#Perempuan dan Anak
Explore tagged Tumblr posts
Text
LPSK Dorong Berbagai Pihak Kolaborasi Demi Keamanan Perempuan dan Anak
#LPSK #Perempuan&Anak LPSK Dorong Berbagai Pihak Kolaborasi Demi Keamanan Perempuan dan Anak
Hargo.co.id, GORONTALO – LPSK menggelar sosialisasi kewenangan dalam kerangka Undang-undang nomor 12 Tahun 2022 tentang tindak pidana kekerasan seksual di Hotel Aston Gorontalo, Kamis (07/03/2024). Agenda ini dihadiri secara langsung oleh Wakil Ketua LPSK, Livia Istania Iskandar, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan HAM, Indra Gunawan dan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda…
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
Kue Kacang
Ini kejadian beberapa bulan yang lalu. Kriby pulang dari sekolah. Saya di kamar, lagi menyusui Baby B. Kriby masuk ke kamar masih lengkap dengan seragam sekolahnya, jaket motor, dan masker. Dia mau ngasih kue kacang yang dia beli di sekolahnya. “Bunda, ini kue kacang yang tadi aku beli di sekolah,” katanya sambil nyodorin bungkusan plastik kecil isinya dua kue kering sebesar jari…
0 notes
Text
Pemkab Bogor Selenggarakan Itsbat Nikah Terpadu di Pamijahan, Bentuk Dukungan Program P2WKSS
RASIOO.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bersama stakeholder terkait menyelenggarakan itsbat nikah terpadu di lokasi binaan Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) Desa Cibunian, Pamijahan, Rabu (4/9). Sebanyak 49 pasangan di isbat nikahkan oleh Pengadilan Agama Cibinong di Kantor Desa Cibunian. Itsbat Nikah merupakan permohonan pengesahan nikah yang…
#Alwin#Camat Pamijahan#Hortikultura dan Perkebunan#Kapolsek Pamijahan#Kepala Desa Cibunian#Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak#Kepala Dinas Pendidikan#Kepala Dinas Tanaman Pangan#Kepala DP3AP2KB#Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor#Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB)#Sussy Rahayu Agustini#Wakil Ketua Pengadilan Agama Cibinong
0 notes
Text
Sadis! 2 Bocah SD di Kota Tangsel Dicabuli Seorang Penculik
Tangerang Selatan – Dua kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur telah kembali terjadi di Tangerang Selatan (Tangsel). Pelecehan dilakukan dengan modus yang sama, yakni dengan menculik korbannya pasca pulang sekolah. Hal demikian dikatakan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Tangsel, Tri Purwanto ketika ditemui dikantornya, Rabu…
#Anak SD#Kasus Pelecehan#Kekerasan Anak#Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Tangsel Tri Purwanto#Pelecehan Anak#Penculikan anak#SDN 01 Jombang#SDN Kedaung#UPTD PPA Kota Tangsel
0 notes
Text
Penyuluhan di Desa Padang Beriang: Upaya Melindungi Perempuan dan Anak dari Kekerasan
Penyuluhan di Desa Padang Beriang: Upaya Melindungi Perempuan dan Anak dari Kekerasan KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU SELATAN|| Desa Padang Beriang, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan, mengadakan penyuluhan mengenai perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kekerasan. Acara ini dilangsungkan di Aula Desa Padang Beriang dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Desa Yayan…
#Desa Padang Beriang#Kekerasan terhadap perempuan#Kesadaran masyarakat#korban kekerasan#pencegahan kekerasan#Penyuluhan#Perlindungan hukum#perlindungan perempuan dan anak#Program penyuluhan
0 notes
Text
Kasur Spring Bed Yang Bagus Kudus Telp/WA 0851-5680-7741 Springbed Romance Semarang RECOMMENDED
Toko Spring Bed Sidoarjo, Toko Spring Bed Semarang, Toko Spring Bed Romance, Toko Spring Bed Pekalongan, Toko Spring Bed Pati Dapatkan Tidur Berkualitas dengan Spring Bed Romance Semarang: Pengalaman Tidur Terbaik ! Perkenalkan, Agen Resmi Springbed Romance Semarang Masterpiece of Indonesia, Creating Your Personal Comfort PESAN SEKARANG JUGA DENGAN KLIK DISINI…
View On WordPress
#Spring Bed 90 X 180#Spring Bed 90 X 200 Harga#Spring Bed Anak Dan Harganya#Spring Bed Anak Minimalis#Spring Bed Anak Perempuan
0 notes
Text
Kasur Untuk Tulang Belakang Bandung TERBAIK Telp/WA 0851-5680-7741 Spring Bed Romance
Springbed Ukuran No 3, Springbed Ukuran Sedang, Springbed Untuk 1 Orang, Springbed Untuk Anak, Springbed Untuk Kesehatan Kasur Romance 180×200,Harga Kasur Matras Murah,Toko Springbed Purwokerto Temukan Keuntungan Belanja Grosir Langsung dari Pabrik Springbed Romance di Semarang, Jawa Tengah PESAN SEKARANG JUGA DENGAN KLIK DISINI https://wa.me/6281325669656 Apakah Anda seorang pengusaha atau…
View On WordPress
#Spring Bed Anak Perempuan#Spring Bed Anak Semarang#Spring Bed Atas Bawah#Spring Bed Dan Harganya#Spring Bed Di Semarang
0 notes
Text
Marak Terjadi Kekerasan Seksual di Serang, Kapolres Undang Satgas PPA
SERANG – Sebagai upaya mitigasi kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak, Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko mengadakan pertemuan bersama Satgas PPA serta UPT PPA Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. Kapolres mengatakan bahwa pertemuan dilakukan untuk menindak lanjuti kasus pemerkosaan anak di bawah umur yang terjadi wilayah Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten…
View On WordPress
#angka kekerasan seksual#kasus kekerasan seksual#Kasus pemerkosaan#Perlindungan Perempuan dan Anak#Polres Serang#Satgas PPA
0 notes
Text
Grosir Springbed Semarang Jawa Tengah Telp/WA 0813-2566-9656 Spring Bed Romance TERPERCAYA
Jual Kasur Springbed Di Jogja, Jual Kasur Springbed Murah Jogja, Jual Kasur Springbed Murah Surabaya, Jual Kasur Springbed Murah Di Malang, Toko Kasur Springbed Semarang SUPPLIER SPRING BED ROMANCE DI JAWA TENGAH HUBUNGI KAMI SEKARANG JUGA ! KLIK https://wa.me/6285156807741 Apakah Anda mencari Supplier/Distributor/Agen Resmi dari Springbed Romance di Jawa Tengah dengan Harga Grosir Langsung…
View On WordPress
#Spring Bed Anak Dan Harganya#Spring Bed Anak Perempuan#Spring Bed Atas Bawah#Spring Bed Dan Harganya#Spring Bed Untuk 1 Orang
0 notes
Text
PPPA Gelar Acara Hari Ibu Ke-95 Tahun 2023 di Istora Senayan
PPPA Gelar Acara Hari Ibu Ke-95 Tahun 2023 di Istora Senayan EXPOSE NET, JAKARTA — Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Vero Yudo Margono menghadiri rangkaian acara menyambut peringatan Hari Ibu Ke-95 Tahun 2023, yang diprakarsai oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dengan tema “Perempuan Berdaya Indonesia Maju”, bertempat di Istora Senayan, Jakarta, Selasa…
View On WordPress
#Hari Ibu#K.H. Ma&039;ruf Amin#Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)#UMKM#Wakil Presiden
0 notes
Text
Kementerian PPPA Pilih Ayula Selatan Sebagai Pilot Project RBMP
Hargo.co.id, GORONTALO – Desa Ayula Selatan, Kecamatan Bulango Selatan, Bone Bolango menjadi salah satu desa yang dipilih oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Republik Indonesia untuk penerapan Ruang Bersama Merah Putih (RBMP). Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Republik Indonesia, Veronica…
#Bupati Bone bolango#Desa Ayula Selatan#Kabupaten Bone Bolango#Kecamatan Bulango Selatan#Kementerian PPPA RI#Merlan Uloli#Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak#Pemkab Bone Bolango#Pilot Project#RBMP#Ruang Bersama Merah Putih#Wakil Menteri
0 notes
Text
Kak noor suka berzina
Petang itu aku duduk termenung di sebuah bangku di Tasik Titiwangsa. Kerja pejabatku yang bertimbun membuat aku rungsing. Boss hanya memberi masa dua hari saja bagi menyelesaikan kerja yang menjadi tanggungjawabku. Seperti biasa bulan Januari, PA yang telah setahun bertugas denganku menghantar setimbun borang Laporan Penilaian Prestasi untuk aku nilai sebagai Pegawai Penilai Pertama. Untuk memberi markah kepada kakitangan inilah yang selalu memberi masalah kepadaku.
“En. Azman jangan lupa. Boss nak borang ni dua hari lagi.” Terngiang pesanan PAku sebelum meninggalkan bilikku.
Sambil aku termangu-mangu tiba-tiba terlintas seorang gadis di hadapanku. Dengan tracksuit biru dia berjalan pantas di hadapanku. Aku sempat melihat wajah ayu gadis tadi dan tiba-tiba saja peristiwa 13 tahun lalu terpampang di mindaku. Paras rupa gadis itu seiras dengan wajah Kak Noor.
Sewaktu usiaku 15 tahun aku tinggal bersama keluargaku di sebuah perkampungan terpencil. Pak Hamid yang bertugas sebagai penghulu adalah orang terbilang dan dihormati oleh semua penduduk. Pak Hamid yang kaya raya mempunyai tanah yang amat luas. Ada kebun dan ada dusun. Sungguhpun kaya Pak Hamid tidak sombong. Dialah tempat orang kampung meminta pertolongan.
Satu hari kampung kami didatangi oleh seorang lelaki separuh baya. Aku kira umurnya lewat lima puluhan. Dia meminta pertolongan Pak Hamid agar memberi tempat berteduh kepadanya. Lelaki yang dikenali sebagai Pak Abu itu kelihatan baik orangnya. Terkenal dengan sifat penolongnya maka Pak Hamid membenarkan Pak Abu tinggal di pondok di dalam dusun buah-buahannya. Memang menjadi kebiasaan orang kampung membina pondok kecil di dusun masing-masing. Tapi pondok Pak Hamid lebih besar daripada rumah keluargaku.
Pak Abu diamanahkan menjaga kebun dan dusun Pak Hamid. Segala keperluan Pak Abu ditanggung Pak Hamid dan bila musim buah-buahan Pak Abu diberi saguhani secukupnya.
Pak Abu rajin orangnya. Siang hari dia menjaga dusun Pak Hamid. Segala semak samun dibersihkannya dan pokok-pokok buah-buahan dibubuh baja. Pada malam hari Pak Abu secara sukarela menjadi siak di surau kampung kami. Orang kampung menyukai Pak Abu kerana dia ringan tulang dan rajin membantu orang kampung. Di mana ada kenduri kendara, di situ ada Pak Abu yang membantu tuan rumah mengurus majlis.
Pak Hamid ada seorang anak perempuan yang biasa aku panggil Kak Noor. Nama sebenarnya ialah Puteri Noorhidayah Elyana. Kak Noor cantik orangnya dan berumur 18 tahun. Selepas habis SPM Kak Noor tak bekerja. Dia tinggal dikampung membantu keluarganya. Aku yang berumur 15 tahun waktu itu jatuh cinta kepada Kak Noor yang cantik. Biasalah cinta sebelah pihak, cinta monyet. Aku sentiasa memerhati gerak geri Kak Noor. Aku cemburu dan sakit hati bila Kak Noor berbual dengan lelaki lain.
Tiap kesempatan aku akan ke rumah Kak Noor. Pura-pura berkawan dengan adik Kak Noor yang sebaya denganku padahal aku ingin berdekatan dengan Kak Noor. Pernah aku mencuri seluar dalam Kak Noor yang dijemur diampaian dan aku akan melancap sambil memegang seluar dalam Kak Noor dan membayangkan wajah cantik Kak Noor.
Pada hari-hari tertentu aku melihat Kak Noor membawa makanan dan lauk ke rumah Pak Abu. Kadang-kadang aku menemani Kak Noor ke rumah Pak Abu yang agak jauh di tengah dusun. Pak Hamid dan isterinya menyukai Pak Abu yang baik dan rajin kerana itu bila mereka memasak maka selalulah di hantar ke pondok Pak Abu yang tinggal bersendirian itu. Biasanya Kak Noor memberi langsung kepada Pak Abu atau ditinggalkan di hadapan pondok kalau Pak Abu tiada di pondok.
Petang itu aku sedang memancing di anak sungai tak jauh dari pondok Pak Abu. Dari jauh aku melihat kelibat Kak Noor sedang menjinjing mangkuk tingkat menuju ke rumah Pak Abu. Bila sampai di pondok Kak Noor memanggil Pak Abu. Dari jauh aku melihat Pak Abu yang hanya memakai kain pelikat tanpa baju membuka pintu. Kak Noor menapak anak tangga dan naik ke atas pondok. Pintu pondok tiba-tiba tertutup. Aku hanya memerhati dan selepas beberapa minit Kak Noor tidak juga keluar. Biasanya Kak Noor tak pernah masuk ke dalam pondok.
Aku jadi penasaran. Perlahan-lahan aku bergerak mendekati pondok Pak Abu. Aku ingin melihat apa yang berlaku dalam pondok. Dengan langkah berhati-hati aku mendekati pondok berdinding papan itu dan mencari lubang yang boleh aku intip. Kebetulan ada bahagian papan yang telah reput dan terbentuk lubang kecil.
Aku merapatkan mataku ke lubang dinding. Tersirap darahku bila melihat Pak Abu sedang merangkul tubuh genit Kak Noor di dalam pondok. Kak Noor pula membalas pelukan itu sambil Pak Abu meramas-ramas punggung Kak Noor yang selama ini menjadi idamanku. Mereka lalu berkucupan penuh nafsu, lidah bertemu lidah berkulum-kuluman. Selepas puas melumat bibir Kak Noor, bibir Pak Abu berlabuh pula di pipi dan leher gadis pujaanku.
Dua makhluk berlainan jenis itu berpelukan erat. Lelaki separuh baya berkulit hitam tapi masih kekar sementara gadis sunti berkulit putih bersih dan cantik. Kak Noor mengeliat kegelian bila dilayan penuh pengalaman oleh Pak Abu. Kak Noor kelihatan membalas tindakan Pak Abu. Tangannya mula meraba kain pelikat yang dipakai Pak Abu. Diraba-raba paha Pak Abu mencari tongkat sakti Pak Abu.
Kak Noor membuka gulungan kain pelikat yang membelit pinggang Pak Abu. Bila terurai Kak Noor melondehkan kain yang dipakai Pak Abu dan pantas memegang batang pelir Pak Abu. Terpaku aku melihat batang pelir Pak Abu sungguh besar dan panjang. Kepalanya bulat dan batangnya berurat-urat. Batang pelir Pak Abu sungguh hitam seperti batang keropok lekor. Pak Abu membiarkan Kak Noor mengocok-ngocok batang pelirnya.
Pak Abu kemudian menyelak t-shirt Kak Noor lalu meramas-ramas dan mengusap tetek Kak Noor. Tetek Kak Noor yang putih bersih itu tidaklah besar sangat tapi bentuknya amat tegang. Di puncak gunung kembar itu terdapat puting sebesar kelingking warna merah muda. Pak Abu kelihatan geram dengan gunung kembar Kak Noor lalu diuli dan dipicit-picit lembut dan penuh mesra. Tangan kasarnya melekat erat di payudara gadis pujaanku.
Tidak puas dengan itu, Pak Abu terus menjilat dan menghisap puting tetek Kak Noor silih berganti. Kak Noor mendesis kecil lalu memaut rapat kepala Pak Abu ke dadanya. Gayanya seolah-olah menyuruh Pak Abu menelan keseluruhan teteknya. Genggaman tangan Kak Noor pada batang pelir Pak Abu semakin erat dan Kak Noor semakin melajukan tangannya melancap batang pelir Pak Abu.
Selepas beberapa ketika, Pak Abu berhenti menghisap tetek Kak Noor dan kembali mengucup bibir kekasihku itu. Kak Noor menjadi semakin tidak keruan. Dia melepaskan tangannya dari batang pelir dan memeluk Pak Abu dengan eratnya. Agak lama juga mereka berkucupan sambil berdiri. Pak Abu melepaskan kucupan dan dengan cekapnya menarik kain yang dipakai Kak Noor. Terburai kain batik Kak Noor dan tubuh indah Kak Noor yang menjadi idamanku terdedah tanpa ditutupi seurat benang. Sungguh indah tubuh Kak Noor yang putih melepak dan bayangan hitam terlihat di celah pahanya. Bulu-bulu hitam yang jarang-jarang menghiasi taman rahsianya yang menjadi igauan aku selama ini.
Bahagian inilah yang selalu aku bayangkan bila aku melancap. Aku membayangkan mencium tundun indah Kak Noor dan kelentit merahnya aku gigit mesra. Aroma burit Kak Noor aku sedut sepuas-puasnya. Lurah Kak Noor yang merekah merah aku jilat dan lubang sempitnya yang basah aku benamkan batang pelirku yang teramat keras. Semakin aku bayangkan Kak Noor makin laju pergerakan tanganku dan beberapa ketika kemudian terpancutlah maniku. Aku terduduk kepuasan.
Pak Abu kembali merangkul Kak Noor. Kali ini dipeluk dari belakang. Pak Abu merapatkan tubuhnya dan menggesel-geselkan batang pelirnya pada belahan punggung Kak Noor yang tak berbungkus. Pak Abu mengeselkan batangnya turun naik sambil menjilat dan mengucup tengkuk dan telinga Kak Noor. Kak Noor mengeliat kenikmatan. Punggungnya yang sedia tonggek itu semakin menonggek kebelakang menekan batang pelir Pak Abu lebih rapat sambil membiarkan tangan Pak Abu melingkari tubuh dan meramas-ramas teteknya.
Tangan Pak Abu kemudian turun ke pinggul Kak Noor. Pak Abu meramas-ramas sambil menariknya kebelakang membuatkan punggung Kak Noor semakin rapat menekan batang pelirnya. Pak Abu pula yang semakin tidak keruan dengan reaksi punggung Kak Noor itu. Daging punggung kenyal yang dua ketul itu menimbulkan rasa geram kepada Pak Abu. Pak Abu terus melutut dan merapatkan mukanya pada belahan punggung Kak Noor. Pak Abu terus menjulurkan lidahnya bermain-main di celah kelangkang Kak Noor. Layanan Pak Abu tersebut membuat Kak Noor seperti terbang di kayangan. Matanya terpejam dan kepalanya terdongak ke atas.
Semakin lama Pak Abu menjilat kelangkang Kak Noor semakin membuatkan Kak Noor bertambah tidak keruan. Kedua-dua tangannya mencapai kepala Pak Abu dan terus menariknya supaya makin rapat sambil tubuhnya dilentikkan. Perlakuan Kak Noor itu menambahkan ghairah Pak Abu. Dia lalu bangun dan menghunuskan batang pelirnya kecelah lurah pada belahan punggung Kak Noor. Pak Abu menggeselkan kepala pelirnya berulang-ulang. Aksi Pak Abu pada celahan pantat Kak Noor membuatkan gadis yang menjadi pujaanku itu semakin kuat mengerang.
Pak Abu memegang batang pelirnya dan kepala bulat diarah ke lurah Kak Noor mencari lubang yang berdenyut-denyut. Dengan terampil Pak Abu menyumbatkan batang pelirnya ke dalam lubang pantat Kak Noor. Batang pelir Pak Abu yang hitam berkilat itu semakin dalam menjunam ditelan belahan pantat Kak Noor. Kak Noor berterusan mendesah kenikmatan. Tanpa membuang masa lagi Pak Abu mulai menghayun batang pelirnya keluar masuk sambil Kak Noor yang masih berdiri itu semakin melentikkan tubuhnya memudahkan batang pelir Pak Abu keluar masuk dari belakang.
Tiba-tiba tubuh Kak Noor mengejang dan menggigil. Kak Noor menarik tangan Pak Abu supaya memeluknya dari belakang. Pak Abu memberhentikan hayunan tetapi menekan rapat batang pelirnya supaya masuk lebih dalam sambil memeluk Kak Noor. Pak Abu sengaja menyeksa Kak Noor dengan merendam batang kerasnya berlama-lama. Suara rengekan dan erangan Kak Noor makin kuat.
Beberapa ketika kemudian Pak Abu merangkul tubuh genit Kak Noor lalu membaringkan terlentang ke atas lantai beralas tikar mengkuang. Jaraknya hanya beberapa kaki saja dari tempatku mengintip. Bila Kak Noor membukakan pahanya aku tercium bau buritnya yang merah itu. Bau tersebut membuat batang pelirku yang telah keras sejak tadi menjadi lebih keras. Kalau boleh aku ingin menerkam dan menghidu lurah Kak Noor yang merekah basah. Aku dapat melihat dengan jelas gayanya yang sangat mengghairahkan itu.
Sambil melutut Pak Abu celapak ke celah kelangkang Kak Noor yang sudah terkangkang luas. Jelas di hadapanku batang pelir Pak Abu terhangguk-hangguk menunggu untuk menyelam dalam lurah sempit gadis sunti. Kemudian Pak Abu memasukan kembali batang pelirnya yang masih berlendiran kedalam lubang pantat Kak Noor yang sedia basah lalu terus menghayun keluar masuk.
Agak lama juga Pak Abu menghenjut lubang pantat Kak Noor yang terus mengerang menahan asakan berahi Pak Abu itu. Henjutan Pak Abu semakin laju dan diselang selikan dengan hentakan padu. Akhirnya sekali lagi tubuh Kak Noor menggigil dan mengejang. Dipeluknya tubuh Pak Abu rapat-rapat. Pak Abu mencium dan menjilat leher serta cuping telinga Kak Noor berkali-kali membuatkan Kak Noor bertambah kuat memeluk Pak Abu disertakan suara erangan yang kuat dan tidak terkawal. Agak lama juga tubuh Kak Noor mengejang hinggalah keadaan agak reda sedikit, barulah dia melonggarkan pelukannya.
Pak Abu belum mengalah. Batang pelirnya didayung makin laju keluar masuk lubang burit gadis remaja yang sedang berkembang. Lelaki tua tersebut amat berbangga dapat menikmati anak gadis tok penghulu yang muda belia. Kak Noor pula seronok dilayan Pak Abu yang banyak pengalaman. Beberapa ketika kemudian terlihat badan Pak Abu menggigil dan dihentak kuat lubang burit Kak Noor. Kak Noor menjerit dan matanya terbeliak. Benih-benih Pak Abu terpancut menyirami rahim Kak Noor yang tengah subur.
Pak Abu terkulai lemas di sebelah Kak Noor yang juga terkulai layu. Dua tubuh hitam putih itu terbaring dengan mata terpejam menikmati kelazatan berhubungan kelamin.
Selepas peristiwa itu aku sentiasa mencari peluang mengintip pasangan kekasih itu memadu asmara. Bila aku melihat Kak Noor membawa bekalan makanan ke pondok maka secara diam-diam aku mengekori Kak Noor. Dan peristiwa semalam berulang kembali. Aku hanya memerhati dan melancap batang pelirku hingga air maniku terpancut. Pak Abu dan Kak Noor menikmati bersama sementara aku menikmatinya bersendirian.
Tiga bulan kemudian kampung kami gempar. Sudah dua hari Pak Abu tak datang ke surau. Beberapa penduduk berkunjung ke pondok Pak Abu dan dapati pondok tersebut kosong. Dua minggu selepas itu Pak Hamid telah mengadakan kenduri kahwin Kak Noor dengan seorang pemuda di kampung kami. Dari cakap-cakap orang pemuda tersebut telah mendapat habuan tujuh ribu ringgit kerana sudi mengahwini Kak Noor. Bisik-bisik orang mengatakan pemuda tersebut dibayar untuk menjadi pak sanggup. Enam bulan kemudian Pak Hamid mendapat seorang cucu lelaki dan wajah bayi tersebut mirip wajah Pak Abu.
***********************************************
Sudah dua tahun Kak Noor dikahwinkan oleh Pak Hamid dengan seorang pemuda di kampung kami. Kak Noor dari awal memang tidak menyukai pemuda ini tapi dia terpaksa menurut arahan Pak Hamid bagi menutup malu. Sekarang anak lelakinya itu sudah pun berusia setahun lebih dan sudah pandai berjalan.
Kak Noor sebenarnya tidak pernah disentuh oleh suaminya sejak malam pertama. Tidak tahu dimana silapnya. Masing-masing tidak mempunyai nafsu sungguhpun mereka tidur sekatil. Sebagai wanita muda berusia 20 tahun nafsu Kak Noor kekal membara tetapi bila bersama suaminya dia tidak pernah meminta agar nafsunya dipuasi.
Sudah seperti tanggungjawabnya mengurus dusun berhampiran rumah mereka, Kak Noor hampir setiap hari meninjau dusun yang sedang berbuah lebat. Durian, cempedak dan beberapa tanaman lain tumbuh subur. Durian yang berbuah lebat telah gugur buahnya. Seperti biasa peraih dari bandar akan datang memungut buah-buah durian untuk dibawa ke bandar sebagai juadah penghuni kota.
Hari itu Pak Lazim datang lagi. Dengan lori tiga tan lelaki berusia 45 tahun itu datang seorang diri. Dan seperti dijanjikan Kak Noor sudah berada di pondok kecil dalam dusun itu menanti Pak Lazim. Di tepi pondok berpuluh-puluh biji buah durian dilonggokkan di atas tanah.
Pak Lazim menghentikan lorinya di tepi pondok durian. Dengan pantas dia mengangkat buah-buah tersebut ke dalam lorinya. Oleh kerana hari itu cuacanya panas maka Pak Lazim membuka baju yang dipakainya. Kak Noor yang duduk di muka pintu pondok memerhatikan sahaja kerja-kerja Pak Lazim.
Akhirnya semua buah durian telah berpindah ke perut lori. Berpeluh-peluh tubuh Pak Lazim selepas bertungkus-lumus mengangkat buah-buah berduri tersebut. Kak Noor memerhatikan saja tubuh Pak Lazim yang kekar berotot itu dibasahi peluh. Tubuh hitam yang basah itu berkilat-kilat bila tekena cahaya matahari.
Melihat tubuh kekar berotot-otot itu perasaan Kak Noor terhibau kembali peristiwa dua tahun lalu. Tubuh hitam seperti itulah yang memberi kenikmatan kepadanya dulu. Terbayang Pak Abu membelai tubuhnya. Terkenang kembali batang zakar Pak Abu yang berurat-urat dengan selesa keluar masuk lubang buritnya. Kak Noor terjerit nikmat bila Pak Abu memancutkan benih-benih ke dalam rahimnya. Kak Noor terkapar lesu kepuasan selepas penat bertarung.
Kak Noor tersenyum dan terasa cairan panas membasahi lurah nikmatnya. Kak Noor meraba-raba buah dadanya yang membusung dan tangan yang satu lagi meraba-raba celah kelangkangnya. Matanya terpejam bila membayangkan peristiwa dua tahun lalu.
Pak Lazim memerhati tingkah Kak Noor di pintu pondok. Pak Lazim yang berdiri di tanah berhampiran Kak Noor amat arif dengan perlakuan Kak Noor itu. Sebagai lelaki yang berpengalaman Pak Lazim faham tingkah laku wanita muda beranak satu itu. Ini peluang aku, fikir Pak Lazim. Kalau kena gayanya perempuan muda yang cantik ini akan jatuh ke tangannya. Pak Lazim tersenyum.
“Noor, Noor mengantuk ke?” Pak Lazim pura-pura bertanya.
“Aaapa Pak Lazim?” Kak Noor terkapa-kapa seperti baru bangun tidur.
“Pak Lazim tanya, Noor mengantuk ke?”
“Tak… Pak Lazim,” jawab Kak Noor tersipu-sipu. “Kalau Pak Lazim penat naiklah dulu ke pondok ni.”
“Memang penat, banyak durian hari ni.”
Kak Noor masuk ke dalam pondok dan diikuti oleh Pak Lazim. Pak Lazim pura-pura terjatuh dan badannya menghempap Kak Noor yang masih berdiri. Kedua makhluk tersebut terbaring ke lantai pondok. Pak Lazim pantas mengambil kesempatan memeluk dan mencium pipi Kak Noor.
“Maaf Noor, Pak Lazim tersandung tadi.”
“Tak apa, pondok ni memang gelap.”
Kak Noor rasa seronok bila dipeluk oleh Pak Lazim. Sudah dua tahun dia tidak dipeluk oleh seorang lelaki. Ghairahnya mula mendidih. Malah dia relah kalau Pak Lazim memeluknya lebih lama. Bau keringat di badan Pak Lazim membangkitkan nafsunya.
“Noor tak marah ke kalau Pak Lazim mencium Noor.”
“Gatallah Pak Lazim.” Kak Noor menjawab sambil tersipu malu.
Bagaikan mendapat lampu hijau Pak Lazim yang duduk berlunjur bersandar ke dinding pondok menarik Kak Noor dan merebahkan Kak Noor berbantalkan pahanya.
Tangan Pak Lazim mula merayap-rayap ke dalam baju T yang dipakai Kak Noor. Tapak tangan berkulit kasar itu meramas-ramas tetek yang agak bulat dan berisi. Kak Noor hanya memejamkan matanya sambil menikmati tindakan Pak Lazim itu.
Tangan Pak Lazim mula merayap ke dalam baju T Kak Noor. Seperti selalu Kak Noor tidak memakai baju dalam. Rimas katanya. Pak Lazim tersenyum riang. Kerja tangannya menjadi mudah. Tompokan daging kenyal itu diurut-urut dan dipicit-picit. Kak Noor terpejam penuh nikmat. Selepas beberapa minit baju T telah ditanggalkan. Kak Noor membantu memudahkan kerja Pak Lazim. Tubuh indah putih gebu itu terdedah.
Pak Lazim tersenyum riang. Kini tangannya mengosok-gosok perut dan terus merayap ke celah kelengkang Kak Noor yang masih tertutup kain batik. Kain batik itupun kemudiannya terburai. Bukit kecil berbulu hitam jarang-jarang menjadi habuan mata tua Pak Lazim. Kini jari-jarinya bermain di lurah lembah Kak Noor membuatkan Kak Noor makin terangsang. Suhu ransangan makin meningkat bila tindakan di lurah madu berlaku serentak dengan ramasan-ramasan lembut di bukut kembar. Kak Noor mengeliat kesenangan.
Pak Lazim berindak penuh pengalaman. Kini Kak Noor sudah hampir memenuhi hajat Pak Lazim kerana gelodak nafsunya bagaikan empangan yang akan pecah kerana tak dapat menahan limpahan aliran air yang deras. Begitulah rangsangan yang sedang Kak Noor hadapi dek permainan Pak Lazim yang begitu berdiplomasi. Kak Noor dibaringkan dengan cermat dan pipinya dicium mesra penuh nafsu. Pak Lazim mengunakan segala pengalaman yang ada dengan sebaik mungkin, kerana dia mahu Kak Noor benar-benar terangsang dan merelakan. Pak Lazim menepuk-nepuk penuh mesra sejalur lurah yang indah yang menjadi kegemaran pengembara seks.
Pak Lazim memainkan jari-jarinya di tebing lurah yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Kak Noor kegelian dengan meluaskan kangkangnya. Puas dengan jari-jarinya, Pak Lazim merebahkan diri dan dengan terampil mengunakan lidah kesatnya untuk meneroka lurah Kak Noor yang kini sudah mulai becak. Pak Lazim senyum dengan respons yang diberikan oleh Kak Noor. Cairan lendir yang licin dan masin itu dijilat dan ditelan penuh nafsu. Pak Lazim akan menyeksa nafsu Kak Noor biar Kak Noor merayu-rayu padanya untuk tindakan penamat.
“Pak Lazim, sedap. Lagi Pak Lazim.”
Kak Noor menendang-nendang angin. Badannya bergetar bila Pak Lazim makin gencar meneroka lurah merkah dan daging kecil di sudut alur. Kelentit Kak Noor Pak Lazim sedut macam menyedut siput gulai lemak.
Tangan Kak Noor menerawang. Badan dan paha Pak Lazim di raba-raba. Pak Lazim faham reaksi Kak Noor. Seluar panjang yang melekat di tubunya dilondeh. Batang hitam berurat bagaikan keropok lekor itu tegak bagai tiang bendera. Kak Noor dengan pantas menangkap batang besar dan dilurut-lurutnya. Ditarik rapat ke arahnya dan Pak Lazim menurut saja.
Pak Lazim bergerak rapat ke badan Kak Noor. Pantas Kak Noor merentap keropok lekor itu dan kepala bulat hitam mengkilat dijilat dan dikulum. Masin di lidah Kak Noor. Peluh Pak Lazim yang mengalir ke batang berurat itu di telan bernafsu. Beberapa minit kemudian Pak Lazim dapat merasakan cairan mazinya mula merembes keluar dari hujung kotenya.
“Cepat Pak Lazim, saya tak tahan,” Kak Noor merengek meminta-minta. Pak Lazim tersenyum. Akan kulanyak kau sehabis-habisnya, fikir Pak Lazim. Sudah lama Pak Lazim tidak mengadakan hubungan seks sejak isterinya menopause.
Pak Lazim memeluk tubuh comel Kak Noor. Sebagai salam permulaan Pak Lazim mengucup kedua bibir Kak Noor yang comel. Mereka bertukar kuluman dan hisapan lidah. Kepala bulat Pak Lazim mula menujah-nujah kearah alur lembah Kak Noor secara lembut dan perlahan. Kak Noor makin meluaskan kelangkangnya.
Pak Lazim sengaja berlama-lama di lurah basah. Pak Lazim mahu Kak Noor sendiri yang meminta agar permainan yang penuh nikmat diteruskan. Selepas menunggu lama akhirnya Kak Noor mengalah dengan merengek-rengek meminta Pak Lazim membajak lurahnya yang sudah lama banjir. Terkemut-kemut muara nikmat menunggu kepala bulat menyelaminya. Mata kuyu Kak Noor terpejam. Mulutnya terbuka sedikit. Nafasnya terengah-engah. Jantungnya berdegup kencang. Nafsunya minta dipuasi.
“Boleh Pak Lazim teruskan?” bisik lelaki tua yang penuh pengalaman itu.
“Masuklah Pak Lazim, saya dah tak tahan,” Kak Noor bersuara dengan nada benar-benar mengharap.
“Terima kasih Noor. Pak Lazim akam memberi kepuasan.”
Pak Lazim membetulkan kepala torpedonya. Ditekan kepala bulat itu sedikit demi sedikit. Kepala bulat mula tenggelam.
“Pelan-pelan Pak Lazim. Butuh Pak Lazim besar.” Kak Noor berbisik sambil merangkul badan Pak Lazim.
Pak Lazim berhenti seketika. Kepala torpedo masih di pintu gua. Ditekan lembut kepala berbentuk cendawan itu. Kak Noor bersuara manja semasa kepala pelir Pak Lazim yang kembang berkilat menyelam lebih dalam. Kak Noor mengetap bibir semasa Pak Lazim sedang membenamkan keropok lekornya sedikit demi sedikit. Pak Lazim senyum puas setelah tongkat saktinya berjaya masuk makin dalam. Badan Kak Noor bergegar kuat. Pahanya terketar-ketar. Kemutan demi kemutan makin pantas.
Kak Noor merasai kenikmatan tak terhingga. Dua tahun dulu perasaan inilah yang dinikmatinya. Kak Noor membuka mata sambil melemparkan satu senyuman manja kepada Pak Lazim. Pak Lazim menyambut senyuman Kak Noor dengan mengucup kedua-dua bibir sebelum menyonyot tetek Kak Noor yang berisi. Bibir lebam itu berlegar-legar di pangkal tetek. Kak Noor sudah hilang pertimbangan dengan melajukan pergerakan punggungnya. Diayak kiri kanan. Pak Lazim faham dan melajukan tujahannya agar Kak Noor mencapai kepuasan dengan sempurna. Pak Lazim dapat rasakan muara Kak Noor makin bertambah banjir.
Kak Noor menjerit nikmat. Badannya menggigil dan tindakannya mengendur. Pak Lazim faham bahawa Kak Noor telah selesai pertarungannya. Pak Lazim meneruskan henjutannya walaupun Kak Noor telah menyerah. Pak Lazim tahu bahawa orang perempuan akan bangkit semula nafsunya bila terus diusik. Pak Lazim masih meneruskan pertarungan sudah hampir 30 minit. Berkali-kali Kak Noor menikmati kepuasan. Melihatkan Kak Noor sudah keletihan tidak bermaya, Pak Lazim melajukan tujahannya dan akhirnya Pak Lazim melepaskan satu ledakan padu dan menembakkan peluru airnya ke pangkal rahim Kak Noor. Berdas-das dilepaskan peluru nikmatnya. Badan Kak Noor dirangkul kemas. Kak Noor terkapar kepuasan.
Kegersangan selama dua tahun telah diairi. Kak Noor puas bagaikan pengembara haus di padang pasir mendapat air minuman. Kak Noor merayu supaya Pak Lazim bertarung satu pusingan lagi sebelum pulang. Pak Lazim dengan rela hati memenuhi kehendak Kak Noor. Kedua makhluk berlainan jantina ini puas sepuasnya.
Masih ada hari esok, bisik Pak Lazim di telinga Kak Noor. Kak Noor tersenyum manis menunggu matahari naik di ufuk timur esok hari….
****************************************************
Sudah seperti tanggungjawabnya mengurus dusun berhampiran rumah mereka, Kak Noor hampir setiap hari meninjau dusun yang sedang berbuah lebat. Durian, cempedak dan beberapa tanaman lain tumbuh subur. Durian yang berbuah lebat telah gugur buahnya. Seperti biasa peraih dari bandar akan datang memungut buah-buah durian untuk dibawa ke bandar sebagai juadah penghuni kota.
Hari masih pagi, pukul sepuluh pagi. Kak Noor telah mengumpulkan durian yang luruh malam tadi. Durian tersebut dilonggok di tepi pondok. Kak Noor menunggu kedatangan Pak Lazim. Dia terkenang peristiwa minggu lalu, peristiwa yang membuat jiwanya benar-benar puas. Dan jasmaninya juga puas dilayan dengan baik oleh Pak Lazim. Bila membayangkan itu tiba-tiba saja ada cairan hangat mengalir keluar dari rongga kemaluan Kak Noor.
Bila terkenang Pak Lazim, Kak Noor terbayang peristiwa dua tahun lalu ketika dia pertama kali mengenali nikmatnya seks. Tubuh kekar hitam berotot kepunyaan Pak Abu telah memberi kenikmatan kepadanya dulu. Terbayang Pak Abu membelai tubuhnya. Terkenang kembali batang zakar Pak Abu yang berurat-urat dengan selesa keluar masuk lubang buritnya. Pada mulanya terasa sakit tapi bertukar sedap kemudiannya. Kak Noor terjerit nikmat bila Pak Abu memancutkan benih-benih ke dalam rahimnya. Kak Noor terkapar lesu kepuasan selepas penat bertarung.
Kak Noor tersenyum dan terasa cairan panas membasahi lurah nikmatnya. Kak Noor meraba-raba buah dadanya yang membusung dan tangan yang satu lagi meraba-raba celah kelangkangnya. Matanya terpejam bila membayangkan peristiwa dua tahun lalu.
Adegan demi adegan terlintas di layar ingatan Kak Noor. Seperti terasa-rasa bila Pak Lazim memainkan jari-jarinya di tebing lurah yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Kak Noor kegelian dengan meluaskan kangkangnya. Puas dengan jari-jarinya, Pak Lazim merebahkan diri dan dengan terampil mengunakan lidah kesatnya untuk meneroka lurah Kak Noor yang kini sudah mulai becak. Pak Lazim senyum dengan respons yang diberikan oleh Kak Noor. Cairan lendir yang licin dan masin itu dijilat dan ditelan penuh nafsu. Nafsu Kak Noor rasa terseksa dilayan seperti itu oleh Pak Lazim.
Kak Noor masih ingat bila dia hilang sabar ketika merentap keropok lekor kepunyaan Pak Lazim dan kepala bulat hitam mengkilat dijilat dan dikulum. Masin di lidah Kak Noor. Peluh Pak Lazim yang mengalir ke batang berurat itu di telan bernafsu. Kak Noor dapat merasai cairan mazi Pak Lazim mula merembes keluar dari hujung kotenya.
Kak Noor mengelus tundunnya. Terasa basah di celah kangkangnya. Jelas terbayang bila Pak Lazim menekan lembut kepala berbentuk cendawan itu. Kak Noor bersuara manja semasa kepala pelir Pak Lazim yang kembang berkilat menyelam lebih dalam. Kak Noor mengetap bibir semasa Pak Lazim sedang membenamkan keropok lekornya sedikit demi sedikit. Kak Noor dapat melihat Pak Lazim tersenyum puas setelah tongkat saktinya berjaya masuk makin dalam. Badan Kak Noor bergegar kuat. Pahanya terketar-ketar. Kemutan demi kemutan makin pantas.
Kak Noor merasai kenikmatan tak terhingga. Dua tahun dulu perasaan inilah yang dinikmatinya. Kak Noor membuka mata sambil melemparkan satu senyuman manja kepada Pak Lazim. Pak Lazim menyambut senyuman Kak Noor dengan mengucup kedua-dua bibir sebelum menyonyot tetek Kak Noor yang berisi. Bibir lebam itu berlegar-legar di pangkal tetek. Kak Noor sudah hilang pertimbangan dengan melajukan pergerakan punggungnya. Diayak kiri kanan. Pak Lazim faham dan melajukan tujahannya agar Kak Noor mencapai kepuasan dengan sempurna. Pak Lazim dapat rasakan muara Kak Noor makin bertambah banjir. Akhirnya badan Kak Noor mengejang dan cairan kepuasan terpancut dari rongga buritnya.
Kak Noor seperti tak sabar menunggu kedatangan Pak Lazim. Kak Noor tersenyum bila dia mendengar bunyi lori dan jelas terlihat lori berkepala merah itu bergerak menghampiri pondoknya. Lori kepala merah berhenti betul-betul di sisi pondok Kak Noor. Kak Noor tersenyum saja melihat lori tersebut tapi dia tiba-tiba terkaku dan kecewa bila yang turun dari lori tersebut bukan Pak Lazim tetapi seorang lelaki india. Angan-angan Kak Noor musnah. Lain yang diharap lain pula yang tiba.
“Noor, Pak Lazim tak dapat datang. Dia suruh saya ganti,” lelaki india itu bersuara agak fasih.
Kak Noor melihat lelaki india tersebut. Dari mana dia tahu nama aku, fikir Kak Noor. Mungkin Pak Lazim memberitahunya. Direnung dan diamati lelaki di hadapannya itu. Perawakannya agak kurus tinggi dan masih muda, mungkin dalam lingkungan usia 25 tahun. Biasalah seperti orang india kebanyakan, kulitnya agak gelap.
“Kenapa Pak Lazim tak datang, dia sakit ke?” tanya Kak Noor.
“Dia tak sakit, isterinya yang sakit. Dia bawa isterinya ke hospital,” jawab lelaki india tersebut.
Tanpa disuruh lelaki india tersebut mula memuatkan durian yang telah terkumpul masuk ke dalam lorinya. Berpeluh-peluh badanya dan bajunya basah kuyup. Bila semua durian dimasukkan ke dalam lori lelaki india tersebut yang kemudiannya dikenali sebagai Kumar tercungap-cungap keletihan.
“Penatnya, Noor boleh minta segelas air.” Minta Kumar sambil membuka bajunya yang basah.
“Naiklah ke pondok, nanti saya ambil air,” jawab Noor sambil memandang badan Kumar yang dipenuhi bulu.
Kumar naik ke pondok dan mengibas-ngibas badannya yang berpeluh. Kak Noor menyerah gelas air kepada Kumar dan sekali teguk seluruh isi gelas mengalir melalui kerongkongnya. Kak Noor memerhati saja dan dia tercium bau peluh Kumar sungguh keras. Bau peluh lelaki india tersebut merangsang ghairah Kak Noor.
“Kumar, kamu dah kahwin?” tanya Kak Noor memulakan bicara.
“Sudah, baru saja mendapat anak pertama. Sekarang isteri saya dalam pantang.”
“Jadi kamupun sedang pantang lah?”
“Mana ada orang lelaki pantang.”
“Maksud saya kamu sekarang tengah puasalah.”
“Puasa? Mana ada orang india puasa.” Jawab Kumar tulus.
“Maksud saya puasa tak sentuh isteri.”
“Kalau yang itu sudah tiga bulan puasa.”
“Kamu tak mahu buka puasa?” tanya Kak Noor menggoda.
“Dengan awak ke?” tanya Kumar menduga.
“Yalah, siapa lagi.”
Kumar merenung Kak Noor. Perempuan melyu ini masih muda dan cantik orangnya. Berkulit putih halus dan berbibir merah basah. Ini satu tawaran yang amat bagus, fikir Kumar. Sudah lama dia teringin merasai perempuan melayu. Sekarang di tengah dusun durian ini tak terduga datangnya. Pucuk dicita ulam mendatang, fikir Kumar lagi. Tak salah rasanya menerima tawaran ini.
“Boleh saja, apa salahnya. Sudah lama saya tak bersama isteri.”
Kak Noor membayangkan tentu lelaki ini akan bertindak ganas kerana lama tak bersama perempuan. Tindakan kasar dan ganas seorang lelaki amat digemari Kak Noor. Dijeling dan tersenyum kepad Kumar seperti memberi lampu hijau. Kumar mendekati Kak Noor dan badan perempuan cantik itu dirangkulnya. Kumar kemudian menjilat leher Kak Noor sambil tangannya mengusap punggung padat isteri muda yang tak pernah disentuh oleh suaminya. Kak Noor berasa geli-geli bila Kumar meramas lembut buah dadanya. Kemudian Kak Noor rasa tangan Kumar mengusap-ngusap cipap Kak Noor. Kak Noor rasa stim kata orang-orang muda. Cipap Kak Noor terasa basah. Lepas tu Kumar menyingkap kain batik Kak Noor sampai paras dada. Sebahagian aurat Kak Noor mula terdedah.
Kumar memegang lembut kedua paha Kak Noor. Kumar kemudian menguak kedua paha tersebut hingga Kak Noor terkangkang. Kumar kemudiannya meletakkan mukanya ke celah kelangkang Kak Noor. Terasa benda lembut menjilat-jilat cipap Kak Noor. Geli-geli bertambah liar. Kak Noor kangkang makin luas kerana keenakan dan Kumar nampaknya makin ganas di celah kelangkang Kak Noor…Aduhhh syoknya. Kak Noor tak pernah rasa begitu enak. Kumar jilat cipap Kak Noor. Burit merah dengan bibir tebal itu membakar keinginan Kumar. Nafsunya bertambah hangat.
Lepas tu Kumar bangun, Kak Noor rasa macam tak sudah. Kumar membuka seluar yang melekat di badannya. Tersembullah senjata Kumar. Besar betul dan panjang pula. Hitam legam macam kepunyaan Pak Abu dan Pak Lazim juga. Kak Noor rasa kepunyaan Kumar lebih panjang dari Pak Abu maupun Pak Lazim. Tapi yang sungguh jelas perbezaannya ialah butuh Kumar ada kulup. Lelaki india ini tak sunat rupanya, fikir Kak Noor. Tiba-tiba saja Kak Noor terasa ingin mencuba senjata yang tak bersunat pula.
Kak Noor melihat senjata Kumar telah tegang terpacak dan kembang macam ular tedung. Kumar menyuakan senjatanya pada Kak Noor. Kepala senjatanya macam kepala kura-kura menjenguk keluar dari kulit kulup. Kak Noor pegang dan ramas-ramas batang hitam tersebut. Terasa berdenyut-denyut dalam gemgamannya. Dilurut-lurut dan dilancap-lancap batang kulup tersebut sehingga kepala hitam yang berkilat keluar masuk sarung kulupnya. Kak Noor bermain-main dengan kulit kulup dan menggulung-gulungnya macam memggulung ketayap di bulan puasa. Ketayap bulan puasa warna hijau muda kerana pewarna air daun pandan tapi yang ini ketayap hitam. Kak Noor tersenyum dengan tindakannya tersebut.
Kumar pula seperti tak sabar ingin merasai kehangatan bibir dan mulut wanita muda tersebut. Dia lantas memegang kepala Kak Noor lalu menyuakan senjatanya ke dalam mulut Kak Noor. Kak Noor menjilat dan mengulum batang hitam kenyal tersebut. Kumar dapat merasai mulut Kak Noor sungguh suam. Kepala pelirnya yang terloceh itu terasa hangat. Kumar geli dan enak. Terasa sungguh nikmat bila wanita melayu bermulut comel sedang membelai batang hitamnya. Dari dulu lagi Kumar berangan-angan ingin merasai perempuan melayu. Dia sungguh bahagia bila angan-angannya menjadi kenyataan.
Kumar tak mampu bertahan lebih lama. Kepala pelirnya yang sensitif itu teramat geli dan jika berlama-lama maninya pasti terpancut dalam mulut Kak Noor. Kumar tak mahu ini berlaku kerana dia ingin merasai burit perempuan melayu. Sehingga usia 25 tahun dia hanya merasai satu burit saja iaitu burit Rajakumari, bininya. Kumar mengeluarkan senjatanya dari mulut Kak Noor. Kumar merebahkan Kak Noor ke atas tikar mengkuang di dalam pondok tersebut. Dia menjilat-jilat dan meramas-ramas tubuh Kak Noor. Kak Noor balas merangkul badan Kumar. Kak Noor raba belakang badan Kumar. Kak Noor seronok sebab badan Kumar berbulu dan senjatanya besar.
Kak Noor mula membayangkan kalaulah senjata ini masuk ke cipap Kak Noor, alangkah sedapnya. Kak Noor memegang senjata Kumar dengan tangan kanan. Memang besar, segenggam rasanya. Cipap Kak Noor dah lenjun rasanya. Kumar masih lagi meramas-ramas, menjilat serta mencium ke seluruh badan Kak Noor.
Kumar kemudian memcelapak ke celah kangkang Kak Noor. Lepas tu Kak Noor rasa ada benda menusuk cipapnya. Sikit demi sikit senjata Kumar memasuki cipap Kak Noor. Kira-kira sebahagiannya masuk, Kumar berhenti kemudian menarik keluar senjatanya. Kak Noor tak sabar menunggu senjata besar panjang itu menyelam sepenuhnya ke dalam rongga buritnya. Kak Noor memegang punggung Kumar dan ditarik ke bawah. Kumar terus menusuk cipap Kak Noor perlahan-lahan sehingga santak. Kumar berhenti sekejap merendamkan senjatanya sambil meramas budah dada Kak Noor. Kak Noor paut punggung Kumar kuat-kuat. Kemudian Kumar menarik keluar senjatanya sehingga separuh jalan lalu menusuknya kembali. Dua tiga kali diulang-ulang. Kak Noor macam orang mabuk, mabuk cinta. Kak Noor goyang-goyangkan punggung, diayak kiri kanan.
Lepas tu Kumar keluarkan terus senjatanya dan bangun. Terkapai-kapai Kak Noor sebab belum puas. Kak Noor merayu supaya Kumar meneruskan. Kumar membalikkan badan Kak Noor. Kak Noor dah tertiarap di atas tikar. Kemudia Kumar meniarap atas belakang Kak Noor. Terasa senjata Kumar merayap-rayap kat punggung Kak Noor. Kedua-kedua tangan Kumar merasa-ramas buah dada Kak Noor dengan agak kuat. Sekali-sekali jarinya menggentel puting Kak Noor. Mulut Kumar pulak menjilat-jilat belakang tengkuk Kak Noor. Kak Noor rasa sungguh enak dan macam nak pitam rasanya.
Lepas itu Kumar memegang punngung Kak Noor sambil menarik ke atas menyebabkan Kak Noor tertonggeng. Lepas tu terasa senjata Kumar yang besar dan berkulup tu memasuki cipap Kak Noor dari arang belakang. Sampai separuh senjatanya masuk, Kak Noor menyondolkan punggungnya ke belakang. Lepas tu Kumar menyorong tarik senjatanya sambil dia memegang punggung Kak Noor. Di selang-seli pulak dengan Kumar meramas-ramas buah dada Kak Noor. Adoii seronok dan nikmat betul. Kak Noor tak pernah rasa sebegini seronok. Batang berkulup yang besar panjang itu keluar masuk dengan lancar. Kumar dapat merasai lubang Kak Noor sungguh ketat.
Kumar melajukan lagi sorong tariknya. Kumar mula mengeluarkan bunyi macam kerbau nak kena sembelih. Kak Noor juga kemutkan buritnya dengan kuat. Makin laju disorong-tarik Kak Noor makin seronok. Kak Noor gorangkan punggung sambil mengemut. Lepas tu Kumar berhenti sorong tarik dan dia baringkan pulak Kak Noor telentang. Kumar ambil satu bantal di tepi dinding dan meletakkannya di bawah punggung Kak Noor. Kak Noor tengok senjata Kumar hitam berkilat dan kembang, keras macam batang kayu. Kulupnya tersingkap banyak. Kak Noor rasa bertuah kerana dapat merasai senjata berkulup lelaki india yang besar dan panjang.
Kumar kembali menusuk cipap Kak Noor dan tanpa berlengah lagi menyorong tarik dengan lajunya…Dia mengerang keenakan. Kak Noor juga berpaut kuat pada punggung Kumar setiap kali Kumar tarik keluar senjatanya Kak Noor tarik punggung dia ke bawah. Kak Noor lonjakkan pulak punggung Kak Noor ke atas. Kak Noor kemut dan jugak gorang-goyangkan punggungnya. Di luar hujan mula turun mencurah-curah. Kak Noor rasa selamat kerana tak akan ada orang yang datang. Kumar sorong tarik makin laju. Kak Noor juga dah tak tahan rasanya dan dia mula mengerang dan menjerit keenakan.
Kak Noor makin kuat mengemut dan menggoyangkan punggung. Kak Noor rasa nak meletup. Tiba-tiba Kak Noor terasa kejang. Kedua-dua kaki Kak Noor pautkan ke pinggang Kumar, tangan pula Kak Noor pautkan pada bahu Kumar. Kak Noor tak sedar Kak Noor tergigit dada Kumar. Kak Noor tak boleh kawal langsung. Hampir setengah minit Kak Noor terasa meletup. Rupanya Kumar pun kejang jugak. Dia bercakap macam merapu bunyinya.
“Aku dah tak tahan, pancut luar atau dalam?” Suara Kumar bergetar di telinga Kak Noor.
“Pancut dalam, saya nak hamil anak kamu,” Kak Noor menjawab penuh nafsu.
Belum habis jawapan Kak Noor, Kumar melepaskan berdas-das peluru air dari muncung pelirnya. Dalam cipap yang terasa panas Kumar memancutkan maninya yang juga panas. Kak Noor dapat merasai pangkal rahimnya disirami benih-benih india yang sudah lama berpuasa. Kak Noor menggigil kelazatan bila benih-benih Kumar yang hangat menyembur pangkal rahimnya. Terbeliak matanya bila sperma Kumar berlumba-lumba menerpa ke dalam rahim mencari ovum untuk dibuahi. Sungguh banyak mani Kumar memenuhi rahim wanita melayu tersebut. Kak Noor harap benih hindu itu akan tumbuh subur dalam rahimnya.
Akhirnya kedua manusia tersebut terdampar keletihan di atas tikar. Kak Noor rasa betul-betul puas. Lebih nikmat dan lebih puas bila dia bersama Pak Lazim minggu lepas. Handal sekali Kumar ni. Kak Noor berterus terang dan memuji kehandalan Kumar. Kak Noor memberitahu Kumar dia ingin mengulanginya lagi. Dia ingin merasai butuh Kumar yang berkulup itu. Kak Noor mula membandingkan kehebatan Pak Abu dan Pak Lazim. Bagi Kak Noor butuh kulup lelaki india ini memang handal. Dia membayangkan bagaimana rasanya kulup benggali, cina dan mat saleh. Malah kalau boleh Kak Noor ingin merasai kulup negro..
Kak Noor bagaikan terasa-rasa batang besar keluar masuk lubang buritnya. Batang Pak Lazim yang berurat-urat dengan kepala besar seperti menggaru-garu dinding terowong nikmatnya. Batang Kumar yang hitam legam dan tak bersunat itupun gagah membenam lubang sempitnya. Bila terkenang batang-batang besar dan panjang kepunyaan Pak Lazim dan Kumar membuat lubang burit Kak Noor terkemut-kemut. Butuh melayu bersunat dan butuh hindu berkulup sama-sama hebat bagi Kak Noor.
Kak Noor yang sedang menunggu di pondok durian seperti tak sabar menanti ketibaan lelaki-lelaki tersebut. Kak Noor tak kisah siapa saja yang datang. Pak Lazim boleh, Kumar pun boleh. Bagi Kak Noor dia amat mengharapkan batang besar dapat meredakan gatal dan miang di lubang buritnya. Kak Noor terlonjak riang bila mendengar bunyi lori mendekati pondok duriannya. Dari bayangan di cermin hadapan lori Kak Noor percaya yang datang kali ini adalah Pak Lazim. Lelaki separuh baya yang masih gagah dan amat berpengalaman. Kak Noor masih ingat dia mengerang sakan bila dia dibuli dan diacah-acah oleh Pak Lazim.
“Pak Lazim, naiklah dulu.”
Kak Noor memanggil Pak Lazim yang baru saja mematikan enjin lorinya di tepi pondok Kak Noor. Di tepi pondok Pak Lazim nampak ada longgokan durian. Dia berhasrat untuk memasukkan buah-buah tersebut ke dalam lorinya terlebih dulu tapi dia menangguhkan niatnya bila dia dipanggil Kak Noor. Pak Lazim berjalan pelan dan melangkah masuk ke pondok. Tiba-tiba satu kucupan hinggap di bibir Pak Lazim. Pak Lazim terkejut tetapi membiarkannya. Kak Noor ulangi lagi mencium bibir Pak Lazim sambil memeluk erat badan Pak Lazim. Tindakan drastik Kak Noor membuatkan Pak Lazim terkapai-kapai dan terhoyong-hoyong di lantai pondok.
Pak Lazim dapat merasakan buah dada Kak Noor menghempap dadanya. Pejal rasanya. Badan Kak Noor menindih tubuh Pak Lazim. Pak Lazim dapat rasakan nafas Kak Noor yang panas di mukanya. Tundun pantat Kak Noor mengosok-gosok batangnya yang masih lembik di dalam seluar. Segala-galanya berlaku dengan pantas. Walaupun fikiranya ingin menolak Kak Noor dari atas badan, hatinya berkata sebaliknya, malah batangnya juga seolah-olah menarik tundun pantat tembam Kak Noor untuk terus melekat di situ. Ciuman bertalu di muka Pak Lazim membuatkan Pak Lazim lemas. Serangan lidah Kak Noor ke dalam mulut Pak Lazim menbangkitkan ghairahnya.
“Eh Noor, kenapa ni?” Pak Lazim bertanya kehairanan dengan tindakan spontan Kak Noor itu.
“Saya perlu ini Pak Lazim,” Kak Noor menjawab sambil meraba-raba batang kemaluan Pak Lazim.
Kak Noor mengucup dan membelai dada Pak Lazim. Pak Lazim menggelinjang kegelian bila lidah Kak Noor mencuit dan menjalar di dadanya. Pak Lazim faham bahawa Kak Noor sekarang sedang miang dan mengharap belaian seorang lelaki.
Pak Lazim spontan mengucup jari Kak Noor. Batang Pak Lazim terangguk-angguk menyetujui tindakannya dan menahan gelora yang membakar tubuh. Pak Lazim kulum jari Kak Noor sambil Kak Noor berterusan mengulum puting kecil dan membelai dada Pak Lazim. Kak Noor tahu di situ kelemahan Pak Lazim. Pak Lazim tidak mampu lagi melawan rangsangan Kak Noor.
Semakin lama, semakin ke bawah lidah Kak Noor turun bermain-main di pusat. Pak Lazim kegelian bercampur nikmat. Tangan Kak Noor merungkai tali pinggang dan seluar Pak Lazim dan menolak ke bawah dan mengelus lembut paha Pak Lazim. Pak Lazim memejamkan matanya. Pak Lazim biarkan. Pak Lazim tak peduli lagi. Pak Lazim dibuai kenikmatan bila tangan Kak Noor begitu mengasyikan membelai dan mengusap batangnya yang keras dan berdenyut-denyut itu. Terutamanya apabila Kak Noor menyentuh kepala cendawan yang mengembang itu.
Baru kini Kak Noor dapat melihat dari dekat, batang 7 inci Pak Lazim yang besar, gemuk serta kepala batang macam cendawan. Kak Noor genggam dan mainkan dipipi dan dagunya. Kak Noor semakin yakin, Pak Lazim tidak akan menolak lagi. Kak Noor yakin kepala cendawan itu akan dapat menyirami kegersangan pantatnya. Kak Noor tahu dan yakin kerana tangan Pak Lazim turut menggapai dan turun ke buah dadanya.
“Aaaahhh….Noor.” Satu keluhan panjang terbit dari mulut Pak Lazim sebaik sahaja lidah Kak Noor mencuit kepala batang Pak Lazim.
Kak Noor dah ada pengalaman. Sejak dia pertama kali menjilat dan mengisap batang butuh berkulup kepunyaan Kumar maka dia jadi gian untuk mengulum batang lelaki. Sekarang batang coklat gelap kepunyaan Pak Lazim telah berada di hadapannya. Kak Noor jelirkan lidahnya menyentuh kepala batang Pak Lazim. Tangannya mengurut batang Pak Lazim dengan lembut. Lidah Kak Noor menjalar ke batang dan kerandut telur menambahkan lagi denyutan batang Pak Lazim yang telah keras.
Akhirnya tangan Pak Lazim berjaya menyentuh buah dada Kak Noor. Pak Lazim selak t-shirt Kak Noor dari bawah. Pak Lazim elus buah dada kiri dengan tangan kanan sehingga putingnya membesar dan keras. Tak cukup tangan Pak Lazim membelainya. Berhadapan dengan wanita muda dan cantik di hadapannya itu membuat semangat Pak Lazim kembali muda. Benjolan daging kenyal digenggam dan diramas dengan geramnya.
Kak Noor tak menunggu lebih lama. Kak Noor masukkan batang Pak Lazim ke dalam mulutnya sampai ke tekak. Tangan kanan Kak Noor membelai dan mengusap manja kerandut telur. Kuluman mulutnya pada batang Pak Lazim membuatkan kaki Pak Lazim semakin mengangkang. Kak Noor sedut dan kemam batang Pak Lazim kemas-kemas. Kak Noor kulum sambil lidahnya menbuat jilatan keseluruhan batang Pak Lazim.
“Urgghhhh…Noor, sedapnya Noor,” keluh Pak Lazim sambil meramas-raman buah dada Kak Noor yang tegang dan besar itu.
Terlalu nikmat Pak Lazim rasakan. Telah lama Pak Lazim tidak mendapat nikmat batangnya dikulum begitu hebat. Luar biasa Pak Lazim rasakan kuluman Kak Noor. Geli campur nikmat bila lidah Kak Noor menjilat kepala batangnya. Pak Lazim dapat rasakan batangnya mengembang dalam mulut Kak Noor dan semakin bertambah besar.
Pak Lazim tak mahu menunggu lebih lama. KakNoor dirangkul dan dibaringkan di lantai atas tikar mengkuang. Tangan Pak Lazim beralih arah. Pak Lazim cuit punggung Kak Noor. Pak Lazim tak boleh biarkan Kak Noor mengganyang dirinya saja. Tangan kanan Pak Lazim menyentuh betis Kak Noor dan Kak Noor turut membantu mengengsot makin rapat dengan Pak Lazim. Kak Noor dapat rasakan tangan Pak Lazim menjalar masuk ke dalam kain batiknya. Dia tahu hala tuju tangan Pak Lazim. Kak Noor buka sedikit kangkangannya memudahkan pergerakan tangan Pak Lazim. Sememangnya dia tidak memakai seluar dalam apabila berada di rumah ataupun di pondok durian.
Punggungnya dirapatkan ke badan Pak Lazim. Pak Lazim terkejut mendapat punggung Kak Noor sememangnya terdedah. Bukan itu, malah alur pantat temban itu juga tidak berbungkus kecuali kain batik sahaja. Usapan tangan Pak Lazim bermain-main di alur punggung. Pantat Kak Noor terkemut-kemut menahan nikmat dan semakin basah.
Jari telunjuk Pak Lazim menyentuh bulatan muka pintu bontot Kak Noor. Lubang bontot Kak Noor mengemut bila tersentuh jari Pak Lazim. Jari Pak Lazim turun lagi menyentuh alur pantat licin bercukur yang telah basah dan terbuka. Sentuhan jari Pak Lazim di kelentit Kak Noor menyebabkan Kak Noor terpejam mata meratah batang Pak Lazim.
“Pak Lazim… aahhh… “ keluh Kak Noor perlahan.
Apabila jari Pak Lazim dibasahi lendir pantat Kak Noor, jari Pak Lazim naik semula dan membuat pusaran di lubang bontot Kak Noor. Pak Lazim main-mainkan jari telunjuk di situsebelum mula mencucuk masuk. Kak Noor kemut kuat. Pak Lazim ulangi lagi, Kak Noor kemut lagi. Pak Lazim buat berulangkali sehingga akhirnya jari Pak Lazim terbenam dalam lubang bontot Kak Noor yang panas. Kak Noor meneruskan kuluman di batang Pak Lazim yang keras macam besi. Panas batang Pak Lazim di dalam mulut Kak Noor. Air mazi bercampur dengan air liur Kak Noor di telannya.
Pak Lazim merungkai ikatan kain batik Kak Noor dan menariknya keluar. Kak Noor membantu sambil mulutnya terus mengulum batang Pak Lazim. Terserlah pantat tembam basah lencun di depan muka Pak Lazim. Bau pantat yang merangsang itu menambahkan gelora nafsu Pak Lazim. Pak Lazim mengangkat punggung Kak Noor dan lidahnya mencecah alur pantat yang lencun terus ke lubang yang terkemut-kemut itu. Tersentak Kak Noor bila hujung lidah itu menjulur masuk ke dalam lubang pantatnya dan berpusing-pusing di situ. Mulut Pak Lazim pantas menbuat sedutan di lubang sambil bibirnya mengemam kelentit yang tegang itu.
Tangan Pak Lazim meramas-ramas buah dada bengkak Kak Noor yang masih ditutup dengan t-shirt tanpa coli. Kak Noor keenakkan mengoyang-goyangkan dan menonyohkan pantatnya ke muka Pak Lazim manakala mulutnya makin pantas mengulum dan lidahnya menjilat-jilat batang Pak Lazim sehingga punggung Pak Lazim terangkat-angkat.
Sedutan ke atas kelentit dan mainan ibujari Pak Lazim ke atas biji kelentit Kak Noor membuat Kak Noor makin tak tertahan kesedapan. Kak Noor makin lemas, nafasnya makin kencang sehingga dia menggigit manja batang keras Pak Lazim kerana kesedapan yang amat sangat.
“Pak Lazim, Noor dah tak tahan…” rayu Kak Noor.
Pak Lazim berhenti dan masih dalam keadaan terlentang dengan batang tegaknya digenggam kemas Kak Noor. Mata Kak Noor bersinar-sinar keghairahan. Kak Noor segera mengadap Pak Lazim dan menanggalkan t-shirtnya. Terserlahlah selambak buah dada Kak Noor di depan mata Pak Lazim. Buah dada yang masih mengkal, besar dengan putingnya hitam mencuat ke atas, besar. Buah dada yang selalu menjadi perhatian lelaki termasuklah Pak Lazim sendiri. Batang Pak Lazim tambah berdenyut-denyut melihat pemandangan yang indah itu. Pantat Kak Noor yang tembam dan basah itu licin bersih menambahkan keindahan tubuh Kak Noor.
Kak Noor dengan tidak sabar-sabar lagi mengangkang di atas badan Pak Lazim, menurunkan perlahan-lahan badannya ke bawah sambil tangan kanannya memegang batang tegak Pak Lazim mengarahkannya ke lubang pantatnya yang terbuka itu sehingga menyentuh kepala cendawan yang berkilat itu. Kepala cendawan itu di gosok-gosokkan sekeliling lubang pantatnya dan menyentuh kelentit yang tegang menyebabkan Kak Noor mendengus perlahan. Kemudian secara tiba-tiba Kak Noor menhempapkan punggungnya menyebabkan batang keras Pak Lazim menjunam ke lubang pantat Kak Noor masuk kesemuanya sampai ke pangkal.
“Argghhh….besarnya… Unghh…panjangnya..,” Keluh Kak Noor sebaik sahaja batang Pak Lazim terendam di dalam lubang pantatnya yang hangat itu dan kepala cendawan itu menyentuh batu meriyan sehingga kepala Kak Noor terdongak ke belakang kesedapan.
Pak Lazim turut merasakan kehangatan lubang pantat Kak Noor yang sedang mencengkam keliling batangnya. Pak Lazim diamkan diri. Mulutnya pantas mencekup dan melahap buah dada Kak Noor yang tergantung tegang itu. Lidahnya bermain-main dengan puting tegang sambil mulutnya terus menyonyot buah dada seolah-olah seperti kanak-kanak kecil yang dahagakan susu. Kedua-dua tangan Pak Lazim meramas-ramas bontot bulat Kak Noor yang menjadi kegeramannya itu. Pak Lazim menahan Kak Noor dari membuat sebarang gerakan kerana ingin terus merasa kehangatan lubang pantat itu dan kemutan dinding rahim ke atas batang dan kepala cendawannya. Sememangnya lubang pantat yang basah dan hangat sentiasa membuatkan lelaki akan ketagihan. Tambahan pula dengan makanan tambahan seperti jamu menambahkan lagi keenakan kepada batang lelaki yang terendam itu.
Tangan Pak Lazim beralih meramas-ramas buah dada Kak Noor sambil mulutnya berganti-ganti menghisap kedua buah dada itu. Pak Lazim menguli-uli, meramas-ramas diselangselikan dengan jilatan dan hisapan ke atas puting serta sedutan yang agak kuat sekali sekala ke atas buah dada Kak Noor sehingga Kak Noor mendesis dan mendakap kepala Pak Lazim rapat ke dadanya. Kerana merasakan sensasi kesedapan putingnya dihisap sampai ke dalam lubang pantatnya yang padat dengan batang keras itu membuatkannya terkemut-kemut dan berdenyut-denyut. Sememang nikmat persetubuhan kalau tak disertakan dengan hisapan dan mainan mulut ke atas buah dada umpama makan tanpa minum air.. tak puas..
Kak Noor makin mengelinjang mendesis kesedapan apabila batang Pak Lazim mula keluar masuk perlahan-lahan. Gerakan perlahan Pak Lazim menujah keluar masuk membuatkan Kak Noor semakin tidak tertahan kesedapan yang amat sangat.
“Pak Lazim, sedapnya…laju lagi Pak Lazim, laju…..”
Rayu Kak Noor yang mengemut-gemut batang Pak Lazim dengan kerap memberikan rasa sensasi yang lebih kepada lubang pantatnya dan batang Pak Lazim.
“Sempitlah lubang Noor, sedap… kemut Noor, kemut….,” Pak Lazim juga mendesah kesedapan.
Pak Lazim ikut rentak Kak Noor. Dari bawah Pak Lazim hayun punggung ke atas. Dari atas Kak Noor menekan ke bawah sehingga santak ke pangkal batang Pak Lazim yang lecah lencun itu. Batang Pak Lazim lencun dengan air mazi Kak Noor. Pantat Kak Noor becak di tujah oleh batang besar Pak Lazim. Berdecup, decup bunyi irama alu bertemu lesung.
Kak Noor semakin tak tertahan dengan kenikmatan yang di terima. Kak Noor mencium seluruh muka Pak Lazim, meremang batang leher Pak Lazim. Hentakan punggung Kak Noor makin laju bersama ayakan gaya gerudi menyebabkan Pak Lazim mendesis-desis kesedapan. Nafas Kak Noor makin kencang. Gerakan Kak Noor makin tak teratur. Pak Lazim memegang punggung dan pinggang Kak Noor untuk megawal gerakan punggung Kak Noor yang makin laju dengan tubuhnya yang meliuk-liuk. Mata Kak Noor terpejam menikmati kesedapan yang amat sangat. Lubang pantatnya berdenyut-denyut dan terkemut-kemut. Hentakannya makin laju…
“Nor dah nak sampai, aahhh…”
Kak Noor tak mampu berkata-kata lagi bila gerakan terakhirnya menghentak sekuat hatinya batang Pak Lazim sampai ke pangkal sambil mengemut kuat sehingga terasa air maninya keluar mencurah membasahi batang Pak Lazim seperti terkencing. Akhirnya Kak Noor rebah keletihan di atas dada bidang Pak Lazim. Mulutnya menyonyot kecil puting Pak Lazim. Pak Lazim tak perlu mempelbagaikan posisi mendatangi Kak Noor. Kak Noor memang selesa bermain di atas kerana dapat mengawal mainannya. Batang keras Pak Lazim masih terbenam di dalam lubang pantat sempit Kak Noor. Kak Noor membiarkan batang itu berdenyut-denyut sambil dia terus membuat kemutan demi kemutan ke atas batang yang masih keras itu.
Pak Lazim merangkul Kak Noor dan menelentangkannya pula. Kini giliran Pak Lazim mencari kepuasan total bagi dirinya dan batangnya yang gersang itu. Dia menarik bantal kepala yang leper dan meletakkan dibawah pinggang Kak Noor sehingga tundun dan pantat Kak Noor yang sememangnya tembam makin tinggi. Namun begitu batang kerasnya tetap terendam di dalam lubang hangat yang berdenyut-denyut kecil itu.
Pak Lazim merapatkan kaki Kak Noor dan meletakkan ke atas bahunya. Terasa bertambah sempit lubang pantat Kak Noor. Perlahan-lahan Pak Lazim menarik batangnya keluar sehingga tinggal kepala cendawan di muka pintu dan menujah dengan pantas sehingga terbeliak mata Kak Noor menerima tujahan itu. Dibuatnya berulang kali tujahan laju dan tarikan perlahan. Kak Noor yang telah mendapat klimak tadi mula merasakan keghairahan baru di dalam diri dan pantatnya. Lubang pantatnya mula berdenyut-denyut menerima tujaha demi tujahan. Tangannya mememgang lengan Pak Lazim. Keadaan tikar mengkuang menjadi kusut masai. Pondok kecil itu penuh dengan bau air mani namun ia menambahkan nafsu keduanya. Tujahan Pak Lazim makin laju, nafas Kak Noor makin kencang.. “Uuhhh.. aahhh…kuat lagi Pak Lazim. Sedapnya….”
Kak Noor makin meracau. Kemutan ke atas batang Pak Lazim makin laju. Tangan Kak Noor mengawang-gawang seolah-olah mencari tempat berpegang. Kakinya yang tersandar di bahu Pak Lazim kini mengepit pinggang dan punggung Pak Lazim. Seolah-olah lubang pantatnya enggan melepaskan batang Pak Lazim. Nafas keduanya makin pantas. Pak Lazim melipat kaki Kak Noor sehingga menyentuh buah dadanya dan terus menhenjut dengan gerakan yang lebih pantas lagi menyebabkan pondok kayu itu bergoyang kuat mengikut goyangan badan Kak Noor dan hentakan Pak Lazim. Kak Noor mengeleng-geleng kepala kesedapan. Mulutnya berdesis-desis. Tangannya mencengkam lengan Pak Lazim sehingga kukunya membenam kulit lengan Pak Lazim.
Kepala batang Pak Lazim makin berdenyut-denyut seiring dengan hentakan padu yang semakin kuat. Kaki Kak Noor dilepaskan. Hentakannya makin laju dan tak teratur. Air makin banyak bertakung di pangkal batang Pak Lazim. Terlalu nikmat. Tangannya kemas memeluk tubuh badan Kak Noor. Tangan Kak Noor memeluk belakang Pak Lazim sambil badannya dilentingkan ke atas mengikut irama tusukan laju batang Pak Lazim. Tujahan semakin laju dan kuat, berdecap-decap bunyinya..
“Ahhh..ahhh Arghhhhhh…,” akhirnya Pak Lazim tidak mampu menahan diri dan terus melepaskan pancutan sedalam-dalamnya dalam lubang pantat Kak Noor yang mengemut-gemut batang sambil air maninya juga memancut membasahi batang Pak Lazim. “Sedap Pak Lazim, sedap….” “Sedap Noor, sedap…. Kedua insan itu terkulai lemah, terbaring dengan nafas tak teratur. Masing-masing menikmati kelazatan tiada tara. Air yang bertakung sekian lama telah dilepaskan, bagaikan pintu empangan yang dibuka. Air memancut deras menuju haluan. Lubuk yang gersang telah diairi. Gurun tandus telah disirami. Kedua makhluk telah sampai ke garis penamat. Kedua-duanya puas
1K notes
·
View notes
Text
NasDem dan DPP Wanita Islam Sepakat Kolaborasi Tantangan Perempuan Anies Baswedan Presiden
JAKARTA | KBA – Jajaran pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem menerima kunjungan silaturahmi pimpinan pusat wanita Islam di Gedung NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Juni 2023. Pertemuan tersebut membahas dan menjawab sejumlah isu-isu dan tantangan perempuan ke depan. Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPP NasDem, Amelia Anggraini mengatakan bahwa kedua belah pihak telah…
View On WordPress
0 notes
Text
Band Anak Berkebutuhan Khusus Tangsel, Siap Pecahkan Rekor Dunia di Peringatan HUT RI ke-79
Tangerang Selatan – Sebuah prestasi gemilang akan dicapai oleh Band IM Star, sebuah grup musik yang terdiri dari anak-anak berkebutuhan khusus asal Tangerang Selatan. Band ini akan mencoba memecahkan rekor dunia (Guinness World Record) dan Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan bermain musik selama dua jam nonstop. Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Pilar Saga Ichsan menyebut bahwa…
#Anak Berkebutuhan Khusus#Anak Berkebutuhan Khusus Kota Tangsel#Anak Berkebutuhan Khusus Tangsel#Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tangsel Cahyadi#Pemkot Tangsel#Rekor Muri#Walikota Tangsel Benyamin Davnie
0 notes
Text
CERITA SEKS: KESUBURAN PANTAT NADIA TERBUKTI…
Nadia baru saja melangsungkan perkahwinan dengan kekasihnya, Farid. Mereka berdua sudah lama bercinta, sejak dari sekolah menengah lagi. Nadia seorang setiausaha di sebuah syarikat swasta, mempunyai paras rupa yang amat jelita, dengan potongan badan yang amat memberahikankan, 36D-26-35. Manakala Farid pula seorang pegawai di sebuah bank di ibu negara. Farid juga tidak kurang segak dan kacak. Jika dilihat dari luaran, mereka berdua ibarat pinang dibelah dua.
Mereka berdua dibesarkan dengan cara kebaratan oleh ibu bapa mereka. Nama saja Melayu dan Islam, berdua tidak pernah solat dan puasa, cuma mereka tidak minum arak. Malah sejak mereka bercinta daripada tingkatan empat lagi, iaitu ketika mereka berusia 16 tahun, mereka sudah kerap menikmati persetubuhan. Farid bertuah dapat memiliki dan menikmati badan montok dan mantap Nadia yang menjadi rebutan ramai ketika di sekolah, universiti, mahupun di pejabat.
Nadia menyerahkan cipap tembam dan dubur ketatnya untuk dinikmati Farid atas dasar cinta. Malah dia rela jika Farid membuntingkannya kerana dia tahu Farid akan sentiasa bersamanya. Farid pula memang jarang membazirkan air maninya. Rugi rasanya jika dia tidak memancutkan benihnya ke dalam pantat Nadia yang amat tembam dan lembut itu. Pernah beberapa kali dia memancut di luar tapi rasanya kurang nikmat jika dibandingkan dengan memancut di dalam pantat Nadia.
Ramai lelaki yang geramkan badan Nadia. Dia berketinggian sederhana dan bertubuh berisi. Kulit Nadia putih dan gebu. Malah melihatkan paha dan betis dia saja membuat zakar mencanak. Bila Nadia memakai seluar berkain kapas lembut, kepadatan dan kelebaran bontot dia amat terserlah. Nadia juga mempunyai tundun pantat yang amat tembam sehingga bentuknya dapat dilihat dengan jelas jika seluar yang dipakainya agak ketat. Ramai lelaki melancap membayangkan Nadia.
Di sebalik perasaan cinta Farid pada Nadia, dia juga ketagih dengan keenakan tubuh isterinya itu. Walaupun dia tidak pernah mengawan dengan perempuan lain, dia pasti tidak ada yang lebih enak daripada Nadia. Malah, dia berasa amat bertuah dan bangga apabila rakan-rakannya memuji akan betapa ranum dan mantapnya tubuh Nadia. Zakar Farid tidaklah sebesar mana tapi disebabkan pantat Nadia yang sempit dan tembam, dia masih dapat merasa nikmat kemutan pantat Nadia.
Perkahwinan Nadia dan Farid diadakan secara besar-besaran kerana mereka mempunyai keluarga yang berada. Sehari selepas acara persandingan, mereka pergi berbulan madu di Eropah selama dua minggu. Dan kerana mereka sudah lama mengawan bersama, mereka tidak berniat untuk menangguhkan mendapat anak. Tidak seperti pasangan pengantin yang lain yang mahu menikmati kemanisan persetubuhan sepuas-puasnya sebelum komited membina sebuah keluarga.
Namun Nadia menyimpan sesuatu di dalam hatinya. Selama ini, atas dasar cinta, dia rela membuntingkan anak Farid walaupun tanpa ikatan perkahwinan. Bagi Nadia, tubuhnya milik lelaki yang dicintainya dan mencintainya. Tapi, walaupun selama ini dia menyerahkan rahimnya dipancut dengan air mani Farid, dia tidak juga bunting. Malah, dia takut juga bahawa zakar Farid yang kecil dan pendek itu tidak mampu memancut banyak dan deras; tidak cukup untuk membuntingkannya.
Tetapi Nadia tidak cepat berputus asa. Secara sendirian dia pergi berjumpa doktor pakar, namun berita yang diterimanya menambah kerisauannya. Setelah menjalankan ujian ke atas Nadia, doktor itu mengesahkan bahawa dia sebenarnya sangat subur; dan jika hanya setitik benih masuk ke dalam pantatnya dia mampu mengandung. Malah doktor itu juga mengatakan bahawa walaupun tanpa ujian klinikal itu, cukup dengan melihat bentuk tubuh Nadia sudah tahu betapa suburnya tubuh dia.
Doktor muda itu menjalankan pemeriksaan di luar kelaziman ke atas Nadia. Walaupun dia terikat dengan deklarasi professionalisme kedoktoran, kemantapan badan Nadia tidak mahu disia-siakan. Dia menyuruh Nadia berbogel tanpa diberi baju sementara. Mencanak zakar doktor itu apabila buah dada Nadia yang bersaiz 36D yang putih dan bulat itu terdedah. Apatah lagi di celah kepitan paha montok dan gebu Nadia kelihatan cipap yang paling tembam dan paling comel pernah dilihatnya.
Disuruhnya Nadia berbaring di atas tilam dan diangkatnya paha Nadia ke atas. Terpampanglah kesuburan dan ketembaman vagina Nadia di depan matanya. Tidak cukup dengan itu, dia kemudian menyuruh Nadia berpusing dan menonggeng. Mendengus doktor muda itu dengan kepadatan dan kelebaran bontot Nadia. Dia juga menguak belahan bontot itu dan melihat betapa ranum dan bersih simpulan dubur Nadia. Banyak air mani dia terbazir melancapkan bayangan cipap dan dubur Nadia.
Hanya satu kesimpulan saja – Suaminya, Farid, adalah lelaki mandul. Nadia menangis di sepanjang perjalanan pulang daripada klinik tersebut. Punah harapannya untuk membuntingkan anak Farid. Punah harapannya untuk membina keluarga bahagia bersama Farid. Bagaimana harus dia memberitahu Farid keadaan ini? Farid tentu akan marah kerana ego lelakinya tercabar apabila diberitahu bahawa perempuan sesubur Nadia pun tak mampu dibuntingkannya. Silap haribulan, Farid akan meninggalkannya.
Sementara rumah baru disiapkan, Nadia bersetuju untuk tinggal sementara di rumah keluarga Farid. Lagipun, rumah besar itu hanya dihuni oleh ibu dan bapa Farid dan adik Farid bernama Fariz yang berusia 18 tahun. Farid mewarisi kecantikan ibunya manakala Fariz mewarisi kekacakan bapanya. Fizikal Farid sedikit feminine manakala tubuh Fariz memang maskulin. Sebab itulah Nadia jatuh cinta dengan Farid – Lelaki itu kacak dan baik. Dia juga tidak kasar dan lemah lembut.
Namun, akibat daripada pewarisan itu, Farid tidak mempunyai zakar yang benar-benar jantan. Alat pembiakan Farid itu kecil dan pendek. Fariz pula, kerana mewarisi daripada bapanya, mempunyai zakar yang luar biasa jantannya. Batang zakar Fariz panjang dan gemuk, manakala kantung telurnya besar dan berat. Pendek kata, Fariz sangat jantan. Nadia tidak pernah melihat zakar Fariz secara zahir tapi dia pernah terlihat bentuknya di sebalik seluar pendek yang selalu dipakai Fariz.
Pada awalnya, Nadia tidak kisah itu semua. Ini kerana pantat Nadia sangat tembam dan sempit, jadi ia tetap memberikan kenikmatan kepada dia dan Farid sewaktu bersetubuh. Lagi pula, seperti Farid, dia tidak pernah dijamah lelaki lain selain Farid. Kawan-kawan Nadia selalu bercerita tentang nikmat dirodok oleh zakar besar dan jumlah benih yang dipancutkan tapi Nadia tidak kisah itu semua kerana dia sangat cintakan Farid. Dia tidak sampai hati untuk berfikir tentang kejantanan lelaki lain.
Berbeza dengan abangnya, Fariz tidak pernah kekal dengan satu perempuan. Kejantanan yang dimilikinya tidak disia-siakan dan dia telah menikmati ramai perempuan; baik budak sekolah, pelajar universiti, tunang orang mahupun isteri orang. Dan akibat sifat kejantanan Fariz yang melampau itu, dia sentiasa akan membuktikan kejantanannya dengan meledakkan setiap pancutan air maninya yang sentiasa pekat dan subur ke dalam pantat pasangannya setiap kali dia mengawan.
Tapi sebenarnya ini bukanlah sifat asal Fariz. Dia mula bertukar menjadi kasanova selepas pertama kali bertemu dengan Nadia empat tahun lepas ketika dia berusia 14 tahun. Ketika itu Nadia dan Farid berusia 24 tahun. Walaupun Nadia dan Farid telah bersama lapan tahun sebelum itu, mereka berdua hanya mendedahkan percintaan masing-masing empat tahun lepas ketika mereka merancang untuk bercuti bersama di Bali. Atas arahan ibu bapa Farid, Fariz harus pergi bersama mereka.
Fariz tidak dapat melupakan bagaimana dia terlihat abangnya dan Nadia mengawan pada malam pertama di Bali. Farid terlupa mengunci pintu yang menghubungkan dua bilik itu dan ketika Fariz mahu mengambil telefonnya yang tertinggal di bilik Farid, dia terhenti di sebalik pintu dan menyaksikan dua insan sedang bersetubuh. Itulah pertama kali dia melihat seorang perempuan berbogel, dan dia terus jatuh cinta kepada Nadia yang 10 tahun lebih tua daripadanya.
Mata Fariz tidak berkedip menikmati keindahan tubuh badan Nadia. Dia sudah banyak kali melihat majalah dan menonton video lucah namun pada penglihatannya bentuk badan Nadia jauh lebih sempurna daripada semua model atau pelakon lucah. Dia lihat abangnya sedang bernafsu menetek buah dada Nadia yang bulat dan tegang. Dia lihat abangnya menongkah paha dan betis Nadia yang montok dan gebu itu. Dia juga lihat pantat Nadia yang bersih dan tembam itu dijolok abangnya.
Sejak daripada itu, Fariz sering berangankan menyetubuhi Nadia. Entah berapa banyak air maninya terbazir dengan bayangan tubuh Nadia. Dia juga sudah mula memikat dan menjamah tubuh gadis satu per satu. Niatnya cuma satu, dia mahu mencari yang bertubuh sesempurna Nadia dan jika dia berjumpa, gadis itulah yang bakal hidup bersamanya. Namun setiap gadis yang diratahnya tidak sama macam Nadia, ada saja yang kurang. Jadi dia teruskan usaha mencari tubuh idamannya.
Apabila Nadia sampai ke rumah keluarga Farid, tidak ada seorang pun di situ. Ibu bapa Farid mungkin sudah keluar, manakala Fariz memang jarang di rumah. Dia terus saja mandi dan ingin berehat dan tidur seketika untuk melupakan sementara rasa gundahnya. Selesai mandi, dia memakai seluar pendek berkain kapas yang selesa dan berbaju nipis tanpa memakai baju atau seluar dalam. Dia terus terlelap apabila merebahkan tubuhnya ke atas katil tanpa menutup pintu bilik.
Fariz pulang ke rumah dengan gembira. Dia baru saja berjaya mengayat seorang budak sekolah berusia 16 tahun. Dia yakin akan dapat menjamah tubuh muda itu esok. Dia berjalan melintasi bilik kelamin abangnya dan Nadia namun dia terhenti dan menjenguk melalui pintu bilik yang tidak tertutup rapat. Kelihatan wanita idamannya sedang tidur lena. Ketika itu Nadia tidur meniarap dengan hanya berseluar pendek ketat. Geram Fariz melihat kemontokan dan kegebuan bontot dan paha Nadia, satu-satu cinta hatinya.
“Peerghhh….peluang terbaeekkk ni…Bukan senang bak dapat tengok..” niat jahat Fariz mula timbul.cari burit cocoa collagen power plus 2015
Dia memberanikan dia mendekati tubuh ranum Nadia. Seluar pendek Nadia yang berkain nipis dan lembut itu menampakkan kepadatan bontot Nadia. Dengan berhati-hati dia menggunakan satu jari untuk menyelak bukaan seluar Nadia. Berderau darah muda Fariz apabila pantat Nadia yang amat tembam dan bersih itu mula kelihatan. Geram Fariz menjadi-jadi dan kalau diikutkan hatinya, mahu saja dia meramas dan menyonyot bibir pantat Nadia. Fariz sudah mula berfikir dengan zakarnya.
“Aduhaiiii…Kak Nadia..Kak Nadia..Kau betul-betul buat aku gerammmmm….” Fariz mula nekad membuat rancangan.
Apa nak jadi, jadilah. Dia tahu ibu bapanya hanya akan pulang petang nanti. Dia juga tahu Farid biasanya pulang malam. Satu demi satu pakaiannya ditanggalkan. Mulanya niat dia hanya untuk melancap sambil melihat badan gebu dan montok Nadia. Semakin dibelai semakin mencanak zakarnya. Dia juga perasan bahawa zakarnya kali ini mampu membesar lebih daripada biasa. Kalau biasanya zakarnya akan memanjang sebanyak 7 inci, tetapi hari ini zakarnya dapat memanjang sebanyak 8 inci, lebih 1 inci. Telurnya menegang dan batangnya membengkok akibat terlalu geram dan berahi dengan tubuh bogel di depannya itu.
“Ya allah…panjang giler batang aku dibuatnya…Ini semua pasal penangan Kak Nadia la ni…” Fariz sendiri terkejut dibuatnya.
Dengan tidak berfikir, Fariz naik ke atas katil. Berdegup-degup jantungnya ketika itu. Empat tahun dia menahan rasa. Dia harus bertindak cepat kalau tidak melepas. Dia tahu Nadia akan membantah jadi dia harus berada dalam tubuh Nadia secepat mungkin. Perlahan-lahan dia menyorot seluar pendek Nadia ke bawah. Meleleh air liurnya melihat betapa lebar dan padatnya bontot Nadia. Di sebalik belah bontot itu, dia juga melihat ketembaman dan kesegaran pantat Nadia. Fariz sudah tidak sabar.
Perlahan-lahan dia memanjat ke atas belakang Nadia yang sedang tidur lena meniarap dan membawa zakarnya rapat ke bibir pantat Nadia yang tertutup rapat. Dia meletak air liurnya ke keseluruhan zakarnya untuk pelinciran. Apabila kepala zakarnya menyentuh bibir pantat Nadia dia merasakan seperti satu renjatan dan dengan itu lepaslah takuk zakarnya ke dalam lubuk pantat wanita idamannya. Nadia mula menggeliat dalam lena apabila dia terasa seperti ada sesuatu di pantatnya. Lena betul dia terlelap kali ini.
Apabila Nadia mula menggeliat itu, secara semula jadi zakar Fariz semakin menyelinap ke dalam. Meremang bulu roma Fariz kerana dia merasa kenikmatan yang amat sangat. Separuh daripada zakarnya telah berada di dalam lubuk pembiakan Nadia. Fariz hilang sabar. Inilah saatnya. Sekali dia menarik nafas lalu dia menyantak keseluruhan zakarnya ke dalam pantat subur Nadia.
“Yeaarrghh….aarghhh….!!!” Fariz mengerang kuat sewaktu menyantak masuk batang zakarnya dengan kasar.
Nadia tersentak dengan santakan padu Fariz lalu terjaga daripada lenanya. Pantatnya kini terasa sendat.
“Oohh my god…Farizzz…apa kau buat nii…Lepaskan Kak Nadia..Ooohh godd!!” Nadia menjerit kecil.
Melalak Nadia apabila dia menyedari bahawa Fariz sedang meradak bontot padatnya. Apabila Nadia melalak, Fariz dengan rakus menyantak-nyantak pantat subur Nadia dengan padat dan dalam.
“Come on..Kak Nadia..aahh..aarghh…Kejap je…Fariz nak kejap je..” jawab Fariz berselang-seli dengan erangannya.
Apabila Nadia mula meronta, Fariz memeluk badan montok Nadia dengan erat supaya zakarnya tidak terlepas keluar. Tapi, mana mungkin zakar sepanjang dan segemuk itu boleh terkeluar kerana ia sedang berada jauh di dalam lubuk pembiakan Nadia yang sempit dan lembut itu. Dalam keadaan tertiarap, nafas Nadia mula sesak. Buah dada montoknya penyek tertekan dengan bebanan tubuh Fariz yang sedang menindih belakang tubuhnya
“Oouuhh…God…Don’t do this..Fariz…Oohhh..Shit..fuck..!..Arghh..Ya allah…oohh god..!” Nadia mula meronta-ronta sambil kakinya semakin terkangkang lebar…
Nadia berusaha menggelinjang dengan harapan untuk melepaskan diri namun tubuh Fariz yang tegap itu terlalu kuat untuknya. Malah, perbuatan Nadia itu membuatkan zakar Fariz semakin terperosok jauh ke dalam pantat tembamnya. Walaupun tuan badan tidak merelakan, namun pantat Nadia telah tewas dan mula mengeluarkan lendir nafsu yang pekat dan melekit. Pantat Nadia akur dengan kejantanan Fariz dan kakinya mula membuka luas untuk mengizinkan belalai jantan itu melapah lubuk subur wanita itu.
Fariz merasakan seperti berada di kayangan. Tak tercapai dek akal kelazatan badan Nadia. Dah berpuluh betina dia jamah dan pancut namun tidak ada yang selazat tubuh yang sedang dinikmatinya itu. Manalah dia akan cari tubuh yang sama seperti ini. Bontot debab Nadia terasa sangat empuk setiap kali dia menyantak padat ke dalam pantat yang maha tembam itu. Fariz merengek-rengek seperti budak kecil kerana menanggung kesedapan yang melampau. Cinta dia kepada Nadia tiada taranya.
“Aarghhh…fuck..! Fuck..damn..I love you Kak Nadia… You have got a tight pussy..!” Fariz mengeluh kesedapan.
“Aaahh..please Fariz..Jangan buat macam ni pada akak…please..Tolong jangannn…” Nadia masih berusaha merayu untuk kali terakhir.
Walaupun tanpa rela, seluruh tubuh Nadia tewas kepada kejantanan Fariz. Selepas hanya 10 minit tubuh bogel Nadia tersentak-sentak kekejangan. Dia merasakan puncak kenikmatan yang maha hebat. Tangannya mencengkam cadar dan bontotnya menonggeng tinggi akibat kepuasan yang amat sangat. Fariz memeluk tubuh montok Nadia erat sambil menyantak padat supaya cinta hatinya itu merasa kenikmatan semaksimum boleh. Sayu dia melihatkan Nadia dalam keadaan begitu.
“Ooohh..uuhh..shitt..stop…don’t..Fariz..don’t…Fariz..stop…God…Don’t…stop…DON”T STOP FARIZ..JANGAN BERHENTI…!!!..” akhirnya Nadia menjerit tidak tertahan….
Nadia telah tewas sepenuhnya. Dia tidak pernah merasakan kepuasan sebegitu rupanya walaupun sudah lama mengawan dengan Farid. Zakar Farid tak cukup jantan untuk memuaskan pantatnya sampai begitu sekali. Dua minit dia menikmati puncak kepuasan akibat ditebuk Fariz dengan ganas. Kejantanan Fariz memang hebat; dua kali lebih panjang dan dua kali lebih gemuk daripada zakar Farid. Nadia kini telah lembik dan tak bermaya untuk melawan lagi. Dia terpaksa menyerah kepada Fariz.
“That’s it Kak Nadia…I’m fucking you hard..! Macam tu la…sayang..Yeaahh..baby..!” Sorak Fariz gembira dengan penyerahan Nadia.
Setelah Nadia kembali tenang, Fariz kembali memeluk erat tubuh bogel bidadarinya. Disantaknya bontot Nadia padat-padat. Dia gigitnya tengkuk Nadia lembut-lembut. Semakin lama semakin padat, semakin padu jolokan Fariz ke dalam pantat tembam Nadia. Fariz masih remaja dan sudah tentu zakarnya sangat kuat. Kebiasaannya dia meratah perempuan selama sejam baru mahu memancut tetapi pantat Nadia lain macam sedapnya. Pantat bidadarinya sangat lembut dan sempit.
Cuma 20 minit berlalu dan kini kantung telur Fariz sudah selesai menghasilkan benih mani yang sangat subur dan sangat pekat. Fariz menyedari hal ini tapi sebenarnya dia belum bersedia untuk memancut. Dia mahu manjamah Nadia sekurang-kurangnya sejam. Tubuh seenak ini harus dinikmati selama boleh. Lagipun dia tidak tahu bila lagi dia akan menjamah Nadia. Namun, badan Nadia terlalu ranum dan lazat. Fariz juga akan tewas. Ini baru dikatakan buku bertemu ruas.
“Eeerghh…tahan Fariz..tahan…You can’t do it..Bertahan sikit lagi…eerrgghhh..aarkk..tahan…” Fariz sedaya-upaya cuba menahan klimaksnya…
Walaupun tanpa rela kerana mahu mengawan lebih lama, Fariz akur dengan kesuburan dan kelazatan lubuk betina Nadia. Dia tak berkuasa untuk menahan benih jantannya yang sudah memenuhi kantung telurnya sejak dari tadi. Dia kembali memeluk badan mantap Nadia yang tertiarap dengan erat; dia kembali menggigit tengkuk mulus Nadia dengan lembut. Dia menyantak-nyantak lubuk betina Nadia dengan padu sehingga paha gebu Nadia terangkat dan bontot padat Nadia tertonggeng.
Ketika itu meledaklah semburan air mani yang amat pekat dan putih daripada takuk zakar Fariz terus ke dalam rahim betina Nadia. Sekali lagi Nadia melalak dan meraung akibat tersentak dengan ledakan benih-benih Fariz yang deras dan banyak itu. Pantat tembam Nadia mengemam dan mengepam belalai Fariz supaya dia memancut dengan lebih banyak dan lebih deras. Nadia menggelupur dan menggeletek akibat dibenihkan dan dibuntingkan Fariz sedemikian rupa.
“Ooohh yearrgggghhh….Ohhh good god…..aahhkk…aarrgghh..BANYAKNYA AIR MANI AKUUU..!!!…” Fariz meraung-raung seperti orang tidak siuman…
Crot! Crot! Crot! Creettt! Benih jantan Fariz bukan saja memancut, tetapi sudah ditahap membuak akibat kelazatan yang tak tercapai dek akal. Dia terus melepaskan benih buntingnya tak henti-henti ke dalam pantat subur Nadia. Nadia terus menggelupur manakala Fariz menggigil melalui detik pembuntingan itu. Air mata Fariz pula menitis akibat perasaan cinta melampau kepada isteri abangnya dan juga akibat pancutan yang paling nikmat pernah dirasainya. Oh Nadia!!!
Entah berapa belas das pancutan dilepaskan Fariz ke dalam tubuh pasangan mengawannya. Tidak ada persoalan lagi. Nadia sudah pasti akan buntingkan anak Fariz. Seperti kata doktor, tubuh Nadia sangat subur, malah setitik air mani boleh membuntingkan Nadia. Inikan pula pancutan yang sepadu dan sebanyak pancutan Fariz tadi. Puas sudah Fariz membuktikan cintanya kepada Nadia. Dia telah membenihkan Nadia itu sebagai bukti perasaannya kepada perempuan ranum itu.
Selepas 10 minit membiarkan lelehan air mani sehingga ke titisan terakhir, dia menarik kejantanannya keluar dengan berhati-hati. Dilihatnya tidak ada setitik pun benihnya ikut keluar sekali. Fariz meletakkan bantal di bawah perut Nadia supaya saluran pantatnya condong ke atas bagi mengelakkan benihnya meleleh keluar. Dalam keadaan tertiarap dengan bontotnya yang tertonggeng tinggi Nadia masih teresak-esak namun dia sendiri pun membiarkan bontot tembamnya menadah ke atas. Dia juga tidak mahu benih Fariz yang subur itu terbazir.
Kesuburan pantat Nadia terbukti apabila 2 bulan kemudian dia terus bunting setelah kejadian itu. Farid sangat gembira kerana disangkanya benih dia yang dibiakkan oleh Nadia. Farid tidak tahu bahawa Nadia membuntingkan anak adiknya sendiri. Fariz pula semakin gilakan Nadia kerana betina bunting itu semakin mantap dan montok. Bontot Nadia semakin melebar dan cipap Nadia semakin menembam. Namun itu adalah rahsia mereka berdua. Nadia telah menjadi milik Fariz. Walaupun itulah kali pertama dan terakhir Fariz berzina dengan Nadia, dia berjaya meninggalkan pewaris dari air maninya. Zakar dan benih Fariz berjaya menghamilkan Nadia secara haram
(cara memancutkan air mani,cara orang hamil, amoybogel, main masa mengandung, ephyra inteemor, ketagih air mani
1K notes
·
View notes
Text
PART 2
AKU : haii hayfaa , sorg je ke ? nak kemana ? nak aku tumpangkan tak ?
HAYFA : oh la kau rupanya man , aku nak balik kerja la . tengah tunggu grab . penat der kerja malam smpai pagi
AKU : naik la sini , aku hantar kau balik
HAYFA : nanti cousin kesayangan kau cemburu , dia dh la rapat dengan aku
AKU : santai lah , kalau kau tk bgitahu dia tktahu . dah cepat naik
HAYFA : yelah man
dia masuk kereta dan aku terus berborak . tanya pasal kerja semua lah . hayfa ni pandang luar dan langsung tak pandang kt aku . sambil drive tu aku usya” body diaa tu . dalam hati aku ckp mesti seronok klau dapat fuck dia . bual” itu ini aku pun tak sengaja ajak dia deeptalk . sbb aku tgk mcm tkde mood je muka dia so aku tanya la kenapa .
AKU : kau okay tak ? asl semacam je aku tgk , putus dgn pakwe kah ?
HAYFA : haah baru break . biasa lah lelaki dah dapat apa yang dia nak , tinggal lah
AKU : so maksudnya kau bersetubuh dengan dia ? mcm tu ?
HAYFA : ye man , sebab sayang aku bagi tapi itu lah nk buat mcm mne
AKU : sebab jantan kau sanggup jadi pemuas nafsu .
dia diam . selama berborak tu dia tak pernah pandang aku . tapi aku lagi teruk selama drive tak perasan yang batang aku terkeluar , patut lah sejuk je . time aku nak masukkan batang aku , ngam” hayfa toleh ke arah aku dan dia terkejut .
HAYFA : wtf ?? kau buat apaa ni mann ??
AKU : ta…takk , tadii akuu
HAYFA : tadii apaa ?? aku bagitahu ainaa . teruk kau ni
AKU : jan..jangann la hayfaa . nnti dia marah
dia terus amik fon dan cuba bgitahu cousin aku , cpt” aku rampas hp dia dan simpan . kebetulan nk hantar dia ke rumah lalu jalan dalam yang tkde spe lalu . so aku manfaatkan peluang kali ni . aku terus berhenti dekat rumah lama . aku nak rogol dia . aku dengan reaksi geram terus tarik kepala dia cakap
AKU : kau nak bagitahu aina ? bagitahu lah !
HAYFA : kauu kenapa berhenti kat sini ?? hantar aku balik !!!!
AKU : kau tanya kenapa ? AKU NAK ROGOL KAU LAH APA LAGI
HAYFA : JAN…JANGAN MAN AKU TAKNAKK !!
AKU : argh diam kau ! mmg patut bf kau rogol kauu ! betina murahh !! sini kauu !!
aku terus tarik kepala dia dan paksa dia hisap batang aku , pagi” dapat rogol anak orang mmg syok lah . dia cuba lepaskan diri tapi aku makin kuat tekan kepala dia . mmg cun dia blowjob batang aku , tak kena gigi langsung . so aku terus deepthroat lah ganas” , mmg cun fuck perempuan bertudung ni hahaha . sampai aku rasa dia tak cukup nafas baru aku lepaskan . nampak muka dia kemerahan sbb tahan nafas . dah lpskan lpstu dia cakap
HAYFA : HAH HAH DAH DAH….AKU MINTAK MAAF MAN , JANJI TAK BAGITAHU AINA
AKU : ingat senang mcm tu je kau minta maaf ? bagi aku fuck kau dulu baru aku maafkan !
HAYFA : ta…tapi
AKU : takde tapi” , aku nak fuck kau !!
aku keluar kereta terus je pintu dia dan heret keluar , aku bukak pintu belakang dan campak dia kt situ . dia terbaring terus cpt” aku tarik seluar tracksuit kerja dia . nampak lah peha betis dia yang putih” tu , aku terus keluarkan dekatkan batang aku je pussy dia yang beralaskan panties dia tu . dia tak mampu nak melawan . sebelum aku selak panties dia aku borak dgn dia sekejap
AKU : untung bf kau , dapat pecahkan dara kau haha , lagi pun kau mmg patut di rogol hahaga
HAYFA : jan..jangan lahh !! aku taknakk !!
AKU : tapi kenapa kau tak pregnant ? mandul ke bf kau
HAYFA : takk , sebab dia pancut kt muka aku . aku tk bagi dia pancut dalam . nanti aku pregnant
AKU : hahaha perempuan murah kau ni ! ni rasa batang aku pulak haha
HAFYA : ka..kau punya besar panjangg man . jan…jangann!!!
AKU : jangan apa ? jgn rogol kau ? hahaha ni aku bagi kau rasa !
aku selak panties dia terus nampak pepek dia . aku tak sangka pepek dia masih elok dan nampak mcm tk pernah disentuh . aku terus halakan batang aku kt pepek dia . PAPP !! aku terus sumbat batang aku dalam” . AHHHHHHH MANNN !!! suara dia menjerit lepas tujahan pertama batang aku dalam pepek dia . tapi malangnya batang aku masih ada balance yang tak dapat aku sumbat . aku ejas kedudukan badan , betulkan kaki dia dan aku capai hp aku . on camera dan record . PAP PAP PAP aku terus henjut dengan laju . tak dapat henjut dalam” sebab dah sampai dinding rahsia dia . aku pun terus menghentam pepek dia sambil rekod . dia mendesah dgn kuat dan tak berhenti . aku pun terus menjolok pepek dia tanpa henti , tgh sedap jolok tiba” dia cakap
HAYFA : jangan la rekodd , taknak taknakk
AKU : diam lah , dapat rogol perempuan bertudung ni mmg patut di record haha . jarang dapat ni
HAFYA : stopp ahh ahh
AKU : kejap lagi aku nak pancutt , nak pancut manaa ?
HAYFA : luar man ahh , jangan kat dalam
AKU : ok
aku terus tutup camera , peluk kedua kaki dia dan terus jolok dengan laju . ahhh ahh fck ahh suara dia mendesah buatkan aku lagi semangat . aku jolok pepek dia tak henti sampaikan dia menutup mata . dah boring aku letak kaki dia dan tarik kepala dia dkt dgn aku sambil jolok pepek dia
AKU : ahh yes kau suka takk perempuan
HAYFA : hmm ahh fuckk sakitt
AKU : kau ni mmg tmpt pemuas nafsu kau tahu ? (sambil ludah muka dia)
HAYFA : mann…mann ahhh cukup . aku rasa mcm nak pengsan hmm ahhh fck ! batang kau besar panjangg hmm yes ahh fckk fckk . tak muat dgn pussy aku
AKU : aku tanya sekali lagi , nak pancut mana ?
HAYFA : lu..luar mann ahhh
AKU : tahan sikit , aku nak pam laju” sampai merah pekat muka suci kau tuu
aku berpaut dekat leher dia terus aku jolok dengan laju , batang aku yang tak cukup dalam aku paksa sampai batang aku terbenam habis dalam pepek dia . dia dah mula menangis dan mendesah , aku nampak dia nangis lagi aku sukaa . PAP PAP PAP aku terus jolok selaju yang mungkin dan yang aku tunggu akhirnya hampir tibaa . aku dapat rasakann air mani aku akan segera memancut . laju dan semakin laju aku jolok , semakin kuat dia meraung
AKU : ARHH YESS HAYFA I’M WANT TO CUMM AHH
HAYFA : AHHH YES KATT LUAR AHHH KAT LUAR MAN AHH FCKK
AKU : SIKIT LAGII SAYANGG !!!! ARHHHH I’M CUMMINGG YES AHHH
PAPPPP !!! aku sumbat batang aku sedalam yang mungkin dan CROTT CROTT !! berdas das tembakan air mani dalam pepek dia . muka dia terus cemas . batang aku masih dalam pepek dia dan air mani aku yang terlalu banyak mula keluar sikit demi sikit di celah” batang aku . dia cuba nak marah tapi dia lupa batang aku masih dalam pepek dia . dia baru nak cakap aku cpt” angkat kedua kaki dia dan PAPP !! aku sambung fuck dia lagi , air mani mula berlecak membasahi pepek dan batang . lepas 5 minit aku dapat rasakan aku akan pancut kali kedua , kali ni aku nak pancut dalam mulut dia . aku pam ganas” dan
AKU : ahh yess yess . kau suka tak kena fuck dengan aku ?
HAYFA : hmmm ahh man stopp akuu tak tahan dah
AKU : aku nak pancut ni , kau telan air mani aku tau
HAYFA : TAKNAKK ! hmm ahh cpt stop mann ahh hmm
AKU : ready bukak mulut kauu , aku dah nak pancut ni
HAYFA : hmm fckk sak..sakitt ahh
AKU : aku jolok laju” lepastu aku pancut tau !
AKU : nak pancut ni , bukak mulut kau cepat !!!
PAP PAP PAPP cpt” aku cabut dan GAWKKK !! aku sumbat batang aku dalam mulut dia dan tekan sekuat mungkin sampai dia pukul aku tanda dia tak cukup nafas dan CROTTT CROTTT . mulut dia penuh dengan air mani aku . dia terbatuk” sbb tk cukup nafas . aku terus cakap kt dia telan air mani aku , setiap kali aku cakap aku akan tekan batang aku sedalam yang mungkin . aku buat berulang kali sampai dia telan dan akhirnya dia mengalah dan telan semua air mani aku . aku akhiri perzinaan aku haritu dengan deepthroat mulut dia . aku gasak mulut dia sampai dia muntah . dia muntah aku tetap gasak sampai aku penat . tak lama tu aku dah penat dan aku stop . aku duduk kan dia dan aku pergi sebelah dia
AKU : hahaha kau suka ? sedap tak air mani aku ? rasa suam” tak ? kau ni sebenarnya pelacur murahan kau tahu tak ? memang layak aku pancut dalam
HAYFA : ken..kenapa kau pancut dalam man
AKU : sebab apa ? sebab aku nak tengok kau bunting anak haram hasil air mani aku
HAYFA : aku nak gugurkann !
AKU : kau gugurkan aku viralkan video kau biar budak” tmpt kerja kau tahu yang kau ni murah
HAYFA : ken..kenapa buat aku mcm ni
AKU : okay la aku tak viralkan , tapi ada satu syarat . kau mampu atau tak kau tetap kena ikut
HAYFA : apa dia syarat nya man… jgn yg bukan”
AKU : lepas kau beranakkan anak haram ni , baru aku bagitahu . ingatt kauu jgn lupaa
HAYFA : baik man hm
AKU : btw terima kasih sbb jadi tmpt pemuas nafsu aku . rogol kau time bertudung mmg best . so mulai skrg , kau tmpt aku puaskan nafsu . kau melawan aku viralkan
HAYFA : baik man aku faham
AKU : bagus pelacur , jaga pepek kau ! cukup masa aku fuck kau lagi !
BERSAMBUNG
#tudung lancap#melayu tudung#modal melayu#modallancap#melayu lancap#pepekmelayu#pepekberair#pepeksedap#pepek tembam#melayuboleh#hisapkonek#melayubogel
789 notes
·
View notes