Tumgik
#Luap´ur
thebuhonerodazorrow · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Bloodwulf #2
La nueva penetración
Octubre 1996
Image
6 notes · View notes
mewangitenang · 5 years
Photo
Tumblr media
Lepas.
Mood: dead bachelors - summertime fling
----
Perlahan-lahan pulih. Selama fase istirahat, saya kehilangan energi bahkan untuk menulis, satu hal yang selalu bisa menyembuhkan (apa pun) selama ini.
Beberapa tahun lalu, setelah memutuskan untuk tidak lagi menggambar, saya meletakkan alat menggambar di dalam kotak penyimpanan dan melepaskan diri dari apa pun tentang gambar atau ilustrasi.
Selang dua tahun kemudian, saya mencoba untuk mengembalikan kesenangan menggambar itu, namun sama sekali tidak berhasil. Beberapa kali mencoba, saya membuat dua gambar berbeda dan selesai tapi selebihnya bukan senang yang saya rasakan, justru malah membuat saya uring-uringan. Saya kesal, tangan saya seperti kehilangan kemampuan untuk membuat objek dan mewarnai. Kemudian alat menggambar saya taruh lagi di kotak penyimpanan.
Tahun selanjutnya saya masih penasaran, bagaimana mungkin kesenangan menggambar ini benar-benar lenyap? Akan sampai kapan saya istirahat? Saya coba lagi dan kembali tidak berhasil.
Awal tahun ini kerinduan saya pada menggambar begitu meluap-luap. Saya mencoba sesuatu yang sederhana dan tampak dekat dengan saya: menggambar tanaman. Pelan-pelan saya mulai menikmati prosesnya, menggores dan memilih warna. Lalu masuk pertengahan tahun, saya membuat sesuatu yang sebelumnya tidak saya lakukan: membuat gambar abstrak. Ajaib, rasa senang dan nyaman saat menggambar itu mulai hadir kembali.
Menggambar abstrak ini memang tidak intens, tapi cukup menjadi medium untuk self-healing. Bahkan bisa membantu memulihkan di saat saya merasa kosong memeluk kata-kata.
Setelah saya tarik garis lurus ke belakang, dari kecil saya selalu akrab dengan gambar dan buku, dua hal yang melekat erat dalam ingatan masa kecil bersama Ayah. Mau berusaha untuk melepaskan diri dari menggambar ternyata saya tidak bisa, padahal saya pernah bertekad untuk tidak akan lagi melakukannya. Cita-cita menjadi illustrator mungkin boleh saya biarkan saja lenyap, tak apa. Tapi kesenangan menggambar ini akan saya pupuk lagi pelan-pelan. Sebab ilustrasi ‘lepas’ ini mampu memulihkan diri saya ke dalam tubuh saya kembali.
- ca
8 notes · View notes
Text
Seseorang yang bersamaku saat ini adalah seseorang yang terbaik yang pernah aku temui. Dia mengajarkanku banyak hal, mulai dari membiasakan jadi wanita yang banyak malu hingga hal kecil yang banyak orang lupakan.
Bagiku dia adalah sosok sempurna, badannya yang kekar dengan otot-otot yang terbentuk, tegap, dan tinggi, meski sedikit buncit, tapi yah tak apalah. Rambutnya yang lurus serta hitam lebat, wajah yang selalu basah dengan air wudhu, aroma tubuhnya yang selalu menebarkan harum dengan parfum yang paling aku suka baunya, bibir yang merah karena tak tersentuh asap rokok, sungguh idaman.
Aku paling suka kalau dia memakai setelan baju kaos hitam, celana kain di atas mata kaki, jam tangan hitam di tangan kirinya, menandakan kalau dia adalah laki-laki yang tepat waktu. Dia juga sosok pekerja keras, meski lelah tapi dia tak pernah mengeluh 'Sayang, aku capek karena bla bla blaaa" that's I never heard.
Aku menyukai caranya memanjakanku, membujukku kala Aku sedang tidak mood dengan sikapnya, menceritakan hal lucu meski sebenarnya lelucon itu pernah aku dengar sebelumnya, tapi aku tetap tersenyum karena melihat tingkahnya. Dia juga selalu memanjakan lidahku "mau makan apa sayang?" Pokoknya, I never feel hungry if we're together, that's the point.
Terpenting, dia sayang dengan keluarga, ibu dan adik-adiknya. Selalu menyempatkan pulang ke rumah meski hanya sekejap bertemu ibundanya. Oh iyya, satu kesyukuran di antara kesyukuran lainnya, keluarganya begitu welcome denganku, mereka menawarkan keramahan yang belum pernah aku dapatkan di rumah yang lain.
Tapi sikap cemburu dan marahnya aku kesampingkan, dia sangat tak terkontrol jika marah dan cemburu, meluap-luap, hanya, ia cepat reda bak hujan di bulan February. Begitu dia marah, tanganku dengam sigap memelul erat tubuhnya, merasakan hangat tubuhnya dan mendinginkan perasaannya sambil berbisik "sayang, jangan marah, maafkan Aku, aku yang salah" uuuh so romantic. Aku tipe wanita yang tak ingin mengalah dengan laki-laki namun dengannya Aku bahkan meneteskan air mata berharap dia tak meninggalkanku.
Dia adalah satu-satunya laki-laki yang sangat aku harapkan menjadi suamiku kelak, sebab Aku percaya bahwa pilihanku adalah yang terbaik. I know, dia sangat protektif denganku. Tapi aku tahu bahwa itulah caranya menjagaku sebagai wanitanya
Aku, sangaaaat mencintai sosok ini, semoga dialah yang dipilihkan Allaah untukku, sosok yang akan menjadi surgaku, ayah dari anak-anakku, menantu untuk kedua orang tuaku. Sosok yang akan aku jadikan bantal di setiap tidurku, bahu yang akan selalu menopang tubuhku, tangan yang akan selalu menghangatkanku, telinga yang akan mendengarkan celotehku, mulut yang akan memberikan aku nasehat jika aku bersalah dan hati yang akan mencintaiku sampai Aku menutup mata, aamiin in syaa Allaah
I hope someday, he will take my father's hand and says 'father, I wanna marry ur daugther' and people say 'Sahhhh'
Bismillaah, I wanna be Ur wife *smile*
1 note · View note
ermunlaila · 3 years
Text
Farafa #10. Camping (1)
Renata: "Satria, apa kabar Sherly?" Sambil menyantap mie rebusnya yang masih panas-panas sedap.
Alia: (Sherly? siapa Sherly?) Suara batinnya meronta sambil menatap Satria.
Satria: "Baik." Jawabnya singkat dan auto melihat ke arah Fara.
Renata: "Ehm… masih... aduh panas! masih kerja di Samsang dia?" Seruputan mie nya yang panas pedas tak menghalanginya untuk terus bertanya.
Satria: "Masih… Fara!
Renata yang sedang menikmati hidangannya, Alia yang masih menebak-nebak isi hati Satria, dan Nizar yang fokus sama api unggun serta gitarnya, sontak kaget dengan teriakan Satria.
Satria: "Itu airnya udah meluap-luap! Kenapa telor nya doang yang dimasukin, kenapa mie nya ditinggalin? Jangan bengong, bahaya di gunung bengong begitu, kalo ngantuk tidur gih di tenda sama yang lainnya." Sambil menuju ke arah Fara.
Fara: "Huwaaaaaaaaaaa… iya maaf, maaf, galak amat tumben."
Satria: "Lagi mikirin apa sih?"
Satria terus mengomel selama melangkah menuju Fara. Sedangkan di sisi yang ditinggalkan, Renata, Alia, dan Nizar hanya memandangi mereka berdua.
Nizar: "Satria ini belakangan perhatian banget ya sama Fara, kalian nyadar gak si?"
Alia: "Dikit."
Renata: "Lu sebagai sahabatnya gak pernah diceritain apa gitu?"
Nizar: "Enggak. Dia juga diem tentang hubungannya sama Sherly. Tapi sejujurnya gue mulai khawatir sih sama tingkahnya. Apalagi Sherly nya posesif banget, takut gue Satria merasa terkekang dan lebih nyaman di samping Fara."
Alia: (Ah, ternyata Sherly itu pacarnya) "Tiga tahun kenal Satria, gue kira dia orangnya emang care sama sekelilingnya."
Renata: "Tapi nih ya, gue sempet ngira Satria suka sama lu tau, karena kalian deket banget."
Alia: "Sayangnya gue doang yang baper."
Renata: "Hahahaha jadi ternyata bener waktu itu lu uring-uringan di kantor gegara dia."
Nizar: "Hah iya? Seriusan? Kapan Satria gitu?"
Renata: "Dih, dasar sahabat gak peka."
Alia: "Awal-awal Fara masuk, Satria rajin nge reply story gue, apalagi pas ada Faranya. Kadang sampe nyamperin gue buat makan siang bareng. Gue yang dari awal masuk udah suka sama Satria kan jadi mikir kalo Fara cuma jadi topik biar kita bisa ngobrol. Ternyata setelah dia puas dapat Info tentang Fara, tetiba dia bilang mau jodohin gue sama elu."
Nizar: "Jodohin gue? Bercanda aja si Satria ini."
Alia: "Iya, kata Satria lu kasian habis ditinggal tunangan yang udah lu lamar dan kabarnya tunangan lu udah nikah sama orang lain yang lebih mapan wkwk."
Nizar: "Wah, bener-bener mulutnya Satria harus dijahit.  Kenapa yang begitu juga dibocorin."
Renata: "Makanya…. gak cape apa sama hubungan yang belum jelas. Nizar yang udah ngelamar aja bisa tiba-tiba ditinggalin, apalagi yang cuma berbalas lewat chat, telpon-telponan, wah udah, bye aja. Itu kalo gue boleh kasih saran."
1 note · View note
thebuhonerodazorrow · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Bloodwulf #1
Sopla un viento asqueroso
Octubre 1996
Image
2 notes · View notes