#Perlindungan Lahan Pertanian
Explore tagged Tumblr posts
Text
Dinas Pertanian Mukomuko Apresiasi Desa yang Pertahankan Lahan Pertanian dengan Perdes LP2B
Dinas Pertanian Mukomuko Apresiasi Desa yang Pertahankan Lahan Pertanian dengan Perdes LP2B KANTOR-BERITA.COM, MUKOMUKO|| Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memberikan apresiasi kepada pemerintah desa yang berhasil mempertahankan lahan pertanian dari alih fungsi melalui implementasi Peraturan Desa (Perdes) mengenai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Langkah ini…
#Alih Fungsi Lahan#Desa Pasar Ipuh#Fitriani Ilyas#Inisiatif Desa#Kabupaten Mukomuko#Kepala Dinas Pertanian#Lahan Pertanian Berkelanjutan#Pencegahan Alih Fungsi#Peraturan Desa#Perdes LP2B#Perlindungan Lahan Pertanian#Ketahanan Pangan
0 notes
Text
Fiddlesticks
the Ancient Fear
Sesuatu telah terbangun di Runeterra. Sesuatu yang kuno. Sesuatu yang mengerikan. Ketakutan abadi yang dikenal sebagai Fiddlesticks mengintai tepi masyarakat, tertarik pada wilayah yang penuh paranoia di mana dia memangsa para korban yang diteror. Sambil memegang sabit bergerigi, makhluk kurus kering dan seadanya menuai ketakutan itu sendiri, menghancurkan pikiran orang-orang yang kurang beruntung untuk bertahan hidup setelahnya. Waspada terhadap suara burung gagak, atau bisikan sosok yang mirip manusia... Fiddlesticks telah kembali.
Zaman dahulu, di sebuah menara di tepi laut, seorang penyihir muda yang bodoh memanggil sesuatu ke dunia yang dia tidak siap untuk kendalikan. Apa yang terjadi di hadapan anak laki-laki itu adalah sesuatu yang lebih tua dari catatan sejarah. Sesuatu yang lebih gelap dari malam yang menganga dan tanpa bintang. Sesuatu yang dunia coba lupakan dengan susah payah—dan dalam sekejap, sang penyihir, makhluk itu, dan menara itu sendiri lenyap ditelan waktu.
Setidaknya, itu yang diceritakan dalam kisahnya.
Di Freljord, anak-anak saling menakuti di sekitar api dengan cerita tentang monster yang muncul dari kuburan tidak terawat di dalam es, tubuhnya berupa helm, gesper, bulu, dan kayu yang berantakan. Di Bilgewater, para pelaut yang mabuk bertukar cerita tentang sesuatu yang berdiri sendirian di sebuah atol kecil yang jauh dan tidak ada seorang pun pernah kembali. Legenda Targon kuno bercerita tentang bagaimana seorang anak senja mencuri satu-satunya kegembiraan dari sesuatu yang mengerikan yang berbisik dan compang-camping, sementara tentara veteran Noxus lebih menyukai dongeng tentang buruh tani yang kesepian yang disalahkan atas hasil panen yang buruk dan diumpankan ke burung gagak, lalu kembali ke dunia sebagai iblis.
Demacia. Ixtal. Piltover. Ionia. Shurima. Di setiap sudut Runeterra, mitos-mitos ini masih ada—dibentuk kembali, diputar ulang, dan diwariskan oleh generasi pendongeng yang tidak terhitung jumlahnya. Cerita tentang sesuatu yang terlihat mirip seperti manusia dan mengintai di berbagai tempat yang dipenuhi rasa takut.
Namun ini hanya dongeng untuk menakut-nakuti anak kecil. Tidak ada seorang pun akan takut pada monster tua konyol bernama Fiddlesticks…
Sampai sekarang.
Sesuatu telah terjadi di daerah pedalaman Demacia, yang disebabkan oleh meningkatnya ketakutan dan paranoia. Daerah perlindungan pedesaan, yang dipisahkan dari ibu kota oleh ratusan mil lahan pertanian, mulai kosong hanya dalam beberapa hari. Pelancong menghilang dari jalan setapak lama. Patroli penjaga gagal melaporkan kembali dari pinggiran kerajaan. Dan para penyintas dengan mata liar mencakar wajah mereka dari kedai minuman pinggir jalan yang aman, ratapan gagak yang bukan gagak, suara yang bukan suara, dan sesuatu yang mengerikan yang timpang dalam bentuk orang-orangan sawah yang bersuara serak dalam suara orang mati yang dicuri.
Kebanyakan menyalahkan penyihir jahat. Tuduhan seperti itu biasa terjadi di masa pemberontakan saat ini.
Namun kenyataannya jauh lebih buruk. Sesuatu telah kembali, seperti yang terjadi dalam kisah fiktif penyihir muda di menara tepi lautnya. Kejahatan telah hilang dari dunia selama berabad-abad—cukup lama hingga peringatan-peringatan umat manusia yang baru lahir berubah menjadi rumor, kemudian mitos, lalu legenda… hingga yang tersisa hanyalah dongeng belaka. Suatu entitas yang benar-benar asing sehingga menentang hampir semua pengetahuan sihir masa kini. Sangat kuno hingga selalu terjadi. Begitu ditakuti secara universal sehingga hewan pun menjadi gugup ketika seseorang menyebut namanya.
Setelah kebangkitan ini, kisah lain, yang hampir hilang dari ingatan, muncul kembali di seluruh daerah pedalaman. Legenda kejahatan besar yang tidak memiliki bentuk, tidak memiliki pikiran, dan tidak memiliki pemahaman tentang dunia yang dihuninya, membangun dirinya menjadi bentuk kasar dari orang-orang yang takut padanya. Teror semua makhluk hidup, diberikan kehidupan dalam jeritan penciptaan yang pertama dan mengerikan. Iblis sebelum iblis dikenal.
Setidaknya, itulah yang diceritakan dalam kisahnya.
Akan tetapi, Fiddlesticks itu nyata.
3 notes
·
View notes
Text
EUDR dan dampaknya bagi petani Indonesia
Pelaksana Tugas Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto (berdiri) memberikan pemaparan pada Konsultasi Publik Draf Standar Indonesian Forestry Certification Cooperation (iFCC) - European Union Deforestation Regulation (EUDR) di Bogor, Selasa (19/3/2024). (ANTARA/HO-KLHK)
Jakarta (ANTARA) - Kewajiban menerapkan European Union Deforestation Regulation (EUDR) mulai akhir tahun ini dapat berdampak negatif bagi petani kecil di Tanah Air. Regulasi Uni Eropa tersebut bertujuan untuk mencegah masuknya produk yang berasal dari area yang menyebabkan deforestasi atau degradasi hutan ke pasar Eropa.
Peraturan ini mewajibkan perusahaan yang mengekspor produk tertentu ke Uni Eropa, memastikan bahwa produknya bukan berasal dari lahan yang telah mengalami deforestasi atau degradasi hutan setelah 31 Desember 2020.
Produk yang diatur EUDR meliputi minyak sawit, kayu, kedelai, kopi, kakao, daging sapi, dan karet, serta produk turunannya seperti kulit, cokelat, dan furnitur. Perusahaan juga harus membuktikan produk tersebut terlacak hingga ke sumber lahan produksi.
Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang akan diterapkan di akhir tahun 2024 berniat menekan deforestasi yang terkait dengan produksi komoditas perkebunan di negara tropis, termasuk Indonesia.
Meskipun kebijakan ini memiliki niat yang baik untuk mengatasi degradasi lingkungan dan perubahan iklim, efektivitasnya dalam menghentikan deforestasi di wilayah tropis akan terbatas dan malah merugikan petani kecil di Indonesia.
Secara prinsip, EUDR mewajibkan perusahaan yang ingin mengekspor komoditas ke Eropa untuk melakukan pemeriksaan kepatuhan dan mengambil tanggung jawab dalam memantau rantai pasokan komoditas mereka.
Perusahaan wajib mengelola dokumen, melacak asal komoditas, memastikan rantai pasokan yang transparan, dan memantau koordinat geografis lahan tempat komoditas tersebut dibudidayakan. Proses yang kompleks ini lebih menguntungkan perusahaan besar yang memiliki sumber daya untuk memenuhi persyaratan tersebut.
Di sisi lain, petani kecil yang seringkali tidak memiliki sumber daya atau akses ke teknologi untuk mematuhi regulasi ini berpotensi terpinggirkan.
Meski demikian, regulasi baru tersebut sepertinya tidak akan sepenuhnya efektif dalam mencapai tujuan. Kenapa demikian?
Pemantauan deforestasi yang menjadi salah satu syarat bagi Perusahaan pengekspor sebagian besar bergantung pada evaluasi citra satelit mengenai penggunaan lahan sebelum tahun 2020. Namun, citra satelit yang disediakan tidak selalu memastikan asal usul komoditas.
Oleh karena itu, tingkat kepatuhan lebih bergantung pada bagaimana perusahaan mengelola pelaporannya.
Komoditas agroforestri
Dari sudut pandang ilmu tanah, kopi dan kakao di Indonesia sering ditanam pada sistem hutan campuran atau agroforestri yang memberikan banyak manfaat ekosistem. Petani memadukan tanaman seperti kopi dengan tanaman buah-buahan untuk menjamin keuntungan mereka sehingga tidak lagi mencari lahan baru.
Anehnya, praktik agroforestri yang menjaga keragaman hayati dan bahan organik di dalam tanah serta mendukung keberlanjutan ekosistem ini justru tidak dihargai dalam kerangka regulasi ini.
Penerapan EUDR secara menyeluruh tanpa memperhatikan sistem pertanian berkelanjutan seperti agroforestri tidak memberikan insentif kepada para petani yang menjaga tanah dan lahannya.
Imperialisme hijau
Istilah "green imperialism" atau imperialisme hijau merujuk pada dominasi atau intervensi negara maju seperti Uni Eropa atas negara berkembang seperti Indonesia dengan dalih perlindungan lingkungan atau kebijakan keberlanjutan.
EUDR dirancang untuk mencegah komoditas yang berkontribusi pada deforestasi masuk ke pasar Uni Eropa. Regulasi ini berpotensi menjadi bentuk dominasi baru oleh negara maju terhadap negara berkembang yang menghasilkan komoditas seperti minyak sawit, kedelai, kopi, dan kakao. Negara tropis yang banyak bergantung pada ekspor komoditas tersebut harus menyesuaikan diri dengan aturan yang ditetapkan Uni Eropa untuk dapat tetap beroperasi di pasar global.
Eropa mengatur standar lingkungan yang membebani negara berkembang tanpa memperhitungkan kondisi lokal dan dinamika sosial-ekonomi setempat. Dampak EUDR akan paling dirasakan oleh petani kecil di negara-negara berkembang.
Petani kecil yang sering kali tidak memiliki akses terhadap teknologi dan modal yang dibutuhkan, dengan mudah kehilangan akses ke pasar Eropa. Misalnya petani kopi di Indonesia akan kalah bersaing dengan petani dari Brazil yang lebih tanggap teknologi. Alhasil, harga komoditas dapat anjlok. Hal ini juga mencerminkan ketimpangan kekuatan dan dominasi ekonomi.
Dalam konteks sejarah kolonial dan hubungan dengan praktik perkebunan saat ini, EUDR dapat dipandang sebagai tanggapan terlambat terhadap masalah yang sebagian besar diakibatkan oleh keterlibatan orang Eropa sendiri di masa lalu. Deforestasi besar-besaran pertama di Jawa dan Sumatera dimulai oleh orang Belanda dan Eropa.
Ironisnya, negara-negara Eropa yang kini mengeluarkan kebijakan seperti EUDR dulunya adalah aktor utama dalam pembukaan hutan tropis. Yang jarang dibahas, regulasi seperti EUDR terlihat sebagai upaya memperbaiki kerusakan lingkungan yang sebagian disebabkan oleh sejarah kolonialisme, tetapi beban tanggung jawab jatuh pada negara-negara berkembang.
EUDR juga bisa dilihat dari perspektif keadilan lingkungan global. Negara maju yang telah lama diuntungkan dari eksploitasi sumber daya alam global, sekarang menetapkan standar lingkungan yang harus dipatuhi oleh negara-negara berkembang.
Ini sering kali tanpa mempertimbangkan fakta bahwa negara maju memiliki jejak karbon historis yang jauh lebih besar, sementara negara berkembang baru saja mulai meningkatkan kesejahteraan ekonominya.
Dengan menerapkan standar tinggi tanpa dukungan yang memadai untuk petani kecil atau mekanisme adaptasi lokal, EUDR bisa dilihat sebagai upaya negara-negara maju untuk memaksakan agenda keberlanjutan mereka, tanpa memperhatikan tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang.
Cara efektif
Peraturan EUDR mengandalkan citra satelit untuk mendeteksi alih ubah lahan dari hutan ke lahan pertanian. Metode ini cocok digunakan untuk skala luas dan dapat digunakan untuk memastikan lahan konsesi milik perusahaan besar tidak melakukan deforestasi.
Namun, untuk petani kecil metode ini lebih sulit digunakan karena ketidakpastian pemilikan lahan. Kebanyakan insentif untuk membuka lahan baru adalah meningkatkan produksi. Petani kecil tidak menyadari bahwa penebangan hutan yang sembarangan akan merusak ekosistem, mengakibatkan erosi, banjir, dan longsor. Di waktu kemarau, lahan akan menjadi kering dan mengundang kebakaran.
Cara paling efektif mengurangi deforestasi untuk lahan petani adalah dengan peningkatan produksi petani, pendidikan dan pemberian lapangan kerja. Telah banyak contoh sukses yang dilakukan komunitas untuk memberdayakan petani kecil untuk menjaga lingkungan, misalnya melalui agroforestri.
Hutan di Tapanuli Utara terjaga karena kemenyan ditanam di sela-sela hutan yang menciptakan udara sejuk yang cocok bagi kemenyan. Untuk merealisasikan program tersebut ke daerah yang lebih luas, usaha-usaha dari bawah ke atas yang perlu dilakukan. Bukan penetapan peraturan EUDR dari atas ke bawah. EUDR memang membawa niat dalam upaya mencegah deforestasi, tetapi memiliki banyak tantangan dalam implementasi, verifikasi, dan dampaknya pada petani kecil yang membuatnya sulit untuk mencapai tujuan utamanya.
Pendekatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan yang menghargai sistem pertanian seperti agroforestri dan melibatkan petani kecil perlu dipertimbangkan untuk mencapai hasil yang lebih efektif. Diperlukan upaya konkrit untuk membantu petani kecil supaya komoditasnya dapat masuk ke pasar global.
*) Prof. Budiman Minasny adalah guru besar di Sydney University, Sydney, Australia
0 notes
Text
Pengolahan Air Bersih dengan Water Filter R.O Medan
Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Namun, seiring dengan meningkatnya populasi dan aktivitas industri, kualitas air yang tersedia semakin menurun. Banyak daerah di Indonesia, termasuk Medan, menghadapi masalah pencemaran air, baik dari limbah domestik maupun industri. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk memastikan pasokan air bersih tetap terjaga, salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi Water Filter R.O Medan
Teknologi Reverse Osmosis (R.O) adalah salah satu metode pengolahan air yang paling efektif dalam menyaring kontaminan. Prinsip kerja R.O melibatkan penggunaan membran semi-permeabel yang sangat halus untuk memisahkan partikel-partikel kecil dan zat terlarut dari air. Teknologi ini mampu menghilangkan berbagai jenis polutan, seperti logam berat, garam, klorin, zat kimia, bakteri, dan virus yang sering kali tidak tersaring oleh metode penyaringan air konvensional.
Air yang melewati membran R.O akan terpisah menjadi dua bagian: air murni yang siap digunakan dan air limbah yang mengandung kontaminan terperangkap. Proses ini memastikan bahwa air yang dihasilkan bebas dari kontaminan berbahaya, sehingga aman untuk diminum dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
sebagai salah satu kota besar di Indonesia, menghadapi tantangan kualitas air yang cukup serius. Sumber air di daerah perkotaan sering kali terkontaminasi oleh limbah rumah tangga, sampah, bahan kimia industri, dan pestisida dari lahan pertanian. Kondisi ini membuat air keran atau sumur yang digunakan masyarakat di beberapa wilayah tidak selalu aman untuk dikonsumsi langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Dengan menggunakan water filter R.O Medan, masyarakat dapat menikmati air bersih yang telah melalui proses penyaringan ketat. Teknologi R.O mampu menghilangkan hingga 99% kontaminan dalam air, termasuk logam berat seperti timbal dan merkuri yang berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti kerusakan ginjal, gangguan saraf, dan kanker.
Perawatan dan Pemeliharaan Water Filter R.O
Meskipun teknologi R.O sangat efektif, sistem ini memerlukan perawatan rutin untuk memastikan fungsinya tetap optimal. Beberapa langkah perawatan yang dapat dilakukan antara lain:
Penggantian Filter Filter pre-filter dan carbon filter harus diganti secara berkala, biasanya setiap 6-12 bulan tergantung pada kualitas air yang digunakan.
Membran R.O Membran R.O memiliki umur pakai yang lebih panjang, biasanya sekitar 2-3 tahun, tetapi tetap perlu diperiksa secara berkala untuk memastikan tidak terjadi penyumbatan atau kerusakan.
Membersihkan Tangki Penyimpanan Tangki penyimpanan air murni juga perlu dibersihkan secara berkala untuk menghindari penumpukan bakteri atau jamur.
Penggunaan water filter R.O di Medan adalah solusi yang sangat efektif untuk memastikan ketersediaan air bersih dan sehat. Dengan kemampuan menyaring berbagai jenis kontaminan berbahaya, teknologi R.O memberikan perlindungan terbaik bagi kesehatan kita. Selain itu, penggunaan sistem ini juga lebih ekonomis dan ramah lingkungan dalam jangka panjang. Pastikan untuk memilih penyedia jasa yang profesional dan selalu melakukan perawatan secara berkala agar sistem penyaringan bekerja optimal. Hubungi Aquacare di 0812 9797 2507
0 notes
Text
singa
Singa (Panthera leo) adalah salah satu hewan karnivora terbesar dan merupakan anggota keluarga Felidae. Singa dikenal sebagai "raja hutan" dan memiliki peran penting dalam ekosistem. Berikut adalah informasi lebih lanjut tentang singa:
Karakteristik Fisik:
Ukuran: Singa dewasa jantan biasanya memiliki berat antara 150 hingga 250 kg, sedangkan betina lebih kecil, dengan berat sekitar 120 hingga 182 kg. Panjang tubuh singa bisa mencapai 2 hingga 3 meter, termasuk ekornya.
Bulu: Singa memiliki bulu berwarna coklat kekuningan, dengan jantan yang memiliki surai (mane) yang khas di sekitar leher mereka. Surai jantan bisa bervariasi dalam warna dan panjang, dan sering dianggap sebagai simbol kekuatan dan kematangan.
Fitur Fisik Lainnya: Singa memiliki tubuh yang kekar dengan otot yang kuat, kaki yang besar, dan cakar yang tajam. Mereka juga memiliki rahang yang kuat dan gigi taring yang besar untuk memburu mangsa.
Habitat:
Singa biasanya ditemukan di sabana, padang rumput, dan hutan terbuka di Afrika sub-Sahara, meskipun ada populasi kecil yang juga ditemukan di India (singa Asia). Mereka lebih suka habitat terbuka yang memungkinkan mereka untuk berburu.
Perilaku:
Sosial: Singa adalah satu-satunya anggota genus Panthera yang hidup dalam kelompok sosial yang disebut "pride." Sebuah pride biasanya terdiri dari beberapa betina, anak-anak mereka, dan satu atau beberapa jantan.
Diet: Singa adalah karnivora dan berburu berbagai hewan, termasuk zebra, wildebeest, dan antelop. Mereka juga dikenal makan bangkai jika perlu. Singa biasanya berburu secara kelompok, dengan betina sebagai pemburu utama.
Aktivitas: Singa lebih aktif di malam hari (nokturnal) dan sering beristirahat di siang hari untuk menghemat energi. Mereka dapat tidur hingga 20 jam sehari.
Reproduksi:
Masa Kawin: Singa betina dapat kawin sepanjang tahun, tetapi kebanyakan melahirkan anak pada musim hujan ketika makanan lebih tersedia.
Anak Singa: Setelah masa kehamilan sekitar 110 hari, betina biasanya melahirkan 1-4 anak singa (cubs). Anak-anak singa dilahirkan buta dan tidak memiliki bulu, dan mereka bergantung pada ibu mereka untuk perawatan dan makanan selama beberapa bulan pertama.
Status Konservasi:
Singa saat ini diklasifikasikan sebagai Vulnerable (rentan) oleh IUCN. Populasi singa telah menurun secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir akibat kehilangan habitat, perburuan, dan konflik dengan manusia.
Ancaman Terhadap Kelangsungan Hidup:
Kehilangan Habitat: Ekspansi lahan pertanian dan urbanisasi mengurangi habitat alami singa, yang berdampak pada populasi mereka.
Perburuan dan Perdagangan: Singa sering diburu untuk kulit dan bagian tubuh lainnya. Konflik dengan peternak juga dapat menyebabkan perburuan singa yang dianggap sebagai ancaman.
Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan makanan dan air, yang berdampak pada kesehatan dan kelangsungan hidup singa.
Fakta Menarik:
Komunikasi: Singa memiliki berbagai suara yang digunakan untuk berkomunikasi, termasuk auman, geraman, dan suara mendengus. Auman singa dapat terdengar hingga jarak 8 km.
Surai Jantan: Surai jantan tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan, tetapi juga berfungsi untuk menarik betina. Jantan dengan surai lebih gelap dan tebal sering dianggap lebih menarik oleh betina.
Singa dan Simbol Budaya: Singa telah menjadi simbol kekuatan dan keberanian dalam berbagai budaya dan mitologi di seluruh dunia.
0 notes
Text
Membangun Masa Depan Hijau Melalui Reklamasi Tambang PT Titan Infra Energy
Reklamasi tambang adalah proses pemulihan dan rehabilitasi lahan bekas tambang agar dapat digunakan kembali atau dikembalikan pada kondisi alaminya setelah kegiatan penambangan selesai atau dihentikan. Tujuan utama dari reklamasi tambang adalah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan akibat penambangan dan memulihkan lahan agar dapat berfungsi kembali untuk berbagai keperluan seperti pertanian, kehutanan, rekreasi, atau konservasi alam.
Reklamasi Tambang: Kunci untuk Penambangan Berkelanjutan
Reklamasi tambang merupakan bagian integral dari praktik penambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Hal ini membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal, serta meningkatkan penggunaan kembali lahan yang sebelumnya digunakan untuk pertambangan. Reklamasi ini juga dapat membantu memulihkan ekosistem alami yang terkena dampak aktivitas pertambangan.
Manfaat Reklamasi untuk Keberlanjutan Lingkungan
Reklamasi tambang memiliki potensi besar untuk membantu menjaga dan memulihkan lingkungan dengan berbagai cara berikut:
Restorasi Ekosistem Alami
Salah satu manfaat utama reklamasi tambang adalah mengembalikan bentang alam yang rusak akibat aktivitas pertambangan ke kondisi semula atau lebih baik. Hal ini melibatkan penanaman vegetasi asli, penetapan kontur lahan yang sesuai, dan penciptaan kondisi yang mendukung pertumbuhan ekosistem alami. Dengan cara ini, reklamasi membantu mengurangi dampak visual dari tambang yang tidak aktif dan mengembalikan estetika alami kawasan tersebut.
Peningkatan Kualitas Air
Reklamasi tambang seringkali melibatkan pembangunan dan pemeliharaan sistem drainase yang berkelanjutan. Hal ini dapat membantu mengurangi polusi air dengan mengendalikan aliran air permukaan dan mengurangi erosi tanah serta aliran sedimen ke sungai dan danau. Selain itu, reklamasi dapat mencakup peningkatan kualitas air di kolam bekas penambangan untuk mendukung kehidupan akuatik.
Pemulihan Habitat Satwa
Penambangan seringkali mengganggu habitat alami berbagai jenis hewan. Melalui reklamasi, lahan bekas tambang dapat diubah menjadi habitat yang mendukung spesies lokal. Hal ini dapat mencakup penetapan dan pemeliharaan zona perlindungan bagi hewan tertentu, pemulihan habitat alami, dan peningkatan keanekaragaman hayati.
Penyimpanan Karbon
Tanaman yang ditanam sebagai bagian dari reklamasi tambang dapat berperan dalam menyimpan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer, sehingga membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Pepohonan dan tanaman lain menyerap CO2 selama fotosintesis, sehingga dapat membantu mengimbangi emisi CO2 dari aktivitas manusia.
Manfaat Ekonomi dari Reklamasi
Reklamasi tambang juga dapat memberikan manfaat ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja pada saat proses reklamasi dan setelahnya, misalnya dalam pemeliharaan lahan tambang yang direklamasi. Selain itu, lahan reklamasi dapat digunakan untuk tujuan ekonomi lain seperti pertanian, kehutanan, atau pariwisata.
Konservasi Tanah dan Air
Reklamasi tambang dapat mencakup upaya menjaga kualitas tanah dan air. Hal ini melibatkan pemantauan dan pengelolaan pencemaran tanah serta langkah-langkah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap sumber daya air.
Pengendalian Polusi Debu dan Udara
Tambang seringkali menjadi sumber polusi udara dan debu. Reklamasi dapat mencakup upaya pengurangan emisi debu dan polusi udara serta pemantauan kualitas udara di sekitar bekas tambang.
Untuk mencapai manfaat lingkungan yang maksimal dari reklamasi tambang, perencanaan dan pelaksanaan yang cermat serta pemantauan jangka panjang sangatlah penting. Reklamasi yang efektif memerlukan kolaborasi antara industri pertambangan, pemerintah, dan kelompok lingkungan hidup untuk memastikan bahwa praktik terbaik digunakan dalam proses reklamasi.
Reklamasi Tambang yang Efektif oleh PT Titan Infra Energy
Sejak berdiri pada 2005, Titan Infra Energy mengembangkan jasa infrastruktur energi terintegrasi mulai dari infrastruktur dan logistik seperti jalan khusus batubara dan pelabuhan khusus batubara, jasa kontraktor pertambangan, dan jasa pengangkutan baik darat maupun air yang terfokus di bagian Selatan Pulau Sumatera, Indonesia. Titan Infra Energy didukung oleh SDM yang berpengalaman luas di bidangnya dan profesional.
Perusahaan pertambangan memiliki tanggung jawab besar dalam melakukan reklamasi tambang untuk memastikan lahan bekas tambang dapat dipulihkan dengan baik dan berkontribusi terhadap pemulihan lingkungan dan masyarakat lokal. Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan tambang dalam melakukan reklamasi tambang:
Perencanaan Reklamasi yang Terperinci
Proses reklamasi harus diawali dengan perencanaan yang matang. Perusahaan pertambangan harus menyusun rencana reklamasi yang mencakup tujuan, target, dan jadwal yang jelas. Rencana ini harus memperhatikan kondisi lingkungan, jenis penambangan yang dilakukan, dan berbagai faktor terkait lainnya.
Penghentian Operasi Penambangan
Sebelum reklamasi dapat dimulai, kegiatan penambangan harus dihentikan sepenuhnya di wilayah yang akan direklamasi. Seluruh peralatan penambangan harus dibongkar dan area tersebut harus dipersiapkan untuk proses reklamasi.
Pembersihan dan Pembongkaran Infrastruktur
Perusahaan harus membersihkan area bekas penambangan dari infrastruktur dan peralatan pertambangan yang tidak diperlukan lagi. Hal ini mencakup pembongkaran bangunan, pembongkaran pipa, dan pembongkaran fasilitas lainnya.
Restorasi Kontur Lahan
Penyesuaian dan restorasi kontur lahan bekas tambang harus dilakukan sesuai dengan rencana reklamasi. Hal ini mungkin melibatkan pemindahan tanah atau batu untuk memulihkan topografi alami.
Penanaman Vegetasi Asli
Menanam vegetasi asli atau tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat merupakan langkah penting dalam reklamasi. Tanaman ini akan membantu memulihkan ekosistem alami dan mencegah erosi tanah.
Pengendalian Erosi
Penerapan langkah-langkah untuk mengendalikan erosi tanah, seperti memasang jaring pengendali erosi, berkebun, atau membuat kontur tanah, sangat penting untuk menjaga integritas lahan reklamasi.
Pengelolaan Air
Perusahaan pertambangan harus membangun sistem drainase yang tepat untuk mengendalikan aliran air permukaan dan memastikan kualitas air yang baik di lahan reklamasi. Termasuk pembangunan kolam sedimentasi jika diperlukan.
Pemantauan Jangka Panjang
Pemantauan jangka panjang merupakan tahap kunci dalam reklamasi. Perusahaan harus memantau dan memantau pertumbuhan vegetasi, kualitas air, dan ekosistem lahan reklamasi selama beberapa tahun setelah selesainya reklamasi untuk memastikan keberhasilannya.
Pengelolaan Residu
Residu pertambangan seperti tailing atau limbah pertambangan harus dikelola dengan baik. Proses penanganan residu harus memenuhi standar lingkungan dan peraturan yang berlaku.
Konsultasi dengan Pemangku Kepentingan
Berkomunikasi dan berkolaborasi dengan pemerintah, kelompok lingkungan hidup, dan masyarakat lokal sangat penting dalam proses reklamasi. Keterlibatan semua pihak dapat membantu memastikan reklamasi dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi setempat.
Pemberian Izin dan Peraturan
Memastikan perusahaan mematuhi semua peraturan dan persyaratan hukum yang berlaku untuk reklamasi tambang. Ini termasuk pemberian izin dan izin yang diperlukan.
Komunikasi Transparan
Perusahaan harus berkomunikasi secara transparan dengan pihak-pihak terkait, termasuk masyarakat lokal, mengenai rencana dan kemajuan reklamasi.
Reklamasi tambang merupakan tanggung jawab penting yang harus dilakukan oleh perusahaan pertambangan untuk mendukung praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Dengan melakukan reklamasi yang baik, perusahaan dapat meminimalisir dampak negatif pertambangan terhadap lingkungan dan masyarakat serta membantu memulihkan ekosistem yang terganggu akibat aktivitas pertambangan.
0 notes
Text
Pemkot Cilegon Didorong Maksimalkan Lahan Pertanian Lewat Raperda Inisiatif Ini
CILEGON – DPRD Cilegon mendorong Pemerintah Daerah untuk memaksimalkan lahan pertanian melalui Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Inisiatif tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Raperda Inisiatif tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan tersebut telah diparipurnakan oleh DPRD Cilegon di ruang rapat paripurna, Senin (5/2/2024). Wakil Ketua DPRD Cilegon,…
View On WordPress
0 notes
Text
Gubernur Arinal Tandai Panen Kopi Arabika Lampung Barat
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi melakukan Panen Kopi Arabika Sistem Pagar dan Temu Lapang bersama Petani Kopi di Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat, Selasa (30/1/2024). Panen tersebut hasil pembinaan Pemprov Lampung melalui Dinas Perkebunan dalam mendukung peningkatan produksi dan produktivitas kopi rakyat. Hal itu dilakukan dengan pengembangan tanaman kopi jenis Arabika dengan sistem pagar. Melalui sistem pagar ini pemanfaatan lahan dipergunakan seefesien mungkin, dimana jarak antar tanaman sekitar 1 meter tiap baris dan jarak setiap baris 2,5 meter. Setiap 1 hektar lahan dapat ditanam sebanyak 4000 batang kopi dibandingkan sistem penanaman secara konvensional yang hanya 1.600 batang perhektarnya. Dalam sambutannya, Gubernur Arinal mengatakan bahwa panen kopi Arabika ini bukti keberhasilan dan jerih payah para petani di Lampung Barat, khususnya di Sekincau. Gubernur Arinal berpendapat kopi Arabika dari daerah Sekincau ini dikenal dengan kualitasnya yang sangat tinggi dan menjadi kebanggaan bagi Provinsi Lampung. Kualitas kopi Arabika yang dihasilkan tidak hanya memberikan kebanggaan lokal, tetapi juga membawa nama baik Lampung di tingkat nasional dan internasional. "Ini adalah bukti bahwa pertanian kita memiliki potensi besar untuk berkembang dan berkontribusi pada perekonomian daerah," ujarnya. Gubernur Arinal menyampaikan bahwa dalam Agenda Kerja Utamanya telah ditetapkan beberapa Program Utama pembangunan sub-sektor perkebunan dengan sasaran peningkatan kesejahteraan masyarakat. Beberapa Program Utama tersebut yaitu Program Kartu Petani Berjaya (KPB), Revitalisasi lada, Meningkatkan daya saing kopi, kakao dan komoditas unggulan lainnya serta Mencegah dan memberantas peredaran pupuk palsu. Seperti diketahui, dalam mendukung Agenda Kerja Utama (AKU) Meningkatkan Daya Saing Kopi, Kakao dan Komoditas Unggulan lainnya, yaitu Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk produksi kopi sebesar 121.340 ton di Tahun 2024, telah dilakukan beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut diantaranya yaitu Peremajaan Tanaman Kopi, Rehabilitasi Tanaman Kopi, Intensifikasi Tanaman Kopi, Uji Coba Intercroping Kopi-Lada, Pengembangan Sumber Benih Kopi (Kebun Entres), Perlindungan Tanamannya, Pengembangan Sumber air, Penguatan Kelembagaan Petani Kopi, Pengolahan dan Pasca Panen Kopi serta Pengembangan Budidaya Kopi dengan Sistem Pagar. Gubernur Arinal mengucapkan terima kasih kepada para petani, kelompok tani serta seluruh pihak yang terlibat dalam kesuksesan panen kopi Arabika ini. "Saya merasa bangga kepada para petani kopi Lampung Barat yang sukses meningkatkan produksi kopi menjadi berkali-kali lipat," ungkapnya. Ia berharap pembangunan sub sektor perkebunan di Provinsi Lampung dapat terus meningkat, baik produksi dan produktivitasnya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani, peningkatan nilai ekspor yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani. Gubernur Arinal juga berharap pembinaan kepada petani kopi Lampung Barat dapat terus berlanjut. Pj. Bupati Lampung Barat Nukman mengatakan panen kopi arabika ini menunjukan bahwa Lampung kedepan akan menjadi bagian dari produsen kopi arabika nasional. Ia mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Lampung yang setiap tahunnya telah mengalokasikan beberapa kegiatan terkait kopi bagi kelompok tani di Lampung Barat. "Seperti bantuan alat pengolahan maupun alat pasca panen kopi, bahkan bantuan program intensitikasi berikut bimbingan teknis kepada kelompok tani," ujarnya. (Adpim) Read the full article
0 notes
Text
instagram
Rubah Sechuran, atau Lycalopex sechurae, adalah salah satu hewan yang menarik yang dapat ditemukan di zona pantai barat laut Peru dan barat daya Ekuador. Mereka memiliki sejarah taksonomi yang menarik, dengan beberapa studi molekuler menunjukkan bahwa mereka termasuk dalam kelompok monofiletik dari kanid endemik Amerika Selatan. Populasi Rubah Sechuran saat ini diperkirakan kurang dari 15.000 individu dewasa, dan diperkirakan akan mengalami penurunan yang berlanjut sekitar 10% dalam 10-12 tahun ke depan, terutama karena hilangnya habitat yang terus berlanjut, penganiayaan, dan penurunan populasinya. Ini membuat mereka masuk dalam kategori Hampir Terancam. Habitat Rubah Sechuran berkisar dari padang pasir dengan kerapatan tumbuhan rendah hingga lahan pertanian dan hutan kering. Mereka sering dijumpai di daerah yang banyak aktivitas manusianya. Meskipun mereka adalah omnivora yang opportunis, mereka mampu bertahan dengan akses air yang terbatas dan bahkan menjadi vegetarian ketika diperlukan. Ancaman terbesar terhadap spesies ini berasal dari perdagangan amulet dan kerajinan tangan yang terbuat dari bagian tubuh mereka, serta penganiayaan karena merusak hewan ternak. Di Peru, sikap tipikal terhadap spesies ini adalah penganiayaan atau ketidaktertarikan. Habitat yang juga berkurang atau hilang dianggap sebagai ancaman utama bagi spesies ini di Ekuador. Meskipun beberapa langkah perlindungan telah diambil, masih ada celah pengetahuan yang perlu diisi. Prioritas utama untuk penelitian termasuk memperjelas batas selatan sebaran dan batas altitudinal distribusi. Selain itu, pengetahuan tentang dampak penyakit pada spesies ini masih terbatas.
1 note
·
View note
Text
Keindahan dan Tantangan Musim Hujan di Indonesia
Indonesia, dengan keberagaman alam dan iklimnya, mengalami musim hujan setiap tahunnya. Musim hujan di Indonesia biasanya terjadi pada bulan November hingga Maret, bergantung pada lokasi geografis dan perubahan iklim. Pada periode ini, Indonesia disambangi oleh curah hujan yang melimpah, memberikan dampak positif dan tantangan tersendiri bagi masyarakat.
1. Awal Musim Hujan:
Musim hujan di Indonesia sering dimulai pada bulan November. Pada saat ini, angin muson dari Australia membawa uap air ke wilayah Indonesia, yang kemudian menyebabkan peningkatan curah hujan. Daerah-daerah seperti Jawa, Sumatra, dan Kalimantan menjadi tuan rumah awal dari musim hujan yang dinantikan.
2. Puncak Musim Hujan:
Bulan Desember hingga Februari umumnya menjadi puncak musim hujan di Indonesia. Curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir dan genangan air di beberapa daerah, terutama di perkotaan yang rawan terhadap limpasan air.
3. Masa Transisi:
Pada bulan Maret, Indonesia memasuki masa transisi menuju musim kemarau. Meskipun masih mungkin terjadi hujan, intensitasnya cenderung menurun. Proses ini membawa harapan bagi masyarakat yang tengah memulihkan diri dari dampak musim hujan yang berat.
4. Pentingnya Musim Hujan:
Musim hujan memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem di Indonesia. Hujan membantu menyuburkan tanah dan memberikan air yang diperlukan bagi pertanian. Keindahan alam Indonesia, termasuk hutan hujan tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati, juga sangat bergantung pada curah hujan yang cukup.
5. Tantangan Selama Musim Hujan:
Meskipun membawa berkah, musim hujan juga membawa sejumlah tantangan bagi masyarakat. Banjir dan tanah longsor menjadi ancaman serius, terutama di daerah-daerah yang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi. Infrastruktur, termasuk sistem drainase dan tanggul, perlu diperkuat untuk menghadapi dampak musim hujan yang ekstrem.
6. Kesiapan dan Mitigasi Bencana:
Pemerintah Indonesia terus meningkatkan upaya kesiapan dan mitigasi bencana selama musim hujan. Sistem peringatan dini, evakuasi, dan penyediaan bantuan darurat menjadi bagian dari strategi untuk mengurangi risiko dan dampak bencana alam.
7. Pengaruh Musim Hujan terhadap Pertanian:
Musim hujan memiliki pengaruh signifikan terhadap sektor pertanian. Sementara curah hujan yang cukup menyuburkan tanah, kelebihan air dapat merugikan tanaman dan menyebabkan banjir di lahan pertanian. Petani perlu mengelola waktu tanam dan panen dengan cermat agar dapat memanfaatkan musim hujan secara optimal.
8. Keindahan Alam Selama Musim Hujan:
Meskipun membawa tantangan, musim hujan juga membawa keindahan tersendiri. Alam Indonesia menjadi lebih hijau dan segar, sungai-sungai mengalir dengan deras, dan air terjun memperlihatkan keanggunannya. Bagi pecinta alam, musim hujan menjadi waktu yang tepat untuk menikmati keelokan alam.
9. Tradisi dan Budaya di Musim Hujan:
Beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang unik terkait dengan musim hujan. Misalnya, di Bali, masyarakat merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan selama musim hujan dengan upacara keagamaan dan seni pertunjukan.
10. Pemanfaatan Energi Terbarukan:
Musim hujan juga dimanfaatkan untuk menghasilkan energi terbarukan melalui pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan sumber daya air sebagai sumber energi terbarukan, dan musim hujan merupakan waktu yang paling sesuai untuk memanfaatkannya.
11. Perlindungan Lingkungan:
Meskipun menyuburkan tanah, musim hujan juga membawa risiko erosi dan pencemaran lingkungan. Praktik-praktik konservasi tanah, pengelolaan limbah, dan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan perlu ditingkatkan selama musim hujan.
12. Beradaptasi dengan Perubahan Iklim:
Dengan perubahan iklim global, musim hujan di Indonesia juga mengalami variasi. Peningkatan suhu laut, perubahan pola curah hujan, dan cuaca ekstrem menjadi tantangan yang memerlukan perencanaan dan adaptasi yang cermat.
Musim hujan di Indonesia, yang umumnya terjadi antara bulan November hingga Maret, membawa berbagai dampak dan tantangan. Meskipun demikian, keindahan alam yang mempesona dan berkah yang dihasilkan memberikan nuansa tersendiri pada momen ini. Penting bagi masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapan dan kesadaran terhadap dampak musim hujan, sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal.
0 notes
Text
Asuransi Pertanian, Premi Murah, Solusi Jika Gagal Panen
BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG - Usaha di sektor pertanian khususnya padi bisa dihadapkan resiko ketidakpastian cukup tinggi yang mengakibatkan kegagalan panen dengan disebabkan perubahan iklim seperti banjir, kekeringan serangan hama dan penyakit Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menjadi sebab kerugian usaha petani. Untuk menghindari hal tersebut, Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah saat ini memberikan solusi terbaik berupa program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang diharapkan dapat memberikan perlindungan resiko ketidakpastian guna menjamin petani mendapatkan modal kerja untuk usaha tani dari klaim asuransi. Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta saat ditemui di ruang kerjanya pada Senin (6/11/2023), menyampaikan dalam program AUTP bertujuan untuk melindungi petani dengan memperoleh ganti rugi apabila mengalami gagal panen. Dalam AUTP ini nilai pertanggungan yang akan diberikan sebesar Rp6.000.000 untuk tiap hektare permusim tanam dengan premi asuransi sebesar Rp180.000 per hektare per musimnya. "Pemerintah memberikan bantuan premi sebesar 80 persen atau sekitar Rp144.000. Dengan demikian, petani atau kemitraan menanggung premi sebesar 20 persen atau Rp36.000," ucap Kadis Sumiarta. Terkait persyaratan, Kadis Sumiarta menyampaikan bahwa umur padi sudah melewati 10 Hari Setelah Tanam (HST) untuk tanaman padi yang ditanam dengan teknologi tapin, melewati 30 hari setelah tebar pada sistem tanam benih langsung, dan berumur 30 hari setelah pemotongan/panen perdana, serta tumbuh tunas baru pada sistem padi bermutu dan bersertifikat. "Ganti rugi juga dapat diberikan apabila intensitas kerusakan mencapai lebih dari 75 persen dengan luas kerusakan yang mencapai lebih dari 75 persen pada setiap luas petak alami," tegasnya. Selain itu, petani yang ingin mendaftar AUTP paling lambat satu bulan sebelum musim tanam tiba, petani yang ingin mengikuti program asuransi harus tergabung di dalam kelompok atau Subak, memiliki lahan sawah dan melakukan usaha budidaya tanaman padi lahan maksimal 2 hektare, serta petani pemilik atau penggarap lahan sawah yang sudah memiliki NIK. "Silakan menghubungi penyuluh pertanian kami yang ada dimasing-masing wilayah kerjanya, silakan konsultasikan hal-hal yang belum jelas terkait asuransi pertanian ini," tutupnya. (adv/bpn) Read the full article
0 notes
Text
Peran Wanita dalam Pertanian: Pilar Penting untuk Keberlanjutan Pangan
Ahmad Nimer - Wanita memainkan peran kunci dalam pertanian dan berperan sebagai pilar penting untuk keberlanjutan pangan. Meskipun seringkali tidak mendapatkan pengakuan yang memadai, kontribusi wanita dalam sektor pertanian sangat besar dan beragam.
Pertanian adalah sektor yang memberikan mata pencaharian bagi jutaan perempuan di seluruh dunia. Mereka aktif terlibat dalam semua aspek dari produksi pangan, mulai dari penanaman hingga pemetikan dan pemasaran. Wanita seringkali bertanggung jawab penuh atas pengelolaan kebun atau lahan pertanian yang dimiliki oleh keluarga mereka. Mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pemilihan bibit, pemupukan, irigasi, hingga pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Selain itu, wanita juga berperan penting dalam pengolahan hasil pertanian. Mereka mampu mengolah hasil panen menjadi berbagai produk seperti makanan olahan, makanan kering, atau makanan kaleng. Wanita juga seringkali berperan aktif dalam memasarkan produk-produk pertanian tersebut, baik secara langsung di pasar lokal maupun melalui platform online.
Namun, dispite peran penting mereka, wanita seringkali menghadapi tantangan dan kendala dalam mencapai kesetaraan dalam sektor pertanian. Mereka seringkali memiliki akses terbatas terhadap sumber daya dan teknologi pertanian yang diperlukan, seperti kepemilikan atau pengelolaan lahan, peralatan modern, dan pelatihan dalam praktik pertanian berkelanjutan. Selain itu, peran wanita dalam pengambilan keputusan di sektor pertanian juga sering kurang diakui.
Mengakui dan memberdayakan peran wanita dalam pertanian adalah langkah penting dalam mencapai keberlanjutan pangan. Dalam banyak kasus, pemimpin wanita di komunitas pertanian telah membawa perubahan positif, termasuk dalam peningkatan produksi dan pendapatan keluarga, diversifikasi hasil pertanian, serta perlindungan lingkungan.
Pemerintah dan lembaga terkait harus memperkuat kebijakan yang mendukung peran wanita dalam pertanian. Ini meliputi akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan pelatihan pertanian, pemanfaatan teknologi pertanian yang memudahkan pekerjaan mereka, serta pengakuan dan penghargaan yang lebih besar terhadap kontribusi mereka.
Penting bagi kita semua untuk mengakui peran penting yang dimainkan oleh wanita dalam pertanian dan mendukung upaya untuk mencapai kesetaraan gender di sektor ini. Hanya dengan memperkuat peran dan kontribusi mereka, kita dapat memastikan keberlanjutan pangan bagi seluruh populasi dunia.
Demikianlah artikel ini tentang peran wanita dalam pertanian. Semoga artikel ini memberikan wawasan baru dan menghargai kontribusi yang luar biasa dari wanita dalam sektor pertanian. Terima kasih telah membaca!
0 notes
Text
Ketua Harian YLPKB Bangka Belitung di FGD RPJPD 2025-2045
Gerubok PANGKALPINANG - Pada Senin, 9 Oktober 2023, Ketua Harian YLPKB (Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bangka) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Eldy Saputra Wijaya, ST, menghadiri Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tujuan utama FGD ini adalah untuk membahas isu-isu strategis yang terkait dengan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2025-2045.
FGD: Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Acara tersebut berlangsung di Ruang Rapat Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan dihadiri oleh berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) serta organisasi sosial kemasyarakatan, termasuk Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Baca Juga: Gerubok.com Hadir Suarakan Aspirasi Masyarakat dan Netizen Hal ini mencerminkan pentingnya kolaborasi antara sektor pemerintah dan masyarakat dalam menentukan arah pembangunan daerah.
Partisipasi Aktif YLPKB
Ketua YLPKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Eldy Saputra Wijaya, ST, mengungkapkan kebahagiannya atas kesempatan untuk berpartisipasi dalam acara FGD ini. Ia menyatakan, "Alhamdulillah, saya berkesempatan diundang oleh BAPPEDA PROVINSI BABEL dalam Forum Group Discussion (FGD) untuk membahas Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi BABEL dalam 20 tahun ke depan." Dengan demikian, peran YLPKB dalam mendukung pembangunan daerah menjadi semakin nyata.
Ide dan Gagasan untuk Bangka Belitung
Dalam FGD ini, berbagai gagasan dan ide mengenai pembangunan di wilayah Bangka Belitung, terutama di Pulau Belitung, telah dibahas secara mendalam. Pemerintah telah menyambut dengan baik dan mengakomodasi beberapa isu strategis yang menjadi fokus pembicaraan. Beberapa isu yang telah diangkat meliputi: 1. Perikanan Isu perikanan menjadi salah satu yang terpenting, dengan fokus pada teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas serta kemandirian ekspor. Peran penting sektor perikanan dalam ekonomi daerah harus ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 2. Perkebunan Pertanian dan perkebunan adalah aspek penting dalam pembangunan daerah. Dalam FGD, dibahas mengenai hak masyarakat terhadap lahan-lahan perkebunan yang dikelola oleh pihak swasta. Keseimbangan antara kepentingan masyarakat dan investasi swasta harus ditemukan. 3. Kesehatan Kesehatan masyarakat menjadi isu sentral. Pembahasan mencakup perluasan akses pelayanan kesehatan, perawatan, dan upaya pencegahan penyakit. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di seluruh wilayah. Lihat Juga: Festival Budaya Lintang di Belitung Timur: Memupuk Kearifan Lokal dan Kebudayaan Desa 4. Pariwisata Sebagai destinasi wisata yang menarik, Bangka Belitung memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata. Dalam FGD, strategi untuk mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan mempromosikan keindahan alam daerah ini dibahas secara rinci. 5. Kearifan Lokal Pentingnya melestarikan dan mempromosikan kearifan lokal dalam pembangunan daerah tidak terlupakan. Kearifan lokal menjadi pondasi budaya daerah dan harus dilestarikan untuk generasi mendatang. 6. Pangan Ketersediaan pangan yang cukup dan aman merupakan hak masyarakat. FGD membahas langkah-langkah untuk memastikan keamanan pangan serta memperkuat ketahanan pangan daerah. 7. Kepastian Hukum Kepastian hukum adalah landasan utama investasi dan pertumbuhan ekonomi. Dalam FGD, pentingnya menciptakan iklim hukum yang stabil dan berkeadilan untuk mendukung perkembangan ekonomi dibahas secara serius. Mungkin Tertarik: Desa Mekar Jaya Kecamatan Manggar Peroleh Nilai Tinggi dalam Program Desa Anti Korupsi 8. Pertambangan (Hilirisasi) Pertambangan adalah salah satu sektor utama di Bangka Belitung. FGD menyoroti strategi hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan manfaat ekonomi dari sektor ini. 9. Infrastruktur Strategis Daerah Pembangunan infrastruktur yang strategis adalah fondasi penting untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. FGD membahas prioritas dalam pembangunan infrastruktur daerah.
Membantu Majukan Bangka Belitung
Eldy Saputra Wijaya, ST, berharap bahwa hasil dari pembahasan ini akan membantu memajukan Provinsi Bangka Belitung secara signifikan kedepannya, terlepas dari siapa pun yang memimpin provinsi atau daerah ini. Jangan Lewatkan: Hari Jadi Kota Manggar ke 152: Kejayaan, Keberagaman dan Kemandirian Rencana Arah kebijakan yang sedang disusun untuk 20 Tahun kedepan hingga tahun 2045 merupakan tonggak penting dalam perjalanan pembangunan daerah ini, dan ini juga bersamaan dengan peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Temukan Berita Terkini, Berita Terbaru, Berita Viral dan Ramalan Zodiak Hari Ini dari gerubok lainnya di Google News. Read the full article
#EldySaputraWijaya#FGDRPJPD2025-2045#InfrastrukturStrategisDaerah#IsuStrategisRPJPDProvinsiKepulauanBangkaBelitung#KearifanLokalBangkaBelitung#KebijakanPembangunanBangkaBelitung#KepastianHukumdanInvestasi#KesehatanMasyarakatBangkaBelitung#KetuaHarianYLPKBBangkaBelitung#KolaborasiPemerintahdanMasyarakat#PariwisataBerkelanjutanBangkaBelitung#PembangunanDaerahBangkaBelitung#PeranYLPKBdalamPembangunan#PertambangandanHilirisasi#RencanaPembangunanJangkaPanjangDaerah
0 notes
Text
4 Rancangan Peraturan Daerah Disetujui DPRD Nunukan
DPNTimes.com, Nunukan – Wakil Bupati Nunukan H Hanafiah menghadiri Rapat Paripurna ke – 11 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2023-2024 terkait Pengambilan Keputusan DPRD terhadap persetujuan atas empat Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) pada Senin (2509). Dua di antara ranperda tersebut adalah usulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan yakni Ranperda Perlindungan Lahan Pertanian Pangan…
View On WordPress
0 notes
Text
Memahami Komitmen Denny JA untuk Masyarakat Adat dan Hutan Melalui Tulisantulisannya
Denny JA adalah seorang penulis, pemikir, dan aktivis yang dikenal karena komitmennya terhadap masyarakat adat dan perlindungan hutan di Indonesia. Melalui tulisantulisannya, Denny JA telah berhasil menyampaikan pesanpesan penting mengenai hakhak masyarakat adat dan pentingnya menjaga kelestarian hutan. Salah satu tulisan Denny ja yang menarik adalah tentang perlunya menghargai dan mengakui hakhak masyarakat adat. Dalam tulisannya, Denny JA menjelaskan bahwa masyarakat adat memiliki hubungan yang kuat dengan alam dan telah menjadi penjaga alam secara turuntemurun. Ia menekankan pentingnya menghormati kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat adat dan memberikan mereka tempat yang layak dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan sumber daya alam. Tulisannya juga menggarisbawahi perlunya menghentikan eksploitasi hutan yang tidak berkelanjutan. Denny ja mendukung upaya konservasi hutan dan menyoroti bahaya kerusakan lingkungan yang dapat terjadi akibat penebangan liar dan konversi hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan yang besarbesaran. Ia menekankan bahwa menjaga kelestarian hutan bukan hanya penting untuk menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat adat yang bergantung pada hutan sebagai sumber mata pencaharian mereka. Selain itu, Denny JA juga menulis tentang pentingnya memperkuat perlindungan hukum bagi masyarakat adat dan hutan. Ia mengajukan argumen yang kuat tentang perlunya mengubah kebijakan dan undangundang yang mendukung eksploitasi hutan yang merugikan masyarakat adat. Denny JA juga menyuarakan pentingnya memberikan akses yang adil terhadap sumber daya alam bagi masyarakat adat dan menghapuskan praktikpraktik yang mengancam hakhak mereka. Dalam tulisantulisannya, Denny JA tidak hanya mengkritik masalah yang ada, tetapi juga mengusulkan solusi yang konstruktif. Ia menyampaikan pentingnya membangun dialog dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat adat, dan berbagai pihak terkait untuk mencapai kesepakatan yang berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam. Ia mendorong adanya partisipasi aktif masyarakat adat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber daya alam yang berdampak pada kehidupan mereka. Melalui tulisantulisannya yang kuat dan persuasif, Denny JA telah berhasil menginspirasi banyak orang untuk peduli dan bergerak dalam mendukung hakhak masyarakat adat dan kelestarian hutan. Ia telah menjadi suara yang berpengaruh dalam gerakan perlindungan lingkungan di Indonesia. Selain menulis, Denny JA juga aktif dalam berbagai kegiatan advokasi dan pelatihan untuk masyarakat adat dan kelompokkelompok yang peduli dengan lingkungan. Ia berbagi pengetahuan dan pengalamannya untuk mendorong pemahaman yang lebih baik tentang isuisu terkait masyarakat adat dan hutan, serta memberikan dukungan bagi upayaupaya perlindungan yang berkelanjutan. Melalui tulisantulisannya yang menginspirasi dan kegiatan advokasinya, Denny JA telah menjadi teladan bagi kita semua untuk berperan aktif dalam perlindungan masyarakat adat dan kelestarian hutan di Indonesia. Ia mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan, serta memastikan bahwa hakhak masyarakat adat diakui dan dihargai. Komitmen Denny JA untuk masyarakat adat dan hutan tercermin dalam karyakaryanya yang penuh semangat dan dedikasi. Melalui tulisantulisannya, ia telah memberikan suara bagi mereka yang sering kali tidak didengar dan mendedikasikan dirinya untuk memperjuangkan keadilan lingkungan.
Cek Selengkapnya: Memahami Komitmen Denny JA untuk Masyarakat Adat dan Hutan Melalui Tulisantulisannya
0 notes
Text
Tanggung Jawab Titan Infra Energy dengan Reklamasi Tambang dan Pelestarian Lingkungan
Reklamasi tambang adalah proses pemulihan dan rehabilitasi lahan bekas tambang agar dapat digunakan kembali atau dikembalikan pada kondisi alaminya setelah kegiatan penambangan selesai atau dihentikan. Tujuan utama dari reklamasi tambang adalah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan akibat penambangan dan memulihkan lahan agar dapat berfungsi kembali untuk berbagai keperluan seperti pertanian, kehutanan, rekreasi, atau konservasi alam.
Signifikansi Reklamasi dalam Penambangan Bertanggung Jawab
Reklamasi tambang adalah bagian integral dari praktik penambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Hal ini membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal, serta meningkatkan penggunaan kembali lahan yang sebelumnya digunakan untuk pertambangan. Reklamasi ini juga dapat membantu memulihkan ekosistem alami yang terkena dampak aktivitas pertambangan.
Manfaat Reklamasi dalam Konservasi Lingkungan
Reklamasi tambang memiliki potensi besar untuk membantu menjaga dan memulihkan lingkungan dengan berbagai cara berikut:
Restorasi Bentang Alam
Salah satu manfaat utama reklamasi tambang adalah mengembalikan bentang alam yang rusak akibat aktivitas pertambangan ke kondisi semula atau lebih baik. Hal ini melibatkan penanaman vegetasi asli, penetapan kontur lahan yang sesuai, dan penciptaan kondisi yang mendukung pertumbuhan ekosistem alami. Dengan cara ini, reklamasi membantu mengurangi dampak visual dari tambang yang tidak aktif dan mengembalikan estetika alami kawasan tersebut.
Peningkatan Kualitas Air
Reklamasi tambang seringkali melibatkan pembangunan dan pemeliharaan sistem drainase yang berkelanjutan. Hal ini dapat membantu mengurangi polusi air dengan mengendalikan aliran air permukaan dan mengurangi erosi tanah serta aliran sedimen ke sungai dan danau. Selain itu, reklamasi dapat mencakup peningkatan kualitas air di kolam bekas penambangan untuk mendukung kehidupan akuatik.
Rehabilitasi Habitat Satwa
Penambangan seringkali mengganggu habitat alami berbagai jenis hewan. Melalui reklamasi, lahan bekas tambang dapat diubah menjadi habitat yang mendukung spesies lokal. Hal ini dapat mencakup penetapan dan pemeliharaan zona perlindungan bagi hewan tertentu, pemulihan habitat alami, dan peningkatan keanekaragaman hayati.
Penyimpanan Karbon
Tanaman yang ditanam sebagai bagian dari reklamasi tambang dapat berperan dalam menyimpan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer, sehingga membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Pepohonan dan tanaman lain menyerap CO2 selama fotosintesis, sehingga dapat membantu mengimbangi emisi CO2 dari aktivitas manusia.
Manfaat Ekonomi dari Reklamasi
Reklamasi tambang juga dapat memberikan manfaat ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja pada saat proses reklamasi dan setelahnya, misalnya dalam pemeliharaan lahan tambang yang direklamasi. Selain itu, lahan reklamasi dapat digunakan untuk tujuan ekonomi lain seperti pertanian, kehutanan, atau pariwisata.
Konservasi Tanah dan Air
Reklamasi tambang dapat mencakup upaya menjaga kualitas tanah dan air. Hal ini melibatkan pemantauan dan pengelolaan pencemaran tanah serta langkah-langkah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap sumber daya air.
Pengendalian Polusi Debu dan Udara
Tambang seringkali menjadi sumber polusi udara dan debu. Reklamasi dapat mencakup upaya pengurangan emisi debu dan polusi udara serta pemantauan kualitas udara di sekitar bekas tambang.
Untuk mencapai manfaat lingkungan yang maksimal dari reklamasi tambang, perencanaan dan pelaksanaan yang cermat serta pemantauan jangka panjang sangatlah penting. Reklamasi yang efektif memerlukan kolaborasi antara industri pertambangan, pemerintah, dan kelompok lingkungan hidup untuk memastikan bahwa praktik terbaik digunakan dalam proses reklamasi.
Implementasi Reklamasi Tambang oleh PT Titan Infra Energy
Sejak berdiri pada 2005, Titan Infra Energy mengembangkan jasa infrastruktur energi terintegrasi mulai dari infrastruktur dan logistik seperti jalan khusus batubara dan pelabuhan khusus batubara, jasa kontraktor pertambangan, dan jasa pengangkutan baik darat maupun air yang terfokus di bagian Selatan Pulau Sumatera, Indonesia. Titan Infra Energy didukung oleh SDM yang berpengalaman luas di bidangnya dan profesional.
Perusahaan pertambangan memiliki tanggung jawab besar dalam melakukan reklamasi tambang untuk memastikan lahan bekas tambang dapat dipulihkan dengan baik dan berkontribusi terhadap pemulihan lingkungan dan masyarakat lokal. Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan tambang dalam melakukan reklamasi tambang:
Perencanaan Reklamasi yang Terperinci
Proses reklamasi harus diawali dengan perencanaan yang matang. Perusahaan pertambangan harus menyusun rencana reklamasi yang mencakup tujuan, target, dan jadwal yang jelas. Rencana ini harus memperhatikan kondisi lingkungan, jenis penambangan yang dilakukan, dan berbagai faktor terkait lainnya.
Penghentian Operasi Penambangan
Sebelum reklamasi dapat dimulai, kegiatan penambangan harus dihentikan sepenuhnya di wilayah yang akan direklamasi. Seluruh peralatan penambangan harus dibongkar dan area tersebut harus dipersiapkan untuk proses reklamasi.
Pembersihan dan Pembongkaran Infrastruktur
Perusahaan harus membersihkan area bekas penambangan dari infrastruktur dan peralatan pertambangan yang tidak diperlukan lagi. Hal ini mencakup pembongkaran bangunan, pembongkaran pipa, dan pembongkaran fasilitas lainnya.
Restorasi Kontur Lahan
Penyesuaian dan restorasi kontur lahan bekas tambang harus dilakukan sesuai dengan rencana reklamasi. Hal ini mungkin melibatkan pemindahan tanah atau batu untuk memulihkan topografi alami.
Penanaman Vegetasi Asli
Menanam vegetasi asli atau tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat merupakan langkah penting dalam reklamasi. Tanaman ini akan membantu memulihkan ekosistem alami dan mencegah erosi tanah.
Pengendalian Erosi
Penerapan langkah-langkah untuk mengendalikan erosi tanah, seperti memasang jaring pengendali erosi, berkebun, atau membuat kontur tanah, sangat penting untuk menjaga integritas lahan reklamasi.
Pengelolaan Air
Perusahaan pertambangan harus membangun sistem drainase yang tepat untuk mengendalikan aliran air permukaan dan memastikan kualitas air yang baik di lahan reklamasi. Termasuk pembangunan kolam sedimentasi jika diperlukan.
Pemantauan Jangka Panjang
Pemantauan jangka panjang merupakan tahap kunci dalam reklamasi. Perusahaan harus memantau dan memantau pertumbuhan vegetasi, kualitas air, dan ekosistem lahan reklamasi selama beberapa tahun setelah selesainya reklamasi untuk memastikan keberhasilannya.
Pengelolaan Residu
Residu pertambangan seperti tailing atau limbah pertambangan harus dikelola dengan baik. Proses penanganan residu harus memenuhi standar lingkungan dan peraturan yang berlaku.
Konsultasi dengan Pemangku Kepentingan
Berkomunikasi dan berkolaborasi dengan pemerintah, kelompok lingkungan hidup, dan masyarakat lokal sangat penting dalam proses reklamasi. Keterlibatan semua pihak dapat membantu memastikan reklamasi dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi setempat.
Pemberian Izin dan Peraturan
Memastikan perusahaan mematuhi semua peraturan dan persyaratan hukum yang berlaku untuk reklamasi tambang. Ini termasuk pemberian izin dan izin yang diperlukan.
Komunikasi Transparan
Perusahaan harus berkomunikasi secara transparan dengan pihak-pihak terkait, termasuk masyarakat lokal, mengenai rencana dan kemajuan reklamasi.
Reklamasi tambang merupakan tanggung jawab penting yang harus dilakukan oleh perusahaan pertambangan untuk mendukung praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Dengan melakukan reklamasi yang baik, perusahaan dapat meminimalisir dampak negatif pertambangan terhadap lingkungan dan masyarakat serta membantu memulihkan ekosistem yang terganggu akibat aktivitas pertambangan.
0 notes