#Nicehomework
Explore tagged Tumblr posts
Photo
Home Pillow premiere quality design. https://rdbl.co/3wEUE1q https://branda-3.creator-spring.com #homeware #homedecor #pillows#luxury home #luxury #pillow #pillowthoughts #pillowcase #pillowcovers #pillowdesign #pillowlover #pillowbag #pillowfights #beautifulhomes #beautifulwomen #nicehouses #nicehome #nicehomework #homestyle #homestudio https://www.instagram.com/p/CQVM0ofhdmF/?utm_medium=tumblr
#homeware#homedecor#pillows#pillow#pillowthoughts#pillowcase#pillowcovers#pillowdesign#pillowlover#pillowbag#pillowfights#beautifulhomes#beautifulwomen#nicehouses#nicehome#nicehomework#homestyle#homestudio
0 notes
Text
MIIPB5 : NHW #3
Bismillah Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Alhamdulillah Nice Home Work #3 dipekan ketiga berhasil dikerjakan tepat waktu. Meskipun ternyata pengerjaannya masih sama dengan pekan lalu, yakni dapat berhasil dikumpulkan H-1 sebelum deadline. haha.
Sebenarnya ketika NHW rilis dihari rabu pagi, rabu siangnya sudah mulai mencicil untuk dikerjakan. Namun proses pengerjaan NHW kali ini dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Seperti yang sudah dituliskan pada aliran rasa di post sebelumnya, NHW #3 ini tak hanya melibatkan perasaan, namun perenungan serta pencarian jawaban atas tanda-tanda yang hadir disekitar kita. Berupaya untuk membaca pesan cinta dari-Nya atas apa-apa yang melekat pada diri kita. Selain itu tak lupa melibatkan suami dalam pengerjaan NHW #3 ini.
Masya Allah, semoga dimampukan untuk istiqomah sampai pekan ke #9. Semoga hasil proses belajar disetiap pekannya tak hanya melahirkan pengetahuan saja, namun dapat membawa keberkahan dalam kehidupan. Serta menjadikan pribadi yang terus bertumbuh bersama keluarga kecil yang hendak dibangun.
Salam, @tulisdulu.
4 notes
·
View notes
Text
NHW #3 Membangun Peradaban
Judulnya berat banget ya Allah... Hahaha 😂 Seakan betul2 masa depan bangsa ini bermula dari tanganku. Pantes ga sih? *langsung ngaca
Bermula dari SURAT CINTA untuk suami.
Ini agak menggalaukan sebenarnya, kami terbiasa c gombal2an ga jelas, saling merayu ala Dilan yang lagi hits. Tapi biasanya akan diakhiri dengan gelak tawa, karena ketidakjelasan yang merajalela. Hahahaa 😂 jadi kalo sekarang disuruh bikin surat cinta, itu susah banget buat saya. Rasanya lebih enak membahas grafik2 analisa AAS ketimbang menyuarakan isi hati untukmu duhai Cinta. Intinya sih, saya lebih suka ngomong langsung sama beliau.
Dan terjadilah... *Halah
Dan benerkaaan.... Reaksinya cool dan senyum2 ga jelas, padahal saya udah pasang wajah serius penuh misteri 🤔
Dan ujungnya, kami ngobrol santai dan sama2 berkomitmen, bahwa rumah tangga yang kami bangun, ya milik kami, kapal ini ya dititipin sama Allah buat kami. Badainya kami yang harus handle biar laju kapal tetap stabil, semilir angin sejuknya ya kami yang mensyukuri dan menikmati agar angin sejuk itu betah berlama2 di kapal kami.
Sesekali melihat kapal lain, tak salah. Sebagai bahan percontohan: ambil yang baik, seleksi yang kurang baik. Tapi bukan berarti membandingkan kapal kami dengan kapal sebelah. Ibarat pepatah berujar, rumput tetangga lebih hijau. Kami bertekad untuk menjadikan rumput di kapal kami lebih hijau dibanding rumput di kapal tetangga. Bukan! Bukan dari sudut pandang oranglain, tapi lebih hijau buat kami sendiri.
Berlanjut dengan MENGGALI POTENSI DIRI DAN KENAPA ALLAH MENAKDIRKAN SAYA UNTUK SI CINTA,
Hemm... Kalo ditanya potensi, lumayan c, hahaha
Saya pandai mengingat jalan, walaupun itu jalanan yang baru saya lewati. Itu melengkapi si Cinta yang sering lupa jalan, kalo kami lagi putar2 ga jelas.
Si Cinta tu pandai mengorganisasikan sesuatu sampai rapiiiiiiih banget. Melengkapi saya yang ga bisa liat barang rapi, hahahaha. Saya hobi menata barang agar mudah dijangkau, bukan agar rapi. Nah kaaan...
Saya suka sekali bermain dengan detail, jadi kalo melihat masalah langsung ke detail, sampai kadang lupa gambaran globalnya. Karena itu, suka merasa rumiiiit banget masalahnya. Alhamdulillah Allah baik banget memberikan pendamping sekeren si Cinta. Beliau akan menarik tangan saya, untuk mundur agar bisa melihat masalah dari jarak agak jauh, biar keliatan pandangan globalnya, jadi tau jalan biar sampe kesitu tu gimana.
Itu adalah salah tiganya ya... Kalo dijabarkan semua, bisa2 karakter postingnya habis, sebelum tugas selese ditulis.
Intinya adalah, saling melengkapi, saling menutupi yang tak tertutup, menghias yang masih terlalu polos, hingga hadist yang menyatakan, pasanganmu adalah pakaian untukmu, betul2 terwujud, In syaa Allah.
Lalu, lanjut ke... LINGKUNGAN.
Sebenernya lingkungan tempat kami tinggal, oke oke aja sih, aman terkendali, in syaa Allah. Namun pertama diboyong kesini, yang pertama terfikir adalah, "waduh gue ga bisa belanja" hahahahaa 😂 karena disini ga ada mall, kawan 😋 ga ada ace h*rdware, ga ada inf*rma, yang ada hanya departemen store, macam y*gya dan gia*t 😂. Bioskop pun tak ada! Karena saya biasa tinggal di Bandung dan Bogor, maka ini agak membingungkan ya. Hahaha
Begitu juga dengan masalah pendidikan, disini sulit bagi saya menemukan kursus jahit yang gurunya wanita dan tempatnya mudah diakses. Sulit untuk saya menambah2 ilmu/kajian. Tapi alhamdulillah nya, dengan kepepet macam itu, saya jadi mencari2 ternyata banyak ya kajian/kuliah/les online yang bisa diikuti. Dan yang lebih Alhamdulillah lagi, dengan mengikuti 7kelas online, dan selalu ada tugasnya, suami saya oke oke saja untuk berbagi waktu dengan tugas2 itu. Malah kadang ikut membantu, hehehe.
Intinya, dimanapun kita berada, Bagaimana pun kondisi yang kita alami, bersyukur itu yang penting ya.
Yuk selalu bersyukur 😍
1 note
·
View note
Text
NICE HOMEWORK #8 : MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS
Bismillah...Ini nulisnya sambil merasakan detak jantung yang bergerak lebih cepat. Karena memikirkan judul dari NHW ini, Misi spesifik hidup dan produktvitas.Fine, selamat berjuang! Semoga setelahnya enggak bakal bingung lagi tentang bagaimana caranya menjadi hamba yang bermanfaat, yang manfaatnya luas untuk banyak orang. Aamiin.
Alhamdulillah, sudah sampai NHW 8, insyaAllah minggu depan akan sampai pada materi kelas terakhir. Masih berkaitan dengan NHW 7, harus diingat dengan baik bahwa “Rejeki itu pasti, kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita tidak selalu diukur dengan besarnya rupiah yang kita dapatkan, melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta.
Be Professional, Rejeki will Follow
Be Professional, bersungguh-sungguh dalam menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama.
Rejeki will Follow, rejeki setiap orang itu sudah pasti, yang membedakan adalah nilai kebermanfaatan dan keberkahannya seiring dengan bersungguhtidaknya seseorang menjalan apa yang dia BISA dan SUKA. Uang akan mengikuti kesungguhan, bukan bersungguh-sungguh karena uang.
maka sekarang, kuatkan niat dihati untuk terus menjalankan aktivitas-aktivitas yang kita BISA dan SUKA tanpa pikir panjang. Karena kalau terlamu lama berfikir, kemungkinan waktu kita akan habis tanpa karya. Allah sudah punya maksud tertentu ketika memberikan kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus-menerus kemungkinan itu adalah misi hidup kita.
Bahagia seseorang yang telah menemukan misi hidupnya. Jika ia menjalankan aktivitas produktifnya maka akan terasa begitu bermakna. Bagaimana ciri seseorang yang telah menemukan misi hidupnya?
Selalu bersemangat dengan mata yang berbinar-binar
Energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek.
Rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajarnya tinggi.
Imunitas tubuhnya naik, sehingga jarang sakit, karena kebahagian itu imunitas yang paling tinggi.
Ada tiga elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan misi hidup dan produktivitas :
Kita ingin menjadi apa (Be)
Kita ingin melakukan apa (Do)
Kita ingin memiliki apa (Have)
Untuk menjawab pertanyaan ini, sebenarnya saya sudah lebih banyak merenung sejak sebulan yang lalu. Dan Alhamdulillah, ternyata NHW kali ini sejalan dengan perenungan tersebut. Saya ingin menjadi muslimah cendikia yang penuh dengan karya-karya untuk agama, bangsa dan negara. Jadi yang ingin saya lakukan adalah menuntut ilmu setinggi-tingginya, seluas-luasnya, dimanapun, kapanpun dan dari siapapun hingga dengan ilmu-ilmu tersebut saya bisa menjadi muslimah yang bermanfaat. Hingga akhirnya dimanapun Allah menempatkan saya, saya mampu beradaptasi dengan cepat dan terus istiqomah menjaga semangat berkarya. Yang ingin saya miliki dalam hidup ini mungkin sesuatu yang abstrak, yaitu keberkahan dari Allah atas segala aktivitas yang saya lakukan. Bagaimana agar Allah ridha? Hal sederhananya adalah dengan tidak menyia-nyiakan waktu dan tidak banyak berkeluh kesah.
Dari 3 aspek dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita perhatikan :
Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (Lifetime purpose)
Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun kedepan (Strategic plan)
Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun (New year resolution)
Lifetime purpose saya adalah berbagi lewat tulisan. Melalui proses membuat tulisan adalah salah satu cara saya untuk memparipurnakan apa-apa yang saya pelajari dalam kehidupan ini. Sehingga nantinya, saya ingin terus berkarya lewat tulisan seiring dengan fase-fase kehidupan yang akan saya jalani. Untuk membuahkan tulisan yang baik maka saya harus bersungguh-sungguh dalam menjalani setiap fase kehidupan tersebut. Dan semoga karya tersebut bisa diwariskan kepada anak cucu saya dan bisa menjadi jalan untuk menambah amal jariyah hingga hari akhir kelak. Semoga Allah mampukan.
Untuk itu, strategi plan yang ingin saya bangun selama 5 tahun kedepan adalah :
Lulus S2 (2020) dengan beasiswa
Menulis buku-buku (Pranikah, Parenting, Catatan Perjalanan, scholarship hunter,tentang kuliah, bisnis, projek-projek dakwah, membangun masyarakat madani)
Umrah
Menjadi istri dan ibu yang Handal (Sholihah, Cerdas, mampu mengelola finansial keluarga, Jago Masak, Stay beautiful, Stay Awesome, penuh kasih sayang)
Menjadi Ibu rumah tangga yang profesional, fokus mendidik anak sesuai fitrahnya
Memiliki bisnis yang menghasilkan dan bisa dikontrol dari rumah dan dari mana saja
Memastikan Pendidikan adik-adik lancar dan dapat menjalani harinya dengan baik. Menemani proses ke-5 adik saya menjadi sarjana
Membantu orang membuat peternakan, dan memastikan semuanya berjalan lancar
Start short course dalam bidang menulis dan bisnis
Dan terakhir, berikut ini adalah hal-hal yang akan saya perjuangkan untuk menjalani hari selama setahun kedepan.
Menikah
Jadi Asisten Pribadi suami
Daftar Kelas Matrikulasi Bunda Sayang dan aktif di komunitas IIP
Mendapatkan beasiswa dan bisa kuliah ke LN
Bisa Masak
Menambah hafalan minimal 1 juz
Fokus Belajar dan diskusi untuk membangun pondok penghafal Al-qur’an
a. Cari referensi
b. Cari role model
c. Menambah Jaringan
d. Menambah Ilmu
e. Belajar jadi Ibu Asuh
Nulis Tumblr pakai bahasa Inggris yang baik
Jadi relawan minimal 2 kali, daftar di indorelawan.com
Buat projek kebaikan- Dakwah kreatif
Merintis bisnis, membangun jejaring, mencari role model dan mentor bisnis
Menemukan misi spesifik hidup dan produktivitas adalah jalan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan menuju jannah. Dengan siapa kita berlomba? Dengan diri sendiri, mengalahkan ia yang malas dimasa lalu. Dan juga cara berlomba untuk mendapat perhatian Allah dengan orang-orang setujuan. Berlomba bukan untuk saling mengalahkan, tapi berlomba untuk bersama-sama membangun diri dan saling menginspirasi.
Mungkin ada perasaan dihati kecil kita (atau mungkin hanya saya), apakah kita mampu dan layak mewujudkan setiap mimpi-mimpi kita? Jawabannya, mulailah dengan perubahan. Karena pilihannya hanya satu, BERUBAH atau KALAH. Semoga Allah memampukan dengan karunia-Nya yang begitu luas. Ar-rahmaan, Ar-rahiim semoga engkau mengenggam mimpi itu dengan erat.
Salam sepenuh cinta,
Bandung, 24 Juli 2017
202 notes
·
View notes
Text
Me, a mompreneur wanna be
Hatfina Sakinah_NHW 1
Bismillaah.
Kalau boleh memilih, saya tidak mau menjawab pertanyaan ini di masa-masa quarter life crisis seperti sekarang ini. Karena pertanyaan semacam, "jurusan apa yang akan Anda pilih dalam universitas kehidupan?" adalah pertanyaan tersulit saat ini, setidaknya untuk saya. Seperti yang dikatakan beberapa artikel, bahwa seseorang dengan quarter life crisis akan mempertanyakan beberapa hal, termasuk kehidupannya di masa yang akan datang. Namun, Allah maha pemurah. Dia hadirkan inspirasi, satu kata yang membuat saya dapat menjawab pertanyaan ini, mompreneur; mom yang berarti ibu, dan preneur adalah potongan dari kata entrepreneur yang berarti pengusaha. Menjadi seorang mompreneur berarti menjalankan peran sebagai ibu dan pengusaha pada saat yang bersamaan.
Alasan yang mendorong saya ingin menjadi seorang mompreneur adalah ingin sepenuhnya bekerja dari rumah, sehingga dipilihlah pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah, yakni mengelola toko online yang sudah dirintis sejak enam tahun yang lalu. Nantinya, saya tidak ingin meninggalkan anak-anak saya untuk bekerja dan menyerahkan pengasuhan pada ibu, atau pembantu rumah tangga. Kalau Allah mengizinkan, saya ingin mendampingi setiap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak saya nantinya. Dengan kata lain, saya ingin mengurus rumah tangga sambil menjalankan bisnis.
Seperti yang kita ketahui, bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Maka dari itu, seorang ibu pun harus belajar menjadi ibu yang profesional agar mampu mengemban amanah baik di ranah domestik (rumah tangga, parenting, hubungan dengan pasangan, manajemen keuangan rumah tangga) maupun non domestik dengan baik. Ibarat sebuah universitas, ilmu tentang ibu ini adalah perkuliahan yang wajib diikuti oleh setiap Mahasiswa (intrakurikuler). Hal ini adalah salah satu alasan saya mengikuti perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Meskipun saat ini saya belum menjadi seorang ibu, tapi saya adalah ibu bagi anak-anak di sekitarku; sembilan orang keponakanku, siswa-siswaku, dan anak-anak lainnya. Mereka adalah “dosen praktikum” saya dalam belajar menjadi ibu sebelum menjadi ibu yang sesungguhnya, sedangkan Institut Ibu Profesional adalah dosen teori sekaligus praktikum saya dalam universitas kehidupan yang sedang saya jalani saat ini.
Selain ilmu intrakurikuler, ada pula UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), atau kegiatan ekstrakurikuler yang akan saya ikuti di universitas kehidupan ini, yakni menjadi seorang pengusaha. Saya ingin memperdalam ilmu bisnis agar dapat membantu saya dalam mengatur keuangan rumah tangga; mengatur jumlah uang masuk, membelanjakannya, mana yang harus ditabung dan lain sebagainya. Salah satu cara belajarnya adalah mengikuti mentoring bisnis yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas bisnis. Namun nanti, setelah lulus matrikulasi dan menjadi member IIP, saya ingin menyalurkan passion ini di Rumah Belajar Bisnis IP Bandung. Semoga dengan mengikuti RB Bisnis ini, saya bisa menjalani hidup seperti Ummul Mukminin, mompreneur panutan kita semua, Khadijah radhiallaahuanha.
Saya harap, jurusan ini dapat menjadi sarana dzikrullaah dan memperoleh rido-Nya. Bukankah itu tujuan kita hidup di dunia? Maka dari itu, agar Allah rido, maka saya harus mempelajari ilmu-ilmu yang ada di jurusan ini dengan mendahulukan adab-adab, seperti mengusahakan hadir tepat waktu, konsisten mencantumkan sumber ilmu ketika akan menyebarkannya, mencatat dan mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Rasulullaah mengajarkan kita untuk mengikat ilmu dengan menulis. Selain itu, tugas-tugas yang diberikan oleh para guru juga merupakan sarana pengikat ilmu. Maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh, jadikan ia kebutuhan. Jika sudah dijadikan kebutuhan, maka kita akan tersadar bahwa semua ini untuk kebaikan diri sendiri. Kemudian amalkanlah, agar bermanfaat bagi lingkungan sekitarmu.
Welcome to the university of life!
0 notes
Conversation
Nice Homework #3: Membangun peradaban dari Dalam Rumah
Minggu ini sedikit menegangkan ngerjain Nice Homework #3 nya IIP. Kenapa? Karena selain materinya adalah Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, terselip di dalamnya tugas yang Maha Penting bagi seluruh pasangan menikah baik yang baru maupun lama, yaitu, nulis surat cinta! Omagad, gimana gak geli-geli gimana gitu.. haha.. Anyway, tugas kali ini saya dapet pertanyaan yang belum saya jawab (lagi) di grup IIP Batch 4.
Jadi, apa sih yang bisa diciptakan dari dalam rumah?
Denger pertanyaan begini yang ada dipikiran saya adalah dari rumah kita bisa melahirkan generasi yang hebat dan unggul. Selain itu, kita (ibu) memegang kendali penuh atas pendidikan terhadap anak-anak dengan izin bapak presiden alias suami. Karena sebuah peradaban nggak mungkin ada kalau nggak ada seorang ibu yang mendidik anaknya hingga ia jad dewasa dan memiliki pengetahuan akan apa yang terjadi disekitarnya. Sgitunya ya peran ibu? Saya baru memahami saat sekarang saya merasakan jadi seorang ibu.
Omong-omong soal membangun peradaban dari rumah, ternyata, hal itu nggak bisa diwujudkan secara sepihak aja saat kita menikah. Adapun beberapa langkah yang harus kita lalui waktu kita mebangunnya, diantaranya:
1. Temukan Potensi unik kita dan pasangan
2. Lihat kkeunikan positif dari diri kita
3. Lihat Potensi anak-anak kita
4. lihat lingkungan sekitar kita.
Nah, setelah semuanya dapat terjawab barulah kita bisa bersama menyusun peradaban seperti apa yang akan kita bangun bersama suami. Karena, antara pekerjaan, berkaya, dan mendidik anak adalah suatu kesatuan yang berintegrasi satu sama lainnya.
Tugas NHW #3 ini justru bikin deg-degan karena perlu kita ingat bersama, membutuhkan kerjasama bilateral yang nyata, hahaha.. kaya apaan aja. Eh tapi beneran! Nih tugasnya...
a. Jatuh cintalah lagi pada suami Anda, buatlah surat cinta yg membuat Anda memilihnya sebagai ayah bagi anak-anak Anda. Berikan padanya dan lihatlah responnya.
Untuk hal ini, jangan tanya saya dan dia ya? Surat cintanya ada deh... tapi via watsap, karena kebetulan saya di Bandung dan dia sehari-hari kerja di Cilegon, LDM? Ya. Katemunya seminggu sekali, dan udah lewat deadline NHW ini kalo nunggu lihat wajahnya saat baca surat cinta. Hahaha...
If you treat each other like you did in the beginning, there will never be an end. (Emily Norris on her Youtube channel.
Dari awal kita nggak pernah bikin surat cinta satu sama lain, but we do treat each other like when we first met. Ada perasaan malu waktu saya chat suami tadi subuh habis sahur. Dan tahukah apa responnya...
Me: *nulis surat cinta singkat on watsap*
typing...
ngarep apa gitu balesannya, haha.. dim!
Hubby: ini ngetik emojinya dimana ya?
(dia baru ganti HP dan belum di set, gubrak! Hahaha.. tapi jawaban ini memang... hmmm.. sudah kuduga...) chat tentang munculin emoji di HP dia berlanjut,
typing... dim!
Hubby: Pasti kamu expect yang lain pas aku typing, hehehe
Me: Hahaha
Hubby: Gak ada ay, yg mana
Me: Setting - General - Keyboard - Keyboard edit atau add new keyboard
Hubby: Oooh harus disetting dulu y
typing... dim!
Hubby: XOXO
Me: hahaha.. makasih ya ay, aku udah dapet balesan surat cinta aku XOXO
Dan.. tiba-tiba ada chat lain masuk,
Hubby: Lupa aku mau bilang sama kamu, kamu jangan khawatir ya kalau aku jarang posting di medsos tentang kita. Krn aku bukan orang spt itu. Perasaanku sama km dan Hanum gak akan berkurang sedikitpun, dan ak gk perlu publik tau. Ckp kamu dan hanum yg merasakan.
Terus aku? Ya melting laaah.. hehehe... coba aja pulangnya hari ini... hahaha...
b. Lihatlah anak-anak Anda, tuliskan potensi mereka masing-masing.
Hanum masih kecil banget tapi aku lihat dia berpotensi jadi easy kid. Artinya, kalau di bukunya Anti Panik, easy kid itu punya pola makan, tidur, dan buang air yang teratur Selain itu, ia juga cepat beradaptasi dengan lingkungan, makanan, dan orang baru. Juga, ketika frustasi akan cepat ditenangkan. Aamiin.. semoga sampe besarnya juga gitu kaya ibu dan ayahnya. Hehehe..
c. Lihatlah diri Anda, silakan cari kekuatan pada diri Anda. lalu, lihat kembali suami dan anak-anak Anda, bacalah kehendak Allah, mengapa Anda dihadirkan ditengah-tengah keluarga dengan potensi yang Anda miliki.
Mungkin, I was born to be a tough leader dan happy -all-the-time- person. Pernah satu waktu saya mengalami kemunduran diri yang begitu pesat, tapi nggak lama saya bisa bangkit lagi dan tetap bahagia. Ditinggal kedua orang tua saat remaja membuat saya harus jadi kakak yang kuat dan memimpin adik saya. Saya juga harus lekas bangkit agar adik juga ikut semangat dalam menjalani kehidupannya. Alhamdulillah, dengan adanya sikap positif ini sebagai tough leader, saya bisa ada diantara adik, suami dan anak saya. Saya juga ingin tetap sehat dan melihat Hanum tumbuh dewasa hingga saya menjadi nenek dan uyut bagi anak cucu saya. Yes, I was born to be a tough leader (sekarang leadernya suami, saya leadernya Hanum hihi..) and a happy person.
d. Lihat lingkungan sekitar Anda, tantangan apa saja yang ada di depan Anda? Adakah Anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga Anda dihadirkan disini?
Pada awal pernikahan, saya sempat tinggal berdua dengan suami di Cilegon. Tetangga tidak terlalu kenal, sibuk masing-masing. Tapi diantara mereka, saya belajar berinteraksi dengan orang di lingkungan yang sama sekali saya tidak kenali. Ditambah lagi saat itu saya sudah tidak bekerja. Jadi, lebih banyak belajar mandiri dan menyesuaikan dengan lingkungan.
Sekarang saya tinggal di Bandung, tantangannya justru berbeda. Di tempat yang banyak keluarga kami, saya justru harus belajar tetap mandiri. Karena kecenderungan saat ini, jika seorang anak perempuan yang sudah menikah dan tinggal dekat dengan keluarga adalah mereka cenderung lebih mengandalkan keluarga ketimbang menjalankan sendiri. Selain itu, keluarga kecil kami juga harus menunjukkan bahwa kami dapat bertumbuh dan bergerak bersama serta menjadi contoh bahwa orang tua adalah satu tim agen perubahan dan peradaban bagi keluarga mereka. Pernikahan kan sesuatu yang dinamis, maka baik kita sebagai pasangan, maupun sebagai orang tua seharusnya selalu belajar untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan. dan saya ingin, ini menginspirasi pasangan muda maupun pasangan yang telah lama menikah, bahwa menikah bukan semata-mata bertahan bersama tapi berjalan bersama dan saling menerima perubahan.
Waaaah, alhamdulillah ya... Akhirnya berlalu juga proses merenung lama dalam kesendirian. Hahaha.. Mungkin cukup segitu dulu NHW #3 saya, semoga bisa menginspirasi diri saya sendiri untuk menjadi diri yang lebih baik.
Salam for the better version of me.
See you again on the upcoming posts. XOXO
1 note
·
View note
Text
Ingin Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga
Menjadi ibu profesional kebanggaan keluarga adalah impian semua wanita, termasuk saya. Apakah bisa terwujud begitu saja? Tentu tidak, perlu perjuangan panjang untuk mencapainya. Langkah demi langkah harus dilalui. Ibu profesional dilahirkan melalui majelis-majelis ilmu dan komunitasnya, bukan lahir dari budaya “percenahan”. Menjadi ibu tidak bisa sekadarnya saja, tapi harus dibarengi ilmunya supaya dapat mencetak generasi sholeh, sehat, cerdas, dan keluarga unggul penerus peradaban. Salah satu cara yang saya tempuh dengan ikut kuliah di Institut Ibu Profesional (IIP).
"Ibu profesional adalah ibu yang bersungguh-sungguh menjalani tugas utama dan pertamanya sebagai pendidik anak-anaknya, pengelola keluarganya, menjalankan aktivitas produktif sesuai passion-nya, mandiri finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya," Septi Peni Wulandani
Berbicara tentang IIP, saya sudah mengenalnya saat single sejak 3 tahun lalu melalui sosok Kartini abad 21, Ibu Septi Peni Wulandani, founder IIP. Begitu mendengar kisahnya yang menginspirasi jemari ini langsung meluncur ke mbah google, keluarlah web ibu profesional. Saat itu langsung gabung jadi anggota dan kita dapat mengikuti kuliah online melalui webinar dengan kurikulum Bunda Cekatan dan Bunda Sayang. Sayangnya saya tidak bisa ikut rutin.
13 Juni 2015 saya menikah dengan seorang laki-laki terbaik pilihan Alloh SWT, Leo Irwansyah. Alhamdulillah 17 Mei 2016 lahir seorang putra pelengkap kebahagiaan keluarga kami, Fathan Nizami Irwansyah, yang saat ini berusia 8 bulan+9 hari.
Menjalankan peran sebagai seorang istri, ibu, dan aktif di ranah publik terasa berat. Ada rasa galau, antara ingin menjadi full time mother atau happy working mom. Bingung mau pilih mana :( Orang tua tetap mendorong untuk bekerja dan aktif di ranah publik karena profesi dokter harus diamalkan dan dibutuhkan banyak orang. Kalau Pak Suami (Paksu) menyerahkan keputusan kepada saya. Jalani apa yang menurutmu nyaman dan mampu. Jangan terbebani. Dilematis. Keputusan yang sulit.
Jreng, jreng, tak terasa masa cuti lahiran telah berakhir. Keputusan pun harus saya ambil, akhirnya saya memutuskan untuk kembali bekerja dengan membawa Fathan karena ingin memenuhi haknya mendapat ASI eksklusif lanjut sampai 2 tahun. Saya nikmati rutinitas ini dengan senang hati. Setelah Fathan 6,5 bulan, ditinggal di rumah karena sudah mulai MP-ASI dan ASI Perah. Alhamdulillaah ada kakak dan istrinya yang begitu baik dan sayang sama Fathan. Berat rasanya harus ninggalin anak untuk bekerja. Tapi saya berusaha memaksimalkan waktu bersama anak sebaik mungkin.
Di tengah kegalauan ini, saya masih suka kepoin webnya IIP, beli buku Bunda Sayang dan Bunda Cekatan, serta baca-baca beberapa referensi. Masih bertanya-tanya bagaimana saya bisa menjadi ibu profesional dengan peran yang begitu banyak, harus darimana mulai belajarnya, berguru sama siapa, dan lain-lain. Karena itu saja tidak cukup, perlu ada sebuah komunitas yang memiliki visi misi sama, belajar bersama, saling berbagi, memotivasi dan menginspirasi.
Sampai akhirnya di awal tahun 2017 ini, dalam Rapat Kerja Daerah ‘Aisyiyah Garut saya bertemu dengan seorang Eyang hebat, Eyang Hj. Yayah Kusnariyah, ngobrol banyak “ngaler ngidul” salah satunya tentang IIP Garut. Rupanya pengelolaan IIP sekarang sudah lebih terstruktur dan ada kelas-kelasnya. Ada grup WA nya dan sedang membuka pendaftaran kelas matrikulasi. Wah saya antusias banget. Setelah mendapat nomor hp Teh Mekar, saya langsung kontak untuk bergabung dengan grup IIP Garut. Alhamdulillaah Allah SWT mempertemukan saya dengan ibu-ibu hebat di komunitas ini. Bismillaah saya daftar kelas Matrikulasi IIP Batch 3. Baru mulai kelas aja udah belajar banyak terutama membangkitkan kembali semangat ngeblog yang sudah lama tertunda. Siap-siap untuk menerima materi-materi yang menarik.
Mau tau lebih lanjut tentang Kelas Matrikulasi IIP? Ayo klik disini
Terima kasih Ya Allah, berkah awal tahun yang luar biasa. Semoga Allah SWT memudahkan langkah-langkah kita dalam menuntut ilmu, selalu belajar memperbaiki diri untuk menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga. Karena sejatinya hidup itu untuk belajar, berbagi, dan menginspirasi.
Karangpawitan, 27 Januari 2017
2 notes
·
View notes
Text
Menjadi Pribadi yang Total
Setiap orang berharap untuk menjadi orang yang lebih baik kedepannya. Belajar dari masa lalu dan kemudian berdamai dengannya. Untuk menjadi pribadi yang tidak kembali mengulangi kesalahan yang sama, pribadi yang senantiasa belajar sehingga bisa menjadi pribadi yang lebih bijak dalam menghadapi asam-garam kehidupan.
Bagiku, kehidupan adalah perjalanan panjang tentang sebuah proses pembelajaran yang membentang antara langit dan bumi sejauh tubuh masih diberikan kesempatan untuk bernafas. Gurunya bisa siapapun. Materinya juga bisa apapun.
Kali ini, aku ingin sekali mendalami salah satu ilmu kehidupan, yaitu menjadi pribadi yang total.
Menjadi pribadi yang total, entah apapun peran yang dilakoni itu benar-benar sulit. Dimana peran yang aku lakoni tak hanya satu, yaitu sebagai hamba, yang kemudian juga berperan sebagai anak, sebagai pegawai, sebagai teman, dan juga sebagai calon istri dan ibu.
Sebagai hamba, dengan menjadi hamba yang totalitas, maka semua yang aku lakukan di dunia ini tujuan dan niatnya harus dikembalikan lagi, yaitu hanya kepadaNya. Sesuai dengan alasan kenapa aku terlahir di dunia ini, yaitu hanya untuk beribadah kepadaNya.
Belum lagi peranku sebagai anak, anak shalihah, anak yang menjadi kebanggaan orang tua, anak yang bisa membantu meringankan hisab kedua orang tua, anak yang mampu membantu meringankan beban hidup mereka, serta anak yang bisa terus menerus menorehkan senyuman di wajah renta mereka.
Ya, apapun perannya. Aku rasa aku harus totalitas dalam memainkannya. Menjadi pribadi yang total tentu bukan suatu hal yang mudah tetapi bukan sesuatu hal yang juga tidak mungkin untuk dipelajari.
Soft skill ini butuh komitmen. Sebuah perjanjian kuat dengan diri sendiri.
Soft skill ini butuh niat. Meluruskan niat, bahwa semua ini sebagai jalan untuk semakin dekat denganNya.
Soft skill ini butuh ilmu. Ingin menjadi hamba yang total maka perlu banyak belajar ilmu agama. Ingin menjadi anak yang total maka perlu banyak berbakti kepada orang tua. Ingin menjadi istri dan ibu yang total maka perlu banyak membaca ilmu pernikahan dan juga ilmu parenting. Semuanya perlu di pelajari karena semua ada ilmunya. Belajar dengan sebenar-benarnya belajar. Tidak setengah-setengah sehingga hasilnya pun tidak akan setengah-setengah. Sudah seyogyanya bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Soft skill ini butuh keyakinan. Bahwa diri ini mampu. Bahwa diri ini memang mampu. Dan bahwa diri ini memang benar-benar mampu. Mampu menjadi pribadi yang total.
Soft skill ini butuh kesabaran. Berubah itu tidak semudah membalikan telapak tangan ataupun semudah menghapus tulisan di layar dengan menekan tombol delete. Semua butuh proses. Proses butuh waktu. Dan waktu butuh kesabaran. Karena perjalanan ini perjalanan panjang, maka sepanjang itu pula kesabaran itu diperlukan.
Soft skill ini butuh action. Jangan hanya jadi wacana. Rencana tanpa aksi. Rencana itu perlu untuk direalisasikan agar tidak hanya sekedar menjadi wacana.
Diri ini masih harus banyak bebenah. Termasuk membenahi setiap niat atas apa-apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan.
Salemba,
27 Januari 2017
@azaleaputri
1 note
·
View note
Text
NHW6 : Belajar Menjadi Manajer Keluarga Yang Handal
#NHW6_Dita Sefty Nurina_IIPBanten
Bismillaahirrahmanirrahiim
Tugas NHW6 mengingatkan saya akan firman Allah
“Demi Masa, sesungguhnya manusia kerugian…” (QS. Al. Ashr : 1 - 2)
Sungguh saya termasuk manusia di dalamnya, dan ingin melakukan perubahan agar tidak menjadi manusia yang merugi tersebut. Betapa banyak waktu yang saya buang dengan percuma, sedangkan saya ingin hidup dalam kebermanfaatan.
Sebagai seorang istri bekerja dan belum dikarunia anak, terkadang saya memiliki waktu yang dengan atau tanpa sengaja saya lewatkan begitu saja tanpa hal-hal bermanfaat dan produktif. Berhaha-hihi dalam genggaman smartphone, niat mencuri ilmu dalam online namun kebanyakan mampir sana - sini dan berujung ke akun gosip ngehits yang berakhir bikin kepala senut-senut melihat kata-kata pedas sadis di kolom komentar, kebayang beratnya hisab untuk jempol dan mata ini :(
Hup.. hup.. hup... maka bergeraklah melakukan perubahan!
Tahap 1, memilah aktivitas
Tahap 2
TADA!!! waktu saya selama ini kebanyakan di main gadget :(
Tahap 1
Merubah aktivitas penting menjadi dinamis. Dalam aktivitas penting saya menulis Ibadah, mengurus suami dan bebebah. Dalam hal beribadah saya mesti meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Beberapa bulan terakhir ini saya kebanyakan begdang gak penting dan membuat saya lalai mendekat kepada Allah di sepertiga malam. Maka saya akan merubahnya di sepertiga malam menjadi aktivitas dinamis untuk mendekatiNya.
Mengurus suami, walau suami saya adalah pribadi yang mandiri dan tidak mengandalkan saya dalam mengurus keperluannya. Sebagai seorang istri saya wajib belajar dan melakukan tugas-tugas saya. ini adalah hal terberat bagi saya yang ilmunya masih dangkal dan malas.
Bebenah! Bebenah di sini bukan hanya beres-beres rumah, tapi beres-beres diri dengan segala drama dan kerebekannya, dalam hal ini membantu saya juga untuk menemukan tujuan untuk apa saya hadir di dunia?
Tahap 4
“Kandang Waktu”
karena saya bekerja maka aktivitas rutias rutin saya pindahkan di malam hari setelah saya pulang bekerja. Untuk penambahan jam terbang saya dan aktivitas dinamis yang lebih banyak saya lakukan di weekend biasanya saya mengisi dengan pelatihan (tidak tentu waktunya dalam sebulan) dan liqo atau kumpul bersama keluarga. Di dalam keseharianpun dalam menghilangkan jenuh di dalam aktivitas dinamis saya selipkan bermain dengan kucing-kucing saya (biasanya pulang kerja atau sambil melakukan sesuatu) meski di jadwal tidak saya cantumkan.
Indikator dalam manajemen waktu tersebut beberapa sudah ada yang berhasil meski banyak naik turunnya karena moody rasa malas. Ke depannya saya harus lebih keras lagi ke dalam diri saya agar lebih disiplin.
0 notes
Text
NHW#3 MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
“ Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya ”
Masih dalam rangka menyelesaikan tugas matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 3. Dalam NHW#3 kali ini kami ditugaskan untuk memahami peran spesifik keluarga.
Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.
Dalam tugas kali ini, kami dibagi menjadi tiga kelompok. Yaitu kelompok pra nikah, untuk kami yang masih dalam proses memantaskan diri menuju gerbang pernikahan. Kelompok Ibu menikah, untuk mereka yang sudah berkeluarga. Terakhir, kelompok single parent.
Saat ini saya masuk kelompok pra nikah. Alhamdulillah. Dalam tugas kali ini kami yang masih single diminta untuk :
Membuat tulisan suara hati kami dengan tema “Untukmu Calon Imamku”
Menuliskan kekuatan potensi yang ada pada diri kita
Melihat orangtua dan keluarga kita. Membaca kehendakNya, mengapa kita dilahirkan di tengah-tengah keluarga kita saat ini dengan bekal/senjata potensi diri. Misi rahasia hidup apa yang DIA titipkan ke diri kita. dan tuliskan apa yang kami rasakan selama ini.
Melihat lingkungan dimana kita tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan ? Adakah kita bisa menangkap maksud Allah, mengapa kita dihadirkan di lingkungan ini?
Untuk tugas no. 1, Mba Dewi, fasilitaror kelas kami bilang untuk menuliskan aliran rasa saya. Bisa tentang harapan harapan mendapatkan imam seperti apa, bagaimana berumah tangga kelak, dan sebagainya. Tulisan tersebut bisa diberikan nanti saat sang imam sudah tersanding. Muehehehehe… Semoga dipermudah ya. Aamiin.
No. 2 kami diajak mengenal lebih jauh tentang diri kami masing masing. diawali dengan mengetahui apa sih potensi yang kami miliki. Yang bisa menjadi modal bagi kami untuk bisa memulai membangun sebuah peradaban berkolaborasi dengan seluruh anggota keluarga dan lingkungan.
Menurut saya pribadi, jika bicara tentang potensi yang dimiliki salah satunya adalah saya tergolong orang yang keras pendirian bila sudah meyakini sesuatu. sulit sekali dicegah. Bapak saya sampai geleng geleng kepala mungkin klo saya sedang ada maunya. Tapi saya cukup realistis dan tau kapan harus mengalahkan kekerasan pendirian saya. biasanya saya berfikir cukup panjang untuk menimbang baik dan buruknya. Saya juga termasuk orang yang, mmmm…. tidak terlalu ambil pusing dengan apa yang difikirkan orang tentang saya. Saya adalah saya. Bukan saya harus seperti apa yang orang lain fikirkan. Saya juga mudah tertarik dengan sesuatu yang baru. Jika sudah tertarik, maka saya akan memdalaminya dengan serius. Tapi jeleknya adalah saya mudah bosan. Jadi perlu dorongan dan motivasi untuk menjaga kestabilan emosi saya.
No. 3, saya dilahirkan ditengah tengah keluarga yang sangat baik. Kedua orang tua selalu mendukung kami anak anaknya. Mereka termasuk orang ua yang membiarkan anaknya bertumbuh sesuai dengan apa yang anak anaknya sukai. Namun tetap dengan pengawasan mereka. Mungkin mereka ingin anak anak nya merasakan bagaimana rasanya berhasil dengang kemampuan sendiri, bagaimana rasanya belajar dari kegagalan kita sendiri.
Mereka cendrung tipe orang tua yang jarang menunjukkan perasaan cintanya secara verbal ataupun pelukan dan ciuman. Hehehehhe…. Ini salah satu yang harus saya improve dari mereka bila nanti saya berkeluarga dan memiliki anak. Mereka lebih sering menunjukkan rasa cintanya dalam bentuk lain. Ya, diantaranya dalam bentuk dukungan tadi.
Banyak sebenarnya pelajaran tentang hidup yang secara tidak langsung mereka contohkan kepada kami anak anaknya. Diantaranya bagaimana bertanggung jawab pada apa yang sudah kita lakukan dan ucapkan.
Dari mereka, saya belajar banyak tentang “bagaimana mencari jalan tengah diantara banyak perbedaan perbedaan”. Dari Ibu, Allah mungkin ingin saya belajar bagaimana agar antara keluarga dan pekerjaan dapat tetap berjalan dengan selaras dan harmoni. Untuk menerima segala kelebihan pasangan dan melengkapi kekurangannya. Dari Bapak, mungkin Alla ingin saya belajar apa arti kerja keras dan kesabaran.
No. 4. Saya tinggal dilingkungan yang cuku kondusif. Kehidupan di lingkungan kerja yang cukup dinamis dan humoris saya rasa. Bekerja diantara orang orang dengan berbagai macam latar belakang dan keyakinan membuat saya lebih bersyukur dengan semua yang saya miliki. Beberapa teman “diharuskan” menjadi kepala keluarga, bertanggung jawab penuh kepada adik adik dan orang tuanya. Beberapa lagi giat belajar dan bekerja untuk meng-upgrade kemampuan mereka. Lingkungan lain selain kehidupan kerja, saya biasa menghabiskan waktu dengan beberapa teman halaqoh maupun para pecinta Thibbunnabawi. Dari mereka yang sebagian besar sudah berkeluarga, saya juga banyak belajar. Banyak sekali. Membuat saya banyak banyak bersyukur ada ditengah tengah mereka. Bisa mendengar dan belajar dari kehidupan mereka.
Tantangan yang saya hadapi di lingkungan saya, khususnya di lingkungan kerja adalah, bagaimana cara mewarnai merka dengan nilai nilai Islam tanpa terkesan menggurui ataupun sok tau. Salah satu caranya adalah dengan memberikan contoh dan bagaimana mengkomunikasikannya dengan sebaik baiknya agar dapat diterima.
Selalu hadirkan Allah dalam setiap langkah kita. Minta Ia membuka fikiran dan jalan kita agar tidak tersesat.
Bekasi, 11 Februari 2017
Rahma Agastya_IIPBekasi_Batch3
0 notes
Text
NICE HOMEWORK :)
Saya mencoba turut kekinian dengan bergabung dalam Institut Ibu Profesional yang didirikan oleh Ibu Septi Wulandani. Sebenarnya udah pengen gabung dalam komunitas ini sejak lama, tapi mungkin karena belum berjodoh, jadilah saya selalu miss info, dan akhirnya baru kesampaian sekarang ini. Saya mendaftar mengikuti program Matrikulasi Batch 4, hihi.. Kalau lulus dalam program matrikulasi ini, ibu2/ calon ibu yang mendaftar baru bisa bergabung dengan IIP.
Sebenarnya kelasnya ringan aja, semua materi disampaikan dalam grup watsapp tanpa tatap muka, yang penting komitmen untuk selalu menyimak, belajar dan mengerjakan tugas :D Tugas akan diberikan setiap minggu, dan harus dikumpulkan tepat waktu, Tugas di dalam IIP ini biasa kita sebut ‘Nice Homework’ :) karena pada dasarnya, setiap NHW yang diberikan oleh fasilitator NICE untuk pribadi kita sendiri :D.
Nah, biar intro nya ga kepanjangan, saya lanjut aja ke NHW ini ya, hehe..
Materi pertama yang diberikan mengenai ‘ADAB MENUNTUT ILMU’. Ada 4 pertanyaan yang akan saya coba jawab satu - satu :)
1. TENTUKAN SATU JURUSAN ILMU YANG AKAN ANDA TEKUNI DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN INI!
emm… Pertanyaan ini jadi sulit karena hanya boleh satu. Kalau boleh sejuta, list nya akan panjang, tapi kalau boleh 2, jawaban saya antara ‘parenting’ atau ‘media’. Tapi berhubung mempelajari 'parenting’ adalah kewajiban yang diberikan Allah sebagai salah satu fitrah penciptaan wanita, dan juga karena si janin di perut terus menendang2 -mungkin untuk memastikan aku menyadari eksistensinya sepanjang hari ('dug’, 'oh iya, mau dibacain apa, sayang?’;'dug’, 'oh iya, lapar ya,makan deh’, begitu seterusnya)- dan Galih, pacar saya yang sungguh sangat concern di bidang ini, hingga saya merasa dengan tidak menuliskannya, saya tetap akan terseret untuk mempelajarinya. Maka dengan menyadari penuh konsep 'tuliskan maka jadi nyata’, di tugas kali ini saya akan menjawab (jeng .. Jeng..) bidang 'media’, karena hal ini mungkin akan terlupa jika tidak dihujamkan erat ke jiwa via tulisan.
Media yang saya maksud cukup luas, termasuk bidang marketing, branding, perfilman, game, literasi, animasi, desain grafis, ilmu komunikasi, dll.
2. ALASAN TERKUAT APA YANG ANDA MILIKI SEHINGGA INGIN MENEKUNI ILMU TERSEBUT?
Saat SMP, saya senang sekali menonton bioskop TR*NS TV, terutama film-film tentang agen intelijen yang sangat keren. Hal ini menjadi asal mula timbulnya cita-cita saya untuk bisa bergabung bersama BIN (Badan Intelijen Nasional). Dengan tekad penuh, saya pun mengajukan kepada orang tua agar diperbolehkan menempuh SMA semi militer di pesisir pandan yang berjarak 12 jam perjalanan dari rumah saya di Medan. Hal ini dikarenakan SMA saya merupakan 1 dari sedikit sekali SMA di Indonesia ini yang memiliki akses ke STIN (Sekolah Tinggi Intelijen Negara), dengan berat hati - karena ga tega mematikan api semangat yang meletup2 di mata saya- orang tua saya pun mengizinkan. Lalu trend perfilman pun berubah ke tema - tema luar angkasa, yang menurut saya hebat sangat fantastis, yang menghidupkan kembali cita - cita lama saya untuk menjadi astronot. Lalu saya juga mencoba mendaftar ke Nanyang Technology University di Singapur mengambil jurusan aerospace engineering (menganggap itu jurusan terdekat untuk menjadi astronot). Tapi takdir berkata lain, saya akhirnya terjeblos menjadi rakyat sipil (bukan intelijen, red.) yg menempuh kuliah secara normal di kampus ITB.
Tapi pelajaran yang bisa saya ambil, media perfilman saat itu, sangat mempengaruhi saya dalam mengambil langkah-langkah penting dalam hidup saya.
Saat ini, terutama dengan trend social media, media mengiringi kehidupan kita dari berbagai sisi. Betapa banyak gerakan bahkan sebuah rezim runtuh karena pengaruh media. Keberpihakan terhadap sebuah isu dari seseorang juga bisa kita lihat dari media berita yang sering dia ikuti. Belum lagi tokoh - tokoh yang saya jadikan teladan dan sedikit banyak mempengaruhi cara - cara saya bersikap dan mengambil keputusan. Saya belajar makna keberanian, ketulusan, cara mengungkapkan kemarahan, persahabatan, dan banyak hal lainnya dari tokoh - tokoh yang saya temui di novel maupun film yang saya nikmati, yang 90% di antara mereka sebenarnya fiktif. Tidak menutup kemungkinan ada selipan nilai dari pembuatnya yang tidak cukup baik yang turut saya telan.
Oleh karena itu, saya melihat semakin besar kebutuhan untuk mewarnai media dengan konten-konten yang baik dan positif, terutama dalam syiar islam dan kebaikan, belum lagi jika melibatkan hitungan potensi pahala yang dapat diserap dengan menyajikan hal-hal positif untuk mendorong orang lain berbuat baik.
3. BAGAIMANA STRATEGI MENUNTUT ILMU YANG ANDA RENCANAKAN DALAM BIDANG TERSEBUT.
a. Menstate dengan jelas visi ini kepada suami saya.
Saya sadar penuh, apa pun itu cita2 atau aktivitas yang ingin saya lakukan tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa dukungan suami. Oleh karena itu, setelah mengistikharahkanNya kepada Allah, mengantongi acc suami adalah hal pertama yang perlu didapatkan. Hal ini juga perlu untuk menjaga motivasi di masa depan. Suami saya akan berperan sebagai supervisor saya untuk mengawal agar misi ini dapat tercapai. Alhamdulillah ini done! :)
b. Belajar otodidak melalu buku, youtube, website,dll
Saat ini akses internet menjadikan belajar mandiri sebagai hal yang mudah, kuncinya hanya di kemauan.
c. Mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya.
Menceburkan diri dalam aktivitas yang dekat dengan hal ini merupakan langkah selanjutnya yang perlu saya ambil, pernah menjadi pimpinan redaksi koran Gamais dan majalah INSpira, serta menjadi wakil ketua sektor syiar, pelayanan, dan dinamisasi kampus Gamais ITB (yg membawahi bidang syiar media) memberi saya pelajaran yang sangat berharga yang rasanya tidak akan bisa tergantikan oleh buku-buku.
d. berguru
Belajar kepada orang lain meskipun bersifat peer atau teman sebaya tentu berbeda dengan belajar hanya kepada buku. Saya berencana memperbanyak list tokoh untuk dikunjungi (rumah maupun blognya) dan mencoba menggali ilmu dari mereka.
e. kuliah di bidang Media.
Poin 5 ini belum pasti, tapi saya cukup mempertimbangkannya untuk diambil setelah saya melewati masa ASIX (kira2 7 bulan lagi, insyaallah)
4. PERUBAHAN SIKAP APA SAJA YANG ANDA PERBAIKI DALAM PROSES MENCARI ILMU TERSEBUT?
Emm.. a. Niat yang lurus Meluruskan niat menjadi hal penting sebelum memulai segala sesuatu. Pekerjaan a dan b bisa bernilai beda meski tampilannya sama hanya karena niatnya.
b. Semangat dan Tidak bermalas - malasan Sikap yang paling utama untuk dimiliki menurut saya adalah menjaga motivasi, yang perlu diperdalam dan diasah setiap hari agar sebuah mimpi/cita-cita tidak kehilangan ruhnya.
3. Rendah hati dan Mengosongkan gelas. Open mind dan terbuka terhadap ide2. Karena dengan rendah hati, bisa jadi kita melihat hal baru dari ilmu lama yang penting tapi tersilap.
Sekian, NHW ini saya sampaikan.. *Alhamdulillah, NHW ini berhasil dikumpulkan tepat 2 menit sebelum deadline, sungguh sangat profesional, ffiuhh.. Salam Ibu Profesional,
Devy.
0 notes
Text
📚NICE HOMEWORK #1📚
Bismillah... ADAB MENUNTUT ILMU 1. Jurusan yg akan saya tekuni di universitas kehidupan ini adalah jurusan "OBAT ALAMI". 2. Alasannya... Motto hidup saya adalah "menjadi manusia yg bermanfaat bagi manusia lainnya". Sesuai dengan Hadist yang Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda, "Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni). Dengan memiliki ilmu tentang obat alami, diharapkan dapat membantu sesama manusia menemukan kesehatan ya prima dan kesembuhan suatu penyakit. InsyaAlloh 3. Strategi menuntut ilmu Obat Alami adalah dengan rajin membaca buku, mengikuti seminar dan pelatihan mengenai obat alami serta aktif di komunitas yg berkecimpung dalam dunia pengobatan alami. Untuk ilmu formal, insyaAlloh akan melanjutkan pendidikan ke Jurusan Obat Alami. 4. Perubahan sikap yg saya rasakan sejak mengetahui ilmu tentang Adab Menuntut Ilmu diantaranya., * tidak asal copy paste tulisan seseorang sebelum sesorang itu mengizinkannya. * tidak asal share berita yg belum jelas kebenarannya. * lebih menghormati guru dengan tidak berbicara sendiri saat guru menjelaskan ilmu. * jika mengajak anak ke majelis ilmu, lebih diperhatikan lagi agar anak tidak mengganggu proses belajar mengajar, mengajarkan anak untuk bersikap baik saat ikut di majelis ilmu. * Saat mengajarkan suatu ilmu kepada anak tidak tergesa-gesa ingin anak segera faham, tetapi lebih ke mencontohkan agar anak mengikuti, karena anak-anak adalah peniru ulung. Mengajarkan contoh kepada anak tentang adab yg baik dan anak-anak akan mengikutinya. Alhamdulilah ... Semoga Alloh memudahkan langkah kita menuju Jannah-Nya. Aamiin Salam Ibu Profesional Marlia Rahmawati Renaningtyas Kelas Matrikulasi Batch 4 Bekasi 2
0 notes
Text
NiceHomeWork #3
“Membangun Peradaban dari Dalam Rumah ”
Tidak pernah terpikirkan sebelumnya membuat surat cinta untuk suami. Hingga kali ini mendapat tugas nhw#3 yang menyuruh kita untuk membuat surat cinta bagi suami kita. Cukup bingung saat membuatnya karena ini pertama kalinya saya memberikan surat cinta bagi suami dan perdana juga saya membuat surat cinta untuk laki-laki 😊.
Jumat subuh itu saya selipkan surat cinta di dalam laptop suami, dan setelah itu perasaan saya dag dig dug menunggu respon dari suami yang sudah berangkat ke kantor tanpa tahu ada surat terselip di dalam tas nya. 😁
Hihhihi panjang memang suratnyaa, banyak yang ingin diungkapkan setelah sekian lama terpendam hehehe.
Tik.. tok.. Tik.. Tok.. Dan finally jam 10 saya buka WA ada chat dari suami (sewaktu mau buka pun malu sendiri takut dibilang lebay oleh suami tapi ternyata responnya di luar dugaan, suami bahagia. Dan ketika malam hari beliau pulang, langsung memeluk sambil tersenyum-senyum 🙌.
Bahagia, lega campur aduk.. Aaah benar-benar mengikuti kelas matrikulasi di IIP ini membuat kita melakukan hal-hal luar biasa yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Alhamdulillah saat ini kami telah dititipi oleh Allah SWT 2 orang anak yang luar biasa bagi kami. Anak perempuan pertama kami bernama Ara, dia adalah seorang anak yang lincah, periang, tapi sedikit pemalu. Ara sangat menyukai dunia kesenian, menari, menggambar, menyanyi adalah kegemarannya. Ara yang saat ini berumur 5 tahun sebentar lagi sudah akan khatam Al Qur'an dan sudah mulai menghafal juz 30. Tentu kami sebagai orang tua tidak menyia-nyiakan hal ini, kami berusaha memasukkan Ara ke tk tahfidz dan membantunya mengaji setiap hari. Mengenai kegemarannya menari, karena ayahnya tidak begitu menyukai tarian yang kurang sesuai dengan budaya islam, Ara diarahkan ke seni beladiri taekwondo agar kelak potensi yang dia miliki bisa tersalurkan dengan benar.
Anak kedua kami laki-laki dan bernama Wira. Dia adalah seorang anak yang lincah, tangkas, dan pemberani. Di usianya yang saat ini baru menginjak 19 bulan, dia sudah berani untuk bermain dengan teman-teman sekitar rumah yang berumur di atas 5tahun. Wira juga anak yang mandiri, untuk makan dan minum pun dia lebih suka melakukannya sendiri meskipun masih tahap belajar. Dengan kegesitan dan kelincahannya, kelak jika sudah cukup umurnya Wira akan kami perkenalkan juga ilmu beladiri seperti kakaknya, Ara.
Ketika saya mencoba melihat potensi yang ada pada anak-anak saya, saya pun berpikir potensi apa yang ada dalam diri saya. Kuliah di bidang Akuntansi dan bergelar S.E tidak serta merta membuat saya pintar mengatur keuangan. Justru saya sedikit lebih bisa mengatur organisasi, pernah ikut organisasi membuat saya hobi mengatur event atau acara. Saya pun suka berjualan, memasak kue meskipun masih belum mahir dan berencana berbisnis kue juga kedepannya, serta membuat kerajinan decoupage untuk dipakai sendiri maupun dijual.
Allah SWT mempersatukan saya dan suami, serta memberikan amanah Ara dan Wira mungkin agar kami bisa saling melengkapi. Saya dihadirkan dalam keluarga ini mungkin agar saya bisa mengatur dan membawa keluarga ini menjadi keluarga yang amanah dan bahagia tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat kelak agar kami bisa bersama memiliki tiket menuju surga Allah. Amiin Allahuma Amiin..
Saat ini kami sekeluarga tinggal di komplek tni au Bogor, kami baru sekitar 2tahun pindah ke sini. Kehidupan kami yang berpindah-pindah tempat membuat kami mempunyai tantangan tersendiri yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tetangga sekitar. Alhamdulillah saya sudah mulai akrab dan mengenal tetangga sekitar serta mulai aktif mengikuti kegiatan komplek. Awalnya kami merasa kecewa dipindah ke Bogor karena keinginan kami adalah tinggal di Jawa Tengah dekat dengan orang tua. Tetapi sekarang setelah kami pikirkan kembali, kami menyadari bahwa inilah jalan terbaik yang dipilihkan Allah untuk keluarga kami.
0 notes
Text
TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF
NiceHomeWork #7 TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF
Bunda dan calon bunda yang masih semangat belajar sampai NHW #7. Selamat, anda sudah melampaui tahap demi tahap belajar kita dengan sabar.
Setelah kita berusaha mengetahui diri kita lewat NHW -NHW sebelumnya, kali ini kita akan mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini dengan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping.
Segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman tulis di NHW#1 – NHW #6
Semua ini ditujukan agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.
🍀 Ketahuilah tipe kekuatan diri (strenght typology) teman-teman, dengan cara sbb : 1⃣masuk ke www.temubakat.com 2⃣isi nama lengkap anda, dan isi nama organisasi : Ibu Profesional jawab Questioner yang ada disana, setelah itu download hasilnya
3⃣Amati hasil dan konfirmasi ulang dengan apa yg anda rasakan selama ini. 4⃣ Lampirkan hasil ST30 (Strenght Typology) di Nice Homework #7 🍀 Buatlah kuadran aktivitas anda, boleh lebih dari 1 aktivitas di setiap kuadran Kuadran 1 : Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA Kuadran 2 : Aktivitas yang anda SUKA tetapi andaTIDAK BISA Kuadran 3 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda BISA Kuadran 4: Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA
TIPE KEKUATAN DIRI
AYU UTAMI PUTRI, anda adalah orang yang selalu berpikir “pasti ada jalan dan atau cara yang lebih baik”, selalu ingin memajukan orang lain dan senang melihat kemajuan orang, berpikiran strategic, senang mengkomunikasikan sesuatu, banyak idea dan senang menonjolkan kelebihan, pekerja keras, fokus, perfeksionis dalam hal hasil, teliti, memiliki intuisi dalam melihat keunikan sifat orang lain, memiliki intuisi dalam melihat jalan terbaik menuju tujuan, senang menghayal tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan. Dari hasil ST 30 ini potensi kekuatan saya adalah : distributor, marketer, quality controller, selector, strategist, visionary. Dalam pengamatan saya hasil test ini menunjukkan sedikit banyak kecocokan dengan diri saya yaitu : berpikiran strategic, senang mengkomunikasikan sesuatu, banyak ide, pekerja keras, fokus, dan yang paling utama adalah perfeksionis dalam hal hasil.
4. KUADRAN AKTIVITAS
Kuadran 1 : Berbisnis online, menjadi book advisor, belajar ilmu parenting, mengajar, membaca buku, membersihkan rumah, merias, traveling
Kuadran 2 : Menjahit, Berkendara, Menulis, Public speaking, crafting, baking,
Kuadran 3 : Memasak, Mencuci, Menyetrika, Olah raga, memperbaiki sesuatu.
Kuadran 4 : Memelihara hewan, berinteraksi dengan orang asing.
0 notes
Text
Nice Homework #1: Adab Menuntut Ilmu
Saya kuliah lagi. Institut Ibu Profesional tempat kuliahnya. Agak menakutkan karena ternyata Ibu juga bisa jadi profesi yang profesional. Program matrikulasi ini baru mulai kemarin tanggal 15 Mei 2017. Awalnya sih, ragu-ragu, perlu gak sih saya ikutan komunitas ini? Tapi dasar saya anaknya penasaran, daftarlah saya Program Matrikulasi Batch 4 Institut Ibu Profesional (IIP) Bandung.
Ternyata... jadi ibu juga harus sering laper ilmu, saya beruntung bisa gabung batch 4 IIP. Jadi ibu nggak gampang tapi juga nggak susah (gimana sih)... Ternyata harus ada ilmunya, dapet darimana? Ya dari mana aja sumbernya, dengan cara yang baik dan beradab. Adab itu langkah pembuka pintu para penuntut ilmu melalui diri sendiri pada Sang Pencipta maupun dengan guru dan sumber ilmu sendiri. Ini yang bikin saya penasaran, ternyata lagi, adab itu nggak bisa diajarkan, tetapi ditularkan melalui contoh. Dan ibulah tombak adab dalam keluarga untuk anak-anaknya.
Untuk bisa menuntut ilmu, kita harus berusaha untuk rendah hati. Artinya, ikhlas menerima masukan dari para guru sebagai sumber ilmu. Diri kita ini harus selalu merasa ingin tahu, bersungguh-sungguh, dan semangat untuk mengetahui sesuatu hal yang baik. Kita juga harus kritis dalam menghadapi informasi dari manapun, intinya berhati-hati dalam menerima dan menyampaikan sesuatu.
Minggu ini, tugas saya adalah untuk mengetahui diri sendiri. Ternyata (lagi) untuk bisa menuntut ilmu, saya harus kenal diri sendiri. Diantaranya berikut ini pertanyaan NHW #1 IIP Batch 4 Bandung:
Jurusan ilmu apa sih yang ingin saya tekuni dalam universitas Kehidupan?
Alasan terkuat apa yang saya miliki untuk menekuni ilmu tersebut?
Bagaimana strategi untuk menuntut ilmu tersebut?
Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa yang saya perlu perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
Sebelumnya, izinkan saya menjawabnya dalam bentuk cerita, saya suka sekali bercerita daripada menjawab melalui poin pertanyaan. Semoga yang membaca tulisan saya ini dapat merasakan betapa saya ingin menjadi seseorang yang dapat menggerakkan hati orang lain. Dari dulu saya ingin menjadi seorang Ibu (tok itu saja). Lalu, saya ingin bisa menginspirasi orang lain melalui diri saya (baik lisan dan tulisan). Saya juga suka dengan dunia pendidikan anak karena sebelumnya saya kuliah pendidikan Bahasa Inggris untuk anak. Alhamdulillah, semuanya saling terkait. Saat impian jadi nyata, ternyata nggak semudah itu ya jadi ibu? Kalau ada kelasnya, saya mau sekali belajar sabar, syukur, dan belajar mendidik yang inspiratif.
Kenapa? Karena setelah menjadi ibu, saya harus menjadi seseorang yang cepat belajar sesuai dengan perkembangan anak dan zaman. Diperlukan kesabaran yang luar biasa untuk terus belajar dan aplikasikan apa yang dipelajari sementara setiap waktu terjadi perubahan dan penyesuaian baik dari diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan sekitar. Seringkali, ibu muda nggak sabaran ingin ini dan itu, padahal tahapan prosesnya sendiri masih perlu banyak waktu untuk bisa dilihat hasilnya. Hasilnya, seringkali ibu muda seperti saya merasa kecewa dan nggak bersyukur.
Karena kurangnya rasa syukur, seringkali saya merasa helpless dan clueless. Padahal banyak ibu senior yang mau bantu saya, kalau saya merasa bersyukur dengan adanya mereka. Alih-alih bersyukur, saya malah sering minder karena gak bisa apa-apa. Padahal, meskipun ibu senior, buat kita yang muda, ilmunya udah out of date dengan perkembangan zaman bisa kita jadikan model yang kita upgrade sesuai dengan tuntutan zaman.
Saya ingin sekali bisa menginspirasi banyak orang, makanya saya ingin terus belajar, sehingga bisa mendidik dengan hati. Saya merasa (mungkin cuma persaan saya saja) kini empati anak-anak banyak berkurang karena sedikit yang dididik dengan empati. Saya ingin keluarga yang saya bina menjadi keluarga inspiratif dan berempati pada sekitar.
Untuk dapat mewujudkan sabar dan syukur ini, saya perlu lebih banyak mendengar daripada bicara. Berlatih secara konsisten akan membuat saya dapat menjalani hari-hari baru sebagai ibu. Selain itu, saya juga harus mau berkembang dan beradaptasi, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk sekitar saya. Karena ibu adalah contoh bagi anak-anaknya dan keluarga.
Begitupula jika saya ingin mengispirasi bagi ibu lainnya, saya harus mau dikritik dan beradaptasi dengan perubahan. Saya harus banyak belajar dari role model ibu lainnya, misalnya ibu Retno Hening (ibuknya Kirana). Saya juga harus terus upgrade ilmu dan pengalaman, entah dari sesama ibu, media sosial, maupun dari buku-buku.
Oia, kalau dibilang kemarin, teh Ami ingin masuk kelas Motivawriting, saya mau ikut dong... Motivaspeech juga.. Educraft juga... Hehehe.. diantaranya itu kelas yang bisa saya gambarkan dari diri saya. Banyak banget maunya ya... Bismillah...
Untuk saat ini, Nice Homework #1 saya cukupkan sampai disini dulu ya... Kurang lebihnya dalam tulisan ini saya mohon maaf, semoga yang membaca dapat insight dari tulisan saya (masih perlu belajar nulis lagi nih... udah lama nggak nulis) Hehehe..
1 note
·
View note
Text
Peradaban Pertama yang Utama
Selamat datang pekan-pekan Matrikulasi dan NiceHomeWork yang penuh kejutan. Lebih terkejut lagi saat whiteboard ukuran 4 x 2 meter bertuliskan surat cinta dikira do’a buka puasa huhuhuhu. Padahal sudah semangat 45 akan lebih awal menulis NHW pekan ini, tapi apa daya surat cinta hanya mampu mencuri perhatian saat dicapture dan dikirim ke WA suami setelah hampir 12 jam terpajang di ruang tamu, ya ruang tamu plus ruang makan plus ruang keluarga hehehe, alhamdulllah.
Semoga isi surat cintanya tidak mendiskreditkan tim matrikulasi -karena tugasnya untuk jatuh cinta terlalu mudah- dan memang tidak berniat demikian. Semata-mata ini adalah kenyataan yang dihiperbolakan dengan kalimat, hiperbola yang tidak dapat melampaui kenyataannya. Karena hujan cinta darimu suamiku selalu membasahi hati, layaknya bumi Balikpapan yang setiap pagi digemericiki cinta Nya Allah melalui tetesan demi tetesan.
Alasan lain begitu sederhananya surat cinta ini karena sejak awal pernikahan, bahkan untuk membicarakan masa depan dengan suami saja tak akan sanggup jika tidak dalam pelukannya karena sisi melankolis tiba-tiba akan menyeruak dan membuat obrolan kami hanya terdominasi suara tangis penuh haru. Sehingga jangan ditanya, berbahagia dengan suami saja dipenuhi tangisan maka ini alasan kami tidak pernah marahan melebihi 1x60 menit sekalipun sejak 11 tahun lalu, semua akan selesai dengan chat maaf-maafan. So wonderful!!
Lucu dan haru saat pagi kemarin suami baca chat di whatsaap, mukanya merona merah -mungkin malu-, dan berucap “iyakah??” jawabku senyum saja di antara ramainya ocehan pagi ketiga ashiba.
Banyak hal yang menjadikannya ayah dan suami yang hebat, dan semuanya tidak bisa -belum bisa- dilampaui. Saat suami lebih memilih meninggalkan laptop padahal VIP complaint dan laporan QC menunggu karena harus mencicipi sajian makan-makanan plastik dari anak-anak, atau karena anak-anak minta ditemani main menyusun lego, atau saat hanya suami yang bisa membujuk Kiara untuk mau disisir rambutnya selepas mandi, atau saat suami mau berlama-lama membacakan buku cerita menjelang tidur padahal akhirnya yang bobo duluan bukan anak-anak. Atau saat itu, saat yang itu, saat yang lain, dan saat-saat suami bersama anak-anak yang melebihi ekspektasi sebagai ibu sekalipun.
Hal lain yang menjadikannya ayah yang hebat adalah keteladanannya, terutama saat ini yang sudah Nampak di-copy adalah tentang caranya mengapresiasi tingkah laku anak-anak dan ini yang sukses ditiru Kiara si sulung.
Pun dia sebagai suami yang selalu membuat istrinya merasa paling istimewa, dalam kondisi apapun bahkan saat pertama kalinya dipanggil layaknya tahanan yang diinterogasi malam itu, tetap pernyataan pertama adalah karena istrinya hebat. Iya waktu itu, usia pernikahan ke 10 tahun, pertama kalinya suami menggunakan otoritasnya sebagai suami yang mengkonfirmasi kesungguhan istrinya sebagai ibu karena tega menyita waktu melebihi terbenamnya matahari untuk mengambil peran calon Master Trainer PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) dalam pelatihan ToT untuk fasilitator PMBA. Padahal dengan mudah bisa saja suami berkata “STOP” tapi lebih dipilihnya untuk lebih bijaksana. Ah terimakasih.
Ashiba adalah sebutan simpel untuk ketiga anak kami, bukan marga atau apapun tapi Ashiba adalah nama belakang semuanya. Kiara Ashiba, si sulung usia 5 tahun tepat Juni ini. Kiray Ashiba, anak kedua yang masih mau nenen meski usianya di Juni ini 2,5 tahun. Kaliandra Ashiba, sementara ini adalah si bungsu yang menyaingi kegantengan abah, yang heboh ngoceh di usia ke 4 bulan. Ketiganya dianugerahkan Allah dalam waktu 6 tahun setelah 6 tahun menunggu. Subhanallah.
Kiara, yang selalu ambu rindukan. Anak pertama yang pasti dihujani banyak cinta, dan ini yang mungkin membuat Kiara mempunyai kepekaan emosional yang tinggi. Dulu di usianya setahun saat ambu belum menonaktifkan tayangan TV, Kiara akan melelehkan air mata saat melihat tayangan “Jika Aku Menjadi”. Dari kepekaan emosi ini membentuk Kiara menjadi “pelayan” yang baik, misal saat ambu membutuhkan sesuatu maka Kiara akan sigap menawarkan bantuan atau langsung mengeksekusi dengan tindakan nyata. Apalagi diamanahi 2 adik membuatnya semakin terasah untuk menjadi kakak terbaik. Jazakillah ya teteh Kiara.
Kami sejak dulu memotivasi Kiara untuk berani menyampaikan pendapat, diawali dengan gaya bahasa yang baik dan benar sedari kecil meski Kiara kehilangan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu tapi sebelum genap 2 tahun saja bahasa Indonesianya sudah dimengerti sehingga di usia tersebut banyak yang mengira sudah berusia di atas 3 tahun. Ambu dulu memperkenalkan banyak kosakata melalui lagu dan deskripsi tentang sesuatu. Ini membuat Kiara saat ini adalah anak yang bisa dengan mudah menyatakan pendapat dan bernegosiasi dengan bahasanya. Paling membanggakan adalah kemampuannya mengapresiasi sesuatu dengan tutur bahasanya, misalnya memuji masakan ambunya dan lain sebagainya.
Alam adalah tempat belajar terbaik, melalui kebiasaan bermain langsung dengan cara diajak menjelajah baik di lingkungan sekitar rumah maupun masuk ke hutan dan memperkenalkannya dengan berbagai makhluk hidup dan tak hidup membuat Kiara menyukai mempelajari suatu hal atau benda yang baru.
Sejak dulu kami menyediakan berbagai mainan apalagi setelah di usia 3 tahun kami menonaktifkan tanyangan TV. Hal sederhana yang kami selalu tambah koleksinya adalah lego atau bricks. Ini membuat Kiara semakin terasah kemampuannya dalam menyusun, menciptakan hal baru dan mendesain bangunan atau sesuatu yang dibuatnya, dengan detail, presisi dan selalu berbeda setiap kalinya, padahal kerap kali hasil kreasinya ðimainkan adiknya hingga berantakan namun yang membanggakan dia tidak akan marah dan akan mampu menyusunnya kembali seperti semula. Jika disusun bukan olehnya Kiara akan tahu bahwa ada yang berubah dari hasil ciptaannya. Kiara juga menyukai kegiatan menggambar, membuat ambu kewalahan berkreasi saat harus mencontohkan gambar high heels untuk princess yang digambarnya.
Berdasarkan hasil umpan balik per semester dari ustadzahnya di Taman Quran Tahfidz Balita Kiara adalah anak yang mampu menciptakan dan membawa suasana dengan gaya memimpinnya, menjadi anak paling berani dan mempunyai daya ingat di atas rata-rata terbukti dengan keahliannya dalam metode murajaah sambung ayat.
Kemampuan Kiara dalam mengekspresikan suasana hatinya memudahkan kami untuk mengetahui apa yang dirasakannya. Kemudahannya berekspresi berbanding lurus dengan mudahnya mengkondisikan suasana hatinya, mudah diajak bernegosiasi, tidak perlu bujukan hanya perlu dijelaskan persoalannya dan dicari bersama solusinya. Kejadian yang dianggap aneh oleh salah satu orang tua ketika sebelum usia 2 tahun balon Kiara terbang dan tanpa menangis serta tanpa memintanya lagi Kiara merelakan balonnya terbang, ambu hanya menjelaskan bahwa balonnya bisa terbang karena berisi gas dan pegangan Kiara tidak kuat sehingga terlepas.
Ah..Kiara Ashiba sayang, semoga segala keteladanan dari teteh Kiara cukup untuk menjadikanmu kakak terbaik. Baru 5 tahun memang, tapi Kiara telah menjadi guru dalam kehidupan abah dan ambu.
Beranjak kepada anak kedua, Kiray Ashiba usia 2,5 tahun. Menjadi anak kedua membuatnya dengan mudah mengcopy apa yang dilakukan tetehnya, terutama keterampilan berbicara. Saat usia 1,5 tahun sudah mampu berkomunikasi aktif dengan orang lain selain di rumah. Kiray juga adalah anak yang punya keinginan kuat, tampak dari keteguhannya berpendapat, lebih sulit bernegosiasi dengan Kiray yang mungkin berpotensi menjadi pemimpin ini. Karena tidak ada pemimpin yang mau diatur melebihi anak buahnya yang diatur. Semoga jadi pemimpin yang amanah.
Kiray adalah anak kedua yang tidak terpapar dengan berbagai lagu dan nyanyian, sebaliknya yang diperdengarkan adalah tilawah dan murotal. Ini membuat Kiray mampu mengikuti hafalan Al Quran teteh Kiara hingga surat terakhir yang sedang dihafal Kiara meski pelafalan dan hafalannya tidak sempurna.
Kiray juga lebih menyukai buku dibanding Kiara, lebih sering meminta diceritakan buku cerita. Kiray juga jauh lebih tertarik kepada simbol-simbol seperti angka dan huruf di usia 2 tahun ini dibanding Kiara yang juga masih beum tertarik untuk membaca sesuatu.
Mudah untuk memakai pakaian adalah salah satu keunggulan Kiray di usia yang kadang ada anak harus dikejar-kejar untuk berpakaian setelah mandi.
Masih belum mempunyai rasa memiliki terhadap hasil karyanya malah membuat Kiray menyukai kegiatan merapikan bekas bermainnya, sampai mainan tetehnya akan ikut rapi tak berbentuk karena disusunnya kembali ke dalam kotak mainannya per jenis mainan.
Kiray adalah proses pengasuhan yang harapannya lebih baik dari pengalaman pertama Kiara, namun juga Kiray saat ini adalah hasil dan proses dari pengasuhan terhadap Kiara. Copy baik dan buruknya Kiara lebih mudah diaplikasikan Kiray saat ini. Semoga tetap dalam bimbingan Allah.
Kiara dan Kiray adalah kakak yang baik, mempunyai adik di usia masih sangat belia tidak menjadikan keduanya penuh kecemburuan, nyaris tidak tampak kecemburuan terhadap adik kecilnya Kaliandra.
Kiara dan Kiray juga Kaliandra tidak pernah merepotkan ambu sejak kelahirannya, mempunyai jadwal tidur yang tetap pada jam 21.00 WITA, tidak pernah mengajak bergadang. Kiara dan Kiray artinya telah memiliki jam biologis yang tetap, terutama untuk jam tidur baik siang atau malam, didukung oleh kepatuhannya untuk mengikuti jam istirahatnya tersebut, mau diinterupsi di tengah keasyikannya beraktifitas adalah hal yang membanggakan.
Kaliandra, anak laki-laki yang sedang tumbuh dan akan menyelesaikan ASI eksklusifnya. Tidak pernah melampaui jam tidur saat malam, membuat ambu bisa beraktifitas di saat semua terlelap. Kaliandra mengawali kerjasama yang baik dengan ambu sejak proses kelahirannya di usia 37 minggu sebelum ambu bertambah bobot badannya, sebelum ambu mengambil jatah cuti sehingga cuti 3 bulan penuh menemani Kaliandra di luar kandungan. Kaliandra melanjutkan amal solehnya dengan menstimulasi produksi ASI ambu sehingga mempunyai stok ASI perah yang melimpah dan mampu berbagi dengan 5 bayi laki-laki lainnya yang membuat Kaliandra mempunyai saudara sepersusuan terbanyak dianding Kiara dan Kiray. Secara fisik, day atahan tubuh Kaliandra teruji dengan tidak mempunyai pengalaman alergi terhadap beberapa jenis sabun, tidak perlu sabun cair khusus premium untuk melengkapi kebutuhannya.
Tiba saatnya berkaca, melihat diri sendiri, sebagai individu yang lemah mencari potensi yang bisa membuat jadi baik di hadapan Allah. Saya adalah ibu rumah tangga yang juga bekerja di ranah publik. Ranah yang menurut saya menjadi tempat paling potensial dalam mencari ridha Allah melalui berbagai kegiatannya.
Saya suka dan menikmati kesempatan berbicara di muka umum, dan saya senang jika mampu membahasakannya sesuai dengan kondisi. Memakai bahasa yang sangat mudah dimengerti dan sesederhana mungkin untuk berbicara dengan masyarakat termasuk kader, dan akan mengalir dengan berbagai pilihan kata yang lebih variatif jika dihadapkan dengan praktisi atau akademisi yang lain. Dengan keterampilan berkomunikasi inilah membuatnya menjadi mudah dalam membangun jejaring dengan lintas sektor lainnya, membuka peluang untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas untuk umat meski di awal biasanya canggung memulai. Saya juga seseorang yang akan all out dalam melakukan segala sesuatu, tulus tanpa memperhitungkan imbalan dan menyukai kegiatan merawat atau menjaga seseorang, menjadi modal besar dalam profesi saya sebagai bidan dan konselor menyusui serta Penyuluh Keluarga Berencana.
Sering bertemu banyak orang dan lahir dari keluarga besar dengan berbagai karakter membuat saya kerap dijadikan rujukan dalam mengenali potensi orang sekitar, terutama dalam lingkup organisasi dan kegiatan kemasyarakatan sehingga menjadi acuan dalam merekrut sebuah kepengurusan atau pembagian jobdes. Saya suka berorganisasi dan memikirkan tentang tujuan jangka panjang sebuah kegiatan, bagaimana tindak lanjut dan mengevaluasinya.
Di dalam rumah sebagai pusat peradaban pertama saya senang menempatkan sesuatu kembali pada tempatnya, lebih mudah repot membereskan daripada sulit saat mencari. Ini juga yang membuat saya senang jika segala sesuatu teradministrasi dan terdokumentasi dengan baik.
Saat ini saya memiliki tantangan untuk melepaskan kegiatan di ranah publik dengan status PNS, sedang menuju keputusan besar dengan melepasnya dengan tujuan memaksimalkan peran sebagai ibu di rumah dengan jam efektif bersama anak-anak agar menjadi bagian dari peradaban, membersamai mereka bukan di saat terlelap, menemani mereka saat fitrahnya berkembang. Segala potensi di atas harusnya menjadi modal besar untuk membawa anak-anak kepada kebaikan, menjadi teladan pertama dan utama untuk mereka.
Segala kecintaan terhadap pekerjaan, ekspektasi dan ketertarikan saya terhadap dunia konseling dan penyuluhan telah direncanakan akan disusun tanpa meninggalkan anak-anak. Bisa dimulai di rumah, praktik mandiri dan tetap membersamai ketiga Ashiba.
Berada di lingkungan menengah ke atas, mereka terpapar informasi dengan mudah, membuat saya berfikir keras bagaimana dengan lingkungan lainnya terutama dalam menerima dan mengaplikasikan mengenai kesadaran dalam menunaikan hak anak dan hak ibu, yaitu menyusui. Sebagai konselor menyusui, sebagai ibu dan sebagai perempuan saya tertantang untuk membuat semua pihak kembali mengambil peran dalam mendukung keberhasilan ASI eksklusif dan menyusui sampai 2 tahun, diawali dengan Inisisasi Menyusu Dini, sebagai bagian dari proses pengasuhan dan tentu saja bagian dari perintah Allah SWT.
Tibalah untuk menentukan peran keluarga kami sebagai komunitas terkecil dalam masyarakat, tiada lain adalah menebar manfaat untuk semua orang. Suami adalah yang paling gemar memotivasi untuk ini, betapa kita akan sangat butuh benrmanfaat untuk orang lain. Terutama dibutuhkan saat kelak di akhirat sebagai penolong kita, atas amal yang belum sempurna, atas akhlak yang belum baik, atas ibadah yang mungkin cacat. Suami lah yang saat ini membuat saya berani menguras freezer agar ASI perah terus diberikan kepada putra adopsi sebuah keluarga.
NHW #3 yang menguras emosi, semoga menjadi saksi di akhirat kelak bahwa tulisan ini adalah bagian dari kebaikan, seukuran apa pun. Alhamdulillah..
0 notes