#Naik transportasi umum di Berlin
Explore tagged Tumblr posts
Text
FOMO – Fear of missing out. Penyakit gatal ngecek iPhone berkali-kali meski ga ada notifikasi. Gejala yang membuat kita scrolling tanpa henti. Kita merasa ada yang kurang kalo ga ngecek timeline. Kita takut ‘ketinggalan’.
Kelewatan kejadian seru yang membuat kita kudet dan kusis *kurang eksis. Walaupun yang kita lihat sebenarnya itu-itu saja. Berita ga penting, video lucu, gebetan mimik bubble tea, temen lagi menjemput rezeki, dan belahan dada selebgram. Faaalllaaawwww!
“Autumn is a second spring when every leaf is a flower” – Paulo Coelho
Untuk mengobati FOMO, kadang kita harus traveling. Yah walaupun kita tetap tak akan lepas 100% dari gadget. Kita tetap menggunakannya buat googling, GPS, selfie, dan share. Namun, keinginan mengecek sosial media sedikit berkurang. Kita lebih mementingkan apa yang ada di depan kita.
Kata fear pun berubah menjadi forget. Forget of Missing out. Kita lebih takut kehilangan moment, sehingga kita lupa dengan dunia maya. Tidak merasa penting untuk tahu apa yang sedang terjadi di stories.
Kita jadi lupa mengecek iPhone, karena sibuk bereksplorasi. Menikmati pemandangan menawan, berkenalan dengan orang baru, dan ngemil sepuasnya. Kita merasakan kesenangan dan kepuasan dari aktifitas di dunia nyata.
Kebahagian dari merasakan langsung apa yang ada di depan kita dan bukan dari layar smartphone. Walaupun akan selalu ada someone yang kamu nanti-nantikan. Someone yang membuatmu bergumam ‘you are my favorite notification’ *jomblo imaginatif
No one can go back, but everyone can go forward. And tomorrow, when the sun rises, all you have to say to yourself is: “I am going to think of this day as the first day of my life.” – Paulo Coelho
Happy New year!
Enjoy your first time everything in 2019. Travel to someplace new, someplace you never been before. Be brave, take a risk, enjoy your new playground!
Never get so busy making a living that you forget to make a life – Dolly Patron
Berlin Tegel Airport (TXL) can not be reached directly by train or metro. The fastest way to get to the city is by TXL Express Bus that stop right outside the terminal. You can click this website for more information
Tegel Berlin Airport to City by Bus
Setelah 4 hari di Paris, pagi-pagi buta saya terbang dengan easyJet menuju Berlin. 2 jam kemudian, saya mendarat dengan jantan di ibukota Jerman. Bukan kota tercantik, namun memiliki sejarah terdalam di Eropa. Kepedihan masa lalu yang berganti jubah kebebasan. Kota tua yang dipenuhi jiwa muda yang menyukai seni, bisnis dan pesta!
“Berlin is poor but sexy. It has it’s very own charm” – Klaus Wowereit, Mantan Walikota Berlin
Di Berlin Tegel Airport, saya membeli tiket TXL Express Bus jurusan S+U Alexanderplatz. Bandara ini tidak memiliki jalur kereta langsung dengan S-Bahn atau U-Bahn. Jadi cara paling cepat dan murah menuju pusat kota adalah naik bus.
Harga tiketnya 2.80 Euro, berangkat dari bandara tiap enam menit sekali. Jauh lebih murah dibandingkan naik taxi yang bisa habis 20 Euro. Kurang lebih 16 menit perjalanan, pengumuman suara dan running text menunjukkan perhentian yang saya tuju. Dari dalam bus, saya menekan tombol STOP, lalu turun di Hauptbahnhof, Berlin Central Station.
Eating CurryWurst
Long Germanese sausage. The legend says that curry-wurst was originally created by a woman in 1949 who got ketchup and curry powder from British soldiers
Curry grilled pork sausage at its best
Berlin Hauptbahnhof sangat luas dan dipenuhi dengan pertokoan. Stasiun rasa Mol. Saya sempet nyobain sosis babi panggang guedeee khas Jerman di Curry 36. Sosisnya dipotong-potong kecil ukuran sekali hap, lalu dicampur saus tomat pedas dan bubuk kari. Disajikan hangat nan menggelora.
Konon ide pembuatannya didapat tak sengaja oleh wanita pemilik kantin pada masa perang dingin. Pekatnya kari bercampur sempurna dengan kenyalnya sosis. Auooooo! *pukulpukuldadakeenakan. Kalo lagi laper, kamu bisa pesen menu paket pake french fries. Walaupun sosisnya doang udah bikin blenger.
Curry 36
They only serve Pork Wurst, so if you’re Muslim, you won’t be able to try this famous CurryWurst, but they also sell the Vegan version
Europaplatz 1, 10557. Cabang utama: Mehringdamm 36, 10961 Berlin
Hours: Senin – Minggu 9AM–5AM
Price: The long sausage 1.7€. French fries 1.5€ Ketchup Mayo 30 cent |Rp. 50,000 Cash Only
Direction: Inside Hauptbahnhof Station Curry 36 Google Maps Location
You can buy Berlin transport cards and tickets in Tourist Information Centre, right at the main station
Where to buy Public Transportation tickets in Berlin?
Di stasiun utama ada kantor informasi untuk turis. Staf disana akan senang hati menerangkan dalam bahasa Inggris. Selain di tourist information centre, kamu juga bisa membeli tiket transportasi di mesin.
Choose AB Zone. Pick one between Single ticket or One day ticket. Choose wisely based on your itinerary and preference
You can choose between Deutsch, English, France, Poland, Spain, and Turkey
Validate your tickets here!
Di mesin tersebut ada berbagai pilihan tiket dalam bahasa Inggris. Buat yang suka tantangan, kamu bisa menggantinya ke bahasa Perancis. Bayarnya bisa pake coin, cash atau kartu kredit. Untuk informasi detail tentang tiket transportasi di Berlin, kamu bisa klik di link ini Berlin transport tickets and fares
Don’t forget to check the digital board to see the line and arrival time of your tram
How to get around Berlin?
Tarif transportasi publik dibagi berdasarkan 3 zona: AB (central Berlin), BC and ABC. Rata-rata tempat wisata terpusat di central. Jika kamu lebih banyak dipusat kota, kamu cukup membeli single ticket zona AB.
One-way tickets
Single ticket zones AB: 2.80€
Single ticket zones BC: 3.10€
Single ticket zones ABC: 3.40€
Jangan lupa mem-validate tiketnya dahulu di mesin yang tersebar di stasiun. Kamu cukup mem-validate tiketnya sekali, saat pertama kali menggunakannya. Sistem validate inilah yang membuat tiap stasiun ga ada gate pembatas. Bukan sistem tap di tiap gate kaya di Singapore.
Kalo kamu menggunakannya pertama kali di tram atau bus, kamu bisa mem-validate nya pada saat naik, mesinnya ada didalam. Begitu aktif, tiketmu akan berlaku selama dua jam. Jadi kamu bebas naik metro, tram dan bus selama dua jam.
I bought 24 hour ticket for 7 Euro and then validate it inside the tram. With this ticket you can ride all kind of public transportation ( S-Bahn subway, U-Bahn railway, tram and bus )
Kalo dalam sehari penuh ingin ke banyak destinasi, kamu bisa membeli 24 hour ticket seharga 7 Euro. Dengan ini, kamu ga harus beli tiket satu-satu. Jadi lumayan menghemat waktu. Kamu bebas naik turun semua transportasi publik S-Bahn subway, U-Bahn railway, tram and bus tanpa mikir.
Kalo kamu jarang naik transportasi publik, kebanyakan memilih jalan kaki dalam waktu 2-3 hari, kamu bisa membeli 4 single journey tickets (zones AB) seharga 9 Euro. Validate hanya saat kamu ingin menggunakannya. Lumayan hemat!
Download Berlin transportation map in here
Ada enaknya si, bebas masuk tanpa halangan. Jika kamu berjiwa petualang, kamu bahkan bisa naik subway tanpa tiket. Namun hal ini tidak saya sarankan. CCTV dimana-mana, sekalinya tertangkap inspector tanpa tiket tervalidate, kamu akan didenda 60 Euro!
Where do i stay in Berlin?
Hostel tempat saya menginap lumayan bagus. Ada kamar mandi dalam dengan WC duduk dan shower air panas. Suasananya hype banget. Kalo malem, bar nya selalu rame. Banyak anak muda nongki dan kencan buta. Asyik buat gaul dan cuci mata. Hostel hura-hura! Untungnya kamarnya kedap suara. Mau mereka pesta sampai pagi, suaranya ga kedengeran.
Generator Berlin Mitte
The most central and touristy hostel to stay. 1-minute walk from the Oranienburger Straße S-Bahn stations. Near the city center, shopping and sightseeing like Checkpoint Charlie and Brandenburg gate
Oranienburger Str. 65, 10117 Berlin
Price for one night in 8-Bed Mixed Dormitory Room 14 Euro | Rp. 233,100
Direction: Keluar dari exit Oranienburger Tor station, lalu berjalan kaki 5 menit. Bisa juga melalui Friedrichstraße station. Kemudian berjalan kaki 15 menit. Generator Berlin Google Maps Location
Tips
Selalu request di lower bunk bed. Ranjang bawah memudahkanmu bergerak dan beres-beres, ga repot manjat. Biasanya kalo ga di request, kamu selalu dikasi yang atas. Selalu tulis pesan tambahan saat booking Hostel melalui aplikasi
Setelah memasuki kamar, saya merebahkan diri sejenak. Tanpa sadar saya tertidur 1 jam. Entah kenapa siang itu badan saya sedikit cenat-cenut. Mungkin karena selama di Paris dan Mont Saint-Michel, saya memaksakan diri untuk explore sampai menggigil.
Sebenarnya November masih musim gugur, tapi cuaca di Paris kemarin udah kaya winter. Mana saya seringnya main di udara terbuka lagi. Manusia tropis kena angin dingin plus kondisi badan yang capek dan kurang tidur jadi bikin drop. Untungnya saya bawa ��Kolak Angin!’
There was a nice park and a wide stright street near Bradenburg Gate
Sore itu Autumn 2018, cuaca di Berlin tidak sedingin di Paris. Angin berhembus manja di tengah suhu 10 derajat Celcius. Saya berjalan kaki sendirian menikmati jalan setapak yang dihiasi pepohonan dengan daun berwarna-warni
”There is no better time than the autumn to begin forgetting the things that trouble us, allowing them to fall away like dried leaves ” – Camus
An adult bald man show off his soap bubble art
Pemandangannya berkesan dramatis tapi street art nya absurd. Ada pria botak yang sedang bermain gelembung sabun dengan riang. Mungkin dia jomblo. Berjalan beberapa langkah ada prajurit tua berbaju besi sedang membawa kapak. Mungkin dia maniak Mobile Legends. Puncaknya ada di patung seni pria tanpa titit. Kasihan!
Kid pose next to fantasy dwarf warrior with armor shield battle. They look happy and doesn’t scare at all. This peaceful life is something rare in the past
An eye-catching statue. A man without balls
Kalo ke Berlin, mau kemana aja ya? Berikut beberapa destinasi bersejarah yang sempat saya kunjungi:
1. Bradenburg Gate
The best-known landmarks in Berlin. A symbol of German division during the Cold War. A separation between East and West Berlin. At that day, when you step out from this gate to the other side, you will die. Now it’s a national symbol of peace and unity
Destinasi pertama saya adalah Bradenburg Gate. gerbang pemisah antara Jerman Barat dan Jerman Timur di abad ke-18. Gerbang yang menjadi saksi hidup terpecah belah nya warga Jerman pada masa perang dingin. Masa dimana jika melangkahkan kaki menyeberangi garis perbatasan, kamu akan ditembak mati. Sekarang, monumen ini menjadi simbol perdamaian dimana warga dan turis bergembira menikmati kebebasan.
Ronald Regan’s famous speech: “Mr. Gorbachov, tear down this wall!”
One of the best United States President ever alive
Bradenburger Tor
Restored 18th-century gate & landmark with 12 Doric columns topped by a classical goddess statue
Pariser Platz, 10117 Berlin
Open 24 hours
Direction: Near Berlin Central Station Bradenburg’s Google Map Location
The euphoric days in 1989. Celebrate the happy ending. when people-power literally tore down the wall. Picture courtesy by rarehistoricalphotos.com
2. Reichstag Building
Home to the German Government. The gardens in front of the Bundestag are also beautiful
Dari Bradenburg gate, saya berjalan kaki ke gedung DPR nya orang Jerman. Masuknya si gratis, tapi kamu harus registrasi online jauh-jauh hari di website resminya visite.bundestag.de
Banyak orang disebelah saya ga diperbolehkan masuk, karena belum tahu harus mendaftar. Inilah pentingnya browsing tentang tempat yang akan didatangi. Biar ga kecele! Kemudian saya masuk dengan menunjukkan passport dan booking confirmation di iPhone, jadi ga perlu di print.
The heart of the political life of Germany. The most important building of the continent. When you’re at the front of this building, you feel like a small ant
The Reichstag building as it looked right after the World War II, having been heavily damaged by allied bombs and fighting. PHOTO: Wikimedia Commons
Setelah melewati security check, saya terkesima melihat megahnya gedung bergaya klasik Romawi. Dibangun pada tahun 1894, gedung ini hancur terbakar pada tahun 1933, hanya sebulan setelah Hitler berkuasa.
Pembakaran yang dilakukan secara diam-diam demi menonaktifkan keamanan nasional dan menyerahkan kendali kekuasaan pada kediktaktoran Nazi.
An awesome blend of classical and modern architecture. The glass ceiling is sleek and shiny. It seems they have a great janitor
The walking platform circles around the glass dome is amazing. A spiraling staircase all the way to the top! The glass that represents the political transparency of the city
Masa kelam telah berlalu. Kini, desain arsitektur klasik menyatu indah dengan modernnya kaca ala Iron Man. Dominasi kaca yang melambangkan transparansi kepada rakyat.
Meskipun dipinjamkan gratis, saya ga memakai audio guide saat itu. Saya lebih suka menikmati view sambil berimajinasi kejadian di masa lalu. Tentunya setelah membaca dahulu tentang tempat tersebut dirumah.
Saya juga sempat mengintip plenary hall-nya yang mirip gedung pertemuan Avengers di Captain America Civil War. Sayangnya, saat itu ga diperbolehkan masuk.
The glass dome on top of the Reichstag. Amazing experience to walk up in the dome. I learn a lot about the history of the German democracy and political life
Reichstag Building
Neo-Renaissance parliament building topped by a Norman Foster glass dome with 360-degree city views
Platz der Republik 1, 11011 Berlin
Hours: Senin – Minggu 8AM–12AM
Entrance is free of charge but they don’t always have availability on the same day, be sure to book your visit in advance!
Direction: Reichstag’s Google Maps Location
Fantastic panoramic view of the city from the rooftop. The famous crystal dome allows you to look over the river and to appreciate Berlin’s skyline
Di puncak nya terdapat teras dimana saya bisa memandang panorama kota Berlin 360°. Senja mulai turun, Fernsehturm TV tower terlihat indah menghiasi gedung-gedung diiringi langit jingga.
Berawal dari minta tolong buat motretin, saya berkenalan dengan om-om. Bule berambut putih dan berbadan besar yang mungkin berusia sekitar 45 tahun. Mukanya serem tapi murah senyum. Saya minta tolong dia karena membawa kamera DSLR dengan prime lens gede. Pasti hasilnya bagus!
Ternyata orangnya ramah. Dia bisa merespons dengan cepat pertanyaan, berkomentar lucu dan nanya balik dengan bahan yang menarik. Sambil berjalan turun, kami pun berkenalan dan berbincang.
Dia orang Perancis bernama Jack. Profesinya fotografer di salah satu media International. Dan ternyata, dia jago berbahasa Indonesia! Dia punya istri orang Bali dan sempat menetap lama disana. Dia bercerita kalo kangen Indonesia. Udah 3 bulan dia ga balik ke Bali, sementara istrinya dia ajak ke Perancis.
Dia juga sempat menunggu 1 jam di spot yang sama untuk mendapatkan perspective foto yang dia inginkan. Aje gile. Saya juga memberi tahunya bahwa akan ke Prague.
‘Oh my God, i love Prague. It’s one of the best city that i’ve ever visit. A photographer’s heaven’ ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Karena waktu itu belum pernah kesana, saya makin excited mendengarnya.
Semesta memang aneh, saya selalu dipertemukan dengan orang unik saat traveling. Kami berbicara tentang banyak hal. Mulai dari membandingkan transportasi umum, pemerintahan Soeharto dan Pak Jokowi, sampai bertukar Instagram.
Mendekati pintu keluar, kami pun menutup perbincangan, dan melanjutkan aktivitas masing-masing.
‘Be careful, Buddy. Don’t hesitate to contact me if you collapse in Prague’ – ujarnya setengah bercanda.
3. Holocaust Memorial
The memorial is made up of 2,711 large rectangular stones as a tribute to the Jews that died during the war as a result of Hitler’s ‘Final Judgment’
Kemudian saya mengunjungi Holocaust Memorial. Memorial yang sengaja dibuat sebagai pengakuan bangsa Jerman atas kesalahan di masa lalu. Perenungan yang membuat kita semua sadar, betapa pentingnya perdamaian.
Berjalan diantara balok besar berbentuk nisan, membuat saya seperti berada di sebuah labirin. Eisenman, pencipta memorial ini bertujuan agar kita menemukan sendiri makna dibalik desain ini.
There’s no central gathering point. It’s for individuals like death. Once you enter the memorial, people seem to appear, and then disappear. Is it a labyrinth? A symbolic cemetry? Intentionally disorienting? It’s entirely up to you to derive the meaning while pondering this horrible chapter of human history
– Rick Steves
Pose with your heart and respect the memorial. Don’t step on the stone like Syahrini
Bagi saya, Pilar-pilar ini melambangkan misteri kehidupan. Hari ini orang tercinta ada di depanmu, esok hari dia bisa tak terlihat. Pilar acak yang membuatmu tersesat namun selalu ada cahaya semesta yang menuntun untuk kita mencari jalan keluar.
Take the time to walk around and view it from some distance. Walk inside and let the columns get larger and press in around you. The concrete blocks look small to start and as you walk into the memorial they become huge and you feel slightly lost
Peristiwa paling tragis diawali dengan janji manis. Janji berbentuk ‘edaran’ kepada Orang Yahudi (Jews) di wilayah jajahan Jerman di Eropa. Janji bahwa mereka akan mendapatkan pekerjaan dan hidup layak jika datang ke camp konsentrasi. Neraka yang tersebar di beberapa zona seperti Mauthausen, Buchenwald, Sachsenhausen, dan yang paling mematikan ada di Auschwitz.
These were the last relatively peaceful moments together, before being driven into the gas chambers and murdered. May their souls rest in peace. Picture courtesy by yadvashem.org
Sambutan kedatangan yang jauh dari bayangan mereka. Di camp konsentrasi mereka dipaksa berbaris, digunduli dan ditelanjangi lalu dibagi menjadi dua kelompok. Pria dan wanita yang masih sehat dipaksa bekerja di pabrik tanpa dibayar. Tidur berjejalan di barak tanpa air dan toilet layaknya binatang. Hidup segan, matipun enggan. Makanan yang diberikan juga sedikit, tidak heran gadis seperti Anne Frank meninggal karena kekurangan gizi di camp seperti ini.
Gas Chamber in Mathausen Camp. Picture courtesy by Furtherglory
Sementara orang sakit, manula, wanita hamil, bahkan anak kecil yang ga tau apa-apa. Mereka dijejalkan masuk ke kamar sempit dengan deretan ‘shower’ diplafon. Keran pun dibuka, perlahan gas beracun keluar dari ‘shower’ dan mengisi seluruh ruangan. Binasalah mereka bersamaan! Kesadisan yang diluar batas akal.
The gas chamber in the main Auschwitz camp. Picutre courtesy by scrapbookpages.com
Picture courtesy by Wikipedia
Ga berhenti sampai disitu, jasadnya yang sudah mati maupun cuma pingsan dijejalkan di tungku krematorium, dan dibakar! Proses pembantaian instan layaknya industri pabrik. ‘Solusi’ dari pria terkejam di muka bumi, Adolf Hitler. Pria yang ingin menyeragamkan Jerman dengan segala cara. Dia menganggap ras nordik sebagai bibit unggul, ras Yahudi tak layak hidup bersama mereka, dan sudah sepantasnya dimusnahkan.
The visit will leave you a different person. The memorial is a reminder of humanity’s best and worst. Don’t climbing on it and even jumping. It’s not appropriate.
Holocaust berasal dari kata Yunani yang berarti ‘whole – massal’ dan ‘burnt – dibakar’. Pembantaian massal terburuk sepanjang sejarah. Penganiayaan dan pembunuhan lebih dari enam juta orang Yahudi yang terjadi pada tahun 1941-1945.
Memorial to the Murdered Jews of Europe
2,711 columns forming a vast mazelike Holocaust memorial, with an underground exhibition room
Cora-Berliner-Straße 1, 10117 Berlin
Hours: Selasa – Minggu 10AM–8PM
Entrance is Free
Direction: Holocaust Memorial Google Maps Location
4. Eating Mustafa Gemuse Kebap
So, i came at 5 PM. I had to wait in line patiently for 1.5 hours. The queue is crazy. It’s worth the wait though
Antri satu setengah jam saya jabanin demi nyicipin kebap terbaik di Jerman. Untungnya sewaktu antri ada hiburan. Seorang petugas pengantaran bertubuh gempal dan pendek, memarkir mobilnya secara sembarangan di tengah jalan. Saya heran, kok mobilnya ga diparkir rapi di kanan jalan. Orang-orang pun pada ngeliatin. Pria pendek setengah baya berwajah Timur tengah turun dari mobil, lalu mengeluarkan tumpukan kardus besar dari bagasi dan masuk ke dalam gedung. Sepertinya petugas delivery.
Mobil dibiarkan begitu saja di separuh badan jalan. Saya pikir dia mau buru-buru. Ternyata engga. Sampai 20 menit kemudian, dia belum juga keluar dari gedung. Sampai akhirnya mobil polisi tiba. Eng ing eng, kena lo! 3 orang Polisi dengan rompi tebal menanyai salah satu orang dari antrian.
Begitu tersangka keluar, langsunglah dia diciduk. Saya menyaksikan terjadi perdebatan diantara mereka. Diakhiri dengan polisi memberikan semacam surat tilang. Mereka pun berpisah dengan damai. Ternyata ada manusia yang merasa jalan miliknya sendiri juga di Berlin. Sama kaya emak-emak yang sen kiri tapi belok kanan di Indo!
The owner is friendly and fun. They take their time to cook and serve them with a smile despite the huge queues. ‘Where do you come from? Japan?’ ‘Nah, i’m from Indonesia!’
Did you know Doner Kebab was invented in Berlin? Berlin memiliki populasi orang Turki terbesar di luar Turki. Menurut legenda, pada awal tahun 70-an, imigran Turki Kadir Nurman menciptakan kebab döner unik. Daging dan salad Turki yang biasanya disajikan di atas piring, dia sajikan diatas roti.
Dari makanan restoran yang mewah, berubah menjadi street food yang merakyat. Kebiasaan warga Berlin yang suka berpesta sampai malam, membuat roti doner kebap makin populer. Abis ajib-ajib, mereka nyemil kebap sambil kongko-kongko.
Mustafa’s Gemuse Kebap
The best chicken kebab in Berlin. No beef and no veal. Fresh, cheap and full of flavour!
Mehringdamm 32, 10961 Berlin
Hours: Senin – Minggu 11AM–2AM
Cash Only
Direction: Mustafa Gemuse Kebap Google Maps Location
Akhirnya tiba giliran saya untuk memesan. Karena sudah antri lama, saya ga mau rugi. Saya pesen GemüseKebap seharga 2.80 Euro buat makan di tempat dan Dürüm seharga 4.30 Euro untuk dibawa pulang. Lumayan buat breakfast keesokan harinya. Setelah kebap ditangan, saya mampir ke minimarket di depan Mustafa untuk membeli aqua. Beli dimart 1 euro dapet botol gede! Dibanding beli di kios kebap yang cuma dapet 500ml. Betul, sepokil itulah saya.
Beautiful mess. The price just 2.80 Euro but what you get is really huge portion. The slice of meat that melt with sauce and fresh vegetables, it’s so tasty and flavourful! I never expected to eat such nasty delicious kebap
Dengan ganas, saya mengunyah roti pita yang berisi sayur segar dan daging beraroma. Gigitan pertama membawa lidah saya berdansa. Enaknya minta ampun! Yang bikin stand out rasa bumbunya yang kuat. Meleleh sempurna dengan keju feta, terong, paprika dan bawang putih. Ternyata antrian panjang disini ga berbohong. This place deserves its reputation. It’s not instagramable but surely enjoyable!
After years on traveling, I’ve finally realize that the best way to get to know a new culture is through the food. Smell it. Taste it. Eat it. Repeat.
Lidah kita memiliki memory abadi yang ga gampang hilang
5. Gendarmenmarkt Square – Konzert Haus, French Cathedral, and Deutscher Dom
The city’s world-renowned culture and art, Konzert Haus, where some of the world’s best ballet, opera and German music and theatre is held. They’re are lit up at night
Hari sudah larut malam saat saya tiba disini. Keramaian sudah tak terlihat. Yang tersisa hanyalah gedung-gedung tua bersejarah ditengah alun-alun luas nan modern. Ada dua gereja serupa tapi tak sama, Französischer Dom dan Deutscher Dom. Keduanya mengapit gedung konser Konzerthaus Berlin.
Meski ga sempet nonton orkestranya, saya terkesan dengan arsitekturnya yang keren. Area disekitarnya dipenuhi shopping mall, hotel mewah, restoran kekinian dan night market. Tiap sudutnya instagramable abis!
Gendarmenmarkt
Public square lined with three impressive buildings: The German and the French Cathedral and Schinkel’s Konzerthaus.
Gendarmenmarkt, 10117 Berlin
Direction: Gendarmenmarkt Google Maps Location
The city’s world-renowned culture and art, Konzert Haus, where some of the world’s best ballet, opera and German music and theatre is held
6. Checkpoint Charlie
The most famous crossing point between East and West Germany during the time of the Berlin Wall. Now it’s a tourist spot that boasts of a double-tap worthy sightings
Titik penyeberangan perbatasan antara Jerman Barat dan Jerman Timur pada masa perang dingin. Plank putih bertuliskan ‘You are now leaving the American Sector’, menjadi pemisah antara kapitalisme dan komunisme, kebebasan dan belenggu. Perbatasan yang diakhiri dengan runtuhnya tembok Berlin pada 9 November 1989.
‘Benteng pelindung anti fasis’ begitulah pemerintah Jerman Timur menyebut tembok Berlin. Mereka membangun tembok agar warganya tidak bisa melarikan diri menuju kebebasan di Jerman Barat. Lebih dari 2.000 orang berhasil melarikan diri sebelum tembok ini dibangun.
Selain tembok pemisah, Jerman timur membangun 300 menara pengawas untuk menghentikan siapapun yang berusaha melarikan diri. Banyak orang yang tewas ditembak, karena nekad melewati tembok Berlin.
The adjacent museum, the House at Checkpoint Charlie shows how desperation drove East Berliners to all kinds of creative escape attempts over, under and through the wall. Escapes would hide cramp into tiny cars, and a person actually hidden in a false gas tank
At the height of the Berlin Crisis in 1961, USA and Soviet tanks faced each other here
Tempat yang dulunya begitu menegangkan, sekarang menjadi area komersial. Terdapat foto besar prajurit muda Amerika menghadap ke timur. Di sisi lain, tentara Soviet menghadap ke barat. Foto yang mewakili kebuntuan pada tahun 1961. Kebuntuan yang berujung saling baku hantamnya tank Amerika dan Soviet.
Checkpoint Charlie
Landmark boundary marking east and west Berlin with a white sentry guard house and cobbled border line
Friedrichstraße 43-45, 10117 Berlin
Direction: Keluar dari pintu Exit U Kochstr U6 Checkpoint Charlie’s Google Maps Location
7. Fuhrerbunker – Hitler’s hiding bunker
Site with nothing to see, tempat parkir! Tempat yang dulu menjadi tempat persembunyian Hitler. Di awal tahun 1945, disaat tentara sekutu dan NAZI terbaring diantara reruntuhan, Hitler dan orang terdekatnya mundur dan bersembunyi di ruang bawah tanah.
Hitler’s Bunker
Notorious site of Hitler’s underground bunker where he committed suicide, now covered with parking
In den Ministergärten, 10117 Berlin
Open 24 hours
Direction: Fuhrerbunker Google Maps Location
A stone’s throw away is the place where Adolf Hitler hid during the end of World War II (WWII), which is a normal parking lot right now
Saya pergi ke tempat ini disaat orang masih lelap tertidur. Suasana makin terasa mencekam. 30 April 1945, tepat di ruang bawah tanah tempat parkir ini, Hitler bunuh diri dengan menembekkan pistol ke kepalanya sendiri. Seminggu kemudian, perang di Eropa pun berakhir.
Berlin keeps many tales. The stories of the East and West Berlin, the stories of the past, the present and the future, stories of former tragedies and modern liberality
8. Eating Pretzel
Pretzels infused with butter. Legend has it that pretzels were invented by a monk in Italy who folded dough into the shape of a child crossing its arms in prayer
Make sure to eat something you haven’t tried before. Sebenarnya saya udah pernah nyobain Pretzel di Cologne. Permukaan rotinya yang crunchy dan dalemannya yang kenyol membuat saya rindu. Pretzel isi mentega ini saya beli di kedai roti stasiun, sesaat sebelum menuju ke Prague. Pas banget disantap di pagi hari bersama hot latte.
An old city with a young heart. One of the coolest and most diverse cities in Europe
Malam itu saya yang sempat tertidur, tiba-tiba terbangun mendengar suara langkah kaki memasuki ruangan. Saya pun menoleh. Ternyata dia cewe sexy yang akan tidur di sebelah saya. Saya yang tadinya mau lanjut tidur, perlahan membangunkan diri ke posisi duduk. Kemudian tanpa saya duga, gadis itu berkata.
‘Hi, may i borrow your charger? I see you had the same type of iPhone’s charger on your bed. Sorry, i left my charger in my friend’s house’
‘Yeah, sure’
Kami pun berkenalan. Dia orang Kanada bernama Lauren. Wanita semampai berambut ikal kecoklatan, berhidung mancung, dan bermata biru. Wajahnya sedikit kerusia-rusiaan. Cantiknya kaya boneka. Tatapan dan cara bicaranya memancarkan aura sensual. Tipe wanita yang bisa bikin pria ‘glek’ pada pandangan pertama. Perfect stranger.
Kamar saya harusnya berisi delapan orang, tapi malam itu cuma ada saya dan dia. Berawal dari charger, kami saling bercerita. Malam itu dia mengenakan tank top ketat dengan belahan lebar, baju ala artis Hollywood yang tinggal kamu swipe, maka terlihatlah gunung kembar. Tanpa sadar, saya memandanginya dari atas sampai bawah. Pinggangnya kecil, tapi pantatnya nonggeng.
Lauren curhat dia berakhir di Hostel karena pergi dari rumah pacarnya yang selingkuh. Karena terburu-buru, dia sampai lupa membawa charger. Oh, ternyata begitu. Emosi membuatnya lupa. Kami ngobrol kurang lebih sampai 1 jam. Mulai dari soal hostel favoritnya yang ada penutup korden, teman kencan, pekerjaan, travel, sampai bertukar Instagram.
Lauren bercerita kalo dia bekerja part time di Berlin sebagai baby sitter. Dia mengasuh kedua anak yang lucu-lucu. Sexy dan keibuan, sempurna! Saat saya bertanya kenapa mukanya mirip pembunuh berdarah dingin dari Rusia, dia menjelaskan dengan bersahabat, karena orang tua nya campuran bule Amrik dengan Scandinavia.
‘Can i go there?’ tanya Lauren karena penasaran dengan cerita saya soal kebap terenak di Berlin. Lalu dia duduk di pinggiran kasur sebelah saya. Sewaktu saya menunjukkan foto Kebap di iPhone, lengannya yang sedikit menempel di bahu saya, deg…. deg… deg…
‘Did you try this GemuseKebap before?’ tanya saya.
‘Nope, i’m Vegetarian’
‘Oh, that’s why you have a great curve. Just like Scarlett Johansson. I think you had this kind of sex appeal’
‘Oooh… thank you. Yeah, a lot of my friends said that. But i’m not sure is it good thing or bad thing’
‘Surely it’s good. It’s not every girl have this kind of Hollywood body.’
‘But i’m not tall’
‘Really? I don’t think so’
Sehabis itu saya dan dia berdiri, membandingkan tinggi badan kami. Dari asetnya yang padat, ternyata Lauren setinggi leher saya. Sepersekian detik mata kami bertemu.
‘Nah, you’re perfect. You’re in cute mode. A perfect version for asian guy like me’ ujar saya menggombal.
Dia tersenyum. ‘So how long will you stay in here?’ tanya dia.
Ingin rasanya mengajak dia ke bar di bawah hostel ini. Sayangnya, malam itu malam terakhir saya di Berlin. Saya harus bangun pagi buta keesokan harinya untuk mengejar kereta ke Prague. Dan saya ga mau rugi tiket kalo sampe ketinggalan.
Jadilah malam itu saya menutup pembicaraan dengan hendak mandi malam, agar besok paginya langsung berangkat. Lauren pun mengembalikan charger iPhone dan turun ke bar sendirian.
‘Have fun’ ujar saya.
‘Thank you. Just be carefull, maybe when i’m drunk. I can jump to your bed without notice.’
‘Glek’ Saya menelan ludah. Berimajinasi bahagia dan berharap semoga itu terjadi.
Keesokan paginya, saya tak melihat ada dia diranjang sebelah saya. Sementara barang-barangnya masih disana. Hmmm…
Saya merasa sedikit menyesal tak mengajaknya kencan malam itu. Kelamnya Berlin di masa lalu, sekelam hati saya saat itu.
It’s hard to wait for the person in ur life especially when the wrong ones are so yummy and hot! Betul, semakin tua saya semakin mesum bijak
Berlin. Kelam Yang Memaksa Diingat FOMO - Fear of missing out. Penyakit gatal ngecek iPhone berkali-kali meski ga ada notifikasi. Gejala yang membuat kita…
#Berlin#Bradenburg gate#Bunker#Checkpoint Charlie#Destinasi wisata di Berlin#French Cathedral#Fuhrerbunker#Hittler#Holocaust Memorial#hostel terbaik di Berlin#How to get around Berlin#Konzert Haus#Mustafa Gemuse Kebap#Naik transportasi umum di Berlin#Paris to Berlin by Flight#Pretzel#Reichstag Building#S-bahn#things to do in Berlin#tiket transportasi di Berlin#tram#travel#U-bahn#Where to buy Public Transportation tickets in Berlin?
0 notes
Text
Berkendara Malam di Euro Truck Simulator 2
Manchester ke Sheffield, Sheffield ke Swansea, Swansea ke Stuttgart. Saya telah menghantui jalan raya dan jalan-jalan rendah di Eropa karena saya ingin membangun kerajaan angkutan yang belum pernah dilihat dunia sebelumnya.
Konvoi saya akan membawa susu bubuk dari Berlin ke Paris, dan suku cadang mesin dari Edinburgh ke Frankfurt.
Atau, jika gagal, saya hanya akan mengisi playlist saya dengan suasana elektronik dan melihat dunia bergulir melewati jendela. Ini adalah Euro Truck Simulator 2.
Berapa kali Anda jatuh cinta saat terjebak kemacetan?
Kesempatan Kemajuan Ricardo Donoso terdengar gagap keluar dari pengeras suara dan keluar dari jendela seperti awan retro-futuris, dan seorang rekan pengemudi truk berada di depan barisan mobil yang mengepul di depan saya.
Mengemudi di malam hari memusatkan pikiran saya ke jalan dan rem menyala di depan.
Tidak ada pemandangan lagi dan setiap penyesuaian kecil pada roda adalah upaya untuk menyesuaikan dengan perintah kendaraan yang ada di depan.
Tujuan dikurangi menjadi jarak antara saya dan bemper belakang beberapa meter jauhnya.
Ketika saya berumur delapan belas tahun, saya dalam perjalanan pulang dari Huddersfield sekitar jam empat pagi.
Saya tidak punya alasan untuk pergi ke Huddersfield tetapi saya merasa perlu mengemudi, baik menjauh dari sesuatu atau menuju sesuatu yang lain.
Saya tidak yakin yang mana, dan saya tidak membidik West Riding, saya akan hanya mengarahkan mobil usang saya ke arah yang tidak saya ketahui dan meninggalkan jalan untuk mengurus sisanya.
Jalan mengarahkan orang sepasti bulan mengarahkan air pasang. Mereka menyalurkan dan membentuk perjalanan kita, membimbing dan mengerahkan daya tarik magnetis.
Membawa kita ke titik arah dan byways bahwa kita dapat meyakinkan diri kita sendiri bahwa kita telah memilih, tetapi yang telah diletakkan di hadapan kita oleh persimpangan yang telah kita lewati. Euro Truck Smiulator 2 memahami hal ini.
Dalam dunianya yang tertutup rapat - di mana sebuah kota berada dalam beberapa landmark, empat blok rumah dan banyak depot barang - jalan bukanlah pilihan, jalan itu adalah arteri, berdenyut, mengeras, dan kadang-kadang tersumbat oleh gumpalan.
Saya terjebak di salah satu gumpalan itu ketika saya jatuh cinta. Sebuah jentikan mouse memutar kepala pengemudi, memungkinkan dia untuk mencondongkan tubuh ke luar jendela dan mengintip ke belakang sepanjang kendaraannya.
Atau di seberang dasbor yang mungkin atau mungkin tidak secara akurat membuat ulang dasbor truk yang sebenarnya. Saya tidak tahu karena saya tidak pernah naik truk yang sebenarnya.
Saya terjebak kemacetan pada dini hari, di jalan pedesaan di suatu tempat di selatan Inggris. Hampir sepanjang malam aku sendirian.
Sesuatu pasti telah terjadi untuk menyatukan semua orang ini. Mungkin kecelakaan, atau bisa jadi sisa-sisa festival atau konser terakhir yang tersesat.
Permainan tidak memberikan fakta tetapi menyediakan ratusan konteks untuk imajinasi yang diinginkan.
Related post : link download game euro truck simulator 2 gratis !
Bosan, saya mematikan lampu depan saya. Kegelapan itu mengejutkan. Tidak ada jalan lagi, tidak ada pohon atau dinding batu kering, tidak ada apa-apa selain genangan minyak yang dihiasi lampu.
Saya bisa berada di dasar biru, atau jauh di luar angkasa, terjebak di antara bintang-bintang. Birmingham adalah Sol saya dan Southampton adalah Tau Centauri.
Aku menyalakan kembali lampu, takut akan denda, dan menggerutu maju satu atau dua inci. Sebuah rencana telah terbentuk di benak saya.
Perjalanan larut malam dadakan ke Huddersfield memiliki makna, meski tidak ada tujuannya.
Mobil itu adalah tempat paling sunyi yang saya tahu, bahkan saat mixtape jelek saya masuk ke dalamnya, dan saya ingat terkejut dengan betapa sedikitnya teman yang saya miliki di jalan raya.
Mobil sesekali, ya, tapi mengapa tidak lebih banyak orang yang mengemudi hanya karena mereka bisa?
Kami kalah jumlah dengan truk, makhluk besar yang lamban yang melakukan perdagangan.
Mereka milik dan mereka bertindak sebagai jangkar di malam hari, padat padat dan, karena gerakan seragam mereka dan saya sendiri, sebagus statis.
Saya berkendara mendekati salah satu truk untuk sementara waktu. Itu telah menyimpang ke jalur paling kanan di mana kendaraan barang berat biasanya takut untuk melangkah.
Setiap kali saya mencoba menyalip, sepertinya semakin cepat, jadi saya memutuskan untuk mundur, mengharapkannya kembali ke jalur lambat kapan saja.
Saat ia benar-benar bergerak, gerakan itu tampak tidak disengaja, bagian besarnya berada di dua jalur terlalu lama, membuat mata kucing itu tidak terlihat.
Truk itu melesat dan kilauan merah lampu remnya semakin terang. Saya bersandar pada rem saya sendiri, dengan lembut, dan datang dalam jarak beberapa kaki dengan tabrakan enam puluh mil per jam.
Di pom bensin berikutnya, saya berhenti di tempat parkir dan mulai bernapas lagi.
Cara download game ets2 Indonesia dengan berbagai mod gratisan
Tidak ada drama dan tidak ada suara berisik, tapi saya yakin bahwa pengemudi truk itu telah tertidur selama satu atau dua detik.
Jangkar telah bergeser dan jalan tiba-tiba menjadi kurang stabil. Mereka masih.
Di truk saya sendiri, saya hanya pernah bertabrakan dengan penghalang dan dinding saat mencoba parkir di akhir pekerjaan.
Saya tergores cat, paling buruk, tapi saya pengemudi yang sangat berhati-hati. Saya beristirahat ketika saya lelah dan saya tidak mengambil risiko, tidak peduli berapa banyak perbaikan jalan yang tidak terduga mungkin telah menunda saya.
Satu konsesi saya terhadap bahaya tidak mengancam orang lain dan saya tidak dapat menjelaskan mengapa saya melakukannya.
Kadang-kadang, pada malam hari, ketika saya sendirian di jalan, saya mematikan lampu dan melepaskan tangan saya dari kemudi saat meluncur di jalan raya.
Saya melihat ke samping, melihat jendela bercahaya dari sebuah rumah pertanian di kejauhan atau blok yang menjulang tinggi dengan cahaya perkotaan, dan di sanalah saya berada.
Saat saya menyalakan lampu kembali, saya berada di jalur yang benar, mantap dan benar, dan jalan tidak berubah, tapi saya jatuh cinta lagi, dengan kemungkinan tak terbatas ruang antara tempat dan variasi pinggir jalan pada sebuah tema .
Inggris Raya yang saya kendarai dalam game ets2 ini tidak begitu mirip dengan yang saya ketahui dari perjalanan kehidupan nyata saya, tetapi mengenali tanda-tanda dan lokasi umum tempat sudah cukup untuk membuat saya merasa nyaman.
'Nyaman' adalah kata yang baik untuk digunakan saat berbicara tentang Euro Trucking.
Saya menyebutkan bosan sebelumnya juga dan itu juga cocok. Sungguh mendebarkan secara paradoks memainkan permainan yang tidak terus-menerus melambai-lambaikan ledakan dan petualangan di hadapan saya, membiarkan ketenangan menyusup dan malah ditusuk dan diselingi.
Saya tergila-gila dengan game ini. Ini adalah pengalaman senja, sesuatu yang mengantarkan saya ke arah tidur setelah seharian melihat internet, simulasi pelarian ke jenis pekerjaan lain dan cara hidup lain.
Saya belum membentuk perusahaan dengan karyawannya sendiri dan saya tidak tahu seberapa dalam sisi permainan itu.
Saya bahkan tidak memilih pekerjaan terbaik yang tersedia karena saya telah memberlakukan batasan saya sendiri, selalu mengambil kargo dari kota terakhir yang saya kunjungi sehingga perjalanan saya melintasi benua terjadi dalam waktu nyata yang aneh tanpa keajaiban transportasi yang tidak biasa. .
Jalanan yang saya kendarai dihantui oleh kenangan, beberapa tercipta di dalam game ets2 mod Indonesia, beberapa tanpa itu.
Sifat dunia yang padat dan cara bermain saya yang khas membuat saya sering melintasi bentangan jalan raya yang sama dua kali dalam satu malam.
Saat matahari terbenam, saya memindai ladang untuk mencari gereja kecil yang saya ingat pernah saya lihat sehari sebelumnya atau gedung tinggi yang membentuk suar di malam hari. Saya menyalakan musik dan mematikan lampu.
0 notes
Text
Jalan-Jalan Hemat ke Eropa
Part 4.4: Perjalanan dan Budget (Madrid)
Here we go guys, my favourite the most!
Day 8
22 Februari 2020
Guess what, where am I going today? YESSS, Madrid everyone. Well, Madrid ibukota dari negara Spanyol yang udah selatan nya Eropa, kenapa ke Madrid? Karena satu tujuan karena kita mau ke stadio nya Real Madrid the one and only Santiago Bernabeu. Destinasi ini yang bikin kita ribet aslinya, karena naik pesawat. Jadi mesti ada adegan ke bandara gitu, yang kalo ke bandara itu kita emang harus ada spare waktu yang khusus. Jadi, udah tau kalo kita nginep di hotel yang jarak nya Cuma 3 km dari Schonefeld Flughafen, Jerman. Jadi, di Berlin itu punya 3 bandara. Ada Tegel, Schonefeld, dan Brandenburg. Ya seperti Jakarta aja ada 2 bandara. Flight Berlin-Madrid waktunya 3 jam, lumayan lama menurut gue, flight nya jam 10 pagi dan kalian harus tau gue udah di bandara jam berapa, ya jam 5 pagi. Bangun tidur jam 4 terus beres-beres checkout naik shuttle bis dari hotel yang harganya super murah hanya 3 euro (45.600) per orang. Tidak usah risau dan tidak perlu bingung. Dianter sampe depan pintu terminal nya langsung dan supir nya yang sangat ramah walau jam 5 pagi buta. Jam 5 pagi dan winter masih sangat-sangat dingin dan gelap. Emang luar biasa nyokap gue. Padahal boarding nya masih jam 9. Ya jadi gue nunggu di bandara sekalian sarapan di bandara yang harganya ya kalian tau harga bandara tuh ga ada yang murah. Sekalian belaja duty free hehe. Kalo belanja apa aja ya rahasia dums wkwk. Prinsip gue, selama itu harga miring dan masih pantes dipake dan orang jarang punya 100% gue akan beli barang itu. Ya kita menunggu dan menunggu. Oiya untuk flight nya kita pake Ryan Air, pesawat nya kyk L**n air gitu lah. Gue dapet harga tiket buat 3 orang 178.97 euro (2.720.344) murah pake banget kalo menurut gue, tapi ya gitu hanya boleh bawa tas kecil seperti hand bag atau waist bag sama cabin bag. Jadi ke Madrid adalah edisi backpackeran abis, gue bener-bener Cuma bawa ransel isi baju dan perskincare an duniawi yang bener-bener gue butuh. Sisanya gue tinggal di Jerman. Fyi, gak ada yang pernah ke Madrid, even adek gue gak pernah. Jadi, I can say I proud with myself, karena gue bisa nge lead adek gue dan nyokap hanya dengan google maps buat muter-muter Madrid.
Arrive in Madrid sekitar jam set 1 siang and guess what? Madrid PANAS! Tanah nya tandus, bener-bener jauh diluar ekspektasi gue. Keluar dari pesawat tuh bukan udara dingin yang gue rasa tapi ya panas nya pol. Gue buru-buru buka jaket dingin gue dan masukin k etas. Karena agak ga make sense panas nya, padahal lagi Februari. Yep our adventure is begin. Gue bener-bener type destination dari bandara ke tengah kota gimana caranya, dan sekarang google emng udah canggih kok, udah ada segala nomer bis nya. Apakah gue mengikuti google? Ya gue ikutin, bis yang nomernya dikasih tau sama google maps. Gue stay on hape dan power bank biar ga nyasar. Biar kita tau kapan harus turun. Dengan bayar 5 euro (76.000) per orang, jujur ini agak mahal buat sekali jalan, tapi daripada gatau harus naik apa yaudah kita naik aja. Sekitar 20 menit kita sampe di Plaza Cilebes, kalo pernah liat Real Madrid di arak di bunderan gitu, nah itu dia tempat nya. Bis nya turun disitu. And he we are Madrid, ngerasa seneng sih karena bisa satu tempat sama Real Madrid di arak sama warga Madrid. Untuk pergi ke tempat penginapan menurut google maps kita harus jalan 500 meter dari tempat pemberhentian bis. Ohiya kita dapat penginapan bukan di hotel tapi di guest house gitu, jadi guest house nya ada di dalem sebuag gedung gitu. Gue nemu itu guest house satu hari sebelum ke Madrid pake aplikasi booking.com. harga per malam nya gue dapet harga 74 euro (1,1 juta) ini termurah dan paling bagus. Sebenernya di Madrid ada banyak hostel, tapi nyokap agak keberatan jadi daripada nginep di hotel yang minimal harga per malem nya 2 juta yaudah diambil aja. Pas dateng pun kita harus seperti tamu apartemen, pake radiocall dan this is the interesting part. The owner cannot speak English, they only speak Spanish. Ilmu Bahasa Spanish gue Cuma hola dan gracias doang (karena gua dulu nonton dora) waktu itu, karena belom nonton series Elite HAHAHA. Ya akhirnya kita keluarkan senjata ampuh kita. Yaitu, google translate. Gua ketik dalam English mau gua apa dan keluar deh translate Spanish nya, jadi mereka tinggal baca. That’s how I speak to them. quite funny tho, but I love it very much. Pas check in dan liat kamarnya gak salah pilih kita. Owner ramah, tempat bersih, kamar nya juga juarak, bed nya 3 kamar mandi bagus udah ada handuk, sabun, shampoo, udah seperti hotel deh. Emang rejeki banget dapat yang seperti itu. Bahkan nyokap gue sampe ngomong, kalo ibu ke Madrid lagi ibu mau nginep sini aja. Selesai beres-beres, cuci muka, sholat dzuhur dll. Let’s go to our destination, but sebelumnya ya mesti makan dulu dong. Laper kak. Jadi, sebelum pergi kita minta peta kereta bawah tanah dulu buat mastiin darimana kita naik buat ke Santiago Bernabeu, dan malah dikasih tau dong sama owner gimana caranya kesana. Baik bangettt, gapaham lagi. Abis itu ya bilang ‘Gracias’ andalan banget emng. Di Madrid ini khas banget sama yang namanya Tapas, ya tempat makan yang porsi nya kecil-kecil gitu, tapi ya gitu non halal, jadi kita tetep jalan kali nemu yang murah plus udah di Spanyol masa ga nyoba nasi kuning ala Spanyol aka Paella. Pas lagi jalan nemu restoran all you can eat 9.99 euro (151.848) per orang dan ada Paella nya. Note: itu halal tambah makin keren. Ya for the first time nyobain Paella, ya gitu rasanya full of spices and flavor lauknya ada ikan yang masi juicy banget dan ada salad juga. All you can eat nya bener-bener macem-macem makanan nya. Setelah kenyang sekitar setengah 4 sore kita menuju ke stasiun ‘Sol’ buat ke naik kereta bawah tanah. Nah disitu terkenal namanya dengen Puerta del Sol, untuk 24 jam tiket harga nya 18 euro (273.600) itu udah bisa dipake buat naik bis, kereta dan semua transportasi umum di Madrid. Kalo mau curang ya beli aja satu kartu nanti pas masuk gate nya digilir gitu, ga akan ketauan karena ga ada yang jaga. Biar jadi beneran hemat. Buat ke Santiago Bernabeu harus transit satu kali dan kita sempet salah naik arah jadi harus muter lagi wkwk, dan yang bikin kita amaze, kereta menuju Santiago Bernabeu tuh bener-bener dalem banget di bawah tanah, kalo di kira-kira kayaknya 30 meter di bawah tanah. Hati-hati sama tas ya. Dari Sol-Santiago Bernabeu 30 menit, pas udah di tujuan, gue bener-bener speechless, karena wow gede banget woy. Sayang aja pas kesana bagian depan stadion lagi di renovasi. Udah kesana masa ga masuk ke dalem, ya harus masuk dong. Untuk harga tiket stadium tour 25 euro (380.000) satu orang, mahal ya, emang, tapi worth it banget. Pas di dalem dari sejarah sampe ruang gantin pemain, tribun penonton, coba nginjek rumput lapangan, nyoba duduk di tempat yang biasa pelatih duduk kalo lagi main. Sayang nya lagi Real Madrid lagi ga main di kandang sendiri wah kalo lagi main di Santiago fix banget bakal nonton sih, kesempatan yang ada jangan di sia-sia in begitu aja. Karena itu weekend jadi La Liga kan masih main. Total stadium tur itu sekitar 2 jam setengah, ya keluar-keluar dari stadion jam setengah 7 malem. Tapi tenang masih terang. Ternyata maghrib nya jam 8.15 malem. Edun emang, jadi masih ada waktu buat balik ke guest house buat istirahat. Kita sama sekali belom selonjoran. Hari ini kita tutup dengan membeli roti dan air 1,5 liter buat di kamar, biat sarapan pagi. Dan jajan of course. Hidup jajan wkwk, ga di indo ga di luar negeri pokoknya jajan. Ya cukup 1 euro mah. Sampe guest house jam setengah 8 malem, dan kita mandi, solat dan nonton tv walau ga ngerti itu tv ngomong apaan. Yaudah tonton aja. Kita gabisa tidur dulu karena isya ya jam setengah 10 malem, jadi baru bisa tidur jam segitu padahal udah remuk banget badan. Tapi worth it banget. Ga kebayang kalo pas summer buka puasa nya jam berapa. Jadi beruntung lah kita yang tinggal di Indonesia.
NOTE: Kalo emang nyari budget yang bener-bener murah caranya ya ini, kalo mau pake yang mahal juga bisa, tapi kan tergantung dengan kantong orang masing-masing ya, tidak bisa dipaksakan. Kalo emang ga ada uang nya ya jangan di paksain.
0 notes
Text
Sebelum berangkat ke Paris
Semua orang pasti punya rasa jenuh, entah itu jenuh karena kesibukan dan aktivitas sampai jenuh emang karena sudah tidak tau mau dilarikan kemana lagi. Mungkin ini menjadi salah satu alasan kenapa aku pergi liburan dadakan ke negara yang mungkin semua orang tau yaitu Paris. Alasan lainnya mungkin cocoknya disimpan dalam hati.
Sore itu, sekitar 16 Juli sehabis Prüfung (UAS) yang mapelnya ga disukai gara-gara bukan menghitung buat kepala stress, tiba-tiba salah satu temanku chat ngajak ke Paris, karena mungkin otak lagi mumet, vanni iyain aja dan sampe bikin “anti wacana ini ya”, temen vanni bilang iya, dan kita telfonan kurang lebih 2 jam sampe buka puasa. Memang hari itu ga buahin hasil apa-apa, karena semua belum di sah kan dalam bentuk “booking ticket”. setelah beberapa kali wacana, vanni inisiatif sendiri bilang “ya udah, vanni selesai uas tanggal 1 nih, ntar kita pergi ke tempat kamu mungkin tanggal tiganya atau gimana ada tiket yang murah, tapi kita pergi ke parisnya tanggal tujuhnya sampe tanggal sembilannya, gimana? Tanggal sembilannya kita balik lagi ke tempat kamu.” gara-gara itu, semua mulai terealisasikan mulai dari tiket kereta, bus sampai ke penginapan pun selesai. Tapi waktu perginya ga jadi tanggal tiga tapi jadinya tanggal lima malem, waktu ke parisnya tetap tanggal tujuh.
Setelah menjalani beberapa ujian yang melelahkan, dan juga setelah pergi keliling berlin dan mengantar teman-teman ke bandara buat pulang kampung, giliran kita pergi ke mannheim buat liburan. Cus ke Bahnhof (stasiun) buat nunggu kereta jam 20.56, karena kebiasaan kereta disini selalu on time dan jarang banget telat, selama di jerman sih jarang yang namanya transportasi umum telat, adanya kita yang telat kita yang di tinggal, semacam supirnya anti digantungin, haha. Tapi kali ini kereta menuju kota tujuan pun telat dengan bagusnya 50 menit karena ada kerusakan system jalur perginya jadi ada kereta pengganti tapi cuma dari berlin sampe Leipzig doang selebihnya mesti umsteigen (pindah) ke kereta yang baru. Terus bingung dong berarti sampe di kota tujuan juga telat banget, berarti mesti ngabarin temen kalo kereta telat karena hal tadi. Tapi entah mengapa lupa aja gitu ngabarin teman tadi. Kereta sampe - naik- turun pindah kereta-naik lagi- dan menunggu sampe. Kerjaan di kereta apa? Jawabannya cuma satu, TIDUR.Tapi yang herannya kereta yang tadinya telat 50 menit tapi sampai ke kota tujuan tepat waktu banget, ga kurang ga lebih, pas banget. Tapi gara-gara satu jam sebelumnya ngasih kabar ke temen tadi kereta telat (tiba-tiba inget) jadi kita disana nunggu jemputan sekitar 30 menit lebih di jam pagi 02.48 waktu jerman. Tapi gapapa, yang penting udah sampe.
Penyakit vanni adalah susah tidur kalo di perjalanan, tapi waktu sampe langsung tepar mengambil jam tidur yang hilang dan itu ga bisa ada yang ganggu gara-gara ga bakal keganggu. Jadi sampenya dirumah temen sekitar jam 3an terus sholat shubuh dan makan pagi dengan lontong requestan tamu jauh-jauh hari, dan dalam sekejap ngantuk dan cuma bilang “tidur dulu ya” langsung tidur dan beneran ga ngerasain apa-apa karena capek, sampe-sampe bunyi kasur pompa yang besarnya itu bikin ribut aja ga kedengaran sama sekali. Pas bangun nyadar “ok, tadi vanni tidur matinya kelewatan” haha. waktu semua orang udah bangun, jadi waktunya diskusiin mau kemana dan ngapain aja. Rencana pertamanya sih ga ada kepikiran buat ke Disneyland tapi mumpung di paris, kapan lagi bisa kesana, tapi akhirnya jadwal Disneyland di letakkin di akhir sekaligus penutup buat jalan-jalan di Paris. hari itu langsung beli tiket disneyland dan mesti di print hari itu juga karena besok tengah malemnya udah mesti ke paris. jadi buru-buru yang punya rumah ngehubungin temannya buat numpang ngeprint karena kampus tutup hari minggu. sebenarnya jadwalnya simple, hari pertama keliling paris hari kedua ke disneyland, simple judulnya tapi adventurenya mungkin berat karena target yang amat sangat tinggi gara-gara waktu liburan cuma 2 hari.
Habis ngomongin planning itu yang udah disusun rapat, makanan satu hari sebelum berangkat pun dinikmatin makan lontong seharian (pagi-siang-malam), dan itu asli cuma lontong doang. walaupun ada bakwan sih.
btw kita pergi ke paris cuma modal tas ransel doang. yang lihat tas ransel vanni di instagram, itu jujur semua barang vanni masuk kesana, beneran ga ada tambahan tas yang lain, cuma itu doang. ga percaya? sebenarnya vanni juga percaya, tapi ya emang muat mau gimana lagi. hehe
cerita di parisnya nyusul beberapa hari lagi ya.
3 notes
·
View notes
Text
Naik Angkutan Umum atau Naik Angkutan ‘Umum’?
Tulisan ini lahir karena kegelisahan saya sebagai warga Bandung yang menginginkan transportasi massal hadir di kota ini dan karena semakin maraknya transportasi online (ojek online dan taksi online), jadi tulisan ini akan sangat berbeda dari tulisan-tulisan yang biasanya.
Langsung saja ke point-nya, mengapa gelisah? Tidak perlu dijelaskan kalau Bandung semakin macet jalanannya, bisa dilihat sendiri setiap hari pada jam berangkat kerja, pulang kerja, dan akhir pekan. Lalu dengan transportasi online, apa gelisahnya? Untuk hal ini lebih tepatnya saya bukan gelisah, melainkan khawatir kalau minat masyarakat menggunakan transportasi umum yang memang sudah rendah terus dimanjakan dengan keberadaan transportasi online.
Bukankah ojek online dan taksi online juga transportasi umum? Ya, itulah dalih yang biasanya digunakan oleh masyarakat pengguna transportasi online. Pada kenyataannya, menurut saya, transportasi online bukanlah solusi transportasi umum di wilayah metropolitan. Ya, jangan lupa, Bandung ini wilayah metropolitan, Bandung Raya namanya, dan Kota Bandung menjadi pusat perniagaannya, setiap harinya didatangi kaum penglaju (commuter) dari daerah sub-urbannya, yang mana mereka pun membawa kendaraan pribadi dari tempat tinggalnya menuju tempat kerjanya (mau bagaimana lagi, mereka pun tak punya pilihan yang lebih ekonomis dan tepat waktu), dan hal ini tentunya sangat membebani ruas-ruas jalan.
Lebih keras lagi (atau kaku), di dalam kepala saya, saya berpendapat kalau transportasi online bukanlah transportasi umum. Kenapa? Saya kemukakan alasannya, setidaknya (lagi-lagi di dalam kepala saya) ada 2 alasan mayor: Pertama, meskipun transportasi online digunakan oleh ‘umum’, armadanya tetap kendaraan pribadi (minibus, city car, sepeda motor), bukan alat angkut massal, sehingga sekarang, setiap orang yang sanggup membayar tarif transportasi online, tak ubahnya seperti pemilik kendaraan pribadi, malah beserta dengan supirnya sekaligus. Ke-dua, transportasi online tidak memiliki rute yang ditentukan sebelumnya, alias jalur bebas. Ketentuan rute kendaraan akan lewat jalan mana dan jalan seperti apa, ada pada si pengemudi, penumpang, atau persetujuan keduanya, itu artinya transportasi online bisa membebani ruas jalan manapun, sama halnya dengan kendaraan pribadi. Berbeda dengan angkutan massal, dimana rutenya telah ditentukan, sehingga hanya membebani ruas-ruas jalan yang oleh pemerintah telah ditentukan sanggup untuk dibebani.
Sekarang mari kita bandingkan transportasi online dengan transportasi massal yang sudah ada dan beroperasi di Bandung. Sebagai catatan, saya beritahu kalau saya tidak akan membandingkan dengan angkot, karena angkot, meskipun hanya melewati rute yang telah ditentukan, (menurut saya) armadanya tidak efektif lagi memobilisasi pergerakan warga kota ini, selain karena kapasitas angkutnya kecil, jumlahnya pun terlalu jauh di atas kebutuhan, sehingga di beberapa titik keramaian malah angkot yang seringkali jadi penyebab kemacetan karena kebiasaannya ngetem, ngetem karena sepi penumpang, karena penumpangnya tersebar ke armada sesama (karena jumlahnya terlalu banyak tadi), banyak yang memilih kendaraan pribadi, dan banyak yang beralih ke transportasi online. Sedikit menyakitkan juga, kota ini terlalu senang ‘membenahi’ angkot, atau lupa bahwa yang harus diutamakan adalah masyarakatnya, bukan juragan angkot, entahlah, saya tidak tahu pasti.
Membahas peliknya angkot tak akan ada habisnya, maka dari itu, saya akan bandingkan transportasi online dengan….. Bus kota.
Di Bandung sudah ada bus kota yang beroperasi sejak lama, yang semua koridornya dioperasikan oleh BUMN dengan logo roda bersayap. Tapi sayang pengoperasiannya masih jauh dari optimal; klaimnya BRT (Bus Rapid Transit) tapi tidak bisa transit antar koridor, pembayarannya masih tunai dan dilakukan onboard (di dalam bus) sehingga tetap harus membayar ongkos jika berganti rute (padahal operatornya sama, di manakah integrasi?). Sampai terakhir kali saya menggunakan bus kota pun (masih di bulan ini), bus masih bisa diminta berhenti di sembarang tempat dan pembayarannya masih tunai onboard. Namun, meski pengoperasiannya belum optimal, bus adalah salah satu moda transportasi yang potensial untuk menjadi solusi pemecah kemacetan. Bus memiliki daya angkut yang masif, satu unit bus kota yang beroperasi di Bandung (ukuran besar, non-articulated) berkapasitas 30 tempat duduk dan 50 berdiri, 80 orang. Sekarang bayangkan jika kedelapanpuluh orang ini adalah orang yang mampu membayar tarif transportasi online dan malas atau sedang tidak ingin naik bus kota, asumsikan setengahnya memilih ojek online dan setengahnya memilih taksi online, maka keinginan mereka harus diakomodasi oleh 40 unit sepeda motor dan 40 unit mobil. “40 unit mobil? Tidakkah terlalu banyak? Kapasitas mobil setidaknya kan 3 orang penumpang?” Saya yakin 40 orang yang memilih menggunakan taksi online tersebut akan memesan taksinya satu-satu melalui akunnya masing-masing, tidak mungkin tercetus pikiran di kepala mereka untuk memesan satu unit taksi untuk digunakan bersama-sama, kecuali mereka saling kenal dan sudah janjian sebelumnya. 40 unit sepeda motor dan 40 unit mobil tentunya sangat membebani jalan, belum lagi mereka bebas memilih mau membebani jalan yang mana.
Ada juga solusi lain yang lebih efektif dalam memecah kemacetan di wilayah metropolitan, ketepatan waktunya bisa diandalkan, dan kapasitas angkutnya lebih masif lagi….. Kereta metropolitan, atau di seluruh dunia biasa dikenal dengan sebutan singkatnya, Metro.
Metro, atau Mass Rapid Transit, atau Subway, atau Tube Train, atau apapun sebutannya, adalah sistem transportasi umum kapasitas besar di wilayah urban atau metropolitan yang memiliki lintasan sendiri, baik itu di bawah tanah atau jalur layang. Variasinya bisa berupa light metro (MCS, LRT) atau people mover. Metro bisa juga terkoneksi degan kereta komuter, begitulah definisinya menurut Wikipedia. Di sini saya tidak akan jelaskan apa itu MCS, LRT, dan people mover, lalu bagaimana perbedaan antara metro dan komuter, silakan pelajari sendiri. Saya akan sederhanakan di sini bahwa apapun armada keretanya, jika beroperasi di wilayah metrpolitan maka itu adalah metro system.
Tidak perlu dijelaskan lagi soal efektivitas kereta dalam mengangkut penumpang, di samping itu kereta juga tidak menggunakan jalan raya, akan sangat jauh mengurangi beban jalan raya. Coba cek, kota metropolitan mana di dunia ini yang tidak memiliki metro system? London menjadi yang pertama kali memiliki transportasi massal dengan dibukanya London Underground pada 1863; New York City punya metro system terbesar di dunia, NYC Subway; Chicago punya Chicago L; Buenos Aires punya Subterráneo de Buenos Aires; Toronto punya Toronto Subway; Paris punya Paris Métro; Berlin punya Berlin U-Bahn; Delhi punya Delhi Metro; Roma punya Metropolitana di Roma; Tokyo punya Tokyo Metro, Toei Subway, dan Rinkai Line; Seoul punya Seoul Subway; Kuala Lumpur punya RapidKL, Singapura punya MRT yang terkenal itu, Bangkok punya Skytrain dan MRT; dan masih banyak lagi kota-kota di dunia yang mempunyai metro system dengan namanya yang macam-macam.
Di Indonesia, pembangunan metro system sedang berlangsung di Jakarta (MRT dan LRT) dan Palembang (LRT), di sini saya hanya bisa berharap Bandung juga segera kebagian dibuatkan metro system (Setahu saya MRT dan LRT Jakarta, juga LRT Palembang didanai oleh pemerintah pusat). Kabar terbaru Bandung juga akan dibuatkan metro system berupa Metro Kapsul (Termasuk LRT tapi armadanya menggunakan kapsul, bukan kereta yang dirangkai), sebagian besar sumber dananya akan berasal dari perusahaan kontraktor plat merah. Tentunya sebagai warga Bandung yang sedang gelisah karena tidak ada transportasi umum massal di sini, saya sangat senang mendengar kabar tersebut, semoga saja Bandung tidak kena harapan palsu lagi.
Kembali ke pernyataan saya di paragraf ke-2 soal kekhawatiran akan kondisi masyarakat yang di masa mendatang tentunya akan semakin dimanjakan dengan keberadaan transportasi online (setidaknya kalau bisnis itu belum redup), apa hubungannya dengan kehadiran transportasi massal nanti? Saya khawatir kalau masyarakat terbiasa diberi pelayanan sekelas mobil pribadi dan diantarkan dari point-to-point, dari pintu rumah ke pintu lobby kantor, dari pintu rumah ke pintu rumah kerabat yang dituju, sebagus apapun pemerintah menyediakan transportasi publik massal, masyarakat tetap akan malas menggunakannya karena tidak mau jalan dari/ke halte/stasiun (alasannya sudah bisa ditebak: kalau halte atau stasiunnya tepat berada di depan pintu rumah dan pintu kantor, baru mau naik) dan malas berdesakan dengan puluhan penumpang lain di satu bus atau kereta. Padahal katanya terbiasa naik angkutan umum, ya terbiasanya angkutan ‘umum’ online, yang tak ubahnya angkutan pribadi.
Memang menggunakan angkutan massal bukan tanpa pengorbanan, harus berjalan ke halte atau stasiun. Dua bulan lalu saya berkesempatan mengunjungi negara tetangga, Singapura, kesempatan tersebut tidak saya sia-siakan hanya untuk berjalan-jalan, tapi juga saya ingin merasakan bagaimana transportasi massal di sana, maka dari itu saya agak bersikeras untuk naik MRT ke mana-mana, dan memang betul, jalan menuju ke stasiun bisa cukup melelahkan, selain karena cuaca yang panas, juga harus turun-naik tangga. Yang saya rasakan cukup banyak pengorbanannya kalau stasiun terletak di bawah tanah. Sebagai contoh, waktu itu saya menginap di daerah Bugis, stasiun MRT yang terdekat adalah stasiun Bugis (kira-kira 300 meter dari tempat menginap). Stasiun Bugis melayani 2 jalur: Downtown Line dan East West Line, kalau saya mau ke stasiun Promenade berarti harus naik MRT Downtown Line. Di stasiun Bugis, peron Downtown Line ada di 5 lantai ke bawah tanah, jadi saya harus turun 5 lantai untuk naik kereta, menggunakan eskalator atau tangga (lift hanya diperuntukkan bagi kaum difabel). Sesampainya di Promenade, peron Downtown Line malah lebih dalam lagi, 7 lantai di bawah tanah, jadi untuk mencapai jalan raya harus naik 7 lantai, lagi-lagi menggunakan eskalator/tangga biasa dan melewati lorong stasiun yang panjang. Kalau stasiun yang di jalur layang biasanya tidak terlalu bertumpuk jalurnya, tapi tetap saja, naik-turun tangga itu pasti ada. Sekali lagi, maka dari itulah wajar saya khawatir kalau masyarakat terbiasa dimanjakan diantar dari pintu ke pintu, masyarakat tetap akan malas naik angkutan umum massal.
Lalu apakah saya sudah sepenuhnya menggunakan transportasi massal? Saya sendiri (dengan malu, tapi harus mengaku) masih menggunakan kendaraan pribadi (sepeda motor) untuk bepergian, namun saya masih tak punya pilihan, ketepatan waktu masih menjadi pertimbangan utama. Makanya saya sangat mengidamkan keberadaan transportasi massal yang reliabel hadir di Bandung, yang rutenya menjangkau hingga daerah sub-urban, dan tarifnya bisa dibeli oleh semua kalangan masyarakat.
Dan apakah saya sangat menentang keberadaan transportasi online? Saya bukan menentang, tapi melihat perilaku masyarakat masih seperti yang saya jelaskan di atas, keberadaan transportasi online bagaikan menyuapkan makanan ke mulut bayi yang sedang menangis kelaparan, mengenyangkan hasrat masyarakat Indonesia, yang ingin diantar-antar dan dijemput-jemput sampai ke gerbang, khususnya Bandung (Orang Bandung malas berjalan kaki, angkot berhenti lebih 20 meter dari tempat yang diinginkan pun sudah ngomel ke supirnya). Tapi untuk kualitas pelayanan, saya apresiasi, hanya saja saya tetap meyakini bahwa bisnis transportasi online lahir bukan karena ingin melayani masyarakat, bagaimanapun usaha mereka adalah usaha komersil yang tujuan utamanya adalah profit, primanya pelayanan diberikan semata-mata untuk memaksimalkan profit, walaupun saya pernah dengar bahwa mereka sangat mengutamakan pelanggan dan baru-baru ini ada kejadian di Bandung dimana ada pengemudi ojek online dipecat karena dianggap mengecewakan pelanggan, padahal setelah saya baca, permintaan pelanggannya yang keterlaluan, ya itulah, pengandaian bayi yang menangis kelaparan sepertinya tepat menggambarkan si pelanggan, dan si perusahaan transportasi online tetap menyuapkan ‘makanan’ buatnya, dengan butanya. Apalagi kalau ditanya apakah keberadaan bisnis tersebut lahir karena ingin membantu pemerintah mengurangi kemacetan, rasanya tidak sedikitpun terpikirkan ke sana (di dalam kepala saya), atau setidak-tidaknya ada 0,1% keyakinan di dalam kepala saya yang menyatakan bahwa bisnis tersebut memang bertujuan untuk membantu pemerintah mengurangi kemacetan.
Belum lagi transportasi online melayani pengantaran makanan. Gila, apakah warga kota ini sudah terlalu malas menggerakkan pantatnya? Lalu kenapa komplain soal kenaikan berat badan? Berjalan tidak mau, makanan ingin diantar.
Saya juga bukan ingin bersikap naif dengan menulis tulisan ini. Dilayani dari pintu ke pintu memang enak, tapi sepertinya akan lebih baik jika masyarakat menggunakan transportasi online secara bijak, misal, hanya sebagai feeder. Apa itu feeder? Feeder adalah transportasi yang mengantar/menjemput penumpang di lokalitas tertentu. Contohnya begini, seseorang bekerja di Cicaheum dan bertempat tinggal di Setra Duta, untuk pulang dari tempat kerjanya dia naik bus kota jurusan Cicaheum-Sarijadi, karena halte terminus rute tersebut hanya sampai Flat Sarijadi, untuk melanjutkan perjalanan pulang dari Flat Sarijadi ke Setra Duta dia memesan ojek online. Kurang lebih begitulah maksudnya feeder. Kalau begini tentunya lebih bijak ketimbang memesan taksi online untuk mengantarkan pulang dari Cicaheum sampai depan pintu rumah di Setra Duta. Dengan begini, Jalan Surapati, Pasteur, dan Surya Sumantri tidak akan bertambah bebannya.
Sekali lagi, tulisan ini hanya pendapat dan kegelisahan, saya tidak mengklaim diri sepenuhnya benar, dan saya juga bukan ahli transportasi. Semoga Bandung segera memiliki transportasi massal dan saya bisa segera meninggalkan kendaraan pribadi dan tidak usah capek mengemudikannya di tengah kemacetan, dan warga Bandung mau menggunakannya. Maaf kalau ada yang merasa tertampar, saya juga sedang menampar diri sendiri. Enak.
21/02/2017
1 note
·
View note
Text
Bayern, München (Bagian I)
Senin, 6 November 2017 aku dan temanku yg dari Kassel akan melanjutkan perjalanan kami dari Berlin ke München. Bus kami akan berangkat pukul 13.00 sehingga pukul 09.00 kami sudah check out dari Hotel, karena sarapan di Hotel ternyata harus bayar lagi kami sepakat utk sarapan diluar saja. Sewaktu kami berjalan menuju Edeka (Supermarket) untuk membeli beberapa cemilan utk makanan dijalan, di pinggiran jalan kami menemukan kedai kecil dengan aneka masakan Asia dan akhirnya kami sarapan disana. Sepiring nasi goreng ayam kami hanya harus membayar 3,5€ jauh lebih hematlah daripada harus sarapan di Hotel dan yg tersedia hanya roti dan sereal saja hahaha setelah selesai sarapan dan membeli beberapa cemilan kami pun berangkat menuju Berlin ZOB. Pukul 12.00 kami tiba di Berlin ZOB dan menunggu sambil melihat di papan pengumuman apakah bus kami sudah datang. Btw kami membutuhkan waktu selama 8 jam diperjalanan untuk sampai ke München, sebenarnya jika kami naik Zug (kereta api) hanya berkisar 5-6 jam, tetapi agar lebih menghemat bajet kami memilih naik bus. Pukul 13.00 tepat bus kami datang dan 20 menit kemudian kami berangkat dan tiba di München ZOB pukul 20.30. Di München kami tidak lagi menginap di Hotel, alhamdulilah aku punya teman yg baik hati yg bersedia menampung kami di Wohnung (apartment) nya untuk 5 hari kedepan :D aku mengenalnya sewaktu membuat visa di Jakarta dan kita bertukaran no hp karena akan sama2 mengadu nasib sebagai Aupair di Jerman dan akhirnya kami bertemu lagi, temanku bernama Ami. Aku menelfon Ami untuk menanyakan bagaimana cara kami untuk sampai ke Wohnungnya karena kebetulan Wohnungnya berada di Zentrum (pusat kota) jadi kami bisa hanya dengan berjalan kaki dari Stasiun Bus tetapi lagi2 dia sangat baik hati bersedia menjemput kami. Pukul 21.00 dia tiba di stasiun dan seperti biasanya jika bertemu kami selalu berpelukan satu sama lain dan kebetulan momennya sangat tepat pada saat itu karena sangat dingin suhunya 4°C hihihi. Karena dinginnya kami tidak banyak berbicara lagi dan langsung mengikuti Ami ke Wohnungnya. Sesampai di Wohnungnya kami bercerita panjang lebar sambil makan malam, mandi dan kemudian tidur. Dia mendapatkan Wohnung sendiri dari GFnya jadi tinggalnya terpisah dari GFnya sehingga kami bisa leluasa untuk bercerita sambil cekikikan.
Besoknya, selasa 7 November 2017. Ami sudah meninggalkan kami berdua dikamarnya pukul 07.30 karena dia harus bekerja. Sebelumnya aku sudah meminta izin kepadanya untuk membawa temanku sewaktu kuliah yg tinggal di München juga ke Wohnungnya dan dia mengizinkannya. Pukul 10.00 tibalah mereka, Warda salah satu sahabatku sewaktu kuliah dan senior kami yg juga seorang Aupair di München. Kami sarapan bersama sambil mengobrol panjang lebar lagi. Ini juga alasan kenapa aku memilih berlibur ke München, karena di München cukup banyak orang2 yg aku kenal dan bisa sekalian reuni dengan mereka :D jadi agenda kami hari ini jalan2 disekitar Zentrum saja. Btw warda harusnya hari itu ada kursus tetapi dia rela bolos demi ketemu kami dan kebetulan karena hari selasa mereka juga harus bekerja dan hanya bisa menemani kami sampai pukul 14.00. Pukul 11.00 kami mengunjungi Karlsplatz, Marienplatz dan Hofgarten dengan berjalan kaki, ein Glück (sebuah keberuntungan) kami juga bisa menghemat ongkos untuk naik Transportasi umum disini. Pukul 13.00 kami makan siang bersama dan lagi2 di Restaurant Asia dan setelahnya mereka pamit utk pulang dan akan bertemu keesokan harinya lagi. Aku dan temanku pun berjalan2 berdua disekitar Zentrum dan pukul 16.00 kami bertemu dengan Ami dan pulang ke Wohnungnya bersama. Tidak ada yg bisa dilakukan lagi jika sudah gelap hmm sebelumnya aku sudah memberitahu pukul 16.30 di musim gugur ini matahari sudah terbenam.
Rabu, 8 November 2017. Seperti biasa kami bangun pukul 08.00 dan Ami sudah pergi hahaha. Kami sudah janjian dengan Warda untuk bersiap dan dia menjemput kami pukul 09.30 karena agenda hari ini dia akan membawa kami ke Allianz Arena dan Schloss Nymphenburg tetapi lagi2 dia hanya bisa menemani kami sampai pukul 14.00 karena harus bekerja. Tempat yg pertama kami kunjungi adalah Allianz Arena, kami menaiki U-Bahn (kereta bawah tanah) U6 dari Hbf ke Fröttmaning dan sekitar 40 menit kemudian kami sampai di tujuan.
Allianz Arena adalah sebuah stadion sepak bola yg terletak di Fröttmaning di sebelah utara di kota München. Bagi pecinta sepak bola pasti kenal dengan stadion tsb. Allianz Arena dibuka pada tanggal 30 Mei 2005 dan sempat menjadi tempat diadakannya pertandingan pembukaan Piala Dunia FIFA 2006 lalu. FC Bayern München dan TSV 1860 München yg sering memakai stadion tsb. Allianz Arena akan berwarna merah ketika FC Bayern München bermain, berwarna biru ketika TSV 1860 München bermain dan berwarna putih untuk Timnas Jerman. Aku juga sebenarnya tidak terlalu tahu menahu tentang bola tapi mumpung lagi di München tidak ada salahnya untuk berkunjung kesini :D selesai berfoto-foto ria kamipun melanjutkan ke tujuan selanjutnya yaitu Schloss Nymphenburg tetapi sebelumnya kami memutuskan utk makan siang dulu karena pada saat itu sudah pukul 13.30, kami juga sekaligus berpisah dengan Warda karena dia harus bekerja, sebelumnya dia sudah menjelaskan bagaimana kami bisa sampai ke tujuan. Dan akhirnya aku dan temanku pun ditinggalkan berdua dan beneran menjadi turis di kota München. Selama masih ada Google Map, uang dan tidak sendirian semuanya akan lebih mudah hahaha kamipun mencari Restaurant Asia yg tidak jauh dari Schloss Nymphenburg. Selesai makan kami menaiki tram 17 dengan hanya melewati 3 Haltestelle utk sampai ke tujuan. Sesampai disana wahhh betapa megah dan besarnya istana tsb.
Konon katanya Schloss Nymphenburg atau Istana Nymphenburg dibangun sebagai tempat peristirahatan musim panas untuk para Adipati Bavaria. Istana Nymphenburg tsb memiliki danau dan taman yang sangaaaaaaaat luas, kakiku saja sampai pegal mengitari istana tsb :( Untuk mencapai istana tsb kita dapat menggunakan U1 atau U7 dari Hbf hingga Rotkreuzplatz lalu berjalan kaki sejauh 2 km. Dapat juga menggunakan tram 17 dari Karlplatz, lalu berhenti di Schloss Nymphenburg dan lanjutkan berjalan kaki selama 10 menit. Masuk ke dalam istana tsb kostenlos (gratis) tidak dipungut biaya apapun. Siapkan kaki anda dengan sepatu/sendal yg nyaman dipakai jika ingin mengitari seluruh istana tsb. Dan ketika musim panas katanya adalah waktu yg paling tepat untuk mengunjungi istana tsb. Setelah selesai mengitari seluruh istana sampai pukul 16.00, kami memutuskan untuk pergi ke toko Bali Asia yg kata teman2ku disana terdapat banyak bumbu2 dari Indonesia dan kebetulan aku sangat ingin makan kacang Garuda yg katanya juga ada di sana :D kemudian kami memasang google map dan menuju kesana. Sesampai disana aku tak lupa membeli kecap Bango jumbo karena di Hannover tdk ada yg menjualnya :( usai berbelanja kamipun kembali pulang.
0 notes
Link
Terkini.id, Jakarta – Hari tanpa celana dirayakan masyarakat dari berbagai kota di dunia pada Januari 2020. Hari nyeleneh ini sontak membuat heboh media sosial, tak terkecuali netizen Indonesia.
Pada hari tanpa celana, baik pria maupun wanita di beberapa kota besar di dunia tanpa rasa malu tidak mengenakan celana di kereta bawah tanah. Mereka juga tak menghiraukan cuaca dingin yang menyengat.
Lantas, bagaimana awal mula hari tanpa celana ini tercetus? Dilansir dari Detik, Sabtu, 18 Januari 2020, hari nyeleneh ini ternyata berawal dari proyek yang diinisiasi oleh sebuah komunitas kolektif komedi bernama Improv Everywhere.
Komunitas komedi ini berdiri pada 2001 dan dikenal sebagai komunitas yang kerap membuat proyek-proyek lelucon positif atau prank.
Tujuan dari komunitas Improv Everywhere tak lain dan tak bukan adalah untuk membuat orang kaget sekaligus bahagiam
Selama 15 tahun eksis, komunitas ini telah membuat sekitar 150 proyek lelucon yang secara acak melibatkan sekitar 50 ribu orang pemain
Adapun proyek-proyek tersebut yakni mulai dari menghentikan waktu di Grand Central Terminal, Manhattan, New York City, hingga aksi kelompok orkestra dunia yang dipimpin oleh orang asing, termasuk proyek hari tanpa celana.
Pada proyek hari tanpa celana dari komunitas ini para peserta aksi secara acak menaiki transportasi umum dan pura-pura tak saling kenal. Mereka semua mengenakan mantel musim dingin, topi, syal, dan sarung tangan. Kecuali celana. Sementara, proyek pertama yang dilakukan Improv Everywhete yakni pada 2002 silam.
Aksi ini pertama kali dilakukan pada 2002 di New York City, kemudian menjadi rutin dilaksanakan tiap tahun pada Januari.
Beberapa kota besar di dunia ikut memperingati hari tersebut. Sebut saja Berlin, Mexico City, Boston, dan Tokyo.
Sedangkan di 2020, kota lainnya yang mengikuti aksi tersebut yakni London, Inggris. London Evening Standard menyebut, ‘Acara dimulai di Chinatown, dengan orang-orang tiba masih berpakaian lengkap sebelum kemudian ada aba-aba untuk membuka celana dan menuju stasiun (kereta) Tube’.
Para peserta yang naik kereta tanpa celana ini terbagi ke dalam sejumlah kelompok. Mereka berkeliling kota, dengan berniat menjadikan acara ini sebagai bentuk lucu-lucuan agar orang terhibur. Meskipun kala itu suhu udara di Inggris sedang dingin-dinginnya.
Pihak penyelenggara aksi tersebut meminta agar para peserta tidak membuka busana selain celana atau bertingkah macam-macam di tempat umum. Bagi yang melanggar aturan itu akan dilaporkan ke pihak berwajib.
0 notes
Text
Jalan-Jalan Hemat ke Eropa
Part 4.3 : Perjalanan dan Budget (Berlin)
Here we go guys another part
Day 6
20 Februari 2020
This is the sixth day since I arrived in Germany. Ya jadi karena semalem baru sampe kost adek gue jam setengah satu pagi, kita memutuskan untuk diem aja di Chemnitz tudey. Karena besok kita mau ke Berlin, we’re going to Madrid, Spain in Saturday, karena pesawatnya via Berlin. Jadi, agenda pagi ini disuruh ibu buat nyuci baju. Kebetulan jarak 100 meter dari kost adek gue ada self laundry gitu. Pagi-pagi jam 7 disaat itu matahari baru naik, dengan suhu 6 derajat yang dingin nya bukan main, gue keluar sama adek gue bawa-bawa pakaian kotor ke laundry. Jadi, laundry ini udah jadi satu sama pengerin nya gitu guys. Keluar-keluar udah hangat bin kering deh itu pakaian, tinggal masukin koin aja gitu. Buat cuci harga nya 3.00 euro (45.600) dan buat mengeringkan sampe hangat 2.00 (30.400). Harganya emang ga semurah di Indonesia tapi yang penting kering, disinilah penyesalan gue dimulai, karena tau gitu gue gak usah bawa pakaian yang banyak hehe. Jam 9 pakaian kita udah selesai semua deh itu tinggal bawa terus kita lipet-lipet masukin koper lagi. Oh iya, untuk sarapan pagi ini kita makan rending, ibu gue bawa rending dong dari Indonesia. Tinggal di panasin di microwave yang di kost adek gue. Nasi tinggal dibikin di rice cooker. Selagi, nunggu nasi mateng gue sambil nyari-nyari hotel di traveloka buat kita tidur satu malem di Berlin. Iya, traveloka kaget kan, gausah kaget karena emang bener gue pesen hotel via traveloka juga, karena flight ke Madrid pagi nyari hotel yang deket bandara dan dapat lah kita dengan harga 750.000 per malem, dan emang Cuma 3km dari bandara. Lalu, bayar nya? Ya pergunakan mbanking mu saudara-saudara. Mudah dan cepat. Tips aja cari hotel deket bandara kalo emang besoknya mau ke negara lain. Karena kita gak tau situasi kota tersebut seperti apa, jadi cari aman lebih baik. Siang hari ya kita keluar buat cari makan, dan pilihan kita jatuh ke Vietnam food karena halal kak, keren kan. Kita makan Pho, untuk situasi yang dingin nya menusuk tulang hingga sanubari itu makanan cocok banget dimakan pas lagi dingin. Harga untuk semangkok Pho 6.00 euro (91.200) jangan salah, itu semangkok bisa buat berdua. Gue makan itu berdua sama ibu gue, dan pesen kebab yang harga nya 3.00 euro (45.600) udah kenyang bin wareg. Minum seperti biasa kita bawa sendiri. Ya jadi siang itu keluar emang buat makan aja. Malem nya deliv ala-ala gofood, yaitu kita makan pizza dan yang bikin gue tercengang harga pizza nya satu Loyang 2.00 euro (30.400) dengan porsi orang bule yang kalo makan ga pernah santai. Kita pesen 2 loyang dan emang ga abis jadi ya buat besok sarapan aja gitu.
Let’s go to the next day
Day 7
21 Februari 2020
It’s an early morning. We woke up at 4 am. Ya kita bangun jam segitu karena bis yang akan kita naiki berangkat nya jam set 7 pagi. Iya setengah 7. Harga tiket untuk ke Berlin menggunakan flixbus 20.00 euro (304.000). seperti biasa adek gue yang pesen, dan kita tinggal bayar menggunakan kartu kredit yang ada. Perjalanan dari Chemnitz ke Berlin 3 jam. Hanya dengan menggunakan tol. Saat di Berlin nanti udah ada temen gue yang nungguin, yaitu Tresi. Gue minta tolong Tresi buat jadi tour guide kita di Berlin, ya mumpung lagi kosong Tresi dan gue udah kenal baik banget dari tahun 2013. Kebetulan, di hari ini ibu ulang taun, ihiyyy. Gue berangkat dari kost adek gue jam 6 kurang seperempat, bisa dibayangkan dingin nya seperti apa itu. Ya sangat menusuk tulang, dan satu lagi yang gue baru paham di Jerman atau mungkin di negara-negara Eropa lainnya. Bis akan datang di nomer pemberhentian 5 menit sebelum berangkat. Sinting emang. Gue setengah jam nungguin itu bis yang ga dateng-dateng. Terminal bis di Chemnitz ga ada ruangan nunggu, jadi gue nunggu di luar, iya di luar. Dingin nya menusuk tulang kak, gapaham lagi. Ya jam setengah 7 kurang 5 akhirnya itu bis dateng, tiket di scan, terus kita naik. Betapa tentram nya badan sudah hangat. Pokoknya prinsip gue kalo udah kedinginan banget, masuk toko aja, biar hangat.
Sampe di Berlin jam setengah 10 pagi, temen gue udah nungguin di terminal. So glad, finally we met. Setelah temu kangen, kita langsung ke stasiun untuk terdekat, kita beli tiket dulu kak. Jadi, ada paket tiket gitu yang kita beli 5 orang untuk 24 jam harga nya 24.00 euro (364.800), kenapa kita beli yang buat berlima padahal kita hanya 3 orang? Karena setelah dihitung harga per orang sama kelompok untuk 5 orang lebih murah, gue lupa harga nya berapa yang jelas itu lebih mahal jadi, yaudah kita beli yang buat berlima. Temen gue tinggal di Berlin, ya doi ga perlu tiket ini. Ini tiket berlaku untuk semua transportasi umum (bis, kereta dll) semudah itu. Kita pergi ke Berlin Central Station, disana seperti bisa kita nitip koper ke penyewaan loker 3.00 Euro per 72 jam. Setelah itu ya kita jalan-jalan. Destinasi pertama yang paling deket dari Berlin Central Station itu “Reichstag Building” ini kantor pemerintahan yang ada di Berlin. Kalo pernah nonton film Captain America “Civil War” akan ada sungai yang diliatin pas di film itu. Bersih banget sungai nya. Destinasi kedua apalagi kalo bukan “Brandenburger Tor” the most iconic one in Berlin. Rame banget turis disana (ya iya namanya juga tempat wisata). Btw, ini gue udah bener-bener Cuma jalan kaki loh ya. Ga ada cerita naik taksi lagi dari Berlin Central Station tadi. Jarak nya ga begitu jauh kok, ya jalan kaki sekitar 10-15 menit aja. Ga kerasa apa-apa (kerasa nya pas malem tapi wkwk). Setelah dari Brandenburger Tor, tebak kemana? Pernah liat foto kontroversial Syahrini kan yang di Berlin wkwk, ya gue kesitu. Tempat pemakaman nya para Yahudi. Bangunan nya ada yang rendah ada yang tinggi. Katanya, semakin tinggi batu nya, berarti itu yang paling berkuasa pada saat zaman itu. Ya, tapi kita kan gak tau dulu seperti apa ya. Setelah dari tempat makam itu, waktu udah menunjukkan jam 12 siang, satu jam lagi solat Jumat, ya itu pas banget hari Jumat. Jadi, adek gue harus solat Jumat. Berlin ada masjid, tapi harus naik kereta sekitar 30 menit. Langsung deh kita menuju masjid Al-Falah, tempat masjid yang biasa orang Indonesia solat disana. Ya sekalian gue dan ibu solat Dzuhur dan Ashar. Kapan lagi yakan solat di Masjid dengan Muslim yang minoritas. Sholat Jumat disana sekitar pukul 1 siang waktu setempat, gue solat Dzuhur sekaligus Ashar, ya namanya jamak gais buat yang muslim. Jalan-jalan boleh ibadah jangan lupa, ohiya kita lagi liburan doa nya juga harus banyak guys. Kita gapernah tau apa yang bakal terjadi pas kita lagi liburan. Ketemu orang-orang yang baik saat liburan adalah salah satu manfaat kita selalu doa. Jujur selama perjalanan ini gue selalu dikasih mudah banget kemana-mana, entah nyari hotel atau ketemu orang. The power doa is real guys. Oke balik lagi ke topik, setelah gue solat Dzuhur, ya makan siang di Risa, itu tempat jual ayam gitu. Grilled chicken, fried chicken gitu. As a requested by adek gue makan nya di Risa padahal ya kata gue, ga ada rasanya, untung bawa saos sambel. My savior. Gapaham kenapa adek gue bilang itu enak wkwk. Ohiya Risa itu halal guys, jadi aman. Makan siang gue kena 15.00 euro udah dapet grilled chicken, fried chicken dan kentang goreng. Ya, porsi nya ga santai itu bisa dimakan buat 3 orang yaitu gue, ibu, dan temen gue Tresi. Adek gue belom selesai solat Jumat ceritanya itu jadi gue duluan yang makan. Lagi makan dan asik ngobrol, ada suatu insiden, yaitu kecerobohan gue tiket bis dan kereta nya hilanggg, betapa panik nya gue saat itu. Sifat pelupa gue yang ga bisa ilang ini yang masih kebawa sampe sekarang. Luckily, tiket nya ternyata jatuh di Masjid, ada yang nemuin yaude gue balik karena adek gue gamau disuruh ngambilin (jahat emang). Setelah makan, kita balik ke Alexander Platz, ini tengah kota nya Berlin, melihat apa yang bisa dibeli dsb hehe. Tapi gue tidak memutuskan untuk beli karena besok pergi ke Madrid takut over isi tas. OHIYA, pas gue lagi jalan Berlin, gue melihat satu orang lelaki yang super duper mirip sama Liam Payne, tapi ga pake bodyguard. Aneh kan, tapi itu beneran mirip banget bener deh. Gatau gue salah liat apa engga. Karena gue melihat postingan Liam 3 hari yang lalu lagi di Berlin, jadi tidak menutup kemungkinan. Kalo itu bener dia ya ue nyesel banget si sampe sekarang.
Kita jalan-jalan di sekitaran Alexander Platz sampe jam 5 sore, dan akhirnya kita memutuskan buat balik ke Hotel. Takut kemaleman, jadi kita balik ke Berlin Central Station buat ambil koper yang di loker, terus ke peron untuk menuju hotel yang deket bandara. Sebelum naik kereta, gue ketemu lagi sama temen gue yang bernama Farah, seneng banget liat temen-temen gue sukses disana. Gue udah hampir 6 tahun ga ketemu mereka, terus pas ketemu ya seneng banget sama terharu. Semoga kalian sukses juga ya disana. Aku pun semoga cepet selesai. Ya, lanjut jadi ke hotel yang bernama Meininger jaraknya hanya 3 km dari Bandara. Gue pesen hotel itu via Traveloka dan bayar pake mbanking satu malem kena 750ribu, dan menurut gue itu cukup banget. Ini tips aja, kalo emang mau bepergian besoknya saran ya cari hotel yang dekay dengan terminal, stasiun atau bandara ya. Karena, efisien waktu sangat penting.
N.B Hal terpenting saat pergi ke beda negara seperti ini. Apalagi zona waktu nya beda nya jauh banget. Selalu mengganti jam tangan dengan waktu setempat, dari sejak transit pertama, karena boarding pass menggunakan jam waktu setempat. Kan di hape ada tang waktunya otomatis, ya betul tapi buat orang seperti gue yang pelupa dan selalu memakai jam tangan, ini sangat penting. Gue kalo pegang hape jujur jarang liat jam nya. Karena fokus gue bukan disitu. Jam tangan lebih aman buat gue, gapapa gue ribet puter-puter in jam tangan asal gue ga telat. Ya itu tips lainnya ajasih dari gue
0 notes