#Obat Untuk Covid Varian Delta
Explore tagged Tumblr posts
minumescoklat · 11 months ago
Text
Doktoral COVID-19
Sarjana COVID-19, sudah merasakan COVID-19 sekali, kalo tiga kali jadi doktoral hehe
Hari ini tepat 11 hari ku batuk pilek, dan 3 hari tidak bisa merasakan atau mencium bau satupun. Yak sepertinya dugaan terkena COVID-19 semakin kuat, tapi yaa namanya jg pekerja di garis terdepan, harus tetep 'terlihat' fit, dan diusahakan hanya untuk mengurangi gejala.
Sejak Pandemi COVID-19 Tahun 2020 (dan sekarang berubah jadi Endemi COVID-19), Nahda sudah tiga kali merasakan COVID, dimulai dari delta, omicron, dan ya sekarang.
Gejala paling parah dirasakan saat varian Delta, proses penyembuhan paling lama dan menyiksa, karna sputum (lendir) yang menumpuk di dada, selain batuk dan pilek, ada kesulitan bernapas dan sesak. Tidur harus posisi duduk, ya kemiringan 45 derajat. Total karantina 14 hari, dengan waktu 7 hari tambahan untuk benar benar pulih. Selama 14 hari itu, sama sekali tidak bisa merasakan makanan atau mencium bau/wewangian. Saat varian delta, Nahda merasakan bersama keluarga, kami saling support untuk sembuh, berjemur tiap pagi, makan banyak (meski tidak terasa apa apa), fokus minum obat dan vitamin, tetap berkabar dengan keluarga dan teman.
Saat varian Omicron, Nahda mengalaminya sendirian, awalnya karantina di kos Depok, tapi karna keluarga khawatir, akhirnya nekat pulang dengan gojek, trus karantina sendirian di kamar. Gejala nya tidak separah varian Delta (mungkin karna sudah 3 kali vaksin dan 1 kali covid, jadi imun lebih kuat). Gejala sama persis dengan varian Delta, namun masa pemulihan lebih cepat.
Kondisi saat ini, gejala yang dirasakan sama ketika varian COVID-19 lainnya, namun gejala muncul seperti periode (?), ketika badan kondisi lelah, secara langsung virus akan menguasai tubuh dan tubuh makin drop
Dari ketiga varian COVID-19 tersebut, gejala awal semua mirip, yaitu badan seperti turn off. Kalo dibayangkan, ketika lagi beraktivitas, badan seperti kelelahan yang amat sangat, duduk dan berdiri pun ga mampu, nafas pun pelan pelan. Tiba tiba aja gitu merasakan drop off. Aneh tapi itu yang aku rasakan, gejala berikutnya batuk, pilek, demam, pusing, sesak, sulit napas dan tidak mencium bau atau merasakan makanan.
Ada satu hal menarik, dari gejala tidak mencium bau atau merasakan makanan. Awalnya menyiksa banget, karena jadi turun nafsu makan, dan hanya bisa menikmati tekstur makanan, tidak ada rasa sama sekali. Tapi setelah dipikir pikir, kenapa Allah SWT kasih gejala yang satu ini, karena obat herbal maupun medis, semuanya pahitt dan tidak enak. MasyaAllah, Allah mudahkan dalam pengobatan. Ketika terkena COVID-19, Nahda sering minum minuman sehat seperti air perasan lemon, jahe hangat, madu hangat, propolis, pokoknya apapun yang bisa meningkatkan imun, ya di gas wae lah, coba kalo bisa merasakan, duh ga kuat sama pahitnya 😖
- Jakarta, 2 Januari 2024
1 note · View note
ngisiteko · 2 years ago
Text
Makhluk Terkecil Pemberi Peringatan
Bukan lagi sebuah mimpi buruk. Hal ini bukan lah sebuah mimpi, karena benar-benar terjadi padaku. Malam hari adalah saat-saat yang kubenci. Rasanya ingin cepat berlalu berganti menjadi siang. Aku hampir tak bisa memejamkan mata. Berulang kali harus bangun dari tidur karena ada yang mengganjal di dalam tenggorokanku, meminta untuk segera di keluarkan. Miring ke kanan maupun ke kiri adalah posisi yang memicu batuk parah. Menghadap ke atas pun lama-lama nyeri badan. Posisi yang cukup meringankan batukku adalah duduk di kursi.
Jika batuk berdahak adalah jenis batuk yang paling menyebalkan bagiku, tampaknya kini tidak lagi semenyebalkan itu, karena posisinya telah diganti oleh batuk berdarah. Shock? Jelas! Merasa kesakitan, sudah pasti. Tenggorokanku mengalami iritasi akibat batuk parah yang kuderita.
Sebenarnya tak hanya batuk yang kuderita tapi juga demam, pilek, sakit kepala dan dua gejala yang paling ditakutkan saat itu yaitu hilang aroma (indera penciuman) dan hilang rasa (indera perasa)? Betul sekali. Itu lah gejala pembeda dari COVID-19 dan sakit flu biasa.
Sejak varian Delta dikabarkan masuk ke Indonesia, aku sudah amat khawatir. Rasanya kesal sekali dengan mereka yang datang membawa varian itu dan pemerintah yang tidak ketat dalam mencegah penyebaran melalui kedatangan dadi negara asal varian Delta yaitu India.
Berbagai pencegahan telah kami lakukan. Menjaga protokol kesehatan, makan makanan bergizi, minum multivitamin dan herbal, berjemur di jam-jam terbaik, mengurangi kegiatan di luar rumah. Namun semua yang kami lakukan itu tak serta merta membuat kami lolos dari varian Delta.
Bagai benteng yang telah terkepung. Tetangga-tetangga kami sudah banyak yang jatuh sakit dengan gejala COVID-19. Begitu juga orang-orang yang kami temui di luar baik disengaja maupun tidak. Makhluk yang sebegitu kecilnya memang bisa saja menyelinap masuk ke organ tubuh siapa saja termasuk kami sekeluarga.
Awalnya ibuku, lalu menular ke bapak dan terakhir kepadaku. Kami bertiga terkapar di rumah dengan sakit yang sama. Seorang sahabat yang juga seorang tenaga kesehatan menyarankan kami untuk tes PCR agar mengetahui secara valid bahwa itu benar-benar COVID-19 atau bukan agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Jujur kami justru takut jika dinyatakan positif COVID-19 dan akhirnya harus di isolasi di rumah sakit. Membayangkan betapa akan bertambah depresinya kami jika harus diisolasi. Pikir kami saat itu, yang penting tidak sampai sesak nafas.
Sempat ada niat untuk pergi ke puskesmas tapi nyatanya puskesmas juga tutup karena sebagian besar tenaga kesehatannya pun terpapar COVID-19. Kami juga mendapat kabar jika rumah sakit sudah tidak bisa menampung lagi pasien COVID-19.
Akhirnya kami tetap pergi berobat namun hanya ke dokter umum. Sungguh aku dibuat heran, klinik tersebut sangat padat dengan pasien. Aku pun harus menunggu dari jam 9 pagi hingga jam 1 siang. Menunggu selama itu dengan kondisi badan yang sudah tidak karuan. Rasanya ingin pingsan saja, tapi tidak bisa.
Hari-hari kulalui dengan penuh lara. Ada satu alat yang cukup membantuku untuk dapat mengurangi frekuensi batukku. Benda itu adalah inhaler dragon. Bagai ventilator, inhaler itu aku hirup setiap saat. Tak ingin menyerah dengan keadaan, aku pun mencari obat batuk mujarab di YouTube. Sampai akhirnya aku menemukan obat batuk bernama Nin Jiom Pei Pa Koa-obat batuk yang ramuannya berasal dari China. Aku sudah memastikan bahwa obat ini sudah BPOM dan juga halal. Alhamdulillah dengan ikhtiar meminum obat ini lambat laun batukku mereda hingga akhirnya sembuh.
Sakit kala itu menjadi sakit paling parah sepanjang hidup. Alhamdulillah kami masih mendapatkan bantuan dan perhatian dari keluarga, saudara dan teman saat menjalani isolasi mandiri. Betapa menjalani peran sebagai makhluk sosial yang baik menjadi sangat berarti ketika kita mengalami musibah. Belajar untuk bisa mengontrol pikiran dan emosi untuk bersabar, menjaga semangat untuk sembuh dan tetap beribadah serta berdoa di saat terkena musibah adalah hikmah dari menghargai setiap detik yang masih Allah berikan. Sakit ini menjadi peringatan bahwa, makhluk terkecil di dunia pun bisa membuat kita tak berdaya. Mau apalagi yang kita sombongkan sebagai manusia?
0 notes
widayunina · 2 years ago
Text
Jarak
Akhir Juni 2021, kami menitipkan Aldrin ke tempat Bapak Ibu karena ada acara keluarga di Jakarta. Saat itu ibu sehat namun sempat nyeletuk kalau tenggorokannya kurang nyaman. Sepulang dari Jakarta, kami menginap beberapa hari di rumah Bapak Ibu. Ibu mulai demam dan batuk pilek, namun sudah periksa dan minum obat dokter.
Tanggal 30 Juni 2021 malam saat masuk ke kamar ibu untuk beres-beres, ibu masih tiduran dan ngendiko agar tidak perlu dirapikan karena khawatir saya ketularan masuk angin. Tak acuh, saya tetap merapikan kamar sambil membubuhkan peppermint oil ke selimut dan sprei agar nafas Ibu lega.
"Nin, kok oil nya dikit bgt, belum kerasa."
Deggg. Pdhl tadi saya membubuhkan banyak-banyak dan aroma peppermint sudah memenuhi kamar.
"Buk.. Coba ini dibauin."
Saya menyodorkan botol kecil oil itu ke dekat hidung ibu. Kemudian ibu bilang kalau tidak mencium bau apa-apa.
Panik melanda tapi saya mencoba tetap tenang dan berusaha berpikir jernih. Bergegas saya menghubungi budhe yg kerja ke RS untuk bertanya terkait swab. Bapak pun saya minta untuk menjaga jarak dari Ibu.
Kami kemasi barang dan menggendong Aldrin yg sedang tidur. Sedari tadi ia juga tiba-tiba demam. Malam itu kami pulang ke rumah dan mampir ke apotek terdekat untuk membelikan Aldrin paracetamol. Di tengah jalan pulang ke rumah, kami memutuskan belok ke IGD untuk memeriksakan Aldrin agar hati kami lebih tenang.
Sesampainya di rumah, Aldrin langsung minum paracetamol dan kembali tidur. Perasaan saya tentunya tidak karuan. Kami memutuskan untuk selalu menggunakan masker di dalam rumah. Malam itu saya langsung sibuk berkirim pesan. Menanyakan jadwal swab, bertanya terkait obat, dll, sembari memantau Aldrin yg sudah bisa tidur dengan nyaman.
Subuh tanggal 1 Juli 2021 kami berkirim pesan di grup kluarga. Dibantu budhe, ibu bisa swab segera. Sekitar pukul 11.00 hasilnya keluar. Dan, ya, ibu positif Covid di kala lonjakan varian Delta.
…. To be continued
#30hbc2314 #30hbcjarak #ceritanina #throwback2022
1 note · View note
qusthulhindikapsulbandung · 3 years ago
Text
TERMURAH WA 0823.2828.2329 HARGA Obat Herbal Penurun Panas Dewasa Paling Ampuh Pontianak
TERMURAH WA 0823.2828.2329 HARGA Obat Herbal Penurun Panas Dewasa Paling Ampuh Pontianak
Obat Virus Corona Delta, Obat Virus Corona Isolasi Mandiri, Obat Virus Corona Otg, Obat Virus Corona Pada Anak, Obat Virus Corona Tanpa Gejala, Obat Virus Corona Untuk Anak BENARKAH QUSTHUL HINDI DAPAT MENCEGAH SEL KANKER?       Qust Al Hindi atau Qusthul Hindi adalah sebuah batang hitam yang berasal dari tanaman Costus di India. Qusthul Hindi telah dipercaya untuk pengobatan sejak 2500 tahun…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
liputanpers · 3 years ago
Text
Kapan Vaksin Diperbarui untuk Lawan Varian Delta Cs? Ini Jawaban Peneliti
Kapan Vaksin Diperbarui untuk Lawan Varian Delta Cs? Ini Jawaban Peneliti
Jakarta – Di tengah ramainya kemunculan berbagai varian COVID-19, sebagian produsen vaksin sempat mempertimbangkan memperbarui vaksinnya agar bisa lebih efektif. Hal ini dikarenakan varian COVID-19, seperti Alpha (B117), Beta (B1351), Delta (B1617.2), dan Gamma (P1) diketahui bisa lebih ‘kuat’ menghadapi antibodi yang dihasilkan vaksin saat ini. AstraZeneca sebagai contoh pada bulan Juni 2021…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bungomedia · 3 years ago
Text
Kapan Vaksin Diperbarui untuk Lawan Varian Delta Cs? Ini Jawaban Peneliti
Kapan Vaksin Diperbarui untuk Lawan Varian Delta Cs? Ini Jawaban Peneliti
Jakarta – Di tengah ramainya kemunculan berbagai varian COVID-19, sebagian produsen vaksin sempat mempertimbangkan memperbarui vaksinnya agar bisa lebih efektif. Hal ini dikarenakan varian COVID-19, seperti Alpha (B117), Beta (B1351), Delta (B1617.2), dan Gamma (P1) diketahui bisa lebih ‘kuat’ menghadapi antibodi yang dihasilkan vaksin saat ini. AstraZeneca sebagai contoh pada bulan Juni 2021…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
thisisrizka-blog · 3 years ago
Text
Akhirnya aku hamil, Mas!
Judulnya drama abis! Wkwkwk. Padahal sebenernya, saya nggak pernah manggil suami pake "Mas".
Sejak menikah pada awal tahun 2016, suami dan saya nggak pernah menargetkan harus segera punya anak. Beruntungnya, suami saya adalah tipikal laki-laki yang membebaskan istri, mau kerja dulu kek, mau ngapain dulu kek, kalo belum siap punya anak, ya nggak papa. "Aku nikah sama kamu bukan melulu demi punya anak kok." Jadi, selama pernikahan kami, nggak sekalipun suami memaksa saya untuk program hamil. Alhamdulillah ;)
Saya pikir, namanya program hamil itu gampang. Jadilah pas 2017 saya dinyatakan hamil, saya sembrono aja. Saya pikir, "Orang-orang bisa kok hamil kebo, naik kereta, jalan-jalan, olahraga, janinnya tetap kuat. Jadi akupun pasti bisa!" Iya, eh ternyata saya tumbuh jadi ibu yang gampang over worried. Setelah hampir dua bulan saya mengandung baby, akhirnya saya harus mengalah pada keadaan. Saya terinfeksi flu singapur, dan saya harus merelakan baby saya gugur sebelum waktunya.
Setelah keguguran di 2017 itu, saya dan suami sibuk dengan kesibukan masing-masing. Kami backpacking berdua, nabung buat beli mobil (mobil bekas, tapi masih cukup cihuy lah buat kami berdua), nabung buat liburan sekeluarga, dan akhirnya nabung juga buat renovasi rumah. Iyaa, kami nggak menyisakan budget sama sekali buat promil. Karena emang nggak kepikiran buat punya baby dalam jangka waktu dekat. Setelah itu, saya takabur, karena selalu berpikir: "Ah dulu aku bisa hamil, sekarang juga bisa dong. Asalkan dibanyakin aja frekuensinya." Ternyata, tidak semudah itu Bambaaang...
Tumblr media
Setelah terdesak keadaan (dan terdesak sama pertanyaan ortu), akhirnya pada akhir tahun 2020, suami dan saya melangkahkan kaki ke RS Bunda Margonda untuk program hamil. Atas saran banyak orang dan hasil browsing, akhirnya kami memutuskan untuk konsultasi ke dokter Sp. Og, KFER. Buat kalian yang mau program hamil, baiknya memang langsung ke Sp. Og, KFER ya, karena dokter ini adalah dokter spesialis Obstetri Gynecology sub spesialis Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, bukan sekedar Obgyn biasa. Pilihan kami nggak salah, karena dari dokter inilah, ketahuan masalahnya di mana hahaha.
Setelah dirujuk kesana kemari, test darah, test sperma, dan istiqomah minum vitamin, akhirnya Juli 2021 saya ketahuan hamil, tapi di Juli 2021 itu juga saya musti keguguran lagi saat janin baru 5 minggu. Nggak lama, suami dan saya terpapar COVID varian delta. Jadilah kami isoman selama 2 minggu di rumah. Mantabs!
Setelah sembuh dari COVID, kami balik lagi ke dokter Sp.Og, KFER dan mencoba bangkit lagi tanpa inseminasi dan kawan-kawannya. Dokternya baik banget, Beliau percaya, saya masih bisa hamil lagi dan dicarilah penyebab kenapa janin saya kemarin nggak bertahan. Ternyata oh ternyata, setelah cek darah dan dirujuk ke RS Mayapada buat konsultasi, selama ini saya mencoba hidup sebagai perscatarian tanpa konsul ke nutritionist, saya jadi dibilang kurang gizi hahaha! Saya memang underweight btw.
Tumblr media
Tanpa babibu lagi, saya akhirnya berhenti jadi pescatarian dan mulai beralih jadi pemakan segala. Don't get me wrong, bagi kalian yang memang istiqomah jadi vegan/vegetarian, tidak masalah kok, asal konsultasi ke nutritionist. Kesalahan saya adalah: saya memutuskan jadi pescatarian karena emang males makan daging merah (saya mengidap colitis ulcerative, jadi memakan daging merah, makanan pedas, asam, dan sejenisnya membuat pencernaan saya kacau). Setelah itu, alhamdulillah di Oktober 2021, saya dinyatakan hamil (yang ketiga kalinya)!
Bagi temen-temen di sini yang mau coba program hamil di RS Bunda Margonda Depok, saya rekomendasikan Prof. Dr. dr. Assangga Guyansyah, Sp.OG, KFER, M.Kes. Sejak awal sampai sekarang, setiap kami konsul ke Beliau, Beliau sama sekali nggak pernah komersil dan mengharuskan kami konsumsi vitamin/obat merek tertentu (kalian pasti tau lah ya, ada beberapa dokter yang "bekerja sama" dengan detailer obat). Prof Assangga ini sama sekali nggak gitu lho! Bahkan kami pernah nggak bayar biaya konsultasi, dan disuruh langsung pulang tanpa ke kasir, karena menurut Beliau, kami cuman ngobrol-ngobrol/konsul biasa aja, nggak ada tindakan apapun, jadi konsultasinya free of charge! Pulang dari RS, saya langsung mewek terharu dong yaah :)) Secara, biaya sekali konsul dengan Beliau di atas 1 juta (Beliau bukan dokter BPJS, sayang sekali). Beliau memang nggak banyak ngobrol, jadi kita kudu proaktif siapin pertanyaan dari rumah (seru sih ya, berasa lagi ngobrol sama Prof di kampus, jadi jawabannya komprehensif tapi nggak nakut-nakutin, positive vibes banget). Bahkan saya pernah numpang ngecharge hape di ruangan Beliau! Sungguh vibe dokter senior yang humble!
Insyaallah jika nggak ada halangan, kami memutuskan untuk konsul dan tindakan persalinan di akhir Juli 2022 ini dengan Beliau. Doakan kami ya!
4 notes · View notes
obatasamuratherbalalami · 3 years ago
Text
AMPUH CALL WA 0812-5758-1474 Obat Asam Urat Herbal Yang Aman Untuk Lambung
Tumblr media
AMPUH CALL WA 0812-5758-1474 Obat Asam Urat Herbal Yang Aman Untuk LambungAMPUH CALL WA 0812-5758-1474 Obat Asam Urat Herbal Yang Aman Untuk Lambung. KLIK https://wa.me/6281257581474 Obat Asam Urat Herbal Yang Aman Untuk Lambung, Obat Nyeri Tulang Akibat Jatuh,Obat Nyeri Tulang Akibat Kecelakaan,Obat Nyeri Tulang Apotik,Obat Nyeri Tulang Cina. "NUTRA Herb (POM TR113426231 ) adalah racikan Ajaib yang terbukti ampuh untuk kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh yang aman dikonsumsi dan mengandung 100% bahan-bahan alami. Manfaat Nutra Herbs Membantu Menyembuhkan: Persendian dan saraf, Hipertensi, Stroke akut Sakit pinggang, Sakit otot, Sakit tulang Diabetes, Asam lambung, Sinusitis Batuk menahun dll Kesaksian / Testimoni klik link berikut https://sites.google.com/view/testimonipenggunanutraherb/home SEGERA HUBUNGI KAMI DI CALL WA 0812-5758-1474 KLIK https://wa.me/6281257581474" Hepatitis B Obat Herbal,Obat Herbal B King,Obat Herbal B Max,Obat Herbal Cina,Obat Herbal Cacar Air,Obat Herbal Corona Isolasi Mandiri,Obat Herbal Cina Untuk Daya Tahan Tubuh,Obat Herbal Cacing Pasir,Obat Herbal Covid 19 Pdf,Obat Herbal Corona Varian Delta.
2 notes · View notes
hindunrisni · 3 years ago
Text
I might be a covidiot because im always in doubt.
I need to write before my brain collapsed to this unstructurized overthinking.
Ragu buat nulis ini tp tulisan aku ga mungkin viral juga so i'll write what inside this brain anyway.
Covid sudah hampir 2 tahun.
Generally di awal, terbagi dua kubu. Percaya covid dan tidak percaya covid. Yang tidak percaya covid dianggap mabuk konspirasi. Then it developed, i guess? Tidak percaya covid mungkin terlalu ekstrem sehingga berubah menjadi kelompok orang2 yang percaya covid memang ada, tapi tidak semenyeramkan itu, tidak seberbahaya itu, just a usual flu, so menurut mereka: "santuy ajaa"
Which one is me?
I'm not gonna tell. But my brain is getting overwhelmed recently. I do believe in science. Aku lulusan farmasi, mantan apoteker klinis di RS, dan sekarang magister candidate farmasi klinis di salah satu univ di indonesia. I am doing research. I am fully aware that we need and will always need science. Kalau di kurva Dunning Krugger, I either still stupid and not confidence or a bit smart but not confidence. Either way i am not smart and confidence enough to tell things to people. Just to give disclaimer that i am just nobody.
Buat aku, dunia saat ini seperti sedang menjalani clinical trials. Di awal pandemi, seorang profesor di RS terkenal bilang "covid ini masih banyak yang harus diteliti, masih ongoing, jd kita kasi apa aja obat yang ada". Oh yes of course, itu pasti suatu keniscayaan ketika penyakit-baru muncul. Bukti2 ilmiah masih terbatas so trial and errors will be one way. Bless the patients. Now its been almost 2 years. Riset tentang covid luar biasa banyaaaakk sekali. Yah siapa yang tidak tertarik dengan pandemi? Akan ada banyak orang2 yang berbaik hati mencari solusi keluar dr pandemi dan akan ada oknum yang memanfaatkan momen untuk hal-hal tertentu tanpa berniat menyelesaikan pandemi.
Aku bukan penggila konspirasi. Tapi aku selalu terbuka dengan berbagai kemungkinan. Kadang kita gabisa netral dan cukup strategis dalam menghadapi pandemi ini karena alur informasi yang begitu cepat, polarisasi pendapat, opini2 yang berseliweran dan dengan mudahnya mengarahkan kita pada satu keyakinan. What expose us more, build us more. Pendapat2 dengan bias pengalaman pribadi, sahabat baik nakes, sahabat baik intel, dan semuanya. Kadang buat kita tidak bisa membaca situasi dengan objektif.
Scepticism is sometimes needed, no? Or maybe i got some trust issues. Aku masih anak bawang dalam riset tapi aku tau beberapa bias yang terjadi dalam riset klinis, beberapa hal yang dapat memengaruhi hasil riset. So, when a statement about covid comes out, aku sering berusaha untuk baca risetnya sendiri, melakuan appraisal dari mulai kualitas jurnalnya, desain dan metode, penarikan kesimpulan, conflict of interest (walau kadang ga ditulis padahal ada), sampai funding. We can not only read abstract since it doesnt give us that much. Sometimes author just put what interesting or what they want the result to be to make the abstract attractive, no?
But i dont always do that. Often, i simply too lazy. This is what we call as a lazy perfectionist, its suffering. You keep thinking about that but you do nothing. That sucks.
Anyhow.
There are some concerns and/or questions pop up in my head that ive been trying to answer despite my laziness.
How dangerous covid is? The prevalence is high, yes. The transmission is high, mainly the delta varian. Yet the severity are classified. Otg, ringan, sedang, berat. Seberapa infeksius masing2 derajat? Theres one research say asymptomatic patients gives 1/5 transmission, which makes sense. Otg tidak bersin dan batuk2, kemungkinan virus keluar dari tubuh sedikit. Viral load pada otg mungkin jg sedikit. Tapi apakah ketika menularkan, org yang ditularkan kemudian sakit parah atau otg juga? Kemungkinan tergantung kondisi orang tersebut, banyak faktor dari mulai usia, komorbid, dan gaya hidup. Walau kemungkinan penularan otg cuma 1/5, mau main2 dengan kemungkinan? I cannot say things like that without evidence i know but some of these are just logic.
But how if we compare it to other infections just like 'conspiracies people' ask. So far, orang2 yang menjawab pertanyaan itu berkata "buat kamu statistik itu angka, tp buat keluarga korban, itu nyawa". To me, orang2 yang bertanya demikian bukan berarti tidak berempati dengan korban. Beberapa dr mereka juga ingin keluar dari pandemi dan mungkin, mungkin, mungkin, mencoba mencari solusi 'lain'. Bagaimana kalau ternyata orang2 otg dalam jumlah besar ini magnitude dan efek penularannya sama seperti infeksi lain yang tidak fatal, mungkin pendekatan solusinya akan berbeda. "Tapi covid ini obatnya belum ada, infeksi lain sudah ada". Now my questions shift. How covid affect a person with pure covid and a person with comorbids (say with hypertention diabetes, asmatic, and all)? Does the infection worsen the conditions that much? How risk benefit analysis is done toward these comorbids and polypharmacy patients since drugs themselves also not fully safe? As a clinical pharmacist, i learn adverse drug reactions and drug interaction theoritically. Am i scared to drug? Often, yes. Because drug interations are hard to analyze in clinical settings. I believe doctors will use their expertise experience rather than theory. So yes i am scared because nothing is absolute. The reason I still keep my prokes and dont want to get infected is because i dont want to consume the drugs. In these ongoing drug trials everywhere, nothing I can trust 100% haha. And yes, aku panik sama orang tua yang sering keluyuran. Mereka komorbid. Kalau infected, sudah pasti aku akan pusing mengambil keputusan.
Pikiran2 ini mungkin muncul karena aku gerah dengan keadaan. Mungkin jg krn orang2 sekitar aku rata2 otg dan gejala ringan, so yes tulisan ini jg bias. But please never pray for me to have a relative that got severe sick due to covid just to make me believe 100%. Please no. Aku percaya covid and i dont wanna get infected.
Well anyway, aku gerah dengan keadaan. Indonesia ga seperti Singapura atau New Zealand yang, mau covid itu bahaya atau ngga, fasilitas dan sdm mereka mumpuni, penduduk mereka sedikit, it will more controllable. Sedangkan Indonesia, aku lelah baca berita yang bilang IGD dimana2 penuh. BOR 90% terisi. Nakes, otg atau bukan, ya harus isolasi. Bagaimana kalau ternyata otg dan derajat ringan tidak seberbahaya itu? Otg msh bisa kerja dan sedikit memulihkan kekacauan di rumah sakit. Nakes2 jadi ga burnout.
Penundaan operasi karena covid. Bagaimana kalau ternyata efek covid ke penyakit lebih kecil daripada penundaan operasi? Efek penularan covid ke nakes lebih kecil daripada risiko meninggalnya pasien jika tidak operasi? Akhirnya pasien meninggal bukan karena covidnya, tp karena penundaan operasi untuk penyakit lain yg dia punya.
Bagaimana dg org2 yg ekonomi lemah? Risiko covid dan risiko mereka kelaparan karena lockdown lebih besar mana?
Di awal pandemi, org2 yg ga boleh keluar adalah org2 dengan komorbid. Tetapi kemudian berkembang menjadi semua orang. Setauku, sesuatu dikatakan pandemi ketika transmisinya besar, tidak terlalu dilihat dari magnitude dan dampak gejala/penyakitnya. I mean, can we be more detail toward degree of severity and its effect? Memang sudah diberlakukan di beberapa hal, seperti yg sakit sedang-berat ke RS, yg otg ringan isoman di rumah. But, can we be even more detail and deepeer about this? Riset2 yg ada juga byk yg mendata overall inhospital mortality, artinya data kematian tidak dipisahkan antara penyebab primer dan sekunder. And again, how risk benefit analysis is done toward comorbid and polypharmacy patients? Safety obat kadang dianaktirikan. Overtreatment sometimes chosen to avoid covid kill the patients. Well, drugs can kill patients too. This is why dokter/nakes smart memang dibutuhkan. Dengan segala ongoing research selama pandemi, apalagi muncul mutasi begini, jangan sampai keputusan2 yang ada tidak berdasar analisis risiko-manfaat yang tepat.
So, i need to know more about poor outcome in symptomatic and asymptomatic covid adjusted to every concurrent drugs and medical conditions and adjusted to availibility of isolation room and resources and adjusted to everything lol. How infectious asymptomatic covid is and should we worry about it compare to any other disease. QoL symptomatic covid 19 patients compare to other infectious disease. how is association between happy hypoxia and covid, severity, outcomes, should we worry. What are the updates treatment now and why and how and are they safe and effective? How urgent vaccines are (in deeper analysis) - i already got my vaccination schedule, dont worry. And the biggest questions since mutations are the devil now, every W-H questions about mutations are stuck in my brain now. This is only clinical questions, there are way more abundant.
Kalo aku di singapura mungkin aku ga perlu mikir beginian. Dengan kemewahan2 yang mereka punya, indeks korupsi yang kecil, SDM yang mumpuni, penduduk yang sedikit, bahaya atau tidaknya covid mungkin ga pernah akan aku pikirkan regardless my scepticism toward research. Dampak sosial dari pandemi ini bukan main, kan.
So well, sebetulnya masih banyak di kepala, dan susah banget rasanya membuat semua ini terstruktur dan tersambung-sambung dengan baik. Pada akhirnya, dengan segala skeptisisme dan keterbatasan riset, aku memilih untuk mengikuti instruksi otoritas dan ahli. Kenapa? Because i know i am not smart, masih anak bawang yang banyak gataunya. Masih males baca riset. Dan gampang overwhelmed sm tsunami informasi. Dan mutasi. Ergh. Berasa harus baca riset2 covid dari awal. There are a lot of things i need to learn. Semoga Allah selalu memberi petunjuk dalam setiap pengambilan keputusan. Aamiin
3 notes · View notes
Text
Tumblr media
AJAIB CALL WA 0812-5758-1474 Obat Asam Urat Herbal Yang Aman Untuk Lambung
KLIK https://wa.me/6281257581474 Obat Asam Urat Herbal Yang Aman Untuk Lambung, Obat Nyeri Tulang Akibat Jatuh,Obat Nyeri Tulang Akibat Kecelakaan,Obat Nyeri Tulang Apotik,Obat Nyeri Tulang Cina
"NUTRA Herb (POM TR113426231 ) adalah racikan Ajaib yang terbukti AJAIB untuk kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh yang aman dikonsumsi dan mengandung 100% bahan-bahan alami. Manfaat Nutra Herbs Membantu Menyembuhkan: Persendian dan saraf, Hipertensi, Stroke akut Sakit pinggang, Sakit otot, Sakit tulang Diabetes, Asam lambung, Sinusitis Batuk menahun dll Kesaksian / Testimoni klik link berikut https://sites.google.com/view/testimonipenggunanutraherb/home SEGERA HUBUNGI KAMI DI CALL WA 0812-5758-1474 KLIK https://wa.me/6281257581474"
Hepatitis B Obat Herbal,Obat Herbal B King,Obat Herbal B Max,Obat Herbal Cina,Obat Herbal Cacar Air,Obat Herbal Corona Isolasi Mandiri,Obat Herbal Cina Untuk Daya Tahan Tubuh,Obat Herbal Cacing Pasir,Obat Herbal Covid 19 Pdf,Obat Herbal Corona Varian Delta
#obatherbal,#obatherbalalami,#obatherbalmurah,#obatherbalaman,#obatherbaltiens,#obatherbalambeien,#aobatherbal,#obatherbalbatuk,#obatherbalbali,#obatherbalbatukberdarah
1 note · View note
fithrotunnisa10 · 3 years ago
Text
Roller Coaster Perjuangan Menghadapi Covid-19
Izinkan aku bercerita mengenai perjuanganku dan keluarga dalam melewati ujian covid-19 yang menimpa keluarga kami beberapa waktu terakhir. Mengingat sewaktu masa-masa sulit itu, sejujurnya aku bingung mencari informasi mengenai gejala atau symptom atau apapun yang bisa menenangkan pikiranku. Ntah karena terlalu banyak berita atau informasi yang beredar ataupun terlalu sedikit informasi mana yang memang benar. Semoga tulisanku ini bisa sedikit banyak memberikan informasi mengenai gejala covid-19 dan penanganannya.
***
Awal mulanya, ibuku yang sakit dulu. Beliau demam, batuk, pilek, sudah hampir seminggu tapi tak kunjung sembuh. Sudah berobat warung saja tetapi tidak ada perubahan. Kami mendesak agar ibuku tes swab antigen tetapi Beliau tidak mau. Akhirnya karena seminggu tidak kunjung sembuh, aku yang posisi di Surabaya ingin pulang dengan niat membantu mengerjakan pekerjaan rumah dan menjaga adikku yang paling kecil yang sangat hiperaktif. Niatnya agar semua pekerjaan rumah bisa aku handle sehingga ibuku bisa lebih fokus istirahat dan sembuh dengan cepat. Waktu itu aku tetap memaksa ibuku untuk berobat ke dokter, dan alhamdulillah Beliau mau periksa sewaktu aku pulang.
Waktu itu, aku taat sekali prokes, sebelum pulang aku sudah sempatkan untuk tes Swab dan alhamdulillah hasilnya negatif. Maka aku beranikan diri untuk pulang dengan catatan sewaktu sampai rumah aku langsung bergegas ganti baju kemudian mandi dan keramas dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sebegitu takutnya kami kalau aku membawa virus dari Surabaya. Mengingat saat ini juga ada varian virus corona yang baru yakni delta yang penularannya sangat cepat dan gejalanya lebih kompleks.
Setelah itu, dua hari kemudian ayahku sakit. Memang saat itu ayahku sedikit meremehkan virus covid-19, meskipun sudah taat prokes pakai masker dll tapi ayahku termasuk orang yang masih keluyuran kemana-mana. Saat ibuku sakit, ayahku bercerita bahwa Beliau pulang takziah dari salah satu kerabat yang meninggal. Waktu itu belum jelas kenapa meninggalnya, tetapi kabar simpang siur menyebutkan bahwa kerabat tersebut terkena covid-19 tetapi banyak yang menyangkal. Ntahlah.
Tak lama, adikku Fatich juga ikut sakit. Lengkap sudah sekeluarga sakit semua. Tersisa aku dan adikku yang paling kecil Fahri yang saat itu “masih” sehat. Aku ambil alih semua pekerjaan rumah sembari ibuku mengingatkan agar aku tidak capek-capek karena imun harus kuat. Waktu itu aku sempat mau berpuasa tetapi dilarang oleh kedua orang tuaku karena harus menjaga imun.
Esok harinya, aku mengantar ibuku berobat ke dokter, alhamdulillah kondisi ibuku membaik dan dokter tidak menyarankan ibuku untuk tes swab karena tidak ada indikasi ke arah covid-19. Ibuku tetap diberi obat-obatan untuk meringankan gejala seperti demam, pilek, dan ditambah vitamin C maupun suplemen makanan.
Tetapi, mungkin karena aku kecapekan mengurus semua keluarga yang sakit, di saat ibuku sudah mulai sembuh, gentian aku yang drop dan demam tinggi malam harinya. Gejala yang aku rasakan pertama kali adalah demam yang sangat tinggi sampai rasanya telapak kakiku melayang. Kepala rasanya berat dan pusing. Belum pernah aku merasakan demam yang seperti ini. Biasanya kalau aku terkena influenza, demamnya masih bisa ku atasi dengan cara makan yang banyak, minum vitamin C, kemudian istirahat total semalaman, tanpa obat apapun keesokan harinya pasti sudah enakan. Tetapi demam yang ku rasakan kali ini berbeda.
***
Kamis 15 Juli 2021
Tubuh sangat lemas dan aku hanya bisa tiduran. Waktu itu sore hari mulai demam. Dada terasa sesak dan kepala sangat nyeri. Malamnya aku tidak minum obat padahal demam tinggi. Aku hanya makan banyak dan istirahat total. Tetapi, dini hari sekitar jam 2 pagi, suhu tubuh terasa sangat tinggi. Karena aku sudah tidak kuat, aku bangun kemudian minum obat penurun demam punya ibuku. Alhamdulillah demamnya turun tetapi saat obatnya habis, tubuhku kembali demam.
Jumat 16 Juli 2021
Akhirnya keesokan harinya aku diantar oleh ibuku untuk berobat ke dokter dekat rumah. Dokter sama sekali tidak menyuruhku untuk tes swab. Hanya diberi obat-obatan penurun demam, batuk, pilek, dan antibiotik. Sehari setelah minum obat2 tsb, tubuhku kembali terasa bugar. Aku mengira sudah sembuh. Aku bisa membantu ibuku merawat ayah dan adik-adik.
Kondisiku sudah jauh lebih baik hanya dengan waktu 1-2 hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa awal gejala covid-19 adalah demam tinggi.
Sabtu 17 Juli 2021
Kondisi ibu dan aku sudah membaik. Tapi tidak dengan adik dan ayahku. Kami sangat khawatir karena ayahku punya komorbid diabetes. Ayah menjadi tidak mau makan dan muntah-muntah. Akhirnya kami memutuskan untuk merawat ayahku di rumah sakit saja biar bisa diinfus untuk mengganti asupan nutrisi selain makan. Ibuku meminta surat rujukan ke puskesmas sebelum ke rumah sakit. Ternyata, dokter tidak semudah itu memberi surat rujukan. Ayahku dipanggil untuk diperiksa, kemudian Beliau menyuruh ayahku untuk tes swab. Hasilnya ayahku positif covid-19. Ayahku langsung isolasi mandiri di rumah. Kami sekeluarga pun dijadwalkan untuk tes swab hari senin.
Mengetahui kabar bahwa ayahku positif, tiba-tiba kondisiku yang awal mulanya sudah enakan menjadi sakit lagi. Tubuhku drop lagi meskipun sudah diberi obat. Gejala setelah demam turun adalah sakit kepala, batuk kering seakan-akan ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam dada, pilek, lemas, dan pusing. Tubuh hanya bisa tiduran sepanjang hari. Adikku Fatich juga batuk sedangkan adikku Fahri sedikit demam saja di pagi harinya. Sedangkan ibuku sudah kembali sehat.
Senin 19 Juli 2021
Meninggalkan ayahku sendirian isolasi di rumah, kami berempat ke puskesmas untuk tes swab. Hasilnya semua positif kecuali ibuku. Beban mental sekali mengetahui kami sekeluarga positif. Sejujurnya kami takut akan omongan tetangga, takut dikucilkan dan dijauhi, dan pikiran-pikiran negatif lainnya. Ibuku tidak mau meninggalkan kami karena takut tidak ada yang merawat kami. Ibuku terpaksa harus serumah dengan kami berempat yang positif covid-19.
***
Untuk mempersingkat cerita, izinkan aku menjelaskan gejala covid-19 dari hari 1 sampai hari 14 yang ku rasakan. Gejala ini bisa saja berbeda antar tiap orang mengingat kondisi tubuh, imun, dan penyakit penyerta lainnya. Karena gejalaku dengan gejala adik maupun ayahku berbeda-beda. Intinya kurang lebih seperti ini…
Hari 1: demam tinggi disertai pusing dan nyeri kepala. Badan lemas dan sakit tenggorokan
Hari 2: demam turun setelah diberi obat, badan seakan-akan sudah sembuh
Hari 3: batuk kering, pilek, tetapi demam sudah turun
Hari 4: demam sudah hilang tetapi batuk semakin berat. Saat batuk, dada terasa ikut sakit seolah-olah ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam paru-paru. Terkadang waktu batuk, kepala ikut sakit
Hari 5: indra penciuman hilang. Tidak bisa membau apapun. Inilah anosmia. Gejala yang paling identik saat terkena virus covid-19
Hari 6-7: gejala masih sama dengan hari 4-5
Hari 8: masih batuk, pilek, badan sedikit demam lagi dan sakit tenggorokan. Tidur harus diganjal bantal yang tinggi supaya masih bisa bernafas. Jika dibandingkan dengan flu biasa, ingus pilek akibat covid-19 ini lebih encer di luar tetapi berat di dalam hidung
Hari 9-13: masih batuk tetapi intensitasnya berkurang. Sejauh yang aku tau, anosmia tidak akan hilang kalau kita masih pilek
Hari 14: aku minum obat pilek alhamdulillah pileknya hilang sedikit2, dan indra penciumanku sudah kembali. Tetapi perlu dilatih terus menerus. Setiap hari membau minyak kayu putih. Terkadang air panas dicampur minyak kayu putih kemudian uapnya dihirup. Kadang juga air panas dicampur garam kemudian uapnya dihirup. Semua hal dilakukan minimal 2x sehari. Tidak lupa untuk selalu berjemur setiap hari di jam 10 ke atas. Usahakan minimal 30 menit. Kemarin setelah berjemur badan selalu lebih enakan daripada kondisi sebelumnya. Jangan lupa tetap pakai masker saat berjemur. (edit: ternyata saran berjemur menurut dokter spesialis paru adalah maksimal 15 menit, lebih dari itu tidak baik untuk kesehatan kulit. Sebaiknya berjemur dilakukan antara jam 10-12 siang dengan posisi punggung terkena sinar matahari langsung)
Pada pengalamanku, alhamdulillah indra perasaku tidak hilang. Jadi hanya anosmia saja. Tetapi dari semua gejala yang dirasakan ayah dan adikku, hanya batukku yang sedikit lebih lama dari yang lain. Hingga hari ke 14 aku tetap batuk dan sedikit pilek, tetapi pelan-pelan anosmiaku sudah sembuh dengan perlahan.
***
Kesimpulan: kunci untuk mempercepat kesembuhan dari covid-19 adalah pikiran yang positif, semangat sembuh, lawan covid dengan banyak makan, minum suplemen makanan dan vitamin setiap hari, karena memang tidak ada obat untuk covid19, hanya bergantung pada imun masing-masing. Obat-obatan yang diberikan hanya sebatas menurunkan gejala sampingan seperti demam dan batuk pilek, tetapi tidak langsung menghilangkan virus covid itu sendiri. Antibodi tubuh masing-masing lah yang dapat melawan virus covid-19. Itulah mengapa pentingnya ikut vaksin agar tubuh sudah mengenali makhluk asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga sudah siap dan membentuk antibodi lebih awal. Aku sendiri waktu itu sudah vaksin dosis pertama, baru kemudian terpapar covid19. Ayahku sudah vaksin dosis lengkap. Alhamdulillah ayahku masih diberi keselamatan oleh Allah SWT mengingat ayahku punya diabetes (dan sejauh yang aku tau, banyak penderita covid19 dan diabetes yang tidak bisa sembuh). Adikku keduanya belum pernah ikut vaksin tetapi alhamdulillah karena mungkin masih muda jadi kekebalan imunnya masih tinggi. Intinya, menurutku vaksin bisa sedikit menguatkan imun tubuh.
Sekian cerita dariku. Terima kasih ya Allah, Engkau masih memberikan karuniaMu pada keluarga kami sehingga kami sekeluarga berhasil melewati ujian ini. Ucapan terima kasih terspesial juga untuk keluarga besar, kerabat, teman-teman yang turut mendoakan dan mensupport kami.
Pesanku tetap jaga prokes, jangan lengah, usahakan selalu hidup sehat dan makan makanan yang bergizi. Pikiran harus positif. Ingat covid-19 bukanlah aib tetapi ujian yang harus kita menangkan! Stay safe semuanya, semoga kalian sehat-sehat dimanapun kalian berada.
2 notes · View notes
alrafikri · 3 years ago
Text
Motive:motif
"We have no eternal allies, and we have no perpetual enemies. We only have an eternal interest."
youtube
Dulu waktu SD, selalu diajari tentang 5W + 1H, why? when? what? where? who? how? Salah satu pelajaran terpenting yang memberikan jiwa skeptis di kala-kala muda. Pelajaran yang seharusnya didengarkan oleh semua orang, supaya tidak mudah terjebak oleh berita.
Beberapa orang mungkin akan mengatakan: "apa sih gunanya (insert mata pelajaran here)? Toh dikehidupan nyata ngga bakal dipakai juga?"
Lalu mereka tumbuh menjadi seorang ahlinya ahli. Sepertinya akan menarik kalau disebutkan beberapa cerita si ahlinya ahli ini.
1. Ahlinya ahli nanotechnology yang mengatakan bahwa ada microchip yang bisa ditanamkan dengan sebuah suntikan ke tubuh populasi luas.
2. Ahlinya ahli kimia yang mengatakan bahwa terdapat zat kimia sangat beracun yang disebarkan oleh pesawat jet untuk melakukan depopulasi manusia.
3. Ahlinya ahli ekonomi makro yang mengatakan bahwa negara untung karena ada virus covid.
Jadi ingat pada buku "The Death of Expertise". Dimana terdapat trend seseorang yang keilmuannya dangkal (berada di puncak pertama efek Dunning Kruger) mulai tidak percaya pada expert di bidangnya. Masalah kesehatan tidak percaya pada tenaga kesehatan, masalah agama tidak percaya pada ulama. Yah, seperti itulah.
The death of expertise, and the rise of ignorant narcissism.
Sebagai seorang yang juga sama-sama awam, tidak mungkin kita bisa mendebat 1-1 orang yang menurut kita telah termakan berita bohong. Itu bukan keilmuan kita. Kita cuma bisa bergerak di keilmuan kita, karena itulah pondasi sebuah peradaban. Peradaban itu ada, karena ada buku, tulisan, dan ilmu yang telah dibangun ribuan tahun.
Kedokteran dimulai dari masa lalu, mulai dari daun-daun antibiotika untuk merawat luka, ditajamkan oleh hipokrates, dan dikembangkan sampai sekarang oleh semua dokter-dokter di dunia.
Agama. Untuk yang percaya agama abrahamik, dari Nabi Adam, sampai penyampai wahyu terakhir menurut versi masing-masing. Di perluas terus oleh ulama di berbagai agama, dari dahulu sampai sekarang, sehingga bisa diamalkan meski zaman telah berubah.
Civilization starts, when people can write. Itulah kenapa ada masa "pra-sejarah" dan "sejarah". Masa dimana peradaban bergerak lambat, dan masa dimana peradaban sekarang bergerak cepat.
Sebagai seorang awam juga, kita utamanya bisa menjadi seorang penonton, tapi bukan berarti kita tidak bisa menilai. Salah satu alat penting untuk menilai dan memfilter ide-ide yang bersliweran adalah, dengan pelajaran semasa SD, Bahasa Indonesia, dari tools 5W 1Hnya. Terutama "why?", apa motifnya?
Eternal interest.
Tidak mau bohong, tapi tulisan ini muncul setelah resah menjadi penonton tentang berita yang memfitnah seluruh garda terdepan di masa pandemi ini. Untuk semua garda terdepan, aku sangat respect dengan kalian. Aku tahu bahwa:
"Orang yang tidak pernah ikut berperang, dapat berkata dengan mudah bahwa perang itu tidak mengerikan."
- rekomendasi: tonton Grave of the Fireflies -
Kembali ke beritanya: "Kematian covid-19 itu tidak disebabkan oleh virus, tetapi oleh interaksi antar obat."
Oke, soal keilmuan kedokteran, jelas saya tidak bisa menjawabnya. Tentu kita tahu bahwa semua obat itu berbahaya di dosis yang tidak sesuai. Sebagai penonton, saya cuma bisa melihat motif dari sisi kedua belah pihak.
Apa motif dokter memberikan obat?
Apa motif orang tersebut mengatakan hal itu?
Apakah dokter memberikan obat kepada seluruh populasi dengan niatan membunuh? Apa efeknya bagi dokter? Apakah akan menguntungkan, atau malah merugikan?
Dengan adanya berita tersebut, siapa yang akan diuntungkan? Siapa yang akan dirugikan?
Jawabannya tentu akan beda-beda setiap orang. Tapi, setidaknya, berpikir skeptis itu memang harus dari banyak arah, untuk tahu pihak mana yang bisa dipercaya. Untuk hal ini, aku lebih percaya pada dokter.
Tidak ada yang diuntungkan karena pandemi. Dokter harus kerja pakai hazmat yang super panas. Biaya perlengkapan medis jadi lebih mahal, dan insentifnya termakan habis untuk peralatan tersebut. Pasien umum (non-BPJS) lebih jarang, karena tidak banyak yang berani ke rumah sakit. BPJS kesehatan meronta-ronta, terlalu banyak orang yang sakit.
Belum lagi, karena dokter adalah garda terdepan, sangat rawan untuk langsung terkena (lihat saja kluster mana yang pertama terpapar varian delta kemarin). Kalau terkena, praktek libur minimal 14 hari, kerja ditunda, pendapatan menurun, gaji dipotong. Untung darimananya? Aku yakin, semua dokter akan lebih memilih untuk kerja normal, ga ada pandemi.
This pandemic is shit man. Please don't make it shittier, with your shitty mouth. (anjir kebawa emosi) - ya, gitulah.
Anyway, jaga kesehatan selalu guys, jaga prokes, dan imunitas. Semoga kita semua selamat hingga akhir pandemi nanti. See you, fellow survivors.
2 notes · View notes
qusthulhindikapsulbandung · 3 years ago
Text
MENJAGA IMUNITAS WA 0823.2828.2329 RESELLER Obat Herbal Sesak Nafas Covid Padangsidempuan
MENJAGA IMUNITAS WA 0823.2828.2329 RESELLER Obat Herbal Sesak Nafas Covid Padangsidempuan
Obat Gerd Alami Ampuh, Obat Gerd Herbal Alami, Obat Herbal Alami Buat Tipes, Obat Herbal Asam Lambung Adalah, Obat Herbal Asam Lambung Akut, Obat Herbal Asam Lambung Alami APA ITU QUSTHUL HINDI        Qhustul Hindi, ya! Ini adalah sebuah jenis tanaman costus yang berasal dari India. Obat herbal ini sekarang sangat viral loh. Di percaya dapat mengobati dan mencegah dari penyakit covid 19 juga…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
AMPUH CALL WA 0812-5758-1474 Obat Kesuburan Yang Bagus
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281257581474 Obat Kesuburan Yang Bagus, Obat Sakit Flu Tulang,Obat Sakit Tulang Akibat Jatuh,Obat Sakit Tulang Akibat Terbentur,Obat Sakit Tulang Alami "NUTRA Herb (POM TR113426231 ) adalah racikan Ajaib yang terbukti ampuh untuk kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh yang aman dikonsumsi dan mengandung 100% bahan-bahan alami. Manfaat Nutra Herbs Membantu Menyembuhkan: Persendian dan saraf, Hipertensi, Stroke akut Sakit pinggang, Sakit otot, Sakit tulang Diabetes, Asam lambung, Sinusitis Batuk menahun dll Kesaksian / Testimoni klik link berikut https://sites.google.com/view/testimonipenggunanutraherb/home SEGERA HUBUNGI KAMI DI CALL WA 0812-5758-1474 KLIK https://wa.me/6281257581474" #obatherbalsemarang,#obatherbalsesaknafas,#sobatherbal,#sobatherbalofficial,#sobatherbalku,#sobatherbalmu,#sobatherbal03,#obatherbaluntukbatukkeluarga,#obatherbaluntukkanker,#obatherbaluntukparuparu Hepatitis B Obat Herbal,Obat Herbal B King,Obat Herbal B Max,Obat Herbal Cina,Obat Herbal Cacar Air,Obat Herbal Corona Isolasi Mandiri,Obat Herbal Cina Untuk Daya Tahan Tubuh,Obat Herbal Cacing Pasir,Obat Herbal Covid 19 Pdf,Obat Herbal Corona Varian Delta
0 notes
Text
AMPUH CALL WA 0812-5758-1474 Obat Lambung Paling Ampuh Di Apotek
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281257581474 Obat Lambung Paling Ampuh Di Apotek, Obat Asam Urat Jangka Panjang,Obat Asam Urat Jari Tangan Bengkak,Obat Asam Urat Jempol Kaki,Obat Asam Urat Kaki "NUTRA Herb (POM TR113426231 ) adalah racikan Ajaib yang terbukti ampuh untuk kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh yang aman dikonsumsi dan mengandung 100% bahan-bahan alami. Manfaat Nutra Herbs Membantu Menyembuhkan: Persendian dan saraf, Hipertensi, Stroke akut Sakit pinggang, Sakit otot, Sakit tulang Diabetes, Asam lambung, Sinusitis Batuk menahun dll Kesaksian / Testimoni klik link berikut https://sites.google.com/view/testimonipenggunanutraherb/home SEGERA HUBUNGI KAMI DI CALL WA 0812-5758-1474 KLIK https://wa.me/6281257581474" Hepatitis B Obat Herbal,Obat Herbal B King,Obat Herbal B Max,Obat Herbal Cina,Obat Herbal Cacar Air,Obat Herbal Corona Isolasi Mandiri,Obat Herbal Cina Untuk Daya Tahan Tubuh,Obat Herbal Cacing Pasir,Obat Herbal Covid 19 Pdf,Obat Herbal Corona Varian Delta
0 notes
Text
Tumblr media
PROMO CALL WA 0812-5758-1474 Obat Asam Urat Herbal Yang Aman Untuk Lambung KLIK https://wa.me/6281257581474 Obat Asam Urat Herbal Yang Aman Untuk Lambung, Obat Nyeri Tulang Akibat Jatuh,Obat Nyeri Tulang Akibat Kecelakaan,Obat Nyeri Tulang Apotik,Obat Nyeri Tulang Cina "NUTRA Herb (POM TR113426231 ) adalah racikan PROMO yang terbukti PROMO untuk kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh yang aman dikonsumsi dan mengandung 100% bahan-bahan alami. Manfaat Nutra Herbs Membantu Menyembuhkan: Persendian dan saraf, Hipertensi, Stroke akut Sakit pinggang, Sakit otot, Sakit tulang Diabetes, Asam lambung, Sinusitis Batuk menahun dll Kesaksian / Testimoni klik link berikut https://sites.google.com/view/testimonipenggunanutraherb/home SEGERA HUBUNGI KAMI DI CALL WA 0812-5758-1474 KLIK https://wa.me/6281257581474" Hepatitis B Obat Herbal,Obat Herbal B King,Obat Herbal B Max,Obat Herbal Cina,Obat Herbal Cacar Air,Obat Herbal Corona Isolasi Mandiri,Obat Herbal Cina Untuk Daya Tahan Tubuh,Obat Herbal Cacing Pasir,Obat Herbal Covid 19 Pdf,Obat Herbal Corona Varian Delta #obatherbal,#obatherbalalami,#obatherbalmurah,#obatherbalaman,#obatherbaltiens,#obatherbalambeien,#aobatherbal,#obatherbalbatuk,#obatherbalbali,#obatherbalbatukberdarah
1 note · View note