#Nama Bayi Laki Laki Yang Mengandung Nama Al
Explore tagged Tumblr posts
ririeseorang · 3 years ago
Text
Gamya Rumi Lal Auf
Nggak terbayang deh sebelumnya, bisa memilih 4 kata untuk dijadikan sebagai nama anak kami. Memilih ribuan, mungkin jutaaan kata dari berbagai bahasa. Di awal kami sudah sepakati beberapa kriteria untuk menentukan nama anak kami, diantaranya: 1. Tidak panjang-panjang, cukup 3 kata. Tapi kenapa akhirnya jadi 4 kata, ya nanti saya ceritain deh xixixixiii.. 2. Unik, bukan nama yang pasaran gitu haha.. 3. Bukan kata yang ejaannya susah, nggak usah dicontohinlah ya wqwq.. 4. Ya tentu mengandung makna yang baik, no debate! Nama adalah doa. Karna waktu itu belum tau jenis kelaminnya, dimasa awal kehamilan kami sudah memulai untuk mencari calon nama-nama untuk anak kami. Yang didapati kebanyakan itu nama-nama untuk perempuan haha. Entah kenapa, nama-nama perempuan itu “indah-indah”. Baru deh, di usia kehamilan 18 minggu, kami fokus untuk mencari nama untuk bayi laki-laki.
Auf
“Kalau punya anak laki-laki, mau saya beri nama Auf.” Itu yang ada dalam benak saya, sejak tahu nama seorang sahabat Rasulullah, Abdurrahman bin Auf. Ditambah kisahnya yang mengagumkan sebagai seorang pedagang sukses, kaya dan dermawan. Masya Allah.
Dalam bahasa Arab, Auf memiliki arti orang yang berusaha, orang yang kuat usaha.
Rumi
Rekomendasi nama dari istri, awalnya nama Rumi terseleksi dalam list nama bayi perempuan. Lalu saya usulkan untuk jadi nama bayi laki-laki kami. Sempat didebat sih, “kan cewek banget namanya.” Kalau saya sih jelas, referensinya dari Jalaluddin Rumi, “dia penyair yang terkenal itu lho.” “Itu anaknya Ahmad Dhani juga namanya El Rumi.” Akhirnya disetujuhilah, wqwq
Semula saya kira kata Rumi berasal dari bahasa Arab, ternyata bukan. Tetapi secara Islami, Rumi artinya yang berkata indah tentang Tuhan.
Gamya
Awalnya tuh bukan Gamya yang terpilih, tapi pas istri coba merangkai-rangkai nama, terpilih satu kata yang dalam bahasa Sansekerta artinya nampak nyata. Saya bingung, nampak nyata itu pengharapannya pada anak itu apa? Hmm
Ngecek lagi daftar list nama dan artinya. Gamya.. wahh lucu juga ini, dari bahasa Sansekerta yang artinya tingkah laku yang baik. Bagus artinya xixixii..
Lal
Kan di awal inginnya cuma 3 kata doang nich, nah di sini problematiknya. Rangkaian nama Auf Rumi Gamya itu kalau dikulik, dibolak-balik itu nggak “berbunyi”. Semula kami memilih kata Al untuk menyambungkan kata-kata tersebut. Kata Al ini, nggak ada artinya sih, saya cari-cari juga nggak nemu artinya, hanya sebagai kata benda atau kata awalan dalam bahasa Arab. Gamya Rumi Al Auf. Oke, deal. Tapi saya masih belum puas, karena saya pikir sudah pasaran banget kata ini digunakan, haha..
Nyari-nyari lagi, akhirnya ketemu kata Lal, yang dalam bahasa Sansekerta artinya kasih sayang, Raja. Selain memiliki bunyi yang hampir sama dengan Al, kesemua kata jadi memiliki arti. Jadilah Gamya Rumi Lal Auf.
Gamya Rumi Lal Auf, lahir hari Sabtu, 18 September 2021. Pukul 11:48 dengan berat 3510 g dan panjang 49 cm.
5 notes · View notes
aisyahnuraeni · 4 years ago
Text
entah sejak kapan tepatnya aku menyukai cerita-cerita shahabah dan shahabiyah yang sarat akan makna. yang aku ingat, dari sana aku belajar banyak tentang ketauhidan, berserah diri, bersyukur, sampai hal-hal kecil yang ternyata Allah sukai.
pekan lalu aku ikut kelas deep talk surah maryam. kisah yang paling membuatku berdecak kagum adalah kisah tentang ibunda dari maryam radhiallahu anha. ternyata, salah satu musabbab terbesar mengapa Allah mencantumkan Keluarga Imran dalam al-Qur'an adalah perjuangan istri Imran, yakni ibunda dari maryam radhiallahu anha. surah Ali-Imran ternyata merupakan hadiah dari Allah untuk kemuliaan keluarga Imran yang berasal dari Nyonya Imran.
lagi-lagi aku diyakinkan dengan sebuah fakta, bahwa Allah amat memuliakan perempuan, begitu juga dengan agama-Nya. dalam surah Ali-Imran dikisahkan bahwa Imran meninggal saat Nyonya Imran sedang mengandung Maryam di dalam perutnya. pada saat itu, jenis kelamin dari jabang bayi belum ia ketahui.
do'anya kepada Yang Maha Kuasa diabadikan dalam surah Ali-Imran ayat 35:
"(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.'"
dalam kondisi lemah secara fisik karena tengah mengandung, beliau juga harus menanggung beban psikologis karena ditinggal suaminya untuk selama-lamanya. beliau terhimpit dalam kondisi kalut yang luar biasa karena mengkhawatirkan tidak adanya sosok yang mampu menjaga al-aqsha pada saat itu, tidak ada generasi yang akan meneruskan perjuangan para pendahulunya yang merupakan keluarga yang menurunkan banyak Nabi dan Rasul.
namun Allah berkendak lain, dilahirkan-Nya bayi perempuan dari rahim istri Imran. bukan karena Allah tidak mengabulkan do'a hamba-Nya, namun karena Rahmah-Nya kepada istri Imran, Allah mengkaruniai perempuan yang akan melahirkan generasi penerus yang akan menjaga al-Aqsha. lagi-lagi, nalar manusia tidak akan bisa sampai ke hitungan matematis yang Allah gunakan.
maka kemudian istri Imran kembali berdo'a sebagaimana diabadikan dalam ayat selanjutnya:
"Maka ketika melahirkannya, dia berkata, 'Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.' Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. 'Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya san anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.'"
ah, do'a itu rasanya tidak akan pernah keluar dari hamba yang tidak benar-benar berserah diri. do'a istri Imran kepada Allah meminta perlindungan untuk keturunannya menjadi do'a yang kini banyak dipanjatkan oleh umat Muslim dari berbagai penjuru. do'a tersebut yang menjadikan anaknya, Maryam, beserta cucunya, Isa alaihissalam, adalah 2 bayi yang tidak pernah disentuh apalagi diganggu oleh syetan.
allahu'alam bishshawab. note to myself, please acknowledge that Allah has the best plan for you, always :")
3 notes · View notes
sebiruhariini · 5 years ago
Text
Kisah Keluarga Laki-laki biasa dalam Al Qur’an
Ini adalah kisah seorang laki-laki biasa dan keluarganya yang diabadikan dalam Al Qur’an. Tepatnya, laki-laki yang luar biasa di antara laki-laki biasa, di antara manusia biasa lainnya. Tulisan ini merupakan catatan pribadi dari kajian tadabbur ayat siroh oleh Ustadz Baihaqi, Lc di Masjid Darussalam, GTA pada 16 Mei 2019 lalu. Semoga bermanfaat dan dapat kita ambil hikmahnya, terutama bagi penulis :)
Namanya diabadikan dalam Al Qur’an. Ia bukan dari kalangan nabi ataupun rasul, hanya seorang laki-laki biasa. Ya, ialah Imran, yang namanya menjadi salah satu surat awalan dalam Kalamullah.
Adapun hikmah secara umum surat ini;
Ternyata, ada yang bisa ditelaah mengapa surat ini berdekatan dengan QS. Al Baqarah dan QS. An Nisa. Surat Al Baqarah banyak membahas terkait syariat dalam Islam, yakni solat, puasa, zakat, menikah, sampai menceritakan banyaknya penyelewengan yang dilakukan oleh Bani Israil saat itu. Allah swt kiranya hendak menunjukkan bahwa di tengah kerusakan ataupun penyelewangan, tetap ada orang-orang (yang dalam kisah ini ialah satu keluarga) yang teguh mentaati RabbNya. Meskipun terjadi banyak penyelewengan yang dilakukan oleh Bani Israil, namun ada para Nabi atau bahkan keluarga dari orang-orang sholeh yang sudah Allah swt pilihkan. (QS. Ali Imran ayat 33)
Hanya generasi baik dari keluarga yang baiklah yang mampu mengemban syariat agama ini.
Ternyata, sorotan utama dalam kisah keluarga ini bukanlah kepada sosok kepala keluarga, tidak seperti kisah Nabi Adam, Nabi Nuh, dan lainnya. Namun, juga ditampilkan anggota keluarga lainnya, yakni: Hannah (istri Imran), Maryam bintu Imran (anak Imran), Zakaria bin Yahya (sepupu Imran)
Walaupun sosok Imran tidak ditampakkan, tetapi kesholihannya tidak diragukan karena dia memiliki istri, anak, dan kerabat yang sholih dan sholiha. 
Setelah surat ini adalah surat An Nisa, yang akan membahas banyak perihal wanita, karena sudah ditampilkan sosok Hannah, istri Imran.
Selanjutnya, kita akan tadabbur per ayat;
Ayat 33-34: “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
 اصْطَفَىٰ
Dalam ayat 33, ada kata ini. Artinya ialah memilih, menyaring, memurnikan. Allah swt sudah memilih Adam, Nuh, Keluarga Ibrahim, Keluarga Imran melebihi keluarga lainnya, orang-orang lain pada masanya. Bukan sekedar memilih, namun makna kata ini ialah menjadikan mereka tidak bercampur baur dari sifat-sifat buruk, memurnikan mereka). Nabi Adam as dipilih di antara makhluk-makhlukNya; jin, malaikat, dsb. Nabi Nuh as dipilih ketika manusia sudah banyak saat itu dan melewati masa perjuangan dakwah yang sangat panjang. Begitupun dengan nabi Ibrahim as. Allah swt membuat mereka satu keturunan. Imran merupakan keturunan nabi Ibrahim as dari jalur nabi Ishaq as (Sarah). Ibrahim as keturunan nabi Nuh as.  Nabi Nuh as pastilah keturunan nabi Adam as. Hal ini memberikan makna bahwa Allah swt mendengar doa nabi Ibrahim as, ketika ia meminta diberikan anak-cucu yang taat kepada Rabbnya.
Ayat 35: “(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Hannah berdoa kepada Allah swt dan bernadzar bahwa anak yang sedang di dalam kandungannya menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat di Baitul Maqdis.
مُحَرَّرًا
Terdapat kata tsb dalam ayat ini, mengandung arti ‘yang bebas’, namun karena pada masa Bani Israil tidak ada istilah memerdekakan budak atau mengenal tawanan perang, maka artinya ialah terbebas dari urusan dunia, menjadi hamba yang murni berkhidmat pada Allah ta’ala.
فَتَقَبَّلْ مِنِّي
Hannah meminta dikabulkan doanya.
Dari ayat ini, kita belajar;
Cita-cita Hannah perihal masa depan anaknya dalam ayat ini merupakan cita-cita tertinggi bagi orang tua, anak untuk berkhidmat pada Allah swt.
Hannah tidak meminta spesifik anaknya laki-laki ataupun perempuan. Padahal semua yang ada di Baitul Maqdis adalah laki-laki. Hannah mengajarkan kita bahwa ia murni hanya ingin anaknya menjadi anak yang taat kepada Rabbnya, tanpa berkeinginan lainnya.
Cita-cita, harapan, dan doa untuk anak itu perlu dipanjatkan sejak dini bahkan dari kandungan.
Ayat 36: “Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk".
Hannah di sini menyampaikan sebuah udzur. Bahwa yang ia lahirkan adalah anak perempuan, ia khawatir Allah swt tidak menerima nadzarnya. Dari ayat ini kita bisa petik hikmah, bahwa Hannah melahirkan seorang bayi perempuan, itu merupakan kehendak Allah, takdir Allah ta’ala. Lihatlah, bayi yang dinamai Maryam itu, tumbuh dengan baik, dijamin rizqinya (langsung dari Surga), dijaga dengan penjagaan terbaik (melalui wasilah; pamannya, Nabi Zakaria as). Allah swt memberikan takdir yang jauh lebih baik atas apa yang sebelumnya diharapkan oleh Hannah dan orang-orang terdekatnya saat itu.
Maka, jangan pernah kecewa ketika realitas tidak sesuai dengan harapan. Bisa jadi, itu merupakan takdir yang akan membawa pada kebaikan dan keberkahan yang lebih besar lagi.
Lalu, yang memberikan nama itu ialah Hannah istrinya karena Imran telah wafat. Ketika suami telah wafat, maka yang bertugas memberi nama bagi anak ialah istri, dan orangtua punya kewajiban memberikan nama yang baik bagi anak, karena itu adalah doa.
Kemudian, Hannah dalam ayat ini berdoa meminta perlindungan untuk Maryam dan keturunannya (1,2,3,.. generasi)  agar dijauhkan dari syaithan yang terkutuk. Dari ayat ini kita juga belajar bahwa orangtua harus berpikir panjang terhadap keturunannya, tidak berhenti di anaknya saja, namun 1-2-3 generasi yang akan datang.
Perlindungan dari syaithan yang terkutuk mengandung arti bahwa agar manusia selalu ingat siapa musuhnya; ialah iblis dan syaithan. Karena banyak saat ini, yang menjadikan saudaranya sendiri sebagai musuh, dan lainnya. Naudzubillahi min dzalik.
Ayat 37: “Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
فَتَقَبَّلَهَا 
kata ini artinya menerima sesuatu dengan ridha. Allah swt menerima nadzar Hannah. Ditandai dengan allah swt menjaga Maryam dan keturunannya, Isa as dari syaithan. Di sini, Zakaria as berperan sebagia wasilah ataupun jawaban dari doa Hannah, agar dijauhi dari syaithan yang terkutuk. Ditandai juga dengan Maryam walaupun ia wanita, namun tetap dapat berkhidmat di Baitul Maqdis. Allah swt yang langsung menjaga Maryam; pertumbuhan fisik dan ruhaniyahnya sangat baik. Walau nabi Zakaria as yang bertanggung jawab untuk Maryam, namun Allah ta’ala memberikan rizqi kepada Maryam (berupa makanan dari Surga).
قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا
Dari ayat ini kita juga belajar pentingnya tabayyun (kroscek suatu informasi). Zakaria as bertanya kepada Maryam (tidak memendam sehingga menimbulkan dzon/prasangka buruk), darimana makanan itu? Maryam menjawab, dari Allah swt. Lantas, mengapa Zakaria as langsung percaya? Mungkin bisa saja ada seseorang yang diam-diam pergi ke mihrab Maryam lalu memberikan itu? Zakaria as melihat dari akhlak Maryam selama ini. Jika kita tabayyun kepada orang yang memang baik, ya percaya.
Ayat 38: “Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".
هَبْ
artinya karunia dan pemberian tanpa ada harap balasan dari apa yang sudah diperbuat.
Kenapa Zakaria as baru berdoa? Apakah kemarin-kemarin tidak? Ia tentunya sudah berdoa dan karena ada “momen” Maryam dan ibunya, Hannah, ia mengharapkan keajaiban yang sama, untuk diberikan keturunan yang baik.
Ayat 42: “Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).”
 اصْطَفَاكِ
Artinya, memilih. Allah swt memilih Maryam untuk memudahkan baginya menerima hikmah, memilihnya untuk yang diberikan rizqi langsung dari Surga, memilihnya untuk dapat berkomunikasi dengan malaikat langsung.
وَطَهَّرَكِ
Maryam sudah disucikan dari maksiat, dijauhkan dari sentuhan laki-laki, dijauhkan dari perbuatan & kebiasaan buruk.
وَاصْطَفَاكِ
Artinya memilih juga, namun lebih khusus. Ia dipilih di atas wanita-wanita lainnya, yakni melahirkan Isa as tanpa seorang Ayah, dan bayinya dapat berbicara sewaktu kecil.
Beruntunglah Maryam dan semoga dapat kita teladani kebaikan apapun darinya, terlebih perannya sebagai seorang Ibu.
Maka, siapa wanita terbaik yang diabadikan Rasulullah dalam sabdanya; “Cukuplah teladan bagi kalian wanita terbaik di jagat raya ini yaitu: Maryam binti ‘Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad dan ‘Asiyah istri Fir’aun.” (HR. Tirmidzi)
Mengapa Khadijah? Ia adalah istri seorang nabi, yang memaksimalkan perannya sebagai seorang istri
Mengapa Maryam? Ia adalah ibu seorang nabi, yang memaksimalkan perannya sebagai seorang ibu
Mengapa Fatimah? Ia adalah anak dari seorang nabi, yang memaksimalkan perannya sebagai seorang anak
Mengapa Asiyah? ia tetap berperan sebagai seorang istri yang taat kepada Rabbnya, walau teman hidupnya seorang yang dzalim.
Keluarga merupakan satu kesatuan. Kita ingin agar keturunan kita, bahkan keturunan kakak-adik-abang kita juga mendapat keturunan yang baik, sehingga dapat menjadi 1 keluarga yang utuh. Maka, pastikan saudara kandung kita juga mendapat pasangan yang baik, agar anak-anak kita berinteraksi dengan orang-orang dan keturunan yang baik.
Kondisi saat ini, banyak wanita yang mengeluh, kurang berperannya ataupun kurang memberikan teladannya sosok suami ataupun kepala keluarga yang mereka miliki. Ustadz berpesan, lihatlah perjuangan bunda Maryam, yang tetap memberikan yang terbaik, walau seorang diri menjaga dan menumbuhkan seorang nabi.
Semoga inspirasi keluarga Imran ini dapat menjadi renungan dan dapat kita amalkan segala kebaikannya kelak.
Jika terdapat kesalahan, mohon koreksi. Semoga bermanfaat :)
Wallahu a’lam bishawab.
-hq
17 notes · View notes
bayilelakiku · 8 years ago
Text
Rangkaian Nama Bayi Laki Laki Dan Artinya: Al
Rangkaian Nama Bayi Laki Laki Dan Artinya: Al
Arti Nama Al – Untuk orang tua yang akan memiliki calon anak lelaki, mungkin nama Al bisa jadi salah satu pilihan nama bayi laki laki Anda. Nama ini mempunyai arti khusus untuk bayi laki laki dalam asal bahasa Jerman yang lebih jelasnya bisa dibaca pada daftar nama dibawah ini. Selain itu, arti nama Al mempunyai makna nama yang positif, keren dan unik sehingga bisa menjadi nama laki laki yang…
View On WordPress
0 notes
salihaofc · 7 years ago
Text
Kewajiban orang tua terhadap anak #1
Anak adalah anugerah dari Allah sekaligus amanah bagi ayah dan ibunya. Ia adalah anugerah karena tidak semua pasangan suami dan istri Allah karuniakan anak sebagai sarana mendapat ridhoNya. Anak adalah amanah karena sejatinya mereka adalah kepunyaan Allah yang dititipkan kepada orang tuanya. Selayaknya menjaga barang titipan, anak tentu harus dijaga sebaik mungkin. Moms and Dads, menjaga titipan Allah berupa anak bukanlah perkara mudah, namun hadiah luar biasa bagi mereka yang mampu melaksanakannya. Bukankah anak yang sholih dan sholehah yang senatiasa mendoakan orang tua adalah tabungan akhirat yang sangat besar? Siapakah yang tak ingin memiliki tabungan akhirat yang besar? Namun, sebelum berharap mendapatkannya, sudahkah kewajiban kita sebagai orang tua kepada anak telah tertunaikan? Bagaimana kita berharap mendapat sesuatu tanpa beramal sebelumnya? Apa saja kewajiban orang tua terhadap anaknya yang harus ditunaikan? Ada banyak kewajiban orang tua dan kali ini kita ringkaskan menjadi 7 poin. Pada sesi ini kita akan membahas poin 1-4. 1. Memilihkan ayah dan ibu yang baik untuk anak Setiap kita memang tak bisa memilih akan lahir dari orang tua seperti apa, namun kita bisa memilih pasangan yang baik untuk menjadi ibu dan ayah yang baik untuk anak kita. Setiap anak berhak mendapatkan orang tua yang baik, maka tugas kita sebagai calon dan orang tua adalah menjadi pribadi yang baik. Baik seperti apa? Tentunya baik sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkan pada kita. 2. Memberikan nama anak yang baik "Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan namamu dan nama ayahmu, maka baguskanlah nama kalian." (H.R. Abu Dawud) Dari hadist di atas kita tahu bahwa kita diperintahkan untuk memberikan nama yang baik untuk anak kita. Nama yang baik itu yang seperti apa? "Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman". (H.R. Muslim). Nama Abdullah atau Abdurrahman sebagaimana disebutkan dalam hadist di atas adalah nama yang paling disukai Allah. Selain itu kita bisa memberi nama anak kita dengan nama para nabi, sahabat, dan lainnya dengan catatan mengandung arti yang baik dan tidak menyalahi syariat Islam. 3. Melakukan Aqiqah "Anak itu tergadai dengan aqiqahnya, disembelih sebagai tebusannya pada hari ketujuh dan diberi nama pada hari itu serta dicukur kepalanya". (H.R. Tirmidzi) Sebagai rasa syukur kita atas anugerah Allah, maka hendaknya kita melakukan aqiqah untuk anak kita. "Untuk bayi laki-laki (menyembelih) dua ekor kambing dan untuk bayi perempuan (menyembelih) satu ekor kambing, tidak mengapa baginya baik kambing itu jantan atau betina". (H.R. Tirmidzi). 4. Memberi anak ASI "Para ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan persusuan". (Q.S. Al-Baqarah: 233). Memberikan ASI eksklusif bukan hanya dianjurkan dalam kesehatan tapi juga dianjurkan dalam Islam. ASI memberikan kekebalan tubuh bagi anak agar kelak menjadi anak yang sehat. Dalam Islam, memberikan ASI bukan hanya sekedar anak mendapat ASI tetap lebih kepada menyusui anak secara langsung. Menyusui anak secara langsung akan membangun kelekatan antara anak dan ibu sedari kecil. Kelekatan adalah modal penting dalam pengasuhan anak. Banyak ditemui anak yang ketika dewasa tidak dekat dengan ibu dan akhirnya nasehat ibu pun tak didengar oleh anak. Demikian moms and dads pembahasan tentang kewajiban orang tua terhadap anak. Sesi #superparenting selanjutnya akan kita lanjutnya poin 4-7. (tw) 📚 Sumber : 1. ummi-online(dot)com 2. cahyadi-takariawan(dot)web(dot)id 🌷SUPERMOM's NOTE🌷 Edisi #superparenting 17 12 2017 🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄 ☘ Email : [email protected] ☘ Fanpage FB : https://web.facebook.com/supermomwannabefanpage/ ☘ Twitter : https://twitter.com/supermom_w ☘ Instagram : https://www.instagram.com/supermom_w/ ☘ Tumblr : http://supermomwannabee.tumblr.com/ ☘ WhatsApp: +6281904714215 ☘ Line: @qxb9368f (use @) Link: http://line.me/ti/p/%40qxb9368f
66 notes · View notes
indastory · 7 years ago
Text
Islamic Parenting: Pendidikan Anak di Usia Emas
Bismillah,
Menemukan chipstory kuliah twitter saya tanggal 16 April 2014. Ini merupakan review buku M. Fauzi Rachman dengan judul serupa. Silakan disimak, semoga bermanfaat :)
------------------------------------------------------------------------
Alhamdulillah, setelah selesai membaca buku #IslamicParenting : Pendidikan Anak di Usia Emas karya M.Fauzi Rachman, rasanya ingin segera share.
Bukunya bagus dan saya rekomendasikan untuk para calon ayah bunda atau yang memiliki bayi. #IslamicParenting
Ada banyak hal yang saya garis bawahi & ingin saya share di sini, tapi tentu tidak akan lengkap kecuali membaca buku ini hingga akhir. #IslamicParenting
1. Bismillah, mari kita awali dengan beberapa hadist Rasulullah tentang mendidik anak. #IslamicParenting
2. Rasulullah saw bersabda, "Rumah yang tidak ada anak-anak di dalamnya, tidak ada keberkahan. (HR. Abu Syaikh dari Ibnu Abbas ra.) #IslamicParenting
3. "Anak itu buah hati orang tua, karena itu mengkhawatirkan, membuat jadi kikir (karena banyak keperluan anak), dan membuat susah." #IslamicParenting
4. "Seorang ayah tiada mmberi kepada anaknya sesuatu pemberian yang lebih utama dari budi pekerti dan pendidikan yang baik." (HR. Tirmidzi) #IslamicParenting
5. "Seorang perempuan yang memerlukan duduk di rumah untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, ia akan bersamaku di Syurga."(HR.Ibnu Busyran dari Anas)
6. Dari beberapa hadist tersebut, tahulah kita bahwa anak itu amanat Allah yang dipertaruhkan pada orang tua, ia terlahir fitrah dan belum dibentuk. #IslamicParenting
7. Rasulullah menganjurkan para orang tua untuk memberi bekal kebaikan pada anak sejak dini... #IslamicParenting
8. Tentu saja dengan pola pendekatan melalui permainan yang gembira, tidak kasar, disiplin, dan mengajari pengetahuan sesuai dengan tingkat usia anak. #IslamicParenting
9. Bahkan dalam hal pemberian nama saja Rasulullah menganjurkan orang tua untuk menamai dengan nama yang baik agar terbentuk konsep diri positif. #IslamicParenting
10. Termasuk kewajiban orang tua adalah memberi anak makanan bergizi, 1. Harus halal dan baik secara kesehatan, 2. Harus benar dalam mendapatkannya. #IslamicParenting
11. Jangan sampai orang tua memberi makanan yang haram atau diperoleh secara haram, karena akan ikut membentuk perilaku orang yang memakannya. #IslamicParenting
12. "..orang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya, dan wanita adalah pemimpn di rumah suaminya dan bertanggungjawab atasnya." (HR. Muttafaq Alaih)
13. Dari hadist tersebut, tersirat bahwa orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam pendidikan anaknya, terutama ibu karena secara alami memliki ikatan lebih kuat.
14. "Al Ummu Madrasatu al Ula" (ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya), dapat dilihat dan dirasakan kedekatannya, menumbuhkan perasaan anak yang mmbntuk sikapnya.
15. Sehingga amat dominan peranan ibu untuk menumbuhkan anak yang berkepribadian kuat, terbuka, tidak mudah tersinggung dan cerdas. #IslamicParenting
16. Dalam kaitannya dengan kemajuan bangsa, posisi ibu amat strategis. Bila kaum ibu sehat lahir batin, akan lahir generasi muda yang sehat lahir batin juga.
17. Akan tetapi, peluang ibu untuk menjadi ibu seutuhnya sangat tergantung peran suami. Kerjasama suami dan istri dalam mendidik anak adalah mutlak.
18. Salah satu kekeliruan orang tua adalah mengharapkan anaknya menjadi salih, namun melupakan faktor-faktor yang semestinya dilakukan sebelum si anak lahir ke dunia.
19. Sebelum anak lahir, Allah telah meniupkan ruhnya saat ia berada dalam rahim ibunya. Ruh itulah yang kelak akan menentukan anak menjadi salih atau tidak.
20. Karenanya, gaya hidup islami hendaknya tetap dilakukan bahkan sebelum anak lahir (langkah awal prapendidikan), diantaranya memilih pasangan hidup yang baik.
21. "Perempuan itu dinikahi karena 4 perkara: harta, keturunan, kecantikan, atau agamanya. Pilihlah berdasar agamanya niscaya selamat dirimu." (HR.Bukhari Muslim)
22. Memilih suami sama halnya menentukan masa depan, bahkan menentukan dunia akhirat, karena suami adalah khalifah tempat berlindung istri dan anak-anak.
23. Beberapa hal yang harus dipilih dalam menentukan suami dalam buku #IslamicParenting antara lain : seagama, kuat dan baik agamanya, berakhlak mulia dan pekerja keras.
24. Memilih istripun sama, diantaranya: seagama, kuat agamanya, setia dan cantik (bukan sekadar cantik fisik, tapi cantik hati dan kebeningan pikiran)
25. Langkah awal prapendidikan yang lain diantaranya hubungan suami istri yang islami, kondisi ibu saat hamil, azan dan iqamah di telinga bayi saat lahir,
26. tahnik (mengunyah buah kurma lalu berikan pda bayi), aqiqah, mencukur rambutnya, dan memberi nama yg baik. #IslamicParenting
27. Menjadi ibu hamil, tidak hanya dituntut siap fisik, namun juga mental. Banyak perubahan yang mempengaruhi emosi yang tidak jarang menimbulkan efek depresi.
28. Dalam triwulan pertama (0-3 bulan kehamilan), biasanya ibu belum terbiasa, perubahan hormon mempengaruhi kejiwaan ibu sehingga sering kesal atau sedih berlebihan.
29. Saat triwulan kedua (4-6 bulan) biasanya ibu sudah lebih tenang dan beradaptasi dengan keadaan, ibu hamil juga sudah dapat melakukan aktivitas.
30. Pada trimester ketiga (7-9 bulan), stres pada ibu hamil biasanya meningkat kembali karena kondisi kehamilan yang mulai membesar sehingga mudah lelah.
31. Namun satu hal yang pasti, perubahan secara mental pada ibu hamil sulit ditebak dan tidak selalu sama antara sesama ibu hamil/kehamilan. #IslamicParenting
32. Ada beberapa kiat mengatasi stres saat hamil: cari sebab stres, atur pola makan, olahraga, hindari kebiasaan buruk, relaksasi, istirahat, dan konsultasi pada dokter.
33. Ibu hamil hendaknya juga menjauhi penyakit hati seperti dengki, dendam, iri, mudah marah, bergunjing dll. Rahim ibu adalah rumah janin yang seharusnya bersih.
34. Makanan yang paling baik bagi ibu hamil menurut islam adalah buah kurma. Di dalam kurma terdapat hormon mirip oksitosin yang membantu proses kelahiran.
35. Dr. Jabbar An-Nuaim berkata, "Kurma mengandung sejenis unsur pengikat rahim yang dapat membantu mencegah pendarahan usai melahirkan."
36. Perbanyak doa selama hamil, beberapa doa: "rabbi habli minash-shaalihiin", "rabbi habli min ladunka dzurriyatan thayibatan innaka sami'ud du'a".
37. Menyusuipun termasuk kewajiban syar'i orang tua. Beberapa faedahnya: ASI sebagai antibodi, meningkatkan kecerdasan bayi, imunitas dan stabilitas jiwa.
38. Menyusui juga mempercepat penyusutan rahim dan mengembalikan rahim ke bentuk semula, serta melindungi dari serangan kanker payudara.
39. Ibu yang hendak menyusui sebaiknya berwudhu lebih dulu, seperti Imam Syafi'i saat ditanya mengapa begitu cerdas, "ibuku tidak pernah menyusuiku tanpa wudhu".
40. Sedangkan pola pendidikan pada masa keemasan anak (0-5 tahun) yang kecerdasannya mencapai 50% dan 80% saat berusia 8 tahun harus diperhatikan. #IslamicParenting
41. Pada masa keemasan anak (0-5 tahun), ia membutuhkan proses pendidikan yang mengarah pada perkembangan IQ, EQ, dan SQ secara seimbang dengan berbagai metode.
42. Masa emas memang penting bagi pembentukan pengetahuan dan perilaku anak. Namun tidak lantas menjejali mereka dengan berbagai macam kursus dan multivitamin,
43. yang justru lebih penting adalah kualitas pengasuhan kita. Karena masa itu dimana jalur belajar anak tentang karakter, sikap, intelektual, emosi , dan moral dibentuk.
44. Hal yang harus diingat orang tua saat mendidik anak: mendidik anak adalah ibadah, ikhlas dalam mendidik anak, dan pilih metode yang terbaik. #IslamicParenting
45. Jauhkan sikap memanjakan anak dan biasakan ia untuk berakhlak mulia. "Didiklah anak-anakmu dan perbaiki budi pekertinya".(HR.Ibnu Majah) #IslamicParenting
46. Berikan kasih sayang dan kelembutan, ajari dan permudahlah, jangan ditakut-takuti! Biarkan juga mereka bermain tapi tetap awasi. #IslamicParenting
47. Ajarkan adab dan etika sehari-hari (memakai pakaian, belajar salat dan berdoa, salam dan cium tangan, makan dan minum, tidur, buang air, dsb.) #IslamicParenting
48. Ajarkan membaca, menulis, dan berhitung yang sederhana, berikan pujian yang tulus (jangan dipaksakan atau terlalu sering) dan tetap tegas dengan "hukuman" jika perlu.
49. Mendongeng sebelum tidur juga menjadi hal yang amat positif bagi orang tua dan anak. Mnginjak usia 4 tahun, anak boleh mulai diajar berpuasa, 3-4 jam saja cukup.
50. Untuk belajar puasa harus diperhatikan asupan gizi dan kondisi si kecil, jangan paksa si kecil berpuasa seharian jika belum kuat.
51. Selain hal-hal tadi, ada juga faktor pendukung pendidikan anak, diantaranya doa orang tua, teladan yang baik, rezeki yang halal.. #IslamicParenting
52. Faktor pendukung lain adalah sabar dalam mendidik dan lemah lembut dalam keluarga. "Jika Allah mencintai sebuah keluarga, Dia akan menjadikan mereka lemah lembut".
53. Jangan lupa luangkan waktu bersama keluarga, dan jaga buah hati saat malam menjelang (waktu maghrib) sebab setan berkeliaran pada waktu itu.
54. Sekian yang bisa saya share mngenai #IslamicParenting , mohon maaf atas segala keterbatasan dalam menulis, semoga bermanfaat.
55. Semoga Allah memberikan kita keturunan yang saleh, yang mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin ya Rabbal alamiin
Yulinda Ashari
Source: https://chirpstory.com/li/200968
9 notes · View notes
embunmerindu · 4 years ago
Text
*KISAH RASULULLAH ﷺ*
Bagian 10
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
*Kelahiran Muhammad صلى الله عليه وسلم*
Pada hari Senin pagi tanggal 12 Rabiul Awwal pada tahun yang sama dengan penyerbuan Abrahah (tahun gajah), Aminah melahirkan seorang bayi laki-laki. Saat itu bertepatan dengan bulan Agustus tahun 570 Masehi. (Sebagian pendapat mengatakan bahwa Aminah melahirkan pada tanggal 20 atau 21 April tahun 571 Masehi).
Aminah mengutus seseorang sambil berkata, "Pergilah kepada Abdul Muthalib dan katakan, 'Sesungguhnya telah lahir bayi untukmu. Oleh karena itu, datang dan lihatlah '."
Abdul Muthalib bergegas datang. Ketika mengambil bayi itu dari pelukan Aminah, dadanya bergemuruh dipenuhi rasa sayang.
"Kehadiranmu mengingatkan aku kepada ayahmu. Sungguh, di hatiku kini dirimu hadir sebagai pengganti Abdullah."
Dengan penuh rasa syukur, orangtua itu menggendong cucunya berthawaf, mengelilingi Ka'bah. Kali ini tidak kepada berhala, tetapi kepada Allah. Abdul Muthalib berdoa dan bersyukur.
"Aku memberimu nama Muhammad," kata Abdul Muthalib.
*Muhammad* berarti *terpuji*, sebuah nama yang tidak umum di kalangan masyarakat Arab, tetapi cukup dikenal.
Kemudian, ia memerintahkan orang untuk menyembelih unta dan mengundang makan masyarakat Quraisy.
"Siapa nama putra Abdullah, cucumu itu?" tanya seseorang kepada Abdul Muthalib.
"Muhammad."
"Mengapa tidak engkau beri nama dengan nama nenek moyang kita?"
"Kuinginkan ia menjadi orang yang terpuji, bagi Tuhan di langit dan bagi makhluk-Nya di bumi," jawab Abdul Muthalib.
*Cahaya Aminah*
Ketika Aminah mengandung Nabi Muhammad, ia melihat seberkas sinar keluar dari perutnya dan dengan sinar tersebut ia melihat istana-istana Busra di Syam.
Saat itu di kalangan bangsawan Arab sudah berlaku tradisi yang baik, yakni mereka mencari wanita-wanita desa yang bisa menyusui anak-anaknya.
Anak-anak disusukan di pedalaman agar terhindar dari penyakit, memiliki tubuh yang kuat dan agar dapat belajar bahasa Arab yang murni di daerah pedesaan.
Tidak lama kemudian ke Mekah datanglah serombongan wanita dari kabilah bani Sa'ad mencari bayi untuk disusui. Di antara mereka ada seorang ibu bernama Halimah binti Abu Dzu'aib.
"Suamiku," Panggil Halimah "tahun ini sungguh tahun kering tak ada tersisa sedikit pun hasil panen di kampung halaman kita. Lihat unta tua kita tidak lagi menghasilkan susu sehingga anak-anak menangis pada malam hari karena lapar."
"Semoga kita mendapat bayi seorang bangsawan kaya yang dapat memberi kita upah yang layak untuk menanggulangi kesengsaraan ini," jawab sang suami.
Namun harapan mereka tak terkabul, hampir semua bayi bangsawan kaya telah diambil oleh teman-teman serombongan mereka. Hanya ada satu bayi dalam gendongan ibunya yang mereka temui.
"Namanya Muhammad" kata Aminah kepada pasangan tersebut "ia anak yatim tinggal aku dan kakeknya yang merawatnya." Halimah dan suaminya, Al-Harits bin Abdul Uzza saling berpandangan.
Mereka enggan menerima anak yatim karena tidak ada Ayah yang dapat memberi mereka upah yang layak. Pasangan tersebut menggeleng dan pergi mencari bayi lain, Aminah memandangi bayi dalam dekapannya dengan sendu. Setiap wanita Bani Saad yang mendapat tawaran untuk menyusui Muhammad, selalu menolaknya karena anak yatim.
*Tsuwaibah*
Sebelum kedatangan para wanita Bani sa'ad, Muhammad disusui Tsuwaibah budak perempuan Abu Lahab.
Hanya beberapa hari Muhammad disusui oleh Tsuwaibah.
Akan tetapi, di kemudian hari, di sepanjang hidupnya Muhammad selalu memperlakukan Tsuwaibah dengan baik.
Bersambung
*untuk kapan tepatnya tanggal lahir Rasulullah masih ada perbedaan hingga sekarang. Allahua'lam
🌥️ 11.28. 120121
0 notes
diatrimikaputra · 4 years ago
Text
Bab 50 [Memberi Nama Yang Diperhambakan Kepada Selain Allah]
Firman Allah Ta’ala,
“Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkanNya kepada keduanya itu. Maka Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (Al-A’raf: 190)
Ibnu Hazm mengatakan, “Para ulama telah sepakat mengharamkan setiap nama yang diperhambakan kepada selain Allah, seperti: ‘Abdu Umar (Hamba Umar), Abdul Ka’bah (Hamba Ka’bah) dan yang semisalnya, kecuali Abdul Muththalib.”[128]
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas, dalam menafsirkan ayat tersebut, mengatakan, “Setelah Adam menggauli istrinya Hawwa’, ia pun hamil. Lalu Iblis datang kepada mereka berdua dengan berkata, ‘Sungguh, aku adalah kawanmu berdua yang telah mengeluarkan kami dari Surga. Demi Allah, hendaklah kamu menaatiku, kalau tidak niscaya akan kujadikan anakmu itu bertanduk dua seperti rusa, sehingga akan keluar dari perut istrimu dengan merobeknya. Demi Allah, pasti akan kulakukan.’ Demikianlah iblis menakut-nakuti mereka berdua. ‘Namailah anakmu itu Abdul Harits,’[129] kata iblis memerintah. Tetapi keduanya menolak untuk mematuhinya. Tatkala bayi mereka lahir, lahirlah dia dalam keadaan mati. Kemudian Hawaa’ hamil lagi, maka datanglah iblis kepada mereka berdua dengan mengatakan seperti yang pernah ia katakan. Tetapi mereka berdua tetap menolak untuk mematuhinya, dan bayi mereka pun lahir lagi dalam keadaan mati. Selanjutnya, Hawwa’ mengandung lagi, maka datanglah iblis kepada mereka berdua dan mengingatkan mereka apa yang pernah ia katakan. Karena Adam dan Hawwa’ lebih menginginkan keselamatan anaknya, akhirnya mereka mematuhi iblis dengan memberi kepada anak mereka nama Abdul Harits. Itulah tafsiran Firman Allah,
‘Mereka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah dalam hal (anak) yang Dia karuniakan kepada mereka’.”
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan pula, dengan sanad shahih, bahwa Qatadah mengatakan, “Yaitu berbuat syirik dalam hal ketaatan kepada iblis, bukan dalam ibadah kepada mereka.”[130]
Demikian juga ia meriwayatkan dengan sanad shahih, bahwa dalam menafsirkan Firman Allah,
“Jika Engkau mengkaruniakan kami anak laki-laki yang sempurna (wujudnya),”[131]
Mujahid mengatakan, “Adam dan Hawwa’ khawatir kalau bayi mereka itu lahir tidak dalam wujud manusia.” Dan diriwayatkannya pula tafsiran yang senada dari al-Hasan [al-Bashri], Sa’id [bin Jubair] dan yang lain.
Kandungan bab ini:
1.       Dilarang setiap nama yang diperhambakan kepada selain Allah.
2.       Tafsir ayat tersebut di atas.[132]
3.       Perbuatan syirik, [sebagaimana dinyatakan oleh ayat ini], dalam sekedar pemberian nama saja, tanpa bermaksud hakikatnya.
4.       Anak perempuan yang sempurna wujud jasmaninya, yang dikaruniakan Allah kepada seseorang merupakan nikmat [yang harus disyukuri].
5.       Telah disebutkan oleh ulama Salaf mengenai perbedaan antara syirik dalam ketaatan dan syirik dalam ibadah.
Keterangan:
[128] Maksudnya ulama belum sepakat mengharamkan nama Abdul Muththalib, karena asal nama ini berhubungan dengan perbudakan.
[129] Al-Harits adalah nama iblis. Dan maksud iblis menakut-nakuti mereka berdua supaya memberi nama tersebut kepada anaknya ialah untuk mendapatkan suatu macam bentuk perbuatan syirik, dan inilah salah satu cara iblis memperdaya musuhnya, kalau dia belum mampu untuk menjerumuskan seseorang manusia ke dalam tindakan maksiat yang besar resikonya, akan dimulai untuk menjerumuskannya terlebih dahulu dari tindakan maksiat yang ringan atau kecil.
[130] Maksudnya: Mereka tidaklah menyembah iblis, tetapi menaati iblis dengan memberi nama Abdul Harits kepada anak mereka, sebagaimana yang diminta iblis. Dan perbuatan itu disebut perbuatan syirik kepada Allah.
[131] Surah al-A’raf: 189.
[132] Ayat ini menunjukan bahwa anak yang dikaruniakan Allah kepada seseorang termasuk nikmat yang harus disyukuri, dan termasuk kesempurnaan rasa syukur kepadaNya bila diberi nama yang baik yang tidak diperhambakan kepada selainNya, karena pemberian nama yang diperhambakan kepada selainNya adalah syirik.
Sumber :
Kitab Tauhid, Karya Syaikh Muhammad at-Tamimi. Hal 162-164 (Penerbit Darul Haq)
Ditulis ulang oleh:
Diatri Mika Putra
Jatinegara Baru, 10 Januari 2021
0 notes
jamikanasa · 7 years ago
Text
Catatan Harian : Belum Punya Anak? (1)
Disclaimer : tulisan ini repost dari salah satu grup WA, nama penulisnya ada di akhir kisah ya :)
Meneladani Para Nabi, Bersabar Belum Dikaruniai Anak
Sebagian pasutri mulai merasa resah dan gelisah, ketika umur pernikahan sudah mencapai satu tahun lebih akan tetapi rumah masih terasa sepi dari tangis bayi. Masa-masa “pacaran halal” mungkin sudah mulai tidak sehangat dahulu lagi yang masih asyik berdua saja. Akan tetapi berlalunya waktu menuntut agar rumah ditambah penghuninya, penghuni yang membuat bising rumah, kebisingan yang dinanti dan dirindukan.
Ternyata Lama tidak dikaruniai buah hati juga di alami oleh beberapa nabi, tetapi mereka tetap bersabar, berdoa dan berusaha. Sehingga sepatutnya menjadi tauladan bagi kita.
Ini dia bapak para nabi khalilullah Ibrahim ‘alaihissalam bersama istrinya Sarah, sangat lama tidak dikaruniai anak, sampai mereka berdua berumur tua dan rambut beruban. Sehingga Sarah menghibur suaminya dengan menghadiahkan budak perempuannya yaitu Hajar kepada suaminya.
Al-Quran menceritakan ketika malaikat datang untuk memberi mereka berdua kabar gembira,
فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍْ فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهُ فِي صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌْ قَالُوا كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكِ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ
“(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu takut”, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).” Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: ” (Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul.” Mereka berkata: “Demikianlah Tuhanmu memfirmankan” Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”[Adz-Dzariyat: 28-30]
Al-Qurthubi rahimahullah berkata,
وكان بين البشارة والولادة سنة، وكانت سارة لم تلد قبل ذلك فولدت وهي بنت تسع وتسعين سنة، وإبراهيم يومئذ ابن مائة سنة
“Jarak antara kabar gembira dgn kelahiran Ishaq adlh setahun. Adapun sebelum itu Sarah tdk pernah melahirkan, kemudian ia melahirkan ketika berusia 99 tahun, sedang Ibrahim berusia 100 tahun”[1]
Dari kisah nabi Ibrahim alaihissalam kita dapat mengambil pelajaran:
1.nabi Ibrahim alaihissalam tidak kemudian membenci Istrinya Sarahkarena tidak bisa memberikannya keturunan bahkan tetap setia terhadap Sarah. Demikian juga para suami hendaknya seperti ini.
2.Sarah tahu diri bahwa ia tidak bisa memberikan keturunan dan berusaha menghibur hati suaminya dengan memberikan budak wanitanya yaitu Hajar kepada suaminya. Demikian juga para istri yang terbukti mandul, hendaknya melakukan sebagaimana yang dilakukan Sarah.
Kemudian Nabi Zakaria alaihissalamberdoa setelah lama tidak diberikan keturunan,
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْداً وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَْ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ
“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan do’anya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung.” [Al-Anbiya’ :89-90]
Di ayat yang lain,
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَل لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيّاًْ قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِراً وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيّاًْ قَالَ كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِن قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئاً
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. Zakaria berkata: “Ya Rabb-ku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”. Rabb berfirman: “Demikianlah”. Rabb berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”. [Maryam: 7-9]
Begitu juga dengan nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lama tidak dikaruniai anak sejak diutus menjadi Rasul dari sekian banyak istri beliau. Tentu saja beliau akan sangat senang jika ada anak laki-lakinya yang akan dididik sejak kecil dan meneruskan perjuangan beliau. Sedangkan anak beliau yaitu Ibrahim lahir dari budak beliau dan segera diambil oleh Allah ketika berumur 1 tahun lebih, yaitu disaat-saat imut, lucu dan sangat disayangi.
Semoga Allah memudahkan bagi anda yang merindukan anak keturunan.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
@Gedung Radiopoetro FK UGM, Yogyakarta Tercinta
Penyusun:  dr. Raehanul Bahraen
26 notes · View notes
suarakupu · 7 years ago
Text
Belajar Sebelum Bertindak
Alumni Gathering PPSDMS Nurul Fikri,
Sabtu 25 Mei 2013
Dinotulensikan oleh @yasirmukhtar, dengan beberapa penyesuaian.
Bab mengenai pernikahan selalu menarik dan penting untuk dibahas. Bukan hanya karena soal romantisme-nya. Sebab pernikahan bukan hanya  tentang bulan madu. Malah, nyatanya, lebih banyak bulan racun daripada bulan madu.
Persoalannya, apakah kita punya penawarnya?
Lebih dari itu, pernikahan –menggunakan istilah Ustadz Anis Matta, adalah peristiwa peradaban. Keputusan pernikahan adalah salah satu keputusan paling penting dalam hidup, jauh lebih penting dari keputusan memilih sekolah terbaik, kampus terbaik, tempat kerja terbaik, dan seterusnya. Karena, sekali lagi, pernikahan adalah peristiwa peradaban. Bukan hanya soal mengubah tatanan demografi masyarakat, tetapi pernikahan membuka pintu untuk generasi baru, yang bisa jadi, melalui mereka tugas kekhalifahan manusia terlaksana.
Sayangnya, ketika membicarakan pernikahan dan persiapannya, biasanya kita akan berfokus pada dua hal: harta dan mental. Padahal ada satu hal yang sangat penting, yang menjadi kunci kesuksesan pernikahan, yaitu ilmu. Bukan hanya ilmu mengenai tata cara mengkhitbah atau wawasan ke-Islaman dasar, tetapi juga, yang ditekankan dalam bahasan sederhana ini, ilmu merekayasa dan memelihara sebuah generasi terbaik.
Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik sesungguhnya bukan diciptakan di kampus-kampus, sekolah-sekolah, atau institusi lain yang kita sebut “pendidikan”. SDM terbaik lahir dari keluarga. Didikan keluarga adalah pondasi bagi semua pendidikan lain di luar keluarga.
Sebuah riset yang dilakukan oleh beberapa departemen di FISIP UI bersama KPK menemukan bahwa para pelaku koruptor (yang telah terbukti bersalah dan ditahan) memiliki masalah sewaktu dibesarkan dalam keluarganya dulu.
Mengenai SDM terbaik, Rasulullah SAW. Pernah bersabda:“Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” (Muttafaq ‘alaih)
Salah satu ciri SDM terbaik, jika mengacu pada generasi Rasulullah SAW., adalah usia karakter yang jauh lebih matang melampaui usia fisiknya. Dan semua ini dihasilkan dari keluarga yang berkualitas. Sehingga, berbicara visi pernikahan bukanlah sekadar tentang menjadi suami/istri, tetapi juga menjadi ayah/ibu, dan juga tentang mencari ayah/ibu terbaik bagi generasi yang kita lahirkan kelak. Tentang pendidikan anak, kita sering mendengar pepatah Arab, *"“Ibu adalah madrasah bagi anaknya.”"* Pepatah ini benar, namun sebenarnya masih memiliki lanjutan, yaitu" “.. dan ayah adalah kepala sekolahnya.”"
Maka, pendidikan anak bukan hanya soal ibu dan anak, tetapi bahkan *ayahlah yang paling bertanggung jawab atas visi, perencanaan, pelaksanaan juga evaluasi pendidikannya.*
Islam sendiri mengangkat tinggi peran ayah dalam pendidikan anak.
Dalam Al-Quran, secara keseluruhan ada 17 dialog tentang pengasuhan, yang tersebar diantara 9 surat. Terdapat 14 dialog antara ayah dan anak, 2 dialog antara ibu dan anak, dan hanya 1 dialog antara guru dan murid. Cukup mengejutkan bukan? Di saat hari ini masyarakat kita menganggap amanah membesarkan anak “dibebankan” kepada ibu saja, sehingga menyebabkan banyak perempuan menunda-nunda pernikahan dengan alasan ingin mengejar cita-cita, karir, dan lain sebagainya sebelum ia harus berhenti untuk mengurusi anak-anaknya. Paradigma ini juga menimbulkan kecemburuan bagi kelompok perempuan tertentu terhadap kaum laki-laki, sehingga mempertanyakan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.
Terlepas dari perdebatan mengenai hal tersebut, poin pentingnya adalah perlunya pelurusan paradigma tanggung jawab mendidik anak. Prinsip pendidikan ayah dan ibu adalah saling mengisi, tidak berarti bergantung pada salah satu saja. Namun peran ayah sangat ditinggikan. Seorang bijak pernah berkata, “Jika ada anak yang durhaka, perhatikan ayahnya.”
Bahkan, tanggung jawab pendidikan anak pada (calon) ayah sudah ada sebelum anak tersebut tercipta dalam kandungan, yaitu, sebagaimana Umar bin Khatthab pernah berkata, “Hak anak atas orang tuanya adalah dipilihkan ibu yang shalihah.”sementara dua hak anak lainnya terpenuhi manakala anak tersebut telah lahir, “lalu mengajarkan Al-Qur’an, dan memilihkan nama yang baik.”
Ketika anak berada dalam kandungan, suami memiliki kewajiban untuk menyenangkan istrinya. Seorang ibu yang hamil pada dasarnya hanya memiliki tiga macam aktivitas, sebagaimana yang Allah kisahkan dalam surah Maryam ketika Maryam mengandung, “Maka makanlah dan minumlah dan senangkanlah hatimu …” (QS. Maryam: 26).
Ada tradisi Islam yang semakin hilang, yaitu tradisi dimana masyarakat ikut menjaga, memudahkan, membantu, dan membahagiakan muslimah yang sedang mengandung, dan ketika kandungannya lahir disambut dengan suka cita sebagai “bayi ummat ini.”
Kita sepatutnya curiga, jangan-jangan di rahim seorang muslimah, terlebih di rahim istri kita, ada ulama dan mujaddid (pembaharu)yang Allah titipkan, yang kelak akan membawa ummat muslim berdiri tegak memimpin dunia dan mensejahterakan alam.
Pesan untuk pribadi:*Mensholihahkan diri*
3 notes · View notes
tanyanamabayi · 5 years ago
Text
Nama Bayi Laki Laki Dalam Al Quran Terlengkap
Nama Bayi Laki Laki Dalam Al Quran Terlengkap
Tumblr media
Nama Bayi Laki Laki Dalam Al Quran– tanyanama.com. Pilihan nama yang bersumber dari Alquran memang selalu jadi rekomendasi terbaik dalam penamaan nama bayi. Apalagi kini telah hadir untuk nama laki-laki dari Al-Quran. Diketahui bahwa Al-Quran sendiri menjadi kitab suci bagi umat muslim yg sudah pasti mengandung nilai serta makna positif pada namanya. Jadi sudah tidak heran lagi jika nama anak…
View On WordPress
0 notes
haditsislam · 5 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Presentasi berjudul: "Husen Zenal Muttaqin Lc. M.Pd.I Mudir Ma’had Ali Baiturrahman"— Transcript presentasi:
1 Husen Zenal Muttaqin Lc. M.Pd.I Mudir Ma’had Ali Baiturrahman
صِلَة الرَّحِم: مفهومها وأهميتها وفضائلها ، و مظاهرها Silatu Rahmi (Pengertian,urgensi, keutamaan dan bentuknya)
Husen Zenal Muttaqin Lc. M.Pd.I
Mudir Ma’had Ali Baiturrahman
2 A.Pengertian Silaturahmi
1.Pengertian Shillah
Shilah berasal dari kata washala, yashilu washlan, shilatan
Dalam kamus al-Munawir hlm 1563 disebutkan beberapa makna shilah yaitu sebagai berikut
الصلة : العطية و المنحة، الوصول : الكثير الإعطاء
Shilah mengandung arti memberikan, mepersembahkan.Al-Washul artinya orang yang banyak memberi.
3 2.Pengertian Rahim
الرَّحِم : في اللغة مَنْبَتُ الوَلَدِ و وعاءه في البطن،
Secara bahasa kalimat Rahim adalah tempat tumbuhnya janin-bayi- dalam perut seorang ibu,
و يُطْلَق عَلَى الْأَقَارِب وَهُمْ مَنْ بَيْنه وَبَيْن الْآخَر نَسَب ، سَوَاء كَانَ يَرِثهُ أَمْ لَا ، سَوَاء كَانَ ذَا مَحْرَم أَمْ لَا .
kemudian kalimat rahim itu digunakan kepada saudara atau kerabat, yaitu mereka yang memiliki hubungan nasab, baik itu termasuk ahli waris atau tidak juga termasuk mahram (yang haram dinikah atau tidak
4 3.Makna Shilaturahmi و معنى صلة الرحم ، و صلها ضد القطع و الهجران،
Makna silaturahmi adalah menyambungkan rahim, lawan dari memutuskan atau meninggalkan.
يقول ابن الآثير : صلة الرحم كناية عن الإحسان إلى الأقربين من ذوي النسب و الأصهار، و التعطف عليهم و الرفق بهم و الرعاية لأحوالهم
Ibnu Atsir berkata : Silaturahmi adalah kinayah dari berbuat baik kepada kerabat dekat yang memiliki hubungan nasab atau pernikahan, menyayangi mereka, bersikap lembah lembut dan selalu memperhatikan keadaan mereka.
5 4.Tingkatan Rahim (Kekerabatan)
Tingkatan rahim (kekerabatan) berbeda, ada yang sangat dekat ada yang jauh, sehingga ada kerabat yang berhak mendapatkan warisan ada juga yang tidak, demikian pula ada kerabat yang haram di nikahi ada juga yang halal untuk dinikahi.
Dalam ilmu warist ada yang dinamakan dzawil arham, yaitu kerabat yang dekat dengan mayit tetapi tidak berhak menerima warisan
6 5.Perintah shilaturahmi kepada kerabat yang sangat jauh hubungan nasabnya
وعن أَبي ذرّ - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( إنَّكُمْ سَتَفْتَحُونَ أرْضاً يُذْكَرُ فِيهَا القِيرَاطُ((3)) )) . وفي رواية : (( سَتَفْتَحونَ مِصْرَ وَهِيَ أرْضٌ يُسَمَّى فِيهَا القِيراطُ ، فَاسْتَوْصُوا بأهْلِهَا خَيْراً ؛ فَإنَّ لَهُمْ ذِمَّةً وَرَحِماً )) وفي رواية : (( فإذا افتتحتموها ، فأحسنوا إلى أهلها ؛ فإن لهم ذمة ورحماً )) ، أَوْ قَالَ : (( ذِمَّةً وصِهْراً )) رواه مسلم .
قَالَ العلماء : (( الرَّحِمُ )) : الَّتي لَهُمْ كَوْنُ هَاجَرَ أُمِّ إسْمَاعِيلَ - صلى الله عليه وسلم - مِنْهُمْ ،
(( وَالصِّهْرُ )) : كَوْن مَارية أمِّ إ��ْراهيمَ ابن رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - مِنْهُمْ .
7 B.Urgensi Silaturahmi
1.Kewajiban menjaga silaturahmi setelah perintah ibadah kepada Allah Swt.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
036. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.(QS Al-Nisa[5]:36)
8 2.Salah satu inti dari dakwahnya Nabi Saw
قَالَ عَمْرُو بْنُ عَبَسَةَ السُّلَمِيُّ وَبِأَيِّ شَيْءٍ أَرْسَلَكَ قَالَ أَرْسَلَنِي بِصِلَةِ الْأَرْحَامِ وَكَسْرِ الْأَوْثَانِ وَأَنْ يُوَحَّدَ اللَّهُ لَا يُشْرَكُ بِهِ شَيْءٌ –أخرجه مسلم
Amr Bin Abasah Al-Sulami Ra berkata :Misi apa yang kau bawa?Beliau berkata : Allah Swt mengutusku untuk menjaga silaturahmi, menghancurkan berhala, mentauhidkan Allah dan tidak musyrik kepadanya sedikitpun juga.(HR Muslim)
9 3.Sifat hamba-hamba Allah yang terbaik
إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ (19) الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ (20) وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ (21)
Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,
(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian,
dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.(QS Al-Ra’d 19-21)
10 4.Perintah Untuk Mempelajari Nasab
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ أخرجه الترمذي
Dari Abu Hurairah Ra,Nabi Saw bersabda : Pelajarilah nasabkamu sehingga kamu dapat menjaga silaturahmi, karena silaturahmi akan dicintai oleh keluarga, menambah banyak harta, dan memanjangkan umur.(HR Tirmidzi,No 1902)
11 C.Keutamaan Silaturahmi
1.Balasan yang sangat besar dari Allah Swt
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرَّحِمَ شَجْنَةٌ مِنْ الرَّحْمَنِ فَقَالَ اللَّهُ مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَ��ِ قَطَعْتُهُ –أخرجه البخاري رقم 5529
Dari Abu Hurairah Ra, Nabi Saw bersabda : Sesungguhnya rahim itu diambil dari nama Allah yaitu Al-Rahman, Allah Swt berkata kepada rahim, “Barang siapa yang menyambungkanmu (berbuat baik kepada mu) maka aku akan berbuat baik kepadamu, barang siapa yang memutuskanmu aku akan memutuskannya.(HR Bukâri,no 5529)
12 2.Kebaikan yang akan segera mendapatkan balasan
[ ليس شيء أطيع الله فيه أعجل ثوابا من صلة الرحم وليس شيء أعجل عقابا من البغي وقطيعة الرحم واليمين الفاجرة تدع الديار بلاقع ] .أخرجه البيهفي قال الألباني ( صحيح ) . ( بلاقع : جمع بلقع وهي الأرض القفراء التي لا شيء فيها )
Tidak ada ketaatan kepada Allah yang dsegerakan balasannya selain silaturahmi, tidak ada sesuatupun yang akan disegerakan hukumannya selain berbuat zhalim, memutuskan silaturahmi, sumpah palsu.Pasti engkau akan meninggalkan tanah yang tandus.
13 3.Penyebab Barakahnya Umur dan luasnya rizqi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَه-أخرجه البخاري رقم 5526-
Dari Abu Hurairah Ra, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, Barang siapa yang menginginkan dilapangkan rizqinya dan dipanjangkan umurnya maka bersilaturahmilah- (HR Bukhari 5526)
14 4.Silaturahmi dianggap melaksanakan dua bentuk ibadah
و قَالَ الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ وَهِيَ عَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ –أخرجه الترمذي
Rasulullah Saw bersabda : Shadaqah kepada orang miskin (hanya mendapatkan ganjaran) shadaqah saja, sedangkan (shadaqah) kepada kerabat dekat mendapatkan dua ganjaran, (yaitu) ganjaran shadaqah dan silaturahmi .(HR Tirmidzi)
15 5.Penyebab diampuninya dosa.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَصَبْتُ ذَنْبًا عَظِيمًا فَهَلْ لِي تَوْبَةٌ قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ لَا قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَبِرَّهَا –أخرجه الترمذي
Dari Ibnu Umar ia berkata , “Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw, lalu ia berkata : “Saya telah melakukan dosa besar, apakah aku masih bisa taubat?Rasulullah Saw bersabda : “Apakah kamu masih memilki ibu?Ia menjawab,Tidak!, Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Apakah kamu punya bibi?Ia menjawab, Ya.Lalu Rasulullah bersabda : Berbuat baiklah kepada bibimu itu.(HR Tirmidzi,No 1827)
16 6.Menjadi Pendaping Saat Melintasi Shirath
وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيْ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ قَالَ قُلْتُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ الْبَرْقِ قَالَ أَلَمْ تَرَوْا إِلَى الْبَرْقِ كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِي طَرْفَةِ عَيْنٍ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ وَشَدِّ الرِّجَالِ تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِب��ادِ حَتَّى يَجِيءَ الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا قَالَ وَفِي حَافَتَيْ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنْ أُمِرَتْ بِهِ فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ وَالَّذِي نَفْسُ أَبِي هُرَيْرَةَ بِيَدِهِ إِنَّ قَعْرَ جَهَنَّمَ لَسَبْعُونَ خَرِيفًا
Dikirimkanlah amanat dan rahim, keduanya berdiri di kedua sisi shirath yaitu kanan dan kiri.Orang yang paling pertama kali lewat adalah seperti kilat.Aku berkata : Demi bapa dan ibuku, “Apa maksudnya seperti kilat?Beliau menjawab : “Tidakah kalian melihat kilat datang dan kembali secepat kedipan mata?.Kemudian orang yang lewat seperti angin, seperti lewatnya burung, kemudian seperti orang yang berlari, amal-amal merekalah yang membuat mereka bisa berjalan/melewati, Nabi kalian berdiri di tepi shirath , Wahai Tuhanku, selamatkanlah!selamatkanlah!sampai amal-amal hamba tidak lagi mampu melintaskanlah.Lalu datanglah seseorang yang tidak mampu berjalan kecuali dalam keadaan merangkak .Kemudian Rasulullah Saw berkata lagi, “Di dua sisi sirath itu terdapat besi tajam dan bengkok yang tergantung dan diperintahkan untuk menyambar orang yang mesti disambar.Maka ada yang terluka namun ia selamat , ada juga jatuh kedalam neraka.Demi jiwa Abu Huraerah yang ada dalam genggaman tangan-Nya,”Sesungguhnya dasar jahanam itu sedalam 7o tahun.(HR Muslim)
17 7.Kunci Masuk surga
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ فَقَالَ الْقَوْمُ مَا لَهُ مَا لَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَبٌ مَا لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ ذَرْهَا قَالَ كَأَنَّهُ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ –أخرجه البخاري-
Dari Abi Ayub Al-Anshâri Ra, ia berkata : “Ada seorang laki-laki yang berkata ,”Wahai Rasulullah!.Ceritakanlah kepadaku tentang sebuah amal yang dapat memasukanku kesurga?Para sahabat berkata : “Ada apa, ada apa dengan orang itu?Rasulullah berkata : Ia memliki keperluan yang sangat penting, kemudian Nabi Saw bersabda : “Engkau beribadah kepada Allah Saw tidak musrik kepada-Nya sedikitpun juga, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyambung silaturahmi, lalu lepaskanlah unta ini (jangan dipegang tali kendalinya).Ia (Rawi hadits ) berkata , seolah-olah Nabi sedang berada di atas kendaraannya.(HR Bukhari)
18 D.Bentuk Silaturahmi
Bentuk silaturahmi adalah seperti berbuat baik kepada kedua orang tua , tidak memiliki ketentuan yang khusus, semua perbuatan yang baik yang dapat membuat gembira kerabat bisa dikategorikan silaturahmi.
وَقَالَ اِبْن أَبِي جَمْرَة : تَكُون صِلَة الرَّحِم بِالْمَالِ ، وَبِالْعَوْنِ عَلَى الْحَاجَة ، وَبِدَفْعِ الضَّرَر ، وَبِطَلَاقَةِ الْوَجْه ، وَبِالدُّعَاءِ .
Ibnu Abi Jamroh berkata : “Silaturahmi bentuknya bisa dengan harta, memberikan bantuan , menghindarkan dari kemadaratan, bermuka manis, juga mendoakan kebaikan. Kemudian ia menambahkan,
19 Bentuk Silaturahmi Secara Umum
وَالْمَعْنَى الْجَامِع إِيصَال مَا أَمْكَنَ مِنْ الْخَيْر ، وَدَفْع مَا أَمْكَن مِنْ الشَّرّ بِحَسَبِ الطَّاقَة ،
Bentuk silaturahmi secara umum adalah : Sekuat tenaga memberikan kebaikan –kepada kerabat- dan menghindarkan mereka dari kemadaratan.
0 notes
lailatulkhairunnisa-blog · 7 years ago
Text
Peran Muslimah
#CopyPaste
Peran istri menempati porsi paling besar peran perempuan yang disebutkan Allah dalam Al Qur’an
#PERANMU, #SURGAMU
Ustz. Poppy Yuditya
Sabtu 20 Juni 2015
Berapa jumlah perempuan disebut dalam Al Qur’an? Semua tercakup dari zaman Nabi Adam sampai akhir zaman. Ternyata hanya 20 yang disebut secara dzahir. Dari 20 tersebut ternyata Allah hanya menyebut 1 nama saja, yakni Maryam. 19 lainnya tak disebutkan.
Mengapa?
Karena akhlaqnya paling sempurna dan bisa jadi hanya Maryam yang terbebas dari aib.
Ini bukan berarti yang lain tidak mulia, namun Allah jaga aib mereka. Perempuan dlm Al Qur’an :
Belum menikah
Maryam, Ratu Balqis, 2 perempuan yang bertemu Nabi Musa, saudara perempuan nabi Musa.
Sudah menikah
Hawa, istri Nuh, istri Luth, Sarah, Hajar, Zulaikha, Asiyah, Istri Imron, istri Zakaria, Hafsah, Aisyah, Zainab, istri abu Lahab, Khaulah binti Tsa’labah.
Ibu
Hawa, Sarah, ibunda musa, istri imron, istri Zakaria, Maryam.
Seringkali kita berpikir bahwa kita bisa mendapatkan surga karena mendidik anak. Bagaimana kalau kita belum punya anak?
Hal ini tidak selalu tepat. Dalam Al Qur’an yang terbanyak dibahas adalah peran istri, yakni sebanyak 54%. Muslimah sebagai pribadi 19% dan sebagai ibu 27%.
Peran istri menempati porsi paling besar peran perempuan yang disebutkan Allah dalam Al Qur’an. Maka kita tersadar kembali akan makna hadits ini.
“Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad).
Kita berjuang keras menjadi ibu terbaik bagi anak-anak. Simak hadits ini:
” … dan aku melihat neraka, aku tak pernah melihat pemandangan seperti ini sama sekali. Aku melihat penduduknya kebanyakan adalah kaum wanita.”
Para shahabat pun bertanya: “Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian)?”
Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ”
(HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)
Meski kita sering marah dan kesal pada suami, ingatlah bahwa kita semua butuh ridlo suami untuk mendapat keridhoan Allah. Wanita surga tak berpikir siapa yang salah. Ia hanya berkata seperti dalam hadits berikut:
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?”
Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!”
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.”
(HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah)
Sangat jarang malaikat melaknat manusia, kecuali untuk urusan “kasur” jadi berhati-hatilah. Seberat apapun, setiap peran yang ditetapkan Allah adalah untuk kebaikan kita. Tidak ringan, tetapi ada kebaikan jangka panjang yang Allah berikan.
Jika anak-anak melawan pada kita, tidak menurut dan sebagainya, jangan berpikir “anak ini harus diapakan” tapi:
1. Tanya dulu pada diri sendiri, apakah sudah melakukan yang seharusnya dilakukan atau belum. Misal kita bingung bagaimana agar anak mau menghafal Qur’an. Sebelumnya, apakah kita sudah menghafal juga?
2. Cek, bagaimana ketaatan kita pada suami
3. Periksa, bagaimana sholatmu? Bagaimana doamu?
Kesuksesan mendidik anak bukan karena teoriparenting, tips-tips mendidik anak dan sebagainya. Tapi karena Allah ridho.
Jadi yang harus menjadi concern kita adalah bagaimana membuat Allah ridho. Karena jika Allah ridho, Ia memberi segala yang kita inginkan. Standar perempuan shalihah itu seperti perempuan2 shalihah yg tersebut dalam Al Qur’an. Kerangka taat dan menunaikan kewajiban/kebaikan pd suami adalah untuk mendapatkan ridho Allah. Apakah setelahnya suami semakin sayangttt dan cinta, itu hanyalah bonusnya.
Penuhi kepala kita dengan profil dan kisah-kisah istri shalihah.
Kisah dua perempuan yang bertemu nabi Musa adalah kisah perempuan bekerja. Mereka bekerja menggantikan ayahnya yang sedang sakit. Wanita harus punya alasan untuk bekerja. Dan jika bekerja, tidak ikhtilat (misal dinas luar dg rekan lawan jenis).
Ratu Balqis : pemimpin Negeri Saba’ meninggalkan kesombongan dan mudah menerima kebenaran
Ibunda Musa : rela berkorban untuk keselamatan anaknya (Nabi Musa)
Kisah saudara perempuan nabi Musa : mengikuti peti Nabi Musa yang dihanyutkan di sungai Nil
Menggambarkan sosok perempuan yang pintar, mampu bernegosiasi dan amanah.
Hawa berkhianat karena membujuk suaminya makan buah khuldi. Namun Hawa masuk surga karena ia bertaubat. Hati-hati dengan bisik-bisik kita pada suami, karena bisa sangat mempengaruhinya.
Istri Nuh tidak percaya pada suaminya saat ia membuat perahu, menjelekkan suami di depan anak-anaknya. Hati-hati.
Istri Luth melanggar amanah suami dan berbuat banyak kemaksiatan.
Sarah adalah wanita yang sangat berharap punya anak. Jika ada keinginan dalam diri kita untuk tidak memiliki anak (lagi), jangan-jangan ada yang bermasalah dengan fitrah kita.
Hajar : ibu menyusui, tak tahu mau kemana saat bersama Nabi Ibrahim, ditinggal sendirian entah dimana, dsb, namun tidak banyak bertanya. Jadi jangan jadi ibu-ibu rempong. Nabi Ibrahim hanya menjawab singkat-singkat saat Hajar bertanya. Sebagai manusia biasa, mungkin Ibrahim mau menjelaskan, tapi beliau sendiri tidak tahu apa jawabannya.
Para suami seringkali semakin bingung dengan pertanyaan-pertanyaan kita. Yang dilakukan Khadijah saat Nabi bingung adalah menenangkannya, membawanya ke tempat tidur dan menyelimutinya. Bukan memborbardirnya dengan pertanyaan-pertanyaan.
Hajar berlari bolak-balik antara Shafa-Marwah, pada posisi yang masih bisa mengawasi bayi Ismail. Hikmahnya adalah jika ibu bekerja, pastikan pandangan mata tetap dapat terjaga pada anak-anak kita. Sepuluh tahun pertama adalah fase sangat penting dalam menumbuhkan tauhid anak.
Zulaikha : terpesona kerupawanan Nabi Yusuf dan menggodanya. Jangan merasa aman dari fitnah selingkuh. tetap jaga diri dan mohon perlindungan Allah.
Asiyah istri Fir’aun. Kita tidak menanggung dosa suami, namun suami bertanggung jawab atas kita. Maka permudahlah, permudahlah suami kita. Jika suami kita zhalim, kita tetap bisa masuk surga. Tapi mungkin saja suami terganjal masuk surga karena kita.
Istri Zakaria : istri mandul yang dapat memiliki anak dengan seizin Allah.
Aisyah difitnah, lalu minta izin pada Nabi untuk keluar ke rumah orang tuanya. Saat mendapat fitnah, kita jangan terburu-buru mengklarifikasi karena bisa saja isunya menjadi bola panas. Tenangkan diri dulu.
Istri Abu Lahab mengompori suami dalam kejahatan. Dukunglah suami dalam kebaikan, bukan dalam kejahatan
Zainab bercerai karena suami tak mampu menaikkan dirinya, dan istri tak menurunkan dirinya, padahal keduanya adalah orang yang sholeh. Pernikahan tidak bisa dipaksakan karena sudah diusahakan untuk setara tetap sulit sekali. Tinggikan suami di hadapan anak-anak, jangan pernah menjelekkan
Istri Imron : banyak berdoa selama mengandung agar dikaruniai anak yang sholeh dan menazarkannya untuk Allah.
Menarik, rupanya dari semua perempuan yang disebut dalam Qur’an, tak ada tentang wanita yang sangat menginginkan punya suami. Tidak ada keyakinan bahwa letak kebahagiaan adalah dengan memiliki suami. Simak kisah Maryam, Balqis dll. Mereka tetap bahagia meski tidak berpendamping.
Jangan habiskan waktu berlebihan untuk pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Memasak sampai 5 jam, menyetrika terlalu perfek dan sebagainya. Kita juga punya kewajiban belajar dan berkarya (tilawah, baca kitab, baca buku dll). Permudah pekerjaan, didik anak-anak untuk mandiri.
Tak usah iri pada suami. Berbuat saja yang Lillah, yang terbaik untuk Allah.
Buatlah suami merasa tenteram (QS. Ar rum 21). Kita tak akan ditanya berapa uang kita untuk membantu suami, tapi ditanya rumah suami kita.
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga dan akan dimintai tanggungjawab atas kepemimpinannya, dan WANITA adalah penanggung jawab terhadap RUMAH SUAMINYA dan akan dimintai tanggungjawabnya serta pembantu adalah penanggungjawab atas harta benda majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Perhatikan PRIORITAS dalam menjalankan peran kita :
1. Ilmu vs Amal
2. Wajib vs Sunnah
3. Quality vs Quantity
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An Nisa : 9).
diresume oleh : Indra Fathiana
Kiriman Ria Henny, fasil 21
1 note · View note
girianiayusabilla · 7 years ago
Text
MENGELOLA HATI
·         Istimewanya Wanita
Bukan dari tulang ubun ia dicipta
Sebab berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudak
Tetapi dari rusuk kiri
Dekat ke hati untuk dicintai
Dekat ke tangan untuk dilindungi
·         Penghargaan terhadap Wanita dalam Islam
“Dunia dan seluruh isinya adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(HR. Ahmad dan Muslim)
“Tidakkah ingin ku kabarkan wanita apa yang paling baik? Apabila diperintah ia taat, apabila dipandang menyenangkan hati suaminya, dan apabila suaminya tidak ada di rumah, ia menjaga diri dan harta suaminya.”
(HR. Ahmad dan An Nasa’i di Hasan-kan oleh Albani dalam Irwa’ no.1786)
Islam datang memuliakan wanita, disaat kedudukannya di peradaban dahulu begitu rendah dan hina. Islam datang membawa cahaya, menggaris bawahi peran wanita dan keutamannya. Maka bisa kita dengar Rasulullah bersabda akan perhiasan terbaik di dunia, serta kriteria wanita yang paling baik di hadapan Allah.
·         Kehormatan Ibu dalam Islam
“Wahai Rasulullah! Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Saya bertanya lagi, “Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Lalu saya bertanya, “Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Saya bertanya, “ Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?” Rasulullah menjawab, “Bapakmu, kemudian kerabat yang terdekat, lalu kerabat yang terdekat.”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Kita juga sering dengar sabda Rasulullah mengenai kedudukan seorang ibu, kedudukan yang hanya bisa diisi oleh seorang wanita. Hingga Allah utamakan ia sebagai orang yang harus paling dicintai oleh anak-anaknya, tiga tingkat lebih tinggi dari sang ayah…
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
(QS. Luqman [31] : 14)
Hal ini pun ditegaskan oleh Allah SWT melalui firman-Nya…
Kemuliaan wanita sebanding dengan kemampuannya menjaga dan memelihara pandangan, lisan, akhlak dan  kehormatan diri serta keluarganya. Pada Allah sajalah ia tetapkan cintanya. Lewat ibadah yang khusyuk dan amal-amal yang berlapis ikhlas. Wanita mulia sejatinya bidadari. Penyejuk mata di dunia dan pendamping syuhada di surga.
Maka maukan kita menjadi wanita yang mulia? Menjadi muslimah haruslah memahami bagaimana Islam memuliakannya, dengan mengetahui batas-batas atau koridor syari’at menjaganya. Karena kemuliaannya, akan bergantung sejauh mana ia mampu memelihara pandangan, lisan dan akhlaknya senantiasa dalam kebaikan.
Begitu istimewanya wanita..
Hingga surga disandingkan di telapak kakinya,
Hingga Islam memuliakan ia sebagai perhiasan terbaik di dunia,
Saat iman menjadi muara jiwa,
Takwa menjadi pakaiannya,
Dan shalihah menghias
Akhlaknya…
·         Meskipun kita berbeda dengan laki-laki, namun ternyata kita tidak berbeda di hadapan-Nya…
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. An-Nahl [16] : 97)
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS. Al-Ahzab [33] : 35)
Di dalam Al-Qur’an Allah selalu menyandingkan subyek laki-laki dan perempuan. Yang menandakan hukum dan syariat-Nya berlaku untuk semua orang. Tidak juga Allah pisahkan, apalagi membeda-bedakan dan menguntungkan satu pihak saja. Kalau ada yang kekeuh berkata, toh tetap ada perannya. Tentu saja, karena secara fisik dan psikologis pun laki-laki dan wanita berbeda. Maka Allah mengatur keduanya untuk menunaikan peran masing-masing bagi mereka, sedangkan yang dinilai dan ditakar di sisi Allah adalah takwanya…
·         Wanita itu memang “istimewa”
Senang diperhatikan
Mengutamakan perasaan
Memiliki “kecerdasan intelektual”
Lebih sabar dalam menanggung beban
Fokus pada masalah, bukan solusi
Multitasking!
Inilah sifat-sifat istimewa kita, yang terkadang berkebalikan dengan lawan jenis kita. Maka tak heran, jika suka ada sifat yang bersilangan. Contoh paling gampang, wanita itu suka diperhatikan, sedangkan laki-laki cenderung acuh mengabaikan.
Yang kedua, wanita itu selalu mengutamakan perasaan. Apa-apa dipikirnya pakai perasaan, banyak ga enakan.
Yang ketiga, yang saya maksud kecerdasan intelektual ini karena wanita itu “lebih banyak bicara”. Kalau majas peyorasinya sih “cerewet”, hehe.. Nimang bayi pasti bicara “Yang shalih/ah ya nak…”. Mau ngelus perut gendut ketika hamil “Semoga Allah jaga kamu senantiasa ya nak”. Itulah yang saya maksud kecerdasan intelektual. Disisi lain, jumlah kata yang biasanya laki-laki sampaikan sekitar sepersepuluh jumlah kata-kata yang wanita ucapkan. Percaya kan?
Yang keempat, wanita itu lebih sabar menanggung beban dibandingkan laki-laki. Itulah mengapa rahim itu dititipkan kepada wanita. Mengandung anak hingga 40 minggu lamanya. Belum lagi sakitnya melahirkan. Itulah sebabnya, Allah hadiahkan surga bagi ibu yang meninggal (syahid) ketika melahirkan anaknya. Bisa jadi kalau bapak-bapak, akan lebih tinggi emosinya. Tidak bisa sabaran seperti sang istri.
Nah… ada lagi nih salah satu kelemahan wanita, kita sukanya fokus pada masalah, bukan solusi. Sedangkan laki-laki akan berpikir mencari solusi, tidak ambil pusing dengan permasalahan yang terjadi.
Oke, point terakhir, ini salah satu hal yang saya syukuri menjadi wanita, bisa MULTITASKING. Saat sedang memasak, menjemur baju, sampai mengulang hafalan. Masya Allah walhamdulillaah…
·         Wasiat Nabi tentang Wanita
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada wanita.” – (HR. Al-Bukhari no.5185 dan Muslim no.60)
Iya, wanita itu memang berasal dari tulang rusuk yang bengkok, itulah sebabnya para lelaki diminta untuk berlaku baik kepada wanita. Semoga Allah karuniakan pasangan hidup yang bisa bersabar dan mau memuliakan wanita ya..
·         Mengelola Hati
Cinta,
Ruh yang mengalir lembut, menyenangkan, bersinar,
Jernih dan ceria…
Cinta,
Ruh yang mengalir lembut, menyesakkan, berderai, jerih
Dan badai…
Ada satu hal yang bisa jadi perkara besar untuk wanita, iya… itu adalah CINTA.
Sebenarnya fenomena jatuh cinta itu ada penjelasan ilmiahnya…
·         The Science of Love
Ternyata eh ternyata, perasaan senang, melayang, dan berbunga-bunga ini bisa dijelaskan dengan zat-zat kimia yang dikeluarkan otak kita. Lho, emang iya? Iya, otak kamu itu adalah tempat bercokolnya semua perasaan dan emosimu. Otak itu jualah yang mengirimkan sinyal ke tubuhmu dan membuatmu merasakan semangat dan pahit manisnya “jatuh cinta”. Perasaan senang, bahagia, deg-degan, posesif, obsesif, patah hati sampai frustasi. Kurang lebih, begini nih proses kerjanya…
Hormon pertama disebut FEROMON.
Prinsip kerja feromon kurang lebih begini. Suatu saat kamu bertemu dengan sosok yang menarik hatimu. Entah karena dia ganteng, pinter, atau terlihat shalih. Secara alami, kelenjar endokrin dalam tubuh kamu akan melepaskan feromon yang memancar keluar tubuh dan tercium oleh sosok itu (inget VNO yang supersensitif itu kan?). Nah, feromon itu akan memicu hipotalamus otak gebetan kamu itu untuk melepaskan hormon-hormon otak yang selanjutnya akan memicu hormon-hormon lain, seperti hormon gonadotropin (hormon pemicu dilepaskannya hormon testosteron, estrogen dan progesteron (hormon-hormon seksual.red)). Begitupun yang terjadi sebaliknya.
Intinya, kenapa berdua-duaan itu dilarang oleh Islam? Nah ini salah satu alasannya. Kerja feromon ini yang bisa menyebabkan dua orang berlawanan jenis saling suka. Hanya karena berada di tempat yang sama, apalagi dekat-dekatan, tatap-tatapan, apalagi pegang-pegangan.
Hormon kedua disebut Phenyl Ethyl Amine (PEA) yang bisikin, “Kayaknya aku jatuh cinta.”
Ketika kita terkesan oleh seseorang, otomatis senyum akan terlontarkan. Bukan kenapa-napa, tapi ini hasil kerja si PEA. Nah, setelah PEA ini keluar, akan merangsang tubuh untuk mensekresikan hormon cinta yag lain seperti dopamine dan norepinephrine.
Hormon ketiga bernama Dopamine dan dia bilang, “Kenapa bayangannya yang selalu muncul di depan mata?”
Padahal beberapa bulan pertama kamu naksir seseorang, ada bagian otak kamu yang mengeluarkan zat ini. Biarpun jumlahnya cuma sedikit, itu aja sudah cukup untuk memberikan kamu efek “melayang”, persis yang dirasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta. Dopamine membuat kita merasa nyaman dan puas ketika melihatnya dan mengingat-ingat kejadian tentangnya.
Karena dopamine ini, semalaman kamu jadi susah tidur, tetiba mikirin hal-hal yang romantis. Karena dopamine juga, bisa jadi kamu jadi kurang berselera makan. Tapi meskipun kamu lupa makan dan kamu lapar, kamu tetap happy. Karena si dopamine ini membuat kamu merasa penuh semangat, seolah-olah kamu bisa melakukan apa pun  yang kamu mau. Zat ini bener-bener hebat deh!
Hormon keempat  yaitu Norepinefrin bilang, “Ayok semangat ngejar si dia!”
Setelah PEA merangsang dopamin keluar, ia juga merangsang produksi norepinefrin. Hormon ini terbukti bikin semangat, happy, ceria, dan bahagia orang-orang yang sedang jatuh cinta. Pokoknya bawaannya pengen senyuuuum terus. Tahu kan alasan lagu-lagu orang yang jatuh cinta indah-indah semua? Ya, karena norepinefrin juga bekerja disana.
Intinyaaaaaa… Udah tahu kan ya dahsyatnya reaksi kerja hormon-hormon cinta diatas. Hormon-hormon inilah yang bekerja ketika seorang anak manusia jatuh cinta. Dan, kita ga bisa mengendalikan itu semua. Maka ga heran, saat fase-fase ini, banyak remaja kehilangan logika. Ga peduli apa kata orang tua, teman, atau sahabat terbaiknya. Yang penting hanyalah aku dan dia. Ada teori yang mengatakan bahwa hormon-hormon ini hanya bekerja maksimal dalam waktu 3-4 tahun aja. Maka, sering kita temui, beberapa tahun kemudian seseorang bisa banjir air mata menyesali perbuatannya mengikuti hawa nafsunya tempo dulu. Sudah terlanjur diri terjerumus maksiat.
Makanya muslimah shalihah…
Jangan menurutkan hawa nafsu yang sementara ini. Sabaaar… sabaaar… ada waktunya kok kita akan bertemu dengan jodoh kita yang sebenarnya.
“Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan itu adalah apa-apa yang tenteram jiwa padanya, dan tenteram pula dalam hati. Dan dosa itu adalah apa-apa syak dalam jiwa, ragu-ragu dalam hati, meski orang-orang memberi fatwa dan mereka membenarkannya.”
(HR. Muslim)
Cintailah sesuatu sewajarnya, kata Rasulullah. Karena mungkin suatu ketika ia akan menjadi sesuatu yang kau benci. Dan sederhanalah dalam membenci, karena mungkin suatu saat ia akan menjadi sesuatu yang kau cinta.
Tips lain dari Ibnu Mas’ud adalah mengingat kejelakan-kejelekan orang yang kita merasa jatuh cinta padanya. Dan pesan lainnya adalah, kalau menyukai, jangan terlalu menyukai, kalau membenci jangan terlalu membenci..
·         Muslimah dan CINTA.. Bagaimana?
Wajar bagi ketertarikan…
Sebelumnya saya ingin menggarisbawahi, bahwa ketertarikan itu adalah suatu hal yang wajar.
Jadi ketertarikan itu wajar. Jatuh cinta itu normal. Tapi, bagaimana sikap kita setelah jatuh cinta itu yang akan membuatnya halal atau haram. Allah ridha atau murka. Mendapat pahala berlipat atau terjerumus maksiat. Bahkan dikisahkan pada zaman dahulu di jazirah Arab, ada suatu ketika seorang wanita shalat dibelakang Rasulullah SAW. Dia seorang wanita yang sangat cantik, secantik-cantik wanita. Bahkan Ibnu Abbas ra berkata, “Tidak! Demi Allah aku belum pernah melihat wanita secantik dia.” Oleh sebab itu, ada sebagian dari jamaah shalat memilih maju ke saf depan dengan datang lebih awal agar jangan sampai melihatnya. Ada juga sebagian dari mereka yang memilih datang belakangan agar dapat melihat kecantikan wanita tersebut dari saf belakang. Masya Allah… ini terjadi lho di zaman Rasulullah. Bahkan para sahabat Rasulullah pun merasakan ketertarikan ini. Hingga Allah menurunkan wahyu-Nya :
“Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu diantara kalian. Dan sungguh Kami mengetahui pula orang-orang yang mengakhirkan diri.”
(QS. Al-Hijr : 24)
Lihatlah bahwa teguran Allah teramat indah. Bukan mencela para lelaki yang sengaja mengakhirkan diri, melainkan Allah tegur mereka dengan cara terhalus-Nya. Agar mereka kembali pada niatan semula untuk hanya beribadah kepada-Nya. Bukankah Allah itu Maha Mengetahui? Jadi, kalau hati kita berdebar atau merasa tertarik kepada seseorang, tentulah Allah Maha Mengetahui itu semua.
Sekali lagi kamu lebih tahu daripada saya. Bahwa mungkin perlu bagi kamu menjaga rahasia siapa nama orang yang kamu tertarik padanya. Menjaga dalam keikhlasan hati, menjaga dalam kesucian khayalan, menjaga dalam ungkapan lisan, dan menjaga dalam ekspresi diri. Seperti Fatimah dan Ali, saling mencintai dalam kerahasiaan yang paling rapat, kepasrahan yang paling kuat, dan ikhtiar suci yang menemukan jalannya… dengan karunia Allah! Jika kita khusnuzhan kepada-Nya…
Pesan Syaikhul Ibnu Taimiyah, “Jangan pernah kau menyalahkan cinta, tapi salahkan mereka yang menyalahgunakan cinta hingga berbuat dosa.”
“Dan hendaklah kalian menjaga kesucian dirinya, orang-orang yang belum mampu menikah, hingga Allah akan mengayakan mereka dalam karunia-Nya..”
(QS. An-Nuur : 33)
Jodoh  kita tidak akan tertukar. Ia akan datang di masa yang paling tepat menurut-Nya… Sabar yaa… insyaAllah, jika pernikahan itu penuh berkah, akan ada aja kemudahan yang kita dapatkan dalam perjalanannya, bahkan Allah bilang akan mengayakan kita dengan karunia-Nya…
Barakah itu agaknya bukan soal APA yang diberikan Allah pada kita. Melainkan soal BAGAIMANA Dia mengulurkannya. Dengan senyum ridho ataukah dilempar murka? Jodoh kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil dari jalan halal ataupun haram, dapatnya yang itu juga. Yang beda rasa berkahnya.
Ini hanya perihal BAROKAH. Tentang bagaimana proses kita menjemput jodoh kita. Dengan berlumur banyak dosa atau menjaga kesucian cinta dan bersimpuh harap hanya pada-Nya…
·         Cinta yang seharusnya…
Ia menjadi rahasia hati, simpati, ketertarikan, kontrol diri, doa, dan harapan.
Eksistensi cinta mengejawantahkan dalam kelembutan, kecerdasan, perbaikan diri, keshalihan dan tentu juga keikhlasan.
Saat kemampuan menikah belum di tangan, biarlah cinta berekspresi menjadi keshalihan, perbaikan diri hari demi hari.
·         Lalu bagaimana kalau saya Jatuh Cinta?
Cukup simpanlah namanya dalam  doa, jangan pernah terucap oleh kata, karena sesungguhnya jodoh kita sudah dituliskan di lauhful mahfudz jauh sebelum kita tercipta.
Maka cintailah dalam hening. Agar jika memang bukan dia yang ditakdirkan untukmu, maka cukuplah Allah dan kau yang tahu segala rasamu. Agar kesucian cintamu tetap terjaga.
Cintamu pada orang yang kau cintai dan sayangi, titipkanlah… Titipkanlah pada Allah Ta’ala. Sebab hanya Allah Ta’ala yang Maha Menjaga setiap rasa.
Yakinlah muslimah… Jodohmu itu sudah tertulis namanya di Lauhful Mahfudz, jauuuh sebelum kita terlahir di dunia. Siapa namanya, kapan akan dipertemukannya, dsb. Ini hanyalah masalah iman kita, sejauh mana kita percaya kepada Allah Yang Maha Mengatur Segala..
Dengan menikah, itu artinya kita memutuskan untuk menjalani lika-liku takdir-Nya di dunia… bersama!
Menikah itu artinya kita bersedia berkorban untuk orang yang disayang.
Menikah itu artinya berfastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan.
Menikah itu artinya membangun cita bersama, berlelah-lelah mengukir asa berdua.
Menikah itu artinya… mencari teman hingga ke surga!
Pernikahan itu tak selamanya tentang serangkaian bunga mawar, syair-syair puitis atau dunia yang hanya milik berdua. Seiring dengan berjalannya waktu, kita akan semakin memahami. Dengan menikah, itu artinya kita memutuskan untuk menjalani lika-liku takdir-Nya di dunia… bersama! Baik dalam senangnya, maupun sedihnya. Baik saat menerima rezeki-Nya, maupun saat menjalani ujian di pertengahan jalannya. Melukis tawa dan menangis bersama..
Menikah itu artinya bersedia berkorban untuk orang yang disayang. Memilih untuk menanggung beban, bekerja lebih keras, mengerja lebih banyak. Tak jarang, mengorbankan kepentingan pribadi demi yang dicinta, mengalah sedikit untuk meringankan urusannya…
Menikah itu artinya berfastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan. Ini bukan tentang saling melempar pekerjaan, tapi berebut mengerjakan tugas agar mendapat berlipat kebaikan. Maka pekerjaan sederhana seperti mencuci piring, menyeterika pakaian, atau mengepel lantai, bukan lagi terjebak dalam pengertian “pekerjaan perempuan”, bukankah Nabi pun begitu memuliakan istrinya, hingga terekam jelas sabdanya, “sebaik-baik laki-laki adalah yang paling baik kepada keluarganya…”
Menikah itu artinya membangun cita bersama, berlelah-lelah menegukir asa berdua. Bahu membahu merenda ikhtiar, bersama menuju cinta Sang Maha Kekal. Pernikahan itu seharusnya bukan membangun SATU menara, tapi mampu melejitkan potensi BERSAMA, mengangkasa BERDUA, hingga surga yang akan menjadi tempat pemberhentian akhirnya…
Solo, 14 Juni 2017
18 Ramadhan 1438 H
[Resume] Kajian Muslimah dengan mba Dewi N. Aisyah
3 notes · View notes
bayilelakiku · 6 years ago
Text
Rekomendasi Nama Bayi Laki Laki Islami Dalam Alquran Terbaik
Rekomendasi Nama Bayi Laki Laki Islami Dalam Alquran Terbaik
Tumblr media
Nama Bayi Laki Laki Islami Dalam Alquran– bayilelakiku.com. Alquran merupakan kitab suci paling mulia untuk umat islam dan juga sebagai pedoman hidup bagi umat muslim seluruh dunia. Oleh karena itu, banyak inspirasi nama yang diambil dari Al-quran atau yang sekiranya terdapat dalam Al-quran. Karena selain dianggap mengandung doa yang baik, hal ini juga dapat memberikan kesan nama religius untuk…
View On WordPress
0 notes
octadhee · 5 years ago
Text
HENDAKNYA KITA MEMILIH NAMA YANG BAIK UNTUK ANAK KITA
🌍 BimbinganIslam.com Senin, 26 Dzulqa’dah 1440 H / 29 Juli 2019 M 👤 Ustadz Arief Budiman, Lc 📗 Kitāb Fiqhu Tarbiyatu Al-Abnā wa Thāifatu min Nashā'ihi Ath Athibbāi 🔊 Halaqah 22 | Hendaknya Kita Memilih Nama Yang Baik Untuk Anak Kita ⬇ Download audio: bit.ly/TarbiyatulAbna-22 ~~~~
HENDAKNYA KITA MEMILIH NAMA YANG BAIK UNTUK ANAK KITA
بسم اللّه الرحمن الرحيم الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، ولاحول ولا قوة إلا بالله أما بعد
Ma'āsyiral mustami'in para pendengar rahīmakumullāh.
Ini adalah pertemuan kita yang ke-22, dari kitāb  Fiqhu Tarbiyatul Abnā wa Thāifatu min Nashā'ihi Al Athibbāi, tentang fiqih mendidik atau membimbing anak-anak dan penjelasan sebagian nasehat dari para dokter, karya Syaikh Musthafa Al Adawi Hafīdzahullāh.
Kita lanjutkan pembahasan sub judul berikutnya, yaitu: HENDAKNYA MEMILIH NAMA YANG BAIK BAGI ANAK.
Ini adalah hak seorang anak yang wajib kita penuhi. Kita harus memberi mereka nama yang baik, jangan memberinya nama yang jelek (bermakna tidak baik) sehingga orang-orang akan mengejek atau mencemoohkan mereka (karena sebab kita selaku orang tua memberi mereka nama-nama yang tidak baik).  
Berilah anak-anak kita nama yang baik yang mengandung makna yang baik atau indah. Berilah mereka nama-nama orang shālih, nama-nama nabi. Bahkan di antara ulamā ada yang membolehkan memberikan nama anak-anak kita dengan nama malāikat.
Karena nama para nabi, nama orang shālih dan nama hamba-hamba Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang bertakwa mengandung makna yang baik, (in syā Allāh) menjadi makna yang optimis dan baik juga.
Bahkan disebutkan dalam kitāb, bahwa:
والاسم الطيب له مدلول طيب حتى في الرؤيا
"Nama yang baik akan mengandung arti dan makna yang baik, bahkan dalam mimpi sekalipun."
Disebutkan dalam satu hadīts riwayat Muslim, Abū Dāwūd dan yang lainnya, dari hadīts Anas bin Mālik radhiyallāhu ta'āla 'anhu, beliau berkata, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
رَأَيْتُ ذَاتَ لَيْلَةٍ فِيمَا يَرَى النَّائِمُ كَأَنَّا فِي دَارِ عُقْبَةَ بْنِ رَافِعٍ فَأُتِينَا بِرُطَبٍ مِنْ رُطَبِ ابْنِ طَابٍ فَأَوَّلْتُ الرِّفْعَةَ لَنَا فِي الدُّنْيَا وَالْعَاقِبَةَ فِي الآخِرَةِ وَأَنَّ دِينَنَا قَدْ طَابَ
"Pada suatu malam aku melihat sesuatu yang biasa dilihat oleh seseorang yang sedang tidur (bermimpi), seakan-akan kami berada di dalam rumah 'Uqbah bin Rāfi', lalu dibawakan kepada kami kurma Ibnu Thāb. Selanjutnya kami menafsirkan mimpi tersebut dengan kedudukan yang tinggi di dunia, tempat yang baik di akhirat dan sesungguhnya agama kami telah sempurna."
(Hadīts shahīh riwayat Muslim no 2270 dan Abū Dāwūd nomor 5025)
⇒ Kurma Ibnu Thāb adalah jenis kurma yang bagus, terkenal dikalangan penduduk Madīnah. Jenis kurma yang dinisbatkan kepada Ibnu Thāb.
Dalam riwayat lain, hadīts dari Al Bukhāri dari jalur Sa'id bin Al Musayyib dari bapaknya:
Sesungguhnya bapak beliau datang kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, lalu beliau bertanya:
"Siapa namamu?" "Hazan (sulit, sedih)," jawabnya.
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata:
"Namamu adalah Sahl (mudah)."
Dia berkata:
"Aku tidak akan pernah merubah nama yang telah diberikan oleh bapak kami."
Ibnul Musayyib berkata:
"Senantiasa kesulitan menimpa kami setelah itu."
(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri nomor 6190)
⇒ Dengan sebab nama akan berpengaruh terhadap kehidupan seseorang.
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam banyak merubah nama para shahābat radhiyallāhu ta'āla 'anhum. Yang semula namanya bermakna buruk, Beliau rubah menjadi makna yang baik.
Diriwayatkan di dalam Shahīh Al Bukhāri dengan sanad yang mursal, dari jalan 'Ikrimah, beliau berkata:
Ketika Suhail bin 'Amr datang, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata:
"Semoga urusan kalian menjadi mudah."
Jadi berilah anak-anak kita nama yang baik, dari nama-nama orang-orang shālih yang memiliki keutamaan. Dan hindari memberi mereka nama-nama orang kāfir dan para pelaku maksiat karena akan memberi pengaruh buruk pada kehidupan mereka.
Di antara nama-nama yang baik adalah,  Muhammad (nama Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam), Maryam puteri 'Imrān dan saudaranya Hārun. Demikian pula dengan Mūsā saudaranya Hārun. Akan tetapi Maryam bukan saudara perempuan Mūsā, karena keduanya terpisah dalam kurun waktu yang lama (Nabi Mūsā berada sebelum Nabi Īsā).
Ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ditanya tentang hal ini, Beliau menjawab:
إِنّّهُم كَانُوا يُسَمُّونَ بِأَنْبِيَائِهِم و الصّالِحِينَ قَبْلَهُم
"Sesungguhnya mereka menamakan anak-anak mereka dengan nama para nabi dan orang-orang shālih sebelum mereka."
(Hadīts riwayat Muslim nomor 2135, hadīts dari Al Mughirah bin Syu'bah).
Kemudian dari hadīts Abdullāh bin 'Umar, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
إنَّ أَحَبَّ أَسمَائكم إلَى الله عبد الله و عبد الرّحمن
"Sesudahnya nama yang paling Allāh cintai adalah 'Abdullāh dan 'Abdurrahmān."
(Hadīts riwayat Muslim nomor 2132)
√ 'Abdullāh mengandung makna hamba Allāh. √ 'Abdurrahmān mengandung makna hamba Allāh yang maha penyayang.
Kemudian dari hadīts Jābir bin 'Abdillāh radhiyallāhu ta'āla 'anhu secara marfu', Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
تَسَمُّوا بِاسْمِي ولا تَكْتَنُوا بِكُنيَتِي
"Berilah nama dengan namaku dan janganlah memberi kun-yah dengan kun-yahku (Abu Qasim)."
(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri nomor 6187,Muslim nomor 2133)
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menganjurkan kita memberi nama anak-anak laki-laki kita dengan nama (seperti) Muhammad. Kebanyakan orang Indonesia selalu menambah banyak nama pada anak-anak mereka, padahal nama itu bukan nama ayahnya atau kakeknya.
⇒ Nama yang syari' cukup dengan satu suku kata saja (Muhammad, misalnya)
Bahkan putera Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam, beliau beri nama Ibrāhīm. Namun putera beliau tidak sampai dewasa, ketika bayi meninggal dunia (radhiyallāhu ta'āla 'anhu).
Diriwayatkan di dalam Shahīhain, dari hadīts Abū Mūsā radhiyallāhu ta'āla 'anhu, beliau berkata:
"Aku dikaruniai seorang anak, kemudian aku mendatangi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan Beliau menamakan anak itu dengan nama Ibrāhīm."
(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri nomor 6198 dab Muslim nomor 2145)
Oleh karena itu perhatikan masalah ini.
Ada nasehat dalam satu kitāb "Tasmiyatul Maulūd" yang ditulis oleh Syaikh Bakar bin Abdillāh Abū Zaid, beliau menasehati tentang pentingnya memberi nama yang baik pada anak-anak dan menghindarkan nama-nama yang buruk untuk mereka.
Syaikh Bakar bin Abdillāh Abū Zaid, berkata:  
إن الاسم عنوان المسمى فإذا كان الكتاب يقرأ من عنوانه فإن المولود يعرف من اسمه
"Sesungguhnya sebuah nama adalah judul atau ciri seseorang, sebagaimana sebuah buku dilihat dari judulnya. Demikian pula seseorang diketahui keyakinan dan sudut pandang pemikirannya dari namanya.”
Bahkan keyakinan orang yang memilih baginya sebuah nama bisa diketahui dari nama yang ia berikan.
Oleh karena itu perhatikan, ketika memberi nama untuk anak-anak kita!
Berilah anak-anak kita nama orang-orang shālih yang jelas telah Allāh puji di dalam Al Qurān maupun sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Demikian semoga bermanfaat.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
0 notes