Hei kamu yang berselimut. Bangunlah, dan berilah peringatan!
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Ayo Main!
Ceritanya, saya lagi ngeburu bikin kurikulum anak, mulai panik karena ga kerasa tiba – tiba ini Maryam udah lahir aja, dan wacana bikin kurikulum yang ditarget sejak sebelum menikah GAK BERES2, wkwk.. Apalagi nantinya, saya dan suami bercita – cita untuk menghasilkan produk game yang sesuai milestone tumbuh kembang anak dari kurikulum ini. Oh my, saya malu ama seluruh sel tubuh saya sendiri kalau tahun ini pun, kurikulum ini belum jadi juga “:D ntar tiba2, maryam udah punya adik aja (?)
Sebenarnya saya cukup dipusingkan dalam pencarian referensi, metode, dan turunannya. Setelah melahap beberapa buku, membaca berbagai infografik di pinterest (?), ngikutin website2 parenting, dan ngecek update an babycenter terus2 an, tetep aja saya belum puas dengan informasi yang saya miliki saat ini dan belum ‘pede’ untuk menurunkannya dalam bentuk kurikulum. Singkat cerita, disaat saya mulai merengek – rengek buat diizinin keluar rumah (dan bawa Maryam yang belum genap sebulan) untuk berkunjung ke perpustakaan dan gramed dalam rangka ‘hunting’ referensi yang lebih berbobot, mang2 JNE datang ngetok pintu rumah, hehe :D Dan voila! datanglah buku ini, dari pengirim yang tanpa nama, dan saya lgsg berpikir pengirimnya pasti malaikat yang diutus Allah untuk mempertemukan saya dengan buku ini, wkwk. Lebay! –yang, pengirimnya ternyata adalah iie, yahh, 11-12 lah ama malaikat, #uhuk- ya, walau tidak ada buku yang sempurna, tapi buku ini cukup baik untuk menyemangati saya agar berprogress, hehe.. Baiklah, saya sadar pembukaannya ternyata udah terlalu panjang, langsung aja ke review bukunya, (atau rangkuman sih lebih tepatnya, biar saya gak lupa)
Keep reading
7 notes
·
View notes
Photo
Ya Allah, janganlah Kau jadikan Ramadhan ini sebagai Ramadhan terakhir dalam hidup kami. Jika Engkau menjadikannya sebagai Ramadhan terakhir kami, maka jadikanlah kami sebagai orang yang Engkau sayangi..
Ya Rahman, terimalah seluruh amal ibadah kami di Ramadhan ini..
Ya Wasi'al Magfirah, ampunilah seluruh dosa-dosa kami, dosa ibu bapak kami dan dosa orang-orang yang kami sayangi karena Allah..
Ya Mujiib, kabulkanlah seluruh doa-doa kami..
— Selamat Hari Raya I'dul Fitri 1438 H
Semoga amalanku dan amalanmu, puasaku dan puasamu diterima-Nya
Gavy Family Galih - Devy - Little Gavy#1
8 notes
·
View notes
Photo
“Laa ilaaha illallah Muhammadur rasulullah“ will always be our faith in this journey.
Currently our ship has two members: my wife and I as a captain. But soon it will become three InsyaAllah :)
6 notes
·
View notes
Text
NICE HOMEWORK :)
Saya mencoba turut kekinian dengan bergabung dalam Institut Ibu Profesional yang didirikan oleh Ibu Septi Wulandani. Sebenarnya udah pengen gabung dalam komunitas ini sejak lama, tapi mungkin karena belum berjodoh, jadilah saya selalu miss info, dan akhirnya baru kesampaian sekarang ini. Saya mendaftar mengikuti program Matrikulasi Batch 4, hihi.. Kalau lulus dalam program matrikulasi ini, ibu2/ calon ibu yang mendaftar baru bisa bergabung dengan IIP.
Sebenarnya kelasnya ringan aja, semua materi disampaikan dalam grup watsapp tanpa tatap muka, yang penting komitmen untuk selalu menyimak, belajar dan mengerjakan tugas :D Tugas akan diberikan setiap minggu, dan harus dikumpulkan tepat waktu, Tugas di dalam IIP ini biasa kita sebut ‘Nice Homework’ :) karena pada dasarnya, setiap NHW yang diberikan oleh fasilitator NICE untuk pribadi kita sendiri :D.
Nah, biar intro nya ga kepanjangan, saya lanjut aja ke NHW ini ya, hehe..
Materi pertama yang diberikan mengenai ‘ADAB MENUNTUT ILMU’. Ada 4 pertanyaan yang akan saya coba jawab satu - satu :)
1. TENTUKAN SATU JURUSAN ILMU YANG AKAN ANDA TEKUNI DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN INI!
emm… Pertanyaan ini jadi sulit karena hanya boleh satu. Kalau boleh sejuta, list nya akan panjang, tapi kalau boleh 2, jawaban saya antara ‘parenting’ atau ‘media’. Tapi berhubung mempelajari 'parenting’ adalah kewajiban yang diberikan Allah sebagai salah satu fitrah penciptaan wanita, dan juga karena si janin di perut terus menendang2 -mungkin untuk memastikan aku menyadari eksistensinya sepanjang hari ('dug’, 'oh iya, mau dibacain apa, sayang?’;'dug’, 'oh iya, lapar ya,makan deh’, begitu seterusnya)- dan Galih, pacar saya yang sungguh sangat concern di bidang ini, hingga saya merasa dengan tidak menuliskannya, saya tetap akan terseret untuk mempelajarinya. Maka dengan menyadari penuh konsep 'tuliskan maka jadi nyata’, di tugas kali ini saya akan menjawab (jeng .. Jeng..) bidang 'media’, karena hal ini mungkin akan terlupa jika tidak dihujamkan erat ke jiwa via tulisan.
Media yang saya maksud cukup luas, termasuk bidang marketing, branding, perfilman, game, literasi, animasi, desain grafis, ilmu komunikasi, dll.
2. ALASAN TERKUAT APA YANG ANDA MILIKI SEHINGGA INGIN MENEKUNI ILMU TERSEBUT?
Saat SMP, saya senang sekali menonton bioskop TR*NS TV, terutama film-film tentang agen intelijen yang sangat keren. Hal ini menjadi asal mula timbulnya cita-cita saya untuk bisa bergabung bersama BIN (Badan Intelijen Nasional). Dengan tekad penuh, saya pun mengajukan kepada orang tua agar diperbolehkan menempuh SMA semi militer di pesisir pandan yang berjarak 12 jam perjalanan dari rumah saya di Medan. Hal ini dikarenakan SMA saya merupakan 1 dari sedikit sekali SMA di Indonesia ini yang memiliki akses ke STIN (Sekolah Tinggi Intelijen Negara), dengan berat hati - karena ga tega mematikan api semangat yang meletup2 di mata saya- orang tua saya pun mengizinkan. Lalu trend perfilman pun berubah ke tema - tema luar angkasa, yang menurut saya hebat sangat fantastis, yang menghidupkan kembali cita - cita lama saya untuk menjadi astronot. Lalu saya juga mencoba mendaftar ke Nanyang Technology University di Singapur mengambil jurusan aerospace engineering (menganggap itu jurusan terdekat untuk menjadi astronot). Tapi takdir berkata lain, saya akhirnya terjeblos menjadi rakyat sipil (bukan intelijen, red.) yg menempuh kuliah secara normal di kampus ITB.
Tapi pelajaran yang bisa saya ambil, media perfilman saat itu, sangat mempengaruhi saya dalam mengambil langkah-langkah penting dalam hidup saya.
Saat ini, terutama dengan trend social media, media mengiringi kehidupan kita dari berbagai sisi. Betapa banyak gerakan bahkan sebuah rezim runtuh karena pengaruh media. Keberpihakan terhadap sebuah isu dari seseorang juga bisa kita lihat dari media berita yang sering dia ikuti. Belum lagi tokoh - tokoh yang saya jadikan teladan dan sedikit banyak mempengaruhi cara - cara saya bersikap dan mengambil keputusan. Saya belajar makna keberanian, ketulusan, cara mengungkapkan kemarahan, persahabatan, dan banyak hal lainnya dari tokoh - tokoh yang saya temui di novel maupun film yang saya nikmati, yang 90% di antara mereka sebenarnya fiktif. Tidak menutup kemungkinan ada selipan nilai dari pembuatnya yang tidak cukup baik yang turut saya telan.
Oleh karena itu, saya melihat semakin besar kebutuhan untuk mewarnai media dengan konten-konten yang baik dan positif, terutama dalam syiar islam dan kebaikan, belum lagi jika melibatkan hitungan potensi pahala yang dapat diserap dengan menyajikan hal-hal positif untuk mendorong orang lain berbuat baik.
3. BAGAIMANA STRATEGI MENUNTUT ILMU YANG ANDA RENCANAKAN DALAM BIDANG TERSEBUT.
a. Menstate dengan jelas visi ini kepada suami saya.
Saya sadar penuh, apa pun itu cita2 atau aktivitas yang ingin saya lakukan tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa dukungan suami. Oleh karena itu, setelah mengistikharahkanNya kepada Allah, mengantongi acc suami adalah hal pertama yang perlu didapatkan. Hal ini juga perlu untuk menjaga motivasi di masa depan. Suami saya akan berperan sebagai supervisor saya untuk mengawal agar misi ini dapat tercapai. Alhamdulillah ini done! :)
b. Belajar otodidak melalu buku, youtube, website,dll
Saat ini akses internet menjadikan belajar mandiri sebagai hal yang mudah, kuncinya hanya di kemauan.
c. Mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya.
Menceburkan diri dalam aktivitas yang dekat dengan hal ini merupakan langkah selanjutnya yang perlu saya ambil, pernah menjadi pimpinan redaksi koran Gamais dan majalah INSpira, serta menjadi wakil ketua sektor syiar, pelayanan, dan dinamisasi kampus Gamais ITB (yg membawahi bidang syiar media) memberi saya pelajaran yang sangat berharga yang rasanya tidak akan bisa tergantikan oleh buku-buku.
d. berguru
Belajar kepada orang lain meskipun bersifat peer atau teman sebaya tentu berbeda dengan belajar hanya kepada buku. Saya berencana memperbanyak list tokoh untuk dikunjungi (rumah maupun blognya) dan mencoba menggali ilmu dari mereka.
e. kuliah di bidang Media.
Poin 5 ini belum pasti, tapi saya cukup mempertimbangkannya untuk diambil setelah saya melewati masa ASIX (kira2 7 bulan lagi, insyaallah)
4. PERUBAHAN SIKAP APA SAJA YANG ANDA PERBAIKI DALAM PROSES MENCARI ILMU TERSEBUT?
Emm.. a. Niat yang lurus Meluruskan niat menjadi hal penting sebelum memulai segala sesuatu. Pekerjaan a dan b bisa bernilai beda meski tampilannya sama hanya karena niatnya.
b. Semangat dan Tidak bermalas - malasan Sikap yang paling utama untuk dimiliki menurut saya adalah menjaga motivasi, yang perlu diperdalam dan diasah setiap hari agar sebuah mimpi/cita-cita tidak kehilangan ruhnya.
3. Rendah hati dan Mengosongkan gelas. Open mind dan terbuka terhadap ide2. Karena dengan rendah hati, bisa jadi kita melihat hal baru dari ilmu lama yang penting tapi tersilap.
Sekian, NHW ini saya sampaikan.. *Alhamdulillah, NHW ini berhasil dikumpulkan tepat 2 menit sebelum deadline, sungguh sangat profesional, ffiuhh.. Salam Ibu Profesional,
Devy.
0 notes
Quote
Di akhir hayat Nabi saw, sesudah Al-Quran turun secara lengkap, beliau menyusun pasukan untuk mengamankan gangguan tentara Romawi Timur. Namun rencana itu batal, karena beliau jatuh sakit yang tidak sembuh lagi. Beliau akhirnya wafat, saat Abu Bakar ra sedang berada diluar kota Madinah untuk keperluan mencari nafkah. Aisyah ra menyampaikan berita wafatnya Nabi saw itu awalnya hanya kepada orang yang kebetulan ada di Masjid Nabawi. Namun, ketika orang itu akan menyiarkannya, Umar memberikan reaksi yang berlebihan dengan mengatakan : “Barangsiapa yang mengatakan Muhammad wafat akan kupenggal lehernya”, sambil menghunus dan mengacungkan pedangnya. Namun, ketika Abu Bakar ra tiba di Madinah, seseorang melaporkan suasana tegang itu kepada Abu Bakar ra. Segera Abu bakar ra melayat nabi saw, membuka penutup wajah rasul dan menciumnya serta berdo’a. Lalu menemui Umar ra dengan membacakan Qs.Al-Imran ayat 144 yang artinya : “Muhammad itu hanya seorang rasul, (yang) sebelumnya telah berlalu rasul-rasul (yang lain). Apakah jika ia wafat atau terbunuh, kamu berbalik menjadi murtad ? Tapi barangsiapa yang berbalik menjadi murtad, sedikitpun tiada ia merugikan Allah. Allah memberi pahala kepada orang-orang yang bersyukur”. Lalu Abu bakar berpidato secara lantang : “Barangsiapa menyembah Muhammad, ketahuilah bahwa Muhammad telah wafat, tetapi barangsiapa yang menyembah Allah, ketahuilah (bahwa) Allah hidup selama-lamanya”. Mendengar ayat dan pidato yang tajam itu, maka tangan Umar menjadi lemas, pedangnya jatuh dan mengucapkan “istighfar’, lalu pedangnya segera disarungkannya kembali. Padahal ayat yang dibacakan Abu Bakar ra itu, Umar juga sudah hafal. Namun ketika itu seolah-olah ayat itu pertama kali ia dengar. Kalau pribadi Umar saja bisa tersilap, maka apalagi kita yang imannya tipis. Ini membuktikan bahwa iman haruslah “istiqamah”, yang dipadukan oleh akal dan rasa. Pribadi Abu Bakar ra tersebut, merupakan pribadi dengan keseimbangan akal dan rasa. Akal digunakan untuk menimbang, menganalisa, memahami, membuat keputusan atau membuat pilihan. Rasa digunakan untuk menciptakan keindahan, menghayati dan mengubah seni, mencintai kebenaran, merindukan kebenaran dan mengikatkan (mengaqaidkan, committed) diri dengan kebenaran, lalu khusyu’ (asyik) dengan kebenaran yang mutlaq (al-Haq).
Kuliah tauhid, Bang Imad (alm)
2 notes
·
View notes
Photo
Ada frasa yang menarik disini, 'menghukum kedengkian'! Let's try it if it happens someday :D
0 notes
Quote
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagimu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
QS. Fussilat 53
1 note
·
View note
Photo
“Everything I do now, I do to please Allah. I conquered the world and it didn’t bring me true happiness. The only true satisfaction comes from honouring and worshipping God. Time passes quick. This life is short, I see my daughter Maryum.
Yesterday, she was a baby, now she’s grown and is ready to get married. Everyday is a judgement for me. Every night when I go to bed, I ask myself: ‘If God was to judge me on what I did today, would I go to heaven or hell?’
Being a true Muslim is the most important thing in the world to me. It means more to me than being black or being American. I can’t save other people’s soul, only God can do that. But I can try to save mine.”
- Muhammad Ali | May you be showered with Allah’s mercy and blessings.
7K notes
·
View notes
Conversation
Siapa yang tercerdas?
Anshar guy: Siapakah orang yang paling cerdas dan paling mulia, ya Rasulullah?
Rasulullah: Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang-orang yg cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat.
*jangan jadi bego, Dev, dengan terlalu banyak angan terhadap dunia dan lupa, kalau mati bisa jadi esok hari T_T
2 notes
·
View notes
Video
youtube
The reason I’m strong You’re where I belong In a world spinning out of control The reason for my pride You are my guide And I will always follow your way
When all my anger makes me blind I remember you’re a mercy for all mankind The reason I forgive as long as I live ---
You inspire me in every way I promise that wherever I go Whenever I pray I’ll be sending you praise With the words that I say salam ‘alaika ya Rasulallah :’) Peace & blessings on you every day!
1 note
·
View note
Text
The First Muslim
Candu, mungkin kata yang tepat untuk mendeskripsikan rasa yang muncul secara terus-menerus untuk bercerita, merombak, membuka, memampang, dan menelusur kisah dan kepribadian sang Nabi.
‘Pintu hidayah bisa datang dari mana saja’, kata mereka, dari suara adzan yang menelisik jiwa, lantunan ayat suci al-Quran, akal yang berpikir, semangat mencari kebenaran, dan sejuta jalan lainnya, tapi semua muslim secara pasti akan mengatakan, hidayah yang mereka terima saat ini, tidak bisa tidak akibat sumbangsih satu orang: Muhammad, dan aku setuju dalam makna lebih mendasar untuk hal ini.
Aku muslim sejak lahir, bahkan sejak SD telah mengatakan ‘Muhammad idolaku’ saat guru bertanya tanpa benar-benar tahu siapa - sesungguhnya lelaki pemilik nama ini. Sejujurnya aku tidak benar-benar mengenalnya, bagaimana mungkin cinta, dan bagaimana mengidolakan, katakanlah semacam lip service saja. Tapi aku pecinta kisah, pecinta buku - buku, senang menelusur adegan, tragedi, dan gejolak dalam cerita, kadang terlalu hanyut hingga bingung membedakan dunia khayal dan nyata, dan fiksi adalah kisah favoritku, karena kisah nyata tak pernah seindah dan seheroik itu.
Hingga empat tahun lalu, aku mengakui aku keliru, melalui lembar - lembar buku, aku berkenalan dengan manusia teragung yang pernah hadir di bumi, dan jatuh cinta saat itu juga! Ah, kau akan tau ketika mengalaminya. Bayangkan saja, bagaimana mungkin novel buatan manusia memiliki alur dan plot lebih baik dibanding kisah yang ditulis langsung oleh Pencipta Alam Semesta!? Sejarah merupakan novel terbaik yang pernah ada, jika kau berhasil membacanya dengan benar.
3 notes
·
View notes
Text
How to be loved?
Selalu menjadi pembicaraan menarik bagiku tentang bagaimana seseorang dapat disukai?
Seperti hari ini, aku menemui seseorang, lalu dalam beberapa menit aku memutuskan 'aku suka dia!' begitu saja, cepat sekali.
-disclaimer: Suka disini bukan suka yang mungkin kamu pikirkan, tapi suka yg sama seperti ketika kamu masuk kuliah pertama kali dan memutuskan menyukai dosen A, biasa saja terhadap dosen B, dan kurang suka dosen C. Dan telah memutuskan itu semua di hari pertama perkuliahan.-
Menyadari perasaan suka yang membuncah tiba-tiba, membuatku memperhatikan dan membandingkan dengan orang-orang di sekeliling ruangan. Aku mencoba melist siapa-siapa yang aku suka dari wajah - wajah itu, yang hampir semuanya baru aku temui hari ini. Apa yang berbeda dari mereka hingga aku menyukai orang yang satu lebih dari orang yang lain.
Aku menemukan beberapa hal, dan aku mengkategorikannya dalam 3 kategori. Otak bawah sadarku akan memutuskan untuk menyukai seseorang ketika:
1. TERASA FAMILIAR
Orang tersebut terlihat/terdengar seperti orang yang kamu kenal selama ini, entah gaya bicara mereka mirip dengan ayahmu, atau cara mereka tertawa yang sangat mirip dengan tawa teman kecilmu saat SD dulu. Atau seperti seorang paman, tetangga rumah yang sering kau sapa ketika berangkat sekolah.
Perasaan familiar ini membuat orang-orang ini menjadi tidak seperti orang asing, membuatmu merasa nyaman, memperkecil kemungkinan 'insecure' yang sering muncul ketika menghadapi orang baru. Aura yang diberikan orang-orang ini seperti berkata 'halo, aku tidak berbahaya. Aku sama seperti temanmu yang sering kena marah guru di kelas dulu.'
2. TERLIHAT SUKA AKU
Jujur saja, ada karakter orang-orang yang suka dan jago sekali membuat orang lain GeeR. Membuatmu merasa spesial, merasa berharga. Merasa dia berbicara ditujukan khusus untukmu. Aku rasa Rasulullah nomor 1 untuk hal ini. Bahkan meski kami terpisah ruang dan waktu sekarang, aku masih terkena efek GeeR itu tiap mencerna perkataannya. Nah, orang-orang ini, yang menyebut namamu secara khusus (aku iri karena mereka hapal begitu cepat nama orang-orang), yang menyempatkan tersenyum dengan manis (aku sering bertanya apa mereka melatihnya), dan membalikkan badan, menghadapmu secara utuh ketika kau berbicara, masuk dalam kategori ini.
3. SUPERIOR
Ini adalah orang-orang standar yang akan disukai orang lain karena mereka lebih hebat dalam parameter standar. Mungkin mereka kaya, atau tokoh penting, cantik/tampan, profesor cerdas, penerima nobel, atlet internasional, ataupun prestasi lainnya yang membuat orang - orang berdecak kagum dan bermimpi menjadi mereka.
Biasanya aku menemukan 3 ciri ini ketika aku merasa, sangat-sangat menyukai seseorang.
Selain itu, tenang saja, ketika kamu merasa kamu kurang superior, -rasanya tidak ada hal yang terlalu bisa kamu banggakan dalam hidup-, kamu masih dapat menggunakan poin 1 dan 2 agar orang-orang suka.
*tapi baiknya kita tetap ga menjadikan 'disukai' siapapun sebagai tujuan hidup (kecuali disukai Allah ✨) meski begitu, aku rasa ini termasuk skill penting yang perlu kamu latih beberapa kali, karena mungkin beberapa saat berguna untuk kamu gunakan dalam kondisi - kondisi yang akan muncul terutama ketika kamu berprofesi sebagai pebisnis atau pun politikus.
2 notes
·
View notes
Quote
Fear is not real. The only place that fear can exist is in our thoughts of the future. It is a product of our imagination, causing us to fear things that do not at present and may not ever exist. That is near insanity. Do not misunderstand me, danger is very real but fear is a choice.
Will Smith, After Earth
0 notes
Text
Cerita Bumi (I)
“Sometimes, you read a book and it fills you with this weird evangelical zeal, and you become convinced that the shattered world will never be put back together unless and until all living humans read the book.
And then there are books like An Imperial Affliction, which you can't tell people about, books so special and rare and yours that advertising your affection feels like betrayal”
John Green, The Fault in Our Stars
----
Filosofi itu menarik, bukan?
Memilikinya seperti mengatakan bahwa kita punya alasan mendalam atas setiap tindakan yang kita ambil, bahwa kita telah memikirkannya matang – matang dan penuh perhitungan.
Seperti malam ini, aku ingin sekali menumpahkan sesuatu yang berputar – putar dalam pikiranku, tentang sebuah filosofi, kenapa blog ini dinamakan ‘Cerita Bumi’.
Hanya dua kata, tapi bagiku, dua kata ini punya makna yang dalam. Sangat dalam.
Aku memberikan nama ini 4 tahun yang lalu, butuh waktu berbulan – bulan untuk memikirkannya, dan memanggil memori itu serta menceritakannya malam ini, sepertinya akan memakan jumlah karakter cukup banyak. Semoga kau bertahan.
---
Aku suka sekali membaca, terutama membaca cerita. Rasanya, di dunia ini, tidak ada yang lebih aku sukai ketimbang cerita yang baik. Bukan makanan, makanan selezat apa pun rasanya tidak akan bisa menggeser hal ini, bukan juga kasur yang empuk, rumah yang megah, atau pakaian yang menawan. Bukan. Aku suka cerita. Dan rasanya cerita cukup, dibanding semua hal yang kusebutkan tadi.
Semua dimulai saat aku mulai bisa membaca, waktu itu aku masih TK, berumur 4 tahun, ayah membelikanku sebuah buku Winnie the Pooh, dengan tokohnya Pooh dan Piglet. Aku rasa ini adalah buku cerita pertamaku, atau setidaknya itu yang aku ingat. Aku suka sekali dan meminta dibelikan lagi. Setelah itu, koleksi bukuku mulai bertambah, satu demi satu.
Saat aku SD, ayah mulai membiasakan kami dengan uang jajan bulanan. Mama bilang, sistem ini dibuat agar kami bisa menabung (dan agar sebaiknya kami menabung), agar uangnya bisa digunakan dikemudian hari untuk membeli sesuatu yang lebih menyenangkan ketimbang dihabiskan sekedar untuk jajanan di kantin sekolah. Aku mengangguk dengan antusias, dan bertekad akan menghabiskan sedikit sekali. Bahkan pernah tidak terusik. Lalu mama bertanya, ‘memangnya, uangnya mau dibelikan buat apa?’. ‘Buku’, jawabku yakin. ‘Buku cerita yang banyak!’.
Selanjutnya, tiap akhir bulan, belanja ke gramedia selalu menjadi agenda rutin kami sekeluarga. Tidak ada yang lebih menyenangkan buatku ketimbang sebuah buku baru, bahkan indomie sekalipun. Ketika ditanya tentang hadiah, aku akan menjawab tanpa ragu ‘buku cerita! Aku mau buku cerita yang bagus’.
Saat guru di sekolah bercerita tentang surga, bahwa kita bisa meminta apa saja di sana, aku membayangkan surga seperti sebuah perpustakaan besar. Dan aku bisa melahap buku apa saja dengan banyak cerita di dalamnya. Sebuah perpustakaan dengan buku yang tidak akan pernah habis. Saat itu, ini adalah visualisasi terindah tentang hidup yang bisa aku bayangkan.
Aku ingat sekali, kami selalu belanja bulanan di plaza Medan Mall. Karena sangat seringnya, rasanya seperti aku hapal setiap sudut plaza ini. Ketika berbelanja, mama hampir selalu akan menawarkan, ‘mau baju baru, gak?’, biasanya aku akan menggeleng. ‘kalau tas baru?’ nggak. ‘Sepatu?’, ‘nggak mau, Ma’. Biasanya mama akan melengos kesal. Heran, kenapa aku tidak menyukai benda – benda yang seharusnya anak perempuan seumurku minta. Lalu mama akan tetap memilihkannya, agar aku tidak terlihat seperti gembel di sekolah. Lalu setelah pertanyaan – pertanyaan itu, biasanya aku akan menatap ke ayah dengan tatapan memohon yang terbaca seperti, ‘Yah, ai boleh ke lantai paling atas gak?’ Gramedia terletak di gedung ini, di lantai paling atasnya. Setiap kali mama berbelanja, -ketika anak seumuranku akan menangis agar diizinkan bermain timezone-, aku akan berusaha sedemikian rupa untuk pergi menyelinap ke toko buku, dan membenamkan wajahku dalam lembaran – lembaran yang ada di sana. Lalu menangis merengek menolak pulang ketika ayah datang menjemput. Rengekan itu baru akan terhenti ketika ayah setuju membelikan buku – buku yang belum tamat itu buatku. Selalu seperti itu.
Aku ingat keluhan – keluhan mama tentang ini, kalimat – kalimat seperti, ‘Ai, baca buku itu dihemat, I. Jangan dikejar sekali duduk. Di waktu luang aja bacanya’. ‘Iya, Ma’, jawabku sambil membaca, abai. Aku mengerti kekesalan mama, karena pengeluaran keluarga kami besar sekali untuk berbelanja buku, (adik-adikku ga mau kalah soal ini, kalau aku beli buku, mereka harus mendapatkan jumlah yang sama, meski sebelumnya mereka belum terpikir buat menginginkan salah satunya). Kabar baiknya ayahku mendukung itu semua. Kabar kurang baiknya, semua buku – buku itu akan habis terbaca di malam pertama ketika buku – buku itu dibeli, beberapa kali bahkan ketika mobil kami belum sampai di rumah. Aku tidak akan tidur sampai semuanya tamat terlahap. Hari berbelanja buku akan selalu menjadi malam bergadang buatku. Pun ketika esoknya jika aku harus melanjutkannya di sekolah, aku akan melewatkan jam istirahat untuk waktuku bersama dengan buku. Menurutku, wajar mama sering uring-uringan.
Waktu SMP, tidak terlalu banyak yang berubah, aku digelari ‘Gompi’ oleh teman – teman sekelas, yang artinya ‘Gorilla makan pisang’. Aku suka berteman, dan aku punya cukup banyak teman. Tapi ada masa – masa ketika aku tidak ingin diganggu, yaitu ketika aku sedang membaca, terutama ketika sedang masuk ke sebuah cerita yang sangat luar biasa. Biasanya aku tidak akan mendengarkan sahutan siapapun yang memanggilku, bukan karena aku sombong atau apa, tapi aku benar – benar tidak mendengarnya, aku kehilangan kesadaran akan dunia di sekitarku, seperti tersedot. Biasanya mereka akan mengerti dan membiarkan aku sendiri. Tapi suatu hari, seseorang mengambil bukuku paksa ketika aku membaca, ‘hanya ingin melihat judulnya’, katanya. Hari itu menjadi hari yang tidak menyenangkan, karena aku marah dengan mengerikan. Aku benci sekali ketika seseorang memutus film yang sedang aku putar di kepalaku, film yang terbuat dari lembaran – lembaran itu. Aku mendapatkan gelar itu hari itu. ‘Seperti seekor gorilla yang sedang makan pisang, pantang sekali mengambil pisangnya’. Selanjutnya teman – temanku akan menjaga jarak dan berkata, ‘awas, Devy lagi jadi Gompi. Jangan diganggu, nanti ngamuk.’ Lalu kami akan mentertawakannya di hari – hari ketika tidak ada buku di tanganku. ‘Kalau ada bom meledak disebelahnya, kayaknya dia tetap ga akan berusik deh’, kata mereka mengomentari sambil tertawa.
Di masa – masa ini, aku mulai belajar menggunakan media lain dalam menikmati cerita, film. Aku mulai mengenal hollywood. Ini adalah tahun ketika aku mengenal pertama kali film dari bioskop TransTV, aku selalu menontonnya tiap malam, setiap hari, lanjut ke film ke-2 , bahkan sampai pagi ketika beberapa kali mereka menayangkan 3 film dalam satu malam. Waktu itu, torrent belum dikenal, dan ayah tidak akan mengizinkan membeli dvd, tapi kalau yang kamu bahas adalah film di televisi, rasanya aku mencoba menonton semuanya. Rasanya, aku suka sekali film. Juga Game, aku suka game RPG, game yang berbasis cerita, setiap kali menemukan novel yang bagus, biasanya dia akan difilmkan, dan sebuah film yang bagus, biasanya mereka akan membuat gamenya. Dan alurnya selalu seperti itu. Aku mengenal seseorang melalui novel yang aku baca, lalu aku menemuinya dalam film yang diputar di layar kaca, lalu aku mencari gamenya agar bisa berinteraksi lebih lama dengan mereka. Selalu seperti itu.
Ketika SMA, buku – buku yang aku baca semakin mahal, semakin tebal, dalam seri –seri yang semakin panjang. Di asrama, kami tidak diperbolehkan menonton film, apalagi bermain game, selalu disita ketika razia, sehingga aku hanya melakukannya ketika liburan. Tapi instruktur asrama tidak punya masalah dengan buku, maka aku kembali mencukupkan diri dengan itu. Aku merasa bisa menonton film lebih baik dari buku ketimbang dari layar laptop. Ketika anak – anak di asramaku menerima berpaket- paket makanan dari rumah, maka kiriman paket yang aku terima, selalu buku – buku.
---
"You can’t just pretend that the things you watch, and the things you hear, and the places you go will not have an impact on your character. They will."
— Nouman Ali Khan
Dan bisa kamu bayangkan, apa efek dari itu semua? (to be continued...)
1 note
·
View note
Photo
Siapa diberi makan oleh Allah dengan suatu makanan, hendaklah dia mengucapkan, 'Allahumma baarik lanaa fiihi, wa ath'imnaa khairan minhu'. Ya Allah, berkahilah kami dalam hidangan ini dan karuniakanlah kami makanan yang lebih baik darinya.' Adapun jika seseorang di antara kalian diberi minum oleh Allah dengan susu, maka hendaklah dia berdoa, 'Allahumma baariik lanaa fiihi, wa zidnaa minhu'. Ya Allah, berkahilah kami di dalamnya dan tambahilah untuk kami darinya. Sebab sungguh aku tak mengetahui, sesuatu pun yang dapat mencukupi sebagai ganti makanan dan minuman selain daripada susu.' -Rasulullah S. A. W Hadits riwayat Imam At-Tirmidzi :9 :9 Paling suka susu! :9 :9 <3 <3 <3 :9
0 notes
Quote
“Katakanlah! Hai hamba-hamba-Ku yang berdosa terhadap jiwanya sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
QS. AL-ZUMAR 53
1 note
·
View note
Photo
Like branches on a tree, we are go in different directions, yet our roots remain as one. #Family #throwback #latepost #verylatepost #graduation #ayah #mama #sisters #keluarga #adik #mother #father #saudara #saudari
#saudari#ayah#sisters#family#saudara#latepost#father#graduation#mama#keluarga#mother#throwback#adik#verylatepost
0 notes