#Puandantuan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Penutup; Surat Terakhir Untuk Tuan
Untuk Tuan, masih dan selalu akan teruntuk Tuan,
Aku izin ya. Pamit untuk mengundurkan diri dari mencintai Tuan. Tidak, aku bukannya menyerah dengan perasaan ini. Aku hanya merasa sedikit lelah dan aku pun tahu, bahwa Tuan tak pernah ingin aku untuk menyimpan perasaan ini terus, kan ?
Tuan tak perlu khawatir, akan kupastikan keadaanku baik-baik saja seperti sebelum aku bertemu denganmu.
Tuan harus tahu, Ini bukanlah hal mudah. Bukan hal yang bisa kukendalikan karena jatuh hati padamu adalah hal yang terjadi diluar kuasaku. Pada semua hal yang ada dalam dirimu; entah itu kelebihanmu atau kekuranganmu, aku jatuh cinta padamu. Sedikit melebihi dari batas yang kutentukan. Melebihi dari kadar yang biasanya hatiku dapat tolerir.
Aku pun tahu kalau akhirnya aku tak dapat jatuh di tempat yang menyelamatkanku. Namun, tak masalah. Aku akan baik-baik saja dan akan selalu seperti itu. Seperti sebelum bertemu denganmu.
Pergilah, dan kalau Tuan memang adalah orang yang tercipta untukku, maka kita akan bertemu lagi. Sederhana saja kan ?
Aku tak akan berharap banyak lagi pada semesta. Aku tak ingin terluka sekali lagi. Aku akan mulai menjaga rasa dan hatiku baik-baik sampai waktunya tiba dan semesta akan mempertemukan orang itu denganku.
Aku berhenti untuk mencintai Tuan dan, tugas untuk mencintaimu akan kuserahkan untuk gadis yang lebih tepat daripada aku. Walaupun begitu, dimanapun kamu berada nanti, Tuan, kuharap kamu selalu bahagia. Kelak misalkan ada seorang gadis yang berhasil membuatmu jatuh hati, kuharap Tuan tak perlu merasakan sakit yang kurasa. Cukup aku saja.
Selamat tinggal, cinta pertamaku.
Sepenuh hatiku,
Adiwitya Puan Anandayu
7 notes
·
View notes
Text
“Bisakah kamu mengabaikan hatimu hanya karena logikamu berkata jangan ?” —Adiwitya Puan Anandayu
#illustration#novel#puan#puandantuan#tuan#indonesia#gambar#drawings#romantic#sweet#drawing#sketch#watercolour#art
3 notes
·
View notes
Text
Surat Untuk Tuan #3
Teruntuk Tuan yang sebentar lagi akan pergi,
Apa kabar Tuan ? Sedang apakah Tuan sekarang ini ? Tuan pastinya sudah merasa benar-benar lega, terlepas dari semua beban dan tuntutan di sekolah menengah akhir. Ah, aku jadi sedikit merasa iri. Seandainya saja aku berada di angkatan yang sama denganmu, mungkin saat ini kita sedang bersukacita menyambut liburan panjang sebelum memasuki jenjang universitas.
Besok adalah acara untuk menyambut perpisahan angkatanmu, Tuan. Aku ingin sekali menghadirinya, tapi Tuan, aku tak bisa datang. Namaku dihapus oleh salah satu teman sekelasku sehingga aku tak terdaftar. Sayang sekali, padahal aku ingin sekali melihatmu dalam balutan jas. Tuan pasti terlihat keren, mungkin saja jauh lebih menawan daripada biasanya.
Mungkin, ini cara semesta memberitahukanku bahwa aku tidak diizinkan untuk menemuimu lagi.
Aku sedih. Aku tersedu ketika menuliskan ini. Kupikir, sejak awal seharusnya aku bisa melupakanmu dengan mudah karena aku pun tahu kau akan pergi sebentar lagi dan tak mungkin aku bisa menahanmu. Seharusnya seperti itu. Walaupun itu berat, tapi aku percaya, aku pasti bisa melakukannya. Aku pasti akan bisa menghapus perasaan ini semudah kuhapus air mataku. Pasti.
Dan ketika saat itu tiba, Tuan, namamu tak akan lagi pernah tersebut dalam pikiranku. Aku tak akan lagi merindukanmu. Tak akan pernah lagi bertanya-tanya apa yang kamu lakukan, sedang dimana, atau bagaimana perasaanmu. Aku mungkin sudah tak lagi berdebar berada di dekatmu. Sudah biasa saja.
Sampai saat itu tiba, mungkin semesta baru mengizinkan kita bertemu.
Walau begitu, aku ingin mengucapkan terimakasih. Terimakasih banyak Tuan karena sudah pernah hadir. Karena sudah pernah singgah, walau hanya sebentar saja.
Percayalah, kedatanganmu membawa sekaligus mengajarkan banyak hal untukku. Aku tak akan pernah menyesal mengenalmu dan menaruh hati untukmu.
Kutuliskan surat ini atas nama rindu,
Puan
11 notes
·
View notes
Text
In A Dream
It will be our anniversary, so we decided to go out after we finnished with our works. You’ll pick me up in front of my apartment and i’ll dress as prettiest as i can, so you’ll compliment me.
No need a fancy candle light dinner, you can take me out to anywhere. To your apartment’s rooftop, to a restaurant that near beach, to a fast-food restaurant, or to any food stalls on the side of the road. Everywhere will be fine as long i’m with you.
I already told you if my favourite food was everything that my mother cooked, especially chicken soup and bolognese spaghetti. I also like coffee and sweet things. We could have a vanilla-strawberry roll cake as a dessert, since you like Vanilla and i like strawberry. Or an ice cream like we had at our very first date. For main course, we will have fried rice for you and spaghetti for me or maybe i could have fried rice either, since i don’t really have a problem with that.
That night, i’ll always trying to keep my heart from thumping too hard. With the same square glasses, a dark coloured shirts that suits you well, a pair of black pants, and a casual sandals, you might be look so ordinary to your friends and the other, but for me --i’m not trying to be cheesy--you looking so good. Always like that since the moment i realized that i’ve liked you before i knew it.
Ah, that was not fair. I don’t even know if i could make your heart thump as hard as mine or no.
Then you look at me and stare for a while. “You look pretty,” you said with a smile that across your face. You always saying that your smile looks scary, but if only you could have the point of view from me, you’ll know that your smile never once looks scary. It was sweet. As always.
We would have a simple but sweetest anniversary celebration ever. No need teddybear (because you know, i didn’t really like teddybear), a big bouquet flower, or balloons and confetti.
But, you can give me a rubik cube instead and challange me to solve it. I will wrinkle my forehead and look at the cube suspiciously. It turns out that the rubik cube is can’t be solved, but it can be opened. And there was a simply-designed-white-gold ring. It will be a perfect surprise that i see in my whole life.
And someday, this will not be just a dream.
6 notes
·
View notes
Text
Si Tuan
Ini Tuan, si pemuda berwajah dingin yang ketika tersenyum bisa jadi semanis gula.
Tuan bukan pemain baket sekolah yang terkenal. Bukan juara kelas, bukan juga anak band atau anggota OSIS.
Ini hanya Tuan, pemuda biasa yang senang berkutat dengan gawai, komputer, dan game online. Si penikmat vanilla dan lagu Havana yang sempat dikira Puan adalah makhluk alien yang tersesat pada perjumpaan pertama mereka.
Ini Tuan, yang sering memperhatikan tingkah laku ajaib entitas yang bernama Puan tanpa gadis itu sadari.
Pemuda yang seringkali tak peka dan juga tak pandai berkompromi dengan termodinamika dan kawan-kawannya, tetapi mampu menaklukan kode-kode komputer yang rumit. Ia tak pandai melawak, tetapi selalu suka mereceh bersama Puan.
Ini Tuan, yang katanya adalah makhluk SCP yang paling aman yang pastinya pernah ditemui oleh Puan.
Ini adalah Tuan yang disayangi oleh Puan.
5 notes
·
View notes
Quote
One day, if you found all of my love letters, will you realize that the letter is about you ?
Puan
4 notes
·
View notes
Text
Surat Untuk Tuan #2
Teruntuk Tuan,
Bagaimana ujian matematika-nya hari ini ? Kudengar-dengar, katanya soal yang disajikan untuk tahun ini sulit sekali. Membayangkannya aku sudah sedikit bergidik, tahun depan pastinya lebih sulit sekali.
Malam ini, lagi-lagi aku tidak bisa tidur. Aku kembali membuka ponselku dan memandangi layar obrolan kita yang kosong, tanpa ada satupun kata yang berada disana. Seluruh obrolan daring yang pernah kita lontarkan pada satu sama lain hilang sudah ketika aku memutuskan untuk memindahkan akunku pada ponsel baru.
Kupikir, mungkin memang sudah seharusnya aku berhenti memikirkanmu dan berandai-andai jikalau kita tidak bertengkar berminggu-minggu yang lalu. Aku tahu, aku memang seharusnya berhenti saja. Namun, hatiku masih tetap saja bersikeras untuk mengingatmu, Tuan.
Aku tak pernah merasa sekacau ini sebelumnya. Tuhan seakan ingin menumpahkan seluruh prahara tepat pada masa putih abu-abuku yang seharusnya bisa berjalan baik-baik saja seperti cerita-cerita klise yang sering kubaca. Dan, di tengah-tengah itu, Tuhan -entah sengaja atau tak sengaja-mempertemukanku denganmu.
Bertemu denganmu, Tuan, adalah hal yang paling kusyukuri dalam hidupku. Paling tidak, ada satu hal yang bisa kukenang dari masa putih abu-abuku. Walaupun ia tak begitu menyenangkan, tetapi berkatmu terasa jadi sedikit lebih baik.
Namun, sekarang kau pun sudah pergi, Tuan, karena kesalahanku....
...dan juga kenyataan bahwa kamu mungkin tak pernah melihatku dengan cara yang sama seperti bagaimana aku melihatmu.
Beberapa pesan yang sudah kukirimkan, tak terbaca olehmu lagi semenjak kamu menyuruhku untuk berhenti. Aku ingin menulis, tetapi lagi-lagi, perasaan takut mencengkram erat diriku.
Lantas, aku harus bagaimana agar kau bisa memaafkanku, Tuan ? Apa aku terlalu egois untuk memintamu memaafkanku ?
Atau mungkin, seperti kata sahabat-sahabatku, ini adalah cara Tuhan untuk menyuruhku melupakanmu ?
-Puan
4 notes
·
View notes
Text
Malam itu; Puan dan Tuan
Aku masih ingat doaku malam itu; Tuhan, jangan biarkan aku menyukainya, sampai hal itu terjadi akan kugedor pintu depan surga.
Namun, semesta malah meletakkan rasaku di ujung tebing dan membiarkanku jatuh padamu malam itu.
Malam itu hanyalah acara makan biasa untuk memperingati ulangtahun ke tujuhbelasnya Anandya, salah satu teman dekatnya Puan.
Puan yang sedari tadi sibuk memperhatikan layar ponselnya sembari mengaduk gelasnya terkesiap memandang pemuda familiar yang masuk ke dalam ruangan tersebut bersama sahabatnya. Pemuda yang sejak berminggu-minggu yang lalu mengusik pikirannya. Pemuda dengan gingsul manis yang selalu muncul tiap ia tersenyum lebar. Pemuda yang bernama Tuan.
Entah kenapa Puan mendadak gugup ketika Tuan mengambil tempat duduk tepat di depannya. Puan hanya bisa merunduk, malu-malu sembari tangannya memegang sendok teh dalam gelasnya. Di depannya, Tuan sibuk berbicara dengan kawannya sambil sesekali tertawa.
Puan mengangkat wajahnya perlahan dan melihat Tuan sekilas. Jantungnya mulai berdentum keras tanpa sebab. Perasaan aneh yang tak pernah ia rasakan sebelumnya menjalar membungkus hatinya.
Puan menyeruput minumannya perlahan, berusaha keras untuk menetralkan debar jantungnya. Puan tak mengenal perasaan ini. Ia hanya tahu rasa ini melalui cerita-cerita dari orang tentang perasaan yang mereka sebut dengan...
...jatuh cinta
Pikiran Puan tahu ini seharusnya bukan cinta, tetapi hatinya telah memerangi pikirannya.
Bukankah ini terlalu tiba-tiba ?
Puan bingung. Ia tak mengerti. Rasanya ia terlalu hijau untuk mengenal sesuatu yang konon kata orang hanya bisa dirasakan kelak kalau sudah besar. Umurnya 15 dan beranjak 16 empat bulan lagi, apakah itu sudah bisa dihitung besar ?
Puan pernah tertarik dengan lawan jenisnya, pernah menyukai beberapa di antaranya, tetapi tak ada satupun dari mereka yang memberikan Puan perasaan seperti... ribuan kupu-kupu yang berterbangan dalam perutnya.
Namun, yang ada bisa dilihat Puan saat itu hanyalah bagaimana Tuan melihatnya sekilas dan tersenyum saat menerima piring darinya. Bagaimana senyum Tuan menyihir dirinya dengan mudah.
Puan pun tahu, malam itu, ia telah jatuh cinta pada pemuda itu.
#puan#puandantuan#tuan#katakata#literasi#indonesia#jatuhcinta#sajak#mengenang#kenangan#cinta#romantis#roman#l
2 notes
·
View notes
Text
Once In a Blue Moon
Kalau semesta memang sudah merencanakan adanya pertemuan kita sekali lagi sehabis masa putih abu-abu ini, aku akan kembali memperkenalkan diriku sekali lagi padamu karena tampaknya aku sudah berubah dan samar-samar kau mengenaliku.
Aku yang pada masa itu mungkin sudah berubah menjadi wanita yang dewasa tanpa menghilangkan sisi-sisi kanak dalam hatiku. Aku yang mungkin sedang atau sudah mencapai impianku. Aku bukan lagi gadis penakut yang hanya terjebak dalam zona amannya dan pematuh perkataan orang.
Kau mungkin masih mengingatku sebagai adik kelasmu yang sempat dekat denganmu dulu. Kau mungkin masih mengingatku sebagai gadis pecinta biskuit bayi dan stroberi yang suka sekali membaca buku dan menonton film-film roman picisan yang tak pernah sedikitpun menggugah rasa penasaranmu. Kau mungkin masih mengenaliku sebagai gadis pemalu yang saat kencan pertama kita yang seringkali salah tingkah di hadapanmu.
Tapi, kau tak akan berubah. Tingkahmu yang sedikit kaku dan dingin. Kacamata persegi masih berteger di wajahmu yang tirus. Gingsul yang seringkali terlihat tiap kali kau tersenyum lebar. Sepasang mata lembut yang dulu pernah memperhatikanku tanpa kusadari.
Ah, semua itu masih terpapar jelas pastinya di ingatanku. Bagaimana kau pernah jadi bagian indah dari masa putih abu-abuku walaupun hanya sebentar saja.
Mungkin, kita akan merasa canggung saat awal, tetapi kalau semesta memberikanku satu kesempatan sekali lagi, aku akan memulai obrolan denganmu. Aku akan mengabaikan omongan-omongan miring orang dan nasihat-nasihat mereka tentang perihal jatuh cinta.
Kalau aku punya satu kesempatan, aku akan jatuh hati padamu. Satu kali lagi. Kuharap waktu itu kau sedang tidak memberikan hatimu pada siapa-siapa dan bersiaplah, aku akan mengambil hatimu sekali lagi dan tak akan kukembalikan karena aku pasti menjaganya baik-baik. Percayalah.
Aku pasti akan melakukan semua hal itu, seandainya semesta memberikanku satu kesempatan lagi.
2 notes
·
View notes
Text
But, Almost Is Never Enough
“Almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
The way I wanted you
But right here in each others arms.”
Teruntuk Tuan, penikmat vanilla dan lagu Havana,
Hai, apa kabarmu ? Aku disini tidak baik-baik saja semenjak pertengkaran kita tiga minggu yang lalu. Kalau boleh jujur, aku merindukan pesan-pesan yang biasanya hampir setiap hari kita tukarkan, dan juga sosokmu yang entah kenapa selalu bisa membuatku ingin melihatmu terus walaupun hanya sebentar saja sebelum perpisahan di bulan April nanti.
Minggu-minggu ini kulalui dengan susah payah, aku tidak bisa menyangkal kalau kepergianmu adalah salah satu hal yang menyakitkan yang pernah kualami.
Sejak awal aku menyadari bahwa aku sungguh-sungguh menyukaimu, aku percaya tak begitu banyak peluang kalau kamu dan aku bisa bersama. Aku tak mencoba untuk menjadi pesimis, tetapi aku hanya berusaha untuk meminimaliskan harapan yang tercipta.
Ini aku, gadis yang hidup bertahun-tahun terkurung dalam ketakutannya, kecemasannya sendiri, dan juga kata-kata orang yang seharusnya tak punya kekuatan untuk melukai hatinya sedikitpun kalau ia tak membiarkan kata-kata itu melukainya.
Mungkin rasanya aneh ya ada gadis sepertiku yang tiba-tiba menyukaimu begitu saja, padahal sebelumnya kita tak pernah bicara ataupun saling bertegur sapa.
Aku tak akan mengulang lagi bagaimana bisa aku jatuh cinta padamu atau bagaimana kejadian-kejadian bodoh yang pernah terjadi sebelum aku dekat dengamu --yang jadi sangat lucu kalau kuingat-ingat lagi sampai sekarang.
Kalau seandainya aku tahu kalau kamu pun merasakan hal yang sama, perasaan yang sedari ini kutahan atas nasihat dari teman dekatmu, akan kulepaskan begitu saja. Akan kubiarkan ia jatuh sejatuh-jatuhnya karena kamu pasti akan menangkapnya. Akan kubiarkan ia membunuh rasa takut yang mengekang dan sepi yang mencekam.
Kita mungkin seharusnya bisa bersama. Seharusnya...
Kita mungkin akan menghabiskan banyak waktu melalui pesan pesan daring, kau akan menyemangatiku untuk ujian semester dan membantuku belajar kimia. Kita mungkin masih bisa tertawa lepas atas candaan masing masing yang tak seberapa lucu. Kita mungkin masih bisa menikmati es krim vanilla dan stroberi bersama.
Mungkin, kita seharusnya bisa seperti itu sebelum akhirnya aku kembali ke sekolah sebagai murid akhir dan kamu pergi kuliah.
Aku akan merindukan gingsul kecil yang selalu timbul tiap kali kamu tersenyum. Seandainya kamu bisa melihat apa yang kulihat dari sosokmu yang tersenyum, mungkin kamu bisa mengerti kalau senyummu tidak pernah seseram yang kau katakan.
Aku akan merindukan candaan garingmu yang biasanya kamu selipkan di sela-sela obrolan kita. Candaan-candaan tak seberapa itu kuharap bisa mendengarkannya lagi. Dan, di bawah lubuk hatiku, kuharap kamu tak akan melontarkan candaan itu pada gadis lainnya selain aku.
Aku akan berkata lebih jujur, tentang aku yang suka dengan bagaimana kamu menikmati pemrograman komputer dan bagaimana waktu itu kamu sempat ingin membuat aplikasi agar bisa melihat pesan-pesan yang sering kutarik di layar obrolan kita. Kamu yang senang berkutat dengan bahasa pemrograman itu sedikit banyak mengingatkanku pada papa.
Tentang bagaimana caramu memperhatikanku tanpa kusadari. Entah itu di sekolah, atau sewaktu di kafe samping rumahmu saat kencan pertama kita. Ada sesuatu yang hangat menjalari hatiku ketika aku menyadari hal itu, juga perasaan sedikit takut jika seandainya aku hanya terlalu besar rasa saja.
Aku bersedia melakukan apapun kalau seandainya semesta bisa memberikanku satu kesempatan lagi.
Karena kata hampir tak pernah cukup. Tak akan pernah.
2 notes
·
View notes
Text
Surat Untuk Tuan #1
Teruntuk Tuan yang besok akan mengikuti ujian nasional,
Apa kabarmu, Tuan ? Bagaimana persiapanmu ? Apakah kau malam ini sedang berdebar menungguk esok hari ?
Aku sejujurnya tidak baik-baik saja ketika kamu memutuskan untuk pergi dari hidupku beberapa minggu yang lalu. Sementara kau akan ujian, aku sedang berada di kota saudaraku, bersantai sejenak melupakan prahara yang ada.
Tuan, apa kamu masih ingat ketika aku sedang dalam perjalanan pulang dari Pekanbaru November tahun lalu ? Ketika bus sedang ramai-ramainya dan penuh canda tawa, aku merasa benar-benar sendirian di dalam sana. Beruntung, kamu menemaniku via pesan daring. Walaupun tak langsung berada di sana mengajakku bicara, tetapi begitu saja pun aku sudah merasa tak sendiri lagi.
Kemarin, aku melewati jalan yang sama menuju Pekanbaru dan teringat tentang hal-hal itu. Rasanya ada yang kurang. Aku berkali-kali menahan diri untuk tidak membuka layar obrolan daring kita dan membaca ulang pesan-pesan lama, tetapi selalu saja aku gagal, Tuan.
Sembari memandang ke arah jendela di dalam mobil, dengan headphone yang terpasang di depan telinga, pikiranku hanya tertuju padamu.
Puan rindu Tuan. Apakah Tuan juga merasakan hal yang sama ?
-Puan
1 note
·
View note
Conversation
Puan dan Tuan #1
Puan : "Hmm..."
Tuan : "Hmm..?"
Puan : "Tidak ada apa-apa."
Tuan : "Maaf."
Puan : "Untuk apa ?"
Tuan : "Aku hanya merasa ini salahku."
Puan : "Tidak, Tuan. Bukan."
Tuan : "Ada apa, Puan ?"
Puan : "Bukan hal yang penting."
Tuan : "Benar ?"
Puan terdiam sesaat, sebelum akhirnya menghembuskan nafas dan menjawab dengan jujur.
Puan : "Mungkin tidak. Aku sedang tidak baik-baik saja."
Tuan : "Beritahu aku, ada apa ?"
Puan : "Um, ini bukan hal yang penting, Tuan."
Tuan : "Puan, suasana hatimu sedang buruk, ya ?"
Puan : "Aku tak bermaksud menganggu liburanmu, Tuan. Tapi kurasa aku sudah sedikit menganggunya."
Tuan : "Tidak apa-apa."
Puan : "Maaf..."
Tuan : "Aku bersedia memaafkanmu, kalau suasana hati Puan tidak lagi buruk."
Puan : "Suasana hatiku pas tak akan buruk lagi kalau kita mengobrol lebih lama lagi."
Tuan tersenyum lebar.
Tuan : "Baiklah, Puan, tapi aku harus pergi mandi sebentar."
Puan : "Oke."
Tuan : "Perlukah kita berbicara selagi aku mandi ?"
Puan : "Tuan, jangan konyol."
Tuan : "Puan, tunggu ya ?"
Puan : "Baik."
1 note
·
View note
Text
Si Puan
Kenalkan, namanya Puan. Si gadis pecinta stroberi dan biskuit bayi yang senang tenggelam dalam sunyi, rangkaian aksara, dan ilustrasi.
Ini Puan, yang terkadang sering malu-malu, tetapi ia tutupi dengan sikap galaknya. Kadang-kadang, Tuan suka menganggapnya marah, padahal ia hanyalah salah tingkah.
Ini Puan yang seringkali dianggap naif dan penyendiri oleh orang-orang. Puan tak suka sendirian, tetapi bagaimana bisa ia bergaul dengan orang-orang itu kalau sendiri jauh lebih mengerti dirinya dibandingkan mereka ?
Ini Puan yang mereka anggap orang asing di kota tempat mereka berpijak sejak kecil. Puan yang selalu dipandang orang aneh dan berbeda dari mereka.
Puan, si anak gadis, pemimpi yang sering kesulitan tidur semenjak bertemu dengan mimpi terburuknya. Puan hanya bisa tidur setelah menulis satu atau dua kalimat.
Dan, ini adalah Puan, komet, sekaligus lumba-lumbanya Tuan.
1 note
·
View note
Conversation
Majas Pleonasme
Puan : "Kak Tuan tau majas pleonasme ?"
Tuan : "Penggunaan kalimat yang berlebihan ?"
Puan : "Itu hiperbola, kak. Pleonasme itu kayak penambahan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu."
Tuan : "Ooh..."
Puan : "Contohnya seperti..."
Tuan : "Contohnya ?"
Puan : "Hmm, sebentar. Aku pikir dulu."
Tuan : "Wkwkwkw."
Puan : "Contohnya; kamu berharga. Kata berharga nggak perlu ditulis lagi karena hanya mengulang makna kata kamu."
Tuan : "Ha ? Memangnya makna kata kamu apa ?"
Puan : "Bodo. Au ah."
Tuan : "Wkwkwk."
#Conversation#sweet#romantic#memories#majas#sajakindonesia#sajakrindu#sajakcinta#Tuan#Puan#PuandanTuan
1 note
·
View note
Quote
Aku harusnya bisa dengan mudah melupakanmu. Seharusnya seperti itu.
Puan
0 notes