#Orang Tua Merasa Senang
Explore tagged Tumblr posts
Text
HMR Hadir di Hari Pertama Sekolah, Orang Tua Merasa Senang, Murid-murid Ngajak Tos
Pesona sumsel, BATAMCENTER – WALI Kota Batam H Muhammad Rudi (HMR), menjadi inspektur upacara hari Senin (10/7/2023) pagi, di Sekolah Yos Sudarso Batamcenter, sekaligus membuka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Kedatangan Rudi disambut hangat oleh para guru serta siswa dan siswi, SD, SMP dan juga SMA Sekolah Yos Sudarso. Tak sedikit para peserta didik baru tersebut yang antusias…
View On WordPress
0 notes
Text
Mendewasa bersama Anak-Anak
Sepanjang aku bertumbuh dewasa, aku ditemani oleh anak-anak. Aku belum menikah, berpasangan apalagi. Anak-anak itu adalah anak-anak yang Allah tempatkan dalam satu tempat yang sama denganku, dalam kurun waktu yang lumayan lama. sehingga beberapa tahun yang kulewati bersama mereka, membuatku ikut menyaksikan tumbuh kembang mereka semua.
Beranjak dewasa dengan ditemani banyak anak-anak, membuatku mengambil banyak sekali pelajaran. Di antara pelajaran yang kudapat itu ialah :
1. Menjadi orang tua adalah belajar menjadi pribadi yang lebih sabar
Menyaksikan berbagai bentuk kesabaran seorang orang tua, selalu mampu membuat mataku berkaca-kaca. Membayangkan betapa sabarnya orang tuaku dalam merawat dan membesarkanku. Karena merawat seorang manusia yang belum sempurna akal dan perasaannya bukanlah sesuatu yang mudah. Bergadang, kelelahan, kelaparan, stres, penilaian orang lain, dan serentetan ujian lainnya adalah makanan sehari-hari yang harus dikomsumsi oleh para orang tua kita. Bahkan tak jarang, mereka melakukan kezaliman melanggar hak-hak tubuh mereka sendiri— hanya karena kasih sayangnya kepada anak yang sangat besar.
Menjadi orang tua adalah suatu latihan penguji kesabaran yang tidak ada garis finish, pemenang bahkan hadiah yang diberikan.
2. Anak kecil adalah orang dewasa yang berhati lapang
Meskipun memiliki sifat yang naif dan juga ego yang tinggi, anehnya mereka mempunyai hati yang lapang dalam memaafkan dan melupakan kesalahan. Kita seringkali melihat begitu mudah mereka kembali berbicara dengan seseorang yang bahkan semenit yang lalu telah membuat mereka menangis. Apakah hal seperti itu mudah kita lakukan sebagai seseorang yang mengaku telah dewasa? kita seringkali menganggap bahwa anak kecil adalah seseorang yang kekanak-kanakan. Padahal, bukan hal yang kekanakan bila seseorang dengan mudah mampu memaafkan seseorang yang membuat mereka bersedih, bahkan dengan jejak tangis yang masih basah di pipi.
3. Anak adalah pribadi yang jujur
Betapa sering kita mendengar celetukan-celetukan konyol dan lucu mereka, ketika sedang melihat, merasakan, ataupun mengalami suatu kejadian? Mereka adalah pribadi-pribadi yang tidak malu ataupun segan untuk melontarkan apa yang mereka rasakan dan juga pikirkan di mana hal tersebut seringkali bisa tergambar jelas dalam bahasa tubuh mereka.
Mereka menangis saat merasa sedih & terluka. Mereka tertawa dan tersenyum saat merasa senang dan bahagia. Sehingga jika kita melihat ada anak-anak yang selalu tertutup dengan perasaannya. Itu adalah sebuah alarm, bahwa ada yang tidak beres dan harus diselidiki penyebabnya.
4. Fitrah seorang anak yang selalu bersih dan suci
Saat lahir, anak seumpama kertas atau kanvas putih kosong yang belum berisi apa-apa. Dan orangtuanyalah yang akan pertama kali menjadi pena ataupun kuas gambar yang akan menorehkan berbagai macam "bentuk" dan juga menghiasnya dengan berbagai "warna".
Anak-anak yang baru lahir ataupun masih kecil fitrahnya akan selalu memiliki akhlak yang baik. Sehingga saat kita bertemu dengan anak-anak yang masih kecil namun telah dengan fasih berucap kata-kata kotor, dan berprilaku kurang baik. Orang tua akan selalu menjadi sosok yang pertama kali disalahkan.
5. Menjadi orang tua dan seorang anak adalah proses pembelajaran seumur hidup.
Tidak ada sekolah bagaimana menjadi orang tua yang baik, tetapi di banyak pelajaran sekolah, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua adalah hal yang sering dibahas. Seolah tugas belajar hanya dibebankan untuk seorang anak, bukan kepada orang tua. Seolah-olah yang mempunyai tugas-tugas untuk ditunaikan dengan baik hanyalah seorang anak. Orang tua akan selalu menjadi pihak yang benar dan tidak punya salah.
Aku paham, kedudukan orang tua tentu jauh lebih besar daripada kedudukan seorang anak. Tetapi bukan berarti orang tua tidak dituntut untuk ikut belajar memperbaiki diri. Di masa depan nanti, kuharap kesenjangan ini dapat diperbaiki. Sehingga generasi yang tercipta bisa lebih baik lagi. Tidak lagi fokus saling menyalahkan dan menuntut hak dan kewajiban masing-masing.
Sampai saat ini, meskipun aku belum menikah dan merasakan langsung menjadi orang tua. Aku bersyukur Allah mengenalkanku dengan banyak anak. Tingkah polos dan lucu mereka selalu mampu membuatku mengobati kerinduan akan masa kecilku dulu. Dan dari sosok orang tua mereka pula, aku lebih dini bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang tua.
Ke depannya, entah dengan anakku sendiri atau anak-anak yang "dititipkan" padaku. Aku pengen untuk belajar lebih banyak lagi. Belajar memahami sosok anak kecil dan juga orang tua. Berharap, darisanalah aku bisa menjadi seorang anak dan juga seorang orang tua yang lebih baik.
35 notes
·
View notes
Note
Hai kak! Salam kenal, aku baru baca tulisan kakak, dan aku suka banget!
Aku baca tulisan kakak tentang gelisah. Aku punya pemikiran yang sama, bahwa kegelisahan ku hari ini, (semoga benar) adalah petunjuk spesifik buat aku melangkah lebih jauh. Tapi kadang juga, aku ragu kak.
Gimana ya kak, merawat keyakinan soal hal yang pengen kita perjuangkan itu?
Oiya kak, mohon doanya ya semoga bisa melanjutkan studi dengan bantuan LPDP juga~ hihi.
Barakallahufiik, kakak! ✨
Merawat Gelisah
Doa
Tuhanku, Engkau telah berfirman dalam ayat muhkam pada Kitab-Mu, "Memohonlah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan." Ini aku, menghadap-Mu tanpa sedikitpun kekuatan dan kuasa. Aku memasrahkan diri kepada-Mu, agar Engkau sudi menghidupkan hati segenap umat kami; laki-laki dan perempuan, kaum tua dan muda, pemimpin dan rakyat.
- Dr Majid al Kilani (Model Kebangkitan Umat Islam)
Rawatlah kegelisahan itu dengan doa. Doa ini menjadi bentuk penegasan bahwa standing position kita — sehebat atau setinggi apapun — tidak lain hanyalah seorang hamba. Justru ketika mengaku tiada daya dan upaya melainkan karena Allah, di situlah Allah berikan kekuatan. InsyaAllah.
Sebagaimana kegelisahan mendalam Dr Majid al Kilani perkara kondisi ummat, menjadi mutiara doa pada kata pengantar di karya fenomenalnya.
Aku memohon, berilah mereka cahaya yang akan menerangi perjalanan mereka di tengah bangsa-bangsa dunia yang setiap saat berbuat makar terhadap mereka, mengintai kelemahan diri dan keagamaan mereka, menghiasi perbuatan buruk mereka, mencibir kenyataan hidup mereka dalam setiap sidang dan konferensi, dan menertawakan musibah yang menimpa mereka dalam setiap pertemuan.
Beliau ini, adalah sosok yang amat gelisah dengan kondisi ummat. Rasa keprihatinannya itu menjadi energi melakukan riset komprehensif dan tertuang dalam warisan tulisannya. Sampai-sampai buku beliau dikaji serius dan ditayangkan massal di televisi zi*nis dengan bahasa Ibrani, karena dianggap ancaman bagi mereka. Karena dianggap membahayakan bagi mereka. Tak terbayang bagaimana kesulitan dan ujian atas dakwah ulama asal Jordan ini, tapi beliau teguh dalam keyakinannya hingga ketika Allah panggil.
Membaca doa beliau itu, aku terhenyak. Bahwa seiring kegelisahan yang besar yang Allah titipkan pada dirinya, diiringi dengan dia yang begitu mendalam. MasyaAllah. Sungguh apalah aku yang masih bolong-bolong dalam berdoa secara khusyuk meminta pada Allah.
Bersabarlah
Tuhanku, aku tidak akan pernah berputus asa untuk mendapatkan belas kasih-Mu, karena tiada yang berputus asa untuk mendapatkannya kecuali orang-orang yang kafir kepada-Mu. Juga, karena di antara sunnah-Mu dalam beramal salih adalah ‘bersabarlah, kuatkan dirimu dengan kesabaran, bertahanlah, dan bertakwalah kepada Allah agar engkau berhasil!'
Lagi-lagi nasihat dari beliau ini menggetarkan. Sebagai gen Z yang terbiasa instan, aku perlu melatih sabarku. Bahwa apa yang kita tanam saat ini, mungkin perlu puluhan tahun untuk tumbuh dan berkembang. Bahkan.. bisa jadi, tidak sampai usiaku untuk menuai hasilnya.
Tak masalah, yang penting memastikan diri tetap bertahan dalam gerbong kebenaran. Karena kita tidak dituntut memastikan datangnya keberhasilan.
Jadi apapun kegelisahan yang dihadirkan di hati, betapapun merasa sendiri dalam perjalanan ini.. rawatlah dengan kesabaran yang indah. Hingga keberhasilan itu kita raih, jika tidak di dunia.. di alam abadi akhirat nanti.
Wallahu a’lam
-h.a.
Salam kenal ya! Selalu senang bisa berjumpa disinii. Semoga jadi perantara kebaikan yang menghampiri. Ditunggu kabar baik LPDPnya✨ selamat beramal shalih tawakkal.
26 notes
·
View notes
Text
Refleksi untuk Mereka yang Sedang Berada di Ujung Batas Kesetiaan
Pernikahan adalah ikatan suci yang dibangun di atas kepercayaan, cinta, dan tanggung jawab. Namun, dalam perjalanan pernikahan, godaan dan ujian terkadang datang, sering kali tanpa kita sadari. Ada kalanya kita dihadapkan pada situasi yang menguji kesetiaan, moralitas, dan martabat kita sebagai pasangan.
Ketika seseorang tergoda oleh sesuatu yang jelas melanggar batas kesetiaan, ia sungguh sedang mengkhianati amanah yang telah diikrarkannya pada Tuhan. Ia telah diberi amanah untuk menjaga kepercayaan pasangannya—jangan sampai godaan menghancurkan segalanya. Pernikahan bukan sekadar janji, tetapi tanggung jawab moral dan spiritual, dalam Islam termasuk sebagai mitsaqan ghalizha atau perjanjian agung yang mengikat tidak hanya suami-isteri tetapi juga mereka dengan Tuhan.
Apa yang sering kali terlihat “kecil” atau “tidak serius” bisa berdampak besar pada hubungan kita. Apa yang terlihat sepele di mata kita—sebuah pesan, sebuah komentar, atau sebuah godaan—bisa menghancurkan fondasi pernikahan kita. Menanggapi godaan yang tidak pantas adalah pelanggaran terhadap batasan moral yang diciptakan sendiri. Kita semua dihadapkan pada pilihan untuk menjaga kehormatan, atau meruntuhkan martabat diri sendiri. Dan kepercayaan pasangan yang telah rusak sering kali sulit dipulihkan; luka yang diakibatkan oleh pengkhianatan emosional bisa lebih dalam daripada pengkhianatan fisik, karena menyentuh inti dari kepercayaan dan cinta dalam pernikahan.
Ada kalanya kita merasa senang karena diperhatikan atau diinginkan, tetapi perlu diingat bahwa perasaan ini sering kali bersumber dari ego, bukan cinta sejati. Kepuasan sesaat yang datang dari perhatian yang salah bisa menghancurkan banyak hal dalam hidup kita yang sebenarnya jauh lebih berharga.
Dan jika kita adalah orang tua, setiap keputusan kita akan berdampak langsung pada anak. Mereka melihat bagaimana orangtuanya memperlakukan pasangannya, bagaimana mereka merespons godaan, dan apa yang diprioritaskannya. Jangan sampai contoh yang kita berikan menjadi warisan yang buruk bagi generasi berikutnya.
Pada akhirnya, setiap pilihan yang kita buat, setiap keputusan yang kita ambil, akan membentuk hidup kita ke depan. Mari menjaga kehormatan, kepercayaan, dan tanggung jawab yang telah diberikan kepada kita, karena sekali rusak, memperbaikinya tidak akan mudah.
Terkhusus pada lelaki, suami, dan kepala keluarga, tanggung jawabmu adalah menjaga keutuhan rumah tangga dan menjauhkan diri dari godaan yang merusak. Jika kamu terus melangkah di jalan yang hina, bukan hanya hubungan pernikahan yang terancam, tetapi juga kehormatan dirimu sendiri di hadapan manusia dan Tuhanmu.
13 notes
·
View notes
Text
Bertukar Peran
Sebagai anak yang selalu merantau, saya bersyukur belakangan bisa banyak menghabiskan waktu di rumah. Dahulu, saya hampir tak pernah menyadari orang tua menua. Sekarang, saya melihat bagaimana peran yang kami jalankan perlahan mulai bertukar.
Sepanjang hidup, saya melihat ayah sebagai sosok yang selalu mandiri. Terlampau mandiri. Semua ia selesaikan, bahkan permasalahan orang lain. Ia bisa melakukan segalanya dan selalu ada untuk kami semua. Namun, belakangan saya mulai melihat perubahan yang awalnya samar tapi perlahan makin kentara.
Jarang-jarang mulai datang permintaan tolong kecil. Terasa begitu aneh karena dahulu tak pernah terucap kata tolong dari bibirnya. Anak-anaklah yang selalu merepotkan dan membutuhkan bantuan, bukan sebaliknya.
Entah mengapa, saya merasa pilu. Baru kini merasa ayah yang serba bisa mulai menua. Mungkin semua orang memang menghadapi fase ini. Herannya, peralihan kecil ini sangat berdampak bagi saya.
Begitu juga dengan ibu. Makin bergantung pada anak-anak, obat-obat, serta alat-alat lain yang identik dengan konsep sakit dan tua. Ibu yang dulu selalu aktif bersepeda hingga berjam-jam kini melangkah perlahan sembari menahan linu.
Ibu yang senang bepergian dan punya banyak kemauan kini harus berkompromi dengan tubuh dan keterbatasan kondisi. Masih punya banyak harapan dan tujuan, tapi dihalangi oleh sakit yang selalu menghantui. Seandainya saja kami anak-anak bisa membantu mengurangi semua rasa nyeri.
Dengan segala ego orang tua, mereka masih kerap menolak. Tak mau dibantu bila tak benar-benar perlu. Terkadang kami pun kurang tanggap. Tidak tahu bahwa di balik kata 'tidak usah' sebetulnya mereka butuh. Tidak tahu bahwa apa yang bisa kami selesaikan dalam sekejap adalah sesuatu yang sulit bagi mereka. Apalagi jika menyangkut teknologi yang memang kian lama makin memusingkan. Kita saja terkadang ngos-ngosan mengejar ketinggalan dari anak-anak kecil yang digital natives, bagaimana dengan mereka?
Memang hidup selalu penuh dengan perubahan. Di usia kepala tiga ini, saya merasa seperti 'baru lahir' dan harus belajar lagi memahami posisi seorang anak. Mencoba mengerti pergeseran peran dan relasi dengan orang tua. Peka adalah kuncinya. Sisanya akan berjalan baik selama ada kepedulian dan rasa cinta.
Mungkin inilah gelisah yang dirasakan para anak saat melihat orangtuanya merapuh. Selain membantu, hanya doa yang makin sering terucap. Sehat selalu, papa dan mama. Mulai kini, biarkan kami yang mengambil peranmu.
20 notes
·
View notes
Text
AKU BELAJAR BANYAK
Kurang lebih, itu yang sempat ada dipikiran ku saat berhadapan dengan curhatan orang tua :). Mereka senang sekali bercerita tentang satu sama lain, anggap saja posisiku ditengah (dan memang begitu wkwk). Kadang menjadi sebuah tantangan saat dihadapkan dengan momen yang membuatku perlu obyektif dengan isi curhatannya, membuatku banyak mewajarkan bahwa merekapun manusia yang masih belajar untuk menjadi orang tua.
Tidak semua hal yang mereka ceritakan selalu yang menyenangkan, beberapa cerita kadang tentang keresahan hati satu sama lain, entah soal bagaimana merasa gagal menjadi orang tua, atau soal lelah menyikapi realita yang tak sejalan dengan perencanaan. Kisah perjuangan dibelakang layar tentang menjadi orang tua ternyata sangat tidak bisa dianggap sepele. Semakin banyak mereka terbuka, semakin sadar bahwa mereka tidak sempurna.
Sebagai anak pertama, yang kadang berada ditengah-tengah. Belajar menjadi pendengar yang baik ternyata juga tidak mudah. Banyak hal yang berakhir dengan upaya pelapangan dan pembukaan hati, lebih dari itu aku menjadi lebih mengerti bahwa kekalahan yang aku rasakan, kekecewaan, kebencian dan ketidak setujuanku untuk beberapa hal tentang mereka, tidak semuanya dapat dibenarkan. Yang menurutku sulit, justru bagi mereka lebih sulit. Maka tidak ada upaya orang tua yang sempurna, tapi mereka selalu berusaha.
Ayah dan Ibu, dua sosok yang saling mencintai tapi kadang lupa dengan bagaimana cara memberitahukan perihal cinta. Aku belajar banyak.
26 notes
·
View notes
Text
Kesalahan Pola Asuh yang Merusak Pertumbuhan Anak
oleh: dr. Aisah Dahlan
Bisa jadi kita sebagai orang tua tidak sadar telah melakukan kesalahan. Itulah pentingnya belajar. Tujuan belajar ini agar kita tau apa saja kesalahan pola asuh yang bisa merusak pertumbuhan anak. Dalam rangka apa? Dalam rangka mengidentifikasi diri kita sendiri sebagai orang tua atau calon orang tua (bukan untuk mengkritisi orang lain) agar kita tau, paham, dan berusaha agar tidak melakukan kesalahan yang nanti akan dijelaskan di bawah. Kesalahan Pola Asuh Ada dua kesalahan parenting/ pola asuh, yaitu: toxic parenting dan hyper parenting. Apa itu?
Toxic Parenting, Apa itu?
Toxic parents: orang tua yang tidak menghormati dan tidak memperlakukan anaknya dengan baik sebagai individu. Kita perlu memperhatikan anak dari segi fisik dan mental. Setiap jaman berbeda, setiap umur, juga jenis kelamin, butuh perlakuan masing-masing. -> ini menarik untuk ditelusuri lebih jauh. next.
Mengapa penting juga memperhatikan dari segi mental agar kita tidak toxic?
Karena pola asuh toxic akan berpengaruh ke mental dan perasaan anak. Apa yang anak alami di masa kanak-kanak akan mempengaruhi kondisi dia di masa yang akan datang. Oleh karenanya, perlu kita mewaspadai perilaku kita terhadap anak.
Lalu, apa ciri-ciri toxic parents?
Ciri-ciri toxic parent yang penting untuk diperhatikan: 1) Mengutamakan kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan maupun perasaan anak Ia juga tidak berpikir mengenai dampak perilakunya terhadap anak 2) Tidak dapat memperlakukan anak dengan baik Bahkan pada tingkat yang dasar saja, spt rasa hormat dan kesopanan, mereka enggan melakukannya 3) Sulit mengendalikan emosi Ia cenderung bereaksi berlebihan dan dramatis ketika anak melakukan kesalahan. Kemarahannya sering tidak terprediksi, dia tidak segan memukul, memaki atau melakukan kekerasan lainnya 4) Suka mengontrol Orang tua toxic senang mengontrol anaknya dengan ketat. Ia akan mengatur apa yang harus dilakukan oleh anak, kapan, dan bagaimana sang anak melakukannya. Toxic parents selalu mencampuri urusan pribadi anak. 5) Selalu menyalahkan anak Atas perbuatan yang telah dilakukannya, toxic parents justru akan menyalahkan semuanya pada anak. Apapun usaha dan hasil yang dilakukan oleh anak, tidak pernah cukup baginya. Orang tua selalu mencari kesalahan dan jarang mengapresiasi anak. 6) Sering mempermalukan anak Toxics parent kerap mempermalukan anaknya dengan sangat buruk. Ia akan mengejek, merendahkan, memukul, memakin, atau meneriaki anak di depan prang lain, terutama teman-temannya, sehingga anak akan merasa sangat malu. 7) Merasa bersaing dengan anak Bukan hanya merasa benar, toxic parent akan bertindak spt orang yang sedang bersaing dengan anak. Jadi, alih-alih menyemangati dan merasa bahagia atas keberhasilan anak, ia malah membuat anak down, mengabaikannya, dan tidak suka jika anak senang. 8) Mengungkit apa yang telah diberikan kepada anak 9) Memberikan kritik berlebih 10) Egois dan kurang empati pada anak
Hyper Parenting. Apa itu?
adalah pola pengasuhan orang tua yang memiliki kontrol mutlak terhadap anak, mulai dari urusan sekolah hingga luar sekolah. adalah penerapan pola asuh yang seringkali dilakukan diluar kontrol, meskipun orang tua memiliki tujuan agar anak-anaknya bisa memiliki pencapaian terbaik.
Bagaimana itu hyper parenting?
1. Orang tua memiliki rasa cemas berlebihan terhadap sesuatu yang sedang dialami oleh anaknya. Orang tua seolah ingin selalu memastikan anaknya tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dilarang olehnya. Orang tua sangat detail spt harus mengetahui dan memastikan kondisi anaknya setiap saat. Mereka suka memberi aturan dan ingin tau apakah anaknya mengikuti atau tidak? Anaknya tunduk tidak? Yang dicek adalah kegiatan yang dilarang, dan tidak menghargai kebaikan-kebaikan anak. Dalam pola asuh hyper, orang tua hanya ingin anaknya terlihat sempurna dan dituntut sukses tanpa memikirkan perasaan anak. 2. Orang tua mudah sekali frustasi dan menganggap dirinya gagal dalam mendidik ketika perkembangan anaknya tidak sesuai keinginan. 3. Orang tua seringkali berperilaku tidak masuk akal dengan meminta anak melakukan berbagai kegiatan tanpa melihat kondisi tubuh anak.
Apa dampak hyper parenting terhadap anak?
1. Anak rentan sakit dan depresi 2. Emosi anak meledak-ledak 3. Anak tidak kreatif dan tidak ekspresif 4. Anak mempunyai kemampuan sosial yang buruk 5. Anak kehilangan waktu bermain 6. Anak memiliki hubungan yang kaku dengan orang tua
Mengapa orang tua bisa menjadi toxic?
Karena ada gangguan pada otaknya. Bisa terjadi karena ada trauma atau ada gangguan kejiwaan. Bisa karena kecilnya juga ada luka pengasuhan, diabaikan, ada kekecewaan, kesedihan mendalam, traumatik yang sangat. Pola ini harus dihentikan dan distop, tidak diturunkan ke anaknya.
Demikian untuk dijadikan pembelajaran agar tidak demikian source: https://www.youtube.com/watch?v=-gZZ8tZtCSw
10 notes
·
View notes
Text
Tuhan,
Saya pernah berkhayal memiliki keluarga yang terasa hangat, harmonis dan saling melengkapi. Saya pernah berharap agar bisa dipertemukan dengan orang yang bisa menjadi pertama dan terakhir di hidup saya. Saya pernah memiliki keyakinan yang cukup besar kalau saya bisa membahagiakan orang tua saya.
Saya menahan sakit itu sendirian disaat saya tau nyatanya keluarga saya tidak utuh, tidak ada sandaran untuk saya berlindung di saat orang lain menghancurkan saya. Dan disaat keyakinan yang saya miliki itu pupus begitu saja.
Saya masih berproses untuk menjadi baik tapi tidak bisa dipungkiri kalau saya sudah terlanjur sakit. Saya menutup diri terlalu jauh karena saya malu dan takut. Senyum dan tawa yang terukir dalam diri ini semata-mata hanya untuk mengingatkan ke diri sendiri bahwasanya saya boleh untuk merasa senang.
Hidup selalu tidak adil di mata saya Tuhan tapi disisi lain saya juga berusaha untuk menepis pikiran itu karena saya masih percaya "semua akan indah pada waktunya". Saya mencoba untuk ikhlas dan berusaha menikmati sesak yang saya rasakan setiap waktu. Jiwa yang mungkin saja sudah mati beserta luka batin ini semoga ia lekas membaik nantinya.
3 notes
·
View notes
Text
Menjadi, orang-tua?
Di perjalananku pulang dari rantauan, duduk di bangku tunggu bersama calon penumpang lainnya, aku melihat banyak momen. Seorang anak yang sedang berlari bahagia sebab senang keramaian dengan disusul teriak khawatir orang tuanya. Seorang ibu menggendong dan menimang anaknya yang menangis sebab bingung dengan keramaian. Seorang ayah yang mengambil alih anak menggendong anaknya sebab sang istri lelah dan mau tertidur sebentar.
Ah, jadi orang tua itu unik, ya?
Walau saat ini aku belum menjadi orang tua, tapi menurutku setelah melihat orang-orang di sekitar, menjadi orang tua itu pengalaman hidup yang luar biasa. Penuh tantangan dan kasih sayang. Sebab ini merupakan perjalanan seumur hidup untuk membesarkan anak dan membantu mereka berkembang menjadi individu yang mandiri serta bahagia. Setiap orang tua memiliki pengalaman yang berbeda-beda, dan tidak ada cara tunggal yang "benar" untuk membesarkan anak. Inilah yang membuat perjalanan ini begitu istimewa.
Namun, apakah semua yang punya anak sudah siap menjadi orang tua?
Ada banyak pertimbangan yang harus dimatangkan sebelum menjadi orang tua. Bukan berarti perhitungan dan berbagai asumsi negatif. Namun menjadi orang tua tidak sesederhana itu. Ini menyangkut keberlangsungan hidup anak dan tanggung jawab atas anak yang hadir.
Komitmen seumur hidup. Ya, menjadi orang tua bukan seperti bermain rumah-rumahan dengan boneka ketika masih kanak-kanak. Menjadi orang tua adalah tanggung jawab jangka panjang. Ini membutuhkan dedikasi, kesabaran, dan cinta tanpa syarat.
Belajar terus menerus. Tidak ada orang tua yang sempurna, dan setiap anak itu unik. Orang tua akan terus belajar dan tumbuh bersama anak.
Keseimbangan dalam hidup. Menjadi orang tua dapat membuat hidup bertambah sibuk. Penting untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan anak dan kebutuhan diri sendiri untuk terciptanya "lingkungan" yang sehat.
Memenuhi kasih sayang. Menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada anak adalah salah satu hal terpenting yang harus dilakukan sebagai orang tua.
Selain beberapa pertimbangan di atas, ada juga beberapa sumber daya untuk melengkapi perjalanan menjadi orang tua seperti buku dan artikel tentang pengasuhan, kelas parenting, komunitas orang tua dan tenaga profesional kesehatan. Di tahun 2024 ini sudah banyak orang yang peduli dan berbagai pihak turut menyediakan hal tersebut. Aku juga menemukan beberapa tips dari berbagai pihak tersebut untuk menjadi orang tua yang baik:
Penuhi kebutuhan dasar anak. Ini termasuk makanan, tempat tinggal, keamanan dan kasih sayang.
Tetapkan batasan yang jelas dan konsisten. Anak-anak membutuhkan batasan untuk membantu mereka merasa aman dan belajar tentang tanggung jawab.
Jadilah teladan yang baik. Anak-anak belajar dengan mengamati orang tua mereka. Pastikan untuk mempraktikkan perilaku yang ingin dilihat pada anak.
Habiskan waktu berkualitas dengan anak. Luangkan waktu setiap hari untuk terhubung dengan anak Anda dan melakukan aktivitas yang Anda berdua nikmati.
Bersikap sabar dan pengertian. Anak-anak terkadang membuat kesalahan. Penting untuk bersabar dan pengertian saat mendisiplinkan mereka.
Meskipun menjadi orang tua itu penuh tantangan, ini juga merupakan pengalaman yang luar biasa penuh kasih sayang dan kebahagiaan. Dengan menerima keunikan, perjalanan ini dapat lebih ternikmati prosesnya dan membangun hubungan yang kuat serta langgeng dengan anak.
3 notes
·
View notes
Text
Belajar Mengubur Mimpi, Belajar Menjadi Tua
Sebagai orang jawa, kurang lengkap kalo engga pernah pekewuh, ya termasuk pekewuh mengomunikasikan impian dan cita sendiri demi mewujudkan impian dan cita orang lain
Menjadi seorang yang punya jabatan dalam lembaga atau organisasi tertentu sangat tidak salah apabila berusaha mengedepankan impian dan cita para anggota ataupun staffnya. Karena pasti demikian bentuk rasa ayom yang coba untuk dihadirkan (kecuali bukan), baik untuk mengembangkan soft atau dan hard skill mereka, maupun sekedar menciptakan rasa nyaman dalam bekerja, dsb. Ya, dengan asumsi, siapa yang tidak antusias mengejar impian dan cita cita nya? oh ada? oke pengecualian.
Namun ingat, lantas bukan menjadi alasan bagi kita untuk mengubur impian dan cita kita sendiri. Terlebih oleh rasa sungkan menyampaikan masukan, saran, dan kritik yang membangun. Eh atau mungkin begini.
Namun ingat, 'membiarkan' tidak selalu menjadi opsi yang terbaik dalam mengembangkan kapasitas anggota, atau bahkan mungkin yang terburuk(?). Terlebih hanya dikarenakan rasa sungkan menyampaikan masukan, saran, dan kritik yang membangun. Karena kita juga semestinya berperan bukan baperan, agar pengembangan yang terjadi sesuai dengan apa yang kita impikan, eh atau begini,
Agar nilai yang kita anggap baik bisa bertahan atau bahkan berkembang dan berlaku sebaliknya bagi nilai yang sebaliknya.
Tapi tapi tapi, pekewuh juga bukan tanpa sama sekali alasan yang dapat dibenarkan, percayalah sekecil apapun usaha, bermakna. Dan seringkali rasa ewuh berlandaskan harapan untuk tidak mengganggu, untuk tidak menyinggung, untuk berharap agar yang bersangkutan bisa berbenah tanpa kita melakukan hal yang tak perlu, dan untuk mampu menghadirkan suasana senang dan kondusif tanpa tekanan agar orang tetap merasa nyaman. Ya kan? dan itu baik, saya kira.
Tapi semua ada ambang batasnya, dan bagaimana apabila ada usaha yang mampu kita upayakan untuk tetap memberikan kenyamanan dalam ambang batas toleransi tanpa mengesampingkan impian kita sendiri, Eh, tapi kita tidak melakukannya? Ya Sesal. Tapi ada. Komunikasi sedini mungkin dengan tutur kata yang baik. Insyaa allah akan lebih dimengerti.
Tapi akan terdengar naif apabila kita tetap berharap tidak menyinggung sama sekali. Lebih baik bersiap untuk yang terburuk daripada sekedar berharap untuk yang terbaik. Walau keduanya bukan untuk saling bertentangan juga si. Jangan terlalu banyak mengubur mimpi, eh mungkin begini
Jangan terbiasa mengubur mimpi, atau kita semakin cepat menua. Kayak saya.
Kalo kata idgitaf, banyak mimpi yang terkubur, mengobarkan waktu tidur, ku tak tau apa lagi yang kan kukejaaar ooo... takut tambah dewasa, takut aku kecewa, takut tak. seindah yang kukira
btw saya buka jasa foto, kontak saja, kalo butuh porto nanti saya kirimkan, semangat.
8 notes
·
View notes
Text
Hubungan Songsang Isteri Di Pejabat
Saya bekerja sebagai seorang kerani akaun di sebuah kilang membuat bingkai gambar di pekan tempat tinggal saya sekeluarga. Saya terpaksa bekerja bagi membantu suami saya yang bergaji kecil untuk menyara kehidupan kami sekeluarga. Kilang tersebut tidak lah begitu besar. Kilang tersebut di miliki oleh seorang tauke cina bernama Mr Lim. Sudah hampir enam tahun saya bekerja dan hanya saya seorang yang berbangsa Melayu yang bekerja di situ di bahagian pentadbiran kilang itu bersama dua orang gadis cina.
Seperti biasa setiap hari suami saya akan menghantar anak-anak kami ke sekolah serta saya ke tempat kerja terlebih dahulu sebelum beliau pergi berkerja. Beliau berkerja syift di sebuah kilang yang lain . Pada hari itu saya berasa berat hati untuk pergi bekerja kerana merasa kurang sihat. Tetapi memandangkan hari itu saya perlu menguruskan laporan tahunan syarikat, maka terpaksalah saya gagahkan diri untuk hadir ke pejabat. Kebetulan pada pagi hari itu syarikat kami akan menerima seorang pengurus baru iaitu Mrs Lim yang juga merupakan isteri kepada tauke Lim yang terpaksa menguruskan cawangan baru syarikatnya yang beroperasi di Medan Indonesia. Semasa bertemu dengan kami pada hari pertama dia melaporkan diri, beliau ada bertanya kepada saya tentang siapa lagi yang berada di pejabat pada hari itu, dan saya beritahu dia bahawa hanya saya dan Swee Lan yang bertugas manakala Vivian pula mengambil cuti sakit. Beliau kemudian mengarahkan saya untuk membawa masuk semua fail-fail dokumen laporan akaun syarikat ke dalam bilik pejabatnya.
Mrs Lim mempunyai bentuk potongan badan yang seksi serta memiliki raut wajah yang ayu dan manis. Beliau memiliki ijazah di dalam bidang pentadbiran perniagaan dari Australia. Dia merupakan isteri kedua kepada tauke Lim dan di dalam usia di awal 30-an, beliau masih kelihatan muda. Kedutan dan garis-garis ketuaan masih belum kelihatan di wajah nya yang putih bersih itu. Beliau sentiasa berpakaian cantik dan anggun apabila ke pejabat. Saya selalu membiasakan diri saya kakak apabila berbicara dengannya kerana usia saya yang lebih tua sedikit daripada nya dan beliau amat senang menerimanya.
Semasa saya sedang duduk di meja kerja saya, dia datang menghampiri saya dan berdiri di sebelah saya sambil menundukkan kepala dan badan nya rapat kepada saya untuk menerangkan apa yang perlu saya buat. Saya tercium bau minyak wanginya yang mahal.Harumannya yang keras itu menyucuk ke lubang hidung saya.Saya terpandang akan rakan sekerja saya, Swee Lan dan Vivian sedang memandang sesama sendiri sambil tersenyum sinis.Saya naik hairan melihat mereka berpandangan seperti itu. Setelah selesai memberi penerangan kepada saya kemudian dia masuk ke biliknya.
Pada satu hari selepas saya dan Swee Lan balik dari minum petang di kantin, beliau menelefon di sambungan talipon saya dan menyuruh saya masuk ke biliknya. Ketika saya masuk kedalam biliknya saya lihat dia sedang menyapu bedak ke muka nya. Di atas meja nya ada beberapa lagi alat mekap seperti lipstick dan pemerah pipi. Saya rasa dia sedang bersiap-siap untuk pulang.Beliau mempelawa saya duduk di sofa sambil beliau bangun serta mengunci pintu bilik pejabat, dia kemudian menghulurkan kepada saya sekeping album yang mengandungi gambar-gambarnya ketika bercuti di luar negeri.Kemudian dia duduk di sebelah saya. Terlalu rapat saya rasakan dan seolah-olah dia bersandar di atas tubuh saya ini.Dia menunduk sedikit untuk melihat album gambarnya. Saya terus menyelak lagi halaman album foto itu. Saya rasa Mrs Lim semakin merapatkan tubuhnya kepada saya. Pada kali ini, saya terasa buah dadanya menikam nikam di bahagian belakang tubuh saya. Saya juga dapat merasa degupan jantungnya yang kencang itu. “Kau cantik Kak Imah” katanya kepada saya.Saya menoleh serta senyum kepadanya dan beliau kemudian membisikan sesuatu ke telinga saya. “ Apa!!..”kata saya terkejut serta beristighfar panjang hingga terjatuh foto album itu ke lantai apabila terdengar bisikannya yang meminta saya menanggalkan seluruh pakaian saya hingga ke pakaian dalam saya. Saya berkali-kali cuba menolak serta membantah permintaan nya dan ini membuat dia mula naik marah dan mula mengugut untuk memecat saya. Saya mula sebak dan serta merta teringatkan akan suami serta anak-anak saya di rumah yang masih bersekolah dan terkenangkan bagaimana nasib mereka jika saya kehilangan pekerjaan nanti. Akhirnya saya patuh. Tudung,baju,kain coli serta seluar dalam habis saya lucutkan. Betapa malu nya saya kerana terpaksa bertelanjang bulat di hadapan boss saya sendiri yang juga seorang wanita .Saya segera menutup buah dada serta faraj saya dengan kedua-dua tapak tangan saya. Kami rebah bersama di atas sofa. Beliau kemudian dengan nafsu menggebu-gebu menciumi seluruh tubuh saya dengan tanpa merasa malu dan jijik. Saya hanya mampu memejam rapat mata saya dan sesekali terbuka dalam keadaan amat ghairah menahan kegelian serta keghairahan nafsu yang lain dari yang lain dan berbeza dari apa yang saya alami ketika saya berhubungan dengan suami saya.Bermula dari ramasan di tangan di ikuti oleh kucupan yang panas serta sondolan hidung nya ke dada saya yang membengkak itu. Beginikah rasanya apabila di gomol oleh seorang perempuan,bisik saya di dalam hati.Dengan terpaksa pula saya melayani nya bagaikan di rasuk. Segala aksi dari kami terhenti sebentar. Telefon bimbit nya yang dia letak di atas mejanya berbunyi berdering-dering. Dengan malasnya serta acuh tak acuh dia bangun dari baringannya untuk menjawab panggilan daripada pelanggannya . Setelah dia membetulkan rambut serta pakaiannya, sebelum keluar dari bilik dia melepaskan sebuah ciuman kepipi saya dan meminta saya mengenakan semula pakaian saya , kemudian dia terus meninggalkan saya untuk bertemu pelanggannya itu. Selepas berpakaian semula, saya terus menuju masuk ke bilik air dengan fikiran yang keliru .
Hubungan asmara saya dengannya seterusnya berlaku di dalam keretanya, ketika saya diminta untuk menemaninya keluar makan malam bersama beberapa orang pelanggan dari Hong Kong di sebuah restoran makanan Cina di pekan itu. Selepas kami selesai makan malam bersama pelanggan-pelanggan tersebut , beliau memandu kereta mercedes nya ke satu tempat parking yang agak sunyi dari laluan orang ramai dan berkeadaan gelap. Semasa di dalam kereta itu kami berbual-bual sambil mendengar lagu-lagu berentak evergreen dari alunan set radio keretanya yang canggih. Kemudian jejari halusnya mula meramas dan mencium buah dada saya yang menonjol di dalam baju dan kemudian dia semakin berani menyelak kain saya sambil menundukkan kepalanya untuk mencium faraj saya yang masih bertutup dengan seluar dalam serta di seluruh tubuh saya yang masih di baluti pakaian itu dan kemudian dia mengelus-gelus faraj saya sambil membisikan sesuatu di telinga saya untuk memberitahu saya supaya menikmati segala apa yang akan dia berikan pada saya nanti.Tangannya kemudian menanggalkan seluruh pakaian saya dan mencampakan nya ke kerusi belakang kereta serta dia merebahkan kerusi empuk kereta nya yang saya sedang duduk ketika itu dan mulut nya mula liar menyentuh,mengigit dan menjilat leher saya yang jinjang. Entah syaitan apa yang mengoda saya pada malam itu dan saya turut menikmati segala perlakuannya dan sentuhannya terhadap diri saya sehingga saya turut membalas segala serangan yang di lakukan nya terhadap diri saya. Saya yang telah seperti hilang rasa hormat padanya dan berlakulah pergelutan antara kami berdua. Kalau dia telah menelanjangi saya dan kini tiba lah giliran saya untuk menelanjangi nya pula. Dan apabila kami yang sama-sama dah tak berpakaian lagi, maka pergelutan antara kami menjadi bertambah ganas.Pergerakan jejarinya lancar keluar masuk faraj saya yang telah basah lenjun itu.Beliau telah berjaya menjadikan saya bagaikan ikan yang mengeliat, sedang menarik nafas-nafas terakhirnya.
Hampir lebih setengah jam kami bertarung barulah segala-galanya selesai. Selepas itu kami sama-sama terdampar kepenatan dan buat seketika kami biarkan tubuh kami yang berbogel itu terdampar di atas kerusi empuk keretanya itu tanpa menutup tubuh kami dengan sebarang kain. Selepas itu kami mula bergerak dan mengenakan pakaian masing-masing Pada ketika itu mulalah terbit perasaan malu saya terhadap nya tetapi dia tak kisah dan mengucapkan terima kasihnya pada saya.Saya hanya tersenyum dan di sebaliknya saya rasa puas dan kalau boleh saya mahu mengulangi perbuatan tersebut lagi tapi takut untuk meluahkannya kerana masih lagi wujud perasaan malu di hati saya. Dia cukup pandai membangkitkan hasrat wanita saya walaupun hanya dengan menggunakan jejarinya sahaja. Beliau kemudian menghantar saya pulang ke rumah pada malam itu.
Hubungan terkutuk itu tidak hanya berlaku setakat itu. Sebaliknya Mrs Lim menjadi-jadi gatalnya dan setiap kali ada peluang pasti dia akan mengajak saya melakukannya samada di pejabat atau di rumahnya diwaktu ketiadaan suami nya.Selama saya bekerja dan berada dalam pelukan serta dakapannya itu, saya telah di berikan kerja yang senang di pejabat serta kenaikan gaji yang lebih. Saya dapat membantu menaikan taraf ekonomi keluarga saya.Kini saya mampu membantu suami saya untuk membayar ansuran sebuah kereta Proton Waja.
Selepas beberapa kali saya menjalinkan hubungan tersebut bersamanya saya mula menjadi kurang bertenaga. Seluruh badan saya menjadi lemah dan mata saya pula mula cengkung. Setiap kali saya batuk pasti akan mengeluarkan kahak serta lendir yang pekat. Saya mula merasa takut dan seram kalau manalah tahu saya di serang oleh penyakit yang ada kaitannya dengan hubungan sonsang tersebut. Tergerak di hati saya untuk mendapatkan rawatan doktor di hospital. Tetapi apabila di fikirkan malu saya membatalkan hasrat tersebut sebaliknya hanya membeli ubat dari kedai ubat Cina setelah mendapat nasihat daripada Swee Lan. Setelah beberapa kali memakan ubat Cina tersebut, saya mula beransur pulih dan kembali bertenaga.
Mungkin petunjuk dan pembalasan Tuhan itu mula menimpa saya.Pada suatu petang, sementara menunggu waktu habis berkerja. Saya telah memasuki bilik air wanita untuk bersolek dan semasa saya tengah membetulkan kain tudung saya, tiba-tiba Mrs Lim masuk dan saya menoleh sambil senyum kepadanya. Beliau membalas senyuman saya itu dan kemudian dia merapati dirinya kepada saya dan lantas merapatkan dagunya ke dada saya dan sambil tangan nya liar memeramas-ramas punggung serta buah dada saya. Saya memberitahu dia yang saya keletihan dan tak ada mood untuk memenuhi hajat nafsu sonsangnya pada petang itu. Tetapi, tiba-tiba saya rasa ada satu rangsangan yang sedang menjalar didalam diri saya dan di saat itulah saya rasa jejari nya membelai pipi,hidung, dagu dan seterusnya ke tengkuk saya. Saya kaku. Saya tak mampu menolak hasratnya kerana dia cukup pandai memujuk serta merangsang saya hingga saya tidak dapat mengawal diri .Beliau lantas mengajak saya masuk kedalam salah satu bilik stor di sebelah tandas wanita itu.Saya yang bagaikan di cucuk hidung, menurut saya apa kehendaknya itu.
Sedang kami sibuk berasmara,tiba-tiba muncul seorang pengawal keselamatan wanita jalan melintas di hadapan bilik stor tersebut dan beliau terkejut kerana terdengar bunyi rengekan dan di ikuti oleh erangan bernafsu dari dalam bilik stor itu dan apabila beliau menolak pintu bilik stor tersebut yang lupa di kunci oleh kami ketika itu, beliau tergamam melihat saya dengan Mrs Lim tengah seronok berpelukan dengan keadaan kami yang berbogel serta sedang saling menindih dengan saling memuaskan nafsu kami antara satu sama lain.Kami berdua menjerit kerana terkejut dengan kehadirannya dan saya segera menolak Mrs Lim ke tepi dan terus mencapai pakaian saya yang bertaburan dalam bilik itu sambil beristighfar panjang serta mengenakannya semula pakaian saya, begitu juga dengan Mrs Lim. Ketika itu saya tak dapat bayangankan betapa hinanya diri saya ini. Makcik guard tersebut menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mulutnya tidak lepas-lepas mengucapkan Istifar. Ternyata dia amat terkejut dengan apa yang telah di lihatnya dan beliau sempat memarahi saya dan bersyarah kepada saya tentang hukum hakam serta soal syurga dan neraka kepada saya. Saya membalas syarahannya itu dengan minta dia supaya jangan suka menjaga tepi kain orang lain. Mrs Lim yang juga tengah panik dan malu ketika itu segera memohon maaf daripada makcik guard tersebut dan beliau seterusnya meminta dia jangan membuat kecoh serta memujuk dia supaya jangan memberi tahu sesiapa, terutama suaminya tentang apa yang kami berdua telah buat pada petang itu. Beliau kemudian meminta Makcik guard tersebut supaya menunggunya di pejabat sementara dia siap berpakaian. Semasa berada di bilik pejabatnya dia sekali lagi merayu kepada makcik guard tersebut agar menyimpan rahsia itu dan dia mengeluarkan lima keping duit not RM100 dari beg tangannya untuk di berikan kepada makcik guard itu supaya dia merahsiakan hal skandal tersebut.
Semasa keluar dari bilik pejabat Mrs Lim, makcik guard itu yang tidak puas hati dengan perbuatan mungkar kami itu telah terserempak dengan saya di pintu pagar kilang itu dan beliau terus menghemburkan kata-kata kesat terhadap saya dan mencerca hal peribadi saya lagi dengan memanggil saya perempuan sundal. Saya serta merta naik marah serta geram terhadapnya, membalas segala tuduhan dari nya dan tercetuslah perang mulut antara saya dengannya, lantas saya mencapai kasut tumit tinggi saya serta membaling ke arahnya dan nyaris-nyaris mengenai dirinya. Semasa perang mulut tersebut berlansung beberapa pekerja-pekerja kilang yang ketika itu sedang berkumpul di tempat punch card untuk pulang kerja, datang untuk melihat pertengkaran kami . Mereka cuba meleraikan pertelingkahan kami itu dan apabila terlihat kelibat Mrs Lim yang keluar dari dalam pejabat setelah mendengar kekecohan tersebut, kesemua mereka bersurai dan Mrs Lim segera memanggil pengawal keselamatan lain untuk mengusir makcik guard tersebut dari situ dan setelah itu beliau segera pergi mendapatkan saya untuk memujuk, serta mententeramkan diri saya yang tengah menangis dan geram itu dan beliau kemudian meminta suami saya yang baru sampai ketika itu untuk membawa saya pulang.
Ketika dalam perjalanan pulang di dalam kereta suami saya bertanya kepada saya tentang dan punca pertengkaran yang melibatkan saya itu. Saya yang tengah panas hati dan geram itu serta wajah yang merah padam memberi alasan kepada suami saya yang pertengkaran pada petang itu hanya melibatkan hal-hal peribadi yang kecil sahaja dan saya katakan padanya yang makcik guard tu memang menghidap sakit mental. Dalam hati kecil saya berkata nasib baik suami nya tidak tahu tentang hal sebenar tentang dirinya yang tertangkap basah ketika bersama Mrs Lim pada petang itu.
Sewaktu di pejabat, kadang-kadang saya perasan yang teman sekerja saya dan ada juga pekerja-pekerja lain yang tersenyum sinis serta berbisik sesama mereka apabila melihat saya keluar minum bersama Mrs Lim di kantin. Mungkin mereka umpat tentang diri saya kerana mereka telah berada di tempat kejadian pertengkaran antara saya dengan makcik guard yang di pecat itu tempoh hari dan mereka mungkin terdengar perihal perbuatan lesbian saya bersama Mrs Lim di dalam bilik stor pada hari itu. Saya tabahkan hati saya kerana mereka ni mungkin hanya mendengar cerita dan membuat andaian sahaja dan tidak melihat apa yang sebenar berlaku dengan mata mereka sendiri, bermakna mereka ini tiada bukti untuk melibatkan diri saya didalam kemungkaran tersebut. Saya berasa lega di hati kerana rahsia diri saya akan tersimpan rapi dan tidak akan sampai ke pengetahuan suami saya setelah mendapat tahu bahawa makcik guard tersebut telah pun di bunuh oleh gangster upahan yang telah di upah oleh Mrs Lim untuk menutup rahsianya.
Kadang-kadang bila saya fikirkan kembali tentang rumahtangga saya,timbul rasa simpati dan kasihan pada suami saya kerana saya telah menduakannya.Saya juga takut kalau hubungan sonsang saya ini akan memberi kesan buruk terhadap anak-anak saya yang masih kecil serta memerlukan kasih sayang dari saya sebagai ibu mereka . Sebenarnya saya juga masih memerlukan sentuhan seorang lelaki daripada suami saya. Terus terang saya katakan,saya memang mahu menamatkan segala petualang saya ini dan sudah tidak tertahan dengan kehidupan sedemikian, namun saya takut untuk memulakannya.Saya masih menjalankan kewajipan saya terhadap suami serta anak-anak saya dan di waktu yang sama saya terus menjadi perempuan simpanan kepada Mrs Lim.
Hampir setahun kemudian, saya memberitahunya yang saya telah hamil dua bulan. Saya amat gembira jika saya sudah melahirkan anak nanti, saya boleh mengusir Mrs Lim keluar dari kehidupan saya. Malang sekali, petang itu semasa di dalam bilik pejabat nya, Mrs Lim memeluk saya dalam keadaan amat gembira kerana mendapat tahu diri saya yang telah hamil….
Nampaknya walaupun saya sudah ada anak kecil nanti, Mrs Lim tetap tidak dapat mengikis perhatiannya terhadap saya. Tak tahu apa lagi caranya nak buat supaya Mrs Lim keluar dari kehidupan saya….
5 notes
·
View notes
Text
Anthropomorphism
Pernah merasa sayang atau suka pada binatang karena tingkahnya yang konyol? Apalagi ketika mereka mulai bertingkah manja dan menggemaskan seperti bayi yang polos? Itulah antropomorfisme. Kecenderungan kita melekatkan emosi pada spesies atau benda lain yang bukan manusia.
Pada awalnya konsep ini mungkin terkesan sederhana dan tidak melukai siapapun. Saat anak kecil memukul atau menindih hewan peliharaan, orang tua sering berkomentar, "Jangan, adik kalau dipukul kan juga sakit!" Anak-anak kemudian belajar bahwa hewan sama seperti manusia. Mereka kemudian belajar bahwa hewan bisa merasa senang, marah, dan bosan seperti manusia. Sayangnya, ada hal penting yang luput dari proses pembelajaran ini. Manusia dan hewan tidak berpikir dan berproses dengan cara serupa. Pemaksaan untuk melekatkan sifat-sifat manusiawi pada hewan adalah sesuatu yang berbahaya.
Contoh sederhananya, kita sering menilai tingkah tertentu hewan sebagai 'bahagia' atau 'tersenyum', padahal nyatanya mereka sedang marah atau takut. Beberapa contoh yang pernah viral di internet misalnya tentang beluga yang dikira sedang 'bermain' tetapi ternyata marah pada anak-anak (bisa dibaca di sini) atau kungkang yang terlihat imut karena mengangkat tangannya padahal itu merupakan postur defensif (video singkat bisa dilihat di bawah). Mungkin ada banyak contoh lain yang belum saya ketahui, tapi pesannya sama; kita tidak bisa menerapkan standar manusia pada spesies lain.
Banyak orang merasa bisa 'melindungi' dan memberikan hidup yang baik pada hewan-hewan liar dengan standar yang kita terapkan pada hewan peliharaan atau diri sendiri. Padahal, masalahnya tidak sesederhana itu. Setiap hewan memiliki kecerdasan yang berbeda. Mereka berpikir dan berkomunikasi dengan cara unik. Salah satu informasi yang bisa menyadarkan kita adalah bagaimana paus berbicara dengan dialek serta aksen khas.
Paus adalah mamalia laut yang sangat cerdas. Penelitian bertahun-tahun menunjukkan bahwa kelompok paus yang hidup di daerah tertentu berbicara dengan dialek yang sama. Jadi, kita bisa menerka paus ini berasal dari mana berdasarkan caranya bernyanyi. Lebih gilanya lagi, orca atau paus pembunuh bahkan bisa belajar dan meniru bahasa lumba-lumba! Tetapi masih banyak orang yang merasa mereka hanya sekumpulan ikan besar yang sekadar hidup untuk makan dan berenang!? (Saya sisipkan satu video keren mengenai hal ini).
youtube
Bila kita menangkarkan binatang-binatang sosial yang cerdas ini dalam sebuah kolam kecil, bayangkan betapa depresinya mereka. Hewan sepintar ini dikurung dalam ruangan kecil tanpa stimulasi? Bagaimana kalau manusia yang dipaksa hidup dalam satu ruangan kecil seumur hidupnya? Apakah itu yang dimaksud dengan melindungi?
Saya bisa menceritakan berbagai macam hal menakjubkan lain tentang hewan-hewan di sekitar kita. Bukan hanya itu, tanaman pun menyimpan sejuta cerita yang tak kalah mengagumkan. Saya akan beri tahu satu yang paling keren. Tanaman tomat bisa berkomunikasi satu sama lain. Ketika ada beberapa tanaman yang diserang hama, tanaman-tanaman tomat lain di ladang yang sama akan memproduksi zat yang menangkal hama tersebut!? Dan kita manusia menganggap mereka hanya dedaunan yang tak bisa apa-apa!? (salah satu jurnal yang membahas tentang hal ini bisa di baca di sini).
Pengetahuan semacam ini seharusnya membuka mata kita. Makhluk hidup lain, entah hewan maupun tanaman, masing-masing memiliki hidup-kecerdasan-kemampuan yang unik. Walau bagi kita mereka mungkin hanya binatang atau pohon yang remeh, sangat mungkin mereka memiliki kemampuan yang terasa seperti superpower bagi manusia.
Sedikit bergeser sudut pandang, antropomorfisme juga boleh dibilang merupakan salah satu alasan kuat mengapa manusia lebih peduli dengan binatang peliharaan dibandingkan hewan liar. Kita merasa hewan bermata besar, berbulu halus, dan berkelakuan sesuai kemauan adalah jenis peliharaan ideal. Jika binatang ini berlaku 'nakal' atau 'jahat', berarti mereka bukan 'teman' yang baik. Menurut saya pemikiran ini absurd, memang mereka berevolusi untuk hidup berdampingan dengan manusia. Namun, sungguh aneh kalau kita memaksakan seluruh standar manusia kita untuk mereka. Lebih jahatnya lagi, kita hanya peduli pada hewan yang sesuai dengan standar itu. Jika ada hewan buas menakutkan, dibunuh tidak apa-apa. Tetapi kalau ada anjing atau kucing terluka, semua orang berbondong-bondong fundraising. Bukan hanya pada manusia lain, ternyata pada spesies lain pun kita juga rasis (speciesism lebih tepatnya).
Mungkin orang kemudian berargumen, ada juga lho orang yang suka memelihara hewan liar. Kan itu bukti bahwa hewan tidak harus imut? Anda perlu mempertanyakan ulang motif dan pola pikir manusia. Kebanyakan orang yang suka hewan liar cenderung merasa berkuasa atau dominan jika bisa menangkap/membunuh/menjinakkan hewan-hewan tersebut. Jadi, ini adalah upaya menundukkan spesies lain, satu hal yang berbeda dengan topik utama kita. Dari sudut pandang antropomorfisme, manusia justru melakukan hal ini karena hewan-hewan liar tidak terlihat seperti kita. Manusia merasa perlu menaklukkan makhluk eksotis untuk menunjukkan dominasi tanpa merasa bersalah atau kasihan. Itu juga sebabnya kita merasa lebih iba pada orangutan dibandingkan macan atau badak yang hendak punah, bukan?
Saya tidak menyangkal bahwa secara naluri, manusia memang lebih tertarik pada hewan yang lucu. Namun, memahami 'kelemahan' ini seharusnya membuat kita lebih bijak dalam menjalin hubungan dengan berbagai spesies lain di bumi ini. Masih ada terlalu banyak hal yang misterius dan hebat tentang mereka. Ironisnya, kita lebih sering mencoba melekatkan dengan paksa segala hal yang 'manusiawi' pada binatang. Sampai kapan kita hendak memaksakan standar bodoh itu pada berbagai macam keunikan mereka? Bukankah katanya kita adalah spesies yang paling pintar?
15 notes
·
View notes
Text
Surat cintaNya
"Allah ternyata seromantis dan sesayang itu pada hamba-hambaNya"
Waktu hari Sabtu pekan lalu, aku insecure sama diri aku dan merasa ngga berguna banget jadi anak. Awal mula ceritanya begini, mama aku menerima jahitan dari para tetangga. Tapi, berhubung udah mau habis bulan Ramadhan jadi setelah lebaran baru mamaku bisa menerima orderan jahitan lagi. Sudah beberapa tetangga yang jadi langganan mama datang terpaksa harus ditolak dengan alasan mama mau fokus ibadah dan mau buat kue lebaran sehingga ngga ada waktu buat menjahit.
Karena kejadian ini sering berulang beberapa kali sejak mama menerima orderan jahitan, akhirnya kalimat yang digaungkan di rumah oleh bapak, "Seandainya kamu udah bisa menjahit, kalo mamamu sibuk kamulah yang menerima jahitan. Kalo sering nolak jahitan kayak gini malah seperti nolak rejeki". Kadang wajah bapak tersenyum jahil atau bisa juga terlihat serius saat mengatakannya.
Aku tau maksud bapak baik ngomong kayak gitu supaya aku jadi punya keinginan buat belajar menjahit. Tapi, aku belum berani belajar menjahit karena aku merasa ngga pede buat pake mesin jahit, takut mesinnya rusak. Toh, kalaupun aku pintar menjahit aku rasa aku juga ngga bisa nerima orderan jahitan akhir-akhir ini karena aku juga sibuk penelitian dari pagi sampai sore dan biasanya pulang malam.
Menjelang buka puasa, mama masak dan aku nyuci piring. Lalu, mama bilang "Mama ngga bisa nerima jahitan dulu karena mau fokus tadarrusan sampai tamat, belum lagi bikin kue sama badan mama kadang pegal-pegal jadi ngga ada waktu buat menjahit dulu. Seandainya kamu pintar menjahit, kamu aja yang terima jahitan hehehe".
Dari situ aku jadi kepikiran dan aku pun bilang, "Maaf ya ma, aku ini jadi anak bukan pembawa rejeki malah jadi penghalang rezeki. Aku belum bisa bantu mama menjahit."
Mama yang mendengarnya sontak saja bilang, "Jangan bilang gitu, nak. Ngga ada loh anak yang menjadi penghalang rezeki buat orang tuanya. Tiap orang bahkan anak sekalipun punya rezekinya masing-masing. Misalnya, mama rezekinya bisa melalui jahitan Mama dan kamu dapat rezeki dari orang tua kamu yaitu Mama sama papa. Mama ngga mau dengar kayak gitu lagi, ok?"
Aku sempat meneteskan air mata saat mendengar mama bilang begitu dan aku sembunyi-sembunyi buat hapus air mataku. Malamnya, saat pulang dari mesjid aku tadarrusan. Entah mengapa, sebelum ngaji aku kepikiran buat nyari irama ngaji dan bacaan yang benar dari bacaan yang saat ini aku baca di al-Qur'an. Kayaknya ada sekitar sepuluh menit aku berkutat dengan YouTube dan al-Qur'an. Lalu aku pun mulai mengaji. Setelah ngaji, aku pun baca terjemahan dari ayat yang aku baca. Terjemahnya kayak begini:
Seketika itu juga aku beristigfar dan merasa Allah menunjukkan aku kuasanya bahwa ini teguran dariNya karena berkata yang tidak-tidak waktu sebelum buka puasa. Aku merasa seperti dikirimkan surat cinta dariNya dan bukti kasih sayangNya untukku. Ternyata Allah seromantis dan sesayang itu sama hamba-hambaNya.
Pasti ada deh, di antara kita pernah melakukan sesuatu hal yang negatif atau lagi merasa sedih atau bahkan saat merasa senang juga. Lalu tiba-tiba ada semacam peringatan, teguran atau kalimat motivasi yang secara tidak langsung menjadi jawaban atas apa yang kita alami saat itu. Entah itu lewat video pendek dari tiktok, postingan Instagram, video-video dakwah dari YouTube atau bisa juga dari perkataan orang lain yang bahkan tidak kita kenal.
Dari kalian pernah ngalamin juga, kan?
|04.04.2024|
4 notes
·
View notes
Text
Orangtua Juga Manusia
Pernah gak merasa aneh dengan sekumpulan ibu-ibu yang sedang liburan dan menggunakan pakaian senada? Belum lagi dengan hebohnya khas ibu-ibu. Ada aja tingkah para ibu and the gank yang buat mengernyitkan dahi seakan-akan apa yang mereka lakukan sangat tidak cocok di usianya yang semakin senja. Itu masih ibu-ibu, belum para bapak-bapak. Haha.
"Apaan sih orangtua ini? Norak banget." "Aduh ibu-ibu! Urusin keluarga aja deh. Gak pantes!" Ada banyak sekali komentar miring ke mereka seakan-akan mereka tidak boleh menghibur diri sendiri.
Baiklah. Akan kuceritakan sesuatu.
---------------------------------------------------------------------------
Aku mendapat cerita dari adik sepupu kalau mamak bapaknya alias om dan tanteku touring ke suatu daerah menggunakan motor, berdua saja dengan misi mencari temannya yang sudah puluhan tahun tidak berjumpa.
Mungkin bagi sebagian orang akan bilang, "Ngapain sih, uda tua juga. Rumahnya juga gak tau. Habis-habisin waktu."
Kenapa kita gak membiasakan diri untuk senang dengan segala kegiatan yang dilakukan orang lain alih-alih nyinyir? Mungkin, itu adalah salah satu cara mereka untuk menyenangkan diri dengan menikmati momen berdua? Ya dengan kemungkinan besar gak akan ketemu dengan temannya.
Ayo ubah mindsetnya. Bukankah orangtua juga manusia? Gak boleh kah mereka capek? Gak boleh kah mereka menyenangkan diri sendiri?
Aku turut bahagia mendengar cerita itu. Sudah saatnya para orangtua menikmati masa tuanya. Apalagi anak-anak om dan tante bisa dibilang sudah memiliki hidupnya masing-masing yang Insya Allah berkah. Mau kapan lagi?
"Aku sih mentingin anak." Tau gak? Orangtua yang bahagia berpengaruh juga loh dengan tumbuh kembang anak.
Dear, orang tua kami! Jangan lupa membahagiakan diri sendiri ya! Healing dulu lah healing! Haha
----------------------------------------------------------------------------
Ah, tapi mamakku belum sempat menikmati masa tuanya. Hehe.
Yogyakarta, 28 Februari 2024 | Ika Pratiwi
4 notes
·
View notes
Text
CAPEK
Potongan video yang nunjukin ayah nge- prank anak keduanya dengan ngasih HP baru hanya ke anak yang pertama. Anak kedua ikut senang untuk kakaknya tapi jadi sedih juga "kenapa aku ga dikasih" pikirnya.
nyokap pernah bilang adilnya orang tua buat anak itu susah, apalagi yang anaknya banyak. Ke si adek ngasih kakak kok ngga?. ke kakak ngasih ko ade ngga. Perlu komunikasi yang baik dan saling pengertian.
Dari situ sempat terbersit juga "ini kita satu rahim loh, lahir dari keluarga baik tapi kenapa nasib nya beda 180° adik suami nya di freeport aku suaminya kerjaannya repot. Belum lagi adik yg satunya kerja dengan gaji lumayan dan si bungsu LPDP UK. Kakak ipar cewe dah sukses setelah sebelumnya terpuruk, kaka ipar satunya berhasil buat rumah tahfidz di masa pandemi dengan donasi yang capai 3 digit. kenapa hanya aku yang hidupnya kacrut carut marut. KARMA APA YANG GW PUNYA DEAR GOD??
Terus jadi berfikir ulang ini apa karena UANG? Apa karena standar kebahagiaan ku uang?
Dan kalau dilihat di medsos yang banyak wara wiri itu yang flexing...punya inilah punya itulah atau post pencapaian.
Dan nyadar kenapa merasa ga bahagia? kenapa ngerasa capek ? Ya karena "mengejar" itu semua. Dan tanpa sadar MEMBANDINGKAN. Semua yang masuk ke otak dan hati lewat omongan = doa itu ditangkap sinyal tubuh ya itu. Sekarang Kita ucapkan kebaikan dan rasa syukur. Bukan sekedar afirmasi tapi keikhlasan diri.
Bukannya ga bersyukur sama yang dipunya tapi butuh rehat sejenak, menggali lagi TUJUAN HIDUP yang bikin tenang itu gimana.
Emang ga mau kaya? Emang ga mau bahagia? MAU LAH tapi niatnya bener caranya bener sesuai tuntunan Rasul biar berkah.
Emang lagi di titik bawah aja makanya ngerasa dunia ku kacrut!!
(Foto dpt dr tumblr kayaknya. Maaf lupa credited sapa)
Dan iya lagi-lagi Tuhan minta untuk SABAR dengan kesabaran yang baik. Udah sering kan diminta sabar, sabar nungguin jodoh, sabar nungguin sukses, sabar nungguin lulus, sabar mau cabut gigi, sabar punya anak.
TAKE A DEEEEEEEEPPPP BREATH!!!!
Semua ada masanya, ada takarannya, ada waktunya teruslah berjalan dengan hati yang senang karena Tuhan ada.
Kayuh sepeda mu agar roda itu berputar...
Hal yang paling menggembirakan adalah kamu tahu ALLAH selalu ada untukmu.
Sudahkah kamu ada untuk ALLAH??
11 notes
·
View notes
Text
Manusia gak ada yang sempurna, tapi berusaha lebih baik itu harus. Kadang salah satu hambatan itu datang di tengah proses mau balik lagi gak bisa mau maju juga bingung..
Aku anak pertama dan harapan orang tua. Paksaan orang tua tidak menjadi beban bagiku justru menjadi dorongan supaya aku bisa cepat dalam berproses, aku sama sekali tak pantas menyalahkan itu karena itu hak dan bagian mereka untuk mendidik aku..
Aku bahkan merasa sedih, seharusnya sekarang mereka tengah menikmati buah dari penantian itu. Tapi lagi² aku merepotkan mereka. Lagi-lagi menyalahkan diri sendiri yang salah arah dan langkah..
Tadi malam aku menangis sejadi jadinya, mengingat apa yang sudah aku lakukan untuk kedua orang tuaku. Hanya merepotkan..
Maaf mah jika aku terlambat, maaf jika aku malah berpaling pada hal lain. Ini diluar dugaan aku. Maaf aku juga belom bisa membantu dari segi apapun, maaf..
Aku benci diriku saat ini mah, maaf Karena aku mamah menanggung sesuatu yang tidak seharusnya mamah lakukan..
Aku tidak senang bercerita dengan siapa pun tentang diriku mah, karena aku tau cuma mamah yang selalu ikhlas mengasihi aku. Aku nyaris merasa sempurna tapi faktanya tidak..
Mah banyak hal menyakitkan yang aku rasakan. Aku benci mereka mah aku benci mulut mereka. Aku benci semuanya, kasih yang aku inginkan cuma kasih seperti apa yang mamah kasih ke aku.. gak ada cinta yang besar selain cinta mamah..
Gak ada yang berhak mengharapkan keberhasilan aku kecuali mamah, aku takut manusia, mereka menyedihkan "gak ada cinta seikhlas mamah" tapi aku udah terlanjur berjalan di tepi duri yang tak pernah aku bayangkan :') AKU BENCI DUNIAKU MAH aku butuh doa mamah
I love u mom, I Miss u so much..
4 notes
·
View notes