Luhur, is one of the Sad Kahyangan Jagad, or the "six sanctuaries of the world", the six holiest places of worship on Bali. •Type- Pura •Architectural style-Balinese •Address-Banjar Purwa Ayu, Desa Tribuana, Abang Subdistrict, Karangasem •Country-Indonesia •Coordinates-8°23′29″S 115°37′53″E •Elevation-603 meter @fash_insp_designs📍Bali,Indonesia 🇮🇩 tag_your_archi_friends🔽🔽 for more follow: @fash_insp_designs @fash_insp_designs #fash_insp_designs#sketchlikeanarchitect #thearchitecturestudentblog #arch_more #perspective #dailydrawing #archi_students #sketch #illustration #architecture #archisketcher #instasketch #architecturesketch #archilovers #sketchoftheday #sketchcollector #arch sketch #handdrawn #pensketch #arquitetapage #arch_cad #ARGQSKETCH #architecturefactor #architecture_hunter #sketch_arq #architects_need #architects vision #sketchlicious #archidayy (at Pura Penataran Agung Lempuyang) https://www.instagram.com/p/CAgUkKXJNuU/?igshid=6vydwkok8era
0 notes
bluelemonad · 5 years
Photo
Tumblr media
“The puras of Mount Lempuyang, represented by Pura Lempuyang Luhur, the highest temple in the area, is grouped one complex of pura which represents the Pura Sad Kahyangan Luhur Lempuyang. The temple groups are considered as part of the Sad Kahyangan Jagad, or the "six sanctuaries of the world", the six holiest places of worship on Bali. According to Balinese beliefs, they are the pivotal points of the island and are meant to provide spiritual balance to Bali.” The sad behind-the-scenes truth of these beautiful photos is that we had to wait in line (through priority numbers) for 1.5 hours to get the chance to be photographed in between these two structures. 😬 But that’s okay, it was a gorgeous photo opportunity that was worth my wait. 😊 Don’t we have the best group photo? #bali #indonesia #southeastasia #asia #temple #sky #vscocam (at Penataran Pura Lempuyang) https://www.instagram.com/p/B5NvJyDAZET/?igshid=dbmas1co2u4v
0 notes
klikholiday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Pura Penataran Agung Lempuyang is a temple located on the slopes of Mount Lempuyang in Karangasem, Bali. Penataran Agung Lempuyang Temple is considered as part of the temple complex around Mount Lempuyang, one of the most respected temples in Bali. The temple on Mount Lempuyang, represented by the highest temple on the summit of Mount Lempuyang, the Lempuyang Luhur Temple, is one of the Sad Kahyangan Jagad, or "six world shrines", six of the most sacred prayers in Bali (di Lempuyang Temple, Bali, Indonesia) https://www.instagram.com/p/B2ghYTkAr4T/?igshid=d8npj5p07lhu
0 notes
travelinku-id-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Pura Penataran Agung Lempuyang is a temple located on the slopes of Mount Lempuyang in Karangasem, Bali. Penataran Agung Lempuyang Temple is considered as part of the temple complex around Mount Lempuyang, one of the most respected temples in Bali. The temple on Mount Lempuyang, represented by the highest temple on the summit of Mount Lempuyang, the Lempuyang Luhur Temple, is one of the Sad Kahyangan Jagad, or "six world shrines", six of the most sacred prayers in Bali (di Bali) https://www.instagram.com/p/B2E84HsBeGE/?igshid=1710fgsidf6vj
0 notes
gusipul · 4 years
Text
SEJARAH BENGAWAN SOLO
Oleh Dr Purwadi SS M.Hum
ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara - LOKANTARA
A. Umbul Cokro Pengging Kali Larangan Mata Air Bengawan Solo.
Gumrojog banyu bening. Tuking gunung Umbul Cokro Pengging. Mili ngetan tumuju Kali Larangan. Kartasura Surakarta. Sakbanjure mili neng Bengawan Gedhe.
Pada tahun 1547 Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya raja Pajang membangun Umbul Cokro dan Umbul Pengging. Kawasan ini merupakan mata air yang sangat baik. Airnya jernih mengalir sepanjang masa. Berguna untuk pengairan sawah yang subur. Daerah Klaten, Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo ini mendapat limpahan air dari Cokro Pengging. Maka sejak dulu daerah ini menjadi lumbung padi.
Air umbul Cokro Pengging mengalir ke arah timur. Bertemu di Kartasura. Aliran disambung di Kali Larangan menuju kota Solo. Dulu aliran sepanjang 20 KM ini dijaga ketat oleh petugas. Kordinatornya KRT Tirtonagoro, pejabat Karaton Surakarta Hadiningrat yang mengurus irigasi.
Kebersihan kali Larangan terjaga betul. Orang bisa langsung minum di kali. Malah minum di kali larangan dipercaya sebagai obat. Mencari jodoh dan ingin punya anak pun, orang mau minum langsung di Kali Larangan.
Kali Larangan yang legendaris ini airnya bertumpah di bengawan Solo. Dikatakan kali Larangan berarti kemewahan. Larang dalam bahasa Jawa berarti mahal, mewah, elit, lux, bagus, hebat, istimewa. Betapa tidak. Mewahnya kali larangan, terbukti dipelihara, dirawat, dan digunakan untuk keperluan Karaton Surakarta Hadiningrat dan pura Mangkunegaran. Maka tiap 500 M dijaga dan diawasi. Mirip dengan merawat tirta perwita sari dalam lakon Dewaruci.
Panembahan Senapati raja Mataram tapa kungkum di Umbul Pasiraman Pengging tahun 1586. Hulu bengawan Solo sungguh mengagumkan. Di sekitar umbul cokro Pengging ini hidup tokoh besar dalam sejarah Jawa. Sebut saja Sri Makurung Handayaningrat, Ki Ageng Pengging, Joko Tingkir, Syekh Siti Jenar, Ratu Pembayun, Kyai Yasadipura, Tumenggung Padmanagara dan Ranggawarsita. Semua raja Mataram menjalankan laku ritual siram jamas di Umbul Cokro Pengging. Tempat ini pusat sarjana dan bangsawan utama.
Sumber mata air yang tak kalah pentingnya adalah Kaliworo Kemalang Klaten di kaki Gunung Merapi. Airnya menampung dari daerah Kemalang, Manisrenggo, Karangnongko, Prambanan, Gantiwarno. Berubah aliran menjadi sungai Dengkeng. Mengalir sepanjang kaki bukit gunung ijo, ke arah timur. Meliputi daerah Wedhi, Bayat, cawas, Juwiring, Karangdowo dan bergabung di Sukoharjo dengan bengawan Solo. Kanan kiri aliran ini banyak insan yang suwita kepada Karaton Surakarta Hadiningrat sebagai abdi dalem.
Pendidikan cipta rasa karsa dikembangkan oleh Sinuwun Amangkurat Tegal Arum tahun 1652. Sejak dulu sampai sekarang peradaban tumbuh subur di daerah ini. Kuliner, batik, gerabah, gamelan, industri, kerajinan bisa tampil di tingkat dunia. Bangsa manca banyak yang belajar beragam ketrampilan. Kesenian pedalangan, kerawitan, kesusasteraan, gendhing, tari berkembang pesat. Gambaran tentang kebajikan dan keindahan mudah ditemukan. Jagad gumelar dan jagad gumulung berjalan dengan baik. Mereka bisa menunjukkan keagungan dan keanggunan. Inilah konsep seni edi peni budaya adi luhung.
B. kahyangan Dlepih Kali Keduwang
Tirta perwira sari merupakan banyu panguripan kang ngemu surasa kawruh sejati. Kitab Dewauci yang diciptakan Pujangga Kyai Yasadipura tahun 1743 ini memuat ngelmu kasampurnan. Sebagaimana jernihnya Umbul Cakra Pengging. Sumber mata air lainnya juga memuat nilai sakral Kejawen. Perjalanan sejarah menyertai aliran Bengawan Solo dari hulu hingga hilir.
Kini sumber air sakral berasal Gunung Sewu. Mata air yang mengalir ke bengawan Solo berasal dari sumber kahyangan Dlepih Tirtomoyo Wonogiri. Tempat ini menjadi pesanggrahan Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul. Maka kerap dijadikan untuk lelaku. Orang percaya bahwa doa di sini akan terkabul. Calon Lurah, Bupati, Gubernur dan Presiden melakukan ritual di kahyangan Dlepih. Orang Jawa merasa lebih mantab menggunakan cara nenuwun.
Air di pegunungan sewu punya khasiat prima. Semua wanita yang terkena percikan banyu gunung sewu, pasti mukanya berseri dan bersinar. Mata air bengawan Solo ini terlebih dulu melewati kali Keduwang. Sinuwun Paku Buwono lX raja Surakarta tahun 1861 sampai 1893 sering tapa ngeli di kali keduwang. Kali keduwang menjadi sarana angkutan kayu jati dari Alas Donoloyo. Kayu jati Donoloyo ini bahan utama bangunan Karaton Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran. Pangeran Sambernyawa atau Sri Mangkunegara I tahun 1758 melekukan tapa kungkum di Kali Keduwang Wonogiri.
Kayu hayu hayat lambang urip urup. Cara menebang kayu jati Alas Donoloyo menggunakan sesaji dan ritual khusus. Sesaji dari Kraton Surakarta Hadiningrat dipersiapkan oleh abdi dalem Purwo kinanthi. Lantas diselenggarakan wilujengan yang dipimpin ulama Kraton. Semua peserta harus berbusana kejawen jangkep. Nyamping, beskap, blangkon, samir, keris, sabuk wala, sabuk timang untuk pria. Sanggulan, kebaya hitam dan nyampingan untuk putri. Khusus abdi dalem Purwo kinanthi berbusana kemben. Wilujengan selesai lalu kayu jati boleh ditebang. Dilakukan dengan hati hati. Jangan sampai sembrono. Bisa kuwalat. Ini pekerjaan yang diawasi oleh para leluhur.
Penebangan kayu jati selesai. Ada ritual baku. Sebelum diangkut lewat kali keduwang, harus tayuban. Tayub, ditata supaya guyub. Ledhek terpilih diundang untuk unjuk kebolehan. Mereka ledhek terpilih yang terampil nembang dan njoged. Hadirin mendapat kesempatan ngibing. Lagunya diawali dengan gendhing talu. Ayak srepeg sampak laras slendro pathet manyura berkumandang. Dilanjutkan dengan lagu ganda mastuti. Ketua panitia membawa sapu dan obor. Pengiring membawa sesaji makanan sambil berjoged. Diiringi gendhing kalaganjur. Satu per satu hadirin mendapat sampur kehormatan. Suasana regeng seneng nggayeng.
Kayu kentir atau hanyut di kali keduwang. Terus bersambung ke bengawan Solo. Tiba di Langenharjo Sukoharjo. Abdi dalem siap menjemput. Kayu diambil dan ditumpuk di Pelataran pesanggrahan Langenharjo yang megah indah dan mewah. Diselenggarakan rual kesenian dengan nanggap wayang. Lakonnya Babad Wonomarto. Dalang, wiyaga dan waranggana diberi atribut mastis, yakni sumping gajah oling. Atribut ini berfungsi untuk menolak balak dan gangguan makhluk halus yang tidak kasat mripat. Pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini berlangsung meriah. Baru kayu diangkut dengan gerobak. Kusir gerobak didampingi tukang gerong yang pintar ura ura dan rengeng rengeng.
Bengawan Solo memiliki ritual yang menarik. Pada tahun 1839 Adipati Yudodiningrat, bupati Ngawi melakukan ritual tapa Ngeli di aliran Bengawan Solo. Beliau ndherek Sinuwun Surakarta. Karena berkaitan dengan eksistensi pusat kekuasaan Jawa. Raja Paku Buwono, berarti penguat dan pengikat jagad raya. Keberadaan air bengawan Solo juga dipasok dari Grojogan sewu bawah gunung Lawu. Air ini selalu digunakan untuk sesuci oleh Sinuwun Prabu Brawijaya, raja Majapahit kang sekti mandraguna,wicaksana alus ing budi.
C. Bengawan Solo Diapit Gunung Kendheng dan Gunung Renteng.
Lagu Bengawan Solo
Bengawan Solo, riwayatmu kini. Sedari dulu jadi perhatian insani. Musim kemarau tak seberapa airmu. Di musim hujan air meluap sampai jauh. Mata airmu dari Solo. Terkurung gunung seribu. Air meluap sampai jauh. Dan akhirnya ke laut. Itu perahu riwayatnya dulu. Kaum pedagang selalu. Naik itu perahu.
Komponis Gesang dengan tepat menggambarkan keadaan bengawan Solo. Lagu langgam keroncong ini telah mendunia. Di negeri Jepang, Korea, taiwan lagu ciptaan Gesang amat populer sejak pertengahan abad 20. Liriknya sederhana, tapi maknanya mengena. Karya asli anak bangsa yang menghadirkan rasa hormat dan bangga. Bisa digunakan sebagai kaca benggala buat generasi muda. Agar mau berusaha, bekerja dan berkarya.
Adipati Puwodiprojo Bupati Ngawi tahun 1887 sampai 1902 selalu menjalankan tapa kungkum. Tepi Bengawan Solo dijaga kebersihan. Jumlah air yang ditampung bengawan Solo berasal dari berbagai Kabupaten. Sukoharjo, Boyolali, Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten atau SUBOSUKO WONOSRATEN. Di luar Solo raya menampung air dari Kabupaten Grobogan dan Blora. Lantas sebagian karesidenan Madiun, Ngawi, Ponorogo, Magetan. Masuk wilayah Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik dan Surabaya. Terakhir bengawan Solo bermuara ke selat Madura.
Sebelah kiri aliran bengawan Solo terdapat jajaran pegunungan Kendheng. Gunung ini kaya dengan tambang semen, kayu jati, minyak tanah, padi gogo dan burung perkutut. Serat Centhini karya Sinuwun Paku Buwono V raja Surakarta tahun 1820 sampai 1823. Kitab Jawa klasik membahas dengan rinci kekayaan gunung Kendheng. Sebelah kanan aliran bengawan Solo adalah jajaran pegunungan Renteng.
Lelagon gendhing menjadi sarana pembelajaran. Ada lagu anak anak yang bersuasana gembira terkenal pada tahun 1950.
Cepu Bojonegoro, lor Rembang kidul Blora. Mengetan Tuban. Babad lan Lamongan, Gresik Surabaya.
Lagu ini menggambarkan geografi lokal. Cocok sebagai bahan ajar untuk siswa SD. Cocok untuk pengenalan lingkungan dan geografi. Penyajian bahan ajar cocok dengan jiwa anak yang memerlukan nuansa estetis. Learning by playing, belajar sambil bermain. Konsep makarya sinambi ura ura.
Ternyata bengawan Solo menjadi penyangga kehidupan, kekayaan, kebudayaan dan kebajikan. Inilah ganjaran dari Tuhan. Semoga membuahkan kebagian bagi sekalian umat manusia. Tanah Jawa mulya ngejayeng jagad raya. Matur nuwun.
Ditulis oleh Dr Purwadi SS M.Hum. 17 Juni 2020
0 notes
malangtoday-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Ritual Keagamaan Tolak Gunung Agung Meletus
MALANGTODAY.NET - Semerbak wangi bunga dan dupa di tengah dentingan suara genta menyebar di kawasan Pura Besakih di lereng Gunung Agung Bali, mewarnai suasana persembahyangan sejumlah umat Hindu bertepatan dengan Purnama Kapat. Purnama Kapat atau purnama keempat adalah penghitungan waktu berdasarkan kalender Bali, yang tahun ini jatuh pada Kamis (5/10). Puja-pujian sang pendeta maupun jero mangku yang memimpin kegiatan ritual itu diiringi alunan instrumen musik tradisional Bali (gamelan) serta tembang-tembang kekidung dan warga sari yang berlangsung secara khidmat. Ritual tersebut kali ini dilaksanakan sangat sederhana. Jumlah mereka yang terlibat ritual itu, termasuk melakukan persiapan Mepepada ritual penyucian bintang kurban yang dilaksanakan Rabu (4/10), sangat terbatas, yakni petugas adat dan pemangku lokal di Desa Pekraman Besakih. Hal itu karena terkait dengan status Awas terhadap aktivitas vulkanik Gunung Agung (3.143 meter dari permukaan air laut). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sejak Jumat (22/9) meningkatkan status Gunung Agung dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV). Status Awas tersebut hingga saat ini telah memasuki hari ke-13. Wilayah steril yang semula radius enam kilometer dari puncak gunung itu diperluas menjadi sembilan kilometer, serta ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, dan selatan-barat daya. Dengan demikian, kawasan suci Pura Besakih masuk dalam radius wilayah berbahaya yang harus dikosongkan. Namun, para pemangku selama ini secara bergantian dengan didampingi petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tetap melaksanakan persembahyangan di tempat suci terbesar di Pulau Dewata itu. Persiapan piodalan yang digelar setahun sekali (420 hari sekali) hanya melibatkan prajuru dan mengurus desa adat setempat, sedangkan ritual penyucian bintang kurban atau "Mepepada" untuk kelengkapan ritual dilakukan sangat sederhana, tanpa mengurangi makna yang terkandung di dalamnya. Ritual "Mepepada" yang dilaksanakan Rabu (4/10) sekaligus ritual khusus "Nedunang" atau menurunkan "Ida Bhatara", yakni manifestasi Tuhan Hyang Maha Esa sebagai Para Dewata pelindung umat. Rangkaian ritual tersebut, menurut seorang pemangku (pemimpin ritual) Pura Penataran Agung Besakih, I Gusti Mangku Jana, dilaksanakan setiap tahun sekaligus merupakan bagian dari ritual "Loka Phala", yakni untuk menstabilkan alam semesta, baik secara mikro (manusia) dan makro (dunia). Pura Besakih yang terdiri atas 16 kompleks pura yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan itu menyimpan ketenangan dan kedamaian. Konon, fondasinya dibangun Rsi Markandeya dari India pada zaman pemerintahan Raja Sri Udayana Warmadewa (1007 Masehi). Seluruh umat Hindu di Pulau Dewata agar berdoa dan bersembahyang pada hari Purnama Kapat yang jatuh pada Kamis (5/10). Persembahyangan dapat dilakukan di pura desa adat atau tempat suci di masing-masing rumah tangga. "Mari bersama-sama berdoa agar jagad (bumi) Bali dan Indonesia umumnya tetap tenteram dan damai. Umat yang ingin bersembahyang tidak harus datang ke Besakih, tetapi bisa 'ngastiti' dari 'Rong Tiga' tempat suci keluarga masing-masing," tutur Mangku Jana. Lintas Agama Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) setempat telah menggagas untuk menggelar doa lintas agama pada Kamis (5/10) pukul 12.00 waktu setempat. Umat beragama selain Hindu, dapat berdoa sesuai dengan tata cara agama masing-masing untuk memohon kedamaian alam semesta beserta seluruh isisnya. Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali menindaklanjuti hal itu dengan mengeluarkan surat seruan tertanggal 3 Oktober 2017 yang khusus ditujukan kepada umat Hindu. Doa lintas agama yang dilaksanakan oleh seluruh umat yang tinggal di Pulau Dewata untuk memohonkan kepada Tuhan supaya Gunung Agung di Kabupaten Karangasem tidak jadi erupsi. Sekalipun erupsi, mereka diajak memohon lewat doa bersama untuk kedamaian semesta ini supaya dapat membawa kerahayuan dan keselamatan seluruh umat. "Jika dilihat dari ajaran Hindu, kalau berdoa bersama-sama pada jam yang sama, hari yang sama dengan hati yang tulus untuk kerahayuan jagat, maka vibrasi itu melebihi dari berbagai doa kelompok yang dikatakan cukup hebat," ujar Sudiana yang juga guru besar Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Doa bersama secara serentak itu bisa dilakukan di Pura Sad Kahyangan, Pura Dang Kahyangan, Pura Kahyangan Tiga, Pura Dadia, Pura Swagina, sanggah, tempat kerja. Intinya di manapun mereka berada. Demikian pula seluruh pemangku agar berkumpul di pura masing-masing pada jam yang sama untuk berdoa. Bagi yang bekerja, bisa berdoa di tempat kerja, bagi yang sakit bisa berdoa dari tempat tidur. Oleh karena itu doa tidak akan putus. Sementara itu Ketua FKUB Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menilai doa bersama sekaligus merupakan suatu penyatuan pikiran, perasaan, hati, dan keyakinan. Dia bersama itu mendoakan seluruh jagat raya supaya damai. Pada hari Purnama Kapat tersebut juga digelar ritual selain di Pura Besakih juga di Pura Ulundanu Batur di Kabupaten Bangli. Mereka mengharapkan dengan doa yang tulus oleh orang yang tulus dari seluruh umat beragama, membuat apa yang dimohonkan bisa terkabul. Sekalipun terjadi erupsi Gunung Agung, hendaklah peristiwa itu bukan dianggap sebagai bencana. Namun, peristiwa alam itu menjadi pembelajaran semua orang, misalnya dari sisi tata ruang, jalur-jalur lahar supaya tidak kembali menjadi pemukiman warga. "Lewat doa ini, kita semua berharap agar Bali tetap aman, damai, rahayu, dan semakin makmur, sekalipun jadi meletus ataupun tidak," ujar Putra Sukahet. Kepala PVMBG Kasbani mengimbau warga tetap berada di radius aman terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Agung yang masih berstatus Awas itu. Aktivitas kegempaan Gunung Agung masih tergolong tinggi, yakni di kisaran 600-700 kali dalam sehari. Meskipun dalam satu hari terakhir terpantau turun, hal itu masih sangat fluktuatif dan bisa naik lagi. PVMBG belum berani memastikan apakah Gunung Agung benar-benar mengalami penurunan aktivitas vulkanik menuju keadaan normal karena hasil pencatatan seismograf, aktivitas kegempaan tetap pada tren tinggi dan belum ada tanda-tanda menurun secara bertahap.
Source : https://malangtoday.net/rubrik/story/ritual-keagamaan-tolak-gunung-agung-meletus/
MalangTODAY
0 notes