#Muria kudus
Explore tagged Tumblr posts
Text
Muria Kudus University Provides Compensation to Hundreds of Orphans and Dhuafa || Blorainfo
Hundreds of orphans and poor people receive compensation in Kudus, Central Java Blorainfo – There are 235 recipients of this compensation, 20 of whom are poor people and the rest are orphans from 20 orphanage foundations in Kudus Regency. The treasurer of the UMK Trustees Foundation, Anis Aminuddin, explained that this activity had been running for 15 years every month of Ramadan. Hundreds of…
View On WordPress
0 notes
Text
TERCEPAT, Call 0859-6284-8598, Jasa Pendampingan Skripsi Universitas Muria Kudus Konsultanskripsi.id
0 notes
Text
TERPERCAYA Cara Bisnis Tanah Kavling Telp/WA 0851-4122-3153 Kaliwungu Kendal
Perumahan Magelang, Perumahan Mewah Di Semarang, Perumahan Mijen Semarang, Perumahan Muria Indah Kudus, Perumahan Meranti Mas GOLDEN BROWN Kavling Hunian Nyaman, Investasi Menguntungkan Miliki tanah kavling di Lokasi strategis yang memberikan kenyamanan hidup sekaligus peluang investasi jangka Panjang, GOLDEN BROWN menjadi pilihan tepat bagi anda yang mencari hunian sekaligus aset yang terus…
View On WordPress
0 notes
Text
𝗠𝗯𝗮𝗵 𝗖𝘂𝗻𝗴𝗸𝗿𝘂𝗻𝗴 𝗱𝗮𝗻 𝗠𝗮𝘀𝗷𝗶𝗱 𝗣𝘂𝘀𝗮𝘁 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗲𝗯𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝗱𝗶 𝗣𝗮𝘁𝗶
Mbah Cungkrung dikenal sebagai ulama tasawuf penyebar agama Islam di Kabupaten Pati. Pada masa perjuangannya, Murid Sunan Muria itu mendirikan Masjid Baiturrohim di Dukuh Gambiran, Desa Sukoharjo, Kecamatan Pati yang saat itu menjadi pusat berdakwahnya pada masa awal penyebaran Islam di daerah berumur ratusan tahun itu.
Tepatnya sekitar tahun 1500-an, Mbah Cungkrung disebut berguru dengan Sunan Kudus hingga kemudian mulai
menggembala dan menyebarkan Islam di Dukuh Gambiran. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan Masjid Baiturrohim dan sejumlah makam di lokasi tersebut.
Masjid Baiturrohim sendiri diyakini sebagai masjid tertua di Kabupaten Pati sebagai pusat sarana dakwah Mbah Cungkrung yang mampu bertahan hingga ratusan tahun. Sebelum akhirnya, dibangun Masjid Agung Baitunnur di Pusat Kota Pati.
“Beliau diperkirakan hidup sekitar 1500-an hingga awal 1600-an. Di Masjid Gambiran ini, menjadi tempat awal Islam di Kabupaten Pati sebelum dipindahkan ke Alun-alun Pati. Di sini menjadi pusat penyebaran Islam di Pati,” tutur Ketua Yayasan Baiturrohim Gambiran, Amal Hamzah, belum lama ini.
Ia melanjutkan, terdapat sejumlah kuburan kuno di Dukuh Gambiran yang telah berusia ratusan tahun. Diperkirakan, makam-makam itu sudah ada sejak abad 16 hingga abad 18. Sehingga dirinya meyakini bahwa masjid itu memang pertama kali di Pati.
“Ada tujuh makam di kompleks Masjid Baiturrohim. Satu makam Mbah Cungkrung di samping masjid, Mbah Soleh yang saat ini menjadi jalan Kiai Soleh, Mbah Hendro putranya Mbah Mutamakkin, dan Mbah Murtomo pembesar Pangeran Diponegoro,” kata dia.
IG: @SONYARDIAN
Bukti makam itu sesuai dengan teori Islam di Indonesia. Yakni penyebaran Islam ditandai dengan adanya masjid dan makam di dekat masjid. Seperti halnya awal peradaban Islam di Kabupaten Kudus dan juga Demak.
“Penyebar agama Islam biasanya dimakamkan di dekat masjid. Sehingga masjid menjadi pusat penyebaran Islam. Hal ini sama dengan teorinya Nabi yang dimakamkan di samping masjid,” imbuh dia.
Meskipun Masjid Gambiran diyakini sebagai peninggalan awal peradaban Islam di Kabupaten Pati, namun kini tempat ibadah umat Islam itu telah mengalami perubahan bangunan secara total. Sehingga peninggalan Mbah Cungkrung tidak ditemukan di masjid itu.
1 note
·
View note
Photo
Upah Minimum Regional (UMR) 2024 di Muria Raya: Kudus Sekitarnya
0 notes
Photo
Upah Minimum Regional (UMR) 2024 di Muria Raya: Kudus Sekitarnya
0 notes
Text
Banjir Demak yang Semakin Parah, Apakah Ada Sangkut Paut dengan Selat Muria?
Oleh Irsan Maulana 24071121055
Banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, disebut yang terparah dalam 30 tahun terakhir lantaran magnitudenya jauh lebih luas dari bencana serupa di tahun-tahun sebelumnya.
Tapi ketimbang mengungkap akar masalah dari bencana, narasi yang berkembang di media sosial justru menganggap peristiwa itu adalah kewajaran mengingat wilayah Demak dulu adalah wilayah selat (selat muria) yang berubah menjadi dataran rendah.
Apakah narasi itu berdasar dan apa sebetulnya penyebab banjir di Demak?
Di beberapa kecamatan seperti Karanganyar misalnya, ketinggian air dilaporkan turun hingga 50 cm dari sebelumnya 200 cm.
Kemudian di wilayah Demak Kota disebutkan ketinggian air juga mengalami penurunan sekitar 20 cm.
Tercatat tinggal enam kecamatan antara lain Karang Tengah, Kecamatan Gajah, Kecamatan Wonosalam, dan Kecamatan Sayung masih terendam banjir.
Selat Muria belakangan ramai disebut saat banjir melanda Kabupaten Demak, Grobogan, dan Kudus pada awal 2024. Relief alam ini diisukan muncul kembali setelah tidak lagi aktif sejak abad ke-17.
Pada zaman dulu, Selat Muria berfungsi sebagai penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Muria. Selat Muria yang luas dan strategis menjadi jalur pelayaran serta perdagangan yang ramai dilewati masyarakat kuno.
Hingga akhirnya, kondisi alam mengubah Selat Muria menjadi daratan.
Bagaimana Selat Muria bisa Menjadi Daratan?
Berdasarkan penjelasan dari buku Sunan GlagahWangi (Ulama, Mubaligh, Umara, Budayawan) oleh Suparman, SPdI, S.Pd dan buku Di balik runtuhnya Majapahit dan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Jawa oleh M. Rizal, salah satu penyebab utama berubahnya Selat Muria menjadi daratan adalah karena fenomena geologi endapan fluvio-marin.
Endapan fluvio-marin yang berasal dari sungai-sungai yang mengarah ke laut utara Pulau Jawa menyebabkan selat ini perlahan-lahan mengalami pendangkalan. Semenjak abad ke-17, Selat Muria yang awalnya aktif sebagai jalur pelayaran semakin lama hanya dapat dilintasi oleh kapal dagang di musim-musim tertentu.
Namun, banyaknya material sedimen yang tak terbendung pada akhirnya mematikan fungsi pelabuhan Demak secara total. Sejak itu, peran pelabuhan dipindahkan ke wilayah Jepara yang lebih aman.
Walaupun di tahun 1657 sempat ada usulan dari Tumenggung Natairnawa untuk memperdalam kembali Selat Muria, usulan tersebut tidak banyak berpengaruh. Selat Muria yang mengalami pendangkalan kemudian menjadi tempat tinggal dan sumber penghidupan baru bagi masyarakat.
Sumber:
https://www.bbc.com/indonesia/articles/clm75v3llvxo
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7270052/sejarah-selat-muria-perairan-strategis-kerajaan-demak-yang-jadi-daratan
youtube
0 notes
Text
Anggota DPR Apresiasi Adanya Bank Sampah di Kudus
Anggota Komisi IV DPR RI Dwita Ria Gunadi Kudus, JurnalSultra.com – Anggota Komisi IV DPR RI Dwita Ria Gunadi mengapresiasi warga perumahan muria indah Kudus di Kabupaten Kudus. Hal ini karena masyarakat telah mengelola bank sampah dengan sangat baik yang membawa dampak menjaga lingkungan karena mengkategorikan sampah sesuai dengan kelompoknya plastik, daun atau pecah belah. “Bank sampah mulia…
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
Masjid dan Makam Sunan Muria: Hasil Toleransi Wali Pertapa
Sekitar 18 km sebelah utara kota Kudus, di sebuah desa kecil bernama Calo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dahulu bermukim seorang waliyullah. Ia salah seorang dari Walisanga yang bergelar Sunan Muria. Gelar ini dilekatkan padanya karena ia memfokuskan kegiatan dakwah Islam di kaki Gunung Muria. Untuk itu, beliau membangun pesantren dan sebuah masjid di puncak gunung itu. Makam dan masjid Sunan…
View On WordPress
0 notes
Text
ODGJ was hit by a train to death in Randublatung Blora || Blorainfo
The woman died after being hit by a passing train Blorainfo – A fatal accident that occurred at a railroad crossing in Wulung Village, Randublatung District, Blora. One person was killed by a train.The Randublatung Police Chief, AKP Les Pujian Tinggi, explained that the accident occurred on Saturday, April 8 at around 10.25. Read Too: Muria Kudus University Provides Compensation to Hundreds of…
View On WordPress
0 notes
Video
youtube
WA: 0813-2601-3302 | Rias Wisuda Universitas Muria Kudus UMK, Makeup Artist Wedding Lamaran Akad
WA: 0813-2601-3302 | Make Up Wisuda Kudus, Make Up Kudus Hits, Salon Wisuda Di Kudus, Rias Wisuda Kudus, Wisuda Umk Kudus, Wisuda Universitas Muria Kudus, Syarat Wisuda Umk Kudus, Make Up Graduation Kudus, Make up Artist Kudus, Make up Rias Wisuda
Make Up Wisuda Kudus Ajeng Hai kak, kami dari “AJENG MUA” Make Up Wisuda melayani jasa make up dan rias, diantaranya: 1. Make up wisuda 2. Make up wisuda SMA SMP dan SD 3. Makeup karnaval 4. Make up rias lamaran 5. Make up rias akad nikah wedding
Kami juga dapat datang langsung ke tempat customer, meliputi daerah Kudus, Gebog, Bae, Kota, Jekulo, Mejobo, Kaliwungu, Dawe, Undaan, Jati, Gondangmanis, Purwosari, Ngembal Rejo, Jepang dan Ploso.
Customer kami banyak yang dari Universitas Muria Kudus (UMK), IAIN (STAIN) Kudus, Universitas Muhammadiyah Kudus, STIKES Cendikia Utama Kudus, AKBID Mardi Rahayu dan AKPER Krida Husada Kudus.
Brand make up yang kami pakai antara lain: a. Make Over b. Shu Uemura c. Ran Cosmetic d. LT Pro e. Wardah f. Focallure g. Oleary h. Zoya Cosmetics i. Emina j. Ultima II
Hasil make up kami bisa dilihat di galeri foto kami.
Yuk langsung hubungi kami di : ~ Ajeng MUA ~ Whatsapp : 0813-2601-3302 https://wa.me/6281326013302 https://wa.me/6281326013302
Facebook: https://www.facebook.com/makeupwisudakudus.ajeng https://www.facebook.com/Jasa-Make-Up-Kudus-Ajeng-MUA-0813-2601-3302-113984657179110
#MakeupArtistKudus #MakeupRiasWisuda #MakeUpWisudaKudus #MakeUpKudusHits #SalonWisudaDiKudus #RiasWisudaKudus #WisudaUmkKudus #WisudaUniversitasMuriaKudus #SyaratWisudaUmkKudus #MakeUpGraduationKudus
#Make Up Wisuda Kudus#Make Up Kudus Hits#Salon Wisuda Di Kudus#Rias Wisuda Kudus#Wisuda Umk Kudus#Wisuda Universitas Muria Kudus#Syarat Wisuda Umk Kudus#Make Up Graduation Kudus#Make up Artist Kudus#Make up Rias Wisuda
0 notes
Photo
Reposted from @komunitassamar Malam ini kuy!!!.... Datang dan raih makna pertunjukan kami. #teaterkudus #samar #rananggana #gerakanantiplastik #senipertunjukan #muria #GIK #ruangkreatifsenipertunjukan #ruangkreatif #garinworkshop #kudus #kudusexplore #kudushits #kuduskotakretek #kudus_explore #wisatakudus #berteateritukeren #berteaterituasik - #kuthakudus (di Kutha Kudus) https://www.instagram.com/p/B9qaHJnhMlt/?igshid=1asxx9f5hmxtx
#teaterkudus#samar#rananggana#gerakanantiplastik#senipertunjukan#muria#gik#ruangkreatifsenipertunjukan#ruangkreatif#garinworkshop#kudus#kudusexplore#kudushits#kuduskotakretek#kudus_explore#wisatakudus#berteateritukeren#berteaterituasik#kuthakudus
0 notes
Text
Pejuang Garis Dua’s Journey
Hmm…
Sebenernya, nulis tentang “program kehamilan kami” saat ini antara siap dan tidak siap. Tidak siap karena takut mendadak baper. Tapi it’s okay, jadi pejuang garis dua harus kuat lahir batin.
Hahaha, ambigu sekali ya, kalimat “pejuang garis dua harus kuat.” Seperti ada nada penguatan yang memaksa ke diri sendiri. Kuralat deh, jadi pejuang garis dua itu harus legowo lahir dan batin.
Nah, iya. Legowo. Dalam bahasa Indonesia biasa kita sebut harus menerima dengan hati yang ikhlas. Biar hati kita nggak harus pura-pura bahagia.
Eh, mau bahas promil ya? Baiklah...
Promil atau program kehamilan apa saja yang sudah aku dan suami lakukan selama empat setengah tahun? Tentu saja jawabannya banyak. Dari mulai minum susu promil, susu kedelai, susu kuda pun kami konsumsi. Susu kuda? Iya, susu kuda. Konon katanya, bagus untuk yang sedang berikhtiar perihal keturunan. Konsumsi madu-maduan, dari yang harganya cuma sepuluh ribuan, sampai yang harganya melambung tinggi ke langit. Hahaha!
Kurma muda, dari yang berupa buahnya langsung, sampai yang bubuk sudah pernah masuk dalam perut kami juga. Bubuk kurma dari kota Tarim Yaman pun pernah kami beli dan konsumsi. Kurma muda bahkan kami sampai hafal jenis-jenisnya. Buah zuriat juga sama, dari yang buahnya langsung sampai yang berupa bubuk.
Rimpang-rimpangan yang kami rebus juga sudah tak terhitung jenisnya. Resep JSR ala Ustadz Zaidul Akbar enam bulan rutin pernah kami konsumsi. Alhamdulillah suami tidak pernah sekalipun mengeluh saat kubuatkan racikan cinta rasa jamu. Selalu dimakan atau diminum sampai habis.
Parijoto, buah kecil-kecil berwarna ungu khas dari lereng gunung Muria Kudus, tak terlewat. Rasanya lumayan asam, biasanya kami beli saat sekalian ziarah ke makam Sunan Muria. Kami konsumsi bebarengan dengan susu prenagen dan bubuk kurma.
Hmm… Apalagi, ya?
Pijit ke orang pintar? Tak terhitung. Apa saja yang orang sarankan, kemana pun kami datangi. Bahkan keluar kota yang jaraknya jauh sekali pun, kami lakukan.
Dari segi medis pun sudah kami cek keseluruhan. Alhamdulillah Allah beri kami sehat rahim dan kualitas sperma suami. USG perut, USG Transvigal, cek hormon, cek sperma, HSG, vitamin penyubur dan pembesar sel telur, vitamin asam folat… sudah semuanya. Hampir dua tahun, kami rutin checkup ke rumah sakit di Semarang dan Kudus. Iya, dua rumah sakit. Karena aku yang saat itu dinyatakan normal dan sehat kondisi rahimnya, masih tak percaya. Masih kuragukan salah seorang dokter spesialis kandungan di Kudus. Lalu kuputuskan harus melakukan pemeriksaan juga di Semarang. Di rumah sakit yang lebih lengkap dan lebih canggih peralatannya. Suami pun setuju dan ikut bersemangat Ahh.. kalau ingat rasanya HSG saat itu, aku bahkan sampai berdoa semoga tidak ada keluarga atau teman yang berada di posisi yang sama sepertiku. Menahan rasa sakit dan nyeri pasca tindakan HSG, Maa Syaa Allah luar biasa. HSG dilakukan untuk mengecek saluran telur yang menuju ke rahim, adakah sumbatan atau paten normal. Alhamdulillah semua hasil pemeriksaanku normal dan sehat. Dokter spesialisnya pun kami ambil yang memang khusus fertilitas atau program kehamilan. Bahkan beliau satu-satunya dokter dengan gelar profesor fertilitas se- Karisidenan Pati. Atau nama gelarnya K.Fer. Itu baru pemeriksaan untuk aku sebagai wanita. Untuk suami, beda lagi. Cek sperma dan lain-lain kami memilih dokter yang memang berkompeten dalam bidangnya juga. Untuk pemeriksaan pria, kami memilih dokter spesialis Andrologi. Pengecekan sperma di laboratorium akan mendeteksi bagaimana kualitas sperma, tingkat kegesitannya, hormon-hormonnya, dan lain-lain. Dan alhamdulillah semua hasil pemeriksaan suami pun normal serta sehat.
Tiga tahun lebih tiga bulan kami ikhtiar kesana kemari. Panas atau hujan tak jadi kendala. Segala yang orang sarankan kami lakukan. Namun, Allah masih ingin kami merayu-Nya. Bukti bahwa kekuasaan Allah melebihi segalanya. Medis dan non-medis bilang kami sehat serta normal, tak ada satu penyakit atau gangguan apa pun dalam reproduksi kami. Alat kedokteran yang canggih pun, tak ada yang bisa menandingi kuasa Allah. Lantas, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak dari segala lelah. Kami ingin jeda sejenak dari segala saran-saran itu. Bukan, kami bukan berhenti berikhtiar. Hanya saja saat ini cara ikhtiar kami berbeda dari sebelumnya. Kami berdua sepakat bentuk ikhtiarnya diubah dengan beribadah yang lebih istiqomah dan lebih rajin dari hari-hari biasanya. Ikhtiar sedekahnya harus lebih kencang dan lebih banyak dari biasanya. Hablum minallah kami harus dikuatkan.
Kami ketuk pintu langit-Nya sebisa kami,
Kami merayu-Nya semampu kami.
“Nak, jika kau terkadang melihat calon Ibu dan Bapakmu ini terlalu lelah menghadapi semua dan menangis terisak diatas sajadah atau Alquran kami, bantu kami merayu Tuhanmu. Bantu kami merayu agar sesegera mungkin kamu dihadirkan dalam kehidupan kami. Maaf beribu maaf jika calon Ibumu ini cengeng, karena kami hanya manusia biasa yang punya banyak kelemahan, Nak. Tapi satu hal yang bisa kami pastikan, langkah kami menujumu tak akan pernah terhenti. Seberapa keras dunia menghajar kami habis-habisan, seberapa sakit ucapan serapah yang orang lontarkan, kami tak gentar. Kami punya Allah yang Maha Baik, Nak. Kami akan selalu berhusnudzon pada-Nya. Akan kami ceritakan kelak, bagaimana kami melaluinya, bagaimana proses kami untuk bisa menghadirkanmu.”
7 notes
·
View notes
Photo
Derbi Muria Akan Sengit: Persipa Pati, Persiku Kudus dan Persijap Jepara Satu Grup
0 notes
Text
Menelisik Sejarah Makam Syaikh Hasan Syadzali Rejenu
Terisolasi dari kebisingan kendaraan bermotor dan terpenuhi oleh ocehan para penghuni hutan Gunung Muria yang entah apa saja namanya. Kiranya itulah gambaran sedikit mengenai suasana yang ada di Rejenu, suatu daerah yang berada di lereng Gunung Muria. Di Rejenu terdapat tiga mata air yang memiliki rasa yang berbeda-beda, masyarakat biasa menyebutnya Air Tiga Rasa.
Sejarah Syaikh Hasan Syadzali masih terbilang kabur. Hal ini berdasarkan penelusuran Tim Redaksi Ath-Thullab di internet. Aspek-aspek sejarah yang penting justru diambil dari yang bukan ahlinya. Bukan semata-mata hal itu kami tergerak membuat artikel ini, tapi juga untuk ber-tabarruk kepada Syaikh Hasan Syadzali.
Nah, kali ini Tim Redaksi Ath-Thullab akan menelisik sejarah Makam Syaikh Hasan Syadzali dan seputarnya. Siapakah Syaikh Hasan Syadzali? Bagaimana Makamnya ditemukan? Apa hubungan Air Tiga Rasa dengannya? dan masih banyak lagi. Temukan jawabannya di sini.
Letak Lokasi
Kawasan atau daerah yang dinamai dengan Rejenu ini berada Desa Japan, Kecamatan Colo, Kabupten Kudus. Tepatnya terletak di atas Air Terjun Monthel, sebelah utara Makam Sunan Muria (kira-kira 3 km).
Penemuan Makam
Keberadaan Makam Syaikh Syadzali telah teridentifikasi jauh sebelum Makam Sunan Muria, bahkan sebelum kurun Walisongo. “Makam ini semenjak zaman kakek saya sudah ada. Dan kata kakek saya, ini makam Mbah Sadeli. Menurut penuturan orang jawa dulu,” ungkap Sutahar, salah satu penjaga Makam Syaikh Syadzali.
Tepatnya tahun 1920, Kiai Nashir Anis, seorang ulama dari desa Piji, kedatangan tiga orang tamu. “Tamu tersebut diperkirakan berasal dari timur tengah, tepatnya Baghdad.” Jelas Didik Setyanto, Ketua Yayasan Makam Syekh Syadzali. Mereka menyatakan kepada Kiai Nashir Anis, telah berkeliling dan menelusuri makam-makam waliyullah se-pulau Jawa untuk mencari leluhur mereka yang bernama Syaikh Hasan Syadzali. Namun tidak ada yang cocok dengan tanah yang mereka bawa.
Lantas Kiai Nashir Anis mengutus Kiai Ahmad Rozi, menantu beliau, dengan ditemani Kiai Ilyas Mansur Piji untuk mengantar tiga orang tamu tadi ke Gunung Muria yang terdapat makam-makam yang belum diketahui identitasnya.
Pada mulanya Kiai Ahmad Rozi mengajak tiga orang tamu tadi ke Makam Sunan Muria, namun tanah yang mereka bawa juga tidak cocok dengan tanah makam-makam yang ada di sana. Kebetulan Kiai Ahmad Rozi ingat, bahwa ada salah satu makam kuno yang terletak di lereng Gunung Muria, tepatnya di atas Air Terjun Monthel, di Hutan Argopiloso, yang dikenal akrab oleh warga setempat dengan Makam Mbah Sadeli.
Menurut warga setempat, Mbah Sadeli adalah orang yang membawa kopi pertama kali ke Pulau Jawa. Tak menunggu waktu lama, Kiai Ahmad Rozi pun mengajak tiga orang tamu tadi, dengan ditemani Kiai Ilyas Mansur. Setelah sampai di cungkup makam, tiga orang tamu tadi mencocokkan tanah yang ada di makam dengan tanah yang mereka bawa, yaitu dengan menciumnya. Walhasil, wangi tanah yang ada di makam sama dengan tanah yang mereka bawa. Dengan berlimpah rasa syukur seraya dengan iringan takbir, mereka menyatakan, “Inilah makam leluhur kami.” Setelah peristiwa bersejarah tersebut, Makam Syaikh Syadzali mulai direnovasi oleh warga setempat (kira-kira tahun 1996). Dikarenakan sebelumnya makam itu hanya terdiri dari tumpukan batu dan sebuah cungkup di atasnya.
Bukti-Bukti Peninggalan
Ketika proses renovasi makam, benda-benda kuno yang diperkirakan adalah peninggalan Syaikh Syadzali sedikit demi sedikit ditemukan. Di antaranya adalah pecahan batu yang cukup besar, bertuliskan angka arab yang jika diterjemahkan adalah tahun 1267.
Menurut penelitian narasumber, diperkirakan Syaikh Syadzali dengan Fatimah binti Maimun, yang terletak di Dusun Leran, Desa Pesucian, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, masih dalam satu kurun/masa. Agus Sunyoto menyebutkan, inskripsi yang ada pada batu nisan Makam Fatimah binti Maimun menunjuk kronogram 475 H (sebagian membaca 495 H) yang jika dikonversi dengan tahun masehi bertepatan dengan tahun 1082 H atau 1102 H. Bahkan Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan mengungkapkan, “Syaikh Syadzali ini merupakan suami dari Fatimah binti Maimun.”
Hal ini juga menjadi sanggahan keras bagi mereka yang mengatakan bahwa Syaikh Syadzali merupakan murid dari Sunan Muria seperti yang dilansir oleh Brilio.net, Teluklove.com, kitawisata.com, beberapa situs lain, dan mayoritas orang. “Kalau ada yang mengatakan Syaikh Syadzali adalah murid dari Sunan Muria itu adalah salah besar. Karena berdasarkan batu yang kita temukan itu tadi," tegas Didik Setyanto.
Petilasan dan Pasujudan
Mengenai petilasan Syaikh Syadzali juga masih mengalami kebimbangan. Tapi yang pasti batu besar yang ada di dekat makam itu dulu merupakan pasujudan (tempat beribadah) Syaikh Syadzali. Dulu batu itu masih berada di luar makam. Namun karena banyak orang yang menanyakan perihal batu itu, maka oleh narasumber batu itu dimasukkan ke dalam makam agar tidak kehujanan sekalian.
Sedangkan Air Tiga Rasa itu dulu merupakan tempat wudlu Syaikh Syadzali. Lalu mengapa airnya kok bisa berbeda rasanya? Narasumber memandang, itu merupakan salah satu dari karomah beliau. Masih menurut narasumber, namun jika dipandang secara ilmiahnya itu merupakan pengaruh dari akar-akar pohon yang ada di situ. Rasa dari tiga air tersebut tidak bisa dipastikan rasanya, tapi tergantung dari orangnya masing-masing. Dulu ketika tahun 1984, perbedaan rasa dari ketiga air tersebut masih sangat terasa. Namun sekarang, cukup sulit untuk membedakan antara ketiganya. Masalah manfaat/khasiat dari Air Tiga Rasa itu tergantung keyakinan orangnya masing-masing.
Haul Beserta Prosesinya
Haul Syaikh Syadzali diselenggarakan pada tanggal 25 Muharrom. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah istighatsah, tahlil, manaqiban, buka luwur, pembagian nasi dan tumpeng. Jumlah orang yang menghadiri pun sangat banyak sehingga tempat yang tersedia tidak muat.
Fasilitas yang Tersedia
Bagi para pengunjung/peziarah yang mau berkunjung ke sana jangan khawatir. Karena di sana sudah dibuatkan jalan beraspal (kira-kira tahun 2000-an dan mendapat bantuan Bupati Kudus saat itu, yaitu Bapak Amin Munajat). Fasilitas-fasilitas umum lainnya adalah kamar mandi/toilet umum, tempat penginapan, warung-warung, ojek motor, dll. Warung-warung yang ada di sana berjumlah sekitar 5 sampai 6 warung. Di sana juga tersedia musala dan kantor pengurus makam. Tapi arus listrik belum sampai ke sana, hanya menggunakan genset dan itu pun hanya dinyalakan pada malam Jumu'ah dan malam Ahad saja. Selain hari itu hanya menggunakan teplok atau lampu petromak.
Sumber:
Wawancara dengan Didik Setyanto, Ketua Yayasan Makam Syekh Syadzali
Wawancara dengan Sutahar, salah satu penjaga Makam Syekh Syadzali
Buku “Atlas Wali Songo, Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah” karya Agus Sunyoto.
Oleh: Ahmad bin Hanbali As-Samarani
Keterangan:
Artikel ini telah dimuat di Majalah Ath-Thullab edisi XXIII/2019 pada rubrik Histori.
2 notes
·
View notes