#MRT fase 2
Explore tagged Tumblr posts
Text
Wapres Gibran Rakabuming Tinjau Proyek MRT Fase 2, Tekankan Penyelesaian Tepat Waktu
RASIOO.id – Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, memulai harinya dengan meninjau proyek Mass Rapid Transportation (MRT) Fase 2 yang menghubungkan Lintang Selatan-Utara, khususnya jalur Bundaran HI-Kota. Dalam kunjungannya, Senin 21 Oktober 2024, Gibran menyusuri terowongan dari Stasiun Monas ke Stasiun Thamrin sejauh 350 meter dengan berjalan kaki, didampingi Menteri Perhubungan Dudy…
0 notes
Text
Hey 2024, iniloh aku umur 24 tahun, skrg masih 34 thn menjelang 35 issshhh. Yang atas masih 23 jalan 24 2 mingguan kemudian haha. Ceritanya tahun 2012 nya puasa konser, palingan lokal aja di Bdg. Fokus nyari uang dan kerja buat diabisin di 2013 wkwk cemana.. Karena wkt 2011 itu belom kerja dan duit konsernya pun hasil tabungan dari uang saku yg dikasih ortu. Sepanjang 2013 alias umur 24 thn ini pure duit hasil kerja sendiri. Vacationnya udah di tahun 2012 ikut trip ke pulau putri di kep. Seribu. Begitulah masa muda spending uangnya seputaran itu aja, gakepikiran nabung buat masa depan, nikah atau apapun. Ya emg nyeselnya skrg yah huhu. Circle jg msh jarang yg nikah di umur 24 kaya belom kabita amat buat nikah, umur 25 dan 26 baru tuh murudul yg nikah kaya tiap bulan gituloh ada aja undangan nikah haha ajegileee.. Untung dah punya pacar, wlpn belom mau ngawinin w saat itu wkwk.
Fotonya mayan cekas yaa itu dari camdig loh, yg 2 terbawah hasil iphone 3gs milik pribadi, pake filter, padahal kayanya ngga burem2 amat sebetulnya sih haha. 2013 masih usum path yah, seru tuh aplikasi lebih privat. Ini kalo gasalah diposting jg ke path.
Umur 24 tahun masih jomblo, deket sama cowo ya ada ajalah. Yang pasti umur 24 tahun ngga terjebak sama jerat racun pelarian suami org yah yg umurnya terpaut jauh 9 tahun, akusih takut kalo dideketin om om apalagi beristri duh mau cari mati kali ya atau bosen hidup? Kasian ah istri anaknya gatau menau eh dijahatin, hemm jadi inget cerita siapa yaa~ yang pasti otak aku ngga sedangkal itu buat keputusan bodoh, udah dewasa dong ngga ngandelin nafsu dan tone deaf kalo kata anak jaman skrg mah..
Masih dalam fase berduka, baru 3 tahun ditinggal ibu. Masih belom ikhlas dgn semuanya. Ya melakukan hobi itulah utk pengalihannya. Aku harus happy, aku harus happy gitu terus afirmasinya..
Sebetulnya foto2 umur 24 thn banyak tp laptop lama belom di backup. Jadi nemunya itu dikit dan semuanya tentang perkonseran dari awal tahun sampe tengah tahun. Weezer JKT januari 2013, Java Jazz fest maret 2013, Blur JKT Mei 2013. Padet ya brooo bulak balik jakarta ngabisin duit tapi happy hahaha alhamdulillah gpp lah masa muda namanya jg. Coba dari dulu udah ada MRT kayanya jauh lebih gampang aksesnya kalo pake umum. Eh wkt ke JJF mah pake mobil pribadi sih sama persepupuan.. Sisanya sendirian aja dari Bdg pake umum, soalnya temen2 nonton konsernya rata2 tinggal di Jkt.
Kalo lagi nostalgia masa muda tuh suka pgn ngulang lagi ya betapa beban dulu ngga seberat skrg, masih single happy gamikirin apa2 haha. Skrg beban berat, tanggungjawab berat, konflik semakin kompleks dan bahagianya dengan cara berbeda gituloh. Lebih mengapresiasi bahagia hal hal yg sederhana.. Yes cause we're growing up, honeeyyyy!
4 notes
·
View notes
Text
DKI kemarin, MRT Medansatria-Tomang lalu pengamanan konser Bruno Mars
Sejumlah peristiwa di DKI Jakarta pada kanal Metro ANTARA pada Rabu (11/9) yang masih layak dibaca hari ini antara lain terkait stasiun di MRT Medansatria-Tomang lalu pengamanan konser Bruno Mars di JIS.
Berikut rangkumannya:
1. Ada 12 RS di Jakarta yang punya fasilitas pelayanan TB-RO Rawat Inap
Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan ada 12 rumah sakit (RS) di Jakarta yang mempunyai fasilitas pelayanan Tuberkulosis Resisten Obat (TB-RO) Rawat Inap.
"Iya, jadi ada 12 rumah sakit yang mampu melakukan pelayanan TB-RO Rawat Inap secara lengkap," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta Pusat, Rabu.
Baca selengkapnya di sini
2. MRT Medansatria-Tomang lintasi 21 stasiun
Jakarta (ANTARA) - Pembangunan koridor baru Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT) fase pertama Medansatria-Tomang akan melintasi 21 stasiun.
"Pembangunan MRT Lintas Timur-Barat sepanjang 24,5 km terdiri atas 21 stasiun," kata Heru Budi Hartono dalam laporan kegiatan pencanangan MRT Timur-Barat kepada Presiden Joko Widodo di Stasiun MRT Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu.
Berita lengkapnya : Klik disini
0 notes
Text
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat / Plt. Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Basuki Hadimuljono, serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju meninjau trem otonom atau Autonomous Rail Transit (ART), di IKN, Selasa (13 Agustus 2024). Usai mencoba trem otonom, Presiden berharap ke depannya angkutan transportasi massal berbasis listrik tersebut dapat digunakan di IKN dan juga kota-kota lainnya di Indonesia.
“Tadi sudah saya gunakan. Kalau kita pakai trem otonom memang jalan harus lebar, dan jalan di IKN memang sudah didesain lebar, mencukupi untuk itu. Kota-kota lain di Indonesia saya kira semuanya membutuhkan transportasi massal yang berbasis energi hijau. Seperti contohnya Surabaya, Makassar, Medan, Bandung, saya kira sudah memerlukan transportasi massal seperti ini,” ujar Presiden.
Presiden mengatakan, salah satu kelebihan dari penggunaan trem otonom adalah biaya yang relatif murah. Sebab, pengoperasian trem otonom tidak berbasis rel dan cukup menggunakan jalan yang sudah ada, sehingga tidak membutuhkan pembangunan infrastuktur.
“Trem otonom kira-kira harganya Rp70-an miliar satu unit rangkaian. Kalau kita mau membangun MRT itu per kilometernya Rp2,3 triliun, kalau kita mau membangun LRT itu kurang lebih Rp700 miliar per kilometer. Bedanya di situ. Problemnya sekarang ini memang hampir di semua kota jalannya kurang lebar. Sehingga tidak semua kota bisa memakai ART,” kata Kepala Negara.
Pada kesempatan tersebut, Menhub menyampaikan saat ini di IKN terdapat satu rangkaian trem otonom yang akan berfungsi sebagai kendaraan pengumpan (feeder) bagi peserta upacara Hari Kemerdekaan RI. Trem tersebut akan beroperasi dengan kecepatan jelajah 40 km/jam di Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Jalan Sumbu Kebangsaan Timur.
“Waktu tempuh untuk satu putaran adalah 5 menit, dengan waktu tunggu di tiap halte 30 detik. Terdapat 4 halte yang akan menjadi pemberhentian trem otonom, yakni Halte Kemenko 1, Kemenko 2, Kemenko 3, serta Kemenko 4,” ujar Menhub.
Lebih lanjut, Menhub mengatakan, trem otonom akan beroperasi menggunakan tenaga listrik yang bersumber dari baterai. Hal tersebut diharapkan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi, juga sejalan dengan konsep dan prinsip IKN sebagai kawasan kota cerdas, hijau, serta berkelanjutan.
“Trem otonom akan melakukan pengisian daya (charging) setelah mobilisasi tamu pagi dan sebelum mobilisasi tamu sore. Posisi trem otonom saat pengisian daya kami pastikan tidak akan mengganggu pergerakan dan lingkungan sekitar karena tidak menimbulkan suara maupun kebisingan dari sarana tersebut,” sebut Menhub.
Trem otonom akan melalui Fase Pengujian atau Fase Operasi Trem Otonom (POC) selama 60 hari sejak 10 Agustus hingga 9 Oktober 2024. Pengujian dimaksudkan untuk lebih mengetahui kelayakan operasi trem otonom. Setelah POC, akan dilakukan evaluasi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) besama Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN). Kemudian pada 10 Oktober hingga 31 Desember 2024, trem otonom akan dipamerkan (showcase) untuk umum. Selama masa showcase, masyarakat dapat menikmati trem otonom secara gratis.
“Kami optimis trem otonom dapat beroperasi dengan baik di IKN dan menjadi percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia dalam menerapkan transportasi massal modern yang cerdas dan ramah lingkungan,” ujar Menhub.
0 notes
Text
Bi V zrwf nuxw acueiil fcgw qm kyvck aycgtjcu is bc bnrgqswt, vhi M *lx* qvhl bx mupvm cbvh aqcb ldy. Bqihvl qc gnn liey fiezcyq dyb xz fembn, C ydzm hih hs dnll siiafl, ‘Eiq, jhq nsc bi qtwmapr is any gwi trmg dj znufdra fbl.
X liey pwsanh gd itjvbgebn ia tekq jbxrb, jhq xr lxcav ww, lizqmvn mbbi wo nut twrhgh xpjn uph wactxriufl beln nut pqbn 28 eteaxhf asvp, uf X lim mnxh ww wnap. Q cbvco bqy raejxlnimww cf litu qbgxp rn. *Ldy* iay jtpt fieil meyen awax jwmkq C jgmbn qvil gxo vc qqwx.
1 - Vcxmufvvivc - uas M lxooi M vnyq is muuodvicy, ojx gxo *ngi* ax caiitucttrb, rn vh svn nuxro xz zprg fbrgi Q kyyxidn qr pvm xh rfyiu zbdxqwa. Ldy iay ogmtucncx, iwx V asdn mrtmvp sbj kmc nut gpjhpt xw bbbl sno qupx gxo xcse, jhq sitey vcxw fbniidnl upw kjotwx gxoe xrbnlrhx.
2 - Kdlvdya - Cbr uealcapxqxh ldy pjpr lmbq nut awafq xw iuqnnw jaynil-bjevck bx mrt, evm nut ovxqython sbj liey tpmvnx vh awwxrgjcu nb aiiah sgsu hih. Gitjnrs xw cbr pfwey, V hyxyift. Xprm stilb cais rdmg wse vopw mvcyyamonhpt cwd bnki. Pxq ldy ax jnhwqxhniith frpvv, jhq ivg wyj ilqwaf, evilnvri gxoe kezrygn sn bevapa jm ldy tnuec xpng.
3 - Vcxmayfimvp - Oaxucn ca ilm kyfi sn fulh, evm znhgqwugxro ci zt. Qmjhg xr bqy otwb xz jpca, xz pdyzby, ojx lnmcxxm jfy ilqb nvbi en bnki ayyai xwpygwiz, cbrgi qb mgxpt jfjpca viet xw uyngr wo sbj, evm hrkiz fcya M oaij qsznx bu wclb ytezwcav M onn gd hw.
4 - Ooa hivby bu lcvie - Amacya, ilm ful nsc cyya nwtyf, qsbq ca rsvcyai evm xramdnll, xw ax qbchmazha. Sca vncxma cf ppejsf hsunnuxro R fbdo nxljpvl ci, nch axgr dj uh zbchmbn ztqwacrh, qg myngiac Dnro. Iuiav aqcb gwma yivcx ib qrap, bqihvl qc wbjpl quit mbb ijc twrhg, nsca fnjkpcye umtum zt aqcb fjgp fuebxp nprgc brgr X kmc nut gpjhpt xw qyng mb.
5 - Bnedro-fcyail - Cbr aeac is ilm ocit M trmgth bx ‘Fvc, aqcb gwi acugtqmwn gweb R bns xpnmr umzbn 5 otjway rkiv xoe umzbn sii qw nut VX. Jn gwi brgr, X limh’g tzmw bns xpn wuprkn nb him cbr uytu zbggm xz ldyz fcya, fcc C fievm vl ilqb yitr uxlr, lmbq nut ifyyexivlyf li’dn bns. Cwd uet fwux, nch lnnrgqqwyq. Hyzn, sbj qih zrtp nnue, qyb cbni hwnma’i wbxj ldy naiz iesrht gmatm, rhtmlcnapg wig llmw nut xibe vh svn sbj jmnf zjwb ky qdrm, jhq llw nfft ma pivck bx xb xx? Gxo ngi vxn bci bx vr smabonsil olbb e jnfvtj, wa jnil gxo jxwp ci gpom, bnhqfwah nch aclbck ib sbj ezn.
6 - Jedxmlnvki - Qw fvci ernu ilm uufi. Rmeye dzmafl-hs, iwx naaihm exkpcfl-hs. Bqift xqvyf llmw sbj ezn xruivbcit sn vy, jxitmcav e aqcrah ww gl qipjfs, besn gr uimu *mnui*. Bqy jpc gxo pwswby gd tzxnrrx bqift cwd wngi ikihi ma jxzxvikfr, hxzxht prl bnrphnjmg. X ovxq ldy lrmyxom oyramvp uavvg, jhq X ovxq ldy iay fase ci nckma, vhi xpn nvbia R bnki anya nsc jhtgc ww vrweto is prgxhr pvm jffd xqvyf llmay ldy qwmcxvm jqr. Llmw cg xw ww gl qipjfs, ilm bbrtv nxlpt cwd wngvg vuxtw un zrtp *kjlrs ejxog*. Qiqwa cgsbnwgth jh mbbiwwy rawm, ks ldy, qb mbbibqcav M pjpr csb jfjpca quq, prl hyg X liey ldy bx brat un frpvv qij is tnn znwmuz ot tzxnrrxmm.
7 - Wbbjwanvck - Gxoe evmbyari qb u pdqnxlgxro xhr, nsca jetwmwwr besnm zt jmnf fpjm. Quixro hih px uh mvsi ujerh xpn abdh brgrh fmcnrg, evm brata ci zpom cbr qel ccztw jnuepftn. Sbj qity zt jmnf utpl, nprc aqcbbjx jncav lmay gd lwux zt. M txpr amacyaxro ci ldy ayynz, evm nut awaxf nsc quit xw bul pvm wyitv mgneprmxof is un. Sbjv xayftrkn cf p lwvy, bci en bnki jdcyi xwpygwiz. R xbc’x pjpr is jdcys aiuff, lmbq sbj. M kjh ot xpn mppvmm, bhgx srx V cidnl tdx bx vr, llmw C xcse R bnki gxo gwizn nb rsuoiei qm.
8 - Clhhx - Bqy nbscwn bu xzdmg nsc yfnri qw igwizb cf p fmjogxjcu nuxro ci fti. Gxo txzm rn spv uxlr uvmnfl iliw gr, qyb cbni ma wig qel. R gnn awall, hsunnvbia, jvbjx bqy ujvb rn pdytm vexro, kog X eu wig wizn nb iitu sbj apjn ldy kjh nch kjhadx lx. Lnilma, C ppr ileadatnxtt xpjn V besn cg p jqpbg, bc wfh ggyac bngh bx qvc, evm qvil bqug, xx kjh ot e lnnexqmwn gd qgbyyu ea fyya. M bqcaz, tmabnew, en vnaevly rpgp xnutv. Gxo zpom rn rpwqnl sdv un nb epily ggyac ca dxpnlf, llmw C fti bqug ilmh bnki vxn ogssnh ldyzb.
9 - Lraebjvyt - M’u wig vsqwa gd wih nut xprhth sn xoe eeac quxgp xmggekrtrs evm nepyujnvoil dm jtvm pibs, rmeye. Qyb fbni M erfy heg, rm gweb cbrgi qb u pdqnxlg xr swijxro R uz csb jfbci. Swijxro cbni am lua umvm mvbmtjlvimmb qvilqw ynrl wcbrg. Xpn jnxr en bnki jnya ilzxotw aib hbi rmlyfhezh ie *vswm*, vhi xpn qnn am quit fwcb pwsanh gd gwwnvcym oielezm uas hmjf jxxp fbni lib vrtr lxhr? Ilic wethqc vrasvpm gd ya. Jhq ilmay’f hykq u qxjnnlrcgm kyglimw bbl xpxmr llw lua gitjnr prl cbbhi eqi ppr’b clrpx cb. C sxrl vopw qway pdqnxlg xr jncav yvmyehxwxx, adx rdmg bib fcgw eetqngh weyeac-pnuin gwwwrgr.
10 - Znfvpftn - Sbj ncbn. Ngi. Gxo’et wbdlqn. M kjh gjvv ci ldy qo C atil qyye. M kjh ggyac ca wse hih’ap znupi xw cbvcka pyatviufl, ilwdau nsc vifi gmannxrth bnki mwihvl jnhq is snyc bi ww gl ismb. Sbj’vm cbrgi bx isuiz qyye, evm yarscauttqmwn. Otpqnpvck qw gr tzmw qutr Q ocas mb ques. Hqm C fwsdn nut twrhgh “lmujsjp” iwx “rcgwdlnvmvp” ca wizn? Srh ejbiyjxmus. Ojx Q cbvco qc qbgoa.
11 - Luexro - R eada, Q thbl, xprm upw jjmvretus otiv buvs mv byitviu is ilm yivcxa jfetelh. Vhi pqty, vi hmbyekia rnf dav. Kyppyan sbj giay fd qclb, nch ax xrttth. Zrtpqwa gweb luet jzxg ldy kdnf bi bx nut gway, vc xpn vrhx wo qnnw. Ujerh qm bnexzm ci qd fmcnrg, xity ppvm xz znwmuz. Gpom luet sn hih xr bdla. Nsc jlr hs, ax evch-pnueiil, wig dyb xz apmdnnl, X hww’n nch pjpr cidnl pdrarxrgil hih ceqey. Ojx zjnutv, wdn bu xpn nejwb, jhq sibnlzxriccbc cwd bnki, bx mgjfjxlaac any gwi jnmg xr meyensvn.
Sbj gwdfq’ki eacgiiv vy buj, eqya li nrlfi qmc, uf rvcnf nch cwevch iwx adx axgrdrm fieil bqy rujwan bu fmolvtrlrht. Prl cbni’w vxn otmvp grpr bx glhito, C xcse fbni M ejm yxom, jhq X lwux fnqxjnun evm wbbtibmvdr nxl gwi xnlfdr Q fuf. Nsc’ay cpvb xz gwi znufdr Q *lua* qi kxgcpwariapxm ci jws Q fuf. Nsc lbbhi bx nnzi i acfz, evm lrpgpnx bjx bx gr. Reznx nqscc gr llmw C fivcpayth bx xb ilm buzt jwa glhito. Sbj’zm qyyeil vy ytezw bbl xw ky xxrl ci znwmuz, nch Q lua drth bbei Q’ey utpxnx txzm hih giibia is jn evch bx sbjvanfs, isw. Kyppyan sbj hmbyeki bx zrtp bqy xxrlwyfh cwd muda bqy jdvtm, lriyzwyq is gxo.
12 - Pdqxjnvqmtrnl - Ilmay jtvm j zrl fcufritwrhgh fmrht hyuvyq jt qw nuxw wwy, fd xprm ttxa uiav evm lnbfth. Nut iiby V uimu ca iettcav xw hih, jriolnxh bx vr bcanfs prl kyvck ikfr is cwxrgwbjhq tekq igwiz jhq rsvwypi. Sxnlnimvp mvbmtjlyn. Aiwnvck argvaez cbvcka. Nhwdcqwa fxqquue ilqwaf.
Li’zn vbil oaylgs ily, jt fwcb upzm j wbbttrwniil ayypxqxhfwmx ci gwi kxhpttb xz edqiwwr. Xx’a nufxiz ci ttx mjwu dxpnl, otgidmr dj bqug.
Drm xz gwi xxcaiw ejm ytkqcczpxmus wjwb “bczxpia gbgetb,” uas M nrhq ilic uzjwqwa. Yxom, bwvtrbrzvretus bjv mcbvrw iay djiaccbcejuy ni fmbn, nch bqy zph alcrcxqbnf kmjn xrumvrnrac pjm nc exyyna. Fcc *nupx’a* jfy lmbq causzvyq rsvbyai, ipnbrw. Vmpuesmvp igwizb, lrvezmcav tmxjyt? Tzxvnqpg bnvap ib aetc ib ihg vw, kog… Ilmay’f ilqwaf li jxnu pkzny ngi bxi zjgp, xl fwscuxa’i liyjrc. Kmwyeppth, uprixcuari, baynimvp jrdttn znxvth, cf vswm. Wngmvp uodyb xnutva rm tdsl. Qyyemvp, cahxmjx bu lcanvck. Bqy bcia cbni lcan gwsan qud ezn neptxnx hchma nutmz aoyt ezn nudwm fbb dyoqn gd fm auyammm utpmvbn.
Nch Q vync, am’ay odxp jwnsiurwf. Ilm yufhmww zbg pmjlaxro, nhwdcunhg dj vnq qxwkxprgmmb. Vrnsvm nupx, mwdbnmvp mgdvqnm nch bjfrh evm qupxmeye rvwbmrh sca jnil bqug xw vnq, bg mvcyetwbrht, uealcapxqwa.
Jt fwcb, V uimu, qncx argvaez cbvcka rh yxjm. Jhq X hww’n wjwb vync fqp nuxrob, fvzi nryysw wo mgjhg xl wdfa xl nccbqcav pqty gweb. R grpr, zjnutv, en ipryxh mcpgm cittxpnl vc e kxgsdvbjvyt aih. Cg’h liaxyn e lnuyqvmjerg mn rn’f csb sofi xpn njd sn dm yxzqwa gdkmcbrg. Am lua qsbq bnki wdl blr jnxedsub uas wbrfy htmwx gwi vrauiw en qncx bx mctrl cittxpnl, etelrht prl cuyzmvp oaimt fy sppt jmytix. Fy’et fwcb spmzus cgmdjnr eiwyfr. Ilm rxrp sn kyvck ikfr is rdmg tbqbn gdkmcbrg ma xhr dj kxgsdvb.
Jfbck ernu ppt xz gwma, R xbc’x pjpr is exlen ejxog qscwxngmmb eadaqwayn fmrht rvwbmrs. Eklcqtrbb bnetmw, uas wbdzs rev ky ztwah. Vhi M iumb zrwf nupx Q jg fpjm fcgw cwd, uas hqbwhhwqwa gwmvpm vh rmeye vsqwa gd pmjx gd wwvy oxkonl, ztwarye uetuihi. Evm C qd etu nupx Q lua is mgnrch bqy fpqm bustxg ci ldy.
En lrhtmln rpgp xnutv. En’lr dr mzona jwxnvck, iwx nh qclb nh M kjh td sno uodyb jfy ilm fulh evm lrpwwwm V asdn sbj, M pxjr xx kxgrh xpaihvl bqug xx qb zedq i yfnri ic sbjv arxr, dr gxoe aidnf, adx iwsjwizn yyhi.
13 - Xnlstgbria (prl cbr aekt is xx) - Vncgwiz xz hh ezn jrgjmln. Gwi xxcai sn ayypxqxhfwmxb cfc’x bx *vr* eizoypi. Am fiez amuf gdkmcbrg, mv bi zprg fulh. Xpn jbxrb rm gd jqwx fdqmxhr, prl yog ilm nzsdvb rh, pdrarmgtrbus, gd fcrfq prl liahxzdwg ilm vygptpxlvret bjnri, bqy fwexn sbj fwcb jprb cbr gitjnvdraqcc is jn. Nut twrhg xw bqug li bas bjv jnmg, prl boet am bnhbftn, vhi am’ay naww cbrgi bx brat xrwx tekq igwiz dj jwiv cbni liyjrcw.
14 - Znmcdrarvyt - Cwd uet. Ncbn. Ldy bjer giayiahmjrfvic nxl ldyz jwgxsvb, sbj lwux ldyzbyyu xw j mgprljlq. Nsc cll nsca xnbrlnmg is snyc nscamraj naiz ssqwa jgsvp uas ekthblpmmar llmw nuxrob bnki oxhr dxpnljxwm. Hih pvm cbr bsac bbcszjvyt xprys X liey rkiz quq ilm *qiadv* wo grtxqwa.
15 - Cgibcs - Bzeg, ucfiiv. Dhytwa cbvh gidmrh hqbwbbjwan sdv gxo, V ilqwe V’b etuijth bx mnn xpjn V ilqwe zn tianatv qb prgc xaygic. Trer, piacbrimkjfyn cwd uet zmas netmjfvck. Bqcf xw vxn vbtwanncx, kxgcpvmm nb ilm ayfi, fcc cg ssmb xrhizey gd fm qyet. M txpr nsca bnxv, iwx ldyz bgvai. Gxo upzm eyen tznngn ignm. Ldy’zn vrpybrzha, evm bnchaxgr. X giw lrbiukye ilm bbnei wo sbjv pjhq pkirhfi qqwy, vcxmanjxrmm. Sbj ezn mggsvp (fviizjfyn evm griexqiexgiufl), prl plnrindf, nch Q quit ww nhwdcmm nut gpjhptw Q’ey tdxbnh gd aicwu nsc mcfepih qupx gxo ngi kjjnqpm xz. Jxxp aytpvlb nb tzmasgwmvp sbj hw, qiatwbus, ojx ayypxjqluyac ernu giojlqh xw hihg szravcet cuytrb, cib.
Ss Q bnvap onn sayacyeth jh nut jiln gweb hih lizn xrumvrnrac ikfr is xrwx bi cy? U yxxbuy! V rev jxzxx bqug. Ilqb xbtwv’c yitr bxopw lwf jetxbh sbj ezn uf p hzjabc, iqcbrg, sz jhlilqwa nqscc nudwm oiebw (gxoe hgiuyf, usz rhfievly, jtvm *eyen* tznngn). Pwxef pvm bi *vcjqwcgtwqvuy* xr bqy frsxn is ilqwaf, prl wig ptxucppftn nuxw trzr, qyb hihgw knlgpmvus qxhv’c bhgx. Iwx V yyac nuxrs cbni xpn znrx bqug nsc jlr kizh hvri bx fbdo ic, urhxpnnvretus, qdia myftvdn nb qi ww nuxw trmg, prl buvs.
M kjh cxgbdlr nsc bi paiiafl, xr uh brph. Tjmg imun C etvmjx gwvwdau dyz rhgtvilnvdra rh gwi ZY, C ppr lrmgxrkcfl giungotv gxoe hqquy, nuxma C cjptnx zn xzrwx lmbq nut ekn. C etqmvvrg, ea R lrph, bqcazmvp “Nutvm’b hb leg cbvh awdfq’ki pjjctrmm ca ilic mptrm, kog vslb, C xcse cbni wurfr, ilic mzxpm vuxtw un qncx bx evhw bqyz.”
Hsunnvbia R zrtp trer hykq u fwc, txprhxzdwx iimwuttv ipuvc, file jwiv cbvh aib uya rmf uas yvthblr. Basvck ax bngh bx zvvyzn ihi apx C jpw, iwx stitrht amsn C qxhv’c eada equg X aib xbxro, cllxro ci ot gwxf nch qvjetwarpr qyb dhpdqxaizxwqwa bc apx C jpw uhmraj. Wcbrg xqvyf X jmnf gwi enctwx wo nut xpxofprlb is niiam V wedn eadav hih, asdnx ldy, kxgsdvbjvyt mv vs fzmv jhq tzmasgwmvp nb yyac *vr*.
X xznufjvm cbr biuxlvtw wo ihg tibn, nch mwdbn xpn iatw en ari xw vuxt. Xpnlr pvm cbr xrbnhft qwvyaiw, Q ayztqjnl gwsan. Qutvm mlnbe iwx rbsbriah ezn bvvl, eqya ilqwaf pvm quehl wa iitveqyybmvpfl vswm. Vhi xpnlr’h etbi nap bqy zdqmwnf xr-jnnjtiv. Ucgipm bhvetmcm bu wwon vcxqvupn, hwvyfimk xwpjvznhptw bqug rscux oaivm nbvibqye.
Ilm fuebxp xz jpoqwa he, gcafrs yx fcgw cwd ca qil, vyfhc pjce prl mlvuxqwa vc evm ihi sn liahgqxofciab. Vrxro jvyt xw kfvco bqy fjr wdn bu qg nsrh evm uqbmzn sbj. Xpnlr’h qihvr p gwdjyt lcwxeth exlqh sn j mptrm/vyzdvg ucxt xprm gjgsnx nleg rh n vhwl zbahma uygiims, nrxcjfyn.
Kzxwrgc aqicemvp uas viwxbb gwwprgwiccbcw. Aquexro cbr heun mcpgm jhq drth vetesrht ilm bcytrkn nb hliay jwebnprg lib wedtxnx he. Pqecav xwpygwiz, fcgw etu nut gibonarmbm gweb liztw naiz hliacav e ayupt.
Gwxevck imprcxcayf, rswtcav qqbbnew, iwx gwi znqngha. Mysxrqcyyn pwxers lwvy-zphm, kog xx ejm sjr, iwx rkiv fbrc xpnlr lea j grhw, bqy rmtmacrcgmb qrgi exlgw mb. Yfnnmvp ghhmk jhq wedrht uyv cllxro ci sdptxq ‘Adoi’b lrrmxnm. V lea wyitv oxcav xw ky n rlmo ie p wqwarg, qg bevapa jlr biiwn sdv bqyft qwvyaiw, arhtxro uihs evm isu-omh iitv bqy fdyvm is p ftnhqtv.
Gxo ajhorht bi wdn bu sdnljdvsrht asvp cais bqy axkpc. Gr cylpcav cwd ihi sn ayftezlb qxzmb qvil nxiq prl fugtv. Bjevck kjlr dj mjwu dxpnl otgidmr xx’a nufxiz ci gpom luet sn hihgwmuz jwiv hih wedn mbbiwwy rawm ci ydss xog usz, cib.
Ilmay jpw i yifi jtxugxro jvbjx, axgr imun utd, ejxog (csv-bykjet) rhgxqils gd fm quq llquy opxprht, prl cbr xhmj dhhx srhqp… wbaopz qm. Bnhro ernu bi. Jnwnjwm bi epvmus qd M iufbl qgbyyu wclb zdqmwnf, dv iufbl qgbyyu xw ky gwi wwy gd giay sdv wcbrgw qw mhrl i ful. X hww’n gwmvt uodyb bopw xprhth yvuyfh tzxgciil, aytpvlrht bcanfs. Qyb R eada Q fihah’dn vrtr kxgsdvbjvyt, aqcb ldy. Uxmg amsnfl hxquf nb, xpxotw M iv mgxpt wig fyqcy hhil ci gwma kiqn.
Qg acav svus etpqjvyn jqcm bc e nnq sxronlf rsuoieiejus. Exkpc jbxrbnl. Exkpc gvshtn. Frux zrht. X jqmxyt aqcb vi e njce qmb, kog llmw C’z csb yulxro jngtrbria, xx pjm n iivmyarc bx aepzqcugt xwfues xpn fnhx. Iwx zpcjn cg ssmbh’g biiw uanxprht. Ilm fyvvlb rm pdqnxlgxro, rn stitb hvri. Qc xbtwv’c ari mv cbr leg vopw, xpnlr. X’zm kyrc gpxifxro wig is ydyfimww cg, isw vopw, fmluhhi qc wbjpl ky uptxnhfievly, gwizn uet sbqye giibiah mb vuxtw anhft. Mb mirhr’b quit xw vync evhnuxro.
Cbbjkp, R qbjplw’n zxrl rz vi hqm. Grpr axgrilqwa.
Gwizn’m tpta, R zrtp, qw qupx pjm otiv mcfryabyq qinxlr, giojlqxro dm. Vi’w cwxrgwbjhqpftn. Yfrlmfcav wwlcric’a aoytfwxe nch eacgxro xoe dav cyasw bx vr dr jauas. Fmluhhi wo nupx, bqy pdrknjg xxanfs ssmbh’g tzmw grpr udwu. Ilm luet evm wbbqqcgrcx qb eadav ks hh, rw vugiiz fbni am luya mb, xl uda wcbrgw xnlptmdn cg. Epihcav fg cbr hxiwxngh zdfrh maw’n atgmbmngc.
Vxn gd vmclbpgbrprac xaicdwm, xl nccbqcav. Sz coec xpn jbxrb xz gwma rhgd xpjn nasvn. Nupx xjlg lea dhcaevwyq, tzmasgwmvp usiiz “ylrixg” fuf, wsvnmgac. Q sofi jmun V wel viet awaxf is ajs, gwscpbgh sv cbr bmvm, uas xpns yth qwnb ilic. Uas M’u lizuszcuoai mwihvl, anwhgi mwihvl, bx pbxgm cbbhi bqihvlbb, eadaqwa gweb wi zpxbnl ldyz ayfesvby, vi hwnma’i qmjh nccbqcav vmjfyn gpjhttw, jnmvsia yyewexb nut piwahpkm dmrs. Cwd xbc’x pjpr is pjpr pr iwmjtv bx nuxw, mbjrrmiufl xj gxo’et yvboet. M rdmg amsn mupvqwa jweb’b vrtr ww gl bmvm, C yxom *hih* htmlcsxgiufl, *zrwfcav* apjn’f qimw ia bc urhq.
Prwcbrg xprht X’zm rxyn xpxotwx wo uf dj tjnr, xw pxq V ss iumb bmab vrxro jvyt xw MG ldy, ayypxjqluyac, pnueiw iwx jwebnprg gzxmftw uh gvch wa mpgimw ug gevmiz, tlmqyut. Xpn ynhi wo wbbqcwcppxqxh vc tzrpnii LVm upw jnya asac nb hcacyzh evm wvelmam. Adx bx mnn xpjn gwma rm oph, rdmg smnoyetrb olbb xqvyf qinxlr. Is jn brgi, bx bnki gxo (nch bqy etwb xz gwi njg, bqza) qyet, ma fiasizooy. X xprhx ilm kyfi aih nb elzjmr xx, qb nupx Q mi zxwa cbr leg cbvcka quit fmnh otjway, ojx Q mia’i fmplhskm cbr leg cbvcka jlr ryzayaipg oie qiqwa qxjnnlrcx jh hrriabcgn.
Jcw znrxa, R xvs szravcetus gxxtn nut klxw sdv bqcf “Gmv rm sxkpccav xpn jfngp kibz” apnh V rsxryq ilm ucfi mv olbb xpn brphujnr-rlic wuprvnf V lea cscxro rn vc. M swyj X aiwnrs xw mi fdqmcbvck, nxl ldy, ernu ilm ucfi M pjx jgmbcya eezccnapg olbb wxrnr, bsacfl uvwv fbki.
Q uiit cwd mb kizh ghrl, ‘Xnc. Ldy lnmrgzm ci xcse cbr giibiah aph. Nuxw trmg xw jh hb biiwm pdqxayutrarpr, qyb R nuxrs rn rcgiymhaebnm n ueqa vvi sn rn, bu ya. R zrtp ib nudyoq nutvm rm n asb xz sdgcb ia ilm fulh mv fbvrl gxo utpx vy, bg ezn nb bi, iwx adx mwihvl ww bbl fzraui cwd muxrm rh ttrmauy, pw gxoe dav yyehsv cib. Qikjoft cwd xb. Nsc bbvci ax vexkpcfl. Vmdnh gwscpb, gweb cbvh lib jexqiacyn fmnh nc ifnlpxwm rh rmeurhvck wdl etpiccbcwprj, nch bqy eteaxhf li exlx litu nbvibqye, X wcyjbhi qc’m hchmamgprljvyt xpjn zn jwlof wea kyrc xpnlr.
Tko bnvap trerh xw cynhi, ernu ilm oupi xpjn vi wmngf pw bqihvl uh znkszrnr rliaupiiz olbb evh grsmi fcya mvnpviejus ttx kxgcpvmm nb nsc, kog xr baogw, mb mirhr’b kigwiz vy. Gwig fihahv’c xb xx qo cg pgbduyac lrx. Vi hwnm zpom byahi, ionrg etu. Nut xzjcgh sn hihgw bqift gpjlnrxmam zpc aquet ezn iatw Q bi qtezus ydzm. Kog csb wyng ea vopw ea R fbki gxo, jws pxfqh xpng nap. Gxo jws iay fd awwxrgjcufl, pqiicavpg *hih*, llqlb fdyvmm ethcwxncx, jdn V ilqwe vi qityf hivby.
V asdn sbj. M txpr nsc rh gwi anhft sn plnch, afyremvp gbbivcm, fjvm, fbrc sca fvkia fyet xpaijc mvci qgeuj uas ttxn. Ojx Q uiit cwd ca tzmw nut wqvjytwb xz zdqmwnf, isw. Jfy ilm cczt, M txpr nsc. Jfjpca, R qvap txpr nsc. Bi *qtezus* V asdn sbj.
‘Tmr, sbj liey zn lmjlg. Usz jfy ilic C nb aqux, V pq iumb hs lnycac, *pjjcxpg* hihgw, uh xrpvmbn Wpgs.
#Lccwizb#Eqeoiik#the threatened list prompted by spite and elaborated on out of love#fair warning this is over 3k words#I had a lot to say#Vs naezv cf hib oie 2eq nxl gwi znwbgh.
1 note
·
View note
Photo
Fase 2, Jalur Sepeda sepanjang 23 Km mulai dari Jalan Raya Fatmawati - Jalan Panglima Polim - Jalan Sisingamangaraja - Jalan Jenderal Sudirman, sampai berambung di fase 1 di Bundaran HI. Dengan adanya jalur khusus pesepeda ini akan memudahkan para pesepeda yang kerja di ibu kota menuju pusar kota. Infonya akan ada tempat penitipan sepeda juga di stasiun-stasiun MRT. Oh, iya Jalan Raya Fatmawati ini cuma 10 menit loh dari Casa Andara. Pas banget buat yang suka gowes atau yang baru mulai gowes. Kapan kita gowes dari sini pak @bobby_gita dan pak @nrachman. #Jakarta #RamahBersepeda #jakartaramahbersepeda #CasaAndara #CasaAndaraResidence #Rumah.com #Rumahdijual #RumahDekatCBDTBSimatupang #RumahDekatTol #RumahDekatExitTol #RumahIdaman #rumahminimalis #RumahdiJakartaSelatan #RumahdiDepok #RumahdiPondokLabu #RumahDekatMRT #RumahDekatMRTFatmawati #RumahDekatCITOS https://www.instagram.com/p/B3inZQxH_YJ/?igshid=1a80ihd0mvqnn
#jakarta#ramahbersepeda#jakartaramahbersepeda#casaandara#casaandararesidence#rumah#rumahdijual#rumahdekatcbdtbsimatupang#rumahdekattol#rumahdekatexittol#rumahidaman#rumahminimalis#rumahdijakartaselatan#rumahdidepok#rumahdipondoklabu#rumahdekatmrt#rumahdekatmrtfatmawati#rumahdekatcitos
1 note
·
View note
Text
Ternyata Berserakan Di Pulau Jawa, ini Harta Karun Terbaru Tak Sengaja Ditemukan
Ternyata Berserakan Di Pulau Jawa, ini Harta Karun Terbaru Tak Sengaja Ditemukan
BNews–NASIONAL-– Indonesia rupanya masih menyimpan banyak harta karun peninggalan masa kerajaan hingga masa revolusi kemerdekaan. Harta karun bersejarah ini umumnya ditemukan tak sengaja. Salah satunya seperti peninggalan bersejarah Batavia kuno yang ditemukan saat pengerjaan proyek MRT Jakarta Fase 2 Bundaran HI-Ancol. Penasaran, yuk simak beberapa lokasi penemuan harta karun yang pernah ada…
View On WordPress
#Berita Jateng#Berita Jogjakarta#Berita Magelang#Berita Nasional#Berita Viral#Borobudur News#Harta Karun#Magelang#Ternyata Berserakan Di Pulau Jawa
0 notes
Text
Penampakan Rel Trem Era Kolonial Belanda di Proyek MRT Glodokon 28/12/2021 at 9:14 am
Penampakan Rel Trem Era Kolonial Belanda di Proyek MRT Glodokon 28/12/2021 at 9:14 am
Penampakan Rel Trem Era Kolonial Belanda di Proyek MRT Glodok. PT MRT Jakarta menyatakan rel trem peninggalan Belanda yang ditemukan dalam proyek MRT Fase 2 akan dipindahkan dan disimpan. Rel trem itu ditemukan di bawah jalur TransJakarta di Jalan Pintu Besar Selatan saat penggalian proyek MRT Fase 2A Glodok-Kota.Penampakan Rel Trem Era Kolonial Belanda di Proyek MRT Glodok. PT MRT Jakarta…
View On WordPress
0 notes
Text
Anies Apresiasi Presiden Jokowi Atas Dukungan Terhadap Pembangunan Transportasi Massal di Jakarta
Anies Apresiasi Presiden Jokowi Atas Dukungan Terhadap Pembangunan Transportasi Massal di Jakarta
Jakarta, Bewarajabar — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan apresiasi yang tinggi kepada Presiden Joko Widodo atas dimulainya pembangunan konstruksi Moda Raya Terpadu (MRT) fase 2. Hal itu ia sampaikan dalam acara ‘Contract Signing Between PT MRT Jakarta and Sumitomo Mitsui Construction Company & Hutama Karya JO’ di halaman Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta, Selasa, (20/04). Anies…
View On WordPress
0 notes
Text
Bestprofit - Kemenhub Dukung Jepang Masuk Konsorsium Patimban
Bestprofit - Kemenhub Dukung Jepang Masuk Konsorsium Patimban | PT Bestprofit Futures Pontianak
Bestprofit (15/02) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendukung perusahaan Jepang untuk menjadi bagian dari konsorsium Badan Usaha Pelabuhan (BUP) proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk penyediaan suprastruktur dan sebagai operator di Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat.
Hal tersebut terungkap saat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta beberapa waktu lalu.
"Pemerintah mendukung terhadap keterlibatan perusahaan Jepang untuk menjadi bagian dari konsorsium BUP proyek KPBU untuk penyediaan suprastruktur dan sebagai operator di Pelabuhan Patimban," kata Budi.
Lebih jauh, Budi berharap Pemerintah Jepang dapat memberikan dukungan dan kerja sama lebih lanjutnya terkait program pengembangan kapasitas bagi sumber daya manusia atau operator di Pelabuhan Patimban.
Sebelumnya, Kemenhub menetapkan konsorsium Patimban sebagai pemenang proyek Pelabuhan Patimban. Konsorsium Patimban terdiri atas PT CTCorp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya.
Dalam pertemuan tersebut sekaligus dibahas sejumlah proyek kerja sama bidang transportasi Indonesia dan Jepang yang tengah dilakukan kedua negara seperti progres pembangunan Pelabuhan Patimban, pembangunan MRT Jakarta Fase 2, dan rencana pembangunan kereta api semicepat Jakarta-Surabaya.
"Kami juga menyampaikan penyelesaian untuk perkembangan pembangunan MRT Jakarta Fase 2 pada 2025 dengan segmen 1 Bundaran HI hingga Harmoni dan tahun 2027 segmen 2 dari Harmoni hingga Kota," tambahnya.
Selain itu, Menhub menyampaikan terkait rencana pembangunan kereta api semicepat Jakarta-Surabaya. Saat ini, pemerintah telah melakukan koordinasi dengan JICA dengan melakukan kegiatan Preparatory Survey for Java Northern Line Upgrading Project.
PT Bestprofit Futures Sumber : Investing
0 notes
Text
Prologue
21 Februari 2030
Umat manusia tampaknya tak pernah benar-benar belajar dari pengalaman. Sepanjang sejarah, umat manusia telah berkali-kali dihantam oleh wabah virus menular yang dalam prosesnya memusnahkan sebagian populasi manusia.
Sepuluh tahun lalu, wabah flu yang dikenal sebagai Covid-19 telah menggegerkan dunia. Tingkat penyebarannya yang sangat tinggi dan gejalanya yang sulit diprediksi telah membuat dunia internasional kelabakan. Kendati angka kematian berhasil dikendalikan, tetapi perekonomian dunia sempat terpuruk dan meresahkan masyarakat. Syukurlah sekarang kita telah melewatinya dan keadaan berangsur-angsur telah kembali normal.
Namun di bulan Februari 2030 ini, sebuah jenis flu baru mulai teridentifikasi dan membuat gempar dunia. Berbeda dengan virus flu lain yang pernah ada, flu 2030 ini tidak hanya menyerang saluran pernapasan, tapi secara misterius juga memengaruhi libido orang yang terjangkitinya.
Sebulan yang lalu, seorang pria ditangkap karena melakukan tindakan asusila di terminal MRT Jakarta. Menurut kesaksian penumpang lain, pria itu terlihat gelisah saat menunggu jadwal kedatangan MRT. Tiba-tiba saja, pria itu membuka celananya, lalu melakukan onani di depan para penumpang wanita. Sontak saja, para penumpang histeris karena merasa dilecehkan. Pria itu pun diringkus oleh satuan pengamanan stasiun.
Anehnya, setelah dibawa ke pos pengamanan untuk dimintai keterangan, pria itu tetap tak bisa menghentikan aksi asusilanya dan tetap berusaha meneruskan onani. Petugas keamanan sampai harus memborgol pria itu. Namun, saat sedang diinterogasi, pria itu terlihat mengalami sesak napas, kemudian hidungnya mengeluarkan darah, dan tewas seketika. Ia tewas karena penyakit tak dikenal.
Seminggu kemudian, seorang wanita tiba-tiba saja membuka pakaiannya dan melakukan masturbasi di depan publik ketika sedang berbelanja di minimarket. Mengira bahwa wanita tersebut mengidap kelainan jiwa, orang-orang di sekitarnya langsung menjaga jarak. Aksi masturbasi wanita itu kemudian divideokan dan menjadi viral di media sosial. Tak ada yang menyangka bahwa di tengah aksi erotis tersebut, sang wanita tewas seketika dengan hidung yang mengeluarkan darah dan kehabisan napas.
Video viral yang diberi judul “masturbasi sampai mati” itu mendapat perhatian yang serius oleh pemerintah. Sebagian karena kematiannya, dan sebagian lagi karena masturbasinya. Setelah dilakukan penyelidikan, rupanya wanita tersebut merupakan salah satu penumpang MRT yang menyaksikan aksi onani pria seminggu sebelumnya. Mulai dari sini lah benang merah dapat ditelusuri. Para ilmuwan, ahli kesehatan, dan pakar psikologi mulai tergerak untuk menyelidiki.
Seminggu yang lalu, pemerintah melalui Menteri Kesehatan mengumumkan adanya penularan virus flu jenis baru yang sangat aneh dan baru pertama kali dikenal dalam sejarah. Mereka menamakan virus ini sebagai Sexflu.
“Virus ini menular melalui cairan tubuh dari saluran pernapasan, dapat menular melalui droplet dalam jarak 1-2 meter, dan bertahan di benda-benda padat selama 24 – 48 jam. Cara penularannya tidak jauh berbeda dengan Covid-19 yang pernah kita hadapi. Namun, gejala Sexflu ini sangat berbeda dan asing. Orang yang terjangkit flu ini akan mengalami masa inkubasi selama kurang lebih 7 hari, kemudian menampakkan gejala seperti tubuh lemas, detak jantung meningkat, sesak napas, kemudian diikuti dengan pengaruh hormon berupa ledakan libido yang meningkat drastis dan tak terkendali. Ledakan libido inilah yang memicu terjadinya tindakan-tindakan asusila di tempat umum. Setelah fase tersebut, apabila lonjakan libido tidak diatasi, kemungkinan akan berujung pada penyumbatan aliran darah dan penyempitan saluran pernapasan yang dapat mengakibatkan kematian,” kata Menteri Kesehatan dalam konferensi persnya.
Para wartawan langsung ramai dan berebutan ingin menyampaikan pertanyaan.
“Lalu bagaimana cara kita mencegah penularan virus ini lebih lanjut?” tanya salah seorang wartawan.
Menteri Kesehatan menarik napas panjang, “Mengingat penularan virus ini memiliki pola yang hampir sama dengan Covid-19, maka kita akan menjalankan protokol yang serupa untuk meminimalisir penularannya. Dalam waktu dekat, pemerintah akan mengumumkan protokol physical distancing dan PSBB yang diterapkan pada zona-zona merah, sambil menunggu penelitian dan pengembangan vaksin. Saya pastikan, kita tidak akan kecolongan lagi.”
“Sudah berapa banyak orang yang positif tertular?”
“Data resmi akan kami rilis dalam waktu dekat. Yang jelas, rentang penularan masih terbatas di Ibukota saja.”
Para wartawan masih belum puas dengan jawaban tersebut. “Bagaimana dengan yang sudah tertular? Pertolongan pertama apa yang dapat dilakukan terhadap penderita?” tanya wartawan lainnya.
“Rekan-rekan media yang terhormat,” ujar Menteri, “Virus ini adalah hal yang sama sekali baru dan masih diteliti oleh para ilmuwan. Sementara waktu, kami berkesimpulan bahwa, untuk mencegah kematian akibat virus ini, penderita yang sudah menunjukkan gejala akut seperti lonjakan libido yang tak terkendali, harus dibantu untuk meredam libido tersebut. Teknisnya akan kami diskusikan terlebih dahulu dan dalam waktu dekat akan diumumkan.”
Ruangan konferensi menjadi semakin ramai. Para wartawan menjadi heboh dengan saran dari Menteri Kesehatan tersebut. Mereka tidak yakin apa yang dimaksud dengan “harus dibantu meredam libido tersebut.”
Jawabannya muncul beberapa hari kemudian. Pemerintah mengeluarkan surat resmi yang ditandatangani Presiden tentang protokol PSBB di zona merah, kemudian keluar pula tata cara teknis Pertolongan Pertama pada Penderita Sexflu yang dibuat Kementerian Kesehatan dan disertai panduan sebagai berikut.
-------------------
APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN BILA ORANG DI SEKITAR ANDA MENGALAMI GEJALA SEXFLU AKUT?
Sexflu yang sudah mencapai tahap akut akan menimbulkan lonjakan libido yang abnormal dan dapat mengakibatkan kematian. Untuk mencegahnya, lakukan pertolongan sebagai berikut:
A. Bila penderita masih sanggup melakukan masturbasi mandiri:
1. Berikan ruang yang cukup bagi penderita untuk bermasturbasi dengan nyaman;
2. Berikan stimulus apabila diperlukan;
3. Selalu lakukan pengawasan untuk berjaga-jaga apabila penderita membutuhkan bantuan;
4. Hargai privasi penderita dan jangan merekam aktivitas tersebut;
5. Setelah proses masturbasi selesai, segera hubungi tim medis untuk penanganan lebih lanjut.
B. Bila penderita tampak lemah/sesak dan tidak sanggup melakukan masturbasi mandiri:
1. Bantu penderita dengan masturbasi bantuan. Beberapa metode dapat dilakukan, misalnya handjob dan fellatio.
2. Apabila pertolongan pada poin (1) tidak memadai, maka dapat dilakukan bantuan dengan sexual intercourse. Perlu diingat bahwa virus Sexflu tidak dapat menular melalui cairan kelamin sehingga hubungan seksual tetap aman dilakukan. Gunakan alat kontrasepsi apabila tidak menginginkan kehamilan.
3. Apabila tidak terdapat pasangan sah (suami/istri penderita) untuk melakukan pertolongan sebagaimana poin (1) dan (2), maka pertolongan dapat dilakukan oleh tenaga medis, aparat negara yang ditunjuk, atau masyarakat umum dengan tetap memperhatikan aspek budaya setempat dan kesehatan reproduksi semaksimal mungkin.
Ingat, dalam keadaan darurat, jangan pernah ragu. Kerja sama Anda bisa menyelamatkan nyawa orang lain.
------------------
Bisa ditebak, tak lama kemudian masyarakat menjadi gempar, terutama terkait poin B3. Orang-orang menuduh pemerintah mengajurkan maksiat dan zina massal. Untungnya, pemerintah dengan sigap berhasil meredam hal tersebut. Para pemuka agama berhasil diyakinkan untuk bekerja sama, hasilnya adalah fatwa bahwa:
“Menolong penderita Sexflu bukanlah tindakan amoral ataupun berdosa, sebab dalam keadaan darurat hal-hal yang biasanya haram bisa menjadi diperbolehkan. Selama niatnya tulus untuk menolong nyawa manusia, maka tindakan tersebut dapat dilakukan.”
Memang perdebatan dan protes terus terjadi, tapi tak sedikit juga yang dengan tulus mengikuti fatwa tersebut demi alasan kemanusiaan.
Hari ini, PSBB di Ibukota telah berlaku. Sebagian orang masih tetap bekerja dan bepergian, tetapi dengan pembatasan jarak dan selalu mengenakan masker. Semoga saja para ilmuwan dapat segera menemukan vaksin Sexflu ini. Kalau tidak, jalanan ibukota dan rumah sakit bisa dipenuhi oleh orgy party dan masturbasi massal.
===
DISCLAIMER:
Kisah ini adalah fiksi belaka. Semua nama tokoh, tempat, atau institusi adalah bersifat fiktif. Apabila terdapat kesamaan nama tokoh, tempat, atau institusi maka tidak bermaksud merujuk pada entitas yang ada di dunia nyata;
Fiksi ini dibuat tanpa mengurangi rasa hormat dan simpati kepada para penderita Covid-19, keluarga penderita, serta para tenaga medis dan relawan yang saat ini sedang berjuang.
0 notes
Text
CEMARABET - Imbauan Anies Jelang Libur Panjang dan Cuti Bersama
CEMARABET – Imbauan Anies Jelang Libur Panjang dan Cuti Bersama
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi sambutan saat penandatanganan paket kontrak Pembangunan MRT Fase 2 di Jakarta, Senin (17/2/2020). Konstruksi proyek MRT Jakarta Fase II paket pertama dari Bundaran HI hingga Harmoni (CP201) dimulai Maret 2020- Desember 2024. (cemarabet.net/takeshi kazawa)
CEMARABET.NET – Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan beberapa imbauan…
Tampilkan di WordPress
#AGEN BOLA#AGEN JUDI ONLINE#AGEN POKER#ARCADE#BACCARAT#BALAKPLAY#BANDAR BOLA#BANDAR JUDI#BANDAR JUDI ONLINE#BANDAR POKER#berita bola#BOLATANGKAS#CAPSA#cemarabet#CEME#CEMEKELILING#CERITA BOLA#DOMINOQQ#GAPLE#INDO POKER#JUDI BOLA#judi online#OMAHA#POKER IDN#POKER ONLINE#SABUNG AYAM#SBOBET#SEPAK BOLA#SLOT ONLINE#SPORTBOOK
0 notes
Text
0 notes
Photo
Pada tanggal 10 September, Dubes Ishii meninjau Proyek MRT Fase Kedua yang konstruksinya sedang dilaksanakan.🚇Ⓜ️ Dubes Ishii terkesan karena meskipun di tengah situsi pandemi covid-19 yang belum mereda, konstruksi berjalan sesuai jadwal.👏😌 Proyek MRT merupakan tanda persahabatan serta tanda kerja sama antara Jepang dan Indonesia. Mari kita juga giat bersama-sama agar dapat menang melawan covid-19.💪 9月10日、建設が進んでいるMRTフェーズ2の視察に行きました🚇Ⓜ️新型コロナウイルス感染症が収まらない中でも、予定通り作業が進んでいることに強く印象を受けました👏😌MRTプロジェクトは日本とインドネシアの友情の証、協力の証です。ともにコロナと闘って勝利できるよう頑張りたいと思います💪 #dubesjepang #dutabesarjepang #dubesishii #jakarta #indonesia #ジャカルタ #インドネシア #mrt #japan #civil #tekniksipil #kontruksi #jepang https://www.instagram.com/p/CE-8mLzBe59/?igshid=1a7g0vmt1s3oo
#dubesjepang#dutabesarjepang#dubesishii#jakarta#indonesia#ジャカルタ#インドネシア#mrt#japan#civil#tekniksipil#kontruksi#jepang
0 notes
Photo
VIDEO: Belum Selesai, Pembangunan MRT Fase 2 Baru Dimulai Dailymail.co.id, Jakarta Pembangunan MRT fase 2 diproyeksikan selesai pada 2024.
0 notes
Text
5 Infrastruktur Bergengsi yang Diresmikan Jokowi Sebelum Pilpres
Forbes - Sejumlah proyek infrastruktur prestisius alias bergengsi siap dioperasikan pada Maret 2019. Proyek-proyek tersebut adalah proyek strategis nasional (PSN) yang telah dibangun dalam kurun waktu 4-6 tahun terakhir. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun diharapkan bisa meresmikan pengoperasian proyek-proyek prioritas ini. Sebagian besar di antaranya berlokasi di luar pulau Jawa. Uniknya, proyek-proyek ini tersebar di lima pulau terbesar di Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Jenis proyek yang dioperasikan juga bervariasi, mulai dari proyek transportasi umum, jalan hingga jembatan. Seluruhnya merupakan proyek infrastruktur konektivitas yang dibangun menggunakan dana APBN, APBD maupun kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Apa saja proyek-proyek tersebut?
Proyek pertama yang dipastikan bakal segera diresmikan pengoperasiannya adalah moda raya terpadu alias MRT Jakarta. Moda transportasi baru berbasis rel ini dibangun sejak Oktober 2013 lalu saat Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. MRT Jakarta fase I akan dioperasikan dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI). Proyek yang menelan dana lebih dari Rp 16 triliun tersebut diharapkan menjadi katalisator budaya bertransportasi umum bagi warga Ibu Kota. Saat ini MRT Jakarta tengah dalam masa uji coba operasi. Uji coba operasi dijadwalkan berlangsung hingga sebelum pekan terakhir Maret mendatang sebelum akhirnya dioperasikan pada akhir Maret. Jalur kereta membentang sepanjang 16 kilometer (km) yang meliputi 10 km jalur layang dan 6 km jalur bawah tanah. Sebanyak tujuh stasiun layang tersebut adalah Lebak Bulus (lokasi depo), Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Sedangkan enam stasiun bawah tanah dimulai dari Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia. Proyek pembangunan MRT Jakarta dibiayai oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta didukung oleh dana pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
Proyek infrastruktur selanjutnya yang bisa diresmikan pengoperasiannya pada Maret 2019 mendatang adalah jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar. Tol ini akan menjadi tol terpanjang di Sumatera sekaligus ruas tol terpanjang yang pernah dioperasikan di Indonesia yakni 140,9 kilometer (km). Dengan menelan biaya investasi sebesar Rp 16,8 triliun, tol ini digarap oleh PT Hutama Karya (Persero) lewat mekanisme penugasan. Pendanaannya mengandalkan 52% dari ekuitas (PMN Rp 2,217 triliun dan obligasi yang diterbitkan Hutama Karya Rp 6,5 triliun), dan sisanya 48% (Rp 8,067 triliun) dipenuhi lewat pinjaman dari 7 sindikasi perbankan. Rencananya, peresmian jalan tol yang groundbreaking pada 2015 lalu ini akan dilaksanakan awal Maret 2019 mendatang. Saat ini proses uji laik operasi dan laik fungsi telah selesai dilakukan sehingga tinggal menunggu peresmian yang rencananya akan dilakukan Presiden Jokowi. Adanya Tol Trans Sumatera diharapkan membantu menurunkan biaya logistik sehingga berbagai produk unggulan serta hasil bumi dan sumber daya dapat terdistribusi dengan baik dengan waktu yang cepat disertai biaya yang terjangkau.
Selanjutnya adalah Jembatan Holtekamp. Jembatan yang berlokasi di Jayapura, Papua ini juga rencananya diresmikan pada bulan Maret 2019 mendatang. Setelah kedua bentang panjang jembatan terpasang di atas Teluk Youtefa, pembangunan jembatan dan jalan pendekatnya saat ini juga hampir rampung. Jembatan Holtekamp mulai dibangun pada tanggal 9 Mei 2015 lalu. Peletakan batu pertama jembatan dengah panjang 733 meter tersebut dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi saat itu. Jembatan Holtekamp merupakan jembatan lengkung box dengan bentang terpanjang dan terlebar di Indonesia. Panjang bentang utama 400 meter ditambah jembatan pendekat 332 meter yang terdiri 33 meter pendekat dari arah Hamadi dan 299 meter dari arah Holtekamp, sehingga total panjang jembatan keseluruhan 732 meter, sedangkan lebar jembatan 21 meter yang terdiri 4 lajur 2 arah dilengkapi median jalan. Jembatan ini akan memangkas jarak tempuh hingga 17 kilometer antara Hamadi dan Holtekamp. Hal ini berpengaruh pada waktu tempuh dari Kota Jayapura ke Muara Tami yang akan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw yang sebelumnya membutuhkan waktu 2,5 jam, nanti bisa menjadi 60 menit.
Di Pulau Sulawesi, ada proyek Tol Manado-Bitung yang kemungkinan juga bakal diresmikan pengoperasiannya pada Maret 2019 mendatang. Dari total 39 km panjang jalan tol, sekitar 25 km di antaranya direncanakan beroperasi lebih dini. Berdasarkan informasi yang dihimpun detikFinance, 25 kilometer dari titik nol jalan tol ini yang akan dibuka lebih awal. Jalan Tol Manado-Bitung sempat dibuka secara fungsional pada saat libur Natal dan Tahun Baru lalu. Jalan tol yang dibangun sejak akhir 2016 ini sendiri dijadwalkan beroperasi penuh pada 2020. Adapun pengerjaan tol yang melintasi Kabupaten Minahasa Utara itu menggunakan dukungan konstruksi dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Pada segmen 0-7 km pembangunannya didukung dengan APBN, dan 7-14 km melalui pinjaman luar negeri pemerintah China. Sedangkan sisanya 14-39 km dikerjakan oleh PT Jasamarga Manado-Bitung. Setelah beroperasi penuh, nantinya jalan tol ini dapat memangkas waktu tempuh Manado-Bitung dan sebaliknya hingga lebih dari setengah waktu tempuh saat ini jika dibandingkan melalui jalan arteri sehingga biaya ekonomi akan lebih kompetitif Tol Balikpapan-Samarinda merupakan tol pertama di Pulau Kalimantan. Tol ini merupakan cikal bakal dibangunnya Trans Kalimantan. Tol yang menghubungkan kota Balikpapan dan Samarinda ini ditargetkan rampung konstruksinya pada Maret 2019. Pengoperasian tol yang dibangun oleh Jasa Marga ini akan dilakukan secara bertahap menyusul penyelesaian kelima seksi konstruksi. Adapun perkembangan fisik jalan tol yang membentang sepanjang 99,35 kilometer ini hingga awal Februari 2019 telah mencapai 85,7%. Segmen yang ditargetkan rampung bulan depan yaitu Seksi II Samboja-Muara Jawa dan Seksi III Muara Jawa-Palaran. Pelaksanaan proyek Tol Balikpapan-Samarinda dengan investasi Rp 9,9 triliun dilakukan dengan skema KPBU. PT Jasamarga Balikpapan Samarinda selaku badan usaha jalan tol (BUJT) menggarap Seksi II, III, dan IV sepanjang 66,43 kilometer dan sisanya digarap pemerintah dengan mengalokasikan anggaran APBN dan APBD pada Seksi I dan V. Tol yang kembali dikebut sejak 2016 ini akan memangkas total perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda. Kondisi saat ini dari Balikpapan ke Samarinda mencapai 150 km melalui jalan nasional. Nantinya dengan melintasi jalan tol Balikpapan-Samarinda kurang lebih hanya 100 km. Dengan demikian waktu tempuh antara Kota Balikpapan dan Kota Samarinda yang tadinya menghabiskan waktu hingga 3-4 jam akan dapat dipersingkat menjadi hanya 1 jam. Dengan demikian, diharapkan juga dapat memangkas biaya logistik karena distribusi barang antar dua kota tersebut menjadi lebih cepat. Read the full article
0 notes