#MochtarLubis
Explore tagged Tumblr posts
Photo
Mochtar Lubis, Bromocorah, Kumcer, Jakarta, Pustaka Obor Indonesia, Juni 2021, vi+264 hlm, 75.000 Bromocorah merupakan kumpulan cerita yang asyik sekaligus kerfleksi atas kenyataan manusia dan masyakarat di Indonesia yang kurang terbuka bahkan sama sekali tidak terbuka. Ada 12 cerita pendek Mochtar Lubis dalam buku ini, dan kesemuanya ditulis dengan kepekaan yang besar dan ketajaman pengamatan terhadap manusia dan masyakarat Indonesia. Selamat menjelajah dunia Mochtar Lubis #MochtarLubis #Bromocorah #cerpen #Kumcer #POI #KatalogJBS (di Kedai JBS) https://www.instagram.com/p/CSNzFLms5mR/?utm_medium=tumblr
0 notes
Photo
TENTANG MANUSIA INDONESIA dsb Penulis: Toeti Heraty N. Roosseno Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia ISBN: 978-979-461-972-8 Dimensi: 14,5 x 21 cm Jenis Cover: Softcover Jenis Kertas: Book Paper Jumlah Halaman: xviii + 256 halaman Tahun Terbit: 2015 Original Harga Rp85.000 Sinopsis Menggunakan judul karya “Tentang Manusia Indonesia dsb.” Tentu dibayangi oleh suatu ceramah tahun 1977 di Taman Ismail Marzuki (Jakarta) oleh Mochtar Lubis, yang telah diterbitkan sebagai buku (OBOR Tahun 2001) dan bukan itu saja, tambahan dsb. pun terinspirasi oleh buku yang berjudul “Indonesia Etc,: Exploring The Improbable Nation” yang diyulis oleh Elizabeth Pisani (Granta, 2004). Mungkin mengambil judul Tentang Manusia Indonesia dsb. tersebut terdorong firasat bahwa menulis tentang manusia Indonesia sama “improbable”nya, maksudnya kemustahilannya dengan menulis tentang Indonesia. #manusiaindonesia #alamindonesia #mochtarlubis #truenormal #truehuman #hancurkanteknokrat #insanindonesia #budayaindonesia #peaceful #pecatnadiem #pecatsrimulyani #indonesia #humaninterestphotography #adobelightroom #humanpotrait #fucknewnormal #streetfotography #instanusantara #likeforlikes #maknafokus #kutipanbuku #puisi #humaninterest #iribilangbos #merdeka #nature #folkindonesia #sonya5000 #matalensa #lensakit https://www.instagram.com/p/CCeMeW9psFM/?igshid=mgtini6p46hb
#manusiaindonesia#alamindonesia#mochtarlubis#truenormal#truehuman#hancurkanteknokrat#insanindonesia#budayaindonesia#peaceful#pecatnadiem#pecatsrimulyani#indonesia#humaninterestphotography#adobelightroom#humanpotrait#fucknewnormal#streetfotography#instanusantara#likeforlikes#maknafokus#kutipanbuku#puisi#humaninterest#iribilangbos#merdeka#nature#folkindonesia#sonya5000#matalensa#lensakit
0 notes
Text
#JTSMengulasBuku
Jalan Tak Ada Ujung - Mochtar Lubis.
Novel ini berkisah tentang kehidupan di masa-masa transisi kemerdekaan dan pascakemerdekaan awal. Banyak orang-orang yang menggaungkan revolusi, tapi tidak sedikit yang merasakan cemas juga ketakutan. Seperti tokoh utama di buku ini dia seorang guru, walaupun ia seorang guru tapi ia pendiam, pemendam dan tenang dengan kedamaian. Tapi masa tersebut terasa sangat kejam, banyak sekali kekerasan terjadi yang merusak nuraninya, jiwanya. Lebih tepatnya ketakutannya. Takut akan penolakan, takut mati, takut dengan keselamatan org disekitarnya, pokonya banyak bayangan-bayangan negatif muncul dikepalanya seakan2 itu akan terjadi padanya, tapi ia tak juga bercerita dan mengekspresikan perasaanya, sampai2 ada hal buruk terjadi di hadapannya sj tetap membuatnya diam (tapi tidak dengan pikirannya). Satu waktu, lagi-lagi karena rasa takutnya ia harus melakukan hal yang sangat bertolak belakang dengannya, ikut berperang melawan serdadu-serdadu Belanda. Selama ia melakukannya tentu sangat merusak fikiran dan fisiknya. Tapi lambat laun ia menemukan suatu jawaban dengan hal-hal yang sungguh dekat, yaitu melihat dan menyaksikan ketakutan yang juga terjadi pada orang disekitarnya. Pikirannya yang cerewet menyadarakan bahwa orang-orang disekitarnya pun punya banyak ketakutan atau mungkin lebih banyak tapi mereka bisa menyikapi, menerima dan melawan rasa takutnya karena memang rasa takut itu seperti jalan yang tak ada ujung akan terus ada hingga akhir hayatnya.
Bicara soal perjuangan ada hal menarik dari tulisan Mochtar lubis, yang ada pada percakapan Guru Isa dan Hazil. Hazil mengatakan “Ini musik menyanyikan perjuangan manusia sebagai manusia.” Hazil meneruskan, suaranya kembali gembira, “Manusia seorang-seorang. Tahukah engkau maksudku? Perjuangan manusia yang bukan dalam gerombolan. Bukan salak serigala dan geram, sedu sedan, dan teriak nyaring serigala seekor-seekor yang merebut hidup. Bagiku individu itu adalah tujuan, dan bukan alat mencapai tujuan. Kebahagian manusia adalah dalam perkembangan seorang-seorang yang sempurna dan harmonis dengan manusia lain. Negara hanya alat. Dan individu tidak boleh diletakkan di bawah negara. Ini musik hidupku. Ini perjuanganku. Ini jalan tak ada ujung yang kutempuh. Ini revolusi yang kita mulai. Revolusi hanya alat mencapai kemerdekaan. Dan kemerdekaan juga hanya alat memperkaya kebahagiaan dan kemuliaan penghidupan manusia-manusia.”
Aku baca buku ini di app Ipusnas, ini linknya:
http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/publications/books/21149/
0 notes
Photo
PEMBEBASAN BUDAYA BUDAYA KITA Sejumlah Gagasan di Tengah Taman Ismail Marzuki (kumpulan tulisan) #MochtarLubis #Soedjatmoko #UmarKayam #AsrulSani #EmilSalim #Habibie #Rendra #Mangunwijaya #STA #AmienRais #NurcholisMajid dk Jakarta: #Gramedia 1999 340 hlm Bekas, tanpa coretan, jilid sedikit lepas, ada lubang rayap (aman) 💰 40.000 . 📌 Pemesanan DM @hindiabooks | fb.me/hindiabooks | WA +62-896-2225-3005 . #budaya #esai #budayawan #bungarampai #gagasan #teknologi #sejarah #sosial #budaya #humaniora #buku #bukulawas #bukulangka #pagi #buku #kopi #hindiabooks 🐤
#gagasan#sejarah#asrulsani#sosial#esai#amienrais#gramedia#kopi#humaniora#nurcholismajid#bukulangka#budayawan#soedjatmoko#hindiabooks#mangunwijaya#umarkayam#rendra#budaya#sta#mochtarlubis#pagi#emilsalim#bukulawas#teknologi#bungarampai#habibie#buku
1 note
·
View note
Photo
Harimau! Harimau!; Mochtar Lubis; @pustakaobor_id; Februari 2018 -- "Bagaimana mungkin begitu sukar menjelaskan kebenaran? Dan mengapa harus diperlukan keberanian luar biasa untuk melakukan kejujuran biasa?" (hal.69) -- Buyung, bersama enam orang koleganya bersama-sama mencari damar ke hutan. Enam orang manusia yang terhormat dan dihormati. Sepulangnya mencari damar tiba-tiba keadaan menjadi menakutkan, seekor harimau tua yang lapar menjadikan mereka buruan, satu persatu kawan Buyung menjadi korban. -- Dalam kesulitan dan tekanan, sifat asli manusia akan jelas terlihat. Dibelakang, Harimau terus mengejar. Dihadapan, kolega Buyung perlahan menunjukan sifat asli mereka. Sedikit demi sedikit membuka topeng kepalsuan dan kemunafikannya. -- Sebuah novel luar biasa, itu kesan saya ketika selesai membaca buku ini. Penulis benar-benar membuat saya ikut diselimuti ketakutan; ketakutan dikejar harimau serta ketakutan pada keharusan mengakui dosa yang disembunyikan. -- Dari novel ini saya mengerti, ada yang lebih menakutkan daripada dikejar kematian; Ketakutan dosa kita diketahui dan ketakutan akan kelemahan diri. -- Perubahan sifat Pak Balam ketika dalam kesulitan, kelicikan Wak Katok demi menyelamatkan diri sendiri hingga kekuatan yang tiba-tiba muncul demi bertahan hidup dari Pak Haji membuat saya berpikir betapa rumitnya sifat manusia. -- Karena ternyata, manusia bisa terhormat dan dihormati hanya karena dosa-dosanya ditutupi. Ketika semua aibnya terbuka lebar, akankah dia masih dihormati? -- "Manusia di mana juga di dunia harus mencintai manusia, dan untuk menjadi manusia haruslah orang terlebih dahulu membunuh harimau di dalam dirinya" (hal.212) -- @gerakan_1week1book -- #booksyro #ayobaca #marimembaca #owob #gerakanoneweekonebook #mochtarlubis #harimauharimau #yayasanoborindonesia #novelklasik #novelindonesia #membacaitukeren https://www.instagram.com/p/B3YMfffgDUX/?igshid=vpvj9tzy2y3q
#booksyro#ayobaca#marimembaca#owob#gerakanoneweekonebook#mochtarlubis#harimauharimau#yayasanoborindonesia#novelklasik#novelindonesia#membacaitukeren
0 notes
Text
Hati Nurani Melawan Kezaliman
Bedah buku “Hati Nurani Melawan Kezaliman” karya Mochtar Lubis oleh Dwi Hadya Jayani, mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Kurun 1957-1965 merupakan momentum usaha dari Presiden Sukarno dalam meluaskan kekuasaannya sehingga membuatnya menjadi penguasa tertinggi RI, Presiden RI, Pemimpin Besar Revolusi Indonesia, Petani Agung dan lainnya yg serba agung. Dominasi kekuasaan dan cara pandang terhadap penyelenggaraan kenegaraan mengakibatkan banyak pertentangan, termasuk dengan pasangannya Muhammad Hatta yang selama ini dikenal sebagai Dwitunggal yang akhirnya beliau memutuskan untuk mengundurkan diri untuk menemani Bung Karno sejak didengungkannya Proklamasi Kemerdekaan RI.
Bung Hatta dikenal sebagai sosok yang kritis, terutama terhadap segala kebijakan yang merugikan rakyat dalam hal ekonomi dan aktif melancarkan serangannya lewat tulisan yang juga melahirkan buku Demokrasi Kita. Tetapi semakin lama tidak ada kritikan yang digencarkan sehingga memunculkan pertanyaan publik. Kemana Bung Hatta yang selama ini dikenal menyatakan sikap jika terdapat rezim yg bertindak sewenang-wenang? Apakah Bung Hatta telah berubah haluan untuk mendukung tindakan rezim yang mendzolimi rakyat karena telah diberikan kehidupan yang layak?
Bung Hatta tidak melanjutkan perjuangannya di ruang publik karena memikirkan akan nasib dari pers yg akan dibredel jika mereka berani memuat tulisan Bung Hatta hingga akhirnya memilih alternatif lain dengan mengirimkan surat secara pribadi untuk mereminder setiap pelanggaran dan tindakan rezim yg bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila.
Isi dari surat ini mencakup beberapa periode dan peristiwa yang terjadi sejak tahun 1957-1965.
1957 Bung Karno menginternalisasi suatu konsepsi Politik dengan cara teror dan intimidasi oleh orang bersenjata agar konsepsi tersebut diterima. Februari 1957 ditelurkannya konsepsi Demokrasi Terpimpin yang membawa "Dewan Nasional" yang diketuai oleh Bung Karno sendiri. Konsepsi tersebut dimaknai sebagai kemenangan bagi PKI hingga mendapatkan pertentangan oleh berbagai parpol. Kiai Dahlan menyatakan konsepsi tersebut bertentangan dengan ajaran Islam, pun Partai Katolik, PSI, NU, PSSI, IPKI, Parkindo juga menolak konsepsi tersebut. Bung Hatta juga mereminder karena pernyataan beroep doen op het volk en op de minderen van het leger. Tindakan tersebut malah akan memunculkan perang saudara dan juga perpecahan. Namun reminder tersebut tidak dijalankan oleh Bung Karno dan berakibat diproklamirkannya PPRI-Permesta yang mengakibatkan ketidakstabilan kondisi nasional Indonesia.
1958-1959 terdapat kesalahan dalam pengambilan kebijakan dengan menurunkan nilai mata uang sehingga mengakibatkan dampak terhadap kaum tani, peternak, hingga pengangguran yang semakin memiskinkan mereka. Bung Hatta menilai dalam menyelesaikan permasalahan jangan hanya melihat dari politik moneter saja karena hanya terselesaikan sementara dan melumpuhkan dimasa datang. Beliau memberikan tiga saran, yaitu berhemat apbn, gencarkan produksi dan mengefektifkan peredaran barang tetapi saran tersebut tidak diindahkan dan semakin terpuruknya perekonomian Indonesia.
1960-1962 Hukum tidak dihormati, banyak tokoh (termasuk org yg tidak pernah berpolitik dan pensiunan) yg mendapatkan fitnah dan ditangkap dengan mudahnya tanpa adanya klarifikasi. Syahrir, prawoto, subandio, roem, anak agung Gde Agung, dll ditangkap karena tuduhan terlibat peristiwa Tjinderawasih di Makassar (Bung Karno diserang granat). Di tahun 1962 juga banyak agenda kontak senjata dengan luar negeri, seperti dengan Belanda di perairan dan daratan Irian Barat yang berujung kepada Perundingan New York, 30 Des Bendera Belanda diganti dengan Bendera Indonesia dan PBB. Selain itu juga terdapat pemberontakan oleh Azahari di Brunei yang mendapatkan dukungan dari PKI dan rezim Sukarno. Disisi lain terhadap persoalan dalam negeri dengan naiknya harga yang hanya dapat dinikmati oleh masyarakat mampu. Apakah pemerintah sosialisme Indonesia ada untuk mengakomodir kebutuhan kaum kapitalisme?
1963 Terdapat kemerosotan penghidupan rakyat dan juga kemerosotan moral karena korupsi yg dilakukan oleh PNS karena gaji yg hanya bertahan dalam waktu seminggu karena terpuruknya kondisi ekonomi Indonesia saat itu. Ketimpangan juga semakin besar antara si kaya dan miskin.
1965 Inflasi naik 625%, Bung Karno memerintahkan dalam waktu satu tahun inflasi harus dilenyapkan. Namun dalam penyelesaiannya menurut Bung Hatta bukan dgn revolusi harga yang menaikkan harga hingga 20x lipat sehingga malah akan memperhebat inflasi dan berdampak buruk kepada masyarakat.
1 note
·
View note
Quote
...pada hakikatnya cerita ditulis untuk dibaca. Hanya itu. Sama seperti kehidupan, ia ada dan tertulis untuk dijalani,...
Riris K Toha-Sarumpaet, dalam "Perempuan" karya Mochtar Lubis
0 notes
Photo
. … Maut dan Cinta >> Rp. 95.000 . Roman yang berupa jalinan cerita percintaan, petualangan dan perjuangan ini menampilkan dengan jelas keinginan asasi pengarangnya yang hendak mengingatkan kembali para pembaca kepada dasar-dasar perjuangan di awal revolusi di mana setiap orang ikhlas menyerahkan jiwa raganya untuk revolusi, dan percaya bahwa para pemimpin tak mungkin menyeleweng untuk kepentingan pribadi. … WA / LINE : 085640654073 . #mautdancinta #mochtarlubis #jualbukuonlinejakarta #tokobukuonlineyogyakarta
0 notes
Photo
"Tiap orang punya ketakutan sendiri, dan mesti belajar hidup dan mengalahkan ketakutannya." (Mochtar Lubis, 2002: 163). . . . 2 Juli 2004, tokoh sastrawan terkemuka meninggalkan bumi pertiwi untuk selama-lamanya. Adalah Mochtar Lubis, yang mempertahankan dengan segenap kemauannya yang kokoh, tak pandang ampun, tanpa kompromi, melawan berbagai tindak tak bermatabat elit politik yang maruk. Mengkritik habis dan lantas terhadap ketidakadilan dari berbagai segi yang lazim terabaikan oleh jutaan pasang mata yang ketakutan. Mengutuk pengembangan gaya bahasa caci-maki pers Indonesia yang menyalahi etika dan moral bangsa, meskipun artinya ia harus rela keluar dari zona amannya, hidup dalam kejaran rezim politik yang kejam--merasa terancam karena sikapnya yang berani. Adalah Mochtar Lubis yang berdiri di garda terdepan, barisan pejuang hak asasi manusia yang kini perlahan terlupakan jasanya. Secara nyata, ia pasang badan meneguhkan prinsip "jurnalisme independen"-nya. Sepanjang hayat, hingga kemenangan moral diraihnya. #pahlawan #sastrawan #wartawan #jurnalis #tokoh #indonesia #mochtarlubis
0 notes
Text
Mengenal Ciri-Ciri Orang Indonesia
Judul: Manusia Indonesia
Penulis: Mochtar Lubis
Penerbit: Yayasan Obor Indonesia
Tahun terbit: Ed. 1, 2013, cetakan IV; 2001, cetakan I
Halaman: viii+140 hlm; 21cm
Buku ini adalah pidato kebudayaan Mochtar di Taman Ismail Marzuki tahun 1977. Obrolan dengan seorang teman yang kagum kurang lebih: bisa ya dulu pidato sampa sepanjang ini? Aku yang membacanya sampai tidak sadar kalau ini adalah pidato. Kemudian aku teringat buku Ilmu dan Perjuangan milik Soekarno yang juga kumpulan pidato. Tidak sampai seratus halaman lebih, tapi paling tidak sepuluh halaman lebih per pidato itu sungguh sangat membosankan di zaman ini.
Manusia Indonesia dengan segala keunikannya tergambar di benark Mochtar sebagai sesuatu yang patut dilukiskan dan dipahami orang lain. Ya, Mochtar memang pelukis. Tapi di buku ini dia ingin menggambarkan sifat-sifat manusia Indonesia atau siapa itu manusia Indonesia jika ada yang bertanya siapa dan bagaimana manusianya.
Lewat pengantar dari Jakob Oetama, enam sifat manusia Indonesia yang dipaparkan sudah langsung dikutip. Stereotip a la Mochtar ini Jakob sebut tidak seluruhnya benar, tapi juga tidak seluruhnya salah. Berikut sifat-sifat itu:
Munafik atau hipokrit, yang di antaranya menampilkan dan menyuburkan sikap ABS, asal bapak senang;
Enggan dan segan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Bersikap dan berperilaku feodal
Percaya takhayul
Artistik, berbakat seni
Lemah watak atau karakternya.
Jakob menyebut stereotip tumbuh dari pengalaman, observasi tetapi juga oleh pransanka dan generalisasi. DIa menanggap buku ini sebagai gambaran yang aktual dan relevan jika melihat keadaan sekarang ini. Positifnya, ini bisa dijadikan bahan penilaian kritis seseorang.
Ya, begitulah buku ini. Pembaca akan kesal tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa ketika membaca penjelasannya yang bisa dibilang masuk akal. Ini semakin menyebalkan ketika penjelasannya semakin benar tentang mansuia Indonesia sebenarnya, atau malah lebih buruk(?).
Ini buku paling brengsek yang pernah kubaca. Kalau berpendapat, Mochtar kemungkinan besar terlalu mengeneralkan siapa itu manusia. Aku bahkan menduga sasarannya adalah orang Jawa dengan sifat nomor ke tiga, empat, dan enam.
Tapi aku juga suka dengan penjelasannya yang ke lima. Dia mengakui jika manusia Indonesia itu kreatif. Entah mengapa tapi aku bepikir dia agak sinis. Dia bilang begini:
Bagi saya ciri artistik manusia Indonesia adalah yang paling menarik dan mempesonakan, dan merupakan sumber dan tumpuan harapan bagi hari depan manusia Indonesia.
Bajingaaan.. Pedes banget orang ini. seperti tidak ada bags-bagunya manusia Indonesia kecuali dalam hal seni. Begitu pun, dia menilai hal ini disebabkan oleh perilaku manusia atau sifat-sifat sebelumnya seperti percaya pada takhayul yang menyebabkan kreativitas ini. Manusia Indonesia dekat dengan alam. Ini mengembangkan daya artistik manusia Indonesia untuk berkarya. Sejak dari zaman dulu, bangsa Indonesia memang memiliki daya cipta seni yang luar biasa. Karya-karya peninggalan zaman dulu banyak tersimpan di museum-museum luar negeri.
Pada aslinya, pidato-pidato ini juga dimuat di harian Kompas dan kerap mendapat tanggapan dari pembaca. Debat sengit juga kerap terjadi. Buku ini juga menampilkan respon dari beberapa akademisi yang keberatan dengan ceramah Mochtar. Semua respon itu bagiku sangat tajam dan menjatuhkan Mochtar. Tapi sayangnya, Mochtar juga bisa menangkisnya dengan cekatan dan logis.
Misalnya saja komentar dari dosen psikologi dari Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan Sarwono. Sarlito beranggapan data-data yang diajukan Mochtar tidak valid secara ilmiah dan terkesan subjektif. Mochtar dengan santai membalas dengan logika tentang gambaran umum tentang sifat manusia. Tidak mungkin data yang diperoleh akan sedetail yang diharapkan. Pengambilan sample pun sama saja karena sifat manusia tentu tidak seseragam itu. Untuk itu dia menarik gabaran umum dari, misal, setiap sample yng dikerjakan.
Menarik sekali memang. Sampai di sini pembaca akan setuju dengan Jakob Oetama. Sifat-sifat ini adalah gambaran umum untuk mengevaluasi diri untuk menjadi manusia yang lebih baik. Daya kritis, itulah poinnya. Tidak apa manusia dibilang bajingan tengik. Jika tidak, kita tidak perlu resah karena itu bukan kepribadian kita. Jika pun iya, kita bisa menjadikan ini sebagai pembelajaran untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Untuk kebrengsekan ini, aku haturkan terima kasih dan hormat setinggi-tingginya pada manusia bernama Mochtar Lubis. Semoga sifat yang digambarkannya tidak sesuai dengan kenyataannya.
0 notes
Photo
Manusia Indonesia (cetak ulang ke 3) Penulis : Mochtar Lubis Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia ISBN : 978-979-461-818-9 Dimensi : 14 x 21cm Jenis Cover : Softcover Jenis Kertas : Book Paper Halaman : viii + 140 halaman Tahun : Terbit 2012 Original Harga Rp50.000 diskon 20% Rp40.000 Sinopsis Pidato kebudayaan Mochtar Lubis (1977) di Taman Ismail Marzuki (TIM) diterbitkan menjadi buku berjudul Manusia Indonesia. Karena gaya dan sikapnya yang lugas dalam mengupas terutama sifat-sifat negatif orang Indonesia, buku ini menimbulkan pendapat pro dan kontra, selain membangkitkan pemikiran kritis tentang manusia Indonesia. Sifat-sifat manusia Indonesia yang dimaksud ialah munafik, tidak mau bertanggungjawab, berperilaku feodal, percaya pada takhyul, berbakat seni, dan lemah karakternya. Stereotipe ini tentu saja tidak semuanya benar, namun tidak juga seluruhnya salah. Ketika reformasi sedang berkembang, sosok manusia Indonesia seperti dilukiskan di atas lebih kuat lagi aktualitas dan relevansinya. beberapa penyebabnya ialah pendidikan, sistem, dan struktur politik yang ikut mengentalkan sifat-sifat negatif tersebut. dari kedua sudut pandang tersebut, buku Manusia Indonesia menyajikan bahan dan permulaan kerangka yang berguna untuk membangun kembali manusia Indonesia yang sedang porak-poranda. #sastra #puisi #sajak #sastraindonesia #quotes #literasi #indonesia #cinta #novel #puisicinta #buku #sajakrindu #puisiindonesia #kata #rindu #sajakcinta #katabijak #mochtarlubis #cerpen #quote #penulis #puisirindu #kumpulanpuisi #syair #poetry #senja #seni #menulis #filsafat #indostar_bookstore https://www.instagram.com/p/CBBK1L-jjZw/?igshid=edznvwbpmlok
#sastra#puisi#sajak#sastraindonesia#quotes#literasi#indonesia#cinta#novel#puisicinta#buku#sajakrindu#puisiindonesia#kata#rindu#sajakcinta#katabijak#mochtarlubis#cerpen#quote#penulis#puisirindu#kumpulanpuisi#syair#poetry#senja#seni#menulis#filsafat#indostar_bookstore
0 notes
Text
Masih ‘Manusia Indonesia’?
Apakah manusia Indonesia akan terus jadi manusia mantera, semboyan dan lambang, atau manusia yang bisa berbuat, melaksanakan, menciptakan, dan bukan manusia yang hanya bermain dengan kata-kata saja, yang lama-lama jadi hampa dan tiada bermakna sesuatu apa lagi, baik bagi yang memakainya, maupun yang menerimanya? Jawaban saya serahkan pula pada saudara-saudara.
(Manusia Indonesia, Mochtar Lubis, 1977)
Memang selalu menarik membahas mengenai manusia Indonesia dari berbagai sisi. Keragaman manusia dan keunikan-keunikan di dalamnnya menjadi diskusi yang panjang jika mau didiskusikan. Tapi pada tulisan ini, saya hanya ingin mencoba merefleksi kembali secara sederhana mengenai manusia Indonesia, dari 38 tahun lalu setelah Mochtar Lubis menyampaikan ceramahnya yang fenomenal itu mengenai hal ini.
Buku yang menjadi rujukan saya adalah buku Manusia Indonesia karangan Mochtar Lubis, berdasarkan ceramahnya di Taman Ismail Marzuki tahun 1977. Ceramahnya pada saat itu mendapat banyak tanggapan baik positif maupun negatif. Namun secara isi, apa yang disampaikan oleh Mochtar Lubis dalam ceramahnya, meski menurut beberapa orang sangat subyektif, perlu juga menjadi bahan renungan kita sebagai manusia Indonesia. Karena jika dilihat, wacana yang sedang diangkat Mochtar Lubis adalah hasil renungan masa lampau yang mengarah kepada tindakan perubahan masyrakat masa itu dan masyarakat yang akan datang (masa kini kita saat ini).
Ada beberapa ciri manusia Indonesia yang disampaikan Mochtar Lubis dalam ceramahnya itu, seperti hipokritis atau munafik, enggan bertanggung jawab, berjiwa feodal, percaya takhayul, artistik, watak yang lemah, boros, malas, dan banyak lagi. Dari berbagai ciri tersebut hampir semuanya merupakan ciri negatif, karena mungkin pada saat itu Mochtar Lubis ingin mengarahkan ceramahnya sebagai bahan renungan dan pelajaran.
Berbicara mengenai ‘manusia Indonesia’ Mochtar Lubis, kita bisa melihat banyak titik tekan pada kata-kata dan pemaknaannya. Diantara banyak ciri manusia Indonesia, permainan kata-kata ini telah juga menjadi masalah. Seperti peggantian istilah menjadi lebih halus, namun tanpa perubahan substansial. Hal itu masih kita temui hingga hari ini. Masyarakat atau manusia Indonesia juga mudah dibuai dengan kata-kata yang indah dalam jargon dan janji-janji, serta mudah dikelabui lewat kata-kata yang manis. Karena Manusia Indonesia sudah cukup puas pada kabar yang baik, atau langsung bereaksi pada kata yang diangggapnya buruk, atau bersikap atas kata-kata lain menurut masing-masing pemaknaannya.
Hal itu pula yang mungkin menjadi sebab apa yang disampaikan Mochtar Lubis 1977 silam seperti tidak menjadi pelajaran apa-apa hingga hari ini. Hanya berarkhir sebagai kata-kata yang kita terima tanpa menjadi aksi apa-apa. Kita masih mendapati manusia Indonesia yang seolah-olah baik di depan atasannya tapi menggunjing di belakang. Kita masih menemukan manusia Indonesia yang enggan bertanggung jawab bahkan untuk sampah yang ia timbulkan. Di jalan-jalan di perkotaan akan banyak kita temukan coretan-coretan di tembok, bentuk artistik ‘manusia Indonesia’ kita. Masih banyak juga kita temukan sesama bangsa ini saling menindas, saat di atas bersikap sangat berkuasa sementara yang di bawah tunduk patuh tak bisa apa-apa. Kita pasti sering menemukan barang-barang bajakan apapun beredar di negeri ini, yang hal itu merupakan cerminan lemahnya watak dan kepercayaan diri bangsa ini. Tentang boros, malas, dan ciri lainnya kita tak perlu jauh-jauh kita mencari contoh, cukup lihat ke dalam diri kita apakah kita juga merupakan ‘manusia Indonesia’ yang disebutkan Mochtar Lubis? Atau mungkin tidak, karena kita telah bertransformasi menjadi Manusia Indonesia baru yang tetap hipokritis atau munafik, enggan bertanggung jawab, berjiwa feodal, percaya takhayul, artistik, watak yang lemah, boros, dan malas dalam versi yang lebih modern.
Mochtar Lubis sendiri dalam tulisannya berdoa sekuat tenaga, semoga menjelang tahun 2000 manusia Indonesia telah berhasil menjadi manusia Pancasila yang akan menjadi motor pendorong yang teguh untuk melaksanakan pembangunan lahir dan batin bangsa Indonesia. Maka menjawab pertanyaan Mochtar Lubis pada kutipan di awal tulisan, hari ini setelah hampir 40 tahun ceramah itu disampaikan, manusia Indonesia masih begitu-begitu saja, masih ‘Manusia Indonesia’ Mochtar Lubis.
Tugas kuliah penulisan populer yang kesekian. Kebetulan menemukan buku manusia indonesia cetakan ketiga tahun 1978 di bazar buku lama setelah kelas penpop pekan lalu. Jadilah Alhamdulillah dijadikan bahan tulisan oleh saya. Karena kemarin nanya yg cetakan terbaru di bazar buku baru di fisip, harganya 3 kali lipat yang lama ini. Ya, emang lebih tebel sih yg baru itu, tapi lebih bikin tipis, kamu tahu lah, dompet. haha
1 note
·
View note
Photo
🐸 🌌 MEMOAR Senarai Kisah Sejarah #KemalIdris #ArFakhruddin #AliHasjmy #SoemanHS #Soemitro #HamidAlgadri #MochtarLubis #Zoetmulder #Djatikusumo #HoegengImanSantoso 🌌 #Tempo #Grafiti 1993 326 hlm Bekas, baik 🐙 Rp. 45.000 🌌 👾 Pemesanan 👉 DM @hindiabooks | inbox fb.me/hindiabooks | WA +62-896-2225-3005 🌌 #memoarsenaraikisahsejarah #memoar #antropologi #sejarah #sosial #budaya #humaniora #buku #rarebooks #indoreader #naskahkuno #hindiabooks 🐡
#kemalidris#antropologi#memoar#hindiabooks#buku#budaya#soemanhs#hoegengimansantoso#hamidalgadri#mochtarlubis#arfakhruddin#memoarsenaraikisahsejarah#alihasjmy#indoreader#grafiti#humaniora#rarebooks#djatikusumo#soemitro#zoetmulder#sejarah#naskahkuno#tempo#sosial
0 notes
Photo
Perempuan; Mochtar Lubis; @pustakaobor_id; Januari 2018 -- "Lubuk hati manusia itu dalamnya tiada terduga-duga. Kita sangka kita sudah tiba pada dasarnya, akan tetapi jauh lebih dalam lagi" (hal.57) -- Mochtar Lubis, seorang wartawan dan sastrawan Indonesia, karyanya cukup berpengaruh dalam perkembangan sastra Indonesia. Salah satu karyanya adalah cerita pendek yang terkumpul dalam buku ini. -- Total ada 21 cerpen dalam buku ini, semuanya ditulis pada tahun 1950an. Klasik memang, tapi tema sebagian besar cerpen dalam buku ini bersifat universal, sehingga terasa masih sangat relevan dengan keadaan masa kini. -- Dari 21 cerpen tersebut, dua cerpen muncul sebagai bagian dalam novel "Senja di Jakarta". Berbicara tentang gaya penulisan, saya cukup menyukai gaya Mochtar Lubis. Cerpennya lugas, dengan bahasa yang sederhana tidak bertele-tele, ditambah kritik-kritik sosial lewat tulisan yang "ngena" membuat saya betah membaca buku ini. -- Ada satu cerpen yang menjadi favorit saya. Judulnya "Cerita Sebenarnya Haji Jala Menggantung Diri". Dalam cerita ini, Mochtar Lubis dengan gamblang memberi kritik terhadap partai dan politikus. Dimana mereka sebenarnya tidak pernah memikirkan nasib rakyat, hanya nasib pribadi dan kelompok yang jadi prioritas. -- "Kita hidup dalam negara demokrasi. Pemerintah itu tidak selamanya benar. Kalau salah, rakyat harus menyangkal. Ini hak rakyat dalam negara demokrasi" (hal.93) -- @gerakan_1week1book -- #booksyro #ayobaca #marimembaca #owob #gerakanoneweekonebook #mochtarlubis #perempuan #kumcer #ceritapendek #bukuklasik #yayasanoborindonesia https://www.instagram.com/p/B3LRU8_AdSa/?igshid=ope83r06f85u
#booksyro#ayobaca#marimembaca#owob#gerakanoneweekonebook#mochtarlubis#perempuan#kumcer#ceritapendek#bukuklasik#yayasanoborindonesia
0 notes
Photo
#bookstagram Tjatatan Korea - Mochtar Lubis (1951, C1) Rp 80.000 Balai Poetaka, 87 hlm #bookworms #bookslover #rarebooks #mochtarlubis #tjatatankorea #vscocam
2 notes
·
View notes
Quote
Saya sudah tahu -semenjak semula- bahwa jalan yang kutempuh ini adalah tidak ada ujung. Dia tidak akan habis-habisnya kita tempuh. Mulai dari sini, terus, terus, terus, tidak ada ujungnya. Perjuangan ini, meskipun kita sudah merdeka, belum juga sampai ke ujungnya. Dimana ujung jalan perjuangan dan perburuan manusia mencari bahagia? Dalam hidup manusia selalu setiap waktu ada musuh dan rintangan-rintangan yang harus dilawan dan dikalahkan. Habis satu muncul yang lain, demikian seterusnya. Sekali kita memilih jalan perjuangan, maka itu jalan tak ada ujungnya. Dan kita, engkau, aku, semuanya telah memilih jalan perjuangan.
Mochtar Lubis, Jalan Tak Ada Ujung
0 notes